Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

60
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50299, Telp/Fax:(024)8508035 PROPOSAL SKRIPSI NAMA : MUHAMAD AFRIAWAN NIM : 4301408023 PRODI : PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN : KIMIA I. JUDUL “PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAVI BERVISI SETS PADA PENCAPAIAN KOMPETENSI TERKAIT REAKSI REDOKS” II.ALASAN PEMILIHAN JUDUL A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian hari kian bertambah pesat. Salah satu kunci dari perkembangan tersebut adalah bidang pendidikan. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peran sangat penting untuk menjamin perkembangan dan

Transcript of Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Page 1: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

Gedung D6 Lantai 2, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50299, Telp/Fax:(024)8508035

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : MUHAMAD AFRIAWAN

NIM : 4301408023

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN : KIMIA

I. JUDUL

“PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAVI BERVISI SETS PADA

PENCAPAIAN KOMPETENSI TERKAIT REAKSI REDOKS”

II. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian hari kian bertambah

pesat. Salah satu kunci dari perkembangan tersebut adalah bidang pendidikan.

Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peran sangat penting untuk

menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup. Demikian juga di Indonesia,

pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan kontinu diharapkan akan

dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan di segala

bidang. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan

prioritas secara intensif dari pemerintah, masyarakat, maupun pengelola

pendidikan.

Page 2: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya

proses transfer informasi guru kepada siswa, tetapi juga melibatkan berbagai

tindakan dan kegiatan yang harus dilakukan terutama jika menginginkan hasil

belajarnya menjadi lebih baik. Salah satu proses pembelajaran yang menekankan

berbagai tindakan dan kegiatan adalah dengan menggunakan pendekatan tertentu.

Pendekatan dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan sarana untuk

mencapai tujuan pembelajaran serta dapat mengembangkan dan meningkatkan

aktivitas belajar yang dilakukan guru dan siswa.

Pembelajaran secara konvensional sekarang ini sudah tidak cocok lagi

karena didalam metode ini, guru hanya mentransfer ilmu kepada anak didik dan

sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara

guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Metode ini lebih banyak menuntut

keaktifan guru dari pada siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang monoton

(konvensional), dimungkinkan siswa akan mengantuk dan perhatiannya kurang

karena membosankan. Model pembelajaran harus bisa mengubah gaya belajar

siswa dari siswa yang belajar pasif menjadi aktif dalam mengkonstruksikan

konsep.

Model pembelajaran yang tepat membuat kimia lebih berarti, masuk

akal, menantang, menyenangkan dan cocok untuk siswa. Gambaran

permasalahan-permasalahan diatas perlu diperbaiki guna meningkatkan motivasi,

perhatian, pemahaman dan prestasi belajar siswa, sehingga mampu meningkatkan

kompetensi siswa pada mata pelajaran kimia.

Oleh karena itu guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang

lebih efektif yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga siswa menjadi

aktif dan termotivasi untuk belajar, serta harus diimbangi dengan kemampuan

guru dalam menguasai metode tersebut. Salah satunya adalah melalui pendekatan

“SAVI” (Somatic, Auditory, Visualization dan Intellectualy). Pembelajaran tidak

otomatis meningkat dengan menyuruh anak berdiri dan bergerak. Akan tetapi

menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua

Page 3: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

indra dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Unsur-unsur pendekatan

SAVI adalah :

1. Somatic (S) : Belajar dengan bergerak dan berbuat.

2. Auditory (A) : Belajar dengan berbicara dan mendengar.

3. Visualization (V) : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan.

4. Intellectualy (I) : Belajar dengan memecahkan masalah dan

merenung.

Pembelajaran kimia dengan pendekatan SAVI bisa optimal jika keempat

unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran kimia. Misalnya, siswa akan

belajar sedikit tentang kimia dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi mereka

dapat belajar lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu (S),

membicarakan atau mendiskusikan apa yang mereka pelajari (A), serta

memikirkan dan mengambil kesimpulan atau informasi yang mereka peroleh

untuk diterapkan dalam menyelesaikan soal-soal (I). Atau, siswa dapat

meningkatkan kemampuan mereka dalam mengemukakan ide (I), jika mereka

secara simultan menggerakan sesuatu (S) untuk menghasilkan pictogram,diagram,

grafik dan lain sebagainya (V) sambil mendiskusikan atau membicarakan apa

yang sedang mereka kerjakan (A). (Meier, 2002:100)

Dalam kehidupan modern yang semakin komplek ini keterlibatan sains

dan teknologi serta dampaknya pada lingkungan dan masyarakat menjadi semakin

tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam dunia pendidikan sekarang ini,

dikenal Pendekatan SETS (Science, Environtment, Technology and Society) atau

dalam istilah Indonesianya SaLingTeMas singkatan dari Sains, Lingkungan,

Teknologi dan Masyarakat. Dari akronim SETS dapat diketahui bahwa

pendidikan bervisi SETS akan mencakup topik dan konsep yang berhubungan

dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan

masyarakat. Inti tujuan pendidikan SETS adalah agar pendidikan ini dapat

membuat siswa mengerti unsur-unsur utama SETS serta keterkaitan antar unsur

tersebut pada saat mempelajari sains. Dengan kata lain, diperlukan pemikiran

Page 4: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

yang kritis untuk belajar setiap elemen SETS dengan memperhatikan berbagai

keterhubungankaitan antara unsur-unsur SETS tersebut. (Binadja,1999).

Perlunya menggunakan pembelajaran model SETS yaitu, melalui SETS

diharapkan peserta didik memahami implikasi hubungan antar elemen SETS. Adapun

elemen-elemen SETS adalah Science (ilmu alam), Environtment (lingkungan sekitar),

Technology (teknologi), dan Society (masyarakat). SETS akan membimbing siswa

berfikir aktif dan bertindak memecahkan masalah lingkungan atau segala sesuatu

yang berhubungan dengan masyarakat .

SMA Negeri 1 Bawang adalah salah satu SMA di Kabupaten Batang.

Sarana dan prasarana yang telah tersedia di SMA Negeri 1 Bawang sudah cukup

memadai. Kondisi lingkungan sekolah, ruang kelas, perlengkapan belajar

mengajar, buku pegangan siswa dan guru sudah tersedia dengan baik. Fasilitas

laboratorium, ruang multimedia, perpustakaan dan fasilitas lain juga cukup

memadai.

Kimia merupakan mata pelajaran bagian dari sciences atau IPA yang

berhubungan dengan pemahaman konsep dan rumus beserta pemecahan

masalahnya. Sekarang ini, mata pelajaran kimia masih menjadi mata pelajaran

yang sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan fakta lapangan, ternyata banyak

siswa SMA Negeri 1 Bawang yang banyak mengalami kesulitan dalam

memahami materi reaksi redoks, serta masih kurangnya kompetensi siswa pada

materi reaksi redoks dimana di dalam materi tersebut merupakan materi yang

bersifat abstrak. Dari hasil observasi awal di SMA Negeri 1 Bawang hasil belajar

siswa masih rendah. Rata-rata nilai ulangan harian pokok bahasan reaksi redoks

tahun ajaran 2010/2011 hanya mencapai 63 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) 65. Hal ini menunjukkan bahwa standar ketuntasan belum tercapai. Hal

ini mendorong untuk dilakukan penelitian pembelajaran dengan menggunakan

metode yang dapat membantu mengatasi kesulitan belajar dan dapat

meningkattkan kompetensi siswa pada materi diatas yaitu dengan menggunakan

pendekatan SAVI bervisi SETS. Diharapkan dari hasil penelitian dapat membuat

Page 5: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan reaksi redoks lebih optimal dan

model pembelajaran yang peneliti terapkan dapat dikembangkan menjadi lebih

baik lagi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud melakukan

penelitian tentang upaya meningkatkan pencapaian kompetensi terkait reaksi

redoks peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Bawang dengan pendekatan SAVI

bervisi SETS.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi

masalah penelitian antara lain :

1. Pembelajaran secara konvensional sekarang ini sudah tidak cocok lagi

karena didalam metode ini, guru hanya mentransfer ilmu kepada anak didik

dan sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif.

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru berpengaruh pada

pencapaian kompetensi pembelajaran siswa. Model pembelajaran harus bisa

mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang belajar pasif menjadi aktif

dalam mengkonstruksikan konsep.

3. Dalam pembelajaran kimia selama ini, guru masih jarang mengaitkan hal-

hal di dunia nyata dalam hal ini berkaitan dengan sains, lingkungan,

teknologi dan masyarakat, sehingga siswa kurang bisa mengaitkan konsep

yang ia dapat di kelas untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Kompetensi kimia terkait reaksi redoks siswa SMA Negeri 1 Bawang

masih kurang.

Page 6: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual,

Intelektual ) bervisi SETS (Science, Environment, Technology, Society )

terhadap hasil belajar siswa pada pencapaian kompetensi terkait reaksi

redoks siswa kelas X SMA Negeri 1 Bawang?

2. Apakah pendekatan SAVI bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pencapaian kompetensi terkait reaksi redoks siswa SMA Negeri

1 Bawang?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan SAVI bervisi SETS terhadap hasil

belajar siswa pada pencapaian kompetensi terkait reaksi redoks siswa kelas

X SMA Negeri 1 Bawang.

2. Untuk meningkatkan pencapaian terhadap hasil belajar siswa kompetensi

siswa terkait reaksi redoks setelah dilakukan pembelajaran melalui

penerapan pendekatan SAVI bervisi SETS pada siswa kelas X SMA Negeri

1 Bawang.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini sebagai

berikut:

1. Bagi peserta didik

Penelitian ini akan bermanfaat bagi peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi pelajaran kimia dan meningkatkan

Page 7: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

kompetensi siswa pada materi reaksi redoks. Selain itu peserta didik akan

menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk belajar serta akan membimbing

siswa berfikir aktif dan bertindak memecahkan masalah lingkungan atau segala

sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat .

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi guru tentang model

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Memberikan

informasi metode pembelajaran dengan pendekatan SAVI bervisi SETS untuk

meningkatkan kompetensi siswa.

3. Bagi sekolah (lembaga pendidikan)

Suatu keefektifan model pembelajaran pendekatan SAVI bervisi SETS

dapat meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran kimia

sehingga pada akhirnya lulusan SMA Negeri 1 Bawang dapat lebih baik lagi.

Pendekatan pembelajaran SAVI bervisi SETS meningkatkan pencapaian

kompetensi terkait reaksi redoks.

4. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman

langsung dalam memilih model pembelajaran. Peneliti juga memperoleh

bekal tambahan bagi calon guru kimia sehingga diharapkan dapat

bermanfaat ketika terjun di lapangan.

F. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti ,maka perlu

adanya pembatasan masalah.penelitian ini hanya membatasi permasalahan

sebagai berikut:

1. Materi yang dipilih dalam pembelajaran ini adalah reaksi redoks.

2. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan SAVI bervisi SETS.

3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas X semester genap SMA

Negeri 1 Bawang.

Page 8: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang

peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,

kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Beberapa konsep belajar yang

didefinisikan oleh pakar psikologi, antara lain:

1. Gagne dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar merupakan

proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari

pengalaman.

2. Mortal et.al (1986:140) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan

relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.

3. Slavin (1994:152) menyatakan belajar merupakan perubahan individu yang

disebabkan oleh pengalaman.

4. Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi

atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu,

dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Konsep dari belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:

1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Menurut Gagne (1977:4) belajar merupakan sebuah sistem yang

didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan

perubahan perilaku. Berbagai unsur yang dimaksud adalah :

1. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar dan

peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan

untuk menangkap rangsangan, otak yang digunakan untuk

mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks

Page 9: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

dan saraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang

menunjukkan apa yang telah dipelajari.

2. Rangsangan, peristiwa merangsang penginderaan pembelajar disebut situasi

stimulus. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada

di lingkungannya, agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus

memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.

3. Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.

4. Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.

Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di

dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.

Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut

perubahan perilaku atau perubahan kinerja.

 

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah

faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri atau internal, dan yang berasal

dari luar atau eksternal.

Faktor internal misalnya berupa nilai-nilai atau keyakinan, yaitu :

a. Interaksi yang mencakup pengetahuan, misalnya pengalaman terhadap

sesuatu yang diperoleh dari membaca.

b. Kemampuan menangkap permainan, simulasi dan simbol.

c. Belajar untuk berketerampilan, misalnya kemampuan menghafal,

membaca, menulis, mencatat, kreativitas, cara belajar, komunikasi dan

hubungan.

Faktor yang berasal dari luar individu, misalnya:

a. Lingkungan yang positif, santai, aman, menggembirakan akan sangat

mendukung kelancaran proses belajar mengajar

Page 10: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

b. Kondisi siswa, setiap individu sebenarnya sudah terdapat kemampuan

masing-masing yang antara satu dan yang lainnya berbeda, oleh

karenanya diperlukan gerakan terobosan, perubahan keadaan,

permainan-permainan dan partisipasi untuk membangun individu

c. Saat berlangsungnya proses pembelajaran, akan lebih baik apabila

diciptakan suasana yang nyaman, seperti cukup penerangan dan

menarik perhatian.

C. Hasil belajar

Menurut Sudjana (1989 : 162), perubahan sebagai hasil proses belajar

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran,

sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kecakapan, kebiasaan serta perubahan

aspek-aspek lain dalam diri individu yang belajar.

Perubahan tingkah laku dikatakan sebagai hasil belajar, apabila:

a. Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan menekankan pentingnya tujuan

mengajar.

Ketegasan dalam menetapkan tujuan akan memberikan arah

yang jelas pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran merupakan rumusan pertanyaan mengenai kemampuan

atau tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh siswa setelah

mengikuti pelajaran. Tingkat pencapaian tujuan menunjukkan kualitas

pembelajaran.

b. Hasil belajar merupakan proses kegiatan belajar yang disadari.

Siswa yang terkreativitas akan menunjukkan belajar dengan

penuh kesadaran, kesungguhan, tidak ada paksaan untuk memperoleh

tingkat penguasaan pengetahuan. Disamping itu motivasi sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan dan konsentrasi siswa pada

pelajaran

Page 11: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

c. Hasil belajar sebagai proses latihan.

Latihan-latihan adalah suatu pengulangan atau tindakan sebagai

respon terhadap rangsangan dari luar, dalam rangka memperoleh

kemampuan baru untuk bertindak. Latihan merupakan proses belajar

yang disadari oleh pelakunya

d. Hasil belajar merupakan tindak-tanduk yang berfungsi dalam kurun

waktu tertentu atau hasil belajar yang bersifat permanen.

Memberikan informasi mengenai tingkat penguasaan pelajaran

yang diberikan selama proses pembelajaran yang dilangsungkan,

digunakan alat ukur berupa tes dalam suatu proses evaluasi.

D. Pendekatan SAVI

Dalam penelitian ini aka digunakan pendekatan SAVI. SAVI singkatan

dari Somatic, Auditory, Visualization dan Intellectualy. Menurut Suherman

(2009) Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa

belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki oleh siswa.

Teori yang mendukung pendekatan SAVI adalah Accelerated Learning.

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI,

proses pembelajaran menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual

dan penggunaan semua indra. Dedy Ahimsa (dalam Dave Meier, 2002 : 91 –

92) menyatakan bahwa pendekatan SAVI terdiri dari empat bagian yaitu

Somatic, Auditory, Visualization dan Intellectualy. Adapun pengertian dari

keempat bagian itu adalah:

1. Somatic (S)

Somatic berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan

dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat.

Dalam pembelajaran reaksi redoks aspek somatic yang mengembangkan

ketrampilan fisik dilakukan dengan kegiatan demonstrasi atau praktikum.

Page 12: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Tabel 1. Somatic yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi redoks

No. Materi yang diajarkan Somatic yang dikembangkan

1.

2.

Konsep reaksi redoks

Peristiwa reaksi oksidasi

Siswa melakukan demonstrasi reaksi

pembakaran logam Mg.

-. Siswa melakukan demonstrasi reaksi

perkaratan besi.

-.Siswa melakukan demonstrasi proses

pencoklatan apel.

2. Auditory (A)

Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengar. Dalam

pembelajaran siswa hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang

mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Aspek

auditory dalam pembelajaran reaksi redoks ditekankan pada kemampuan

mendengarkan informasi dari sumber belajar (guru) maupun mendengarkan

presentasi.

Tabel 2. Auditory yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi redoks

No. Materi yang diajarkan Auditory yang dikembangkan

1.

2.

3.

4.

Perkembangan perkembangan

reaksi redoks

Konsep reaksi redoks

Penentuan bilangan oksidasi

Tata nama senyawa reaksi

redoks menurut aturan IUPAC

Siswa mendengarkan informasi saat

berdikusi mengenai perkembangan

reaksi redoks.

Siswa menjelaskan hasil diskusi melalui

presentasi

Siswa mendengarkan bimbingan dari

guru mengenai penentuan bilangan

oksidasi.

Siswa mendengarkan bimbingan dari

guru mengenai Tata nama senyawa

Page 13: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

5. Penerapan reaksi redoks dalam

kehidupan sehari-hari

reaksi redoks menurut aturan IUPAC

Siswa menjelaskan penerapan redoks

dalam kehidupan sehari-hari melalui

presentasi.

3. Visualization (V)

Visual disini adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan.

Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari

dunia nyata, peta gagasan dan gambaran dari segala hal yang berhubungan

dengan materi yang sedang dipelajari ketika kegiatan belajar berlangsung. Pada

pokok bahasan reaksi redoks, guru dapat menampilkan media pembelajaran

yang menampilkan gambar dan animasi menyangkut materi pelajaran sehingga

siswa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan, memperhatikan

demonstrasi yang diperagakan di depan kelas juga termasuk cara

mengembangkan aspek visual.

Tabel 3. Visualization yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi

redoks

No. Materi yang diajarkan Visualization yang dikembangkan

1.

2.

3.

Konsep reaksi redoks

Reaksi autoredoks

Penerapan konsep redoks

dalam pengolahan air kotor

Siswa memperhatikan gambar animasi

mengenai reaksi redoks.

Siswa memperhatikan gambar animasi

mengenai reaksi autoredoks.

Siswa memperhatikan beberapa gambar

animasi mengenai penerapan konsep

redoks dalam pengolahan air kotor.

4. Intellectualy (I)

Page 14: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran, menyatukan

pengalaman dan belajar. Belajar intelektual berarti menunjukkan apa yang

dilakukan siswa dalam pikiran mereka menggunakan kecerdasan untuk

merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana

dan nilai dari pengalaman. Dalam proses belajar intelektual, siswa diminta

menyelesaikan permasalahan yang diajukan oleh guru.

Tabel 4. Intellectually yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi

redoks

No. Materi yang diajarkan Intellectually yang dikembangkan

1.

2.

3.

4.

Perkembangan konsep reaksi

redoks

Konsep reaksi redoks

Peristiwa reaksi redoks

Penerapan reaksi redoks dalam

kehidupan sehari-hari

Siswa berdikusi dengan anggota

kelompok.

Siswa menjawab permasalahan yang

diajukan pada masing-masing

kelompok.

Siswa menuliskan laporan hasil

pengamatan praktikum.

Siswa melakukan observasi dengan

melakukan pencarian dari berbagai

sumber mengenai penerapan reaksi

redoks dalam kehidupan sehari-hari.

E. Pendekatan SETS

a. Hakekat dan Tujuan Pendekatan SETS

SETS (Science, Environment, Technology, Society), bila diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi,

dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filofofis yang

mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur

SETS dalam susunan akronim tersebut.

Page 15: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Dalam konteks pendidikan SETS, urutan ringkasan SETS membawa

pesan bahwa untuk menggunakan sains ke bentuk teknologi dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat dipikirkan berbagai implikasi pada lingkungan secara

fisik maupun mental.

Pendidikan SETS ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui

sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat

mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik.

Program ini sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik

hakikat pendidikan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (SETS) secara

utuh (Binadja, 1999: 3).

b. Cakupan Pendidikan SETS

Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan

sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.

SETS membahas tentang hal-hal bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat

dibahas dan dapat dilihat. Membicarakan unsur-unsur SETS secara terpisah

berarti perhatian khusus sedang diberikan pada unsur SETS tersebut. Dari unsur

ini selanjutnya dicoba untuk menghubungkan keberadaan konsep sains dalam

semua unsur SETS agar bisa didapatkan gambaran umum dari peran konsep

tersebut dalam unsur-unsur SETS yang lainnya.

c. Penerapan Pendekatan SETS pada Pembelajaran di Sekolah

Penerapan SETS dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah disesuaikan

dengan jenjang pendidikan siswa. Sebuah program untuk memenuhi

kepentingan peserta didik harus dibuat dengan menyesuaikan tingkat

pendidikan peserta didik tersebut. Topik-topik yang menyangkut isi SETS di

luar materi pengajaran dipersiapkan oleh guru sesuai dengan jenjang

pendidikan siswa.

Page 16: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Dalam pendidikan SETS, pendekatan yang paling sesuai adalah

pendekatan SETS itu sendiri. Sejumlah ciri atau karakteristik dari pendekatan

SETS (Binadja, 2000: 6) adalah:

1) Tetap memberi pengajaran sains.

2) Murid dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk

teknologi untuk kepentingan masyarakat.

3) Murid diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang

terjadi dalam proses pentransferan sains ke bentuk teknologi.

4) Murid diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur sains

yang diperbincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang

mempengaruhi keterkaitan antara unsur tersebut bila diubah dalam bentuk

teknologi berkenaan.

5) Dalam konteks kontruktivisme murid dapat diajak berbincang tentang

SETS dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang

dimiliki oleh siswa bersangkutan.

Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS murid diminta

menghubungkan antar unsur SETS. Maksudnya adalah murid

menghubungkaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda

yang berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga

memungkinkan murid memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang

keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS baik dalam bentuk

kelebihan maupun kekurangannya. Hubungan tersebut dapat digambarkan:

Page 17: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Gambar 1 : Keterkaitan Antar Unsur SETS

(Binadja,1999c:4)

F. Redoks dalam SETS

Jika kita melihat di sekitar kita, kita akan melihat secara langsung atau

tidak bahwa banyak sekali kegiatan yang melibatkan reaksi redoks di dalamnya.

Diantara contoh manfaat dan kerugian yang dapat dikembangkan dan dijelaskan

dengan mempelajari sains kimia redoks dengan visi dan pendekatan SETS

antara lain.

1. Redoks dalam hubungan sosial masyarakat

Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari reaksi redoks. Bagi

masyarakat di antaranya adalah masyarakat dapat memperoleh logam murni

besi dan tembaga. Besi dapat digunakan untuk membuat baja. Baja

merupakan istilah yang digunakan untuk membuat aliase, kegunaan aliase

mulai dari mainan anak-anak, perkakas dapur, industri kendaraan, konstruksi

jembatan dan rel kereta api. Sedangkan tembaga dapat digunakan sebagai

konduktor.

Page 18: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

2.. Redoks dalam hubungan dengan lingkungan dan manusia

Pada proses pemanggangan biji logam sulfida akan menghasilkan gas

CO2 dan gas SO2. Gas buangan yang berupa CO2 ini akan menyebabkan

pencemaran udara dan menimbulkan efek rumah kaca sehingga suhu bumi

dapat meningkat. Sedangkan gas SO2 dapat menyebabkan korosif, dan

terhadap manusia dapat mengganggu sluran pernafasan dan mata. Pada

kadar rendah, dapat menyebabkan radang paru-paru dan tenggorokan. Kita

berkewajiban untuk segera memulai usaha-usaha untuk mengurangi laju

dampak perubahan iklim yaitu mengurangi gas rumah kaca dan beradaptasi

dengan dampak-dampaknya.

3.. Redoks dalam hubungan dengan teknologi

Salah satu contoh reaksi redoks yaitu penyepuhan. Pada penyepuhan,

kita menggunakan elektrolisis. Pada elektrolisis di katoda terjadi reaksi

reduksi sedangkan di anoda terjadi reaksi oksidasi. Contoh proses

penyepuhan adalah menyepuh perhiasan dengan emas atau perak yan

bertujuan untuk memperindah perhiasan tersebut.

Aplikasi lain yang berkaitan dengan konsep redoks yaitu pembuatan

kembang api dan petasan yang biasa digunakan untuk memeriahkan acara tahun

baru. Semua itu timbul sebagai akibat terjadinya reaksi redoks, tergantung pada

bahan oksidator dan reduktor yang digunakan. Proses penghasilan petasan,

kembang api dan sejenisnya menggunakan teknik yang disebut teknik panas

(pyrotechnics). Akibat lebih dahsyat dapat terjadi bila pemilihan bahan serta

pencampuran dan reaksinya untuk tujuan merusak, seperti dalam bentuk bom.

Hal ini perlu kita ketahui karena sangat berbahaya, tidak hanya bagi kita sendiri

tetapi juga pada orang lain. Bila penggunan pengetahuan itu dilakukan tidak

pada tempatnya dan tanpa memikirkan akibat buruk atau bahayanya bagi

lingkungan dan masyarakat, maka bencanalah yang akan kita terima

(binadja,2005c:12-15).

Page 19: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Gambar 2. Redoks dalam SETS ( Muawanah,2008:34)

G. Materi Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Reaksi Redoks

1. Definisi reaksi oksidasi dan reaksi reduksi

Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi mengalami perkembangan

seiring dengan dengan kemajuan ilmu kimia. Definisi mengenai reaksi oksidasi

dan reaksi reduksi ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

a. Reaksi pengabungan dan pelepasan oksigen

Ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, oksidasi adalah

reaksi penggabungan oksigen dengan unsur/senyawa, sedangkan reduksi

adalah reaksi pelepasan oksigen dari senyawanya.

TeknologiPenyepuhanPengolahan besiPengolahan tembagaPembuatan silikonPembuatan bom, petasan , kembang api

Masyarakat1.Memperoleh besi dan tembaga murni2. Lap. Pekerjaan bagi pembuat dan penjual3. Meriahkan acara4. Menggangu saluran pernafasan5. Kerusakan fasilitas hidup

Lingkungan1.Pengambilan bahan dari lingkungan2. Pencemaran dan kerusakan lingkungan3 Matinya makhluk hidup

Sains

Redoks

Page 20: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

b. Reaksi pelepasan dan penerimaan elektron

Ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron, oksidasi adalah reaksi

pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi penerimaan

elektron.

c. Reaksi peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

Ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, oksidasi

adalah peningkatan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi adalah

penurunan bilangan oksidasi.

2. Bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi suatu unsur adalah muatan yang dimiliki oleh atom

seumpama elektron valensinya tertarik ke atom lain yang berikatan dengannya ,

yang memiliki kelektronegatifan lebih besar. Contoh: senyawa ion MgO yang

tersusun dari ion Mg2+ dan O2- , nilai bilangan oksidasi atom Mg adalah +2 dan

bilangan oksidasi atom O adalah -2.

3. Aturan bilangan oksidasi

Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan

penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut :

Aturan umum:

(1) Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0.

Contoh bilangan oksidasi atom dalam unsur Na, Fe, C, H2, Cl2

(2) Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.

Contoh: Bilangan oksidasi Na+=+1

(3) Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral sama dengan

nol. Sedangkan jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion poliatom

sama dengan muatan ionnya.

Contoh: Senyawa NaCl mempunyai muatan=0

Jumlah bilangan oksidasi Na + Jumlah bilangan oksidasi Cl = 0

(1 atom Na) x (b.o Na) + (1 atom Cl) x (b.o Cl) = 0

Page 21: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Aturan untuk unsur-unsur di golongan utama:

(4) Fluorin, unsur yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1

untuk semua senyawanya.

(5) Bilangan oksidasi H jika berikatan dengan non logam = +1, kecuali

bersenyawa dengan logam dan boron, maka bilangan oksidasi H = -1.

Contoh :

Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1

Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1

(6) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2),

dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida

(bilangan oksidasi O = -1/2).

(7) Bilangan oksidasi logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam

senyawanya = +1

(8) Bilangan oksidasi logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam

senyawanya = +2

(9) Bilangan oksidasi non logam

Dalam senyawa biner dari logam dan non logam, non logam mempunyai

bilangan oksidasi sama dengan muatan ionnya.

Contoh:Cl berada sebagai ion Cl- dalam senyawa NaCl. Jadi bilangan

oksidasi Cl=-1

Aturan untuk logam transisi:

(10) Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawa dapat lebih dari 1

Contoh: Fe mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam FeO, dan +3 dalam

Fe2O3.

(Johnson, Rachmawati, 2007:254)

Page 22: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Tabel 5. Unsur-unsur Yang Memiliki Bilangan Oksidasi Lebih dari Satu.

Nama unsur Lambang Bilangan Oksidasi

Antimon

Arsen

Brom

Besi

Belerang

Emas

Fosfor

Iod

Karbon

Klor

Kobalt

Krom

Mangan

Nitrogen

Platina

Raksa

Tembaga

Timah

Timbal

Sb

As

Br

Fe

S

Au

P

I

C

Cl

Co

Cr

Mn

N

Pt

Hg

Cu

Sn

Pb

+3, +5

+3, +5

-1,+1,+3,+5,+7

+2,+3

-2,+4,+6

+1,+3

+3, +5

-1,+1,+3,+5,+7

+2,+4

-1,+1,+3,+5,+7

+2,+3

+2,+3,+6

+2,+4,+6,+7

-3,-2,+1,+2,+3,+4,+5

+2,+4

+1,+2

+1,+2

+2,+4

+2,+4

4. Reduktor dan Oksidator

Dalam reaksi redoks, zat yang menyebabkan terjadinya reduksi

(berarti, zat itu mengalami oksidasi) disebut reduktor. Sebaliknya, zat yang

menyebabkan terjadinya oksidasi (berarti, zat itu mengalami reduksi) disebut

oksidator. Perbedaan lain antara oksidator dan reduktor dapat dilihat pada

Tabel 6.

Page 23: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Tabel 6. Perbedaan Oksidator dan Reduktor.

Oksidator Reduktor

1. Mengalami penurunan bilangan

oksidasi (reduksi).

2. Mengikat elektron dalam bentuk

molekul atau ion dengan mudah.

3. Menghasilkan O2.

1. Mengalami kenaikan bilangan

oksidasi (oksidasi)

2. Mudah melepas elektron

dalam bentuk molekul atau

ion.

3. Mengikat O2.

5. Reaksi Disproporsionasi

Reaksi disproporsionasi/ autoredoks adalah reaksi redoks yang oksidator

dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jika sebagian zat tersebut

mengalami reduksi, maka sebagian yang lain mengalami oksidasi.

Contoh :

Reaksi autoredoks antara klorin dengan larutan NaOH

Cl2(g) + 2NaOH(aq) NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)biloks Cl = 0 biloks Cl = -1 biloks Cl = +1

6. Aplikasi Konsep Redoks dalam Kehidupan Sehari-hari

(1) Perkaratan logam, misalnya besi

4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)

(2) Pembakaran gas alam

CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)

(3) Sel aki (baterai Pb) pada mobil

Oksidasi: Pb + SO42- PbSO4 + 2e-

Reduksi : PbO2 + 4H + + SO 42- +2e - PbSO 4+ 2H2O

Sel : Pb+ PbO2+ 4H+ + SO42- 2 PbSO4 + 2H2O

7. Tata Nama Senyawa

Reduksi (b.o Cl berkurang)

Oksidasi (b.o Cl bertambah)

Page 24: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

(1). Tata Nama Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur

ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam.

(1) Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi

nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan

diberi akhiran –ida.

Contoh:

KCl : kalium klorida

NaH : natrium hidrida

(2) Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama

dengan menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang

lebih elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom

yang lebih elektronegatif, kemudian ditambah akhiran –ida. Pada atom

dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang

menyatakan jumlah atom tersebut.

Contoh:

HF : hidrogen fluorida

HCl : hidrogen klorida

P4O7 : tetrafosfor heptaoksida

(2). Tata Nama Senyawa Poliatomik

Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya

serupa dengan tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan

anionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian

besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang

berakhiran –ida.

Contoh :

Page 25: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

CaSO4 : kalsium sulfat

KClO2 : kalium klorit

Fe(OH)3 : besi (III) hidroksida

HCNS : asam rodanida

(Sutresna, 2007:181)

G. Kerangka Berpikir

Materi kimia SMA memang membutuhkan kejelian dan pemahaman

yang cukup tinggi. Namun dalam kenyataan masih dijumpai beberapa kesulitan

yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan mendalami materi kimia. Hal

ini menyebabkan nilai yang dieroleh menjadi kurang baik, bahkan belum

memenuhi kriteria ketuntassan yang ditentukan . Melalui permasalahan ini,

maka perlu adanya suatau variasi pendekatan pembelajaran yang dapat

membantu siswa dalam memahami dan mendalami materi kimia. Penelitian ini

sama-sama menggunakan visi SETS. Untuk pembelajaran yang diberikan pada

kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan SAVI sedangkan pada

kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional..

Kedua kegiatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diharapkan akan

terjadi peningkatan pemahamn siswa terhadap materi reaksi redoks. Selanjutnya

hasil belajar kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui besarnya peningkatan

hasil belajar dan pencapaian kompetensi terkait reaksi redoks. Secara ringkas

gambaran penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 26: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Gambar 3. Kerangka berpikir

MATERI REAKSI REDOKS

Kelas eksperimen

Pretest

Pencapaian kompetensi dengan menggunakan pendekatan SAVI

bervisi SETS

Kegiatan dengan pendekatan SAVI bervisi SETS

Posttest

Hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotorik)

Dibandingkan

Pengujian hipotesis

Kelas kontrol

Pretest

Pencapaian kompetensi dengan menggunakan pendekatan konvensional (non-SAVI)

bervisi SETS

Kegiatan dengan pendekatan konvensional ( non-SAVI)

bervisi SETS

Posttest

Hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotorik)

Page 27: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan kepustakaan serta melihat kondisi siswa di sekolah

target penelitian maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah

“Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan SAVI Bervisi SETS dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pencapaian Kompetensi Terkait Reaksi

Redoks”.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X semester genap SMA

Negeri 1 Bawang tahun pelajaran 2011/2012.

Adapun letak SMA Negeri 1 Bawang berlokasi di Jalan Jlamprang-

Bawang Kecamatan Bawang Kabupaten Batang.

B. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA

Negeri 1 Bawang tahun pelajaran 2011-2012 yang terdiri dari 5 kelas dan rata-

rata jumlah siswa tiap kelas adalah 35 siswa.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu pengambilan kelas sebagai sampel dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan yang dimaksud adalah memilih kelas yang siswanya

aktifdan komunikatif agar pelaksanaan penelitian nantinya dapat efektif

sehingga data yang diperoleh maksimal.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester 2 SMA N1

Bawang tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X-A

sebagai kelas eksperimen dan kelas X-D sebagai kelas kontrol.

Page 28: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada pokok bahasan Reaksi

Redoks yang terlihat dari selisih nilai posttest-pretest.

b. Variabel bebas yaitu metode pembelajaran yang digunakan saat penelitian

ini berlangsung adalah metode SAVI bervisi SETS untuk kelas

eksperimen dan metode non-SAVI bervisi SETS untuk kelas kontrol.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksperimental dengan tujuan

untuk mengetahui pendekatan SAVI bervisi SETS terhadap hasil belajar siswa.

Rancangan yang digunakan adalah “Randomized Control Group Pretest

Posttest Design”. Rancangan ini menggunakan 2 kelompok obyek, yaitu 1

kelompok sebagai kelas eksperimen 1, dan 1 kelompok sebagai kelas kontrol.

Untuk lebih jelasnya, rancangan dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 7. Desain Penelitian Randomized Control

Group Pretest Posttest Design

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen 1 T1 X1 T2

Kontrol T1 X2 T2

Langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan penelitian ini adalah:

2) Memberikan pretest T1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengukur rata-rata keterampilan kognitif sebelum obyek diberi

perlakuan.

3) Memberikan perlakuan X1 berupa penggunaan metode SAVI bervisi SETS

pada kelompok eksperimen dan perlakuan X2 berupa penggunaan metode

non-SAVI bervisi SETS pada kelompok kontrol.

Page 29: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

4) Memberikan posttest yang meliputi aspek kognitif dan aspek afektif T2

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengukur rata-

rata keterampilan kognitif setelah diberi perlakuan X1 dan X2.

5) Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 pada kelompok eksperimen

untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretest-posttest (Z1).

6) Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 pada kelompok kontrol untuk

mengukur rata-rata selisih nilai pretest-posttest (Z2).

7) Membandingkan Z1 dan Z2untuk menentukan perbedaan yang timbul jika

sekiranya ada sebagai akibat perlakuan X1.

8) Menerapkan uji statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan

tersebut signifikan, yaitu dengan uji-t pihak kanan.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data yang diambil adalah data hasil

belajar siswa pokok bahasa Reaksi Redoks yang diperoleh langsung dari siswa

dengan menggunakan tes bentuk obyektif. Tes ini diberikan sebelum dan

sesudah siswa mengikuti pelajaran pokok bahasan Reaksi redoks, dengan soal

yang sama antara pretest dan posttest. Selain itu dilakukan juga penelitian untuk

aspek afektif.

2. Instrumen Penelitian

Data berasal dari variabel-variabel yang diteliti diperoleh dari tes yang

telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen aspek kognitif

dan instrumen aspek afektif.

a. Instrumen Kognitif

Instrumen kognitif berupa soal-soal bentuk obyektif. Untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda,

Page 30: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

maka instrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini perlu

diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa yang sudah

menerima materi Reaksi Redoks.

1) Taraf Kesukaran Suatu Item

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa

yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam

bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang

merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh

dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu item.

Keterangan:

IK : Indeks Kesukaran

B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh

siswa dari suatu item

N : Kelompok Siswa

Skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban

benar dari suatu item.

N x skor maksimal : Jumlah jawaban benar yang seharusnya

diperoleh dari suatu item.

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

0,81 – 1,00 : Mudah sekali (MS)

0,61 – 0,80 : Mudah (Md)

0,41 – 0,60 : Sedang / cukup (Sd)

0,21 – 0,40 : Sukar (Sk)

0,00 – 0,20 : Sukar Sekali (SS)

2) Taraf Pembeda Soal Suatu Item

Page 31: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah

jawaban benar dari siswa. Siswa yang tergolong kelompok atas (pandai)

berbeda dari siswa yang tergolong kelompok bawah (tidak pandai).

Perbedaan jawaban benar dari siswa yang tergolong kelompok atas dan

bawah disebut Indeks Diskriminiasi (ID).

Keterangan :

ID : Indeks Diskriminasi

KA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa

kelompok atas

KB : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa

kelompok bawah

NKA atau NKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau

bawah.

Kualitas daya pembeda adalah sebagai berikut:

0,80 – 1,00 : Sangat Membedakan (SM)

0,60 – 0,79 : Lebih Membedakan (LM)

0,40 – 0,59 : Cukup Membedakan (CM)

0,20 – 0,39 : Kurang Membedakan (KM)

negatif – 0,19 : Sangat Kurang Membedakan (SKM)

(Masidjo, 1995: 201).

3) Validitas Instrumen Penelitian

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas item adalah

menggunakan rumus product moment dari Pearson dengan rumus angka

kasar, sebagai berikut:

Page 32: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Keterangan:

: Koefisian Validitas

X : Hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y : Kriteria yang dipakai

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria

validitas suatu tes ( )

0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 – 0,90 : Tinggi (T)

0,41 – 0,70 : Cukup (C)

0.21 – 0.40 : Rendah (R)

negatif – 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 1995: 243)

4) Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan kepada

subyek yang sama, dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek tidak

sama pada waktu yang sama.

Untuk menghitung koefisien tes bentuk obyektif digunakan rumus

KR 20 yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

: Koefisien reliabilitas

n : Jumlah item

S : Deviasi standar

P : Indeks kesukaran

Q : 1 – P

Page 33: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Kriteria Reliabilitas:

0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 : Tinggi

0,41 – 0,70 : Cukup

0.21 – 0.40 : Rendah

negatif – 0,20 : Sangat Rendah

(Masidjo, 1995: 246)

b. Instrumen Afektif

Instrumen penelitian afektif berupa angket. Jenis angket yang

digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif

jawaban. Responden/siswa memberikan jawaban dengan memilih salah

satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Sebelum menyusun angket

terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian

teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya

dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan

penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan

sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, responden/siswa

hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang

telah disediakan, misalnya:

Tabel 8. Kriteria Skor Aspek Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai

SS. Sangat setuju

S. Setuju

N. Netral

TS. Tidak setuju

STS. Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

Page 34: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Keterangan:

Jumlah nilai > 72 sangat baik (A)

Jumlah nilai U 54 – 71 baik (B)

Jumlah nilai > 36 – 53 cukup (C)

Jumlah nilai < 35 kurang (D)

Setelah mendapatkan hasil, kemudian dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

c. Uji Validitas

Validitas dari instrumen berupa angket ini adalah validitas

konstruksi atau konsep. Validitas konstruksi adalah validitas yang

menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai

dengan konsep yang seharunya menjadi isi suatu tes atau alat pengukur

tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat

pengukur tersebut. Validitas konstruksi ini akan mudah ditentukan pada

hasil tes belajar yang sungguh-sungguh direncanakan dengan baik oleh

seoran guru, khususnya apabila ditaati langkah merumuskan tujuan

instruksional dan visualisasi kisi-kisi sebagai langkah-langkah

perencanaan tes buatan guru. Apabila isi item-item yang merupakan suatu

kesatuan suatu tes benar-benar sesuai dengan suatu konsep atau

konstruksi yang seharusnya menjadi isinya, maka dikatakan tes tersebut

memiliki validitas konstruksi yang tinggi (Masidjo, 1995: 224).

Untuk menghitung validitas butir soal angket digunakan rumus

sebagai berikut:

Page 35: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Keterangan:

: Koefisian Validitas

X : Hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y : Kriteria yang dipakai

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria

validitas suatu tes ( )

0,91 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 – 0,90 : Tinggi (T)

0,41 – 0,70 : Cukup (C)

0.21 – 0.40 : Rendah (R)

negatif – 0,20 : Sangat Rendah (SR)

(Masidjo, 1995: 243)

d. Uji Reliabilitas

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut

dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan

pengukuran kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui

tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari

reliabilitas yang skornya bukan 0 atau 1), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

: Reliabiltas Instrumen

n : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah kuadrat masing-masing item

Page 36: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

: Kuadrat total keseluruhan item.

(Suharsimi Arikunto, 1996: 106)

3. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t pihak kanan. Oleh

karena itu perlu diuji persyaratan analisisnya, yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

4. Uji Prasyarat

a) Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi normal atau tidak,

maka dilakukan uji normalitas dengan uji Lilliefors, yaitu:

Dimana:

F(zi) : P(z<zi)

Szi) :

zi : Skor standar

Lo : Koefisien Lilliefors Pengamatan

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata dan simpangan bakunya

2) Menghitung nilai zi

3) Mencari nilai zi pada daftar F

Page 37: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

4) Menghitung S(zi), yaitu

5) Menghitung selisih Fzi) – S(zi)

6) Mencari nilai kritis yang dapat diperoleh pada kolom harga mutlak,

kemudian dibandingkan dengan tabel.

7) Kriteria pengujian adalah: terima Ho jika Lo maks < L tabel berarti

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Sudjana, 1996: 466 – 469)

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel

penelitian berasal dari populasi yang homogen. Untuk mengetahui

homogenitas variansi digunakan “Uji Bartlett” dengan rumus:

X2 =

=

B =

S2 =

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho = = = kedua populasi mempunyai varian yang sama

Ho = = paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku

Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan

menggunakan uji Bartlett sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Ho = =

H1 =

2) Menghitung varians masing-masing sampel (Si2) dengan rumus:

Page 38: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Si2 =

3) Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2) dengan rumus:

S2 =

4) Menghitung harga satuan

B = (log S2)

5) Menghitung Chi_Kuadrat (x2), dengan rumus:

6) Menghitung x2 dari tabel distribusi Chi_Kuadrat pada taraf signifikan

5%.

7) Kriteria uji

Ho diterima apabila x2hitung < x2

tabel, yang berarti sampel homogen

(Sudjana, 1996: 261 – 263)

5. Uji Hipotesis

Teknik analisis data untuk digunakan “uji-t” pihak kanan, dengan kriteria:

Ho :

H1 :

Dimana:

Ho : Prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan pendekatan

SAVI bervisi SETS lebih tinggi atau sama dengan prestasi belajar

siswa pada pembelajaran kimia dengan pendekatan non-SAVI bervisi

SETS.

H1 : Prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan pendekatan

SAVI bervisi SETS lebih rendah dari pada prestasi belajar siswa pada

pembelajaran kimia dengan pendekatan non-SAVI bervisi SETS.

Page 39: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Keterangan:

= nilai rata-rata kelas eksperimen 1

= nilai rata-rata kelas eksperimen 2

Kriteria :

Terima Ho jika thitung < ttabel

Tolak Ho jika thitung > ttabel

Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

X : Mean nilai

Sgab : Simpangan baku

N : Jumlah sampel

(Sudjana, 1996: 239) 

V. JADWAL PENELITIAN

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desemer 2011 sampai

bulan Maret tahun 2012, dengan perincian dapat dilihat pada tabel berikut:

Waktu

Kegiatan

Desember

2011

Januari

2012

Februari

2012

Maret

2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Pelaksanaan

Page 40: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Analisis Data

Penyusunan Laporan

VI. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Binadja, Achmad. 1999a. Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS (Science,

Environment, Technology and Sociey) Dalam Konteks dan Pendidikan yang

ada. Makakalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk

bidang Sains dan Non Sains. Kerjasama antara SEAMEORECSAM dan

UNNES Semarang 14-15 Desember 1999.

Binadja, Achmad. 1999b. Cakupan Pendidikan SETS untuk Bidang Sains dan Non

Sains. Makalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk

bidang Sains dan Non Sains. Kerjasama antara SEMEORECSAM dan

UNNES Semarang 14 -15 Desember 1999.

Binadja, Achmad 1999c. Pendidikan SETS Penerapannya dalam Pengajaran.

Makalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk

bidang Sains dan Non sains. Kerjasama antara SEAMORECSAM dan

UNNES Semarang. 14 -15 Desember 1999.

Direktorat Pendidikan Menengah Umun. 2001. Pedoman Pembuatan Alat Peraga

Kimia Untuk SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan.

Meier, Dave. 2002 . The Accelarated Learning Hand Book .

Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan Dan

Penelitian . Bandung : Kaifa

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset Bandung.

Sudjana. 1996. Statistika. Bandung: Tarsito.

Page 41: Proposall Skripsi Kimia Savi Sets

Suherman,E. 2009. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi

Siswa. Online at http://educare.e-fkipunla.net [diakses 30/05/11]

Surapranata, Sumarna PhD. 2003. Profil Kemampuan Siswa Indonesia Berusia 14

Tahun dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Benchmark

Internasional TIMSS-R 1999. Jakarta: Balitbang Depdiknas.