DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web...

33
DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) LUAR NEGERI BAGI PENINGKATAN SDM DI DAERAH ASAL (Studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro) Nama/ NIM : Dedi Aktur Rokhman/ 104171471990 Pembimbing I : Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si Pembimbing II : Drs. Petir Pudjantoro, M.Si PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdampak terhadap masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, migrasi, dan sektor-sektor kependudukan lainya terutama faktor tenaga kerja. Dengan laju pertumbuhan penduduk tinggi, secara langsung akan berdampak terhadap perkembangan angkatan kerja dan kesempatan kerja. Jumlah angkatan kerja semakin meningkat dengan lapangan kerja yang terbatas. Jika hal ini tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja yang seimbang maka dapat dipastikan jumlah pengangguran akan meningkat. Berdasarkan statistik ketenagakerjaan, bahwa masalah krusial yang dihadapi oleh pasar kerja Indonesia sampai saat ini adalah masalah pengangguran. Bukan saja jumlahnya sangat besar, tetapi juga karena rata-ratanya yang cukup tinggi. Sepanjang tahun 2004 sampai 2008 jumlah pengangguran terbuka tidak pernah di bawah angka 10 juta orang, bahkan pernah mencapai angka hampir 13 juta pada tahun 2005. Hasil survei tenaga kerja Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2008 masih mencapai 9,75% dari angkatan kerja atau 10,55 juta jiwa. Ketidakseimbangan antara penyediaan lapangan kerja dengan angkatan kerja ini dapat kita lihat pada sektor pertanian yang mayoritas berada di pedesaan. Sektor pertanian mulanya banyak sekali menyerap tenaga kerja, namun kini setiap tahunnya mengalami penurunan. Sektor

Transcript of DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web...

Page 1: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) LUAR NEGERI BAGI PENINGKATAN SDM DI DAERAH

ASAL(Studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten

Bojonegoro)

Nama/ NIM : Dedi Aktur Rokhman/ 104171471990Pembimbing I : Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.SiPembimbing II : Drs. Petir Pudjantoro, M.Si

PENDAHULUAN A. Latar BelakangSeiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia berdampak terhadap masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, migrasi, dan sektor-sektor kependudukan lainya terutama faktor tenaga kerja. Dengan laju pertumbuhan penduduk tinggi, secara langsung akan berdampak terhadap perkembangan angkatan kerja dan kesempatan kerja. Jumlah angkatan kerja semakin meningkat dengan lapangan kerja yang terbatas. Jika hal ini tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja yang seimbang maka dapat dipastikan jumlah pengangguran akan meningkat.

Berdasarkan statistik ketenagakerjaan, bahwa masalah krusial yang dihadapi oleh pasar kerja Indonesia sampai saat ini adalah masalah pengangguran. Bukan saja jumlahnya sangat besar, tetapi juga karena rata-ratanya yang cukup tinggi. Sepanjang tahun 2004 sampai 2008 jumlah pengangguran terbuka tidak pernah di bawah angka 10 juta orang, bahkan pernah mencapai angka hampir 13 juta pada tahun 2005. Hasil survei tenaga kerja Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2008 masih mencapai 9,75% dari angkatan kerja atau 10,55 juta jiwa.

Ketidakseimbangan antara penyediaan lapangan kerja dengan angkatan kerja ini dapat kita lihat pada sektor pertanian yang mayoritas berada di pedesaan. Sektor pertanian mulanya banyak sekali menyerap tenaga kerja, namun kini setiap tahunnya mengalami penurunan. Sektor pertanian tidak mampu lagi menyerap tenaga kerja. Jutaan tenaga kerja di sektor itu malah beralih profesi ke jenis pekerjaan lainnya di sektor industri. Rendahnya kesempatan kerja dan penghasilan penduduk di sektor pertanian mengakibatkan sektor ini tidak menarik lagi bagi kebanyakan warga pedesaan. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan berkurangnya lapangan kerja di sektor pertanian sebesar 1,2 juta lapangan kerja pada tahun 2008. Pada Agustus 2008 jumlah tenaga kerja di bidang pertanian menurun dibanding keadaan Februari 2008 yaitu 213.275 orang (BPS, 2009). Lapangan kerja dalam negeri ini tergolong kurang untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat. Hal ini terjadi karena sektor industri yang ada belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang ada di Indonesia, sehingga banyak sekali terjadi pengangguran. Tutupnya beberapa perusahaan-perusahaan yang ada, yang juga mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia. Ditambah permasalahan harga-

Page 2: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

harga yang terus melambung tinggi hampir tiap tahun, yang biasanya seiring dengan naiknya harga-harga minyak dan gas (migas). Selain itu upah buruh yang terlalu kecil jelas sekali sangat tidak mencukupi kebutuhan keluarga, di mana semua harga barang-barang yang ada selalu naik setiap tahunnya.

Kondisi inilah yang memicu mereka untuk melakukan migrasi keluar negeri dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia luar negeri (TKI) sebagai alternatif solusi mengenai tingginya angka pengangguran yang dapat menambah kesejahteraan TKI beserta keluarganya. Bekerja di luar negeri dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik, dan dapat memperbaiki ekonomi keluarga merupakan motivasi besar para TKI. Pekerjaan apapun akan dilakukan betapapun beratnya, asalkan hasil yang diharapkan dapat terpenuhi.

Banyak faktor yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi, namun demikian faktor ekonomi cenderung memegang peranan penting (Subri, 2003:110). Menurut Mantra (1998:123) faktor yang mendorong penduduk untuk meninggalkan desa antara lain karena penghasilan di desa relatif rendah, pekerjaan di bidang pertanian relatif kurang dan tidak punya tanah garapan yang memadai.

Berdasarkan berbagai alasan di ataslah yang menyebabkan jumlah penduduk pedesaan yang melakukan migrasi dari tahun ke tahun semakin meningkat khususnya yang melakukan migrasi ke luar negeri. Tingginya jumlah penduduk suatu daerah yang melakukan migrasi baik ke luar negeri akan berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi di daerah asal pelaku migrasi. Hal ini dikarenakan pelaku mobilitas penduduk yang banyak terjadi di Indonesia secara resmi masih tercatat sebagai penduduk di daerah asalnya. Hubungan para migran dengan kampung halaman masih tetap kuat, karena tujuan utama mereka migrasi adalah agar mendapatkan penghasilan untuk dibawa atau dikirim ke daerah asal, yakni keluarga yang berada di pedesaan (Taryana, 2000:273).

Menurut hasil survei tenaga kerja Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Agustus 2008 berdiri sekitar 10-11 juta Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang resmi, setengah resmi, maupun ilegal. Dengan berbagai negara tempat tujuan, proporsi terbesar (49%) berasal dari kawasan Asia Pasifik, kawasan Timur Tengah & Afrika (31%), dan kawasan Amerika & Eropa (18%). Sementara hanya 2% yang berasal dari Australia & negara lainnya. Dengan pendapatan berkisar antara 1,5 juta sampai 8,5 juta per bulannya.

Demikian halnya yang terjadi didesa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, rendahnya penghasilan dan kesempatan kerja di sektor pertanian menyebabkan banyak dari warga desa ini yang melakukan migrasi keluar negeri dengan menjadi TKI. Dari migrasi ini memunculkan kiriman ke daerah asal (Remiten) yang akan dialokasikan dalam kegiatan publik maupun domestik. Remitensi yang dikirimkan ke keluarga oleh para TKI berkisar antara 1,5 juta sampai 8,5 juta per bulannya sesuai dengan jenis pekerjaan dan negara tempat bekerja (BPS, 2008).

Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan pada triwulan II-2008, total transfer dana (remitansi) TKI melalui bank-bank di Jawa Timur tercatat sebesar Rp 736 miliar dengan jumlah transaksi sebanyak 85 ribu. Sehingga secara rata-rata besarnya dana yang ditransfer melalui bank pada triwulan II-2008 adalah Rp 8,7 juta per transaksi Indonesia menunjukkan pada triwulan II-2008, total transfer dana (remitansi) TKI melalui bank-bank di Jawa Timur tercatat sebesar Rp 736

Page 3: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

miliar. Transfer dana TKI tumbuh sebesar 12% secara tahunan namun relatif turun 3% dari triwulan sebelumnya. Sementara itu jumlah transaksi selama tiga bulan laporan mengalami penurunan 9,4% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dengan memperhatikan penurunan 9,4% jumlah transaksi hanya menurunkan total transfer dana TKI sebesar 3% maka secara sederhana dapat diketahui rata-rata dana yang ditransfer per transaksi mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Dilihat dari asal transfer dana, proporsi terbesar (49%) berasal dari kawasan Asia Pasifik, kawasan Timur Tengah & Afrika (31%), dan kawasan Amerika & Eropa (18%). Sementara hanya 2% yang berasal dari Australia & negara lainnya. Berdasarkan asal negaranya, transfer dana terbesar ke Jawa Timur berasal dari Arab Saudi, Malaysia, Amerika Serikat, Taiwan, dan Hongkong. Pada laporan nilai transfer dari Arab Saudi, Malaysia dan Amerika Serikat tercatat masing-masing sebesar Rp 205 miliar (pangsa sebesar 28% dari total transfer), Rp 131 miliar (18% dari total transfer), dan Rp 123 miliar pangsa 17% dari total transfer (Bank Indonesia, 2009).

Besarnya jumlah penghasilan dari TKI yang dikirimkan pada warganya di kampung halaman akan berdampak terhadap perubahan kondisi keluarga TKI di daerah asal baik dari segi sosial ekonomi. Sebagian besar remitansi TKI yang dikirim ke Indonesia ternyata digunakan untuk membayar hutang yang mereka pergunakan untuk membiayai keberangkatan mereka sebagai TKI dan membuat kondisi ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik dengan bisa menyisihkan dana untuk modal usaha, membeli lahan, membangun rumah, dan lainnya.

Kenyataan umum yang terasa adalah dari segi ekonomi misalnya, telah banyak berdiri rumah-rumah baru yang layak huni, wirausahawan baru yang berhasil dan meratanya sarana prasarana komunikasi dan transportasi. Begitu halnya dari segi sosial , pengiriman remiten dari TKI juga telah membuat perubahan pola dan gaya hidup dari keluarga TKI di daerah asal, mulai dari meningkatnya kesadaran mereka akan kesehataan dan pendidikan sampai kepada mulai ditinggalkanya sektor pekerjaan yang berbasis pertanian dan beralih ke sektor lain seperti perdagangan, industri dan jasa.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengkaji dampak dari remitansi TKI Luar Negeri terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia keluarga TKI di daerah asal, khususnya dalam pendidikan bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena sumber daya manusia merupakan modal dasar dari kekayaan suatu bangsa. Sekaya apapun alam suatu bangsa jika tanpa didukung dengan sumberdaya manusia yang berkualitas maka kekayaan alam itu tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal bagi kesejahteraan bangsanya. Berdasarkan Indek Pembangunan Manusia (IPM), kualitas SDM dilihat berdasarkan tolak ukur kesehatan (lama hidup yang di ukur ketik lahir), pendidikan yang di ukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf), dan ekonomi ( standar hidup yang di ukur dari pengeluaran konsumsi perkapita perbulan), (Wahjoedi, 2004:175). Karena hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti mengkaji kualitas sumber daya manusia keluarga TKI luar negeri melalui tingkat pendidikan, ekonomi dan kesehatan, mereka sebagai dampak pengguna dana Remiten. Oleh karena itu penelitian ini berjudul, Dampak Remitensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Luar Negeri Bagi Peningkatan SDM di Daerah Asal, dengan fokus studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.

Page 4: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah karakteristik sosial ekonomi keluarga dan individu TKI

Luar Negeri yang berasal dari Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro?

2. Bagaimana aliran dana remitensi para TKI Luar Negeri yang berasal dari Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro?

3. Bagaimana pola penggunaan dana remitensi TKI Luar Negeri yang berasal dari Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro oleh keluarga TKI?

Bagaimanakah dampak remitensi bagi peningkatan kualitas SDM keluarga (dari aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi) TKI Luar Negeri di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro?

METODE PENELITIANA. Rancangan PenelitianKajian tentang dampak remiten Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri terhadap peningkatan SDM di daerah asal ini adalah bersifat deskriptif di mana menggambarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga dan individu TKI, aliran dana remitensi, pola penggunaan dana, dan dampak remitensi bagi peningkatan kualitas SDM keluarga (dari aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi) TKI Luar Negeri di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena hanya memberikan gambaran tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek-aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat (Singarimbun, 1995:87).

B. Subjek PenelitianDalam penelitian ini yang menjadi Subjek Penelitiannya adalah orang-

orang yang satu atau lebih dari anggota keluargnya menjadi TKI yang bekerja di luar negeri yang ada di Desa Sumuragung kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan dapat diketahui sebanyak 45 orang keluarga yang ada di desa Sumuragung bekerja sebagai TKI di luar negeri.

C. Pengumpulan Data dan Sumber Data1. Jenis dan Sumber DataAda dua jenis data yang digali dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dengan teknik wawancara terhadap orang salah satu atau lebih anggota keluarganya menjadi TKI ke luar negari. Sedangkan data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti dalam pengumpulannya. Misalnya seperti data hasil penelitian dan statistik desa.2. Teknik Pengumpulan Dataa. Wawancara

Menurut Arikunto, (2002:67) wawancara adalah pengumpulan data dengan menyajikan pertanyaan secara langsung oleh pengumpul data kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat dan direkam dengan alat perekam. Ada berbagai cara atau metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Page 5: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

Jenis data yang berusaha dikumpulkan dengan wawancara dari masing-masing responden adalah sebagai berikut:

a) Karakteristik sosial ekonomi keluarga dan individu TKI meliputi data diri, umur, jenis kelamin, status perkawinan, kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, negara tujuan, proses keberangkatan, pekerjaan dan alasan menjadi TKI.

b) aliran dana remitensi TKI meliputi jenis pekerjaan, gaji per bulan, jumlah uang yang dikirim TKI , dan pola pengiriman uang.

c) pola penggunaan dana remitensi TKI meliputi pola-pola pemanfaatan remitansi oleh keluarga TKI untuk pendidikan kesehatan dan ekonomi keluarga TKI.

d) dampak remitensi TKI meliputi pendidikan keluarga TKI, kesehatan keluarga TKI, dan perekonomian keluarga TKI.

b. Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang

diperlukan dalam penelitian ini, yaitu mencari informasi yang bersumber dari tulisan. Dalam hal ini peneliti bekerja sama dengan Kantor Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro untuk mendapatkan data sekunder berupa gambaran umum desa Sumuragung, profil desa, persebaran penduduk, dan mengenai penduduk yang menjadi TKI di luar negeri.

c. ObservasiObservasi merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan melalui indera penglihatan dengan tanpa memberikan pertanyaan kepada responden. Data yang diobservasi adalah perubahan gaya hidup keluarga TKI seperti kondisi rumah, gaya berpakaian, dan pemenuhan kebutuhan akan barang mewah.

D. Analisis DataAnalisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah di baca (diinterprestasikan). Dari analisis data ini dapat diketahui jawaban dari permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Dengan teknik ini peneliti bermaksud mendeskripsikan atau menggambarkan kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi TKI dalam migrasi Internasional dan konsekwesinya, khususnya berkaitan dengan dampak remiten. Proses analisis data dimulai sejak dan setelah proses pengumpulan data dengan menelaah data yang ada dengan berbagai teknik pengumpulan data baik dari wawancara,observasi, dan dokumentasi. Analisis data secara garis besar memerlukan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga peneliti dapat menyajikan temuannya. Dalam analisis data melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pengklasifikasian, dan pencarian pola atau tema dari data yang dikumpulkan untuk dapat dipahami maknanya.

Page 6: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

HASIL PENELITIANA.Profil Desa Sumuragung Sebagai Desa TKI di BojonegoroDesa Sumuragung terletak di wilayah Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Desa ini berada di sebelah barat dari ibu kota kabupaten dengan jarak 15 km dan berada di sebelah timur dari Kecamatan. Desa Sumuragung terletak pada ketinggian 420 meter di atas permukaan air laut, curah hujan sekitar 200 mm dan dengan suhu rata- rata 35 C .

Dengan luas wilayah 497,310 ha desa Sumuragung terbagi menjadi 5 pedukuhan yaitu: Dari tiap-tiap dusun tersebut dikepalai oleh seorang kepala dusun (Kasun).

Sedangkan batas wilayah administratif dari desa Sumuragung adalah sebagai berikut:

a) Sebelah utara berbatasan dengan desa Tejo Kecamatan Kanorb) Sebelah selatan berbatasan dengan desa Pekuwon Kecamatan Sumberrejoc) Sebelah barat berbatasan dengan desa Kedung Bondo Kecamatan Balend) Sebelah timur berbatasan dengan desa Sumberrejo Kecamatan Sumberrejo

Jumlah penduduk desa Sumuragung pada tahun 2008 tercatat sebanyak 8.166 jiwa. Sedangkan berdasarkan komposisi penduduk tercatat sejumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.122 jiwa dan penduduk perempuan 4.044 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang berada pada usia kerja (15-64 tahun) sebesar 6.222 orang. dan jumlah penduduk yang berada pada usia non produktif sebesar 1.944 orang (1.796 jiwa dalam usia kurang dari 15 tahun dan 148 jiwa jiwa lainya pada usia diatas 64 tahun). Sedangkan dari tingkat pendidikan formal masyarakat desa Sumuragung dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Sumuragung merupakan masyarakat terdidik dengan jenjang pendidikan yang beragam. Jenjang pendidikan terbesar yang dimiliki masyarakat desa Sumuragung adalah setingkat SMP/ sederajat dengan jumlah 2.290 jiwa. Sedangkan jenjang pendidikan terbesar kedua yang dimiliki masyarakat desa Sumuragung adalah SD/ sederajat dengan jumlah 2.090 jiwa. Untuk jenjang pendidikan perguruan tinggi tercatat 1.090 jiwa dari penduduk desa Sumuragung memiliki pendidikan terakhir setingkat perguruan tinggi.

Kondisi tingkat pendidikan masyarakat yang sudah cukup baik tersebut dipengaruhi oleh tersedianya fasilitass pendidikan yang cukup lengkap yang ada di desa Sumuragung. Sekolah baik negeri maupun swasta mulai dari tingkat TK samapi dengan tingkat SLTA tersedia di Sumuragung kondisi ini menyebabkan akses masyarakat desa Sumuragung dalam memperoleh pendidikan menjadi relatif lebih mudah. Selain itu letak dari desa Sumuragung yang berada di persimpangan jalur transportasi Babat, Lamongan, Surabaya semakin memudahkan bagi penduduk desa Sumuragung yang mempunyai keinginan untuk menempuh pendidikan di luar desanya. Sebagian besar penduduk desa Sumuragung bekerja di sektor pertanian dan jasa. Tercatat sebanyak lebih dari 50% penduduk usia produktif bekerja di sektor pertanian sebagai petani pemilik lahan ataupun buruh tani baik pada pertanian lahan kering ataupun lahan basah (sawah). Sebanyak 10,47% penduduk desa Sumuragung bekerja di sektor jasa seperti tukang kayu, tukang batu, penjahit dan montir. Kemudian sebanyak 6,56% penduduk tercatat berprofesi sebagai pedagang/ wiraswasta/ pengusaha sedangkan 2,51% berprofesi sebagai PNS dan TNI/ POLRILuas wilayah Desa Sumuragung mencapai 497,310 ha yang sebagian

Page 7: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

wilayahnya dilewati aliran sungai Bengawan Solo. Kondisi ini menjadikan wilayah desa Sumuragung sangat cocok untuk digunakan sebagai area persawahan basah. Sebagian besar dari wilayah Desa Sumuragung adalah berupa lahan pertanian baik basah maupun kering. Luas pertanian yang mencapai 317,02 ha yang terdiri dari areal persawahan dan areal tanah tegal menjadikan desa Sumuragung cukup potensial untuk mengembangkan produksi pertanian. Secara umum, areal persawahan ditanami dengan tanaman padi untuk musim penghujan dan jagung maupun jenis sayuran dan buah seperti tomat, cabai, mentimun, tembakau, dan lain sebagainya untuk musim kemarau.

Sementara itu sarana lembaga perekonomian di Desa Sumuragung seperti Koperasi/ KSP sudah ada untuk dapat mencukupi kebutuhan, terutama di tunjang dengan adanya sarana transportasi yang memadai. Selain itu koperasi yang ada cukup menjamin sebuah kebutuhan masyarakat petani yang sewaktu-waktu memerlukan pinjaman dengan bunga yang relatif ringan. Dengan adanya koperasi ini bisa memperkecil adanya praktek-praktek pinjaman kepada renternir oleh masyarakat khususnya para petani. Selain itu terdapat pasar tradisional, kios-kios dan sentra industri kecil yang mendukung perekonomian desa Sumuragung

B. Karakteristik Sosial Ekonomi TKI Asal Desa Sumuragung1. Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga TKI

Dari 45 keluarga TKI yang menjadi responden dalam penelitian ini, tercatat sebanyak 216 anggota rumah tangga terdiri dari 84 0rang laki-laki dan 132 orang perempuan. Dengan demikian rata-rata jumlah anggota per rumah tangga sekitar 5 orang terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan. Sebagian besar anggota rumah tangga TKI tergolong usia kerja (umur15-64 tahun) baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa secara kualitatif, potensi tenaga kerja dalam rumah tangga TKI cukup besar. Sementara itu, kondisi pendidikan formal dari anggota TKI dapat di simpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia pada rumah tangga TKI masih rendah yang sebagian besar berpendidikan SD, hanya sebagian kecil anggota rumah tangga yang berpendidikan tinggi (0, 93%). Dampaknya bila tenaga kerja yang berasal dari rumah tangga TKI ini tidak memiliki keterampilan tertentu diduga akan kesulitan dalam mengakses pekerjaan yang dewasa ini cenderung semakin kompetitif.

Desa Sumuragung adalah desa dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani. Baik sebagai petani penggarap maupun sebagai buruh tani dilahan basah ataupun lahan kering. Sehingga status ekonomi seseorang dalam masyarakat sangat dipengaruhi dari kepemililkan tanah/ lahan garapan orang tersebut atau dengan kata lain semakin luas tanah garapan seseorang semakin baik status ekonominya dalam masyarakat. Sebagian besar responden (yaitu para anggota keluarga TKI yang ada dikampung halaman) memiliki tanah seluas 0,10-0,25 Ha dengan penghasilan sekitar 700 ribu sebulan.

Dengan kepemilikan lahan yang terbatas, maka hasil yang diperoleh dari pertanian tergolong rendah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Akibatnya masyarakat mulai beralih pada sektor lain yang lebih menjanjikan, salah satunya dengan menjadi TKI sebagai alternatif solusi untuk memperoleh pekerjaan yang layak dengan hasil yang memedai sehingga menambah kesejahteraan keluarga.

Page 8: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

2. Karakteristik Sosial Ekonomi Individu TKI a. Jenis kelamin dan umur

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar TKI berjenis kelamin perempuan yaitu 26 orang sedangkan laki-laki berjumlah 19 orang. Kebanyakan dari mereka berumur antara 21 sampai 30 tahun. Secara ringkas disajikan dalam tabel berikutTabel 4.8 Jenis Kelamin TKI Asal Desa Sumuragung

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase12

Laki-lakiPerempuan

1926

42,22%57,78%

Jumlah 45 100%Sumber : Data primer (hasil wawancara diolah) peneliti

Sebagian besar TKI berumur antara 21 sampai 30 tahun. TKI yang berumur 16 sampai 20 tahun hanya ada 2 orang. Mereka masih sangat produktif dalam bekerja. Para TKI merantau ke luar negeri dengan harapan dapat memperbaiki perekonomian keluarga. Mereka yang masih belum menikah meninggalkan rumah tanpa tanggungan, mereka termotivasi untuk dapat penghidupan yang layak sekaligus dapat bersenang-senang. Sedangkan yang telah berumah tangga termotivasi untuk perbaikan ekonomi keluarga dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Secara ringkas disajikan dalam tabel berikut:Tabel 4.9 Umur TKI Asal Desa Sumuragung

No Umur (Tahun) Jumlah Persentase123456

16-2021-2526-3031-3536-40>40

21210975

4,44%26,67%22,22%

20%15,56%11,11%

Jumlah 45 100%Sumber : Data primer (hasil wawancara diolah) peneliti

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25 tahun sebesar 26,67%, yang berumur 26-30 sebanyak 10 orang (22,22%), kemudian yang berumur 31-35 sebanyak 9 orang (20%), umur 36-40 tahun sebanyak 7 orang (15,56%), dan umur di atas 40 sebanyak 5 orang (11,11%). Sedangkan presentase terkecil adalah berumur antara 16-20 tahun sebesar 4,44% atau dua orang. Berdasarkan komposisi umur tersebut dapat dikemukakan bahwa para TKI asal desa Sumuragung sebagian besar berada usia produktif yakni berusia antara 16-35 tahun sejumlah 73,33% atau 33 orang. Banyaknya TKI yang berada pada usia produktif atau angkatan kerja mereka berusaha mencari pekerjaan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan juga menanggung keluarga mereka yang sudah tidak produktif. Karena jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada mereka terdorong menjadi TKI walau hanya sebagai pembantu rumah tangga asalkan memberikan penghasilan yang memadai.

b. Status perkawinan TKI Komposisi TKI asal desa Sumuragung berdasarkaan status perkawinaan

adalah seperti terlihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Page 9: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

Tabel 4.10 Status Perkawinan TKI No Status Perkawinan Jumlah Persentase12

Kawin/ nikahTidak kawin

1728

37,78%62,22%

Jumlah 45 100%Sumber : Data primer (hasil wawancara diolah) peneliti

Berdasarkan Tabel 4.10, terlihat bahwa para TKI asal desa Sumuragung sebagian besar belum menikah dengan jumlah 28 orang atau 62,22%. Sedangkan yang sudah menikah tercatat sebanyak 17 orang atau 37,78%. Tingginya jumlah TKI yang berstatus belum menikah membuktikan bahwa mereka kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dari segi penghasilan di daerah asal. Selain itu bekerja disektor pertanian sudah tidak menjanjikan lagi dan dianggap kurang bergengsi dikalangan anak muda. Untuk bekerja disektor lain mereka tidak bisa karena keterbatasan dalam hal pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki. Sedangkan para TKI yang sudah menikah memutuskan pergi ke luar negeri agar mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat dan dapat memberikan penghidupan yang layak bagi anak-anak mereka seperti menyekolahkan. Dari hasil wawancara dapat diketahui persentase lama pendidikan TKI yang paling besar adalah antara 7-9 tahun atau setingkat SMP sebesar 21 orang (46,67%) kemudian presentase lama pendidikan terkecil adalah lebih dari 12 tahun atau setingkat dengan perguruan tinggi berjumlah 2 orang (4,44%).Sebagian besar sumber biaya keberangkatan TKI berasal dari pinjaman (Bank, Koperasi, hutang saudara) berjumlah 28 orang (62,22%) hal ini terkait dengan besarnya jumlah biaya yang diperlukan untuk menjadi TKI, khususnya TKI dengan jalur keberangkatan legal (berdokumen). Selain itu, latar belakang ekonomi, dari keluarga TKI yang sebagian besar berasal dari keluarga dengan kelas ekonomi menengah kebawah menyebabkan sebagian besar TKI berangkat dengan menggunakan dana pinjaman. Sedangkan (37,78%) 17 orang dari TKI berangkat dengan menggunakan modal sendiri, baik yang berasal dari uang tabungan ataupun deengan menjual hasil panen, ternak dan juga perhiasan bahkan ada sebagian dari responden yang mengaku berangkat dengan menjual sawahnya.

C. Aliran Dana Remitensi TKI Asal Desa Sumuragung Remiten adalah besarnya uang diterimakan oleh TKI kepada anggota keluarganya di desa baik saat pulang maupun lewat jasa pengiriman. Besarnya remiten yang dapat dikirim oleh TKI ke daerah asal sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan dari TKI tersebut didaerah tujuan bekerja, semakin tinggi pencapaianya semakin besar pula jumlah remiten yang dapat mereka kirimkan kepada keluarganya dikampung halaman. Sedangkan besar kecilnya pendapatan dari TKI sangat dipengaruhi oleh masing-masing negara tujuan dimana TKI bekerja. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dan masing-masing negara tujuan TKI dalam hal kebijakan ketenagakerjaan yang diterapkannya, misalnya tentang standart penggajian TKI, besarnya pajak yang harus ditanggung oleh TKI dan lain sebagainya, semuanya berbeda antara satu negara dengan negara lain. Selain itu perbedaan pendapatan dari masing-masing TKI juga disebabkan adanya perbedaan kurs mata uang antara satu negara dengan negara lain yang menjadi

Page 10: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

tujuan dari TKI. Faktor-faktor yang mempengaruhi penghasilan TKI dan berakibat pada besarnya kecilnya dana remitensi adalah:

a) Negara tujuan TKIb) Jenis pekerjaanc) Besar remiten dan pola pengiriman

Berikut akan dibahas mengenai negara tujuan, jenis pekerjaan dan besarnya gaji TKI asal desa Sumuragung:

Besar Remitensi TKI Dan Pola Pengiriman Remitensi TKI Asal DesaSumuragung

Berdasarkan hasil wawancra diketahui bahwa dari semua responden mengaku menerima uang kiriman dari anggota keluarganya yang menjadi TKI di luar negeri. Hal ini terjadi karena menurut para responden, sejak sebelum berangkat ke luar negeri para TKI sudah di bekali dengan beberapa pengetahuan tentang tata cara menjadi TKI oleh PJTKI, termasuk juga pengetahuan tentang cara bagaimana mengelola hasil kerjanya selama di luar negeri dengan cara paling efektif, misalkan di anjurkanya bagi para TKI agar menyimpan hasil kerja mereka di luar negeri di Bank-Bank Nasional (Indonesia). Hal ini dilakukan karena menurut mereka bunga yang diberikan di Bank Nasional lebih tinggi dari Bank di tempat TKI bekerja. Kenyataan ini sesuai dengan data yang diperoleh peneliti dari buku “Pedoman dan panduan untuk menjadi TKI “. Di dalam buku panduan tersebut disajikan sebuah tabel yang berisi tentang perbandingan suku bunga yang diberikan oleh pihak di beberapa yang mayoritas menjadi tujuan dari TKI. Dari tabel tersebut diketahui bahwa menabung di Bank nasional lebih menguntungkan dari pada menabung di Bank negara tempat bekerja TKI.

Selain itu diwajibkan bagi setiap calon TKI untuk memiliki buku tabungan menjadikan seluruh TKI asal Desa Sumuragung mengirimkan Uang hasil kerjanya sebagai TKI di luar negeri melalui jasa pengiriman perbankan. Mengenai bank apa yang dipakai para TKI, responden memberikan keterangan yang beragam, namun sebagian besar dari mereka memakai bank yang paling dekat dengan tempat tinggal, hal ini dilakukan selain karena alasan kemudahan juga alasan keamanan waktu pengambilan.

Secara ringkas tabel pola pengiriman remitansi TKI dapat ditunjukkan tabel berikut:Tabel 4.18 Pola Pengiriman Remitensi TKI

No Pola Pengiriman Jumlah (Orang) Persentase12

Bank Non-Bank (dititipkan, dibawa sendiri)

378

82,22%17,78%

Jumlah 45 100%Sumber : Data primer (hasil wawancara diolah) peneliti

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari TKI mengirimkan uangnya melalui jasa perbankan (82,22%) karena faktor keamanan dan lebih praktis. Para TKI yang tempat bekerjanya di wilayah perkotaan di mana akses menuju perbankan mudah kebanyakan dari mereka menggunakan jasa perbankan. Sebagian besar TKI menggunakan Bank BNI karena banyak terdapat cabang-cabangnya dan bank di negara tempat bekerja sebagian besar bekerjasama dengan Bank BNI. Hanya sebagian kecil yang di titipkan atau dibawa sendiri

Page 11: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

(17,78%), kebanyakan ini dilakukan TKI yang negara tempat bekerjanya dekat seperti Malaysia, Brunei atau Singapura. Para TKI menitipkan barang atau uang kepada temannya yang pulang ke Indonesia. Selain itu, faktor kemudahan TKI keluar dari rumah majikan dan akses transportsi menuju Bank yang terkadang sulit menyebabkan terkadang para TKI membawa sendiri uang hasil bekerja ketika pulang. Ini banyak dialami TKI yang bekerja di daerah Timur Tengah seperti Arab Saudi.

D. Pola Penggunaan Dana Remitensi TKI Pada umumnya remitensi TKI digunakan oleh keluarga untuk keperluan

sebagai berikut:1) Membayar hutang yang mereka pergunakan untuk membiayai

keberangkatan mereka sebagai TKI. Dana remitensi TKI dipergunakan untuk membayar hutang keberangkatan TKI seperti; hutang Bank, Kopereasi atau hutang terhadap sanak saudara dan teman.

2) Konsumsi, baik untuk kebutuhan pangan, membangun rumah, membeli barang, sekolah, dan perbaikan kesehatan keluarga.

3) Membuat kondisi ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik dengan bisa menyisihkan dana untuk modal usaha, atau kegiatan produktif lainnya seperti membeli lahan, hewan ternak, membeli traktor atau berdagang.

Segala perubahan yang terjadi pada keluarga TKI (responden) tidak lepas dari peranan kiriman uang hasil kerja dari TKI di luar negeri yang disebut dengan remiten. Semakin besar remiten yang dapat dikirimkan atau dibawa pulang oleh TKI maka perananya akan semakin besar pula dalam menentukan perubahan kehidupan dalam suatu rumah tangga dari TKI. Melalui penelitian ini peneliti mencoba untuk mengungkap perubahan-perubahan yang terjadi kepada keluarga TKI yang meliputi tiga hal yaitu perubahan dalam bidang pendidikan keluarga dari TKI terutama perubahan kepada anak atau saudara dari TKI, perubahan yang terjadi pada bidang kesehatan dari keluarga TKI dan yang terakhir perubahan yang terjadi pada aktivitas perekonomian dari keluarga TKI.

E. Dampak Remitensi TKI Bagi Peningkatan Kualitas SDM Di Daerah AsalSelanjutnya untuk mengetahui peranan dari remiten TKI dalam

menciptakan perubahan kondisi sumber daya manusia keluarga TKI di daerah asal secara lebih nyata dapat dilihat berdasarkan hasil pengakuan keluarga TKI yang merupakan responden dalam penilitian ini. Pengakuan responden tersebut meliputi tiga hal perubahan yang mereka rasakan semenjak ada dari keluarga mereka yang menjadi TKI di luar negeri yaitu perubahan pendidikan anggota keluarga TKI, perubahan kesehatan TKI yang dilihat berdasarkan kondisi sandang, pangan dan papan dari keluarga TKI.a) PendidikanBerdasarkan isi tabel di atas dapat diketahui bahwasanya 22 orang (48,89%) responden menyatakan lebih baik, dengan adanya uang remitensi TKI mereka lebih memperhatikan pendidikan anak-anak atau saudaranya. Sedangkan 23 orang (51,11%) menyatakan sama saja alasannya biaya anak-anak mereka umumnya masih kecil. Selain itu kondisi TKI yang sebagian besar belum menikah juga menyebabkan alokasi lokasi remiten terhadap pemenuhan kebutuhan

Page 12: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

pendidikan juga rendah. Meskipun demikian ada juga sebagian dari TKI yang membantu membiayai sekolah dari saudaranya.b) KesehatanDitinjau dari aspek kebutuhan makanan 31 responden (68,89%) mengatakan lebih baik, terutama pemenuhan terhadap kebutuhan makanan bergizi seperti susu, daging, dan produk-produk suplemen lainnya. Mereka lebih memperhatikan gizi makanan, kesehatan anggota keluarganya bahkan ada yang setiap bulan memeriksakan kesehatan keluarganya ke dokter/ RS/ puskesmas.Sedangkan pemenuhan kebutuhan makanan yang bersifat pokok mereka umumnya memanfaatkan produk-produk dari hasil pertanian responden sendiri, misalnya kebutuhan akan beras. Hal ini dimungkinkan karena mayoritas keluarga TKI berprofesi sebagai petani.c). EkonomiDampak adanya remiten terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi sesuai dengan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 35 orang (77,78%) Informan mengaku lebih baik. Para responden mengaku dengan adanya remitensi TKI perekonomian keluarga TKI menjadi lebih baik karena dapat mengalokasikan untuk kegiatan produktif (pertanian, perdagangan, jasa, simpanan, dan membayar hutang). Dari pengembangan usaha dan investasi yang dilakukan keluarga TKI ini dapat memberikan pemasukan pendapatan yang signifikan bagi keluarga TKI sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri dan mengurangi jumlah pengangguran. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluarga TKI yang membuka usaha kecil-kecilan seperti toko, dan persewaan alat-alat pertanian

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga Dan Individu TKI asal Desa Sumuragung

”Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri” (UU No.13 Tahun 2003). Inilah yang mendasari setiap tenaga kerja Indonesia berhak untuk mencari/ mendapatkan penghasilan yang layak dengan bekerja di dalam ataupun bekerja menjadi TKI di Luar Negeri. Tenaga Kerja Indonesia luar Negeri (TKI) merupakan alternatif solusi mengenai tingginya angka pengangguran di dalam Negeri.

Banyak faktor yang mempengaruhi Tenaga Kerja Indonesia tertarik untuk bekerja di luar Negeri. Selain kurangnya lapangan kerja dan kecilnya upah kerja yang ada di dalam negeri, faktor perbaikan kondisi sosial ekonomi keluarga dan individu TKI untuk dapat menambah kesejahteraan TKI beserta keluarganya merupakan faktor utama yang mendorong TKI bekerja di luar negeri. Dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik, dan dapat memperbaiki ekonomi keluarga merupakan motivasi terbesar para TKI. Demikian halnya yang terjadi di desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, rendahnya penghasilan dan kesempatan kerja di sektor pertanian menyebabkan banyak dari warga desa ini yang melakukan migrasi keluar negeri dengan menjadi TKI.

Berdasarkan hasil paparan data dan temuan penelitian dapat di ambil gambaran tentang karakteristik/ kondisi sosial ekonomi keluarga dan individu TKI, yang melatarbelakangi masyarakat di desa Sumuragung Kecamatan

Page 13: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro menjadi TKI di Luar Negeri. Pembahasan hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga TKIBerdasarkan hasil wawancara dengan 45 keluarga yang menjadi responden

dalam penelitian ini, sebagian besar keluarga TKI adalah perempuan (132 orang) dan tergolong usia kerja (umur15-64 tahun) baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan dari kondisi pendidikan formal dari anggota TKI sebagian besar berpendidikan SD dan hanya sebagian kecil anggota rumah tangga yang berpendidikan tinggi. Sebagian besar responden (yaitu para anggota keluarga TKI yang ada dikampung halaman) bekerja di sektor pertanian dan memiliki tanah seluas 0,10-0,25 Ha (51,11%) dengan perkiraan penghasilan sekitar Rp.650.000 per bulan.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari keluarga TKI tergolong usia kerja/ produktif di mana potensi kerja dalam rumah tangga cukup besar dan menanggung penduduk usia tidak produktif. Dengan kondisi pendidikan formal yang rendah sehingga berpengaruh pada kualitas sumber daya manusianya yang rendah menyebabkan mereka kesulitan mencari pekerjaan dengan keterampilan yang terbatas. Sementara itu, lapangan kerja yang ada juga sangat terbatas dan tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja. Ditambah lagi sebagian besar dari responden (yaitu para anggota keluarga TKI yang ada dikampung halaman) bermata pencaharian sebagai petani dengan penghasilan yang rendah untuk dapat mengimbangi harga-harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi inilah yang menjadi alasan para TKI bekerja di luar Negeri baik secara legal ataupun ilegal dengan harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2. Karakteristik Sosial Ekonomi Individu TKI Berdasarkan negara tujuannya, mayoritas ditempatkan di Taiwan,

Hongkong, Malaysia, Brunai, Korea, Arab Saudi, Jepang dan Singapura. Sedangkan pekerjaan sebelum menjadi TKI proporsi terbesar adalah petani dan sebagian menganggur. Sumber biaya keberangkatan sebagian besar dari pinjaman sebanyak 28 orang (62,22%) dan yang menggunakan modal sendiri sebesar 17 orang (37,78%). Motivasi mereka pada umumnya seragam, mencari penghasilan yang lebih baik.

Dari hasil penelitian tersebut dapat digambarkan bahwa sebagian besar TKI asal desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro sebagian besar berada pada usia produktif (15-64 tahun) sejumlah. Di mana sebagian besar TKI belum menikah, ini membuktikan mereka kesulitan mencari pekerjaan. Selain itu, bekerja di sektor pertanian sudah tidak menjanjikan lagi dan dianggap kurang bergengsi. Pendidikan para TKI yang masih rendah di mana sebagian besar SMA dan SMP menyebabkan mereka kesulitan untuk bekerja di sektor lain dengan keterampilan yang terbatas. Masih rendahnya pendidikan para TKI menyebabkan sebagian besar dari mereka bekerja di sektor informal sebagai buruh bangunan dan pembantu rumah tangga. Sedangkan mereka yang berpendidikan lebih tinggi dan memiliki keterampilan lebih kebanyakan bekerja sebagai buruh pabrik, sopir atau pelayan restoran dengan penghasilan yang lebih besar dari yang bekerja sebagai pembanturumah tangga. Hal ini alkan

Page 14: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

berpengaruh pada dana remitensi TKI dimana semakin besar pengahasilan TKI maka semakin besar jumlah remitensi dari TKI.B. Aliran Dana Remitensi TKI Asal Desa Sumurragung

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat diketahui bahwa proporsi gaji terbesar adalah > Rp.3000.000 per bulannya sebanyak 28 orang (62,22%). Sedangkan proporsi gaji terendah < Rp.1.500.000 sebanyak 6 orang(13,33%). Besarnya gaji yang diterima sangat beragam yang dipengaruhi jenis pekerjaan, negara tempat bekerja dan juga ada tidaknya jam lembur. Semua responden mengaku menerima uang kiriman dari anggota keluarganya yang menjadi TKI di luar negeri dengan periode pengiriman tiga/ empat bulan sekali. Menurut hasil wawancara, sebagian besar TKI menggunakan jalur perbankan untuk mengirimkan uang mereka ke Indonesia. Dari keseluruhan responden, tercatat menggunakan jalur perbankan sementara sisanya menitipkan lewat teman atau membawa tunai.

Latar belakang pendidikan TKI berpengaruh terhadap pangsa penggunaan bank sebagai jalur pengiriman remitansi. Semakin tinggi pendidikan TKI semakin besar pengetahuannya akan akses kemudahan menggunakan jalur perbankan begitu pula sebaliknya. Selain itu, kemudahan akses transportasi dan komunikasi negara tempat TKI bekerja mempengaruhi penggunaan jasa perbankan oleh TKI. Di mana dengan semakin mudahnya akses transportasi dan komunikasi akan semakin meningkatkan penggunaan jalur perbankan sebagai jalur pengiriman remitensi TKI begitu pula sebaliknya..

C. Pola Penggunaan Dana Remitensi TKI Sebagian besar remitansi TKI yang dikirim ke Indonesia ternyata

digunakan untuk membayar hutang yang mereka pergunakan untuk membiayaikeberangkatan mereka sebagai TKI. Namun demikian, pada umumnya mayoritaspara TKI merasa menjadi TKI bila bisa membuat kondisi ekonomi keluargamereka menjadi lebih baik dengan bisa menyisihkan dana untuk modal usaha,membeli lahan, membangun rumah, (Mantra1998:27).

Berdasarkan hasi wawancara dengan responden dapat digambarkan bahwa Alokasi pengeluaran untuk konsumsi pangan adalah sebesar 16,88% (Tabel 4.21), kebutuhan ini merupakan kebutuhan pokok rumah tangga. Dan alokasi pengeluaran untuk konsumsi nonpangan terbesar adalah pengeluaran untuk kebutuhan membangun/ renovasi rumah yang mencapai 21,07% dari pengalokasian remiten. Sedangkan alokasi pengeluaran untuk konsumsi nonpangan terkecil adalah untuk konsumsi sandang. Pengeluaran yang dialokasikan untuk pendidikan sebesar 8,74%. Sementara itu, untuk kegiatan produktif, responden lebih banyak mengalokasikanya pada kegiatan simpanan/ tabungan yang dan membayar hutang.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa penngunaan dana remiten terbesar dialokasikan untuk renovasi rumah hal ini berkaitan erat dengan budaya masyarakat pedesaan yang menganggap tempat tinggal merupakan wujud prestise bagi pemiliknya. Sedangkan untuk kegiatan produktif, responden lebih banyak mengalokasikan pada simpanan atau tabungan untuk bejaga-jaga akan kebutuhan masa depan seandainya anggota keluarganya sudah tidak menjadi TKI di luar negeri lagi. Dan sebagian besar remitensi TKI juga di alokasikan

Page 15: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

untuk kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan pokok rumah tangga dalam peningkatan kualitas hidup keluarga TKI.

D. Dampak Remitensi TKI Bagi Peningkatan Kualitas SDM Di Daerah AsalIndeks Pembangunan Manusia atau Human Development Indeks (HDI)

adalah salah satu indikator pengukuran yang menggambarkan pencapaian pembangunan manusia di suatu negara. Indek Pembangunan Manusia dinyatakan dalam tiga pembangunan manusia, yaitu kesehatan (lama hidup yang di ukur ketik lahir), pendidikan yang di ukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf), dan ekonomi ( standar hidup yang di ukur dari pengeluaran konsumsi perkapita perbulan), (Wahjoedi, 2004:175).

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian tersebut dapat diketahui uang kiriman dari TKI (remiten) mempunyai andil dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia keluarga TKI di daerah asal. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah sumbangan remiten TKI terhadap pendapatan total keluarga TKI yaitu mencapai 71,86% (Tabel 4.20) yang sebagian besar dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan konsumtif dari keluarga TKI baik berupa kebutuhan pangan maupun nonpangan seperti untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kebutuhan sandang, kebutuhan akan perumahan dan juga kebutuhan akan barang mewah.

Salah satu sektor yang paling utama dalam meningkatkan kualitas manusia adalah melalui sektor pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional yang dimaksud pendidikan adalah “usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara”

Dalam bidang pendidikan keluarga TKI, peranan remiten dapat dilihat dari adanya remiten TKI yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dari keluarga TKI sebesar 8,74% (tabel4.21). selain itu, berdasarkan tanggapan dari keluarga TKI (responden) tentang perubahan kondisi pendidikan keluarga, sebesar 22 orang (48,89%) responden mengaku lebih baik. Dengan adanya uang remitensi TKI mereka lebih memperhatikan pendidikan anak-anak atau saudaranya. Remiten dari TKI berperan dalam meningkatkan tingkat pendidikan dari keluarga TKI.

Sedangkan dalam bidang kesehatan keluarga TKI peranan remiten dapat dilihat dari tiga bidang alokasi remiten yaitu, alokasi dalam bidang pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan juga papan (tabel 4.21). Adanya pengakuan dari responden yang sebagian besar mengaku merasakan adanya perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnnya di mana tidak ada dari angggota keluarga mereka yang menjadi TKI juga membuktikan remiten dari TKI memiliki peran dalam meningkatakan kondisi kesehatan keluarga TKI di daerah asal. Mereka lebih memperhatikan gizi makanan, kesehatan anggota keluarganya bahkan ada yang setiap bulan memeriksakan kesehatan keluarganya ke dokter/ RS/ puskesmas. Misalnya adanya responden yang mengaku menggunakan remiten untuk membeli produk-produk makanan bergizi. Begitu pula dengan adanya responden yang mengalokasikan remiten TKI untuk keperluan renovasi rumah/ tempat tinggal juga mengindikasikan bahwa remiten berperan dalam

Page 16: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

meningkatkan kesehatan keluarga TKI di daerah asal. Sehat tidak hanya menunjukkan kondisi seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat saja akan tetapi juga sehat secara fisik, mental dan juga sosial. Hal ini sesuai dengan definisi kesehatan yang dikeluarkan oleh World Health Organization atau WHO mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan juga sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit dan cacat (dalam Ichsan dan Muchsin, 1979:23). Berdasarkan definisi tersebut maka seseorang dapat dikatakan sehat tidak hanya terbebas dari penyakit tetapi juga menyangkut hubungan yang sehat antara seseorang dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Lingkungan fisik termasuk di dalamnya jenis makanan, keadaan rumah, dan juga pakaian. Jadi dengan adanya remiten TKI yang dialokasikan untuk konsumsi pangan, sandang dan papan maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa remiten dari TKI berperan dalam meningkatkan kondisi kualitas kesehatan keluarga TKI di daerah asal.

Banyak faktor yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi, namun demikian faktor ekonomi cenderung memegang peranan penting (Subri, 2003:110). Konsumsi merupakan suatu bentuk refleksi dari perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhanya akan barang dan jasa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang yaitu: pendapatan, tingkat harga, tingkat bunga, kondisi sosial ekonomi, selera dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor ini pendapatan dari konsumen adalah merupakan faktor penentu utama besar kecilnya konsumsi dari konsumen tersebut. ( Suparmono, 2004:72)

Untuk mengetahui peranan remiten dalam penciptaan kegiatan produktif di rumah tangga TKI dapat di lihat berdasakan alokasi remiten terhadap kegiatan produktif (tabel 4.21). Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa peranan remiten dalam menciptakan kegiatan produktif masih tergolong rendah, khususnya alokasi remiten dalam tiga sektor kegiatan produktif yaitu pertanian, perdagangan, dan jasa. Hal ini dimungkinkan karena latar belakang pendidikan dan pengetahuan dari sebagian dari sebagian besar responden yang rendah. Hal tersebut diperkuat oleh Louis Emmerij (dalam Murni N, 1998:146) yang merumuskan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan tindakan: a) kreasi ( kreativitas) sumber daya manusia, b) pengembanganya, dan c) menyusun struktur upah yang sesuai peluang kerja yang ada. Upaya peningkatan pendidikan formal latihan serta pembinaanya guna menaikan inisiatif dan produktifitas. Pendapat Ismawan dan Kartjono (dalam Kanto, 1998:57) juga memperkuat hal tersebut. Dikemukakan bahwa masyarakat dengan mayoritas pendapatan rendah salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengembangan sumber daya manusia dan terasingnya desa dari sumber kemajuan. Dalam hal ini yang dimaksud dngan sumber-sumber kemajuan adalah termasuk sumber informasi pasar dan pengetahuan. Demikian juga dalam hal pengembangan sumber daya manusia, hal yang paling menonjol adalah kurangnya pengembangan keterampilan sebagian besar penduduk pedesaan.

Meskipun demikian uang kiriman (remiten) dari para TKI mempunyai dampak positif bagi rumah tangga pedesaan dan ekonomi pedesaan, khususnya peluang berusaha dan pekerjaan non-pertanian di pedesaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kanto (1998: 141) bahwa pada tahap awal uang remiten cenderung digunakan untuk memenuhi kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Namun pada tahap berikutnya uang remiten

Page 17: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

tidak mustahil diinvestasikan pada kegiatan ekonomi terutama kegiatan skala kecil di pedesaan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden dapat diketahui bahwa sebagian dari responden memanfaatkan uang remiten untuk kegiatan produktif misalnya, untuk membeli alat pertanian semisal traktor untuk disewakan, menambah modal usaha pertanian, menyewa sawah dan berdagang kecil-kecilan.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa remiten dari TKI memiliki peran terhadap penciptaan kegiatan produktif dari keluarga TKI di daerah asal meskipun masih kecil. Hal ini kembali lagi kepada masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki responden menyebabkan mereka kekurangan inisiatif untuk menciptakan peluang-peluang usaha. Maka dari itu, kiranya pelatihan-pelatihan tentang bagaimana merintis usaha sendiri masih perlu dilakukan khususnya pada keluarga TKI di daerah asal. Agar remiten dari TKI tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif saja akan tetapi juga bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang bersifat produktif. Karena dengan meningkatnya jumlah dari keluarga TKI yang mengalokasikan remitennya untuk kegiatan produktif, maka kesempatan kerja dan peluang berusaha di pedesaan diharapakn meningkat pula. Sehingga keberangkatan TKI ke luar negeri tidak lagi bermotif ”boro golek pangan” yang berarti merantau bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (pangan), akan tetapi lebih bermotif kepada usaha untuk mengumpulkan modal usaha.

BAB VI PENUTUPA. KESIMPULAN1. Karakteristik sosial ekonomi keluarga TKI Luar Negeri yang berasal dari Desa

Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Sebagian besar adalah berusia produktif dengan jenjang pendidikan setingkat SD dan sebagian besar memiliki tanah garapan seluas 0,25 ha. Sedangkan karakterisik individu TKI asal Desa Sumuragung sebagian besar perempuan, belum kawin berusia produktif yakni antara umur 16-35 tahun dan berpendidikan SMP, sedangkan jikra dilihat dari jenis pekerjaan sebelum menjadi TKI sebagian besar dari mereka bekerja pada sektor pertanian sebanyak 13 orang (28,89%), swasta 12 orang (20%), buruh 5 orang (11,11%), ibu rumah tangga 4 orang (8,89%), pedagang 3 orang (6,67%), dan sejumlah 11 orang (26,67%) adalah pengangguran. Sementara karakteristik TKI dilihat dari biaya dan sumber biaya keberangkatan berasal dari modal pinjaman. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar TKI berasal dari keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani dengan pengasilan yang rendah, para TKI pada usia produktif dengan pendidikan rendah dengan keterampilan yang terbatas.

2. Aliran dana remitensi para TKI Luar Negeri dapat dilihat dari besarnya remiten TKI tertinggi yaitu antara Rp. 2.000.0000-Rp.3.000.000 per bulan dengan jumlah 33,33% (15 orang) sedangkan terendah kurang dari Rp. 1.000.000 sejumlah 15, 56% (7 orang), dengan periode pengiriman 3-4 bulan sekali. Dari keseluruhan responden, tercatat 82,22% (37 orang) menggunakan jalur perbankan untuk mengirimkan uang sementara sisanya menitipkan lewat teman atau membawa tunai 17,78% (17 orang).

Page 18: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

3. Pola penggunaan remiten oleh keluarga TKI di daerah asal dapat di lihat dari sumbangan terhadap pendapatan total rumah tangga TKI yang mencapai 71,86% dan sebagian besar dialokasikan dalam kegiatan yang bersifat konsumtif baik pangan maupun non-pangan. Penggunaan remiten berdasarkan alokasi dari remiten, untuk pangan sebesar 16,88%, untuk sandang sebesar 3,61%, untuk papan (perumahan) sebesar 21,07%. Sedangkan alokasi untuk kegiatan pendidikan keluarga TKI sebesar 7.94%. sementara itu, penggunaan remiten dalam kegiatan yang bersifat produktif tergolong masih rendah (38,50%) yang sebagian besar untuk simpanan/ tabungan dan untuk kegiatan membayar hutang.

4. Dampak remitensi TKI Luar Negeri bagi peningkatan kualitas SDM keluarga TKI di daerah asal, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi dapat dilihat berdasarkan tanggapan dari keluarga TKI (responden) tentang perubahan kondisi pendidikan keluarga, responden mengaku lebih baik. Sedangkan tentang perubahan kondisi kesehatan keluarga, kebutuhan pangan responden mengaku lebih baik, kebutuhan sandang responen juga mengatakan lebih baik, dan kebutuhan papan responden juga mengaku lebih baik. Sementara itu tentang perubahan kondisi ekonomi keluarga, sebesar responden mengaku jauh lebih baik dari sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa remitensi TKI memberi dampak pada peningkatan kualitas SDM keluarga TKI di daerah asal (studi kasus di Desa Sumuragung Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro).

B. SARAN

Bagi Pemda Kabupaten Bojonegoro kiranya usaha pembinaan dan pelatihan bagi keluarga migran (TKI) yang tinggal di daerah asal perlu dilakukan untuk meningkatkan kemauan mereka mengalokasikan remiten dalam kegiatan produktif. Upaya pembinaan yang paling efektif bisa melalui pembinaan kelompok-kelompok sosial seperti pesantren atau kelompok pengajian dengan pendekatan pada tokoh-tokoh agama setempat. Hal ini bisa dilakukan dengan kerjasama pada dinas-dinas terkait seperti Depnaker, aparat desa, lembaga pemberi kredit (BRI dan Koperasi) maupun kelompok pemuda setempat.Bagi para peneliti kiranya penelitian lebih lanjut tentang dampak remiten bagi kehidupan sosial ekonomi keluarga migran (TKI) di daerah asal masih perlu dilakukan guna mengkaji kontribusi remiten sebagai modal pendukung dalam pembentukan peluang usaha di pedesaan.1. Hasil penelitian menunjukan masih terdapat TKI yang belum menggunakan

jasa perbankan untuk remitansi TKI, salah satunya diperkirakan karena relatif rendahnya pendidikan yang dimiliki. Oleh karena itu, pihak perbankan perlumelakukan upaya sosialisasi penggunaan jasa remitansi kepada para TKI sekaligus memberikan fasilitas pembiayaan dengan bunga khusus dan metode pelunasan yang disesuaikan dengan lapangan kerja para TKI. Selain itu perlu juga pemberian informasi berupa buku saku tata cara transaksi dan lokasi bank koresponden diluar negeri di dekat wilayah TKI biasanya berada. Bila diperlukan, dapat dilakukan simulasi transaksi pengiriman remitansi pada saat persiapan akhir pemberangkatan para TKI.

Page 19: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

2. Masih minimnya pendidikan para TKI menyebabkan mereka hanya mampu bekerja di sektor informal. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan keterampilan para TKI oleh BNP2TKI dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sehingga mereka mampu bekerja di sektor formal dengan penghasilan yang lebih baik.

Daftar RujukanAbustam. Idrus 1989.Gerak Penduduk, Pembagunan Dan Perubahan

Sosial, KasusTiga Komunitas Padi Sawah Di Sulawesi Selatan. Jakarta :UI PressArikunto, S. 2002. Prosedur penelitian : Suatu pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka cipta.Anonim. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Tenaga

Kerja Jawa Tengah ke Malaysia Tahun 1995-2002. (Online), (http://spesialis-torch.com/content/view/120/29/, diakses 5 Mei 2009).

Anonim. Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia. (Online), (http:// www. Edukasi.net, diakses 25 Mei 2009).

Bank Dunia. 2008. Koridor Remitansi Malaysia – Indonesia. Ringkasan Laporan,(Online), (http:// WorldBank. Org, diakses 25 Mei 2009).

BNP2TKI. 2009. Data Dan Informasi TKI Luar Negeri.(Online), (http:/ www.bnp2tki.go.id, diakses 5 Maret 2009).

BPS. 2009. Data Dan Informasi Pertumbuhan Penduduk Indonesia, (Online), (http:/bps.go.id diakses 5 Maret 2009).

DEPKOMINFO, 2009. Angktan Kerja Jatim. , (Online), (http://depkominfo.go.id diakses 28 Mei 2009).

Disnaker Jatim, 2009. Data Ketenagakerjaan di Jawa Timur, Jumlah TKI Dan Informasi Angktan Kerja, (Online), (http:/jatimprov.go.id, diakses 15 juni 2009).

Faridh, A 1998. Pola. Karakteristik Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan besarnya Remiten Ke daerah Asal Masyarakat Madura Pelakuu onggeh Atau Migran Di kota Madya Malang. Malang: Ikip Malang.

Hilmy, Ummu. 1999. Pentingnya Undang-Undang Perlindungan Buruh Migran Indonesia .makalah disajikan Dalam SeminarPemberdayaan Buruh Migran, PH-UNIBRAW. Malang, 12 juli

Ichsan & Muchsin. 1979. kesehatan lingkungan. Jakarta: direkyorat jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah.Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Irwan, Pasetia. 2009. Pengiriman TKI Ke Malaysia Melalui Semarang. (Online), (http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/_5_%20naskah%20irwan.pdf, diakses 5 Mei 2009).

Indarini, Novita. 2006. Jumlah TKI di LN Capai 3 Juta. Detik News. (Online), (http://spesialis-torch.com/content/view/120/29/, diakses 5 Mei 2009).

Kanto, Sanggar.1992. Migrasi tenaga kerja Di daerah Pedesaan, Kasus DI Desa Bedali Kecamatan lawang Kabupaten Malang. PPHS. Malang Unibraw.

Page 20: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

Kurniawan, Ridlo. 2003. Factor-Faktor Dari Daerah Asal Yang Berpengaruh terhadap Besarnya Remitensi Di taman Kecamatan grujugan Kab. Bondowoso. Skripsi tidak diterbitkan Malang: Fakultas MIPA- UM

Kompas. Sabtu, 30 Oktober 2004. Jasa TKI Luar Biasa. (Online), (http://kmpas.com, diakses 5 Mei 2009).

Lee, evereet S, 1987. suatu Teori Migrasi (pusat penelitian dan study kependudukan). Yogyakarta: UGM Press.

Mantra, Ida Bagus. 1970. Pola Mobiltas Penduduk Dari Desa Ke Kota, Pusat Penelitan Dan study kependudukan Yogyakarta: UGM Press.

Mantra, Ida Bagus.1998. Mobilitas Penduduk Dan Sumbangannya Terhadap Daerah Asal, Majalah Demografi Indonesia XII : 25:27.

Murni, Rochyati, dkk. 1998. Alokasi Remitan Dan Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Pembentukan Peluang Usaha rumah Tangga tani Migran Sirkuler. Wacana. 1(2):141-151.

Oksidelfa, Yanto. 2009. Benang Kusut Tenaga Kerja Indonesia. (Online), (http://harian sinar harapan.com, diakses 5 Mei 2009).

Raharjo, B. 1991. Pengaruh Tingkat Pendapatan, beban tanggungan Dan Frekuensi Pulang Terhadap sumbangan Kedaerah Asal pkl Berstatus pendatang. Malang: IKIP Malang.

Safrida. 2009. .(Online), (http:// www. Edukasi.net, diakses 10 Maret 2009).

Singarimbun, Masri. 1996. Penduduk dan perbahan. Yogyakarta: pustaka Pelajar.

Singarimbun, Masri dan Effendi,S. 1995. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: LP3ES.

Sihombing, Haery. 2007. Mari Kita ”Garap” Para TKI. (Online),(http://sihombing15.files.wordpress.com/2007/12/mari-kita-garap-tki.pdf, diakses 5 Mei 2009).

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rajawali Press.

Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Sunarto. 1988. Migrasi Sirkuler Dikota Yogyakarta, Bandung, Samarida Beserta Dampaknya Terhadap daerah Asal. Jurnal Kependudukan XVII, 2:79.

Suparmono. 2004. Pengantar Ekonomi Makro, Teori Soal Dan Penyelesaiannya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Suryabrata, S. 1983. Metodologi Penelitian. Yogyakarta. CV. Rajawali.Surya. Selasa 12 Mei 2009. Digunakan Konsumtif, Remittance TKI Belum

Optimal. (Online), (http://spesialis-torch.com, diakses 5 Mei 2009).Susanti, Ana. 2005. Dampak Perubahan Ekonomi Terhadap Sikap Dan

Perilaku Keluarga TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam KehidupanBermasyarakat. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syafaat, Rachmad. 2003. Dagang Manusia, Kajian Trafficking Terhadap Perempuan Dan Anak Di Jawa Timur. Yogyakarta: LAPERA.

Taryana. Didik.2000. Pola Mobilitas Dan Besarnya Remitensi, Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Daerah Bekas

Page 21: DAMPAK REMITENSI TENAGA KERJA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0365BC75A08... · Web viewBerdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui Umur TKI terbesar adalah antara 21-25

Letusan gunung Kelud Blitar, Propinsi jawa Timur. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial.34. No 2. 272-286.

Todaro, P Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa Oleh Drs. Aries munandar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 2009. (Online), (http:// Hukumonline. Com, diakses 15 Juni 2009).

Wahjoedi.2004. Kemiskinan Pasca Krisis Indonesia: Analisis Segi Ekonomi, Pendidikan, Dan Solusi Kebijakan. Jurnal penelitian Kependidikan.14(2): 171-192

Wirawan, Ida Bagus. 2009 . . (Online), (http:// www. Edukasi.net, diakses 10 Maret 2009).

Wiyono, Vincent Hadi. 2003. Kualitas SDM Indonesia Dan Globalisasi. Perspektif. 8(2).163-175.