PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA...

26
1 PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA TANJUNGPINANG TERHADAP PENERAPAN UPAH MINIMUM KOTA (UMK) TAHUN 2016 (Studi Kasus Perusahan Karaoke Keluarga di Kota Tanjungpinang) NASKAH PUBLIKASI Oleh : FITRIYANTI NIM. 110565201096 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA...

Page 1: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

1

PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KOTA TANJUNGPINANG TERHADAP PENERAPAN

UPAH MINIMUM KOTA (UMK) TAHUN 2016

(Studi Kasus Perusahan Karaoke Keluarga di Kota Tanjungpinang)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

FITRIYANTI

NIM. 110565201096

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

2

PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KOTA TANJUNGPINANG TERHADAP PENERAPAN

UPAH MINIMUM KOTA (UMK) TAHUN 2016

(Studi Kasus Perusahan Karaoke Keluarga di Kota Tanjungpinang)

FITRIYANTI

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Permasalahan pengupahan dalam ketenagakerjaan di Indonesia masih

menjadi hal yang wajib diperhatikan oleh Pemerintah, guna menjamin hak dari

buruh atau tenaga kerja itu sendiri. Melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Tanjungpinang, Pemerintah melakukan pengawasan terhadap penerapan upah

minimum kota di Kota Tanjungpinang.

Dengan dilakukannya penelitian mengenai pelaksanaan pengawasan Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang dalam penerapan upah minimum

kota di perusahaan karaoke keluarga yang ada di Kota Tanjungpinang diharapkan

dapat mengetahui pengawasan yang telah dilakukan oleh Disnaker terhadap

perusahaan yang memberikan upah sesuai UMK.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat digambarkan

bahwasanya secara keseluruhan Pelaksanaan pengawasan Disnaker Kota

Tanjungpinang dalam melakukan pengawasan upah minimun di perusahaan

karaoke keluarga belum dilakukan secara maksimal. Disnaker belum melakukan

pengawasan secara rutin.

Penindakan sanksi untuk perusahaan yang tidak menerapkan upah

minimum pada karaywannya belum dilakukan secara tegas oleh Disnaker Kota

Tanjungpinang. Disnaker hanya melakukan teguran-teguran ringan, dan tidak ada

tindakan. Pelaksanaan pengawasan harusnya lebih dapat ditingkatkan kembali, hal

ini guna mengawasi apakah peraturan yang dibuat dan ditetapkan mengenai upah

minimum sudah dijalankan dengan baik oleh perusahaan-perusahaan.

Kata kunci: Pengawasan, Upah Minimum Kota

Page 3: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

3

ABSTRACT

Wages of employment becomes an issue that need the concern by the

government to secure the rights of employees. The government conducts

supervision on the practice of local minumun wage in Tanjungpinang through

Social and Workers Agency of Tanjungpinang City.

Study about the peformance of supervision that conducted by Social and

Workers Agency of Tanjungpinang City on the practice of local minimum wage in

family karaoke enterprises around Tanjungpinang City is conducted to find out

whether the supervision is already optimal or not.

The result showed that overall the performance of supervision that

conducted by Social and Workers Agency of Tanjungpinang City on local

minimum wage in family karaoke enterprises was not conducted to the fullest yet.

The Social and Workers Agency has not conducted regular supervision.

The Social and Workers Agency of Tanjungpinang City has not

implemented sanction as a sentence explicitly to the enterprise that not practice

the local minimum wage to the employees. The Agency only gives some minor

reprimands without any futher action. The performance of supervision should be

improved to supervise whether the regulation about minimum wage is already

implemented well by the enterprises.

Key words: supervision, local minimum wage

Page 4: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

4

PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KOTA TANJUNGPINANG TERHADAP PENERAPAN

UPAH MINIMUM KOTA (UMK) TAHUN 2016

(Studi Kasus Perusahan Karaoke Keluarga di Kota Tanjungpinang)

A. Latar Belakang

Bidang ketenagakerjaan Indonesia dari tahun-ketahun mengalami

peningkatan, sedangkan untuk penawaran terhadap tenaga kerja justru tidak

seimbang dengan jumlah tersedianya pekerjaan. Hal tersebut dapat mempengarui

terhadap hubungan industrial itu sendiri, khususnya dalam hal membela

kepentingan pekerja yang dinilai dalam posisi lemah, tetapi di sisi lain hubungan

antara buruh dan pengusaha juga memiliki perbedaan dan bahkan potensi konflik,

terutama apabila berkaitan dengan persepsi atau interpretasi yang tidak sama

tentang kepentingan masing-masing pihak yang pada dasarnya memang

mempunyai perbedaan.

Berdasarkan Pasal 28 D ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap

orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan

layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan kesempatan kerja dan

mendapat imbalan yang layak dan adil dalam hubungan kerja merupakan

hubungan kausalitas yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila jaminan

hidup telah terpenuhi melalui kesempatan kerja, maka peningkatan kualitas

manusia akan dapat tercapai kesejahteraannya. Oleh karena itu masalah

ketenagakerjaan merupakan masalah penting yang kebijakan perlindungan

tenagakerja sifatnya harus menyeluruh di semua sektor. Demikian pula kebijakan

Page 5: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

5

dibidang perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada perbaikan upah, syarat

kerja,kondisi kerja dan hubungan kerja, kesehatan kerja, jaminan sosial didalam

rangka perbaikan kesejahteraan tenaga secara menyeluruh.

Upah merupakan tujuan utama dari seorang pekerja melakukan pekerjaan

pada orang atau badan hukum lain. Karena itulah pemerintah turut serta dalam

menangani masalah pengupahan melalui berbagai kebijakan yang dituangkan

dalam peraturan perundang-undangan (Lalu Husni, 2006: 148).

Kebijakan pengupahan yang ditetapkan pemerintah dalam upaya untuk

mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja dilakukan dengan cara

menetapkan suatu standar upah minimum yang harus dilaksanakan oleh

perusahaan-perusahaan. Seorang pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah

dari upah minimum.Standar upah minimum tersebut didasarkan pada Kebutuhan

Hidup Layak (KHL) dengan memperhatikan peningkatan kesejahteraan pekerja

dan tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan serta

perkembangan perekonomian pada umumnya.

Pada intinya penetapan upah minimum oleh pemerintah untuk melindungi

hak pekerja yang paling mendasar. Namun dalam kenyataannya, pemenuhan upah

tidak selamanya sesuai dengan yang diharapkan oleh pekerja maupun pengusaha

sendiri. Tidak jarang upah yang diterima oleh pekerja dari perusahaan lebih

rendah dari ketentuan upah minimum yang berlaku. Para pengusaha sendiri

berkilah dengan alasan seperti biaya produksi yang tinggi dan daya beli

masyarakat yang menurun sehingga hanya bisa memberikan upah dibawah

ketentuan bagi para pekerjanya.

Page 6: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

6

Dalam jurnal Zulianti (2015) dijelaskan adapun kendala yang terjadi

sebelum penetapan upah minimum ialah pihak serikat buruh ingin upah yang

lebih besar, tetapi dari pihak pengusaha keberatan karena hasil yang diterima

perusahaan tidak begitu besar, apabila dibayar lagi dengan upah buruh yang

tinggi.

Upah Minimum Kota (UMK) yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi

sangat penting bagi pekerja, agar perusahaan yang mempekerjakannya tidak

bersikap sewenang-wenang terutama dalam hal pemberian upah.Angka

Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang menjadi dasar penetapan upah minimum

didapatkan dari pelaksanaan survei yang dilaksanakan secara bersama-sama tiga

unsur tripartit yaitu pemerintah, perwakilan dari pekerja atau serikat pekerja dan

perwakilan dari pengusaha. Dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan

pertimbangan komponen inflasi, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, tingkat

pengangguran, ditambah lagi kebutuhan makanan, perumahan, sandang,

transportasi dan tabungan itulah dicari kesepakatan tripartit untuk menentukan

UMK (http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0711/14/nas13.htm).

Tanjungpinang sebagai kota yang berkembang mengalami perkembangan

yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Tempat hiburan baru mulai menjamur

dimana-mana, hal ini akan mengakibatkan banyak tenaga kerja yang terserap, dan

konsekuensinya permasalahan yang dihadapi akan semakin beranekaragam.

Misalnya masalah ketenagakerjaan dan pengupahan, terutama dalam pemenuhan

upah minimum. Apakah perusahaan-perusahaan tersebut sudah dapat

Page 7: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

7

melaksanakan ketentuan Upah Minimum Kota yang berlaku atau belum, harus ada

pengawasan dari pemerintah.

Pengawasan yang dilakukan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja meliputi,

pengawasan upah, pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja, dan

pengawasan jaminan sosial. Dalam hal penerapan UMK yang dilakukan oleh

Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang yaitu sesuai dengan

Tupoksinya masuk kepada Pengawasan Upah dan Pengawasan Norma

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dari ketiga pengawasan ini, Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja harus melakukan pengawasan yang ekstra guna melindungi tenaga

kerja.

Pada tahun 2014, perusahaan tempat hiburan seperti karaoke keluraga

banyak bermunculan di Kota Tanjungpinang. Pihak perusahaan banyak

menerapkan kerja shift atau jam kerja bagi karyawannya. Dan pada kenyataannya

masih ada buruh/pekerja yang memperoleh upah dibawah ketentuan upah

minimum regional seperti yang dialami oleh para buruh di Kota Tanjungpinang,

dimana masih banyak pengusaha yang tidak mampu membayar para

buruh/pekerja sesuai dengan ketentuan upah minimum kota yang telah ditetapkan

oleh Gubernur Kepulauan Riau.

Guna kelancaran pelaksanaan kebijakan pengupahan, diperlukan adanya

pemantauan atau pengawasan oleh Tim Pemantau Pelaksanaan Pengupahan

Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.Dalam hal ini Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kota Tanjungpinang lebih spesifiknya bidang Hubungan Industrial dan

Pengawasan Tenagakerja bertanggung jawab terhadap pemenuhan upah minimum

Page 8: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

8

oleh perusahaan di wilayah masing-masing. Pemerintah Kota Tanjungpinang

melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja memiliki tanggungjawab untuk melakukan

pengawasan terhadap pemberian upah minimum kota, hal ini berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 176 tentang Ketenagakerjaan. Yaitu

Pengawasan ketengakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan

yang mempunyai kompetensi dan independent guna menjamin pelaksanaan

peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan

mengadakan penelitian atas pengawasan yang dilakukan Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kota Tanjungpinang mengenai pemenuhan Upah Minimum Kota (UMK)

sehingga akan bisa terlihat apakah perusahaan-perusahaan swasta sudah atau

belum melaksanakan Upah Minimum sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk itu

penulis memilih judul penelitian ini adalah “Pengawasan Dinas Sosial Dan

Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang Terhadap Penerapan Upah Minimum Kota

(Umk) Tahun 2016 (Studi Kasus Perusahan Karaoke Keluarga Di Kota

Tanjungpinang)”.

B. Kerangka Teori

Pada Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, menjelaskan pengertian pengawasan ketenagakerjaan yaitu

kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan

di bidang ketenagakerjaan. Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai

pengawas ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan independen.

Page 9: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

9

Pengawasan ketenagakerjaan dimaksudkan agar perusahaan sebagai alat

perekonomian dapat berjalan dengan lancar, berkembang menjadi perusahaan

yang kuat dan tidak mengalami hambatan-hambatan, karena melanggar peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Selain itu pengawasan ketenagakerjaan

bertujuan untuk mendidik perusahaan/pengusaha agar selalu tunduk menjalankan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga bisa menjamin keamanan

dan kestabilan pelaksanaan hubungan kerja. Hal ini dilakukan karena seringkali

perselisihan ketenagakerjaan disebabkan oleh pengusaha yang tidak memberikan

perlindungan hokum kepada pekerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menurut S.P Siagian (2004:126) pengawasan adalah segenap kegiatan

untuk meyakinkan dan menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan dilakukan dengan

rencana yang ditetapkan, kebijakan-kebijakan yang telah digariskan dan perintah-

perintah yang telah diberikan dalam rangka pelaksanaan rencana tersebut.

Pengawasan harus mengukur apa yang telah dicapai, menilai pelaksanaan, serta

mengadakan tindakan perbaikan dan penyesuaian yang dianggap perlu.

Kartini Kartono (2002:153) memberi pengertian pengawasan adalah pada

umumnya para pengikut dapat bekerja sama dengan baik kearah pencapaian

sasaran dan tujuan umum organisasi pengawasan untuk mengukur hasil pekerjaan

dan menghindari penyimpangan-penyimpangan jika perlu segera melakukan

tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Selanjutnya Handoko (2003:359), mengatakan bahwa pengawasan adalah

proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai.

Pengawasan merupakan elemen tugas-tugas manajerial dan ia mencakup tindakan

Page 10: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

10

pengukuran dan perbaikan (koreksi) performa pihak yang diawasi guna

memastikan bahwa sasaran-sasaran, instruksi yang dikeluarkan dilaksanakan

secara efisien dan berjalan lancar.

Menurut Belkoui, yang dikutip oleh Harahap (2000: 35), adapun fungsi

pengawasan pada dasarnya mencakup 4 unsur, yaitu :

1. Penetapan standar pelaksana.

2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksana.

3. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan dengan standar yang

telah ditetapkan.

4. Mengambil tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang

dari standar.

Sementara tujuan pengawasan menurut Soekarno (dalam Safrudin,

2002:36) adalah: untuk mengetahui apakah sesuatu berjalansesuai dengan rencana

yang digariskan, menegtahui apakah sesuatudilaksanakan sesuai dengan instruksi

serta asas yang ditentukan,mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-

kelemahan dlam bekerja,mengetahui apakah sesuatu berjalan efisien atau tidak,

dan mencari jalankeluar jika ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan, kelemahan-

kelemahan,atau kegagalan ke arah perbaikan.

Rachman (dalam Situmorang dan Juhir, 2001:22) juga mengemukakan

tentang maksud pengawasan, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan

Page 11: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

11

2. Untuk mengetahui apakah sesuatu telah berjalan sesuai dengan instruksi serta

prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.

3. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan

kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan untuk

memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah.

4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat

diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi yang

lebih benar.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa maksud pengawasan adalah

untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya apakah

sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, seta mengukur tingkat kesalahan

yang terjadi sehinga mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik.

Menurut Siagian (2003:112) pengawasan merupakan proses pengamatan

dari pelaksanaan seluruh organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang

sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pengawasan melekat adalah kegiatan mengamati, observasi menilai,

mengarahkan pekerjaan, wewenang yang diserahkan oleh atasan terhadap

bawahannya sehingga dapat diberikan sanksi terhadap bawahan secara struktural,

yang dilakukan secara kontiniu dan berkesinambungan.

a. Menentukan ukuran pelaksanaan. Artinya cara untuk mengukur pelaksanaan

seperti kontiniu atau beberapa syarat minimal melakukan pengawasan dalam

suatu waktu seperti satu kali seminggu atau beberapa kali sebulan bahkan

mungkin beberapa jam setiap hari.

Page 12: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

12

b. Memberikan penilaian. Artinya memberi nilai ke setiap pekerjaan yang

diberikan kepada bawahan, apakah pekerjaannya baik atau jelek.

c. Mengadakan korektif. Tindakan koreksi ini dimaksudkan koreksi internal yaitu

mengevaluasi berbagai metode pengawasan yang ada seperti standar yang

terlalu tinggi, dan eksternal yaitu, memberikan sanksi kepada bawahan

(Kartono, 2002:153). Karena itu pengawasan harus dipandang sebagai suatu

sistem informasi, karena kecepatan dan ketetapan tindakan korektif sebagai

hasil proses pengawasan bergantung pada macamnya informasi yang diterima.

Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan hukum (law enforcement) di

bidang ketenagakerjaan akan menjamin pelaksanaan hak-hak normatif pekerja

yang salah satunya adalah pemenuhan upah minimum, sehingga pada gilirannya

akan berdampak pada stabilitas usaha. Pengawasan ketenagakerjaan juga dapat

mendidik pengusaha dan pekerja agar selalu patuh melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan, sehingga akan tercipta

suasana yang harmonis.

C. Hasil Penelitian

1. Penetapan Upah Minimum Kota Di Kota Tanjungpinang

Penetapan upah minimum kota (UMK) pada awal proses mulanya data

untuk menetapkan berasal dari survey pasar terhadap Kebutuhan Hidup Layak

(KHL) yang dilakukan oleh anggota Dewan Pengupahan Kota. Kemudian dari

hasil survey yang dilakukan tersebut ditetapkanlah angka KHL untuk Kota

Page 13: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

13

Tanjungpinang, dan kemudian Disnaker menyampaikan angka KHL tersebut

kepada Walikota Tanjungpinang.

Berdasarkan angka KHL yang disurvey dari anggota dewan penggupahan

kota, maka nilai rata-rata dari angka KHL tersebut diambil dan disepakati oleh

Disnaker, yang mana merupakan angka KHL ditahun berikut. Setelah ditetapkan

angka KHL kota, maka dibahas oleh Dewan Pengupahan Kota untuk menetapkan

UMK. Setelah dibahas bersama maka diusulkanlah kepada Walikota

Tanjungpinang, berapa besaran angka UMK yang diusulkan tersebut baik dari

pihak serikat kerja maupun dari pihak apindo.

Berikut ini adaah bagan yang menjelaskan mekanisme penetapan UMK di

Kota Tanjungpinang.

Bagan 4.1

Mekanisme Penetapan UMK

Penyampaian Laporan Sumber: Disnaker Kota Tanjungpinang

Laporan

Survey Pasar Terhadap KHL

Usulan Angka UMK

Disnaker Kota

Tanjungpinang

Disnaker Bagian

Hubungan Industrial

dan Pengawasan

Dewan Pengupahan

Kota

Walikota

Menetapkan UMK

Gubernur

Provinsi Kepri

Page 14: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

14

2. Dasar Hukum Pengawasan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Terhadap

Penerapan Upah Minimum Kota Pada Perusahaan Karaoke Di Kota

Tanjungpinang

Kebijakan upah minimum merupkan kebijakan yang wajib ditaati oleh

setiap perusahaan di Indonesia, termasuk semua perusahaan di Kota

Tanjungpinang. Besarnya upah minimum disetiap daerah berbeda-beda tergantung

sumber daya manusia, potensi dan kemajuan ekonomi daerah serta daya saing

suatu daerah dengan daerah lain. Kewajiban bagi setiap perusahaan untuk

melaksanakan kebijakan upah minimum regional berdasarkan ketentuan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 90 ayat (1).

Dalam hal ketenagakerjaan, interaksi kerja antara pengusaha dengan pekerja

diwujudkan dalam suatu hubungan kerja. Upah merupakan salah satu bagian

terpenting dalam suatu hubungan kerja. Pemenuhan Upah Minimum oleh perusahaan

swasta di Kota Tanjungpinang didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur

Kepulauan Riau Nomor 1733 Tahun 2015 tentang UMK 2016 Kota

Tanjungpinang. Untuk memantau pemenuhan Upah Minimum tersebut diperlukan

adanya suatu pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara preventif maupun

represif. Dalam hal ini peranan Dinas Tenaga kerja melalui Sub Dinas Pengawasan

sangat penting dalam mengawasi pemenuhan Upah Minimum. Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja diharapkan dapat menjembatani kepentingan masing-masing pihak

dalam hubungan kerja. Jika terbukti ada perusahaan yang tidak melaksanakan

ketentuan tersebut, maka dapat dilakukan pemeriksaan dan bisa diajukan ke

pengadilan.

Page 15: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

15

Untuk melaksanakan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Tanjungpinang

diperlukan suatu pengawasan yang dilakukan oleh pegawai pengawas dari Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang. Pegawai pengawas melakukan

pemeriksaan terhadap perusahaan. Pengawasan pemenuhan Upah Minimum Kota

(UMK) dilakukan terhadap semua perusahaan di Kota Tanjungpinang.

Setelah penulis melakukan penelitian selama lebih kurang 3 bulan, dengan

menggunakan teknik pengumpulan dan melalui observasi secara langsung dan

wawancara mendalam dengan beberapa narasumber dan informan yang berkaitan

dengan penelitian ini, serta dilengkapi dengan dokumentasi akhirnya penulis dapat

memperoleh data terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini adalah keseluruhan komponen yang menjadi

objek penelitian, yaitu pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota

Tanjungpinang dan yang terkait dengan pengawasan upah minimum kota, serta

karyawan Perusahaan Karaoke Keluarga di Kota Tanjungpinang yan terkait

dengan penerima upah minimum kota.

Dalam penelitian ini, penulis akan lebih fokus melihat pengawasan upah

minimum kota pada perusahaan karaoke keluarga yang ada di Kota

Tanjungpinang. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang, ada 3 (tiga) perusahaan karaoke keluarga

yang menjalani usaha di Kota Tanjungpinang, yaitu Joy Karaoke, Inul Vizta

Karaoke dan Bagio Family Karaoke. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Bapak

Hendro Oktria, Kasi Pengawasan Norma Kerja dan K3 Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja Kota Tanjungpinang:

Page 16: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

16

“Yang terdaftar saat ini karaoke keluarga hanya ada tiga perusahaan, yaitu

joy karaoke, inul vizta dan bagio.” (wawancara pada tanggal 22

November 2016)

Berdasarkan keterangan tersebut, maka penulis mencoba untuk menggali

informasi lebih dalam mengenai pengawasan upah minimum kota pada ketiga

perusahaan karaoke keluarga yang terdaftar di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

Kota Tanjungpinang.

Pada periode tahun 2015-2016, dari data yang penulis dapat upah

minimum Kota Tanjungpinang ditetapkan sebesar Rp. 2.179.825 (dua juta seratus

tujuh puluh sembilan ribu delapan ratus dua puluh lima rupiah). Upah tersebut

dinilai sudah memenuhi angka kebutuhan di Kota Tanjungpinang. Berdasarkan

UMK tersebut, sudah seharusnya para pekerja di Kota Tanjungpinang menerima

upah setara dengan yang ditetapkan pemerintah kota. Hal ini pula yang sudah

seharusnya diawasi oleh Dinas terkait dalam pelaksanaan upah minimum tersebut.

Dalam hal pengawasan, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mengacu pada

beberapa dasar hukum yang mengatur mengenai pengawasan. Dalam UU No 13

Tahun 2003 pasal 176 dijelaskan bahwa pengawasan ketenagakerjaan dilakukan

oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan yang memiliki kompetensi dan

independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Selain

itu, pengawasan ketenagakerjaan di perusahaan karaoke keluarga, Disnaker

memiliki beberapa indikator, seperti yang diungkapkan Bapak Hendro Oktria

dalam wawancara:

“Pengawasan yang dilakukan mengacu pada UU nomor 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan pasal 90, pasal 91. Selain itu juga mengacu pada

Keputusan Gubernur Kepulauan Riau nomor 1733 tahun 2015 tentang

Page 17: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

17

Upah Minimum Kota (UMK) Kota Tanjungpinang tahun 2016.”

(wawancara pada tanggal 22 November 2016)

Selain mengacu pada peraturan diatas, ada pula tahapan-tahapan dan

mekanisme yang biasa dilakukan Disnaker Kota Tanjungpinang dalam melakukan

pengawasan UMK, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Hasudungan, Staf

Hubungan Industrial dan Pengawasan:

“Wajib lapor Ketenagakerjaan sesuai UU No. 7 tahun 1981 terus yang

kedua adalah mengecek validitas data.” (wawancara pada tanggal 13

September 2016)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat dikatakan pengawasan

yang dilakukan oleh Disnaker Kota Tanjungpinang mengacu pada beberapa aturan

hukum yang ada. Hal ini sudah seharusnya dilakukan oleh Disnaker Kota

Tanjungpinang untuk menegakkan peraturan dan melaksanakan tugas dan

fungsinya mengawasi ketenagakerjaan.

3. Analisis Pengawasan Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Terhadap

Penerapan Upah Minimum Kota Pada Perusahaan Karaoke Di Kota

Tanjungpinang

Setelah kita mengetahui dasar hukum yang digunakan Disnaker Kota

Tanjungpinang dalam melakukan pengawasan ketenagakerjaan, serta juga telah

mengetahui beberapa perusahaan karaoke keluarga menerapkan pengupahan

kepada karyawan mereka, kemudian penulis mencoba menggali bagaimana

pengawasan tersebut dilakukan oleh Disnaker Kota Tanjungpinang. Berangkat

dari konsep operasional yang penulis telah jabarkan pada, maka kiranya analisis

ini akan berangkat dari konsep operasional tersebut.

Page 18: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

18

1. Menentukan Ukuran Pelaksanaan

Menentukan ukuran waktu pelaksanaan pengawasan menjadi hal penting

yang harus dilakukan oleh Disnaker Kota Tanjungpinang dalam melakukan

pengawasan. Apakah pelaksanaan pengawasan dilakukan seperti kontiniu atau

beberapa syarat minimal melakukan pengawasan dalam suatu waktu seperti satu

kali seminggu atau beberapa kali sebulan bahkan mungkin beberapa jam setiap

hari. Berdasarkan keterangan yang penulis peroleh dari Bapak Hendro Oktria

dalam wawancara mengatakan:

“Tidak tentu, misalnya 1 tahun satu atau dua kali, kecuali ada pengaduan

Disnaker Kota Tanjungpianag akan sidak, hal ini disebabkan karena masih

banyak Perusahan lain yang belum dilakukan Pengawasan.” (wawancara

pada tanggal 22 November 2016)

Hal ini menjadi krusial, ketika Disnaker Kota Tanjungpinang tidak

menetapkan berapa kali dalam setahun melakukan pengawasan. Pengawasan perlu

dilakukan secara rutin guna menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan

dalam hal ketenagakerjaan. Keterangan yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh

Operasional Manajer Karaoke Inul Vista, Agam Mulyadi:

“Pengawasan dari Disnaker Kota Tanjungpinang dalam penerapan UMK

setahun sekali Disnaker Kota Tanjungpinang langsung datang ke tempat

Karoke nya.” (wawancara pada tanggal 1 February 2017)

Selain itu, keterangan berbeda peneliti dapatkan dari Supervisor Joy

Karaoke Keluarga, Tomy menerangkan:

“Pengawasan dari Disnaker tidak menentu dilakukan, kadang setahun

sekali kadang juga tidak ada pengecekan sama sekali, paling hanya

sosialisasi saja.” (wawancara pada tanggal 3 February 2017)

Berdasarkan keterangan narasumber diatas, dapat dikatakan tidak adanya

waktu yang jelas dari Disnaker Kota Tanjungpinang dalam melakukan

pengawasan. Dalam hal pengawasan UMK ketenagakerjaan, sudah semestinya

Page 19: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

19

Disnaker Kota Tanjungpinang menetapkan waktu pelaksanaan pengawasan yang

teratur. Misalkan setahun hanya sekali, namun rutin dilakukan setiap tahunnya itu

akan menjadi agenda yang baik bagi Disnaker untuk melakukan pengawasan.

2. Memberikan Penilaian

Memberikan penilain dalam melakukan pengawasan sudah seharusnya

dilakukan Disnaker Kota Tanjungpinang. Pemberian penilaian tersebut bisa

dilakukan secara langsung di lapangan, ataupun tidak langsung melalui surat. Hal

ini disampaikan oleh Kasi Pengawasan Norma Kerja dan K3, Hendro Oktria:

“Dalam melakukan pengawasan pastinya kami akan memberikan

penilaian, jika ditemukan ketidaksesuain kami akan memberikan teguran

secara langsung, namun bisa juga kami mengirimkan surat teguran.”

(wawancara pada tanggal 29 September 2016)

Kemudian, lebih lanjut lagi jika ditemukan penyimpangan yang dilakukan

perusahaan karaoke tersebut, akan dilakukan teguran seperti yang dikatakan

Hendro, ia menambahkan:

“Teguran yang diberikan oleh Disnaker Kota Tanjungpinang yaitu sifat

pembinaan kita tidak mau melakukan tindakan yang merugikan suatu

perusahaan dan pekerja, disnaker Kota Tanjungpinang melakukan

pembinaan jangan sampai dibawah UMK, karena ada sanksi pidana dan

sanksi administrative. Kalau Perusahaan Karoke Keluarga tidak bisa

dibina kita kasi Nota 1 berupa teguran,2 dan 3 dan seterusnya

kepengadilan.” (wawancara pada tanggal 29 September 2016)

Dari keterangan tersebut, dapat dilihat bahwasanya Disnaker mencoba

melakukan teguran kepada perusahan yang melakukan penyelewengan. Hal itu

juga diperkuat oleh keterangan dari Hasudungan, sebagai berikut:

“Surat Edaran Secara tertulis yang dibuat oleh Gubernur dikirim ke

Perusahaan agar perusahaan membayar sesuai UMK yang telah

ditetapkan.” (wawancara pada tanggal 13 September 2016)

Page 20: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

20

Menurut keterangan Hasudungan diatas, ada surat edaran yang secara

tertulis disebarkan ke perusahaan agar membayar upah sesuai UMK, namun

kenyataan dilapangan tidak semua perusahaan melakukannya. Dan ini perlu

dilakukan teguran oleh Disnaker Kota Tanjungpinang bila terdapat beberapa

perusahaan yang melakukan penyelwengan terhadap pemberian UMK.

3. Mengadakan Korektif

Pelaksanaan pengawasan pasti menghadapi hambatan dan kendala-

kendala. Oleh karenanya sudah seharusnya Disnaker menyiapkan antisipasi-

antisipasi dalam melakukan pengawasan terhadap perusahan-perusahan. Seperti

yang diungkap Hasidungan, kendala yang dihadapi adalah:

“Saat melakukan pengawasan biasanya perusahaan sulit untuk dimintai

data, dan bos tidak ada ditempat.” (wawancara pada tanggal 13

September 2016)

Berdasarkan hal tersebut, sudah menjadi hal wajib bagi Disnaker

melakukan korektif. Tindakan koreksi ini dimaksudkan koreksi internal yaitu

mengevaluasi berbagai metode pengawasan yang ada seperti standar yang terlalu

tinggi, dan eksternal yaitu, memberikan sanksi kepada bawahan (Kartono,

2002:153). Karena itu pengawasan harus dipandang sebagai suatu sistem

informasi, karena kecepatan dan ketetapan tindakan korektif sebagai hasil proses

pengawasan bergantung pada macamnya informasi yang diterima.

Selain itu, hal yang ditemui dilapangan oleh Dinas Sosial dan Tenaga

Kerja dalam melakukan pengawasan UMK masih ada perusahaan-perusahaan

yang tidak membayarkan upah sesuai UMK, seperti yang ditemui di karaoke

keluarga Bagio. Hendro menerangkan:

Page 21: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

21

“Sebenarnya ada beberapa perusahaan yang tidak membayar upah sesuai

UMK, seperti Bagio Karaoke. Namun, Dinas juga tidak tinggal diam.

Kami telah memberikan surat teguran kepada yang bersangkutan.”

(wawancara pada tanggal 29 September 2016)

Kemudian lebih lanjut, Hendro menambahkan alasan hanya diberikan

teguran kepada Bagio Karaoke:

“Kami memberikan teguran sebagai reaksi dari perusahaan yang juga

mengeluh belum mampu membayar sesuai UMK. Jika kami beri sanksi

tegas, perusahaan tersebut bisa tutup.” (wawancara pada tanggal 29

September 2016)

Melihat hal diatas, bahwasanya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas

Sosial dan Tenaga Kerja masih dapat dikatakan sangat lemah. Berangkat dari tiga

indikator diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan

pengawasan perusahaan karaoke keluarga di Tanjungpinang, Disnaker belum

melakukannya secara optimal. Pelaksanaan pengawasan mengenai pemenuhan

upah minimum sudah seharusnya memenuhi asas hukum yaitu antara lain

kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan. Kepastian hukum yamg dimaksud

disini adalah bahwa pelaksanaan pengawasan ini bertujuan untuk menciptakan

ketertiban dalam masyarakat dan khususnya melindungi kepentingan para pekerja.

Oleh karena itu apabila ada perusahaan yang melanggar terhadap ketentuan upah

minimum maka akan dikenai sanksi. Dan berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, Pemerintah melalui Disnaker Kota Tanjungpinang masih lemah

terhadap penegakan sanksi untuk perusahaan yang tidak menerapkan pengupahan

sesuai UMK.

Kedua yaitu keadilan, bahwa pengawasan mengenai pemenuhan upah

minimum ini dilaksanakan tanpa ada unsur diskriminasi atau pembedaan terhadap

Page 22: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

22

semua perusahaan dan selain itu unsur keadilan juga meliputi pelaksanaan hak dan

kewajiban dari pihak perusahaan. Semua perusahaan mempunyai kewajiban untuk

membayar upah kepada para pekerjanya sesuai dengan ketentuan Upah Minimum

yang berlaku dan sebagai haknya maka perusahaan berhak mendapatkan prestasi

yang baik dan ketertiban kerja serta perlakuan secara hormat dari para pekerjanya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini, juga dapat dikatakan bahwa

masih ada beberapa perusahan yang terbilang cukup „nakal‟ dalam

memberlakukan pengupahan sesuai UMK. Sudah seharusnya pengawasan yang

dilakukan Disnaker Kota Tanjungpinang dapat memberikan rasa keadilan bagi

karyawan terhadap upah yang mereka peroleh, dan pemerintah harus menindak

tegas perusahaan yang masih nakal tersebut.

Ketiga yaitu asas kemanfaatan. Kemanfaatan dalam hal ini adalah

kegunaan pelaksanaan pengawasan baik bagi pemerintah, perusahaan maupun

para pekerja. Bagi pemerintah, pelaksanaan pengawasan berguna untuk

mengetahui apakah peraturan yang dibuat dan ditetapkan mengenai upah

minimum sudah dijalankan dengan baik oleh perusahaan-perusahaan. Bagi

perusahaan, pelaksanaan pengawasan mempunyai manfaat sebagai sarana kontrol

agar perusahaan selalu menaati peraturan yang berlaku tentang upah minimum

dan sebagai acuan/rambu dalam menjamin hak pekerja khususnya mengenai upah.

Bagi pekerja, manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan pengawasan ini yaitu

terpenuhinya hak-hak pekerja khususnya tentang upah yang diterima dari

perusahaan dengan harapan dapat mencukupi semua kebutuhan hidupnya.

Page 23: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

23

D. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengawasan Disnaker Kota Tanjungpinang dalam melakukan

pengawasan upah minimun di perusahaan karaoke keluarga telah

dilakukan, namun kurang dilakukan secara maksimal. Disnaker belum

melakukan pengawasan secara rutin.

2. Penindakan sanksi untuk perusahaan yang tidak menerapkan upah

minimum pada karaywannya belum dilakukan secara tegas oleh Disnaker

Kota Tanjungpinang. Disnaker hanya melakukan teguran-teguran ringan,

dan tidak ada tindakan.

3. Pelaksanaan pengawasan mengenai pemenuhan upah minimum

seharusnya memenuhi asas hukum yaitu antara lain kepastian hukum,

keadilan dan kemanfaatan. Agar semua pihak tidak merasa ada yang

dirugikan.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat

penulis berikan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Bagi pemerintah, pelaksanaan pengawasan harus lebih dapat ditingkatkan

kembali, hal ini guna mengawasi apakah peraturan yang dibuat dan

Page 24: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

24

ditetapkan mengenai upah minimum sudah dijalankan dengan baik oleh

perusahaan-perusahaan.

2. Bagi perusahaan, harusnya pelaksanaan pengawasan mempunyai manfaat

sebagai sarana kontrol agar perusahaan selalu menaati peraturan yang

berlaku tentang upah minimum dan sebagai acuan/rambu dalam menjamin

hak pekerja khususnya mengenai upah.

3. Bagi pekerja, manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan pengawasan ini

yaitu terpenuhinya hak-hak pekerja khususnya tentang upah yang diterima

dari perusahaan dengan harapan dapat mencukupi semua kebutuhan

hidupnya. Oleh karena itu, bagi pekerja yang mendapatkan upah tidak

sesuai UMK, maka wajib melaporkan perusahaan/pengusaha ke Disnaker.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Hadi Purwono. 2003. Sistem Personalia. Yogyakarta: Andi Offset.

Handoko, Hani T. 2003. Manajemen. Yogyakarta. Penerbit: BPFEYogyakarta.

Husni, Lalu. 2006. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Kadarman, A.M dan Udaya, Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta:

PT. Prenhallindo.

Kartini, Kartono. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 25: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

25

Sadono, Sukirno. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada.

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sondang P. Siagian. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Penerbit

PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RdD. Bandung:

Alfabeta.

Umar, Husein, 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir. 2001. Aspek Hukum Pengawasan

Melekat. Yogyakarta, Rineka Cipta.

Zuriyah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Sumber Jurnal, Skripsi dan Dokumen

Zulianti, Faramudhita. 2015. Jurnal. Analisa Penetapan Upah Minimum Kota

Berdasarkan Angka Kebutuhan Hidup Layak Di Tanjungpinang Tahun

2014. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Page 26: PENGAWASAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2017-08-15 · layak dalam hubungan kerja”. Menurut penulis jaminan

26

Sumber Perundang-undangan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 17 Tahun 2005 Tentang

Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup

Layak.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 7 Tahun 2013 Tentang

Upah Minimum.

Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.