PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN...
Transcript of PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN...
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
MEMBACA DAN MENULIS TEKS PERCAKAPAN
UNTUK SISWA KELAS V SD
ARTIKEL
OLEH
SITI NURHASANAH
NIM 107211402893
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
AGUSTUS 2012
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS TEKS
PERCAKAPANAN UNTUK SISWA KELAS V SD
Oleh
Siti Nurhasanah1
Dawud2
Nurhadi3
E-mail: [email protected]
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang Nomor 5 Malang
Abstract: This study is aimed to upgrade the content, language presentation,
and the features of reading and writing conversation text learning materials for
the fifth graders of Elementary School. The research method that is employed in
this study is taken from research method adaptation from Borg and Gall. The
learning materials used in this study have been tested by the experts,
practitioners, and students. The result of learning material test shows that
reading and writing conversation text learning materials are feasible to be used
as a means to support the learning process. Therefore, the learning materials
employed in this study can be used in learning process.
Keywords: the development learning material, reading and writing,
conversation text.
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengembangkan isi, penyajian, bahasa dan
tampilan bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan untuk kelas lima
sekolah dasar (SD). Prosedur penelitian ini menggunakan metode penelitian
adaptasi Borg dan Gall. Bahan ajar ini diuji cobakan kepada ahli, praktisi, dan
siswa. Hasil dari uji coba bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan layak digunakan sebagai penunjang pembelajaran
membaca dan menulis teks percakapan. Jadi, disimpulkan bahan ajar ini dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Kata Kunci: pengembangan bahan ajar, membaca dan menulis, teks
percakapan.
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa
Indonesia dipelajari untuk menjadikan siswa terampil berbahasa Indonesia.
Dawud (2008:43) mengemukakan pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Pembelajaran
kemampuan berbahasa mencangkup aspek keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.
1Siti Nurhasanah adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini
diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang,
2012. 2Dawud adalah Dekan dan Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
3Nurhadi adalah Dosen Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Keempat keterampilan tersebut diajarkan pada semua jenjang, baik
SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) terdapat standar kompetensi membaca dan menulis. Standar
kompetensi tersebut diharapkan agar semua peserta didik mampu membaca dan
menulis secara baik dan kreatif sehingga menghasilkan suatu produk yang
bermanfaat bagi banyak kalangan. Pada kenyataannya, keempat aspek dalam
kegiatan belajar-mengajar belum maksimal, khususnya pada pembelajaran
keterampilan membaca dan menulis.
Nurhadi (2009) mengartikan membaca sebagai proses pengolahan bacaan
secara garis kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman
menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap kadaan, nilai,
fungsi, dan dampak bacaan itu. Membaca adalah proses pengolahan pemahaman
yang melibatkan banyak hal untuk memperoleh pengetahuan dan informasi.
Berdasarkan pengertian membaca di atas, dapat diketahui ternyata manfaat
membaca banyak sekali. Rahim (2007:1) mengemukakan bahwa masyarakat yang
gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin
meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan
hidup pada masa-masa mendatang.
KTSP memuat standar kompetensi membaca dan menulis. Kompetensi
tersebut memuat dua Standar Kompetensi (SK), yaitu (1) memahami teks dengan
membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata per menit, dan membaca puisi,
dengan Kompetensi Dasar (KD) membaca teks percakapan dengan lafal dan
intonasi yang tepat dan (2) mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan
pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog
tertulis, dengan KD menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan
memperhatikan isi serta perannya.
Membaca teks percakapan termasuk membaca nyaring. Seperti yang
dikemukakan Rahim (2007:123) membaca nyaring dibutuhkan untuk siswa karena
membantu siswa memperoleh fasilitas menyimak, memerhatikan sesuatu secara
lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat terus-menerus pengungkapan kata-
kata, serta mengenali kata-kata baru yang muncul dalam konteks lain. Membaca
nyaring ialah membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan
ucapan dan intonasi yang tepat untuk menambah kosakata bagi pembaca dan
pendengar serta mempermudah pendengar dalam menangkap informasi yang
disampaikan oleh pembaca.
Selain membaca, keterampilan penting yang harus dikuasai ialah kegiatan
menulis. Menulis adalah proses menuangkan ide, pikiran, perasaan dan kemauan
dalam bentuk tulisan menggunakan pilihan kata dan bahasa yang baik.
Keterampilan membaca dan menulis sangat erat dan berkesinambungan.
Berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan di SD Negeri Pandanwangi
4 Malang, pelaksanaan pembelajaran membaca dan menulis teks percakapan
menghasikan tiga temuan, yaitu (1) hasil angket prapengembangan siswa
menunjukkan bahwa sebagian siswa kesulitan memahami materi membaca dan
menulis teks percakapan, (2) bahan bacaan siswa terbatas pada buku pedoman
bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS) belum memenuhi ketercapaian
pemahaman unsur teks percakapan, dan (3) hasil angket guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa bahan pembelajaran siswa belum cukup.
Berdasarkan masalah dan temuan di atas, perlu disusun sebuah bahan ajar yang
mampu mengitegrasikan keterampilan membaca dan menulis teks percakapan.
Melalui bahan ajar, guru dan siswa mendapatkan pedoman materi
pembelajaran yang meliputi teori, latihan, dan evaluasi sesuai kompetensi dasar
yang dikembangkan. Peneliti akan menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar
membaca dan menulis teks percakapan dalam bentuk cetak. Bahan ajar
difokuskan pada materi keterampilan membaca dan menulis teks percakapan yang
diintegrasikan. Bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penuh
terhadap kegiatan pembelajaran berbasis mandiri dan mempermudah siswa dalam
mencapai kompetensi.
Penyusunan bahan ajar ini menggunakan metode pengembangan yang
diadaptasi dari Borg dan Gall (1983:775). Metode pengembangan terdiri dari
empat tahap, yaitu (1) tahap prapengembangan/perencanaan, (2) tahap
pengembangan, (3) tahap uji coba, dan (4) tahap revisi produk. Model
pengembangan ini dipilih karena memiliki tahapan yang jelas dan sesuai dengan
prosedur.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan bahan ajar yang
meliputi (1) pengembangan isi, (2) pengembangan penyajian, (3) pengembangan
bahasa, dan (4) pengembangan tampilan bahan ajar Cakap Membaca dan Menulis
Teks Percakapan untuk Siswa Kelas V SD. Bahan ajar yang dihasilkan diharapkan
dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran membaca dan menulis teks
percakapan.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg
dan Gall (1983:775). Metode pengembangan terdiri dari empat tahap, yaitu (1)
tahap prapengembangan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap uji coba produk, dan
(4) tahap revisi produk.
Prosedur penelitian yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan
Gall tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) Prosedur tahap prapengembangan atau
perencanaan, dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan perencanaan
penelitian. Pengumpulan informasi awal dilakukan dengan menyebar angket
untuk siswa dan guru berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis teks
percakapan. Hasil pengisian angket tersebut disimpulkan dan digunakan untuk
menyusun bahan ajar yang dikembangkan dan membuat spesifikasi produk yang
memuat isi, penyajian, bahasa dan tampilan bahan ajar; (2) Tahap pengembangan,
dilakukan dengan menulis identitas yang terdapat dalam bahan ajar, menuliskan
materi bahan ajar yang dikembangkan; (3) Tahap uji coba, dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu uji ahli materi dan pembelajaran, praktisi dan siswa yang dilakukan
secara berurutan dan (4) Tahap revisi produk, dilakukan untuk menyempurnakan
bahan ajar berdasarkan hasil angket uji coba beserta komentar dan saran.
Uji coba produk dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji
ahli, uji praktisi, dan uji siswa. Uji ahli dilakukan kepada dosen ahli materi dan
pembelajaran, yaitu Dr. Roekhan, M.Pd, uji praktisi kepada guru Bahasa
Indonesia, yaitu Nuryati, S.Pd, dan uji coba lapangan kepada siswa, yaitu 15
siswa kelas V SD Negeri Pandanwangi 4. Uji coba bahan ajar dilakukan di SD
Negeri Pandanwangi 4 Malang pada tahun 2012.
Instrumen prapengembangan dan uji coba berupa angket. Angket yang
digunakan ada lima macam, yaitu (1) angket prapengembangan untuk guru, (2)
angket prapengembangan untuk siswa, (3) angket uji ahli materi dan ahli
pembelajaran, (4) angket uji praktisi, dan (5) angket uji siswa. Angket merupakan
suatu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh validator dan
subjek uji coba yang menjadi sasaran dari questionnaire tersebut (Slameto,
2001:128). Angket uji coba diarahkan untuk mengungkap komponen isi,
penyajian, bahasa dan tampilan dalam bahan ajar membaca dan menulis teks
percakapan. Angket diberikan kepada (a) ahli materi dan ahli pembelajaran, (b)
angket uji praktisi (guru Bahasa Indonesia) dan (c) uji siswa sebagai panduan uji
coba produk bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan sebelum produk
direvisi.
Data yang dikumpulkan dalam uji coba bahan ajar membaca dan menulis
teks percakapan ini berupa data kualitatif. Data kualitatif tersebut berupa data
verbal tulis dan lisan. Data verbal lisan berupa komentar, saran, dan informasi
hasil wawancara. Data verbal tulis berupa hasil uji coba bahan ajar terhadap uji
ahli, uji praktisi, dan uji siswa dari hasil pengisian skor pada angket. Data verbal
diperoleh dari hasil prapengembangan untuk merumuskan spesifikasi produk
bahan ajar dan data uji coba untuk memperbaiki komponen isi, penyajian, bahasa,
dan tampilan bahan ajar. Data ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi dan menilai tingkat keefektifan isi, penyajian, bahasa, tampilan produk
bahan ajar.
Data hasil penelitian harus dianalisis menggunakan teknik analisis data.
Teknik analisis merupakan alat untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan
data yang sudah diperoleh. Teknik analisis data menurut Sugiyono (2007:337)
adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan
angket tersebut diperoleh data hasil uji coba. Dari data tersebut diperoleh
penilaian dari masing-masing komponen dalam angket. Penilaian dari angket
berupa skor nilai antara 4 sampai 1. Data tersebut kemudian dianalisis ke dalam
bentuk presentase 85%-100% mendapat kualifikasi sangat layak, 75%-84%
mendapat kualifikasi layak, 55%-74% mendapat kualifikasi cukup layak, dan
<54% mendapat kualifikasi kurang layak. Sesuai komponen dalam angket uji
coba kemudian dipaparkan secara deskripsi.
Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat kategori 4, termasuk hasil
kualifikasi tergolong sangat layak dengan implementasi. Aspek pada tiap bahan
ajar yang mendapat kategori 3, termasuk hasil kualifikasi tergolong layak dengan
implementasi. Aspek pada tiap bahan ajar yang mendapat kategori 2, termasuk
hasil kualifikasi tergolong cukup layak dengan revisi. Aspek pada tiap bahan ajar
yang mendapat kategori 1, termasuk hasil kualifikasi tergolong kurang layak
dengan revisi.
HASIL PENGEMBANGAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan rumusan tujuan, yaitu (1)
pengembangan isi bahan ajar, (2) pengembangan penyajian bahan ajar, (3)
pengembangan bahasa bahan ajar, dan (4) pengembangan tampilan bahan ajar. Uji
kelayakan bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan dilakukan melalui
tiga tahap uji, yakni (1) uji coba dengan ahli materi dan pembelajaran, (2) uji coba
dengan guru Bahasa Indonesia, dan (3) uji coba dengan siswa. Hasil analisis
difokuskan pada komponen isi bahan ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar
dan tampilan bahan ajar.
Bahan ajar dari segi pengembangan isi, penyajian, bahasa, dan tampilan
bahan ajar sebelum melalui tahap uji coba, telah disusun untuk kelas V SD.
Setelah dilakukan uji coba, terdapat beberapa aspek yang perlu untuk direvisi.
Aspek-aspek yang dicermati melalui uji coba ahli, praktisi,dan siswa
adalah komponen isi bahan ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan
tampilan bahan ajar. Berdasarkan uji coba, keempat aspek hasil uji coba adalah
sebagai berikut.
Isi Bahan Ajar Hasil analisis pengembangan isi terhadap uji ahli materi dan ahli
pembelajaran pada aspek kesesuaian SK dan KD mendapatkan hasil uji baik
dengan skor 4, aspek kecukupan latihan mendapat hasil baik dengan skor 3, aspek
kedalaman materi mendapat hasil uji baik dengan skor 3 dan aspek ketepatan
materi yang diajarkan dengan tingkat kematangan siswa mendapat hasil uji baik
dengan skor 4. Semua aspek dari pengembangan isi bahan ajar yang diujicobakan
mendapat hasil uji baik. Pengembangan isi bahan ajar dikatakan sangat layak dan
dapat diimplementasikan, terdapat aspek pada pengembangan isi bahan ajar yang
perlu diperbaiki. Aspek yang harus direvisi adalah kecukupan latihan dan
kedalaman materi.
Hasil analisis pengembangan isi terhadap uji praktisi pada aspek
kesesuaian SK dan KD mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4, aspek
kecukupan latihan mendapat hasil baik dengan skor 4, aspek kedalaman materi
mendapat hasil uji baik dengan skor 3 dan aspek ketepatan materi yang diajarkan
dengan tingkat kematangan siswa mendapat hasil uji baik dengan skor 4. Semua
aspek dari pengembangan isi bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji
baik dan secara keseluruhan aspek sangat layak. Meskipun termasuk dalam
kategori sangat layak dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek pada
pengembangan isi bahan ajar perlu diperbaiki. Aspek yang harus diperbaiki adalah
kedalaman materi.
Hasil analisis pengembangan isi terhadap uji siswa pada aspek latihan-
latihan dalam bahan ajar sangat menarik untuk diikuti mendapatkan hasil uji baik
dengan skor 3, aspek soal-soal yang terdapat dalam bahan ajar sangat menarik
untuk diikuti mendapat hasil baik dengan skor 3, Pada aspek judul buku ajar
sudah sesuai dengan isi bahan ajar mendapat hasil uji baik dengan skor 3, aspek
pentunjuk penggunaan bahan ajar dapat memberikan motivasi untuk membantu
tergerak membaca dan mempelajarinya mendapat hasil uji baik dengan skor.
Semua aspek dari pengembangan isi bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil
uji yang baik dan secara keseluruhan aspek layak. Meskipun termasuk dalam
kategori layak dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek pada pengembangan
isi bahan ajar perlu diperbaiki. Aspek yang harus diperbaiki adalah soal-soal yang
terdapat dalam bahan ajar sangat menarik.
Penyajian Bahan Ajar
Hasil analisis pengembangan penyajian terhadap uji ahli materi dan ahli
pembelajaran pada aspek ketepatan dalam pengelompokan materi mendapatkan
hasil uji baik dengan skor 4, aspek ketepatan urutan penyajian materi mendapat
hasil baik dengan skor 4, aspek kecukupan latihan mendapat hasil uji baik dengan
skor 3 dan aspek ketepatan dalam menciptakan situasi pembelajaran yang pakemi
mendapat hasil uji baik dengan skor 3. Semua aspek dari pengembangan
penyajian bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji yang baik dan secara
keseluruhan aspek sangat layak dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek yang
harus diperbaiki adalah ketepatan dalam menciptakan situasi pembelajaran yang
pakemi dan kecukupan latihan.
Hasil analisis pengembangan penyajian terhadap uji praktisi pada aspek
ketepatan dalam pengelompokan materi mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4,
aspek ketepatan urutan penyajian materi mendapat hasil baik dengan skor 4, aspek
kecukupan latihan mendapat hasil uji baik dengan skor 4 dan aspek ketepatan
dalam menciptakan situasi pembelajaran yang pakemi mendapat hasil uji baik
dengan skor 3. Semua aspek dari pengembangan penyajian bahan ajar yang
diujicobakan mendapat hasil uji baik dan secara keseluruhan aspek sangat layak
dan dapat diimplementasikan, terdapat aspek pengembangan penyajian bahan ajar
perlu diperbaiki. Aspek yang harus diperbaki adalah ketepatan dalam menciptakan
situasi pembelajaran yang pakemi.
Hasil analisis pengembangan penyajian terhadap uji siswa pada aspek
urutan materi dalam bahan ajar telah disusun secara berurutan (bagian awal, isi,
bagian akhir) mendapatkan hasil uji baik dengan skor 3, aspek langkah-langkah
pembelajaran dalam buku ajar mudah diikuti mendapat hasil baik dengan skor 4,
dan aspek bahan ajar yang kamu baca sudah menyajikan latihan untuk mengasah
kemampuan membaca dan menulis teks percakapan mendapat hasil uji baik
dengan skor 3. Semua aspek dari pengembangan penyajian bahan ajar yang
diujicobakan mendapat hasil uji baik, secara keseluruhan aspek layak dan dapat
diimplementasikan, terdapat aspek pengembangan penyajian bahan ajar
diperbaiki. Aspek yang harus diperbaiki adalah urutan materi dalam bahan ajar
telah disusun secara berurutan (bagian awal, isi, bagian akhir).
Bahasa Bahan Ajar
Hasil analisis pengembangan bahasa terhadap uji ahli materi dan
pembelajaran pada aspek ketepatan penggunaan bahasa mendapatkan hasil uji
kurang baik dengan skor 2, aspek ketepatan dalam penggunaan kalimat mendapat
hasil kurang baik dengan skor 2 dan aspek ketepatan dalam pengembangan
paragraf mendapat hasil uji kurang baik dengan skor 2. Semua aspek dari
pengembangan bahasa bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji kurang
baik dan secara keseluruhan aspek kurang layak sehingga perlu dilakukan
penyempurnaan pengembangan bahasa bahan ajar. Aspek yang harus diperbaiki
adalah ketepatan penggunaan bahasa, ketepatan dalam penggunaan kalimat dan
ketepatan dalam pengembangan paragraf.
Hasil analisis pengembangan bahasa terhadap uji praktisi pada aspek
ketepatan penggunaan bahasa mendapatkan hasil uji kurang baik dengan skor 4,
aspek ketepatan dalam penggunaan kalimat mendapat hasil kurang baik dengan
skor 4 dan aspek ketepatan dalam pengembangan paragraf mendapat hasil uji
kurang baik dengan skor 4. Semua aspek dari pengembangan bahasa bahan ajar
yang diujicobakan mendapat hasil uji yang baik dan secara keseluruhan aspek
sangat layak untuk diterapkan dan diimplementasikan tanpa revisi.
Hasil analisis pengembangan bahasa tehadap uji siswa pada aspek materi
dan contoh yang disampaikan menggunakan pilihan bahasa yang mudah dipahami
mendapatkan hasil uji baik dengan skor 3. Berdasarkan hasil uji tersebut maka
aspek pengembangan bahasa bahan ajar ini layak untuk diterapkan dan
diimplementasikan dengan revisi. Aspek yang harus diperbaiki adalah materi dan
contoh yang disampaikan menggunakan pilihan bahasa yang mudah.
Tampilan Bahan Ajar
Hasil analisis pengembangan tampilan terhadap uji ahli materi dan ahli
pembelajaran pada aspek ketepatan ukuran buku ajar sesuai standar ISO
mendapatkan hasil uji baik dengan skor 4, aspek ketepatan tampilan (tata letak)
keseluruhan bahan ajar mendapat hasil uji baik dengan skor 2, aspek ketepatan
ketepatan gambar atau ilustrasi yang digunakan mendapat hasil uji baik dengan
skor 2, aspek ketepatan ilustrasi yang disajikan dalam bahan ajar mendapat hasil
uji baik dengan skor 3 dan aspek ketepatan tipografi yang berupa bentuk huruf,
ukuran huruf, tebal huruf, huruf miring, dan garis bawah mendapat hasil uji baik
dengan skor 3. Semua aspek dari pengembangan tampilan bahan ajar yang
diujicobakan mendapat hasil uji kurang baik dan secara keseluruhan aspek kurang
layak, terdapat aspek tampilan bahan ajar yang perlu diperbaiki. Aspek yang
harus diperbaiki adalah ketepatan tampilan (tata letak) keseluruhan bahan ajar,
ketepatan gambar atau ilustrasi yang digunakan, ketepatan ilustrasi yang disajikan
dalam bahan ajar dan ketepatan tipografi yang berupa bentuk huruf, ukuran huruf,
tebal huruf, huruf miring, dan garis bawah.
Hasil analisis pengembangan tampilan terhadap uji praktisi pada aspek
ketepatan ukuran buku ajar sesuai standar ISO mendapatkan hasil uji baik dengan
skor 4, aspek ketepatan tampilan (tata letak) keseluruhan bahan ajar mendapat
hasil uji baik dengan skor 4, aspek ketepatan ketepatan gambar atau ilustrasi yang
digunakan mendapat hasil uji baik dengan skor 4, aspek ketepatan ilustrasi yang
disajikan dalam bahan ajar mendapat hasil uji baik dengan skor 4 dan aspek
ketepatan tipografi yang berupa bentuk huruf, ukuran huruf, tebal huruf, huruf
miring, dan garis bawah mendapat hasil uji baik dengan skor 4. Semua aspek dari
pengembangan tampilan bahan ajar yang diujicobakan mendapat hasil uji baik dan
sangat layak untuk diterapkan dan diimplementasikan tanpa revisi.
Hasil analisis pengembangan tampilan terhadap uji siswa pada aspek
tampilan bahan ajar menarik dengan penataan yang menarik dan mudah dibaca
mendapatkan hasil uji baik dengan skor 3, aspek gambar-gambar yang disajikan
dalam bahan ajar sesuai menarik dan sesuai untuk siswa kelas V SD mendapat
hasil baik dengan skor 4, aspek bahan ajar yang kamu baca sudah menyajikan
ilustrasi menarik dan gambar yang tepat mendapat hasil uji baik dengan skor 3
dan aspek bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan yang kamu baca
menggunakan desain huruf yang menarik dan tata letak yang tepat mendapat hasil
uji baik dengan skor 4. Semua aspek dari pengembangan tampilan bahan ajar yang
diujicobakan mendapat hasil uji baik dan layak untuk diterapkan serta
diimplementasikan tanpa revisi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data hasil uji coba terhadap ahli, praktisi dan
siswa dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ini memenuhi kriteria layak. Meskipun
demikian, terdapat aspek-aspek dalam bahan ajar yang harus direvisi untuk
kesempurnaan bahan ajar. Produk bahan ajar yang dihasilkan memiliki
karakteristik khusus. Bahan ajar ini menggabungkan dua keterampilan secara
terintegrasi antara keterampilan membaca dan menulis teks percakapan. Bahan
ajar ini memiliki komponen yang telah direvisi. Puskurbuk (2006) menetapkan
empat kriteria mutu (standar) buku teks pelajaran, yaitu kelayakan isi materi,
kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan tampilan. Aspek-aspek
yang dicermati pada kajian bahan ajar melalui uji coba ahli, praktisi,dan siswa
adalah komponen isi bahan ajar, penyajian bahan ajar, bahasa bahan ajar, dan
tampilan bahan ajar. Berdasarkan hasil revisi, keempat kajian komponen hasil uji
coba adalah sebagai berikut.
Kajian tentang Isi Bahan Ajar
Bahan ajar membaca dan menulis ini terbagi atas empat pelajaran. Tiap
pelajaran terdapat latihan-latihan yang mendukung penguasaan kompetensi
tersebut. Muslich (2010:292—293) menyatakan beberapa kriteria kelayakan isi
bahan ajar yang harus dipenuhi, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata
pelajaran yang bersangkutan, (2) keakuratan materi dan (3) materi pendukung
pembelajaran. Penilaian bahan ajar ini berdasarkan kriteria kelayakan isi bahan
ajar yang dikemukakan di atas.
Berdasarkan analisis data uji coba dengan ahli materi dan ahli
pembelajaran dan uji coba praktisi, aspek yang diuji coba terkait isi bahan ajar
adalah kesesuaian SK dan KD, kecukupan latihan, kecukupan materi, ketepatan
materi yang diajarkan dengan tingkat kematangan siswa. Tingkat kelayakan pada
aspek kecukupan latihan dan kecukupan materi masih kurang dan harus direvisi.
Uji coba dengan siswa dilakukan satu kali setelah uji ahli dan direvisi
bahan ajar. Hasil yang diperoleh dalam uji coba ini adalah data dari angket
kelayakan bahan ajar berupa penilaian angket uji berupa checklist, komentar dan
saran.
Judul bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan yang
dikembangkan oleh peneliti adalah bahan ajar adalah Cakap Membaca dan
Menulis Teks Percakapan untuk Kelas V SD. Pemilihan judul ini disesuaikan
dengan tujuan untuk memandu siswa dan memberikan kemudahan bagi siswa
dalam pembelajaran membaca dan menulis teks percakapan.
Isi bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan terdiri dari empat
pelajaran. Berikut uraian dari keempat pelajaran tersebut.
Judul pelajaran satu adalah Membaca dan Menulis Teks Percakapan untuk
Pemula. Tujuan pembelajaran adalah (1) siswa mampu memahami pelafalan
intonasi saat membaca teks percakapan secara baik dan benar dan (2) siswa
memahami menulis teks percakapan secara baik dan benar dengan memperhatikan
tanda baca. Materi terdapat pada kolom tahukah kamu?, terdiri dari (1) pemakaian
tanda baca dalam kalimat, (2) pelafalan intonasi (tekanan, tempo, nada dan jeda)
dalam membaca percakapan (3) macam-macam kalimat yang biasanya digunakan
dalam percakapan dan (4) pemakaian bahasa baku dalam menulis percakapan.
Terdapat dua latihan, yaitu (1) pelafalkan kata yang disediakan pada latihan dan
(2) penuliskan macam-macam kalimat yang terdapat pada latihan. Evaluasi berupa
latihan membaca teks percakapan kemudian menjawab soal yang disediakan.
Judul pelajaran dua adalah Belajar Membaca dan Menulis Percakapan
Melalui Frasa dan Kalimat. Tujuan pembelajaran adalah (1) siswa mampu
mengenal penggunaan frasa dalam teks percakapan (2) siswa mampu
membacakan teks percakapan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat, (3)
siswa mampu menulis teks percakapan dengan tiga tokoh dan (4) siswa mampu
penggunaan kalimat yang tepat dalam menulis teks percakapan. Materi terdapat
pada kolom tahukah kamu?, terdiri dari (1) mengenal frasa dalam percakapan, (2)
mengenalan kalimat efektif, (3) penggunaan pola giliran dalam percakapan dan
(4) mengetahui kalimat yang harus dihindari dalam percakapan. Terdapat dua
latihan, yaitu (1) membaca teks percakapan dengan intonasi yang tepat dan
melanjutkan teks percakapan dengan dua pelaku. Evaluasi berupa (1) membaca
teks percakapan kemudian menjawab soal yang disediakan dan (2) melanjutkan
teks percakapan dengan menambahkan satu pelaku.
Judul pelajaran tiga adalah Membaca dan Menulis Teks Percakapan
Berdasarkan Cuplikan Drama. Tujuan pembelajaran adalah (1) siswa mampu
menyimpulkan isi teks yang terkandung di dalamnya dan (2) siswa mampu
menuliskan teks percakapan berdasarkan isi penggalan drama. Materi terdapat
pada kolom tahukah kamu?, terdiri dari (1) cara menyimpulkan percakapan model
drama dan (2) modal yang harus dimiliki jika ingin menjadi penulis. Terdapat dua
latihan (1) menyimpulkan teks percakapan model drama dan (2) membuat teks
percakapan berdasarkan isi cuplikan drama. Evaluasi berupa menulis teks
percakapan berdasarkan gambar yang telah disediakan.
Judul pelajaran empat adalah Membaca dan Menulis Teks Percakapan
Melalui Cuplikan Cerita. Tujuan pembelajaran adalah (1) siswa mampu membaca
dan menyimpulkan teks percakapan dalam bentuk penggalan cerita dan (2) siswa
mampu menulis teks percakapan dengan baik dan benar sesuai dengan peran
tokoh. Materi terdapat pada kolom tahukah kamu?, terdiri dari (1) manfaat
kebiasaan membaca bagi seorang penulis, (2) pengertian tokoh dan jenisnya, (3)
cara membuat kesimpulan percakapan dalam cerita dan (4) cara menulis teks
percakapan dari isi cerita. Terdapat latihan berupa (1) membaca teks percakapan
dalam bentuk cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat, (2) membuat simpulan
dari teks percakapan yang terdapat dalam cerita dan (3) membuat teks percakapan
berdasarkan isi cuplikan cerita. Evaluasi berupa menulis teks percakapan
berdasarkan ilustrasi yang disediakan dengan tiga pelaku dalam percakapan.
Kajian tentang Penyajian Bahan Ajar
Bahan ajar membaca dan menulis merupakan produk dari penelitian
pengembangan. Bahan ajar yang dihasilkan ditujukan bagi guru dan siswa agar
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber belajar untuk meningkatkan
penguasaan kompetensi membaca dan menulis. Penyusunan dan penyajian bahan
ajar harus lengkap agar dapat memudahkan siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Muslich (2010:301—303) mengemukakan kelengkapan penyajian
menjadi tiga, yaitu (1) bagian pendahulu (prakata, petunjuk penggunaan, daftar
isi, dan daftar simbol), (2) bagian isi (gambar atau ilustrasi, rujukan, penyajian
tiap bab, dan rangkuman) dan (3) bagian penyudah (daftar pustaka, indeks subjek,
daftar istilah, dan petunjuk penggunaan).
Kriteria pengembangan penyajian ini tidak sesuai dengan kelengkapan
penyajian yang dikemukakan oleh Muslich di atas. Sistematika penyajian bahan
ajar terdiri dari (1) bagian awal (sampul, sapa penulis, belajar membaca dan
menulis teks percakapan itu menyenangkan, karakteristik buku, petunjuk
penggunaan bahan ajar dan daftar isi), (2) isi (tujuan pembelajaran, materi,
latihan, rangkuman, asah kemampuan, dan uji kompetensi), dan (3) bagian akhir
(kamus kecil, daftar pustaka, dan tentang penulis).
Kajian tentang Bahasa Bahan Ajar
Terdapat beberapa kriteria penggunaan bahasa dalam pengembangan
bahan ajar. Muslich (2010:303—305) menyebutkan kriteria kelayakan bahasa
yang baik, antara lain (1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional siswa, (2) pemakaian bahasa komunikatif,
indikatornya adalah keterbacaan pesan dan ketepatan kaidah kebahasaan dan (3)
keruntutan dan keterpaduan alur pikir, indikatornya adalah keruntutan dan
keterpaduan antar bab dan antar paragraf.
Penggunaan bahasa dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan tingkat
pemahaman siswa. Pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata yang
komunikatif. Petunjuk latihan juga disampaikan dengan bahasa yang jelas. Pada
subbab Apa yang Harus di Pelajari Sebelum Menulis Teks Percakapan?
diharapkan bisa memotivasi siswa agar segera ingin tahu hal-hal yang perlu
dipelajari sebelum belajar menulis teks percakapan. Penggunaan bahasa yang
komunikatif dan kata-kata motivasi untuk siswa bertujuan untuk memperlancar
proses belajar siswa dengan bahan ajar ini. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar membaca dan menulis teks
percakapan ini adalah gaya bahasa yang bersifat semiformal dan semilisan.
Kalimat yang digunakan adalah kalimat singkat, jelas, dan lugas sehingga mudah
dipahami oleh siswa. Hal ini bertujuan agar siswa tidak bosan saat belajar dengan
menggunakan bahan ajar ini.
Kajian tentang Tampilan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar ini selain mempertimbangkan isi materi
penulisan cerpen juga mempertimbangkan tampilan dan tata letak bahan ajar.
Tampilan bahan ajar juga mempengaruhi minat siswa untuk membaca bahan ajar.
Tata letak dalam bahan ajar meliputi tata letak penulisan dan tata letak
penggunaan gambar. Berikut uraian tampilan dalam bahan ajar yang
dikembangkan.
Muslich (2010:308) berpendapat untuk membedakan dan mendapatkan
kombinasi tampilan huruf, dapat digunakan variasi dan seri huruf. Huruf yang
digunakan dalam bahan ajar ada 5 jenis huruf. Alasan penggunaan beberapa jenis
huruf adalah untuk menambah kemenarikan bahan ajar, untuk menghindari
kebosanan siswa saat membaca bahan ajar, dan untuk membedakan antara materi,
judul buku, dan kata-kata penjelas pada gambar ilustrasi. Jenis huruf yang
digunakan pada judul bahan ajar adalah Berlin Sans FB dengan ukuran huruf 26
pt, sedangkan pada materi bahan ajar menggunakan jenis huruf Calibri dengan
ukuran huruf 14 pt. Selain kedua jenis huruf tersebut, dalam bahan ajar ini juga
menggunakan jenis huruf Arial Narrow dan Script MT Bold. Ukuran masing-
masing huruf tersebut berbeda antara satu dengan yang lain. Jenis huruf Vijaya
dan Script MT Bold menggunakan ukuran huruf 14 pt.
Penulisan bahan ajar menggunakan ukuran kertas A4 (21x29,7 cm).
Muslich (2010:235) menyatakan bahwa bidang pengetikan dalam bahan ajar
berjarak 4 cm dari tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas, dan tepi
bawah kertas. Batas penulisan bahan ajar tidak sesuai dengan pendapat muslich,
yaitu 3 cm dari batas kiri kertas, 3 cm dari batas atas kertas, 3 cm dari batas
kanan, dan 3 cm dari batas bawah kertas. Spasi yang digunakan pada bahan ajar
ini adalah 1.15 spasi. Tata letak gambar bahan ajar dibuat secara menarik dengan
berbagai variasi.
Penggunaan warna. Warna yang mendominasi bahan ajar ini adalah hijau.
Pemilihan warna hijau dinilai mampu menghadirkan bahan ajar dengan warna
yang berbeda. Kebanyakan bahan ajar yang beredar selama ini berwarna biru,
putih, cokelat muda. Warna hijau yang cerah dan segar diharapkan mampu
menarik perhatian siswa untuk senang membaca bahan ajar ini. Selain warna
hijau, pada bagian isi bahan ajar ini, menggunakan berbagai warna untuk
membedakan judul, latihan, teks percakapan, materi dan rangkuman.
Penggunaan ilustrasi. Ilustrasi yang digunakan berhubungan dengan materi
dan teks percakapan. Penggunaan ilustrasi bergambar buku pada lembar kerja
menggambarkan bagian ini adalah tempat untuk menuliskan hasil kerja. Pada
percakapan saat terjadi gempa diberikan gambar orang yang berlari berhamburan
ke jalan untuk mendukung teks percakapan. Hasil uji bahan ajar dengan guru
menunjukkan tampilan dan ilustrasi yang terdapat dalam bahan ajar sudah sesuai
dengan usia siswa kelas V SD.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan bahan ajar membaca dan
menulis teks percakapan berbentuk buku. Produk bahan ajar yang dihasilkan
memiliki karakteristik khusus. Bahan ajar ini menggabungkan dua keterampilan
secara terintegrasi antara keterampilan membaca dan menulis teks percakapan.
Adapun komponen dalam bahan ajar berupa deskripsi isi bahan ajar, sistematika
penyajian bahan ajar, penggunaan bahasa bahan ajar, dan tampilan bahan ajar.
Aspek pengembangan deskripsi isi bahan ajar, yaitu (1) kesesuaian uraian
materi dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat
dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan, (2) keakuratan materi dan (3)
materi pendukung pembelajaran.
Aspek pengembangan kelengkapan penyajian bahan ajar membaca dan
menulis teks percakapan yang dikembangkan adalah sebagai berikut(1) bagian
awal (sampul, sapa penulis, belajar membaca dan menulis teks percakapan itu
menyenangkan, karakteristik buku, petunjuk penggunaan bahan ajar dan daftar
isi), (2) isi (tujuan pembelajaran, materi, latihan, rangkuman, asah kemampuan,
dan uji kompetensi), dan (3) bagian akhir (kamus kecil, daftar pustaka, dan
tentang penulis).
Aspek pengembangan bahasa bahan ajar membaca dan menulis teks
percakapan bukan gaya bahasa yang bersifat semiformal dan semilisan. Kalimat
yang digunakan adalah kalimat singkat, jelas, dan lugas sehingga mudah dipahami
siswa. Aspek pengembangan tampilan dalam bahan ajar membaca dan menulis
teks percakapan adalah sebagai berikut. Pertama, penggunaan huruf, ada 5 jenis
huruf antara lain Times New Roman, Calibri, Berlin Sans FB, Script MT Bold dan
Arial Narrow. Alasan penggunaan beberapa jenis huruf adalah untuk menambah
kemenarikan bahan, untuk menghindari kebosanan siswa saat membaca, dan
untuk membedakan antara materi, judul buku, dan kata-kata penjelas pada gambar
ilustrasi. Kedua, tata letak. Penulisan bahan ajar menggunakan rata kanan dan kiri
agar terlihat rapi. Pengetikan bahan ajar menggunakan bidang pengetikan berjarak
3 cm dari tepi kanan, kiri, atas dan bawah dari tepi kertas. Ketiga, penggunaan
warna. Warna dalam sampul buku kontras antara judul buku dengan warna latar
belakang buku agar terlihat perbedaan antara judul dan latar belakang. Keempat,
ilustrasi. Penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar disesuaikan dengan keterampilan
membaca dan menulis teks percakapan. Ilustrasi yang digunakan berhubungan
juga dengan materi dan teks percakapan.
Saran Pemanfaatan Hasil Produk Pengembangan
Bagi siswa, hasil penelitian ini disarankan agar digunakan sebagai (2)
sarana untuk mengembangkan pembelajaran keterampilan membaca dan menulis
teks percakapan, (2) salah satu cara untuk mengembangkan kepribadian, dan (3)
inspirasi serta pemberi motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ajar ini
hendaknya dimanfaatkan siswa dalam belajar membaca dan menulis teks
percakapan sesuai dengan tahapan yang sudah disusun dalam bahan ajar.
Bagi guru, hasil penelitian ini disarankan agar digunakan sebagai sarana
pembinaan moral dan karakter siswa. Guru disarankan memanfaatkan bahan ajar
ini berdasarkan tahapan yang sudah disusun dalam bahan ajar.
Bagi peneliti lain, penelitian ini disarankan agar dijadikan sebagai metode
atau prosedur pengembangan bahan ajar dengan materi yang lain.
Penyebarluasan hasil penelitian ini bisa dilakukan melalui forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia dengan alasan
forum ini merupakan suatu wadah yang mempertemukan guru-guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam forum ini guru-guru yang berkumpul dan
dapat memperoleh informasi tentang hasil pengembangan bahan ajar ini serta
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan mengajar di kelas. Selain
itu hasil penelitian ini bisa dilakukan melalui jurnal penelitian, perpustakaan
fakultas sastra, dan penerbit buku.
Daftar Rujukan
Dawud. 2008. Prespektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Penerbit
universitas Negeri Malang.
Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1983. Educational Research. Boston: Pearson
Education.
Muslich, M. 2010. Text Book Writing. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Nurhadi. 2009. Bagaimana Membaca (How to Become a Better Reader). Malang:
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Rahim, F. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Pusat Kurikulum. 2006. Kriteria Mutu (Standar) Buku Teks Pelajaran (Online),
http://puskurbuk.net/web/penilian-buku-teks-pelajaran.html, diakses 1 Mei
2012.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kualitatif, kuantitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Artikel oleh Siti Nurhasanah ini
telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan.
Malang, 9 Agustus 2012
Penguji
Prof. Dr. Sumadi, M.Pd
NIP 19580803 198601 1 001
Malang, 9 Agustus 2012
Pembimbing I
Prof. Dr. Dawud, M.Pd
NIP 19590610 198503 1 005
Malang, 9 Agustus 2012
Pembimbing II
Dr. H. Nurhadi, M.Pd
NIP 19620102 198701 1 001
Artikel oleh Siti Nurhasanah ini
telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan.
Malang, 9 Agustus 2012
Pembimbing I
Prof. Dr. Dawud, M.Pd
NIP 19590610 198503 1 005
Malang, 9 Agustus 2012
Pembimbing II
Dr. H. Nurhadi, M.Pd
NIP 19620102 198701 1 001