PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

16
A. Definisi Penyakit Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan diambil manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut (pandangan) : 1. Sudut BIOLOGI yang berarti organisme yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan lain-lain. 2. Sudut EKONOMI yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain. Sedang PENYAKIT sendiri sebenarnya berarti proses di mana bagian-bagian tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan saprofit. Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana inokulum atau penular itu berasal dan sesuai dengan urutan penularannya dibedakan menjadi sumber penular primer, sumber penular sekunder, sumber penular tertier dan seterusnya. Siklus atau daur penyakit adalah rangkaian kejadian selama perkembangan penyakit. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup patogen yaitu

Transcript of PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

Page 1: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

A. Definisi Penyakit

Tanaman yang merupakan tumbuhan yang diusahakan dan diambil

manfaatnya, dapat ditinjau dari dua sudut (pandangan) :

1. Sudut BIOLOGI yang berarti organisme yang melakukan kegiatan

fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan lain-lain.

2. Sudut EKONOMI yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi

manusia seperti buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain.

Sedang PENYAKIT sendiri sebenarnya berarti proses di mana bagian-bagian

tertentu dari tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-

baiknya.

Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang

tergolong dalam dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut

fisiophat. Sedangkan organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan

saprofit. Sumber inokulum atau sumber penular adalah tempat dari mana

inokulum atau penular itu berasal dan sesuai dengan urutan penularannya

dibedakan menjadi sumber penular primer, sumber penular sekunder, sumber

penular tertier dan seterusnya.

Siklus atau daur penyakit adalah rangkaian kejadian selama

perkembangan penyakit. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup

patogen yaitu perkembangan patogen dari suatu stadium kembali ke stadium

yang sama. Siklus ini biasanya dapat dibedakan menajdi :

1. Stadium Patogenesis adalah stadium patogen di mana berhubungan

dengan jaringan hidup tanaman inangnya.

2. Stadium Saprogenesis adalah stadium patogen di mana tidak

berhubungan dengan jaringan hidup tanaman inangnya.

B. Penyebab Penyakit

Penyebab penyakit (pathogen) tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua

kelompok besar, yaitu kelompok biotik atau organis yang biasa disebut

parasit dan kelompok abiotik atau anorganik yang biasa disebut fisiopat.

Parasit yang paling penting adalah tumbuhan tingkat tinggi, jamur, virus dan

nematoda, sedang fisiopat ada yang berasal dari dalam tumbuhan.

Page 2: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

1. Tumbuhan Tinggi Parasitik

Tumbuhan tinggi parasitik dapat dibedakan menjadi dua golongan :

Tumbuhan Setengah Parasitik dan Tumbuhan Parasitik Sejati.

2. Jamur

Jamur adalah jenis tumbuhan yang tumbuhnya berupa thallus

(belum ada defferensiasi menjadi akar, batang dan daun), tidak

berklorofil dan mempunyai inti sejati. Kedua sifat terakhir untuk

membedakan dengan Gangang dan Bakteri.

Bagian vegetatif jamur berupa benang-benang halus tumbuh

memanjang bercabang-cabang, bersekat atau tidak disebut hifa (hyphae),

kumpulan dari hifa-hifa ini disebut miselium (micelium). Berdasarkan

ada tidaknya sekat, hifa dibedakan menjadi coenocytis (yang tidak

bersekat) dan celluler (yang bersekat).

Miselium dapat membentuk berkas memanjang dan mempunyai

lapisan luar yang liat dan keras. Berkas semacam ini disebut rhizomorf.

Ada pula jamur yang membentuk alat untuk beristirahat atau bertahan

disebut sclerotium, yaitu suatu massa hifa yang rapat/padat, sel-selnya

memendek dan membesar serta berisi banyak cairan.

3. Bakteri

Bakteri meliputi divisio Schizophyta dan kelas Schizomycetes.

Sifat utamanya terdiri dari satu sel, berkembang biak terutama dengan

membelah dan tidak mempunyai inti sejati. Kelas Schizomycetes

mempunyai lima ordo yaitu Eubacteriales, Chlamydobacteriales,

Myxobacteriales, Spirochaetales dan Actimycetales. Ordo yang terakhir

ini karena tidak memnuhi semua sifat-sifat bakteri pada umunya sekarang

disendirikan menjadi Actimycetes Like Bacterium (ALB). Diduga ALB

ini merupakan peralihan dari baketri ke jamur karena thallusnya sudah

sperti benang, tetapi intinya bukan inti sejati.

4. Virus

Virus hanya dapat membiak di dalam sel yang hidup dan disebut

parasit yang biotroph. Secara kimiawi virus terdiri dari nucleoprotein, suatu

Page 3: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

persenyawaan dari asam inti dan putih telur. Asam inti pada virus dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu RNA atau Ribo Nuclei Acid yang

terdapat pada virus yang menyerang tumbuhan dan DNA atau Deoxy Nuclei

Acid yang terdapat pada virus yang menyerang hewan dan bakteri.

Pada virus yang berbentuk batang ternyata di dalamnya terdapat

rongga sebesar 9,0 nm. Asam inti pada virus tersebut berupa nucleotida

yang membentuk spiral dan setiap tiga nucleitida mengikat satu unit putih

telur. Virus sebenarnya bentuknya macam-macam. Tetapi kita tidak dapat

mengadakan determinasi hanya berdasarkan bentuk atau morfologi saja,

sebab di samping satu virus bentuknya dapat berubah-ubah juga ada

beberapa virus yang bentuknya sama. Secara garis besar bentuk virus

dibedakan atas bulat (coccus), batang pendek (bacillus), batang biasa dan

benang (filamen).

Virus dapat menular dari suatu tanaman ke tanaman lain dengan

berbagai cara antara lain secara mekanis, melalui biji, dengan

penyambungan atau penempelan dan yang paling umum melalui vektornya

yang dapat berupa serangga, nematoda, jamur, bakteri dan tumbuhan tinggi

parasitis. Virus yang ditularkan oleh vektor serangga dapat dibedakan

menjadi nonpersisten artinya begitu dihisap oleh serangga segera dapat

ditularkan ke tanaman lain, tetapi daya infektifnya cepat habis dan yang

persisten artinya agar dapat ditularkan ke tanaman lain memerlukan waktu

di dalam tubuh serangganya, tetapi kalau sudah ditularkan daya infektifnya

lama bahkan ada yang dapat diturunkan ke anak cucunya.

5. Nematoda

Nematoda meskipun termasuk hewan tapi biasa kiita golongkan

sebagai penyebab penyakit karena gejala dan cara penyerangannya mirip

dengan patogen lainnya. Nematoda boleh diartikan sebagai cacing

silindris yang tidak bersegmen (unsegmented roundworm) meskipun

sebenarnya nematoda berarti menyerupai benang (threadlike). Namun

demikian nematoda ini sangat berbeda dengan cacing yang lain.

Nematoda mempunyai sejumlah spesies yang sangat banyak. Nematoda

Page 4: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

ada yang bersifat saprofitis dan ada yang bersifat parasitis pada berbagai

organisme lain seperti serangga, ikan, burung, manusia, tumbuhan

termasuk jamur dan bakteri bahkan juga terhadap nematoda yang lain.

C. Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung

Penyakit bulai pada jagung merupakan penyakit utama yang paling

berbahaya karena sebarannya yang sangat luas meliputi beberapa negara

penghasil jagung di dunia seperti Filipina, Thailand, India, Indonesia, Afrika,

dan Amerika dan hampir di semua propinsi di Indonesia. Hal ini seperti yang

di alami petani di kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dimana lebih dari 220

hektar lahan jagung mereka terserang bulai, sehingga kerugian yang diderita

petani akibat penyakit ini mencapai 500 juta lebih. Bulai merupakan penyakit

yang bersifat parasit obligat, dimana cendawan ini hanya mampu tumbuh dan

berkembang pada jaringan hidup dan hanya pada tanaman inang (jagung).

Penyakit bulai pada jagung merupakan penyakit yang paling merugikan

karena kerusakan yang ditimbulkannya dapat mencapai 100% terutama pada

varietas yang rentan (Sudjono dan Sopandi 1988). Penyebab yang banyak

dilaporkan di Indonesia adalah Peronosclerospora maydis (Shurtleff 1980)

yang sebelumnya disebut Sclerospora maydis (Semangun 1973). Adapula

yang menyebut Sclerospora javanica (Waterhouse 1964). Selain P. maydis,

penyakit bulai pada jagung dapat disebabkan oleh spesies cendawan lain dari

genus yang sama dan genus lain (Frederiksen dan Renfro 1977).

Gambar Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung (Zea mays)

Page 5: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

D. Penyebab

Shurtleff (1980), Wakman dan Djatmiko (2002), serta Rathore dan

Siradhana (1988) melaporkan bahwa penyakit bulai pada jagung dapat

disebabkan oleh 10 spesies dari tiga generasi yaitu:

Tabel Sepuluh spesies cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung.

No. Genus/Spesies Nama Umum *) Sumber

1.Peronosclerospora maydis (Racib.) C.G. Shaw

Jawa DM Renfro, 1980

2.Peronosclerospora philippinensis (Weston) C.G. Shaw

Philipines DM Renfro, 1980

3.Peronosclerospora sacchari (T. Miyake in/to) C.G. Shaw

Sugarcane DM Renfro, 1980

4.Peronosclerospora sorghi (Weston & Upal) C.G. Shaw

Sorghum DM Renfro, 1980

5.Peronosclerospora heteropogoni Rajasthan DM Rathore et

al. 2002

6.Peronosclerospora miscanthi (T. Miyake apud Sacc.) C.G. Shaw

Leaf-splitting DM Renfro, 1980

7.Peronosclerospora spontanea (Weston) C.G. Shaw

Spontaneum DM Renfro, 1980

8.Sclerophthora macrospora (Sacc.) Thirum, Shaw & Naras

Crazy top of maize

Renfro, 1980

9.Sclerophthora rayssiae var zeae Payak & Renfro

Brown striped DM

Renfro, 1980

10.Sclerospora graminicola (Sacc.) Schroet

Graminicola DM Renfro, 1980

*) DM = Downy Mildew = Penyakit Bulai

Penyakit bulai di Inonesia di sebabkan oleh 3 spesies cendawan dari genus

Peronosclerospora yaitu P. maydis, P. philippinensis, P. sorghi.

E. Gejala

Gejala daun yang terinfeksi berwarna khlorotik, biasanya memanjang

sejajar tulang daun, dengan batas yang jelas, dan bagian daun yang masih

sehat berwarna hijau normal. Warna putih seperti tepung pada permukaan

bawah maupun atas bagian daun yang berwarna khlorotik, tampak dengan

jelas pada pagi hari. Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai

titik tumbuh sehingga semua daun terinfeksi. Daun yang khlorotik sistemik

Page 6: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

menjadi sempit dan kaku. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya dan

pembentukan tongkol terganggu sampai tidak bertongkol sama sekali.

Tanaman yang terinfeksi sistemik sejak muda di bawah umur 1 bulan

biasanya mati. Gejala lainnya adalah terbentuk anakan yang berlebihan dan

daun-daun menggulung dan terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa

daun yang berlebihan dan daun sobek-sobek. Tanaman jagung mengalami

periode kritis antara umur 1 minggu hingga 5 minggu, apabila selama periode

kritis tersebut tanaman tidak menimbulkan gejala serangan maka tanaman

jagung akan tumbuh normal dan bisa menghasilkan tongkol.

F. Siklus Hidup

Jamur dapat bertahan hidup sebagai miselium dalam biji, namun tidak

begitu penting sebagai sumber inokulum. Infeksi dari konidia yang tumbuh di

permukaan daun akan masuk jaringan tanaman melalui stomata tanaman

muda dan lesio lokal berkembang ke titik tumbuh yang menyebabkan infeksi

sistemik. Konidiofor dan konidia terbentuk keluar dari stomata daun pada

malam hari yang lembab. Apabila bijinya yang terinfeksi, maka daun

kotiledon selalu terinfeksi, tetapi jika inokulum berasal dari spora, daun

kotiledon tetap sehat.

G. Epidemiologi

Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, gelap, dan suhu

tertentu, P. maydis di bawah suhu 24 ºC, P. philippinensis 21-26 ºC, P. sorghi

24-26 ºC, P. sacchari 20-25 ºC, S. rayssiae 20-22 ºC, S. graminicola 17-34

ºC, dan S. macrospora 24-28 ºC.

H. Tanaman Inang

Beberapa jenis serealia yang dilaporkan sebagai inang lain dari patogen

penyebab bulai jagung adalah Avena sativa (oat), Digitaria sp. (jampang

merah), Euchlaena sp. (jagung liar), Heteropogon contartus, Panicum sp.

(millet, jewawut), Setaria sp.(pokem/seperti gandum), Saccharum sp.(tebu),

Sorghum sp., Pennisetum sp.(rumput gajah), dan Zea mays (jagung).

I. Pengendalian

Page 7: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

Oleh karena itu dalam pengembangan jagung di Indonesia,

kewaspadaan terhadap penyakit bulai perlu mendapat perhatian serius dengan

berpegang pada 5 komponen pengendalian yaitu :

1. Periode bebas tanaman jagung,

2. Tanam serempak,

3. Eradikasi tanaman terserang bulai,

4. Varietas tahan bulai,

5. Fungisida berbahan aktif metalaksil (Bisa menggunakan Demorf

berbahan aktif Dimethomorp).

Komponen pengendalian penyakit bulai yang umum dilakukan selama

ini adalah perlakuan benih dengan fungisida saromil atau ridomil yang

berbahan aktif metalaksil, karena praktis dan mudah dilakukan, bahkan petani

tidak perlu melakukan tindakan apapun, hanya menanam benih jagung yang

sudah diberi perlakuan fungisida. Selain pengendalian dengan fungisida,

varietas tahan bulai sebenarnya sudah lama diteliti, namun tidak banyak yang

memanfaatkannya karena adanya fungisida barbahan aktif metalaksil yang

selama ini efektif mengendalikan penyakit bulai melalui perlakukan biji.

Dalam penerapan varietas tahan bulai untuk pengendalian penyakit

bulai, pemerintah Indonesia telah membuat aturan, dalam pelepasan varietas

jagung harus memiliki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai. Hal ini amat

penting karena sekalipun telah dilepas, apabila tidak tahan bulai tidak akan

tersebar luas karena bisa gagal panen akibat penyakit bulai yang telah tersebar

luas di seluruh wilayah Indonesia, dan juga baru-baru ini diketahui telah

terjadinya resistensi P. maydis terhadap fungisida metalaksil di Kabupaten

Bengkayang, Kalimantan Barat (Wakman, 2002).

Terjadinya outbreak atau wabah penyakit bulai di beberapa daerah

penghasil jagung seperti di Bengkayang (Kalbar), di Kediri dan Jombang

(Jawa Timur), dan Medan (Sumatera Utara) yang sekalipun diberi perlakuan

dengan fungisida berbahan aktif metalaksil, merupakan indikasi telah

terjadinya perubahan ketahanan yang meningkat dari Peronosclerospora

penyebab penyakit bulai. Adanya resistensi P. maydis terhadap metalaksil

Page 8: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

yang telah terbukti terjadi di Kalbar, merupakan ancaman bagi

pengembangan jagung di Indonesia, hal ini disebabkan fungisida metalaksil

tidak efektif lagi digunakan dalam pengendalian penyakit bulai. Oleh

karenanya komponen pengendalian bulai lainnya perlu digalakkan.

Pengembangan varietas tahan bulai merupakan langkah yang perlu

dilakukan untuk pengembangan tanaman jagung di Indonesia. Ketahanan

terhadap penyakit bulai dipengaruhi oleh banyak gen (polygenic) dan bersifat

aditif. Dengan varietas jagung tahan bulai petani akan lebih untung karena

resiko gagal panen kecil dan biaya perawatan lebih murah karena penggunaan

fungisida lebih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

Frederiksen, R.A. and B.L. Refro. 1977. Global Status Of Maize Downy Mildew. Ann. Rev. Phytopathol 15:249-275.

Rathore, R.S., A. Trivedi, and K. Mathur. 2002. Rajasthan Downy Mildew : The Problem And Management Perspectives. Makalah disajikan pada 8th Asian Regional Maize Workshop. Bangkok, Thailand. Augusts 5-8 : 22 hal.

Shurtleff, M.C. 1980. Compendium Of Corn Diseases. Second Edition. The American Phytopathological Society. P.105.

Sudjono, M.S. and Sopandi. 1988. Pendugaan Penurunan Hasil Jagung Oleh Penyakit Bulai (P. maydis) (Rac.) Shaw. Seminar Balittan Bogor, 1996. p.384-390.

Wakman, W. 2002. Sebaran Dua Spesies Cendawan Peronosclerospora Berbeda Morfologi Konidianya Di Indonesia. Makalah disajikan pada pertemuan membahas Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) di Hotel Indo Alam. Cianjur, 9-12 September 2002.

Wakman, W. dan H.A. Djatmiko. 2002. Sepuluh Spesies Cendawan Penyebab Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung. Makalah disajikan pada Seminar PFI di Universitas Negeri Jenderal Sudirman Purwokerto. 7 September 2002.

Waterhouse, G.M. 1964. The Genus Of Sclerospora, Diagnosis (Or Descriptions) From The Original Papers And A Key. Miscellaneous Publications No. 17:30p. Commonwealth Mycological Institute. Kew Surrey.

Page 10: PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG .docx

Tugas Mata Kuliah Perlindungan Tanaman

PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG

Oleh :

EMMA FEMI P.

H0711039

Agroteknologi B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012