Penerapan Model Pembelajaran Nht (Numbered Head Together) Dengan Pendekatan Savi Dalam Meningkatkan...
-
Upload
rizky-alfarizy -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of Penerapan Model Pembelajaran Nht (Numbered Head Together) Dengan Pendekatan Savi Dalam Meningkatkan...
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DENGAN PENDEKATAN SAVI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA
Reni Restu Fujianti
Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
Dr. Munir, MIT
Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan
desain Pra-tes Pasca-tes Dengan Kelompok Pengendali
Tidak Diacak. Tujuannya adalah 1) Untuk mengetahui
perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Model NHT (Numbered
Head Together) berpendekatan SAVI dengan siswa yang
mendapat pembelajaran TIK secara konvensional, dan 2)
Untuk memperoleh informasi sikap siswa terhadap
pembelajaran TIK menggunakan Model NHT (Numbered Head Together) dengan pendekatan SAVI. Subyek penelitian
ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4 Tarogong Kidul
Garut kelas VIII dengan sampel kelas eksperimen adalah
kelas VIII-D dan sampel kelas kontrol adalah kelas VIII-F.
Instrumen yang digunakan adalah soal pilihan ganda, angket siswa dan lembar observasi. Berdasarkan analisis pada
seluruh pertemuan dapat disimpulkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa yang memperoleh model pembelajaran
NHT dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hipotesis yang diterima adalah terdapat perbedaan peningkatan hasil
belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami
peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis data
pun sebagian besar siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran TIK dengan menggunakan model
NHT dengan pendekatan SAVI yang telah dilakukan.
Kata Kunci
model pembelajaran NHT, pendekatan SAVI, hasil belajar, pembelajaran TIK
1. PENDAHULUAN
Semakin pesatnya teknologi dan ilmu pengetahuan,
memberikan dampak tersendiri terhadap berbagai bidang kehidupan salah satu diantaranya yaitu bidang pendidikan.
Dalam menghadapi pesatnya teknologi dan ilmu
pengetahuan, maka sudah seharusnya disertai dengan
meningkatnya sumber daya manusia. Untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diperlukan peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan pendidikan
sangat tergantung dari kemampuan guru dalam menyediakan
fasilitas yang akan menunjang peserta didik dalam kegiatan
belajar dan mengajar. Untuk itu, guru harus mengetahui
kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didiknya sehingga
dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dalam menerapkan suatu model pembelajaran pada kegiatan
belajar mengajar harus disertai dengan adanya interaksi
siswa. Terutama mata pelajaran TIK, yang dalam
pembelajarannya terdapat banyak praktek di laboratorium
komputer sebagai aplikasi dari teori-teori yang dipelajari.
Model NHT merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan aktivitas dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Pada model pembelajaran ini, siswa
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Setiap anggota kelompok diberi kartu bernomor. Alasan diterapkannya
model pembelajaran ini yaitu untuk memotivasi siswa dalam
belajar karena tiap anggota siswa mempunyai kewajiban
untuk memahami materi. Pada akhir pembelajaran guru akan
memilih salah satu nomor untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan serta hasil kerjasama mereka.
Agar model pembelajaran NHT lebih menyenangkan dan
adanya aktivitas siswa, maka penulis mencoba menerapkan
suatu pendekatan SAVI dalam model ini. Pendekatan pembelajaran ini mempermudah siswa untuk memahami
materi yang disampaikan guru dengan memelihara suasana
pembelajaran menyenangkan. Pendekatan SAVI
menekankan pembelajaran dengan menggabungkan
penggunaan f isik dan aktivitas intelektualnya dalam pemecahan masalah serta indera lainnya.
1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan
model NHT (Numbered Head Together) dengan pendekatan
SAVI dalam pembelajaran TIK dapat meningkatkan hasil
belajar siswa SMP?”
Untuk lebih memfokuskan pada masalah pokok yang diteliti,
rumusan masalah ini secara terinci diuraikan dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Model NHT
(Numbered Head Together) berpendekatan SAVI
dengan siswa yang mendapat pembelajaran TIK secara
konvensional?
2
2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran TIK
menggunakan Model NHT (Numbered Head Together)
dengan pendekatan SAVI?
2. LANDASAN TEORI
2.1 Model Pembelajaran NHT (Numbered
Head Together) Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan [1].
Terdapat beberapa langkah dalam menerapkan model pembelajaran NHT, yaitu:
1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mengkondisikan keadaan kelas dan
memberitahukan langkah-langkah pembelajaran.
2. Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi
para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor
kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
3. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan soal kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam
kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada
dalam soal pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
4. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada
siswa di kelas.
5. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
disajikan.
2.2 Pendekatan SAVI SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual.
Teori yang mendukung pendekatan SAVI adalah Accelerated
Learning
Menurut Meier [3] pembelajaran dengan pendekatan SAVI
adalah pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik
dengan Aktifitas Intelektual dan penggunaan semua indera
yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran.
1) Somatis
Somatis berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika
dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan
bergerak dan berbuat.
2) Auditori
Auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar.
Dalam pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa
membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara.
3) Visual
Visual disini adalah belajar dengan mengamati dan
menggambarkan. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, peta gagasan
dan gambaran dari segala hal yang berhubungan dengan
materi yang sedang dipelajari ketika kegiatan belajar
berlangsung.
4) Intektual
Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran,
menyatukan pengalaman dan belajar.
2.3 Penerapan Model Pembelajaran NHT
dengan pendekatan SAVI Tahapan penerapan model pembelajaran dengan pendekatan
SAVI dalam pembelajaran TIK yaitu sebagai berikut:
1. Guru memberitahukan pokok bahasan yang akan
disampaikan pada siswa. Dalam hal ini materi yang akan disampaikan pada siswa yaitu materi Rumus dan
Fungsi dalam Microsoft Excel.(auditory)
2. Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT
dengan pendekatan SAVI yang akan diterapkan pada
pembelajaran tersebut.(auditory) 3. Guru mengelompokkan siswa, dimana satu kelompok
terdapat 4 orang, masing-masing anggota kelompok
diberi nomor.(somatic)
4. Guru memberikan media pembelajaran pada masing-
masing kelompok, guru memberikan materi secara singkat dan siswa mengikutinya.(visualisasi,auditory
dan somatic)
5. Setelah selesai menjelaskan materi, Guru memberikan
soal pemecahan masalah dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.(intellectual) 6. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan anggota kelompok dapat
mengerjakannya..(auditory)
7. Guru memanggil salah satu nomor untuk menjelaskan
kembali materi yang telah disampaikan serta hasil kerjasama mereka.(somatic dan auditory)
8. Guru menyuruh siswa lain untuk menanggapinya,
kemudian guru menunjuk siswa lain dengan nomor
yang sama.(auditory)
2.4 Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. Pada umumnya yang diterapkan
yaitu metode ekspositori. Metode ekspositori adalah cara
penyampaian materi pelajaran dari seorang guru kepada
siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab.
2.5 Media Media berasal dari bahasa latin yang berarti perantara atau
pengantar. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Penggunaan media pembelajaran akan membantu proses
pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi pelajaran
sehingga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman
3
karena menyajikan informasi secara menarik dan terpercaya.
Selain itu media pembelajaran juga dapat memudahkan
penafsiran data dan memadatkan informasi. Hal ini memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang pada
akhirnya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.
Dilihat dari beberapa manfaat diatas, jelas sekali bahwa
media pembelajaran begitu penting dan sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Penggunaan media dalam penelitian ini,
dilengkapi dengan video serta audio yang berfungsi untuk
memudahkan siswa untuk memahami materinya.
2.6 Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan
itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom [5] yang mencakup
“aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”
Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan ranah
kognitif saja
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
peningkatan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan Model NHT (Numbered Head Together)
dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada siswa yang
mendapat pembelajaran TIK secara konvensional. Desain
penelitian yang digunakan dalam metode ini yaitu Pra-Tes
Pasca-Tes Dengan Kelompok Pengendali Tidak Diacak. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Adapun gambar dari
desain penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Pra-tes-Pasca-tes Dengan Kelompok Pengendali Tidak Diacak [2]
3.2 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, terdapat beberapa kegiatan antara lain :
a. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian
b. Studi literatur
c. Membuat instrumen penelitian dan bahan ajar.
d. Melakukan judgement terhadap semua instrumen. e. Memperbaiki instrumen hasil judgement.
f. Menguji instrumen penelitian.
g. Melakukan uji reliabilitas dan analis is instrumen
penelitian.
h. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan antara
lain :
a. Pelaksanaan pretes b. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran NHT dengan menggunakan
pendekatan SAVI dan model konvensional.
c. Pelaksanaan postes.
3. Tahap Akhir a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis dan membahas hasil penemuan penelitian
c. Menarik kesimpulan
3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP
kelas VIII di SMP N 4 Tarogong Kidul Garut. Adapun
sampel dalam penelitian ini yaitu VIII D dan VIII F masing-
masing sebanyak 36 siswa. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel penelitian ini yaitu Sampling Purposive
Penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu
sesuai dengan tujuan penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Tes berbentuk pilihan ganda terdiri dari 20 soal b. Lembar observasi untuk melihat aktifitas guru
c. Angket siswa
3.5 Teknik Analisis Data Adapun langkah-langkah pengolahan datanya, yaitu sebagai
berikut :
1. Pemberian skor Data yang diperoleh dari hasil tes (pretes dan postes)
diberi skor dengan menggunakan kriteria berikut:
a. Bagi item yang benar diberi skor satu (1)
b. Bagi item yang salah diberi nilai nol
2. Pengolahan data skor hasil pretes dan postes
a) Menghitung rata-rata hitung
Penghitungan rata-rata kelompok sampel dengan
menggunakan rumus dari Sudjana yaitu sebagai berikut:
b) Menentukan simpangan baku dengan menggunakan
rumus dari Sudjana,yaitu:
c) Melakukan uji normalisasi, dengan menggunakan
rumus uji Chi-kuadrat.
d) Jika data berdistribusi normal, maka selanjutnya
dilakukan uji homogenitas, menurut Sudjana
rumusnya yaitu:
Kelompok Pra-Tes Variabel
Bebas
Pasca-Tes
E Y1 X Y2
P Y1 - Y2
4
e) Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka
dilakukan uji-t dengan rumus dari Sudjana sebagai
berikut:
Namun jika data berdistribusi normal tetapi tidak
homogen, maka dilakukan uji-t’ dengan rumus dari
Sudjana:
f) Jika data dari kedua atau salah satu kelompok
tersebut tidak berdistribusi normal, maka dilakukan
uji non parametrik menggunakan uji statistik Mann-
Whitney dengan rumus:
Mencari simpangan baku dengan rumus :
Mencari nilai Z dengan rumus :
3. Analisis data indeks gain
Analisis data indeks gain digunakan untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan
model pembelajaran NHT dengan pendekatan SAVI.
Analisis data gain dilihat dari nilai pretes dan postes
siswa.Penghitungan gain ini disebut juga normalisasi
gain, dengan rumus:
4. Analisis data angket
Angket siswa dibuat dengan skala sikap. Setiap jawaban
diberi bobot tertentu sesuai dengan jawaban. Untuk
menghitung menggunakan rumus:
%100n
fP
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Data Pretes
Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor
pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Data Pretes
Kelompok
Maks Min
Eksperimen 37.64 10.11 102.12 55 20
Kontrol 44.17 13.86 192.14 70 20
Hasil perhitungan uji normalitas data pretes terlihat bahwa χ2
tabel untuk kelompok eksperimen dengan derajat kebebasan
3 dan taraf signifikansi 1% yaitu 11.34. Nilai χ2hitung
kelompok eksperimen lebih besar dari χ2tabel berarti data
pretes kelompok eksperimen tidak berdistribusi normal. Nilai
χ2tabel untuk kelompok kontrol dengan derajat kebebasan 4
dan taraf signifikansi 1% yaitu 13.28. Nilai χ2hitung kelompok
kontrol lebih kecil dari χ2tabel berarti data pretes kelompok
kontrol berdistribusi normal.
Karena data pretes kelompok eksperimen tidak berdistribusi normal dan kelompok kontrol berdistribusi normal, maka
tidak dilakukan Uji Mann Whitney. Dengan Uji Mann
Whitney terlihat bahwa nilai Zhitung (-3.65) kurang dari
Z tabel(2.58), maka berdasarkan kriteria pengujian di atas
bahwa kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan atau
dengan kata lain kemampuan awal kedua kelompok adalah
sama.
4.1.2 Analisis Data Postes
Pada penelitian ini terdapat dua buah hipotesis, yaitu sebagai
berikut:
H0: tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa
kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1: terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor
postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Data Postes
Kelompok
Mak Min
Eksperimen 66.94 9.12 83.25 90 45
Kontrol 58.33 13.52 182.86 85 35
Hasil perhitungan Uji Normalitas data postes terlihat bahwa
χ2tabel untuk kelompok eksperimen dengan derajat kebebasan
3 dan taraf signifikansi 1% yaitu 11.34. Nilai χ2hitung
kelompok eksperimen lebih kecil dari χ2tabel berarti data
postes kelompok eksperimen berdistribusi normal. Nilai
χ2tabel untuk kelompok kontrol dengan derajat kebebasan 4
dan taraf signifikansi 1% yaitu 13.28. Nilai χ2hitung kelompok
kontrol lebih kecil dari χ2tabel berarti data postes kelas kontrol
berdistribusi normal.
Karena data postes kedua kelompok berdistribusi normal,
maka dilakukan uji homogenitas varians. Dari uji homogenitas bahwa nilai Fhitung sebesar 2.20. Nilai Fhitung ini
lebih kecil dari Ftabel (2.23). Hal ini berarti bahwa tidak
terdapat perbedaan varians hasil belajar siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (homogen).
5
Karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
memiliki varians yang sama atau homogen, maka untuk
menguji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan Uji t terlihat bahwa nilai
thitung (3.11) lebih besar dari t tabel (2.65) maka berdasarkan
kriteria pengujian di atas, H0 ditolak. Dengan hipotesis:
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Dalam arti lain bahwa siswa yang menggunakan model
pembelajaran NHT dengan pendekatan SAVI mempunyai
peningkatan yang signifikan.
4.1.3 Analisis Data Indeks Gain
Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data indeks
gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Data Indeks Gain
Kelompok
Mak Min
Eksperimen 0.46 0.16 0.25 0.82 0.09
Kontrol 0.23 0.27 0.73 0.58 -0.44
Dengan deskripsi data tersebut, dapat dilihat bahwa ternyata
rata-rata indeks gain kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol perbedaannya cukup jauh. Kategori perolehan indeks
gain oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada tabel berikut Tabel 4.4
Interpretasi Indeks Gain
KELOMPOK Nilai <g>
Interpretasi
Kelompok Eksperimen 0.46 sedang
Kelompok Kontrol 0.23 rendah
4.2 Pembahasan Dari hasil pengujian, ternyata rata-rata hasil pretes kelompok
eksperimen berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal sedangkan kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan Uji Mann
Whitney. Dengan Uji Mann Whitney tersebut diketahui
kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sama.
Setelah melakukan pembelajaran selama dua kali pertemuan
dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda di
masing-masing kelompok terlihat bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model NHT dengan pendekatan SAVI secara signifikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa daripada pembelajaran konvensional. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas
varians. Kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata
postes dilakukan dengan menggunakan uji t sampel independen yang menunjukkan bahwa model pembelajaran
NHT dengan pendekatan SAVI secara signifikan lebih
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa daripada
pembelajaran konvensional.
Analisis selanjutnya dilakukan terhadap indeks gain
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan
cara menghitung nilai rata-ratanya yang hasilnya dapat
menunjukkan bahwa nilai rata-rata indeks gain kelompok
eksperimen termasuk dalam kategori sedang, sedangkan nilai
rata-rata indeks gain kelompok kontrol termasuk dalam kategori rendah.
Hal tersebut berarti bahwa peningkatan hasil belajar siswa
pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan
siswa pada kelompok kontrol.
Secara umum sikap siswa terhadap TIK menunjukkan sikap
yang positif. Hal ini dapat dilihat dari minat/motivasi siswa
terhadap TIK dan siswa menganggap bahwa pelajaran TIK
sangat bermanfaat. Selain itu, banyak siswa yang menganggap bahwa pembelajaran seperti ini sangat menarik
dan menyenangkan. Bahkan mereka menyenanginya karena
dalam pembelajaran ini terdapat diskusi kelompok yang
membuat belajar menjadi efektif dan mereka mudah untuk
mempelajari materi.
4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Model Pembelajar an
NHT dengan Pendekatan SAVI Berdasarkan data yang diperoleh dari observer, pelaksanaan pembelajaran TIK menggunakan model pembelajaran NHT
dengan pendekatan SAVI berjalan dengan baik dan cukup
lancar. Walaupun banyak kendala yang dihadapi oleh peneliti
baik dalam penyusunan bahan ajar maupun dalam mengelola
kondisi kelompok pada saat pembelajaran berlangsung. Meskipun pada pertemuan pertama siswa kelihatan bingung
dengan apa yang harus mereka kerjakan, akan tetapi pada
pertemuan selanjutnya siswa mulai memahami teknis
pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun deskripsi dari
setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Urutan pembelajaran yang dilakukan yaitu guru
mengelompokkan siswa dimana masing-masing kelompok
terdiri dari 4 orang. Tiap kelompok memegang 1 buah
komputer yang di dalamnya sudah tersedia media pembelajaran mengenai pelajaran yang akan dibahas. Guru
menjelaskan sepintas cara mengoperasikan media
pembelajaran tersebut serta menjelaskan materinya. Pada
akhir pembelajaran guru memanggil salah satu nomor dari
masing-masing kelompok untuk menjelaskan kembali di depan kelas.
4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran
Konvensional Pada pelaksanaan pembelajaran konvensional, guru
melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut: membuka pelajaran, menjelaskan materi sambil
mendemontrasikan alat peraga, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan latihan-latihan soal. Guru
bersama siswa membahas latihan-latihan soal secara
bersama-sama. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami. Jika dibandingkan dengan pembelajaran model NHT dengan pendekatan SAVI,
aktivitas siswa cenderung pasif.
6
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada
keseluruhan tahapan penelitian yang dilakukan di kelas VIII
SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Garut tahun ajaran
2010/2011, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan
dengan penerapan model pembelajaran NHT dengan pendekatan SAVI dalam pembelajaran TIK yaitu sebagai
berikut:
1. Peningkatan hasil belajar TIK siswa yang menggunakan
model pembelajaran NHT dengan pendekatan SAVI
lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran TIK secara konvensional.
2. Sebagian besar siswa menunjukkan sikap yang positif
terhadap pembelajaran menggunakan model
pembelajaran NHT dengan pendekatan SAVI yang telah
dilakukan.
6. REFERENSI [1] Cahyani,Crisviana N. 2010. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together(NHT)Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skill)
Pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup.
Tersedia: http://falfalahbiologi.blogspot.com/2010/03/penerapan-
model-pembelajaran-kooperatif.html [2] Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[3] Meier, Dave. 2002. The Accelerated learning Hand Book.Bandung : Kaifa
[4] Rose, C. et al. (2003). Accelerated Learning for the 21st
Century. Bandung: Nuansa.
[5] Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta [6] Sudjana.2002.Metode Statistika.Bandung : Tarsito