Managemen Nyeri

31
PENATALAKSANAAN NYERI (PAIN MANAGEMENT) Isrofah

description

m

Transcript of Managemen Nyeri

  • PENATALAKSANAAN NYERI(PAIN MANAGEMENT)Isrofah

  • PENDAHULUANPada jaman dulu : nyeri dikaitkan dengan hukuman, setan, atau magic penghilangan nyeri merupakan tanggung-jawab dari pendeta, dukun, atau pengusir setan, menggunakan tanaman, atau ritual dan upacara tertentuPain : peone (Yunani) hukumanTeori pertama tentang nyeri datang dari Yunani dan Romawi yangmenyatakan bahwa otak dan sistem saraf berperan dalam menghasilkan persepsi nyeri

  • PENDAHULUAN(2)Abad pertengahan dan jaman Renaissance (1400-1500an) :terkumpul fakta-fakta yang mendukung teori tersebut Leonardo da Vinci mempercayai bahwa otak merupakan organ utama yang bertanggung-jawab terhadap sensasi tersebut. Da Vinci juga mengembangkan idea bahwa korda spinalis merupakan organ yang berperan menghantarkan sensasi nyeri ke otak

  • PENDAHULUAN (3)Tahun 1664 : seorang filsuf Perancis Ren Descartes menggambarkan apa yang sekarang disebut sebagai jalur nyeri (pain pathway).Pada abad 19, nyeri menjadi ilmu tersendiri yang menjadi jalan bagi berkembangnya ilmu penatalaksanaan nyeri. Saat itu mulai ditemukan senyawa opium: morfin, kodein, kokain, yang dapat digunakan untuk mengobati nyeri.Nyeri = perasaan dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan adanya kerusakan jaringan potensial atau aktualNyeri : akut dan kronis survival function dengan cara mengarahkan tubuh untuk memberikan refleks dan sikap protektif terhadap jaringan yang rusak hingga sembuh

  • PATOFISIOLOGIBerdasarkan durasinya :Nyeri akutNyeri kronisBerdasarkan asalnya:Nyeri nosiseptif(nociceptive pain)Nyeri perifer asal: kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dll nyeri akut, letaknya lebih terlokalisasiNyeri visceral/central lebih dalam, lebih sulit dilokalisasikan letaknyaNyeri neuropatik

  • MEKANISME NYERI NOSISEPTIF StimulasiSebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri nociceptor yang berhubungan dgn dengan saraf aferen primer dan berujung di spinal cord.Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas) datang diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primerditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord ke SSP

  • Transmisi dan persepsiTransmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor), yang terdiri dari dua macam:serabut A-(A- fiber) peka thd nyeri tajam, panas first painserabut C (C fiber) peka thd nyeri tumpul dan lama second pain contoh : nyeri cedera, nyeri inflamasi

  • Mediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptorambang rasa nyeri turunnyeriContoh:prostaglandin, leukotrien, bradikinin pada nyeri inflamasisubstance P, CGRP (calcitonin gene-related peptide) pada nyeri neurogenikPersepsi nyeriSetelah sampai di otak nyeri dirasakan secara sadarmenimbulkan respon: Aduuh ..!!

  • Nyeri neuropatikBerbeda dari nyeri nosiseptifNyeri biasanya bertahan lebih lama dan merupakan proses input sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer atau CNSBiasanya lebih sulit diobatiMekanismenya mungkin karena dinamika alami pada sistem sarafPasien mungkin akan mengalami : rasa terbakar, tingling, shock like, shooting, hyperalgesia atauallodynia.

  • Karakteristik nyeri akut dan kronis

    KarakteristikNyeri akut Nyeri kronis

    Peredaaan nyeriKetergantungan thdp obatKomponen psikologisPenyebab organik

  • GEJALA DAN TANDANyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli (tingling), menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinyaSuatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali (mis. tajam menjadi tumpul)Gejala kadang bersifat nonspesifikNyeri akut dpt mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasistapi tidak bersifat diagnostikUntuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyataPerlu diingat : nyeri bersifat subyektif !!

  • INTENSITAS NYERI

  • PAIN DRAWING

  • Tujuan Penatalaksanaan NyeriMengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeriMenurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persistenMengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeriMeminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeriMeningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

  • STRATEGI TERAPITerapi non-farmakologiIntervensi psikologis: Relaksasi, hipnosis, dll.Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) utk nyeri bedah, traumatik, danoral-facial2. Terapi farmakologiAnalgesik : non-opiat dan opiat

  • Prinsip penatalaksanaan nyeriPengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang paling kuatTahapannya:Tahap I analgesik non-opiat : AINSTahap II analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)Tahap III analgesik opiat lemah + AINS + ajuvanTahap IV analgesik opiat kuat + AINS + ajuvanContoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis 2, dll.

  • Pengobatan palliative

  • PENATALAKSANAAN NYERI NEUROPATIHampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioidTerapi utamanya : the tricyclic antidepressants (TCA's), the anticonvulsants and the systemic local anesthetics.Agen farmakologi yang lain : corticosteroids, topical therapy withsubstance P depletors, autonomic drugs and NMDA receptor antagonistsContoh obat baru : pregabalin (Lyrica) dari Pfizer untuk nyeri neuropati

  • MACAM ANALGESIKnon opiatParasetamolSalisilat:AspirinMg salisilatDiflunisalFenamat:MeklofenamatAsam mefenamatAsam asetatNa diklofenakAntalginAsam propionat:IbuprofenFenoprofenKetoprofenNaproksenAsam pirolizinkarboksilat:KetorolakInhibitor Cox-2CelecoxibValdecoxib

  • Tindakan Non Farmakologis (1)Penanganan fisik/stimulasi fisik Stimulasi kulit Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri

  • Tindakan Non Farmakologis (2)Stimulasi electric (TE NS)Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS/ transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.

  • Tindakan Non Farmakologis (3)AkupunturAkupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri. Jarum jarum kecil yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.PlaseboPlasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya.

  • Tindakan Non Farmakologis (4)Intervensi perilaku kognitif meliputi RelaksasiRelaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar mencapai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.

  • Tindakan Non Farmakologis (5) Intervensi perilaku kognitif Umpan balik biologisTerapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut.Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang elektroda pada pelipis.

  • Tindakan Non Farmakologis (5) Intervensi perilaku kognitif HipnotisMembantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.DistraksiMengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan (massase, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)

  • Guided Imagery (Imajinasi terbimbing)Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klienApabila klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.

  • *