Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

download Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

of 37

Transcript of Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    1/37

    PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD DI

    KELAS IV SDN 2 SAMBIROBYONG KABUPATEN

    TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2012/2013

    Disusun Oleh:

    MUSLIM, S.Pd I

    NIP. 19610712 198504 1 003

    ABSTRAK

    Kata Kunci : PAI, Kooperatif model STAD, Prestasi Belajar

    Kemampuan dalam memahami pokok bahasan tugas-tugas Malaikat Bidang Studi

    PAI siswa, masih rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan rapot

    sebelumnya. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode

    ceramah, urutan materi mengajar tidak runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan

    guru tidak menggunakan metode yang tepat. Berpijak pada latar belakang masalah

    tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimanakah

    langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala Guru dalam menerapkan metode belajar

    kooperatif model STAD untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV pada bidang

    studi PAI? (2) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI siswa kelas IV setelah

    diterapkan metode kooperatif model STAD?. Berdasarkan pada rumusan masalah

    penelitian tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut : (1)

    Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PAI di Kelas IVSemester II SDN 2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.

    (2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa, kelas IV pada mata pelajaran PAI

    setelah diterapkannya metode kooperatif model STAD.

    Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan, yang dicerminkan dalam

    bentuk angka-angka. Metode Kooperatif STAD suatu metode dimana siswa dalam satu

    kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 orang. Setiap kelompok

    harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta

    memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, topik biasanya ditentukan guru,

    menggunakan lembar kegiatan, penilaian dengan tes mingguan. Dengan pembentukan

    kelompok secara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam

    menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama,

    komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa, mampu meningkatkan peran siswadalam pembelajaran. Dengan demikian melalui pembelajaran kooperatif STAD siswa

    dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi

    kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya

    dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang

    aktif.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan

    penelitian tindakan kelas, yang berlatar alami. Rancangan penelitian terdiri dari refleksi,

    perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, refleksi. Instrumen yang

    digunakan terdiri dari rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar evaluasi, dan

    angket.

    Metode kooperatif model yang diterapkan dalam penelitian ini, kelas dibagi dalam

    6 kelompok yang heterogen. Proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    2/37

    dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan inti terbagi dalam kegiatan diskusi kelompok dan

    presentasi, sedangkan pada kegiatan akhir, guru senantiasa memberikan reward berupa

    pujian dan pemberian koin. Peneliti selaku observer dalam proses pembelajaran

    senantiasa mengamati segala aktivitas yang berlangsung.

    Perkembangan prestasi belajar siswa menunjukkan perkembangan yang signifikan

    yaitu aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang "cukup baik"

    dengan prosentase aktivitas 42.50% yang meningkat menjadi "baik" pada siklus II

    menjadi 70.00%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode

    belajar kooperatif STAD. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan

    prestasi yang "cukup baik" dengan prosentase aktivitas 48.75% meningkat menjadi "baik"

    pads siklus II dengan prosentase aktivitas 7.75%. Artinya guru dapat menempkan metode

    kooperatif STAD dengan baik pada pelajaran PAI di kelas IV. Hal ini berimbas pada

    perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan

    yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 72.21 dengan prosentase

    ketunatasan sebesar 58.82% jauh lebih rendah dari siklus I yang memperoleh nilai rata-

    rata 77.13 dengan prosentase ketuntasan belajar 76.47%. Prestasi belajar siswa dapat

    tercapai secara maksimal pada alhir siklus II dengan nilai rata 85.83 dengan prosentase100%.

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan dunia yang semakin pesat membawa pengaruh yang

    besar terhadap iklim pembangunan di tanah air. Meski terkadang

    perkembangan pendidikan itu membawa pengaruh yang negatif terhadap

    usaha-usaha pembangunan baik di bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan

    pertahanan keamanan. Pembangunan di Indonesia akan terus dapat meningkat

    apabila sarana dan prasarana, pendidikan terus diusahakan oleh pemerintah, di

    samping dibutuhkannya unsurunsur lain yang sangat mendukung sekali

    keberhasilan pembangunan di Indonesia.

    Pemerintah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk meminimalis

    dampak negative pendidikan melalui perbaikan sarana, dan prasarana

    pendidikan agar pembangunan dapat bejalan secara baik. Akan tetapi usaha

    yang dilakukan oleh pemerintah belum mampu mengatasi kendala yang

    dialami oleh dunia pendidikan secara maksimal. Hal ini dibuktikan dari

    tingkat pendidikan Indonesia masih jauh dari negara-negara luar. Ini bisa

    dilihat dari penerapan metode-metode pembelajaran yang sangat berbeda

    dengan negara luar contoh saja negara Amerika. Untuk Tahun Pelajaran 2003

    menurut badan penilaian tingkat pendidikan dunia negara kita masih berada di

    bawah Malaysia. Ini mempertegas asumsi kita untuk mewujudkan pendidikan

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    3/37

    Indonesia yang maju demi menciptakan manusia-manusia yang berkualitas.

    Untuk menciptakan pendidikan yang lebih maju kita seharusnya

    memodernisasi metode pengajaran kita, yang sudah lama ditinggalkan oleh

    negara-negara maju. Salah satunya dengan menerapkan Metode Kooperatif

    STAD. Dengan teknik ini siswa dituntut untuk lebih aktif Pada saat ini dalam

    kegiatan belajar dan pembelajaran, guru sering menggunakan berbagai macam

    metode antara lain metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain. Metode-

    metode tersebut merupakan metode lama yang sudah sangat dikenal oleh guru

    dan siswa. Oleh karena itu, kerjangkalan penerapan metode tersebut

    menyebabkan siswa tidak tertarik lagi dan merasa bosan karena sering

    melakukannya. Akibatnya siswa menjadi kurang berminat dalam

    pembelajaran. Fokus permasalahan yang diprioritaskan dalam penelitian ini

    adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembelajaran untuk

    menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang

    akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan

    pemahaman siswa tentang menyusun rencana kegiatan, sebagai suatu

    komponen penting dalam pelajaran, sehingga kemampuan siswa dalam

    memahami pelajaran yang diberikan dapat tinggi/meningkat.

    Kendala inilah yang dialami oleh siswa kelas IV SDN 2 Sambirobyong

    dalam memahami pokok bahasan Menyebutkan Tugas-Tugas Malaikat

    Bidang Studi PAI siswa masih rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan

    harian siswa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa

    secara klasikal. sebesar 58.82%. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru

    yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan materi mengajar tidak

    runtut, guru hanya menggunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakanmetode yang tepat.

    Metode kooperatif STAD yang telah dikembangkan di negara-negara

    maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena metode

    pembelajaran ini mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter

    pembelajaran PAI.

    Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

    mengadakan penelitian dengan judul : "Peningkatan Prestasi Belajar PAI

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    4/37

    Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Di Kelas IV SDN 2

    Sambirobyong Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun2012/2013.

    B. Rumusan Masalah Penelitian

    Berpijak pada latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan

    beberapa, permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam

    menerapkan metode belajar kooperatif model STAD untuk meningkatkan

    prestasi belajar siswa kelas IV pada bidang studi PAI?

    2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PAI siswa kelas IV setelah

    diterapkan metode kooperatif model STAD?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian tersebut, dapat

    dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :

    1. Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran

    PAI di Kelas IV Semester II SDN 2 Sambirobyong Kecamatan

    Sumbergempol Kabupaten Tulungagung dengan menerapkan model

    belajar Kooperatif STAD.

    2. Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa kelas IV pada mata

    pelajaran PAI setelah diterapkannya metode, kooperatif model STAD.

    D. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut, diharapkan dapat

    menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran dengan metodeKooperatif STAD pada mata pelajaran PAI pada siswa Kelas IV Semester II

    SDN 2 Sambirobyong. Disisi lain diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi :

    1. Peneliti

    Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas

    pendidikan mata pelajaran PAI pada siswa Kelas IV Semester II SDN 2

    Sambirobyong dengan menggunakan model belajar Kooperatif

    STAD, dan pada sekolah pada umumnya.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    5/37

    2. Sekolah

    a. Memberikan bahan masukan dalam rangka pengembangan kurikulum

    sekolah agar tidak terpaku dengan cara-cara konvensional yang mapan,

    namum perlu disesuaikan dengan perubahan atau inovasi

    penyelenggaraan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan

    tuntutan perkembangan zaman.

    b. Sebagai sarana untuk mengetahui atau menemukan hambatan dan

    kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya

    memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang

    dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk

    meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi

    sekolah.

    c. Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung

    Sebagai masukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran agar

    mengikuti, memperhatikan, dan menerapkan hasil yang diperoleh dari

    penelitian ini, sehingga kelemahan pelaksanaan pembelajaran di

    lapangan pendidikan dapat diperbaiki sesuai dengan saran dan

    rekomendasi dari hasil-hasil penelitian tindakan kelas.

    3. Literatur

    Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain, yang melakukan penelitian

    sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

    E. Hipotesis Tindakan

    Penelitian dengan judul : Peningkatan Prestasi Belajar PAI Melalui

    Pembelajaran Kooperatif Model STAD Di Kelas IV SDN 2 SambirobyongKecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, hipotesis tindakan

    dirumuskan sebagai berikut: Jika dalam pembelajaran PAI pokok bahasan

    Menyebutkan Tugas-Tugas Malaikat guru melalui bimbingan kepala sekolah

    mampu menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD, maka

    prestasi belajar siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Sambirobyong Kecamatan

    Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 akan

    mengalami peningkatan.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    6/37

    F. Penjelasan Istilah

    Judul penelitian tindakan kelas ini adalah Peningkatan Prestasi

    Belajar PAI Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Di Kelas IV SDN

    2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Untuk

    memudahkan dan menghindari salah penafsiran maka akan diuraikan sebagai

    berikut:

    Proses pembelajaran yang tidak lain adalah proses belajar mengajar,

    merupakan aktivitas yang harus dilalui untuk mencapai suatu peningkatan

    keberhasilan yang apabila didukung oleh berbagai aspek yang satu dengan

    yang lain terkait, misalnya : siswa, guru, sarana dan situasi serta kondisi.

    Metode kooperatif adalah pembelajaran yang mendasarkan pada

    pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep

    yang sulit dan mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya,

    siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu

    memecahkan masalah yang komplek. Penekanan pada hakekat sosial dalam

    belajar dan menggunakan kelompok sejawat untuk memodelkan cara berfikir

    yang sesuai dan saling mengemukakan dan meluruskan kekeliruan pengertian.

    Metode kooperatif STAD adalah model pembelajaran yang

    menggunakan cara sederhana dalam satu kelas dipecah menjadi kelompok

    yang tiap kelompok berisi 5-6 siswa. Dalam pelaksanaan metode kooperatif

    STAD menggunakan beberapa model, penataan kelas atau meja laboratorium,

    meja berbaris dan lainnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

    KAJIAN PUSTAKAKonsep sederhana dari metode kooperatif yaitu siswa lebih mudah

    menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling

    mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

    Metode kooperatif adalah model pembelajaran yang mampu membatu

    siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit tetapi juga mampu

    menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis, mau membantu teman dan sebagainya

    (Meini Sondang S:2004).

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    7/37

    A. Metode kooperatif

    1. Pengertian

    Metode kooperatif adalah pembelajaran yang berdasarkan pada

    pandangan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-

    konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut

    dengan temannya. Siswa rutin bekerja dalam kelompok 4 orang untuk

    membantu memecahkan masalah yang komplek (Muhammad Nur: 2000).

    2. Unsur-unsur Dasar Kooperatif

    a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka "sehidup

    sepenanggungan bersama".

    b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,

    seperti milik mereka sendiri.

    c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

    memiliki tujuan yang sama.

    d. Siswa haruslah mendapat tujuan dan tanggung jawab yang sama

    diantara anggota kelompoknya.

    e. Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi atau

    tugas yang menjadi tanggung jawabnya di dalam kelompok.

    f. Siswa mendapat hadiah/penghargaan bukan untuk diri sendiri tetapi

    untuk kelompoknya.

    3. Ciri-ciri Metode kooperatif

    a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk memutuskan

    materi belajamya.

    b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,sedang dan rendah.

    c. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan ras, budaya, suku

    dan jenis kelamin.

    d. Kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa.

    e. Menerima perbedaan individu menurut ras, budaya, kelas sosial,

    kemampuan atau ketidakmampuan.

    f. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    8/37

    4. Model Penerapan Metode kooperatif

    a. Model STAD

    b. Model Investivigasi Kelompok

    c. Model Pendekatan Sftuktural

    B. STAD (Student Teams Achievement Divisions)

    Merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa

    dalam satu kelas di pecah menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 4-5

    orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan

    berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan

    rendah.

    Model STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran

    sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang

    pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri

    pembelajaran STAD :

    a. Kelompok belajar heterogen 5-6 siswa

    b. Topik biasanya ditentukan guru

    c. Menggunakan lembar kegiatan

    d. Penilaian dengan tes mingguan

    C. Pendekatan Metode kooperatif

    Pendekatan ini sangat relevan dengan 4 pilah pendidikan seumur hidup

    yang dirumuskan dalam konferensi Intemasional kemudian diratifikasi

    UNESCO Tahun Pelajaran 1996.

    a. Learn to Know : Belajar untuk berpengetahuanb. Learn How to Learn : Belajar bagaimana anak didik belajar dengan

    baik dan benar

    c. Learn to do : Belajar untuk berbuat

    d. Learn to be : Berbuat untuk membentuk jadi diri

    (kepribadian)

    e. Learn to live together : Belajar untuk dengan hidup bersama

    (Marsetio Dono Seputro : 2002).

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    9/37

    Ada tiga tujuan (nilai penting) yang ingin dicapai dan perlu

    ditanamkan yaitu siswa akan lebih sukses jika belajar dalam kelompok.

    a. Hasil belajar secara akademik

    b. Penerimaan terhadap keragaman

    c. Pengembangan keterampilan sosial

    (Masitah dkk : 2002).

    D. Gambar Model Penataan Kelas/Meja

    Tanda = Depan

    a. Meja Kuda

    b. Meja Panjang

    c. Meja Tapal Kuda

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    10/37

    d. Meja Kelompok

    e. Meja Berbaris

    f. Meja Individu

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    11/37

    g. Meja Klasikal

    h. Meja Laboratorium

    E. Pengertian Minat dan Belajar

    1. Minat

    Para ahli mengemukakan definisi tentang minat namun seringkali

    terdapat perbedaan di antara mereka. Walaupun minat didefinisikan secara

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    12/37

    berbeda-beda, tetapi dalam definisi-definisi tidak nampak adanya

    kontradiksi. Sedangkan pendapat tentang definisi minat diantaranya

    adalah:

    a. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

    kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu

    (Syah, 1995 : 136).

    b. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek menetap, untuk merasa

    tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa

    senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987: 105).

    c. Doyles Fryer menyatakan minat adalah gejala psikis yang berkaitan

    dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada

    individu (Nurkancana dan Sumanrtana, 1986: 229).

    d. Minas diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang

    melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan

    pada keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri (Sardinian,

    1995:76).

    Dengan bertitik tolak dari definisi di atas, maka minat secara

    sederhana didefinisikan sebagai kecenderungan yang menetap dalam

    subyek untuk merasa tertarik, suka ataupun senang pada obyek atau

    aktivitas tertentu (dalam hal ini aktivitas belajar) yang dipilih secara bebas

    oleh individu dan dihubungkan dengan keinginan atau kebutuhannya

    sendiri.

    2. Belajar

    Belajar dapat diartikan bermacam-macam, tergantung dari sudut

    pandang mana definisi itu diberikan. Ada empat teori belajar yang dapatdigunakan sebagai sudut pandang dalam mendefinisikan belajar yaitu :

    teori belajar tingkah laku (behavioristik), kognitif, humanistik dan

    sibernetik. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka peneliti kemukakan

    definisi belajar menurut teori belajar kognitif. Hal ini karena teori belajar

    kognitif meningkatkan apa yang ada pada diri siswa dan mementingkan

    peranan fungsi kognitif yang berarti melibatkan proses berfikir yang

    sangat kompleks serta dalam pemecahan masalah (problem) ciri khasnya

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    13/37

    adalah pemahaman.

    Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan

    pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk

    perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Proses belajar akan berjalan

    baik bila materi pelajaran yang barn beradaptasi (berkesinambungan)

    secara "klop" dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh siswa

    (Irwan dkk, 1997).

    F. Pengertian Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi Belajar

    Menurut WJS. Purwadarminta dalam "Kamus Umum Bahasa"

    mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau

    dilakukan (Poerwadarminta, 1976 : 768 ).

    Tanpa disadari, sering diucapkan kata "prestasi" baik itu dalam

    kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang

    diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu

    tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang

    menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu

    pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu

    yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan

    tingkah laku tersebut.

    2. Bentuk Prestasi Belajar

    Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang

    diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi

    yang lain. Simon Bloom dalam buku "Supervisi Pendidikan" menjelaskanbahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu: kognifikan,

    afektif dan psikomotorik (simon, 1987:68).

    Prestasi belajar siswa dicerminkan oleh nilai yang diperoleh dalam

    evaluasi. Cara penilaian pada umumnya dipergunakan dengan cara

    kuantitatif, artinya hasil evaluasi itu diberikan dalam bentuk angka-angka.

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    14/37

    dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi

    seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajamya

    tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan

    dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental,

    dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Sumadi

    Suryabrata, 1983 : 7).

    a. Faktor Luar

    Faktor lingkungan

    Faktor-faktor Instrumental

    Faktor-faktor lunak (software), seperti kurikulum, program,

    pedoman - pedoman belajar dan sebagainya.

    b. Faktor dalam

    Kondisi fisiologis

    Kondisi Psikologis

    Minat

    Kecerdasan

    Bakat

    Motivasi

    Kemampuan Kognitif

    G. Pengertian Ketuntasan Belajar

    Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar yang ideal meliputi

    segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

    belajar mengajar (Syah, 2001 : 150). Namun demikian pengungkapan

    perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususunya ranah rasa murid sangat

    sulit.

    Untuk ukuran dan data hasil belajar sistem adalah mengetahui garis

    besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) dihubungkan dengan jenis

    prestasi yang hendak diukur.

    Menurut Syah (2001 : 152), setelah mengetahui indikator prestasi

    belajar (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik) perlu mengetahui

    bagaimana menetapkan batas minimum keberhasilan belajar pada

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    15/37

    siswa/menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan

    dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma

    pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar

    mengajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut adalah :

    a. Normal skala angka dari 0 sampai 10. angka terendah yang menyatakan

    kelulusan / keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5

    atau 6.

    b. Normal skala angka dari 0 sampai 100. angka terendah yang menyatakan

    kelulusan / keberhasilan belajar(passing grade) skala 0-100 adalah 55

    atau 60 (syah, 2001 : 153).

    c. Sehingga dapat dikatakan bahwa target minimum keberhasilan belajar

    siswa jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh togas

    atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan

    benar.

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Sambirobyong pada siswa Kelas

    IV Semester II bidang studi PAI pokok bahasan Menyebutkan tugas-tugas

    Malaikat Tahun Pelajaran pelajaran 2012/2013. dengan jumlah siswa

    sebanyak 31 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Mei

    2013.

    B. Rancangan PenelitianProsedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini

    terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang

    ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya

    siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan

    guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk

    meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada

    refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur :

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    16/37

    a. Perencanaan (Planning)

    b. Pelaksanaan (Action)

    c. Observasi (Observation)

    d. Refleksi (Reflection)

    C. Prosedur Penelitian

    1. Persiapan Tindakan

    Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya

    kemampuan bertanya siswa Kelas IV SDN 2 Sambirobyong adapun

    penyebab timbulnya masalah tersebut adalah :

    a. Siswa takut untuk bertanya/mengemukakan pendapat

    b. Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik

    c. Siswa malu bertanya

    d. Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan

    e. Pertanyaan guru tidak dimengerti siswa

    f. Merasa kesulitan pada bidang studi PAI

    g. Merasa takut ditertawakan oleh teman-temannya bila pertanyaan yang

    diajukan salah/jelek

    h. Siswa beranggapan bahwa terlalu banyak bertanya itu tidak sopan.

    Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini

    diperlukan alai bantu sebagai berikut :

    a. Membuat Rencana Pembelajaran dengan menggunakan metode

    kooperatif STAD.

    b. Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar

    di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi yangdigunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar

    observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa

    selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan

    untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi

    dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim action research.

    c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka

    optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa

    21

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    17/37

    (LKS) dan juga alat peraga.

    d. Lembaran Angket

    Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa

    terhadap model pembelajaran yang, dilakukan guru.

    e. Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes

    dilaksanakan tiap akhir siklus.

    f. Dokumentasi

    Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas.

    Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru

    maupun siswa ketika melaksanakan penelitian.

    2. Implementasi Tindakan

    Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan,

    berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang

    digunakan dalam penelitian ini.

    a. Deskripsi Tindakan

    Deskripsi dan tindakan penelitian ini sebagai berikut :

    Jumlah siswa Kelas IV sebanyak 31 siswa dibagi 6 kelompok

    dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin

    maupun kemampuan siswa, masing-masing dengan jumlah anggota 5

    siswa. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk

    mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi

    kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan.

    b. Skenario Kerja Tindakan

    Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

    1. Langkah-langkah yang dilakukan guru Melaksanakan appresepsi / presepsi

    Memberikan motivasi

    Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis

    Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

    Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk

    pelaksanaan metode kooperatif STAD.

    Melaksanakan diskusi kelompok

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    18/37

    Melaksanakan diskusi kelas

    Membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam

    kesulitan

    Melatih meminta siswa membuat pertanyaan

    Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain

    Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan

    Melaksanakan penilaian proses

    Memberikan tugas pada akhir pelajaran

    2. Langkah-langkah yang dilakukan siswa

    Berdiskusi dalam kelompoknya

    Diskusi kelas

    Membuat pertanyaan

    Mengajukan pertanyaan

    Menjawab pertanyaan

    Memberikan tanggapan

    Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan

    Presentasi hasil Diskusi

    Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan

    Mengerjakan penilaian proses.

    D. Instrumen Penelitian

    Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu :

    1. Silabus

    Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pengajaran

    pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

    2. Rencana Pembelajaran (RP)

    Yaitu merupakan perangkat pengajaran yang digunakan sebagai pedoman

    guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP

    berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

    pengajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

    3. Lembar Kegiatan Siswa

    Lembar kegiatan ini adalah lembar kegiatan yang dipergunakan siswa dan

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    19/37

    digunakan peneliti untuk membantu proses pengumpulan data hasil

    eksperimen.

    4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

    a. Lembar observasi pengolahan metode Kooperatif STAD untuk

    mengamati kemampuan guru dalam mengelola pengajaran.

    b. Lembar observasi aktivitas. siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas

    siswa dan guru selama proses pengajaran.

    5. Tes formatif

    Tes ini disusun berdasarkan tujuan pengajaran yang akan dicapai,

    digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman PAI. Tes formatif ini

    diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan

    ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini telah diujicoba, kemudian

    penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan

    reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang

    baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-

    langkah analisis butir soal adalah sebagai berikut:

    a. Validitas Tes

    Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk

    mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga

    dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat

    kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

    = ( )( )

    { ( ) }{ ( ) }

    Suharsimi Arikunto, 2001:72 )

    Dengan:rxy : koefisien korelasiproduct moment

    N : jumlah peserta tes

    Y : jumlah skor total

    x : jumlah skor butir soal

    x2 : jumlah kuadrat skor butir soal

    XY :jumlah hasil kali skor butir soal

    b. Reliabilitas

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    20/37

    Realibilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah

    dua sebagai berikut :

    =2 / / /

    1 + / / /

    Suharsimi Arikunto, 2001:93 )

    Dengan :

    r11 : koefisiensi reliabilitas yang sudah disesuaikan

    r 1/2/1/2 : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

    criteria realibilitas tes jika harga dari perhitungan lebih besar dari

    harga r pada table product moment maka tes tersebut reliable.

    c. Taraf kesukaran

    Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah

    indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf

    kesukaran adalah :

    P =

    Suharsimi Arikunto, 2001:208 )

    Dengan :

    P : indeks kesukaran

    B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

    Js : jumlahg seluruh siswa peserta tes

    Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai

    berikut :

    - Soal dengan P = 0.000 sampai 0.300 adalah sukar

    - Soal dengan P = 0,700 adalah sedang

    - Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

    d. Daya Pembeda

    Daya pembeda adalah soal kemampuan suatu soal untuk membedakan

    antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

    berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

    pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk

    menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut :

    D = =

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    21/37

    Suharsimi Arikunto, 2001:211)

    Dimana :

    D : Indeks diskriminasi

    BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan

    benar

    BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan

    Benar

    JA : Jumlah peserta kelompok atas

    JH : Jumlah peserta kelompok bawah

    PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

    PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

    Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal

    sebagai berikut :

    - Indek dengan D = 0.000 sampai 0.200 adalah jelek

    - Indek dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

    - Indek soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik- Indek soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

    E. Teknik Analisis Data

    Analisa data untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam

    kegiatan pengajaran perlu diadakan. Pada penelitian ini teknik analisis data

    yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode

    penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan

    data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang

    dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan

    pengajaran serta aktivitas siswa selama proses pengajaran.

    Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

    siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

    memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

    Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    22/37

    a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

    Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

    selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut

    sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

    =

    Dengan

    = Nilai rata-rata

    X = Jumlah semua nilai siswa

    N = Jumlah siswa

    b. Untuk ketuntasan belajar

    Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

    secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

    kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas

    belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas

    belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap

    lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung presentase

    ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

    P =

    100%

    c. Untuk lembar observasi

    1. Lembar observasi pengolahan metode kooperatif STAD untuk

    menghitung lembar observasi pengolahan metode kooperatif STAD

    digunakan rumus sebagai berikut :

    =+

    2Dimana : P1 = pengamat 1 dan P2 pengamatan 2

    2. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

    Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa

    digunakan rumus sebagai berikut :

    % =

    100%

    Dengan :

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    23/37

    =

    =

    +

    2

    Dimana % = Prosentase pengamatan

    = Rata-rata

    = Jumlah rata-rata

    = Pengamat 1

    = Pengamat

    HASIL PENELITIAN

    A . Siklus Pertama

    1. Refleksi Awal

    Peneliti sebagai observer dalam penelitian ini telah melakukan

    kegiatan pra tindakan yang dimulai pada tanggal 1 April 2013. Hasil dari

    refleksi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil monitoring kineda

    guru yang dilakukan oleh peneliti sebagai kepala sekolah dan hasil kajian

    studi dokumentasi pembelajaran guru kelas IV. Dari data kelas dan buku

    hasil analisis evaluasi pembelajaran guru kelas IV diketahui bahwa

    prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI khususnya materiMenyebutkan tugas-tugas Malaikat sangat rendah. Dari hasil temuan ini

    selanjutnya kepala sekolah melakukan observasi pembelajaran PAI di

    kelas IV untuk mengetahui penyebab rendahnya prestasi belajar siswa.

    Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dilakukan pada hari Rabu

    tanggal 3 April pada jam ke 3 sesuai dengan jadwal pelajaran PAI di kelas

    IV. Dari hasil obeservasi ini seperti yang tercantum dalam catatan

    penelitian pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab utama rendahnya

    prestasi belajar siswa adalah penerapan metode pembelajaran yang tidak

    tepat, sehingga tidak mampu merangsang aktivitas belajar siswa.

    Setelah melakukan diskusi dengan guru kelas IV pada tanggal 4

    April Kepala sekolah menyarankan guru kelas IV untuk mencoba

    mengubah metode, pembelajaran yang biasa digunakan dengan metode,

    lain yang lebih menarik siswa untuk beraktivitas secara aktif dalam

    pembelajaran. Selanjutnya peneliti menawarkan kepada guru kelas IV

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    24/37

    sebagai kolaborator penelitian untuk menerapkan model belajar kooperatif

    STAD. Peneliti menjelaskan kepada kolaborator bahwa metode, ini

    dianggap sesuai dengan karakter permasalahan pembelajaran di kelas IV,

    yaitu untuk menghidupkan kembali model belajar kooperatif di kelas IV

    yang terkesan pasif.

    Selanjutnya peneliti meyusun jadwal penelitian sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

    No. Tauggal Kegiatan

    1 1-7 April 2013 Pra Tindakan

    2 10-24 April 2013 Pelaksanaan Siklus I

    2. Planning (Perencanaan)

    Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini

    adalah :

    a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode

    kooperatif STAD

    b. Menyusun petunjuk kegiatan siswa

    c. Melaksanakan kegiatan penelitian

    d. Penilaian hasil kegiatan penelitian

    3. Action (Petaksanaan)

    Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa

    melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    Pertemuan 1

    1 ) Kegiatan Awal

    Guru meminta salah stau siswa untuk memimpin siswa lain

    menyanyikan lagu"Rukun iman".

    Guru mengingatkan siswa tentang pentingnya persatuan dan

    kesatuan dengan melakukan pertanyaan sebagai berikut:

    a. Apa dan siapa yang dapat mengetahui Malaikat?

    2 ) Kegiatan Inti

    a. Penjelasan tentang peranan siswa dalam mengetahui tugas-tugas

    Malaikat.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    25/37

    b. Guru membagikan lembar kerja kelompok. Secara kelompok siswa

    mendiskusikan lembar kerja.

    a) Siapa yang dapat menyebutkan nama-nama Malaikat?

    b) Apa saja tugas-tugas Malaikat itu ?

    c) Sebutkan Malaikat yang wajib kita imani?

    c. Melaporkan hasil kerja diskusi

    d. Secara klasikal membuat kesimpulan bersama.

    3 ) Kegiatan Akhir

    a. Pesan moral

    Dengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam

    sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari di rumah.

    Pertemuan ke dua

    1) Kegiatan Awal

    Guru meminta salah stau siswa untuk memimpin siswa lain

    menyanyikan lagu"Rukun Iman".

    Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya pada

    kegiatan diskusi kelompok tentang tugas-tugas Malaikat.

    2) Kegiatan Inti

    a. Guru meminta kelompok terpilih untuk mempresentasikan hasil

    diskusi kelompok. Kelompok terpilih dipilih secara undian.

    b. Siswa melakukan kegiatan diskusi kelas melalui presentasi.

    c. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok

    memberikan tanggapan.

    d. Kelompok terpilih membuat

    e. Kesimpulan terhadap kegiatan presentasi yang dilakukan.3) Kegiatan Akhir

    a. Guru dan siswa melakukan refleksi.

    b. Guru dan siswa membuat kesimpulan.

    c. Pesan moral

    Dengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam

    sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari di rumah.

    4. Observation (Pengamatan)

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    26/37

    Berdasarkan observasi di Kelas IV dapat direkam hal-hal sebagai

    berikut.

    a. Bagi Kelas IV SD Negeri 2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol

    Kabupaten Tulungagung, siswa-siswa tampak lebih siap untuk

    mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat.

    Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam menyajikan

    tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi

    frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa

    yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih

    sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman

    sebaya. Dari aktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh

    prosentase rata-rata sebesar 42.50% dan termasuk dalam kategori

    aktivitas cukup baik.

    b. Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut.

    Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak

    terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya

    memberikan penjelasan hal-hal yang pokok.

    Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

    Guru lebih mudah dalam mengarahkan proses belajar mengajar.

    Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator

    secara merata, karena guru dalam penguasaan metode

    pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan

    dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu

    yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata

    aktivitas sebesar 48,75% dan termasuk dalam kriteria "cukupbaik".

    Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama

    kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model

    belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi

    belajar siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 2 Sambirobyong Kecamatan

    Sumbergempol pada bidang studi PAI pokok bahasan tugas-tugas

    Malaikat.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    27/37

    5. Refleksi

    Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

    a. Guru kurang dalam memotivasi siswa.

    b. Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,

    sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya

    memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena

    masih sangat rendah.

    c. Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif

    Dengan adanya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I,

    maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya

    mencapai ketuntasan belajar sebesar 74.19% masih jauh dari ketuntasan

    belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk masih diperlukan tindakan

    perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

    B . Siklus Kedua

    1. Planning (Perencanaan)

    Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama

    dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas

    tentang tugas-tugas malaikat. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I,

    maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi :

    a. Memperbaiki teknik bertanya pada guru

    b. Mengurangi dominasi guru

    c. Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Selanjutnya

    peneliti menyusun jadwal penelitian pada siklus II sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus II

    No. Tauggal Kegiatan

    1 26-30 April 2013 Persiapan Siklus II

    2 1-15 Mei 2013 Pelaksanaan Siklus II

    2. Action (Pelaksanaan)

    Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama

    dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru,

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    28/37

    memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

    kegiatan diskusi.

    Pertemuan Pertama

    1) Kegiatan Awal.

    a. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin siswa lain

    menyanyikan lagu Rukun Islam".

    b. Guru melakukan apersepsi:

    Sebagai siswa yang baik apa yang kamu lakukan setelah

    mengetahui tugas-tugas Malaikat?

    2) Kegiatan Inti

    a. Guru menjelaskan tugas-tugas Malaikat.

    b. Guru membagikan lembar kerja kelompok.

    c. Secara kelompok siswa mendiskusikan lembar kerja.

    a) Sikap apa saja yang dibutuhkan setelah mengetahui tugas-tugas

    Malaikat?

    b) Apa yang dapat kamu lakukan setelah mengetahui tugas-tugas

    Malaikat?

    c) Apa tugas utama sebagai pelajar setelah mengetahui makluq

    allah yang ghaib?

    d) Dimana kita harus menanamkan semangat rela berkorban untuk

    setelah mengetahui tugas-tugas malaikat?

    e) Sebutkan 3 nama malaikat beserta tugasnya!

    d. Melaporkan basil kerja diskusi.

    3) Kegiatan Akhir

    a. Pesan moralDengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam

    sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari dirumah.

    Pertemuan Ke Dua

    1) Kegiatan Awal

    a. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin siswa lain

    menyanyikan lagu "Rukun Iman".

    b. Guru melakukan apersepsi:

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    29/37

    Sebagai siswa yang baik apa yang kamu lakukan elah mengetahui

    tugas-tugas Malaikat?

    2) Kegiatan Inti

    a. Guru meminta kelompok terpilih untuk mempresentasikan hasil

    diskusinya.

    b. Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya.

    c. Kelompok lain memberikan tanggapan.

    d. Kelompok terpilih membuat kesimpulan terhadap hasil diskusi.

    e. Guru memberikan penguatan

    3) Kegiatan Akhir

    a. Guru dan siswa melakukan refleksi

    b. Guru dan siswa membuat kesimpulan.

    c. Siswa menger akan tugas mandiri.

    d. Pecan moral

    Dengan mempelajari materi tersebut maka nilai-nilai Agama dalam

    sikap, perilaku dan perbuatan sehari-hari di rumah.

    3. Observasi (Pengamatan)

    Berdasarkan observasi di Kelas IV dapat direkam hal-hal sebagai

    berikut.

    a. Pada siklus II aktivitas siswa mneunjukkan perubahan yang cukup

    berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempresentasikan hasil

    diskusi kelompoknya. Frekuensi pertanyaan siswa merata tidak lagi

    didominasi oleh kelompok tertentu. Komunkasi antar siswa sudah

    berjalan secara, aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa

    mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan konsdusif. Dariaktivitas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh prosentase rata-

    rata sebesar 70.00% dan termasuk dalam kategori aktivitas "baik".

    b. Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut.

    Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang

    oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas

    sebesar 73.75% dan termasuk dalam kriteria "baik".

    Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama,

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    30/37

    kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa penerapan model

    belajar kooperatif STAD berdampak positif terhadap peningkatan prestasi

    belajar siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 2 Sambirobyong Kecamatan

    Sumbergempol pada bidang studi PAI pokok bahasan Menyebutkan tugas-

    tugas Malaikat.

    Refleksi

    Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan

    yaitu :

    a. Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik.

    b. Motivasi siswa dalam diskusi meningkat

    c. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang

    Dengan demikian maka kendala, yang muncul pada siklus I dapat

    teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada

    perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan

    belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%. Sehingga,

    penelitian ini berrakhir pada siklus II.

    C . Interpretasi Data

    1. Penerapan Metode Belajar Kooperatif Model STAD di Kelas IV SDN

    2 Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

    Pada Mata Pelajaran PAI

    Dalam menerapkan metode belajar kooperatif model STAD,

    peneliti membagi siswa kelas IV yang bedumlah 31 siswa menjadi 6 setiap

    kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan

    hasil ulangan harian siswa. Jumlah kelompok juga disesuaikan denganlokasi belajar dan jumlah bangku yang tersedia.

    Setelah kelompok terbentuk, peneliti berdiskusi dengan guru

    kelas. Selanjutnya guru mengumumkan daftar kelompok belajar yang telah

    dirancang oleh peneliti kepada siswa satu hari sebelum siklus I dimulai

    agar siswa siap menerima metode pembelajaran yang baru.

    Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satu

    siswa untuk memimpin rekan yang lain menyanyikanlagu "Rukun Iman".

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    31/37

    Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan

    dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan

    bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri

    sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang

    komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan

    kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar

    kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau

    gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk

    mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang

    mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang

    tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti selaku observer melakukan

    pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir

    pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada

    siswa yang aktif

    Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampak

    lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupa

    koin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi

    siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

    2. Aktivitas Belajar PAI di Kelas IV

    Dengan diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD

    mampu menghidupkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2

    Sambirobyong pada mata pelajaran PAI. Hal ini dapat dilihat dari hasil

    obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan

    yang signifikan yaitu prosentase aktivitas guru pada siklus I mencapai

    48.75% termasuk dalam kriteria "cukup baik" meningkat menjadi 73.75%termasuk dalam kriteria "baik". Hal ini membuktikan bahwa langkah-

    langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan

    dilaksanakan dengan baik oleh guru kelas IV sebagai kolaborator

    penelitian. Dengan meningkatkan aktivitas guru terntu berimbas pada

    peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I prosentase aktivitas

    siswa mencapai 42.50% dalam kriteria "cukup baik" meningkat menjadi

    70.00% dalam kriteria "baik". Hal ini mebuktikan siswa mau dan mampu

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    32/37

    menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik,

    sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh

    kepala sekolah mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. Untuk

    melihat perkembangan aktivitas belajar siswa peneliti tampilkan grafik

    berikut ini:

    Grafik 4.1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas IV SDN 2

    Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol

    (Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa)

    3. Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

    Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 72.21

    siklus 1 : 77.12 siklus II : 85.83 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar

    100% pada akhir siklus II.. Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiapsiklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk

    dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau

    peningkatan nilai pada grafik di bawah:

    Grafik 4.2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 2

    Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

    Siklus I

    Siklus II

    48.75

    73.75

    42.50

    70.00

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    33/37

    (Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)

    4. Respons Siswa

    Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru kelas IV menyebarkan

    angket yang berisi 10 butir pemyaataan untuk mengetahui respon siswa

    setelah diterapkannya metode belajar kooperatif model STAD. Dari hasil

    rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif

    penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil

    respon 0.96.

    Setelah meganalisis data diatas maka hipotesis yang diajukan

    dalam penelitian ini yaitu Jika dalam pembelajaran PAI pokok bahasan

    Menyebutkan tugas-tugas Malaikat guru melalui bimbingan kepala

    sekolah mampu menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif Model

    STAD, maka prestasi belajar siswa Kelas IV Semester II SDN 2

    Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun

    Pelajaran 2012/2013 akan mengalami peningkatan ", telah terbukti

    kebenarannya. Maka penelitian yang dilakukan telah berhasil dan terbukti

    secara meyakinkan.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    Pra Tindakan Siklus I Siklus II

    Nilai

    % Ketuntasan

    72.21

    55.65

    77.1276.47

    85.83

    100

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    34/37

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Dengan pembentukan kelompok secara, heterogen menumbuhkan rasa

    tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang

    diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan

    interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa

    dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pmbelajaran kooperatif

    STAD siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide, atau gagasan dalam

    setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran

    lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian

    pujian dan reward berupa koin kepada siswa yang aktif.

    2. Aktivitas belajar siswa pada, siklus I menunjukkan prestasi yang "cukup

    baik" dengan prosentase aktivitas 42.50% yang meningkat menjadi "baik"

    pada, siklus II menjadi 70.00%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik

    setelah diterapkannya metode belajar kooperatif STAD. Sedangkan untuk

    aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang "cukup baik"

    dengan prosentase aktivitas 48.75% meningkat menjadi "baik" pada, siklus

    II dengan prosentase aktivitas 7.75%. Artinya guru dapat menerapkan

    metode kooperatif STAD dengan baik paad pelajaran PAI di kelas IV. Hal

    ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan

    perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus

    diperoleh nilai rata-rata : 72.21 dengan prosentase ketunatasan sebesar58.82% jauh lebih rendah dari siklus I yang memperoleh nilai rata-rata

    77.12 dengan prosentase ketuntasan belajar 74.19%. Prestasi belajar siswa

    dapat teracapai secara maksimal pada alhir siklus II dengan nilai rata 85.83

    dengan prosentase 100%.

    B. Saran - saran

    Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    35/37

    dikemukakan saran-saran sebagai berikut agar dalam menerapkan metode

    Kooperatif STAD dapat mencapai hasil yang memuaskan :

    a. Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar

    yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok

    bahasan dan sesuai dengan pelajaran.

    b. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang

    melibatkan kegiatan metode Kooperatif STAD.

    c. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan metode kooperatif

    STAD.

    d. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau

    input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja.

    e. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau

    motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi

    yang diajarkannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 1994, GBPP SL TP Kurikulum 1994 edisi 99, Dikmenum, Jakarta.

    Bimo Walgito, 1980, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Fakultas Psikologi

    Unviersitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Cece Wijaya, 2000, Pendidikan Inkuiri Sarana Pengembangan Mutu Sumber

    Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung.

    Dosen FIP IKIP Malang, 1980, Pengantar Dasar- Dasar Kependidikan Nasional.

    Mohamad Ali, 1982, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa,

    Bandung.

    Moh. Uzer Usman, 2000 dan Lilis Setiawati, Upaya mengoptimalkan

    Kegiatan Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

    Marsetia Dono Saputro, 2002 Pendidikan Menyongsong Globalisasi, Makalah

    Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional

    FIS Nasional.

    Ngalim Purwanto, MP, .1997, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT. Remaja,

    Rosdakarya.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    36/37

    Pedomo Hadinoto, H, dkk, 1991, Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara,

    Semarang, Baridan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Pehardjono, 1995, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang

    Pendidikan Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta,Depdikbud.

    Prasodjo, Budi, dkk, 2003, Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta :

    Yudhistira.

    WJS. Poerwadarminto, 1985, Kamus Umum PKn, Jakarta, PN Balai Pustaka.

  • 7/25/2019 Peningkatan Prestasi Belajar Pai Melalui Kesit (11122015)

    37/37