jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web...

17
PENGEMBANGAN MEDIA “NEFRON” PADA MATERI SISTEM EKSKRESI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS XI SMA Zenia Lutfi Kurniawati 1 , Endang Suarsini 2 , dan Nursasi Handayani 2 1 Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang 2 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia Universitas Negeri Malang E-mail: 1 [email protected] Abstrak: Pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media “Nefron”, berbasis rangkaian LED yang dapat menyala bergantian untuk menunjukkan proses pembentukan urin pada manusia dan menguji kelayakannya sebagai media pembelajaran kelas XI IPA SMA. Media dikembangkan merujuk pada model Borg dan Gall, dimodifikasi menjadi 5 tahapan yaitu penelitian pendahuluan, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba lapangan tahap awal, revisi produk utama. Media “Nefron” telah dinyatakan sangat valid berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi, ahli media dan guru biologi. Kata kunci:pengembangan media, nefron, media pembelajaran Media dalam pembelajaran biologi dapat digunakan untuk memperjelas atau melengkapi informasi, meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar. Media juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi, menambah variasi penyajian materi, menimbulkan semangat, gairah, dan dapat mencegah kebosanan. Materi biologi akan lebih mudah dicerna dan lebih membekas pada memori peserta didik melalui bantuan media. Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran biologi antara lain dapat menanamkan konsep dasar dengan lebih konkrit dan realitas terutama untuk mengatasi konsep biologi yang abstrak. Media pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam wujud media 1

Transcript of jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web...

Page 1: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

PENGEMBANGAN MEDIA “NEFRON” PADA MATERI SISTEM EKSKRESI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KELAS XI SMA

Zenia Lutfi Kurniawati1, Endang Suarsini2, dan Nursasi Handayani2

1Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang2 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang 5 Malang 65145, IndonesiaUniversitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]

Abstrak: Pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media “Nefron”, berbasis rangkaian LED yang dapat menyala bergantian untuk menunjukkan proses pembentukan urin pada manusia dan menguji kelayakannya sebagai media pembelajaran kelas XI IPA SMA. Media dikembangkan merujuk pada model Borg dan Gall, dimodifikasi menjadi 5 tahapan yaitu penelitian pendahuluan, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba lapangan tahap awal, revisi produk utama. Media “Nefron” telah dinyatakan sangat valid berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi, ahli media dan guru biologi.

Kata kunci:pengembangan media, nefron, media pembelajaran

Media dalam pembelajaran biologi dapat digunakan untuk memperjelas atau melengkapi informasi, meningkatkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk belajar. Media juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi, menambah variasi penyajian materi, menimbulkan semangat, gairah, dan dapat mencegah kebosanan. Materi biologi akan lebih mudah dicerna dan lebih membekas pada memori peserta didik melalui bantuan media. Manfaat penggunaan media dalam pembelajaran biologi antara lain dapat menanamkan konsep dasar dengan lebih konkrit dan realitas terutama untuk mengatasi konsep biologi yang abstrak.

Media pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam wujud media konkrit, peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan media serta dipadu dengan kegiatan yang mengarahkan peserta didik untuk dapat menyusun konsep. Menurut Lamba dalam Effendy, dkk. (2011) keaktifan peserta didik menjadi unsur yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Menurut Asokhia (2009) informasi yang diperoleh dari mendengar dapat diingat sebesar 10%, dilihat dan didengar 50%, dan lebih dari 80% bila dilihat, didengar dan dilakukan. Oleh karenanya, media juga diharapkan mampu melibatkan berbagai indra pada tubuh yang dapat membuat peserta didik memiliki pengalaman langsung dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada bulan Januari 2013 diketahui bahwa media yang digunakan untuk materi proses pembuatan urin berupa gambar diam dan animasi. Sumber media diperoleh dari buku maupun internet. Media gambar maupun animasi ditayangkan melalui layar dengan proyeksi LCD. Aktivitas peserta didik ialah menyaksikan tayangan. Interaksi antara media dan peserta didik searah dari media ke peserta didik. Berdasarkan paparan analisis jawaban angket peserta didik, diketahui bahwa terdapat beberapa kesalahan konsep materi proses pembuatan

1

Page 2: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

2

urin. Pertama, tentang proses yang terjadi pada tubulus ginjal. Kedua, kesalahan terjadi pada konsep zat yang terdapat pada urin sekunder. Hasil jawaban angket juga mengindikasikan bahwa peserta didik telah lupa tentang materi proses pembuatan urin. Media gambar dan animasi yang disajikan oleh guru di kelas belum mampu menyajikan informasi secara tepat tentang konsep yang dipelajari serta materi mudah dilupakan oleh peserta didik.

Diperlukan suatu pemecahan masalah dalam mempelajari materi biologi yang abstrak, seperti materi proses pembuatan urin. Salah satu bentuk pemecahannya adalah dengan mengembangkan media pembelajaran yang dapat menunjukkan proses terbentuknya urin yang disebut media “Nefron”. Media berupa papan yang dipadu dengan rangkaian LED (Lighting Emitting Diode). Penggunaan LED sebagai media yang dirangkai dengan menggunakan program microcontroller dapat menghasilkan suatu nyala LED berurutan untuk menggambarkan rangkaian proses pembuatan urin. Peserta didik dapat dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan menempatkan suatu papan nama pada bagian LED yang sedang menyala. Berdasarkan observasi dan wawancara di SMA Negeri 1 Malang belum dijumpai adanya media “Nefron”, sehingga penulis perlu melakukan penelitian dan pengembangan ini.

METODOLOGIPenelitian dan pengembangan dilakukan merujuk model Borg & Gall yang

terdiri dari 10 tahap (Tim Puslitjaknov, 2008), yaitu 1) penelitian pendahuluan, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi produk utama, 6) uji coba lapangan utama, 7) revisi produk operasional, 8) uji lapangan operasional, 9) revisi produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi. Penelitian dan pengembangan dilakukan sampai pada tahap 5, revisi produk.

Produk hasil pengembangan divalidasi oleh ahli materi, ahli media dan guru biologi. Ahli materi biologi ialah Dra. Hj. Susilowati M. Si., dosen jurusan biologi Universitas Negeri Malang (UM). Ahli media ialah Dr. AJE. Toenlioe, M.Pd., dosen jurusan teknologi pendidikan UM. Guru biologi dari SMA Negeri 1 Malang ialah Dewi Endahsari, M. Pd. Jenis data yang diperoleh ialah data kuantitatif berupa 1) skor penilaian dari angket dan 2) data hasil observasi penggunaan media, untuk mengetahui kecepatan penggunaan media dalam proses pembelajaran; dan data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator. Instrumen pengumpulan data berupa angket validasi.Data hasil validasi dianalisis menggunakan teknik persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan :P = Persentase

= Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam satu butir pernyataan

= Jumlah keseluruhan jawaban maksimal responden dalam satu butir pernyataan

100% = Konstanta

Untuk mengetahui kesimpulan dari hasil analisis menggunakan teknik persentase, maka dikembangkan jenjang kriteria validitas. Skala yang digunakan

Page 3: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

3

pada angket ialah skala 5 sebagai skala tertinggi dan 1 sebagai skala terendah. Selanjutnya skala dikelompokkan menjadi 4 kelompok rentang nilai persentase seperti terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Validasi Analisis Persentase

No Kriteria Tingkat Validitas

1 75,01% – 100,00% Sangat Valid ( dapat digunakan tanpa revisi )2 50,01% – 75,00% Cukup valid ( dapat digunakan dengan revisi kecil )

3 25.01% – 50.00% Tidak Valid ( tidak dapat digunakan )

4 00.00% – 25.00% Sangat tidak valid ( terlarang digunakan )

(sumber: Akbar dan Sriwiyana, 2010)

HASILMedia pembelajaran “Nefron” yang dikembangkan dapat digunakan untuk

mempelajari materi proses pembuatan urin yang merupakan bagian dari materi sistem ekskresi. Media “Nefron” merupakan media pembelajaran yang digunakan secara berkelompok. Kelompok peserta didik yang menggunakan media dapat berjumlah maksimal 4 orang. Media “Nefron” memiliki beberapa komponen diantaranya (1) papan media “Nefron”; (2) kartu kata; (3) kartu tabel; (4) hand-out materi; (5) petunjuk penggunaan; dan (6) adaptor. Data kuantitatif diperoleh dari observasi penggunaan media dan skor angket validasi oleh ahli materi, ahli media dan guru biologi. Penggunaan media “Nefron” pada pembelajaran terutama pada proses pembuatan urin, dapat meningkatkan efisiensi waktu pembelajaran. Hal ini didasarkan pada observasi yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2013 terhadap siswa kelas XI Akselerasi. Kelompok peserta didik membutuhkan waktu 20 menit untuk menyelesaikan kegiatan yang terdapat pada Lembar Kerja Peserta Didik Proses Pembuatan Urin.

Total skor (∑x) yang didapat dari ahli materi yaitu sebesar 118. Nilai ideal untuk tiap-tiap skor yaitu 5, jadi didapatkan nilai total ideal (∑x i) sebesar 125. Hasil perhitungan diperoleh persentase sebesar 94,4%. Berdasarkan kriteria kelayakan persentase, skor ahli materi termasuk dalam kualifikasi sangat valid (dapat digunakan).

Total skor (∑x) yang didapat untuk ahli media yaitu sebesar 111. Nilai ideal untuk tiap-tiap skor yaitu 5, jadi didapatkan nilai total ideal (∑x i) sebesar 125. Hasil perhitungan diperoleh persentase sebesar 88,8%. Berdasarkan kriteria kelayakan persentase, skor ahli media termasuk dalam kualifikasi sangat valid (dapat digunakan).

Total skor (∑x) yang didapat dari guru biologi yaitu sebesar 179. Nilai ideal untuk tiap-tiap skor yaitu 5, jadi didapatkan nilai total ideal (∑x i) sebesar 200. Hasil perhitungan diperoleh persentase sebesar 89,5%.Berdasarkan kriteria kelayakan persentase, skor dari guru biologi termasuk dalam kualifikasi sangat valid (dapat digunakan).

Hasil rerata validasi keseluruhan diperoleh dari rerata hasil validasi ahli materi, ahli media dan guru biologi. Diperoleh hasil rerata sebesar 90,9 %,. Berdasarkan kriteria kelayakan maka media “Nefron” termasuk ke dalam kriteria

Page 4: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

4

sangat valid dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang.

Data kualitatif diperoleh dari hasil saran maupun komentar validator ahli dan guru. Saran maupun komentar akan menjadi pertimbangan revisi media “Nefron” yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas media “Nefron” yang sedang dikembangkan. Saran untuk perbaikan materi dari ahli materi diuraikan pada Tabel 2. Saran dan komentar dari guru biologi disajikan pada Tabel 3. Komentar dari ahli media diuraikan pada Tabel 4.

Tabel 2. Saran dan Komentar dari Ahli MateriNo. Saran Komentar1 Perbaiki peran lengkung

henle asenden dan desenden Media yang dikembangkan sudah dapat

membantu mempermudah memahami konsep nefron. Bagian ini merupakan bagian penting dalam memahami peristiwa pembentukan urin

2 Ya, hanya perlu dijelaskan/diperbaiki flowchart nomor 7

Pada materi/ “hand out” masih perlu sedikit direvisi tentang peran lengkung henlerearbsorbsi pada lengkung Henle asenden dan desenden

3 Perlu ditambahkan gambar anatomi struktur nefron

Rekomendasi: materi yang disajikan sudah layak hanya perlu perbaikan pada kata-kata saja

4 Guru harus tetap menguasai cara kerja media tersebut

Tabel 3. Saran dan Komentar dari Guru BiologiNo. Saran Komentar1 Kata kerja pada tujuan harus lebih

operasional, mencerminkan tingkat berpikir yang lebih tinggi

Sudah terdapat pada lembar petunjuk (memperbaiki petunjuk penggunaan)

2 Buat dalam bentuk yang sistematis bukan narasi

Perbaiki hand-out, lengkapi dengan rubrik penilaian

3 Sebaiknya maksimal 4 orang4 Tebalkan huruf

Judul besarkan5 Kurang kontras untuk nerfon6 Huruf dipilih yang lebih tebal7 Kurangi kecepatan nyalanya8 Font dibesarkan/disesuaikan dengan

luas bidang9 Font dibesarkan/disesuaikan dengan

luas bidang10 Tombol start/reset letakkan di tepi

sehingga judul di tengah11 Buat lebih rapih

Magnet di dalam12 Kartu dilapisi agar tulisan tidak pudar

Tabel 4. Komentar dari Ahli MediaNo. Komentar1 Peserta didik lebih leluasa belajar kalau media diperbesar 2x2 Kontras warna masih bisa ditingkatkan3 Bila ukuran diperbesar dengan sendirinya ukuran huruf pun dapat diperbesar

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa rerata validasi keseluruhan sebesar 90,9 %, dengan demikian maka media “Nefron” termasuk ke

Page 5: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

5

dalam kriteria sangat valid dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang. Hasil rerata validasi keseluruhan diperoleh dari validasi ahli materi, media, dan guru biologi. Hasil analisis data ahli materi sebesar 94,4 %, media “Nefron” termasuk ke dalam kriteria sangat valid. Hasil analisis data yang diperoleh dari ahli media sebesar 88,8 %, berarti media juga termasuk kriteria sangat valid. Analisis data guru biologi sebesar 89,5%, media juga termasuk ke dalam kriteri sangat valid. Secara umum media “Nefron” tergolong kriteria sangat valid, namun demikian terdapat saran dan komentar dari responden yang dapat dijadikan acuan revisi media.

Analisis data kualitatif dan kuantitatif dapat diuraikan sebagai berikut.Tujuan Pembelajaran

Hasil validasi dari ahli media, materi maupun guru biologi untuk tujuan pembelajaran secara umum masuk ke dalam kriteria sangat valid, meskipun terdapat satu aspek yang disarankan untuk revisi. Data hasil validasi ahli media, materi maupun guru biologi menunjukkan hasil rerata persentase 100% untuk kesesuaian tujuan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Dapat dikatakan tujuan telah sesuai dengan SK dan KD. Meskipun tujuan telah sesuai dengan SK dan KD tetapi rumusan tujuan pembelajaran masih perlu direvisi.

Saran yang diberikan oleh guru biologi ialah agar kata kerja yang digunakan dalam merumuskan tujuan lebih operasional serta menggunakan kata kerja yang mencerminkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Media “Nefron” yang dikembangkan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan media “Nefron” dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.Sajian Materi

Materi yang disajikan pada peserta didik dalam bentuk hand-out maupun yang terkandung dalam media masuk ke dalam kriteria sangat valid. Revisi dilakukan terhadap penulisan materi rearbsorbsi pada lengkung Henle. Rearbsorbsi air terjadi pada lengkung henle desenden dan pada lengkung henle asenden terjadi rearbsorbsi NaCl (Marieb, 2006).

Sajian materi pelajaran hendaknya tidak dibuat dalam bentuk narasi. Bagi sebagian peserta didik, terutama yang kurang suka membaca, keberadaan hand-out dalam bentuk narasi akan membuat pembelajaran kurang menyenangkan karena harus membaca. Oleh karenanya, akan semakin mudah dibaca dan dipahami jika hand-out disajikan dalam poin-poin.Tampilan Media

Tampilan media”Nefron” yang dikembangkan secara umum masuk kriteria sangat valid, baik dari penilaian ahli media dan guru biologi. Beberapa revisi disarankan untuk dilakukan agar media yang dikembangkan menjadi lebih baik. Tampilan media setelah direvisi terdapat pada Gambar 1.

Page 6: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

6

Gambar 1. Foto Media setelah Direvisi

Materi yang disajikan dapat lebih mudah diingat dan juga lebih mudah dipahami dengan menggunakan media “Nefron”. Materi proses pembuatan urin yang meliputi struktur nefron dan proses pembuatan urin menjadi lebih mudah

Page 7: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

7

dipelajari. Berbantuan media “Nefron” peserta didik dapat mempelajari struktur nefron dan proses yang terjadi pada proses pembentukan urin secara mandiri. Gambar struktur nefron yang berukuran 22 x 24 cm cukup besar untuk dipelajari strukturnya. LED yang menyala secara begantian dapat menunjukkan proses yang terjadi pada setiap bagian nefron.

Petunjuk penggunaan media sangat dibutuhkan agar media dapat digunakan dengan baik, sehingga proses pembelajaran berlangsung lancar dan menyenangkan. Data hasil validasi tentang petunjuk penggunaan media menunjukkan persentase sebesar 80 %. Hal tersebut berarti masuk ke dalam kriteria sangat valid. Diberikan saran perbaikan agar petunjuk lebih operasional dan mudah digunakan oleh peserta didik dengan mengganti beberapa kalimat pada petunjuk penggunaan media, selain itu petunjuk penggunaan media lebih baik disatukan dengan hand-out materi. Penggabungan petunjuk penggunaan media dengan hand-out materi selain praktis, tidak perlu ada berlembar-lembar kertas di meja peserta didik, terkemas rapi dalam satu tempat, juga tidak mudah hilang. Peranan Media terhadap Proses Pembelajaran

Menurut guru biologi dan ahli media, media yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar yang ditunjukkan dengan persentase 100% terhadap aspek media dapat menambah motivasi peserta didik dalam mempelajari materi. Hasil validasi ahli materi hanya sebesar 80%. Hasil validasi masih tergolong kriteria sangat valid. Media yang dikembangkan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

Hasil validasi menunjukkan persentase 100 % oleh semua ahli dan juga guru biologi terhadap aspek peranan media dalam melibatkan peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran. Media yang dikembangkan dapat membuat peserta didik semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya secara kognitif tetapi juga secara fisik. Secara kognitif, peserta didik dituntut untuk mencari tahu penjelasan dari kata yang terdapat pada kartu kata yang mereka peroleh. Secara fisik aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu menempelkan kartu pada media.

Hasil validasi terhadap aspek peranan media dalam mendorong peserta didik untuk aktif bekerja sama dengan peserta didik lain sebesar 100% dan termasuk kriteria sangat valid. Media yang dikembangkan digunakan untuk 4 orang peserta didik yang tergabung dalam 1 kelompok, dengan demikian peserta didik dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama.

Rata-rata hasil validasi terhadap aspek peranan media untuk mengurangi peran guru dalam menjelaskan materi sebesar 90% dan termasuk ke dalam kriteria sangat valid. Media “Nefron” dapat mengurangi peranan guru dalam menjelaskan materi proses pembuatan urin. Saran dari ahli materi bahwa peranan guru dapat berkurang jika guru menguasai penggunaan media secara baik.

PEMBAHASANProduk akhir yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini berupa

media “Nefron”. Media “Nefron” terdiri atas papan media, kartu kata dan hand-out Proses Pembentukan Urin. Terdapat gambar struktur nefron, tempat peletakan kartu kata dan tabel keterangan pada papan media “Nefron”. Media “Nefron” berisi materi tentang proses pembentukan urin. Media “Nefron” dapat dijalankan dengan sumber energi listrik.

Page 8: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

8

Media “Nefron” termasuk ke dalam media gambar yang dilengkapi dengan unsur gerak. Unsur gerak berasal dari LED yang dapat menyala bergantian. Menurut Sadiman, dkk., (2010) media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Struktur nefron yang kecil diilustrasikan dalam gambar berukuran 22 x 24 cm menjadi lebih jelas bagi peserta didik tingkat SMA. Unsur gerak yang terdapat pada gambar dapat memberikan gambaran pada peserta didik alur proses yang berlangsung dalam pembuatan urin.

Tampilan media berupa gambar berunsur gerak dapat memberikan motivasi bagi peserta didik untuk belajar materi proses pembuatan urin. Hasil validasi aspek peranan media untuk meningkatkan motivasi belajar siswa rata-rata sebesar 90%. Hasil validasi tersebut termasuk ke dalam kriteria sangat valid. Hal ini sejalan dengan pendapat Rustaman, dkk. (2003) dan Sadiman, dkk., (2010) bahwa media dapat berfungsi untuk meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.

Media “Nefron” digunakan secara berkelompok, satu kelompok berisi empat peserta didik. Media “Nefron” dilengkapi kartu kata yang dapat ditempelkan pada papan media. Fungsi kartu kata adalah untuk memberi keterangan pada struktur nefron dan tubulus kolektivus.

Tugas tiap peserta didik secara mandiri adalah mencari penjelasan tentang kata pada kartu kata yang telah diperoleh. Penjelasan atau informasi diperoleh peserta didik dengan mengkaji berbagai literatur yang dimiliki. Tahapan ini dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara kolaboratif yang menurut Muijs & Reynolds (2008) peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Tugas mandiri lainnya ialah peserta didik mencari lokasi atau tempat penempelan kartu kata yang telah diperoleh pada tempat keterangan di papan media. Proses pencarian lokasi penempelan kartu kata memaksa peserta didik untuk melihat struktur nefron dan melakukan pencarian informasi materi lebih dalam.

Setelah menempelkan kartu, peserta didik kembali bekerja secara kooperatif untuk mendiskusikan hasil penempelan kartu dengan teman sesama peserta didik dalam kelompok. Media “Nefron” dilengkapi dengan tombol indikator struktur nefron yang dapat digunakan untuk melakukan klarifikasi salah atau benar lokasi penempelan kartu oleh peserta didik. Adanya tombol tersebut dapat mengakomodasi terjadinya penilaian oleh sesama teman peserta didik dalam satu kelompok untuk menilai hasil penempelan. Kerja kelompok menggunakan media “Nefron” yang dilengkapi kartu kata membuat semua peserta didik dapat berinteraksi secara langsung dengan media, aktif bekerja secara kooperatif dan kolaboratif dalam pembelajaran, baik secara fisik maupun kognitif. Diperkuat dengan pendapat Purba, dkk. (2006) bahwa belajar secara kooperatif merupakan aktivitas yang menunjukkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran.

Alat indra dan alat gerak peserta didik ikut terlibat dalam proses pembelajaran berbantuan media “Nefron”. Peserta didik melihat gambar yang terdapat pada media dan literatur, mendengar penuturan teman dalam diskusi dan melakukan penempelan kartu kata pada papan media. Pengetahuan dan informasi tentang materi proses pembuatan urin akan dapat lebih diingat oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Asokhia (2009) bahwa informasi yang diperoleh

Page 9: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

9

dari mendengar dapat diingat sebesar 10%, dilihat dan didengar 50%, dan lebih dari 80% bila dilihat, didengar dan dilakukan.

Waktu yang dibutuhkan pada penggunaan media dalam proses pembelajaran sebanyak 20 menit satu kali putaran menyelesaikan kegiatan yang terdapat pada Lembar Kerja Peserta Didik Proses Pembuatan Urin. Penggunaan media dapat mengefisiensi waktu peserta didik mempelajari materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Leong (2013) bahwa salah satu manfaat media adalah untuk efisiensi waktu.

Media pembelajaran telah divalidasi dan diujicobakan kepada 4 orang peserta didik. Hasil validasi rata-rata terhadap media sebesar 89,8 %, dengan demikian secara umum media yang dikembangkan termasuk ke dalam kriteria sangat valid. Media dapat diterapkan di kelas, dengan lebih banyak jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran. Perbaikan atau revisi telah dilakukan untuk memperbaiki kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Safi’i (2012) mengenai media trainer sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihannya adalah sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal dan simulasi memungkinkan untuk melakukan studi jangka panjang pada waktu yang relatif singkat. Kelemahan media trainer yang dikembangkan antara lain kualitas dan analisis model tergantung pada pembuat model, trainer hanya menampilkan persepsi indra mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok peserta didik.

Berdasarkan kajian penilitian tersebut, media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti saat ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah uraian kekuatan dan kekurangan media “Nefron”.Kekuatan Media “Nefron”1. Materi yang terdapat pada media “Nefron” telah sesuai dengan SK dan KD.2. Media “Nefron”dilengkapi dengan gambar berunsur gerak yang dapat

memotivasi peserta didik untuk belajar materi proses pembuatan urin.3. Media bersifat konkrit, peserta didik dapat langsung berinteraksi secara aktif

dengan media4. Media mendorong peserta didik untuk dapat belajar secara aktif, kolaboratif

dan kooperatif.5. Pembelajaran menggunakan media “Nefron” dapat melibatkan alat gerak dan

berbagai indra pada peserta didik dalam mempelajari materi, dengan demikian materi akan lebih diingat.

6. Media pembelajaran yang dikembangkan telah melalui tahap validasi dan dilakukan uji coba pada peserta didik (terbatas) serta revisi sehingga media pembelajaran telah layak untuk digunakan .

Kekurangan Media “Nefron”1. Unsur gerak pada media dan nyala LED pada tabel keterangan dapat tampak

bila media papan media dihubungkan dengan sumber energi listrik.2. Rangkaian LED diprogram dengan microcontroller dapat dibuat melalui

kerjasama dengan oleh ahli elektro ataupun ahli fisika.

Page 10: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

10

PENUTUPKesimpulan

Berdasarkan proses pengembangan dan hasil analisis data dalam pelaksanaan validasi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.1. Media pembelajaran yang dihasilkan adalah media “Nefron”, media berbasis

rangkaian LED yang dapat menyala bergantian untuk menunjukkan proses pembentukan urin pada manusia.

2. Berdasarkan hasil validasi ahli media, ahli materi, dan guru biologi didapatkan bahwa media pembelajaran sangat valid dan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang.

SaranPembelajaran dengan berbantuan media “Nefron” dapat dilakukan pada

pembelajaran tentang sistem ekskresi. Sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan media “Nefron”, hendaknya guru membaca petunjuk penggunaan bagi guru terlebih dahulu agar dapat membantu jika ada peserta didik yang mengalami kesulitan.

Media “Nefron” ini dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik SMA N 1 Malang, namun diperkirakan dapat juga digunakan untuk SMA lain ataupun bahkan untuk jenjang perguruan tinggi. SMA lain terutama yang belum memiliki fasilitas LCD sebagai salah satu alat penunjang pembelajaran tetapi memiliki fasilitas listrik.

Pengembangan lebih lanjut yang dapat dilakukan antara lain memanfaatkan LED dan microcontroller sebagai komponen pembuatan media pembelajaran pada materi biologi yang lain dan memanfaatkan magnet dan benda dapat menempel pada magnet sebagai komponen media pembelajaran lain yang dapat melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

DAFTAR RUJUKANAkbar, S. dan Sriwiyana, H. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Cipta Media.Asokhia, M. O. 2009. Improvisation/Teaching Aids: Aid to Effective Teaching of

English Language. International Journal Education Science, (Online), 1(2): 79-85, (http://www.krpublishers.com/02-Journals/IJES/IJES-01-0-000-09-Web/IJES-01-2-000-09-Abst-PDF/IJES-01-2-079-09-022-Asokhia-M-O/IJES-01-2-079-09-022-Asokhia-M-O-Tt.pdf), diakses 3 April 2012.

Effendy, A., Sjarkawi & Asrial. 2011. Pengaruh Interaksi Media dan Gaya Kognitif terhadap Penguasaan Konsep Bangun Datar dan Bangun Ruang. Tekno-Pedagogi, (Online), 1 (2): 15-26, (http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/669/596), diakses 19 Agustus 2013.

Leong, M. 2013. Pengaruh Kelengkapan Media Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Siswa SMP Negeri 1 Tombatu. Engineering Education Journals UNIMA, (Online), 1 (3) : -, (http://fatek.unima.ac.id/e-jurnal/jurnal-137-pengaruh-kelengkapan-media-pembelajaran-terhadap-prestasi-belajar-mata-pelajaran-teknologi-informasi-dan-komunikasi-pada-siswa-smp-negeri-1-tombatu.html), diakses 19 Agustus 2013.

Page 11: jurnal-online.um.ac.idjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel583186CC909D0... · Web viewBerdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada

11

Marieb, E. N. 2006. Essentials of Human Anatomy and Physiology Eighth Edition. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Muijs, D. & Reynolds, D. 2008. Effective Teaching, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purba, D., Sofyan, A., & Hartono. 2006. Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran Sains Fisika SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online), 4 (2) : 88-93, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/165/170), diakses 19 Agustus 2006.

Rustaman, N.Y., Dirjosoemarto, S., Yulianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nuryani, K. M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Safi’i, A. 2012. Pengembangan Trainer Klasifikasi Robot untuk Pembelajaran Robotika Jurusan Teknik Elektro dengan Bahasan Pergerakan Robot Jenis Cartesian. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas MIPA UM.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.