Makalah Komunikasi Kesehatan 1- HG 2

57
MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN QUESTION BASED LEARNING 1 DISUSUN OLEH : Komkes-15 / HG-2 Darwin Yunaidy ( 1506668914 / FKG ) Rivandy Holil ( 1506730281 / FKG ) Ahmad Faris Aldjoefrie ( 1506722090 / FF ) Amelia Maharani Kartika ( 1506689723 / FIK ) Nurul Aini Sabichiyyah ( 1506735212 / FIK ) 1

description

Bentuk Komunikasi dan Hambatan Komunikasi

Transcript of Makalah Komunikasi Kesehatan 1- HG 2

Page 1: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN

QUESTION BASED LEARNING 1

DISUSUN OLEH :

Komkes-15 / HG-2

Darwin Yunaidy ( 1506668914 / FKG )

Rivandy Holil ( 1506730281 / FKG )

Ahmad Faris Aldjoefrie ( 1506722090 / FF )

Amelia Maharani Kartika ( 1506689723 / FIK )

Nurul Aini Sabichiyyah ( 1506735212 / FIK )

RUMPUN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2015

1

Page 2: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi

keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada

para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan makalah ini.

Depok, 25 Februari 2016

Penulis

2

Page 3: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

ABSTRAK

Komunikasi kesehatan merupakan suatu hal yang sangat fundamental di dalam

menjalankan tindakan kita di dalam tim kesehatan maupun dalam berkomunikasi dengan pasien.

Hal ini sangatlah penting untuk dipelajari dalam berkomunikasi di dunia nyata. Baik tipe-tipe

komunikasi maupun faktor pendukung komunikasi sangatlah bervariasi. Oleh karena itu, kita

harus memahami satu per satu unsur-unsur komunikasi sebelum kita lanjut lebih jauh kepada cara

berkomunikasi terhadap pasien yang memiliki gangguan khusus.

Kata Kunci: Faktor; Komunikasi; Pasien; Prinsip.

3

Page 4: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

DAFTAR ISI

Sampul Laporan ................................................................................. 1

Kata Pengantar …………………………………………………… 2

Abstrak …………………………………………………… 3

Daftar Isi …………………………………………………… 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 5

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………. 5

1.3 Tujuan Pembelajaran …………………………………………………… 6

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………...... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………...... 36

3.2 Saran ………………………………………………...... 36

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 37

4

Page 5: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat,

atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung. Manusia

sebagai mahluk sosial tentu memerlukan komunikasi dalam hubungan

antarmanusia sehingga dapat dipenuhi keinginan dan kebutuhan masing-

masing individu.

Komunikasi juga memainkan peranan yang penting dalam dunia kerja.

Komunikasi kesehatan merupakan proses penyampaian pesan kesehatan oleh

komunikator melalui media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk

mendorong perilaku manusia demi tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan

yang mengarah pada keadaan sehat utuh secara fisik, mental, dan sosial.

Komunikasi dan komunikasi kesehatan dilakukan oleh setiap individu

setiap bidang profesi kesehatan. Dalam kondisi yang berbeda, seorang tenaga

kesehatan perlu menerapkan teknik berkomunikasi yang berbeda pula. Oleh

sebab itu, komunikasi dan komunikasi kesehatan perlu dimengerti oleh

seluruh tenaga kesehatan maupun mahasiswa yang nantinya akan bekerja di

bidang kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa sajakah konsep dasar dan prinsip-prinsip komunikasi?

1.2.2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang umum terjadi pada komunikasi

serta bagaimana bentuk-bentuk komunikasi?

1.2.3. Bagaimana cara berkomunikasi interpersonal dalam menyampaikan berita

buruk?

1.2.4. Bagaimana cara berkomunikasi pada situasi khusus seperti pasien

pasif/depresif, marah maupun pasien geriatri (klien yang tidak mau

berkomunikasi?

5

Page 6: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

1.3. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1.1.1. Sebagai pemenuhan nilai mata kuliah Komunikasi Kesehatan .

1.1.2. Mengetahui konsep dasar dan prinsip-prinsip komunikasi.

1.1.3. Mengetahui hal-hal yang dapat membentuk dan menghambat terjadinya

sebuah komunikasi.

1.1.4. Mengetahui cara berkomunikasi interpersonal dalam menyampaikan berita

buruk.

1.1.5. Mengetahui cara berkomunikasi pada situasi khusus seperti pasien

pasif/depresif, marah maupun pasien geriatri.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode kajian pustaka yakni dengan mencari

materi dari buku-buku referensi serta metode studi internet untuk memperdalam

hal-hal penting yang berkaitan dengan komunikasi kesehatan.

6

Page 7: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DAN PRINSIP DASAR KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Kesehatan

Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin

‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersamaMenurut Effendi

(1995) komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap,

pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung.

Komunikasi tentu memiliki komponen-komponen penunjang, yaitu antara

lain komunikator (orang atau lembaga yang menyampaikan pesan), pesan

(pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti), komunikan

(orang yang menerima pesan), media (sarana atau saluran yang mendukung proses

penyampaian pesan), serta efek (dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh

pesan).

Komunikasi memainkan peranan yang penting dalam dunia kerja, terutama

di bidang kesehatan. Setiap tenaga kesehatan harus menguasai teknik komunikasi

kesehatan. Dalam bukunya, Putrid dan Fanani (2013) mengemukakan bahwa

komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi secara positif

perilaku kesehatan penduduk yang besar jumlahnya dengan menggunakan prinsip

dan metode komunikasi massa, disain instruksional, pemasaran sosial, analisis

perilaku dan antropologi medis.

Konsep Dasar Komunikasi

a. Proses simbolis

7

Page 8: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Komunikasi dilakukan dengan menggunakan bentuk lisan atau isyarat

tertentu. Penerima kemudian menafsirkan arti simbolik yang telah

dibeikan oleh narasumber.

b. Proses sosialisasi

Seorang individu mempelajari dan menyesuaikan tingkah lakunya

serta seluk-beluk Bahasa yang digunakan sesuai dengan yang

diharapkan oleh masyarakat

c. Proses satu/dua arah

i. Komunikasi satu arah

Pesan dan informasi disampaikan kepada penerima biasanya

melalui media dan tidak ada umpan balik dari penerima

ii. Komunikasi dua arah

Pesan dan informasi disampaikan secara langsung kepada

penerima dan terjadi umpan balik antara pemberi dan penerima

informasi

d. Bersifat koorientasi

Komunikasi memerlukan dua pihak atau lebih, sehingga bersifat

koorientasi dan mempunyai tujuan yang sama

e. Bersifat persuasif dan purposive

Persuasif didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap,

dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis

sehingga orang tersebut bertindak atas kehendak dirinya sendiri

(Roqib 2009).

Sedangkan purposive mempunyai pengertian yaitu setiap proses

komunikasi memiliki tujuan tertentu. Misalnya ketika penyiar berita

menyiarkan tentang suatu informasi agar orang yang melihat berita

tersebut mengetahui informasi yang disampaikan.

f. Mendorong interpretasi individu

Komunikasi dapat meningkatkan pendapat atau pandangan manusia

mengenai hal tertentu yang sedang dibicarakan

8

Page 9: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

g. Aktivitas pertukaran makna

Di dalam komunikasi pastilah terjadi pertukaran makna antara pemberi

dan penerima informasi

h. Terjadi dalam konteks (ruang dan waktu tertentu)

Komunikasi dapat dipisahkan oleh jarak dan waktu. Contohnya ketika

kita menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi ketika tidak

dapat bertemu dengan orang yang kita tuju dan media komunikasi

berupa surat kabar yang membutuhkan rentang waktu tertentu agar bisa

sampai ke tangan pembaca

Prinsip-Prinsip Dasar Komunikasi

Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari

komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip dasar dalam

komunikasi yakni : suatu proses, suatu sistemik, interaksi / transaksi, dan terjadi

secara sengaja / tidak disengaja. Berikut merupakan penjabaran dari ke 4 prinsip

dasar tersebut.

1. Komunikasi adalah Suatu Proses

Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kehidupan

yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu

berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat ditangkap

dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi melibatkan suatu variasi saling

berhubungan yang kompleks dan tidak pernah ada duplikat dalam cara yang

persis sama yaitu : saling berhubungan diantara orang, lingkungan,

keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan

komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Tidak ada dua hubungan

yang terjadi dalam cara yang persis sama atau tidak ada komunikasi yang

terjadi pengantara terjadinya hubungan itu yang persis sama.

Proses yang terjadi dalam sebuah komunikasi tersebut, adakalanya tidak

berjalan dengan lancer. Ini merupakan hal yang sangat biasa terjadi. Karena,

akan sangat jarang menemukan proses komunikasi yang tidak melewati serta

9

Page 10: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

menghadapi rintangan apapun. Hal utama yang menjadi penyebabnya, karena

komunikasi yang tepat, akan melibatkan lebih dari 1 orang. Komunikasi yang

terjadi lebih dari 1 orang inilah yang akan memicu terjadinya perbedaan

pandangan serta pendapat yang besar kemungkinan akan menyebabkan

terjadinya konflik dan perdebatan. Dimana tanpa kita sangka, perbedaan ini

membuat kesalahpahaman.

Namun 1 hal yang perlu digaris bawahi. Bahwa tidak semua konflik dan

pertentangan pendapat yang terjadi akan menimbulkan kesalahpahaman. Dalam

beberapa kasus, suatu komunikasi akan lebih bermakna dan berwarna jika

terdpaat perbedaan pendapat yang terjadi antar komunikan. Hal yang terpenting

disini untuk selalu diingat adalah bahwa jangan menjadikan perbedaan

pendapat tersebut sebagai sebuah pemisah, namun jadikan perbedaan pendapat

tersebut sebagai sebuah jembatan penghubung yang menjadikan suatu proses

komunikasi akan lebih bermakna dan berwarna.

2. Komunikasi adalah Sistem

Dalam sebuah komunikasi, terdapat beberapa komponen didalamnya yang

akan menjadikan proses komponen – komponen tersebut saling berhubungan,

sehingga terjadilah komunikasi. Setidaknya, menurut Seiler (1988) terdapat 3

komponen utama dalam sebuah komunikasi yang wajib untuk ada ketika

terjadinya komunikasi. Yaitu adanya pengirim pesan, penerima pesan, dan

media komunikasi. Misalnya pengirim mempunyai peranan untuk menentukan

apa informasi atau arti apa yang akan dikomunikasikan. Setelah mengetahui

apa arti atau informasi apa yang akan dikirimkan, informasi tersebut perlu

diubah ke dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai dengan aturannya

sehingga berupa suatu pesan.

Sehingga komponen pesan ada kaitannya dengan komponen pengirim.

Bila pengirim tidak benar menyandikan arti yang akan dikirim maka yang akan

terjadi kemudian adalah, pesan tersebut kurang tepat. Kurang tepatnya pesan

yang dikirimkan akan mempengaruhi komponen penerima dalam

menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima mungkin juga akan salah

dalam menginterpretasikannya.

10

Page 11: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Kaitan komponen pesan dengan media komunikasi penyalurnya misalnya

bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai

media penyalur komunikasi dan ini juga akan berkaitan dengan si penerima

dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan pendengarannya dalam

menerima pesan tersebut. Begitulah, antara satu komponen dengan komponen

yang lain saling berkaitan dan bila terdapat gangguan pada satu komponen

akan berpengaruh pada proses komunikasi secara keseluruhan. Itulah alasan

mengapa sistem adalah sebuah prinsip dasar dari komunikasi.

3. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi

Istilah interaksi yang dimaksud disini adalah saling bertukar komunikasi.

Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian

temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa

yang sedang dibicarakannya itu. Begitu selanjutnya berlangsung secara teratur

ibarat orang yang bermain lempar bola. Seorang melemparkan yang lainnya

menagkap kemudian yang menangkap melemparkan kembali kepada si

pelempar pertama. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan

tidak seteratur itu prosesnya.

Sering kali dalam sebuah percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses

pengiriman pesan yang tidak terpisah dan beraturan seperti contoh di atas.

Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil

menyandikan pesan kita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima.

Misalnya dalam situasi pengajaran di kelas antara guru dan murud seringkali

memperlihatkan komunikasi interaksi ini. Sambil guru menyampaikan

informasi kepada murid atau sedang menjelaskan pengajran, muridpun

menyampaikan pesan kepada guru dalam bermacam-macam bentuk. Jadi

komunikasi yang terjadi antara manusia dapat berupa interaksi dan transaksi.

4. Komunikasi Dapat Terjadi Disengaja Maupun Tidak Disengaja

Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai

maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya

seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan rapat dengan rekan – rekan

11

Page 12: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

sekerjanya di sekolah. Apabila kepala sekolah tersebut mengirimkan pesan

yang berisi undangan rapat kepada rekan – rekan sekerjanya, maka itu

dinamakan komunikasi yang disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak sengaja

dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya

maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja.

Misalnya seseorang memakai hiasan / aksesoris pada pakaian yang

dipakainya dan terlihat agak mencolok. Padahal orang tersebut tidak

mempunyai maksud untuk mengirimkan pesan tertentu. Namun terkadang

kecenderungan persepsi orang lain, menerima secara tidak sengaja pesan yang

tidak dimaksudkan untuk orang lain tersebut. Karena tanpa disadari orang lain

melihat hiasan serta aksesoris yang dipakai.

Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud mengirim

pesan tertentu terhadap orang lain yang ia inginkan untuk menerimanya. Tetapi

itu belumlah merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena

tergantung pada faktor orang lain yang juga ikut berpengaruh kepada proses

komunikasi. Terkadang, ada juga pesan yang sengaja dikirimkan kepada orang

yang dimaksudkan tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya orang

tua yang sengaja berbicara kepada anaknya tetapi anaknya tidak mau

mendengarnya. Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja tetapi diterima

oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya : dalam situasi kelas yang hening,

tiba – tiba seorang murid berdiri dan berteriak.

Tindakan murid yang dilakukan secara tiba – tiba tersebut, akan diterima

murid-murid lainnya sebagai pesan karena tiba – tiba temannya yang lain

memprhatikan tindakannya yang menimbulkan bermacam-macam interpretasi

bagi mereka. Dari bermacam-macam contoh di atas jelaslah, bahwa

komunikasi itu dapat terjadi disengaja maupun tidak dengan sengaja.

Faktor – Faktor yang Berperan dalam Komunikasi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi setiap unsur komunikasi. Baik itu

bersifat positif maupun negatif. Faktor - faktor tersebut yaitu :

Kredibilitas

12

Page 13: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Kredibilitas terdapat dan berpengaruh pada sumber (komunikator) dalam

keberhasilan proses komunikasi , karena hal ini mempengaruhi tingkat

kepercayaan sasaran terhadap pesan yang disampaikan. Ketika kredibilitas

seorang pengirim dapat diperlihatkan secara jelas kepada lawan bicara, maka

tentulah tingkat probabilitas proses penyampaian pesan secara jelas dan teoat,

akan semakin besar. Kredibilitas ini mencakup banyak hal. Seperti bobot isi

pesan yang akan disampaikan, body language, intonasi, gerakan bola mata,

kemampuan dalam merangkai kata – kata, dsb.

Isi Pesan

Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang bermanfaat bagi

kebutuhan lawan bicara. Ketika berusaha untuk mengkomunikasikan sesuatu

yang tidak menarik simpatik dan rasa penasaran dari lawan bicara, maka akan

sangat sulit untuk membuat pesan tersebut tersampaikan dengan jelas dan tepat

sasaran. Malahan akan membuat proses komunikasi tersebut terasa hambar dan

kurang bermakna.

Kejelasan

Pesan yang tidak jelas akan membuat sasaran bingung sehingga tidak terjadi

penyampaian pesan yang efektif da nisi yang dimaksudkan untuk dicerna oleh

penerima pesan, malahan hanya akan menjadi sesuatu yang sia – sia. Kejelasan

disini tidak hanya mencakup kejelasan isi pesan. Namun kejelasan dalam

intonasi suara juga menjadi penentu apakah nantinya pesan tersebut akan

tersampaikan dengan baik atau tidak.

Kesinambungan dan Konsistensi

Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan berkesinambungan, seorang

komunikator perlu membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan

intervensi atau berkomunikasi dengan lawan biacar. Disamping itu perlu

adanya pemahaman yang sama antara pemberi pesan dengan sang penerima

pesan, Agar pesan yang dimaksudkan dapat disampaikan dengan baik dan

sesuai target perencanaan semula.

13

Page 14: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Saluran

Saluran / media merupakan salah 1 faktor terpenting jga dan menjadi penentu

keberhasilan suatu penyampaian pesan. Saluran / media yang digunakan harus

disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Pemilihan media yang tepat

dapat meningkatkan pemahaman lawan bicara sehingga perubahan yang

diharapkan dapat tercapai. Saluran yang dimaksudkan dapat berupa surat,

handphone, telepon, udara, internet, dsb.

Kapabilitas Sasaran

Kapabilitas sasaran terdapat pada penerima pesan dalam proses menerima

pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikator harus

memeperhitungkan kemampuan sasaran dalam menerima pesan yang

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya, psikologis

dan sebagainya. Ketika komunikator tidak memperhitungkan kapabilitas dari

lawan bicaranya, maka mustahil pesan akan tersampaikan dengan baik.

2.2 BENTUK DAN HAMBATAN KOMUNIKASI

I. Sikap dan Perilaku dalam Berkomunikasi

Pertama-tama, kita harus mempelajari apa saja yang perlu diperhatikan

ketika kita sedang melakukan komunikasi. Hal ini sangatlah penting agar

komunikasi yang dilakukan oleh si komunikator dapat secara efisien diterima oleh

pihak ketiga (resipien). Karena itulah, variabel-variabel yang terlibat dalam

komunikasi sangat erat kaitannya sebelum kita melanjutkan ke tahap bentuk-

bentuk komunikasi dan hambatan-hambatan dalam komunikasi. Variabel-variabel

tersebut terdiri dari:

1. Empati

Empati adalah suatu kemampuan untuk bisa menempatkan dirinya

pada posisi orang lain, sehingga bisa memahami dan merasakan apa

yang dialami oleh orang lain tersebut. Empati adalah variabel yang

14

Page 15: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

paling penting, mendasar, dan kompleks dalam proses komunikasi

kesehatan melibatkan:

Proses keterlibatan

Sensitif/kepekaan terhadap emosi

Kemampuan untuk memahami

Intuisi

Empati ini berbeda dengan simpati. Simpati adalah perasaan kasihan

dan kesedihan yang diperlihatkan ketika melihat penderitaan atau

masalah orang lain. Empati berfokus kepada orang yang sedang

memiliki masalah, dan kita memahami masalah orang tersebut,

memiliki perasaan seperti orang tersebut, dan menyelidiki serta melihat

dari sudut pandang orang tersebut. Menurut Rogers, empati ini meliputi

beberapa aspek, yaitu:

Kognitif, adalah menyelidiki tingkah laku dan kehidupan sehari-

hari si pasien/klien dan memproses segala informasi yang berhasil

dikumpulkan.

Afektif, adalah memahami perasaan pasien/klien tersebut.

Komponen komunikasi, adalah bahasa dan respon-respon yang kita

berikan kepada pasien/klien.

Empati dapat menghilangkan perasaan terisolasi/terkucilkan dari

masyarakat, khususnya dari perasaan orang-orang yang sakit dan lebih

banyak menghabiskan hidupnya di rumah sakit, dan empati inilah

yang menyediakan konfirmasi dan perasaan ‘dipahami’ bagi orang-

orang tersebut. Untuk menjadi seorang profesional, perasaan empati ini

sangat diperlukan. Seorang profesional haruslah memiliki cara yang

efektif untuk mengobati pasien, dan untuk memiliki hubungan baik

dengan para pasien, sesama rekan kerja, dan karyawan.

2. Kontrol

15

Page 16: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Kontrol berperan dalam pusat kendali manusia dalam menentukan

apakah dirinya akan berperan menjadi individu yang mengendalikan

atau dikendalikan. Kontrol dibagi menjadi 2 garis besar yaitu:

A. PERSONAL CONTROL

Personal control adalah sebuah persepsi masing masing individu yang

meyakinkan dirinya mampu mempengaruhi diri sendiri.

Thompson (1981) membagi personal control ke dalam 4 bagian, yaitu:

Behavioral control, yaitu seseorang yang meyakini dirinya

dapat menjadikan perilaku seseorang sebagai acuan dalam

mewujudkan suatu intensitas,kemugkinan dan mengurangi

ancaman.

Cognitive control, yaitu keyakinan seseorang dalam menggunakan

strategi kognitif nya (mental) dalam memepengaruhi orang lain.

Informational control, yaitu keyakinan seseorang bahwa

dirinya memiliki informasi dan pengetahuan yang mampu

mempengaruhi tindakan dan pola pikir orang lain.

Retrospective control, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan

untuk menjadikan pengalaman dimasa lalu nya sebagai refleksi

dalam bertindak pada masa mendatang.

Berdasarkan tempatnya, personal control ini dapat dibagi menjadi 2,

yaitu:

1. Internal, Keyakinan bahwa segala sesuatu yang menimpanya saat ini

adalah cerminan terhadap perilaku yang dirinya lakukan sebelumnya.

2. Eksternal, keyakinan bahwa hal hal yang menimpa mereka saat ini

disebabkan oleh berbagai faktor eksternal

B. RATIONAL CONTROL

Rational control adalah persepsi seseorang dalam berkomunikasi

dengan orang lain dan mempengaruhi orang lain dan lingkungan

dengan opini mereka.

16

Page 17: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

3. Trust / Kepercayaan

Merupakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang agar pihak ketiga

dapat menerima kepercayaan dari informasi yang diperikan oleh

komunikator sehingga first impression yang baik dapat terjalin diantara

keduanya.

4. Self Disclosure / Keterbukaan

Merupakan perilaku dalam berkomunikasi di mana ia mampu memberikan

informasi secara terbuka, baik itu personal hingga sampai ke perasaan

masing-masing agar informasi yang diterima dapat lebih leluasa.

5. Konfirmasi

Adalah gabungan dari keempat variabel sebelumnya, menunjukkan

empati, adanya control, menunjukkan trust/kepercayaan, dan

menyatakan pikiran dan perasaannya secara terbuka kepada orang lain.

Konfirmasi memiliki peranan penting di dalam komunikasi kesehatan,

memfokuskan cara-cara individual untuk melakukan hubungan

komunikasi dengan baik dan efektif.

II. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Setelah memahami sikap dan perilaku dalam berkomunikasi, maka kita

juga harus mengetahui berbagai bentuk komunikasi yang ada ketika kita

berinteraksi. Bentuk-bentuk komunikasi tersebut dapat dibedakan berdasarkan:

1. Nasir, et al

a. Komunikasi Agresif

Merupakan komunikasi yang menonjolkan dominasi.

Pelaku komunikasi ini berusaha memaksakan kehendaknya

terhadap orang lain dan merendahkan lawan bicara. Bentuk

komunikasi ini cenderung menimbulkan permusuhan. Pelaku

komunikasi agresif dapat terlihat dari sikap tubuh yang condong ke

depan, kepala mendongak, mata melotot, nada bicara tegas, dan

tubuh tegang.

17

Page 18: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

b. Komunikasi Pasif

Merupakan kebalikan dari komunikasi agresif. Bahasa

tubuh yang ditunjukkan pelaku komunikasi pasif adalah cenderung

diam, nada suara ragu-ragu dan pelan, tubuh membungkuk, serta

menjauhi dan menghindari kontak mata dengan lawan bicara.

c. Komunikasi Asertif

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang paling baik, di

mana pelaku berkomunikasi secara aktif dan mampu mengeluarkan

pendapatnya. (Komunikasi ini bersifat terbuka)

2. Menurut Ronald B. Adler dan George Rodman dalam buku Understanding

Human Connection: second edition:

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal terdiri dari kata-kata yang disusun dalam pola

yang mempunyai arti. Terbagi dalam 2 bentuk, yaitu:

Komunikasi lisan

Komunikasi lisan merupakan komunikasi yang disuarakan.

Kelebihan: kecepatan dan umpan baliknya

Kekurangan: semakin banyak orang semakin terdistorsi

Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis adalah komunikasi melalui media

perantara tulisan

Kelebihan: pengirim maupun penerima memiliki

dokumentasi dari komunikasi tersebut

Kekurangan: memakan waktu dan tidak adanya umpan balik

Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal-hal

berikut:

a. Jelas dan ringkas

18

Page 19: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan

langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil

kemungkinan terjadinya kerancuan.

b. Pembendaharaan kata

Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak

mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Oleh karena itu

sebaiknya menggunakan kata yang sekiranya mampu dipahami

oleh penerima pesan.

c. Arti denotative dan konotatif

Arti denotative memberikan pengertian yang sama terhadap

kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan

pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.

Ketika berkomunikasi, penting untuk berhati-hati dalam

memilih kata agar tidak mudah untuk disalahartikan.

d. Selaan dan kesempatan berbicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan

keberhasilan komunikasi verbal.

e. Waktu dan relevansi

Waktu yang tepat sangat penting dalam penerimaan pesan.

Meskipun pesan yang disampaikan singkat dan jelas, tetapi

ketidaktepatan waktu dapat menghalangi penerimaan pesan

secara akurat.

f. Humor

Humor merangsang produksi katekolamin dan hormone yang

menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap

rasa sakit, mengurangi ansietas, dan memfasilitasi relaksasi

pernapasan.

19

Page 20: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

b. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non verbal adalah suatu proses pemindahan atau

penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata. Penyampaikan

kode tersebut merupakan cara paling efektif dan meyakinkan untuk

menyampaikan pesan. Tujuan dari kode atau isyarat nonverbal,

antara lain:

Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)

Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan

dengan kata-kata (substitution)

Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya

(identitiy)

Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan

belum sempurna

III. Hambatan dalam Komunikasi

Selama manusia berkomunikasi tentu tidak selalu berjalan dengan mulus,

tentu terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan lawan bicara salah

menangkap informasi atau bahkan tidak mengerti topik apa yang sedang

dibicarakan. Jadi, hambatan-hambatan dalam berkomunikasi harus diminimalisir

agar komunikasi berjalan efektif.

Ada 4 faktor hambatan yang biasa/seringkali terjadi diantara pengirim dan

penerima pesan yaitu:

1. Hambatan sosio-antro-psikologis

Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Situasi ini

sangat berhubungan dengan faktor sosiologis-antropologis-psikologis.

a. Hambatan Sosiologis

b. Hambatan antropologis

c. Hambatan psikologis

2. Hambatan semantis

20

Page 21: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Hambatan ini terdapat pada komunikator. Faktor semantis menyangkut

bahasa yang digunakan komunikator sebagai media untuk menyalurkan

pikiran dan perasaannya kepada komunikan.

3. Hambatan mekanis

Hambatan mekanis biasanya dijumpai pada media yang dipergunakan

dalam proses komunikasi.

4. Hambatan ekologis

Hambatan ekologis disebabkan oleh factor gangguan lingkungan terhadap

proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan.

Hambatan dalam komunikasi kesehatan

A. Umum

1. Faktor manusia : fisik, moral, sikap, ingatan, stress, lelah, tingkah laku,

psikologis

Contoh dalam kolaborasi kesehatan:

- Perbedaan upah dan penghargaan

- Perawatan yang kompleks

- Beban pekerjaan dan tekanan waktu

- Keterbatasan kemampuan untuk multitask

- Kurangnya peran dan tanggung jawab

- Perbedaan training (pelatihan) yang diberikan oleh dokter, perawat,

atau tenaga profesional lainnya

- Perbedaan jadwal dan rutinitas

- Hirarki (junior sungkan untuk bertanya atau lapor kepada senior)

2. Gangguan dan interupsi

3. Gender

4. Perbedaan bahasa dan budaya

5. Perbedaan generasi (umur)

B. Schiavo (perspektif pasien)

1. Pendidikan

2. Pengetahuan kesehatan

21

Page 22: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

3. Umur

4. Keterbatasan kognitif

5. Ketidakpahaman istilah medis

6. Stress terkait penyakit

7. Ketidaksetaraan antara pasien dan tenaga kesehatan

8. Budaya dan etnik

Variabel Sebab Gangguan

Sumber/Pengirim - Gangguan internal (psikologis,

fisiologis)

- Kecemasan, ketakutan

- Tidak atau kurang kompeten

- Tidak atau kurang terampil

dalam berkomunikasi lisan dan

tulisan

- Tidak efektif dalam merumuskan

tujuan komunikasi

- Kurangnya pendidikan,

pengalaman, kekuasaan,

wewenang

- Dll

Encoding (oleh sumber) - Tidak bisa menyandi gagasan ke

dalam simbol bahasa secara tepat

- Miskin informasi

- Dll

22

Page 23: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Pesan - Pilihan sruktur pesan, gaya

pesan, daya tarik pesan yang

tidak sesuai dengan minat

komunikasi

- Pesan yang ambigu

- Pesan yang terlalu singkat atau

terlalu panjang

- Perbedaan kultural atau makna

pesan

- Dll

Saluran - Gangguan eksternal atau

ligkungan

- Pesan yang tidak sesuai dengan

media

Decoding (oleh penerima) - Tidak bisa menyandi gagasan

kedalam simbol bahasa secara

tepat

- Miskin informasi

- Dll

Penerima - Gangguan internal (psikologis,

fisiologis)

- Kecemasan, ketakutan

- Tidak atau kurang kompeten

- Tidak atau kurang terampil

dalam berkomunikasi lisan dan

tulisan

- Tidak efektif dalam merumuskan

tujuan komunikasi

Umpan Balik - Gangguan eksternal

(lingkungan)

- Tanggapan yang tidak tepat

23

Page 24: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Gangguan - Internal

- Eksternal

Bidang Pengalaman - Perbedaan bidang pengalaman

yang dapat menghasilkan bias

informasi

Pertukaran Makna - Hambatan budaya

Sumber: H. Paul Leblanc III, 2001

2.3 KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi menjadi kebutuhan pokok manusia yang hidup di muka bumi,

selain sandang, pangan, dan papan. Hal ini dikarenakan manusia merupakan

makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga senantiasa membutuhkan

masyarakat dalam hidupnya. Komunikasi juga menjadi sarana bagi manusia

dalam menyampaikan kebutuhannya, yang disampaikan baik secara verbal

maupun non verbal. Oleh karena itu, komunikasi menjadi hal yang sangat penting

untuk dikuasai oleh profesi kesehatan sehingga dapat merespon kebutuhan pasien

dengan baik. Komunikasi yang digunakan pada tahap ini adalah komunikasi

interpersonal, dimana yang akan dibahas adalah konsep utama dari komunikasi

interpersonal, proses dan teknik penyampaiannya, serta bagaimana penyampaian

berita buruk dilakukan ke pasien.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang mendapat umpan balik

dari pihak lain, baik secara langsung (face to face) maupun menggunakan media

sebagai sarananya, sehingga bersifat maya atau faktual (Burgon dan Huffner,

2002). Menurut Barlund dalam Alo Liliweri (1991), komunikasi interpersonal

memiliki beberapa ciri. Ciri pertama adalah bersifat spontan sehingga tidak

mempunyai struktur dan terjadi secara kebetulan. Ciri selanjutnya adalah

komunikasi interpersonal tidak mengejar tujuan yang direncanakan. Terakhir,

identitas keanggotaan dalam komunikasi interpersonal bersifat tidak jelas dan

dapat terjadi sambil lalu. Sementara itu, Everett M. Rogers mengungkapkan ciri

lain dari komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi interpersonal memiliki arus

24

Page 25: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

pesan dua arah, konteks komunikasinya dua arah, tingginya umpan balik yang

terjadi, memiliki kemampuan non selektivitas yang tinggi, dan jika disampaikan

kepada khalayak besar, maka kecepatan jangkauannya relatif lambat.

Komunikasi interpersonal memiliki lima elemen penting, yaitu pengirim

pesan, pesan yang disampaikan, penerima pesan, umpan balik, dan hambatan.

Pesan yang disampaikan tidak hanya pesan verbal seperti informasi maupun

pikiran, melainkan juga pesan non verbal yang disampaikan melalui ekspresi

wajah dan gestur yang lebih bermakna 53% dibanding pesan verbal. Alasan

mengapa umpan balik diperlukan dalam komunikasi interpersonal adalah untuk

mengetahui pemahaman si penerima pesan terhadap pesan yang disampaikan.

Pada saat inilah pertukaran peran antara pengirim pesan dan penerima pesan

dilakukan, pengirim pesan menjadi penerima umpan balik dan penerima pesan

menjadi pemberi umpan balik. Keakuratan penyampaian suatu pesan dapat dilihat

dari hambatan yang memengaruhinya. Oleh karena itu, dalam penyampaian

komunikasi interpersonal penting untuk memperhatikan empat aspek, yakni

pemilihan kata yang sesuai, kongruensi antara pesan verbal dengan non verbal,

pencegahan perbedaan pemahaman pesan, dan penggunaan umpan balik.

Proses komunikasi interpersonal dilakukan melalui tiga cara, yaitu

encoding, decoding, dan respon. Encoding diartikan sebagai pemilihan simbol-

simbol baik berupa verbal maupun non verbal oleh internal diri komunikator,

guna menciptakan pesan yang didasari aturan-aturan tata bahasa dan karakteristik

dari komunikator. Sementara itu, decoding diartikan sebagai perubahan data-data

mentah yang didapat melalui indera menjadi suatu pesan yang memiliki makna

sehingga merupakan suatu proses internal dari komunikan. Terakhir, respon

adalah tanggapan yang diberikan penerima terhadap pesan yang diterimanya.

Respon yang disampaikan dapat bersifat negatif, positif, maupun netral.

Hambatan yang biasanya menghalangi proses komunikasi interpersonal ini adalah

kegaduhan yang ada saat penyampaian pesan dilakukan.

Komunikasi interpersonal memiliki variabel yang memengaruhi

komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan. Variabel-variabel tersebut

adalah persepsi, tingkat pendidikan dan perkembangan, latar belakang sosial

25

Page 26: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

budaya, nilai dan kepercayaan, emosi, gender, status kesehatan fisik, peran, dan

hubungan. Persepsi adalah variabel dimana seseorang menginterprestasi dan

memahami suatu kejadian secara berbeda, contohnya saat perawat menanyakan

keadaan pasien yang menjadi diam setelah keluarga yang menjaganya pulang,

beberapa orang akan memilki persepsi bahwa perawat tersebut penuh perhatian,

namun terdapat pula orang yang beranggapan bahwa perawat tersebut telah

menganggu privasi pasien tersebut. Dalam komunikasi interpersonal terdapat pula

variabel yang berhubungan dengan penyakit, seperti nyeri, kegelisahan, dan efek

pengobatan yang memengaruhi komunikasi antara profesi kesehatan dengan

pasien (Feldman-Stewart, Brundage, dan Tishelman, 2005).

Teknik dalam melakukan komunikasi interpersonal dibagi menjadi 9

tahap. Tahap pertama adalah tahap mendengarkan secara aktif (active learning).

Tahap ini penting untuk dilakukan untuk membangun kepercayaan antara profesi

kesehatan dengan pasien sehingga terbentuk hubungan yang saling menghargai.

Active learning dapat dilakukan melalui metode SOLER. S berarti sit facing the

patient atau duduk menghadap pasien, yang mengindikasikan bahwa pasien

benar-benar didengarkan. O berarti observe an open posture yang berarti terbuka

terhadap apa yang disampaikan. L berarti lean toward the patient yang

menandakan ketertarikan dan keterlibatan terhadap interaksi pasien. E berarti

establish and maintain intermittent eye contact yang menandakan keseriusan

terhadap apa yang pasien sampaikan. R berarti relax dimana ketenangan dan

kenyamanan pasien merupakan aspek penting.

Tahap kedua adalah adalah melakukan pengamatan. Pada tahap ini, profesi

kesehatan mengobservasi cara pasien berbicara dan bertindak sehingga proses

interaksi yang terjadi semakin dalam. Tahap selanjutnya adalah sharing emphaty,

yang mencerminkan kemampuan profesi kesehatan dalam merasakan situasi yang

dialami pasien. Tahap keempat adalah sharing hope, dimana pengembangan diri

pasien dilakukan denga memberikan dorongan dan masukan yang positif sehingga

memicu pasien melihat potensi yang ada pada dirinya. Tahap kelima adalah

sharing humor. Tujuan sharing humor dilakukan adalah untuk memberikan

kegembiraan ke pasien sehingga keadaan pasien semakin membaik dan hubungan

interpersonalnya semakin baik. Tahap keenam merupakan tahap sentuhan.

26

Page 27: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Sentuhan merupakan cara komunikasi non verbal yang menyampaikan banyak

makna, seperti kasih saying, dukungan emosional, dan perhatian. Tahap ketujuh

adalah penyediaan informasi. Penyediaan informasi dilakukan dengan

mengedukasi pasien mengenai kebutuhannya sehingga mengetahui status

kesehatannya pada saat ini. Tahap kedelapan adalah klarifikasi. Klarifikasi

membantu pasien untuk menghindari asumsi dan penilaian yang salah. Terakhir,

using silence. Keheningan bertujuan untuk memberikan pasien kesempatan untuk

berpikir mendalam dengan kemungkinan berita buruk yang mereka hadapi.

Casciato (2012) mengartikan berita buruk sebagai situasi dimana terdapat

informasi yang bisa mengubah kehidupan orang tersebut di masa depan dengan

kemungkinan menjadi lebih buruk. Penyampaian berita buruk sulit dilakukan

ketika seorang profesi kesehatan memiliki hubungan yang cukup lama dan kuat

dengan pasien, umur pasien masih muda, atau pasien memiliki ekspetasi tinggi

terhadap hasil yang memuaskan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyampain

berita bukanlah berorientasi pada informasi yang diberikan melainkan

penggunaan bahasa, pemberian waktu agar pasien memahami kondisinya, dan

sikap empati. Hal-hal ini penting untuk diperhatikan karena berdampak pada

penurunan kecemasan dan despresi yang dialami pasien. Dikarenakan hal tersebut

maka penyampaian berita buruk memerlukan strategi khusus.

Informasi yang disampaikan dalam penyampaian berita buruk tidak hanya

mengenai penyakit yang berkemungkinan buruk bagi pasien di masa depan,

melainkan dapat juga kabar berduka yang harus dihadapi oleh keluarga pasien.

Berduka merupakan suatu respon emosional terhadap rasa kehilangan, yang

diwujudkan individu melalui cara yang khusus, berdasarkan pengalaman personal,

budaya, dan kepercayaan spiritualnya. Koping pada proses berduka melibatkan

penampilan, ekspresi sosial terhadap berduka, dan perilaku yang berhubungan

dengan rasa kehilangan. Terdapat empat jenis tipe berduka, tipe pertama adalah

berduka normal yang merupakan reaksi terhadap kehilangan yang paling umum

terjadi. Penerimaan (acceptance), ketidakpercayaan (disbelief), kerinduan

(yearning), marah (anger), dan despresi ditunjukkan dalam proses berduka yang

normal. Tipe kedua adalah berduka berkomplikasi (disfungsional), dimana duka

yang dirasakan oleh individu berkepanjangan atau kesulitan saat ingin bergerak

27

Page 28: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

maju setelah mengalami rasa kehilangan. Tipe ketiga adalah duka yang

diantisipasi, terjadi suatu proses pelepasan bawah sadar atau “membiarkan pergi”

sebelum rasa kehilangan actual atau kematian terjadi, terutama terjadi dalam

situasi rasa kehilangan atau kematian yang telah diperkirakan (Corless, 2006).

Tipe berduka yang terakhir adalah berduka marginal atau tidak didukung, ketika

hubungan mereka dengan individu yang mengalami kematian tidak didukung oleh

lingkungan sosialnya.

Buckman dalam Back (2013) menjelaskan enam langkah dalam penyampaian

berita buruk, yaitu saat memulai atau persiapan, mencari tahu seberapa banyak

yang pasien tahu, mencari tahu seberapa banyak yang pasien ingin tahu, berbagi

informasi, menanggapi perasaan pasien, dan langkah terakhir adalah perencanaan

tindak lanjut. Pada langkah pertama yaitu langkah memulai atau persiapan, profesi

kesehatan diminta untuk mendekati pasien atau pihak yang berhubungan dengan

pasien misalnya anggota keluarga dan mengajaknya ke tempat yang menjamin

privasi, serta memastikan klien dalam posisi yang nyaman. Langkah selanjutnya

adalah tahap mencari tahu seberapa banyak informasi yang dimiliki klien.

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mengenai

penyakit dan situasinya saat ini, serta situasi emosional yang sedang dialami

pasien. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara bertanya, dan

kemungkinan reaksi dari klien.

Langkah ketiga adalah mencari tahu seberapa banyak klien ingin tahu. Hal ini

berguna untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat penjelasan apa yang

harus ditutupi. Langkah selanjutnya adalah berbagi informasi atau pemberitahuan.

Hal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan dan menunjukkan data

penunjang kepada klien yang mendukung penyampaian berita buruk. Topik-topik

yang disampaikan berupa diagnosis, pengobatan, prognosis, dan dukungan atau

pencegahan. Penyampaian berita buruk ini harus dilakukan sambil melakukan

kontak mata dengan klien dengan intonasi yang lembut dan jelas serta memastikan

klien memahami hal yang disampaikan. Langkah kelima adalah menanggapi

perasaan pasien. Pada langkah ini profesi kesehatan diminta untuk memperhatikan

reaksi dari klien dan menanggapinya dengan lembut dan tenang meskipun reaksi

tersebut berupa kemarahan dan penolakan, serta memastikan tanggapan dilakukan

28

Page 29: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

dengan tetap menjaga kontak mata dengan klien. Langkah terakhir adalah

perencanaan dan tindak lanjut. Langkah ini pada intinya adalah memberikan

dukungan kepada klien bahwa profesi kesehatan akan selalu membantu. Pada

langkah ini profesi kesehatan diminta untuk membuat rencana yang dilakukan

untuk menunjang sistem pasien dan perawatan kesehatannya.

Inti dari komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi yang disertai

oleh umpan balik baik dari pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam

penyampaiannya komunikasi interpersonal memiliki aspek-aspek yang harus

dipenuhi dan memiliki hambatan yang harus diantisipasi. Penyampaian berita

buruk dalam komunikasi interpersonal memerlukan strategi khusus dan sikap

empati dari profesi kesehatan.

2.4 KOMUNIKASI PADA SITUASI KHUSUS

Pasien dalam Keadaan Marah

Terkadang kita segera merasa benci kepada pasien yang marah-marah.

Tetapi membenci pasien berlawanan dengan segala sesuatu yang telah diajarkan

kepada kita. Karena penyakitnya, pasien mempunyai perasaan hilang kendali,

kewibawaan terganggu, dan takut. Kemarahannya adalah mekanisme untuk

mengatasi perasaan takutnya.

Konfrontasi dapat menjadi teknik yang berguna untuk berbicara atau

mewawancarai pasien seperti itu. Dengan mengatakan “Anda kelihatan sangat

marah” , Anda membuat pasien dapat melepaskan sebagian ketakutannya. Cara

konfrontasi lainnya adalah dengan mengatakan, “Anda jelas merasa marah

mengenai sesuatu hal. Beritahukanlah kepada saya hal yang salah menurut Anda.”

Anda harus mempertahankan ketenangan hati Anda dan jangan menjadi defensif.

Jika pada awal wawancara Anda mengetahui bahwa pasien sedang marah,

berusahalah untuk menghilangkan perasaan tersebut. Ajukanlah pertanyaan-

pertanyaan Anda dengan perlahan-lahan

Pasien marah karena berbagai alasan, tapi terutama karena kebutuhan,

gagasan, dan pengharapan mereka tidak terpenuhi. Karena itu kunci utama

29

Page 30: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

meredam kemarahan pasien adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan,

gagasan dan pengharapan mereka.

Sikap dan Cara Menghadapi Pasien yang Marah :

Pasien yang marah ingin:

1. Didengarkan

2. Dimengerti.

3. Dihormati

4. Diberi permintaan maaf

5. Diberi penjelasan

6. Ada tindakan perbaikan dalam waktu yang tepat

Berikut ini sikap dan cara meredam kemarahan pasien.

1. Dengarkan.

Biarkan pasien melepas kemarahannya. Cari fakta inti

permasalahannya, jangan lupa bahwa pada tahap ini kita berurusan

dengan perasaan dan emosi, bukan sesuatu yang rasional. Emosi selalu

menutupi maksud pasien yang sesungguhnya.

Dengarkan dengan empati, bayangkan kita berada dalam posisi pasien

yang lelah, gelisah, sakit, khawatir akan vonis dokter, dll.

Fokus. Jauhkan semua hal yang merintangi konsentrasi kita pada

pasien (telepon, tamu lain, dll).

Ulangi setiap fakta yang dikemukakan pasien, sebagai tanda kita

benar-benar

mendengarkan mereka.

2. Berusaha sependapat dengan pasien.

Bukan berarti kita selalu membenarkan pasien, namun sebagai salah

satu taktik meredakan marahnya pasien, kita mencari point-point

dalam pernyataan pasien yang bisa kita setujui. Misalnya, “Ya Pak,

saya sependapat bahwa tidak seharusnya pasien menunggu lama untuk

bisa mendapatkan kamar. Tapi saat ini kamar perawatan kami memang

30

Page 31: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

sedang penuh, kami berjanji akan mencari jalan keluarnya dan

melaporkannya pada Bapak sesegera mungkin.”

3. Tetap tenang dan kuasai diri.

Ingatlah karakteristik pasien di rumah sakit adalah mereka yang sedang

cemas, gelisah dan khawatir akan kondisi diri atau keluarganya,

sehingga sangat bisa dimengerti bahwa dalam kondisi seperti itu

seseorang cenderung bertindak emosional.

Berhati-hati dengan nada suara, harus tetap rendah, positif dan

menenangkan. Jangan terbawa oleh nada suara pasien yang cenderung

tinggi dan cepat.

Sampaikan informasi dengan sopan dan pelan-pelan.

Tetap gunakan kata-kata hormat seperti silakan, terimakasih atas

masukannya, dan sebut pasien dengan namanya.

Pasien Depresif

Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi

pada lansia. Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya

kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah

satu pemicu munculnya depresi pada lansia.

Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering

menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban,

cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan

berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian,

kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan

orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa

bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan

gejala-gejala fisik lainnya.

Komunikasi Dengan Pasien Lanjut Usia

Proses komunikasi pada umumnya adalah kompleks dan jauh lebih rumit

karena faktor usia. Salah satu dari problem besar dokter adalah ketika

berhubungan dengan pasien lanjut usia, dimana mereka lebih heterogen dibanding

31

Page 32: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

orang-orang yang lebih muda. Luasnya pengalaman hidup dan latar belakang

budaya sering mempengaruhi persepsi mereka tentang penyakitnya, kepatuhan

untuk mengikuti aturan-aturan medis dan kemampuan untuk berkomunikasi

efektif dengan penyedia layanan kesehatan. Komunikasi dapat

terganggu/terhambat karena proses penuan normal dan komunikasi yang tidak

jelas dapat menyebabkan keseluruhan pengobatan menjadi gagal sehingga

komunikasi yang efektif dengan pasien lanjut usia sangat diperlukan. Komunikasi

yang efektif dapat terjadi jika sebelumnya kita mengetahui latar belakang dan

kondisi pasien lansia tersebut.

Kondisi dan latar belakang yang perlu diketahui pada pasien Lansia:

Perubahan Fisik

Beberapa perubahan fisik pada lansia dapat mempengaruhi komunikasi

diantaranya hilangnya pendengaran, berkurangnya ketajaman penglihatan dan

perubahan kemampuan bicara dan artikulasi. Perubahan kemampuan bicara ini

dapat diamati dari perubahan suara menjadi bergetar, lemah, parau dan sulit untuk

dimengerti.

Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis mayor yang berpengaruh terhadap komunikasi meliputi

kemunduran/hilangnya memori dan daya tangkap terhadap informasi lebih

lambat. Hilangnya memori yang paling sering adalah memori jangka pendek yang

mengakibatkan pasien lansia ini kesulitan untuk mengingat kejadian yang baru

terjadi. Kedua hal tersebut menyebabkan lambatnya proses komunikasi dan

mengecilkan hati orang muda untuk berbicara dengan orang lansia.

Perubahan Status dan Peran Sosial

perubahan sosial seperti pensiun dari pekerjaan yang mengakibatkan hilangnya

pendapatan dan perubahan status dapat mempengaruhi kondisi psikis terutama

harga diri orang lanjut usia, Khusus untuk kelompok yang berorientasi pada kerja

kekuasaan akan hilang karena tua, tidak produktif dan tidak kompeten. Hal-hal

tersebut diatas dapat mempengaruhi kemauan dan keengganan untuk

32

Page 33: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

berkomunikasi. Rasa kehilangan, duka cita dan terpisahkan dari keluarga dan

teman-temannya dapat mengakibatkan kegelisahan, depresi, irritabilitas dan

agitasi yang mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi

Latar Belakang

Kondisi politik dan social ekonomi pada zaman mereka dengan kita berbeda.

Beberapa diantaranya pernah mengalami kekurangan atau kerugian dan

memperoleh pendidikan formal yang rendah. Kondisi tersebut akan menyebabkan

ideologi dan pandangan mereka mungkin tidak dapat kita pahami dan terima. Hal

tersebut akan berpengaruh terhadap komunikasi. Ketika dokter berkomunikasi

dengan pasien lansia, latar belakang, perubahan hidup dan fisiologis tersebut

membuat lebih sulit. Dokter harus memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek

tersebut karena komunikasi yang tidak jelas dapat menyebabkan keseluruhan

pengobatan menjadi gagal.

Sebelum kita berkomunikasi dengan pasien lansia, buatlah kontak baik secara

fisik maupun emosi dengan mereka. Jika kita sudah bisa melakukan kontak

dengannya maka selanjutnya kita dapat berkomunikasi tentang beberapa informasi

yang kita diperlukan dan sampaikan serta instruksi-intruksi yang kita berikan.

Untuk memperoleh hal tersebut ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dan

kita lakukan yaitu:

1. Alokasikan waktu lebih untuk pasien lanjut usia

Penelitian menunjukkan bahwa pasien tua kurang menangkap informasi

dibandingkan dengan pasien yang lebih muda yang kemungkinan karena gugup

atau berkurangnya fokus. Hal ini mengakibatkan perlunya tambahan waktu untuk

pasien tua. Jika dokter kelihatan sibuk dan kurang interest, meraka akan

merasakannya sehingga komunikasi menjadi tidak efektif.

2. Hindari gangguan

Pasien ingin merasakan bahwa dokter meluangkan waktu baginya dan mereka

dianggap penting. Penelitian menunjukkan bahwa jika dokter memberikan

perhatian utuh tanpa terbagi selama 60 menit akan memberikan kesan betapa

33

Page 34: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

berartinya waktu bersama mereka. Kita harus memberi perhatian penuh terhadap

pasien selama mereka datang berkunjung dan jika mungkin kurangi gangguan-

gangguan visual dan pendengaran seperti adanya orang lain atau suasana yang

bising/gaduh.

3. Duduk berhadap-hadapan

Beberapa pasien lanjut usia mempunyai gangguan pendengaran dan penglihatan

dan membaca gerakan bibir dokter merupakan hal yang penting agar dapat

menerima informasi secara benar. Duduk didepannya mungkin dapat mengurangi

adanya gangguan. Tindakan ini memberikan kesan bahwa apa yang akan dokter

sampaikan ke mereka dan apa yang mereka sampaikan ke dokter adalah sesuatu

yang penting. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien terhadap

pengobatan meningkat setelah dokter memberikan informasi tentang penyakitnya

dengan bertatap muka langsung dengan pasien.

4. Menjaga kontak mata

Kontak mata adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang langsung dan

penting. Kontak mata menunjukkan kepada pasien bahwa anda perhatian

terhadapnya dan mereka dapat mempercayai anda. Menjaga kontak mata

memberikan suasana yang nyaman dan positif yang dapat membuat pasien

membuka diri dan bersedia terhadap informasi tambahan.

5. Mendengarkan

Keluhan pasien yang paling sering mengenai dokternya adalah bahwa mereka

tidak mendengarkannya. Komunikasi yang baik tergantung pada kesadaran kita

untuk benar-benar mendengar apa yang pasien katakan pada kita tanpa menyela.

Beberapa problem yang berkaitan dengan ketidakpatuhan dapat dikurangi dengan

cara sederhana yaitu dengan menyediakan waktu untuk mendengar apa yang

pasien katakan.

6. Berbicara dengan perlahan, jelas dan cukup keras

Kecepatan bicara yang dapat dicerna pasien lanjut usia lebih lambat dibanding

dengan orang muda. Sehingga kecepatan bicara saat menyampaikan informasi

34

Page 35: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

dapat memberikan efek yang besar pada seberapa banyak informasi yang dapat

diambil, dicerna dan diingat oleh pasien lanjut usia. Jangan mendesak pasien terus

menerus dengan instruksi-intruksi. Berbicara secara jelas dan cukup keras untuk

didengar tetapi jangan berteriak.

7. Gunakan kata-kata dan kalimat yang singkat dan sederhana

Menyederhanakan informasi dan cara berbicara sehingga lebih mudah dimengerti

adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa pasien akan mengikuti

instruksi kita. Jangan menggunakan istilah-istilah medis atau teknis yang susah

untuk dimengerti. Jangan berasumsi bahwa pasien mengerti pada istilah-istilah

medis dasar. Yakinkanlah bahwa kita menggunakan kata-kata yang familiar pada

pasien.

8. Fokuskan satu topik pada satu pertemuan

Informasi yang berlebihan akan membingungkan pasien. Untuk menghindarinya,

berilah penjelasan yang lama dan detail pada pasien. Cobalah memberikan

informasi dalam bentuk outline, yang dapat mengarahkan kita untuk menerangkan

informasi penting dalam tahapan-tahapan. Misalnya pertama bicara tentang

jantung, kedua bicara tentang tekanan darah, ketiga bicara tentang pengobatan

tekana darah.

9. Menyederhanakan instruksi-instruksi dan menuliskan secara urut

Ketika memberikan instruksi pada pasien, hindari yang rumit dan

membingungkan. Oleh karena itu tulis urut instruksi yang mendasar dan mudah

untuk diikuti.

10. Gunakan kartu, model atau gambar

Bantuan visual akan membantu pasien untuk mengetahui lebih baik tentang

kondisinya dan pengobatan.

11. Sering meringkas dan mengulang informasi pada bagian yang paling penting

Ketika kita membicarakan poin-poin paling penting dengan pasien, mintalah

padanya untuk mengulang pernyataan atau instruksi kita. Jika setelah mendengar

35

Page 36: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

apa yang pasien katakan dokter berkesimpulan bahwa dia belum mengerti

terhadap pernyataan dan instruksi kita, pengulangan sederhana dapat dilakukan

karena pengulangan akan menambah ingatan.

12. Berikan pasien satu kesempatan untuk bertanya

Saat dokter menerangkan tentang pengobatan dan memberikan semua informasi

yang diperlukan, berikan kesempatan untuk bertanya. Hal ini akan

mengarahkannya untuk mengungkapkan beberapa pemahaman yang mereka

miliki dan lewat pertanyaannya dokter dapat menentukan apakah mereka

memahami secara komplet instruksi dan informasi yang diberikan dokter.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku

baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung. Komunikasi kesehatan adalah

usaha sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan penduduk

yang besar jumlahnya. Komunikasi dan komunikasi kesehatan dalam

penerapannya memiliki berbagai macam hambatan.

Dalam komunikasi kesehatan terdapat beberapa faktor yang harus

diperhatikan. Konseling dan penyampaian berita buruk memiliki cara yang

berbeda dengan komunikasi pada umumnya. Komunikasi dengan pasien

berkondisi khusus juga harus dilakukan dengan teknik tertentu. Oleh sebab itu,

komunikasi kesehatan ini harus dikuasai oleh mahasiswa rumpun ilmu kesehatan

yang akan menjadi tenaga kesehatan di masa yang akan datang.

3.2. Saran

Sebaiknya modul Komunikasi Kesehatan ini diterapkan dengan lebih

optimal untuk mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan karena keterampilan

36

Page 37: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

berkomunikasi sangat penting bagi mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan yang

akan menjadi seorang tenaga kesehatan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Swartz, M. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.

Pramesti, D. n.d. Mengangani Keluhan Customer (Rumah Sakit). [Pdf] Jogja:

Available through:

http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/menangani%20keluhan%20customer.pdf

King, H. V. n.d. Handling Violent or Aggressive Patients : A Plan for Your

Hospital. [Pdf] Available through: http://www.kznhealth.gov.za/family/pres14.pdf

Kurtz, S., Silverman, J. & Drapper, J. (1998). Teaching and Learning

Communication Skills in Medicine. Oxon: Radcliffe Medical Press

Robinson, TE. White, GL,. Houchins, JC, 2006. Improving Communication With

Older Patien: Tips from Literature. American Academi of Family Physician

Burnard, Philip. 2005. Counseling Skill for Health Professional 4th Edition.

Nelson

Thornes Ltd.

37

Page 38: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Fanani A, Putri T. Komunikasi Kesehatan : Komunikasi efektif untuk perubahan

perilaku kesehatan. Yogyakarta: Merkid Press; 2013.

Floyd K. Interpersonal Communication: The Whole Story. USA: McGraw-Hill.

2009.

https://www.academia.edu/4951271/ Komunikasi_Kesehatan diakses 17 Februari

2015 pukul 22.00

Promoting Effective Communication Among Healthcare Professionals To

Improve Patient Safety And Quality Of Care. Hospital and Health Service

Performance Division, Victorian Government Department of Health, Melbourne,

Victoria., 2010.

O'Daniel, Michelle, and Alan H. Rosenstein. Professional Communication And

Team Collaboration.

Nugroho W. (2009). KomunikasidalamKeperawatangerontik. Jakarta: EGC.

Available from: https://books.google.co.id/books?

id=BHTxm3mVA5EC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r

&cad=0#v=onepage&q&f=false

Royan F.M. (2004). Negotiation Consultative Selling. Jakarta: Penerbit PT Elex

Media Komputindo Kelompok Gramedia. Available from:

https://books.google.co.id/books?

id=V5rm2REYpmgC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&

cad=0#v=onepage&q&f=false

Sunaryo. (2004).Psikologi. Jakarta: EGC. Available from:

https://books.google.co.id/books?

id=6GzU18bHfuAC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&c

ad=0#v=onepage&q&f=false

Konsep Dasar Tentang Persepsi. Diakses dari: http://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab

%202.pdf. Diunduh: 17 Februari, 2015. 20.00.

38

Page 39: Makalah Komunikasi Kesehatan  1- HG 2

Arwani. 2003. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Maulana H D. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;

Singgih, Evita E, dll. 2013. Buku Ajar 2 Manusia sebagai Individu, Kelompok,

dan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.

39