Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen...

download Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen Fasilitas di Rumah Sakit MIFTAHOL HUDHAH_101311133014

of 14

Transcript of Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen...

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    1/14

    Penerapan Hand Hygienedi Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi InfeksiNosokomial dalam Managemen Fasilitas di Rumah Sakit

    Miftahol Hudhah_101311133014

    Abstrak

    Infeksi nosokomial di RSUD Setjonegoro yang menjadi sumber data ini, dari bulan Juli 2009 -

    Desember 2011, insiden ISK sebesar 0,33 per 1000 pasien rawat inap, ILO sebesar l,21 per

    1000 pasien rawat inap, Pneumonia sebesar 0 per1000 pasien rawat inap, Sepsis sebesar 0,12

    per 1000 pasien rawat inap, Dekubitus sebesar 1,12 per 1000 pasien rawat inap, dan Phlebitis

    sebesar 5,02 per 1000 pasien rawat inap. Dan dalam proses penanganan infeksi nosokomial

    yaitu dengan menerapkan hand hygieneuntuk menjaga 5 aktivitas dalam perawatan pasien. 1)

    sebelum menyentuh pasien, 2) Sebelum bersih / prosedur aseptik, 3) Setelah tubuh beresiko

    paparan cairan, 4) Setelah menyentuh pasien, 5) Setelah menyentuh lingkungan pasien.

    Kata kunci : hand hygiene, Infeksi nosocomial

    Abstract

    Nosocomial infections in RSUD Setjonegoro which be come source of this data, from July 2009

    - December 2011, urinary infection incidence of 0,33 per 1000 inpatients, the ILO for 1, 21 per

    1000 inpatients, Pneumonia by 0 per 1000 inpatients, sepsis 0,12 per 1000 inpatients, decubitus

    at 1,12 per 1000 inpatients, and phlebitis of 5,02 per 1000 inpatients. And the process of

    treatment nosocomial infections is implementing of hand hygiene to maintain 5 activity in patient

    care. 1) before touching a patient, 2) before clean / aseptic procedure, 3) after body fluid

    exposure risk, 4) After touching a patient, 5) After touching patient surroundings

    Keywords: hand hygiene, nosocomial infections

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Rumah sakit memainkan perananpenting dalam sistem pelayanan kesehatan.Mereka adalah lembaga pelayanankesehatan yang menyelenggarakanpelayanan medis, staf profesional, fasilitasrawat inap, memberikan layanan medis,perawatan selama 24 jam per hari, 7 hariper minggu (WHO 2013). Rumah sakit jugasebagai tempat rujukan bagi unit-unitpelayanan kesehatan dasar.

    Rumah sakit selain untuk mencarikesembuhan juga merupakan sumber dariberbagaii penyakit, yang berasal daripenderita maupun dari pengunjung yangberstatus karier. Kuman penyakit ini dapathidup dan berkembang di lingkungan rumah

    sakit, seperti udara, air, lantai, makanan danbenda-benda peralatan medis maupuu nonmedis. (Anies, 2006).

    Penyakit-penyakit tersebut merupakanpenyakit infekfesi yang dapat membuat lebihterpajan beberapa kuman untuk pasienyang berada dalam masa perawatan dirumah sakit. Penyakit infeksi nosokomialmerupakan infeksi yang sangat berbahayabagi para pasien di rumah sakit.

    Penyakit infeksi ini merupakan kasusyang sudah menjadi ternd untuk masalahkesehatan di Rumah Sakit yang tersebar diseluruh Indonesia. Banyak hal yangmenjadikan penyakit ini dapat berkembangpesat, baik dalam hal human (pasien,pengunjung, dan petugas kesehatan)maupun pada fasilitas yang berda di Rumah

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    2/14

    sakit tersebut yang dapat menjadi reversoirdari kasus infeksi nosocomial ini.

    Infeksi nosokomial banyak terjadi diseluruh dunia dengan kejadian terbanyak dinegara miskin dan negara yang sedang

    berkembang karena penyakit-penyakitinfeksi masih menjadi penyebab utamanya.Suatu penelitian yang dilakukan olehWHOtahun 2006 menunjukkan bahwa sekitar8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara diEropa, Timur tengah, dan Asia Tenggaradan Pasifik terdapat infeksi nosokomial,khususnya di AsiaTenggara sebanyak l0%(Ginting, 2001).

    TINJAUAN PUSTAKA

    Hand Hygiene

    Menurut WHO 2009, Hand Hygieneadalah tindakan antisepsis tangan higienisuntuk mengurangi transien flora mikroba(umumnya dilakukan baik oleh handrubbingdengan formulasi berbasis alkohol ataumencuci tangan dengan polos atauantimikroba sabun dan air).

    Tindakan antseptis tersebut diperuntukan kepada Setiap pekerjaperawatan kesehatan, pengasuh atau orang

    yang terlibat dalam langsung atau tidaklangsung perawatan pasien perlu khawatirtentang kebersihan tangan dan harusmampu melakukan dengan benar dan padawaktu yang tepat.

    Tindakan tersebut dilakukan dengan carasebagai berikut :

    1. Bersihkan tangan Anda dengan

    menggosok mereka dengan

    formulasi berbasis alkohol, sebagai

    rata-rata yang lebih disukai untukrutin antisepsis tangan higienis jika

    tangan tidak tampak kotor. Hal ini

    lebih cepat, lebih efektif, dan lebih

    baik ditoleransi oleh tangan Anda

    daripada mencuci dengan sabun

    dan air.

    2. Cuci tangan Anda dengan sabun

    dan air ketika tangan terlihat kotor

    atau terlihat kotor dengan darah

    atau cairan tubuh lainnya atau

    setelah menggunakan toilet.

    3. Jika paparan potensial membentukspora patogen diduga kuat atauterbukti, termasuk wabahClostridium difficile, mencucitangan dengan sabun dan airadalah cara yang lebih disukai.

    Cara mencuci tangan yang dianjurkan olehWHO 2009, dapat dilakukan dengan 2kategori

    1. Rub Hand,

    berikut cara mencuci :

    a. Oleskan palmful produk ditangan menangkupkan, meliputiseluruh permukaan;

    b. Gosok telapak tangan ketelapak tangan;

    c. Telapak tangan kanan di ataspunggung kiri dengan jarikeseluruhan dan sebaliknya;

    d. Gosok telapak tangandengan jari keseluruhan;

    e. Punggung jari untukmenentang telapak dengan

    jari saling mengunci;f. Menggosok rotasi ibu jari kiri

    tergenggam di telapak tangankanan dan sebaliknya;

    g. Menggosok rotasi, belakangdan ke depan dengan jari-jaritergenggam tangan kanan ditelapak tangan kiri dansebaliknya;

    h. Setelah kering, tangan Anda

    aman.

    2. Wash Hand

    berikut cara mencuci :

    a. Basahi tangan dengan air;

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    3/14

    b. Terapkan cukup sabun untuk

    menutupi semua permukaan

    tangan;

    c. Gosok telapak tangan ke

    telapak tangan;

    d. Telapak tangan kanan di ataspunggung kiri dengan jari

    ikeseluruhan dan sebaliknya;

    e. Gosok telapak tanagn

    dengan jari keseluruhan;

    f. Punggung jari untuk

    menentang telapak tangan

    dengan jari-jari saling

    mengunci;

    g. Menggosok rotasi ibu jari kiri

    menggenggam di telapak

    tangan kanan dan sebaliknya;

    h. Menggosok rotasi, mundur

    dan depan dengan jari-jari

    tergenggam hak tangan di

    telapak tangan kiri dan

    sebaliknya;

    i. Bilas tangan dengan air;

    j. Tangan kering benar.dengan

    menggunakan handuk

    tunggal;

    k. Gunakan handuk untukmematikan kran;

    l. Tangan Anda sekarang

    aman;

    Indikasi untuk kebersihan tangan (Centersfor Disease Control and Prevention, 2002):

    1. Sebelum dan sesudah kontak

    langsung dengan pasien.

    2. Sebelum mengenakan sarung

    tangan steril.3. Setelah kontak dengan cairan tubuh,

    kulit yang tidak utuh, selaput lendir,

    luka dressing.

    4. Ketika tangan yang telah

    menghubungi area tubuh yang

    terkontaminasi selanjutnya akan

    menghubungi situs yang bersih.

    5. Setelah kontak dengan permukaan

    lingkungan yang tinggi-sentuhan di

    sekitar pasien.

    6. Setelah penghapusan sarung

    tangan.

    7. Sebelum makan.8. Setelah menggunakan toilet.

    Infeksi Nosokomial

    Definisi Infeksi Rumah Sakit

    Infeksi rumah sakit atau HospitalAcquired Infection can be defined as: Aninfection acquired in hospital by a patientwho was admitted for a reason other thanthat infection (1). An infection occurring in a

    patient in a hospital or other health carefacility in whom the infection was notpresent or incubating at the time ofadmission. This includes infections acquiredin the hospital but appearing after discharge,and also occupational infections among staffof the facility (2).jadi, infeksi rumah sakit ituadalah infeksi yang diperoleh di rumah sakitoleh pasien yang dirawat untuk alasan lainselain infeksi tersebut, Infeksi ini terjadipada pasien rawat inap di rumah sakit ataufasilitas perawatan kesehatan yang manainfeksi berada. (WHO, 2002)

    Menurut William R. Jarvis dalambukunya Hospital Infection, Hospital

    Acquired Infection can be defined as anInfection that develop within a hospital orare producced by microorganisms acquiredduring hospitalization, yang artinya Infeksiyang berkembang di dalam rumah sakit ataudiperoleh dari mikroorganisme selama rawatinap.

    Kriteria Infeksi

    Menurut Departemen KesehatanRepublik Indonesia tahun 2003, kriteriainfeksi nosokomial atau infeksi rumah sakitantara lain:

    a. Waktu pertama di rawat tidakterdapat tanda-tanda klinik infeksidan tidak sedang dalam masainkubasi infeksi tersebut.

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    4/14

    b. Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x 24 jam (72 jam) sejak pasien mulaidi rawat.

    c. Infeksi terjadi pada pasien denganmasa perawatan yang lebih lamadari waktu inkubasi infeksi tersebut.

    d. Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saatpersalinan atau selama di rawat dirumah sakit.

    e. Bila di rawat di rumah sakit sudahada tanda-tanda infeksi dan terbuktiinfeksi tersebut di dapat penderitaketika di rawat di rumah sakit yangsama pada waktu yang lalu, sertabelum pernah di laporkan sebagaiinfeksi nosokomial.

    Penyebab Infeksi Nosokomial

    Penularan kuman penyebab infeksinosokomial dapat terjadi melalui:

    a. Infeksi sendiri (self infection): yaituinfeksi nosokomial berasal daripenderita sendiri yang berpindah ketempat atau bagian tubuh lain.

    b. Infeksi silang (cross infection): yaituinfeksi nosokomial terjadi akibatpenularan dari penderita atau oranglain di rumah sakit

    c. Infeksi lingkungan (environmentalinfection): yaitu infeksi yangdisebabkan kuman yang didapat daribahan atau benda di lingkunganrumah sakit.

    Sumber Infeksi

    Sumber penyebab infeksinosokomial yaitu manusia, benda, udara,makanan dan hewan. Sumbermikroorganisme patogen yang paling

    banyak adalah manusia. Ada tigamikroorganisme yang menyebabkan infeksinosokomial, secara umum yaitu:

    a. Mikroorganisme konvensional,kuman penyebab penyakit padaorang sehat yang tidak memilikikekebalan khusus seperti virusinfluenza.

    b. Mikroorganisme kondisional, kumanini dapat menyebabkan terjadinyainfeksi secara klinis padabagiantubuh tertentu apabilaterdapat faktor-faktor predisposisi.

    c. Mikroorganisme oppurtunistik,

    kuman yang menyebabkan penyakitmenyeluruh pada orang yang sakit.

    Frekuensi Infeksi

    Infeksi nosokomial atau infeksirumah sakit terjadi di seluruh dunia danmempengaruhi negara-negara berkembangtermasuk negara miskin. Infeksi yangdiperoleh dari perawatan kesehatan rumahsakit adalah penyebab utama kematianpasien di rumah sakit.

    Survey yang dilakukan di bawahnaungan WHO terhadap 55 rumah sakit dari14 negara menunjukkan rata-rata 8,7% daripasien rumah sakit terkena infeksinosokomial. Lebih dari 1,4 juta orang diseluruh dunia menderita komplikasi infeksiyang diperoleh dari rumah sakit. Infeksirumah sakit yang paling sering terjadiadalah infeksi akibat luka bedah, infeksisaluran kemih dan infeksi saluranpernafasan.

    Dampak dari Infeksi Nosokomial

    Infeksi rumah sakit menimbulkanCacat fungsional pada pasien serta stresemosional pasien. Dalam beberapa kasus,menimbulkan kondisi yang mengurangikualitas hidup pasien. Infeksi nosokomial

    juga merupakan salah satu penyebab utamakematian dan merupakan kontributorterbesar kenaikan biaya keseluruhan rawatinap untuk pasien. Menginap lama tidakhanya meningkatkan biaya langsung ke

    pasien atau pembayar tetapi juga biayatidak langsung karena kehilanganpekerjaan. Peningkatan penggunaan obat-obatan, perlunya isolasi dan penggunaantambahan laboratorium dan penelitiandiagnostik lainnya juga berkontribusiterhadap biaya.

    Infeksi rumah sakit menambahketidak seimbangan antara alokasi sumber

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    5/14

    daya untuk perawatan kesehatan primerdan sekunder dengan mengalihkan danauntuk pengelolaan pasien infeksi rumahsakit, contohnya untuk pengelolaanlingkungan. Selain itu, pemotongan biayadalam penyediaan pelayanan dan

    pengelolaan juga berkontribusi dalamnaiknya angka infeksi rumah sakit.Penelitian menunjukkan bahwa yangdibutuhkan dalam pengendalian infeksirumah sakit adalah standar kebersihanlingkungan yang perlu ditingkatkan.

    Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerkembangan Infeksi Rumah Sakit

    a. Agen MikrobaPasien seringkali terkena

    berbagai mikroorganisme selamadirawat di rumah sakit. Kontakantara pasien dan mikroorganismetidak terjadi dengan sendirinya. Halitu diakibatkan perkembangan klinispenyakit lain yang mempengaruhisifat dan frekuensi infeksinosokomial. Paparan yangmengarah ke infeksi sebagiantergantung dari karakteristikmikroorganisme, termasuk resistensiagen antimikroba, virulensi intrinsik

    dan jumlah (inoculum) infektifmaterial.

    Bakteri yang berbeda, virus,jamur dan parasit juga dapatmenyebabkan infeksi nosokomial.Infeksi dapat disebabkan olehmikroorganisme yang diperoleh dariorang lain di rumah sakit (cross-infeksi) atau mungkin disebabkanoleh pasien sendiri (endogeninfeksi). Beberapa organisme dapatdiperoleh dari suatu obyek mati atau

    zat-zat yang baru sajaterkontaminasi dari sumber manusialain (lingkunga infeksi). Sebelumpraktek dasar higienis dan antibiotikdikenalkan dalam praktek medis,kebanyakan infeksi rumah sakitterjadi karena faktor eksternal, yaitulingkungann tempat mikroorganismeberada.

    b. Kerentanan PasienFaktor pasien yang penting

    dan mempengaruhi infeksi meliputiusia, status imun, penyakit dasardan diagnosa serta intervensi terapi.Kehidupan dari muda hingga tua

    dikaitkan dengan penurunanresistensi terhadap infeksi. Pasiendengan penyakit kronis seperti tumorganas, leukemia, diabetes melitus,gagal ginjal atau AIDS memilikikerentanan terhadap infeksi denganpatogen oportunistik. Selanjutnyaadalah infeksi dengan organismeyang biasanya tidak berbahaya,misalnya bagian dari bakteri normalpada manusia, tapi mungkin menjadipatogen ketika pertahanan

    imunologis tubuh terganggu. Obatimunosupresif atau iradiasi dapatmenurunkan resistensi terhadapinfeksi. Cedera pada kulit juga risiko.

    Disamping hal-hal yang telahdi sampaikan di atas, masih adafaktor-faktor lain yangmempengaruhi kerentananpenderitaterhadap infeksi rumah sakit yaitu:1) Pemakaian antibiotika yang

    mengundang resisten kuman.2) Pemakaian obat imunosupresif,

    kortokosteroid dan sistotatikayang menyebabkan daya tahantubuh penderita menjadimenurun. Hal demikian inimudah menyebabkan infeksirumah sakit.

    3) Tindakan invasif intravaskulerdan instrumentasi seperti:pemasangan infus, tranfusidarah, pemberian oksigen danlain-lain yang dapatmenyebabkan daya tahan

    anatomis kulit menurun.4) Beratnya penyakit yang diderita,

    makin parah penyakit penderitamakin besar kemungkinanmendapat infeksi nosokomial.

    c. Faktor LingkunganPerawatan lingkungan

    memiliki pengaruh terhadappeningkatan risiko infeksi rumah

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    6/14

    sakit. Pasien dengan infeksi ataupembawa patogen mikroorganismeyang dirawat di rumah sakit memilikipotensi besar menjadi sumberinfeksi bagi pasien dan staf sertakaryawan lain dilingkungan rumah

    sakit. Kondisi lingkungan rumah sakityang penuh sesak dalam satu ruangsering kali memudahkanperkembangan dan penyebaraninfeksi terhadap pasien lain. Mikrobayang dibawa pasien juga dapatmencemari benda, perangkat, danbahan-bahan yang digunakan untukpelayanan kesehatan pada pasienyang kemudian bisa menularkan kepasien lain.

    d. Resistensi Bakteri

    Banyak pasien yangmenerima obat-obatan antimikroba.Melalui seleksi dan pertukaranunsur-unsur genetik,mikroorganisme dalam tubuhmanusia normal sensitif terhadapobat-obatan yang diberikan,sementara resistan bertahan dandapat menjadi endemik di rumahsakit. Meluasnya penggunaanantimikroba untuk terapi menjadifaktor penentu utama perlawanan

    terhadap bakteri-bakteri tersebut.Agen-agen antimikroba, dalambeberapa kasus, menjadi kurangefektif karena perlawanan. Karenaagen antimikroba banyak digunakan,menyebabkan bakteri resistenterhadap obat ini dan akhirnyabakteri muncul serta dapatmenyebar dalam proses perawatankesehatan. Penyakit sepertipneumokokus, staphylococci,enterococci, dan TBC saat ini sudah

    tahan terhadap sebagian besar atauseluruh antimikroba padahal dulunyaefektif dengan dierikan antimikroba.Masalah ini sangat pentingkhususnya di negara-negaraberkembang yang mana biaya untukantibiotik lebih mahal padahal saatini sudah kurang efektif di gunakan

    dan mungkin tidak akan tersediaatau terjangkau lagi.

    Reservoir dan Transmisi

    Bakteri yang menyebabkan infeksi

    nosokomial dapat diperoleh dalam beberapacara:1. Pasien permanen atau sementara

    (endogen infeksi). Bakteri munculdalam flora normal yang disebabkaninfeksi karena transmisi ke luar habitataslinya (saluran kemih), kerusakan

    jaringan (luka) atau terapi antibiotikyang memungkinkan pertumbuhanbakteri. Sebagai contoh, bakteri gramnegatif dalam saluran pencernaansering menyebabkan infeksi bedah

    setelah perut di operasi atau salurankemih pada pasien catheterized.

    2. Flora dari pasien atau anggota staf(eksogen salib-infeksi) yang lain.Bakteri ditransmisikan antara pasien:a) Melalui kontak langsung antara

    pasien (tangan, tetesan air liur ataucairan tubuh lainnya)

    b) Udara (tetesan atau debu yangterkontaminasi oleh bakteri pasien)

    c) Staf terkontaminasi melaluiperawatan pasien (tangan,

    pakaian, hidung dan tenggorokan)yang menjadi operator sementaraatau permanen, kemudiantransmisi bakteri untuk pasienlainnya oleh kontak langsungselama perawatan

    d) Melalui benda-benda yangterkontaminasi oleh pasien(termasuk peralatan), tangan,pengunjung atau sumber-sumberlingkungan lain (misalnya air, laincairan, makanan).

    3. Flora dari lingkungan kesehatan(endemik atau epidemi eksogenlingkungan infeksi). Beberapa jenismikroorganisme mampu bertahan hidupdengan baik di lingkungan rumah sakit:a) Air, daerah lembab, dan kadang-

    kadang di produk steril ataudisinfektan (Pseudomonas,

    Acinetobacter, Mycobacterium)

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    7/14

    b) Item seperti linen, peralatan danperlengkapan yang digunakandalam perawatan; tata ruangansesuai biasanya membatasi resikobakteri untuk bertahan karenakebanyakan mikroorganisme

    memerlukan kondisi lembab ataupanas dan nutrisi untuk bertahanhidup

    c) Makanand) Debu halus dan droplet yang

    dihasilkan oleh batuk atauberbicara (bakteri yang lebih kecildari 10 m diameter tetap di udaraselama beberapa jam dan dapatdihirup dalam cara yang samaseperti debu halus).

    Rantai Penularan Infeksi Nosokomial

    Program Pengendalian Infeksi di RumahSakit

    1. Adanya Sistem Surveilan InfeksiNosokomial yang MantapSurveilan suatu penyakit adalahtindakan pengamatan yangsistematik dan dilakukan terusmenerus terhadap penyakit tersebutyang terjadi pada suatu populasi

    tertentu dengan tujuan untuk dapatmelakukan pencegahan danpengendalian.

    2. Adanya Peraturan yang Jelas danTegas serta Dapat Dilaksanakan,dengan Tujuan untuk MengurangiRisiko Terjadinya Infeksi.

    3. Adanya Program Pendidikan yangTerus Menerus Bagi Semua Petugas

    Rumah Sakit dengan TujuanMengembalikan Sikap Mental yangBenar dalam Merawat Penderita.Keberhasilan program ini ditentukanoleh perilaku petugas dalammelaksanakan perawatan yang

    sempurna kepada penderita.

    Managemen fasilitas

    Definisi Managemen Fasilitas

    Standar Eropa pada manajemenfasilitas (CEN / TC 348), yang disusun olehkomite Eropa untuk standardisasi padatahun 2006 (Komite Eropa untukstandardisasi 2006), menyatakan bahwa:

    Manajemen fasilitas berkembang diberbagai negara Eropa. Didorong olehkeadaan sejarah dan budaya tertentu,organisasi dan area bisnis telahmembangun pemahaman dan pendekatanyang berbeda. Aku umum, semuaorganisasi, baik pemerintah maupunswasta, bangunan digunakan, aset dan jasa(layanan fasilitas) untuk mendukungkegiatan utama mereka. Dengan koordinasiaset dan layanan ini, menggunakanketerampilan manajemen dan penangananbanyak perubahan dalam lingkungan

    organisasi, manajemen fasilitasmempengaruhi kemampuannya untukbertindak proaktif dan memenuhi semuapersyaratan.

    Hal ini juga dilakukan untukmengoptimalkan biaya dan kinerja aset danlayanan. Manfaat utama dari pendekatanmanajemen fasilitas dalam organisasiadalah:

    1. Sebuah komunikasi yang jelas dan

    transparan antara sisi permintaandan sisi penawaran denganmendedikasikan orang sebagai titikkontak untuk semua layanan, yangdidefinisikan dalam perjanjianpengelolaan fasilitas

    2. Sebuah penggunaan paling efektifdari sinergi antara layanan yangberbeda, yang akan membantu

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    8/14

    untuk meningkatkan kinerja danmengurangi pantai organisasi

    3. Sebuah konsep sederhana dandikelola berdasarkan tanggung

    jawab internal dan eksternal untuklayanan, berdasarkan keputusan

    strategis, yang mengarah secarasistematis untuk melakukanprosedur masuk atau keluarnyasumber daya

    4. Penurunan konflik antara penyedialayanan internal dan eksternal

    5. Sebuah integrasi dan koordinasisemua layanan dukungan yangdibutuhkan

    6. Pengetahuan transparan daninformasi di tingkat layanan danbiaya, yang dapat dikomunikasikan

    secara jelas kepada pengguna akhir7. Sebuah peningkatan keberlanjutan

    organisasi dengan pelaksanaananalisis siklus hidup untuk fasilitas

    Standar ini mendefinisikanmanajemen fasilitas sebagai integrasiproses dalam suatu organisasi untukmemelihara dan mengembangkan layananyang disepakati yang mendukung danmeningkatkan efektivitas kegiatanutamanya. Oleh karena itu manajemen

    fasilitas mencakup dan mengintegrasikanberbagai dewan terutama proses, layanan,kegiatan dan fasilitas.

    Perbedaan antara kegiatan utama danlayanan dukungan tergantung padaorganisasi. Sehubungan dengan fasilitaskesehatan, sebagaimana telah disebutkan,semua layanan tidak terkait langsungdengan perawatan pasien dapatdidefinisikan sebagai layanan atau produkmanajemen fasilitas (walaupun tentu saja initergantung pada apa yang dianggapperawatan pasien secara langsung, yangmungkin berbeda).

    Manajemen fasilitas bertujuan untukmenyediakan manajemen terpadu padatingkat strategis dan taktis untukmengkoordinasikan penyediaan layanandukungan yang disepakati (layananfasilitas). Hal ini memerlukan kompetensi

    tertentu dan membedakan manajemenfasilitas dari penyediaan terisolasi dari satulayanan yang lebih.

    Model Manajemen Fasilitas

    Jalur Klinis Rumah Sakit dalam ManagemenFasilitas

    Coffey dan LeRoy (2001)mendefinisikan jalur klinis sebagai urutandioptimalkan intervensi oleh petugaskesehatan dalam menanggapi diagnosis.unsur inti dari jalur klinis adalah standarisasiprosedur. dengan ekstensi ini menawarkandasar untuk standardisasi pemanfaatanfasilitas di rumah sakit, denganmempertimbangkan kebutuhan yangberbeda-beda setiap departemen

    Fasilitas Manajemen TransparanMenggunakan Model Produk

    Produk manajemen fasilitas adalahpelayanan, menurut (Komite Eropa untukStandarisasi 2005) dalam (Gabler 2000).Mendefinisikan kualitas yangdikembangkan oleh Komite Eropa untukStandarisasi (2005), jelas bahwa produk inimerupakan pelayanan yang disampaikankepada pasien oleh penyedia layanan.Tujuan manajemen fasilitas adalah untukmemberikan pelayanan optimal dalamproses sebuah bisnis, persyaratanmanajemen fasilitas mendukung prosesprimer.

    Sebuah set kriteria untuk produk yangharus disusun adalah (Lennerts, Abel &Pfrunder 2004):

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    9/14

    1. Kebutuhan pelayanan dilakukanuntuk kepentingan pelanggan(pasien)

    2. Mungkinkan untuk menentukansecara komperhensif untuk alokasi

    3. Upaya untuk memperoleh jumlah

    yang dibutuhkan harus masuk akal4. Pelanggan/pasien harus dapat

    mempengaruhi kualitas produk

    Untuk mengembangkan produk, adadua prinsip. Di satu sisi, produk harus diukurdengan cara biaya yang dapat dialokasikanuntuk itu. Di sisi lain, produk adalah layananyang diperlukan untuk kinerja proses inti.Pertimbangan ini dapat diilustrasikandengan menggunakan contoh ruang operasi

    Dalam hal pengelolaan fasilitas, syaratutamanya adalah untuk melakukan operasiatau perbaikan tempat (ruang operasi), yangmana merupakan produk dasar manajemenfasilitas. Karena kebutuhan untuk keamananyang tinggi dan standar kebersihan,pembangunan ruang operasi melibatkantingkat tinggi spesifikasi dan cenderungdipertahankan dalam kondisi yang benar-benar handal, seperti halnya karakteristikruang itu sendiri, seperti ventilasi dan sistemkomunikasi. Selama operasi, gas medis,tenaga listrik dan pemanas yang diperlukan;ahli bedah membutuhkan set sesuaiinstrumen steril; dan, setelah operasi,limbah bedah harus dibuang

    DISKUSI

    Kejadian Infeksi Nosokomial

    Data kejadian infeksi nosokomial inidiambil dari data di RSUD Setjonegorokabupaten Wonosobo. Data ini di jadikansebagai salah satu dari beberapa kasus

    infeksi nosokomial yang terjadi di berbagaiRumah Sakit di seluruh Indonesia.

    Kejadian infeksi nosokomial yangbanyak terjadi di RSUD Setjonegorokabupaten Wonosobo adalah infeksiPlebitis, Infeksi Luka Operasi (ILO) danDekubitus.

    Prevalensi kejadian infeksinosokomial di RSUD Setjonegoro dari bulanJuli 2009 - Desember 2011, kejadian ISKsebesar 0,33 per 1000 pasien rawat inap,ILO sebesar l,21 per 1000 pasien rawatinap, Pneumonia sebesar 0 per1000 pasien

    rawat inap, Sepsis sebesar 0,12 per 1000pasien rawat inap, Dekubitus sebesar 1,12per 1000 pasien rawat inap, dan Phlebitissebesar 5,02 per 1000 pasien rawat inap.

    Prevalensi jenis infeksi nosokomialyang terjadi di RSUD Setjonegoro dari bulanJuli 2009 sampai 2011 yang tertinggi adalahphlebitis yaitu 5,02 per 1000 pasien rawatinap.

    Proporsi kejadian infeksi nosokomial

    berdasarkan distribusi ruang rawat inappada tahun 2010 sampai 2011, pada tahun2010 tertinggi terjadi di ruang Bougenville(bedah) yaitlu 65,3%, dan tahun 2011tertinggi terjadi di ruang Anggrek (VIP I)yaitu 19,47%.

    Proporsi kejadian infeksi nosokomialberdasarkan distribusi ruang rawat inapsemester II tahun 2009 yang terbanyakadalah di ruang Edelweis (kebidanan) yaitu47,36%. Pada semester I tahun 2010 yangterbanyak adalah diruang Bougenville

    (bedah) yaitu 66,67%. Pada semester IItahun 2010 yang terbanyak adalah diruangBougenville (bedah) yaitu 64,28%. Padasemester I tahun 2011 yang terbanyakadalah diruang Flarnboyan (syaraf) yaitu3l,67%. Dan pada semester II tahun 2011yang terbanyak adalah diruang Anggrek(VIP I) yaitu 24,61%.

    Proporsi kejadian infeksi nosokomialberdasarkan distibusi waktu rawat inap(bulan) dari tahun 2010 sampai 2011, tahun

    2010 tertinggi dibulan Maret dan Agustusyaitu 16,32% dan tahun2011 tertinggi dibulan November yaitu 19,47%.

    Proporsi kejadian infeksi nosokomialberdasarkan distribusi waktu rawat inappada semester II tahun 2009 yang tertinggiadalah pada bulan Juli yaitu 36,84%. Padasemester I tahun 2010 yang tertinggi adalah

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    10/14

    pada bulan Maret yaitu 38,09%. Padasemester II tahun 2010 yang tertinggiadalah pada bulan Agustus yaitu 28,57%.Pada semester I tahun 2011 yang tertinggiadalah pada bulan Mei yaitu 30%. Dan padasemester II tahun 2011 yang tertinggi

    adalah pada bulan November yaitu 28,46%.Proporsi kejadian infeksi nosokomialberdasarkan distribusi jenis kelamin pasienrawat inap, pada tahun 2010 tertinggiadalah perempuan yaitu 63,26% dan padatahun 2011 tertinggi adalah laki-laki yaitu51,05%.

    Proporsi kejadian infeksi nosokomialberdasarkan disfibusi jenis kelamin orangyang rawat inap pada semester II tahun2009 sampai semester II tahun 2011,

    semester II tahun 2009 proporsi perempuanlebih banyak yaitu 78,94%, semester I tahun2010 yang lebih banyak adalah perempuanyaitu 66,67%, semester II tahun 2010 yanglebih banyak perempuan yaitu 66,71%,sernester I tahun 2011 yang paling banyakadalah laki-laki yaitu 51,67%, semester IItahun 2011 yang lebih banyak adalah laki-laki yaitu 50,77%.

    Proporsi Kejadian Infeksi Nosokomialberdasarkan distribusi ruang Rawat Inap

    pada tahun 2010-2011 di RSUD

    Setjonegoro kabupaten Wonosobo

    Proporsi Kejadian Infeksi Nosokomialberdasarkan distribusi Waktu Rawat Inap(bulan) pada tahun 2010-2011 di RSUD

    Setjonegoro kabupaten Wonosobo

    Proporsi kejadian infeksi nosokomialberdasarkan distribusi orang yang rawat

    inap (jenis kelamin) pada tahun 2010-2011di RSUD Setjonegoro kabupaten Wonosobo

    Penerapan Hand Hygiene

    Penerapan Hand Hygiene di ruangperawatan pasien menurut WHO 2009, yaituada lima aktivitas dalam perawatan pasiendi ruang perawatan pasien dimana petugaskesehatan melakukan Hand Hygiene untukdapat mencegah penularan penyakit infeksinosokomial.

    Kelima aktivitas dalam penerapanHand Hygiene maurut WHO 2009,diantaranya

    1. Sebelum menyentuh pasien

    Hal ini dilakukan Untukmelindungi pasien terhadappenjajahan dan, dalam beberapakasus,terhadap infeksinosokomial, oleh kuman

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    11/14

    berbahaya yang dilakukan ditangan petugas kesehatan.Petugas kesehatan harusnyamembersihkan tangannyasebelum menyentuh pasien saatmendekati paien.

    Situasi saat aktivitas Sebelummenyentuh pasien yang akanterjadi:

    a. Sebelum berjabat tangan,sebelum membelai dahi anak

    b. Sebelum membantu pasiendalam aktivitas perawatanpribadi: bergerak, untukmandi, makan, berpakaian,dll

    c. Sebelum memberikanperawatan dan pengobatannon-invasif lainnya:menerapkan masker oksigen,memberikan pijat

    d. Sebelum melakukanpemeriksaan non-invasif fisik:mengambil nadi, tekanandarah, auskultasi dada,rekaman EKG

    2. Sebelum bersih / prosedur aseptik

    Hal ini dilakukan Untukmelindungi pasien terhadapinfeksi dengan kuman berbahaya,yang masuk dari luar tubuhnya /kuman nya sendiri, masukkembali pada tubuhnya. Petugaskesehatan harusnyamembersihkan tangannya segerayang sebelumnya belum bersih,sehinnga dapat mengurangi risikoinfeksi bagi pasien (misalnyaselaput lendir, kulit yang tidak

    utuh, perangkat medis invasif)

    Situasi Sebelum bersih /prosedur aseptic yang akanterjadi:a. Sebelum menyikat gigi

    pasien, menanamkan tetesmata, melakukan digitalPemeriksaan vagina atau

    dubur, pemeriksaan mulut,hidung, telinga dengan atautanpa instrumen,memasukkan supositoria /alat pencegah kehamilan,penyedotan lendir

    b. Sebelum berpakaian lukadengan atau tanpa alat,menerapkan salep padavesikel, membuat injeksiperkutan / tusukan

    c. Sebelum memasukkanperangkat medis invasif(kanula nasal, nasogastrictabung, tabung endotrakeal,penyelidikan kemih, kateterperkutan, drainase),mengganggu / membuka

    setiap rangkaian perangkatmedis invasif (untukmakanan, obat, pengeringan,penyedotan, tujuanmonitoring)

    d. Sebelum menyiapkanmakanan, obat-obatan,produk farmasi, bahan steril

    3. Setelah tubuh beresiko paparancairan

    Hal ini dilakukan Untukmelindungi petugas kesehatandari kolonisasi atau infeksi kumanberbahaya dari pasien dan untukmelindungi kesehatan lingkungandari kuman menyebar. Petugaskesehatan seharusnyamembersihkan tangannya segerasetelah kegiatan yang melibatkanrisiko paparan cairan tubuh (dansetelah melepas sarung tangan).

    Situasi Setelah tubuh beresikopaparan cairanyang akan terjadi:

    a. Bila kontak dengan selaputlendir dan dengan ujung kulityang tidak utuh

    b. Setelah suntikan perkutanatau tusuk; setelahmemasukkan sebuah

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    12/14

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    13/14

    Proses Manajemen

    Proses manajemen terdiri dariplanning, organizing, actuating, dancontrolling (POAC)

    1. Planning

    Planning adalah sebuahproses yang terdiri dari beberapalangkah. Proses ini diawalidengan mengamati lingkungan,ini berarti perencana harusmendefinisikan masalah,meramalkan kondisi di masadepan, dan menentukan tujuan.Kemudian perencana (manajer)harus berusaha mengembangkanalternatif kegiatan untukmencapai tujuan. Setelahmengumpulkan alternatif, barudiambil keputusan untukmenentukan langkah-langkahmencapai tujuan. Akhirnya,perencara harusmengimplementasikan keputusandan memonitor hasil. Dalam halini, bagian direktur sarana danprasarana memegang kendalipenuh untuh menyusunperencanaan di terapkannya

    Hand Hygiene dalam ruangperawatan pasien di RumahSakit.

    2. Organizing

    Meliputi tindakan tindakanuntuk merinci kegiatan yangharus dilakukan,mengembangkan mekanismeuntuk mengkoordinasi paraanggota, dan mengalokasikan

    sumber daya yang ada. Dalamhal ini, manajer sarana danprasarana menunjuk satu oranguntuk mengatur dan mencatatpara pekerja kesehatan yangmalakukan Hand Hygiene diRuang Perawatan Pasien

    3. Actuating

    Meliputi tindakan untukmenggerakkan bawahan untukmencapai tujuan denganmelibatkan kemampuanmemimpin, komunikasi, dandisiplin. Juga untuk menciptakan

    kondisi yang kondusif untuk parabawahan. Dalam hal ini, parapekerja kesehatan wajibmelaksanakan penerapan HandHygiene di ruang perawatanpasien, guna untuk menghindaripenyakit infeksi nosokomial.

    4. Controlling

    Dalam controlling meliputitindakan-tindakan untuk

    menetapkan standar pelaksanaandan pengukuran pelaksanaan,mengevaluasi pelaksanaankegiatan nyata, mengoreksipenyimpangan denganmembandingkannya denganstandar yang ada. Yang terakhiradalah untuk mengambil tindakanuntuk memperbaiki kesalahan.Controlling ini di pegang penuholeh manajer sarana danprasarana untuk di lakukanmonitoring dan evaluasi kegiatantersebut.

    SIMPULAN

    Prenerapan Hanf Hygiene inidilakukan untuk mengurangi penyakit infeksinosokomial di Rumah Sakit. Karena infeksinosokomial dapat menyerang danmenyababkan beberapa penyakit yangmembuat pasien lebih parah, yakni infeksiPlebitis, Infeksi Luka Operasi (ILO) danDekubitus.

    Penerapan Hand Hygiene tersebutyaitu dilakukan dalam beberapa aktivitas diruang perawatan pasien, diantaranyaadalah 1) sebelum menyentuh pasien, 2)Sebelum bersih / prosedur aseptik, 3)Setelah tubuh beresiko paparan cairan, 4)Setelah menyentuh pasien, 5) Setelahmenyentuh lingkungan pasien.

  • 8/10/2019 Penerapan Hand Hygiene di Ruang Perawatan Pasien untuk mengurangi Infeksi Nosokomial dalam Managemen F

    14/14