jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web...

28
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS X SMA NEGERI 1 TUMPANG Khairul Yaum Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang E-mail: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumpang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar motivasi belajar dan tes hasil belajar yang dianalisis menggunakan Anakova. Hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Two Stay Two Stray, Contextual Teaching and Learning, motivasi belajar, hasil belajar Abstract: This study aims to investigate the effect of cooperative learning model two stay two stray with contextual teaching and learning approach on student’s motivation and achievement of class X SMA Negeri 1 Tumpang. The datas are obtained by using sheat of motivation and achievement test are analyzed using Anacova. The result of study showed cooperative learning model Two Stay Two Stray with Contextual Teaching and Learning approach affecting an increasing motivation and learning outcome. 1

Transcript of jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web...

Page 1: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJARBIOLOGI SISWAKELAS X SMA NEGERI 1 TUMPANG

Khairul YaumUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang

E-mail: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumpang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar motivasi belajar dan tes hasil belajar yang dianalisis menggunakan Anakova. Hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Two Stay Two Stray, Contextual Teaching and Learning, motivasi belajar, hasil belajar

Abstract: This study aims to investigate the effect of cooperative learning model two stay two stray with contextual teaching and learning approach on student’s motivation and achievement of class X SMA Negeri 1 Tumpang. The datas are obtained by using sheat of motivation and achievement test are analyzed using Anacova. The result of study showed cooperative learning model Two Stay Two Stray with Contextual Teaching and Learning approach affecting an increasing motivation and learning outcome.

Keywords: Two Stay Two Stray, Contextual Teaching and Learning, learning motivation, learning outcome

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara cukup atau memadai dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2003). BSNP (2006) menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dengan mengoptimalkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Pendidikan mencakup berbagai macam ilmu pengetahuan, salah satunya adalah Biologi.

1

Page 2: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang dibahas pada lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Yustini dan Mariani (2005) menyatakan bahwa Biologi lebih menekankan pada kegiatan belajar mengajar, mengembangkan konsep dan keterampilan proses siswa melalui berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan bahan kajian yang diajarkan. Namun pada kenyataannya, pembelajaran Biologi yang dilakukan saat ini masih banyak menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) tanpa kurang memperhatikan aktivitas siswa, sehingga berimbas pada motivasi dan hasil belajar. Hal tersebut tidak sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kegiatan pembelajarannya diharapkan berpusat pada siswa (student center) (BSNP, 2006).

Pembelajaran perlu memperhatikan interaksi dan kerjasama antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Hal ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu yang dapat memunculkan kondisi tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa, interaksi, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan mampu bekerjasama dan saling membantu dalam kelompok kecil sehingga mendapatkan penghargaan (Yustini dan Mariani, 2005). Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan guru dalam kelas, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS).

Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar secara leluasa dengan bekerjasama dalam kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (1) dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan; (2) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna; (3) lebih berorientasi pada keaktifan; dan (4) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar (Lie, 2002). Penerapan model pembelajaran kooperatif perlu memperhatikan aspek pendekatan yang diterapkan. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dengan memperhatikan motivasi siswa adalah pendekatan kontektual.

Johnson (2002) menyatakan Contextual Teaching and Learning sebagai pembelajaran yang didasarkan pada pemikiran bahwa makna materi muncul dari hubungan isi dan konteksnya. Contextual Teaching and Learning melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan materi pelajaran yang diperoleh di sekolah dengan konteks kehidupan nyata. Siswa mempelajari konteks nyata dengan cara mengetahui, melihat, merasakan, bahkan mempraktekkan langsung suatu kejadian dalam materi tersebut. Keunggulan Contextual Teaching and Learning adalah pembelajaran yang berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa (Sardiman, 2008).

Pembelajaran yang baik tidak lepas dari pengaruh model pembelajaran yang diterapkan. Guru yang biasa mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang tetap dalam setiap pertemuan akan membuat siswa bosan, mengantuk, pasif, dan tidak memiliki semangat dalam belajar. Model pembelajaran yang inovatif sangat diperlukan untuk memotivasi siswa belajar

2

Page 3: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Sardiman, 2008). Model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa juga dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan. Metode-metode inovatif sangat diperlukan untuk memotivasi siswa belajar yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Sardiman, 2008). Pemilihan dan penggunaan metode inovatif menjadi tugas pendidik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tumpang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah cukup beragam, diantaranya dengan metode ceramah, diskusi, dan praktikum, serta menggunakan power point berbantuan komputer dan LCD, namun hal ini kurang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa siswa menunjukkan bahwa penyampaian materi dengan menggunakan power point berbantuan komputer dan LCD secara terus menerus terkadang membuat siswa merasa bosan karena siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi dengan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan pembelajaran Biologi terkesan membosankan.

Kurangnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa siswa yang cenderung bermain handphone, mengobrol dengan teman sebangkunya, menggambar di buku tulis, dan mengantuk. Selain itu hasil belajar Biologi yang masih rendah dapat ditunjukkan dari dokumen nilai ujian tengah semester (UTS) untuk mata pelajaran Biologi dimana ± 75% siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan rata-rata nilai 68,00. Hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional dan berpusat pada guru. Model dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa diperlukan agar dapat mendukung pembelajaran menjadi lebih baik dan kondusif sehingga mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

METODEPenelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif bersifat eksperimen

semu (quasy experimental design). Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest posttest nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumpang tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa pada setiap kelas ± 34 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 yang dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah 33 siswa kelas X-6 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 34 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara uji kesetaraan dengan menggunakan nilai ijazah SMP dari kedua kelas tersebut.

Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen

perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa (LKS).

3

Page 4: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Instrumen pengukuran terdiri dari lembar keterlaksanaan pembelajaran lembar motivasi belajar siswa, dan lembar tes hasil belajar siswa.Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berapa data motivasi dan hasil belajar siswa pada materi dunia tumbuhan (Plantae) dan dunia hewan (Animalia) melalui model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional berupa metode ceramah dan diskusi pada kelas kontrol. Data motivasi belajar diperoleh dari lembar motivasi belajar yang diberikan pada awal dan akhir perlakuan, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari pemberian pretest dan posttest.

Analisis Data Analisis data dilakukan melalui uji prasyarat analisis dan uji hipotesis

terhadap data motivasi dan hasil belajar siswa. 1. Uji prasyarat analisis

Uji prasyarat analisis data dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data apakah data benar-benar terdistribusi normal dan kovariannya homogen.a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan program SPSS 16 for windows berupa Uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikasi 0,05. Adapun krtiteria pengujian untuk uji normalitas adalah sebagai berikut. Jika menghasilkan nilai probabilitas (Asymp.Sig) < α (α = 0.05), maka dapat

dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Jika menghasilkan nilai probabilitas (Asymp.Sig) > α (α = 0.05), maka dapat

dikatakan bahwa data berdistribusi normal.b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan terhadap dua kelompok sampel dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok yang digunakan sebagai sampel berasal dari populasi yang sama. Uji ini menggunakan program SPSS 16 for windows berupa Uji Levene’s dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun krtiteria pengujian untuk uji normalitas adalah sebagai berikut. Jika menghasilkan nilai probabilitas (Asymp.Sig) < α (α = 0.05), maka dapat

dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Jika menghasilkan nilai probabilitas (Asymp.Sig) > α (α = 0.05), maka dapat

dikatakan bahwa data berdistribusi normal.2. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah motivasi dan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan atau tidak setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Jika kedua data tersebut terdistribusi normal dan homogen, maka analisis statistik yang digunakan adalah uji anakova menggunakan software SPSS 16.0 for Windows. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti

model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning mempengaruhi hasil belajar siswa.

4

Page 5: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning tidak mempengaruhi hasil belajar siswa.

HASILData penelitian ini diperoleh dari dua kelas yang diberi perlakuan berbeda,

yaitu kelas X-6 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang diajarkan secara konvensional berupa metode ceramah dan diskusi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data motivasi dan hasil belajar siswa. Data motivasi belajar siswa diperoleh dari lembar motivasi belajar yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari nilai pretest dan posttest yang terdiri dari 45 butir soal multiple choice yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan.

Keterlaksanaan PembelajaranKeterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa dapat dilihat dari

perolehan indikator yang muncul pada lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa pada kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2 yang tertera di bawah ini.

Tabel 1 Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru dan Siswa pada Kelas EksperimenPembelajaran Indikator yang

MunculTotal Indikator Keterlaksanaan

Pembelajaran (%)Oleh Guru 15 15 100Oleh Siswa 15 15 100Rerata 15 15 100

Tabel 2 Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru dan Siswa pada Kelas KontrolPembelajaran Indikator yang

MunculTotal Indikator Keterlaksanaan

Pembelajaran (%)Oleh Guru 12 12 100Oleh Siswa 12 12 100Rerata 12 12 100

Pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan pada kelas kontrol dengan metode konvensional berupa ceramah dan diskusi dilaksanakan selama enam kali pertemuan dengan dua pokok bahasan, yaitu dunia tumbuhan (Plantae) dan dunia hewan (Animalia). Hasil perhitungan keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol selama pembelajaran berlangsung adalah 100%, sehingga dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan selama penelitian di kelas eksperimen maupun kelas kontrol telah sesuai indikator pembelajaran yang direncanakan. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dilakukan melalui lima tahapan persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, formalisasi, evaluasi kelompok dan penghargaan, serta disesuaikan dengan asas-asas yang terdapat

5

Page 6: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian nyata (aunthentic assessment).

Uji Prasyarat AnalisisUji normalitas data dilakukan pada data motivasi belajar awal dan

motivasi belajar akhir siswa untuk motivasi belajar serta pretest dan posttest untuk hasil belajar siswa. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3 yang tertera di bawah ini.

Tabel 3 Hasil Uji NormalitasVariabel Uji Kolmogorov-Smirnov

Nilai Absolut (D)

Kolmogorov-Smirnov (Z)

Keterangan Taraf Signifikansi

Motivasi Belajar Awal 0,123 1,004 Normal 0,266Motivasi Belajar Akhir 0,112 0,915 Normal 0,372Pretest Hasil Belajar 0,137 1,122 Normal 0,161Posttest Hasil Belajar 0,108 0,882 Normal 0,418

Hasil uji normalitas menunjukkan taraf signifikansi motivasi awal sebesar 0,226, motivasi akhir sebesar 0,372, pretest sebesar 0,161, dan posttest sebesar 0,418. Taraf signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa semua data terdistribusi normal.

Uji homogenitas data dilakukan pada data motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir siswa untuk motivasi belajar serta pretest dan posttest untuk hasil belajar siswa. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4 yang tertera di bawah ini.

Tabel 4 Hasil Uji HomogenitasVariabel Nilai F

HitungDerajat Bebas 1

Derajat Bebas 2

Taraf Signifikansi

Motivasi Belajar Awal 0,417 1 65 0,521Motivasi Belajar Akhir 0,191 1 65 0,663Pretest Hasil Belajar 0,090 1 65 0,766Potstest Hasil Belajar 3,731 1 65 0,058

Hasil uji homogenitas menunjukkan taraf signifikansi motivasi awal sebesar 0,521, motivasi akhir sebesar 0,663, pretest sebesar 0,766, dan posttest sebesar 0,058. Taraf signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa semua data terdistribusi homogen.

Uji Hipotesis1. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dengan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan lembar motivasi belajar siswa maka diperoleh data motivasi belajar awal dan motivasi belajar akhir siswa baik pada kelas kesperimen maupun kelas kontrol seperti yang tertera pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini.

6

Page 7: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Tabel 5 Ringkasan Deskripsi Data Motivasi Belajar Awal Siswa Berdasarkan Lembar Motivasi Belajar

Variabel terikat: Motivasi Belajar AwalPerlakuan 2 Taraf Rata-rata Simpangan Baku Sampel

1 = eksperimen 75,7 3,08273 342 = kontrol 75,3 2,72888 33Total

Tabel 6 Ringkasan Deskripsi Data Motivasi Belajar Akhir Siswa Berdasarkan Lembar Motivasi Belajar

Variabel terikat: Motivasi Belajar AkhirPerlakuan 2 Taraf Rata-rata Simpangan Baku Sampel

1 = eksperimen 91,7 3,16701 342 = kontrol 81,5 3,90721 33Total

Berdasarkan Tabel 5 dan 6, maka dibuat diagram batang seperti yang terlihat pada Gambar 1 yang bertujuan untuk lebih memudahkan memahami perbandingan nilai rata-rata motivasi belajar siswa baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Gambar 1 Diagram Batang Rerata Motivasi Belajar Awal dan Motivasi Belajar Akhir Siswa berdasarkan Lembar Motivasi Belajar

Hasil rerata nilai motivasi belajar awal siswa pada kelas eksperimen sebesar 75,7 dan rerata nilai motivasi belajar akhir siswa sebesar 91,7, rerata nilai motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 21,1%. Hasil rerata nilai motivasi belajar awal siswa pada kelas kontrol adalah sebesar 75,3, sedangkan nilai motivasi belajar akhir siswa adalah sebesar 81,5, rerata nilai motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 8,2%.

Ringkasan anakova hasil uji statistik data motivasi belajar kelas kontrol dan eksperimen tertera dalam Tabel 7 berikut ini.

Hasil uji anakova terhadap data motivasi belajar siswa diperoleh nilai signifikansi kelas sebesar 0,000 < 0,05, artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Sehingga dapat dikatakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual

7

Page 8: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Teaching and Learning menunjukkan motivasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang diberikan pembelajaran konvensional berupa ceramah dan diskusi.

Tabel 7 Ringkasan Anakova Hasil Penghitungan Data Motivasi Belajar Awal dan MotivasiBelajar Akhir Siswa berdasarkan Lembar Motivasi Belajar

Sumber Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas

Kuadrat Total

Nilai F Hitung

Taraf Signifikansi

Model Terkoreksi 1735,490a 2 867,745 68,075 0,000Blok 624,777 1 624,777 49,014 0,000Motivasi Belajar Awal 3,709 1 3,709 0,291 0,591Kelas 1711,712 1 1711,712 134,285 0,000Galat 815,799 64 12,747Total 506149,974 67Total Terkoreksi 2551,289 66

2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa yang diperoleh berdasarkan hasil pretest dan posttest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 yang tertera di bawah ini.

Tabel 8 Ringkasan Deskripsi Data Pengukuran Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Pretest

Variabel terikat: Pretest Hasil BelajarPerlakuan 2 Taraf Rata-rata Simpangan Baku Sampel

1 = eksperimen 44,1 6,57653 342 = kontrol 42,4 6,09570 33Total

Tabel 9 Ringkasan Deskripsi Data Pengukuran Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Posttest

Variabel terikat: Posttest Hasil BelajarPerlakuan 2 Taraf Rata-rata Simpangan Baku Sampel

1 = eksperimen 87,1 6,32155 342 = kontrol 80,4 3,92631 33Total

Ringkasan anakova hasil uji statistik data hasil belajar kognitif kelas kontrol dan eksperimen tertera pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10 Ringkasan Anakova Hasil Penghitungan Data Hasil Belajar Kognitif Siswa berdasarkan Hasil Pretest dan Postest

Sumber Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas

Kuadrat Total

Nilai F Hitung

Taraf Signifikansi

Model Terkoreksi 902,398a 2 451,199 17,569 0,000Blok 7260,759 1 7260,759 282,721 0,000Preetest 168,425 1 168,425 6,558 0,013Kelas 634,450 1 634,450 24,704 0,000Galat 1643,628 64 25,682Total 473024,366 67Total Terkoreksi 2546,026 66

8

Page 9: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Hasil uji anakova terhadap data hasil belajar siswa diperoleh nilai signifikansi kelas sebesar 0,000 < 0,05, artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning menunjukkan hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang diberikan pembelajaran konvensional berupa ceramah dan diskusi.

Berdasarkan Tabel 8 dan 9, maka dibuat diagram batang seperti yang terlihat pada Gambar 2 yang bertujuan untuk lebih memudahkan memahami perbandingan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 2 Diagram Batang Rerata Pretest dan Posttes Hasil Belajar Siswa.

Hasil rerata nilai hasil belajar awal siswa pada kelas eksperimen adalah sebesar 44,1 dan nilai hasil belajar akhir siswa adalah sebesar 87,1. Kenaikan rerata nilai hasil belajar siswa yang dicapai pada kelas eksperimen adalah sebesar 97,5%. Hasil rerata nilai hasil belajar awal siswa sebesar 42,3, sedangkan nilai hasil belajar akhir siswa adalah sebesar 80,4. Sehingga dapat dilihat kenaikan rerata nilai hasil belajar siswa yang dicapai kelas kontrol adalah sebesar 90,1%.

PEMBAHASAN1. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dengan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa

Hasil analisis data berupa uji anakova menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas yaitu 0,000 < 0,05. Nilai tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut

9

Page 10: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

diantaranya adalah langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dan asas-asas dari pendekatan contextual taching and learning.

Lie (2002) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray memiliki beberapa sintaks selama pembelajaran berlangsung, yaitu persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, formalisasi, serta evaluasi dan penghargaan. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning memiliki 7 asas yang mendasari pembelajaran, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian nyata (aunthentic assessment) (Sardiman, 2008). Langkah-langkah dari pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dan asas-asas yang terdapat pada Contextual Teaching and Learning ini berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi belajar siswa.

Kegiatan awal pembelajaran dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa agar siswa mampu mengkonstruk pengetahuannya dengan materi yang akan diajarkan dan mengaitkan materi tersebut dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan persiapan yang dilakukan guru untuk membagi kelompok secara heterogen secara tidak langsung akan menarik perhatian, meningkatkan kepercayaan diri, dan membantu siswa untuk bekerjasama dengan baik. Hal ini memungkinkan siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda dapat bekerjasama dengan baik dalam bertukar informasi dengan teman sebayanya dalam satu kelompok untuk memecahkan permasalahan selama pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan Lie (2002) yang menyatakan bahwa pembentukan kelompok yang heterogen dapat membuat siswa untuk menerapkan pembelajaran peer teaching, dimana siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat mengajari temannya yang kurang mampu.

Langkah pembelajaran berupa presentasi guru mampu menarik perhatian siswa. Hal ini disebabkan oleh materi pengantar yang disampaikan oleh guru adalah rambu-rambu yang harus dilakukan siswa selama kegiatan kelompok. Selama presentasi guru, siswa juga dapat menemukan keterkaitan antara materi yang disampaikan oleh guru dengan kebutuhan pribadinya dalam memahami keadaan lingkungan sekitar. Lie (2002) menyatakan bahwa presentasi guru akan membantu siswa memahami materi sehingga siswa mengerti tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan lebih termotivasi untuk belajar.

Kegiatan selanjutnya dari model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah kegiatan kelompok yang berkaitan dengan asas masyarakat belajar (learning community) dalam Contextual Teaching and Learning. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa menjadi narasumber bagi teman yang lain untuk mempelajari materi pelajaran atau memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya. Kedua hal tersebut dapat menarik perhatian siswa, meningkatkan kepuasan siswa, dan lebih percaya diri dalam melaksanakan tugas kelompok sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi yang terjadi antar anggota kelompok selama pembelajaran. Interaksi sosial yang terjadi antar siswa selama pembelajaran berlangsung mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (Suprijono, 2010).

10

Page 11: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Wardhani, dkk (2012) dalam penelitiannya menyatakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray mampu meningkatkan kepuasan dan rasa percaya diri siswa karena adanya interaksi sosial yang terjadi antar siswa untuk memecahkan permasalahan selama pembelajaran. Selain itu penelitian yang dilakukan Wahyuni (2011 dalam Wardhani dkk, 2012) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Apabila siswa ikut berpartisipasi aktif, maka akan muncul interaksi positif antar siswa dan antara guru dengan siswa, sehingga iklim pembelajaran menjadi kondusif.

Siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat bekerjasama dalam membantu memahamkan konsep kepada anggota kelompoknya yang memiliki kemampuan kognitif rendah dan saling mendengarkan satu sama lain. Hal tersebut sesuai dengan penyataan Lie (2002) bahwa kegiatan kelompok akan menumbuhkan motivasi siswa dalam bekerja sama kelompok dan saling mendorong antar anggota kelompoknya dalam menguasai materi untuk mencapai tujuan kelompok. Selain itu masyarakat belajar dalam Contextual Teaching and Learning menuntut siswa bekerjasama untuk saling memberi dan menerima dalam memecahkan permasalahan selama pembelajaran, karena dalam masyarakat belajar siswa bisa saling terlibat, saling membelajarkan, bertukar informasi, dan bertukar pengalaman (Sardiman, 2008).

Kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung menuntut siswa untuk mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya melalui kegiatan diskusi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azal (2009) yang menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkesplorasi pengetahuan sebanyak-banyaknya dengan menemukan sendiri pengetahuan yang diperlukan. Sehingga dapat dikatakan pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran diusahakan dapat bermakna, sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik tanpa harus menghafal. Sardiman (2008) menyatakan bahwa pengalaman belajar akan masuk dalam memori jangka panjang dan menjadi pengetahuan baru apabila materi pembelajaran bermakna. Pembelajaran tidak hanya menyenangkan saat siswa mempelajari materi, tetapi juga dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari (Suprijono, 2010). Pembelajaran menjadi bermakna karena siswa mengetahui manfaat dan hubungan konsep yang mereka pelajari di kelas dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya langkah model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah formalisasi dalam bentuk presentasi beberapa kelompok sebagai perwakilan. Formalisasi berkaitan dengan asas pemodelan (modelling) dalam Contextual Teaching and Learning. Kedua hal tersebut mampu meningkatkan motivasi siswa, baik kepercayaan diri, perhatian, maupun kepuasan. Kepercayaan diri ditunjukkan dengan antusiasnya setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kepuasan siswa akan muncul melalui pujian dan tambahan nilai yang diberikan guru kepada kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab. Hal ini pada akhirnya mampu menarik

11

Page 12: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

perhatian siswa untuk aktif bertanya dalam kegiatan diskusi. Kegiatan formalisasi dapat menumbuhkan motivasi siswa dari kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok presenter di depan kelas dan mendiskusikannya bersama-sama (Lie, 2002).

Langkah pembelajaran terakhir dari model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah evaluasi dan penghargaan. Kegiatan evaluasi dan penghargaan dilakukan dengan memberikan kuis secara berkelompok. Kuis tersebut berisi soal-soal yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan tersebut. Kelompok yang memiliki poin tertinggi berdasarkan kuis akan diberikan berupa tambahan nilai dan bintang yang dikumpulkan selama enam kali pembelajaran sebagai penghargaan. Hal ini berkaitan dengan asas yang terdapat dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu bertanya (questioning) dan penilaian nyata (authentic assesment).

Kegiatan bertanya dilakukan sebelum kegiatan kuis dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai beberapa konsep yang belum dipahami. Selain siswa, guru juga memberikan balikan kepada siswa baik dalam bentuk menjawab pertanyaan siswa maupun memberikan pertanyaan kepada siswa. Kegiatan bertanya menurut Sardiman (2008) dimaksudkan untuk membangkitkan motivasi siswa, merangsang keingintahuan siswa, dan juga untuk mengetahui penguasaan materi selama kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan terhadap kerjasama kelompok dan kemampuan kelompok untuk menjawab pertanyaan.

Kegiatan evaluasi dan penghargaan dalam model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray serta asas bertanya (questioning) dan penilaian nyata (authentic assesment) dalam Contextual Teaching and Learning akan menarik perhatian siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam memperoleh nilai. Siswa dalam kelompok yang mampu menjawab pertanyaan dapat menumbuhkan kepercayaan diri karena dapat berkontribusi kepada kelompoknya. Selain itu kelompok yang memperoleh nilai tertinggi dari kuis akan merasa puas atas kerja keras seluruh anggota kelompoknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lie (2002) bahwa pemberian penghargaan dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan hasil kerjanya atau bahkan meningkatkannya dan menimbulkan semangat belajar yang lebih tinggi supaya dapat memiliki prestasi belajar seperti kelompok lain.

Asas yang cukup penting dari pendekatan contexual teaching and learning adalah refleksi. Refleksi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, kegiatan ini dimaksudkan agar siswa dapat menuliskan segala macam bentuk kesulitannya selama kegiatan pembelajaran. selain itu kegiatan refleksi juga memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menuliskan apa saja yang diperoleh dan yang diharapkan selama pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar guru memahami mengenai kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya.

2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil analisis data berupa uji anakova menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual

12

Page 13: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Teaching and Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas yaitu 0,000 < 0,05. Nilai tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional. Langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dan asas-asas dari pendekatan contextual taching and learning berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.

Langkah awal dari model pembelajaran kooperatif adalah persiapan. Kegiatan ini termasuk didalamnya pembagian kelompok oleh guru. Pembagian kelompok dalam pembelajaran sebaiknya memperhatikan aspek heterogenitas yang mampu membantu terbentuknya interaksi sosial antar siswa selama pembelajaran berlangsung. Terbentuknya kelompok secara heterogen diharapkan akan terjadi interaksi sosial antara siswa yang memiliki tingkat kognitif yang berbeda. Interaksi sosial antar siswa yang memiliki tingkat kognitif yang berbeda memungkinkan terjadinya kerjasama dan saling mendukung dalam meningkatkan hasil belajar kognitif. Sehingga dengan adanya interaksi sosial tersebut, hasil belajar kognitif bukan hanya menjadi milik siswa yang berkemampuan kognitif tinggi, tetapi juga bagi siswa yang memiliki tingkat kognitif yang rendah.

Miswadi, dkk (2010) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning dimksudkan untuk menghilangkan dominasi siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi dan memberikan keuntungan kepada siswa baik yang memiliki kemampuan akademik tinggi maupun siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah dalam bekerjasama. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Nurhadi (2003 dalam Miswadi dkk, 2010) bahwa Contextual Teaching and Learning menyarankan hasil belajar yang diperoleh adalah dari kerjasama dengan orang lain dalam kelompok belajar.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah presentasi guru. Presentasi guru dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui materi apa saja yang akan dipelajari selama pembelajaran berlangsung. Hal ini nantinya akan menjadi patokan siswa untuk membahas materi penting selama kegiatan diskusi kelompok. Siswa yang sudah memahami mengenai materi penting yang akan dibahas pada pembelajaran diharapkan dapat tersimpan dalam memori jangka panjang sehingga tetap diingat. Kegiatan presentasi guru dapat membantu siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan (Lie, 2002).

Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains (Thompson dalam Yusuf, 2005). Selama pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kegiatan tersebut dapat membantu terjadinya interaksi sosial antar siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Melalui pembelajaran kooperatif seorang siswa dapat menjadi sumber bagi siswa yang lain dalam (Wena 2009 dalam Fitriyah dkk, 2012). Interaksi sosial yang terjadi antara siswa yang memiliki tingkat kognitif yang lebih tinggi memungkinkan dapat membantu siswa yang memiliki tingkat kognitif rendah untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini sejalan dengan Yusuf (2005) yang menyatakan pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif bagi siswa yang memiliki hasil belajar rendah untuk meningkatkan hasil belajarnya secara signifikan. Winkel (2005) juga menjelaskan bahwa pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa secara langsung akan memberikan

13

Page 14: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

dampak yang besar terhadap materi yang diterima oleh siswa, sehingga siswa dapat menyimpan dan mengingat materi yang sudah diperolehnya dengan baik.

Selama kegiatan kelompok yang merupakan langkah dari pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray, siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan terlihat aktif yang ditunjukkan dengan adanya keterlibatan selama pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan asas dari pendekatan Contextual Teaching and Learning yaitu masyarakat belajar (learning community) yang dimaksudkan agar siswa dapat memecahkan permasalahan dalam pembelajaran melalui kerjasama dan komunikasi dengan anggota kelompoknya. Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan contextual teaching and melatih siswa untuk berkomunikasi multi arah, yaitu antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pengaruh model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar dapat dilihat dari keaktifan selama diskusi dan pembagian tugas sebagai tamu dan penerima tamu. Selama kegiatan diskusi, siswa terlihat aktif berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan oleh guru. Kegiatan bertamu mampu membuat siswa berkomunikasi dengan baik terhadap anggota kelompok lain. Sedangkan siswa yang bertugas sebagai penerima tamu juga mampu menjelaskan topik yang dibahas kepada tamu dari kelompok lain. Fitriyah, dkk (2012) menyatakan bahwa kegiatan bertamu melatih siswa untuk berkominikasi dan melatih keberanian berbicara. Kegiatan kelompok yang dilakukan menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran.

Aktifitas yang dilakukan siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Fitriyah, dkk (2012) menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran to stay two stray berupa diskusi kelompok awal, diskusi dengan kelompok bertamu, menyampaikan informasi kepada tamu, menyampaikan informasi kepada kelompok awal, dan mencatat hal penting dalam pembelajaran akan membantu siswa memahami materi dan dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Qomariah (2010 dalam Fitriyah dkk, 2012) bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

Selanjutnya dari langkah model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah formalisasi yang berkaitan dengan asas pemodelan (modelling) dalam contextual teaching learning. Kegiatan ini disajikan dalam bentuk presentasi oleh beberapa kelompok sebagai perwakilan, sedangkan kelopok lain bertugas menganggapi, baik dalam bentuk masukan maupun pertanyaan. Kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa yang memiliki tingkat kognitif rendah untuk berkomunikasi dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota dari kelompok yang lain dengan baik.

Langkah pembelajaran terakhir dari model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray adalah evaluasi dan penghargaan. Evaluasi yang diberikan berupa kuis yang berisi soal-soal terkait dengan materi yang telah dipelajari. Semua siswa tanpa terkecuali berhak menjawab pertanyaan yang diajukan untuk memberikan kontribusi nilai kepada kelompoknya sebagai penghargaan. Langkah pembelajaran ini berkaitan juga dengan salah satu asas dari pendekatan

14

Page 15: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Contextual Teaching and Learning yaitu bertanya (questioning) dan penilaian nyata (authentic assesment). Kedua hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan selama kuis berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang telah didiskusikan selama pembelajaran mampu dipahami siswa dengan baik.

Keaktifan siswa tersebut disebabkan struktur kerjasama kelompok dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray berbeda dengan struktur kerja sama kelompok yang biasa dilakukan dengan membentuk beberapa kelompok dengan jumlah anggota delapan orang. Jumlah siswa yang terlalu banyak mengakibatkan tugas tidak terlaksana dengan baik karena hanya akan ada sebagian kecil siswa yang bekerja dalam kelompok, sementara siswa yang lain menggantungkan diri pada siswa yang aktif mengerjakan tugas. Marno dan Idris (2008) menyatakan bahwa variasi pembelajaran bertujuan agar siswa tidak bosan. Siswa memiliki keterbatasan tingkat konsentrasi sehingga membutuhkan suasana baru yang membuat mereka fresh dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.

Perbedaan hasil belajar kognitif yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan oleh kelemahan dari pembelajaran konvensional yang diajarkan pada kelas kontrol. Ketika guru menjelaskan materi, beberapa siswa terlihat bosan dan tidak bersemangat untuk menyimak penjelasan dari guru dengan baik. Siswa yang merasa kesulitan atau kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru enggan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Komunikasi yang terjadi hanya antara guru dengan siswa menjadikan pembelajaran secara konvensional kurang efektif. Selain itu proses pembelajaran yang menuntut guru untuk menenangkan siswa yang ramai selama pembelajaran berlangsung cukup menyita waktu untuk menyampaikan materi, sehingga pada akhirnya materi pelajaran tidak tersampaikan dengan baik.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Harsanto (2007) bahwa model pembelajaran yang berpusat pada guru dimana guru menjadi sumber belajar, kurang efektif. Kelemahan lain dari metode ini adalah interaksi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung hanya terjadi antara guru dengan siswa tanpa adanya interaksi dinamis yang melibatkan interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Hal ini menjadikan guru memiliki peranan utama dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang menyebabkan cara berpikir siswa menjadi pasif, yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh hasil belajar siswa.

Pencapaian hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning membuat siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga dengan berinteraksi sesama siswa dengan mengetengahkan peran sebagai tamu dan penerima tamu, siswa belajar untuk bersosialisasi sekaligus berbagi ilmu dengan temannya. Adanya kerjasama kelompok menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif. Nasution (2002 dalam Fitriyah dkk, 2012) menyatakan bahwa belajar kelompok itu bisa efektif apabila setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap kelompok, berpartisipasi, dan bekerjasama dengan individu lain secara efektif, sehingga setiap anggota merara puas dan akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar.

Hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and

15

Page 16: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Learning lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning memberikan pengaruh besar terhadap pemahaman siswa terhadap materi sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian Irwandi (2009) dan Sakdiyah (2009) yang menunjukkan bahwa Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Selain itu penelitian Oka (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya.

SIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.1. Model pembelajaran kooperatif two stay two stray dengan pendekatan

contextual teaching and learning berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumpang. Perbedaan motivasi belajar siswa dikarenakan adanya pengaruh langkah pembelajaran two stay two stray dan asas pendekatan contxtual teaching and learning.

2. Model pembelajaran kooperatif two stay two stray dengan pendekatan contextual teaching and learning berpengaruh terhadap menignkatnya hasil belajar siswa belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tumpang. Perbedaan hasil belajar dikarenakan adanya pengaruh langkah pembelajaran two stay two stray dan asas pendekatan contxtual teaching and learning.

SaranBerdasarkan hasil penelitian, maka diajukan saran sebagai berikut.

1. Perlu adanya perencanaan yang baik oleh guru untuk mempersiapkan pembelajaran sehingga dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Penilaian motivasi belajar sebaiknya dilakukan pada setiap kali pertemuan untuk lebih memahami motivasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan. Penilaian hasil belajar sebaiknya mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

3. Para peneliti dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif two stay two stray dengan pendekatan contextual teaching and learning untuk bahasan materi yang lain dan untuk mengukur kemampuan atau keterampilan yang lain seperti aktivitas, berpikir kritis, metakognitif, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab, dan lain-lain.

DAFTAR RUJUKANAzal, A. Q. 2009. Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi Belajar Kooperatif

TGT untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 1, No. 1, Hal. 1-14.

16

Page 17: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Fitriyah, Nur. I., Eling P., dan Chasnah. 2012. Efektivitas Kooperatif Two Stay Two Stay terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Unnes Journal of Biology Education, (Onlline), Vol. 1 (2): 33-37, (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/download/1147/1113&sa=U&ei=NlrpUfrkIsPmrAfAxoGYCA&ved=0CDAQFjAI&usg=AFQjCNGpUgzTnQlDgCYXld3W4DX-FLJjXg), diakses pada tanggal 25 Juni 2013.

Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: UI Press.

Harsanto, R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis: Paradigm Baru Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Irwandi. 2009. Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi melalui Strategi Inkuiri dan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, Volume 12, No. 1, Hal. 33-43.

Johnson, E.B. 2002. Contextual Teaching and Learning. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan. MLC: Jakarta.

Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.

Marno dan Idris. 2008. Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Miswadi, S. S., Nanik W., Lailu I. F. 2010. Pengaruh Penggunaan Metode Preview, Question, Read, Summarize, and Test melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, (Online), Vol. 4 (1): 557-565, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2ekonomi/article/download/1905/1406&sa=U&ei=yGPpUdexGcONrgebuoHoCw&ved=0CBsQFjAB&usg=AFQjCNFlj4BEhI1kLvOB04PdZhfiBNLzNw), diakses pada tanggal 25 Juli 2013.

Oka, A. A. 2011. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Bioedukasi Volume 2, Nomor 1, Hal. 81-91.

Sakdiyah. 2009. Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II IPS dalam Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 8 Banda Aceh. Jurnal Serambi Ilmu, Volume 7, No. 1, Hal. 34-40.

17

Page 18: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel637DA72BA937... · Web viewPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Wardhani, I. Y., Sajidan, Maridi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray disertai Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, (Online), Vol. 4 (1): 40-55, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/download/1404/985&sa=U&ei=OUfpUb-zFM7RrQf8vICABQ&ved=0CB0QFjAB&usg=AFQjCNGAWO0wo2lG1LdBVr-pteOwG90x0w), diakses pada tanggal 25 Juni 2013.

Yustini, Y., dan Mariani N. 2005. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di Kelas 17 SLTP Negeri 20 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, (Online), Vol. 2(1):8-12, (http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/2%20yustini-UPAYA%20PENINGKATAN%208-12.pdf), diakses 9 Januari 2013.

Yusuf. 2005. Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif(JIGSAW). http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf, diakses tanggal 24

Mei 2013.

Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

18