Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

16
TUGAS KELOMPOK KDK PEMERIKSAAN FISIK PADA ORANG DEWASA OLEH : NUR FITRIANI MUHAMMADIAH (P00312015021) NURIYANTI (P00312015023) PUTRI ANAWULA DAKUNDE (P00312015025) WIRDAYANTI ISKANDAR (P003120150 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

description

fisik

Transcript of Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

Page 1: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

TUGAS KELOMPOK

KDK

PEMERIKSAAN FISIK PADA ORANG DEWASA

OLEH :

NUR FITRIANI MUHAMMADIAH (P00312015021)

NURIYANTI (P00312015023)

PUTRI ANAWULA DAKUNDE (P00312015025)

WIRDAYANTI ISKANDAR (P003120150

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

T.A 2015/2016

Page 2: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt, atas segala kebesaran dan

kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah

tentang PEMERIKSAAN FISIK PADA ORANG DEWASA. Dalam penulisan makalah ini,

berbagai hambatan telah saya alami. Oleh karena itu terselesaikannya makalah ini tentu saja

bukan karena kemampuan penyusun semata-mata. Namun, karena adanya bantuan dan dukungan

dari pihak-pihak yang terkait.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari pengalaman dan pengetahuan

masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran

dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bisa lebih bermanfaat.

Kendari, oktober 2015

Penyusun

Page 3: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

PEMERIKSAAN FISIK PADA ORANG DEWASA

1. Pemeriksaan Suhu

Untuk regulasi panas tubuh diperlukan kosentrasi sodium dan kalsium yang cukup,

terutama didalam dan disekitar Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar

0.7 derajat Celcius dari normal (1.4 F).

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu antara lain :

a) Umur

- Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu

harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak-anak

mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa.

UMUR SUHU (Celcius) SUHU (Fahrenheit)

Bayi baru lahir 36,1-37,7 97-100

2tahun 37,2 98,9

12tahun 37 98,6  

Dewasa 36 96,8

b) Aktifitas tubuh

- Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari

jam 04.00 - 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 -

20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu berkisar antara 1.1 -1.6 C (2-3 F).

c) Jenis Kelamin

- Wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini

disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak. Meningkatnya

progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 - 0.5 C (0.5 - IF)

sedangkan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate.

d) Perubahan emosi

Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga

metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.

Page 4: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

e) Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca, iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi,

konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh.

f) Makanan, minuman, rokok, dan lavemen

Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat

menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan mengukur suhu oral sekitar

30 menit setelah makan, minum dan merokok, sedangkan temperatur rectal diukur setelah 15

menit melakukan lavemen / enema.

B. Alat Pengukur Suhu Tubuh

Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer kaca (glass

thermometers). Skala yang sering digunakan adalah termometer skala Celcius (Centigrade) yang

mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat Celcius dan titik didih 100 derajat Celcius. Ada

pula digital thermometer yang mempunyai kepekaan tinggi dan waktu pemeriksaan hanya

beberapa detik, banyak dipakai pada kondisi kegawatan.

C. Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran Suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat yaitu di

mulut / (oral), anus (rectal), ketiak (axilla)dan telinga (auricular). Masing-masing tempat

mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi

dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari pada oral. Di Puskesmas biasanya

yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan suhu aksila.

D. Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa

Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang akurat.

Penggunaan sering dilakukan pada :

1. Anak

2. Pasien dengan radang mulut

3. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu napas

Page 5: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

Persiapan pemeriksaan suhu :

        a. Persiapan peralatan

1.      Cucilah tangan

2.      Siapkan soft tissue atau lap bersih

3.      Siapkan buku pencatat suhu dan alat tulis

4.      Sebuah handuk bersih untuk membersihkan keringat pasien

    b.   Persiapan pasien

1.      Jagalah privasi pasien dengan tirai atau pintu tertutup

2.      Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan suhu aksila

3.      Lepaskan baju pasien dan bagian lain ditutup dengan selimut.

c.   Cara pemeriksaan

1. Pegang terraometer pada bagian ujung yang tumpul

2. Bersihkan dengan soft tissue atau cucilah dalam air dingin bila disimpan dalam

desinfektan serta bersihkan dengan lap bersih

3. Peganglah ujung termometer yang tumpul dengan ibu jari dan jari kedua, turunkan

tingkat air raksa sampai angka 35 derajat celcius

4. Bukalah lengan pasien.

5. Bersihkan keringat pasien dengan handuk yang kering/tissue

6. Tempelkan termometer ke ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien

keatas dada, sedangkan pada anak pegang tangannya dengan lembut.

7. Biarkan selama 5-10 menit untuk hasil yang baik.

8. Angkat termometer dan bersihkan dengan soft tissue/lap bersih dengan gerak rotasi.

9. Bacalah tingkat air raksa sejajar dengan mata pemeriksa

10. Turunkan tingkat air raksa < 35,5°C.

11. Kembalikan termometer ke tempat penyimpanan.

12. Cuci tangan

13. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.

Page 6: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

2. Pemeriksaan Perkusi

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi

getaran/gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dan bagian tubuh yang diperiksa.

Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan

getaran/gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut

dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan

kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan,

semakin lemah hantarannya dan udara/gas paling resonan.

 Cara pemeriksaan

1.      Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung pada bagian mana yang akan

diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka.

2.      Pastikan pasien dalam keadaan rilek dan posisi yang nyaman untuk

menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil perkusi.

3.      Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot

4.      Kukujari-jaripemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.

5.      Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis yaitu dengan :

a) Metode langsung yaitu melakukan perkusi atau mengentokan jari tangan

langsung dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari.

b) Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut :

Jari tengah tangan kiri (yang tidak dominan) sebagai fleksimeter di letakkan dengan

lembut di atas permukaan tubuh, upayakan telapak tangan dan jari-jari lain tidak

menempel pada permukaan tubuh.

Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor, untuk

memukul/mengetuk persendian distal dari jari tengah kanan kiri. Pukulan harus cepat,

tajam dengan lengan tetap/tidak bergerak dan pergelangan tangan rilek.

Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.

Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat.

6.      Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi

a) Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agak lama dan kualitas

seperti drum (lambung).

Page 7: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

b) Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu lama, kualitas

bergema (paru normal).

c) Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama, kualitas

ledakan (empisema paru).

d) Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada tinggi, waktu

agak lama kualitas seperti petir (hati).

e) Bunyi kempes mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu pendek, kualitas

datar (otot).

3.  Pemeriksaan Auskultasi

Aukultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk

di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara

membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar

suara napas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus. Penilaian

pemeriksaan auskultasi meliputi:

1. Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit.

2. Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.

3. Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/lemahnya suara

4. Kualitas yaitu warna nada/variasi suara.

Pemeriksa harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada organ yang

berbeda, sehingga bunyi abnormal dapat di deteksi dengan sempuma. Untuk mendeteksi suara

diperlukan suatu alat yang disebut stetoskop yang berfungsi menghantarkan, mengumpulkan dan

memilih frekuensi suara. Stetoskop terdiri dari beberapa bagian yaitu kepala, selang karet/plastik

dan telinga. Selang karet/plastik stetoskop harus lentur dengan panjang 30-40 cm dan bagian

telinga stetoskop yang mempunyai sudut binaural dan bagiannya ujungnya mengikuti lekuk dari

rongga telinga Kepala stetoskop pada waktu digunakan menempel pada kulit pasien.

Ada 2 (dua) kepala stetoskop yaitu :

1. Bel stetoskop digunakan untuk bunyi bernada rendah pada tekanan ringan,

seperti pada bunyi jantung dan vaskuler. Bila ditekankan lebih kuat maka

nada frekuensi tinggi terdengar lebih keras karena kulit menjadi teranggang, maka cara

kerjanya seperti diafragma.

Page 8: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

2. Diafragma digunakan untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru

a. Cara pemeriksaan :

1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa

dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka.

2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman.

3. Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian

kepala, selang dan telinga.

4. Pasanglah ujung stetoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa

sesuai arah, ukuran dan lengkungannya. Stetoskop telinga

5. Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan

pemeriksa atau menggosokan pada pakaian pemeriksa.

6. Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dan

lakukan pemeriksaan dengan seksama dan sistimatis.

7. Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada

tekanan ringan yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler dan gunakan diafragma untuk

bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru.

8. Informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status.

b. Posisi Pemeriksaan

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal, maka posisi pemeriksaan sangat

menentukan. Beberapa posisi yang umum dilakukan yaitu:

1. Posisi duduk dapat dilakukan di kursi atau tempat tidur. Digunakan untuk pemeriksaan

pada kepala, leher, dada, jantung, paru, mamae, ektremitas atas.

2. Posisi supine (terletang) yaitu posisi berbaring terlentang dengan kepala disangga bantal.

Posisi ini untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada depan, paru, mamae, jantung,

abdomen, ektremitas dan nadi perifer.

3. Posisi dorsal recumbent yaitu posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan kaki menyentuh

tempat tidur.

4. Posisi sims (tidur miring), untuk pemenksaan rectal dan vagina.

5. Posisi prone (telungkup), untuk evaluasi sendi pinggul dan punggung.

Page 9: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

6. Posisi lithotomi yaitu posisi tidur terlentang dengan lutut dalam keadaan fleksi. Untuk

pemeriksaan rectal dan vagina.

7. Posisi knee chest (menungging), untuk pemeriksaan rectal.

8. Posisi berdiri yaitu untuk evalusi abnormalitas postural, langkah dan keseimbangan.

4. Pemeriksaan Tanda Vital Tubuh Topik:

1. Tanda vital tubuh

2. Pemeriksaan tanda vital  : suhu, tekanan darah, frekwensidenyut nadi,

frekwensi pernapasan, berat badan, tinggi badan dan elastisitaskulit.

a. Tanda Vital Tubuh

Tanda vital merupakan tanda yang sangat penting dalam perawatan pasien.

Karena mempunyai nilai akurasi yang sangat tinggi. Perubahan dari tanda vital tersebut berarti

menandakan terjadi gangguan fungsi dari tubuh atauperubahan dari kondisi pasien, hal ini perlu

mendapat perhatian dengan seksama dan perlu penanganan segera. Tiap individu mempunyai

variasi tanda vital yang berbeda, seperti adanya perubahan cuaca, umur, keadaan emosional,

olahraga, makan, dsb.

b. Pemeriksaan TandaVital           

Pemeriksaan Tanda Vital

Beberapa pemeriksaan Tanda vital yang sering digunakan dan relatif lebih mudah

dikerjakan, seperti pemeriksaan

Suhu Tubuh

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas

dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari:

Metabolisme dari makanan(13asal Metabolic Rate)

a. Olahraga

b. Shivering atau kontralcsi otot skelet

c. Peningkatan produksi hormon tiroksin (meningkatkan metabolisme seluler).

d. Proses penyakit infeksi.

Page 10: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

e. Termogenesis kimiawi (rangsangan langsung dari noiepinefrin dan efinefrin atau dari

rangsangan langsung simpatetik).

Sedangkan hilangnya panas tubuh terjsdi melalui beberapa proses yaitu :

1.    Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melaiui kontak

langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka.

2.    Konduksi adalah pemimiahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui kontak

langsung, misalnya kontak langsung denagn es.

3.    Konveksi  adalah  pemindahan  panas  yang  timbul   akibat  adanya pergerakan udara,

misalnya udara j ang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat.

4.    Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya

pemapasan da a perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan pengeli aran panas

tubuh.

Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini

disebabkan 1; arena adanya proses pengaturan suiiu melalui negatif feedback

sistim (mekanisme umpan balik). Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus.

Page 11: Pemeriksaan Fisik Pada Orang Dewasa

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan fisik Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang

terbentuk didalam tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk menditeksi adanya kelainan dengan cara

membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di Abdomen mendengarkan

suara bising usus. Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer kaca (glass

thermometers).

B. Saran

Pemeriksaan fisik pada orang dewasa diharapkan sesuai dengan prosedur yang ada dan

tidak mengubahnya. Dalam penggunaan thermometer skala celcius (centigrade) yang

mempunyai skala dengan titik beku air O°C dan titik didih 100°C diharuskan mempunyai

kepekaan tinggi dan waktu pemeriksaannya beberapa detik, harus digunakan pada kondisi gawat.