Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

32
Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-data yang kita temukan dalam anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihan terhadap pemeriksaan- pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan. Pada bidang ilmu bedah ortopedi, pemeriksaan fisik pada dasarnya dibagi atas dua jenis, yaitu: 1. Pemeriksaan fisik umum 2. Pemeriksaan fisik ortopedi a. Pemeriksaan fisik ortopedi umum b. Pemeriksaan fisik ortopedi regional I. Pemeriksaan Neurologik Anggota Gerak Atas

description

orto

Transcript of Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Page 1: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Pemeriksaan fisik mempunyai arti yang penting dalam menguatkan data-data yang kita

temukan dalam anamnesis dan sekaligus memberikan kepada kita pilihan terhadap pemeriksaan-

pemeriksaan khusus atau tambahan yang perlu kita lakukan. Pada bidang ilmu bedah ortopedi,

pemeriksaan fisik pada dasarnya dibagi atas dua jenis, yaitu:

1. Pemeriksaan fisik umum

2. Pemeriksaan fisik ortopedi

a. Pemeriksaan fisik ortopedi umum

b. Pemeriksaan fisik ortopedi regional

I. Pemeriksaan Neurologik Anggota Gerak Atas

Pemeriksaan neurologik perlu dilakukan pada kelainan di daerah leher karena lesi pada

daerah servikal sering menyebabkan gangguan pada plexus brakialis.

a. Sistem muskuler. Otot bahu, lengan atas, lengan bawah dan tangan harus diperiksa

apakah ada kelemahan atau fasikulasi otot. Pemeriksaan meliputi tonus dan

kekuatan dari setiap otot dan membandingkannya dengan anggota gerak yang

berlawanan.

Page 2: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

b. Sistem sensoris. Pemeriksaan sensibiltas penderita meliputi rasa raba dan tusuk.

Pada kasus tertentu juga dilakukan uji sensibilitas stimulus yang dalam, posisi

sendi, vibrasi, rasa panas dan dingin. Daerah lesi sesuai dengan distribusi saraf yang

mengalami gangguan sehingga bila terdapat gangguan sensori pada daerah tertentu,

maka kita dapat memperkirakan lesi terjadi pada saraf yang mana sesuai dengan

percabangan / distribusi dari saraf yang mengalami gangguan.

c. Kelenjar keringat. Keringat timbul bila terjadi hubungan serabut saraf sudomotor.

d. Refleks. Pemeriksaan refleks otot dilakukan dengan membandingkan reflex biseps

(C6), triseps (C7) dan brakioradialis (C6) dari lengan kiri dan kanan. Refleks yang

ditemukan menentukan apakah ada gangguan neurologis dan jika ada apakah jenis

upper motor neuron atau lower motor neuron dan asal dari akar atau cabang saraf.

Lesi plexus brachialis bagian atas diakibatkan oleh gerakan yang berlebihan dari kepala

ke sisi yang berlawanan dan penekanan bahu pada sisi yang sama. Ini menyebabkan traksi

yang hebat atau bahkan robekan radix C5 dan C6 plexus brachialis. Hal ini terjadi pada bayi

dengan proses persalinan yang sulit atau pada orang dewasa setelah pukulan atau jatuh pada

bahu. Nervus suprascapular, saraf untuk musculus subclavius, nervus musculocutaneus, dan

nervus axillaris, mempunyai serabut-serabut yang berasal dari C5 dan C6, oleh karena itu

semua nervus yang disebutkan di atas tidak akan berfungsi. Otot-otot berikut ini akan

paralysis:

1. Musculus supraspinatus (abductor articulatio humeri) dan musculus infraspinatus

(rotator lateral articulatio humeri)

2. Musculus subclavius (menurunkan clavicula)

3. Musculus biceps brachii (supinator lengan bawah, flexor articulatio cubiti, dan

flexor lemah articulatio humeri) dan sebagian besar musculus brachialis (flexor

articulatio cubiti) serta musculus coracobrachialis (flexor articulatio humeri)

4. Musculus deltoideus (abductor articulatio humeri) dan musculus teres minor (rotator

lateralis articulatio humeri). Jadi, lengan akan tergantung lemas di sisi badan, rotatio

medialis oleh bagian stemocostalis musculus pectoralis major yang tidak

Page 3: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

mendapatkan perlawanan, lengan bawah akan pronatio karena hilangnya fungsi

msuculus biceps brachii. Posisi extremi-tas superior pada keadaan ini seperti

seorang penjaga pintu atau penjaga yang menunggu tip ( Waiter’s Tip ). Selain itu

terdapat kehilangan sensasi di lateral lengan.

Lesi plexus brachialis bagian bawah biasanya di-sebabkan oleh tarikan abductio

berlebihan pada lengan, misalnya yang terjadi jika seseorang jatuh dari tempat yang tinggi,

dan berusaha memegang suatu objek untuk menyelamatkan dirinya. Nervus thoracica I

biasanya robek. Serabut-serabut saraf dari segmen ini berjalan di dalam nervus ulnaris dan

nervus medianus untuk menyarafi seluruh otot kecil tangan. Tangan akan berbentuk seperti

cakar ( Claw Hand ) karena hyperextentio articulatio metacarpophalangea dan flexio

articulatio inter-phalangea.

Musculus extensor digitorum tidak mendapatkan perlawanan oleh gaya musculi

lumbricales serta musculi interossei dan mengekstensikan articulatio metacarpophalangea;

Musculus flexor digitorum superficialis dan profundus tidak mendapatkan perlawanan oleh

gaya musculi lumbricales serta musculi interossei dan masing-masing memfleksikan

phalanges media dan phalanges distal. Selain itu akan terdapat kehilangan sensasi

disepanjang sisi medial lengan atas. Bila nervus cervicalis VIII juga rusak, maka anastesi

yang terjadi akan lebih luas dan akan meliputi sisi medial medial lengan bawah, tangan serta

dua jari medial.

Page 4: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

1. Nervus Thoracalis Longus

Nervus thorakalis longus berasal dari C5, 6 dan 7 dan menyarafi musculus seratus

anterior dapat cedera oleh pukulan atau tekanan pada trigonum posterior atau selama operasi

radikal mastektomi. Paralisis musculus serratus anterior mengakibatkan ketidakmampuan

scapula melakukan rotatio selama gerakan abductio lengan atas leblh besar dari sembilan

puluh derajat. Oleh karena itu pasien sulit mengangkat lengan di atas kepala. Margo vertebra

is dan angulus inferior scapulae tidak lagi menempel dengan erat pada dinding thorax dan

akan menonjol ke posterior, disebut scapula bersayap/scapula alata (winged scapula).

2. Nervus Axillaris

Nervus axillaris yang berasal dari fasciculus posterior plexus brachialis (C5 dan 6) dapat

cedera oleh tekanan tongkat/kruk yang menekan ke atas ke fossa axillaris. Nervus axillaris

dari fossa axillaris berjalan ke dorsal melalui spatium quadrilateral, hal ini menyebabkan

nervus axillaris di tempat ini mudah cedera pada pergeseran letak caput humeri pada

dislokasi bahu atau fraktur collum humeri. Kelainan ini menimbulkan paralisis musculus

deltoideus dan musculus teres minor; gangguan fungsi ramus cutaneus nervi axillaris dan

nervus cutaneus lateralis superior untuk lengan atas, dan akibatnya kehilangan sensasi kulit

setengah bagian bawah musculus deltoideus. Paralisis musculus deltoideus cepat mengalami

atrofi dan tuberculum majus yang terletak di bawahnya dapat dipalpasi. Karena musculus

supraspinatus merupakan satu-satunya abductor articulatio humeri lainnya, maka gerakan ini

sangat terganggu. Paralisis musculus teres minor tidak ditemukan di klinlk.

Page 5: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

3. Nervus Radialis

Nervus Radialis berasal dari Fasciculus Posterior Plexus Brachialis, dapat cedera di axilla

oleh tekanan tongkat/kruk yang menekan ke atas ke fossa axillaris atau pada pemabuk yang

jatuh tertidur dengan lengan atas terletak di belakang kursi. Nervus radialis dapat juga cedera

hebat di axilla oleh fraktur atau dislokasio ujung proximal humerus. Bila humerus bergeser

ke kiri bawah pada dislokasio humeri, nervus radialis yang melingkar di belakang corpus

humeri akan tertarik keatas bawah dan menegangkan nervus radialis di axilla dengan hebat.

Gejala klinik cedera nervus radialis di axilla diantaranya pada Motorik Musculus triceps,

musculus anconeus, dan otot-otot extensor panjang regio carpalis paralisis, yaitu pasien tidak

dapat mengekstensiokan articulatio cubiti, articulatio radiocarpalis, dan jari. Wristdrop atau

flexio regio carpalis terjadi sebagai akibat dari tidak adanya perlawanan dari otot-otot flexor

regio carpalis.

Wristdrop sangat mengganggu, karena orang tidak dapat memflexiokan jari-jari secara

kuat untuk menggengam sebuah objek dengan regio carpalis dalam keadaan flexio

maksimal. Bila regio carpalis dan phalanges proximal secara pasif diextentiokan dengan

memegangnya pada posisi tersebut dengan tangan lainnya, phalanges media dan distal jari-

jari dapat diextentiokan oleh gerakan musculi lumbricales dan musculi interossei yang

berinsertio pada expansi extensorum. Musculus brachioradialis dan musculus supinator juga

paralisis, tetapi supinatio masih dapat dilakukan oleh musculus biceps brachii. Sensorik

Terdapat hilangnya sedikit sensasi kulit pada permukaan posterior bagian bawah lengan atas

dan sepanjang bidang sempit pada permukaan posterior lengan bawah. Terdapat variasi dari

luasnya area yang kehilangan sensasi di bagian lateral dorsum manus dan pangkal tiga

setengah jari lateral. Relatif jarang ditemukan area dengan anestesi total, karena terdapat

tumpangtindih dari persarafan sensorik oleh saraf-saraf yang berdekatan.

Page 6: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Di sulcus spiralis humeri, nervus radialis dapat cedera pada fraktur corpus humeri atau

setelah pembentukan callus. Tekanan bagian belakang lengan atas pada pinggir meja operasi

pada pasien yang tidak sadar dapat juga mencederai saraf pada sisi tersebut. Pemakaian pembalut

yang lama pada lengan atas seseorang dengan musculus triceps yang kecil sering diikuti dengan

paralysis radial sementara. Gejala-gejala klinis pada cedera nervus radialis di sulcus spiralis

adalah sebagai berikut:

a. Motorik : Pasien tidak dapat mengextentiokan regio carpalis dan jari-jari, dan terjadi

wristdrop

b. Sensorik : Terdapat sedikit daerah anestesi pada dorsum manus dan permukaan dorsal

pangkal tiga sete-ngah jari lateral.

c. Perubahan Trofik : Hanya ringan sekali atau tidak ada.

Ramus profundus nervi radialis adalah sebuah saraf motorik untuk otot-otot extensor yang

terdapat di ruang posterior lengan bawah. Saraf ini dapat cedera pada fraktur ujung proximal

radius atau selama dislokasio capitulum radii. Bagian saraf ini yang menyarafi musculus

supinator dan musculus extensor carpi radialis longus mungkin tidak cedera. Karena musculus

extensor carpi radialis longus masih baik maka articulatio radiocarpal is tetap dapat melakukan

extentio, sehingga tidak terjadi wristdrop. Tidak terdapat kelainan sensorik karena saraf ini

adalah saraf motorik. Terpotongnya ramus superficial is nervi radialis yang bersifat sensorik

seperti pada luka tusuk, meng-akibatkan timbulnya area anestesi kecil yang bervariasi di sekitar

dorsum manus dan permukaan dorsal pangkal tiga setengah jari lateral jari.

JEPITAN NERVUS RADIALIS

Cabang interoseus posterior dari nervus radialis berada di dalam saluran antara muskulus

radiafis dan muskulus brakio-radialis. Nervus interoseus posterior selanjutnya berjalan di

belakangdan sekitaMeher dari radius di antara kedua kaput muskuius supinator. Jepitan nervus

radialis dapat terjadi pada waktu nervus interoseus posterior rrienuju supinator. Jepitan yang

terjadi bisa berupa pita yang menekan, ganglion, lipoma atau fibroma pada daerah leher radius.

Page 7: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Pemeriksaan harus dilakukan untuk menentukan lokalisasi terjadinya jepitan atau tekanan.

Pengobatan berupa tindakan operasi untuk membebaskan jepitan dan menghilangkan tekanan,

tetapi sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan untuk menentukan lokalisasi jepitan.

4. Nervus Musculocutaneus

Nervus musculocutaneus jarang cedera karena letaknya terlindung di bawah musculus biceps

brachii. Bila saraf ini cedera pada bagian atas lengan atas maka musculus biceps brachii serta

musculus coracobrachialis akan paralisis dan musculus brachialis akan paresis (musculus

brachialis dipersarafi juga oleh nervus radialis). Flexio lengan bawah pada sendi siku dilakukan

oleh sisa musculus brachialis dan otot-otot flexor lengan bawah. Waktu lengan bawah berada

pada posisi pronatio, musculus extensor carpi radialis longus dan musculus brachioradialis

memban-tu flexio lengan bawah. Juga terdapat kehilangan sensasi di sepanjang sisi lateral lengan

bawah. Luka atau terpotongnya lengan bawah dapat memutuskan nervus cutaneus antebrachii

lateralis, yang merupakan lanjut-an nervus museulocutaneus di bawah fossa cubiti, dan

mengakibatkan anestesi di sepanjang sisi lateral lengan bawah.

5. Nervus Medianus

Nervus medianus berasal dari fasciculus lateralis dan medialis plexus brachialis, tidak

memberikan cabang cutaneus atau cabang motorik di axilla ataupun di lengan atas. Pada

sepertiga atas bagian depan lengan bawah, oleh cabang-cabang yang tidak mempunyai nama atau

melalui ramus interosseus anterior menyarafi semua otot-otot bagian depan lengan bawah

kecuali musculus flexor carpi ulnaris dan setengah bagian medial musculus flexor digitorum

profundus, yang dipersarafi oleh nervus ulnaris.

Page 8: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Dari segi klinik, nervus medianus kadang-kadang cedera di daerah siku pada fraktur

supracondylaris humeri. Paling sering cedera oleh luka bacokan atau karena pecahan kaca pada

bagian proximal retinaculum musculorum flexorum; di sini nervus medianus terletak di dalam

celah antara tendo-tendo musculi flexor carpi radialis dan musculus flexor digitorum

superficialis, ditutupi oleh musculus palmaris longus. Gejala-gejala klinik pada cedera nervus

medianus adalah sebagai berikut:

1. Cedera nervus medianus di Siku

a. Motorik : Musculus pronator di lengan bawah be-serta otot-otot flexor panjang

regio carpalis dan jari, kecuali musculus flexor carpi ulnaris dan setengah bagian

medial musculus flexor digitorum profundus akan paralisis. Sebagai akibatnya,

lengan bawah berada dalam posisi supinatio, flexio regio carpalis lemah dan

disertai dengan adductio. Kelainan yang terakhir ini disebabkan oleh paralisis

musculus flexor carpi radialis dan kontraksi musculus flexor carpi ulnaris serta

setengah bagian medial musculus flexor digitorum profundus. Flexio tidak

mungkin dilakukan pada articulatio interphalangea index dan jari tengah,

meskipun flexio lemah articulatio metacarpophalangea jari tersebut dapat

dilakukan oleh musculi interossei. Jika pasien mencoba mengepalkan jari, index

dan sebagian jari tengah cen-derung tetap lurus, sedangkan digitus anularis dan

digitus minimus dalam keadaan flexio. Flexio dari kedua jari yang terakhir ini

lemah karena hilangnya fungsi musculus flexor digitorum superficialis.Flexio

phalanges terminal pollex hilang karena paralisis musculus flexor pollicis

longus. Otot-otot eminentia thenar paralisis dan atrofi, sehingga eminentia

menjadi rata. Ibu jari berotasio ke lateral dan adductio. Tangan tampak rata dan

"seperti tangan monyet".

b. Sensorik : Sensasi kulit hilang atau berkurang pada setengah bagian lateral

telapak tangan dan permukaan palmar tiga setengah jari lateral. Sensasi kulit

juga hilang pada bagian distal permukaan dorsal tiga setengah jari lateral.

Daerah yang mengalami total anestesi sangat kecil karena persarafan yang

tumpah tindih dari saraf-saraf yang berdekatan.

Page 9: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

c. Perubahan Vasomotor : Daerah kulit yang mengalami anestesi lebih hangat dan

lebih kering daripad; normal, karena dilatasi arteriola dan hilangnya keringat

karena kehilangan kontrol simpatis.

d. Perubahan Trofik : Pada kasus-kasus yang sudah lama, perubahan didapatkan

pada tangan dan jari. Kulit kering dan bersisisik, kuku mudah patah dan atrofi

pulpa jari.

2. Cedera Nervus Medianus pada Pergelangan Tangan

a. Motorik : Otot-otot eminentia thenar paralisis dan atrofi sehingga eminentia

akan hilang/menjadi rata. Pollex rotatio ke lateral dan adductio. Tangan terlihat

rata dan "seperti tangan monyet". Gerakan oppositio pollex tidak mungkin

dilakukan. Musculus lumbricalis I dan II paralisis, yang dapat dilihat bila pasien

diminta untuk membuat kepalan dengan perlahan-lahan, pollex serta index

cenderung tertinggal di belakang digitus anularis dan digitus minimus.

b. Sensorik, Vasomotor, dan Perubahan Trofik : Perubahan-perubahan ini sama

dengan yang ditemukan pada lesi di siku.

Mungkin kerusakan yang paling serius dari semua cedera nervus medianus adalah

kehilangan kemampuan melakukan oppositio pollex ke jari lain dan hi-langnya sensasi pada

jari lateral. Gerakan menjepit yang halus dari tangan tidak dapat dilakukan.

Page 10: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Nervus medianus dapat mengalami jepitan pada dua tempat dan menimbulkan kelainan

yang berbeda, yaitu:

SINDROMA TEROWONGAN KARPA ( CARPAL TUNNEL SYNDROME ).

Sindroma terowongan karpal terjadi pada pergelangan tangan. Penyebab yang pasti

umumnya tidak diketahui. Pada beberapa kasus kelainan ini ditemukan bersama dengan

fraktur pergelangan tangan, osteoartritis, penyakit Paget tulang, mieloma, akromegali,

hipertiroidisme, penderita diabetes, dan alkoholisme.

Kelainan ini terutama ditemukan pada wanita yang berumur 40-60 tahun, bersifat

bilateral sebesar 2030% dan biasanya berlangsung 6-12 bulan. Ditemukan rasa tebal, perih

dan tertusuk pada jari terutama ujung ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Gejala bertambah

hebat pada malam hari, pada saat bangun, pada waktu mengangkat tangan atau sstelah

mengerjakan sesuatu seperti menjahit, mengetik. Gejala dapat bertambah berat pada masa

kehamilan. Bila kelainan sudah berlangsung lama maka terdapat atrofi muskulus abduktor

polisis brevis pada bagian penonjolan tenar disertai gangguan sensibilitas. Setengah dari

penderita mempunyai gejala klinis yang ringan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan

pemeriksaan klinik semata-mata, selain itu diagnosis dapat ditegakkan dengan

eiektrodiagnosis yaitu dengan pemeriksaan konduksi saraf. Pengobatan dapat dilakukan

secara :

1. Konservatif

• Pemberian obat-obatan misalnya vitamin B12 untuk jangka waktu panjang

• Pemakaian bidai pada lengan bawah

• Injeksi lokal hidrokortison

2. Operatif

Page 11: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Tindakan operatif yang dilakukan berupa dekompresi dan pemotongan

retinakulum fleksor pada pergelangan tangan-disertai dengan neurolisis

ekstema/interna pada nervus medianus. Semua perdarahan kecil harus diligasi

agar tidak terjadi fibrosis di kemudian hari. Pada saat ini dengan kemajuan

pembedahan tindakan operasi dapat dilakukan dengan artroskopi untuk

membebaskan semua jepitan.

SINDROMA PRONATOR TERES

Sindroma pronator teres merupakan suatu sindroma jepitan saraf medianus yang terjadi

pada cabang nervus medianus sewaktu melewati kepala pronator teres di daerah sendi siku.

Penderita mempunyai riwayat menggunakan tangan pada posisi pronasi secara terus-

menerus, gejala nyeri pada lengan bawah bagian proksimal dan anaestesia pada daerah

lengan bawah, ibu jari dan jari kelingking yang dipersarafi oleh cabang nervus medianus.

Kelemahan otot fleksor polisis longus dan abduktor polisis brevis dan kadang-kadang

mengenai fleksor digitorum profundus dan otot-otot muskulus oponen polisis.

Pada pemeriksaan dapat ditemukan:

1. Nyeri pada otot pronator teres

2. TandaTinel positif

Pengobatan yang dilakukan berupa pembebasan saraf di antara dua kepala dari Pronator

teres.

6. Nervus Ulnaris

Nervus ulnaris paling sering cedera di daerah siku karena di tempat ini nervus ulnaris

terletak di belakang epicondylus medialis, dan di regio carpalis, saraf ini bersama dengan

arteria ulnaris terletak di depan retinaculum musculorum flexorum. Cedera pada siku

biasanya dihubungkan dengan fraktur epicondylus medialis humeri. Letak saraf ini yang

superficial di regio carpalis, menyebabkan nervus ulnaris mudah cedera oleh luka potong

dan bacok. Gejala-gejala klinik pada cedera nervus ulnaris adalah sebagai berikut:

1. Cedera Nervus Ulnaris pada Siku

Page 12: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

a. Motorik : Musculus flexor carpi ulnaris dan setengah bagian medial musculus

flexor digitorum profundus mengalami paralisis. Paralisis musculus flexor carpi

ulnaris dapat dilihat dengan menyuruh pasien mem-buat tinju yang kuat. Dalam

keadaan normal, aksi sinergis dari tendo musculi flexor carpi ulnaris dapat dilihat

pada saat tendo ini berjalan melewati os pisiforme; tegangan tendo akan hilang

bila terdapat paralisis otot ini. Tendo musculi flexor digitorum profundus untuk

digitus anularis dan digitus minimus akan kehilangan fungsinya, dan karena itu

phalanges distalis jari ini tidak dapat melakukan flexio. Flexio sendi regio carpalis

dapat dilakukan pada waktu abductio, karena paralisis musculus flexor carpi

ulnaris. Pinggir medial lengan bawah bagian depan akan menjadi rata, karena

atrofi musculus flexor carpi ulnaris dan bagian medial musculus flexor digitorum

profundus.

Otot-otot kecil tangan akan paralisis, kecuali otot-otot eminentia thenar

dan dua musculi lumbricales yang pertama yang dipersarafi oleh nervus

medianus. Penderita tidak dapat melakukan adductio dan abductio jari, dan

sebagai akibatnya tidak dapat menjepit secarik kertas di antara jari. Ingatlah

bahwa musculus extensor digitorum dapat melakukan sedikit abductio jari, tetapi

hanya bila articulatio metacarpophalangea dalam keadaan hyperextentio.

Tidak mungkin untuk melakukan adductio pollex, sebab musculus

adductor pollicis lumpuh. Bila pasien diminta untuk menjepit secarik kertas di

antara pollex dan index, dia melakukannya dengan kontraksi kuat musculus

flexor pollicis longus dan flexio phalanges distal (tanda Froment).

Articulatio metacarpophalangea akan hiperextentio karena paralisis

musculi lumbricales dan musculi interossei yang dalam keadaan normal

melakukan flexio sendi-sendi ini. Karena musculus lumbricalis 1 dan 11 tidak

lumpuh (otot-otot ini dipersarafi oleh nervus medianus), hiperextentio articulatio

metacarpophalangea lebih menonjol pada jari IV dan V. Articulatio

interphalangea flexio, juga disebabkan oleh karena paralisis musculi lumbricales

dan musculi interossei, yang dalam keadaan normal melakukan extentio sendi-

sendi ini melalui expansi extensorum. Kelainan flexio pada articulatio

Page 13: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

interphalangea jari keempat dan kelima sangat jelas karena musculus lumbricalis

I dan II dari index dan jari tengah tidak lumpuh. Pada kasus-kasus yang sudah

lama, tangan memperlihatkan bentuk deformitas "seperti cakar" {main en

griffe). Atrofi otot-otot yang paralisis mengakibatkan meratanya eminentia

hypothenar dan hilangnya lengkung pinggir medial tangan. Pemeriksaan pada

dorsum manus akan memperlihatkan alur di antara ossa metacarpi karena atrofi

musculi interosseus dorsales

b. Sensorik : Hilangnya sensasi kulit dapat dilihat pada sekitar permukaan anterior

dan posterior sepertiga bagian medial tangan dan satu setengah jari medial.

c. Perubahan Vasomotor : Daerah kulit yang kehi-langan sensasi sensoriknya akan

lebih hangat dan lebih kering dari normal, karena dilatasi arteriola dan hilangnya

keringat karena kehilangan kontrol simpatis.

2. Cedera Nervus Ulnaris di Pergelangan Tangan

a. Motorik : Otot-otot kecil tangan akan paralisis dan atrofi, kecuali otot-otot

eminentia thenar dan dua musculi lumbricales pertama seperti dijelaskan di atas.

Clawhand lebih nyata pada lesi di regio carpalis karena musculus flexor

digitorum profundus tidak lumpuh dan terjadi flexio yang lebih nyata dari

phalanges distal.

b. Sensorik : Nervus ulnaris utama dan ramus cutaneus palmaris sering terputus;

ramus cutaneus posterior yang berasal dari truncus nervi ulnaris kurang lebih 2

Page 14: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

inci (6,25 cm) proximal dari os pisiforme biasanya tidak terkena. Oleh karena itu

kehilangan sensoris terbatas pada sepertiga medial telapak tangan dan

permukaan dorsal phalanges media dan distal jari-jari yang sama.

c. Perubahan vasomotor dan tropik sama dengan yang dijelaskan pada cedera di

siku. Penting untuk diingat bahwa pada cedera nervus ulnaris, makin tinggi lesi

makin tidak jelas clawhand.

Tidak seperti cedera nervus medianus, lesi pada nervus ulnaris tidak menyebabkan

gangguan fungsi Tangan yang mencolok. Sensasi sekitar bagian lateral tangan masih utuh, fungsi

menjepit dari polex dan index masih baik, meskipun ada kelemahan karena lumpuhnya musculus

adductor policis.

JEPITAN NERVUS ULNARIS

a. JEPITAN NERVUS ULNARIS PADA SENDI SIKU

Nervus ulnaris masuk ke dalam kompartemen ekstensor dari lengan atas melalui

septum intermuskularis ulnaris pada insersi muskulus deltoideus. Selanjutnya saraf ini

berada di belakang epikondilus medialis humerus dan mencapai kompartemen fleksor pada

lengan bawah dan berjalan di antara olekranon dan kaput epikondilus dari fleksor karpi

ulnaris. Sindroma jepitan nervus ulnaris merupakan penyebab tersering kedua setelah jepitan

nervus medianus. Jepitan nervus ulnaris dapat terjadi pada dua tempat yaitu pada sendi siku

dan pada pergelangan tangan.

Jepitan pada sendi siku disebut sebagai neuritis ulnar. Jepitan nervus ulnaris pada

daerah ini biasanya disebabkan oleh karena tekanan di bagian belakang epikondilus

medialis. Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh karena valgus pada sendi siku serta

fraktur kondilus lateralis humeri dan pada orang dewasa oieh karena adanya penyempitan

atau traksi yang berulang-ulang. Penyempitan dapat terjadi akibat adanya osteoartritis atau

osteofit pada cekungan nervus ulnaris. Pada kedua keadaan ini saraf mengalami fibrosis dan

apabila tidak dilakukan tindakan sesegera mungkin maka kelainan akan bersifat ireversibel.

Gambaran klinis yang biasa ditemukan yaitu penderita mengeluh adanya rasa tebal dan nyeri

di sekitar distribusi nervus ulnaris atau adanya gangguan gerakan halus pada jari-jari

Page 15: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

misalnya pada pemain musik. Pada pemeriksaan ditemukan hilangnya persarafan sensoris

nervus ulnaris pada sebagian jari kelingking dan sebagian metakarpal serta terdapat atrofi

dan kelemahan otot-otot yang dipersarafi nervus ulnaris dan keadaan kulit yang dilewati

nervus ulnaris menjadi kering. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah

pemeriksaan elektrodiagnostik.

Tindakan operatif biasanya merupakan jalan terbaik dengan pembebasan atau

transposisi nervus ulnaris pada tempat jepitan di pergelangan tangan.Setelah melewati

pergelangan tangan, nervus ulnaris berjalan secara superfisial melewati ligamentum karpal

transversa berjalan ke lateral dari tulang fusiformis dan masuk ke dalam kanalis Guyon.

Setelah itu saraf terbagi dalam dua bagian yaitu bagian superfisial dan bagian profunda di

dalam kanal dimanayang superfisialis menginervasi daerah kutaneus jari-jari dan bagian

profunda memberikan inervasi motorik pada tiga otot hipotenar, muskuius interoseus dan

sebagian muskulus lumbrikalis dan muskulus abduktor polisis.

Jepitan nervus ulnaris pada daerah ini dapat terjadi pada cabang profunda nervus

ulnaris, yang disebabkan oleh adanya ganglion padaaspek palmaris di daerah sendi karpal

yang menyebabkan tekanan pada cabang ini. Jepitan pada tempat ini biasanya setelah otot-

otot hipotenar sehingga otot-otot hipotenar biasanya tetap normal.

b. JEPITAN NERVUS ULNARIS PADA CABANG PALMAR BAGIAN PROKSIMAL

Pada kelainan ini, jepitan yang terjadi sedikit ke proksimal dan yang terkena

adalah otot-otot hipotenar tanpa mengenai cabang-cabang kutaneus. Gejalanya berupa

kelemahan dan atrofi otot-otot ulnar yang diinervasi oleh nervus ulnaris pada tangan

termasuk tonjolan hipotenar. Pada keadaan ini tidak ada gangguan sensoris. Kelainan ini

lebih banyak pada laki-laki umur 40 tahun dan biasanya oleh adanya trauma pada tangan

karena pekerjaan dan mungkin juga ditemukan adanya ganglion. Pengobatan dengan cara

operatif dengan menghilangkan penyebabnya.

II. Pemeriksaan Neurologik Anggota Gerak Bawah

1. Nervus Femoralis

Page 16: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

N. femoralis (L2, L3, dan L4) memasuki paha dari lipat belakang ligamentum

inguinale, pada titik pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan tuberculum

pubicum. Saraf ini terletak kira-kira satu jari lateral dari denyut nadi femoralis. Kira-kira

2 inci (5 cm) distal dari ligamentum inguinale, saraf ini membelah menjadi cabang-

cabang terminalnya.

N. femoralis dapat cedera oleh luka tusuk atau luka rus tembak, tetapi cedera total

pada saraf ini jarang terjadi. Gambaran klinis berikut dapat terjadi bila saraf ini rusak total.

a. Motorik: M. quadriceps paralisis, dan lutut tidak dapat diekstensikan. Pada waktu

berjalan, keadaan ini dengan derajat tertentu akan dikompensasi oleh otot-otot adductor.

Page 17: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

b. Sensorik: Sensibilitas kulit hilang pada sisi anterior dan medial paha, pada sisi medial

bagian distal tungkai bawah, dan sepanjang pinggir medial kaki sampai ke bagian bawah

ibu jari kaki; daerah ini biasanya dipersarafi oleh n. saphenus.

2. Nervus Ischiadicus

N. ischiadicus (L4 dan 5 dan S1, 2, dan 3) melengkung ke lateral dan turun ke bawah

melalui regio glutea, mula-mula terletak di pertengahan antara spina iliaca posterior superior

dan tuber ischiadicum; dan lebih ke bawah terletak di tengah-tengah antara ujung trochanter

major dan tuber ischiadicum. Saraf ini ke-mudian berjalan ke bawah pada garis tengah di

aspek posterior tungkai atas dan terbagi menjadi n. peroneus communis dan n. tibialis pada

tern pal yang bervariasi di atas fossa poplitea.

Page 18: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

Saraf ini kadang-kadang cedera oleh luka tembus, fractura pelvis, atau dislocatio

articulatio coxae. Paling sering cedera oleh tempat penyuntikan intrarnus-kular yang tidak

tepat di regio glutea. Untuk mencegah cedera ini, suntikan ke dalam m. gluteus maximus

atau m. gluteus medius seharusnya dilakukan pada kuadran lateral atas bokong agak ke

depan. Kebanyakan lesi saraf ini tidak total, dan 90% cedera biasanya terjadi pada bagian

peroneus communis dari saraf ini. Kedaan ini mungkin dapat dijelaskan oleh kenyataan

bawah serabut-serabut peroneus communis terletak paling superficial di dalam n.

ischiadicus. Gejala-gejala klinik berikut ini dapat terjadi:

a. Motorik: Otot-otot hamstring paralisis, tetapi fleksi lemah lutut masih mungkin

dilakukan karena kontraksi m. sartorius (n. femoralis) dan m. gracilis (n. obtura-

torius). Semua otot di bawah lutut paralisis, dan berat kaki menyebabkannya

mengambil posisi plantar-fleksi, atau foot-drop.

b. Sensorik: Sensibilitas di bawah lutut hilang, kecuali daerah sempit di sisi medial

bagian distal tungkai bawah dan sepanjang pinggir medial kaki sampai ke bagian

bawah ibu jari kaki, yang dipersarafi oleh n. sa-phenus (n. femoralis).

Hasil pengobatan dengan operasi n. ischiadicus kurang memuaskan. Gerakan aktif

otot-otot kecil kaki jarang pulih kembali, dan pemuiihan sensorik jarang sempuma.

Kehilangan sensibilitas telapak kaki meng-akibatkan ulcus tropicum mudah terjadi.

3. Nervus Peroneus Communis

N. peroneus communis terletak pada posisi superficial pada waktu saraf ini meriinf-

galkan fossa poplitea dan membelok di sekitar caput fibulae untuk masuk ke dalam m.

peroneus longus.Saraf ini biasanya cedera pada fractura caput fibulae dan oleh tekanan dari

gips atau bidai. Gejala-gejala berikut ini dapat ditemukan:

a. Motorik: Otot-otot ruang anterior dan lateral tungkai paralisis, yaitu m. tibialis

anterior, rn. extensor digitorum longus dan brevis, m. peroneus tertius, m.

extensor hallucis longus (dipersarafi oleh n. peroneus profundus), dan m.

peroneus longus serta m, peroneus brevis (dipersarafi oleh n. peroneus

superficialis), Afcibatnya otot-otot yang kerjanya berlawanan, yaitu otot

Page 19: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

plantarfleksi sendi pergelangan kaki dan inversio sendi subtalaris dan tarsal is

transversa menyebabkan kaki berada dalam posisi plantarfleksi (footdrop) dan

inversio, keadaan ini disebut equinovarus.

b. Sensorik: Hilangnya sensibilitas terjadi sepanjang sisi anterior dan lateral

tungkai bawah, dorsum pedis, dan jari-jari, termasuk sisi medial ibu jari.

Pinggir lateral kaki dan sisi lateral jari kelingking tidak terpengaruh

(dipersarafi oleh n. sural is, yang terutama dibentuk oleh n. tibialis). Pinggir

medial kaki sampai ke bagian bawah ibu jari sama sekali tidak terpengaruh

(dipersarafi oleh n. saphenus, sebuah cabang dari n. femoralis). Bila cedera

terjadi distal dari pangkal n. cutaneus surae lateralis, hilangnya sensibilitas

hanya terjadi di daerah kaki dan jari-jari.

JEPITAN NERVUS PERONEUS KOMUNIS

Nervus peroneus berjalan ke bawah dan lateral melalui fossa poplitea kemudian berada di

sebelah medial tendo biseps femoris. Nervus peroneus berjalan melingkari leher fibula untuk

mencapai kompartemen medial tungkai bawah. Kemudian saraf itu melalui suatu terowongan

yang atapnya adalah peroneus longus. Pada tempat ini saraf akan membagi diri dalam cabang

superior dan cabang peroneal yang dalam. Parese nervus peroneus terjadi oleh karena letaknya

Page 20: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

yang superficial dan berdekatan derigan tulang sehingga sangat mudah terjadi trauma berupa

trauma langsung, trauma tarikan, iskemia, hematoma atau adanya ganglion. Dapat pula terjadi

parese nervus peroneus yang terjadi akibat penyakit lepra, diabetik, alkoholisme dan vaskulitis.

Gambaran klinis berupa drop foot disertai hilangnya eversi kaki dengan tingkat paralisis

dari nervus tibialis anterior serta otot-otot ekstensor halusis longus, peroneus dan ekstensor

digitorum brevis. Gangguan sensoris dapat ditemukan pada aspek lateral kaki dan tungkai bawah

dekat pergelangan kaki. Tindakan operasi dilakukan untuk membebaskan nervus peroneus komunis.

4. Cedera Nervus Tibialis

N. tibialis meninggalkan fossa poplitea dengan berjalan profunda terhadap m.

gastrocnemius dan soleus. Karena posisinya dalam dan terlindung, saraf ini jarang cedera.

Kerusakan total menimbulkan gambaran klinis sebagai berikut:

a. Motorik: Semua otot pada bagian belakang tungkai dan telapak kaki lumpuh. Otot-

otot yang kerjanya berlawanan melakukan dorsofleksi kaki pada sendi pergelangan

kaki dan eversio kaki pada sendi subtalaris dan tarsal transversa I is. Keadaan ini

disebut calcaneovalgus.

b. Sensorik: Sensibilitas hilang pada telapak kaki; kemu-dian ulcus tropicum dapat

terjadi.

Page 21: Pemeriksaan Neuro Ortopedi wahyu Dinar

5. Cedera Nervus Obturatorius

N. obturatorius (L2, 3, dan 4) memasuki tungkai atas sebagai divisi anterior dan

posterior dengan melalui bagian atas foramen obturatorium. Divisi anterior turun di

depan m. obturatorius externus dan m. adductor brevis, profunda terhadap dasar trigonum

femorale. Divisi posterior turun di belakang m. adductor brevis dan di depan m. adductor

magnus. Saraf ini jarang cedera pada luka tusuk, dislocatio anterior articulatio coxae, atau

pada hernia abdominal is melalui foramen obturatorium. Saraf ini dapat tertekan oleh

kepala janin selama persalinan. Gejala-gejala berikut ini dapat terjadi:

a. Motorik: Semua otot adductor paralisis, kecuali bagian hamstring m. Adductor

magnus yang dipersarafi oleh n. ischiadicus.

b. Sensorik: Kehilangan sensibilitas minimal pada aspek medial tungkai atas.