Pendidikan Kesehatan Merupakan Suatu Proses Yang Bermanfaat Untuk Menciptakan Iklim Atau Kondisi...
Transcript of Pendidikan Kesehatan Merupakan Suatu Proses Yang Bermanfaat Untuk Menciptakan Iklim Atau Kondisi...
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang bermanfaat untuk
menciptakan iklim atau kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku
kesehatan individu. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan sikap
dan tingkah laku dari anak didik yang disesuaikan dengan tujuan
pendidikan. Untuk timbulnya sikap dan tingkah laku yang diharapkan itu
diperlukan suatu proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan dari suatu
proses pendidikan, diperlukan sarana penunjang berupa strategi pendekatan.
Strategi pendekatan yang sesuai dengan kondisi perorangan maupun
kelompok masyarakat, akan mempercepat proses terjadinya perubahan
tingkah laku itu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau
masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dalam program Indonesia sehat 2010
khususnya kesehatan gigi dan mulut adalah 1) Turunnya secara bermakna
insiden dan prevalensi penyakit gigi dan mulut sehingga tidak lagi
menjadi masalah kesehatan masyarakat. 2) Tercapainya derajat kesehatan
gigi dan mulut yang optimal.
Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau
mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar
melaksanakan perilaku hidup sehat, arena tingkat kesehatan merupakan
salah satu faktor yang menentukan indeks pembangunan manusia (IPM).
Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini adalah yang
menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun
sebagai kelompok masyarakat, oleh kerena pendidikan kesehatan sangatlah
penting untuk menunjang setiap program kesehatan yang direncanakan.
Tetapi seperti yang kita tahu bahwa pelaksanaan pendidikan ini, baik di
negara maju maupun berkembang mengalami berbagai hambatan dalam
rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi
masyarakatnya. Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor
pendukungnya, yakni yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
atau fasilitas kesehatan gigi bagi masyarakat itu sendiri, misalnya : air
bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan yang bergizi, dan
sebagainya.
Kesehatan Gigi dan Mulut
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas yang
mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi kesehatan
dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut
serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini merupakan satu bagian
penting dari program pendidikan kesehatan secara keseluruhan. Program
kesehatan gigi dan mulut pada hakekatnya ditunjukkan kepada seluruh
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan
mulut masyarakat itu sendiri (DepKes. RI. 1982). Sebagaimana program
kesehatan pada umumnya, walaupun baiknya program kesehatan itu, bila
dalam pelaksanaannya tanpa mempertimbangkan keikutsertaan masyarakat
di dalamnya, maka kemungkinan akan terjadinya hambatan.
Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi
keberhasilan ,kelangsungan dan kemandirian pembangunan , termasuk
pembangunan di bidang kesehatan. Peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan diwujudkan antara lain dengan menjalankancara
“hidup sehat”, penyelenggara pelbagai upaya/pelayanan kesehatan dan
dalam membiayai pemeliharaan kesehatan.
Peran serta masyarakat (termasuk swasta) dalam pembiayaan pemeliharaan
kesehatan terlaksana antara lain dengan bentuk (1) Pengeluaran biaya
langsung untuk kesehatan ,(2) Dana sehat yakni pengumpulan dana
masyarakat untuk kesehatan berlandaskan semangat gotong royong
berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan yang telah dikenal sejak
tahun 1970-an di banyak desa,(3) Asuransi sosial di bidang kesehatan
antara lain program PT. Askes dan program JPK Jamsostek serta PT.Jasa
Raharja yang pendanaannya berasal dari iuran wajib para peserta
berdasarkan Undang-undang, dan (4) Pelbagai bentuk pembiayan
ksehatan pra -upaya swasta, yang sedang berkembang di Indonesia.
Peran masyarakat yang cukup besar dalam pembiayaan kesehatan ini masih
perlu di dorong agar dikelola dengan lebih efektif dan efisien, karena 3⁄4 nya
masih berupa pengeluaran biaya langsung yang tidak terencana dan masih
merupakan beban perorangan yang belum diringankan dengan usaha
bersama dan kekeluargaan.
Paradigma sehat melalui pendekatan promotif dan preventif dalam
mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan gigi dan
mulut. Mengingat hakekat upaya kesehatan yaitu tercapainya kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat memperoleh derajad kesehatan
yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan
nasional, sudah selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan bertanggung jawab
penuh untuk mewujudkan program UKGS sebagai salah satu program
pemerintah. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha
pokok Puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Termasuk di dalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar, yaitu meliputi Dental
Health Education dan pemeriksaan gigi dan mulut (Darwita, 2006). Untuk
melihat berjalannya fungsi manajemen program UKGS di puskesmas, maka
penulis akan menelaah lebih lanjut tentang Program UKGS yang dilaporkan
oleh Puskesmas, terutama yang erat kaitannya dengan Manajemen UKGS
yang
berdasarkan teori fungsi manajemen (G.R. terry), yaitu: planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (fungsi
penggernakan pelaksanaan), controlling (pengawasan dan pengendalian)
sesuai dengan fungsi manajemen yang digunakan Depkes. R.I., (Muninjaya,
2004).
Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada sekelompok
masyarakat tertentu, dimana pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
diharapkan terciptanya suatu pengetian yang baik mengenai kesehatan gigi
dan mulut.
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan
untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat
sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan untuk berperilaku hidup
sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut.
Pasal 38 Undang-Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
“Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan
pengetahuan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk tetap
hidup sehat dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan”.
Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan sasaran di bidang kesehatan gigi
dan mulut.
2. Membangkitkan kemauan dan membimbing masyarakat dan individu
untuk meningkatkan dan melestarikan kebiasaan pelihara diri di dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
3. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri maupun
kesehatan keluarga.
4. Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut
serta menjelaskan kepada keluarganya tentang pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut.
5. Mampu mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin
kemudian mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar.
Menurut Budiharto (1998), terdapat beberapa jenis penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut namun yang paling sering digunakan adalah penyluhan
kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah dan penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut dengan metode bermain.Yang tidak kalah pentingnya adalah
lama waktu penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anak
usia sekolah dasar, biasanya anak hanya bisa berkonsentrasi penuh dalam
waktu sekitar 20 menit. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang optimal,
penyampaian penyuluhan kesehatan gigi pada anak ini hendaknya tidak
melebihi waktu tersebut.
Salah satu manfaat penyuluhan kesehatan kesehatan gigi dan mulut yaitu
penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik
belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku
manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga
dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat.
Penyuluhan diharapkan dapat memberi manfaat yang berkesinambungan
dengan sasaran perubahan konsep sehat pada aspek pengetahuan, sikap dan
perilaku individu maupun masyarakat.
Berhasil atau tidaknya penyuluhan ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor yang dimaksud adalah kondisi dari interaksi antara komponen-
komponen penyuluhan. Komponen penyuluhan adalah sebagai berikut :
a. Penyuluh
Penyuluh adalah pihak yang memberikan informasi terhadap sasaran.
Penyuluh dapat terdiri dari seseorang, beberapa orang maupun
lembaga. Menyuluh tentang kesehatan membutuhkan komunikasi yang
baik, juga membutuhkan kompetensi educational tambahan sehingga
seorang penyuluh kesehatan dapat bekerja dengan setting yang berbeda
dan menggunakan strategi-strategi yang tepat untuk tujuan educational.
i. Sasaran
Sasaran adalah pihak yang menerima informasi dari pihak penyuluh.
Dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan tingkat
kemampuan masing-masing sasaran sesuai dengan kriteria sasaran
yang dikehendaki.
ii. Pesan
Pesan adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh
kepada sasaran. Pesan dapat berbentuk lisan maupun tulisan.
iii. Media
Media merupakan alat bantu pendidikan yang digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat
oleh sasaran. Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut
merupakan alat saluran untuk menyampaikan karena alat-alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan
bagi masyarakat ataupun klien.
Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one
way method) dan metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik
pendidik cenderung aktif sedangkan siswa sebagai sasaran pendidik tidak
diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Ceramah merupakan salah satu
metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan
mulut untuk anak-anak sekolah dasar.
Yang termasuk metode ini antara lain :
Metode ceramah
Siaran melalui radio
Pemutaran film/terawang (slide)
Penyebaran selebaran
Pameran
Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan
pendidik. Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan
dua orang atau lebih dengan latar belakang berbeda bekerja sama saling
memberikan keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat. Salah
satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi
dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode
demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara
melakukan suatu tindakan atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan
secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi. Tujuan metode demonstrasi yaitu
untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan suatu tindakan
atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat menjelaskan suatu
prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat
mencoba pengetahuan yang diterimanya. Kerugian pada metode ini
diperlukan alat-alat dan biaya yang besar serta perencanaannya memakan
waktu yang lama.
Yang termasuk metode ini adalah :
a) Wawancara,
b) Demonstrasi,
c) Sandiwara,
d) Simulasi,
e) Curah pendapat,
f) Permainan peran (roll playing), dan
g) Tanya jawab.
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang
dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan berbagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan atau menggunakan suatu prosedur.
Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pengajaran/penyuluhan
dengan cara mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara
melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa demonstrasi adalah
salah satu cara menyajikan informasi dengan cara mempertunjukkan secara
langsung obyeknya atau menunjukkan suatu proses atau prosedur. Penyajian
ini disertai penggunaan alat peraga dan tanya jawab. Biasanya demonstrasi
diberikan kepada kelompok individu yang tidak terlalu besar jumlahnya.
Tujuan metode demonstrasi ialah :
a) Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu
dengan prosedur yang benar, misalnya memperlihatkan bagaimana
cara membersihkan gigi dan gusi yang benar, alat dan bahan apa yang
digunakan, bentuk dan tipenya,dan bagaimana cara menggunakannya.
b) Meyakinkan kepada kelompok bahwa ide tersebut bisa dilaksanakan
setiap orang.
c) Meningkatkan minat orang untuk belajar, dan mencoba sendiri dengan
prosedur yang didemonstrasikan.
Keuntungan metode demonstrasi ialah:
a) Dengan demonstrasi proses penerimaan sasaran terhadap materi
penyuluhan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga
mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih baik dan
sempurna, terlebih bila peserta dapat turut serta secara aktif
melakukan demonstrasi.
b) Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan membaca atau
mendengar karena presepsi yang jelas diperoleh dari hasil
pengamatan.
c) Benda-benda yang digunakan benar-benar nyata sehingga hasrat
untuk mengetahui lebih dalam dan rinci dapat dikembangkan.
d) Peragaan dapat diulang dan dicoba oleh peserta.
e) Dengan mengamati demonstrasi, masalah atau pertanyaan yang ada
dapat terjawab.
Kerugian metode demonstrasi yaitu :
a) Demonstrasi merupakan metode yang tidak efektif apabila alat atau
benda yang diperagakan termasuk alat berat atau tidak dapat diamati
dengan jelas karena agak rumit, atau jumlahnya terbatas sehingga
hanya beberapa orang yang mempunyai kesempatan untuk
mempraktikkannya.
b) Apabila bendanya kecil, benda itu hanya dapat dilihat secara nyata
oleh beberapa orang yang berdekatan dengan pembicara.
c) Kurang cocok untuk jumlah peserta yang banyak.
Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang
sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh
pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih
sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan
sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan
prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapaat diterima atau
ditangkap melalui panca indera.
Alat bantu dalam pendidikan mempunyai peran dalam mempertinggi
kemampuan belajar, memperkuat daya ingat, memperbesar minat, dan
mempermudah penghayatan. Alat peraga langsung yang dianggap paling
efektif untuk anak-anak adalah model. Model yaitu alat peraga yang dapat
dilihat dan diamati, yang dapat berupa alat yang sebenarnya ataupun dibuat
meniru aslinya. Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat, merasakan, dan
menelitinya. Alat peraga langsung membantu para siswa dalam mengartikan
atau mempelajari suatu bahan pendidikan sehingga para siswa lebih banyak
kemungkinan untuk belajar.
Masa usia anak adalah transisi dalam interaksi sosial dimana terjadi
perubahan figur tokoh (model) akan berpengaruh pada diri anak, dimana
tokoh ibu akan digantikan dengan tokoh guru. Untuk itu didalam
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu adanya kerja sama yang baik
dengan guru. Menurut Piaget, pola perkembangan anak dibagi menjadi 4
tahapan : stadium Sensorimotorik (0-18 atau 24 bulan), Stadium
Praoperasional (1-7 tahun), Stadium operasional konkrit (7-11 tahun),
Stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). Makin tinggi umur
anak, tingkah lakunya makin terorganisasi dan mempunyai tujuan-tujuan
yang dikenal sebagai tingkah laku bermotif. Selanjutnya Harlod
menyatakan, ada beberapa teori tentang proses perubahan perilaku antara
lain: pengembangan serta penyebaran (research development and
dissemination), dan perubahan sikap (Attitude Change).
PERILAKU KESEHATAN
A. PENGERTIAN
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang
biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-
masing.
Jadi kesimpulannya perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
diamati
oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua,yaitu :
1) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup, misalnya ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata,
misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya.
B. PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak
sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pe
meliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek :
a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan
sakit.
c) Perilaku gizi (makanan dan minnuman)
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan
kesehatan.
Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai
dari pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan,
diantaranya :
a) Perilaku hidup sehat
Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Perilaku ini mencakup :
1. Menu seimbang
2. Olahraga teratur
3. Tidak merokok
4. Tidak meminum-minuman keras dan narkoba
5. Istirahat yang cukup
6. Mengendalikan stress
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
8. Perilaku sakit
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. 2003. Pelatihan Ketrampilan Melatih. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. Jakarta.
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. http://www.docstoc.com/docs/19707850/Laporan-Hasil-Riset-Kesehatan-Dasar-(RISKESDAS)-Nasional-2007. (Akses tanggal 11Maret 2012. Jam 08.00 WIB).
Budisuari, M, A, dkk. 2010. Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol 13. No 1. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/131108391.pdf. (Akses tanggal 11 Maret 2012. Jam 08.00 WIB).
Cahyati, W,H. 2008. Karies Gigi Pada Anak TK. Kemas. vol. 4, no. 1.
Chairanna, I. 2002. Pengaruh Metode Penyuluhan Diskusi Kelompok dan Demonstrasi Sikat Gigi oleh Tim UKGS terhadap Perubahan Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut (Study di Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan). Tesis Universitas Airlangga. Tidak dipublikasikan.