HIDUNG akper

75
HIDUNG HIDUNG Oleh : Rini Widyastuti Oleh : Rini Widyastuti

description

anfis hidung

Transcript of HIDUNG akper

Page 1: HIDUNG akper

HIDUNGHIDUNG

Oleh : Rini WidyastutiOleh : Rini Widyastuti

Page 2: HIDUNG akper

HIDUNGHIDUNG

Hidung merupakan suatu Hidung merupakan suatu bentukan piramid berongga yang bentukan piramid berongga yang mempunyai rangka tulang dan mempunyai rangka tulang dan tulang rawantulang rawan

Terdiri dari :Terdiri dari :1. Nasus externus1. Nasus externus2. Kavum nasi2. Kavum nasi

Page 3: HIDUNG akper

NASUS EXTERNUSNASUS EXTERNUS

1.1. Apek nasiApek nasi2.2. Dorsum nasiDorsum nasi3.3. Radix nasiRadix nasi4.4. KolumelaKolumela5.5. Basis nasiBasis nasi6.6. Nares (kubang Nares (kubang

hidung anterior)hidung anterior)7.7. Ala nasi Ala nasi Note : Note :

choane = lubang choane = lubang hidung posteriorhidung posterior

Page 4: HIDUNG akper

Nasus externusNasus externus

Tegaknya hidung didukung oleh Tegaknya hidung didukung oleh rangka hidung yang terdiri dari :rangka hidung yang terdiri dari :– Os. Nasal D/SOs. Nasal D/S– Prosesus frontalis maksila D/SProsesus frontalis maksila D/S– Kartilago lateralis D/SKartilago lateralis D/S– Kartilago alaris D/SKartilago alaris D/S– Septum nasiSeptum nasi

Page 5: HIDUNG akper

NASUS EXTERNUSNASUS EXTERNUS

1.1. Os nasalOs nasal

2.2. Kartilago Kartilago lateralis nasilateralis nasi

3.3. Kartilago alaris Kartilago alaris nasi mayornasi mayor

4.4. Kartilago alaris Kartilago alaris nasi minornasi minor

5.5. Sesamoidea Sesamoidea

Page 6: HIDUNG akper
Page 7: HIDUNG akper

Nasus ExternusNasus Externus

Apertura Piriformis : Lubang pada Apertura Piriformis : Lubang pada tulang tengkorak ( berbentuk tulang tengkorak ( berbentuk seperti buah pir )seperti buah pir )Dibentuk oleh :Dibentuk oleh :

- os nasal D/S- os nasal D/S- Proc. Frontalis maksila- Proc. Frontalis maksila- Proc. Alveolaris maksila- Proc. Alveolaris maksila

Page 8: HIDUNG akper

Otot pada ala nasi :Otot pada ala nasi :1. Otot Dilator :1. Otot Dilator :

m. dilator nasi ant & postm. dilator nasi ant & postm. procerusm. procerusm. quadratus labii sup.(caput angulare)m. quadratus labii sup.(caput angulare)

2. Otot Konstriktor :2. Otot Konstriktor :m. nasalism. nasalism. depresor septi.m. depresor septi.

Aliran darah :Aliran darah :- a. angularis - a. angularis cbg a. karotis ext. cbg a. karotis ext.- a. dorsalis nasi - a. dorsalis nasi cbg a. karotis int.cbg a. karotis int.

Inervasi :Inervasi :- n. nasosiliaris - n. nasosiliaris cbg n. trigeminus cbg n. trigeminus- n. intra trokhlearis - n. intra trokhlearis cbg n. trigeminus cbg n. trigeminus- n. infra orbitalis - n. infra orbitalis cbg n. trigeminus cbg n. trigeminus

Page 9: HIDUNG akper

Kavum NasiKavum Nasi Kavum nasi = R. hidungKavum nasi = R. hidung Dibagi 2 kanan kiri oleh septum nasi yang dibentuk oleh :Dibagi 2 kanan kiri oleh septum nasi yang dibentuk oleh :

- bag. Superior oleh lamina perpendicularis os. Etmoidalis- bag. Superior oleh lamina perpendicularis os. Etmoidalis- bag. Anterior oleh kartil. Quadrangularis (kartil. septi nasi)- bag. Anterior oleh kartil. Quadrangularis (kartil. septi nasi)- bag. Posterior oleh vomer- bag. Posterior oleh vomer

Kav. Nasi merupakan rongga Kav. Nasi merupakan rongga mempunyai : mempunyai :a. atap : dibentuk lam. Kribosa os. Etmoidalisa. atap : dibentuk lam. Kribosa os. Etmoidalisb. dasar :b. dasar :

- dibentuk proc. Palatina os. Maksila- dibentuk proc. Palatina os. Maksila- dibentuk proc. Horisontalis os. Palatina- dibentuk proc. Horisontalis os. Palatina

c. dinding lat : dibentuk konka nasi & meati nasic. dinding lat : dibentuk konka nasi & meati nasid. Dinding medial : dibentuk sept. nasid. Dinding medial : dibentuk sept. nasi

Aliran darah :Aliran darah :a. Etmoidalis anterior & posteriora. Etmoidalis anterior & posteriorb. a. Sfenopalatinab. a. Sfenopalatinac. a. Lateralis nasic. a. Lateralis nasid. a. Nasalis posterior septid. a. Nasalis posterior septi

Inervasi : sbg n. trigeminusInervasi : sbg n. trigeminus

Page 10: HIDUNG akper
Page 11: HIDUNG akper
Page 12: HIDUNG akper
Page 13: HIDUNG akper

Septum nasiSeptum nasi

1.1. Pars Pars perpendicularis perpendicularis os. Ethmoidalisos. Ethmoidalis

2.2. Kartilago Kartilago quadrangularisquadrangularis

3.3. vomervomer

Page 14: HIDUNG akper
Page 15: HIDUNG akper

Mukosa hidungMukosa hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa Rongga hidung dilapisi oleh mukosa pernapasan dan mukosa penghidu / pernapasan dan mukosa penghidu / olfaktorius yang dilapisi oleh pseudo olfaktorius yang dilapisi oleh pseudo stratified columnar epithelium bersilia (ep. stratified columnar epithelium bersilia (ep. Torak berlapis semu). Gerakan silia secara Torak berlapis semu). Gerakan silia secara otomatis ke arah belakang dan mendorong otomatis ke arah belakang dan mendorong lendir ke arah nasofaringlendir ke arah nasofaring

Pada keadaan normal, mukosa hidung Pada keadaan normal, mukosa hidung berwarna merah muda dan selalu basah o.k. berwarna merah muda dan selalu basah o.k. diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) yang dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel yang dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.goblet.

Page 16: HIDUNG akper

Fisiologi HidungFisiologi Hidung

Fungsi hidung :Fungsi hidung :1. Fungsi respiratoris1. Fungsi respiratoris2. Fungsi olfaktoris2. Fungsi olfaktoris3. Fungsi resonansi suara3. Fungsi resonansi suara4. Fungsi drainase-ventilasi4. Fungsi drainase-ventilasi

Page 17: HIDUNG akper

Fungsi RespiratorisFungsi Respiratoris

Disebut juga conditioning the air Disebut juga conditioning the air mempersiapkan udara agar sesuai dengan mempersiapkan udara agar sesuai dengan keadaan fisiologis paru-parukeadaan fisiologis paru-paru

Fungsi Respiratoris dilaksanakan dengan Fungsi Respiratoris dilaksanakan dengan cara :cara :a. Mengatur banyaknya udara yang masuka. Mengatur banyaknya udara yang masukb. Mempersiapkan udara yang masuk b. Mempersiapkan udara yang masuk dengan menyaring, membasahi & dengan menyaring, membasahi & memanasimemanasic. Disinfeksi oleh adanya enzim,sel c. Disinfeksi oleh adanya enzim,sel phagocyt, lendir dll.phagocyt, lendir dll.

Page 18: HIDUNG akper
Page 19: HIDUNG akper

Pemeriksaan HidungPemeriksaan Hidung

Terdiri dari :Terdiri dari :1. Inspeksi1. Inspeksi2. Palpasi2. Palpasi3. Rinoskopi anterior3. Rinoskopi anterior4. Rinoskopi posterior4. Rinoskopi posterior5. Transiluminasi5. Transiluminasi6. X. foto : WATER’S6. X. foto : WATER’S

Page 20: HIDUNG akper

2020

Page 21: HIDUNG akper

2121RINOSKOPI POSTERIOR

Page 22: HIDUNG akper

2222RINOSKOPI POSTERIOR

Page 23: HIDUNG akper

2323

TRANS-ILUMINASI

LAMPU (a) (b)

KAMAR GELAP (c)

a b

c

Page 24: HIDUNG akper

2424

TRANS-ILUMINASI

SINUS FRONTAL SINUS MAKSILA

Page 25: HIDUNG akper

Obstruksi NasiObstruksi Nasi

Adalah keadaan dimana masuknya udara Adalah keadaan dimana masuknya udara inspirasi mell. Hidung mengalami inspirasi mell. Hidung mengalami hambatan.hambatan.

Penyebab :Penyebab :1. Kelainan bawaan mis. Atresia koane1. Kelainan bawaan mis. Atresia koane2. Radang mis. rinitis akut, rinitis alergi2. Radang mis. rinitis akut, rinitis alergi3. Kelainan anatomis mis. Deviasi sept. nasi3. Kelainan anatomis mis. Deviasi sept. nasi4. Massa dalam rongga hidung mis. Tu. , 4. Massa dalam rongga hidung mis. Tu. , polippolip5. Benda asing 5. Benda asing

Page 26: HIDUNG akper

Akibat buntu hidungAkibat buntu hidung : :a. Pada mata : epiforaa. Pada mata : epiforab. Pada hidung & sinus paranasalis : b. Pada hidung & sinus paranasalis :

1. rinolalia oklusa 1. rinolalia oklusa gangguan gangguan pengucapan pengucapan konsonan nasal konsonan nasal ( m, n, ng )( m, n, ng ) (Rinolalia aperta : k, t, d, p, b mis pada (Rinolalia aperta : k, t, d, p, b mis pada celah celah langit-langit) langit-langit)

2. gangguan ventilasi & drainase S. P 2. gangguan ventilasi & drainase S. P Vakum Vakum nasi nasi sinusitis paranasalis sinusitis paranasalis

3. Hiposmia3. Hiposmiac. Pada mulut : foetor ex orec. Pada mulut : foetor ex ored. Pada telinga : oklusi tuba d. Pada telinga : oklusi tuba otitis media otitis media

Tx : tergantung penyebabTx : tergantung penyebab

Page 27: HIDUNG akper

Polip HidungPolip Hidung

Polip berupa massa lunak, licin, putih keabu-Polip berupa massa lunak, licin, putih keabu-abuan bening (translusen), kadang kemerahanabuan bening (translusen), kadang kemerahan

Berdasar bentuknya dibagi : Berdasar bentuknya dibagi : - multiple - multiple paling sering dijumpai paling sering dijumpai

berasal dari sin. Etmoidalis berasal dari sin. Etmoidalis- soliter - soliter berasal dari sin. Maksilaris berasal dari sin. Maksilaris

srg meluas ke arah koane srg meluas ke arah koane disebut choanal disebut choanal

polyp polyp Etiologi : ?Etiologi : ? Di duga ok f. radang alergiDi duga ok f. radang alergi

f. radang kronis f. radang kronis

Page 28: HIDUNG akper

2828

Page 29: HIDUNG akper

Jenis :Jenis : 1. Seromulous1. Seromulous2. Fibroudimatus2. Fibroudimatus

Dx :Dx :- Ax :- Ax : - obstr. Nasi progresif- obstr. Nasi progresif

- rinore- rinore- f. alergi- f. alergi

- Pem. :- Pem. : I : Dorsum nasi tampak melebarI : Dorsum nasi tampak melebarRA : Tampak polip multiple/soliterRA : Tampak polip multiple/soliter

seromuc/fibro- seromuc/fibro-udimatusudimatus

RP : tampak polip di koaneRP : tampak polip di koane DD :DD : - Angiofibroma Nasofaring juverilis- Angiofibroma Nasofaring juverilis

- Inverted cell papiloma- Inverted cell papiloma- Meningocele- Meningocele

Tx :Tx : - ekstraksi polip- ekstraksi polip- etmoidektomi- etmoidektomi- caldwell luc.- caldwell luc.

Kompl :Kompl : - Sinusitis paranasalis- Sinusitis paranasalis- O.M- O.M

Page 30: HIDUNG akper

Benda Asing Rongga Benda Asing Rongga HidungHidung Macam :Macam :

– Mineral : kertas, spon, plastik, manik-manikMineral : kertas, spon, plastik, manik-manik– Biji-bijian : kacang, biji asamBiji-bijian : kacang, biji asam– Binatang : pacet, larva lalat ( miasis hidung )Binatang : pacet, larva lalat ( miasis hidung )

Gx :Gx :– Hidung berbauHidung berbau– Pilek 1 sisi kadang bercampur darahPilek 1 sisi kadang bercampur darah– BuntuBuntu

Tx : ekstraksiTx : ekstraksi Bila B.A ini terdapat lama dalam r. hidung Bila B.A ini terdapat lama dalam r. hidung tjd tjd

granulasi,nekrosis mukosagranulasi,nekrosis mukosa tjd pembatuan tjd pembatuan terbentuk RINOLITterbentuk RINOLIT

Page 31: HIDUNG akper

Kelainan Septum NasiKelainan Septum Nasi1. DEVIASI SEPTUM NASI1. DEVIASI SEPTUM NASI

– Etiologi :Etiologi : Trauma : lahir, kecelakaanTrauma : lahir, kecelakaan Ketidakseimbangan pertumbuhanKetidakseimbangan pertumbuhan

– Gejala :Gejala : pdu. Sept. nasi manusia tidak luruspdu. Sept. nasi manusia tidak lurus Obstr. Nasi Obstr. Nasi unilateral unilateral bilateral bilateral Kel. akibat obstr. NasiKel. akibat obstr. Nasi

– Kompl :Kompl : SinusitisSinusitis OMOM

– Tx :Tx : Reseksi submukosa ( Killian )Reseksi submukosa ( Killian ) Septo plastiSepto plasti

Page 32: HIDUNG akper

2. 2. HEMATOMA SEPTUM NASIHEMATOMA SEPTUM NASI– Adalah timbunan darah dibawah perikondr.Adalah timbunan darah dibawah perikondr.– Gx :Gx :

– Riwayat traumaRiwayat trauma *Buntu*Buntu– Nyeri + epistaksisNyeri + epistaksis

– Pemeriksaan :Pemeriksaan : RA : Massa kemerahan / merah kebiruan pada RA : Massa kemerahan / merah kebiruan pada

septum permukaan licin, terasa elastis/kenyal pada septum permukaan licin, terasa elastis/kenyal pada sentuhan.sentuhan.

– Tx : Tx : Drainage :Drainage :

- pungsi- pungsi Insisi pada daerah antero-inf kemudian Insisi pada daerah antero-inf kemudian

dipasang tampon KZ selama 24 jamdipasang tampon KZ selama 24 jam A B untuk cegah infeksi sekunder.A B untuk cegah infeksi sekunder.

– Kompl : Kompl : Abses septAbses sept Fibrosis septFibrosis sept

Page 33: HIDUNG akper

3. ABSES SEPTUM NASI3. ABSES SEPTUM NASI– Etiol :Etiol :

Hematoma septum yang mengalami Infeksi.Hematoma septum yang mengalami Infeksi. Trauma + infeksiTrauma + infeksi

– Gx :Gx : Obstruksi, nasiObstruksi, nasi * Nyeri* Nyeri DemamDemam

– Pemeriksaan :Pemeriksaan : Inspeksi : pada apex nasi :Inspeksi : pada apex nasi :

tampak hiperemi, udimtampak hiperemi, udim nyeri bila disentuhnyeri bila disentuh

RA :RA : Massa / udim pada septum nasi bewarna Massa / udim pada septum nasi bewarna

kemerahankemerahan Terasa lunak bila disentuhTerasa lunak bila disentuh

– Tx :Tx : Pungsi + insisiPungsi + insisi * Tampon KZ* Tampon KZ A B dosis tinggiA B dosis tinggi * Analgetik* Analgetik

– Komplikasi :Komplikasi : Nekrosis septum Nekrosis septum perforasi septum perforasi septum hidung pelana hidung pelana Trombosis sinus kavernosusTrombosis sinus kavernosus

Page 34: HIDUNG akper

Rinitis AlergiRinitis Alergi– Alergi adalah suatu reaksi hipersensitif yang terjadi pada Alergi adalah suatu reaksi hipersensitif yang terjadi pada

seseorang & bersifat khas & timbul bila terjadi kontak dengan seseorang & bersifat khas & timbul bila terjadi kontak dengan alergenalergen

– RA :RA : Musiman ( seasonal )Musiman ( seasonal ) Sepanjang tahun (perenial)Sepanjang tahun (perenial)

– Penyebab :Penyebab : PolenPolen * Debu rumah* Debu rumah KapukKapuk * Bulu hewan* Bulu hewan Makanan / ingestanMakanan / ingestan

– Gx :Gx : Bersin 3-5 XBersin 3-5 X * Rinore* Rinore Buntu +/-Buntu +/-

– Pem :Pem : RA : mukosa pucat kebiruanRA : mukosa pucat kebiruan * Lab : kadar eosinofil * Lab : kadar eosinofil ↑↑ Tes alergi Tes alergi prick tes prick tes

– Tx :Tx : Hindari penyebabHindari penyebab Medika mentosa :Medika mentosa :

– A.HA.H - Dekongestan- Dekongestan– KortikosteroidKortikosteroid

Imuno terapi Imuno terapi

Page 35: HIDUNG akper

Rinitis AkutRinitis Akut

Adalah radang akut pada mukosa hidungAdalah radang akut pada mukosa hidung– Penyebab : virus / bakteriPenyebab : virus / bakteri– Penularan : droplet inf.Penularan : droplet inf.– Gambaran klinis :Gambaran klinis :

Stad. Prodromal ( 1 )Stad. Prodromal ( 1 )– BersinBersin– PengarPengar– BuntuBuntu– Pilek encer spt airPilek encer spt air– RA : mukosa udim, hiperemi, sekret RA : mukosa udim, hiperemi, sekret

serousserous

Page 36: HIDUNG akper

Stad. Akut ( 2-4 )Stad. Akut ( 2-4 )– Bersin-bersinBersin-bersin– Buntu hidungBuntu hidung– Pilek kentalPilek kental– Sumer-sumerSumer-sumer

Stad. Penyembuhan ( 5-7 ) Stad. Penyembuhan ( 5-7 ) kel. kel.– Tx : simptomatikTx : simptomatik– Komplikasi : Komplikasi :

OMAOMA Sinusitis maksilaris akutSinusitis maksilaris akut LaringotrakeobronkhitisLaringotrakeobronkhitis Pneumonia Pneumonia

Page 37: HIDUNG akper

Rinitis DifteriRinitis Difteri

Gx : Gx : – Pilek bercampur darahPilek bercampur darah– DemamDemam

Pem. RA : Pseudomembran pd mukosa kav. Pem. RA : Pseudomembran pd mukosa kav. NasiNasi

Dx pasti : nasal swab.Dx pasti : nasal swab. Tx :Tx :

– IsolasiIsolasi– ADSADS– PenicillinPenicillin

Page 38: HIDUNG akper

Ozaena Ozaena Rinitis Rinitis AtroficanAtrofican Penyebab pasti belum diketahuiPenyebab pasti belum diketahui

F. predisposisi :F. predisposisi :– Infeksi Infeksi Klebsiella ozaena Klebsiella ozaena– HerediterHerediter– Def. vit ADef. vit A– Def. FeDef. Fe– HormonalHormonal

Terjadi atrofi pd mukosa kav. Nasi Terjadi atrofi pd mukosa kav. Nasi Termasuk kelenjar & sel Termasuk kelenjar & sel sarafsaraf

Gejala :Gejala :– Foetor nasi Foetor nasi dirasakan orang sekitarnya dirasakan orang sekitarnya– AnosmiaAnosmia– Hidung buntuHidung buntu– Tenggorok terasa keringTenggorok terasa kering

Page 39: HIDUNG akper

Pem RA : Pem RA : – Kav. Nasi tampak luas Kav. Nasi tampak luas tjd bilateral tjd bilateral– Sekret kental Sekret kental tjd bilateral tjd bilateral– Krusta kering hijau kehitaman Krusta kering hijau kehitaman tjd bilateral tjd bilateral

Tx : Tx : – INHINH– Vitamin AVitamin A– FeFe

– Cuci hidung ( Nabic, NaCl, NHCuci hidung ( Nabic, NaCl, NH44Cl )Cl )

Page 40: HIDUNG akper

Sinus ParanasalisSinus Paranasalis

Terdapat 4 sinus paranasal :Terdapat 4 sinus paranasal :– Sin. MaksilarisSin. Maksilaris– Sin. FrontalisSin. Frontalis– Sin. Etmoidalis ant & postSin. Etmoidalis ant & post– Sin. SphenoidalisSin. Sphenoidalis

Mukosa yang melapisi = kav. NasiMukosa yang melapisi = kav. Nasi Fs. Sinus : ?Fs. Sinus : ?

Page 41: HIDUNG akper
Page 42: HIDUNG akper
Page 43: HIDUNG akper

Gambar Ostium SinusGambar Ostium Sinus

Page 44: HIDUNG akper
Page 45: HIDUNG akper

Sinusitis MaksilarisSinusitis Maksilaris

Berdasarkan waktunya dibedakan :Berdasarkan waktunya dibedakan :– Sinusitis maks. Akut : < 2 mgg Sinusitis maks. Akut : < 2 mgg

didapatkan tanda-tamda radang akutdidapatkan tanda-tamda radang akut– Sinusitis maks. Sub akut : 2 mgg-3 bln Sinusitis maks. Sub akut : 2 mgg-3 bln

tanda akut (-) tanda akut (-)– Sinusitis maks. Kronis : > 3 bln Sinusitis maks. Kronis : > 3 bln

perub. Mukosa hidung sinus irrev. perub. Mukosa hidung sinus irrev. ( polip, kista, fibrosis ) ( polip, kista, fibrosis )

Page 46: HIDUNG akper

Sinusitis MaksilarisSinusitis Maksilaris Sinusitis maks plg sering dijumpai Sinusitis maks plg sering dijumpai oleh karena : oleh karena :

– Letak ostiumnya tinggiLetak ostiumnya tinggi– Letak ostiumnya paling rendah diantara sinus lainLetak ostiumnya paling rendah diantara sinus lain– Dasar S.M adalah dasar akar gigi ( proc. Alveolaris )Dasar S.M adalah dasar akar gigi ( proc. Alveolaris )

Terdapat 2 sumber infeksi yaitu :Terdapat 2 sumber infeksi yaitu :– Rhinogen :Rhinogen :

Dari rinitis akut oleh karena buang ingus yang salahDari rinitis akut oleh karena buang ingus yang salah Sept. deviasiSept. deviasi Polip nasi / rinitis alergi Polip nasi / rinitis alergi

– Dentogen : Dentogen : Karies gigi PKaries gigi P2 2 - M- M33

Abses gigiAbses gigi

Page 47: HIDUNG akper

Sinusitis Maksilaris akutSinusitis Maksilaris akut

Gejala :Gejala :– Pdu didahului kel. Rinitis akutPdu didahului kel. Rinitis akut– Febris / sub febrisFebris / sub febris– Pipi kemeng, sefalgi t.u sore hariPipi kemeng, sefalgi t.u sore hari– Pilek 1 sisi kadang bercampur darah dan berbauPilek 1 sisi kadang bercampur darah dan berbau

Pem. RA :Pem. RA :– Mukosa kav. Nasi udim, hiperemiMukosa kav. Nasi udim, hiperemi– Pus di meatus med.Pus di meatus med.

Pem inspeksi: Pem inspeksi: – Udim di daerah pipiUdim di daerah pipi– Hiperemi di daerah pipi Hiperemi di daerah pipi t.u jika kulit putih t.u jika kulit putih

Pem Palpasi : nyeri tekan pada drh fossa kaninaPem Palpasi : nyeri tekan pada drh fossa kanina

Page 48: HIDUNG akper

Transluminasi : pdu gelap pada sisi yang Transluminasi : pdu gelap pada sisi yang sakitsakit

X foto water’s : perselubungan pd sisi yang X foto water’s : perselubungan pd sisi yang sakitsakit

Tx :Tx :– A BA B– Dekongestan lokal = THDekongestan lokal = TH– AnalgetikAnalgetik

Page 49: HIDUNG akper

Sinusitis Maksilaris sub Sinusitis Maksilaris sub akutakut

Gx : Sinusitis maks. Akut hanya tanda-tanda Gx : Sinusitis maks. Akut hanya tanda-tanda radang akut sudah redaradang akut sudah reda

Tx :Tx :– Irigasi sinusIrigasi sinus– THTH– Diatermi Diatermi SWD : Short Wave Diathermy SWD : Short Wave Diathermy

Page 50: HIDUNG akper

Sinusitis Maksilaris KronisSinusitis Maksilaris Kronis Terjadi perubahan mukosa hidungTerjadi perubahan mukosa hidung Sering terjadi pada Px alergiSering terjadi pada Px alergi Dapat merupakan lanjutan dari SMA yang tidak diobatiDapat merupakan lanjutan dari SMA yang tidak diobati Gx Gx bervariasi ; bervariasi ;

– Pilek berbau 1 sisiPilek berbau 1 sisi– Gejala tenggorok : rasa tidak nyaman, batukGejala tenggorok : rasa tidak nyaman, batuk– Sakit kepala 1 sisiSakit kepala 1 sisi

Pem RA : terdapat pus di meatus med.Pem RA : terdapat pus di meatus med. Pem RP : Post nasal dripPem RP : Post nasal drip Tx :Tx :

– Medika mentosaMedika mentosa– IrigasiIrigasi– Op. Caldwell luc.Op. Caldwell luc.

Komplikasi : Osteomyelitis, selulitis orbita – abses orbitaKomplikasi : Osteomyelitis, selulitis orbita – abses orbita

Page 51: HIDUNG akper

5151

Page 52: HIDUNG akper

5252

Page 53: HIDUNG akper

EPISTAKSISEPISTAKSIS Dif : keluarnya darah dari kav. NasiDif : keluarnya darah dari kav. Nasi Penyebab :Penyebab :

– LokalLokal TraumaTrauma * Radang* Radang TumorTumor

– UmumUmum Peny. Darah mis leukimia, hemofilia dll.Peny. Darah mis leukimia, hemofilia dll. Peny. P.darah mis hipertensiPeny. P.darah mis hipertensi Tekanan udaraTekanan udara Peny inf.Peny inf. Gangguan hormonal mis saat hamil, menstruasiGangguan hormonal mis saat hamil, menstruasi

Lokasi perdarahan : sulit untuk menentukan lokasi perdarahanLokasi perdarahan : sulit untuk menentukan lokasi perdarahan– Anterior kav. Nasi Anterior kav. Nasi sering pada anak dan dewasa muda sering pada anak dan dewasa muda

Berasal dari plx Kiessel bach / a. etmoidalis antBerasal dari plx Kiessel bach / a. etmoidalis ant– Posterior kav. NasiPosterior kav. Nasi sering pada hipertensi sering pada hipertensi

Asal :Asal : a. Sfenopalatinaa. Sfenopalatina a. Etmoidalis posta. Etmoidalis post

Page 54: HIDUNG akper
Page 55: HIDUNG akper

Terapi : Terapi : – Keluarkan bekuan darah dengan “sisi” atau Keluarkan bekuan darah dengan “sisi” atau

dihisapdihisap– Jepit ala nasi 5-15 menitJepit ala nasi 5-15 menit– Vasokonstriktor lokal : lidrokain efedrin 1 %Vasokonstriktor lokal : lidrokain efedrin 1 %– Kaustik dengan trilklor acetic acid ( as. Trikhlor Kaustik dengan trilklor acetic acid ( as. Trikhlor

asetat) 100 %asetat) 100 %– Tampon KZ : pita / sproocesTampon KZ : pita / sprooces– Tampon Belloq / tampon postTampon Belloq / tampon post– Ligasi Arteri : karotis ext. maksilaris int Ligasi Arteri : karotis ext. maksilaris int sulit sulit

Selain Tx diatas perlu juga dilakukan terapi Selain Tx diatas perlu juga dilakukan terapi umumumum

Page 56: HIDUNG akper
Page 57: HIDUNG akper
Page 58: HIDUNG akper
Page 59: HIDUNG akper
Page 60: HIDUNG akper

Tu. Hidung & Sinus Tu. Hidung & Sinus ParanasalParanasal Kadang sulit ditentukan asalnyaKadang sulit ditentukan asalnya Etiologi : ?Etiologi : ? Jenis :Jenis :

– Jinak Jinak – Ganas Ganas

Gejala :Gejala :– Gx nasal :Gx nasal :

Buntu progresifBuntu progresif Pilek bercampur darah kadang berbauPilek bercampur darah kadang berbau Deformitas hidungDeformitas hidung

Page 61: HIDUNG akper

– Gx orbita Gx orbita ok perluasan tu. Ke orbita ok perluasan tu. Ke orbita DiplopiaDiplopia ProptosisProptosis Gangg. UsusGangg. Usus

– Gx oral Gx oral Penonjolan cukus di palatum Penonjolan cukus di palatum Gigi goyang, nyeriGigi goyang, nyeri

– Gx fasialGx fasial– Gx. IntrakranialGx. Intrakranial

Dx pastiDx pasti : Biopsi : Biopsi PA PA

Page 62: HIDUNG akper

Tumor JinakTumor Jinak

TerseringTersering– Inverted papiloma :Inverted papiloma :

Cenderung residifCenderung residif Dapat berubah menjadi ganasDapat berubah menjadi ganas Bentuk Tu. Mirip polip fibroudimatus Bentuk Tu. Mirip polip fibroudimatus

yang terdapat pada 1 sisi & lebih sering yang terdapat pada 1 sisi & lebih sering pada orang tuapada orang tua

Tx : bedah radikalTx : bedah radikal– Angiofibroma nasofaringAngiofibroma nasofaring

Page 63: HIDUNG akper

ANGIOFIBROMA ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIANASOFARING BELIA

Dif : tu. NF yang secara klinis ganas o.k Dif : tu. NF yang secara klinis ganas o.k mempunyai potensi tumbuh secara ekspansif mempunyai potensi tumbuh secara ekspansif tetapi secara histo PA jinak. tetapi secara histo PA jinak.

Tu. Terdiri dari p.darah tanpa tunika muskularisTu. Terdiri dari p.darah tanpa tunika muskularis Etiologi : ? Diduga ketidak seimbangan sex Etiologi : ? Diduga ketidak seimbangan sex

hormon. Banyak didapatkan pada usia 10-17 th; hormon. Banyak didapatkan pada usia 10-17 th; pria > wanitapria > wanita

Patogenesis : tu. Mula-mula tumbuh diatap NF Patogenesis : tu. Mula-mula tumbuh diatap NF kemudian meluas kedaerah sekitarkemudian meluas kedaerah sekitar

Gejala :Gejala :– Epistaksis berulang & hebatEpistaksis berulang & hebat

Page 64: HIDUNG akper

– Tergantung sifat tu, yang ekspansifTergantung sifat tu, yang ekspansif Ke lateral : menutup ostium TE Ke lateral : menutup ostium TE otitis otitis

mediamedia Ke anterior :Ke anterior :

– Ke kav. Nasi Ke kav. Nasi Obstr. Nasi Obstr. Nasi rinolalia rinolalia Pan sinusitis Pan sinusitis HiposmiaHiposmia

– Ke sin. Maks Ke sin. Maks penonjolan pipi penonjolan pipi malform bentuk muka malform bentuk muka “frog face” “frog face” orbita orbita protusio bulbi ganggu protusio bulbi ganggu penglihatanpenglihatan

Ke bawah : bomban pal. Mole Ke bawah : bomban pal. Mole kesukaran kesukaran bernapas dan menelanbernapas dan menelan

Ke atas : mendesak basis cronil Ke atas : mendesak basis cronil f.c. media f.c. media

Page 65: HIDUNG akper

Dx :Dx :– Ax, usiaAx, usia– RA : tampak massa tumor permukaan licin berwarna RA : tampak massa tumor permukaan licin berwarna

merah, ungu / abu-abumerah, ungu / abu-abu– Biopsi kadang tidak diperlukan Biopsi kadang tidak diperlukan bila meragukan biopsi bila meragukan biopsi

di kamar operasidi kamar operasi– RRö : skull lat / AP, water’s, CT scanö : skull lat / AP, water’s, CT scan

Tx :Tx :– Hormonal : esterogenHormonal : esterogen– Radio TxRadio Tx– Op.Op.

DD :DD :– Koanal Polip : Permukaan licin mengkilap, kepucatan, Koanal Polip : Permukaan licin mengkilap, kepucatan,

lebih lunaklebih lunak– Adenoid hipertrofiAdenoid hipertrofi– Kanker nasofaringKanker nasofaring

Page 66: HIDUNG akper

Tumor GanasTumor Ganas

Tersering adalah karsinoma sel Tersering adalah karsinoma sel skuamosaskuamosa

Tx : tergantung jenis & stadium Tx : tergantung jenis & stadium tumortumor

Page 67: HIDUNG akper

KARSINOMA KARSINOMA NASOFARINGNASOFARING Banyak dijumpai di indonesiaBanyak dijumpai di indonesia Tumor ganas terbanyak dibidang THTTumor ganas terbanyak dibidang THT Diagnosis dini sulitDiagnosis dini sulit penderita datang pada stadium lanjutpenderita datang pada stadium lanjut Faktor predisposisi atau yang mempengaruhi Faktor predisposisi atau yang mempengaruhi

terjadinya Ca NF :terjadinya Ca NF :– Jenis kelaminJenis kelamin : laki-laki > perempuan: laki-laki > perempuan– Ras Ras : t.u pada ras mongoloid: t.u pada ras mongoloid– Bahan karsinogenik mis. pengawet Bahan karsinogenik mis. pengawet

makanan (Nitrosamin)makanan (Nitrosamin)– VirusVirus : epstein. Barr virus: epstein. Barr virus

Page 68: HIDUNG akper

– iritasi menahun iritasi menahun : bahan kimia, asap, penyedap, : bahan kimia, asap, penyedap, makanan panas dll.makanan panas dll.

– F. lingkunganF. lingkungan : kebiasaan hidup ( > pada sosial ekonomi : kebiasaan hidup ( > pada sosial ekonomi lemah )lemah )

Gejala :Gejala :– O.k. tumor primer O.k. tumor primer → Gx dini.→ Gx dini.

Gx hidung Gx hidung : : – Pilek menahun / berbau / campur darahPilek menahun / berbau / campur darah– Epistaksis berulang / dahak bercampur darahEpistaksis berulang / dahak bercampur darah

Gx telingaGx telinga ::– Pendengaran turunPendengaran turun– TinitusTinitus– Otitis MediaOtitis Media

– Ok. Tumbuh dan menyebarnya tumorOk. Tumbuh dan menyebarnya tumor EkspansifEkspansif ::

– Obstruksi nasiObstruksi nasi– Bomban palatum MoleBomban palatum Mole

Page 69: HIDUNG akper

Infiltratif : Infiltratif : – ke atas melalui foramen lacerum ke atas melalui foramen lacerum

intrakranialintrakranial Sefalgi beratSefalgi berat Parese n. VI Parese n. VI diplopia diplopia Parese n. V Parese n. V trigeminal neuralgi trigeminal neuralgi Parese n. III, IV Parese n. III, IV ptosis & ptosis &

ophalmoplegiophalmoplegi– Ke samping Ke samping spatium parafaring spatium parafaring

n. IX, X n. IX, X parese parese pal. Molepal. MoleFaring & Faring &

laringlaring N. XII N. XII deviasi lidah deviasi lidah

Page 70: HIDUNG akper

Metastase melalui aliran getah beningMetastase melalui aliran getah bening Terjadi pembesaran kelenjar getah Terjadi pembesaran kelenjar getah

bening. Leherbening. Leher : dibawah ujung : dibawah ujung planum mastoid, dibelakang planum mastoid, dibelakang mandibula , medial ujung atas m. mandibula , medial ujung atas m. sternocleidomastoideus.sternocleidomastoideus.

Metastase melalui aliran darah Metastase melalui aliran darah → metastase → metastase jauh, hati, paru-paru, tulang, dll.jauh, hati, paru-paru, tulang, dll.

DiagnosaDiagnosa– SulitSulit– Sering salah masukSering salah masuk

Page 71: HIDUNG akper

– Dx dibuat berdasarDx dibuat berdasar AxAx * Gx* Gx Dx pasti dengan biopsiDx pasti dengan biopsi Pem RA dan RP, NasofaringoskopPem RA dan RP, Nasofaringoskop

DD :DD :– Fibroma NFFibroma NF - Adenoid persisten- Adenoid persisten– TBC NasofaringTBC Nasofaring

Terapi :Terapi :– RadioterapiRadioterapi - Kemoterapi- Kemoterapi– Paliatif :Paliatif :

Untuk memperbaiki kualitas hidup pxUntuk memperbaiki kualitas hidup px ↓ ↓ gejala sefalgigejala sefalgi ↓↓Mual / muntahMual / muntah

Untuk mengurangi qx Efek Samping radiasiUntuk mengurangi qx Efek Samping radiasi– Mulut terasa kering Mulut terasa kering → kerusakan kelenjar liur→ kerusakan kelenjar liur– Mukositis ruang mulut ok jamurMukositis ruang mulut ok jamur– Kaku leher ok fibrosis jaringanKaku leher ok fibrosis jaringan– Nafsu makan turunNafsu makan turun

Page 72: HIDUNG akper

TRAUMA HIDUNGTRAUMA HIDUNG

Trauma hidung tgt kekuatan dan arahnyaTrauma hidung tgt kekuatan dan arahnya Dapat mengakibatkan kelainan pada :Dapat mengakibatkan kelainan pada :

– Jaringan lunak pada nasus eksternus Jaringan lunak pada nasus eksternus Luka terbuka / robekLuka terbuka / robek HematomHematom

– Rangka hidung : Fr. Nasi dengan / tanpa dislokasiRangka hidung : Fr. Nasi dengan / tanpa dislokasi– Septum nasi Septum nasi

Deviasi septDeviasi sept Hematom septHematom sept

– Mukosa kavum nasiMukosa kavum nasi Robekan mukosa / konka nasiRobekan mukosa / konka nasi epistaksisepistaksis

Page 73: HIDUNG akper

FRAKTUR NASIFRAKTUR NASI

Gx :Gx :– Riwayat traumaRiwayat trauma– EpistaksisEpistaksis– Hematom / udimHematom / udim– Obstr. NasiObstr. Nasi– Hyposmia / anosmiaHyposmia / anosmia– DeformitasDeformitas– KrepitasiKrepitasi

R A :R A :– Gumpalan darah / perdarahan Gumpalan darah / perdarahan – Dislokasi septum nasi Dislokasi septum nasi → kavum nasi sempit→ kavum nasi sempit– Robekan mukosa / konkaRobekan mukosa / konka

Page 74: HIDUNG akper

Tx ;Tx ;– Reposisi Reposisi → kasus ringan→ kasus ringan– Bedah rekontruksi Bedah rekontruksi → kasus berat→ kasus berat

Komplikasi :Komplikasi :– Obstr. Nasi menetapObstr. Nasi menetap– SinekiaSinekia– Hidung pelana ( “Saddle nose” )Hidung pelana ( “Saddle nose” )– Perforasi septumPerforasi septum– Epifora → ok obstr duktus nasolakomalisEpifora → ok obstr duktus nasolakomalis

Page 75: HIDUNG akper

TERIMA KASIHTERIMA KASIH