PENGGUNAAN MERKURI DAN DAMPAKNYA TERHADAP ......F. Cairan Hg & amalgam dikeluarkan dari campuran...
Transcript of PENGGUNAAN MERKURI DAN DAMPAKNYA TERHADAP ......F. Cairan Hg & amalgam dikeluarkan dari campuran...
Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya BeracunDirektorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PENGGUNAAN MERKURI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN SERTA SEBARAN LOKASIPERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL
Status Merkuri pada Pertambangan Emas Skala Kecil
di Indonesia
BUKU 2
i
Buku 2: Penggunaan Merkuri dan Dampaknya Terhadap Lingkungan, serta Sebaran Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil Pengarah: Yun Insiani Ketua: Grace Juanita Romauli Siregar Anggota: 1. Ria Rosmayani Damopolii 2. Geanita Nurfika Editor: 1. Baiq Dewi Krisnayanti 2. Anton Sri Probiyantono Dipublikasikan oleh Global Opportunities for Long-term Development of Artisanal and Small Scale Gold Mining (ASGM) Sector: Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s ASGM Project (GOLD-ISMIA). GOLD-ISMIA didanai oleh Global Environmental Facility (GEF) dan merupakan bagian dari Planet GOLD Indonesia dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia. UNDP Indonesia, Menara Thamrin 8th Floor, Jl. M.H Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat Website : www.goldismia.org Facebook : goldismia.id Instagram : goldismia.id Twitter : goldismia.id YouTube : GOLD-ISMIA Jakarta, 12 November 2020
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ............................................................................ iv PROFIL PERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL .................................................... 1
Estimasi produksi emas dari sektor PESK ........................................................ 1 Sebaran lokasi PESK ......................................................................................... 2 Profil penambangan emas ............................................................................... 3
PERHITUNGAN PENGGUNAAN MERKURI DALAM PROSES PENGOLAHAN EMAS .................................................................................................................... 5 DAMPAK PENGGUNAAN MERKURI KE MEDIA LINGKUNGAN............................ 7
Pelepasan merkuri ke air dan tanah ............................................................... 7 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel air bersih ........ 7 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel air sungai........ 8 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel sedimen ......... 9 Hasil Pengukuran Konsentrasi Merkuri Pada Sampel Tanah ............ 10
Pelepasan merkuri ke tanaman dan biota ..................................................... 11 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel tanaman ......... 12 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel biota ............... 13
Pelepasan merkuri ke udara ........................................................................... 13 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel udara .............. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
ii
PRAKATA
Permasalahan lingkungan dan kesehatan yang disebabkan oleh penggunaan Merkuri telah menjadi perhatian dunia. Salah satu sektor yang menjadi perhatian adalah sektor Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) yang disinyalir menjadi salah satu contributor utama lepasan dan emisi Merkuri ke media lingkungan. Oleh karenanya sebagai upaya pengelolaan Merkuri, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Minamata pada tahun 2017 melalui pengesahan UU 11/2017. Pasca ratifikasi, berbagai program dan kegiatan telah dikembangkan dan dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya pengelolaan Merkuri di Indonesia, diantaranya pengembangan kebijakan penghapusan Merkuri, penerapan teknologi pengolahan emas yang ramah lingkungan, serta pengendalian dampak lingkungan dan dampak kesehatan Merkuri.
Sebagai upaya pendokumentasian jejak langkah pengelolaan Merkuri dan pemublikasian data Merkuri Indonesia, khususnya di sektor PESK di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku National Focal Point Konvensi Minamata dengan dukungan UNDP Indonesia melalui proyek GOLD-ISMIA, menerbitkan SERI BUKU SAKU Status Merkuri Pada Sektor Pertambangan Emas Skala Kecil di Indonesia tahun 2020.
Seri BUKU SAKU ini terdiri atas 4 (empat) buah buku yang saling berkaitan satu sama lain. Keempat buku tersebut antara lain BUKU 1: Kebijakan Pengurangan dan Penghapusan Merkuri di Indonesia, BUKU 2: Penggunaan dan sebaran Merkuri di PESK serta Dampaknya Terhadap Lingkungan, BUKU 3: Dampak Merkuri pada Kesehatan Manusia di sektor PESK, dan BUKU 4: Teknologi Pengolahan Emas pada PESK di Indonesia. BUKU 2 berisi data dan informasi mengenai penggunaan dan sebaran Merkuri di PESK, serta data hasil pengukuran konsentrasi merkuri di media lingkungan. Harapan kami, semoga penerbitan seri BUKU SAKU Status Merkuri Pada Sektor Pertambangan Emas Skala Kecil di Indonesia tahun 2020 ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai isu Merkuri dan penggunaannya di PESK. Yun Insiani (Direktur Pengelolaan B3 KLHK)
1
PROFIL PERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL
Peta geologi Indonesia menunjukkan bahwa sebaran potensi cadangan emas di Indonesia merata diseluruh propinsi, menjadikan Indonesia ada di posisi ketujuh produsen emas terbanyak di dunia. Sekitar 190 ton cadangan emas tersimpan di negara kita, meningkat 36 ton atau 23% dibandingkan di tahun 2018. Sebagian besar produksi emas dihasilkan dari tambang emas Grassberg, Tembagapura (sumber https://pluang.com/belajar/blog/negara-penghasil-emas-terbesar-di-dunia/, dikutip tanggal 23 Juni 2020).
Gambar 1. Peta Regional Geologi Indonesia
Estimasi produksi emas dari sektor PESK Produksi emas nasional pada tahun 2019 adalah sebesar sekitar 109,2 ton. Produksi ini merupakan besaran angka dari perusahaan Kontrak Karya (KK) dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang tercatat di subsektor pertambangan mineral dan batubara (sumber http://modi.minerba.esdm.go.id/pimpinan/?t=2019). Produksi kegiatan emas dari sektor PESK dapat mencapai 20% per tahun dari produksi formal yaitu sekitar 21,84 ton. Dengan asumsi besaran royalti emas sesuai dengan PP No. 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yaitu
iv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1. Peta Regional Geologi Indonesia .................................................... 1 Gambar 2. Peta. Kegiatan PESK spot di 32 propinsi dari total 34 propinsi ....... 2 Gambar 3. Grafik Total Merkuri yang Digunakan ............................................. 6 Gambar 4. Rasio Hg:Au di 5 Kabupaten ........................................................... 6 Gambar 5. Pengukuran konsentrasi Hg pada air bersih ................................... 8 Gambar 6. Pengukuran konsentrasi Hg pada air sungai ................................... 9 Gambar 7. Pengukuran konsentrasi Hg pada sedimen .................................... 10 Gambar 8. Pengukuran konsentrasi Hg pada tanah ......................................... 11 Gambar 9. Pengukuran konsentrasi Hg pada tanaman .................................... 12 Gambar 10. Pengukuran konsentrasi Hg pada biota .......................................... 13 Gambar 11. Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Udara ........................................ 14 Table 1. Jumlah Penambang, Produksi Emas, Emisi Merkuri Serta
Penggunaan Merkuri Per-Propinsi Di Indonesia [6] ............................. 3 Tabel 2. Profil penambangan emas di beberapa kabupaten ............................ 4 Table 3. Perhitungan Baseline Penggunaan Merkuri di PESK dengan
mengikuti ............................................................................................ 5 Table 4. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk air
bersih .................................................................................................. 7 Table 5. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk air
sungai ............................................................................................ 9 Table 6. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk
sedimen ......................................................................................... 10 Table 7. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk tanah . 11 Table 8. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk
tanaman .............................................................................................. 12 Table 9. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk biota .. 13 Table 10. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk udara . 14
3
Table 1. Jumlah Penambang, Produksi Emas, Emisi Merkuri Serta Penggunaan Merkuri Per-Propinsi Di Indonesia [6]
No PROPINSI PERTAMBANGAN
EMAS PRIMER PERTAMBANGAN EMAS SEKUNDER
Penggunaan Merkuri
Emisi Merkuri
Produksi Emas
Jumlah Penambang
Jumlah Penambang
Hg (ton/tahun)
Hg (ton/tahun)
Emas (ton/tahun)
1 Banten 12.000 0 180,0 36,0 3,6 2 Bengkulu 2.000 0 30,0 6,0 0,6 3 Gorontalo 2500 1500 40,4 8,1 1,2 4 Jambi 0 7000 13,7 2,7 2,1 5 Jawa Barat 8500 0 127,5 25,5 2,6 6 Jawa Tengah 6500 0 97,5 19,5 2,0 7 Jawa Timur 600 600 10,2 2,0 0,4 8 Kalimantan Barat 0 11500 22,4 4,5 3,5 9 Kalimantan Selatan 4000 2500 64,9 13,0 2,0
10 Kalimantan Tengah 4500 20000 106,5 21,3 7,4 11 Kalimantan Timur 500 2000 11,4 2,3 0,8 12 Kalimantan Utara 1000 1000 17,0 3,4 0,6 13 Lampung 1500 500 23,5 4,7 0,6 14 Maluku 7000 0 105,0 21,0 2,1 15 Maluku Utara 4500 500 68,5 13,7 1,5 16 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 5000 9500 93,5 18,7 4,4 17 Nusa Tenggara Barat (NTB) 11000 1000 167,0 33,4 3,6 18 Nusa Tenggara Timur (NTT) 0 2000 3,9 0,8 0,6 19 Papua 0 2500 4,9 1,0 0,8 20 Papua Barat 0 500 1,0 0,2 0,2 21 Riau 500 2000 11,4 2,3 0,8 22 Sulawesi Barat 4000 500 61,0 12,2 1,4 23 Sulawesi Selatan 0 2000 3,9 0,8 0,6 24 Sulawesi Tengah 16000 1000 242,0 48,4 5,1 25 Sulawesi Tenggara 500 1500 10,4 2,1 0,6 26 Sulawesi Utara 8500 0 127,5 25,5 2,6 27 Sumatera Barat 500 2500 12,4 2,5 0,9 28 Sumatera Selatan 0 1500 2,9 0,6 0,5 29 Sumatera Utara 4500 0 67,5 13,5 1,4
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total jumlah penambang di 24 lokasi PESK adalah sebanyak 105.600 orang di pertambangan emas primer, dan 73.600 orang di pertambangan emas sekunder dengan perkiraan jumlah penggunaan merkuri dalam setahun adalah sebesar 1.727,5 ton, perkiraan emisi merkuri sebesar 345,5 ton dan total perkiraan produksi emas sebanyak 53,8 ton dalam setahun. Profil penambangan emas Berdasarkan Laporan Pemetaan Dampak Merkuri kerjasama antara KLHK dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Brawijaya, diperoleh data profil penambangan emas sebagai berikut:
2
sebesar USD 1,300/oz maka didapat potensi kehilangan penerimaan negara sekurangnya pada tahun 2019 sebesar USD 908.544.000 per tahun. Sebaran lokasi PESK Kegiatan PESK terdapat hampir di seluruh provinsi di wilayah Indonesia. Dapat dilihat sebaran lokasi PESK sebagaimana pada peta di bawah ini:
Gambar 2. Peta. Kegiatan PESK spot di 32 propinsi dari total 34 propinsi
(sumber: Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2016) Berdasarkan dokumen BCRC-SEA Minamata Initial Assessment, 2019, diperoleh data jumlah penambang, penggunaan merkuri, emisi merkuri dan produksi emas di 24 lokasi penambangan emas skala kecil yang tersebar di wilayah Indonesia.
5
PERHITUNGAN PENGGUNAAN MERKURI DALAM PROSES PENGOLAHAN EMAS
Perhitungan merkuri yang digunakan mengacu pada metode UN Toolkit yang dikeluarkan oleh United Environment Programme (UNEP). Merkuri yang digunakan dihitung dari rasio merkuri berbanding emas yang dihasilkan, dimana merkuri yang digunakan sama dengan merkuri yang telah melebur ke lingkungan. Total merkuri yang digunakan adalah total merkuri yang hilang ke air/tanah dan udara per lokasi PESK. Pada tahun 2018, KLHK bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Brawijaya telah melakukan perhitungan baseline pengunaan merkuri dalam proses pengolahan emas dengan Metode UN Toolkit di 5 lokasi PESK, yaitu di Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Merangin, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Wonogiri. Hasil perhitungan dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 3. Perhitungan Baseline Penggunaan Merkuri di PESK dengan mengikuti Metode UN Toolkit
Rekapitulasi Perhitungan Baseline Penggunaan Merkuri di PESK
Perlakuan No. Rata-Rata Lombok
Barat
Rata-Rata Bolaang
Mongondow Timur
Rata-Rata Kotawaringin
Barat Rata-Rata Wonogiri
Rata-Rata Dharmasraya
Fase Pencampuran Hg
ditambahkan dalam
campuran
A. Berat merkuri + kemasan (g) 1.006,00 3.197,30 B. Berat kemasan (g) 57,00 57,00 C. Berat merkuri ditambahkan ke campuran (=A-B) 949,00 3.140,33 38,42 7,30 614,50
Hg & amalgam
dikeluarkan dari
campuran
D. Berat kemasan (g) 57,00 57,00 E. Berat kemasan + cairan Hg & amalgam (g) 1.001,00 3.136,35
F. Cairan Hg & amalgam dikeluarkan dari campuran (=E-D) 944,00 3.079,35 30,17 5,97 615,25
Hg dikeluarkan
dari pemerasan
G. Berat kemasan (g) 57,00 57,00 H. Berat kemasan + cairan Hg (g) 998,00 3.133,21 I. Cairan Hg yang didapatkan kembali dari pemerasan (=H-G) 941,00 25,05 4,01 610,50
Fase Pemanasan Amalgam sebelum
pemanasan
J. Berat kemasan (g) 0,70 0,70 K. Berat amalgam + kemasan (g) 3,88 3,60 L. Berat amalgam (=K-J) 3,18 5,83 1,60 381,78
4
Table 2. Profil penambangan emas di beberapa kabupaten
No Detail Lokasi
Pemrosesan Bahan Mentah (Batu/Ore)
Pemrosesan Ekstraksi Emas
Man
ual
Gelu
ndun
g
Slui
cing
Dula
ng
Pem
bubu
han
zat k
imia
Sian
ida
Mer
kuri
1
Kecamatan Desa Pelangan, Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
- Ya - - - Ya Ya
2
Desa Tobongan, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Propinsi Sulawesi Utara
- Ya - - - Ya Ya
3
Desa Lanut, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Propinsi Sulawesi Utara
- Ya - - - Ya Ya
4
Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara
- Ya - - - Ya Ya
5 Desa Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kab. Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya
6
Desa Koto Nan IV Dibauwah, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat
Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya
7 Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi
Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak
8
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Proponsi Kalimantan Tengah
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
9 Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya
7
DAMPAK PENGGUNAAN MERKURI KE MEDIA LINGKUNGAN
Pelepasan merkuri ke air dan tanah Proses amalgamasi seluruh bijih menyebabkan pelepasan merkuri ke lingkungan sekitar tambang. Ketika mengosongkan gelondong, sebagian merkuri terlepas bersama dengan air pembuangan ke tanah. Jika tempat pengolahan memiliki kolam limbah, maka lumpur yang dilepaskan dari gelondong akan terkumpul dalam kolam limbah. Namun air dari kolam akan meluap dan tumpah ke luar dan mengalir ke lingkungan sekitar. Air yang mengalir dapat bermuara ke sungai, dan danau terdekat, kemudian berakhir di laut. Beberapa lokasi telah terpapar merkuri di media air bersih, air sungai, sedimen, dan tanah akibat kegiatan pengolahan emas bermerkuri. Data pengukuran konsentrasi merkuri pada media yang dimaksud dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini: Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel air bersih Sebanyak 57 sampel air bersih diambil dari lokasi PESK secara random, kemudian sampel diekstraksi berdasarkan SNI 6989.78:2011. Analisis sampel menggunakan ICP-MS dengan perhitungan sampel mengacu pada SNI 7387:2009.
Table 4. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk air bersih
Media Lingkungan Referensi NAB Air Bersih Permenkes No. 416 tahun 1960 0,001 mg/L
6
Amalgam setelah
pemanasan
M. Berat kemasan (g) 0,70 0,70 N. Berat emas lunak + kemasan (g) 1,94 1,68 O. Berat emas lunak (=N-M) 1,24 0,98 2,87 0,72 0,34
P. Berat emas lunak dalam kemurnian 100% (24K) 0,78 0,59 3,29 0,80 0,24 Q. berat Hg menguap (=L-O) 1,94 1,93 2,97 0,88 2,25
Cross-check Pengukuran cairan Hg dari pemerasan (I) + amalgam (L) - (harus =F) 944,18 3.079,11 Pemulihan di Retort Merkuri yang didapatkan
kembali di retort
R. Berat kemasan (g) S. Berat merkuri + kemasan (g) T. Berat merkuri yang didapatkan kembali di retort (=S-R) 1,19
U. Efisiensi retort (%) (=T/Q*100) 67,89 Kesimpulan
V. Hg yang hilang ke tanah dalam fase pencampuran (=C-I-Q) 6,06 62,17 11,39 2,01 1,76 W. Hg yang hilang ke udara dalam fase pemanasan (=Q-T) 1,94 - 2,97 0,78 1,06
X. Total merkuri yang digunakan (hilang ke lingkungan (=V+W) 8,00 62,17 14,36 2,79 2,82 Y. Rasio Hg:Au (=Q/P), tanpa retort 2,52 3,14 4,46 3,64 11,72
Z. Rasio Hg:Au (=X/P), dengan retort
Gambar 3. Grafik Total Merkuri yang Digunakan
Gambar 4. Rasio Hg:Au di 5 Kabupaten
8
62.17
14.362.79 2.82
020406080
Rata-RataLombok Barat
Rata-RataBolaang
MongondowTimur
Rata-RataKotawaringin
Barat
Rata-RataWonogiri
Rata-RataDharmasraya
Total Merkuri yang Digunakan (gram)
Total merkuri yang digunakan (hilang ke lingkungan) (gram)
2.52 3.14 4.46 3.64
11.72
- 4.00 8.00
12.00 16.00
Rata-RataLombok Barat
Rata-RataBolaang
MongondowTimur
Rata-RataKotawaringin
Barat
Rata-RataWonogiri
Rata-RataDharmasraya
Rasio
Hg:
Au
Lokasi
Rasio Hg:Au di 5 Kabupaten
9
Table 5. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk air sungai
Media Lingkungan Referensi NAB Air Sungai Peraturan Pemerintah Nomor 82/2001 Kelas II 0,002 mg/L
Gambar 6. Pengukuran konsentrasi Hg pada air sungai Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel sedimen Sebanyak 66 sampel sedimen diambil dari lokasi PESK secara random, kemudian sampel diekstraksi berdasarkan metode standar US-EPA 7471B. Analisis sampel menggunakan ICP-MS dengan perhitungan konsentrasi akhir merkuri berdasarkan SNI 06-6992.2-2004.
0.0853
0.0005
0.16
0.0005 0.0040.02
0.0120.0003
0.01250.0004 0.0006 0.0003
0
0.04
0.08
0.12
0.16
0.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kons
entr
asi H
g pa
da a
ir su
ngai
(mg/
L)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Air Sungai
Hg di air sungai NAB >0,002
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongan, Modayag, Bolaang Mongondow Timur3: Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya
7: Sungai Manau, Merangin8: Pangkut, Arut Utara, Kotawaringin Barat9: Jendi, Selogiri, Wonogiri10: Karangjaya, Tasikmalaya11: Cineam, Tasikmalaya12: Cibeber, Lebak
8
Gambar 5. Pengukuran konsentrasi Hg pada air bersih
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel air sungai Sebanyak 33 sampel air sungai diambil dari lokasi PESK secara random, kemudian sampel diekstraksi dengan metode SNI 6989.78:2011. Sampel dianalisis dengan menggunakan ICP-MS. Perhitungan konsentrasi akhir merkuri mengacu pada SNI 7387:2009.
0.23116
0.00050.0005
0.06
0.00010.0015
0.00080.0075 0.002
0.00020.0004 0.007
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kons
entr
asi H
g di
air
bers
ih(m
g/L)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Air Bersih
Hg di air bersih NAB >0,001
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongan, Modayag, Bolaang Mongondow Timur3: Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya
7: Sungai Manau, Merangin8: Pangkut, Arut Utara, Kotawaringin Barat9: Jendi, Selogiri, Wonogiri10: Karangjaya, Tasikmalaya11: Cineam, Tasikmalaya12: Cibeber, Lebak
11
Table 7. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk tanah
Media Lingkungan Referensi NAB Tanah Canadian Soil Quality Guideline 6,6 mg/kg
Gambar 8. Pengukuran konsentrasi Hg pada tanah Pelepasan merkuri ke tanaman dan biota Masyarakat PESK jarang sekali membuat bak penampungan limbah dan air limbah atau Instalasi Penanganan Air Limbah (IPAL), sehingga air mencemari lingkungan sekitar. Hal ini berdampak pada tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi pengolahan emas. Ikan yang hidup di sungai atau perairan terdekat juga akan mendapat dampak dari pelepasan merkuri ke lingkungan. Hal ini sudah terjadi di Indonesia yang dapat dilihat pada penjelasan berikut:
134.2062
176.21 176.25
30.060.17507
2.473720.18219
2.7095616.16162
0.600 0.640
28
0
40
80
120
160
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kons
entr
asi H
g di
tana
h (m
g/kg
)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Tanah
Hg di tanah NAB >6,6
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongan, Modayag, Bolaang Mongondow Timur3: Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya
7: Sungai Manau, Merangin8: Pangkut, Arut Utara, Kotawaringin Barat9: Jendi, Selogiri, Wonogiri10: Karangjaya, Tasikmalaya11: Cineam, Tasikmalaya12:Cibeber, Lebak
10
Table 6. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk sedimen
Media Lingkungan Referensi NAB Sedimen Canadian Sedimen Quality Guideline 0,13 mg/kg
Gambar 7. Pengukuran konsentrasi Hg pada sedimen
Hasil Pengukuran Konsentrasi Merkuri Pada Sampel Tanah Sebanyak 59 sampel tanah diambil dari lokasi PESK secara random, kemudian sampel diekstraksi berdasarkan US-EPA 7471 B menggunakan bahan kimia HCl dan HNO3. Pengujian sampel mengacu pada SNI 06-6992.2-2004 dengan metode uji ICP-MS.
22.599
40.99
28.34
2.171.322751
0.043570.012
0.1113
13.03992
0.05 0.05
88
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kons
entr
asi H
g di
sedi
men
(mg/
kg)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Sedimen
Hg di sedimen NAB >1,3
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongan, Modayag, Bolaang Mongondow Timur3: Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya
7: Sungai Manau, Merangin8: Pangkut, Arut Utara, Kotawaringin Barat9: Jendi, Selogiri, Wonogiri10: Karangjaya, Tasikmalaya11: Cineam, Tasikmalaya12: Cibeber, Lebak
13
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel biota
Sebanyak 29 sampel biota diambil dari lokasi PESK secara random, kemudian sampel diekstraksi berdasarkan prosedur Ministry of The Environment Japan, 2004. Analisis sampel menggunakan ICP-MS dengan perhitungan konsentrasi akhir merkuri mengacu pada SNI 2354.6:2016
Table 9. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk biota
Media Lingkungan Referensi NAB Biota SNI 7387 tahun 2009 0,03 mg/kg
Gambar 10. Pengukuran konsentrasi Hg pada biota Pelepasan merkuri ke udara
Pelepasan emisi merkuri ke lingkungan terjadi melalui udara sebagai akibat dari pembakaran amalgam yang tercampur merkuri. Ketika dibakar di tempat terbuka,
0.56
0.40.27
0.05
0.86957
0.21739
0.83
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1 2 3 4 5 6 7Kons
entr
asi H
g di
Bio
ta (m
g/kg
)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Biota
Hg di biota NAB >0,5
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongon, Modayag, Bolaang Mongondow Timur3: Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya7: Jendi, Selogiri, Wonogiri
12
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel tanaman Sebanyak 51 sampel tanaman diambil dari lokasi PESK secara random, kemudian sampel diekstraksi berdasarkan metode Ministry of The Environment Japan, 2004. Pengujian sampel dianalisis menggunakan ICP-MS dengan perhitungan yang mengacu pada SNI 2354.6:2016.
Table 8. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk tanaman
Media Lingkungan Referensi NAB Tanaman SNI 7387 tahun 2009 0,03 mg/kg
Gambar 9. Pengukuran konsentrasi Hg pada tanaman
280.7096
62.75
23.59 13.06 0.41651
1.9985 1.0415
0.1999 0.90892
0.05 5 -
50.0000
100.0000
150.0000
200.0000
250.0000
300.0000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kons
entr
asi H
g di
tana
man
(mg/
kg)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Tanaman
Hg di tanaman NAB >0,3
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongan, Modayag, Bolaang Mongondow Timur3. Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya
7: Sungai Manau, Merangin8: Pangkut, Arut Utara, Kotawaringin Barat9: Jendi, Selogiri, Wonogiri10: Cineam, Tasikmalaya11: Cibeber, Lebak
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Arifudin Idrus, Sukmandaru et, all: some keys features and possible origin of the Metamorphic Rock Hosted Gold Mineralization in Buru Island Indonesia. Journal of Geoscience, Geological Agent Ministry Energy and Mineral Resources, 2014.
2. http://modi.minerba.esdm.go.id/pimpinan/?t=2019
3. Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2016.
4. Laporan Akhir Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Lingkungan, Kesehatan, dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Wonogiri, 2018
5. BCRC-SEA Minamata Initial Assessment, 2019.
6. Laporan Akhir Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Lingkungan, Kesehatan, dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Dharmasraya, 2018
7. Laporan Akhir Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Lingkungan, Kesehatan, dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Kotawaringin Barat, 2018
8. Laporan Akhir Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Lingkungan, Kesehatan, dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sekitar Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Merangin, 2018
9. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan, Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2018
10. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan, Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Provinsi Sulawesi Utara, 2018
14
amalgam melepaskan uap beracun yang mengandung merkuri. Orang yang membakar di sekitar tempat pembakaran akan banyak menghirup uap merkuri. Keadaan Ini disebut sebagai dampak lokal. Dampak lokal sudah terjadi di lokasi beberapa lokasi di Indonesia, sebagai berikut:
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel udara
Sebanyak 183 sampel udara diambil dari lokasi PESK secara random. Pengukuran sampel menggunakan alat RA-915+ Zeeman Mercury Analyzer.
Table 10. Referensi Nilai Ambang Batas pada pengujian merkuri untuk udara
Media Lingkungan Referensi NAB Udara WHO 1000 ng/m3
Gambar 11. Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Udara
52,421.54 41,940.95
9,168.96 2,671.81
19,241.56
95,532.65
295.05 11,606.81
55,913.5
-
40,000.00
80,000.00
120,000.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kons
entr
asi H
g di
uda
ra (n
g/m
3)
Lokasi
Pengukuran Konsentrasi Hg Pada Udara
Hg di udara NAB >1000
1: Pelangan, Sekotong, Lombok Barat2: Tobongan, Modayag, Bolaang Mongondow TImur3: Lanut, Modayag, Bolaang Mongondow Timur4: Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara5: Siguntur, Sitiung, Dharmasraya
6: Koto Nan IV Dibauwah, IX Koto, Dharmasraya7: Sungai Manau, Merangin8: Pangkut, Arut Utara, Kotawaringin Barat9: Jendi, Selogiri, Wonogiri
i
Buku 2: Penggunaan Merkuri dan Dampaknya Terhadap Lingkungan, serta Sebaran Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil Pengarah: Yun Insiani Ketua: Grace Juanita Romauli Siregar Anggota: 1. Ria Rosmayani Damopolii 2. Geanita Nurfika Editor: 1. Baiq Dewi Krisnayanti 2. Anton Sri Probiyantono Dipublikasikan oleh Global Opportunities for Long-term Development of Artisanal and Small Scale Gold Mining (ASGM) Sector: Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s ASGM Project (GOLD-ISMIA). GOLD-ISMIA didanai oleh Global Environmental Facility (GEF) dan merupakan bagian dari Planet GOLD Indonesia dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia. UNDP Indonesia, Menara Thamrin 8th Floor, Jl. M.H Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat Website : www.goldismia.org Facebook : goldismia.id Instagram : goldismia.id Twitter : goldismia.id YouTube : GOLD-ISMIA Jakarta, 12 November 2020
16
11. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan, Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil di Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara, 2018
12. Laporan Kegiatan Pemetaan Dampak Merkuri di Kabupaten Tasikmalaya, 2018
13. Laporan Kegiatan Pemetaan Dampak Merkuri di Kabupaten Lebak, 2018
Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya BeracunDirektorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
PENGGUNAAN MERKURI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN SERTA SEBARAN LOKASIPERTAMBANGAN EMAS SKALA KECIL
Status Merkuri pada Pertambangan Emas Skala Kecil
di Indonesia
BUKU 2