PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal...

154
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA MATA PELAJARAN PKn (SUATU STUDI DI MTs NEGERI I MALANG) SKRIPSI OLEH: KHITHOK AHMAD PURWANTO 104261472305 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JANUARI 2009

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF

DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA MATA PELAJARAN PKn

(SUATU STUDI DI MTs NEGERI I MALANG)

SKRIPSI

OLEH: KHITHOK AHMAD PURWANTO

104261472305

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JANUARI 2009

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

MENYENANGKAN (PAKEM) PADA MATA PELAJARAN PKn (SUATU STUDI DI MTs NEGERI I MALANG)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh: Khithok Ahmad Purwanto

NIM 104171471938

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Januari 2009

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi

Skripsi oleh Khithok Ahmad Purwanto ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Malang, Januari 2009 Pembimbing I Dra. Yayik Sayekti, S.H, M.Hum NIP. 130 520 460 Malang, Januari 2009 Pembimbing II Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si NIP. 131 914 5

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

Lembar Pengesahan Skripsi

Skripsi oleh Khithok Ahmad Purwanto ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 14 Januari 2009 Dewan Penguji Drs. H. Edi Suhartono, S.H.,M.Pd. ,Ketua NIP. 131 571 123 Dra. Yayik Sayekti, S.H, M.Hum. ,Anggota NIP. 130 520 460 Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si. ,Anggota NIP. 131 914 579 Mengetahui, Mengesahkan, Ketua Jurusan PPKn Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Drs. Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si. Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo, M.Pd. NIP. 131 123 505 NIP. 130 870 650

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

ABSTRAK

Purwanto, Khitok A. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PKn (Suatu Studi di MTs Negeri 1 Malang), Skripsi, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FIP Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Yayik Sayekti, S.H, M.Hum, (II) Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M. Pd, M. Si.

Kata Kunci: Pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan, Pakem.

Tuntutan dalam menciptakan suatu pembelajaran yang efektif, membuat guru berupaya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan dikelolanya. Proses pembelajaran yang lebih mengaktifkan peserta didik, membuat peserta didik kreatif menghasilkan karya-karya yang bermanfaat, serta menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar di kelas. Guru dapat merencanakan berbagai macam strategi dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi, sumber belajar yang sesuai, dan media pendukung serta alat bantu yang sesuai. Model pembelajaran yang dimaksudkan di atas adalah model Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan model Pakem pada mata pelajaran PKn di MTsN I Malang. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji perencanaan model Pakem pada mata pelajaran PKn; (2) mengkaji pelaksanaan model Pakem pada mata pelajaran PKn; (3) mengetahui faktor pendorong dan penghambat dalam penerapan model Pakem pada mata pelajaran PKn; (4) mengetahui upaya-upaya untuk mengatasi hambatan dalam penerapan model Pakem pada mata pelajaran PKn.

Penelitian tentang penerapan model Pakem ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan dan para siswa di MTsN I Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data mengacu pada teknik analisa data model Miles dan Hubberman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan model Pakem dalam mata pelajaran PKn di MTsN I Malang meliputi penyusunan Rencana Program Efektif, Program Semester, Silabus dan sistem penilaian, menyusun Rencana Program Pembelajaran, serta menyiapkan metode, media, alat bantu, bahan ajar dan penilaian; (2) Pelaksanaan model Pakem pada mata pelajaran PKn di MTsN I Malang dilaksanakan dengan pemanfaatan lingkungan luar kelas untuk belajar karena prinsip belajarnya adalah belajar sambil bermain. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka, menulis indikator pembelajaran, mereview pelajaran sebelumnya dengan tanya jawab kemudian guru menerangkan inti dari materi yang akan diberikan selama beberapa menit saja setelah itu siswa yang aktif, guru hanya sebagai fasilitator, dan menutup pelajaran dengan refleksi bersama-sama dengan siswa; (3) faktor pendorong dan penghambat dalam penerapkan Pakem adalah: Pakem merupakan strategi pembelajaran yang

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

memberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. Dengan model Pakem, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada metode ceramah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: Belum dipahaminya model Pakem oleh guru. Kurangnya memperoleh kesempatan memahami inovasi dalam pendidikan, termasuk penerapan model Pakem. Kecenderungan diterapkannya model pembelajaran konvensional yang dipandang lebih mudah dan murah, dan karena kemampuan tingkat berfikir siswa yang beragam, jadi guru masih belum optimal dalam menerapkan Pakem.

(4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan adalah: Guru berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh siswa, memotivasi siswa agar tidak takut dalam mengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari guru serta tidak takut disalahkan jika jawabannya salah. Guru membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan model Pakem agar pembelajaran lebih efektif, guru terus berupaya memotivasi siswa dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi siswa yang aktif memberikan pendapat, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat temannya.

Berdasarkan temuan penelitian disarankan agar: (1) Sekolah lebih meningkatkan penerapan pakem secara berkesinambungan, (2) Guru dituntut untuk lebih dapat memahami karakteristik siswa yaitu dengan memahami sifat yang dimiliki anak dan memahami siswa secara perorangan serta tingkat kemampuan siswa agar pakem dapat diterima siswa dengan baik, (3) Dalam pakem, guru ataupun siswa diharapkan dapat bersama-sama berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan 4) peneliti lain diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan referensi sekaligus koreksi untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, tiada kata yang patut diucap melainkan puji syukur

kehadirat Allah SWT yang selalu melindungi, mencurahkan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ” Penerapan Model

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata

Pelajaran PKn

(Suatu Studi Di MTs Negeri I Malang) ” ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari banyak pihak,

baik yang terkait dengan penyusunan skripsi ini maupun yang tidak secara

langsung memberikan dukungan secara moril dan materiil. Untuk itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu pendidikan

Universitas Negeri Malang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian.

2. Drs. Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan ujian skripsi.

3. Dra. Yayik Sayekti, S.H, M.Hum selaku pembimbing I yang senantiasa

memberikan masukan, arahan, kritik, dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah

membimbing penulis, memberikan masukan, arahan, kritik, dan saran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

5. Dra. Binti Maqsudah, M.Pd selaku Kepala MTs Negeri I Malang yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

6. Ira Kristina, S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn di MTs Negeri I Malang

yang telah sudi meluangkan waktu dan membantu peneliti dalam proses

pengumpulan data sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar dan

baik.

7. Kedua orang tua, Ibu Datik, Bapak Suparno dan adikq yang senantiasa

menyayangi, mencintai dengan tulus dan tanpa henti memberikan dukungan,

baik berupa doa, motivasi, serta materi kepada peneliti untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Gendiezq, thanks atas semua dukungan, doa, motivasi dan yang telah bersedia

meminjamkan laptop sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis berupaya menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan baik.

Menyadari adanya kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap adanya saran

dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk penyempurnaan

penyusunan skripsi. Akhirnya, dengan segala kekurangan dan kelebihan, semoga

skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 7 E. Definisi Istilah ............................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran ....................................................... 9 2. Strategi Pembelajaran............................................................ 10 3. Komponen Pembelajaran ...................................................... 11

B. Pakem 1. Pengertian Pakem .................................................................. 13 2. Penerapan Pakem .................................................................. 22 3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pakem 26 4. Faktor Pendorong diterapkannya pakem ............................... 29 5. Faktor Penghambat Diterapkannya pakem ........................... 30

C. Pendidikan Kewarganegaraan ..................................................... 31 1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ................................... 32 2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewargnegaraan ....................... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 35 B. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 37 C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 39 D. Fokus Penelitian .......................................................................... 39 E. Subjek Penelitian ......................................................................... 40 F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data .............................................................................. 40 2. Sumber Data .......................................................................... 41

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara ............................................................................ 43 2. Observasi ............................................................................... 45 3. Dokumentasi ......................................................................... 47

H. Analisis Data ............................................................................... 48 I. Pengecekan Keabsahan Data....................................................... 50

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

J. Tahap-Tahap Pnelitian ................................................................ 51 1. Kegiatan Pra Lapangan ......................................................... 52 2. Kegiatan Lapangan ............................................................... 52 3. Tahap Pelaporan .................................................................... 54

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data

1. Gambaran Umum a. Sejarah Berdirinya MTsN I Malang ................................ 55 b. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 57 c. Visi dan Misi MTsN I Malang ........................................ 58 d. Tujuan MTsN I Malang .................................................. 59

2. Perencanaan Model Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn ........................................................................ 59

3. Pelaksanaan Model Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn ........................................................................ 63

4. Faktor pendorong dan Penghambat Penerapan Model Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn ....................... 71

5. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Penerapan Model Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn ....................... 74

B. Temuan Penelitian 1. Perencanaan Model Pakem di MTsN I Malang Pada Mata

Pelajaran PKn ........................................................................ 76 2. Pelaksanaan Model Pakem di MTsN I Malang Pada Mata

Pelajaran PKn ........................................................................ 76 3. Faktor pendorong dan Penghambat Penerapan Model Pakem

di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn ....................... 78 4. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Penerapan Model Pakem

di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn ....................... 79 5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pakem di MTsN I Malang 79

............................................................................................... BAB V PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn .............................................................................................. 82

B. Pelaksanaan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn .............................................................................................. 84

C. Faktor Pandorong dan Penghambat Penerapan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn .............................................. 89

D. Upaya Mengatasi Hambatan Penerapan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn .............................................. 89

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 91 B. Saran ............................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... 97

LAMPIRAN ..................................................................................................... 98

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 156

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Teknik Analisis Data dari Milles dan Huberman .................... 49

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perangkat Pembelajaran ...................................................................... 99

2. Silabus dan Sistem Penilaian .............................................................. 109

3. Rencana Program Pembelajaran (RPP) ............................................... 116

4. Modul Pembelajaran PKn ................................................................... 124

5. Pedoman Wawancara .......................................................................... 136

6. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 139

7. Foto-foto Penelitian ............................................................................. 142

8. Lembar Konsultasi Bimbingan ........................................................... 156

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia pada saat sekarang ini

sangatlah dipengaruhi oleh globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang pesat, selain membawa dampak positif juga membawa dampak

negatif, hal itu bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi sangat membantu dalam

kemajuan pendidikan di Indonesia agar mampu bersaing di tingkat internasional,

hal ini telah dibuktikan oleh pelajar Indonesia yang mampu mengharumkan nama

bangsa dan Negara dengan menjuarai olimpiade sain beberapa waktu lalu. Pada

sisi yang lain, bisa mengurangi mutu pendidikan di Indonesia. Semakin

terbukanya peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara

masuk ke Indonesia membuat keyakinan akan kualitas pendidikan nasional

berkurang, yang secara bersamaan dengan disadari maupun tidak telah

mengurangi rasa nasionalisme dalam diri, sehingga menganggap pendidikan

nasional kurang memberikan menjamin untuk masa depan. Hal ini dibuktikan

dengan tidak sedikit para pelajar Indonesia yang melanjutkan studinya di luar

negeri.

Untuk menanggulangi hal tersebut diatas, maka kebijakan pendidikan

nasional haruslah dapat memberikan kemudahan dan membuka akses seluas-

luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ada banyak

masalah pendidikan yang menjadi catatan penting dan memerlukan perhatian

lebih, diantaranya menyangkut masalah kebijakan pendidikan, perkembangan

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

2  

anak Indonesia, tenaga pendidik/guru, relevansi pendidikan, mutu pendidikan,

pemerataan, manajemen pendidikan dan pembiayaan pendidikan.

Sekolah dapat dimisalkan sebagai pabrik yang dapat menghasilkan suatu

produk atau hasil. Sebelum diolah, sekolah terlebih dahulu menerima masukan

atau bahan mentah yaitu calon siswa. Potensi-potensi yang ada dalam diri calon

siswa inilah yang nantinya akan dikembangkan mutunya melalui proses

pembelajaran agar menghasilkan lulusan atau produk yang baik. Proses inilah

yang amat penting untuk dicermati dari waktu ke waktu dan terus ditingkatkan

kualitasnya. Dengan demikian, maka perlu adanya pendekatan pembelajaran yang

akan mencipatkan iklim pembelajaran yang kondusif agar pembelajaran lebih

bermakna, sehingga dapat mencetak generasi-generasi penerus yang handal dan

mampu menyesuaikan dengan tuntutan zaman (Dinas Pendidikan Kota Malang,

2004:3.1).

Guru atau tenaga pendidik harus dapat menerapkan model-model

pembelajaran dengan berbagai jenis pendekatan, metode, dan penggunaan alat

peraga, atau media secara efektif dan kreatif pada seluruh aspek yang akan

dikembangkan pada diri anak didiknya, antara lain aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Guru

memiliki peran sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang

dilaksanakannya didalam kelas.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, guru dapat memikirkan atau

membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar

bagi siswanya dan memperbaiki gaya mengajarnya. Untuk memenuhi hal tersebut

di atas, guru dituntut agar mampu mengelola proses belajar mengajar yang dapat

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

3  

memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang

siswalah subjek utama dalam pembelajaran (Usman, (1995:12).

Guru diharapkan mampu mengembangkan suasana aktif, kreatif, efektif

dan menyenangkan bagi siswa untuk mengkaji hal yang dapat menarik minat dan

motivasi siswa sehingga mampu mengatasi problem yang dihadapi guru dan siswa

dalam proses belajar mengajar dikelas. Pakem atau singkatan dari Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan merupakan suatu model pembelajaran

yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas, sehingga

efektif namun tetap menyenangkan (WWW.google.com.search_:pakem).

Penggunaan model pakem dapat diterapkan di berbagai macam mata

pelajaran, tak terkecuali dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn). Banyak siswa yang kurang begitu antusias mengikuti pelajaran PKn,

mereka menggangap mata pelajaran PKn membosankan karena merupakan

pelajaran menghafal, metode yang diterapkan kurang begitu menarik dan

bervariasi, sehingga tidak bisa membawa mereka untuk ikut berpartisipasi secara

langsung atau aktif dalam pembelajaran dikelas.

Pada umumnya guru dalam menyampaikan materi pelajaran PKn selama

ini menggunakan cara atau metode yang kurang bervariasi dan cenderung

monoton, sehingga peserta didik mudah merasa jenuh serta kurang bersemangat.

Hal ini akan mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap

pelajaran menurun. Untuk itu perlu adanya keanekaragaman dalam penyajian

materi pembelajaran (Hasibuan dan Moedjiono, 1986:64).

Kepekaan dan kejelian dalam membaca situasi oleh guru sangat

diharapkan untuk merubah pandangan siswa yang selama ini pelajaran PKn

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

4  

dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dirubah menjadi pelajaran yang

menyenangkan, sehingga motivasi dalam diri siswa dapat muncul kembali.

Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk

bertingkah laku (Winataputra dan Rosita, 1995/1996:102). Sedangkan menurut

Thomas L. Good dan Jere B. Braphy 1986, (dalam Winataputra dan Rosita,

1995/1996:102) “Motivasi adalah suatu energi penggerak, pengarah dan

memperkuat tingkah laku“. Jadi motivasi merupakan kebutuhan, yang artinya

setiap individu termotivasi untuk melakukan sesuatu aktifitas yang merupakan

kebutuhannya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang didasarkan atas motivasi

mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya, termasuk dalam

hal belajar.

Suatu proses belajar akan berhasil jika didasarkan pada motivasi yang ada

pada diri siswa, segala aktivitas dijalankan berdasarkan penggerak psikis. Maka,

untuk mengorganisir suatu proses pembelajaran perlu diketahui terlebih dahulu

proses psikis apa yang terjadi pada siswa waktu ia mempelajari sesuatu, keadaan

psikis inilah yang nantinya akan sangat mempengaruhi efektifitas dalam proses

belajar mengajar. Berhubungan dengan hal tersebut, seorang guru harus dapat

memperhitungkan aspek-aspek psikologis siswanya, misalnya faktor-faktor yang

dapat memotivasi siswa guna mengaktifkan proses berfikir, mempermudah

menerapkan materi pelajaran untuk meningkatkan taraf pengetahuan dan

kemampuan (Hardjono, 1988:73).

Seorang siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pelajaran akan sulit

untuk menerima pelajaran tersebut. Motif siswa belajar dikarenakan adanya dua

hal, pertama karena motivasi yang timbul dari dalam dirinya sendiri sebagai

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

5  

unsur Intrinsik dan yang kedua adalah karena motivasi yang timbul dari luar

sebagai unsur Ekstrinsik (Hunt 1965 dan Carol 1968, dalam Hardjono, 1988:72).

Motivasi yang timbul dari luar inilah yang terkait dengan usaha guru,

khususnya guru mata pelajaran PKn untuk menggunakan metode pembelajaran

yang lebih menarik sehingga peserta didik lebih antusias dalam mengikuti

pelajaran PKn (siswa ikut terlibat secara aktif dalam pembelajaran) apabila

merasakan situasi pembelajaran yang cenderung memuaskan dirinya dan sesuai

dengan apa yang diharapkannya. Oleh karena itu penggunaan model pakem dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif yang baik, sebab dalam model pakem, Aktif

dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus dapat menciptakan

suasanan dimana siswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan dan

mengemukakan pendapat yang dapat menghasilkan suatu gagasan/ide yang

cemerlang. Proses aktif dalam belajar dari si pembelajar sangat penting bagi usaha

meningkatkan pengetahuan, bukan seperti proses pasif yang selama ini

berkembang, karena siswa hanya dicekoki materi melalui metode ceramah sjaa

sehingga siswa tidak dapat ikut terlibat secara langsung atau aktif, hal ini sangat

bertentangan dengan hakekat belajar. Peran aktif siswa sangatlah penting dalam

pembentukan generasi penerus yang kreatif dan berguna bagi dirinya secara

pribadi maupun bagi orang lain.

Kreatif dimaksudkan agar guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang

bervariasi atau beragam dan sesuai dengan harapan, jika dilihat dari kemampuan

siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan,

tidak membuat siswa bosan melainkan dapat membuat siswa memusatkan seluruh

perhatiannya secara penuh pada pelajaran termasuk juga penggunaan lingkungan

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

6  

sekitar sekolahan sebagai salah satu media/sumber belajar yang mendukung agar

tetap menarik perhatian siswa.

Pembelajaran tidak cukup sampai pada tingkat aktif, kreatif dan

menyenangkan saja, tetapi juga harus efektif. Unsur efektif, akan menghasilkan

apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,

sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Jika

pembelajaran hanya aktif, kreatif dan menyenangkan saja, maka pembelajaran

tersebut belum bisa memenuhi tujuan daripada pembelajaran itu sendiri. (Dinas

Pendidikan Kota Malang, 2004:3.4)

Bertolak dari latar belakang permasalahan-permasalahan diatas, maka

dilakukanlah penelitian terhadap “Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran PKn. (suatu studi di

MTs negeri I Malang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran pakem pada mata pelajaran PKn

di MTs Negeri I Malang?

2. Apa faktor yang mendorong diterapkannya model pakem pada mata pelajaran

PKn di MTs Negeri I Malang?

3. Apa faktor yang dapat menghambat penerapan model pakem pada mata

pelajaran PKn di MTs Negeri I Malang?

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

7  

4. Bagaimana upaya yang dilakukan guru-guru untuk mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan model pembelajaran pakem pada mata pelajaran PKn di MTs

Negeri I Malang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pengertian pakem dan penerapan prinsip pakem pada

mata pelajaran PKn di MTs Negeri I Malang.

2. Untuk mendeskripsikan faktor yang dapat mendorong diterapkannya model

pakem pada mata pelajaran PKn di MTs Negeri I Malang.

3. Untuk mendeskripsikan faktor yang dapat menghambat penerapan model

pakem pada mata pelajaran PKn di MTs Negeri I Malang.

4. Untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan guru-guru untuk mengatasi

hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran pakem pada mata pelajaran

PKn di MTs Negeri I Malang.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. MTs Negeri I Malang

Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam menerapkan model pakem

selanjutnya. Tidak hanya pada mata pelajaran PKn saja, tetapi jika memungkinkan

dapat juga diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

2. Bagi Jurusan PKn

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat

berarti bagi kemajuan pendidikan yang berupa pengetahuan tentang karakteristik

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

8  

pelaksanaan pakem di MTs Negeri I Malang, khususnya pada mata pelajaran PKn

dan dijadikan sebagai bahan revisi bagi perkembangan penelitian selanjutnya.

3. Penelitian Lanjutan

Untuk memberikan masukan tentang upaya dan strategi yang dapat

dilakukan oleh peneliti selanjutnya dalam memecahkan permasalahan yang sama

dan masih ada kaitannya dengan penerapan model pembelajaran pakem.

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan salah penafsiran dalam

penelitian ini perlu ada penegasan istilah dalam judul penelitian ini.

1. Pakem merupakan suatu usaha guru untuk bisa menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya dan mengeluarkan gagasan.

Sedangkan kreatif, seorang guru harus mampu menciptakan suasana beragam

sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa dan menyenangkan suasana

belajar siswa diharapkan memusatkan perhatiannya secara penuh terhadap

pelajaran (http://www.pontianakpost.com).

2. Pendidiakan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang studi yang mencakup

dimensi pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Pendidikan Kewarganegaraan

ingin membentuk warga negara yang ideal, yakni yang mempunyai

pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang sesuai dengan konsep dan prinsip-

prinsip Pendidikan Kewarganegaraan (Untari, 2005/2006:3).

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

  

9  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatau proses, dimana dapat membuat orang

melakukan proses belajar sesuai dengan rancangan. Karena sifat dari proses

tersebut, maka proses belajar yang tejadi adalah proses perubahan perilaku dalam

konteks pengalaman yang memang pada dasarnya telah dirancang terlebih dahulu

(Winataputra dan Rosita, 1995/1996:2). Seperti apa yang diungkapkan oleh

Romiszowski (1981:147), dalam (Winataputra dan Rosita, 1995/1996:2 “proses

belajar yang berpusat pada tujuan atau goal directed teaching process yang dalam

banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pre-planed)”.

Menurut Gagne (1975), dalam (Saputro dan Abidin, 2005:3)

“pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan dirancang untuk

mendorong, menggiatkan dan mendukung belajar siswa”.

Sedangkan pendapat dari Raka Joni (1980:1), dalam (Saputro dan Abidin,

2005:3) “pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan

teradinya belajar”. Penciptaan sistem lingkungan berarti menyediakan peristiwa-

kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktivitas

belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha

manusia yang dilakukan untuk memfasilitasi belajar orang lain dan pembelajaran

merupakan kegiatan guru yang mendorong tejadinya aktivitas belajar siswa.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

10  

  

2. Strategi Pembelajaran

Pengertian pembelajaran di atas dapat diartikan sebagai penciptaan

lingkungan belajar. Berkaitan dengan makna tersebut, maka strategi pembelajaran

adalah proses penetapan, pengorganisasian, dan pengoperasian sistem lingkungan

belajar yang bersifat efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran

(Saputro dan Abidin, 2005:6).

Sedangkan menurut Al-Hakim S. Dkk (2002:80), dalam (Saputro dan

Abidin, 2007:7) “Strategi pembelajaran memiliki dua hal, (1) Perencanaan

tindakan secara sistematis, dan (2) Implementasi perencanaan dalam tindakan di

lapangan”. Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen

pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih

guru untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar di kelas, sehingga mampu

mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi untuk mewujudkan aktualisasi

proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran aktualisasinya terwujud sebagai seperangkat

tindakan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang memudahkan siswa

untuk mencapai tujuan belajarnya. Cakupan tindakan tersebut adalah sebagai

berikut: (1) setting atau latar pembelajaran, (2) pengelolaan dan pengorganisasian

bahan ajar, (3) pengalokasian waktu, (4) pengaturan pola aktivitas pembelajaran,

(5) metode, teknik, dan prosedur pembelajaran, (6) pengaturan dan pemanfaatan

media pembelajaran, (7) penerapan prinsip pembelajaran, (8) penerapan

pendekatan pola aktivitas pembelajaran, (9) pengembangan dan pengaturan iklim

pembelajaran.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

11  

  

Aktualisasi pembelajaran dikatakan strategis manakala setiap jenis dan

atau pola aktivitas pembelajaran beserta seluruh variabel yang terkait dapat

dilacak rasionalitasnya, kadar keefektifan dan keefisiensiannya untuk pencapaian

tujuan pembelajaran. Nilai strategis suatu strategi pembelajaran dapat juga diuji

atas dasar kesesuaiannya dengan variabel-variabel penentu pembelajaran, seperti:

(1) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, (2) sesuai dengan karakteristik bahan

pembelajaran, (3) karakteristik guru, (4) karakteristik siswa, dan (5) sesuai dengan

karakteristik sarana dan prasarana yang tersedia. Oleh karena itu, keakuratan

strategi pembelajaran dalam memfasilitasi keoptimalan pencapaian tujuan belajar

anak sangatlah penting (Saputro dan Abidin, 2005:9-10).

3. Komponen Pembelajaran

Peranan guru dalam proses pembelajaran, disamping menyampaikan

informasi, guru juga berperan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa,

meyeleksi materi pembelajaran, memberikan bimbingan belajar, menggunakan

berbagai macam media, strategi dan metode. Menurut Simpson; Anderson

(1981:60) dalam (Saputro dan Abidin, 2005:1) “peran lain dari guru adalah

mengajak diskusi, mengajukan pertanyaan, menyelenggarakan simulasi serta

berbagai peran lainnya”.

Berbagai peran yang diemban guru dalam proses pembelajaran, pada

dasarnya berkenaan dengan hal membelajarkan siswa. Guru hanya memfasilitasi

terjadinya proses belajar dalam diri siswa, perubahan perilaku yang terjadi dalam

diri siswa merupakan akibat dari keaktifan yang dilakukan oleh siswa dalam

interaksinya dengan lingkungan belajarnya (Saputro dan Abidin, 2005:1).

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

12  

  

Guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan terhadap terjadinya

aktivitas belajar, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh terciptanya suasana

yang nyaman antara guru dengan siswa sejak berlangsungnya kegitan belajar-

mengajar di kelas. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya diharapkan mampu

mengenali karakteristik komponen-komponen sistem pembelajaran yang menjadi

rangkaian kerjanya, yang nantinya akan diberikan kepada siswa sebagai

pendukung program pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam

pelaksanaan tugasnya sebagai tenaga pendidik.

Komponen-komponen pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

a) Komponen Input atau masukan

Komponen ini terdiri dari: (1) Row input (siswa), yakni peserta didik yang

diharapkan mengalami perubahan tingkah laku setelah mengikuti proses

pembelajaran. (2) Instrumental input, yakni komponen guru, materi, media, dan

manajemen kelas. (3) Environmental input, yakni komponen yang terdiri dari

kondisi sosial ekonomi, kultural, dan lain sebagainya. (4) Struktural input, yaitu

komponen yang terdiri dari tujuan sekolah, tujuan pendidikan, visi dan misi

sekolah.

b) Komponen Proses

Komponen proses yaitu serangkaian interaksi dinamis pembelajaran,

antara siswa sebagai masukan dan dengan sejumlah komponen Instrumental-

Environmental serta Struktral input pembelajaran.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

13  

  

c) Komponen Output

Komponen output terdiri dari hasil belajar, sebagaimana seperti yang telah

dirumuskan dalam tujuan pembelajaran yang berupa kualifikasi tingkah laku yang

diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah mengikuti interaksi pembelajaran.

Komponen ini berkaitan dengan domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

d) Komponen umpan balik

Merupakan komponen yang memiliki fungsi informatif bagi efektifitas

pencapaian tujuan dan relevansi dari komponen-komponen yang terkait.

B. Pakem

I. Pengertian Pakem

Pakem atau singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang agar

mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas, sehingga efektif namun tetap

menyenangkan (WWW. google.com.search:PAKEM).

Pengertian lain, pakem merupakan suatu usaha dari guru untuk bisa

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya dan

mengeluarkan gagasan. Sedangkan kreatif, seorang guru harus mampu

menciptakan suasana belajar yang beragam sehingga memenuhi tingkat

kemampuan siswa dan menyenangkan adalah suasana belajar, dimana siswa

diharapkan dapat memusatkan perhatiannya secara penuh ke pelajaran.

(http://www.pontianakpost.com).

Pakem adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan

pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

14  

  

menggunakan berbagai sumber dan alat bantu berlajar termasuk pemanfaatan

lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

(http:/pbmtutik.blogspot.com/)

Menurut Best 2001, (dalam http://www.pendidikan.net/development.html)

pakem adalah “A conception that helps teacher relate subject matter content to

real world situation and motivates students to make connections between

knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and

workers.” Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata

pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan siswa-

siswi untuk lebih paham hubungan pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup

mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat dan karyawan-karyawan.

Menurut Philip Rekdale 2005, (dalam

http//www.pendidikan.net/developmen.html) pakem adalah singkatan dari

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Fokus pakem adalah

pada kegiatan siswa dalam bentuk grup, individu, dan kelas, partisipasi di dalam

proyek, penelitan, penelidikan, penemuan, dan beberapa macam strategi yang

hanya dibatasi dari imaginasi guru.

Secara garis besar, gambaran pakem adalah sebagai berikut:

a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan

kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,

termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan

pembelajaran menarik, menyenangkan serta cocok bagi siswa.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

15  

  

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik serta menyediakan pojok baca.

d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,

termasuk cara belajar kelompok.

e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa

dalam mencipatakan lingkungan sekolahnya (Dinas Pendidikan Kota Malang,

2004:3.4).

Pakem diterapkan di sekolah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki

sejumlah keterampilan yang beragam, yang nantinya diperlukan untuk menjalani

kehidupan di masa yang akan datang. Untuk menjamin keberhasilan proses

pembelajaran, maka proses belajar-mengajar di kelas haruslah dirancang agar

mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap

menyenangkan.

Sekolah dan guru haruslah mampu mengembangkan kegiatan belajar

mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan tentang kegiatan siswa

selama belajar di sekolah, pemanfaatan sumber belajar yang berbeda dengan

sebelumnya serta peran guru dalam mengajar sebagai upaya untuk mengurangi

gaya lama dalam pembelajaran (Dinas pendidikan kota Malang, 2004:3.11).

Pakem dijadikan sebagai model pembelajaran yang mempunyai

karakteristik tersendiri dan dirasa cocok untuk diterapkan dalam kegiatan belajar-

mengajar di kelas. Karakteristik dalam model pembelajaran pakem adalah sebagai

berikut:

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

16  

  

1). Aktif

Dimaksudkan disini, bahwa dalam proses pembelajaran guru harus dapat

menciptakan suasana dimana siswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan dan

mengemukakan pendapat yang dapat menghasilkan suatu gagasan atau ide yang

cemerlang. Proses aktif dalam belajar dari si pembelajar sangat penting bagi usaha

meningkatkan pengetahuan, bukan seperti proses pasif yang selama ini

berkembang, karena siswa hanya dicekoki materi melalui metode ceramah saja

sehingga siswa tidak dapat ikut terlibat secara langsung, hal ini sangat

bertentangan dengan hakekat belajar. Peran aktif siswa sangatlah penting dalam

pembentukan generasi penerus yang kreatif dan berguna bagi dirinya pribadi

maupun bagi orang lain.

Menurut Willian Burton, (dalam Usman, 1995:21) “Mengajar adalah

membimbing kegiatan belajar siswa sehingga mau belajar atau Teaching is the

guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil learn”.

Dengan demikian, aktifitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-

mengajar sehingga muridlah yang harus banyak aktif, sebab sebagai subjek didik

adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Hal ini

sangat berbeda dengan kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah, dimana guru

yang lebih aktif sedangkan siswa menjadi pasif. Aktivitas belajar murid yang

dimaksud disini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas

murid dapat digolongkan kedalam beberapa hal, yaitu:

a. Aktivitas visual (Visual activities), seperti membaca, menulis, melakukan

eksperimen, dll.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

17  

  

b. Aktivitas lisan (Oral activities), seperti bercerita, membaca sajak, Tanya

jawab, diskusi, dll.

c. Akitvitas mendengarkan (Listening activities), seperti mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan, dll.

d. Aktivitas gerak (Motor activities), seperti senam, atletik, menari, melukis, dll.

e. Aktivitas menulis (Writing activities), seperti mengarang, membuat makalah,

membuat surat, dan lain-lain.

Menurut John dewey, (dalam Dimyati dan Moedjiono, 1994:42)

mengemukakan bahwa “belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan

siswa untuk dirinya sendiri” maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri guru

hanya sekedar pembimbing dan pengarah. Sedangkan menurut teori kognitif, anak

memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu

untuk mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya.

Dalam proses belajar mengajar siswa harus mampu mengidentifikasi,

menganalisis, menafsirkan serta menarik kesimpulan. Jadi, siswa adalah sebagai

makhluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, dan mempunyai

kemauan serta aspirasi sendiri. Belajar tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain,

belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif (Dimyati dan Moedjiono,

1994:42).

Untuk menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru dapat

melakasanakan perilaku-perilaku sebagai berikut:

a) Menggunakan multimetode dan multimedia

b) Memberikan tugas secara individual maupun kelompok

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

18  

  

c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan eksperimen

dalam kelompok kecil.

d) Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar kemudian mencatat hal-hal

yang dirasa kurang jelas.

e) Mengadakan tanya jawab dan diskusi (Dimyati dan Moejiono, 1994:57).

2). Kreatif

Dimaksudkan agar guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang

bervariasi dan beragam dengan membuat alat bantu belajar yang sederhana dan

sesuai dengan harapan siswa sehingga siswa dapat merancang atau membuat

sesuatu yang dapat berguna bagi dirinya pribadi maupun bagi orang lain serta

dapat membuat tulisan atau karangan ilmiah. Di dalam proses belajar-mengajar

seorang guru dituntut untuk memilki keterampilan mengadakan variasi yang

bertujuan mengatasi rasa jenuh pada diri siswa, sehingga siswa senantiasa

menunjukan ketekunan, antusias, dan ikut berpartisipasi.

Adapun tujuan atau manfaat yang lain dari keterampilan mengadakan

variasi oleh guru adalah sebagai berikut:

a) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek

belajar mengajar yang relevan.

b) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui

dalam diri siswa terhadap hal-hal yang baru.

c) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan

berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih

baik.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

19  

  

d) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh cara menerima yang

disenanginya (Usman, 1995:84).

Guru juga harus menciptakan metode-metode belajar yang menarik,

ditunjang dengan media yang bervariasi, alat bantu yang sederhana tetapi

mendukung, dan yang tidak kalah penting adalah pemilihan sumber belajar yang

tepat, sehingga guru dan siswa dapat melaksanakan KBM dengan baik, hasil yang

diperoleh siswapun juga memuaskan. Setelah mengikuti KBM di kelas, siswa

diharapkan mampu menunjukkan potensi yang ada di dalam dirinya dengan

karya-karya yang bermanfaat, mampu menciptakan media dan alat bantu sendiri

yang dapat membantu mempermudah dirinya dalam memahami materi serta

mencari sumber belajar yang lain selain dari sekolah, baik dari koran, majalah,

dan internet.

3). Menyenangkan

Suasana belajar-mengajar yang menyenangkan adalah suasana belajar

yang tidak membuat siswa bosan, yang tidak membuat siswa takut salah, takut

ditertawakan, dan takut disepelekan melainkan dapat membuat siswa memusatkan

seluruh perhatian secara penuh pada pelajaran termasuk juga penggunaan

lingkungan sekitar sekolahan sebagai salah satu media atau sumber belajar yang

mendukung agar tetap menarik perhatian siswa. Guru harus dapat menciptakan

suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan

perhatiannya secara penuh pada pelajaran. “Kegembiraan dapat membuat siswa

siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif

siswa“ (De Porter, Reardon dan Singer-nourie, 1992:26).

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

20  

  

Metode atau konsep pembelajaran yang menyenangkan penting untuk

diterapkan, sehingga membuat siswa selalu termotivasi dalam belajar dan

mengikuti pelajaran di kelas dengan penuh antusias. Selain itu, untuk

menanamkan keyakinan dalam diri siswa bahwa belajar dapat dilakukan kapan

saja, dimana saja serta belajar merupakan suatu keharusan bagi seorang pelajar

karena belajar sama asyiknya dengan bermain.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang bisa

membuat siswa berani mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkannya

tanpa membuat mereka takut. Baik takut salah, takut ditertwakan maupun takut

disepelekan, sehingga pada akhirnya siswa akan selalu senang untuk belajar

(Dinas Pendidikan Kota Malang, 2004:3.10).

Walberg dan Greenberg 1997, (dalam De porter, Reardon dan singer-

nourie, 1992:19) berpendapat “Suatu penelitian menunjukkan bahwa lingkungan

sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologos utama yang dapat

mempengaruhi belajar akademis”. Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan,

bahwa pada dasarnya suasana atau keadaan lingkungan belajar dapat

mempengaruhi emosi pada diri siswa. Untuk menumbuhkan semangat dan

antusias siswa agar tetap konsentrasi pada pelajaran, maka guru dapat merubah

suasana kelas yang awalnya biasa saja menjadi luar biasa dengan keterampilan

mengelola kelas.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mangatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana

yang menyenangkan didalam kelas. Guru dituntut agar bisa mengelola kelas

dengan baik agar proses belajar-mengajar yang efektif dapat tercipta, salah satu

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

21  

  

contohnya adalah belajar di luar kelas, yaitu dengan memanfaatkan halaman

sekolah, perpustakaan, dan aula. Selain itu juga membiasakan untuk membentuk

kelompok-kelompok belajar.

Pembelajaran tidak cukup sampai pada tingkat aktif, kreatif dan

menyenangkan saja, tetapi harus efektif.

4). Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika dapat menghasilkan apa yang

harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab

pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Jika, pembelajaran

hanya aktif, kreatif dan menyenangkan saja, maka pembelajaran tersebut belum

bisa memenuhi tujuan dari pembelajaran itu sendiri (Dinas Pendidikan Kota

Malang, 2004:3.4 & 3.8-3.9). Guru dapat berupaya agar siswanya selalu berusaha

menunjukkan potensi yang ada pada dirinya dengan belajar, dan upaya tersebut

dapat diwujudkan dengan memberikan rangsangan atau stimulus, dimana dengan

rangsangan atau stimulus tersebut siswa dapat berfikir bahwa dengan belajar, akan

membuat dirinya berhasil.

Kriteria yang harus di penuhi dalam pembelajaran untuk mengefektifkan

kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut:

• Siswa mengetahui cara berpikir dan berbuat dalam melaksanakan tugas

yang harus dikerjakannya.

Setiap siswa dapat belajar sendiri dari sumber belajarnya, tetapi kefektifan

hasil belajar siswa kurang terjamin, jika siswa tidak mengetahui bagaimana cara

mempelajari pelajaran yang akan dialami. Dalam pakem guru melatihkan cara

berpikir dan bekerja dalam mempelajari pelajaran dan menyelesaikan masalah,

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

22  

  

sedangkan siswa menggunakan cara yang dilatihkan gurunya untuk mempelajari

pelajaran tersebut dari suatu sumber belajar.

• Siswa berpikir dan berbuat mengikuti suatu metode yang dapat

membuatnya berhasil.

Untuk kefektifan pembelajaran, guru hanya mengajarkan cara berpikir dan

bekerja. Siswa menggunakan cara-cara yang diajarkan gurunya itu untuk

mempelajarinya dan mencoba untuk menyelesaikan masalah yang timbul

(http://www.p4tkipa.org).

II. Penerapan Pakem

Penerapan pakem dapat diwujudkan dalam setiap kegiatan belajar-

mengajar, belajar merupakan proses internal yang kompleks, dapat dipandang dari

dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Siswa dalam belajar haruslah dapat

mengalami secara langsung, baik aktif secara fisik, mental maupun emosional

dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi, sedangkan guru hanya

bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator (Dimyati dan Mudjiono, 1994:43).

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya berhasil

mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, ada dua tolok ukur mengenai

efektivitas mengajar, yakni tercapainya tujuan dan hasil belajar yang tinggi. Untuk

mencapai tingkat efektivitas mengajar yang tinggi, guru harus mampu menguasai

beberapa keterampilan dalam mengajar yang kompleks dan utuh (Hasibuan dan

Moedjiono, 1986:46).

Keterampilan-keterampilan dalam mengajar memiliki prinsip dasar,

tujuan, dan komponen tersendiri. Berikut ulasan tentang beberapa keterampilan

dalam mengajar tersebut:

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

23  

  

a. Keterampilan Bertanya (questioning skills)

Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting

sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan dengan teknik pelontaran yang

tepat pula, maka akan memberikan dapak positif terhadap siswa. Diantaranya

dapat meningkatkan partisipasi siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu

siswa, memusatkan perhatian siswa, dan mengembangkan pola serta cara belajar

aktif dari siswa. Adapun dasar pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut:

1) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.

2) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.

3) Bagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.

4) Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk memikirkan jawabannya.

5) Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian

siswa untuk menjawab.

b. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat

verbal atau non-verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru

terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak

dorongan atau koreksi. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengganjar atau

membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi

belajar-mengajar. Tujuan dari pemberian penguatan adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan perhatian siswa.

2) Melancarkan atau memudahkan proses belajar.

3) Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

24  

  

4) Mengarahkan kepada cara berfikir yang baik.

c. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi atau stimulus adalah sesuatu kegiatan guru dalam konteks interaksi

belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga

siswa senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, dan berpartisipasi. Prinsip

yang perlu dipahami oleh guru dalam melaksanakan kemampuan ini dalam

kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang perlu dilakukan harus bersifat efektif.

2) Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat.

3) Penggunaan teknik variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan

siswa.

d. Keterampilan Menjelaskan

Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam kegiatan belajar-

mengajar adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara

sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

Adapun prinsip dari keterampilan memberikan penjelasan adalah sebagai berikut:

1) Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam pertemuan.

2) Penjelasan dapat diiringi tanya jawab.

3) Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.

4) Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa ataupun telah

direncanakan sebelumnya.

e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan

yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

25  

  

prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang

akan dipelajarinya. Kegiatan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru pada awal

sebelum pelajaran dimulai saja, melainkan pada awal setiap penggal kegiatan inti

pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.

f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai

pengalaman dan informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

Pengertian dikusi kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar tidak jauh berbeda

dengan pengertian di atas, siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil

dibawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan

masalah, atau pengambilan keputusan. Diskusi tersebut berlangsung secara

terbuka, setiap siswa dapat mengemukakan ide-ide tanpa ada tekanan dari teman

atau gurunya.

g. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain, kegiatan untuk

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses

belajar-mengajar. Kegiatan yang termasuk ke dalam hal ini adalah penghentian

tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran

bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, dll. Suatu kondisi belajar

yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana

pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

26  

  

h. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Secara fisik bentuk pembelajaran ini adalah bila jumlah siswa yang

dihadapai oleh guru terbatas, yaitu berkisar 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan

seorang untuk perseorangan. Ini tidak berarti, bahwa guru hanya menghadapi satu

kelompok atau seseorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi

banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik

secara perseorangan atau kelompok. Hakikat pembelajaran ini adalah:

1) Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa

dengan siswa.

2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.

3) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan

4) Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar-mengajar (Usman,

1995:74-102).

III. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Pakem

Komponen dalam pakem merupakan suatu hal yang penting untuk

dicermati dan harus dikelola dengan baik agar pembelajaran yang akan

dilaksanakan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. Ada aspek yang

harus diperhatikan, yaitu:

1) Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memilki sifat rasa ingin tahu yang tinggi dan

berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar berkembangnya

sikap/berpikir kritis dan kreatif, kegiatan belajar merupakan lahan yang harus

diolah secara baik demi berkembangnya kedua sifat tersebut. Suasana

pembelajaran yang menyenangkan, dimana guru memuji anak karena hasil

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

27  

  

karyanya, mengajukan pertanyaan menantang dan mendorong anak untuk

melakukan percobaan merupakan sedikit contoh dari langkah-langkah

pembelajaran yang dapat dilakukan.

2) Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki

kemampuan berbeda. Dalam pakem, perbedaan individual harus diperhatikan dan

tercermin dalam kegiatan pembelajran, semua anak tidak harus mengerjakan tugas

ynag sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Dengan

mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan

sehingga belajar anak tersebut dapat optimal.

3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain

berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku yang demikian dapat

dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam membahas suatu tugas,

anak dapat menyelesaikannya dengan berkelompok karena berdasarkan

pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila berkelompok

sehingga memudahkan mereka dalam bertukar pikiran. Akan tetapi, juga

diperlukan penyelesaian tugas secara perorangan agar bakat individunya dapat

berkembang.

4) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini merupakan pemecahan masalah dan hal ini

membutuhkan pemikiran kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan

kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis pemikiran

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

28  

  

tersebut, berasal dari rasa keingin tahuan dan imajinasi pada diri anak. Oleh

karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya dengan cara sering memberikan

tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka.

5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang paling disarankan oleh

pakem. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata

dengan baik dapat membantu guru dalam proses belajar-mengajar dikelas karena

dijadikan sebagai bahan rujukan kerika membahas suatu masalah. Yang dipajang

merupakan hasil kerja perorangan, kelompok, atau berpasangan. Dapat berupa

gambar, peta, diagram, puisi atau karangan-karangan lain yang diharapkan dapat

lebih memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dan menimbulkan inspirasi buat

siswa lain.

6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat

kaya untuk bahan belajar anak, lingkungan dapat berperan sebagai media belajar

dan juga sebgai objek kajian (sumber belajar). Pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Pemanfaatan

lingkungan dapat mengembangkan keterampilan mengamati (dengan seluruh

indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, mengklasifikasi, membuat tulisan,

dan lain-lain.

7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat jika terjadi interaksi dalam belajar,

pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk

interaksi antara guru dengan siswa. Selain itu, cara memberikannya pun harus

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

29  

  

secara santun sehingga siswa lebih percaya diri dalam memeriksa hasil pekerjaan

siswa dan memberikan komentar atau catatan, catatan tersebut diharapkan dapat

menjadikan pekerjaan siswa agar lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa

dari pada sekedar angka.

8) Membedakan antara aktif mental dengan aktif fisik

Banyak guru yang merasa senang jika melihat siswanya kelihatan sibuk

bekerja secara kelompok dengan posisi duduk saling berhadapan, keadaan

demikian bukanlah cirri dari pakem. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif

fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan sering

mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda orang yang aktif mental, syarat

dari berkembangnya aktif mental adalah tumbuh perasaan tidak takut ditertawakan

maupun disalahkan. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab

rasa takut tersebut (dinas Pendidikan Kota Malang, 2004:3.13-3.15).

IV. Faktor Yang Mendorong Diterapkannya Pakem

Pakem diterapkan karena dilatarbelakangi oleh kenyataan, bahwa

pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan dan dirasa kurang menarik

bagi para peserta didik, sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi

bagi peserta didik terlebih lagi peserta didik kurang begitu antusias dalam

mengikuti kegiatan belajar-mengajar di kelas, mudah merasa bosan serta minat

untuk mendengarkan penjelasan dari guru berkurang

(http://pbmtutik.blogspot.com/).

Seorang guru dituntut agar lebih peka dalam membaca situasi,

membalikkan keadaan dari yang konvensional dan monoton menjadi lebih modern

dan bervariasi di dalam pembelajaran serta menciptakan suasana belajar yang

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

30  

  

dapat memberikan kenyamanan bagi peserta didik, sehingga dapat mengatasi

masalah-masalah yang timbul saat kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung.

Di samping hal yang tersebut di atas, masih terdapat faktor lain yang

menjadi pendorong diterapkannya pakem, yaitu antara lain:

a. Adanya lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan pakem.

b. Digunakan pakem sebagai strategi pembelajaran di sebagian besar sekolah.

c. Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kondusif.

d. Adanya partisipasi dari masyarakat yang besar bagi penerapan pakem dalam

dunia pendidikan.

e. Adanya dukungan dana bantuan langsung (block grant).

V. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pakem

Di samping terdapat faktor pendorong, pelaksanaan pakem di sekolah-

sekolah juga menemui berbagai kendala, sehingga pelaksanaannya kurang optimal

terlebih lagi ada sekolah-sekolah yang belum mencoba menerapkan pakem

dikarenakan banyak faktor yang menghambat. Faktor tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pelaksanaan pakem demi

meningkatkan mutu pendidikan.

b. Kurangnya kesiapan dan pemahaman dari pihak sekolah dalam melaksanakan

pakem.

c. Adanya kesalahan dalam praktek pakem.

d. Minimnya sarana dan prasarana sekolah yang menunjang pelaksanaan pakem.

e. Kurangnya kesediaan serta rendahnya kemauan atau semangat kerja dari

tenaga pendidik dalam melaksanakan pakem.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

31  

  

f. Adanya sikap tenaga pendidik yang telah terkondisi, bersikap pasif, tidak

kreatif, dan tetap menggunakan gaya konvensional serta monoton dalam

memberikan pembelajaran (Setiani, Analisis Implementasi Manajamen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di gugus 03 kecamatan

Mojosari Kabupaten Mojokerto).

C. Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan disekolah, materi

keilmuan bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan mencakup dimensi

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan nilai (values). Pendidikan

Kewarganegaraan ingin membentuk warga negara yang ideal, yakni warga negara

yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang sesuai dengan

konsep serta prinsip-prinsip Pendidikan Kewarganegaraan. Secara garis besar,

bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari beberapa dimensi berikut:

1) Dimensi pengetahuan (civic knowledge) mencakup bidang politik, hukum dan

moral. Artinya dari segi materi, pembelajaran bidang studi Pendidikan

Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses

demokrasi, lembaga pemerintahan dan non-pemerintahan, identitas nasional,

pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law), peradilan yang bebas dan

tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban, tanggung

jawab warga negara serta hak asasi manusia.

2) Dimensi keterampilan kewarganegaran (civic skills), meliputi keterampilan

partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya berperan serta

secara aktif mewujudkan masyarakat madani, keterampilan mempengaruhi

dan monitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan keputusan

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

32  

  

politik, keterampilan memecahkan masalah-masalah sosial, keterampilan

mengadakan koalisasi, kerjasama, mengelola konflik, dan sebagainya.

3) Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civic values) mencakup percaya diri,

komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai

keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individu, kebebasan berbicara,

kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, perlindungan terhadap

minoritas, dan sebagainya (Untari 2005/2006:3).

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang strategis

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Kewarganegaraan

mengemban misi dalam mempersiapkan bangsa Indonesia yang tangguh dalam

mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh pada

eksistensi dirinya. Kompetensi yang demikian harus diimbangi dengan

kemampuan berpikir kearah pemahaman dan pengamalan jiwa dan nilai-nilai

pancasila serta pengalaman nilai-nilai ajaran agama yang diyakini oleh masing-

masing bangsa Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan

yang mengupayakan pembentukan manusia yang sadar akan wawasan nasional

dan pertahanan nasional (Al-Hakim, 2002:4-5).

1) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk pribadi warga

negara yang baik (desirable personal quality). Menurut Dimond 1970, (dalam Al-

Hakim, 2002:5), kualitas kepribadian warga negara yang baik meliputi beberapa

hal, yaitu:

a) Loyal.

b) Orang yang selalu belajar.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

33  

  

c) Seorang pemikir.

d) Bersikap demokratis.

e) Gemar melakukan tindakan kemanusiaan.

f) Pandai mengatur diri, dan

g) Seorang pelaksana.

Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan untuk memperluas

wawasan dan menimbulkan kesadaran warga negara, sikap serta perilaku cinta

tanah air yang berdasarkan pada kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan

ketahanan nasional. Dengan demikian, target Pendidikan Kewarganegaraan dalam

kerangka sistem pendidikan nasional dipusatkan pada kredibilitas kepribadian

warga negara dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bernegara, berbangsa,

dan bermasyarakat (Al-Hakim, 2002:6).

Sedangkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas 2006,

(dalam Untari, 2005/2006:3) adalah:

1. Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara bermutu, bertanggung jawab serta bertindak cerdas

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan

komunikasi.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

34  

  

2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut (Depdiknas, 2006) ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, cinta

lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, partisipasi dalam bela

negara, dan lain-lain.

b) Norma, hukum dan peraturan, Meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, tata

tertib sekolah, norma yang berlaku di sekolah, norma yang berlaku

dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, hukum dan peradilan internasional,

dan lain-lain.

c) Hak asasi manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, penghormatan dan perlindungan HAM, dan lain-lain.

d) Sebutuhan warga negara, Meliputi: Hidup gotong royong, harga diri sebagai

warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, dan lain-lain.

e) Konstitusi negara, Meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, dan lain-lain.

f) Kekuasaan dan politik, Meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, sistem pemerintahan,

budaya politik, demokrasi dan sistem politik, dan lain-lain.

g) Pancasila, Meliputi: Kedudukan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara,

pancasila sebagai ideologi terbuka, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari, dan lain-lain.

h) Globalisasi, Meliputi: Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak

globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan lain-lain.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian, penulis dalam penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln 1987,

(dalam Moleong, 2005:5) ”penelitian kualitatif terkait dengan suatu realita atau

kenyataan yang dapat menunjukkan ciri-ciri alamiah secara utuh. Penelitian

kualitatif cenderung mengarah pada metode penelitian secara deskriptif karena

mencoba menafsirkan fenomena yang ada dan terjadi, sehingga arah dan latar

belakangnya mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif”.

Dalam penelitian ini penulis mengamati dan mengkaji suatu fenomena

tertentu, menganalisis serta mendeskripsikan hasil dari pengamatan tersebut

dengan kata-kata, gambar dan bukan angka sehingga laporan penelitiannya berisi

kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut

(Moleong, 2005:11).

Oleh karena itu, pendekatan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif. Seperti apa yang telah dikemukakan oleh (Faisol,

1982:120-121) ”penelitian deskriptif atau penelitian non-eksperimental ialah

suatu penelitian yang berkenaan dengan hubungan antara berbagai variabel,

menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, tidak memanipulasi variabel-

variabel atau menetapkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi melainkan

menyangkut peristiwa yang sudah terjadi serta berhubungan dengan kondisi saat

ini”. Sedangkan menurut (Arikunto, 1999:12) ”penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menggambarkan atau

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

36

membeberkan variabel masa lalu dan masa sekarang (sedang terjadi)”.

Tujuan diterapkannya metode deskriptif dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: (1) Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang

mencandra gejala yang ada. (2) Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau

untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang

berlangsung, dan (3) Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain

dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka

untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan

(Suryabrata, 2002:19).

Alasan mengapa digunakan pendekatan deskriptif dalam penelitian ini

adalah antara lain sebagai berikut: pertama bahwa penelitian ini mengarah pada

pengkajian suatu kegiatan belajar mengajar di kelas. Kedua, digunakannya

pendekatan deskriptif dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan fenomena apa

yang terjadi saat ini, menganalisis kondisi-kondisi tertentu yang muncul dalam

kegiatan belajar mengajar menyangkut bagaimana perencanaan yang akan

dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mengaktifkan

anak, mengembangkan kreatifitas, sehingga efektif sehingga tetap menyenangkan

dan bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas, apakah dari semua yang telah

direncanakan dapat terlaksana dengan baik serta bagaimana juga evaluasinya.

Ketiga, karena sesuai dengan apa yang telah dicantumkan di dalam

rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka untuk memperoleh data harus

berhubungan langsung dengan subjek penelitian dan waktu mengumpulkan data

di lapangan harus terlibat secara aktif karena memang manusialah alat pengumpul

data yang utama serta yang mampu memahami kaitan antara kenyataan-kenyataan

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

37

di lapangan (Moleong, 2005:9).

B. Kehadiran Peneliti

1. Peneliti Sebagai Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian ini tidak hanya sebagai perencana,

pelaksana, dan penafsir data saja tetapi juga sebagai pengumpul data serta pelapor

hasil penelitiannya. Oleh karena itu, kedudukan peneliti dalam penelitian ini

sangat penting karena menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian

(Moleong, 2005:168).

Peneliti dalam proses penelitian haruslah siap dan aktif terjun langsung ke

lapangan karena jika memanfaatkan alat yang lain selain dirinya sendiri, sangat

tidak mungkin untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, harus mampu

menggali sumber-sumber yang diperlukan guna melengkapi hasil laporan

penelitiannya secara langsung dan dapat mengontrol hasil yang didapat secara

berulang-ulang, sehingga derajat keandalannya dapat ditingkatkan.

Oleh karena itu, berkaitan dengan hal di atas langkah pertama yang

dilakukan sewaktu memasuki tempat penelitian ialah menemui ibu Dra. Binti

Maqsudah, M.Pd selaku kepala sekolah, kemudian mengungkapkan maksud dan

tujuan datang ke sekolah adalah untuk melakukan penelitian dengan membawa

surat ijin penelitian dari Departemen Agama (DEPAG) yang telah didapat sehari

sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh tanggapan secara langsung,

untuk mengetahui respon dari pihak sekolah yang digunakan sebagai tempat

penelitian dan untuk mendapatkan ijin dari kepala sekolah.

Setelah menemui kepala sekolah dan telah memperoleh tanggapan secara

langsung, respon yang baik, serta mendapatkan ijin selanjutnya memperkenalkan

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

38

diri kepada subjek penelitian, di sini yang menjadi subjek penelitian agar sama-

sama mengetahui bahwa nantinya sewaktu proses penelitian berlangsung akan

saling berinteraksi serta diharapkan subjek penelitian dapat membantu

memberikan informasi yang dibutuhkan. Subjek penelitiannya disini adalah guru

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas VII di MTsN I Malang,

yaitu ibu Ira Kristina, S.Pd, ibu Dra. Binti Maqsudah, M.Pd selaku kepala

sekolah, dan siswa kelas VII yang nantinya akan diwawancarai, diobservasi, dan

diambil dokumentasinya.

Ketika melakukan penelitian, haruslah mengetahui dan mematuhi aturan-

aturan yang berlaku di tempat penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tetap berjalan dengan baik dan subjek penelitian tetap respek sehingga

informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh.

Menurut (Moleong, 2005:172-173)

”Seorang peneliti hendaknya memiliki kualitas kepribadian sebagai berikut, diantaranya toleran, sabar, dapat menjadi pendengar yang baik, bersikap terbuka, jujur, objektif, berpenampilan menarik, senang berbicara, memiliki rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu, gampang menyesuaikan diri dengan segala macam situasi, menghargai perasaan dan pendapat subjeknya, dan lain-lain”. Dari pendapat di atas, dapat dijadikan suatu pemahaman bagi sorang

peneliti khususnya sebelum melakukan wawancara terhadap subjek penelitian.

Hal ini dikarenakan, dalam penelitian seorang peneliti senantiasa berhubungan

secara langsung dengan subjeknya, oleh karena itu sangat diperlukan kepribadian

yang baik, sehingga waktu melakukan wawancara dalam penelitiannya dapat

terlaksana dengan baik.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTsN I Malang yang terletak di Jalan

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

39

Bandung, No.7 Malang, tepatnya bersebelahan dengan MIN I Malang dan MAN

III Malang. Alasan dipilihnya MTsN I Malang sebagai lokasi penelitian karena

beberapa hal, diantaranya: (1) Keinginan untuk meneliti bagaimana penerapan

model pakem di sekolah yang berbasis agama (bukan di sekolah umum), sehingga

data yang dihasilkan nantinya diharapkan berbeda dan memiliki ke-khasan

tersendiri dibandingkan dengan penelitian di sekolah umum. (2) MTsN I Malang

merupakan sekolah berbasis agama di kota Malang dengan dilengkapi fasilitas-

fasilitas yang menunjang, maka oleh masyarakat dianggap sebagai sekolah elit,

sehingga dirasa cocok untuk tempat penelitian karena sedikit banyak kegiatan

belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah mengarah pada penerapan model

pakem. (3) Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn

di MTs N I Malang dalam menerapkan pakem, karena di MTsN I Malang diduga

atau ditengarai menerapkan model pembelajaran yang bernuansa pakem.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan model pakem pada kegiatan belajar mengajar, khususnya pada mata

pelajaran PKn yang meliputi bagaimana perencanaan yang disusun oleh guru,

pelaksanaannya di dalam mengajar serta evalusinya. Media, sumber, metode,

dan alat bantu apa yang digunakan oleh guru agar pelaksanaan model pakem

dapat terwujud.

2. Faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan model pakem bagi guru dalam

kegiatan belajar mengajar.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

40

E. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru sebagai

tenaga pendidik, dalam hal ini Ibu Ira Kristina, S.Pd selaku guru mata pelajaran

PKn kelas VII di MTsN I Malang, tentang bagaimana upaya yang dilakukan

terkait dengan pelaksanaan model pakem dalam kegiatan belajar mengajar

dikelas, apa saja yang direncanakan dan diwujudkan melalui apakah perencanaan

tadi, setelah itu sesuaikah apa yang telah direncanakan tadi dengan apa yang

diterapkan sewaktu kegiatan belajar berlangsung, ibu Dra. Binti Maqsudah, M.Pd

selaku kepala sekolah, dan siswa kelas VII sebagai sasaran didiknya dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menerapkan model pakem, apakah

upaya yang dilakukan oleh guru dapat diterima dan dipahami oleh siswanya

terkait dengan pengetahuan, pemahaman materi serta hasil belajar.

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Data ini diperoleh dari

pengamatan langsung di MTsN I Malang, wawancara dengan guru mata pelajaran

dan siswa, serta diperoleh dari dokumentasi yang berkaitan dengan perencanaan

model pakem dalam mata pelajaran PKn, penerapan model pakem pada mata

pelajaran PKn, faktor penghambat dan pendorong pelaksanaan model pakem serta

upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pelaksanaan model pakem.

b. Data sekunder

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

41

Data sekunder merupakan data yang dapat memperkuat data primer. Data

ini berkaitan dengan perangkat pembelajaran, kondisi sekolah, jumlah kelas, foto-

foto kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, dan arsip lain yang

masih ada kaitannya dengan pakem.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ialah merupakan subjek darimana data dapat

diperoleh. Apabila menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan datanya,

maka sumber datanya berupa subjek penelitian, apabila menggunakan observasi,

maka sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu, dan apabila

menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan sumber datanya

(Arikunto, 1999:114). Sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah kata-

kata hasil dari wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran PKn kelas

VII di MTsN I Malang, dalam hal ini Ibu Ira Kristina, S.Pd, ibu Dra. Binti

Maqsudah, M.Pd selaku kepala sekolah, dan siswa kelas VII tentang pelaksanaan

pakem, serta tindakan guru dalam melaksanakan pakem di kelas.

Guru dan siswa merupakan subjek penelitian atau orang yang paling

banyak memberikan informasi karena mereka merupakan informan yang

berkecimpung secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping

sumber data berupa orang atau informan, terdapat juga sumber data pendukung

yang berupa peristiwa dan dokumentasi. Peristiwa disini berkaitan dengan

perencanaan model pakem pada mata pelajaran PKn yang dilakukan oleh guru

sebelum melaksanakan KBM di kelas, yaitu dengan mempersiapkan perangkat

pembelajaran terlebih dahulu. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari

Rencana Program Pembelajaran (RPP), Program Semester, Program Tahunan,

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

42

Rencana Program Efektif, dan Silabus serta Sistem Penilaian.

Bagaimana pelaksanaannya pada mata pelajaran PKn berkaitan dengan

metode yang digunakan, media, alat bantu, dan sumber belajarnya. Metode yang

diterapkan pada waktu pelaksanaan KBM di kelas adalah metode permainan

(game lari-duduk), studi kasus, dan pengamatan. Sedangkan media pendukungnya

adalah gambar, lembar studi kasus serta artikel, baik dari koran atau dari internet.

Alat bantunya yaitu spidol, papan tulis, kursi, kertas folio bergaris. Bahan ajarnya

terdiri dari buku paket, LKS, dan artikel dari koran ataupun dari internet.

Selain upaya yang dilakukan oleh guru dalam merencanakan dan

melaksanakan model pakem pada saat akan melaksanakan KBM di kelas, guru

juga harus memperhatikan faktor-faktor apa yang menjadi penghambat serta

pendorong pelaksanaan model pakem, karena hal tersebut sangat mempengaruhi

keberhasilan penerapan pakem di sekolah. Setelah mengidentifikasi faktor apa

yang menjadi penghambat dan pendorong, maka guru diharapkan mampu untuk

mengatasi hambatan tersebut.

Dokumentasi terdiri dari sumber tertulis (buku, arsip, catatan resmi

maupun catatan harian, dan dokumen tentang pakem). Data lain yang juga dapat

digunakan sebagai data pendukung yang relevan dan berkaitan dengan masalah

penelitian adalah data tentang sekolah, jumlah siswa, jumlah kelas, gambaran

umum lokasi penelitian, sejarah berdirinya sekolah, perangkat pembelajaran yang

berupa Rencana Program Pembelajaran (RPP), Program Semester, Program

Tahunan, Rencana Program Efektif, dan Silabus serta Sistem Penilaian, serta foto-

foto kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini seperti apa yang telah

diungkapkan oleh Lofland dan Lofland 1984:47, (dalam Moleong, 2005:157)

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

43

”sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan.

Selebihnya ialah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain”.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berkualitas, maka dipengaruhi pula oleh

kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya

cukup reliabel dan valid, maka data yang akan diperoleh juga akan cukup reliabel

serta valid (Suryabrata, 2002:84).

Pengumpulan data merupakan hal penting dalam kegiatan penelitian, hal

ini dikarenakan jika pengumpul data melakukan kesalahan sikap dalam

wawancara, maka akan mempengaruhi data yang diberikan oleh subjek penelitian

dan jika itu terjadi akan mempengaruhi kesimpulan yang diperoleh.

Berkaitan dengan cara yang akan ditempuh untuk memperoleh data yang

sesuai dengan jenis data dan sumber data, maka cara yang dapat dilakukan

diantaranya ialah dengan (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) dokumentasi.

Teknik-teknik tersebut akan dipaparkan secara lebih rinci seperti berikut ini:

1. Wawancara

Sebelum melakukan wawancara, maka haruslah dipikirkan terlebih dahulu

tentang pelaksanaannya. Mengorek jawaban secara langsung dari subjek

penelitian dengan bertatap muka, lebih sulit dibandingkan dengan memberikan

angket dan menghendaki jawaban tertulis (Arikunto, 1999:231).

Persiapan merupakan langkah rawan dalam keseluruhan proses

wawancara. Pewawancara harus mempunyai konsep yang jelas mengenai hal-hal

yang akan ditanyakan dan informasi yang dibutuhkan, merinci urutan pertanyaan

dengan sebaik-baiknya dan sejelas-jelasnya, sehingga subjek penelitian terdorong

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

44

untuk memberikan komentar yang akan mengungkapkan jawaban yang diinginkan

(Faisol, 1982:214).

Dalam melakukan wawancara diharapkan untuk menjalin hubungan baik

dan keakraban dengan subjek penelitian, maka informasi yang penting akan dapat

diperoleh. Sikap pewawancara, kecerahan wajah, tutur kata dan bahasa dan

keramahan akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban dari subjek penelitian

yang diterima, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh merupakan data

yang objektif dan dapat dipercaya. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif,

dalam waktu yang singkat dapat diperoleh data yang sebanyak-banyaknya.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara terstruktur. Wawancara

terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah

dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan terformat secara baik.

Wawancara yang dilakukan ini ditujukan kepada ibu Ira Kristina, S.Pd selaku

guru mata pelajaran PKn kelas VII di MTsN I Malang, ibu Ana selaku guru mata

pelajaran PKn di MtsN I Malang, ibu Dra. Binti Maqsudah, M.Pd selaku kepala

sekolah, dan siswa kelas VII.

Wawancara yang dilakukan tersebut adalah untuk memperoleh informasi

mengenai perencanaan model pakem, yaitu tentang apa yang dilakukan oleh guru

sebelum melaksanakan KBM di kelas, diantaranya adalah dengan menyiapkan

perangkat pembelajaran (Rencana Program Pembelajaran (RPP), Program

Semester, Program Tahunan, Rencana Program Efektif, dan Silabus serta Sistem

Penilaian) terlebih dahulu.

Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan model pakem, mulai dari metodenya (metode yang dipakai adalah

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

45

metode game lari-duduk, studi kasus, dan pengamatan), medianya (media yang

disiapkan guru adalah gambar, lembar studi kasus, serta artikel dari koran atau

internet), alat bantunya (papan tulis, spidol, kursi, dan kertas folio bergaris), dan

bahan ajarnya (buku paket, LKS, artikel). Selain hal tersebut di atas, wawancara

yang dilakukan adalah untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong

pelaksanaan model pakem serta upaya dalam mengatasi hambatan tersebut.

2. Observasi atau Pengamatan

Menurut (Faisol, 1982:204) ”Observasi dalam penelitian deskriptif

memungkinkan bagi peneliti untuk mendapatkan informasi-informasi tertentu

secara langsung, bila proses dari observasi menyangkut tingkah laku manusia,

maka akan sangat kompleks proses yang dialami”.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan

dapat memberikan sumbangan yang sangat penting bagi proses penelitian dan jika

subjek yang diteliti semakin beragam, maka akan semakin sulit pula observasi

yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, hanya melakukan pengamatan tanpa

melakukan kegiatan apapun dan subjek yang diteliti hanya sebagian untuk

mewakili keseluruhan.

Dapat dikatan pengamatan ini sebagai pengamatan terbuka, karena secara

terbuka subjek pengamatan, dalam hal ini ibu Ira kristina, S.Pd selaku guru mata

pelajaran PKn kelas VII di MTsN I Malang mempersilahkan untuk mengamati

kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas dan pada waktu jam

pelajaran PKn sedang berlangsung. Hal ini memungkinkan didapatkannya

informasi yang relevan tentang pelaksanaan model pakem, tentang

perencanaannya, yaitu upaya yang dilakukan guru sebelum melaksanakan KBM

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

46

di kelas (menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Program

Pembelajaran (RPP), Program Semester, Program Tahunan, Rencana Program

Efektif, dan Silabus serta Sistem Penilaian).

Pelaksanaannya, mulai dari menerapkan metode game lari-duduk, studi

kasus, dan pengamatan. Menyiapkan bahan ajar, yaitu buku paket, LKS, dan

artikel. Menyiapkan media pendukung yang berupa gambar, lembar studi kasus,

dan artikel serta alat bantunya yang terdiri dari papan tulis, spidol, kursi, kertas

folio bergaris. Kesemuanya itu diwujudkan demi terciptanya model pakem di

MTsN I Malang.

Pengamatan digunakan dalam penelitian ini dikarenakan adanya beberapa

alasan, seperti yang telah dikemukakan oleh Guba dan Lincoln 1981:191-193,

(dalam Moleong, 2005:174) berikut ini:

a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung, karena

dengan mengamati secara langsung kebenaran dari suatu hal dapat diketahui.

b. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat perilaku atau kejadian yang terjadi dan dilihat.

c. Pengamatan memungkinkan untuk mencatat peristiwa yang terjadi secara

nyata, bukan hanya dari orang atau sumber lainnya.

d. Pengamatan dapat dilakukan untuk mengurangi keragu-raguan dan

ketidakpercayaan terhadap suatu kebenaran.

e. Pengamatan dapat digunakan untuk memahami situasi-situasi yang rumit dan

kompleks.

f. Pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam kasus-kasus

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

47

tertentu, dimana ketika teknik-teknik komunikasi yang lainnya tidak

memungkinkan untuk digunakan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

buku, transkrip, agenda, dan lain-lain. Dibandingkan dengan metode lainnya,

dokumentasi tidak begitu sulit untuk dilaksanakan dengan arti apabila ada

kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.

Menurut Guba dan Lincoln 1981:235, (dalam Moleong, 2005:217)

”Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

dikarenakan dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan bahkan untuk

meramal”. Dokumentasi tidak kalah penting dengan metode-metode lainnya.

Tanpa adanya dokumentasi tentang fenomena yang ditemukan, diamati, dan

diteliti waktu penelitian berlangsung, maka penelitian tersebut akan diragukan

kebenarannya.

Dokumen yang diperoleh sewaktu melaksanakan penelitian di MTsN I

Malang tentang pelaksanaan model pakem pada mata pelajaran PKn siswa kelas

VII diharapkan mampu untuk mendukung hasil observasi atau pengamatan dan

wawancara sehingga datanya dapat lebih dipercaya. Hasil yang diperoleh ialah

tentang perangkat pembelajaran yang berupa Rencana Program Pembelajaran

(RPP), Program Semester, Program Tahunan, Rencana Program Efektif, dan

Silabus serta Sistem Penilaian).

Data sekolah atau gambaran umum lokasi penelitian, yaitu mengenai

sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan sekolah, serta foto-foto kegiatan belajar

mengajar di kelas tentang pelaksanaan model pakem di MTsN I Malang pada

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

48

mata pelajaran PKn yang berhubungan dengan pelaksanaan metode game lari-

duduk, studi kasus, dan pengamatan. Tentang bahan ajarnya, yaitu buku paket,

LKS, dan artikel. Media pendukungnya yang berupa gambar, lembar studi kasus,

dan artikel serta alat bantunya yang terdiri dari papan tulis, spidol, kursi, kertas

folio bergaris. Kesemuanya itu nantinya dicantumkan pada lampiran laporan

penelitian.

H. Analisis Data

Secara garis besar, pekerjaan analisis data yaitu: mengatur data,

mengorganisasikan data, memilah-milah, mengklasifikasikan dan mencatat data.

Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen 1982, (dalam Moleong, 2005:248)

”Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola, serta menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari”.

Ada bermacam-macam proses atau tahapan analisis data, seperti apa yang

diungkapkan oleh Seiddel 1998, (dalam Moleong, 2005:248) ”Proses dari analisis

data akan berjalan sebagai berikut, yaitu:

(1). Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan; dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. (2). Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, membuat ikhtisar, dan membuat indeks. (3). Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna; mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan; serta membuat temuan-temuan umum”.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara induktif, yaitu setelah

data di lapangan diperoleh, maka segera dilakukan pengelompokan agar data

dapat dipilah-pilahkan, diolah, dan ditarik kesimpulan. Penelitian ini

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

49

menggunakan teknik analisa data model Miles dan Hubberman, (dalam Moleong,

2005:308) ”karena pada dasarnya menurut teknik ini, penelitian dilakukan secara

berkaitan”. Lebih jelasnya, teknik ini akan digambarkan melalui bagan di bawah

ini.

3.1 Bagan Teknik Analisis Data dari Milles & Huberman

1. Reduksi Data

Reduksi Data adalah penyaringan data secara sederhana hasil

pengumpulan data. Reduksi menurut Miles diartikan sebagai proses penelitian,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data

Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan, dan penarikan jawaban.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah data terkumpul, kemudian data ditarik kesimpulannya

menggunakan teknik analisis data deskriptif atau analisis data non-statistik yaitu

mendeskripsikan atau menggambarkan kembali data yang terkumpul dalam

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

50

bentuk uraian paparan data dan temuan penelitian.

I. Pengecekan Keabsahan Data

Agar hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya kebenarannya oleh banyak

pihak, maka perlu adanya pengecekan keabsahan data. Teknik-teknik yang

digunakan dalam pengecekan keabsahan data adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Ketekunan Pengamat

Dimaksudkan di sini adalah agar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

cermat, mengenai faktor apa saja yang ada kaitannya dengan masalah atau fokus

penelitian, sehingga menghasilkan informasi yang utuh, lengkap, akurat dan jujur.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, atau dengan arti yang lain berarti me-recheck

data temuannya untuk dibandingkan dengan sumber, metode, atau teori. Menurut

Denzin 1978, (dalam Moleong, 2005:330) ”triangulasi dapat dibedakan menjadi 4

macam, yaitu: triangulasi dengan penggunaan sumber, triangulasi dengan

penggunaan metode, triangulasi dengan penyidik, dan triangulasi dengan teori”.

Triangulasi dengan penggunaan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda, yaitu dengan jalan membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang

di tempat umum dengan secara pribadi, membandingkan perspektif seseorang

dengan berbagai pendapat atau pandangan orang lain, dan sebagainya seperti

ungkapan dari Patton 1987:331, (dalam Moleong, 2005:330).

Triangulasi dengan penyidik, dalam hal ini berarti memanfaatkan

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

51

pengamat lainnya untuk mengecek kembali derajat kepercayaan data, dan untuk

membantu mengurangi kemenclengan dalam pengumpulan data. Sedangkan

menurut Patton 1987, (dalam Moleong, 2005:331) triangulasi dengan metode ada

2 macam, diantaranya: (1) pengecekan derajat kepercayaan temuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan (2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Triangulasi dengan teori merupakan suatu usaha untuk mengetahui derajat

kepercayaan temuan penelitian, tetapi terdapat silang pendapat ada yang

mengatakan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan

satu atau lebih teori, dan ada juga yang berpendapat bahwa itu bisa dilakukan

serta dinamai dengan penjelasan banding (rival explanation).

3. Pembahasan sejawat

Hal ini dilakukan untuk menambah keakuratan dan kepercayaan dalam diri

peneliti terhadap data hasil penelitian yang sudah terkumpul agar dapat dikaji

secara lebih mendalam.

J. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam

penelitian.

1. Kegiatan Pra Lapangan

a. Observasi Awal

Ditentukan terlebih dahulu lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat

penelitian. Penelitian ini dilakukan di MTsN I Malang. Setelah itu, melakukan

observasi dengan menemui Kepala Sekolah untuk memberitahukan maksud dan

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

52

tujuan sekaligus meminta ijin melakukan penelitian di MTsN I Malang.

b. Menyusun Rencana Penelitian

Sesudah melaksanakan observasi awal, selanjutnya menyusun rancangan

penelitian. Pembuatan rancangan penelitian disusun dan di arahkan oleh dosen

pembimbing skripsi. Rancangan penelitian merupakan pedoman untuk melakukan

penelitian serta untuk mengurus surat ijin penelitian.

c. Mengurus perijinan

Setelah melakukan observasi awal ke MTsN I Malang dan mendapatkan

ijin dari pihak sekolah untuk mengadakan penelitian, maka selanjutnya peneliti

datang ke Fakultas mengajukan permohonan agar dibuatkan surat pengantar untuk

diberikan ke Departemen Agama yang isinya memohon ijin bahwa mahasiswa

yang bersangkutan akan mengadakan penelitian skripsi di MTsN I Malang.

Setelah kurang lebih satu minggu menunggu, akhirnya surat permohonan ijin dari

Departemen Agama keluar dengan nomor Kd.13.32/1/TL.00/636/2008.

2. Kegiatan Lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Sebelum memasuki lapangan penelitian, hendaknya mengetahui terlebih

dahulu latar penelitian. Di samping itu, harus mempersiapkan dirinya dengan

sebaik mungkin, baik secara fisik maupun secara mental dan tak kalah pentingnya

haruslah selalu memperhatikan masalah etika dalam melakukan penelitian.

Hendaknya mengenal istilah tentang latar terbuka maupun latar tertutup.

Menurut Lofland dan Lofland 1984:21-24, (dalam Moleong, 2005:137) latar

terbuka terdapat di lapangan umum seperti, tempat berpidato, toko, bioskop, dll.

Pada situasi seperti ini, peneliti hanya akan mengandalkan pengamatan atau

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

53

observasi dan sedikit sekali mengadakan wawancara. Hubungan peneliti dengan

subyek kurang begitu akrab, sebaliknya pada latar tertutup hubungan peneliti

dengan subyek akrab. Hal ini dikarenakan, ciri dari latar tertutup adalah orang

yang perlu diteliti dan diwawancarai secara mendalam.

b. Memasuki lapangan

Ketika peneliti sudah berada di lapangan penelitian, maka banyak hal yang

harus diperhatikan, di antaranya adalah keakraban hubungan tidak hanya dengan

subjek penelitian saja, tetapi dengan seluruh orang-orang yang ada di lapangan

dan menggunakan bahasa yang baik dalam melakukan penelitian.

c. Pengumpulan data

Dalam penelitian, alat penelitian yang sering digunakan adalah catatan

lapangan. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu

mengadakan penelitian, wawancara atau menyaksikan suatu kejadian tertentu.

Umumnya catatan lapangan dibuat dalam bentuk kata kunci, singkatan, dll.

d. Penyusunan data

Penyusunan data ini dilakukan dengan maksud agar data yang diperoleh

dari tahap pengumpulan data dapat disusun dengan baik, sehingga nantinya lebih

mempermudah dalam analisis data.

e. Analisis data

Data yang telah terkumpul dan disusun selanjutnya dianalisis secara

bertingkat, baik pada waktu peneliti masih di tempat penelitian ataupun

sesudahnya dan dilakukan secara berulang-ulang.

f. Menarik kesimpulan

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

54

Setelah mengadakan penelitian, langkah selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan. Kesimpulan yang diambil adalah harus sesuai dengan data yang telah

terkumpul dan yang telah selesai dianalisis.

3. Tahap Pelaporan

Semua data hasil penelitian yang sudah dianalisis selanjutnya

dikonsultasikan jika datanya masih kurang, maka peneliti haruslah mencari

tambahan data atau informasi untuk dianalisis kembali dan jika sudah cukup

peneliti kemudian membuat laporan penelitian.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

55

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum

a. Sejarah Berdirinya MTsN I Malang

Kota Malang yang terletak di Provinsi Jawa Timur, merupakan kota

pendidikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika terdapat banyak sekolah

mulai dari jenjang taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Ada sebagian dari

sekolah tersebut berstatus negeri dan ada pula yang swata.

Di kota Malang terdapat 2 MTsN, diantaranya yaitu MTsN I Malang yang

menjadi lokasi penelitian. Sekolah tersebut terletak di Jl. Bandung no.7 Malang,

karena letaknya yang strategis maka biasa disebut kawasan segitiga emas, dan

dihuni oleh tiga jenjang madrasah, yaitu: Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah

Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah yang kini telah menjadi Madrasah Terpadu.

Madrasah terpadu Malang ini secara berkesinambungan terus berpacu dalam

meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan pendidikan, sehingga saat ini

telah menjadi salah satu sekolah yang favorit di kota Malang.

Hal ini nampak melalui berbagai prestasi yang telah dicapai oleh MTsN I

Malang, baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik.

Dalam bidang akademik kita bisa melihat bahwa alumni MTsN I Malang banyak

yang melanjutkan di SMU-SMU Negeri unggulan, baik di kota Malang maupun di

luar kota Malang.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

56

Awal terbentuknya tiga jenjang madrasah tersebut adalah dengan adanya

SK Menteri Agama nomor 15/Tahun 78, nomor 16/Tahun 78, dan nomor

17/Tahun 78 yang menetapkan SD latihan PGAN 6 tahun menjadi MIN Malang I,

dan kelas I, II, III PGAN 6 tahun menjadi MTsN I Malang, demikian juga kelas

IV, V, VI PGAN 6 tahun saat itu masih disebut PGA, tetapi setelah seluruh kelas

dapat selesai (tamat) dirubah fungsinya menjadi MAN III Malang.

Memasuki tahun 2000 MTsN I Malang sudah mendapat perhatian

masyarakat, nama madrasah sudah mulai diperhitungkan. Siswa-siswi dari MIN

Malang I yang memperoleh NUN baik sudah mulai tertarik masuk MTsN I

Malang, demikian pula sekolah-sekolah baik MI maupun SD lain, banyak yang

tertarik masuk MTsN I Malang. Daya tarik MTsN I Malang mulai tambah dan

berkembang sejak adanya inovasi yang dilakukan oleh Drs. Abdul Jalil M.Ag

selaku kepala sekolah pada saat itu, dengan mengadakan perubahan gedung

sekolah dan pembenahan lingkungan, serta pengadaan unit-unit usaha, warung

telepon (wartel), pertokoan, fotocopy dan warung intrenet (warnet).

Semua itu sangat menarik perhatian masyarakat yang kebetulan

membutuhkan jasa dari unit usaha tersebut, dengan demikian unit-unit usaha itu

sekaligus berfungsi sebagai alat promosi yang juga mendatangkan penghasilan.

Sebagai pemimpin yang mendapat amanat untuk meneruskan usaha inovasi

kepala madrasah sebelumnya, maka Dra. Hj. Istuti Mamik M.Ag. memulai

kerjanya dengan membuat perencanaan yang melibatkan seluruh staf pimpinan

dan BP3, Tata Usaha serta guru. Kiat-kiat dalam perencanaan didasari oleh

prinsip bahwa ”Tulis apa yang akan dikerjakan, kerjakan dengan baik apa yang

akan ditulis. Perhatikan saran dan kritik serta masukan dari pihak terkait. Evaluasi

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

57

apa yang telah dikerjakan”. Dan sekarang yang mengemban tugas sebagai

pemimpin untuk meneruskan usaha inovasi kepala madrasah setelah ibu Dra. Hj.

Istuti Mamik M.Ag adalah Dra. Binti Maqsudah M.Pd.

b. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

MTsN I Malang memiliki bangunan gedung yang terletak di Jalan

Bandung No.7. Batas sebelah kanan berbatasan dengan MIN I Malang yang

dibatasi tembok setinggi kurang lebih 1,70m. Sedangkan batas sebelah kiri

berbatasan dengan MAN Malang III yang dibatasi tembok setinggi 1,75m. Pintu

masuk dan pintu keluar berada di depan dan menghadap ke arah jalan raya.

Setelah pintu gerbang utama, terdapat pos satpam yang senantiasa dijaga

oleh seorang satpam secara bergantian setiap harinya. Pos satpam tersebut

letaknya di dalam sekolah. Jika ada tamu yang akan masuk ke dalam sekolah,

haruslah ijin dan mengutarakan kepentingannya terlebih dahulu disana karena

tugas utama dari seorang satpam ialah mengamankan situasi sekolah dan

lingkungan sekolah. Di depan pos satpam terdapat halaman yang memanjang

sekaligus berfungsi sebagai tempat parkir khusus kendaraan tamu, samping kanan

ada ruangan khusus komite sekolah. Sebelah kiri, ada tempat parkir khusus guru

dan karyawan.

Belakang tempat parkir guru, terdapat ruang guru, ruang guru jaga atau

piket. Di samping ruang piket ada UKS dan di belakang UKS terdapat toilet. Dari

pos satpam terus masuk ke dalam terdapat hamparan halaman yang cukup luas,

sebelah kiri terdapat ruang Tata Usaha dan ruang Kepala Sekolah, sebelah kanan

berdiri gedung 2 lantai yang berfungsi sebagai ruang kelas IX.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

58

Taman bunga memanjang mulai dari depan tempat parkir guru sampai

hampir ke lapangan sepakbola. Lapangan sepakbola, lapangan voli, dan lapangan

basket berada di depan aula utama. Aula utama ini multi fungsi, disamping

sebagai tempat pertemuan, kadang juga sebagai tempat mengadakan pameran,

tempat memperingati hari-hari besar islam seperti peringatan isro’ mi’roj, dan

terkadang juga digunakan sebagai ruang belajar kelompok.

Gedung kelas VIII berada di belakang aula berbatasan dengan musholla

dan di depan lapangan sepakbola. 2 gasebo dan kantin juga berada di depan

lapangan sepakbola, sedangkan gedung kelas VII berada di atas. Perpustakaan

berada di atas ruang kepala sekolah dan bersebelahan dengan taman bunga,

sedangkan kelas akselerasi berada di atas ruang komite dan ruang guru.

c. Visi dan Misi MTsN I Malang

1). Visi MTsN I Malang

Sebagai bagian Madrasah Terpadu Malang, maka MTsN I Malang

mewujudkan sebuah lembaga pendidikan lanjutan Tingkat Pertama yang berciri

khas agama Islam dengan kondisi dan situasilingkungan yang kondusif untuk

menyiapkan dan mengembangkan segenap sumber daya insani yang ada sehingga

dapat mencapai kualitas unggul di bidang IPTEK dan IMTAQ.

2). Misi MTsN I Malang

Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas baik bidang IPTEK

maupun IMTAQ dengan mewujudkan: lingkungan yang bersih, asri, nyaman serta

agamis, PBM yang berorientasi pada Student Active Learning, Full Day Learning,

dan Bimbingan Belajar serta efektifitas pembinaan ekstrakurikuler. Pemberdayaan

masjid sebagai laboratorium keagamaan, ucapan kalimat Thoyyibah dan prilaku

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

59

sopan, kerjasama dengan majelis madrasah, menjalin hubungan baik dengan

masyarakat, kerjasama dengan Dunia Usaha sebagai perwujudan Manajement

Berbasis Sekolah (MBS).

d. Tujuan MTsN I Malang

Adapun yang menjadi tujuan dari MTsN I Malang adalah sebagai berikut,

yaitu:

1). Mampu secara aktif melaksanakan ibadah Yaumiyah dengan benar dan tertib.

2). Khatam Al-Qur’an dengan tartil.

3). Berakhlaq mulia (akhlaqul karimah).

4). Hafal juz 30 (juz ‘amma).

5). Mampu berbicara denagn bahasa Inggris dan bahasa Arab.

6). Dapat bersaing dan tidak kalah dengan para siswa dari sekolah favorit yang

lain dalam bidang ilmu pengetahuan.

2. Perencanaan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKEM) di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn

Seorang guru haruslah mengerti dan tanggap terhadap kemampuan para

peserta didiknya serta harus mengerti juga apa yang akan dilakukan untuk

mengkondisikan agar anak didiknya senantiasa termotivasi dalam belajar. Tidak

semua peserta didik mampu untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang

muncul dalam setiap kegiatan belajar-mengajar dengan cepat dan baik, hal ini

dikarenakan kemampuan setiap anak berbeda.

Oleh karena itu, model belajar yang baru, efektif, dan efisien diharapkan

dapat dipelajari, dikuasai lalu coba untuk diterapkan guna mendukung proses

belajar-mengajar agar membawa hasil yang memuaskan. Salah satu dari model

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

60

belajar yang dirasa bagus adalah pakem, dikarenakan model pembelajaran ini

berpusat pada siswa. Siswa diharapkan selalu aktif, baik aktif mental maupun

aktif fisik, kreatif terhadap suatu hal yang dapat mendukung dan berguna bagi

dirinya dalam belajar.

Di samping itu, model ini tidak menganut model konvensional dimana

guru menjadi aktor utama dalam setiap kegiatan belajar-mengajar. Siswa hanya

dicekoki materi pelajaran tanpa diberikan kebebasan untuk menunjukkan

kemampuannya. Saat sekarang berubah fungsi, guru hanya sebagai fasilitator,

pengarah, dan penuntun siswalah aktor utamanya karena memang siswa yang

menjadi subjek belajar.

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, seorang guru haruslah

mempunyai persiapan terlebih dahulu sehingga jelas arah dan tujuan

pembelajarannya, sumber belajar yang mendukung, materi yang akan diberikan,

waktu pertemuannya, kompetensi yang ingin dicapai, serta instrumen evaluasinya.

Adapun persiapan yang dilakukan guru di MTsN I Malang dalam melaksanakan

KBM pada mata pelajaran PKn tentang model pakem ialah menyusun Rencana

Program Efektif (RPE), program semester, program tahunan, Rencana Program

Pembelajaran (RPP), silabus dan sistem penilaian, serta menyiapkan media dan

metode pembelajaran. Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Ibu Dra. Binti

Maqsudah, M.Pd selaku kepala MTsN I Malang.

“Yang harus dipersiapkan oleh seorang guru sebelum melakukan KBM di kelas adalah menyusun terlebih dahulu Rencana Program Efektif, Program Semester, Program Tahunan, dan yang sangat penting dan harus benar-benar disusun adalah Rencana Program Pembelajaran atau yang sering disebut dengan (RPP) serta Silabus dan Sistem Penilaian begitu juga dengan media,alat bantu, metode juga harus dipersiapkan dengan baik”. (Wawancara 15 Juli 2008)

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

61

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ibu Ira Kristina, S.Pd selaku guru

mata pelajaran PKn di MTsN I Malang

“Sebelum melaksanakkan KBM di kelas, sebagai seorang guru saya harus mempunyai perencanaan yang baik terkait dengan materi, media dan metode yang akan saya berikan pada anak-anak.Itu nantinya akan diwujudkan dalam perangkat pembelajaran, diantaranya adalah Rencana Program Efektif, Program Semester, Program Tahunan, Rencana Program Pembelajaran (RPP), Silabus dan Sistem Penilaian serta media dan metode yang akan saya gunakan”. (Wawancara 16 Juli 2008) Pendapat lainnya diungkapkan oleh ibu Ana yang juga guru mata pelajaran

PKn di MTsN I Malang

“Perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Program Efektif, Program Semester, Program Tahunan, Rencana Program Pembelajaran (RPP), Silabus dan Sistem Penilaian yang mencakup media, metode, bahan ajar atau sumber belajar dan alat pendukung haruslah dipersiapkan dengan baik sebelum melaksanakan KBM di kelas, karena hal itu penting untuk keberhasilan pembelajaran”. (wawancara 18 Juli 2008)

Model pakem menuntut guru dan siswa untuk sama-sama aktif, kreatif

serta pembelajaran yang dilakukan haruslah dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk selalu relajar. Ibu Ira Kristina,

S.Pd mengatakan

“Dalam model pakem, guru diharuskan dapat menciptakan suasana relajar yang menyenangkan bagi siswanya dengan aktif dan kreatif menciptakan media serta metode yang bervariasi karena dalam relajar tidak ada yang menakutkan”. (Wawancara 16 Juli 2008) Ketika menyusun RPP, guru juga harus mencantumkan media, metode,

alat bantu, bahan ajar yang akan digunakan, dan format penilaian. Seperti yang

telah diungkapkan oleh ibu Ana yang juga guru mata pelajaran PKn di MTsN I

Malang

“Ketika membuat RPP, guru juga harus mencantumkan metode apa yang akan digunakan, medianya apa, dan sumber belajar atau bahan ajarnya darimana”. (Wawancara 24 Juli 2008)

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

62

Dengan kesemuanya itu, nantinya dapat digunakan sebagai pendukung

pembelajaran sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang

disampaikan, yang tentunya lebih bervariasi karena metode konvensional sudah

tidak cocok lagi untuk digunakan dalam KBM. Seperti yang dilakukan oleh Ibu

Ira Kristina, S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn di MTsN I Malang dengan

menyiapkan media berupa gambar, lembar studi kasus, artikel dari koran maupun

internet. Sedangkan metodenya menggunakan metode permainan (Game Lari-

Duduk), studi kasus, serta pengamatan. Alat bantunya berupa papan tulis, spidol,

kursi, dan kertas folio bergaris. Bahan ajarnya diambil dari buku paket, LKS,

sebagian dari artikel di koran ataupun internet Ibu Ira Kristina, S.Pd mengatakan:

“Pada pembelajaran saat ini, guru sudah tidak perlu lagi banyak ceramah di depan kelas dan siswa mendengarkan sambil mencatat, hal itu akan membuat siswa bosan dalam mengikuti pelajaran. Seorang guru haruslah aktif dan kreatif dalam menghadirkan metode-metode baru dalam melaksanakan KBM, metode yang saya gunakan adalah game atau permainan lari-duduk, studi kasus, dan pengamatan sedangkan media penunjangnya gambar, lembar studi kasus, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, teman sekolah, artikel dari koran serta internet.” (Wawancara 11 Agustus 2008)

Setelah melakukan observasi dan wawancara, maka dapat disimpulkan

bahwa sebelum melaksanakan KBM di kelas, khususnya pada mata pelajaran PKn

dalam melaksanakan model pakem, guru di MTsN I Malang menyusun perangkat

pembelajaran terlebih dahulu, diantaranya adalah Rencana Program Efektif

(RPE), Program Semester, Program Tahunan, Rencana Program Pembelajaran

(RPP), Silabus dan Sistem Penilaian. Tidak lupa mencantumkan juga metode-

metode, media, alat bantu, bahan ajar, dan penilaian.

Metode yang digunakan antara lain metode permainan (game lari-duduk),

studi kasus, pengamatan. Medianya gambar, lembar studi kasus, artikel dari koran

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

63

maupun Internet. Alat bantunya ialah papan tulis, spidol, kursi, serta kertas folio

bergaris. Bahan ajarnya dari buku paket, LKS, dan artikel dari koran maupun dari

internet.

Kesemuanya yang tersebut di atas dapat dijadikan bukti, bahwa model

pakem tidak hanya mengaktifkan dan mengkreatifkan siswa saja, tetapi juga

menuntut guru untuk ikut aktif dan kreatif dalam memberikan suatu pembelajaran,

sehingga siswa tetap antusias untuk mengikuti karena merasa nyaman dan

menyenangkan.

3. Pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKEM) di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn

Setelah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang disertai dengan

dengan mencantumkan metode pembelajaran yang menunjang, media pendukung,

bahan ajar atau sumber belajar serta alat bantu secara baik, barulah seorang guru

dapat melaksanakan KBM di kelas secara maksimal. Berbagai macam metode

belajar, media penunjang, alat bantu, bahan ajar, dan format penilaian yang sesuai

dengan apa yang telah direncanakan di dalam Rencana Program Pembelajaran

(RPP) serta silabus dan sistem nilainya dapat diterapkan guna menciptakan

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

Tidak terkecuali pemanfaatan lingkungan di luar kelas dan pengelolaan

kelas harus dimengerti serta dipahami oleh guru, kemudian diterapkan dengan

sebaik mungkin. Konsep belajar sambil bermain dirasa sangat membantu siswa

untuk menerima materi yang diberikan oleh guru dengan mudah karena tidak

membosankan karena salah satu ciri dari model pakem adalah pembelajarannya

menyenangkan dan tidak menimbulkan perasaan takut dalam diri siswa. Siswa

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

64

berani mengemukakan pendapat, berani menjawab pertanyaan serta tidak takut

jika disalahkan. Menurut Imam Syafi`i, siswa kelas VII E

“Saya senang mengikuti pelajaran PKn karena media dan metode yang digunakan banyak, sehingga saya tidak bosan. Ibu guru juga tidak pernah memarahi saya dan teman-teman jika salah dalam menjawab pertanyaan, malahan selalu sdiberi semangat”. (Wawancara 11 Agustus 2008) Hal ini sama seperti apa yang telah diungkapkan oleh Ibu Dra. Binti

Maqsudah, M.Pd selaku kepala MTsN I Malang

“Guru harus mengerti dan paham tentang pengelolaan kelas, selain itu dalam melaksanakan KBM tidak harus dilakukan di kelas saja tetapi dapat memanfaatkan lingkungan di luar kelas, bagaimana upaya menciptakan kondisi belajar yang disukai oleh siswa dan tidak membuat siswa takut haruslah di pikirkan secara baik”. (Wawancara 16 Juli 2008) Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ira Kristina, S.Pd selaku

guru mata pelajaran PKn kelas VII

“Belajar tidak harus di kelas saja, tetapi juga dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai tempat belajar bagi anak-anak agar lebih bervariasi dan menciptakan suasana yang lebih menarik”. (Wawancara 13 Agustus 2008) Sedangkan ibu Ana yang juga guru mata pelajaran PKn di MTsN I Malang

berpendapat

“Belajar dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber merupakan hal yang menarik untuk dilakukan karena dapat membuat siswa tidak merasa jenuh. Disamping itu, seorang guru haruslah dapat menghilangkan rasa takut pada diri siswa, baik takut salah menjawab pertanyaan ataupun takut ditertawakan oleh temannya dalam melaksanakan KBM di kelas”. (Wawancara 13 Agustus)

Sebelum pelajaran dimulai, siswa di MTsN I Malang diwajibkan membaca

ayat-ayat Al-qur`an terlebih dahulu,siswa dianjurkan membawa Al-qur`an dari

rumah dan bagi siswa yang tidak membawa Al-qur`an, ditiap-tiap kelas telah

disediakan Al qur`an. Hal ini jarang dijumpai pada sekolah-sekolah yang lain,

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

65

khususnya di sekolah umum. Seperti yang telah diungkapkan oleh Agustina Laily,

siswi kelas VII B

“Sebelum jam pertama dimulai, pada setiap kelas dalam satu sekolah selalu membaca Al qur`an terlebih dahulu setiap harinya”. (Wawancara 11 Agustus 2008)

Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, dilanjutkan

dengan menulis indikator pembelajaran di papan tulis, kemudian mereview

pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya dengan cara tanya

jawab atau kuis terhadap beberapa siswa dengan maksud untuk mengetahui

pemahaman siswa dan mengawali membuka pemikiran siswa.

Setelah itu menerangkan inti dari materi yang akan dipelajari selama

beberapa menit saja dan barulah siswa yang akan aktif kembali, guru hanya

mengarahkan saja. Guru tidak selamanya berceramah di depan kelas karena hal itu

merupakan model konvensional dan akan membuat siswa bosan. Guru mengamati

kegiatan siswa, baik diskusi, yaitu belajar memecahkan masalah secara kelompok

dengan cara menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dua bangku-dua

bangku dan sesekali melakukan interaksi dengan siswa dengan mendengarkan

keluhan siswa.

Model pakem akan mengaktifkan anak untuk selalu bertanya,

mengemukakan gagasannya, mengkritisi pendapat temannya. Di samping aktif

mental, siswa juga diharapkan untuk aktif secara fisik. Hal ini dibuktikan sewaktu

melaksanakan metode permainan (game lari-duduk), guru hanya mengarahkan

dan membacakan soal saja, siswa yang diminta untuk menata bangku serta

mengangkat kursi dari belakang menuju ke depan papan tulis, di papan tulis

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

66

tersebut terdapat tulisan yang berhubungan dengan soal yang akan diberikan

nantinya.

Cara kerja dari metode ini adalah, siswa yang belum mengikuti

permaianan ini sebelumnya diminta ke belakang kelas, setelah itu guru

membacakan soal. Jika soal sudah selesai dibacakan, maka siswa yang sudah

merasa mengerti jawabannya segera mungkin berlari secepatnya untuk menduduki

kursi yang sudah ditata dengan jawaban di papan tulis. Penilaiannya adalah

ketepatan jawaban dan kecepatan menduduki kursi tersebut.

Selain itu, hasil kreatifitas siswa seperti mading, lukisan-lukisan, dan

kaligrafi arab sebagai pelecut motivasi karena mengandung berbagai makna

dipajang ditiap-tiap kelas serta di sudut-sudut sekolah. Pengaturan kelas yang

sedemikian rupa dapat menjadikan siswa merasa nyaman untuk berada di dalam

kelas. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Ira Kristina guru PKn kelas VII

“Siswa disini selalu bertanya jika dia merasa kurang paham terhadap materi pelajaran, mengemukakan pendapat dan menanggapi pendapat temannya jika dirasa berbeda dengan yang dipikirkannya serta dengan pengaturan kelas yang bagus akan membuat siswa betah untuk berada di dalam kelas. Siswa yang aktif secara mental memang bagus, tetapi juga harus aktif secara fisik, seperti yang ditunjukkan pada metode game lari-duduk tadi.agar mereka dapat belajar peduli terhadap lingkungan sekitar. Pajangan berupa kaligrafi arab di dalam kelas ini juga merupakan hasil kreatifitas siswa, dengan adanya mading maupun lukisan-lukisan, siswa akan merasa terlecut motifasinya untuk selalu berkarya”. (Wawancara 16 Agustus 2008) Sedangkan pendapat dari ibu Ana yang juga guru mata pelajaran PKn di

MTsN I Malang

“Hasil kreatifitas siswa-siswi di sini akan dipajang di kelas atau di sudut-sudut sekolah, seperti kaligrafi arab yang dipajang ditiap-tiap kelas, selain untuk memperindah kelas kaligrafi juga berfungsi untuk memotivasi siswa. Dalam pelaksanaan KBM, guru juga memberikan kebebasan bagi siswa untuk bertanya dan berpendapat”. (Wawancara 16 Agustus 2008)

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

67

Pendapat yang sama diungkapkan juga oleh Nikmatul Hidayah, siswi kelas

VII F

“Pada mata pelajaran PKn, ibu guru selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Pengelolaan kelasnya juga menyenangkan serta dengan dipajangnya hasil kreatifitas kita, lebih menambah semangat untuk belajar”. (Wawancara 14 Agustus 2008)

Pendapat lainnya diungkapkan oleh Yanuar Ardi. B, siswa kelas VII A

“Kaligrafi arab itu juga kami yang membuat, ada yang berisi tentang anjuran agar memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, tentang pengetahuan, dan sebagainya. Dengan dipajang ditiap-tiap kelas, membuat kelas jadi bagus, kami merasa nyaman dalam relajar dan membuat kita semangat”. (Wawancara 14 Agustus 2008) Dalam pakem, pemberian rangsangan kepada siswa agar selalu belajar

sangatlah diperlukan. Untuk memberikan rangsangan atau stimulus agar siswa

tetap fokus terhadap pelajaran, selalu berfikir, dan tetap belajar, maka ibu Ira

Kristina, S.Pd selaku guru mata pelajaran PKn di MTsN I Malang memberikan

hukuman berupa pemberian tompel di wajah siswa yang tidak bisa menjawab

pertanyaan yang di ajukan.

Tompel itupun baru boleh di hapus setelah yang bersangkutan berusaha

untuk bisa menjawab pertanyaan selanjutnya, jika masih tidak bisa menjawab,

maka tompel yang ada di wajah belum bisa di hapus sampai pergantian jam

pelajaran. Hal ini tidak membuat siswa takut untuk menjawab pertanyaan,

melainkan lebih membuat mereka selalu berusaha agar tidak mengulangi

kesalahan yang sama pada pertemuan selanjutnya dengan belajar lebih giat,

menjadikan siswa selalu merasa senang dalam mengikuti KBM di kelas. Hal ini

dapat dibuktikan ketika ibu Ira Kristina melakukan tanya jawab.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

68

Metode pengamatan dan studi kasus dilaksanakan di luar kelas dengan

memanfaatkan lingkungan sekitar, pengamatan dan studi kasus juga

menggunakan sistem kelompok. Pengamatan dilakukan di halaman sekolah

dengan mengamati tingkah laku teman yang dianggap melanggar peraturan untuk

dicatat, dikomentari serta diberikan tanggapan. Selain di lingkungan sekolah, di

lingkungan masyarakat juga ikut diamati. Hasilnya di kumpulkan di kertas folio

bergaris sesuai kelompok masing-masing.

Metode studi kasus, siswa lebih banyak memanfaatkan perpustakaan,

karena disamping mempermudah untuk mencari bahan melalui koran,

diperpustakaan juga bisa menggunakan akses internet. Jika melalui internet,

permasalahan yang diamati lebih up to date. Selain di perpustakaan, di halaman

sekolah dan aula juga dijadikan sebagai tempat alternatif yang lain untuk

mengerjakan soal.

Setiap akhir pelaksanaan KBM di MTsN I Malang, guru beserta siswa

selalu melaksanakan kegiatan refleksi untuk melihat sejauh mana penguasaan

materi yang telah dikuasai oleh siswa dan melihat tingkat keberhasilan guru dalam

menyampaikan materi. Refleksi yang dilakukan dengan melaksanakan kuis. Kuis

ini dikemas sedemikian menarik, yaitu dengan cara mengadakan kuis berpasword

menirukan suara binatang.

Cara mainnya adalah kelas dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok

berhak memilih akan menirukan suara hewan apa terserah kesepakatan antar

anggota, setelah kelompok selesai menentukan suara apa yang akan ditirukan,

maka sesegera mungkin ibu Ira Kristina, S.Pd membacakan soalnya. Jika salah

satu kelompok bisa menjawab, maka sebelum menjawab diharuskan menirukan

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

69

suara binatang terlebih dahulu. Hal ini menjadikan pelajaran tampak begitu

menarik dan siswa merasa menikmati. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ira

Kristina, S.Pd, selaku guru mata pelajaran PKn di MTsN I Malang

“Setiap akhir pertemuan, saya selalu melakukan refleksi untuk sekedar melihat sampai sejauh mana penguasaan materi anak-anak. Biasanya saya gunakan kuis berpasword menirukan suara binatang seperti yang telah dilihat barusan, agar siswa tetap antusias, dan menikmati pelajaran”. (Wawancara 15 Agustus 2008) Pendapat sama juga dikatakan oleh Muhammad Aldy Hamzah, siswa kelas

VII B

“Saya senang setiap akhir pembahasan materi, guru selalu melaksanakan kuis, apalagi kuisnya tidak menjenuhkan karena kuisnya menggunakan kode menirukan suara binatang dan pada setiap kelompok berbeda”. (Wawancara 15 Agustus 2008)

Penilaian pada mata pelajaran PKn di MTsN I Malang dalam

pelaksanaan pakem yang dilakukan oleh guru, juga beragam sesuai dengan sub

bab yang telah selesai diberikan. Penilaian yang dilakukan terdiri dari 2 macam,

yaitu: (1) Penilaian konsep, terdiri dari ulangan harian dan ulangan umum, serta

(2) Penilaian Praktek, terdiri dari Portopolio, lembar pengamatan, kliping, kuis,

dan game. Seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Ira Kristina, S.Pd

“Penilaian yang saya lakukan tidak hanya penilaian konsep saja tetapi juga penilaian praktek, yaitu dengan portopolio, lembar pengamatan, kliping, kuis, dan game” (Wawancara 22 Agustus 2008). Dari data hasil observasi dan wawancara di atas, pelaksanaan model

pakem pada mata pelajaran PKn di MTsN I Malang pengelolaan kelas serta

pemanfaatan lingkungan sekitar untuk belajar dapat menarik perhatian siswa serta

menciptakan suasana yang menyenangkan. Pada waktu KBM dimulai, diawali

dengan salam pembuka, menulis indikator yang ingin dicapai, guru mereview

pelajaran yang telah di berikan pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

70

pemahaman siswa dan setelah itu guru menerangkan inti dari materi yang dibahas

selama beberapa menit saja. Hal ini dilakukan agar menghindarkan pelaksanaan

model belajar yang konvensional, yaitu model ceramah di depan kelas. Guru

hanya sebagai fasilitator dan pengarah, sesekali melakukan komunikasi dengan

berinteraksi kepada siswa. Setelah itu, siswalah yang harus aktif, baik aktif secara

mental maupun aktif secara fisik.

Guru juga menerapkan metode-metode yang bervariasi, yaitu berupa studi

kasus, melakukan pengamatan, game lari-duduk untuk lebih membuat siswa

merasa nyaman dan senang untuk mengikuti pelajaran. Metode ini didukung

dengan media penunjang yang bervariasi juga, diantaranya gambar, meneliti

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, tingkah laku teman, meneliti

permasalahan dari artikel koran atau Internet. dan lembar studi kasus. Metode

tersebut juga dilakukan dengan pemanfaatan lingkungan sekitar di luar kelas,

perpustakaan, halaman sekolah dan aula. Bahan ajar yang bervariasi juga, mulai

dari buku paket, LKS, serta artikel dari koran ataupun artikel dari internet. Alat

bantunya berupa papan tulis, spidol, kursi, serta kertas folio bergaris.

Pelaksanaan model pakem sangat mengharuskan siswa untuk selalu aktif.

Siswa aktif mengikuti pelajaran di kelas, aktif bertanya, mengemukakan pendapat,

dan menanggapi pendapat temannya, dan menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru. Siswa juga kreatif membuat lukisan-lukisan, kaligrafi arab serta

Mading yang nantinya untuk dijadikan pajangan dalam kelas, sehingga suasana

kelas dikondisikan sedemikian rupa guna membuat siswa betah berada di dalam

kelas. Di akhir pembahasan, guru beserta siswa melakukan refleksi untuk melihat

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

71

sampai sejauh mana pemahaman siswa dengan kuis berpasword menirukan suara

binatang.

Evaluasi yang dilakukan terdiri dari 2 macam, yaitu penilaian konsep yang

terdiri dari ulangan harian dan ulangan umum serta penilaian praktek.yang terdiri

dari portopolio, lembar pengamatan, kliping, kuis, game, dan sebagainya.

Penilaian konsep dinilai berdasarkan penguasaan materi dan hasil tes tulis,

sedangkan penilaian praktek dinilai berdasarkan pengamatan sewaktu siswa

mengikuti KBM di kelas, tentang aktifitas siswa di kelas, dan tugas.

4. Faktor Pendorong dan Penghambat Penerapan Model PAKEM di MTsN I

Malang Dalam Mata Pelajaran PKn

Setelah melakukan wawancara, diketahui bahwa faktor pendorong

pelaksanaan pakem di MTsN I Malang adalah: (1) Ingin dijadikannya model

pakem sebagai strategi pembelajaran agar siswa selalu termotivasi untuk

mengikuti pelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. (2) Dengan model

pakem, ingin menghilangkan model pembelajaran konvensional, karena dengan

model pembelajaran konvensional siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran

serta keaktifan dan kreatifitas siswa tidak muncul. Seperti yang diungkapkan oleh

Ibu Dra. Binti Maqsudah, M.Pd selaku kepala MTsN I Malang

”Faktor yang mendorong MTsN I Malang menerapkan model pakem adalah yang pertama dan yang paling penting yaitu MTsN I Malang tidak ingin para guru, disemua mata pelajaran tanpa terkecuali masih menggunakan model konvensional karena sudah tidak jamannya lagi dan sangat membosankan bagi siswa. Kedua, ingin menjadikan model pakem sebagai strategi dalam pembelajaran”. (Wawancara 25 Agustus 2008) Pendapat lainnya menurut Ibu Ira Kristina, S.Pd selaku guru mata

pelajaran PKn kelas VII

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

72

”Alasan mengapa di sini menerapkan pakem adalah karena ingin menciptakan suasana KBM yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa, tidak membosankan, tidak seperti dulu, yang hanya ceramah dan tidak memberi kesempatan siswa untuk aktif. Selanjutnya, sekolah ingin model pakem dijadikan sebagai teknik pembelajaran untuk lebih meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa”. (Wawancara 25 Agustus 2008) Pendapat ibu Ana yang juga selaku guru mata pelajaran di MTsN I Malang

tentang faktor pendorong diterapkannya pakem adalah sebagai berikut:

”Alasan sekolah ini menerapkan model pakem adalah untuk menghilangkan model pembelajaran yang konvensional, karena model tersebut berbasis pada guru, bukan siswa. Selanjutnya sekolah ingin menerapkan model pakem sebagai strategi untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa”. (Wawancara 25 Agustus 2008)

Selain faktor pendorong, tentunya juga ada faktor penghambat. Faktor

penghambatnya yaitu, antara lain: (1) Kurangnya semangat kerja atau kemauan

dari guru untuk menerapkan model pakem, (2) Adanya sikap yang telah terkondisi

pada diri guru untuk tetap menggunakan model konvensional dalam

melaksanakan KBM, dan (3) Karena karakteristik siswa yang beragam, jadi guru

masih belum optimal dalam melaksanakan pakem, guru sangat berupaya agar

siswa yang pasif juga sesegera mungkin dapat mengikuti siswa yang lebih aktif.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Binti Maqsudah, M.Pd selaku kepala

MTsN I Malang

”Sebenarnya tidak ada hambatan yang berarti, karena dalam pakem sarana dan prasarana sekolah harus menunjang, ada kesiapan serta pemahaman dari sekolah untuk melaksanakan pakem, hal itu sudah terpenuhi. Sekarang tinggal semangat dan kemauan dari masing-masing pribadi guru untuk melaksanakannya, kalau masih merasa males, itu berarti menjadi hambatan. Kemampuan dari siswa sangat beraneka ragam, ada yang aktif ada juga yang pasif, ada yang dengan mudah menerima pakem dan ada juga yang perlu dibimbing lebih lanjut, sehingga guru belum dapat melaksanakan pakem secara optimal dan itu menjadi hambatan”. (Wawancara 27 Agustus 2008)

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

73

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Ira Kristina, S.Pd selaku

guru PKn kelas VII

”Hampir tidak ada hambatan dalam pelaksanaan pakem, sarana dan prasarana lengkap, sekolah juga sudah memberikan penekanan agar melaksanakan model pembelajaran yang inovatif, tidak tradisional. Mungkin yang jadi hambatan hambatan adalah kemauan dari pribadi guru yang kurang dalam melaksanakan pakem, sikap guru yang telah terkondisi untuk tetap menggunakan model konvensional dalam melaksanakan KBM, serta kemampuan siswa yang beragam sehingga penerapan pakem belum bisa dipukul rata, itu saja”. (Wawancara 27 Agustus 2008)

Ibu Ana selaku guru mata pelajaran PKn di MTsN I Malang juga

berpendapat sama

”Untuk penghambatnya hampir tidak ada, soalnya di sekolah ini mempunyai sarana dan prasarana yang memadai sehingga pelaksanaan pakem bisa dilakukan dengan baik. Penghambat malah bisa datang dari gurunya sendiri, jika masih belum menerapakan model pakem dalam melaksanakan KBM di kelas berarti itu merupakan salah satu hambatan karena masih menggunakan model konvensional”. (Wawancara 27 Agustus 2008)

Dari hasil wawancara dan observasi di atas, dapat diketahui bahwa faktor

pendorong diterapkannya pakem adalah sebagai berikut: (1) Ingin menjadikan

model pakem sebagai strategi pembelajaran agar siswa dapat selalu termotivasi

untuk mengikuti pelajaran, menyenangkan, dan membuat siswa merasa nyaman.

(2) Dengan menerapkan model pakem, ingin secara perlahan menghilangkan

model pembelajaran konvensional, karena dengan model pembelajaran

konvensional siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran serta keaktifan dan

kreatifitas siswa tidak muncul.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut: (1) Kurangnya

semangat kerja atau kemauan dari guru untuk menerapkan model pakem, (2)

Adanya sikap yang terkondisi pada diri guru untuk menggunakan model

konvensional dalam melaksanakan KBM, (3) Karena karakteristik siswa yang

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

74

beragam, jadi guru masih belum optimal dalam melaksanakan pakem, guru

berupaya agar siswa yang pasif segera dapat mengikuti siswa yang lebih aktif.

5. Upaya Mengatasi Hambatan Dalam Penerapan Model PAKEM di MTsN I

Malang Pada Mata Pelajaran PKn

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, upaya yang dapat dilakukan

untuk mengurangi hambatan pelaksanaan model pakem pada mata pelajaran PKn

dalam KBM di MTsN I Malang adalah sebagai berikut:

(1) Guru berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan

seluruh siswa, memotivasi siswa agar selalu bersemangat, tidak takut dan malu

dalam mengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari guru

serta tidak takut disalahkan jika jawaban yang diajukannya salah. (2) Guru

membentuk kelompok belajar sesuai dengan model pakem, sehingga

pembelajaran yang dilakukannya lebih efektif, dan terus berupaya untuk

memotivasi siswa dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan

selamat bagi siswa yang aktif memberikan pendapat, aktif menjawab pertanyaan,

dan aktif menanggapi pendapat temannya sehingga lebih bersemangat dalam

mengikuti KBM, (3) Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif,

lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman bukan pembelajaran yang

konvensional. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Binti Maqsudah, M.Pd

selaku kepala MTsN I Malang

”Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam melaksanakan pakem pada KBM ialah (1) Guru harus dapat menjalin komunikasi secara baik dengan siswa, agar lebih mudah untuk melakukan pendekatan, sehingga tidak mengalami kesulitan untuk melaksanakan pakem. (2) Menerapkan belajar kelompok sesuai dengan model pakem, agar pembelajaran yang dilakukan lebih efektif, memberikan ucapan

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

75

selamat bagi siswa yang aktif, selain itu juga bisa diberikan poin tambahan, (3) Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman bukan pembelajaran yang konvensional”. (Wawancara 27 Agustus 2008) Pendapat sama juga diungkapkan oleh Ibu Ira Kristina, S.Pd selaku guru

mata pelajaran PKn kelas VII

” Untuk dapat mengatasi hambatan dalam pelaksanakan pakem pada KBM ialah (1) Guru harus dapat menjalin komunikasi secara baik dengan siswa, untuk melakukan pendekatan, sehingga tidak kesulitan untuk melaksanakan pakem karena kemampuan siswa yang berbeda-beda. (2) Dapat juga menerapkan sistem belajar kelompok sesuai dengan model pakem, agar pembelajaran yang dilakukan efektif, memberikan ucapan selamat dan poin tambahan bagi siswa yang aktif, (3) Guru harus menghadirkan model pembelajaran yang lebih efektif bukan pembelajaran yang konvensional, pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman”. (Wawancara 27 Agustus 2008) Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan, bahwa Upaya

yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan model pakem di

MTsN I Malang pada mata pelajaran PKn adalah guru membentuk sistem belajar

kelompok yang sesuai dengan model pakem, sehingga pembelajaran yang

dilaksanakan lebih efektif, berusaha memotivasi siswa dengan memberikan poin

dan ucapan selamat bagi siswa yang aktif bertanya, aktif mengemukakan

pendapat, serta aktif menanggapi pendapat temannya untuk lebih bersemangat

dalam mengikuti KBM. Guru berusaha untuk menjalin komunikasi lebih akrab

dengan seluruh siswa agar mudah melakukan pendekatan, sehingga dapat dengan

baik melaksanakan pakem karena kemampuan siswa berbeda. Guru menghadirkan

model pembelajaran yang efektif bukan pembelajaran konvensional,

pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan serta membuat siswa nyaman.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

76

B. Temuan Penelitian

1. Perencanaan Model PAKEM Pada Mata Pelajaran PKn di MTsN I Malang

Berdasarkan paparan data tentang perencanaan model pakem pada mata

pelajaran PKn di MTsN I Malang, guru di MTsN I Malang sebelum

melaksanakan KBM menyiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu,

diantaranya ialah dengan menyusun rencana program efektif, program tahunan,

program semester, Rencana Program Pembelajaran (RPP), silabus dan sistem

penilaian, serta menyiapkan media dan metode pembelajaran. Selain itu guru juga

tidak lupa untuk mencantumkan juga metode-metode, media yang digunakan,

antara lain game lari-duduk, studi kasus, dan pengamatan. Medianya gambar,

lembar studi kasus, artikel dari koran maupun Internet. Alat bantunya berupa

papan tulis, spidol, kursi dan kertas folio bergaris, sedangkan bahan ajarnya dari

buku teks, LKS dan artikel dari koran ataupun internet.

2. Pelaksanaan Model PAKEM Pada Mata Pelajaran PKn di MTsN I

Malang

Berdasarkan paparan data tentang penerapan model pakem pada mata

pelajaran PKn di MTsN I Malang, pemanfaatan lingkungan di luar kelas dan

pengelolaan kelas harus dimengerti serta dipahami oleh guru, kemudian

diterapkan dengan sebaik mungkin. Konsep belajar sambil bermain dirasa

membantu siswa untuk menerima materi yang diberikan oleh guru dengan mudah

karena tidak membosankan. Guru harus mengerti dan paham tentang pengelolaan

kelas, selain itu dalam melaksanakan KBM tidak harus dilakukan di kelas saja

tetapi dapat memanfaatkan lingkungan di luar kelas, bagaimana upaya

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

77

menciptakan kondisi belajar yang disukai oleh siswa haruslah di pikirkan secara

baik.

Sebelum pelajaran dimulai, siswa di MTsN I Malang diwajibkan membaca

ayat-ayat Al-qur`an terlebih dahulu, siswa dianjurkan membawa Al qur`an dari

rumah dan bagi siswa yang tidak membawa Al-qur`an, ditiap-tiap kelas telah

disediakan pajangan Al-qur`an dalam rak buku. Hal ini jarang dijumpai pada

sekolah-sekolah yang lain, khususnya di sekolah umum. Selanjutnya guru

membuka pelajaran dengan salam pembuka, menulis indikator pembelajaran,

melakukan review untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, kemudian

menerangkan inti dari materi yang akan dipelajari selama beberapa menit saja dan

setelah itu siswa yang akan aktif kembali, guru hanya sebagai pengarah saja.

Guru tidak selamanya berceramah di depan kelas karena hal itu merupakan

model konvensional dan akan membuat siswa bosan. Guru mengamati kegiatan

siswa, baik diskusi, belajar memecahkan masalah secara kelompok, maupun yang

lainnya dan sesekali melakukan interaksi dengan siswa. Model pakem akan

mengaktifkan anak untuk selalu bertanya, mengemukakan gagasannya,

mengkritisi pendapat temannya, jadi siswa tidak hanya aktif secara mental saja,

tetapi juga aktif secara fisik Di samping itu, hasil kreatifitas siswa seperti mading,

lukisa-lukisan, dan kaligrafi arab akan menjadi pelecut motivasi dan selanjutnya

hasil-hasil kreatifitas tersebut dipajang ditiap-tiap kelas serta di sudut-sudut

sekolah. Pengaturan kelas yang sedemikian rupa dapat menjadikan siswa merasa

nyaman untuk berada di dalam kelas.

Setiap pada akhir pelaksanaan KBM di MTsN I Malang, guru beserta

siswa selalu melaksanakan kegiatan refleksi untuk melihat sejauh mana

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

78

penguasaan materi yang telah dikuasai oleh siswa dan melihat tingkat

keberhasilan guru dalam menyampaikan materi. Refleksi yang dilakukan juga

dikemas sedemikian menarik, yaitu dengan cara mengadakan kuis berpasword

menirukan suara binatang.

Penilaian pada mata pelajaran PKn di MTsN I Malang dalam pelaksanaan

pakem yang dilakukan oleh guru, juga beragam sesuai dengan sub bab yang telah

selesai diberikan. Penilaian yang dilakukan terdiri dari 2 macam, yaitu: (1)

Penilaian konsep, terdiri dari ulangan harian dan ulangan umum, serta (2)

Penilaian Praktek, terdiri dari Portopolio, lembar pengamatan, kliping, kuis, dan

game.

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanaan PAKEM Pada Mata

Pelajaran PKn di MTsN I Malang

Berdasarkan hasil paparan data tentang faktor pendorong dan penghambat

pelaksanaan pakem di MTsN I Malang pada mata pelajaran PKn, faktor

pendorongnya adalah terdiri dari 2 hal, yaitu: (1) Ingin dijadikannya model pakem

sebagai strategi pembelajaran agar siswa dapat selalu termotivasi untuk mengikuti

pelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. (2) Dengan menerapkan model

pakem, ingin secara perlahan menghilangkan model pembelajaran konvensional,

karena dengan model pembelajaran konvensional siswa merasa bosan untuk

mengikuti pelajaran serta keaktifan dan kreatifitas siswa tidak muncul.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah sebagai berikut: (1) Kurangnya

semangat kerja atau kemauan dari guru untuk menerapkan model pakem, (2)

Adanya sikap yang telah terkondisi pada diri guru untuk tetap menggunakan

model konvensional dalam melaksanakan KBM, dan (3) Karena karakteristik

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

79

siswa yang beragam, jadi guru masih belum optimal dalam melaksanakan pakem,

guru sangat berupaya agar siswa yang pasif juga sesegera mungkin dapat

mengikuti siswa yang lebih aktif.

4. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Model PAKEM Pada

Mata Pelajaran PKn di MTsN I Malang

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi hambatan pelaksanaan model

pakem pada mata pelajaran PKn dalam KBM di MTsN I Malang adalah sebagai

berikut: (1) Guru berusaha untuk menjalin komunikasi yang akrab dengan seluruh

siswa, memotivasi siswa agar bersemangat, tidak takut dan malu dalam

mengemukakan pendapat, tidak takut salah jika menjawab pertanyaan dari guru

(2) Guru membentuk kelompok belajar sesuai dengan model pakem, sehingga

pembelajaran yang dilakukannya lebih efektif, dan terus berupaya memotivasi

siswa dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi

siswa yang aktif memberikan pendapat, aktif menjawab pertanyaan, dan aktif

menanggapi pendapat temannya. (3) Guru harus memikirkan pembelajaran yang

lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman bukan

pembelajaran yang konvensional.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan (PAKEM) di MTsN I Malang

Suatu proses perbaikan tentunya tidak selamanya mudah untuk

dilaksanakan, pastilah ada faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat.

Begitu juga dengan pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (pakem) di MTsN I Malang, ada kelebihan dan juga

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

80

kekurangannya. Akan tetapi itu semua haruslah dijadikan sebagai bahan evaluasi

dan berfikir untuk pemecahan masalah agar pelaksanaan selanjutnya dapat

berjalan dengan optimal. Kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai

berikut:

a. Kelebihan Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di MTsN I Malang

1) Pembelajaran yang berpusat pada anak mengharuskan anak untuk selalu aktif.

2) Pembelajaran yang diterapkan membuat suasana selalu menyenangkan dan

tidak membosankan.

3) Guru hanya sebagai fasilitator, pengarah, dan penuntun. Anak yang menjadi

aktor utama.

4) Pembelajaran yang dilakukan menggunakan berbagai macam metode sehingga

menarik dan membuat anak tetap antusias.

5) Mendidik anak untuk selalu kritis terhadap perkembangan dimensi kehidupan,

diantaranya dunia pendidikan karena sumber belajar yang digunakan beragam,

salah satunya dari internet.

6) Mendidik anak untuk selalu kreatif dan inovatif.

b. Kelemahan Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKEM) di MTsN I Malang 1) Karena pembelajaran yang mengharuskan anak untuk selalu aktif mencari

sumber belajar sendiri, memungkinkan munculnya sifat individualistis.

2) Pembelajaran yang terkadang dilaksanakan di luar kelas, membuat guru harus

ekstra dalam memberikan pengawasan. Jangan sampai hal itu membuat siswa

tidak konsentrasi belajar tetapi malah bermain-main.

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

81

3) Karena suasana kelas yang dirancang sedemikian rupa, menyenangkan bagi

siswa dan membiarkan mereka untuk mengapresiasikan keinginannya, dapat

mengganggu kelas lain yang juga sedang melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

  

82  

BAB V

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn

Berdasarkan dari temuan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa di

MTsN I Malang telah menerapakan model pakem. Alasan mengapa model pakem

diterapakan MTsN I Malang adalah sebagai berikut: 1) Ingin dijadikannya model

pakem sebagai strategi pembelajaran agar siswa selalau termotivasi untuk

mengikuti pelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. 2) Dengan model

pakem, ingin menghilangkan model pembelajaran konvensional, karena dengan

model pembelajaran konvensional siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran

serta keaktifan dan kreatifitas siswa tidak muncul.

Guru di MTsN I Malang sebelum melaksanakan KBM di kelas dan

sebelum memulai pelajaran, menyiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu.

Persiapan guru PKn di MTsn I Malang dalam merencanakan model pakem yang

pertama adalah dengan menyusun Rencana Program Efektif (RPE), program

semester, program tahunan, Rencanan Program Pembelajaran (RPP), silabus dan

sistem penilaian, serta menyiapkan media dan metode pembelajaran. Seperti

dalam (Usman, 1995:50) “menyusun perangkat pembelajaran perlu

memperhatikan komponen-komponen penting berikut ini, yaitu: 1) Analisis mater

pelajaran, 2) Program tahunan, 3) Program semester, 4) Rencana program

pembelajaran, serta 5) Silabus dan sistem penilaian”.

Guru juga dituntut untuk menyiapkan media yang bervariasi, sehingga

dapat menghasilkan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan tidak

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

83  

membosankan. Pemanfaatan lingkungan sekitar untuk belajar juga dirasa cukup

efektif mengaktifkan siswa sebagaimana yang telah diungkapkan oleh

Rosjidan, dkk (1996:62), (dalam Saputro dan Abidin, 2005:34-35)

“untuk menciptakan keaktifan anak, maka kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) menciptakan suasana kelas yang memungkinkan siswa belajar dengan bebas dan tidak terancam, namun tetap terkendali. 2) menghadapkan siswa pada permasalahan yang problematis. 3) menyediakan sumber dan media yang diperlukan oleh siswa. 4) mengupayakan metode, teknik, dan media pembelajaran yang bervariasi. 5) terjadi komunikasi yang multiarah antara guru dengan siswa. 6) adanya sistem reward atau penghargaan yang dapat memuaskan serta meningkatkan motivasi siswa. 7) memberikan kesempatan siswa untuk dapat memecahkan masalanya, baik akademik maupun pribadi”.

Pakem menuntut siswa dan guru untuk sama-sama aktif dan kreatif dalam

pembelajaran. Dalam silabus dan RPP yang telah dirancang, guru menciptakan

dan menggunakan metode, media, bahan ajar atau sumber belajar yang bervariasi.

Pembelajaran yang dilakukan tidak secara konvensional, ceramah di depan kelas

dan siswa mencatat, hal itu dirasa membosankan bagi siswa tetapi guru di MTsN I

Malang selalu menyediakan dan menggunakan metode yang bervariasi. Seperti

yang telah diungkapkan oleh Hasibuan dan Moedjiono, (1986:64) “Pada

umumnya guru dalam menyampaikan materi pelajaran selama ini menggunakan

cara atau metode yang kurang bervariasi dan cenderung monoton, sehingga

peserta didik mudah merasa jenuh serta kurang bersemangat. Hal ini akan

mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran menurun.

Untuk itu perlu adanya keanekaragaman dalam penyajian materi pembelajaran”.

Selain itu, guru juga menyiapkan media pembelajaran yang bermacam-

macam, diantaranya buku paket, LKS, artikel dari koran maupun internet, dan

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

84  

lain-lain. Dalam model pakem bukan hanya siswa yang dituntut untuk aktif dan

kreatif, disini guru juga aktif dan kreatif. Penentuan perangkat pembelajaran

merupakan wewenang utama guru, guru dapat menentukan arah pembelajaran

yang mengaktifkan siswa, mengkreatifkan siswa, menyenangkan siswa serta

efektif adalah dengan perangkat pembelajaran yang dibuat. Apakah pembelajaran

yang diberikan dapat membuat siswa merasa nyaman dalam belajar dan

mencipatakan suasana pembelajaran yang menyenangkan apa tidak.

B. Pelaksanaan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn

Berdasarkan temuan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa di MTsN I

Malang pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan karakteristik pakem. KBM

diawali dengan mengucap salam, berdoa, menyebutkan indikator yang ingin

dicapai dan memberikan pertanyaan pembuka dengan tanya jawab atau kuis.

Bahkan, sebelum jam pertama dimulai siswa di MTsN I Malang diwajibkan untuk

membaca ayat suci Al-Quran dibelakang kelas yang ditempatkan pada rak buku

beserta buku bacaan lainnya. Hal ini jarang dijumpai di sekolah-sekolah lainnya.

Sebagaimana seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2006:225-256)

“bahwa pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pertanyaan pembuka. Hal ini mempunyai banyak fungsi dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu: (1) menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre-tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab atau kerjakan; (2) untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan; (3) mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran; (4) mengetahui dari mana yang seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat perhatian khusus”.

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

85  

Waktu penyampaian materi, guru selalu memantau kegiatan siswa. Guru

tidak hanya diam di depan kelas, duduk-duduk dan berceramah, guru juga aktif

dalam proses pembelajaran, tidak hanya ceramah dan murid disuruh mencatat saja

tetapi guru juga aktif memberikan bantuan terhadap siswa, membimbing siswa

yang merasa kesulitan dalam pembelajaran. Dalam model pakem, guru harus

kreatif dalam menciptakan metode, media, sumber belajar dan alat bantu

pembelajaran yang bervariasi.

Proses penerapan model pakem di MTsN I Malang menggunakan metode

permainan, studi kasus serta pengamatan. Sebagaimana menurut Phillip Rekdale

2005, (dalam http// www.pendidikan.net/development.html) “pakem adalah

singkatan dari Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Fokus

pakem adalah pada kegiatan siswa dalam bentuk grup, individu, dan kelas,

partisipasi di dalam proyek, penelitian, penelidikan, penemuan, dan beberapa

macam strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru”. Penggunaan metode

permainan ini sesuai dengan apa yang ada pada bukunya Margono, (2002:38-39)

bahwa “pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang suka bermain (playing

animal). Dalam permainan, orang dapat berkompetisi, menemukan kegembiraan,

dan aktif. Pembelajaran yang dikemas dengan siswa dapat memperoleh intensif

atau hadiah jika memenangkan permainan”.

Penggunaan metode studi kasus sesuai seperti yang ada pada bukunya

Margono, (2002:102) “metode ini menggunakan prinsip berfikir induktif. Hal ini

berarti sejak awal siswa dihadapkan pada data, kemudian perlahan-lahan siswa

menemukan konsep atau kategori dari data tersebut. Pembelajaran ini tidak

sekedar siswa memahami data, tetapi lebih esensial lagi mencari keterkaitan antar

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

86  

data. Pengkategorian tersebut terkait dengan prinsip pemecahan masalah, siswa

dihadapkan pada masalah dari artikel koran atau internet kemudian diidentifikasi

sebab-akibatnya dan dicari alternatif pemecahannya”.

Disamping metode pembelajaran, guru juga menggunakan media sebagai

sarana untuk mempermudah siswa dalam memahami dan mengerti tentang apa

yang sedang dipelajarinya. Media yang digunakan adalah gambar, artikel dari

koran dan internet, serta lingkungan sekolah dan ruang kelas juga dapat

dimanfaatkan untuk mendukung KBM agar mencapai tujuan pembelajaran. Hal

ini sesuai dengan yang ada pada buku Dinas Pendidikan kota Malang (2004:3.15)

“lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya

untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,

tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunanan lingkungan

sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar”.

Penerapan pembelajaran PKn berbasis pakem tidak terlepas dari

keterlibatan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Siswa-siswi di MTsN I

Malang selalu aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Siswa siswi di dalam

kelas tampak aktif mengikuti pelajaran PKn mereka aktif bertanya,

mengemukakan gagasan, dan menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh

guru. Siswa juga kreatif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Para

siswa diberi kesempatan untuk menulis. Menulis disini bukan sekedar menyalin,

dari papan tulis atau buku. Lingkungan kelas yang dirancang sedemikian rupa

dapat dijadikan sebagai sumber belajar, misalnya dengan menyiapkan pajangan

hasil karya siswa, pajangan kaligrafi arab di dalam kelas, kliping, dan

menyediakan alat peraga yang menarik serta buku acuan disudut kelas. Seperti

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

87  

yang ada pada buku dinas pendidikan kota malang, (2004:3.14) “ruang kelas yang

menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam pakem. Hasil pekerjaan

siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi ruang kelas, hal ini diharapkan agar

lebih memotivasi siswa dan menimbulkan inspirasi bagi siswa agar lebih baik lagi

dalam berkarya. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,

puisi, karangan, dan sebagainya”.

Sementara itu, William Burton, (dalam Usman 1995:32) berpendapat

tentang penggunaan alat peraga haruslah seperti ini “dalam memilih alat peraga

yang akan digunakan, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Alat-alat

yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa. 2) alat yang

dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan. 3) harus direncanakan

dengan baik dan diteliti terlebih dahulu. 4) sesuai dengan batas kemampuan

biaya”.

Guru di MTsN I Malang juga memberikan rangsangan atau stimulus yang

berupa pemberian tompel pada anak yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan sewaktu metode kuis dilaksanakan. Hal ini dapat menambah semangat

siswa untuk selalu belajar agar dirinya dapat menjawab semua pertanyaan yang

diajukan dan tidak mendapatkan hukuman kembali. Pemberian stimulus atau

rangsangan ini dapat berupa hadiah dan hukuman, hukuman sebagai penguatan

negatif, sedangakan hadiah sebagai penguatan positif. Hal ini sesuai dengan apa

yang diungkapkan oleh Hall dan Lindzey, (1978) (dalam Margono, 2002:14)

“pemberian penguatan berkonsentrasi pada pemberian hadiah sebagai penguatan

positif, dan pemberian hukuman sebagai penguatan negatif atas aturan-aturan

sekolah (tata tertib) yang berlaku”.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

88  

Selama ini siswa sering dicekoki dengan ceramah, sehingga guru yang

banyak aktif sedangkan siswa hanya pasif karena hanya mendengarkan saja tanpa

beraktivitas secara lebih. Oleh karena itu, hasil kreatifitas siswa diharapkan untuk

selalu dipajang agar siswa dapat memperkuat proses belajarnya. Pajangan

bermanfaat untuk membina kepercayaan diri dan memperdalam proses belajar,

sehingga terangsang untuk lebih bekerja, lebih giat lagi dan menghasilkan karya-

karya yang lebih baik.

Pada tahap akhir proses belajar-mengajar PKn, guru bersama-sama siswa

melakukan kegiatan penutup dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang

kurang jelas serta memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah di

sampaikan.

Evaluasi dalam pakem tidak di lakukan pada waktu ulangan saja, tetapi

bisa di lakukan sewaktu-waktu. Evaluasi yang di lakukan terdiri dari dua macam,

yaitu: 1) penilaian konsep yang terdiri dari ulangan harian dan ulangan umum,

serta 2) penilaian praktek, yang terdiri dari portopolio, lembar pengamatan,

kliping, kuis, game, dan sebagainya. Penilaian praktek dinilai berdasarkan

pengamatan keaktifan siswa sewaktu mengikuti proses pembelajaran di kelas,

antara lain keberanian dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan,

serta bertanya menjadi salah satu poin dalam menentukan penilaian. Penilaian

tertulis atau konsep dinilai berdasarkan ulangan harian maupun ulangan semester

secara tertulis dan penguasaan materi.

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

89  

C. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Dalam Penerapan Pakem di MTsN I Malang Pada Mata pelajaran PKn.

Berdasarkan hasil dari temuan penelitian yang telah dipaparkan di atas,

dapat diketahui bahwa faktor yang mendorong MTsN I Malang untuk menerapkan

model pakem antara lain sebagai berikut: (1) Pakem merupakan strategi

pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam

pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. (2) Dengan model pakem,

dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang

lebih menitik beratkan pada metode ceramah, karena dengan model pembelajaran

konvensional siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran serta keaktifan dan

kreatifitas siswa tidak muncul.

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat MTsN I Malang dalam

menerapkan model pakem antara lain: (1) Belum dipahaminya model pakem oleh

guru, (2) Kurangnya memperoleh kesempatan memahami inovasi dalam

pendidikan, termasuk penerapan model pakem, (3) Kecenderungan diterapkannya

model pembelajaran konvensional yang dipandang lebih mudah dan murah, dan

(4) Karena kemampuan tingkat berfikir siswa yang beragam, jadi guru masih

belum optimal dalam menerapkan pakem, guru sangat berupaya agar siswa yang

pasif dapat sesegera mungkin mengikuti siswa yang lebih aktif.

D. Upaya Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan Model PAKEM di

MTsN I Malang Pada Mata Pelajaran PKn

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat

diketahui bahwa pihak sekolah dan guru telah berupaya untuk mengatasi

hambatan yang muncul dalam pelaksanaan model pakem. Upaya yang dilakukan

untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan model pakem pada mata pelajaran

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

90  

PKn di MTsN I Malang adalah sebagai berikut: (1) Guru berusaha untuk menjalin

komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh siswa, memotivasi siswa agar selalu

bersemangat, tidak takut dan malu dalam mengemukakan pendapat, tidak takut

untuk menjawab pertanyaan dari guru serta tidak takut disalahkan jika

jawabannya salah. (2) guru membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan

model pakem, sehingga pembelajaran yang dilakukannya lebih efektif, dan terus

berupaya untuk memotivasi siswa dengan memberikan penghargaan berupa poin

atau ucapan selamat bagi siswa yang aktif memberikan pendapat, aktif menjawab

pertanyaan dan aktif menanggapi pendapat temannya, sehingga siswa lebih

bersemangat dalam mengikuti KBM. (3) Guru harus memikirkan pembelajaran

yang lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman

bukan pembelajaran yang konvensional.

 

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

91

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bardasarkan paparan data dan temuan penelitian yang kemudian dilakukan

kajian secara teoritis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran model pakem pada mata pelajaran PKn di MTsN I

Malang, dilakukan dengan cara menyiapkan perangkat pembelajaran terlebih

dahulu, yaitu penyusunan Rencana Program Efektif, Program Semester,

Silabus dan sistem penilaian, menyusun Rencana Program Pembelajaran, serta

menyiapkan metode, media, alat bantu, bahan ajar dan penilaian;

2. Pelaksanaan pembelajaran model pakem pada mata pelajaran PKn di MTsN I

Malang adalah memanfaatkan lingkungan di luar kelas untuk belajar dan

pengelolaan kelas yang baik oleh guru, karena prinsip belajarnya adalah

belajar sambil bermain, setelah itu membuka pelajaran dengan salam

pembuka, menulis indikator pembelajaran di papan tulis, mereview pelajaran

sebelumnya dengan tanya jawab, guru menerangkan inti dari materi yang akan

diberikan selama beberapa menit saja setelah itu siswa yang aktif, guru hanya

sebagai fasilitator dan menutup pelajaran dengan refleksi bersama-sama

dengan siswa; Evaluasi dalam pakem tidak dilakukan pada waktu ulangan

saja, tetapi bisa dilakukan sewaktu-waktu. Evaluasi yang dilakukan terdiri dari

2 macam, yaitu: a) penilaian konsep yang terdiri dari ulangan harian dan

ulangan umum, serta b) penilaian praktek.yang terdiri dari portopolio, lembar

pengamatan, kliping, kuis, game, dan sebagainya. Penilaian praktek dinilai

berdasarkan pengamatan keaktifan siswa sewaktu mengikuti proses

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

92

pembelajaran di kelas, antara lain keberanian dalam mengemukakan pendapat,

menjawab pertanyaan, serta bertanya menjadi salah satu poin dalam

menentukan penilaian. Penilaian tertulis atau konsep dinilai berdasarkan

ulangan harian maupun ulangan semester secara tertulis dan penguasaan

materi.

3. Faktor yang mendorong MTsN I Malang untuk menerapkan pembelajaran

model pakem adalah: a) Pakem merupakan strategi pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran,

sehingga memperoleh hasil yang baik. b) Dengan model pakem, dapat

mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih

menitik beratkan pada metode ceramah, karena dengan model pembelajaran

konvensional siswa merasa bosan untuk mengikuti pelajaran serta keaktifan

dan kreatifitas siswa tidak muncul.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah: a) Belum dipahaminya model

pakem oleh guru, b) Kurangnya memperoleh kesempatan memahami inovasi

dalam pendidikan, termasuk penerapan model pakem, c) Kecenderungan

diterapkannya model pembelajaran konvensional yang dipandang lebih mudah

dan murah, dan d) Karena kemampuan tingkat berfikir siswa yang beragam,

jadi guru masih belum optimal dalam menerapkan pakem, guru sangat

berupaya agar siswa yang pasif dapat sesegera mungkin mengikuti siswa yang

lebih aktif.

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

93

4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan model

pakem pada mata pelajaran PKn di MTsN I Malang adalah: a) Guru berusaha

untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh siswa,

memotivasi siswa agar selalu bersemangat, tidak takut dan malu dalam

mengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari guru

serta tidak takut disalahkan jika jawabannya salah. b) guru membentuk

kelompok belajar yang sesuai dengan model pakem, sehingga pembelajaran

yang dilakukannya lebih efektif, dan terus berupaya untuk memotivasi siswa

dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi siswa

yang aktif memberikan pendapat, aktif menjawab pertanyaan dan aktif

menanggapi pendapat temannya, sehingga siswa lebih bersemangat dalam

mengikuti KBM. c) Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif,

lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman bukan pembelajaran

yang konvensional.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, sekolah disarankan agar menerapkan pakem secara

berkesinambungan.

2. Bagi guru, guru dituntut untuk lebih dapat memahami karakteristik siswa yaitu

dengan memahami sifat yang dimiliki anak dan memahami siswa secara

perorangan serta tingkat kemampuan siswa agar pakem dapat diterima siswa

dengan baik.

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

94

3. Bagi siswa, siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran

di kelas serta selalu belajar dengan lebih giat lagi.

4. Bagi Peneliti Lain, diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan referensi dan

juga menjadi bahan koreksi bagi penyempurnaan penyusunan penelitian

selanjutnya, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

95

DAFTAR PUSTAKA Al-Hakim, Suparlan. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan

Tinggi. Malang: UM Press. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi

revisi IV. Bandung: PT Rineka Cipta. DEPDIKNAS. 2006. Srandart Isi. Malang. De Porter Bobbi, Hernacki Mike. 1992. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. De Porter Bobbi, Reardon Mark, Singer-Nourie Sarah. 1992. Quantum Teaching.

Bandung: Kaifa. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan.

Dinas Pendidikan Kota Malang. 2004. Bahan Pelatihan: Manajemen Berbasis

Sekolah: Malang. Faisol Sanapiah, Waseso Mulyadi G. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.

Surabaya: Usaha Nasional. Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Hasibuan dan Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV

Remadja Karya. Margono. 2002. Dasar Dan Konsep Pendidikan Moral. Malang: Universitas

Negeri Malang. Milles, M.B, dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI

Press. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Saputro Supriadi, Abidin Zainul. 2005. Strategi Pembelajaran. Malang:

Laboratorium Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

96

Setiani. Analisis Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) Di Gugus 03 Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Universitas Negeri Malang. 2002. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: BAAPSI bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang.

Untari, Sri. 2005/2006. Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan

Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan. Malang: UPT PPL UM. Usman, Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Winataputra Udin S, Rosita Tita. 1995/1996. Materi Pokok Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru SLTP Setara D-III.

WWW. Google. Com. Search: PAKEM . Http: // pbmTutik. Blogsport. Com.s Http: // WWW. Pendidikan. Net/ development. Html. Http: // WWW. Pontianakpost.Com. Http: // WWW. P4tkipa. Org.

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

95  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khithok Ahmad Purwanto

NIM : 104171471938

Jurusan/Program Studi : Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan/Pend.

Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas/Program : Fakultas Ilmu Pendidikan/Strata Satu (S1)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 5 Januari 2008

Yang membuat pernyataan,

Khithok Ahmad Purwanto

 

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

99

PERANGKAT PEMBELAJARAN: KELAS 7 REGULER

Program Tahunan Perhitungan Alokasi Waktu Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan/ PKn Program Semester Identifikasi dan Analisis Kurikulum Klasifikasi Standar Kompetensi dan Materi

Pendidikan Kewarganegaraan/ PKn Silabus dan Sistem Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Disusun untuk memenuhi tugas sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan/ PKn

Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang I

Oleh: Ira Kristina, S.Pd

Bidang studi: Pendidikan Kewarganegaraan/ PKn

DEPARTEMEN AGAMA KOTA MALANG MADRASAH TERPADU

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG I JALAN BANDUNG 7 MALANG

Lampiran 1: Perangkat Pembelajaran

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

100

PROGRAM TAHUNAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan/ PKn Satuan Pendidikan : MTs Kelas : VII Tahun Pelajaran : 2008-2009

Semester No Jenis Kegiatan Waktu Keterangan

I Dan II

1.

Menyusun/ membuat perhitungan alokasi waktu, pekan tidak efektif, banyak pekan efektif, banyaknya jam efektif

2 kali

2.

Menyusun program semester

2 kali

3. Menyusun identifikasi dan analisis kurikulum

2 kali

4. Menyusun silabus dan system penilaian

2 kali

5.

Menyusun desain pembelajaran (semester ganjil)

17 kali

6.

Menyusun desain pembelajaran (semester genap)

15 kali

7.

Penyelesaian bahan kajian: Semester Ganjil:

1. Norma-norma dalam Masyarakat

2. Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama

Semester Genap: 3. Istrumen Nasional HAM 4. Kemerdekaan Mengemukakan

Pendapat

10 Jam-Pel 10 Jam-Pel

9 Jam-Pel

6 Jam-Pel 2 Jam-Pel 2 Jam-Pel

1 x 45’ 1 x 45’

1 x 45’ 1 x 45’

8. Ulangan harian semester ganjil

2 Jam-Pel 2 kali

9. Her semester ganjil 2 Jam-Pel 2 kali

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

101

10. Ujian semester ganjil 2 Jam-Pel 1 kali

11.. Ulangan harian semester genap 2 Jam-Pel 2..kali

12. Her semester genap 2 Jam-Pel 2 kali

13. Ujian semester genap 2 Jam-Pel 1 kali

14. Cadangan

1 kali

PERHITUNGAN ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN/ PKn

Kelas : VII Semester : Ganjil Tahun Pelajaran : 2008-2009

Bulan

Banyak Pekan Jumlah Jam

Juli 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 Nopember 2008 Desember 2008 Januari 2008

2

5

4 1

4

4 1

4

10

8

2

8

8

2

Jumlah

21 42

Catatan: Contoh mengajar hari Jum’at

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

102

PEKAN TIDAK EFEKTIF

1. Libur / cuti bersama : 1 hari

2. Libur Ramadhan : 0 hari

3. Libur Hari Raya : 3 hari

4. UTS : 1 hari

5. UAS I : 1 hari

Jumlah : 6 hari BANYAK PEKAN EFEKTIF

= Banyak pekan dalam 1 semester – pekan tidak efektif

= 21 minggu – 6 hari

= 20 minggu

BANYAK JAM EFEKTIF

= Banyak pekan efektif x 2 jam pelajaran

= 20x 2 = 20 jam efektif

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

103

DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU

Semester No Pokok Bahasan

Waktu Keterangan

Ganjil 1. 2.

Norma-norma dalam Masyarakat Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama Ulangan Harian

Her Cadangan

10 Jam-Pel 10.Jam-Pel 2 Jam-Pel

2 Jam-Pel 1 Jam-pel

2 kali

2 kali

1 kali

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

104

PROGRAM SEMESTER

Nama Sekolah : MTs. Negeri Malang I Mata Pelajaran : PKn Kelas/ Semester : VII/ Ganjil Tahun Pelajaran : 2008-2009

No Materi/ Kompetensi Dasar/ Indikator

Alokasi Waktu

Juli Agustus September

3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1.

Norma-norma dalam Masyarakat:

1. Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat:

Menyebutkan hakikat norma Menyebutkan asal, sanksi,

sifat, contoh masing-masing norma

Menyebutkan hakikat peraturan

Menyebutkan contoh peraturan Menyebutkan hakikat adat

istiadat Menyebutkan contoh adat

istiadat Menyebutkan hakikat

kebiasaan Menyebutkan contoh kebiasaan

2. Menjelaskan hakikat dan arti penting hukum bagi warga Negara:

Menyebutkan fungsi hokum Mengidentifikasi Menyebutkan

hakikat hokum Menyebutkan ciri-ciri Negara

hokum

3. Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan

peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Ulangan Harian Remidial

PENGANTAR SEMESTER GANJIL

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

105

No.

Materi/ Kompetensi Dasar

Alokasi Waktu

Oktober Nopember

1 2 3 4 5 1 2 3 4

2.

Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama:

1. Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan:

Menyebutkan arti proklamasi kemerdekaan

Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan

Menyebutkan sikap positip warga negara terhadap makna proklamasi kemerdekaan

2. Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama:

Menyebutkan pengertian atau kedudukan konstitusi

Menyebutkan alur/ proses pembuatan konstitusi pertama

Mengidentifikasi isi/ komponen kostitusi

Menyebutkan fungsi konstitusi

Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama

GAME (TTS KD 2)

3. Menganalisis hubungan antara proklamasi kemerdekaan dan UUD 1945

LIBUR HARI RAYA IDUL FITRI

LIBUR HARI RAYA IDUL FITRI

LIBUR HARI RAYA IDUL FITRI

2

U J I A N T E N G A H S E M E S T E R I

2

2

2

2

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

106

No.

Materi/ Kompetensi Dasar

Alokasi Waktu

Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4

4. Menunjukkan sikap positif terhadap makna proklamasi kemerdekaan dan suasana kebatinan konstitusi pertama

Ulangan Harian Remidial

2

2

2

2

C U T I B E R S A M A

U A S G A N J I L

R A P OR T A N I

L I B U R S M T I

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

107

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KTSP 2006 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN/ PKn SEMESTER GANJIL

Kelas No. Materi Pokok Kompetensi Dasar

Jumlah Indikator

7 1. Norma-norma dalam Masyarakat:

1. Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat

2. Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama

3. Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

12

7 2. Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama

1. Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan

2. Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama

3. Menganalisis hubungan antara proklamasi kemerdekaan dan UUD 1945

4. Menunjukkan sikap positif terhadap makna proklamasi kemerdekaan dan suasana kebatinan konstitusi pertama

10

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

108

KLASIFIKASI STANDAR KOMPETENSI DAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN/ PKn SEMESTER GANJIL

STANDAR KOMPETENSI

Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Mendeskripsikan makna Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi pertama

Materi Pokok Materi Pokok

12 Indikator

10 Indikator

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MTs. Negeri Malang I Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Semester : 7/ Ganjil Standar Kompetensi : Kemampuan menganalisis dan menampilkan

sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan hakikat norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

Indikator : 1. Menyebutkan pengertian norma 2. Menyebutkan norma-norma yang ada

dalam masyarakat meliputi: Contoh Sifat Asal Sanksi

Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 40’)

1. Tujuan Pembelajaran: Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat:

Menyebutkan pengertian norma Menyebutkan norma-norma dalam masyarakat (contoh, sifat, asal dan

sanksi) 2. Materi Ajar:

Pengertian norma Macam-macam norma Contoh norma Sifat norma Asal norma Sanksi terhadap pelanggaran norma-norma

3. Metode: Tanya jawab RUN and SIT GAME (permainan lari – duduk)

4. Langkah-langkah Kegiatan:

Pertemuan Kegiatan Waktu

Pertama Pendahuluan: Bercerita sekilas tentang kasus pencabulan

terhadap anak di bawah usia (diambil dari berita actual terkini) kemudian bertanya kepada siswa: “Tahukah kalian kasus tersebut telah melanggar norma apa? Mengapa demikian?”

Menginformasikan kepada siswa tentang agenda hari ini, yaitu: 1. Tanya jawab melalui pengisian table tentang

10’

Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

117

asal, sanksi, sifat, dan contoh masing-masing norma

2. RUN and SIT GAME (permainan lari – duduk) tentang norma-norma

Menjelaskan teknis tanya jawab dan permainan Menyampaikan teknis penilaiannya

Inti: Guru membuat table di papan tulis tentang norma

yang meliputi asal, sifat, sanksi, contoh. Siswa menjawab kolom yang kosong, dst terjadi tanya jawab antara guru dan siswa. Terakhir guru akan membahas atau menjelaskan sekaligus memberikan penilaian terhadap siswa.

Pelaksanaan RUN and GAME (permainan lari-duduk) tentang norma-norma untuk mempertajam kompetensi dasar 1.

Penilaian permainan dan pembahasan

Penutup: Siswa dengan dibimbing dan difasilitasi guru

membuat rangkuman materi tentang pengertian norma, macam-macam norma, contoh norma, sifat norma, asal norma, sanksi terhadap pelanggaran norma-norma

Siswa mencatat tugas-tugas kegiatan yang diberikan guru

65’

5’

5. Alat/Sumber Belajar:

• Buku teks siswa kelas VII • Buku paket lain yang relevan • Peraturan perundang-undangan nasional • artikel/berita di media massa

6. Penilaian:

• Kegiatan 1 (tanya jawab): - Jawaban benar = 100 - Jawaban benar tapi kurang sempurna = 80 - Jawaban salah = 65

• Kegiatan 2 (permainan): - Jawaban benar = 100 - Jawaban benar tapi kalah kecepatan = 80 - Jawaban salah = 65

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

118

Contoh Instrumen: • Kegiatan 1 (Tanya jawab):

Tabel: Jenis-jenis norma yang berlaku dalam masyarakat

No

.

Nama norma Asal norma Sifat norma Sanksi terhadap

pelanggaran

norma

Contoh norma

1. Agama .......................

universal ............................ .........................

2. ....................... ....................... ......................... ............................ Dilarang

menebang

pohon

sembarangan!

3. Kesopanan ....................... ......................... ............................ .........................

4. Kesusilaan ....................... ......................... ............................ .........................

• Kegiatan 2 (permainan):

Tabel: Identifikasi berbagai macam norma yang berlaku dalam masyarakat No. Nama Siswa Butir Pernyataan Skor Nilai

1. Janganlah engkau berbuat zina

2. Mengikuti wajar 12 tahun

3. Menggunakan hak pilih dalam pilkada

4. Mengetuk pintu sebelum masuk rumah

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

119

5. Memanggil guru dengan sebutan ”hai”

6. Memperpanjang KTP jika sudah kadaluarsa

7. Janganlah engkau berbuat riba

8. Penebangan pohon secara ilegal

9. TOGEL

10. CURANMOR

11. Merokok dalam angkot

12. Berbuat anarchis

13. Bertegur sapa bila bertemu kerabat

14 Menghargai hasil karya orang lain

NB: Butir pernyataan tersebut diidentifikasi apakah termasuk pelaksanaan atau pelanggaran norma agama/ hukum/ kesopanan/ kesusilaan. Malang, Agustus 2008 Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah Ira Kristina, S.Pd Dra. Binti Maqsudah, M.Pd. NIP. NIP. 150 222 144

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MTs. Negeri Malang I Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Semester : 7/ Ganjil Standar Kompetensi : Kemampuan menganalisis dan menampilkan

sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan hakikat norma-norma yang berlaku dalam masyarakat

Indikator : 1. Menyebutkan hakikat peraturan 2. Menyebutkan contoh peraturan 3. Menyebutkan hakikat adat istiadat 4. Menyebutkan contoh adat istiadat 5. Menyebutkan hakikat kebiasaan 6. Menyebutkan contoh kebiasaan

Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 40’)

1. Tujuan Pembelajaran:

Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat: Menyebutkan hakikat peraturan Menyebutkan contoh peraturan Menyebutkan hakikat adat istiadat Menyebutkan contoh adat istiadat Menyebutkan hakikat kebiasaan Menyebutkan contoh kebiasaan

2. Materi Ajar: Hakikat peraturan Contoh peraturan Hakikat adat istiadat Contoh adat istiadat Hakikat kebiasaan Contoh kebiasaan

3. Metode: Tanya jawab Cerita

4. Langkah-langkah Kegiatan:

Pertemuan Kegiatan Waktu

Pertama Pendahuluan: Guru menyuruh satu siswa maju ke depan kelas

untuk mendeskripsikan kegiatan apa saja yang ia lakukan mulai bangun tidur pagi sampai tidur malam hari. Kemudian guru mengkaitkan kegiatan

10’

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

121

siswa tadi dengan peraturan yang ada di rumah. Menyampaikan materi dan agenda hari ini Menyampaikan teknis permainan pada kegiatan 2

(QUIZ) Inti:

Tanya jawab tentang peraturan mulai dari lingkup yang paling kecil sampai besar beserta contohnya

Guru bercerita tentang larangan wanita suku Tengger untuk bersekolah dan kegiatan yang dilakukan masyarakat pada umumnya untuk membuat kue apem menjelang puasa ramadlan.. Kemudian siswa disuruh untuk menyebutkan mana yang termasuk adat istiadatdan mana yang termasuk kebiasaan. Mengapa demikian?

Siswa memaparkan hasil pemikirannya QUIZ dengan passward menirukan suara binatang

untuk mempertajam KD 1 Penutup:

Siswa dengan dibimbing dan difasilitasi guru membuat rangkuman materi tentang hakikat peraturan, contoh peraturan, hakikat adat istiadat, contoh adat istiadat, hakikat kebiasaan, contoh kebiasaan

Siswa mencatat tugas-tugas kegiatan yang diberikan guru (mempelajari KD 2 yaitu tentang hakikat dan pentingnya hokum bagi warga Negara)

65’

5’

5. Alat/Sumber Belajar:

• Buku teks siswa kelas VII • Buku paket lain yang relevan • Peraturan perundang-undangan nasional • Ensiklopedia adat istiadat

6. Penilaian:

• Kegiatan 1 (tanya jawab- pertanyaan lisan di kelas): - 1-3 kali menjawab dengan jawaban benar = 100 - 1 kali menjawab dengan jawaban benar = 80 - Jawaban kurang sempurna = 70 - Jawaban salah = 65

• Kegiatan 2 (QUIS): - Jawaban benar = 100 - Jawaban lemparan benar = 50 - Jawaban salah = dikurangi 50

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

122

- Pertanyaan belum selesai sudah mengucapkan passward = dikurangi 50 dan tidak boleh menjawab satu kali pertanyaan Kemudian semua nilai dijumlah dan dapat diketahui skor masing-masing kelompok

Contoh Instrumen (QUIZ dengan passward menirukan suara binatang): A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Pegangan atau kaidah bagi perilaku hidup manusia disebut … a. nilai b. norma c. adat istiadat d. kebiasaan

2. Rasa bersalah adalah bentuk sanksi norma … a. hukum b. agama c. kesopanan d. kesusilaan

3. Norma yang bersumber dari hati nurani manusia adalah norma … a. agama b. hukum c. kesopanan d. kesusilaan

4. Orang yang melanggar norma kesopanan akan mendapat sanksi berupa … a. dosa b. penjara c. dikucilkan d. penyesalan diri

5. Orang yang melanggar hukum akan mendapat sanksi berupa … a. dosa b. pidana c. celaan d. penyesalan diri

6. Di antara norma-norma di bawah ini, norma yang paling kuat berlakunya/ bersifat tegas adalah norma … a. hukum b. agama c. kesusilaan d. kesopanan

7. Contoh perilaku yang menggambarkan norma kesopanan adalah … a. meludah di sembarang tempat b. makan dengan menggunakan tangan kiri c. memberikan sesuatu dengan tangan kanan d. membiasakan bertegur sapa bila bertemu dengan orang yang sudah

dikenal

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

123

8. Salah satu contoh yang sesuai dengan norma kesusilaan adalah … a. berbuat baik terhadap sesame b. menghormati orang yang lebih tua c. berbakti dan mengabdi kepada orang tua d. membuang sampah di tempat yang telah disediakan

9. Contoh perilaku yang bertentangan dengan norma hukum adalah … a. berbuat riba b. tindak pidana korupsi c. membayar pajak d. apatis terhadap fakir miskin

10. Salah satu tujuan penerapan norma dalam masyarakat adalah … a. menghilangkan keanekaragaman dalam masyarakat b. melindungi masyarakat golongan ekonomi lemah c. menghindari benturan kepentingan anggota masyarakat d. mengatur kehidupan sekelompok anggota masyarakat

A. Ucapkan dengan jawaban B bila pernyataan berikut benar dan jawaban

S bila pernyataan berikut salah!

1. Rasa bersalah adalah bentuk sanksi dari norma kesopanan 2. Main hakim sendiri pada dasarnya merusak tatanan hukum 3. Norma hukum lebih penting daripada norma kesusilaan 4. Adat istiadat umumnya terkait dengan moralitas masyarakat 5. Meskipun bukan aturan, kebiasaan perlu diindahkan 6. Ciri khas norma hukum adalah sanksinya bisa dipaksakan 7. Negara hukum disebut juga machtstaat 8. Peraturan adalah tatanan yang dibuat oleh pihak berwenang 9. Adat istiadat tidak penting karena merupakan budaya masa lalu 10. Hukum haruslah mewujudkan ketertiban dan keadilan

Malang, Agustus 2008 Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah Ira Kristina, S.Pd Dra. Binti Maqsudah, M.Pd. NIP. NIP. 150 222 144

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

124

PENDAHULUAN

Selamat anda telah diterima di kelas akselerasi. Modul ini dibagi menjadi: • kegiatan belajar 1 : menjelaskan tentang hakikat norma, kebiasaan,

adat istiadat dan peraturan • kegiatan belajar 2 : menjelaskan tentang hakikat dan pentingnya

hukum • kegiatan belajar 3 : menjelaskan tentang penerapan sikap terhadap

norma, kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan

Tujuan modul ini adalah agar anda memahami norma dalam masyarakat dengan indikator: 1. Menyebutkan hakikat norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan 2. Mengidentifikasi contoh norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan 3. Menyebutkan sumber/ asal norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan 4. Menyebutkan sanksi terhadap pelanggaran norma, kebiasaan, adat istiadat dan

peraturan 5. Menyebutkan sifat/ ruang lingkup norma, kebiasaan, adat istiadat dan

peraturan 6. Menyebutkan hakikat hukum 7. Menjelaskan pentingnya hukum bagi warga negara 8. Menunjukkan sikap taat azas terhadap norma, kebiasaan, adat istiadat, dan

peraturan Untuk mencapai target/ indikator tersebut dapat dilaksanakan melalui

pembelajaran secara individu dan kelompok. Jika mengalami kesulitan silahkan menghubungi guru pembimbing.

Petunjuk penggunaan modul: 1. Baca uraian materi pada tiap kegiatan. Untuk mempertajam materi

silahkan membaca atau mempelajari : • Buku panduan/ paket • Peraturan perundang-undangan • KUHP dan KUHPer

2. Sebagai data pelengkap, adakan wawancara dengan tokoh masyarakat yang terkait

3. Kerjakan semua tugas dan uji kompetensi yang ada pada modul ini 4. Jangan melihat kunci jawaban sebelum anda selesai mengerjakan tugas/

uji kompetensi 5. Garis bawahi jika perlu catat pada bagian-bagian yang belum anda pahami 6. Bila belum tercapai penguasaan konsep dan praktek 75% dari tiap

kegiatan maka ulangi lagi langkah-langkah di atas dengan seksama Mudah-mudahan dengan mempelajari modul ini anda mendapatkan tambahan

wawasan materi pelajaran PKn dan jangan lupa mengingat pelajaran modul ini karena akan berhubungan dengan modul berikutnya.Tugas dan uji kompetensi pada modul ini hendaknya dapat anda selesaikan dalam waktu satu minggu.

Lampiran 4: Modul Pembelajaran

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

125

Selamat belajar, semoga berhasil dan sukses.

HAKIKAT NORMA, KEBIASAAN, ADAT ISTIADAT dan PERATURAN

Target/ indikator yang harus anda kuasai: 1. Menyebutkan hakikat norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan 2. Mengidentifikasi contoh norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan 3. Menyebutkan sumber/ asal norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan 4. Menyebutkan sanksi terhadap pelanggaran norma, kebiasaan, adat istiadat dan

peraturan 5. Menyebutkan sifat/ ruang lingkup norma, kebiasaan, adat istiadat dan

peraturan Kehidupan manusia di dalam pergaulan masyarakat diliputi oleh norma-norma, yaitu peraturan hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia dalam masyarakat. Sejak masa kecilnya manusia merasakan adanya peraturan-peraturan hidup yang membatasi sepak terjangnya. Pada permulaan yang dialami hanyalah peraturan-peraturan hidup yang berlaku dalam lingkungan keluarganya kemudian juga berlaku di luarnya,dalam masyarakat. Seiring dengan bertambahnya waktu/ usia, semakin dewasa maka semakin ia ikut melaksanakan dan merasakan apa yang menjadi peraturan-peraturan hidup yang berlaku dalam masyarakat dan negaranya itu. Akan tetapi dengan adanya norma-norma itu dirasakan pula adanya penghargaan dan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingannya. Demikianlah norma-norma itu mempunyai tujuan supaya kepentingan masing-masing warga masyarakat dan ketentraman dalam masyarakat terpelihara dan terjamin. Dalam pergaulan hidup dibedakan 4 macam norma, yaitu:

1. Norma agama 2. Norma hukum 3. Norma kesopanan 4. Norma kesusilaan

1. Norma Agama ialah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan. 2. Norma Hukum ialah peraturanhidup yang dibuat oleh penguasa negara. Isinya

mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan pleh pemerintah atau pemegang kekuasaan. Hukum yang dipakai oleh bangsa Indonesia banyak sekali di antaranya adalah hukum pidana dan perdata.

3. Norma Kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia. Norma ini di setiap daerah belum tentu sama pelaksanaannya, artinya bahwa norma kesopanan yang berlaku pada masyarakat A tidak dapat diterima oleh masyarakat B. Karenanya norma ini

Kegiatan Belajar I

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

126

bersifat lokal. Terkadang juga terdapat kesamaan norma kesopanan pada masing-masing daerah.

4. Norma Kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia, yang mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Dalam norma ini terdapat juga peraturan hidup seperti yang terdapat dalam norma agama karena tidak ada agama yang mengajak kepada kejelekan. Semua agama mengajak kepada kebaikan. Selain norma di atas ada juga beberapa norma yang berlaku berdasarkan

kekuatan berlakunya di masyarakat, yaitu: 1. Cara 2. Kebiasaan 3. Adat istiadat 4. Peraturan

1. Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah. Sanksi hukum yang diberikan atas pelanggaran ini adalah berupa celaan. Contoh: Cara makan, duduk, berbusana dan lain-lainl jika tidak semestinya akan menimbulkan celaan atau gunjingan oleh masyarakat.

2. Kebiasaan adalah kegiatan yang diulang-ulang/ umum/ lazim dilakukan masyarakat. Meskipun bukan aturan, kebiasaan mempunyai pengaruh terhadap perilaku keseharian warga masyarakat. Umumnya, orang berusaha berperilaku sesuai dengan kebiasaan masyarakat sekitar dengan maksud agar ia dapat diterima oleh masyarakat itu. Sebaliknya jika ia tidak mengikuti kebiasaan yang ada maka ia akan kurang diterima bahkan tidak sama sekali diterima oleh masyarakat tersebut. Contoh: Masyarakat Penanggungan-Betek Malang terbiasa dengan kegiatan mengirimkan makanan ke tetangga sekitar menjelang acara pernikahan, hari raya Idul Fitri/ Idul Adha ataupun selamatan bayi, dan lain-lain. Jika ada sebuah keluarga yang tidak melaksanakan kebiasaan tersebut ia pasti akan mendapat gunjingan warga masyarakat.

3. Adat Istiadat ialah petunjuk hidup yang mengikat perilaku sebuah masyarakat yang berupa nilai-nilai budaya yang sudah menjadi ikatan dalam sebuah masyarakat. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai konsep adat istiadat jika telah memenuhi unsur yaitu: 1. nilai-nilai budaya 2. sistem norma 3. sisstem hukum 4. aturan khusus

4. Peraturan ialah norma yang berbentuk tertulis atau ketentuan tertulis yang berisi pedoman tingkah laku. Peraturan dapat dibuat oleh keluarga, sekolah/ instansi, organisasi sosial politik, dan pemerintah. TUGAS INDIVIDU

1. Carilah apa yang menjadi kebiasaan di lingkungan masyarakat tempat tinggalmu! Adakah anggota masyarakat yang perilakunya menyimpang dari kebiasaan tersebut? Adakah sanksinya? Jelaskan!

2. Tuliskan adat istiadat yang berlaku di masyarakat X beserta sanksinya jika dianggap telah melanggar adat istiadat tersebut!

3. Carilah sebuah peraturan yang berlaku di daerah (desa/ kota) tempat tinggalmu. Aturan apakah itu? Catatlah ruang lingkup dan sanksinya.!

4. Salinlah data kalian ke dalam dokumen laporan (lembaran kertas) dengan format sebagai berikut!

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

127

RIK PENILAIAN:

Nama Siswa :

Kelas :

Lokasi Pengamatan* :

DATA HASIL PENGAMATAN JENIS-JENIS PEDOMAN HIDUP

No. Jenis Pedoman

Hidup

Contoh Asal/ Sumber

Ruang Lingkup/

Sifat

Sanksi Pelanggaran

Hukum 1. Kebiasaan

2. Adat Istiadat

3. Peraturan: Keluarga

Sekolah

Masyarakat

Organisasi Sospol

Pemerintah

* Tulis nama daerah di mana kalian mencari/ mengamati jenis pedoman hidup.

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

128

No Deskripsi/ Aspek Skor

1 2 3

1. Ketepatan Jawaban: Contoh:

1) Kebiasaan 2) Adat Istiadat 3) Peraturan:

a. Keluarga b. Sekolah c. Masyarakat d. Organisasi Sospol e. Pemerintah

Asal/ Sumber: 1) Kebiasaan 2) Adat Istiadat 3) Peraturan:

a. Keluarga b. Sekolah c. Masyarakat d. Organisasi Sospol e. Pemerintah

Ruang Lingkup/ Sifat:

1) Kebiasaan 2) Adat Istiadat 3) Peraturan:

a. Keluarga b. Sekolah c. Masyarakat d. Organisasi Sospol e. Pemerintah

Sanksi Pelanggaran Hukum:

1) Kebiasaan 2) Adat Istiadat 3) Peraturan:

a. Keluarga b. Sekolah c. Masyarakat d. Organisasi Sospol e. Pemerintah

2. Ketepatan Waktu Pengumpulan Tugas

NILAI: Jumlah Skor Perolehan ------------------------------------- x 100 = …. Jumlah Skor Maksimal (87)

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

129

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini! 1. Pegangan atau kaidah bagi perilaku hidup manusia disebut …

a. nilai b. norma c. adat istiadat d. kebiasaan 2. Rasa bersalah adalah bentuk sanksi norma …

a. hukum b. agama c. kesopanan d. kesusilaan 3. Norma yang bersumber dari hati nurani manusia adalah norma …

a. agama b. hukum c. kesopanan d. Kesusilaan 4. Orang yang melanggar norma kesopanan akan mendapat sanksi berupa …

a. dosa b. penjara c. dikucilkan d. penyesalan diri 5. Orang yang melanggar hukum akan mendapat sanksi berupa …

a. dosa b. pidana c. celaan d. penyesalan diri 6. Di antara norma-norma di bawah ini, norma yang paling kuat berlakunya/

bersifat tegas adalah norma … a. hukum b. agama c. kesusilaan d. kesopanan

7. Contoh perilaku yang menggambarkan norma kesopanan adalah … a. meludah di sembarang tempat b. makan dengan menggunakan tangan kiri c. memberikan sesuatu dengan tangan kanan d. membiasakan bertegur sapa bila bertemu dengan orang yang sudah dikenal

8. Salah satu contoh yang sesuai dengan norma kesusilaan adalah … a. berbuat baik terhadap sesama b. menghormati orang yang lebih tua c. berbakti dan mengabdi kepada orang tua d. membuang sampah di tempat yang telah disediakan

9. Contoh perilaku yang bertentangan dengan norma hukum adalah … a. berbuat riba c. tindak pidana korupsi b. membayar pajak d. apatis terhadap fakir miskin

10. Salah satu tujuan penerapan norma dalam masyarakat adalah … a. menghilangkan keanekaragaman dalam masyarakat b. melindungi masyarakat golongan ekonomi lemah c. menghindari benturan kepentingan anggota masyarakat d. mengatur kehidupan sekelompok anggota masyarakat

B. Isilah dengan jawaban B bila pernyataan berikut benar dan jawaban S bila pernyataan berikut salah!

1. Rasa bersalah adalah bentuk sanksi dari norma kesopanan (….)

2. Main hakim sendiri pada dasarnya merusak tatanan hukum (….)

3. Norma hukum lebih penting daripada norma kesusilaan (….)

4. Adat istiadat umumnya terkait dengan moralitas masyarakat (….)

5. Meskipun bukan aturan, kebiasaan perlu diindahkan (….)

6. Ciri khas norma hukum adalah sanksinya bisa dipaksakan (….)

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

130

7. Negara hukum disebut juga machtstaat (….)

8. Peraturan adalah tatanan yang dibuat oleh pihak berwenang (….)

9. Adat istiadat tidak penting karena merupakan budaya masa lalu (….)

10. Hukum haruslah mewujudkan ketertiban dan keadilan (….)

C. Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan tepat! 1. Jelaskan hakikat norma! 2. Jelaskan perbedaan antara norma agama dan kesusilaan! 3. Apakah perbedaan antara kebiasaan dan adat istiadat?

Mengapa norma hukum dibutuhkan padahal sudah ada norma yang lain di masyarakat?

5. Jelaskan pentingnya norma bagi kita!

FUNGSI HUKUM Hakikat hukum: hukum adalah peraturan. Dalam hal ini, peraturan mengenai perilaku manusia dalam kehidupan bersama, dibuat oleh pejabat berwenang untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan masyarakat, bersifat mengikat dan memaksa, memiliki sanksi yang tegas, sehingga barangsiapa yang melanggarnya dikenakan sanksi oleh pejabat yang berwenang. Arti Penting Hukum: hukum itu ada untuk mengatur perilaku manusia. Tujuannya adalah agar tercipta ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Karena itu, keberadaan hukum amatlah penting, karena: 1. dengan tertib dapat mencegah kesemrawutan sehingga timbul kerapian 2. hukum yang adil mencegah adanya negara kekuasaan, yaitu negara yang

penguasaanya bersikap sewenang-wenang 3. hukum yang adil memungkinkan hak-hak warga negara dilindung

Negara Hukum: pentingnya hukum yang adil bagi warga negara itu selanjutnya memunculkan ide mengenai negara hukum. Ciri negara hukum:

1) supremasi hukum 2) pembagian kekuasaan negara 3) kekuasaan kehakiman yang bebas dan tidak memihak 4) jaminan perlindungan HAM 5) kedudukan yang sama di muka hukum

Itulah sekilas tentang konsep negara hukum. Bagaimana keberadaan negara Indonesia jika dihadapkan dengan konsep negara hukum?

Kegiatan Belajar II

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

131

TUGAS: STUDI KASUS- KEGIATAN INDIVIDU Petunjuk: 1. Simaklah berita mengenai pelanggaran hukum di Koran selama 1 minggu 2. Catatlah 5 kasus pelanggaran hukum selama satu minggu itu 3. Pengumpulan tugas: waktu satu minggu 4. Salinlah data tugasmu itu ke dalam kolom berikut:

No. Nama Kasus Deskripsi Ringkas

Kasus Ciri Negara Hukum

Manakah yang Dilanggar?

1. ……………… .…………….

………………

2. ……………… ………………

………………

3. ……………… ………………

………………

4. ………………

………………

………………

5. ………………

……………… ………………

Kesimpulan: (kaitkan dengan fungsi hukum) ………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………………

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

132

RUBRIK PENILAIAN:

No. Deskripsi/ Aspek Skor

1 2 3

1. Ketepatan Jawaban: Nama Kasus:

1) Kasus 1 2) Kasus 2 3) Kasus 3 4) Kasus 4 5) Kasus 5

Deskripsi Ringkas Kasus: 1) Kasus 1 2) Kasus 2 3) Kasus 3 4) Kasus 4 5) Kasus 5

Ciri Negara yang Dilanggar: 1) Kasus 1 2) Kasus 2 3) Kasus 3 4) Kasus 4 5) Kasus 5

2. KetepatanWaktu Pengumpulan Tugas

NILAI: Jumlah Skor Perolehan ------------------------------ x 100 = …. Jumlah Skor Maksimal (48) UJI KOMPETENSI

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini diatur dalam ….

a. Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 b. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 c. Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 d. Pasal 2 ayat 1 UUD 1945

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

133

2. Negara Indonesia adalah negara hukum, artinya … a. negara merupakan hukum tertinggi b. negara harus mewujudkan ketertiban hukum c. di Indonesia terdapat berbagai macam hukum d. negara dalam menjalankan pemerintahannya berdasarkan pada hukum

3. Hukum tertulis di Indonesia yang tertinggi adalah a. Pancasila b. UUD 1945 c. TAP MPR d. UU

4. Hukum mempunyai sifat memaksa berarti setiap orang yang melanggar hukum … a. ditakut-takuti b. diintimidasi oleh aparat c. diancam dengan paksaan jika menolak d. diancam dengan pidana jika melanggar

5. Contoh hukum tidak tertulis adalah…. a. Hukum adat b. Hukum waris c. Hukum pidana d. Hukum dagang

6. Hukum yang berlaku di Indonesia disebut sebagai hukum … a. positip b. negatif c. umum d. khusus

7. Hak dan kedudukan yang sama bagi setiap warga negara Indonesia dalam hukum diatur pada UUD 1945 pasal … a. 26 ayat 1 b. 26 ayat 2 c. 27 ayat 1 d. 27 ayat 2

8. Setiap warga negara hendaknya menyadari bahwa hukum diperlukan untuk … a. menanggulangi bahaya narkoba b. melindungi masyarakat pedesaan c. memberantas penyakit masyarakat d. menciptakan ketertiban dan keadilan

9. Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran hukum adalah … a. pembinaan kepada para hakim b. pemberian hadiah kepada penegak hukum c. pemberian sanksi berat kepada pelanggar hukum d. mengadakan penyuluhan hukum dan membentuk kadarkum

10. Tegaknya hukum di Indonesia tergantung pada … a. banyaknya undang-undang b. hakim dalam memutus perkara c. jaksa sebagai pihak penuntut perkara d. kesadaran masyarakat dan mental pemerintah

11. Norma hukum bertujuan… a. Tercapainya kehidupan bernegara yang tertib b. Terciptanya aparat Negara yang bersih c. Terselenggaranya system pemerintah yang baik d. Terlindungnya hak rakyat kecil

12. Kapan hukum akan terlaksana dengan baik? a. aturan yang ada disertai sanksi yang berat b. ada rasa takut dari warga masyarakat terhadap penegak hukum

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

134

c. ada kesadaran warga negara untuk menaati aturan-aturan hukum yang berlaku

d. petugas penegak hukum selalu siap mengawasi tingkah laku warga masyarakat

13. Kekuasaan tertinggi adalah terletak pada hukum disebut dengan istilah … a. supremasi hukum b. kepastian hukum c. legitimasi hukum d. keadilan hukum

14. Setiap warga negara Indonesia wajib menjunjung tinggi hukum, tercantum dalam UUD 1945 pasal …

a. 26 b. 27 ayat 1 c. 27 ayat 2 d. 28 15. Di dalam negara hukum, seseorang dikatakan bersalah apabila ….

a. ia ditangkap polisi b. hakim memvonis di pengadilan c. jaksa menuntut ia ke pengadilan d. banyak orang menyatakan ia bersalah

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan jelas! 1. Apakah hakikat hukum itu? 2. Jelaskan fungsi hukum bagi warga negara! 3. Sebutkan ciri-ciri negara hukum! 4. Apakah yang dimaksud dengan supremasi hukum?

5. Apakah negara Indonesia sudah memenuhi kreteria/ ciri negara hukum? Jelaskan!

PENERAPAN SIKAP terhadap NORMA, KEBIASAAN, ADAT ISTIADAT DAN PERATURAN

Hukum atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia secara teoritis memang bagus-bagus. Tetapi pada kenyataan yang terjadi di lapangan justru tidak dilaksanakan dengan baik. Kalaupun dilaksanakan, hanya setengah hati, tidak konsisten. Untuk bisa menjadi bangsa yang bertindak, artinya bahwa para pembuat peraturan secara teoritis ikut menyusun hukum/ peraturan juga secara praktek ikut melaksanakan dengan baik dengan cara membuang mentalitas semacam itu. Mentalitas itu harus dirubah menjadi mentalitas baru, yaitu mentalitas yang bersusah payah berupaya dari awal, langkah demi langkah demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik.

Terkait dengan mentalitas baru itu, kita harus bersikap positip dan proaktif, mulai dari diri sendiri, dari yang kecil dan mulai sekarang juga. Kalau cara seperti itu diikuti, siapapun akan mampu menerapkan berbagai norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kegiatan Belajar III

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

135

TUGAS: WAWANCARA- KEGIATAN INDIVIDU 1. Pilihlah seorang temanmu di sekolah yang dinilai paling taat aturan.

Kemudian lakukan wawancara terhadapnya dengan fokus pertanyaan: latar belakang/ alasan/ tujuan siswa tersebut membiasakan diri taat aturan/ hukum dan bagaimana ia membangun kebiasaan seperti itu.

2. Lengkapi hasil wawancaramu itu dengan biografi ringkas, gambaran situasi pada saat kamu mengadakan wawancara serta kesanmu selama melakukan wawancara.

3. Rekam hasil wawancaramu itu kemudian tulis dalam kertas laporan tugas dan kumpulkan.

PENUTUP Selamat anda telah selesai mempelajari kompetensi dasar 1-3. Dengan selesainya anda mempelajari modul ini, anda dapat menjelaskan norma-norma dalam masyarakat, fungsi hukum dan diharapkan anda dapat menerapkan aturan-aturan tersebut dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Semoga anda berhasil dalam mengikuti tes akhir modul ini dan dapat melanjutkan pada modul berikutnya. Bacalah ringkasan berikut ini!

1. Norma ada empat macam (agama- hukum- kesopanan- kesusilaan). Di antara norma tersebut yang paling tegas adalah norma hukum

2. Selain empat norma tersebut, ada juga norma yang lain, yaitu berupa: • Cara • Kebiasaan • Adat istiadat

3. Norma yang berlaku di lingkungan Negara disebut sebagai norma hukum- peraturan hukum.

4. Peraturan hukum yang dibuat oleh pemerintah meliputi peraturan hukum di pusat dan daerah

5. Peraturan hukum di pusat terdiri dari: 1) UUD 1945 2) TAP MPR RI 3) UU 4) PERPPU 5) PP 6) KEPPRES

6. Peraturan hukum di daerah yaitu: 1) Perda yang dibuat oleh Gubernur 2) Perda yang dibuat oleh DPRD 3) Perda yang dibuat oleh Walikota/ Bupati

7. Penerapan norma-norma mulai dari lingkungan masyarakat, bangsa dan negara

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

142  

       

 

      

 

 

Foto 1. Foto Game Lari Duduk

Lampiran 7: Foto-foto Hasil Penelitian

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

143  

Foto 2. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

144  

Foto 3. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

145  

Foto 4. Pajangan Kelas

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

146  

Foto 5. Kreatifitas Siswa

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

147  

Foto 6. Kegiatan Pengamatan Siswa

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

148  

Foto 7. Pojok Baca

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

149  

Foto 8. Majalah Dinding

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

150  

Foto 9. Studi Kasus

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

151  

Foto 10. Media Belajar

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

152  

Foto 11. Sumber dan Alat Bantu Pembelajaran

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

153  

Foto 12. Slogan-slogan

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

154  

Foto 13. Slogan-slogan

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

155  

Foto 14. Lembar Studi Kasus

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel60F5672FD91605E8C0EC357... · kualitatif, dan jenis penelitian ... mereview pelajaran

RIWAYAT HIDUP

Khithok Ahmad Purwanto dilahirkan di Bojonegoro pada

tanggal 11 Mei 1986, anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak Suparno dan Ibu Datik. Pendidikan dimulai

dari bangku Taman Kanak-kanak yang ditempuh di kampung

halamannya di Bojonegoro yaitu di TK Cendono Murni dan

selesai pada tahun 1992, kemudian dilanjutkan ke Pendidikan

Dasar dan Menengah. Sekolah Dasar di SD Negeri Cendono

lulus tahun 1998, SLTP di MTsN Bojonegoro II Padangan

lulus tahun 2001 dan SMA di MAN I Bojonegoro lulus tahun 2004.

Pendidikan jenjang yang lebih tinggi penulis tempuh di Universitas Negeri

Malang (UM) Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

melalui jalur SPMB. Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis pernah

mendapatkan beberapa beasiswa, diantaranya beasiswa PPA pada semester 4,

beasiswa pengganti PPA pada semester 6, dan terakhir beasiswa Bantuan Skripsi

pada saat memprogram skripsi. Selain itu, penulis juga pernah aktif menjadi

anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PPKn periode 2005-2006 bidang

keolahragaan.