PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal...

15
PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN Ratna Wahyu Utami 1 , Satti Wagistina 2 , Bagus Setiabudi Wiwoho 3 1 Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang 2 dan 3 Dosen Geografi Universitas Negeri Malang Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: [email protected] Abstrak: tujuan penelitian untuk mengetahui pembangunan minapolis dan hinterland kawasan minapolitan di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian menggunakan analisis statistik deskriptif analisis spasial Nearest Neighbour Analysis. Pembangunan di minapolis secara umum memenuhi target capaian berupa penataan ruang berupa zonasi laut dan pesisir dan sebesar 79,73% masyarakat memiliki pengetahuan sedang dan 93,24% memiliki sikap setuju terhadap pembangunan kawasan minapolitan. Pembangunan di hinterland secara umum memenuhi target capaian dengan adanya peluang investasi di wilayah dan sebesar 57,14% masyarakat memiliki pengetahuan rendah dan 66,67% memiliki sikap setuju terhadap pembangunan kawasan minapolitan. Kata kunci: minapolis, hinterland, minapolitan Pembangunan sektor kelautan dan perikanan memerlukan penyesuaian dan perubahan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi yang lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Minapolitan merupakan kebijakan yang diperuntukkan untuk menata ruang kawasan pesisir agar ruang dapat mendukung kegiatan pesisir yang cukup kompleks. Pembangunan kawasan minapolitan di Kabupaten Banyuwangi harus selaras antara pembangunan fisik dan sosial, karena permasalahan yang terjadi masyarakat hanya dijadikan sebagai subyek pembangunan yang berperan pasif. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya pembangunan partisipatif. Upaya ini didasarkan pada pembangunan fisik fungsi wilayah dan pengetahuan serta sikap masyarakat. Pentingnya upaya ini didasarkan atas kenyataaan bahwa secara psikologis, pengetahuan dan sikap seseorang cenderung berpengaruh terhadap perilakunya (Dissastra, 2011). Menurut Kurniawan (2010) pembangunan di sektor kelautan dan perikanan, tidak boleh dipandang hanya sebagai cara untuk menghilangkan kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena sektor kelautan dan perikanan merupakan basis perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya jika 1

Transcript of PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal...

Page 1: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

1

PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN

MINAPOLITAN

Ratna Wahyu Utami1, Satti Wagistina

2, Bagus Setiabudi Wiwoho

3

1 Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang

2 dan 3 Dosen Geografi Universitas Negeri Malang

Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: [email protected]

Abstrak: tujuan penelitian untuk mengetahui pembangunan minapolis dan

hinterland kawasan minapolitan di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian

menggunakan analisis statistik deskriptif analisis spasial Nearest Neighbour

Analysis. Pembangunan di minapolis secara umum memenuhi target capaian

berupa penataan ruang berupa zonasi laut dan pesisir dan sebesar 79,73%

masyarakat memiliki pengetahuan sedang dan 93,24% memiliki sikap setuju

terhadap pembangunan kawasan minapolitan. Pembangunan di hinterland

secara umum memenuhi target capaian dengan adanya peluang investasi di

wilayah dan sebesar 57,14% masyarakat memiliki pengetahuan rendah dan

66,67% memiliki sikap setuju terhadap pembangunan kawasan minapolitan.

Kata kunci: minapolis, hinterland, minapolitan

Pembangunan sektor kelautan dan perikanan memerlukan penyesuaian dan

perubahan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi yang lebih fokus pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Minapolitan merupakan kebijakan yang

diperuntukkan untuk menata ruang kawasan pesisir agar ruang dapat mendukung

kegiatan pesisir yang cukup kompleks. Pembangunan kawasan minapolitan di

Kabupaten Banyuwangi harus selaras antara pembangunan fisik dan sosial, karena

permasalahan yang terjadi masyarakat hanya dijadikan sebagai subyek

pembangunan yang berperan pasif. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan

upaya pembangunan partisipatif. Upaya ini didasarkan pada pembangunan fisik

fungsi wilayah dan pengetahuan serta sikap masyarakat. Pentingnya upaya ini

didasarkan atas kenyataaan bahwa secara psikologis, pengetahuan dan sikap

seseorang cenderung berpengaruh terhadap perilakunya (Dissastra, 2011).

Menurut Kurniawan (2010) pembangunan di sektor kelautan dan

perikanan, tidak boleh dipandang hanya sebagai cara untuk menghilangkan

kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena sektor kelautan dan

perikanan merupakan basis perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya jika

1

Page 2: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

2

sektor perikanan dan kelautan ini dikembangkan menjadi sektor unggulan dalam

kancah perdagangan internasional, dengan demikian, dukungan sektor industri

terhadap pembangunan di sektor perikanan dan kelautan menjadi suatu hal yang

bersifat keharusan.

Perencanaan pembangunan dengan memperhatikan partisipasi masyarakat

akan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau program pembangunan yang

disusun itu adalah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat (Adisasmita,

2006). Dengan penyusunan rencana/program pembangunan secara terarah dan

serasi terhadap kebutuhan masyarakat dan pelaksanaan (implementasi) program

pembangunan secara efektif dan efisien berarti distribusi dan alokasi faktor-faktor

produksi dapat dilaksanakan secara optimal, demikian pula pencapaian sasaran

peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan kerja atau

pengurangan pengangguran, berkembangnya kegiatan lokal baru, peningkatan

pendidikan dan kesehatan masyarakat, peningkatan keswadayaan dan partisipasi

masyarakat akan terwujud secara optimal.

METODE

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pembangunan kawasan minapolitan

dan analisis spasial Nearest Neighbour Analysis yang bertujuan untuk mengetahui

pola spasial fungsi wilayah yang sudah terbangun. Pengambilan sampel wilayah

dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan

memperhatikan penetapan lokasi kawasan minapolitan. Sedangkan pengambilan

sampel responden menggunakan proportional random sampling sejumlah 95

responden dari 7.814 kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan di Desa

Kedungrejo dan Bomo. Variabel dalam penelitian ini adalah Fishery town,

Fishery park, pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pembangunan kawasan

minapolitan.

Page 3: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

3

HASIL

Pengetahuan Masyarakat mengenai Pembangunan Kawasan Minapolitan

Hasil analisis distribusi frekuensi jawaban 95 responden (74 responden

minapolis dan 21 responden hinterland) baik mutlak maupun relatif (persentase)

yang telah dilakukan penskoran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Pembangunan Kawasan Minapolitan

Rentan

Skor Klasifikasi

Minapolis Hinterland

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

15-30 Rendah 2 2,7 12 57,14

31-45 Sedang 59 79,73 8 38,1

46-60 Tinggi 13 17,57 1 4,76

∑ 74 100 21 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Pengetahuan masyarakat di minapolis tergolong sedang terkait dengan

indikator pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan penilaian masyarakat

terhadap pembangunan kawasan minapolitan sudah baik. Pada umumnya

masyarakat di Desa Kedungrejo memiliki pengetahuan yang cukup memadai

bahkan tinggi yang diperoleh dari pengalaman dan penyuluhan dari Dinas

Perikanan dan Kelautan yang terkait dengan pemberitahuan mengenai desa yang

dikembangkan sebagai kawasan minapolitan, sedangkan pengetahuan masyarakat

hinterland tergolong rendah karena masyarakat memiliki pengetahuan rendah

yang meliputi semua indikator pengetahuan, yaitu pengetahuan; pemahaman,

penerapan, penggambaran, penyusunan usaha-usaha, dan penilaian mengenai

pembangunan kawasan minapolitan.

Sikap Masyarakat terhadap Pembangunan Kawasan Minapolitan

Hasil analisis distribusi frekuensi jawaban 95 responden (74 responden

minapolis dan 21 responden hinterland) baik mutlak maupun relatif (persentase)

yang telah dilakukan penskoran dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Page 4: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

4

Tabel 2 Sikap Masyarakat terhadap Pembangunan Kawasan Minapolitan

Rentan

Skor Klasifikasi

Minapolis Hinterland

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

15-30 Tidak Setuju 0 0 7 33,33

31-45 Setuju 69 93,24 14 66,67

46-60 Sangat Setuju 5 6,76 0 0

∑ 74 100 21 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan walaupun tingkat pendidikan sebagian

besar 40,54% masyarakat Desa Kedungrejo hanya mengenyam pendidikan SD,

namun 93,24% sikap masyarakat terhadap pembangunan kawasan minapolitan

tergolong setuju. Hal ini dikarenakan masyarakat memiliki sikap setuju pada

indikator pemahaman, perasaan, dan kecenderungan berbuat terhadap

pembangunan kawasan minapolitan. Pengetahuan yang mereka dapatkan tidak

hanya dari jenjang pendidikan formal, melainkan dari pendidikan nonformal

seperti penyuluhan dan pengarahan tentang pembangunan kawasan minapolitan,

sedangkan sebagian besar 66,67 % sikap masyarakat Desa Bomo terhadap

pembangunan kawasan minapolitan setuju, sama halnya dengan masyarakat di

minapolis bahwa masyarakat memiliki sikap setuju pada indikator pemahaman,

perasaan, dan kecenderungan berbuat terhadap pembangunan kawasan

minapolitan. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat mulai

menyadari pentingnya untuk mendukung suatu kebijakan yang direncanakan oleh

pemerintah.

Pola Spasial Fungsi Fishery Town di Minapolis

Desa Kedungrejo merupakan minapolis kawasan minapolitan Kabupaten

Banyuwangi yang memiliki fungsi sebaga fishery town. Fungsi wilayah yang

harus ada sebagai fishery town diantaranya harus terdapat: (1) industri

pengalengan ikan, (2) industri tepung ikan, (3) industri minyak ikan, (4) cold

storage, (5) tempat pelelangan ikan (TPI), (6) pasar ikan; dan (7) pelabuhan

perikanan pantai (PPP).

Page 5: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

5

Pola Spasial Industri Pengalengan Ikan

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah industri pegalengan ikan yang

terdapat di Desa Kedungrejo berjumlah 8 dan untuk lokasi masing-masing industri

dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Lokasi Industri Pengalengan Ikan Gambar 2. Hasil NNA Pengalengan Ikan

Berdasarkan hasil analisis spasial NNA, industri pengalengan ikan di Desa

Kedungrejo memiliki pola spasial menyebar yang cenderung mengelompok.

Lokasi industri pengalengan ikan tersebar di kawasan pesisir dengan karena untuk

pengiriman produk ke luar Pulau Jawa maupun ke luar negeri menggunakan

transportasi laut berupa kapal.

Pola Spasial Industri Tepung Ikan

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah industri tepung ikan yang terdapat

di Desa Kedungrejo berjumlah 9 dan untuk lokasi masing-masing industri dapat

dilihat pada Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Lokasi Industri Tepung Ikan Gambar 4. Hasil NNA Tepung Ikan

Page 6: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

6

Berdasarkan hasil analisis spasial NNA, industri tepung ikan di Desa

Kedungrejo memiliki pola spasial menyebar. Lokasi industri pengalengan ikan

tersebar di kawasan pesisir, hal tersebut sesuai dengan karakteristik industri

perikanan berlokasi dekat dengan bahan baku.

Pola Spasial Industri Minyak Ikan

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah industri minyak ikan yang

terdapat di Desa Kedungrejo berjumlah 1 sehingga tidak memiliki pola spasial

dan untuk lokasi industri dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:

Gambar 5. Lokasi Industri Minyak Ikan

Pola Spasial Cold Storage

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah industri cold storage yang

terdapat di Desa Kedungrejo berjumlah 21 dan untuk lokasi masing-masing

industri dapat dilihat pada Gambar 6 berikut:

Gambar 6. Lokasi Cold Storage Gambar 7. Hasil NNA Cold Storage

Page 7: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

7

Lokasi cold storage berdasarkan hasil NNA tersebar secara acak di

kawasan pesisir, hal tersebut dikarenakan mendekati lokasi pelabuhan perikanan

pantai (PPP) yang merupakan tempat berlabuhnya para nelayan sebagai pemasok

bahan utama yang berupa ikan.

Pola Spasial Tempat Pelelangan Ikan

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah tempat pelelangan ikan yang

terdapat di Desa Kedungrejo berjumlah 1 sehingga tidak memiliki pola spasial

dan untuk lokasi TPI dapat dilihat pada Gambar 8 berikut:

Gambar 8. Lokasi Tempat Pelelangan Ikan

Pola Spasial Pasar Ikan

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah tempat pasar ikan yang terdapat di

Desa Kedungrejo berjumlah 1 sehingga tidak memiliki pola spasial dan untuk

lokasi pasar dapat dilihat pada Gambar 9 berikut:

Gambar 9. Lokasi Pasar Ikan

Page 8: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

8

Pola Spasial Pelabuhan Perikanan Pantai

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah pelabuhan perikanan pantai yang

terdapat di Desa Kedungrejo berjumlah 2 unit sehingga tidak memiliki pola

spasial dan untuk lokasi pelabuhan perikanan pantai dapat dilihat pada Gambar 10

berikut:

Gambar 10. Lokasi Pelabuhan Perikanan Pantai

Pola Spasial Fungsi Fishery Park di Hinterland

Desa Bomo merupakan hinterland kawasan minapolitan Kabupaten

Banyuwangi yang memiliki fungsi sebaga fishery park. Fungsi wilayah yang

harus ada sebagai fishery park diantaranya harus terdapat: (1) wisata bahari, dan

(2) lahan budidaya perikanan.

Pola Spasial Wisata Bahari

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah wisata bahari yang terdapat di

Desa Bomo berjumlah 1 sehingga tidak memiliki pola spasial dan untuk lokasi

pantai dapat dilihat pada Gambar 11 berikut:

Gambar 11. Lokasi Wisata Bahari

Page 9: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

9

Pola Spasial Lahan Budidaya Perikanan

Hasil penghitungan di lapangan, jumlah lahan budidaya perikanan yang

terdapat di Desa Bomo berjumlah 6 dan untuk lokasi masing-masing lahan dapat

dilihat pada Gambar 12 berikut:

Gambar 12. Lokasi Lahan Budidaya Perikanan Gambar 13. Hasil NNA Lokasi Tambak

Lahan budidaya perikanan di Desa Bomo memiliki pola spasial menyebar,

terlihat hampir sseluruh sisi pantai di Desa Bomo merupakan lahan yang

dimanfaatkan unuk budidaya perikanan. Karakteristik nelayan desa yang hanya

menggunakan alat pancing dan perahu sederhana mendorong masyarakat untuk

membudidayakan udang.

PEMBAHASAN

Pembangunan Kawasan Minapolitan di Minapolis

Pembangunan kawasan minapolitan di minapolis secara keseluruhan sudah

memenuhi target capaian. Hal tersebut sesuai dengan capaian yang diharapkan

pembuat kebijakan yaitu termanfaatkannya penataan ruang berupa zonasi laut dan

pesisir. Pemanfaatan ruang di minapolis terlihat dari fungsi desa sebagai Fishery

Town sudah terbangun, meskipun masih terdapat kekurangan. Ditinjau dari

keterkaitan langsung maupun tidak langsung ke belakang (backward linkage),

menunjukkan industri pengalengan ikan merupakan sektor utama yang berperan

penting dalam perekonomian wilayah.

Page 10: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

10

Pembangunan dari aspek sosial terlihat dari pengetahuan dan sikap

masyarakat pesisir mengenai pembangunan kawasan minapolitan. Berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 79,73% responden memiliki

pengetahuan sedang mengenai pembangunan kawasan minapolitan. Sebagian

besar pendidikan terakhir responden adalah sekolah dasar sebesar 40,54%, akan

tetapi sikap masyarakat terhadap pembangunan kawasan minapolitan sebesar

93,24% tergolong setuju dan sisanya tergolong sangat setuju. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa pengetahuan yang mereka dapatkan tidak hanya dari

jenjang pendidikan formal, melainkan dari pendidikan nonformal seperti

penyuluhan dan pengarahan tentang pembangunan kawasan minapolitan.

Penyuluhan dan pengarahan yang masyarakat Desa Kedungrejo terima berupa

pemberitahuan dan ajakan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Banyuwangi untuk mendukung dan ikut berperan serta terhadap kemajuan desa.

Namun demikian, sumber terbesar pengetahuan masyarakat adalah dari

pengalaman tentang pentingnya modernisasi pembangunan guna meningkatkan

kesejahteraan.

Pengetahuan mengenai pembangunan kawasan minapolitan yang dimiliki

oleh masyarakat di minapolis kawasan minapolitan berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kawasan minapolitan,

walaupun tingkat pendidikan masyarakat masih rendah (tamat SD) akan tetapi

tingkat pengetahuan masyarakat dalam kategori sedang dengan sikap setuju

terhadap pembangunan kawasan minapolitan. Selain itu, sikap masyarakat

merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan suatu

pembangunan. Jika sikap masyarakat semakin positif, maka akan mendatangkan

tingkah laku yang mendukung dan menunjang pembangunan kawasan

minapolitan di minapolis.

Pembangunan Kawasan Minapolitan di Hinterland

Pembangunan kawasan minapolitan di hinterland secara umum sudah

memenuhi target capaian. Target capaian yang diharapkan pemerintah selaku

pembuat kebijakan salah satunya adalah terbukanya peluang investasi di bidang

Page 11: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

11

kelautan dan perikanan. Peluang investasi di hinterland sudah terlihat dari

pembangunan fisik di Desa Bomo terlihat dari fungsi desa sebagai Fishery Park

sudah terbangun, meskipun masih terdapat kekurangan. Hal tersebut dapat terlihat

adanya Pantai Bomo sebagai wisata bahari kawasan, serta lahan budidaya

perikanan berjumlah 5 unit (2 unit tambak ikan sidat dan 3 unit tambak udang).

Pantai Bomo sebagai wisata unggulan daerah masih belum memiliki

fasilitas yang mencirikan bahwa pantai tersebut adalah wisata bahari. Keindahan

pantai hanya didukung oleh fasilitas seperti, rumah makan, penyewaan perahu,

penyewaan alat pancing, dan toilet. Pembangunan wisata bahari bertolak belakang

dengan pembangunan lahan budidaya perikanan. Budidaya perikanan di

hinterland kawasan minapolitan terlihat mulai baik seiring dengan adanya

investor asing dari Jepang yang membudidayakan ikan sidat di pesisir Desa

Bomo.

Pembangunan dari aspek sosial terlihat dari pengetahuan dan sikap

masyarakat pesisir mengenai pembangunan kawasan minapolitan. Berkaitan

dengan hal tersebut dan hasil penelitian yang didapatkan, meskipun 57,14%

tingkat pengetahuan masyarakat yang tergolong rendah, akan tetapi sikap

masyarakat sebesar 66,67% adalah setuju terhadap pembangunan kawasan

minapolitan. Hal ini dikarenakan keinginan mereka untuk berkembang lebih maju

guna mencapai kesejahteraan, sehingga diperlukan kerjasama dengan pemerintah

untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang saling menguntungkan kedua belah

pihak dalam upaya pemanfaatan hasil laut.

Pengembangan kawasan pada dasarnya harus dilandaskan pada

pembangunan kapasitas sumber daya manusia di dalam kawasan tersebut. Hal ini

tentunya tidak akan pernah terwujud jika masyarakat hanya dijadikan subyek pasif

pembangunan, sehingga konsep pendekatan pembangunan partisipatif menjadi

penting untuk diperhatikan dalam pengembangan kawasan Minapolitan. Menurut

Azwar (2001) dalam kaitannya dengan perencanaan di tingkat lokal, partisipasi

masyarakat menjadi penting karena sebenarnya merekalah yang paling

mengetahui situasi dan kondisi wilayah tempat tinggal mereka. Apabila mereka

tidak dilibatkan secara penuh, maka pemahaman yang terbatas dari pihak

Page 12: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

12

pengelola program bisa menimbulkan dampak menurunnya dukungan masyarakat

terhadap pelaksanaan program dan akhirnya pelaksanaan program tersebut tidak

akan mencapai sasaran, selain hal tersebut, menurut Rustiadi (2011:38)

pengembangan kawasan terkait dengan pengembangan fungsi tertentu dari suatu

unit wilayah, mencakup fungsi sosial, ekonomi, budaya, politik, maupun

pertahanan dan keamanan. Pembangunan kawasan minapolitan di Desa Bomo

sebagai hinterland harus lebih ditingkatkan terutama dalam segi pembangunan

sosialnya.

Keterkaitan antara Minapolis dan Hinterland Kawasan Minapolitan

Kawasan minapolitan memiliki dua wilayah yang saing berkaitan satu

sama lain, yaitu antara wilayah inti (minapolis) dan penyangga (hinterland). Hal

ini berdasarkan Hukum Geografi “Tobler” yang pertama menyebutkan bahwa

Setiap hal memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang lebih berdekatan

memiliki keterkaitan lebih dari lainnya (Rustiadi, 2011). Hal tersebut

mengindikasikan apabila perkembangan suatu wilayah lebih dipengaruhi oleh

wilayah disebelahnya atau lebih dekat dibandingkan wilayah lain yang lebih

berjauhan akibat adanya interaksi sosial-ekonomi antar penduduk.

Interaksi sosial ekonomi antara kedua wilayah tersebut diindikasikan dari

perolehan hasil tangkapan nelayan di hinterland berupa ikan pancingan

dipasarkan di Desa Kedungrejo sebagai minapolis dengan harga yang relatif lebih

mahal daripada ikan tangkapan menggunakan purse seine. Desa Kedungrejo

memiliki beberapa industri pengolahan ikan, salah satunya tepung ikan yang

dimanfaatkan sebagai pakan ikan budidaya di hinterland. Budidaya ikan sidat

yang sedang dikembangkan di hinterland, membutuhkan banyak pasokan tepung

ikan sebagai pakan, sehingga jumlah industri tepung ikan di minapolis yang

berjumlah 9 unit diharapkan cukup memenuhi permintaan di hinterland.

Interaksi antara dua wilayah dengan fungsi masing-masing wilayah yang

telah ditetapkan menjadi menjadi keharusan untuk terus ditingkatkan

kerjasamanya. Penggerak utama ekonomi wilayah, yaitu Desa Kedungrejo dan

Page 13: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

13

Bomo harus saling melengkapi sehingga menjadi sebuah kawasan minapolitan

yang berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan wacana dari Kementerian

Perikanan dan Kelautan (2010), bahwa penggerak utama ekonomi di Kawasan

Minapolitan dapat berupa sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap,

perikanan budidaya, pengolahan ikan, atau pun kombinasi kedua hal tersebut.

Sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan

penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan adalah pelabuhan perikanan

dalam hal ini terletak di Desa Kedungrejo sebagai minapolis kawasan. Sementara

itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budidaya berada di Desa

Bomo sebagai hinterland kawasan. Sentra produksi pengolahan ikan dan

perdagangan yang berada di sekitar pelabuhan perikanan, Desa Kedungrejo, juga

dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan. Zonasi ruang

di minapolis maupun hinterland kawasan minapolitan dapat dilihat pada gambar

14 dan 15 berikut:

Gambar 14. Zonasi Ruang Minapolis Gambar 15. Zonasi Ruang Hinterland

Secara teoritis, pertumbuhan suatu pusat kawasan ditunjang oleh

hinterland yang baik, sehingga antar dua wilayah memiliki hubungan fungsional.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Desa Kedungrejo sebagai

minapolis berfungsi sebagai: (1) tempat terkonsentrasinya penduduk

(pemukiman); (2) pusat pelayanan terhadap hinterland; (3) pasar bagi komoditas

perikanan; dan (4) lokasi pemusatan kegiatan industri perikanan, sedangkan Desa

Bomo sebagai hinterland berfungsi sebagai: (1) pemasok (produsen) bahan baku

berupa ikan; (2) pemasok tenaga kerja melalui proses urbanisasi maupun

menglaju (commuting); dan (3) penjaga keseimbangan ekologis.

Page 14: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Pembangunan kawasan minapolitan di minapolis secara umum sudah

mencapai target capaian. Hal tersebut terbukti dari pembangunan fisik di Desa

Kedungrejo terlihat dari fungsi desa sebagai Fishery Town sudah terbangun.

Pembangunan dari aspek sosial terlihat dari mayoritas pengetahuan masyarakat

adalah sedang dan sikap masyarakat setuju mengenai pembangunan kawasan

minapolitan. Pembangunan kawasan minapolitan di hinterland secara umum

belum mencapai target capaian. Pembangunan fisik di Desa Bomo terlihat dari

fungsi desa sebagai Fishery Park sudah terbangun, meskipun masih terdapat

kekurangan. Pembangunan dari aspek sosial terlihat dari mayoritas pengetahuan

masyarakat yang rendah, akan tetapi sikap masyarakat setuju mengenai

pembangunan kawasan minapolitan.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat diberikan

beberapa saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut: (1) Dinas Perikanan

dan Kelautan selaku pembuat kebijakan disarakan dapat merangkul dan

melibatkan seluruh nelayan minapolis maupun hinterland sebagai subyek

pembangunan untuk ikut serta membangun Desa Kedungrejo dan Bomo sehingga

tercipta sebagai desa mandiri; dan (2) semua lapisan masyarakat minapolis

maupun hinterland dapat berperan aktif dalam membantu proses pembangunan

yang telah diprogramkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan serta ikut mengawasi

dalam pelaksanaannya sehingga upaya pemanfaatan dan pembangunan kawasan

berdasarkan fungsinya tetap terjaga dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Azwar, Saifuddin. 2001. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Dissastra, Dito. 2011. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang terhadap Fungsi Hutan. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: FIS UM.

Page 15: PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND ... - Jurnal …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel80135EA3582CCBB59A9318... · 1 PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

15

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Rencana Strategis Kementerian

Kelautan dan Perikanan 2010 – 2014. Jakarta: Kementerian Kelautan dan

Perikanan.

Kurniawan, Tony F. 2010. Analisis dan Reformasi Kebijakan Pembangunan

Kelautan dan Perikanan Di Indonesia. (online),

(http://pasca.unand.ac.id/id/wpcontent/uploads/2012/10/ARTIKEL05.pdf),

diakses 28 Desember 2012.

Rustiadi, Ernan, dkk. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta:

Crestpent Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.