Khudlori KESIT (11122015)

42
MELALUI PEMBELAJARAN INFORMASI DAN DISKUSI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PAI DI KELAS V SD NEGERI 1 BENDILJATI KULON TAHUN 2013/2014 SEMESTER I Disusun Oleh : KHUDLORI, S. Pd I NIP. 19651022 198703 1 007 ABSTRAK  Kata Kunci: Pembe lajaran Infor masi dan Diskusi, PAI Pembelajaran PAI merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pengajaran PAI anak dilatih berfikir secara kreatif, sert a bertin dak sec ara log is . Denga n demiki an perl u seka li diperh atika n bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi mata pelajaran PAI semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakanya di dalam kehidupan sehari-hari. Metode informasi, karakteristik yang membedakan model informasi adalah bahwa guru dominan, y aitu guru mengontrol alur pembelajaran d engan menyajikan informasi dan mendemonstrasikan penyajian soal. Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukar pendapa t mengenai t opik /masalah terentu , untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan. Mata pembelajara PAI adalah ilmu pengetahuan yang bersifat sosial dan erat kaitanya dengan lingkungan sekitar dan senantiasa berkembang seiring perkembangan jaman. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungaagung yang dilaksanakan dalam bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2013 pada bidang studi PAI. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas V semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumrgempol Kabupaten Tulungagumg Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya berjumlah 20 anak. Sedangkan peneliti adalah kepala sekolah SD Negeri 1 Bendiljati Kulon. Dari hasil penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan tiap siklusnya yaitu dari awal siklus : 60,85 siklus I : 69,65 dan siklus II menjadi 75,80. Ketuntasan yang dicapai juga mengalami peningkatan dari sebelum siklus sebesar 10% atau 2 siswa dari 20 siswa, pada siklua I sebesar 55% atau 11 siswa dan pada siklus II sebesar 95% atau 19 siswa dari total 20 siswa. Dari sini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode Informasi dan Diskusi, dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Su mbergempol Kab upaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/ 2014 secara meyakinkan.

Transcript of Khudlori KESIT (11122015)

Page 1: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 1/42

MELALUI PEMBELAJARAN INFORMASI DAN

DISKUSI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PAI DI KELAS V SD NEGERI 1 BENDILJATI KULON

TAHUN 2013/2014 SEMESTER I

Disusun Oleh :

KHUDLORI, S. Pd INIP. 19651022 198703 1 007

ABSTRAK

 Kata Kunci: Pembelajaran Informasi dan Diskusi, PAI 

Pembelajaran PAI merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara

keseluruhan, karena dengan pengajaran PAI anak dilatih berfikir secara kreatif,

serta bertindak secara logis . Dengan demikian perlu sekali diperhatikan

bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi mata pelajaran PAI

semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakanya di dalam

kehidupan sehari-hari.

Metode informasi, karakteristik yang membedakan model informasi

adalah bahwa guru dominan, yaitu guru mengontrol alur pembelajaran dengan

menyajikan informasi dan mendemonstrasikan penyajian soal. Metode diskusi

adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukar

pendapat mengenai topik /masalah terentu , untuk memperoleh suatu kesepakatanatau kesimpulan. Mata pembelajara PAI adalah ilmu pengetahuan yang bersifat

sosial dan erat kaitanya dengan lingkungan sekitar dan senantiasa berkembang

seiring perkembangan jaman.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bendiljati Kulon

Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungaagung yang dilaksanakan dalam

bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2013 pada bidang studi PAI.

Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah siswa Kelas V semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan

Sumrgempol Kabupaten Tulungagumg Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya

berjumlah 20 anak. Sedangkan peneliti adalah kepala sekolah SD Negeri 1

Bendiljati Kulon.

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan tiap

siklusnya yaitu dari awal siklus : 60,85 siklus I : 69,65 dan siklus II menjadi

75,80. Ketuntasan yang dicapai juga mengalami peningkatan dari sebelum siklus

sebesar 10% atau 2 siswa dari 20 siswa, pada siklua I sebesar 55% atau 11 siswa

dan pada siklus II sebesar 95% atau 19 siswa dari total 20 siswa.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode Informasi

dan Diskusi, dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas V

Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten

Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/ 2014 secara meyakinkan.

Page 2: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 2/42

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembanguna jangka panjang kedua mempunyai tujuan untuk 

mewujudkan bangsa yang maju dan mnadiri serta kesejahteraan lahir dan bati

sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat yang

adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

pancasila dan Undang- Undang dasar 1945.

Dengan demikian maka pendidikan akan menghasilkan insan-insan

pembanguna yang tangguh. Karena selain terampil menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, pendidikan tersebut haruslah merata pada seluruh

lapisan masyarakat terutama generasi muda. Karena ditangan merekalah masa

depan bangsa akan diberikan sehingga mutu dan kualitas pendidikan perlu

ditingkatkan.

Pembanguna pendidikan yang diselenggarakan secara lebih merata dan

menjangkau seluruh lapisan masyarakat telah memperkuat dan memantapkan

dasar bagi terwujudnya sistem pendidikan tinggi dari tahun ke tahun terus

bertambah. Program wajib belajar 9 tahun dari segi penyebarannya telah

mencapai kemajuan yang berarti baik melalui penyelenggaraan pada jalur

sekolah maupun luar sekolah.

Pembelajaran PAI merupakan bagian yang penting dari pendidkan secara

keseluruhan, karena dengan pembelajaran PAI anak dilatih berfikir secara

kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian

perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap

Page 3: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 3/42

materi pembelajaran PAI semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat

menggunakannya di dalamkehidupan sehari- hari.

Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar

siswa tidak menyukai mata pelaaran PAI diantaranya: (1) siswa merasa takut

pada mata pelajaran PAI, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok 

bahasan PAI dalam pemecahan soal, (3) sebagian guru kurang efektif dalam

menerapkan metodepembalajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru masih

menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain.

Metode Informasi dan Diskusi sudah sering digunakan dalam berbagai

kegiatan, semacam penataran dan pelatihan, dengan harapan peserta penataran

atau pelatihan dapat langsung mempraktikkan materi- materi yang ditatarkan

dan dilatihkan. Dalam penelitian ini, Metode Informasi dan Diskusi diartikan

sebagai tindakan yang menutut siswa untuk melakukan beberapa kegiatan

secara utuh. Karena dalam metode ini siswa dituntut untuk mengidentifikasi

suatu konsep, merubah suatu konsep, merubah suatu pokok bahasan menjadi

persamaan yang bersifat matematis.

Jika memperhatikan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik 

untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ Melalui Pembelajaran Informasi

dan Diskusi Meningkatkan Motivasi Belajar PAI dikelas V SD Negeri 1

 Bendiljati Kulon Tahun 2013/ 2014 Semester 1.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan berbagai paparan diatas, dapat di rumuskan masalah yang

menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:

Page 4: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 4/42

1. Bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan

 Metode Informasi dan Diskusi?

2. Bagaimanakah langkah- langkah untuk meningkatkan minat belajar bidang

studi PAI dan perolehan hasil belajar bidang studi PAI dengan

menggunakan Metode Informasi dan Diskusi?

3. Bagaimanakah efektivits pembelajaran PAI dengan menggunakan Metode

 Informasi dan Diskusi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan

Metode Informasi dan Diskusi.

2. Mengetahui langkah- langkah untuk meningkatkan minat belajar bidang

studi PAI dan perolehan hasil belajar bidang studi PAI dengan

menggunakan Metode Informasi dan Diskusi.

3. Mengetahui efektivits pembelajaran PAI dengan menggunakan Metode

Informasi dan Diskusi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan memberikan manfaat anatar

lain:

1. Dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembelajaran

bidang studi PAI.

Page 5: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 5/42

2. Sebagai masukan bagi para guru dalam meningkatkan minat belajar dan

perolehan hasil belajar bidang studi PAI bagi para siswa.

3. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk lebih melatih siswa dalam hal

pengetahuan dan penigkatan perolehan hasil belajar.

E. Hipotesis Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan hipotesis sebagai berikut :”

 Jika pembelajaran PAI materi Kisah Nabi Musa as menggunakan metode

 Informasi dan Diskusi, maka motivasi belajar siswa kelas V semester I SD

 Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupatn Tulungagung

Tahun ajaran 2013/ 2014 akan mengalami peningkatan”.

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Hasil penelitian Tim Gugus Classroom Action Research menunjukkan

bahwa minat belajar siswa pada bidang studi PAI akan meningkat jika : (1)

siswa memperoleh konsep pokok bahasan PAI dari gejala yang teramati

selama proses belajar mengajar, dan (2) siswa mengetahui manfaat pokok 

bahasan PAI yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari- hari.

Hilgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

kegiatan. Belajar disamping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan

serta menuntut pemusatan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh

lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh.

Dengan kata lain hasil dari proses belajar tidak hanya menghasilkan

Page 6: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 6/42

perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan perhatian.

Sedangkan kematangan juga menghasilkan perubahan tetapi berbeda dengan

perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984:73)

Gale dan Berline (1998) megungkapkan pada prinsipnya untuk 

membangkitkan motivasi guna meningkatkan prestasi belajar siswa perlu

adanya keterkaitan materi-materi pelajaran yang akan dijarkan dengan

sesuatuyang baru namun hendaknya siwa mempunyai latar belakang

pengalaman untuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah

memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang

pengetahuan atau pengalaman tentang materi itu. Untuk itu guru hendaknya

mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

(Elida, 1989 : 113)

Untuk memotivasi siswa dalam belajar PAI, kita dapat berpedoman

pada beberapa prinsip antara lain: (1) kebermaknaan, (2) Prasarat, (3) Prinsip

Modeling, (4) Menarik, (5) Partisipassi dan Keterlibatan (6) Penarikan

bimbingan secara lagsung, (7) Penyebara jadwal, (8) Konsekuen da kondisi

yang menyenangkan dan (9) Komunikasi terbuka. Hal tersebut sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Gugus Action Research yang

menyimpulkan bahwa. (1) siswa memperoleh pokok bahasan PAI dari gejala

yang teramati selama proses belajar mengajar, (2) Siswa mengetahui manfaat

pokok bahasan PAI yag dipelajarinya dalam kehidupan sejhari- hari dan (3)

Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tes yang dirancang relevan dengan

proses belajar mengajar. Tim Peneliti tersebut juga menyimpulkan bahwa

5

Page 7: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 7/42

kemampua dan sikap guru dalam pelaksanaan belajar mengajar sagat

menentukan hasil belajar siswa.

B. Metode Informasi

1. Pengertian Model Informasi

Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas

dan penyebaran pengetahuan di kontrol dan ditentukan oleh guru atau

pengaar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan

ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang

menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan

informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan

penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah, kuliah/ ceramah/ 

lecture. Dalam pendekatan ini siwa diharakan dapat menangkap dan

mengingat informasi yang telah diberikan guru serta mengungkapkan

kembali apa yang telah dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada

saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang digunakan oleh

guru dalam interaksinya dengan siwa menggunakan komunikasi satu arah

atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu kegitan belajar siswa kurang

optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan

sekali- kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam

memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat

bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lain-lain, disamping memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.(Nana Sudjana,

2008: 153)

Page 8: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 8/42

2. Karakteristik Model Informasi

Karakteristik yang membedakan model informasi adalah bahwa

guru domai, yaitu guru mengontrol alur pelajaran dengan menyajikan

informasi dan mendemonstrasikan penyajian soal. Model ini cocok untuk 

mengerjakan berbagai macam mata pelajaran karena materinya dapat

diatur oleh guru dan disajikan dalam kelas dengan cara efisien. Apabila

digunakan oleh seseorang guru yang baik yang menyediakan diri untuk 

interaksi dalam kelas, maka model informasi dapat menjadi sangat efektif 

untuk mengerjakan banyak bahasan dan Matematika.

Ketrampilan pokok bahasan dan prinsip dapat disajikan dan

dikembangkan dengan menggunakan model informasi, akan tetapi

beberapa objek tidak langsung dalam mempelajari Matematika seperti

pembuktian teorema dan belajar bekerja secara efektif dalam kelompok-

kelompok kecil atau sendirian kadang-kadang dapat dipelajari lebih baik 

bila model pengajaran lainnya yang digunakan.

Menjelaskan kepada siswa kelihatannya merupakan hal yang

mudah, akan tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Sering kali

penjelasan yang diberikan guru kepada siswa tidak jelas dan hanya guru

saja yang jelas. Guru cenderung memberikan informasi lisan, maka

kemampuan guru untuk mengenal tingkat pemahaman siswa amat penting

agar enjelasan yang diberikan lebih bermakna.

Menjelaskan mempunyai arti mengorganisasikan isi pelajaran

dalam urutan terencana, sehingga mudah dapat dipahami oleh siswa.

Page 9: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 9/42

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dn disajikan dalam

urutan yang logis merupakan ciri utama keerampilan menjelaskan. Dengan

demikian maka keterampilan menjelaskan adalah penyampaian informasi

lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk 

menunjukkan hubungan, misalnya antara sebab dan akibat atau antara yag

diketahui dengan yang belum diketahui atau antar hukum yang berlaku

dengan bukti dalam kehidupan sehari-hari.

Yang dimaksud dengan kemampuan menjelaskan adalah

kemampun guru dalam mengorganisasi isi pelajaran dalam urutan yang

terencana, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Jadi

penekanannya terletak pada proses penalaran siswa.

Keterampilan menjelaskan mempunyai arti yang berlainan,Gorge

Brown berpendapat sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan keterampilan

menjelaskan ialah memberikan pngertian kepada orang lain (to explain is

to gove understanding to another ) (George Brown, 1991).”

Penekanan penjelasan adalah proses penalaran siswa bukan

doktrinasi. Jadi menjelaskan merupakan salah satu aspek yang sangat

penting dalam kegiatan belajar mngajar bagi seorang guru. Interaksi di

dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan guru. Kegiatan

pembicaraan guru tersebut mempunyai pengaruh langsung dalam bentuk 

fakta, ide, pendapat, memberikan alasan untuk mengambil tindakan.

Karena kegiatannya harus dibina dan ditingkatkan efektivitasnya agar

dapat dicapai hasil yang optimal dari penjelasan itu.

Page 10: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 10/42

Keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh seorang guru

karena:

a. Sebagian besar kegiatan guru dalam kelas adalah memberikan

informasi lisan atau menjelaskan.

b. Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang dirasa tidak jelas

oleh siswa.

c. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri buku atau sumber lain.

Kurangnya sumber yang tersedi yang dapat dimanfaatkan siswa dalam

proses belajar mengajar. Guru perlu membantu dengan informasi lisan

yag berup penjelasan yang sistemais dan terorganisasi, sehingga dapat

menerima penjelasan tersebut.

Tujuan memberikanpenjelasan di kelas adalah:

a. Untuk memimbing siswa memahami dengan jelas megenai jawaban

dari pertanyaan yang dikemukakan guru atau yang diajukan siswa itu

sendiri.

b. Menolong siswa mendapat dan memahami dalil/ prinsip umum secara

objektif dan nalar.

c. Melibatka siswa untukikut memecahkan masala dan pertanyaan.

d. Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat

pemahamannya.

Adapun tujuan yang dicapai oleh guru dalam memberikan

penjelasan dalam kelas antara lain:

Page 11: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 11/42

a. Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban mengapa

baik yang mereka ajukan maupun yang dikemukakan oleh guru.

Melatih berpikir siswa untuk memecahkan masalah serta mencari dan

menemukan sesuatu.

b. Menolong siswa berpikir logis, sistematis dan moral. Secara logis

misalnya mereka dapat berpikir dan menjawab pertanyaan. Berpikir

sistematis misalya penjelasan guru sedemikian rupa sehingga siswa

dapat membuat desain suatumesin konstruksi yang bermanfaat bagi

masyarakat di lingkungannya. Berpikir moral artinya dengan penjelasan

guru siswa dapat menemukan mana yang baik dan mana yang tidak 

baik.

c. Melatih siswa mandiri dalam mengambil keputusan bagi diri sendiri

dan menemukan sifat yakin pada diri sendiri bahwa dirinya berpikir

benar.

d. Untuk mendapatka balika dari siswa mengeai tingkat pemahaman dan

untuk mengatasi salah satu pengertian mereka yang dirasa kurag benar.

3. Merencanakan Pelajaran

Di dalam kegiatan ini ada dua hal yang harus diprhatikan yaitu si

pemesan dan penerima pesan. Yang berhubungan dengan isi pesan (materi)

mencakup kegiatan menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur yang

akan dikaitkan dalam penjelasan itu. Misalnya memberi contoh tokoh-

tokoh dalam sejarah masa Hindu, Budha dan Islam sesuai dengan tokoh

dalam film. Seperti beberapa film yag mengambil tokoh utama para raja di

tanah jawa.

Page 12: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 12/42

Kemudia kita menemukan jenis hubungan yang ada antar unsur-

unsur yang dikaitkan itu. Sebagai contoh cerita para raja dalam kerajaan

majapahit dibuat serial film dengan judul Arya Kamandanu. Dimana film

tersebut menceritakan tetang awal berdirinya kerajaan majapahit hingga

runtuhnya kerajaan tersebut. Dari sinilah siswa dapat mengingat dan

mengerti kisah dari kerajaan tersebut.

Mengenai subyek didik yang akan diberi pejelasan sangat penting,

sebab berhasil tidaknya suatu pejelasan banyak tergantung pada kesiapan

siswa yang mendengarnya, kesiapan siswa untuk memahami berkaitan

dengan usia, jenis kelain, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan

belajar. Karenanya dalam merencanakan sesatu penjelasan harus terbayang

perbedaan- perbedaan di atas, sehingga subyek didik dan penyampaian

materi terjadi saling interaksi yang baik dan penyampaian materi dapat

diterima oleh siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas ada tiga pertanyaan yang

membimbing seseorang untuk merencanakan suatu penjelasan yaitu :

a. Apakah penjelasan itu sesuai dengan pertanyaan yang diajukan siswa

atau sesuai dengan situasi yang ada pada waktu itu.

b. Apakah penjelasan itu memadai, yaitu mudah diserap oleh siswa.

c. Apakah penjelasan itu sesuai dengan kemampuan atau pengetahuan

siswa.

4. Menyajikan Penjelasan

Adapun hal- hal yang perlu diperatikan dalam keterampilan

menjelaskan adalah sebagai berikut :

Page 13: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 13/42

a. Kejelasan

Kejelasan yang dimaksud adalah kejelasan dalam hal tujuan, bahasa

dan kejelasan proses menejelaskan itu sendiri.

b. Peggunaan contoh dan ilustrasi

Maksudnya untuk mempermudah siswa yang sulit menerima konsep

yang abstrak.

c. Menggunakan penekanan- penekanan bisa berupa variasi dalam

gagasan mengajar.

d. Pengorganisasian yang dimaksud adalah pengorganisasian materi yang

akan dijelaskan.

e. Balikan

Balikan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, hal

ini bsa dilakukan degan melihat tingkah laku siswa, atau memberikan

kesempatan siswa untuk menilai apakah penjelasan yang disampaikan

bermakna atau tidak.

Dalam keterampilan menjelaskan, ini sangat bergantung sekali pada

kreativitas guru itu sendiri. Walaupun model informasi merupakan

dominasi guru, tetapimodel itu juga dapat berpusat pada siswa jika guru

berusaha untuk mengikutsertakan siswa dalam pelajaran. Pembelajaran

model informasi yang lemah dapat terjadi bila guru memusatkan pada isi

materi yang diberikan dan ceramah dengan sedikit interaksi dengan siswa.

Kurikulum terbaru menyebutkan bahwa pendidikan harus mengacu

pada CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) seperti ditunjukkan pada diagram di

bawah ini. MEDIA

Page 14: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 14/42

Salah satu cara agar siswa aktif yautu dengan meggunakan kartu

kerja, seperti yang ditujukan hubungan antara media guru dan murid pada

diagram di atas.

C. Metode Diskusi

1. Pengertian

Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan

cara siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/ masalah

tertentu,untuk memperoleh suatu kesepakatan arau kesimpulan.

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penggunaan metode diskusi ialah agar siswaaktif dalam kegiatan

belajar mengajar dengan cara membahahas dan memecahkan masalah

tertentu.

Manfaat

Penggunaan metode diskusi baik untuk :

1) Menimbulkan dan membina sikapserta perbuatan sisswa yang

demokratis.

2) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan car berfikir kritis,

analitis dan logis.

TUJUANMATERI

METODE

GURU

MURID

Page 15: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 15/42

3) Memupuk rasa kerjasama, sikap to;eran dan rasa sosial.

4) Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa

yang baik dan benar.

3. Langkah- langkah penggunaan

a. Persiapan

• Menemtukan topikyang akan di diskusikan.

• Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).

• Bila kelas terlalu besar dibagi dalam kelompok- kelompok yang lebih

kecil.

• Meruuskan butir- butir pengarahan,petunjuk dan tindakan- tindakan

yang lain untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan memberi pujian,

teguran, meluruskan pemicaraan yang menyimpang, dan sebagainya).

b. Pelaksanaan

• Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).

• Mengkonsumsikan topik diskusi.

• Memberikan pengarahan diskusi.

• Bila kelas besar dibagi kelompok yang lebih kecil sesuaidengan

kebutuhan.

• Masing- masing kelompok memilih pimpinan diskusi, sekretaris

ataupun pelapor.

• Siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Guru berkeliling mendatangi

tiap- tiap kelompok untuk menjaga ketertiban atau membantu kegiatan

diskusi, misalnya mengarahkan diskusi, membantu menjwab

pertanyaan dan sebagainya.

Page 16: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 16/42

1) Kelompok- kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah

didiskusikan. Hassil diskusi tersebut kemudian ditanggapi oleh

kelompok lain, bila perlu juga dapat membantu memberikan

 jawaban.

2) Hasil diskusi antar kelompok kemudian dicatat, ditulis dalam

laporan.

3) Laporan hasil diskusi disampaikan kepada guru, oleh pemimpin

diskusi atau pelapor.

D. Prestasi Belajar

Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pengajaran

Nasional dituliskan :

“ Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang

melakukan perbutan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai

suuatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap suatu pengertian atau

 penelitian”. (Winarno Surahmad, 1975: 8)

Menurut ilmu jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya- daya itu

agar berkembang, sehingg orang dapat berfikir, mengingat dan

sebagainya. Menurut ilmu jiwa : asosiasi belajar adalah membentuk 

hubungan stimulasi agar berkaitan”. (Demar Hamalik 1980 : 30)

Dari pernyataan para ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat

terjadi perubahan dalam diri seseorag, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai

suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat

Page 17: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 17/42

menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil

keputusan dengan tepat.

E. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa merupakan kata majemuk, utuk mengetahui

pengertiannya secara keseluruhan terlebih dahulu perlu diketahui

pengertiannya satu persatu dari kata itu. Motivasi brarti “dorongan yang timbul

pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

degan tujuan tertentu” (Moelino, 1989-593) sedangkan belajar berarti

“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Moeliono, 1989: 13) degan

demikian secara klasikal pengertian- pengertian motivasi belajar siswa adalah

dorongan yang timbul bagi siswa baik secara sadar atau tidak sadar dalam

melakukan kegiatan untk memperoleh ilmu ataukepandaian.

Untuk lebih memperjelas pengertian, dibawah ini penulis kemukakan

pengertiannya secara terminologis berdasar keterangan para ahli:

a. Menurut Amir Daien Indrakusuma :

Motivasi belajar menurut Indrakusuma (1998 : 162) adalah “ kekuatan-

kekuatan atau tenaga- tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada

kegiatan belajar murid”.

b. Menurut M. Ngalim Purwanto :

Secara umum motivasi adalah “ suatu usaha yang disadari utuk 

menggerakkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk 

 bertindak melakukan sesuatu sehinggga mencapai hasil atau tujuan tertentu”

Page 18: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 18/42

(Purwanto, 1997: 73). Dalam hal inni dikaitkan dengan belajar berarti usaha

yanng disadari untuk meggerakkan, dan menjaga tingkah laku utuk 

mencapai tujuan belajar.

c. Menurut Sumadi Suryabrata :

Sumadi Suryabrata mengemukakan istilah yang mempunyai akar sama

dengan motivasi yaitu motif. Pengertian motif menurutnya adalah “keadaan

dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan” (Suryabrata, 1007:70).

Pengertian hampir sama dengan penjelasan McDonald sebagaimana dikutip

Soemanto (1998: 203) bahwa motivasi merupkan “perubahan tenaga di

dalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan

reakso-reaksi dalam usaha mencapai tujuan”. Dikaitkan degan belajar 

pengertian ini berarti keadaan individu yang mendorong untuk melakukan

aktivitas belajar guna mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian yang dikemukaka oleh para ahli di atas, selajutnya dapat

dikemukakan pengertian motivasi belajar adalah kondisi sesuatu yang

mendorong individu atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam

rangka mencapai tujuan belajar itu sendiri.

2. Macam- macam Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar atau disbut juga pendorong kegiatan belajar siswa

menurut Indrakusuma (1998: 65) jika diperinci ada dua macam yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Selanjutnya dua macam motivasi tersebut

perlu penulis bahas secara ringkas.

a. Motivasi intrinsik 

Page 19: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 19/42

Motivasi intrinsik yang dimaksud adalah “motivasi yang berasal

dari dalam diri anak sendiri” (Indrakusuma, 1998: 162). Sumber 

motivasi intrinsik ini adalah individu sendiri, bukan atas pengaruh dari

luar diri individu. Sesuai dengan pendapat Suryabrata (1997: 72),

motivasi intrinsik ini “berfungsinya tidak ush dirangsang daro luar”,

dengan demikian motivasi intrinsik itu adanya tanpa komando dari

orang lain.

Hal- hal yang bisa meninmbulkan moivasi intrinsik ini diantara

yang terpennting adalah:

1) Adanya kebutuhan

Kebutuhan merupakan pendorong utama siswa untuk melakukan

suatu kegiatan belajar. Sebagai contoh kebutuhan untuk mengerti

sebuah cerita, merupakan pendorong siswa untuk belajar membaca

karena banyak cerita yang menarik bersumberkan dari buku- buku.

Menurut Maslow sebagaimana dikutip Hamalik (2002: 176-177)

kebutuhan ini meliputi “(1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan

akan keselamatan dan rasa aman, (3) kebutuhan untuk diterima dan

dicintai, (4) akan harga diri, dan (5) kebutuhan untuk 

merealisasikan diri”. Seluruh kompoen kebutuhan tersebut menjadi

sumber penggerak atau motivassi siswa dalam belajarnya. Maka

apabila kebutuhan- kebutuhan tersebut mempunyai kualitas baik 

maka motivasipun akan berkualitas baik dan demikian juga

sebaliknya.

2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

Page 20: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 20/42

Dengan adanya pengetahuan tentang kemajuan atau kemunduran

prestasinya maka akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam

belajar. Sebagai contoh seorang siswa yang mengetahui prestasi

belajarnya baik, maka akan ada usaha untuk mempertahankan,

prestasi sekaligus juga untuk meningkatkan prstasinya. Sebaliknya

siswa yang mengetahui prestasi belajarnya buruk, juga akan

terdorong untuk semakin meningkatkan belajarnya agar prestasi

belajar selanjutnya dapat baik.

3) Adanya cita- cita

Semakin menigkat usia seseorang maka akan semakin jela cita- cita

hidupnya. Semakin jelas cita- cita hidup seseorang maka akan

menimbulkan pendorong dirinya untuk mencapai atau meraih cita-

citanya itu. Demikian juga halnya dengan siswa, akan berusaha

mencapai atau meraih cita- citanya dengan berbagi usaha. Di

samping itu, cita- cita seorang siswa sangat dipengaruhi oleh

tingkat kemampuannya. Siswa yang mempunyai tingkat

kemampuan baik, umpamanya mempunyai cita- cita yang lebih

realitas dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tingkat

kemampuan kurang atau rendah.

b. Motivasi ekstrinsik 

Motivasi ekstrinsik yang dimaksud adalah “motivasi atau tenaga-

tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak” (Indrakusuma,1997:

164)atau dapat dikatakan sebagai “motif -motif yang berfungsi karena

adanya rangsang dari luar” (Suryabrata1998: 72). Motivasi jenis ini

Page 21: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 21/42

tergantung pada lingkungan siswa-siswa dimana ia tumbuh dan

berkembang.

Dengan demikian motivasi ekstrinsik ini pada dasarnya adalah

hal-hal yang berda diluar diri siswa, yang mendorong siswa itu

melakukan suatu tindakan. Dalam kaitannya dengan belajar adalah hal-

hal diluar diri siwa yang mendorong melakukan kegiatan belajar.

Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik 

antara lain:

1) Ganjaran

Dalam ilmu pendidikan, ganjaran dikenal sebagai alat pendidikan

represiv yang bersifat positif. Namun demikian, ganjaran selain

berfungsi sebagai alat pendidikan represiv, positif juga merupakan

alat untuk memotifasi. Ganjaran dapat menjadi pendorong siswa

untuk memacu belajarnya agar dapat lebih giat lagi.

Ganjaran dalam pendidikan digunakan sebagai alat untuk 

membangun semangat siswa sebagaimana dikemukakan

Hamalik(2003: 184) “tujuan pemberian penghargaan adalah

membangkitkan atau mengembangkan minat”, misalnya atas

keberhasilan siswa mak siswa diberi ganjaran. Ganjaran ini dapan

diberikan oleh orang tua siswa, guru, maupun lembag yang

mempumyai perhtin terhadappendidikan sepertihalnya

beasiswanamun demikian ganjaran ini tidak harus berupa barang,

melainkan dapat berupa pujian ataupun sekedar anggukan kepala.

Page 22: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 22/42

Marimba(1989: 86) dalam menjelaskan hadiah sebagai alat

pendidikan mengemukakan:

Yang dimaksud hadiah, tidak usah selalu berupa barang.Anggukan kepala dengan wajah berseri-seri, menunjukan

 jempol(ibu jari) si pendidik, sudah satu hadiah. Pengarunya

besar sekali. Memenuhi dorongan,mencari perkenan,

menggembirakan anak, menambah kepercayaan pada diri

sendiri. Membantu dalam usaha mengenal nilai-nilai.

Dalam hal yang berkaitan dengan apabila ganjaran berbentuk 

barang atau materi disebut hadiah namun apabila ganjaran

berbentuk non materi disebut penghargaan. Semua itu tergolong

pada kelompok ganjaran, hanya wujudnya saja yang berbeda.

2) Hukuman

Hukuman sekalipun merupakan alat pendidikan yang tidak 

menyenangkan, sebagai alat pendidikan yang bersifat negatif,

namun demikian hukuman dapat menjadi alat motivasi, alat

pendorong untuk meningkatkan kegitan belajar siswa. Hukuman ini

“diambil apabila teguran dan peringatan belum mampu untuk 

mencegah anak melakukan pelangaran- pelangaran”

(Indrakusuma,1997: 146)

Hukuman diberikan setelah siswa berulangkali ditegur dan diberi

peringatan. Sebelum diberi hukuman hendaknya siswa diberi tahu

dulu apa kesalahannya. Hukuman merupakan wujud penyesalan

penghukum atas perilaku siswa, bukan merupakan ungkapan

 permusuhan. Maka sasaran hukuman adalah “perilaku anak dan

 bukan pribadi anak” (Osman;1997: 74).

Page 23: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 23/42

Oleh karena itu hukuman diberikan kepada siswa secara akuratif,

untuk menyembuhkan perilaku siswa yang selalu muncul.dengan

dmikian hukuman tidak digunakan setiap saat tanpa permasalahan

yang berupa kesalahan siswa. Hukuman diharapkan dapat membuat

siswa lebih dapat berperilaku disiplin sekaligus hukuman

diharapkan dapat membuat siswa itu insaf.

3) Persaingan antar kompetensi

Persaingan atau kompetisi banyak terjadi dikalangan siswa baik 

baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi atau tidak 

sengaja. Ujung persaingan atau kompetisi adalah nenperoleh

kedudukan atau penghargaan sangan penting lagi bagi

pertumbuhan dan perkembangan siswa. Oleh karena itu

berkompetisi dapat menjadi tenaga pendorongyang kuat bagi para

siswa.

Menurut Hamalik (2003: 185-186) ada tiga jenis kompetisi yang

efektif yaitu:

a. Kompetisi Internasional antara teman-teman sebaya sering

menimbulkn semangat persaingan.

b. Kompetisi kelompok dimana setiap anggota dapat memberikan

sumbangan dan terlibat di dalam keberhasilan kelompok 

merupakan motivasi yang sangat kuat.

c. Kompetisi dengan diri sendiri, yaitu dengan catatan tentang

prestasi terdahulu, dapat merupakan prestasi yang efektif. Dari

keterangan di atas, semangat kompetisi jenis apapun dapat

Page 24: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 24/42

sumber motivasi belajar siswa. Dengan demikian dalam diri

siswa pun juga perlu dibangun semangat berkompetisi dengan

orang lain, kelompok lain ataupun dengan diri sendiri.

3. Tujuan Motivasi Belajar

Belajar, selain merupakan aktifitas fisik juga merupakan aktifitas psikis.

Dari sudut fisik, belajar membutuhkan badan yang relatif kuat serta lingkungan

fisik yang nyaman dan sejuk, misalnya sirkilasi udara yang baik, iklim yang

sejuk, penyinaran yang cukup, jauh dari kebisingan dan sebagainya. Sedangkan

dari sudut psikis, belajar harus didukung oleh kondisi kejiwaan yang baik,

misalnya suasana kehidupan keluarga yang baik, dukungan yang cukup dan

lain sebagainya.

Dengan demikian belajar memerlukan suatu dukungan atau motivasi baik 

dari diri (internal) maupun luar dirinya (eksternal). Tujuannya agar seseorang

dapat berusaha dengan sesungguhnya untuk mencapai cita-citanya. Menurut

Puwanto (1997: 73) tujuan motivasi adalah “untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agr timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan

sesuatu sehingga dapat memperoeh hasil atau mencapai tujuan tersebut”.

Dalam konteks ini tujuan motivasi belajar adalah agar siswa terdorong

untuk melakukan kegiatan belajar secara lebih intensif sehingga siswa dapat

memperoleh prestasi belajar yang sebaik-baiknya, baik dalam bentuk 

pengetahuan (kognitif) sikap (efektif), maupun keterampilan (psiomotorik).

Dengan demikian baik orang tua, guru maupun siswa sendiri agar

senantisa mencari dorongan yang kuat dalam proses belajarnya. Orang tua dan

guru harus memotivasi siswa agar giat belajar, demikian juga siswa harus

Page 25: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 25/42

mengupayakan dorongan atau motivasi yang relatif dapat mendukung bagi

kegiatan belajar.

F. Mata Pelajaran PAI

1. Pengertian

Menurut Departemen RI Jawa Timur memberikan rumusan

tentang Pendidikan Agama adalah sebagai berikut :

Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik (murid)

agar kelak setelah selesai pendidikanya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikanya sebagai way of life

(jalan kehidupanya).

Drs.Ahmad Marimba dalam bukunya Pengantar Filsafat Islam,

mengemukakan definisi Pendidikan agama sebagai berikut: Pendidikan

agama adalah Bimbingan jasmani dan rohani berdasar hukum islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran islam.

Bertitik tolak dari batasan diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan

agama adalah usaha manusia (pendidik) untuk membimbing, mengasuh

dan mengembangkan fitrah anak didik agar mereka mampu memahami,

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaranya. Baik dalam hubungan

dirinya dengan Kholiqnya (Allah), maupun hubungan dirinya dengan

sesama manusia.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.

Dimuka telah penulis kemukakan tentang arti Pendidikan Agama

Page 26: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 26/42

Islam. Dengan arti tersebut nampak jelas tentang tujuan pendidikan

Agama Islam yaitu membentuk kepribadian muslim, yaitu kepribadian

yang didasarkan atas hukum Islam.

Tujuan tersebut paralel dengan tujuan hidup manusia muslim,

karena itu paralel pula dengan tujuan Institusional sesuai dengan tingkatan

sekolah mulai dari sekolah dasar sampai Universitas.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.

Ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW dari

Allah ini berisi pedoman pokok yang mengatur hubungan manusia dengan

Tuhanya (Allah), dengan dirinya sediri, dengan manusia sesamanya ,

dengan makluk bernyawa lain, dengan benda yang mati dan alam semesta

ini.

Memilih dan menerapkan berbagai metode penyajian PAI yang

sesuai dengan tuntutan kurikulum hendaknya dilandasi oleh system agung.

Berikut azas yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar

Dewantoro yang terkenal yaitu : "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo

 Mangun Karso, Tutwuri Handayani ".

Dari azaz tersebut kiranya sungguh tepat dalam penyajian PAI,

karena bercirikan sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam

membangun Pendidikan yang ada di Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Page 27: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 27/42

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bendiljati

Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulugagung Tahun Pelajaran

2013/ 2014 yang dilaksanakan dalam bulan Nopember sampai bulan Desember

2013 pada bidang studi PAI. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam

penelitian ini adalah Siswa Kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon

Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun pelajaran 2013/ 

2014 yang elasnya berjumlah 20 siswa.

B. Persiapan Penelitian

Dalam menyiapkan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang

ada pada Classroo Action Research.

2. Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran

terbaru dari Depdiknas.

3. Melatih siswa untuk menggunakan dan merangkai peralatan yang terdapat

pada proses pembelajaran.

4. Mengajak guru bidang studi PAI untukmenjadi pengamat sekaligus

kolaborator dalam penilaian.

Kegiatan penelitian ini dilakasanakan pada bulan Nopember sampai

dengan Desember 2014. Adapun pelaksanaan kegiatan penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan

1. 10 Nopember 2013 Penyampaian ijin kepada Ruang Kepala SD

27

Page 28: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 28/42

Kepala SD Negeri 1

Bendiljati Kulon

Negeri 1

Bendiljati Kulon

2. 13 s/d 20 Nopember

2013

Obervasi Penelitian Dilaksanakan di

SD Negeri 1

Bendiljati Kulon

3. 27 Nopember s/d 4

Desember 2013

Pelaksanaan Siklus I Dilaksankan di

SD Negeri 1

Bendiljati Kulon

4. 11 s/d 18 Desember

2013

Pelakasanaan Siklus II Dilaksanakan di

SD Negeri 1

Bendiljati Kulon

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan jumlah individu secara keseluruhan pada wilayah

 penyelidikan,seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi :” Seluruh siswa

yang dimaksudkan ntuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi

dibatasi sebagai jumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai

satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1981: 220).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto adalah “ keseluruhan subyek 

 penelitian” (Suharsimi Arikunto, 1992: 102) lebih lanjut Sutrisno Hadi

menyatakan bahwa :

“ populasi dapat terwujud alat- alat pelajaran, cara mengajar kurikulumcara- cara administrasi dan sebagainya, semua itu harus ditegaskan juga

dijadikan populasi obyekpenelitian. Alat bermacam- macam, cara

mengajar, kurikulum, cara- cara administrasi demikia juga dalam segala

hal yang perlu diperhatikan adalah mendapatkan lebih luas dan sifat-

sifat populasi, memberi batasan yang tegas, baru kemudian menetapkan

sampelnya. (Sutrisno Hadi, 1981 : 221)

Berdasarkan dari pengertian di atas maka daoatlah diambil suatu

pengertian bahwa populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa

Kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol

Page 29: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 29/42

Kabupaten Tulungagung Tahun pelajaran 2013/ 2014 yang kelasya berjumlah

20 siswa.

Sampel merupakan bagian dari populasi, artinya penyelidikan dilakukan

terhadap sebagian individu dari jumlah yang ada dalam populasi. Hal ini

dilakukan bila individu yang dijadikan obyek penelitian terlalu besar. Artinya

menurut Sutrisno Hadi “sebagian dari populasi disebut sejumlah penduduk nya

yang jumlahnya kurang dari populasi. Jumah sampel harus mempunyai paling

sedikt satu sifat sama baik kodrat maupun pengkhususannya” (Sutrisno Hadi,

1981: 221).

Walaupun demikian menetapkan sampel tidaklah ada secara pasti namun

ada pendapat yang dapat dijadikan suatu acuan, yaitu pendapat dari Suharsimi

Arikunto yag mengemukakan bahwa :

“Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinggapenilainnya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika obyeknya

besar dapat diambil antar 10%- 15% atau 20%- 25% atau lebih

(Suharsimi Arikunto 1991: 107).

Karena jumlah populasi dala penelitian ini hanya 20 sisswa maka

berdasarkan pendapat di atas berarti populasi di ambil secara keseluruhan yang

dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas V Semester I SD Negeri 1

Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun

pelajaran 2013/2014.

D. Siklus Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang

masing- masing meliputi: planninng (perencanaan), acting

(pelaksanaan),observing (pengamatan) dan replecting (reflesi). Masing- masing

Page 30: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 30/42

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Permaslahan yang belum dapat dipecahkan dalam

siklus pertama direfleksikan ersama tim peneliti dalam suatu pertemuan

kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan

berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II.

Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai

masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam

penelitian tindakan ini. Pembelajaran ini yang digunakan berapa penggunaan

 Metode Informasi dan diskusi dalam proses belajar mengajar.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan

beberapa instrument penelitian antara lain :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan

supervisi. Lembarobservasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan

aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar

supervisidigunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir- butir

observasi supervisidan observasi tersruktur terlebih dahulu didiskusikan

oleh Tim peneliti.

2. Lembar Tertulis

Lembar tes tertulis berupa teshasil belajar berbentuk pilihan ganda urian.

Tes diguanakan untuk memperoleh gmbaran hasil belajar setelahada

Page 31: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 31/42

perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir

sikulus.

3. Dokumen Siswa

Dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran Dokumen ini

diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan

minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi PAI.

4. Daftar Nilai

Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil

belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolak 

ukur keberhasilan pembelajaran.

F. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti tentukan

sebagi berikut :

Nilai 86-100 A (baik sekali)

Nilai 76- 85 B (baik)

Nilai 56- 75 C (cukup)

Nilai 46- 55 D (kurang)

Nilai 0-45 E (kurag sekali)

Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasiln atau

ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang

kurangnya 85% siswa telah tunts belajar dengan ketentuan nilainya ≥ 70.

Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut :

70% - 100% = baik  

Page 32: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 32/42

41% - 69% = cukup

0 % - 40% = kurang

HASIL PENELITIAN

A. Siklus Pertama

1. Refleksi Awal

Peneliti sebagai kepala sekolah bersama dengan mitra guru mengidentifikasi

permasalhan yng ada di kelas V Semester I SD Negeri 1 Bendiljati Kulon,

yaitu tentang rendahnya nlai hasil belajar siswa pada mata pelajran PAI materi

pokok Kisah Nabi Musa as.

2. Perencanaan (planning)

Perencanaan kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan sesuai jadwal

berikut :

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian pada Siklus I

No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan

1. 13 – 20 Nopember 2013 Observasi

2. 27 Nopember – 4 Desember 2013 Siklus I

Adapun perencanaan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan

rencana pembelajaran yang meliputi : definisi pokok bahasan, penjabaran

pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-

hari dan yang memuat soal- soal.

Guru mempersiapkan istrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan

siswa, lembar soal evalasi.

Page 33: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 33/42

Guru mempersiapkan alat tes.

Ggurumembuat perangkat sistem penilaian.

3. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan kegiatan penelitian dijabarkan sebagai berikut :

Guru membentuk kelompok- kelompok dalam kelas, yang mana setiap

kelompok terdiri dari 4 anak. Pengelompokan dilakukan secara acak dari

nomor urut dftar nilai.

Guru membentuk formasi bangku seperti U yang terdiri dari dua lapis, di

tengahnya diletakkan satu bangku untuktempat demonstrasi.

Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

Guru menjelaskan langkah- langkah pembelajaran dengan menggunakan

metode Informasi dan Diskusi.

Guru meminta siswa mebaca buku paket atau buku lainnya yang memuat

materi pembelajaran.

Guru menentukan kelompok melalui sistem undi yang bertugas untuk 

menjelaskan materi Kisah Nani Musa as. Setelah membaca petunjuk yang

terdapat pada buku paket, kelompok tersebut langsung mengerjakan soal-

soal ltihan. Sebgian siswa masih mengalami kesulitan mengerjakan soal

latihan. Untuk itu guru menginformasikan cara mengerjakannya.

Guru menetukan kelompok melalui system undi yang bertugas untuk 

menyimpulkan hasil pengerjaan soal latihan, kelompok ini kebagian

membaca dari hasil penjelasan kelompok sebelumnya. Guru membimbing

agar siswa dapat membuat laporan. Beberapa paparan kalimat yang ditulis

di papan tulis sehingga kelompok lain bisa mencatat hasilnya.

33

Page 34: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 34/42

Guru menetukan kelompok berdasarkan hasil sistem undi yang bertugas

untuk menjawab pertanyaa- pertanyaan untuk mengefektifkan penggunaan

Buku Paket, maka kelompok tersebut ditugaskan mengerjakan soal yang

tersedia pada buku tersebut di papan tulis. Semetara kelompok- kelompok 

lain memperhatikan pengerjaan tersebut. Siswa tidak kesulitan dalam

megerjakan soal.

Guru melakukan penilaian hasil kerja kelompok berdasarkan keaktifan dn

kecakapan.

Di akhir pembelajaran, ketika berlangsung diskusi dikelas, guru membuat

pegamatan dan kesimpulan.

4. Pengamatan (Observing)

Guru kolaborator mengamati hal- hal berikut dalam pembelajaran.

a. Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi

waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata,

membuat rangkuman dan memberikan kesimpulan.

b. Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) siswa

yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan, (3) siswa yang

mendefinisikan suatu konsep, (4) siswa yag sedang merubah mengerjakan

soal. Di samping itu siswa bersikap selalu : (1) melaksanakn perintah, (2)

melakukan percobaan, dan (3) bekerja sama dengan kelomoknya.

c. Sedangkan kegitan yang sering dilakukan oleh guru adalah : (1)

menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurag jelas, (2) meminta

pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi

kesempatan siswa untuk bertanya.

Page 35: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 35/42

d. Aktifitas siwa yang sering dilkukan : (1) mengemukakan contoh peristiwa

dalam kehidupan sehari- hari yang berhubungan dengan konsep, dan (2)

memperhatikan temannya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok 

bahasan dengan alat atau gambar.

e. Hasil Tes Akhir

Hasil nilai belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel beriku :

Tabel 4.2 hasil Prestasi Siswa Pada Siklus I

No. Nama Siswa Hasil Nilai

Ketuntasan

Tuntas Tidak

Tuntas

1 Ahmad Ervan 70 √2 Alifia 64 √3 Bandro Nofario 62 √4 Candra 67 √5 Andy 70 √6 Dwi Ardiani 60 √7 Ega Agus 72 √8 Ego Agus 67 √

9 Ela Nandasari 70 √10 Gangsar Dickyi 62 √11 Heni Susanti 80 √12 Kusniatul Maslakah 75 √13 M. Firdous 70 √14 Nila Widyawati 77 √15 Putra Aditiya 69 √16 Renata 72 √17 Reni Ambarwati 72 √18 Riska Yuni 65 √

19 Totok Suhartanto 80 √20 Tri Yulia 69 √

Jumlah 1393 11 9

Rata- rata 69,65 55,00 45,00

f. Minat belajar siswa

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus I komponen-

komponen minat yang telah memenuhi kriteria kurang, yaitu

mempersiapkan buku PAI, berusaha menyelesaikan tugas rumah yag

Page 36: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 36/42

diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya,

memperhatikan arahan guru, berusaha menari jwaban bila mendapat tugas

dan belajar lebih intensif bila diberitahu akan ada ulangan.

5. Refleksi

Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka

pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut :

a. Semua tindakan efektif yang direnacanakan dapat terlaksana meskipun

belum efektif.

b. Guru peneliti menyadari adanya kekurangan- kekurangan yang timbul saat

proses pembelajaran.

c. Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu

permasalahan, hl ini disebabkan pandagan siswa dengan guru tidak 

terhalang siswa lain.

 Rencana Perbaikan

Guru akan merubah urutan tindakan pada metode Informasi dan Diskusi

Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih efektif 

Mendiskusikan lagkah- langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di

siklus I.

B. Siklus Kedua

1. Perencanaan (planning)

Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan

diatas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana

tindakan untk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya:

Page 37: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 37/42

a. Merubah urutan Metoe Informasi dan Diskusi yang tadinya langkah pertama

adalah mengaitkn suatu pokok bahasan dalam kehidupan sehari- hari atau

lingkungan menjadi memperagakan suatu pokok bahasan dengan alat atau

gambar.

b. Menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap- siap mengerjakan soal

latihan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku paket.

Kegiatan penelitian untuk siklus II dilaksanakan sesuai jadwal pada tabel

berikut :

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Penelitian Pada Siklus II

No. Tanggal Pelaksanaan Keterangan

1 11- 18 Desember 2013 Siklus II

2. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Bimbingan guru dalam tindakan Informasi dan Diskusi yang dilakukan oleh

kelompok semakin sedikit.

b. Siswa sudah terampil melaksanakan kegiatan.

c. Siswa sudah dapat memikirkan dalam mengamati data hasil Informasi dan

Diskusi.

3. Pengamatan (Observing)

Hasil pengamatan dan guru pengamat menunjukkan :

a. Guru berhasil melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif.

b. Ketika melaksanakan Informasi dan Diskusi tindakan siswa lebih percaya

diri dan kelihatan meyakinkan.

Page 38: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 38/42

c. Dengan merubah sedikit urutan pelaksanaan pada kegiatan pembelajaran

memberikan hasil yang positif dan dengan sedikit arahan siswa dapat

menjelaskan tentang Kisah Nabi Musa as yang telah di ajarkan di kelas.

d. Hasil tes akhir

Hasil prestasi belajar pada siklus II mengalami peningkatan di banding pada

siklus I. Hasil prestasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Hasil Prestasi Siswa Pada Sikuls II

No. Nama Siswa Hasil Nilai

Ketuntasan

Tuntas TidakTuntas

1 Ahmad Ervan 75 √2 Alifia 72 √3 Bandro Nofario 70 √4 Candra 72 √5 Andy 75 √6 Dwi Ardiani 65 √7 Ega Agus 80 √8 Ego Agus 75 √9 Ela Nandasari 75 √10 Gangsar Dickyi 70 √11 Heni Susanti 85 √12 Kusniatul Maslakah 80 √13 M. Firdous 75 √14 Nila Widyawati 82 √15 Putra Aditiya 77 √16 Renata 77 √17 Reni Ambarwati 80 √

18 Riska Yuni 72 √19 Totok Suhartanto 85 √20 Tri Yulia 74 √

Jumlah 1516 19 1

Rata- rata 75,80 95,00 5,00

e. Hasil pengukuran minat pada siklus II yang memenuhi kriteria belum baik 

yaitu : berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru.

Page 39: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 39/42

4. Refleksi

Dari hasil pengamatan peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat

diilustrasikan sebagai berikut :

a. Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

b. Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru

peneliti.

c. Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep terlihat dari

kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi

PAI di kelas V.

C. Interpretasi Data

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian tersebut dapat

dilihat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada saat belum

dilaksanakan penelitian degan menggunakan metode Pembelajaran Informasi

dan Diskusi rata- rata hasil prestasi belajar siswa adalah 60,85 dengan

ketuntasan nilai 10,00% atau sebesar 2 siswa. Saat metode Pembelajaran

 Informasi dan Diskusi telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran telah

diperoleh hasil pada siklus I rata- rata sebesar 69,65 dengan ketuntasan 55,00%

atau 11 siswa, serta pada siklus II diperoleh ketuntasan 95,00% atau 19 siswa

dengan rata- rata hasil prestasi belajar sebesar 75,80.

Dari hasil prestasi belajar siswa yang terus mengalami peningkatan

prestasi belajar tersebut dapat dikatakan bahwa Pembelajaran Informasi dan

 Diskusi pada mata pelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas V SD Negeri 1 Bendiljati Kulon dengan hasil yang memuaskan.

Page 40: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 40/42

Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat

pada grafik di bawah ini :

Grafik. 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

60,85

70,2575,21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

sebelum

siklus

siklus 1 siklus 2

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan langkah- langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada

penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Metode Informassi dan Diskusi dalam pembelajaran PAI dapat meningkatkan

minat belajar dan prestasi hasil belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-

urutan : (1) Mengerjakan suatu pokok bahasan dari data hasil Informasi dan

Diskusi, (2) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitannya dengan tokoh- tokoh

sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia yang telah ditentukan.

2. Dari tindakan- tindakan yang diterapkan dalam metode Informasi dan Diskusi

tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi PAI.

69 65

75,80

60,85

Page 41: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 41/42

3. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar

secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah- lagkah (1)

Merubah urutan Pelaksanaan kegiatan, (2) Mengkaitkan pokok bahasan materi

baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan, (3) Memberikan

soal- soal latihan sesuai dengan yang baru diperoleh dan (4) setiap kelompok 

dituntut untuk melakukan demo yang dilakukan secara bergiliran oleh masing-

masing anggita kelompok. Cara dan metode diberi kebebasan sehingga

dimungkinkan diperoleh hal yang baru dari suatu pokok bahasan.

B. Saran- saran

1. Penerapan metode Informasi dan Diskusi dalam pembelajaran PAI yang telah

diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu

oleh tenaga guru lainnya.

2. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku- buku bacaan

populer yang ada sangkut pautnya dengan PAI.

3. Dalam setiap materi pembelajaran yang diberikan hendaknya guru

menggunakan cara yang berbeda dalam pemberian materi agar siswa tidak 

bosan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1991. Prosedur Peelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Aksara baru.

Depdikbud, 1996, Teknik Pembelajarn Bidang Studi PAI, Jakarta: Depdikbud

Depdiknas, 2001, Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Clasroom Action

Research), Jakarta, Depdiknas.

Page 42: Khudlori KESIT (11122015)

7/25/2019 Khudlori KESIT (11122015)

http://slidepdf.com/reader/full/khudlori-kesit-11122015 42/42

Demar, Hamalik, 1980, Ilmu Jiwa, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

Yogyakarta

Hadi, Sutrisno, 1986, Metodologi Research 2, Yogyakarta: Fakultass Psikologi

Universitass Gajah MadamYogyakarta.

M. Khafid / suyati, 2004, “Pelajaran PAI” , Dirjen pendidikan dasa danmenengah, penerbit Erlangga Jakarta.

P3M SUP 1999 Jurnal Gentengkali, Surabaya : Depdikbud Kanwil Jatim

P3M SIAT 2002, Pelangi Pendidikan, Jakarta : Depdiknas.

Prayitno, Elida, 1989, Motivasi Dalam Belajar, Jakarta : P2LPIK, Depdikbud.

Suryana, D, 2002, Belajar Aktif PAI, Jakarta : Pusat perbukuan, Depdiknas.

Tri Manunggal Kurniajaya, 2005, Panduan Menghadapi Ulangan Harian, solo.

Winkel, 1987, Psikologi Pengajaran,Jakarta : Gramedia

Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pengajaran, Jakarta Gramedia