Penatalaksanaan Anak Dg PJB

14
MATERI KEPERAWATAN ANAK. PENATALAKSANAAN ANAK DENGAN PJB. A. Definisi Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235) PJB yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect(ASD). Masyarakat awam sering melihat kedua

description

artikel

Transcript of Penatalaksanaan Anak Dg PJB

Page 1: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

MATERI KEPERAWATAN ANAK.

PENATALAKSANAAN ANAK DENGAN PJB.

A. Definisi

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI

pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta

desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara

fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi

ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup

disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus :

PDA).

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus

arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal)

pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya

darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang

bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)

PJB yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum

bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect

(VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau

lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect(ASD).  Masyarakat

awam sering melihat kedua kelainan jantung ini dikenal dengan

sebutan jantung bocor.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui

secara pasti, tetapi beberapa faktor diduga mempunyai pengaruh

pada peningkatan angka kejadian kelainan-kelainan jantung bawaan.

Faktor-faktor tersebut adalah:

Page 2: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

1. Faktor Prenatal :

a) Ibu menderita penyakit infeksi virus TORCH: (toksoplasma,

rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex)

b) Ibu alkoholisme dan perokok.

c) Umur ibu lebih dari 40 tahun.

d) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan

insulin.

e) Ibu meminum obat-obatan atau jamu.

2. Faktor Genetik :

a) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

b) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.

c) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.

d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung

dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

C. Tanda dan Gejala

1. Pada saat bayi:

a. Saat lahir dapat dijumpai gangguan pernapasan. Pada yang

berat bahkan dapat berakibat kematian. Pada PJB biru, anak

tampak biru meskipun tidak sesak napas dan aktif. Namun

demikian, pada yang kompleks gejala sesak napas dan biru

dapat nampak bersamaan

b. Pada beberapa kasus yang berat dan kompleks, bayi baru lahir

segera memburuk dan meninggal dalam waktu dua hari

bersamaan dengan menutupnya pembuluh arteriosus Botalli.

PJB yang terakhir ini disebut sebagai PJB yang bergantung

pada duktus (duct dependent lesion)Anak menetek tidak kuat,

sering melepaskan puting ibu istirahat sebentar kemudian

melanjutkan minum lagi.

Page 3: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

c. Saat menetek/minum, bayi nampak berkeringat banyak di dahi,

napas terengah-engah. Minum tidak bisa banyak dan tidak

lama.

d. Berat badan tidak naik-naik atau naik kurang dari grafik/pita

pertumbuhan yang sesuai pada KMS.

e. Anak sering sakit batuk dan sesak napas yang sering disebut

sebagai pneumonia atau bronkopneumonia.

f. Daya tahan tubuh terhadap penyakit kurang, sebagai akibatnya

bayi sering sakit-sakitan.

g. Anak yang menderita PJB biru, saat lahir nampak kebiru-biruan

di mulut dan lidah serta ujung-ujung jari, meskipun anak tampak

aktif ceria dan menangis kuat. Pada beberapa anak, warna

kebiruan pada mulut, lidah dan ujung-ujung jari tersebut baru

nampak setelah berusia beberapa bulan.

h. Serangan biru dapat terjadi pada anak dengan PJB biru yang

ditandai dengan bayi menangis terus menerus tidak berhenti-

berhenti. Anak tampak semakin biru, napas tersengal-sengal.

Bila berat, dapat mengakibatkan kejang bahkan kematian.

i. Kelainan jantung sering juga ditemukan secara tidak sengaja

oleh dokter pada saat bayi berobat utk penyakit lainnya atau

saat datang untuk imunisasi. Dokter mendengar adanya bising

jantung saat memeriksa jantung bayi dengan menggunakan

stetoskop.

2. Gejala pada anak

a. Berat badan anak naik tidak memuaskan dengan kata lain

pertumbuhannya terhambat

b. Perkembangan terlambat

c. Cepat lelah saat bermain, napas terengah-engah, berkeringat

banyak lebih dari anak yang lain.

d. Anak yang menderita PJB biru: tampak kebiruan pada mulut,

lidah dan ujung-ujung jari, sering jongkok saat bermain, ujung

Page 4: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

jari membulat sehingga jari2 tampak seperti pemukul

genderang.

e. Serangan biru ditandai dengan napas terengah-engah, anak

tampak lebih biru daripada biasanya, bila berat mengakibatkan

anak pingsan bahkan kematian.Pertumbuhan dan

perkembangannyapun terlambat

3. Pada remaja

a. Tanda-tanda masa remajanya terlambat, misalnya pada anak

perempuan terlambat haid, payudara masih rata.

b. Pada anak laki-laki pertumbuhan cepatnya tertunda.

c. Anak tampak kurus

d. Aktivitas tidak mampu berlari jauh atau bermain lama seperti

anak lainnya

e. Sering batuk-batuk dan napas terengah-engah

f. Berkeringat banyak pada wajah saat beraktivitas

g. Pada yang sudah diketahui menderita kebocoran jantung, bila

sampai remaja tidak ada tindakan koreksi, dapat

mengakibatkan sindroma Eisenmenger, yaitu anak yang

semula tidak sianosis (biru), mulai nampak kebiruan seperti

penderita PJB sianotik. Kondisi ini sangat berbahaya.

D. Komplikasi

1. Endokarditis

2. Obstruksi pembuluh darah pulmonal

3. CHF

4. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)

5. Enterokolitis

6. Nekrosis

7. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom

gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner)

8. Perdarahan

Page 5: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

9. Gastrointestinal (GI)

10. Penurunan jumlah trombosit

11. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.

12. Aritmia

13. Gagal tumbuh

(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani,

2001 ; 236)

E. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberian

obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan

untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan

beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor

prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus,

pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis

bakterial.

a) Pembedahan :

Pemotongan atau pengikatan duktus.

b) Non pembedahan :

Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu

kateterisasi jantung.

(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 236).

2. Penatalaksanaan Keperawatan

a) Ruangan harus cukup ventilasi, tetapi tidak boleh terlalu dingin.

b) Baringkan dengan kepala lebih tinggi (semi-fowler)

c) Jika bsanyak lendir baringkan dengan letak kepala ekstensi

dengan memberi ganjal di bawah bahunya (untuk memudahkan

lendir keluar)

Page 6: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

d) Sering isap lendeirnya; bila terlihat banyak lendir di dalam

mulut, bila akan memberi minum, atau bila akan mengubah

sikap berbaringnya.

e) Ubah sikap berbaringnya setiap 2 jam, lap dengan air hangat

bagian yang bekas tertekan dan diberi bedak.

f) Bila dispena sekali berikan O2 2-4 per menit. Lebih baik periksa

astrup dahulu untuk menentukan kebutuhan O2 yang

sebenarnya sesuai dengan kebutuhan. Mungkin perlu korelasi

asidosis.

g) Observasi tanda vital, terutama pernapasan, suhu dan nadi,

catat dalam catatan perawatan.

h) Observasi kebutuhan nutrisi: Karena bayi susah makan/minum

susu maka masukan nutrisi tidak mencukupi kebutuhannya

untuk pertumbuhan. Kecukupan makanan sangat diperlukan

untuk mempertahankan kesehatan bayi sebelum oprasi.

Makanan bayi yang terbaik adalah ASI, bila tidak ada ASI

diganti dengan susu formula yang cocok. Berikan makanan

tambahan sesuai denga umurnya.

F. Pencegahan

1. Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan saat kehamilan yang

rutin sangat diperlukan. Dengan kontrol kehamilan yang teratur,

maka PJB dapat dihindari atau dikenali secara dini.

2. Kenali faktor risiko pada ibu hamil yaitu penyakit gula maka kadar

gula darah harus dikontrol dalam batas normal selama masa

kehamilan, usia ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam

keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down sindrom ,

penyakit jantung dalam keluarga. Perlu waspada ibu hamil dengan

faktor resiko meskipun kecil kemungkinannya.

3. Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi adanya PJB pada

janin dengan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini sangat

Page 7: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

tergantung dengan saat dilakukannya USG, beratnya kelainan

jantung dan juga kemampuan dokter yang melakukan

ultrasonografi. Umumnya, PJB dapat terdeteksi pada saat USG

dilakukan pada paruh kedua kehamilan atau pada kehamilan lebih

dari 20 minggu. Apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan

jantung pada janin, maka penting untuk dilakukan pemeriksaan

lanjutan dengan fetal ekokardiografi. Dengan pemeriksaan ini,

gambaran jantung dapat dilihat dengan lebih teliti.

4. Pencegahan dapat dilakukan pula dengan menghindarkan ibu dari

risiko terkena infeksi virus TORCH (Toksoplasma, Rubela,

Sitomegalovirus dan Herpes). Skrining sebelum merencanakan

kehamilan. Skrining ini yang juga dikenal dengan skrining TORCH

adalah hal yang rutin dilakukan pada ibu-ibu hamil di negara maju,

namun di Indonesia skrining ini jarang dilakukan oleh karena

pertimbangan finansial. Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah

penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil.

5. Konsumsi obat-obatan tertentu saat kehamilan juga harus

dihindari karena beberapa obat diketahui dapat membahayakan

janin yang dikandungnya. Penggunaan obat dan antibiotika bisa

mengakibatkan efek samping yang potensial bagi ibu maupun

janinnya. Penggunaan obat dan antibiotika saat hamil seharusnya

digunakan jika terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama

pengobatan wanita hamil dengan penyakit adalah dengan

memikirkan pengobatan apakah yang tepat jika wanita tersebut

tidak dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai macam

pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua adalah

mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan janinnya

6. Hindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang

pada masa kehamilan

7. Hindari paparan asap rokok baik aktif maupuin pasif dari suami

atau anggota keluarga di sekitarnya.

Page 8: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

8. Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker

pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun dari karbon dioksida.

Page 9: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

Arief dan Kristiyanasari, Weni, 2009. Neonatus dan asuhan keperawatan

anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan

Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001

Latief , dkk. 2005. Ilmu Kesehatan Anak ,buku kuliah 2. Bagian Ilmu

Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Wong, L Donna ( 2003 ) Wong and Whaley’s clinical manual of pediatric

nursing, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

http://sudiarie.wordpress.com/2011/03/02/penyakit-jantung-bawaan-pjb/

diakses 01/04/2013

http://duniakeperawatan2011.blogspot.com/2011/04/askep-penyakit-

jantung- bawaan.html diakses 01/04/2013

Page 10: Penatalaksanaan Anak Dg PJB

DAFTAR PUSTAKA