Lidia Model Savi

54
5 5 B AB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran SAVI a. Pengertian Model Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembela jaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan - tujuan pengajaran, tahap - tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,

description

qwqeqweqweewrrrer

Transcript of Lidia Model Savi

Page 1: Lidia Model Savi

55BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1Kajian Teori2.1.1Model Pembelajaran SAVIa.Pengertian ModelModel pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdigunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatanpembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuanpengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,dan pengelolaan kelas.Menurut Joice (dalam buku Trianto, 2007: 1) menyatakanbahwa“ Eachmodel guides us as we design intruction to help student achieve variousobjecticves”.Maksud dari kutipan tersebut adalah bahwa setiap model

Page 2: Lidia Model Savi

mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran.Menurut joice dan weil (dalam buku Trianto, 2007: 1) menyatakan bahwa“Models of teaching are really models of learning. As we help studentacquaire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means ofexpressing themselves, we are also teaching them how to learn”.Hal iniberarti bahwa model belajar merupakan model belajar dengan model tersebutguru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi,ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspesikan ide diri sendiri.Selainitu mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsiatau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yangtidak dapat dipahami secara langsung;(3) suatu asumsi-asumsi, data-data, daninferensi-inferensi yang dipakai unutk menggambarkan secara matematis suatuobyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistemkerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu dekripsi dari suatusistem yang mungkin imejiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapatmenjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.6Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripadastrategi, metode, dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:1)Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta ataupengembangnya.2)Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuanpembelajaran yang akan dicapai).3)Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

Page 3: Lidia Model Savi

dilaksanakan dengan berhasil.4)Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapattercapai.Dalam penelitian ini, yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangkakonseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengoganisasikanpengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Istilah model pembelajaranmempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur.b.Fungsi ModelFungsi dari model pembelajaran di sini adalah sebagai pedoman bagiperancang pengajara danpara guru dalam melaksanakan pembelajaran.Seperti yang dikemukakan oleh Joice dan Weil (dalam buku Trianto, 2007: 1)bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdi pergunakan sebagai upaya dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkatpembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler dan lain-lain”. Halini menunjukkan bahwa setiap model yang akan di gunakan dalampembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajarantersebut.Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajarmemiliki fungsi :1)Perencanaan pembelajaran(RPP) atauplaningbaik.2)Pengaturan (tugas guru, tugas siswa, materi yang dibahas, sarana-prasarana, layout dikelas, dan mekanisme pembelajaran) atauorganizingjelas dan teratur.3)

Page 4: Lidia Model Savi

Pelaksanaan pembelajaran atauactinglancar dan suasana belajarmenyenangkan.74)Pengendalian proses pembelajaran ataucontrolingmudah.5)Hasil pembelajaran atauendingakan makin bagus.c.Pembelajaran SAVIMenurut (Herdy, 2007) SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual,danIntektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah AcceleratedLearning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual,auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic)menyeluruh; belajar berdasarkan pengalaman; belajar dengan symbol.Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakanbelajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera,dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individulain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatifdan hidup.1)Prinsip DasarDikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan AcceleratedLearning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:a)pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuhb)pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.c)kerjasamamembantu proses pembelajarand)pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan

Page 5: Lidia Model Savi

e)belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri denganumpanbalik.f)emosi positif sangat membantu pembelajaran.g)otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.Jadi pada dasarnya pembelajaran savi ini lebih menonjolkan bagaimana siswamenciptakan kreativitasnya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada cara berpikirsiswa menjadi lebih terbuka dan mencoba untuk menggali kemamapuannya dalammemperoleh pengetahuan yang baru.82)KarakteristikMenurut Henry (2009)sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaituSomatic, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagianyaitu:a)Somatic”Somatic” berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh–soma. Jika dikaitkandengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerakdanberbuat.Sehingga pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan danmelibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkantubuhsewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).b)AuditoriBelajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripadayang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasibahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicarabeberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalampembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedangmereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajakmereka be

Page 6: Lidia Model Savi

rbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkaninformasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauanpengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi bagi diri merekasendiri.c)VisualBelajar dengan mengamati danmenggambarkan. Dalam otak kita terdapatlebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua inderayang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jikadapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah bukuatau programkomputer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jikamereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dansebagainya ketika belajar.9d)IntektualBelajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajaryang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketikamenggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakanhubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuatdengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, danmemecahkan masalah.Penelitian dr. Vernon magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan,memberikan gambaran yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :Gambar.2.1Ilustrasi tentang Ingatan ManusiaKarakteristik dalam model pembelajaran SAVI sudah mewakili semuaaktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa tidak hanyamendapatkan pengetahuan semata melainkan ia dapat benar-benar memahamisecara langsung apa yang ia pelajari. Disini juga sangat berperan dalampenerapannya. Guru dituntut untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam

Page 7: Lidia Model Savi

memfasilitasi siswa dengan ragam alat peraga yang menarik dalam pelaksanaankegiatan belajar mengajar.d.Pembelajaran KonvensionalBurrowes (2003) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensionalmenekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepadasiswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannyadengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasikehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensionalmemiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passivelearning, (3) interaksi di antara siswa kurang, (4) tidak ada kelompok-kelompok10kooperatif, dan (5)penilaian bersifat sporadis. Menurut Brooks & Brooks (1993),penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada tujuanpembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagaiproses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembalipengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar.Jikadilihat dari tiga jalur modus penyampaian pesan pembelajaran,penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modustelling(pemberian informasi), ketimbang modusdemonstrating(memperagakan)dandoing direct performance(memberikan kesempatan untuk menampilkanunjuk kerja secara langsung). Dalam perkataan lain, guru lebih seringmenggunakan strategi atau metode ceramah dan/atau drill denganmengikutiurutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilanprogram pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materiyag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada bukuteks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi,

Page 8: Lidia Model Savi

pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilanproses (hands-on activities).Berdasarkan definisi atau ciri-ciri tersebut, penyelenggaraan pembelajarankonvensional merupakan sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir menjadipemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang sangatpenting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yangbelajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggapsebagai model transmisi pengetahuan (Tishman,et al., 1993). Dalam model ini,peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasikepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, danmelakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi yang diberikan.e.Kelebihan Model Pemelajaran SAVI Dibandingkan Model PembelajaranKonvensionalModel pembelajaran SAVI memiliki banyak kelebihan dibandingkan modelpembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwaperubahan dalam menerapkan model pembelajaran sangat mempengaruhi proses11kegiatan belajar mengajar yang diterapkan dalam kelas. Berikut ini merupakankelebihan dalam proses pembelajaran SAVI:1)Guru hanya sebagai fasilitator atau pendamping dalam pembelajaran.2)Proses berpikir siswa dari kongkrit menjadi abstrak.3)SAVI terdiri dari (Somatic, Auditori, Visual dan Intektual) yangmenekankan siswa selalu aktif dalam pembelajaran.4)Siswa mengkonstruksi/membangun sendiri pemahamannya dalam pro

Page 9: Lidia Model Savi

sesbelajar mengajar.2.1.2Sintak Model Pembelajaran SAVISintak Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdigunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatanpembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuanpengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,dan pengelolaan kelas.Sintak pembelajaran SAVI melalui beberapa fase:1)Fase persiapan (kegiatanpendahuluan) adalah sebagai bentukpenerapan belajar auditori(A).Pada awalnya guru memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yangakan disampaikan. Untuk membangkitkan minat belajar siswa, guru memberikantepuk tangan bagi yang bisa menjawab agar tercipta suasana kelas yangmenyenangkan. Kemudian guru menjelaskan materi akan disampaikan dengancara ceramah bervariasi.2)Fase penyampaian (kegiatan inti) adalah sebagai bentuk penerapanvisual(V).Pada tahap ini guru menggunakan alat peraga berupa benda kongkrit yangberada dekat dengan lingkungan siswa. Pada materi ini guru menyampaikangambaran percobaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga dapatmenciptakan nilai-nilai yang positif bagi siswa. Kemudian siswa diajak untukmengalami secara langsung dengan mengamatinya.123)Fase pelatihan (kegiatan inti) adalah bentuk penerapan sometic(S).Pada tahap ini guru memberikan lembar pengamatan untuk dikerjakanbersama teman kolompoknya (@ 8orang siswa) kemudian dipresentasikan didepan kelas dengan bimbingan guru dibahas bersama-

Page 10: Lidia Model Savi

sama dan dikumpulkan.Kemudian melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan materipembelajaran.4)Fase penampilan hasil kegiatan penutup adalah sebagai bentuk belajarintelektual(I).Pada tahap ini guru memberikan soal pelatihan/ pertanyaan umpan baliksecara individu dan memberikan pemantapan berupa mengaitkan pembelajaranyang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.2.1.3Pengertian MotivasiMotivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individutersebut untuk melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuanSuryabrata (1998). Purwanto (2003), motivasi adalah pendorong suatu usaha yangdidasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerakkontinyuuntuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuantertentu.Hoy dan Miskel (1982) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu usahayang didasari untuk mengerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah lakuseseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehinggamencapai hasil atau tujuan tertentu.Motivasi adalah dorongan mental yang mengerakkan dan mengarahkanperilaku manusia, termasuk perilaku belajar dalam rangka memenuhi harapan.Motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, mengerakkan,menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara1989). Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seseorangmanusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlahkekuatan luar (Winardi 2001: 207).13a.Faktor-faktor Motivasi BelajarGhiselli dan Brown (Manopo, 1995), motivasi dipengaruhi oleh dua faktor,faktor yang pertama adalah faktor internal dan faktor yang kedua adalah faktoreksternal.

Page 11: Lidia Model Savi

5)Faktor individu atau internalFaktor individu adalah faktor pendorong motivator yang berasal dari dalamdiri individu, meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sifat fisik,intelegensi dan lain-lain.6)Faktor situasional atau eksternalFaktor eksternal adalah faktor pendorong motivasi belajar yan berasaldariluar diri individu, meliputi dukungan keluarga, hubungan dengan teman sekelas,metode mengajar, kebijakan sekolah, sarana dan prasarana belajar, hubungandengan pengajar dan lain-lain.b.Fungsi Motivasi Belajar dalam PembelajaranMenurut Sardiman (1986: 31), adapun fungsi-fungsi motivasi belajar adalahsebagai berikut:1) Memberikan semangat mengaktifkan siswa supaya tetap termotivasi dansiaga.2) Memusatkan perhatian siswa pada tugas-tugas tertentu yang berhubungandengan pencapaian tujuan belajar.3)Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasiljangka panjang.Hamalik (2000: 175) menyatakan fungsi motivasi adalah :1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasitidak akan timbul perbuatan seperti belajar.2) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaiantujuan yang diinginkan.3) Sebagai pengerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatupekerjaan seseorang.142.1.4Hasil BelajarNurkancana (1990:11), mendefinisikan hasil belajar adalah suatu tindakan

Page 12: Lidia Model Savi

atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan seseorang untuk menentukannilai keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar selamasatu periode tertentu. Salim (2000:190) mengemukakan bahwa hasil belajaradalah penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yangdibuktikan melalui hasil tes.Hasil belajaradalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelahmenerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurutHorwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajarmengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan,(3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Menurut Dimyati dan Mudjiono(1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisisiswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkatperkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelumbelajar. Sedangkan darisisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannyabahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenisranah kognitif, afektif, dan psikomotor.1)Ranah kognitif (pemahaman)Ranah kognitif adalah ranah yang membahas dan berkanaan dengan prosesmental, seperti pemahaman terhadap pengetahuan, menyebutkan, pengenalan,menduga, dan lain sebagainya. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa ranah kognitifadalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawaldari tingkat pengetahuan sampai ke tngkat yang paling tinggi, yakni evaluasi.Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yangberbeda-beda yaitu tingkat pengetahuan (knowledge), tingkat pemahaman(comprehension), tingkat penerapan (aplication

Page 13: Lidia Model Savi

), tingkat analisis (analysis),tngkat sintesis (synthesis), tngkat evaluasi (evaluation).2)Ranah afektif (sikap dan perilaku)Ranah adalah area yang mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengansikap, perilaku, perasaan, dan nilai yang diklasifikasikanmenjadi lima tingkat.15Dengan demikian, berarti pengembangan nilai-nilai sikap, perasaan, dan perilakudapat dilakukan melalui pendidikan afektif. Lima tingkatan dalam ranah afektifyaitu tingkat menerima (receiving), tingkat tanggapan (responding), tingkatmenilai, tingkat organisasi (organization), tingkat karakterisasi(characterrization).3)Ranah psikimotorRanah psikomotor adalah ranah yang membahas hal-hal yang berhubungandengan koordinasi antara proses mental dan fisik dalam melakukan kegiatan ataugerakan yang bersifat jasmaniah. Dengan demikian, ranah psikomotorik adalahranah yang berhubungan dengan seluk-beluk yang terjadi karena adanyakoordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisiktertentu. Dalam ranah psikomotorikterdiri dari empat tingkatan yaitu gerakanreflek atau seluruh badan(

Page 14: Lidia Model Savi

gross body movements), gerakan terkoordinasi(condinatedmovement), komunikasi non verbal (nonverbalcommunication),keterampilan dalam berbicara (speechbehavior).Dari beberapa pendapattentang hasil belajardapat disimpulkan bahwa hasilbelajar adalah hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatansiswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, menerima suatu pelajaran untukmencapai kompetensi yang akan dicapai dengan menggunakan alat penilaian yangdisusun guru berupa tes yang hasilnya adalah nilai kemampuan siswa setelah tesdiberikan sebagai perwujudan dari upaya yang telah dilakukan selama prosesbelajar mengajar. Hasil belajar siswa dihitung berdasarkan evaluasi, pengukurandan asesmen.2.1.5PEMBELAJARAN IPAa.Pengertian IPAIlmu Perngetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahutentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulanpoengetahuanyang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip sajatetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapatmenjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alamsekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam16keh

Page 15: Lidia Model Savi

idupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekannkan pada poemberianpengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi danmemahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA di arahkan untuk inquiridan berbuat sehingga dapat membantupesrta didik untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.b.Prinsip dan Tujuan Pembelajaran IPAPrinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran IPA(Harsono,1993) diterapkandalam program-program yang menekankan pembelajaran melalui penemuandanpengalaman-pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan, atau media belajaryang lain serta peranan guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungandan memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar.Implikasi teori kognitifPiaget pada pendidikan adalah sebagai berikut:1)Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidaksekedar kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban siswa, guru harusmemahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawabantersebut.2)Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatanaktif dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, selain mengajar secaraklasik, guru mempersiapkan beranekaragam kegiatan secara langsungdengan dunia fisik.3)Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuanperkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuhdan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan ituberlangsung pada kecepatan yang berbeda.Pembelajaran IPA juga memiliki beberapa tujuanpembelajaran bagi pesertadidik. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar danMI oleh Refandi (2006) bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI memiliki beberapa

Page 16: Lidia Model Savi

tujuan. Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:1)Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPAyang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.172)Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentangadanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,teknologi dan masyarakat.Kesimpulan dari beberapa pengertian prinsip dan tujuan IPA yaitu belajarSains tidak hanya menimbun pengetahuan, tetapi harus dikembangkan sertadiaplikasikan kedalam bentuk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah(Scintientificinquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, danbersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapanhidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberianpengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembanganketerampilan proses dan sikap ilmiah.Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) IPA di SD/MImerupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh pesertadidik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap SatuanPendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didikuntuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan (pengetahuan sendiri yangdifalitasi oleh guru). Dalam penelitian ini standar kompetensi yang akandigunakan mengacu pada KTSP (Kurikulum Tingkap Satuan Pendidikan) 2006adalah sebagai berikut:Tabel 2.1Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarStandar KompetensiKompetensi Dasar6. Menerapkan sifat-

Page 17: Lidia Model Savi

sifat cahayamelaluikegiatan membuat suatukarya/model.6.1.Mendeskripsikan sifat-sifatcahaya.6.2.Membuat suatu karya/model, misalnya periskop ataulensa dari bahan Sederhanadengan menerapkan sifat-sifatcahaya.18c.Implementasi model SAVI dalam Pembelajaran IPAMetode pembelajaran IPA dengan pendekatan SAVI yaitu cara belajar yangmelibatkan seluruh indera, belajar dengan bergerak aktif secara fisik dan membuatseluruh tubuh atau pikiran ikut terlibat dalam proses belajar. Unsur-unsurpendekatan SAVI adalah belajar Somatis, belajar Auditori, belajar Visual, danbelajar Intelektual. Tindakan guru yang dilakukan dalam meningkatkan motivasidan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan SAVI adalahdengan menyatukan keempat unsur SAVI ada dalam satu pembelajaran IPA.Fase-fase dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan SAVIadalah sebagai berikut :Fase 1: PembukaanFase 2: Guru memberitahukan materi yang akan diajarkanFase 3: Guru menyampaikan tujuan pembelajaranFase 4: Guru membahas materi dengan metode ceramah dan tanyajawab sebagai bentuk dari penerapan belajar Auditori (A)Fase 5

Page 18: Lidia Model Savi

: Guru memperjelas dalam menerangkan materi denganmenggunakan alat peraga sebagai bentuk dari penerapanbelajar Visual (V)Fase 6:Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok,presentasi atas hasil diskusi kemudian pengumpulan hasildiskusisebagai bentuk belajar Somatis(S)Fase 7: Guru memberikan latihan soal/pertanyaan umpan balik kepadasiswa sebagai bentuk belajar Intelektual (I)Fase 8: Penutup2.2Hasil Penelitian yang RelevanPurwanti Silvianawati, 2011 dalam penelitiannya “Pengaruh PenerapanPembelajaran Tematik Kelas II SD dengan Menggunakan Model PembelajaranSAVI Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga Semester2 Tahun 2010/2011”. Menyimpulkan bahwa pembelajaran SAVI lebih baik dalammeningkatkan nilai siswa pada tema Hewan dan Tumbuhan, sehingga prestasi19belajar yang dicapai lebih tinggi dengan hasil rata-rata prestasi untuk kelaseksperimen 82.8125 dan 69.6875 untuk kelas kontrol. Dari hasil penelitian inidapat disarankan supaya menjadi bahan masukan untuk dapat menerapkanpembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran SAVI pada saatproses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswalebih optimal.Krisnawati, Ony.2011dalam penelitiannya“Mengubah miskonsepsi IPAmelalui model SAVI pada siswa kelas IVSDN Talangagung 01 KecamatanKepanjen Kabupaten Malang”Menyimpulkan bahwahasil penelitian inimenunjukkan penerapan model SAVI dapa

Page 19: Lidia Model Savi

t mengubah miskonsepsi siswa,meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Hal iniditunjukkan dengan penurunan miskonsepsi siswa yakni 5 siswa (25%) masihmengalami terkait sumber energi panas dan 4 siswa 20% masih mengalamimiskonsepsi terkait sumber energi bunyi, meningkatnya aktivitas belajar padasiklus I mencapai rata-rata 84,7 dan siklus II mencapai rata-rata 94,42. Sedangkanhasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I dan II. Pada siklus Idiperoleh rata-rata 90,70 dan siklus II diperoleh rata-rata 89,37.Fitrianingsih, Ika 2009dalam penelitiannyaPembelajaran Matematikadengan Pendekatan “SAVI” Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Menyimpukanbahwa hasil penelitian ini menunjukkanterdapat kombinasi efekantarapembelajaran dengan pendekatan SAVI dan motivasi belajar siswa. Ini berartibahwa prestasi belajar akan lebih tinggi dapat dicapai pada pembelajaran denganpenggunaan pendektan SAVI dengan ditinjau dari motivasi belajar siswa yangtinggi.2.3KerangkaBerpikirKerangka berpikir dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan ModelPembelajaranSAVIpada Mata Pelajaran IPA Kompetensi Mendeskripsikan SifatCahaya terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Salatiga 01Sidorejo Kota Salatiga Tahun2011/2012 adalah sebagai berikut: penggunaanmodel pembelajaran di Kelas V SDN Salatiga 01 belum efektif karena belumdapat menumbuhkan motivasi dalam belajar, sehingga berimbas pada hasilBAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1

Page 20: Lidia Model Savi

Kajian Teori2.1.1Model Pembelajaran SAVIa.Pengertian ModelModel pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdigunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatanpembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuanpengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,dan pengelolaan kelas.Menurut Joice (dalam buku Trianto, 2007: 1) menyatakanbahwa“ Eachmodel guides us as we design intruction to help student achieve variousobjecticves”.Maksud dari kutipan tersebut adalah bahwa setiap modelmengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran.Menurut joice dan weil (dalam buku Trianto, 2007: 1) menyatakan bahwa“Models of teaching are really models of learning. As we help studentacquaire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means ofexpressing themselves, we are also teaching them how to learn”.Hal iniberarti bahwa model belajar merupakan model belajar dengan model tersebutguru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi,ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspesikan ide diri sendiri.Selainitu mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsiatau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yangtidak dapat dipahami secara langsung;(3) suatu asumsi-asumsi, data-data, daninferensi

Page 21: Lidia Model Savi

-inferensi yang dipakai unutk menggambarkan secara matematis suatuobyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistemkerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu dekripsi dari suatusistem yang mungkin imejiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapatmenjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.6Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripadastrategi, metode, dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:1)Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta ataupengembangnya.2)Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuanpembelajaran yang akan dicapai).3)Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapatdilaksanakan dengan berhasil.4)Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapattercapai.Dalam penelitian ini, yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangkakonseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengoganisasikanpengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Istilah model pembelajaranmempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur.b.Fungsi ModelFungsi dari model pembelajaran di sini adalah sebagai pedoman bagiperancang pengajara danpara guru dalam melaksanakan pembelajaran.Seperti yang dikemukakan oleh Joice dan Weil (dalam buku Trianto, 2007: 1)bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yangdi pergunakan sebagai upaya dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkatpembelajaran seperti buku

Page 22: Lidia Model Savi

-buku, film, komputer, kurikuler dan lain-lain”. Halini menunjukkan bahwa setiap model yang akan di gunakan dalampembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajarantersebut.Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajarmemiliki fungsi :1)Perencanaan pembelajaran(RPP) atauplaningbaik.2)Pengaturan (tugas guru, tugas siswa, materi yang dibahas, sarana-prasarana, layout dikelas, dan mekanisme pembelajaran) atauorganizingjelas dan teratur.3)Pelaksanaan pembelajaran atauactinglancar dan suasana belajarmenyenangkan.74)Pengendalian proses pembelajaran ataucontrolingmudah.5)Hasil pembelajaran atauendingakan makin bagus.c.Pembelajaran SAVIMenurut (Herdy, 2007) SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual,danIntektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah AcceleratedLearning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual,auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic)menyeluruh; belajar berdasarkan pengalaman; belajar dengan symbol.Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan

Page 23: Lidia Model Savi

belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera,dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individulain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatifdan hidup.1)Prinsip DasarDikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan AcceleratedLearning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:a)pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuhb)pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.c)kerjasamamembantu proses pembelajarand)pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultane)belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri denganumpanbalik.f)emosi positif sangat membantu pembelajaran.g)otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.Jadi pada dasarnya pembelajaran savi ini lebih menonjolkan bagaimana siswamenciptakan kreativitasnya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada cara berpikirsiswa menjadi lebih terbuka dan mencoba untuk menggali kemamapuannya dalammemperoleh pengetahuan yang baru.82)KarakteristikMenurut Henry (2009)sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaituSomatic, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagianyaitu:a)

Page 24: Lidia Model Savi

Somatic”Somatic” berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh–soma. Jika dikaitkandengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerakdanberbuat.Sehingga pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan danmelibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkantubuhsewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).b)AuditoriBelajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripadayang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasibahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicarabeberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalampembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedangmereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajakmereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkaninformasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauanpengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi bagi diri merekasendiri.c)VisualBelajar dengan mengamati danmenggambarkan. Dalam otak kita terdapatlebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua inderayang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jikadapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah bukuatau programkomputer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jikamereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dansebagainya ketika belajar.9d)IntektualBelajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar

Page 25: Lidia Model Savi

yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketikamenggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakanhubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuatdengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, danmemecahkan masalah.Penelitian dr. Vernon magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan,memberikan gambaran yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :Gambar.2.1Ilustrasi tentang Ingatan ManusiaKarakteristik dalam model pembelajaran SAVI sudah mewakili semuaaktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa tidak hanyamendapatkan pengetahuan semata melainkan ia dapat benar-benar memahamisecara langsung apa yang ia pelajari. Disini juga sangat berperan dalampenerapannya. Guru dituntut untuk mengembangkan kreatifitasnya dalammemfasilitasi siswa dengan ragam alat peraga yang menarik dalam pelaksanaankegiatan belajar mengajar.d.Pembelajaran KonvensionalBurrowes (2003) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensionalmenekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepadasiswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannyadengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasikehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensionalmemiliki ciri-ciri, yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passivelearning, (3) interaksi di antara siswa kurang, (4) tidak ada kelompok-kelompok10kooperatif, dan (5)penilaian bersifat sporadis. Menurut Brooks & Brooks (1993),penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada tujuanpembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai

Page 26: Lidia Model Savi

proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembalipengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes terstandar.Jikadilihat dari tiga jalur modus penyampaian pesan pembelajaran,penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modustelling(pemberian informasi), ketimbang modusdemonstrating(memperagakan)dandoing direct performance(memberikan kesempatan untuk menampilkanunjuk kerja secara langsung). Dalam perkataan lain, guru lebih seringmenggunakan strategi atau metode ceramah dan/atau drill denganmengikutiurutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilanprogram pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materiyag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada bukuteks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi,pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilanproses (hands-on activities).Berdasarkan definisi atau ciri-ciri tersebut, penyelenggaraan pembelajarankonvensional merupakan sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir menjadipemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang sangatpenting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yangbelajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggapsebagai model transmisi pengetahuan (Tishman,et al., 1993). Dalam model ini,peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasikepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, danmelakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi yang diberikan.

Page 27: Lidia Model Savi

e.Kelebihan Model Pemelajaran SAVI Dibandingkan Model Pembelajarhttp://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-savi-somatic.htmlMenurut Dave Meier, pembelajaran tidak otomatis meningkat menyuruh orang berdiri dan bergerak kesana kemari, akan tetapi menghubungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar dalam pembelajaran. Dave Meier menamakan pembelajaran tersebut dengan pembelajaran SAVI.

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran SAVI, belajar itu harus dilakukan dengan aktivitas, yaitu menggerakan fisik ketika belajar, dan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh atau fikiran terlibat dalam proses belajar.

Sesuai dengan singkatan dari SAVI, yaitu Somatis, Auditory, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu :

Somatis

Somatis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh (soma). Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dengan kata lain somatis bisa diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat.

Menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu dapat merangsang hubungan pikiran dan tubuh. Tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik, dapat membantu keberhasilan seseorang dalam pembelajaran.

Auditory

Belajar auditory adalah belajar dengan berbicara, mendengar, menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Pikiran auditori lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus-menerus manangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari. Dan ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif.

Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri peserta didik yaitu dengan mengajak peserta didik membicarakan (diskusi) apa yang sedang dipelajari. Mengajak peserta didik berbicara saat peserta didik memecahkan masalah, membuat model, mengumpulakan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan dan membuat tinjauan pengalaman belajar.

Visual

Visual diartikan belajar dengan menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan alat peraga. Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain. Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Dan mereka dapat belajar lebih baik lagi jika menciptakan peta gagasan, ikon, diagram, dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang mereka pelajari.

Page 28: Lidia Model Savi

Intelektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut.

Ketika sebuah pelatihan belajar secerdik apapun tidak gikup menantang sisi intelektual pembelajar, pelatihan tersebut akan kelihatan dangkal dan kekanak-kanakan. Seperti yang terjadi dengan beberapa tehnik kreatif yang mengajak orang bergerak secara fisik (S), mempunyai auditory kuat (A) dan masukan visual (V), namun tidak memiliki kedalaman intelektual (I), sangat menjanjikan di awal pembelajaran tapi musnah begitu hujan realitas turun. Namun jika sisi intelektual dilibatkan maka pembelajar dapat menerima pelatihan tersebut.

Pembelajaran SAVI dilakukan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :

Kegiatan awal (tahap persiapan)Kegiatan inti meliputi tahap penyampaian dan tahap pelatihan, yang meliputi, tahap penyampaian, tahap pelatihan, kegiatan penutup (tahap penampilan hasil)Teori pembelajaran yang mendukung pendekatan SAVI adalah teori vygotsky dan teori modalitas belajar.Referensi Makalah®

Kepustakaan:

Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book Pnduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Kaifa, 2003). Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003). Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008). Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009).

Model Pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-Intellectualy) http://coretanpembelajaranku.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-savi-somatic.html

Model Pembelajaran SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-Intellectualy).Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa.  Istilah SAVI sendiri kependekan dari :SOMATIC yang bermakna gerakan tubuh (hand-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan;AUDITORY yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi;VISUALIZATION yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemontrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; danINTELLECTUALY yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir

Page 29: Lidia Model Savi

(minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.

Pustaka :Ngalimun, 2012.  Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin. Scripta Cendekia.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE SAVIhttp://roebyarto.multiply.com

Anak kecil adalah pembelajar yang hebat karena mereka menggunakan seluruh tubuh dan semua indra untuk belajar. Dapatkah kita membayangkan seorang anak kecil mempelajari sesuatu sambil duduk diruang kelas untuk jangka waktu yang lama. Belajar beerdasarkan aktifitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. (Dave Meier, 2005) .

Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh anak berdiri dan bergerak. Akan tetapi menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar seperti tersebut dinamakan dengan pendekatan SAVI. Unsur-unsurnya mudah di ingat, yaitu:1. Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat2. Auditori : Belajar dengan berbicara dan mendengar3. Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan4. Intelektual : Belajar dengan memecahakan masalah dan merenung 

Penelitian dr. Vernon magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan, memberikan gambaran yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :

 

Page 30: Lidia Model Savi

Bobbi De Porter, dkk, 2005, dalam bukunya Quantum Learning, mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas kinistetik (somatis). Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.Beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar tersebut adalah:a. Belajar visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas.b. Pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang membaca teks kunci dan merekamnya di kasetc. Pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi,mencorat-coret, menggambarkan, (Colin Rose, 2003)

Dave Meier, 2005 , menambahkan satu lagi gaya belajar intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan sebagai pemikir. Pembelajar menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. “ Intelektual” adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman menjadi kearifan.

Dibawah ini adalah beberapa contoh bagaimana membuat aktifitas sesuai dengan cara belajar/ gaya belajar siswa:

Gaya belajar Aktifitas

Somatis Orang dapat bergerak ketika mereka:

1.      Membuat model dalam suatu proses atau prosedur

2.      Menciptakan piktogram dan periferalnya

3.      Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep

4.      Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan merefleksikannya

5.      Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan lain-lain)

6.      Melakukan kajian lapangan. Lalu tulis, gambar, dan bicarakan tentang apa yang dipelajari.

Page 31: Lidia Model Savi

Auditori Berikut ini gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan sarana auditori dalam belajar

1.      Ajaklah pembelajar membaca keras-keras dari buku panduan dan komputer

2.      Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran yang terkandung didalam buku pembelajaran yang dibaca mereka

3.      Mintalah pembelajar berpasang-pasangan menbincangkan secara terperinci apa yang mereka baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkanya

4.      Mintalah pembelajar mempraktikkan suatu ketrampilan atau memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka kerjakan

5.      Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara non stop saat sedang menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang

Visual Hal-hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih visual adalah:

1.      Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi)

2.      Grafik presentasi yang hidup

3.      Benda 3 dimensi

4.      Bahasa tubuh yang dramatis

5.      Cerita yang hidup

6.      Kreasi piktrogram (oleh pembelajar)

7.      Pengamatan lapangan

8.      Dekorasi berwarna-warni

9.      Ikon alat bantu kerja

Page 32: Lidia Model Savi

Intelektual Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika kita mengajak pembelajaran tersebut dalam aktivitas seperti:

1.      Memecahkan masalah

2.      Menganalisis pengalaman

3.      Mengerjakan perencanaan strategis

4.      Memilih gagasan kreatif

5.      Mencari dan menyaring informasi

6.      Merumuskan pertanyaan

7.      Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan

8.      Menciptakan makna pribadi

9.      Meramalkan inplikasi suatu gagasan

Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Pembelajar dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah (Intelektual) jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (Somatis) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (Visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Auditori). Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran adalah inti dari Pembelajaran Multi Indriawi.

http://nurudin77.blogspot.com/2010/08/pendekatan-savi.html

PENDEKATAN SAVI

Anak kecil adalah pembelajar yang hebat karena mereka menggunakan seluruh tubuh dan semua indra untuk belajar. Dapatkah kita membayangkan seorang anak kecil mempelajari sesuatu sambil duduk diruang kelas untuk jangka waktu yang lama. Belajar beerdasarkan aktifitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. (Dave Meier, 2005) .Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh anak berdiri dan bergerak. Akan tetapi menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar seperti tersebut dinamakan dengan pendekatan SAVI. Unsur-unsurnya mudah di ingat, yaitu:1. Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat2. Auditori : Belajar dengan berbicara dan mendengar3. Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan4. Intelektual : Belajar dengan memecahakan masalah dan merenung

Penelitian dr. Vernon magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan, memberikan gambaran yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Page 33: Lidia Model Savi

Bobbi De Porter, dkk, 2005, dalam bukunya Quantum Learning, mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas kinistetik (somatis). Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.Beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar tersebut adalah:a. Belajar visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas.b. Pembelajaran auditori dengan mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka senang membaca teks kunci dan merekamnya di kasetc. Pembelajaran fisik (somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi,mencorat-coret, menggambarkan, (Colin Rose, 2003)

Dave Meier, 2005 , menambahkan satu lagi gaya belajar intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan sebagai pemikir. Pembelajar menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. “ Intelektual” adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman menjadi kearifan.

Dibawah ini adalah beberapa contoh bagaimana membuat aktifitas sesuai dengan cara belajar/ gaya belajar siswa:

Gaya belajarAktifitas

SomatisOrang dapat bergerak ketika mereka:

1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur

2. Menciptakan piktogram dan periferalnya

3. Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep

4. Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan merefleksikannya

5. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan lain-lain)

6. Melakukan kajian lapangan. Lalu tulis, gambar, dan bicarakan tentang apa yang dipelajari.

AuditoriBerikut ini gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan sarana auditori dalam belajar

Page 34: Lidia Model Savi

1. Ajaklah pembelajar membaca keras-keras dari buku panduan dan komputer

2. Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran yang terkandung didalam buku pembelajaran yang dibaca mereka

3. Mintalah pembelajar berpasang-pasangan menbincangkan secara terperinci apa yang mereka baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkanya

4. Mintalah pembelajar mempraktikkan suatu ketrampilan atau memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka kerjakan

5. Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara non stop saat sedang menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang

VisualHal-hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih visual adalah:

1. Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi)

2. Grafik presentasi yang hidup

3. Benda 3 dimensi

4. Bahasa tubuh yang dramatis

5. Cerita yang hidup

6. Kreasi piktrogram (oleh pembelajar)

7. Pengamatan lapangan

8. Dekorasi berwarna-warni

9. Ikon alat bantu kerja

IntelektualAspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika kita mengajak pembelajaran tersebut dalam aktivitas seperti:

1. Memecahkan masalah

2. Menganalisis pengalaman

3. Mengerjakan perencanaan strategis

4. Memilih gagasan kreatif

Page 35: Lidia Model Savi

5. Mencari dan menyaring informasi

6. Merumuskan pertanyaan

7. Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan

8. Menciptakan makna pribadi

9. Meramalkan inplikasi suatu gagasan

Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Pembelajar dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah (Intelektual) jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (Somatis) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (Visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Auditori). Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran adalah inti dari Pembelajaran Multi Indriawi.

Model Pembelajaran SAVI

April 22, 2009 oleh Herdian,S.Pd.

MODEL PEMBELAJARAN SAVI

A. Landasan Teori

SAVI singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

B. Prinsip Dasar

Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:

1) pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh

2) pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.

3) kerjasama membantu proses pembelajaran

Page 36: Lidia Model Savi

4) pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan

5) belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.

6) emosi positif sangat membantu pembelajaran.

7) otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

C. Karakteristik

Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatic, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian yaitu:

1) Somatic

”Somatic” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).

2) Auditori

Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat daripada uyang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi bagi diri mereka sendiri.

3) Visual

Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar.

4) Intektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari

Page 37: Lidia Model Savi

pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

D. Kerangka Perencanaan Pembelajaran SAVI

Pembelajaran SAVI dapat direncanakan dan kelompok dalam empat tahap:

1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.

Secara spesifik meliputi hal:

a) memberikan sugesi positif

b) memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa

c) memberikan tujuan yang jelas dan bermakna

d) membangkitkan rasa ingin tahu

e) menciptakan lingkungan fisik yang positif.

f) menciptakan lingkungan emosional yang positif

g) menciptakan lingkungan sosial yang positif

h) menenangkan rasa takut

i) menyingkirkan hambatan-hambatan belajar

j) banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah

k) merangsang rasa ingin tahu siswa

l) mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.

2) Tahap Penyampaian (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menari, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.

Hal- hal yang dapat dilakukan guru:

Page 38: Lidia Model Savi

a) uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan

b) pengamatan fenomena dunia nyata

c) pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh

d) presentasi interaktif

e) grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni

f) aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar

g) proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim

h) latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)

i) pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual

j) pelatihan memecahkan masalah

3) Tahap Pelatihan (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara.

Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:

a) aktivitas pemrosesan siswa

b) usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali

c) simulasi dunia-nyata

d) permainan dalam belajar

e) pelatihan aksi pembelajaran

f) aktivitas pemecahan masalah

g) refleksi dan artikulasi individu

h) dialog berpasangan atau berkelompok

i) pengajaran dan tinjauan kolaboratif

j) aktivitas praktis membangun keterampilan

Page 39: Lidia Model Savi

k) mengajar balik

4) Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.

Hal –hal yang dapat dilakukan adalah:

a) penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera

b) penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi

c) aktivitas penguatan penerapan

d) materi penguatan prsesi

e) pelatihan terus menerus

f) umpan balik dan evaluasi kinerja

g) aktivitas dukungan kawan

h) perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.

Sumber Bacaan:

DePorter, Bobbi. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.

Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning Handbooks: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Model Pembelajaran Quantum

April 29, 2009 oleh Herdian,S.Pd.

http://mbahnur.wordpress.com/2010/02/17/pendekatan-savi/