Pemeriksaan Hidung New

68
Pemeriksaan Hidung Ketut Aditya R. & Dwi Setiawan H. Pembimbing: dr. Novemi Elyanawati, Sp.THT

description

Kedokteran

Transcript of Pemeriksaan Hidung New

Pemeriksaan Hidung

Ketut Aditya R. & Dwi Setiawan H.

Pembimbing: dr. Novemi Elyanawati, Sp.THT

Here comes your footer

Anatomi Hidung

Hidung secara anatomi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Hidung bagian luar (Nasus Eksterna)

2. Rongga hidung (Nasus Interna atau kavum nasi)

Here comes your footer

Hidung Luar (Nasus Eksternus)

1. Pangkal hidung /radiks nasi

2. Dorsum nasi

3. Ujung hidung / apex nasi

4. Kolumela

5. Lubang hidung / nares anterior

6. Sulkus alaris

7. Nares externa

8. Plika nasolabialis

9. Angulus nasolabialis

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Hidung Dalam (Nasus Internus)

Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya. Kavum nasi di bagian anterior di sebut nares anterior dan bagi posterior disebut nares posterior atau koana yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.

Here comes your footer

Hidung Dalam (Nasus Internus)

Dasar hidung dibentuk oleh proccesus palatina os maksila dan procesus horisontal os palatum.

Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam procesus frontalis os maksilaris, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os palatum, dan lamina pterigoideus medial. Diantara konka dan dinding – dinding lateral terdapat rongga sempit yang disebut meatus.

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Meatus Nasi

1. Meatus inferior terletak diantara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung, serta terdapat muara duktus nasolakrimalis.

2. Meatus media terletak diantara konka media, dan dinding lateral rongga hidung, di sini terdapat muara sinus maksilaris, sinus frontalis dan sinus etmoidalis anterior.

3. Meatus superior yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka media terdapat muara muara sinus etmoidalis posterior dan sinus sfenoidalis.

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Kerangka Hidung

1. Tulang hidung

2. Tulang rawan hidung

A. Kartilago Lateral Hidung (KLH)

B. Kartilago alaris mayor (KAM), kaki medial (x) dan kaki lateral (y)

C. Kartilago alaris minor (kamn)

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Vaskularisasi Nasi

Arteri yang memasok darah ke dinding lateral rongga hidung adalah A. Etmoid anterior, A. Etmoid posterior, dan A. Sfenoplatina.

Arteri yang memberikan darah pada septum adalah cabang a. Etmoid anterior dan posterior, A. Nasoplatina, A. Palatina mayor dan cabang septal A. Labialis superior.

Dibagian depan septum beberapa arteri membentuk Pleksus Kiessalbach atau area Little yang letaknya superfisial dan mudah epistaxis.

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Sinus Paranasal

1. Sinus maksila kanan dan kiri

2. Sinus frontal kanan dan kiri

3. Sinus etmoid kanan dan kiri

4. Sinus sfenoid kanan dan kiri

Gambar

Here comes your footer

Sinus Maksila (SM)

Terletak di tulang maksila kanan dan kiri Merupakan sinus paling besar Ostium bermuara di meatus nasi medius (di KOM) Ostium terletak diatap sinus maksila

Batas-batas sinus maksila: Atap: dasar orbita Dinding medial sinus: dinding lateral rongga hidung (XX) Dasar sinus (ds): berbatasan dengan akar gigi gerahang atas

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Sinus Etmoid (SE)

Terdiri banyak sel di dalam tulang etmoid, di bagi: grup anterior dan grup posterior. Grup anterior drainase ke meatus nasi medius di kom, grup posterior ke meatus nasi

superior.

Batas sinus etmoid: Atap berbatasan dengan fosa kranii anterior Dinding lateral: lamina papirasea (dinding medial orbita)

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Sinus Frontal (SF)

Pada os frontal (tulang dahi) Sepasang, kanan dan kiri, tidak sama besar, kadang-kadang hanya tumbuh sebelah Ostium bermuara di meatus nasi medius Ostium berada di dasar sinus frontalis

Batas sinus frontal: Ke atas dan ke belakang berbatasan dengan fosa kranii anterior Ke bawah berbatasan dengan rongga orbita

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

Sinus Sfenoid

Terletak di tulang sfenoid kanan dan kiri Ostium di resesus sfeno-etmoid

Batas sinus sfenoid Ke atas berbatasan dengan hipofise Ke lateral berbatasan dengan fosa kranii medius Ke bawah berbatasan dengan nasofaring

Here comes your footer

Gambar

Here comes your footer

FAAL Hidung

1. Fungsi Pernapasan

Fungsi hidung terbagi atas 2. Fungsi Penciuman

3. Fungsi Resonasi Suara

4. Fungsi Drainase dan Ventilasi Sinus

Here comes your footer

Fungsi Pernapasan

1. Mengatur udara Menyaring (selimut lendir) Membasahi (dengan penguapan sekret hidung) kelembaban udara Memanasi: transfer panas dari darah ke udara di dalam rongga hidung, udara dingin

berubah 36°C-37°C

2. Disinfeksi Kuman ditangkap oleh lendir dibunuh oleh enzim lisozim Suasana asam juga dapat mematikan kuman pH 6.5

Here comes your footer

Fungsi Pernapasan

3. Reflek Nasal Bakteri dan debu, partikel – partikel lebih besar, benda asing, bau tertentu

mengiritasi terjadi bersin.

Here comes your footer

Fungsi Penciuman

Udara inspirasi masuk rongga hidung ke atap bersentuhan dengan daerah pembau (regio olfaktori)

Merangsang reseptor di ujung syaraf n. Olfatorius pusat penghidu Bila terjadi buntu hidung (odem, polip, tumor) hiposmia/anosmia

Here comes your footer

Fungsi Resonasi Suara

Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan resonasi pada rongga sinus suara merdu

Bila buntu hidung bindeng sulit mengucapkan huruf n, ng, ny, m (rinolalia oklusa) Bila hidung terbuka, misalnya celah bibir (labioshcisis) dan celah langit-langit

(palatoshcisis) sulit mengucapkan huruf k, g, t, d, p, b (rinolalia aperta)

Here comes your footer

Fungsi Drainase dan Ventilasi Sinus

Gangguan fungsi Sinusitis

Here comes your footer

Pemeriksaan Hidung dan Sinus Paranasalis

Pemeriksaan dari luar Rhinoskopi anterior Rhinoskopi posterior Transiluminasi – Diaphanoscopia X foto posisi water

Here comes your footer

Pemeriksaan dari luar

Inspeksi Kerangka dorsum nasi Luka-luka, warna, udem Bibir atas

Palpasi Dorsum nasi: Krepitasi, deformitas Ala nasi: nyeri Regio frontalis Fosa kanina

Perkusi Bila palpasi menimbulkan reaksi yang

hebat maka dapat diganti dengan perkusi

Syarat-syarat untuk palpasi juga berlaku buat perkusi

Here comes your footer

Palpasi regio frontal untuk sinus frontalis

Menekan lantai sinus frontalis, dengan ibu jari tekan ke arah medio-superior dengan tenaga yang optimal dan simetris (tenaga kiri = kanan). Nilai = Mempunyai nilai bila ada perbedaan reaksi, sinus yang lebih sakit adalah sinus yang patologis.

Menekan dinding muka sinus frontalis, dengan ibu jari tekan ke arah medial dengan tenaga yang optimal dan simetris, pada tempat yang simetris dan tidak boleh pada foramen supra orbitalis, sebab terdapat N. Supraorbitalis. Nilai = sama seperti di atas.

Gambar

Here comes your footer

Palpasi fosa kanina untuk sinus maksilaris

Syarat-syarat seperti pemeriksaan sebelumnya, tetapi jangan tekan pada foramen infra orbitalis, karena terdapat N. Infraorbitalis.

Gambar

Here comes your footer

Rhinoskopi Anterior

Alat-alat:

1. Lampu kepala

2. Spekulum hidung hartman

3. Pinset (angulair) - bayonet (lucae)

4. Aplikator

5. Pipa penghisap

6. Kaca rinoskopi posterior

Here comes your footer

Here comes your footer

Alat pemeriksaan hidung

Here comes your footer

Cara Pemakaian Spekulum

Memegang spekulum dengan tangan kiri, posisi spekulum horizontal, tangkai lateral, mulutnya medial (masuk dalam lubang hidung).

Yang di lihat dari rhinoskopi anterior adalah nasofaring.

Here comes your footer

Gambar pemakaian spekulum

Here comes your footer

Memasukkan spekulum

Mulut spekulum dalam keadaan tertutup, masukkan spekulum kedalam kavum nasi dan mulut spekulum dibuka pelan- pelan

Mengeluarkan spekulum

Mulut spekulum ditutup 90%, baru dikeluarkan. Jika ditutup 100%, maka mungkin ada bulu rambut yang terjepit dan ikut tercabut.

Here comes your footer

Tahap- Tahap Pemeriksaan

1. Memeriksa vestibulum nasi

2. Memeriksa kavum nasi bagian bawah

3. memeriksa fenomena palatum mole

4. Memeriksa kavum nasi bagian atas

5. memeriksa septum nasi (seluruhnya)

Here comes your footer

Tahap I. Memeriksa Vestibulum Nasi

Pemeriksaan pendahuluan, perhatikan :

1. Bibir atas : maserasi (terutama pada anak)

2. Pinggir – pinggir lubang hidung : kruste, merah.

3. Posisi septum nasi : dorong ujung hidung ke atas dengan ibu jari pemeriksa.

Here comes your footer

Tahap I. Memeriksa Vestibulum Nasi

Pemeriksaan spekulum

1. Bagian vestibulum sisi lateral dengan mendorong septum ke lateral, sisi medial dengan mendorong ke medial, sisi superior dengan mendorong ke atas dan sisi inferior dengan mendorong ke bawah.

2. Perhatikan apakah ada sekret , krusta, bisul, dan raghaden.

Here comes your footer

Tahap II. Memeriksa cavum nasi bagian bawah

Arahkan cahaya lampu ke cavum nasi sehingga sejajar dengan konka inferior perhatikan :

1. Warna mukosa dan konka inferior hiperemia, anemia, biru

2. Besarnya lumen kavum nasi

3. Lantai kavum nasi

4. Septum deviasi, bentuk krista atau spina.

Here comes your footer

Tahap III. Memeriksa Fenomena Palatum Mole

Cahaya lampu di arahkan ke belakang dinding nasofaring kemudian diminta menyebutkan “iii” .

1. Positif jika, pada saat mengucapkan “iii” palatum mole bergerak keatas, sehingga akan kelihatan benda gelap yang bergerak ke atas.

2. Fenomena palatum mole negatif bila waktu mengucapkan huruf “iii”, palatum mole tidak bergerak ke atas, nasofaring tetap terang.

Here comes your footer

Tahap IV. Memeriksa Cavum Nasi Bagian Atas

Arahkan cahaya lampu ke kavum nasi bagian atas (kepala ditengadahkan)

Perhatikan :

1. Kaput dari konka media

2. Meatus media : pus,polip.

3. Septum bagian atas : mukosa , posisi.

4. Fisura olfaktori

Here comes your footer

Tahap V. Memeriksa Septum Nasi

Septum deviasi berbentuk spina septi, krista septi, huruf “s”

Here comes your footer

RHINOSKOPI POSTERIOR

Alat-alat:

1. Cermin yang kecil

2. Spatula penekan lidah

3. Lampu spiritus

4. Solusio tetrakain (- efedrin) 1%.

Here comes your footer

Here comes your footer

Teknik Pemeriksaan

Pada penderita yang sensitif terhadap rangsangan muntah, pemeriksaan dimulai 5 menit setelah diberikan tetrakain 1 % kedalam faring.

Pegang cermin dengan tangan kanan, punggung cermin dipanasi pada lampu spritus kemudian dicek dengan menyentuh pada punggung tangan kiri. Kemudian tangkai cermin dipegang seperti memegang pencil, dan cermin diarahkan keatas.

Here comes your footer

Teknik Pemeriksaan

Mulut dibuka lebar2, lidah ditarik kedalam, tidak boleh digerak dan dikeraskan, penderita disuruh bernafas dari hidung.

Dengan ujung spatula diletakkan pada punggung lidah , di muka uvula. Lidah ditekan ke bawah, hingga diperoleh tempat yang cukup luas untuk menempatkan cermin, karena median ada uvula maka tempat yang cukup luas itu lebih cepat diperoleh bila lidah ditekan di paramedial kanan dari penderita.

Memasukkan cermin kedalam faring antara faring dan palatum mole kanan, cermin disinari.

Here comes your footer

Tahap pemeriksaan

1. Tahap I : pemeriksaan septum nasi ( margo posterior) koane, dan tuba kanan.

2. Tahap II : pemeriksaan septum nasi (margo posterior ) koane, dan tuba kiri.

3. Tahap III : memeriksa atap nasofaring.

4. Tahap IV : memeriksa kauda konka inferior.

Here comes your footer

Gambar Rinoskopia posterior untuk melihat koane

1. Meatus superior

2. Meatus medius

3. Meatus inferior

4. Koana

5. Konka superior

6. Konka medius

7. Konka inferior

8. Palatum mole

9. Uvula

Here comes your footer

Gambar Rinoskopia posterior untuk melihat ostium tuba

1. Lipatan anterior dari ostium tuba

2. Ostium tuba

3. Fosa rosenmuller

4. Lipatan posterior dari ostium tuba

Here comes your footer

Tahap 1 : memeriksa bagian kanan

Karena cermin letaknya para median, maka kelihatan kauda konka media kanan. Putar tangkai cermin ke medial sehingga kelihatan margo posterior septum nasi di tengah cermin. Putar tangkai cermin kekanan sehingga kelihatan konka . konka yang paling besar adalah kauda dari konka inferior. Perhatikan kauda konka superior dan meatus medius. Tangkai cermin diputar terus ke kanan. Kelihatan ostium dan dinding-dinding tuba

Here comes your footer

Tahap II : memeriksa bagian kiri

Putar tangkai cermin ke medial hingga tampak margo posterior dari septum nasi. Putar terus ke kiri sehingga tampak berturut – turut konka media kanan dan tuba kanan.

Here comes your footer

Tahap III : memeriksa atap nasofaring

Tangkai cermin mulai diputar kembali ke medial sehingga pada cermin kelihatan kembali margo posterior septum nasi.

Sesudah itu tangkai cermin dimasukkan sedikit atau cermin direndahkan sedikit.

Here comes your footer

Gambar Rinoskopia posterior untuk melihat atap nasofaring

1. Konka medius

2. Adenoid

3. Konka superior

4. Margo posterior septum nasi

Here comes your footer

Tahap IV: Memeriksa kauda konka inferior

Tangkai cermin direndahkan, atau cermin dinaikkan. Biasanya kauda konka inferior tak dapat dilihat. Dapat dilihat bila konka inferior hipertrofi, bentuknya seperti murbei (berdungkul-dungkul).

Perhatikan: Radang : pus pada meatus medius dan meatus superior adenoiditis, ulkus pada dinding-

dinding nasofaring (tbc) Tumor : poliposis, karsinoma.

Here comes your footer

Transiluminasi (diaphanoscopia)

Alat: Lampu listrik dari 6 volt bertangkai panjang (Heyman)

Here comes your footer

Sinus Frontalis

Lampu ditekankan pada lantai sinus frontalis Lampu ditekankan ke arah media-superior Cahaya yang memancar ke depan, ditutup dengan tangan kiri

Hasilnya bila sinus normal, maka di dinding depan akan kelihatan terang

Here comes your footer

Gambar Transluminasi Sinus Frontalis

Here comes your footer

Sinus Maksilaris

Cara 1 :Mulut dibuka lebar-lebarLampu ditekankan pada margo inferior orbita kearah inferiorCahaya yang memancar ke depan, ditutup dengan tangan kiri

Hasilnya bila sinus normal, maka palatum durum homo lateral tampak terang.

Here comes your footer

Gambar Transluminasi Sinus Maksilaris Cara 1

Here comes your footer

Sinus Maksilaris

Cara 2 : Mulut dibukaKedalam mulut dimasukkan lampu yang telah diselubungi tabung gelas Mulut ditutup rapat-rapatCahaya yang memancar dari mulut dan bibir atas ditutup dengan tangan kiri

Hasilnya pada sinus maksilaris normal, pada daerah dinding depan dibawah orbita terlihat bayangan terang berbentuk seperti bulan sabit.

Here comes your footer

Gambar Transluminasi Sinus Maksilaris Cara 2

Here comes your footer

Interprestasi

Pemeriksaan hanya mempunyai nilai bila ada perbedaan antara kiri dan kanan.Bila kedua sinus terang, kemungkinannya:

- Pada pria -> sinus normal

- Pada wanita -> sinus normal/keduanya berisi cairan (karena tulang tipis)Bila sama gelap, kemungkinannya:

-Pada pria -> sinus normal (karena tulang tebal)

- kemugkinan sinusitis D/S atau normal.

Here comes your footer

X- FOTO (Foto Posisi Water)

Posisi untuk menilai sinus maksilaris yang baik ialah posisi water. Sinus yang gelap berarti sinus yang patologis. Perhatikan apakah batas-batas sinus

(tulang) masih utuh atau tidak. Pada kondisi sinus yang penuh dengan cairan maka tidak ditemukan air-fluid level.

Here comes your footer

Here comes your footer

TERIMA KASIH