Pemeriksaan Diagnostik Faal Jantung

download Pemeriksaan Diagnostik Faal Jantung

of 8

description

doc

Transcript of Pemeriksaan Diagnostik Faal Jantung

H.Ahmad201010420311107Sela Patologi Anatomi

1. Pemeriksaan Diagnostik Faal Jantung beserta nilai normalnya?1. EKG ( elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang dihasilkan olehotot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai permukaan tubuh dan dideteksi olehelktroda pencatat. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan polamungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.Gelombang P:Normalnya: Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil Positif kecuali di aVR Gelombang simetrisKelainan Gelombang P: Pulmonal / Runcing: R Mitral / berlekuk lebar: LAHPR interval normalnya 0,12-0,2 second. Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung melewati berkas HIS.Gelombang Q:Normal: Lebar kurang dari 0,04 second Tinggi < 0,1 secondPatologis: Panjang gelombang Q > 1/3 R Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada. Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamatkan.Kompleks QRS: Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas Normal R/S =1 di lead V3 dan V4

Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.Segmen STNormalnya: Isoelektrik Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.Patologis: Elevasi: AMI atau perikarditis Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksinGelombang TNormal Sama dengan gelombang P Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VRPatologis: Runcing: Hiperkalemia Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark, RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas.

2. Ultra Sonografi : dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/strukturkatub atau penurunan kontraktilitas ventricular.

3. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga mengkajipotensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.

4. Rontgen dada, Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atauperubahan dalam pembuluh darah abnormal.A.Oksimetri nadi : Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akutmenjadi kronis.

5. Analisa gas darah (AGD) : Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini)atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).

6. Echocardiografi Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk semua pasien gagal jantung. Tesini membantu menetapkan ukuran ventrikel kiri, massa, dan fungsi. Kelemahan echocardiography adalah relative mahal, hanya ada di rumahsakit dan tidak tersedia untuk pemeriksaan skrining yang rutin untuk hipertensi pada praktek umum (Cokat, 2008).

7. Pemeriksaan darah, Pada saat ini terdapat metoda baru yang mempu menentukan gagal jantung yaitu pemeriksaan laboratorium BNP ( Brain Natriuretic Peptide) dan NT-pro BNP (N Terminal protein BNP). Protein NT-proBNP merupakan penanda sensitif untuk fungsi jantung. Menurut situs web Endolab Selandia Baru, kadar NT-proBNP orang sehat di bawah 40 pmol/L. Peningkatan kadar NT-proBNP di atas 220 pmol/L menunjukkan adanya gangguan fungsi jantung dalam tahap dini yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.(Kompas, 2002) Tes NT-proBNP mampu mendeteksi gagal jantung tahap dini yang belum terdeteksi dengan pemeriksaan elektrokardiografi. Hal ini memungkinkan dokter membedakan gagal jantung dengan gangguan pada paru yang memiliki gejala serupa, sehingga pengobatan lebih terarah. Kadar NT- proBNP yang berkorelasi dalam darah itu bisa digunakan untuk mengidentifikasi pasien gagal jantung yang perlu pengobatan intensif serta memantau pasien risiko tinggi. Di sisi lain, kadar NT-proBNP bisa turun jika penderita minum obat, sehingga pemeriksaan rutin NT-proBNP bisadigunakan untuk mengetahui kemajuan pengobatan.

2. Pemeriksaan Diagnostik Cairan dan Elektrolit beserta nilai normalnya?NoElektrolitEkstraselulerInterstitialIntraseluler Plasma

1.Kation :Natrium (Na+)Kalium (K+)Kalsium (Ca++)Magnesium (Mg ++)144,0 mEq5,0 mEq2,5 mEq1,5 mEq137,0 mEq4,7 mEq2,4 mEq1,4 mEq10 mEq141 mEq031 mEq

2.. Anion :Klorida (Cl-)Bikarbonat (HCO3-)

Fosfat (HPO42-)Sulfat (SO42-)Protein107,0 mEq27,0 mEq

2,0 mEq0,5 mEq1,2 mEq112,7 mEq28,3 mEq

2,0 mEq0,5 mEq0,2 mEq4 mEq10 mEq

11 mEq1 mEq4 mEq

A. Kation :1. Sodium (Na+) :- Kation berlebih di ruang ekstraseluler- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada Ion sodium di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

2. Potassium (K+) :- Kation berlebih di ruang intraseluler- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel

- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis3. Calcium (Ca++) :- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses pengaktifan protrombin dan trombin- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.B. Anion :1. Chloride (Cl -) :- Kadar berlebih di ruang ekstrasel- Membantu proses keseimbangan natrium- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster- Sumber : garam dapur2. Bicarbonat (HCO3 -) :Bagian dari bicarbonat buffer sistem- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk- Menurunkan PH.3. Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :- Bagian dari fosfat buffer system- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.

3. Pemeriksaan yang berhubungan dengan BGA beserta nilai normalnya?1. Ph Darah : 7,35 7,452. Pco2: 35 453. BE: -2 +24. PO2: 80 104 mmHg5. Saturasi: Saturasi 97 98 %6. Hco3 -: 21 257. Nilai rujukan pH: 7,35-7,45; PaCO2: 35-45 mm Hg; PaCO2: 75-100 mmHg; SaO2: >95%; SvO2: >70%; HCO3: 24-28 mEq/l; kelebihan basa (base excess): +2 sampai -2 mEq/l8. PENARIKAN KESIMPULAN DARI HASIL YANG DI PEROLEH Jika pH < 7,35, PaCO2 > 45 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan asidosis respiratorik. Jika pH > 7,45, PaCO2 < 35 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan alkalosis respiratorik. Jika pH < 7,35, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing < 24 mEq/l dan 7,45, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing > 28 mEq/l dan >+2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada9. Asidosis Respiratorik. Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh sehingga terjadi kerusakan pada pernapasan, peningkatan pCO2 arteri diatas 45 mmHg, dan penurunan pH hingga < 7,35 yang dapat disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, perdarahan dan lain-lain.10. Asidosis Metabolik. Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya penumpukan asam yang ditandai dengan adanya penurunan pH hingga kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/lt.11. Alkalosis Respiratorik. Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru dapat menimbulkan terjadinya pCO2 arteri < 35 mmHg dan pH > 7,45 akibat adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru dan lain-lain.4. Alkalosis Metabolik. Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma > 26 mEq/ltd an pH arteri > 7,45 atau secara umum keadaan asam-basa dapat dilihat melalui tabel berikut: HCO3 Plasma pH Plasma pCO2 Plasma Gangguan Asam-Basa Meningkat Menurun Meningkat Asidosis Respiratorik Menurun Menurun Menurun Asidosis Metabolik Menurun Meningkat Menurun Alkalosis Respiratorik Meningkat Meningkat Meningkat Alkalosis Metabolik

12. Sebutkan dan jelaskan Kelainan-kelainan pada BGA?1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan melalui ventilasi.2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30--7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari 7,50.

8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah diberikan oksigen yang adekuat9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.