Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

9
Pendpro’s Medicine Updates Pendekatan Diagnosis dan Managemen Nyeri Abdomen Akut Nyeri abdomen merupakan salah satu masalah yang sering ditemui, baik oleh dokter umum maupun dokter spesialis. Secara umum, nyeri abdomen dikategorikan berdasarkan onsetnya, akut atau kronik. Onset mendadak yang bertahan selama kurang dari 24 jam dianggap sebagai nyeri abdomen akut. Nyeri abdomen akut digambarkan sebagai nyeri sangat hebat (memiliki skor maksimal ketika digambarkan dengan VAS-visual analog scoring system) yang timbul di area abdomen dan membutuhkan perawatan segera. Anatomi dan Fisiologi Secara umum, nyeri abdomen dibagi menjadi nyeri visceral dan parietal. Nyeri visceral ditransmisikan oleh serabut saraf C yang terdapat pada otot, periosteum, mesenterium, peritoneum dan viscera. Nyeri visceral diinterpretasikan sebagai nyeri tumpul, hipertonik otot, sensasi terbakar, dan tidak terlokalisasi dengan baik. Nyeri visceral biasanya terasa di epigastrium, periumbilical atau hypogastrium. Ini karena organ visceral abdomen mentransmisi stimulus sensor afferen ke kedua sisi medulla spinalis. Nyeri visceral sulit terlokalisasi karena sedikitnya jumlah ujung saraf pada organ visceral dibandingkan pada organ lain seperti kulit, juga karena stimulus saraf viscera bersifat multisegmental.

description

jurnal

Transcript of Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

Page 1: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

Pendpro’s Medicine Updates

Pendekatan Diagnosis dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

Nyeri abdomen merupakan salah satu masalah yang sering ditemui, baik oleh dokter

umum maupun dokter spesialis. Secara umum, nyeri abdomen dikategorikan berdasarkan

onsetnya, akut atau kronik. Onset mendadak yang bertahan selama kurang dari 24 jam

dianggap sebagai nyeri abdomen akut. Nyeri abdomen akut digambarkan sebagai nyeri sangat

hebat (memiliki skor maksimal ketika digambarkan dengan VAS-visual analog scoring

system) yang timbul di area abdomen dan membutuhkan perawatan segera.

Anatomi dan Fisiologi

Secara umum, nyeri abdomen dibagi menjadi nyeri visceral dan parietal. Nyeri

visceral ditransmisikan oleh serabut saraf C yang terdapat pada otot, periosteum,

mesenterium, peritoneum dan viscera. Nyeri visceral diinterpretasikan sebagai nyeri tumpul,

hipertonik otot, sensasi terbakar, dan tidak terlokalisasi dengan baik. Nyeri visceral biasanya

terasa di epigastrium, periumbilical atau hypogastrium. Ini karena organ visceral abdomen

mentransmisi stimulus sensor afferen ke kedua sisi medulla spinalis. Nyeri visceral sulit

terlokalisasi karena sedikitnya jumlah ujung saraf pada organ visceral dibandingkan pada

organ lain seperti kulit, juga karena stimulus saraf viscera bersifat multisegmental.

Nyeri parietal disampaikan oleh serabut A-δ yang terdapat di kulit dan otot. Nyeri

terasa tajam, mendadak, terlokalisasi dengan baik dan seringkali bertambah buruk dengan

adanya gerakan dan getaran.

Istilah nyeri alih (reffered pain) digambarkan sebagai nyeri yang terasa jauh dari

organ terlibat. Nyeri timbul ketika terdapat penyatuan neuron afferent visceral dengan neuron

afferent parietal dari regio anatomi yang berbeda pada second-order neurons di medulla

spinalis dan pada segmen spinal yang sama.

Figure 2 mengilustrasikan bagaimana proses inflamasi diafragma yang disebabkan

oleh ruptur limpa atau subphrenic hematoma dapat dirasakan sebagai nyeri bahu (Kehr sign).

Sedangkan Table 1 menunjukkan tempat nyeri alih (referred pain) yang sering dilaporkan.

Page 2: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut
Page 3: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

Etiologi

Nyeri abdomen akut dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti ditunjukkan pada

Tabel 2. Terkadang etiologi nyeri abdomen dapat diprediksi berdasarkan lokasi dan tipe

nyeri, seperti yang ditunjukkan pada Figure 3 dan Figure 4.

Page 4: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut
Page 5: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

Perlu diperhatikan pula bila terdapat keluhan lain seperti mual, muntah, anoreksia,

kembung, tinja cair dan konstipasi. Nyeri abdomen akut yang disertai anoreksia terjadi pada

appendisitis akut dan cholecystitis akut. Muntah progresif dan terus menerus dengan nyeri

abdomen hebat dapat dipertimbangkan sebagai obstruksi usus. Keluhan lain seperti obstipasi

yang dihubungkan dengan tidak adanya flatus dan disertai distensi abdomen, meningkatkan

kemungkinan ileus atau obstruksi usus. Sedangkan nyeri abdomen dengan konstipasi tetapi

tanpa disertai distensi abdomen, yang mana sering ditemui pada pasien yang lebih tua,

diperkirakan terjadi diverculitis. Jika nyeri abdomen disertai tinja cair dan berdarah terdapat

kemungkinan terjadi inflammatory bowel disease.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik dimulai dengan menilai keadaan umum pasien dan status ABC

(Airway, Breathing, Circulation). Observasi kemampuan komunikasi pasien, pola nafas,

posisi di tempat tidur, dan ekspresi wajah. Pasien obesitas perlu ditanyakan tentang

pembesaran abdomen yang tidak biasa. Auskultasi bising usus perlu dilakukan sebelum

palpasi dan perkusi.

Beberapa tanda karakteristik yang sering digunakan untuk membantu memperkirakan

penyebab nyeri abdomen, antara lain:

a. Murphy’s sign, yaitu ketegangan otot kuadran atas kanan ketika pasien di palpasi

dalam keadaan inspirasi dalam. Ini merupakan tanda sensitif namun tidak spesifik

untuk akut cholecystitis

b. Ketegangan otot saat palpasi di McBurney’s point cukup sensitif untuk indikasi

akut appendisitis

c. Corvoiser sign (kandung empedu teraba) pada pasien jaundice cukup sensitif

untuk mencurigai kemungkinan tumor periampula pankreas

d. Cullen’s sign, yaitu periumbilical ecchymiosis berguna untuk indikasi

hemoperitoneum

e. Chest board phenomenon pada daerah endemik tuberculosis seperti Indonesia

memberi kesan peritonitis tuberculosis.

Tes Laboratorium

Pada pasien nyeri abdomen akut sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah lengkap

(termasuk hitung jenis leukosit), elektrolit serum, ureum, kreatinin, glukosa darah dan

urinalisis. Tes kehamilan sebaiknya dilakukan pada semua wanita usia reproduktif dengan

Page 6: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

nyeri abdomen. Tes fungsi hepar dan amilase serum sebaiknya dilakukan pada pasien nyeri

abdomen kuadran kanan atas, dengan atau tanpa jaundice.

Radiografi polos abdomen tiga posisi untuk menentukan adanya tanda perforasi, ileus,

dan obstruksi usus. Radiografi polos abdomen berguna untuk mengevaluasi kalsifikasi

pankreas, fraktur vertebra, dan batu radiolusent pada ginjal. Tes rutin lain yaitu USG

abdomen dapat memperlihatkan gangguan sisitem hepatobilier, traktus urinarius, traktus

gynekologis dan appendisitis akut.

Ringkasan pendekatan diagnosis dan tes diagnostik yang perlu dilakukan dengan

pasien nyeri abdomen diperlihatkan pada Figure 5.

Page 7: Pendekatan Diagnosis Dan Managemen Nyeri Abdomen Akut

Pentalaksanaan

Beberapa penelitian melaporkan penatalaksanaan dini dengan pemberian analgesik

dapat menghilangkan nyeri dan tidak mengaburkan diagnosis. Analgesik yang sering

digunakan yaitu opioid. Antibiotik yang tepat sebaiknya diberikan sesuai dengan indikasi,

seperti peritonitis. Antibiotik spektrum luas dapat diberikan ketika menetapkan diagnosis

kerja nyeri abdomen tanpa menunggu hasil tes kultur.

Secara umum, managemen pasien nyeri abdomen akut perlu ditentukan apakah kasus

tersebut merupakan kasus bedah yang memerlukan terapi bedah. Apalagi bila pembedahan

tidak dapat segera dilakukan, perlu diputuskan kapan pembedahan akan dilakukan.