Pemeriksaan Fisik Pasien Lepra

2
PEMERIKSAAN FISIK PASIEN LEPRA Oleh: Reza Kurniawan NI Pemeriksaan Fisik Pasien Lepra Inspeksi pasien dapat dilakukan dengan penerangan yang baik, lesi kulit juga harus diperhatikan dan juga dilihat kerusakan kulit. Palpasi dan pemeriksaandengan menggunakan alat ± alat sederhana yaitu jarum untuk rasa nyeri, kapasuntuk rasa raba, tabung reaksi masing ± masing dengan air panas dan es, pensiltinta Gunawan (tanda Gunawan) untuk melihat ada tidaknya dehidrasi di daerahlesi yang dapat jelas dan dapat pula tidak dan sebagainya. Cara menggoresnyamulai dari tengah lesi, yang kadang ± kadang dapat membantu, tetapi bagi penderita yang memiliki kulit berambut sedikit, sangat sukar untuk menentukannya. 7.1 Pemeriksaan Saraf Tepi Untuk saraf perifer, perlu diperhatikan pembesaran, konsistensi dan nyeriatau tidak. Hanya beberapa saraf yang diperiksa yaitu N.fasialis, N.aurikularismagnus, N.radialis, N. Ulnaris, N.Medianus, N. poplitea lateralis, N. Tibialis posterior. Pada pemeriksaan saraf tepi dapat dibandingkan saraf bagian kiri dankanan, adanya pembesaran atau tidak, pembesaran reguler/irreguler, perabaankeras/kenyal, dan yang terakhir dapat dicari adanya nyeri atau tidak (Daili,21:2003). Pada tipe lepromatous biasanya kelainan sarafnya billateral danmenyeluruh sedangkan tipe tuberkoloid terlokalisasi mengikuti tempat lesinya.Untuk mendapat kesan saraf mana yang mulai menebal atau sudah menebaldan saraf mana yang masih normal, diperlukan pengalaman yang banyak (Daili,21:2003). Cara pemeriksaan saraf tepi A .N. Aurukularis magnus Pasien disuruh menoleh ke samping semaksimal mungkin, maka saraf yangterlibat akan terdorong oleh otot di bawahnya sehingga acapkali sudah bisaterlihat bila saraf membesar. Dua jari pemeriksa diletakkan di atas persilangan

Transcript of Pemeriksaan Fisik Pasien Lepra

Page 1: Pemeriksaan Fisik Pasien Lepra

PEMERIKSAAN FISIK PASIEN LEPRA

Oleh: Reza Kurniawan NI

Pemeriksaan Fisik Pasien Lepra

Inspeksi pasien dapat dilakukan dengan penerangan yang baik, lesi kulit juga harus diperhatikan dan juga dilihat kerusakan kulit. Palpasi dan pemeriksaandengan menggunakan alat ± alat sederhana yaitu jarum untuk rasa nyeri, kapasuntuk rasa raba, tabung reaksi masing ± masing dengan air panas dan es, pensiltinta Gunawan (tanda Gunawan) untuk melihat ada tidaknya dehidrasi di daerahlesi yang dapat jelas dan dapat pula tidak dan sebagainya. Cara menggoresnyamulai dari tengah lesi, yang kadang ± kadang dapat membantu, tetapi bagi penderita yang memiliki kulit berambut sedikit, sangat sukar untuk menentukannya.

7.1 Pemeriksaan Saraf Tepi

Untuk saraf perifer, perlu diperhatikan pembesaran, konsistensi dan nyeriatau tidak. Hanya beberapa saraf yang diperiksa yaitu N.fasialis, N.aurikularismagnus, N.radialis, N. Ulnaris, N.Medianus, N. poplitea lateralis, N. Tibialis posterior. Pada pemeriksaan saraf tepi dapat dibandingkan saraf bagian kiri dankanan, adanya pembesaran atau tidak, pembesaran reguler/irreguler, perabaankeras/kenyal, dan yang terakhir dapat dicari adanya nyeri atau tidak (Daili,21:2003).

Pada tipe lepromatous biasanya kelainan sarafnya billateral danmenyeluruh sedangkan tipe tuberkoloid terlokalisasi mengikuti tempat lesinya.Untuk mendapat kesan saraf mana yang mulai menebal atau sudah menebaldan saraf mana yang masih normal, diperlukan pengalaman yang banyak (Daili,21:2003).

Cara pemeriksaan saraf tepi

A .N. Aurukularis magnus Pasien disuruh menoleh ke samping semaksimal mungkin, maka saraf yangterlibat akan terdorong oleh otot di bawahnya sehingga acapkali sudah bisaterlihat bila saraf membesar. Dua jari pemeriksa diletakkan di atas persilangan

jalannya saraf tersebut dengan arah otot. Bila ada penebalan, maka pada perabaansecara seksama akan menemukan jaringan seperti kabel atau kawat. Jangan lupamembandingkan antara yang kiri dan yang kanan (Daili, 21:2003).

B .N. UlnarisTangan yang diperiksa harus santai, sedikit fleksi dan sebaiknya diletakkan diatas satu tangan pemeriksa. Tangan pemeriksa yang lain meraba lekukan di bawahsiku (sulkus nervi ulnaris) dan merasakan, apakah ada penebalan atau tidak. Perludibandingkan antara yang kanan dan yang kiri untuk melihat adanya perbeedaanatau tidak (Daili, 22:2003).

C .N. Paroneus lateralis Pasien duduk dengan kedua kaki menggantung, diraba di sebelah lateral daricapitulum fibulae, biasanya sedikit ke posterior (Daili, 22:2003).

D .N .Tibialis Posterior Raba maleulus medialis kaki, raba bagian posterior dan urutkan kebawahkearah tumit. Pemeriksaan harus dibandingkan kiri dan kanan dalam hal besar, bentuk, seratnya, lunaknya

Page 2: Pemeriksaan Fisik Pasien Lepra