PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA...

84
PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.pd.i) Oleh: IDA FARIDA 106011000104 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2010 M

Transcript of PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA...

Page 1: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA

SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.pd.i)

Oleh:

IDA FARIDA

106011000104

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H /2010 M

Page 2: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA

PADA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI

SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh:

Ida Farida

Nim: 106011000104

Di Bawah Bimbingan:

Dr. H. A. Syafi’ie Noor

NIP:19470902 196712 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 3: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

LEMBAR PENGESAHAN

PENGUJI SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman”

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada

tanggal 16 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, Desember 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Bahrissalim, M.Ag

NIP: 19680307 199803 1 002 ……….. ………………

Sekretaris Jurusan (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag

NIP: 19670308 200003 1 001 ……….. ………………

Penguji I

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

NIP: 19690206 199503 1 001 ……….. ………………

Penguji II

Drs. Rusydi Jamil, MA

NIP: 19621231 199503 1 005 ……….. ………………

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP: 19571005 198703 1 003

Page 4: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ida Farida

NIM : 106011000104

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 November 2010

Ida Farida

Page 5: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

ABSTRAK

Nama : Ida Farida

NIM : 106011000104

Fak/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/PAI

Judul : Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan

membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman.

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, sekaligus sebagai sumber

ajaran Islam yang paling utama yang menjadi pedoman hidup bagi para

pemeluknya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi umat Islam untuk dapat

membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan ajaran yang terkandung

didalamnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-

Quran di SMP Islam Bait Al-Rahman, untuk mengetahui kemampuan membaca

Al-Qur’an siswa dan untuk mengetahui hubungan antara implementasi

pembelajaran Al-Qur’an dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP

Islam Bait Al-Rahman

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif,

sedangkan jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah kolerasional yaitu untuk

mencari hubungan antara dua variabel. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an

di SMP Islam Bait Al-Rahman secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini

dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam

meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan

prasarana yang memadai sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara

umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian

memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik

dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Dengan memeriksa table ”r” product moment dengan df 60 diperoleh rtabel

pada taraf signifikan 5% sebesar 0,250, sedangkan pada taraf signifikan 1%

diperoleh rtabel 0,372. Ternyata rxy (yang besarnya=0,502) adalah jauh lebih besar

dari pada rtabel. Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa erat hubungannya dengan proses pembelajaran di

kelas, dimana hubungan itu sifatnya searah

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an

di SMP Islam Bait Al-Rahman berada pada taraf nilai KD 6,25% sedangkan

sisanya 93,7% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya faktor lingkungan

khususnya orang tua dan pembiasaan serta motivasi siswa

Page 6: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat

serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta

sahabatnya.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,

baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan

dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK) bapak Prof. Dr. H. Dede

Rosyada, M. A, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh

staffnya.

3. Bapak Dr. A. Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu

dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan

dapat bermanfaat dikemudian hari.

5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan

dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang

tercinta, Ayahanda H. Saleh Ali dan ibunda Munawaroh serta keluarga penulis

yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas

Page 7: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya

merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis

hingga saat ini.

6. Kepala sekolah SMP Islam Bait Al-Rahman beserta staffnya yang telah

memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam penelitian.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan

Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan

kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian

skripsi ini.

8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan

pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku vera, lb, lili,

mery dan dadut yang selalu memberikan support kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala

dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’lamin.

Jakarta, 29 November 2010

Ida Farida

Page 8: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4

D. Perumusan masalah .............................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

1. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 6

2. Pengertian Al-Qur’an .................................................................. 7

3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an ................................................. 9

4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an ........................ 10

5. Metode pembelajaran Al-Qur’an ............................................... 13

6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an ............................................. 17

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an ............................ 19

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an .............................................. 21

3. Adab Membaca Al-Qur’an ........................................................ 22

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam

membaca Al-Qur’an ................................................................. 23

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 25

Page 9: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 26

B. Variabel Penelitian ............................................................................. 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur'an di SMP Islam Bait Al-Rahman ..... 32

B. Deskripsi Data .................................................................................... 37

C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................................. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 62

B. Saran .................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64

LAMPIRAN

Page 10: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Daftar Tabel

Tabel 1 Kisi-kisi angket ................................................................................ 28

Tabel 2 Interpretasi nilai “r” product moment ............................................... 30

Tabel 3 Perhitungan angket ...................................................................... 37-50

Tabel 4 Skor kemampuan membaca Al-Qur’an siswa ................................... 51

Tabel 5 Perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman .................................. 52

Tabel 6 Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-

Rahman ............................................................................................ 53

Tabel 7 Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-

rahman kelas dua yang berbeda sekolah asalnya ............................... 54

Table 8 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada table 8 .............. 54

Tabel 9 Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar

membaca Al-Qur’an selain di sekolah .............................................. 55

Tabel 10 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10 ............. 56

Tabel 11

Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X) ............................ 57

Page 11: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu mata pelajaran

yang dipelajarai di sekolah adalah Pendidikan Agama Islam, dengan maksud agar

peserta didik menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

dan berakhlak mulia.

Di dalam kurikulum pendidikan terdapat kompetensi dasar mata pelajaran

Pendidikan Agama yang berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus

dikuasai selama siswa menempuh pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan

yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran

dari kemampuan umum yang harus di capai di SMP yaitu:

a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan

mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlak peserta

didik dalam dimensi vertikal dan horizontal.

b. Dapat membaca Al-Qur’an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya,

menyalin dan mengartikannya.

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.6

Page 12: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat

Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.

d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah serta

khulafaurrasyidin.

e. Mampu mengamalkan sistem muamalah Islam dalam tata kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2

Dalam pelaksanaannya sekolah diberikan kewenangan dalam menjalankan

tugasnya, guru Pendidikan Agamapun memiliki hak dan wewenang dalam

memilih model, metode, media pengajaran yang dianggap efektif dan efesien

untuk mencapai tujuan.

Mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari huruf-hurufnya. Tentunya

tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan

keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkat selanjutnya. Berkenaan dengan

kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an terdapat standar kompetensi

sebagai indikator yang akan digunakan dalam pengukuran kemampuan siswa.

Dalam PERMENDIKNAS NO. 23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi

lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat

SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari

tata cara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan

hukum bacaan mad dan waqaf.3 Dengan demikian maka kemampuan membaca

Al-Qur’an siswa lebih ditekankan kepada membaca Al-Qur’an yang menerapkan

secara praktis ilmu tajwid.

Melihat kenyataan saat ini, banyak siswa yang terpengaruh oleh arus

modernisasi yang mengakibatkan mereka mengesampingkan dan cenderung

bermalas-malasan dalam mempelajari Al-Qur’an sehingga banyak orang tua yang

2Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.

Bandung: Rosdakarya, 2004. Hlm.150 3 PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, (Jakarta: Redaksi sinar grafika, 20060,

hlm.71.

Page 13: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

mengeluh bahwa anak mereka belum mampu membaca Al-Qur’an, padahal

seharusnya pada tingkat SMP mereka telah mampu membaca Al-Qur’an.

Dari hasil penilaian keterampilan membaca Al-Qur’an pada salah satu

SMP Negeri di Jakarta menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu

membacanya. Di antara faktor yang mempengaruhinya menurut guru yang

bersangkutan adalah siswa masih belum memiliki dasar membaca Al-Qur’an, hal

ini disebabkan mereka tidak mau belajar membaca Al-Qur’an di rumah, selain itu

sebagian besar mereka berasal dari Sekolah Dasar yang diduga pengalaman

belajar membaca Al-Qur’an yang diperolehnya sangat sedikit, walaupun diantara

mereka sebelumnya pernah belajar membaca Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPA) tetapi mereka tidak pernah mengulang kembali sehingga mereka

tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an.

Pada dasarnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh lembaga yang

menyiapkannya, dalam konteks ini perlu dipahami bahwa prestasi yang dimiliki

siswa sebagian besar bertumpu pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

oleh tenaga pendidik disamping komponen-komponen pendidikan di sekolah yang

meliputi sistem pendidikan serta sarana dan prasarana yang memadai.

SMP Islam Bait Al-Rahman merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang memandang betapa pentingnya untuk memberikan pelajaran Al-Qur’an

kepada siswa, sehingga SMP Islam Bait Al-Rahman selalu berupaya membimbing

siswanya untuk bisa membaca Al-Qur’an. Dari latar belakang tersebut, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung di SMP Islam Bait

Al-Rahaman dengan judul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya Pada

Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Al-Rahman”.

B. Identifikasi Masalah

1. Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung efektifitas pembelajaran

Al-Qur’an di SMP Bait Al-Rahman.

3. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi siswa SMP Bait Al-

Rahman dalam membaca Al-Qur’an.

Page 14: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

4. Perbedaan tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa berdasarkan

latar belakang pendidikan.

5. Kaitan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan pembelajaran Al-

Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dari pengertian judul dan

isi bahasan dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan

batasan untuk mempertegas maksud dan tujuan. Pembelajaran disini yaitu suatu

aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan

melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi didalam mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an.

Dan pembelajaran Al-Qur’an disini yaitu pembelajaran Al-Qur’an yang berkaitan

dengan materi mengenai ilmu tajwid.

Sedangkan yang dimaksud kemampuan membaca Al-Qur’an disini yaitu

kesanggupan membaca/melafalkan huruf Al-Qur’an yang dilihat dari segi

kelancaran dan pemahaman siswa tentang tajwid.

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pembelajaran Al-

Qur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas

dua SMP Islam Bait Al-Rahman.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti

adalah “Apakah terdapat kolerasi antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an

dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa?”

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam

Bait Al-Rahman.

2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam

Bait Al-Rahman.

Page 15: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

3. Untuk mengetahui hubungan antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an

pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait Al-

Rahman.

Page 16: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

BAB II

KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

1. Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berkaitan.

Konsep belajar berakar pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada

pihak guru dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu, bergantung

kepada situasi dari kedua kegiatan itu terjadi.4

Menurut Hilgard dan Marquis yang dikutip oleh Aminudin Rasyad

learning is the process by which an activity originates or is changed through

training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as

distringuished from changes by factor not attributable to training. Menurut

Hilgart dan Marquis belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam

diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi

perubahan dalam diri.5

Menurut Muhibbin Syah “Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan

perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagi hasil interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”6

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah “proses, cara,

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.”7

4 Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003),

Cet.4, h.1. 5Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.29. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, (Bandung: Rosda

Karya,2005), Cet.12, h.92.

Page 17: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah

“proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.”8

Beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran, diantaranya

menurut Tohirin pembelajaran merupakan upaya membelajarkan atau upaya

mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar.9

Menurut Aminuddin Rasyad pembelajaran adalah “proses yang terjadi

yang membuat seseorang atau sejumlah orang yaitu siswa melakukan proses

belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.”10

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, yang dimaksud dengan

pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa

melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Al-Qur’an

Lafal Al-Qur’an secara bahasa sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari

qara’a, qira’atan wa qur’anan, ia merupakan bentuk mashdar menurut wazan

dari kata fu’lan, seperti qufran dan syukron. Bentuk kata kerjanya adalah qara’a

yang berarti mengumpulkan dan menghimpun.12

Dengan demikian lafal Qur’an

dan qira’ah secara bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian huruf-

huruf dan kata-kata dengan sebagian lainnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai pustaka, 1989), h. 17. 8 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.4 9 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006), h.8. 10

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.14.

11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 1999), h.57. 12

Manna’ Al-Qaththanan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terj. Mabahits fi ‘Ulumil

Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006), cet.1, h.12.

Page 18: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

¨βÎ) $ uΖøŠ n= tã …çµyè ÷Η sd …çµ tΡ# u ö�è% uρ ∩⊇∠∪ #sŒ Î* sù çµ≈tΡ ù& t�s% ôì Î7¨?$$ sù …çµ tΡ#u ö�è% ∩⊇∇∪

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu)

dan (membuat pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai

membacaknnya maka itulah bacaan itu.” (Q.S Al-Qiyamah:17-18).13

Pengertian Al-Qur’an menurut Hasbi Ash Shidieqy adalah “wahyu Ilahi

yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita

ummatnya dengan jalan mutawattir, yang dihukum kafir orang yang

mengingkarinya.”14

Pengertian Al-Qur’an menurut Ali Ash-Shabuni yaitu:

������� ����� �� ����������� ���������� ��������������� ������ ����� ������ �!�� "#��������� �$��%����� &� ��'(

������� �����)� ����� ������'��� �)* %������� ��+����#���� ��������� "��+,������� �-�.�/���� !�0 �1�+��(���� ���'*����2

�3��4�#��� �2����� ������� ����� ���.���15 "Firman Allah yang bersifat mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi

terakhir (Nabi Muhammad) dengan perantara malaikat jibril, yang ditulis

di dalam mushaf, dinukilkan dengan cara muttawatir serta di pandang

sebagai suatu ibadah bagi orang yang membacanya yang dimulai dari

surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas."

Sedangkan menurut Subhi As-Shalih Al-Qur’an adalah “kalam Ilahi yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis didalam mushaf

berdasarkan sumber-sumber muttawatir yang bersifat pasti kebenarannya, dan

yang dibaca umat Islam dalam rangka ibadah.”16

Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ulama lebih banyak unsur-

unsur yang sama dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Dan jika kita cermati tampak

adanya beberapa perbedaan diantara definisi-definisi yang mereka ungkapkan.

Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadikan pertentangan dan juga tidak

13

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung: Jum’atul ali Art,

2007), h. 577 14

M.Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,

(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet.1, h.5 15

Muhammad Ali Ashabuni, Al-tibyan Fial-‘ulum Al- Qu’ran, (Beirut : Al-Mazzroah,

1985), h.8.

16

Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Jakarta: pustaka Firdausi, 1996),

Cet.6, h.15.

Page 19: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

menjadi masalah yang tidak bisa dikompromikan, yang ada justru sebaliknya

perbedaan yang ada saling melengkapi pengertian-pengertian yang diungkapkan

diantara mereka.

Dari beberapa pengertian yang diuraikan oleh para ulama, dapat di

simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan

kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang menjadi mu’jizat atas

kerasulannya untuk dijadikan petunjuk bagi manusia disampaikan dengan cara

muttawattir dalam mushaf dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan

surat An-Naas serta menjadi ibadah bagi yang membacanya.

3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an

Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran, karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai

tidaknya tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran

menjadi jelas.

Pembelajaran Al-Qur’an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar

juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana

diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar

dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar

dapat membiasakan Al-Qur’an dalam kehidupannya. 3) memperkaya

pembendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang indah dan menarik hati.”17

Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan

pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi, dengan demikian tujuan yang

diharapkan adalah sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam

PERMENDIKNAS NO.23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP,

yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari

tatacara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan

hukum bacaan mad dan waqaf.

17

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta:Hida Karya

agung,1990), Cet.12, h.91.

Page 20: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an

Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada hakikatnya merupakan unsur-

unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam

bukunya Kurikulum dan Pembelajaran, mengemukakan unsur–unsur

pembelajaran sebagai berikut :

1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi

membelajarkan siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa.

2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar meliputi: motivasi

belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan

subyek yang belajar.18

Dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa unsur-unsur dinamis

dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya: Motivasi belajar, bahan

belajar, alat bantu belajar dan suasana belajar.

a. Motivasi Belajar

Dalam konsep pembelajaran motivasi berarti seni mendorong siswa untuk

terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tercapai tujuan belajar.19

Motivasi

bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam

diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena

kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar

(ekstrinsik) merupakan hal atau keadaan yang berasal dari luar diri siswa yang

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah,

peraturan sekolah, suri tauladan, dan lain sebaginya.

Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh

kemampuannya yang kurang, akan tetapi disebabkan tidak adanya motivasi untuk

belajar sehingga ia tidak berusaha mengarahkan kemampuannya. Adapun ciri

siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dikelas sebagaimana dikemukakan oleh

Sadirman, yaitu:

1) Tekun dalam menghadapi tugas dan dapat belajar dalam waktu yang

lama.

18

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran…h.67 19

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.92.

Page 21: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, juga tidak cepat

puas atas prestasi yang dimiliki.

3) Menunjukan minat yang besar terhadap masalah belajar.

4) Lebih suka belajar sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

5) Dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepas apa

yang diyakininya.

6) Senang mencari dan memecahkan masalah.20

Jika melihat ciri motivasi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan

keberhasilan suatu proses pembelajaran.

b. Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat

perhatian oleh guru. Dengan bahan belajar, para siswa dapat mempelajari hal-hal

yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran Al-

Qur’an guru memiliki peranan yang sangat penting, karena didalam pembelajaran

Al-Qur’an terdapat materi-materi yang harus dipraktekan secara langsung agar

tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam membacanya.

Adapun materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an menurut Zakiah

Darajat, antara lain mengenai:

1) Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya

(alifbata)

2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah, dan sifat-sifat huruf, ini

dibicarakan dalam ilmu makhraj.

3) Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang

(maad), tanwin dan sebagainya.

4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlaq,

waqaf jawaz dan sebagainya.

5) Cara membaca, melagukan dengan beragai macam irama dan bermacam-

macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.

6) Adabut Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-Quran sesuai

dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.21

Materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk siswa tingkat SMP

lebih kepada masalah tajwid mengenai hubungan antar huruf, masalah panjang

pendek ucapan dan masalah memulai dan menghentikan bacaan.

20

Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1986), h.81. 21

Zakiah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, (Jakarta: Bumi aksara,

2008), cet.4, h.91.

Page 22: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

c. Alat bantu belajar

Alat/media merupakan salah satu sarana yang dapat membantu proses

pembelajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan

berbagai situasi kelas, menentukan metode atau strategi yang ia pakai dalam

situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara

siswanya.

Ramayulis membagi alat/media pembelajaran kepada dua bagian, yaitu

alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan

benda (non materil).22

Menurut Zakiah Darajat alat pendidikan yang berupa benda meliputi: 1)

bahan bacaan atau bahan cetakan. 2) alat pandang dengar. 3) contoh-contoh

kelakuan, seperti mimik, berbagai gerakan badan, dramatisasi. 4) media

pendidikan yang bersumber dari masyarakat dan alam sekitar.23

Diantara

alat/media yang bukan berupa benda, yaitu: keteladanan, perintah/larangan,

ganjaran dan hukuman.

d. Suasana Belajar

Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempunyai

pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana

pergaulan disekolah juga berpengaruh pada kegitan belajar. Oleh karena itu, guru

dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan

menyenangkan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa didalam

membina suasana belajar yang efektif antara lain:

1) Guru diharapakan dapat bersikap menunjang, membantu, adil, dan

terbuka.

2) kesadaran siswa untuk membina disiplin dan tata tertib dalam kelas.

3) Menciptakan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, yang dijiwai

oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.24

22 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2002), h.182. 23

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam..h.230-231. 24

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..h.69-70.

Page 23: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

5. Metode pembelajaran Al-Qur’an

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”.

Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau

melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.25

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

maksud”.26

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara

yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode memegang peranan yang tidak

kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode pembelajaran Al-Quran

adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan dalam pembelajaran Al-Qur’an.

Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an dapat

dibedakan menjadi dua, yakni metode umum dan metode khusus. Yang termasuk

dalam metode umum yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an antara lain:

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara

penyampaian materi-materi pelajaran kepada siswa dilakukan dengan cara

penuturan secara lisan.27

Pelaksanaan metode ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta

atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan

apabila cara lain tidak mungkin ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan

bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan untuk memperkenalkan sesuatu yang

baru.

Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dulu hingga sekarang terus

berjalan dan paling banyak dilakukan, namun usaha peningkatan teknik mengajar

tersebut terus mengalami peningkatan dan para ahli menemukan beberapa

kelemahannya, diantaranya: 1) membuat siswa pasif. 2) mengandung unsure

paksaan kepada siswa. 3) menghambat daya kritis siswa.28

25

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran..h. 26

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h. 27 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional,

1983), cet.8, h.83. 28

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.289.

Page 24: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode ini tepat untuk digunakan,

misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain

sebagainya.

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru

mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalam

pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi

yang ingin diperolehnya.29

Metode Tanya jawab tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk

menetapkan kadar pengetahuan setiap anak dalam satu kelas, karena metode ini

tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab

pertanyaan.

Metode Tanya jawab tepat dipergunakan apabila:

1) untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah

yang sedang dibicarakan

2) untuk mengarahkan proses berpikir anak

3) sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan

4) sebagai selingan dalam ceramah atau pembicaraan.30

Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode Tanya jawab

terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) pertanyaan harus singkat, jelas dan merangsang berpikir.

2) Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima

pertanyaan.

3) Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang

bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak

4) Usahakan pertanyaan yang mempunyai jawaban pasti bukan

pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.31

c. Metode drill/latihan

Metode drill adalah “suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih

siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.32

29 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.86 30

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.87 31

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.309.

Page 25: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Zakiyah Darajat dkk. mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan”

sering disamakan dengan istilah “ulangan” padahal maksudnya berbeda. Latihan

dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak

didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk

mengukur sudah sejauhmana dia telah menyerap pengajaran tersebut.33

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode drill/latihan dapat dilaksanakan

misalnya untuk melatih siswa agar terampil dalam pengucapan bunyi huruf

hijaiyah dalam Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya metode drill/latihan, tentunya siswa telah dibekali

pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekannya

atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil.

Dalam menerapkan metode drill, hendaknya guru siap terlebih dahulu,

tidak secara spontanitas saja memberi latihan, sehingga pada saat memberikan

evaluasi terhadap hasil latihan, seorang guru dapat melihat segi-segi kemajuan

siswa diantaranya daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap

siswa yang diberi tugas latihan.34

Diantara metode khusus, yang dapat digunakan untuk mempermudah

siswa dalam membaca Al-Qur’an antara lain:

a. Metode talaqqi (Musyafahah/meniru)

Yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid berhadap-hadapan secara

langsung. pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan cara guru membaca terlebih

dahulu, kemudian disusul siswa. Dengan penyampaian seperti ini, guru dapat

menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak

dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru

untuk ditirukannya, yang disebut musyafahah (adu lidah). Penyampaian seperti ini

diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kalangan sahabat.35

Penyampaian

ini cocok digunakan untuk tahap awal, proses pengenalan kepada anak-anak

32

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.106 33 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.302 34

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.304 35

Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, menulis, dan mencintai Al-Qura..h.81.

Page 26: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

pemula, sehingga siswa mampu mengekspresikan bacaan-bacaan huruf hijaiyah

secara tepat dan benar.

b. Pengajaran sistem iqra’

Cara belajar dengan model iqra ini pernah dijadikan proyek oleh

Departemen Agama RI sebagai upaya untuk mengembangkan minat baca

terhadap Al-Qur’an. Secara umum pembelajaran sistem iqra adalah:

1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh beberapa

petunjuk teknis pembelajaran bagi guru.

2) Cara belajar siswa Aktif (CBSA).

3) Bersifat privat (individual).

4) Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif.

5) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian

religius.

6) Menggunakan bacaan secara langsung sehingga lebih mudah diingat.

7) Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke

yang sulit, dari yang sering didengar yang mudah diingat ke yang sulit

didengar dan diingat.

8) Buku iqro bersifat fleksibel untuk segala umur.36

c. Pengajaran sistem Qiro’ati

Metode Qira’ati ditemukan oleh K.H Dahlan Salim Zakasyi. Qiraati

disusun dengan system modul/ paket, artinya paket pengajaran yang memuat satu

unit konsep dari materi pelajaran. Dalam hal ini murid dituntut harus menguasai

satu unit pelajaran sebelum ia beralih pada unit berikutnya.

Tujuan sistem pengajaran Qira’ati adalah agar siswa dapat membaca Al-

Qur’an dengan tartil. Secara umum pengajaran sistem Qiro’ati adalah:

1) Klasikal dan privat

2) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan,

selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA)

3) Siswa membaca tanpa mengeja.

4) Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan

cepat.

36

Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,

Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKIS, 2009), h.104-105.

Page 27: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

d. Pengajaran system Al-Barqy

Metode Al-Barqy dapat dinilai sebagai metode paling cepat membaca Al-

Qur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan oleh dosen fakultas Adab IAIN

Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulthon pada 1965.

Metode ini di sebut juga metode ANTI LUPA karena mempunyai struktur

yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/ suku kata yang telah

dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan

guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah hasil penelitian yang dilakukan

Departemen Agama RI.

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah:

1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar

dengan lebih baik).

2) Bagi murid (murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan

menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan

menguasainya dalam waktu singkat hanya satu level sehingga biayanya

lebih murah)

3) Bagi sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya

mempunyai kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat

dibandingkan dengan sekolah lain).37

6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam

bahasa arab: al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Sedangkan

menurut istilah evaluasi mengandung pengertian “suatu tindakan atas suatu proses

untuk menentukan nilai dari sesuatu.”38

Dalam kaitannya dengan pembelajaran Al-Qur’an berarti evaluasi ini

dilakukan untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan

pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.

37

Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2 juli

2010. 38

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo

persada,2008), h. 1.

Page 28: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil

belajar, yaitu dengan teknik tes dan non tes. Untuk mengukur perkembangan

belajar siswa, terdapat beberapa bentuk tes yang dapat digunakan diantaranya:

a. Tes awal/Pre-test dan Tes akhir/Post-test

Kegiatan tes awal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh manakah materi

yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Isi atau materi tes awal pada

umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui

atau dikuasai siswa sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Evaluasi ini

berlangsung singkat tidak memerlukan instrument teertulis.

Post-test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua

materi pelajaran yang tergolong penting telah dapat dikuasai dengan sebaik-

baiknya oleh siswa. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan

menggunakn instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat

terbatas, seperti membuat soal-soal isian yang didalamnya terdapat materi bacaan

Al-Qur’an yang sudah diajarkan.

b. Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara

tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh siswa dalam suatu mata pelajaran

tertentu. Materi yang ditanyakan pada tes diagnostik pada umumnya ditekankan

pada materi tertentu yang menurut pengalaman sulit dipahami siswa.39

Seperti

contohnya siswa disuruh membaca ayat Al-Qur’an yang didalamnya mengandung

hukum bacaan mad, kemudian jika hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tingkat

penguasaan siswa terhadap hukum bacaan mad rendah, maka siswa tersebut harus

diberi bimbingan agar dapat memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap hukum

bacaan mad.

c. Tes formatif

Kegiatan tes ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah program

pengajaran, yaitu dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan. Tes

formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tujuannya adalah untuk

39

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.70

Page 29: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan hasilnya akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan rekayasa pengajaran remedial.

d. Tes Sumatif

Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan

satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara

tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Bentuk-bentuk soal yang

dikemukakan pada umumnya lebih sulit dari pada butir-butir soal tes formatif.

Jika ditinjau dari segi cara mengajukan dan cara memberikan jawabannya,

tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes

tertulis yaitu tes ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara

serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam

waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan tes lisan yaitu apabila sejumlah siswa

diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.40

Tes lisan sangat cocok

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.

Dengan teknik non-tes penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa dapat

dilakukan dengan tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan

pengamatan, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti

dokumen-dokumen.41

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan mempunyai arti

“kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri sendiri.”42

Kemampuan juga dapat dikatakan kompetensi. Kompetensi yaitu

“kemampuan berperilaku rasional untuk mencapai tujuan yang di persyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapakan.”43

40

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.212-213, 41

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.76 42 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.707. 43

Moh. Uzer Usman, menjadi Guru professional, Bandung: PT Remaja Rosda

karya,2006), Cet.20, h.14.

Page 30: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Sedangkan pengertian membaca di dalam kamus lengkap Bahasa

Indonesia yaitu “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan

melisankan atau hanya dihati).”44

Menurut Tampubolon, membaca adalah “satu dari empat kemampuan

bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi

tulisan.”45

Menurut Crawley dan Mountain yang dikutip oleh Farida Rahim membaca

pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya

melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan

proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan, sebagai suatu

proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman

litelar, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.46

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu

kegiatan didalam mengolah bacaan secara kritis dan kreatif dari apa yang tertulis

agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan itu.

Dalam membaca Al-Qur’an melafalkan apa yang tertulis adalah termasuk

melafalkan huruf hijaiyah, melafalkan Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid, dan

semua yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dalam

artian luas, bukan hanya melisankan huruf, akan tetapi mengerti apa yang di

ucapkan, diresapi isinya serta diamalkan.

Secara keseluruhan yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-

Qur’an yaitu kecakapan atau kemampuan melafalkan apa yang tertulis dalam Al-

Qur’an serta memahami isi yang terkandung didalamnya. Kemampuan membaca

Al-Qur’an dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada kemampuan dalam

melafalkan huruf Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid.

44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…h.83.

45 Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, (Bandung:

Angkasa, 1987), h.5.

46

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

h.2.

Page 31: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang menunjukan keutamaan-

keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, diantaranya adalah:

a. Membaca Al-Qur’an dapat dapat menjadi Obat bagi jiwa yang gunda

ãΑÍi”t∴çΡ uρ zÏΒ Èβ#u ö�à) ø9 $# $ tΒ uθ èδ Ö !$x� Ï© ×π uΗ÷qu‘uρ tÏΖ ÏΒ÷σ ßϑù=Ïj9   .......∩∇⊄∪

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman….”(Q.S Al-Isra:82)47

b. Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi orang yang membacanya.

7 &� ��� +8�%��� �9 &� :;� ����+� ! �� ����. =� ��#�>0 �?�+,����"@���9A " ��+,�� ��� �.�/��� B�%��3C ������,�� ���� �:��48

“Dari Abi Umamah r.a aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nanti akan

datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat bagi orang-orang

yang membacanya.” (H.R Muslim)

c. Orang yang membaca Al-Qur’an dania mengalami kesulitan dalam

membacanya juga dijanjikan nilai pahala.

8��9 �CF�� ��:7 &���� �9.�:� �����(�� �2��3*��� �H� ��?��+,��� ���I����

�������� ��� JK��C ������� ��I� �����0 �H��%����� ��?��+,�� "@���,� L�M#���N�2���� ��49

“Dari Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda: orang yang mahir

dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul beserta para malaikat yang

mulia-mulia dan baik, sedang bagi orang yang membaca Al-Qur’an

secara gagap dan susah, maka baginya diberikan dua pahala.” (HR

Bukhari dan Muslim).

d. Rasulullah mengumpamakan pembaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang

baunya harum dan rasanya enak.

�9 PL�%CQ� !��� ! @ ��:7 &� ��� �9. � ��?�+,�� "@��,� L�M#�� ����RS���� "�T�U1P�� �V���%��� U1W�� ��V�.��� ��X����J�� "T�. ����RS���� "T� � ?�,�� "@��,�� � L�M#�� �T�( ��

U���.��V���%�� �V� �Y��� � �2���#���. ��,� L�M#�� �K0������ "T�� ����.��*��� "T� ��?�+,�� "@�V���%��� U1W�� ��V�.��� Z���. �K0������ "T�� �4��� ����[���.�� �T�( ��?�,�� "@��,�� � L�M#��Z��� �V���%��� UY��� ��V��50

47 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.290. 48

Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim,

(Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995), Juz.1, h.463. 49

Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih

Muslim….h.460. 50

Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih

Muslim…h.460.

Page 32: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

“Dari Abu Musa Asy’ari berkata, Rasulullah SAW bersabda:

perumpamaan orang yang beriman yang membaca Al-Qur’an itu seperti

utrujjah (jeruk wangi). Baunya sedap dan rasanyapun enak. Orang

beriman yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma. Tidak ada

baunya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an

bagaikan kemangi. Baunya sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan

orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an laksana bratawali (sejenis

labu). Tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari Muslim).

3. Adab Membaca Al-Qur’an

Dalam pembelajaran Al-Qur’an, siswa sepatutnya diajarkan mengenai

adab-adab dalam membaca Al-Qur’an agar mereka terbiasa melakukannya. Hal

ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan Al-Qur’an sebagai kitab

suci, wahyu Ilahi, dan pedoman hidup manusia. Diantara adab-adab dalam

membaca Al-Qur’an antara lain sebagai berikut:

a. Sebelum membaca Al-Qur’an disunahkan untuk berwudhu, dalam keadaan

bersih dan menghadap kiblat.

b. Di sunahkan untuk membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih, seperti di

rumah, di surau, di mushallah atau di masjid.

c. Ketika membaca Al-Qur’an disunahkan membersihkan mulut terlebih

dahulu.

d. Sebelum membaca Al-Qur’an di sunahkan membaca ta’awwudz dan

membaca basmalah pada permulaannya.

#sŒ Î* sù |Nù&t�s% tβ#u ö�à)ø9 $# õ‹ ÏètG ó™$$ sù «!$$ Î/ zÏΒ Ç≈ sÜø‹¤±9$# ÉΟŠ Å_ §�9 $# ∩∇∪

“Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta

perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S An-

Nahl:98).51

e. Disunahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil.

f. Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena

hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan

samapai ke batas yang telah ditentukan, barulah di sudahi.52

51

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.278. 52

Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Quran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta. 1992), hlm.148-149.

Page 33: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

g. Merenungkan ayat-ayat yang dibacanya.

ë=≈tG Ï. çµ≈oΨø9 t“Ρr& y7 ø‹s9 Î) Ô8t�≈ t6ãΒ (#ÿρã�−/ £‰ u‹Ïj9 ϵÏG≈ tƒ#u t�©. x‹ tFuŠ Ï9 uρ (#θä9 'ρé& É=≈t6 ø9F{$# ∩⊄∪

“ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad:29)53

h. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Al-Qur’an, yang berhubungan

dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis

ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut

dan ngeri.

tβρ ”�σ s† uρ Èβ$s%øŒ F| Ï9 šχθä3ö7tƒ óΟèδ ߉ƒÌ“ tƒuρ %Yæθà±äz ) ∩⊇⊃∪

“dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka

bertambah khusyu'.” (Q.S Al-Isra:109).54

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca Al-

Qur’an

Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, banyak sekali faktor yang

mempengaruhinya. Baik membaca permulaan maupun dalam membaca lanjut

(pemahaman). Menurut Lamb dan Arnold yang dikutip oleh Farida Rahim,

diantara faktor yang mempengaruhi membaca permulaan adalah faktor fisiologis,

intelektual, lingkungan dan psikologis.

a. Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot), dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh

yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajaripun

kurang atau tidak berbekas.55

53 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.455. 54

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.292.

55

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru…h.132.

Page 34: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperi indera pendengar, indra

penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa,

dalam analisis bunyi misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai

masalah pada alat bicara dan alat pendengaran.

b. Intelektual

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan hasil belajar. Dalam

situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil

dari siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Meskipun demikian,

siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam

belajar. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks

dengan faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah

satu faktor yang lain.56

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil

atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru,

prosedur, dan kemampuan guru juga mempengaruhi kemampuan membaca

permulaan anak.57

c. Lingkungan

Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli psikologi menunjukan

bahwa faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, reaksi

dan pengindraan, sedangkan faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal

pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai-nilai.58

Lingkungan yang terbiasa

menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan memberikan dampak positif pada

kebiasaan siswa untuk membaca Al-Qur’an.

d. Faktor Psikologis

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa

adalah faktor psikologis, diantaranya yaitu:

1) Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca Al-Qur’an.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan

56 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam….hlm.129.

57

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar….h.17. 58

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.129.

Page 35: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

menyebabkan siswa kurang semangat untuk melakukan kegiatan belajar. Dampak

lanjutannya adalah pencapaian hasil belajar kurang memuaskan.

2) Minat

Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang

untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca Al-Qur’an yang kuat

akan diwujudkan dalam kesediaan membaca Al-Qur’an atas kesediaan sendiri.

3) Kematangan Emosi dan Sosial

Seorang siswa yang mempunyai kematangan emosi pada tingkat tertentu.

Siswa yang mudah marah, menangis bereaksi berlebihan akan mendapat kesulitan

dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, siswa yang lebih mudah mengontrol

emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya.

C. Kerangka Berpikir

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini

menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat

bergantung pada proses yang dialami siswa.

Setiap perbuatan belajar terdapat beberapa unsur yang sifatnya sering

berubah, diantaranya motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar,

suasana belajar dan subyek yang belajar. unsur-unsur tersebut besar pengaruhnya

terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar serta kelancaran dan mutu

pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu dalam program pembelajaran guru

dituntut untuk mengelola dan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan unsur-

unsur tersebut.

Membaca Al-Qur’an dengan fasih sesuai dengan aturan/kaidah dalam ilmu

tajwid merupakan salah satu kemahiran utama yang hendak dicapai dalam

pembelajaran Al-Qur’an. Kualitas hasil akhir mengacu pada kualitas unjuk kerja

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin baik kualitas pembelajaran Al-

Qur’an maka tingkat keberhasilannya semakin tinggi, semakin rendah kualitas

pembelajaran Al-Qur’an maka tingkat keberhasilannya akan semakin rendah.

Page 36: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman jalan Duren

Tiga Jakarta Selatan VII Kecamatan Pancoran Kelurahan Duren Tiga Jakarta

Selatan. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 4-26 November 2010.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik

penelitian.59

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent variabel), yaitu pembelajaran Al-Qur’an.

Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu kemampuan membaca Al-

Qur’an Siswa. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.60

Adapun populasi yang

terdapat pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-

Rahman Jakarta yang berjumlah 60 orang. Alasan kenapa yang dipilih kelas dua,

59 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek, (Jakarta: PT Rineka

cipta,2002), Cet.12, h.96. 60

Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek…h.108.

Page 37: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

karena kelas dua dipandang cukup representatif dibandingkan kelas satu, begitu

pula kelas tiga yang sedang konsentrasi mempersiapkan UN.

Menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.61

Oleh

karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi dan tidak menggunakan

sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif.

Sedangkan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini

dilakukan riset kepustakaan dan riset lapangan.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai

berikut:

a. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian guna

mendapatkan data yang akurat. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan

data tentang gambaran umum, keadaan guru serta sarana dan prasarana yang

menunjang pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

b. Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada berbagai pihak yang

terkait dengan masalah yang diteliti, diantaranya dengan guru bidang studi Agama

Islam dan guru bidang studi Al-Qur’an mengenai pelaksanaan pembelajaran Al-

Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini penulis melihat data-data atau berbagai dokumen yang

bertalian dengan masalah yang diteliti sebagai pelengkap hasil wawancara.

Diantaranya dokumentasi mengenai profil sekolah, dokumen hasil tes membaca

Al-Qur’an pada saat penerimaan siswa baru tahun 2009/2010.

61

Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek…h.108.

Page 38: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

d. Angket

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai proses

pembelajaran Al-Qur’an, dalam hal ini penulis memberikan 30 pertanyaan yang

diberikan kepada responden untuk bersedia memilih salah satu jawaban yang

dianggap paling tepat baginya.

Tabel 1

Kisi-kisi Angket Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya terhadap

kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Ar-rahman

Pokok

Pertanyaan

Sub Pokok Indikator Butir

Item

Pembelajaran

Al-Qur’an

Motivasi belajar

Siswa

� menyukai pembelajaran Al-

Qur’an.

� Keinginan siswa untuk

menguasai pembelajaran Al-

Qur’an

1, 2

3, 4

Bahan belajar � Penguasaan bahan

� Kegunaan bahan

5, 6, 9

8

Metode belajar � Penggunaan metode 7, 10, 11

Alat belajar � Penggunaan alat

� Penyediaan alat

12

13

Suasana belajar � Perilaku disiplin

� Pengorganisasian kelas

14, 15

16,17,18

Evaluasi/

penilaian

� Pelaksanaan penilaian

� tindak lanjut guru setelah

penilaian

19, 20,

21

Kemampuan

membaca Al-

Qur’an siswa

Pengetahuan

dalam membaca

Al-Qur’an

� kesulitan dalam membaca Al-

Qur’an

� sikap siswa ketika membaca

Al-Qur’an

22,23

24, 25

Faktor

pendukung

� faktor intern

� faktor ekstern

26,

27,28

29, 30

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mengelolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Editing

Page 39: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Yang dimaksud dengan editing dalam penelitian ini adalah memeriksa

daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi

oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu

persatu angket tersebut. Hal tersebut dilakukan agar daftar pertanyaan atau angket

terhindar dari kesalahan atau kekurangan dan diharapkan nantinya hasil yang

diperoleh benar-benar obyektif.

2. Skoring

Data-data yag telah diperoleh penulis, lalu dikelompokan untuk

mempermudah dilakukannya analisa data.

3. Tabulating

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, setelah pemberian kode,

langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan memindahkan data-data

tersebut ke dalam table frekuensi. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah

interprestasi data.

Untuk menghitung prosentase digunakan rumus sebagai berikut:62

%100xN

FP =

Keterangan :

P : Angka persentase

F : Frekuensi yang dicari persentasenya

N : Number of Case (jumlah responden)

Selanjutnya untuk mengetahui seberapabesar hubungan antara

pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Penulis

menggunakan rumus Kolerasi Pearson Product Moment . Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

( )( )

( )( )yx

yx

xySDSD

CCN

yx

r''

,,

−∑

=

62

Anas Sudijono, Pengantar Statistis Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada),

2008, h.43.

Page 40: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Keterangan:

rxy = Angka indeks kolerasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

∑X'Y' = jumlah hasil perkalian silang antara frekuensi sel (f) dengan x'

dan y'

Cx' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus:

N

fxC

x

∑=

,

1

Cy' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus:

N

fxC

x

∑=

,

1

SDx' = Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit

SDy' = Deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit

Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah:

1. Menyiapkan peta kolerasi (Scatter Diagram).

2. Mencari Cx, dengan rumus: N

fxC

x

∑=

,

1

3. Mencari Cy, dengan rumus: N

fxC

x

∑=

,

1

4. Mencari SDx, dengan rumus: SDx= 2

'2'

∑∑N

fx

N

fx

5. Mencari SDy, dengan rumus: SDy= 2

'2'

∑∑N

fx

N

fx

6. Mencari rxy, dengan rumus yang telah disebutkan diatas.63

Selanjutnya arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi

Nilai r sebagai berikut:

Tabel 2

Interprestasi nilai “r” produc moment

Besarnya “r” product Moment Interprestasi

0,90-1,00 Sangat kuat atau Sangat tinggi

0,70-0,90 Kuat atau Tinggi

0,40-0,70 Sedang atau Cukup

0,20-0,40 Lemah atau Rendah

0,00- 0,20 Sangat lemah atau Sangat rendah

63

Anas Sudijono, Pengantar Statistis Pendidikan….h.220-221.

Page 41: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Kemudian untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X

(pembelajaran al-Qur’an) terhadap variabel Y (Kemampuan membaca Al-Qur’an

Siswa) dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:

Selanjutnya untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel

Y, maka kolerasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:

KD = r2

x 100%

r

nrt o

−=

1

2

Page 42: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman

1. Kurikulum

Kurikulum SMP Bait Al-Rahman Jakarta, dikembangkan mengacu kepada

SI dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun

oleh BNSP serta memperhatikankan pertimbangan Yayasan dan komite sekolah.

SMP Bait Al-Rahman berusaha memberikan pengetahuan yang

komprehensip kepada para peserta didik, agar mereka mampu menjadi orang yang

berakhlak karimah, cerdas dan berprestasi. Oleh karena itu, mata pelajaran yang

disajikan oleh SMP Bait Al-Rahman adalah mata pelajaran yang ditetapkan oleh

Departemen Pendidikan dengan menambah jumlah jam pelajaran pada mata

pelajaran tertentu terutama mata pelajaran yang diuji nasionalkan. Disamping itu

SMP Bait Al-Rahman juga menyajikan materi muatan lokal kedaerahan, yaitu

PLKJ (Pengetahuan Lingkungan Jakarta) dan materi muatan lokal yang bersifat

islami yang merupakan ciri khas dari SMP, yaitu Bahasa Arab, Al-Qur’an, serta

Sejarah Kebudayaan Islam.64

KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Bait Al-Rahman. Dengan demikian,

materi Al-Qur’an dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam disajikan sesuai

64

Dokumentasi KTSP SMP Islam Bait Al-Rahman tahun pelajaran 2009-2010.

Page 43: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

dengan kurikulum yang ada, artinya mengacu pada standar isi, namun telah di

sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dalam KTSP. Sedangkan muatan

lokal yang diberikan di SMP Bait Al-Rahman, disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan peserta didik serta keinginan para wali murid.

Agar pembelajaran Al-Qur’an lebih efektif, SMP Islam Bait Al-Rahman

juga menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan diantaranya: tersedianya

masjid (selain digunakan untuk ibadah dan kegiatan rohis, masjid juga

dipergunakan guru untuk pembelajaran Al-Qur’an), tersedianya ruang

perpustakaan yang menyediakan buku-buku penunjang pembelajaran Al-Qur’an,

tersedianya media/alat yang dapat menunjang efektifitas siswa dalam

pembelajaran Al-Qur’an. Diantaranya Al-Qur’an, buku pegangan guru serta siswa

dan beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD berkenaan dengan

kandungan Al-Qur’an, CD Al-Barqi, CD Quantum reading Qur’an (CD ini

biasanya dipergunakan untuk membantu siswa yang belum mengenal huruf

hijaiyah).

Guru bidang studi mata pelajaran Al-Qur’an pada SMP Islam Bait Al-

Rahman berjumlah 2 orang.

Adapun buku yang menjadi acuan guru dan siswa dalam pembelajaran Al-

Qur’an diantaranya:

a. Muhajir Sulthon, Al-Barqy system 8 jam, Surabaya: CV pena suci.

b. Sahabudin Somadani, Metode Praktis Belajar Tajwid (untuk pemula), Tim

Kajian dan pengembangan Agama Islam SLTP Islam Bait Al-Rahman,

2002.

c. Sofwan Iskandar, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Arya duta, 2007.

2. Strategi pembelajaran Al-Qur’an yang digunakan di SMP Bait Al-Rahman

Salah satu kendala yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an adalah

kurangnya waktu pembelajaran. Alokasi waktu pembelajaran Al-Qur’an pada

setiap semesternya adalah 4 atau 5 kali pertemuan, sangat tidak memungkinkan

mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an di sekolah. Untuk mendukung

Page 44: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

efektifitas pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an, sekolah menetapkan beberapa

program kegiatan, diantaranya:

a. Ketika pelaksanaan penerimaan siswa baru dilakukan tes Al-Qur’an untuk

mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dibidang tersebut, agar

kemudian lebih mudah untuk ditindaklanjuti.

b. Menetapkan materi pelajaran Al-Qur’an sebagai materi muatan lokal.

Dengan tujuan agar peserta didik dapat:

1) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar

2) Memahami ilmu tajwid atau hukum-hukum bacaan yang terdapat

dalam Al-Qur’an.

3) Mengamalkan pokok-pokok ajaran Islam, baik yang menyangkut

ibadah, akhlak, maupun muamalah.

4) Mengkhatamkan Al-Qur’an selama menempuh pendidikan di SMP

Bait Al-Rahman.

c. Melaksanakan kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an sebelum kegiatan

belajar dimulai.

d. Melaksanakan kegiatan pembiasaan membaca surat yasin bersama pada

hari jumat.

Adapun metode atau teknik yang dipakai dalam menyampaikan materi Al-

Qur’an di SMP Bait Al-Rahman, diantaranya:

a. Metode ceramah,

Metode ini lebih banyak digunakan ketika guru menjelaskan materi yang

memang membutuhkan penjelasan, seperti pengertian-pengertian, misalnya ketika

menjelaskan pengertian ikhfa.

b. Metode Tanya jawab,

Dalam pembelajaran Al-Qur’an, metode ini biasa digunakan disela-sela

pembelajaran. Dengan metode tanya jawab guru dapat mengetahui sampai dimana

siswa telah memahami materi yang diberikan, selain itu agar siswa tidak terlalu

jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung.

Page 45: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Metode ini juga cocok digunakan ketika guru sedang menjelaskan

mengenai isi kandungan Al-Qur’an, dengan metode ini dapat memancing siswa

untuk berpikir.

c. Metode demonstrasi,

Metode ini lebih sering digunakan oleh guru Al-Qur’an, alasannya karena

didalam materi Al-Qur’an, terdapat beberapa materi yang harus diterapkan secara

langsung agar tidak terjadi kekeliruan. Jadi ketika guru menjelaskan tentang

tajwid, guru menggambarkan dalam sebuah bagan selanjutnya guru

mendemonstrasikan dihadapan siswa, kemudian guru meminta beberapa siswa

untuk mendemonstrasikan dihadapan teman-temannya.

d. Metode Al-Barqi,

Metode al-barqi merupakan salah satu metode yang dapat membantu

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an, metode ini dipilih

karena menurut hasil penelitian guru PAI mengenai perbandingan antara metode

Iqro dengan metode Al-Barqi menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara keduanya, metode Al-Barqi di anggap metode yang hemat waktu

dan biaya, dalam penerapannya metode ini bisa dikatakan seperti metode tutor

sebaya, jadi siswa yang dianggap telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik

dapat membantu siswa yang kurang mampu sehingga bisa meminimalisir

penggunaan waktu, selain itu kata-kata dalam pengenalan huruf lebih mudah,

sehingga mudah untuk diingat siswa.

Kemudian untuk memberikan penilaian dalam kegiatan pembelajaran Al-

Qur’an terhadap materi yang dipelajari, guru menggunakan beberapa cara,

diantarnya:

a. Pre-test

Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan pertanyaan mengenai materi

sebelumnya, dengan tujuan agar guru mengetahui sejauhmana siswa telah

menguasai materi yang telah diberikan sebelumnya.

b. Latihan

Setelah guru mendemonstrasikan materi kepada siswa, guru memberikan

beberapa potongan ayat untuk dicari hukum bacaan yang telah guru terangkan

Page 46: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

sebelumnya dengan menentukan jumlah hukum bacaan yang terdapat dalam ayat

yang telah ditentukan. Disela siswa mengerjakan latihan yang diberikan, siswa

lain mempraktekan bacaan Al-Qur’an dihadapan guru.

Sesekali untuk membuat siswa agar tidak jenuh dalam pembelajaran, guru

menggunakan permainan, diantaranya dengan permainan kartu (card short), Guru

membagikan potongan-potongan kertas berisikan ayat tertentu kepada siswa,

kemudian siswa secara bergiliran membuka kertas dan membacakannya sambil

menyebutkan hukum bacaannya.

c. Tes formatif dan tes sumatif

Tes formatif dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan,

dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa “telah terbentuk”, sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan tes sumatif

dilaksanakan setelah sekumpulan program pembelajaran selesai. Tes formatif

maupun tes sumatif dalam pelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman

dilakukan dalam bentuk tes tertulis.

3. Upaya sekolah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam membaca Al-

Qur’an.

Melihat keadaan yang sedang terjadi saat ini banyak siswa yang kurang

berminat untuk mempelajari Al-Qur’an sehingga akan berpengaruh terhadap

kemampuan mereka dalam membacanya. SMP Islam Bait Al-Rahman berusaha

menumbuhkan dan mendorong motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan

mereka dalam membaca Al-Qur’an. Diantaranya:

a. Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan pentingnya

belajar Al-Qur’an. Dengan meyakini tujuan dan pentingnya belajar Al-

Qur’an, siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh

itulah diharapkan muncul motivasi untuk belajar Al-Qur’an.

b. Menghatamkan Qur’an merupakan salah satu syarat kelulusan siswa,

untuk mengontrol bacaan siswa, sekolah memberikan buku control siswa

dalam membaca Al-Qur’an, buku tersebut berisikan tempat, tanggal, ayat

Page 47: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

dan juz Al-Qur’an yang dibaca siswa, serta tanda tangan yang menyimak

siswa membaca Al-Qur’an.

c. Setiap bulan Ramadhan, sekolah memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjadi tutor dalam membaca Al-Qur’an, sekolah hanya

menargetkan sebanyak 15 orang yang dipilih menjadi tutor, setiap tutor

tutor akan diberikan hadiah yang biasanya berupa uang, dan bagi tutor

yang terbaik akan mendapatkan hadiah tambahan, dengan demikian siswa

diharapkan dapat termotivasi untuk giat belajar membaca Al-Qur’an.

B. Deskripsi Data

Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa salah satu teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan

angket. Angket yang dibuat terdiri dari 21 item mengenai proses pembelajaran Al-

Qur’an dan 9 item mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik

dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasekan setelah ditabulasikan

dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban. Untuk memudahkan dalam

menganalisis dan menginterpretasikan data, tiap-tiap item dikemukakan dalam

bentuk table.

1. Proses Pembelajaran Al-Qur’an

Tabel 4.1

Mengikuti Pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

1.

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

36

21

3

-

60

60%

35%

5%

-

100%

Data di atas menunjukan terdapat 60% yang menjawab sangat setuju

dengan senang hati mengikuti pembelajaran Al-Qur’an, 35% setuju, dan hanya

5% yang menjawab kurang setuju. Hal ini menggambarkan bahwa hampir secara

keseluruhan siswa berantusias mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.

Page 48: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 4.2

Ketidakpedulian terhadap hasil belajar Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

2.

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

1

4

21

34

60

1,7%

6,7%

1,7%

50%

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diungkapkan bahwa motivasi siswa untuk

berprestasi dalam pembelajaran Al-Qur’an cukup tinggi. Hal ini nampak pada

jawaban responden yang menyatakan ketidakpedulian mereka terhadap hasil

belajar Al-Qur’an sebanyak 50% responden yang menyatakan tidak setuju, 6,7%

setuju, 1,7% responden yang menyatakan setuju dan 1,7% pula yang menyatakan

kurang setuju.

Tabel 4.3

Mempelajari materi sebelum pembelajaran di kelas

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

3.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

16

17

25

2

60

26,7%

28,3%

41,7%

3,3%

100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa 26,7% responden menjawab sangat

sering mempelajari materi sebelum mengikuti pembelajaran di kelas, 28,3%

sering, 41,7% kadang-kadang dan hanya 3,3% menjawab tidak pernah. Hal ini

menggambarkan bahwa hampir sebagian besar responden kurang bermotivasi

untuk mempelajari materi sebelum mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.

Tabel 4.4

Menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

4. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5

14

40

5

64

8,3%

23,3%

61,7%

6,7%

100%

Page 49: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Sebanyak 8,3% responden menyatakan sangat sering menyelesaikan tugas

lebih cepat dari waktu yang ditentukan oleh guru, 23,3% menyatakan sering,

61,7% kadang-kadang dan 6,7% responden yang menyatakan tidak pernah. Data

di atas menunjukan bahwa siswa kurang berantusias untuk segera menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru.

Tabel 4.5

Guru menguasai materi dengan baik

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

5. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

37

14

9

-

60

61,7%

23,3%

15%

-

100%

Dengan modal penguasaan bahan, guru dapat menyampaikan materi

dengan mantap dan dinamis. Sebagian responden yaitu 61,7% menyatakan sering

sekali guru menguasai materi dengan baik, 23,3% sering, dan hanya 15%

responden yang menyatakan kadang-kadang. Data diatas menunjukan bahwa guru

sudah cukup baik dalam menguasai materi.

Tabel 4.6

Menjelaskan materi dengan bertele-tele

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

6. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

2

20

37

60

1,7%

3,3%

33,3%

61,7%

100%

Jawaban yang hampir sama seperti tabel 7 juga diberikan ketika responden

ditanya mengenai penjelaskan guru yang bertele-tele, 1,7% responden

menyatakan sangat sering, 3,3% menyatakan sering, 33,3% responden

menyatakan kadang-kadang dan 61,7% responden yang menyatakan bahwa guru

tidak pernah memberikan penjelasan bertele-tele.

Page 50: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 4.7

Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

7. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

35

19

5

1

60

58,3%

31,7%

8,3%

1,7%

100%

Dari pertanyaan siswa, akan nyata mengenai hal-hal yang belum dipahami.

Semakin banyak siswa berpikir dan bertanya semakin besar kemungkinan mereka

untuk belajar. Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 58,3%

yang menyatakan guru sangat sering memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya, 31,7% menyatakan sering, 8,3% kadang-kadang dan 1,7 % responden

yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.8

Setelah mempelajari materi Al-Qur’an yang diberikan di sekolah siswa merasa

lebih baik dalam membaca Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

8. Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

30

29

1

-

60

50%

48,3%

1,7%

-

100%

Hasil prosentase di atas menunjukan bahwa mempelajari materi Al-Qur’an

di sekolah membantu responden dalam melancarkan bacaan Al-Qur’annya. Hal

ini dapat dilihat dari 50% responden yang menyatakan sangat setuju, 48,3%

menyatakan setuju, 1,7% responden yang menyatakan kurang setuju.

Tabel 4.9

Siswa dapat memahami materi tajwid dengan baik

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

9. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

23

17

18

2

60

38%

28,3%

30%

3,3%

100%

Page 51: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Salah satu kompetensi yang hendak dicapai pada materi Al-Qur’an yaitu

siswa mampu menerapakan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid.

Sebanyak 38% responden yang menyatakan sangat sering dalam memahami

materi tajwid dengan baik, 28,3% sering, 30% kadang-kadang, dan 3,3%

menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.10

Guru mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata

cara membaca Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

10.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

18

32

10

-

60

30%

5,3%

16,7%

-

100%

Dalam pembelajaran Al-Qur’an guru memiliki peranan yang sangat

penting, karena di dalam pembelajaran Al-Qur’an terdapat materi-materi yang

harus dipraktekan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan

dalam membacanya. Sebanyak 30% responden yang menyatakan guru sangat

sering mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata

cara membaca Al-Qur’an, 53,3% sering, dan hanya 16,7% responden yang

menyatakan kadang-kadang.

Tabel 4.11

Guru memberikan uraian materi Al-Qur’an diikuti dengan latihan

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

11.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

27

24

9

-

60

45%

40%

15%

-

100%

Latihan dalam pembelajaran Al-Qur’an sangat cocok digunakan dengan

maksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dikuasai sepenuhnya.

Table di atas menunjukan bahwa 45% responden yang menyatakan bahwa guru

dalam memberikan uraian materi diikuti dengan latihan, 40% sering, dan 15%

responden yang menyatakan kadang-kadang.

Page 52: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 4.12

Menegur siswa yang bercengkrama saat pelajaran berlangsung

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

12.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

18

19

18

5

60

30%

31,7%

30%

8,3%

100%

Bercengkrama saat pelajaran belangsung merupakan salah satu perbuatan

yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran. 30% responden yang

menyatakan bahwa guru sangat sering menegur siswa yang bercengkrama saat

pembelajaran berlangsung, 31,7% menjawab sering, 30% kadang-kadang dan

8,3% responden menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.13

Sekolah menyediakan media seperti Iqro, Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

13.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

28

23

7

2

60

46,7%

38,3%

11,7%

3,3%

100%

Di dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Al-Qur’an diperlukan

adanya sarana pendukung, diantaranya media pembelajaran Al-Qur’an. 46,7%

menyatakan sekolah sering sekali menyediakan media, 38,3% sering, 11,7%

kadang-kadang, dan 3,3% responden yang menyatakan tidak pernah. Data di atas

menunjukan bahwa masih terdapat siswa yang belum mengetahui sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah.

Tabel 4.14

Tanggung jawab siswa terhadap keamanan dan kebersihan kelas

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

14.

Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

3

9

17

31

60

5%

15%

28,3%

51,7%

100%

Page 53: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel di atas menunjukan bahwa hampir semua responden memiliki rasa

tanggung jawab terhadap keamanan dan kebersihan kelas mereka. Hal ini terlihat

dari 5% responden yang menjawab sangat setuju, 15% setuju, 28,3% kurang

setuju, dan 51,7% menjawab tidak setuju jika mereka tidak bertanggung jawab

terhadap keamanan dan kebersihan kelas mereka.

Tabel 4.15

Guru terlambat masuk kelas

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

15.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

1

4

26

29

60

1,7%

6,7%

43,3%

48,3%

100%

Keterlambatan guru ketika masuk kelas dapat menghambat efektifitas

kegiatan belajar mengajar, sehingga waktu guru untuk mengajar siswanya dapat

terbuang. Dari data di atas terdapat 1,7% responden yang menyatakan sangat

sering, 6,7% sering, 48,3% kadang-kadang dan 48,3% responden yang

menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.16

Guru mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

16.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

13

28

16

3

60

21,6%

46,7%

26,7%

5%

100%

Banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk

hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Begitu pula sebelum seorang guru membuka pelajaran hendaknya guru dapat

mengkondisikan situasi belajar sehingga dapat tumbuh dalam diri siswa rasa

tentram dan bergairah dalam belajar. Hasil prosentase di atas menunjukan bahwa

21,6% responden yang menyatakan guru sangat sering mengkondisikan situasi

belajar sebelum menjelaskan pelajaran, 46,7% sering, 26,7% kadang-kadang, dan

5% responden yang menyatakan tidak pernah.

Page 54: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 4.17

Mendisain tata ruang kelas secara berkala

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

17.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

2

9

39

10

60

3,3%

15%

65%

16,7%

100%

Dengan mengatur atau mendisain tata ruang kelas sedemikian rupa dapat

membuat guru dan siswa kreatif dan merasa lebih nyaman berada dalam ruang

kelas. 3,3% responden menyatakan guru sangat sering mendisain kelas secara

berkala, 15% sering, 65% kadang-kadang dan 16,7% menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.18

Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

18.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

28

11

-

60

35%

46,7%

18,3%

-

100%

Komunikasi yang baik antara guru dan siswa dapat memudahkan

terciptanya iklim kelas yang menyenangkan, yang tentunya akan berpengaruh

dalam proses pembelajaran. 35% menyatakan komunikasi siswa dan guru sering

sekali terjalin dengan baik, 46,7% sering, 18,3% responden yang menyatakan

kadang-kadang.

Tabel 4.19

Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi

sebelumnya

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

19.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

13

21

16

10

60

21,6%

35%

26,7%

16,7%

100%

Page 55: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Salah satu tujuan dari pertanyaan yang guru berikan kepada siswa adalah

untuk mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar. Dengan memberikan

pertanyaan sebelum memberikan materi baru, guru dapat menyelidiki penguasaan

siswa serta dapat mengarahkan dan menarik perhatian siswa. Tabel di atas

menunjukan bahwa 21,6% siswa yang menyatakan sebelum memulai pelajaran

sangat sering guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, 35%

sering, 26,7% kadang-kadang dan 16,7% responden yang menyatakan tidak

pernah.

Tabel 4.20

Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan tes pembelajaran Al-

Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

20.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

12

21

22

5

60

20%

35%

36,7%

8,3%

100%

Salah satu fungsi tes adalah sebagai alat pengukur keberhasilan program

pengajaran, sebab melalui tes akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program

pembelajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Tabel di atas menunjukan

bahwa 20% responden menyatakan setelah kegiatan pembelajaran selesai guru

sangat sering mengadakan tes pembelajaran Al-Qur’an, 35% sering, 36,7%

kadang-kadang dan 8,3% responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.21

Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-

Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

21. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

21

26

10

3

60

35%

43,3%

16,7%

5%

100%

Page 56: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Salah satu tindakan yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi siswa yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah dengan cara

memberikan bimbingan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan atau

kesalahan ketika siswa membaca Al-Qur’an. 35% responden menyatakan bahwa

sangat sering guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran Al-Qur’an, 43,3% responden menyatakan sering, 16,7% kadang-

kadang dan 5% menyatakan tidak pernah.

2. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa

Tabel 4.22

Kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

22.

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

6

12

35

7

60

10%

20%

58,3%

11,7%

100%

Setiap siswa pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang

lainnya, diantaranya perbedaan dalam menangkap bahan pelajaran. Persoalan ini

perlu diketahui oleh seorang guru, agar guru bisa mengambil tindakan-tindakan

yang tepat untuk mengatasinya. 10% responden menyatakan sangat sering

mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, 20% sering, 58,3% kadang-

kadang dan 11,7% menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.23

Jenis kesulitan yang dialami siswa

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

23. Makharijul huruf

Tanda berhenti (waqaf)

Hukum nun mati dan tanwin

Tanda panjang (mad)

24

6

23

7

60

40%

10%

38,3%

11,7%

100%

Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang berbeda.

Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan belajar siswa. Bahan

Page 57: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang lebih intensif, sedangkan bahan yang

sederhana mengurangi intensitas belajar siswa.

Setelah diidentifikasi mengenai jenis kesulitan yang mereka alami

khususnya dalam membaca Al-Qur’an sebanyak 40% responden yang

menyatakan kesulitan dalam mempelajari makharijul huruf, 10% responden

mengalami kesulitan dalam tanda berhenti (waqaf), 38,3% responden mengalami

kesulitan mengenai hukum nun mati dan tanwin, dan 11,7% responden mengalami

kesulitan mengenai tanda panjang (mad).

Tabel 4.24

Perasaan damai setelah membaca Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

24. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

27

27

6

-

64

45%

45%

10%

-

100%

Diantara bukti yang menunjukan bahwa Al-Qur’an merupakan pedoman

hidup adalah bahwa Ia mewujudkan ketenangan jiwa bagi setiap orang dan

ketenangan merupakan hal yang selalu dicari manusia. 45% responden

menyatakan sangat sering merasakan perasaan damai setelah membaca Al-

Qur’an, 45% sering dan 19% responden menyatakan kadang-kadang. Hal ini

menunjukan bahwa siswa telah merasakan salah satu keutamaan membaca Al-

Qur’an.

Tabel 4.25

Membaca Al-Qur’an dengan tartil

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

25. Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

34

23

-

3

64

56,6%

38,4%

-

5%

100%

Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh ucapan makhluk atau apapun dan

tidak dapat ditandingi oleh siapapun, oleh karena itu Al-Qur’an wajib dimuliakan,

Page 58: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

dihormati dan dibaca dengan sebaik-baiknya. Dalam membaca Al-Qur’an kita

dianjurkan untuk membacanya dengan tartil. Seseorang yang membaca Al-Qur’an

dengan tartil dan baik, selain dapat mengurangi rasa lelah akalpun akan

mendapatkan energi baru.

Sebanyak 56,6% responden yang menyatakan sangat setuju jika Al-Qur’an

dibaca dengan tartil, 38,4% responden menyatakan setuju, dan 5% responden

yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.26

Selain di sekolah siswa malas untuk membaca Al-Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

26. Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

2

10

25

23

60

3,3%

16,7%

41,7%

38,3%

100%

Data di atas menunjukan, sebanyak 3,3% responden yang menyatakan

sangat setuju, 16,7% setuju, 41,7% kurang setuju, dan 38,3% responden yang

menyatakan tidak setuju jika selain di sekolah mereka malas untuk membaca Al-

Qur’an. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat beberapa responden yang

menganggap sekolah sebagai tempat satu-satunya untuk membaca Al-Qur’an.

Tabel 4.27

Setelah pembelajaran selesai, siswa berusaha menerapkan materi Al-Qur’an yang

telah diberikan guru

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

27. Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

17

26

16

1

60

28,3%

43,3%

26,7%

1,7%

100%

Dengan berusaha menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan

sebelumnya kedalam bacaan siswa, akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan

kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk mengingat kembali bahan

pelajaran yang telah diberikan. Sebanyak 28,3% responden yang menyatakan

Page 59: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

sering sekali menerapkan materi yang telah diberikan sebelumnya, 43,3% sering,

26,7% kadang-kadang dan 1,7% tidak pernah.

Tabel 4.28

Pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca Al-

Qur’an

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

28. Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

Tidak setuju

29

30

1

-

60

48,3%

50%

1,7%

-

100%

Data di atas menunjukan 48,3% responden yang menyatakan sangat setuju

jika pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca Al-

Qur’an, 50% responden menyatakan setuju dan 1,7% menyatakan kurang setuju.

Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pembelajaran Al-Qur’an secara tidak

langsung dapat membiasakan siswa untuk membacanya.

Tabel 4.29

Orang tua membaca Al-Qur’an di rumah

No Alternative Jawaban Jumlah Presentase

29. Sangat Sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

15

33

11

1

60

25%

55%

18,3%

1,7%

100%

Lingkungan merupakan salah satu faktor ekstenal yang mendukung

kemampuan siswa dalam membaca. Orang tua yang selalu memperlihatkan suri

tauladan yang baik dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar

anaknya. Orang tua yang menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan

memberikan dampak positif pada kebiasaan anaknya membaca Al-Qur’an. 25%

responden menyatakan sangat sering orang tua mereka membaca Al-Qur’an di

rumah, 55% sering, 18,3% kadang-kadang dan 1,7% menyatakan tidak pernah.

Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar orang tua siswa secara tidak langsung

telah memberikan dorongan yang kuat kepada anaknya untuk membiasakan diri

membaca Al-Qur’an.

Page 60: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 4.30

Tempat siswa belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah

No Alternatife jawaban Jumlah Presentase

30. TPA

Rumah guru ngaji

Rumah

Masjid/mushallah

11

13

26

10

60

18,3%

21,7%

43,3%

16,7%

100%

Hasil prosentase di atas menunjukan 18,3% responden belajar membaca

Al-Qur’an di TPA, 21,7% belajar di rumah guru ngaji, 43,3% belajar di rumah,

dan 16,7% responden belajar membaca Al-Qur’an di masjid/mushallah. Hal ini

menunjukan bahwa untuk melatih dan membiasakan diri membaca Al-Qur’an

para responden tidak hanya mengandalkan sekolah semata.

C. Analisis dan Interpretasi Data

1. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa

Pada dasarnya untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa ditempuh melalui pendekatan kuantitatif. Untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa SMP Islam Bait Al-Rahman dalam

membaca Al-Qur’an, penulis menggunakan tes prestasi. Instrument yang

digunakan yaitu dengan menggunakan tes lisan membaca Al-Qur’an yang diambil

dari beberapa ayat Al-Qur’an, sesuai dengan persetujuan guru yang bersangkutan.

Data yang terkumpul dari tes prestasi kemudian diberi skor, kemudian

dikatagorikan menjadi 4 tingkat kemampuan membaca yaitu:

a) Bila membaca dengan lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan

sesuai tajwid, diberi skor 80-89. Katagori sangat baik dalam penguasaan

ilmu tajwid.

b) Bila membaca dengan lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan

agak sedikit kurang sesuai dengan tajwid, diberi skor 70-79. Katagori baik

dalam penguasaan ilmu tajwid.

c) Bila membaca kurang lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan

kurang sesuai dengan tajwid, diberi skor 60-69. Katagori cukup dalam

penguasaan ilmu tajwid.

Page 61: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

d) Bila membaca terbata-bata (masih pengenalan huruf hijaiyah), kurang

memahami tajwid, penerapan dalam bacaan tidak sesuai tajwid, diberi skor

50-59. Katagori kurang dalam penguasaan tajwid.

e) Bila tidak bisa membaca Al-Qur’an sama sekali, diberi skor <50. Katagori

gagal dalam mengetahui ilmu tajwid.

Berikut ini adalah skor tes lisan membaca Al-Qur’an yang diperoleh 60

siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman.

Tabel 5

Skor prestasi kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas dua SMP Islam

Bait Al-Rahman

No Nama Skor No Nama Skor

1. Ahamad Rizaldi 70 31. M. Fariz Maulana 69

2. Ahmad Romdoni 65 32. Maulidia Permata Sari 60

3. Adinda Ariza Pratiwi 75 33. Maulida Qotrun Nada 75

4. Adinda Nurjannah 75 34. Maya Asriani 60

5. Ahmad Egi Maulana 75 35. Mega Wati 69

6. Ahmad Haninurrahman 79 36. Meta Tri Setya 55

7. Ahamad Nurul Hidayah 65 37. M. Fajar Hiwawan 59

8. Ahmad Rifai 65 38. M. Abdul Rofi 80

9. Ahmad Robi 79 39. M. Rian Dani 79

10. Ahmad Zilham Fatoni 50 40. M. Rizki Akbar 55

11. Aminah 80 41. M. Hasyim 50

12. Andra Dwi 79 42. M. Khoiril Akbar 85

13. Anggun Astiana 50 43. M. Rizki 55

14. Arman Reza Maulana 79 44. Novianti 79

15. Asep Djohari 69 45. Nurfitra 65

16. Anisa Aprilia 70 46. Nur Indra Apriliyanti 75

17. Boby Saputra 75 47. Nur oktaviani 75

18. Daisy 75 48. Nurul aini putrid 69

19. Diah Novia 75 49. Nida Alya 65

20. Dita Hikmah 75 50. Putri anjani 85

21. Dwiki Ridwansyah 69 51. Raka Arya Putra 70

22. Epa Setiana 69 52. Santy Puspita Sari 60

23. Evi Nursafitri 75 53. Shidney Anindita 59

24. Etika 50 54. Siti Zahara 75

25. Fadillah aditya 55 55. Susi Kamalia 60

26. Gatot Aji Waluyo 69 56. Susri Miswa 85

27. Hikmawati 89 57. Tia amalia 80

28. Listiana 70 58. Wahyuningsih 79

29. Elsa Anggia 75 59. Yuliana 75

30. Kurnia Setiawan 60 60. Zulfah 70

Page 62: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Untuk mengetahui rata-rata nilai prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an

siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman, kemudian penulis mencari mean rata-

ratanya, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Tabel perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa kelas II SMP Bait Al-Rahman

Dari tabel 33 telah berhasil diperoleh ∑fx=4187, sedangkan N=60.

Dengan demikian mean dapat diperoleh dengan mudah, dengan menggunakan

rumus: 78,6960

4187===

∑N

fxMx

0

2

4

6

8

10

12

14

16

50 55 59 60 65 69 70 75 79 80 85 89

poligon frekuensi tentang skor kemampuan membaca Al-Qur'an

siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman

X f fX

89 1 89

85 3 255

80 3 240

79 7 553

75 14 1050

70 5 350

69 8 552

65 4 260

60 5 300

59 2 118

55 4 220

50 4 200

Total 60=N 4187=∑fX

Page 63: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Kemampuan membaca Al

No Kemampuan Membaca

1. Gagal dalam penguas

2. Kurang dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 50

3. Cukup dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 60

4. Baik dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 70

5. Amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid(

Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel

dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan

ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang

(41,6%) baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7

orang (11,7%) dikatagorikan amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid.

Hasil penilaian kemampuan membaca Al

seleksi penerimaan siswa baru tahun 2009/2010

orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14

orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik,

14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dal

katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan

nilai tes membaca Al-Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al

di SMP Islam Bait Al-Rahman.

0

5

10

15

20

25

sangat baik

Grafik perbandingan hasil Tes membaca Al

Tabel 7

Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al

Kemampuan Membaca f

Gagal dalam penguasaan tajwid (skor <50) 0

Kurang dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 50-59) 9

Cukup dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 60-69) 19

Baik dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 70-79) 25

Amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid(skor 80-89) 7

Total 60

Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel

dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan

ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang

baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7

orang (11,7%) dikatagorikan amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid.

Hasil penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pada saat te

seleksi penerimaan siswa baru tahun 2009/2010 menunjukan bahwa sebanyak

orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14

orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik,

14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dal

katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan

Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al

Rahman.

Baik Cukup baik kurang gagal

Grafik perbandingan hasil Tes membaca Al-Qur'an siswa sebelum dan

setelah pembelajaran Al-Qur'an

Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman

%

0

15%

31,7%

41,6%

11,7%

100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel

dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan

ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang

baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7

Qur’an siswa pada saat tes

kan bahwa sebanyak 3

orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14

orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik,

14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dalam

katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan

Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al-Qur’an

Qur'an siswa sebelum dan

Sebelum

Setelah

Page 64: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Sedangkan untuk membandingkan perbedaan kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa berdasarkan latar belakang pendidikan sebelumnya, penulis

menggunakan teknik analisis komparasional dengan tes kai kuadrat dengan rumus

sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

t

to

t

to

t

to

f

ff

f

ff

f

ff ++

++

−Σ=Χ

22

2

Keterangan: fo = frekuensi yang diobservasi

ft = frekuensi yang diharapkan jika seandainya tidak terdapat

perbedaan frekuensi

Dari hasil penelitian didapat rincian 45 siswa berasal dari SD dan

sebanyak 15 siswa yang berasal dari MI. Hipotesis yang diuji:

Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda

sekolah asal dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.

Hi = terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda sekolah

asal dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.

Tabel 8

Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-Rahman kelas

dua yang berbeda sekolah asalnya

Prestasi/

Sekolah asal 80-89 70-79 60-69 50-59 Total

SD 6 16 18 5 45

MI 1 9 1 4 15

Total 7 25 19 9 60

Table 9

Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 8

Sel fo ft (fo-ft) (fo-ft)2 (fo-ft)

2

ft

1 6 5.25 0.75 0.5625 0.107

2 16 18.75 -2.75 7.5625 0.403

3 18 14.25 3.75 14.0625 0.987

4 5 6.75 -1.75 3.0625 0.454

5 1 1.75 -0.75 0.5625 0.321

6 9 6.25 2.75 7.5625 1.210

7 1 4.75 -3.75 14.0625 2.961

8 4 2.25 1.75 3.0625 1.361

60=N N=60

7.804=X2

Page 65: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Jadi, X2

hitung = 7,804, dengan derajat kebebasan (db) = (2-1).(4-1) = 3.

Dengan menggunakan df sebesar 3, diperoleh harga kai kuadrat pada tabel

nilai kai kuadrat untuk taraf signifikan 5% = 7,815 dan untuk taraf signifikan 1%

= 11,345. Karena X2hitung<X

2tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa sekolah asal para siswa tidak membawa perbedaan yang

signifikan dalam prestasi kemampuan siswa membaca Al-Qur’an jadi perbedaan

yang tampak antara frekuensi yang diobserfasi dengan frekuensi teoritis bukan

merupakan perbedaan yang berarti

Kemudian hasil penelitian mengenai tempat siswa belajar membaca Al-

Qur’an selain di sekolah menunjukan bahwa sebanyak 26 siswa yang belajar

dirumah, 11 siswa di TPA, 13 siswa di rumah guru ngaji, dan 10 siswa belajar di

mushallah/masjid. Hipotesis yang di uji:

Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda

tempat dimana mereka belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah

dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.

Hi = terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda tempat

dimana mereka belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah dengan

prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.

Adapun proses perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 10

Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar membaca

Al-Qur’an selain di sekolah

nilai

tempat 80-89 70-79 60-69 50-59 Total

Rumah 4 8 8 6 26

Masjid/Mushallah 0 5 4 1 10

Rumah guru ngaji 2 7 3 1 13

TPA/TPQ 1 6 2 2 11

Total 7 26 17 10 60

Page 66: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 11

Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10

Sel fo ft (fo-ft) (fo-ft)2

(fo-ft)2

ft

1 4 3.033 0.967 0.934 0.308

2 8 11.267 -3.267 10.671 0.947

3 8 7.367 0.633 0.401 0.054

4 6 4.333 1.667 2.778 0.641

5 0 1.167 -1.167 1.361 1.167

6 5 4.333 0.667 0.444 0.103

7 4 2.833 1.167 1.361 0.480

8 1 1.667 -0.667 0.444 0.267

9 2 1.517 0.483 0.234 0.154

10 7 5.633 1.367 1.868 0.332

11 3 3.683 -0.683 0.467 0.127

12 1 2.167 -1.167 1.361 0.628

13 1 1.283 -0.283 0.080 0.063

14 6 4.767 1.233 1.521 0.319

15 2 3.117 -1.117 1.247 0.400

16 2 1.833 0.167 0.028 0.015

60=N N=60 6.004=X2

Jadi, X2

hitung = 6,004, dengan derajat kebebasan (db) = (4-1).(4-1) = 9.

Dengan menggunakan df sebesar 9, diperoleh harga kai kuadrat pada tabel

nilai kai kuadrat untuk taraf signifikan 5% = 16,919 dan untuk taraf signifikan 1%

= 21,666. Karena X2hitung<X

2tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa tempat belajar siswa membaca Al-Qur’an selain di

sekolah tidak membawa perbedaan yang signifikan dalam prestasi kemampuan

siswa dalam membaca Al-Qur’an jadi perbedaan yang tampak antara frekuensi

yang diobservasi dengan frekuensi teoritis bukan merupakan perbedaan yang

berarti.

Page 67: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Tabel 12

Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X)

Responden Skor Responden Skor

1 62 31 60

2 65 32 62

3 61 33 61

4 67 34 69

5 59 35 60

6 68 36 62

7 61 37 57

8 61 38 59

9 59 39 69

10 62 40 68

11 61 41 57

12 60 42 56

13 65 43 69

14 61 44 67

15 68 45 68

16 72 46 62

17 69 47 72

18 67 48 67

19 61 49 67

20 62 50 72

21 62 51 62

22 65 52 60

23 62 53 73

24 62 54 67

25 57 55 72

26 62 56 73

27 67 57 69

28 73 58 72

29 65 59 73

30 67 60 65

Page 68: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Page 69: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

2. Hubungan pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa.

Rumusan hipotesis yang penulis ajukan adalah:

Ha = Ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an dengan

kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an

dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Adapun hipotesis dalam bentuk statistik:

Ha : r ≠ 0

Ho : r = 0

Untuk mengetahui hubungan pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa, maka penulis menganalisa data dalam bentuk analisis

kuantitatif dengan rumus product moment adapun langkah-langkah yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Mencari CX` dengan rumus:

5,6960

57,

1 ===∑

N

fxC

x

Mencari Cy` dengan rumus:

52,060

31,

1 ===∑

N

fxC

y

Mencari SDx dengan rumus:

82,281,219025,085,81

60

57

60

5311

22

,2,

,

=×=−=

−=

−=∑∑

N

fx

N

fxiSD

X

Mencari SDy dengan rumus:

81,281,212704,015,81

60

31

60

4891

22

,2,

,

=×=−=

−=

−=∑∑

N

fy

N

fyiSD

y

Page 70: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Mencari rxy dengan rumus:

( )( )

( )( )

( )( )

( )( )502,0

9242,7

976,3

81,282,2

52,095,060

268''

,,

==

=

−∑

=yx

yx

xySDSD

CCN

yx

r

Setelah diketahui adanya kolerasi, maka akan dihitung berapa konstribusi

pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-Rahman dengan menggunakan rumus koefisien

determinan (KD) sebagai berikut:

( )

%25,6%1000625,0

%100250,0

%100

2

2

=×=

×=

= xrP

Perhitungan di atas diperoleh koefisien determinan (KD) sebesar 6,25%,

maka dapat dikatakan bahwa konstribusi yang diberikan pembelajaran Al-Qur’an

pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sebesar 6,25% sedangkan sisanya

93,75% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya berdasarkan penganalisaan data

di atas, faktor lingkungan khususnya orang tua, pembiasaan serta motivasi siswa

yang membentuk konstribusi terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang kebanyakan diantara responden

menyatakan bahwa orang tua mereka sering membaca Al-Qur’an di rumah, ini

dapat memberikan dampak positif bagi anak untuk menirunya. Pernyataan ini

diperkuat oleh pernyataan responden yang sebagian besar menyatakan bahwa

sekolah bukan salah satunya tempat untuk belajar Al-Qur’an. Selain itu, motivasi

siswa untuk menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan dapat membantu

mereka untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an, hal ini dapat dilihat dari

pernyataan responden yang sebagian besar sering menerapkan materi yang telah

diberikan di sekolah ketika membaca Al-Qur’an.

Kemudian untuk menguji signifikansi hasil perhitungan kolerasi di atas

digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

Page 71: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

( )420,4

502,01

260502,0

1

222

=−

−=

−=

r

nrto

Kaidah pengujian:

Jika to > t table, maka tolak Ho artinya signifikan dan

to < t table, terima Ho artinya tidak signifikan

Berdasarkan perhitungan diatas, α = 0,05 dan n = 60, dk = n-2 = 60-2= 58

sehingga diperoleh ttabel = 2,000.

Ternyata t0=4,420 > ttabel=2,000 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan

yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa.

D. Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti bahwa

implementasi pembelajaran Al-Qur’an berpengaruh secara signifikan pada

kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Pembelajaran Al-Qur’an merujuk kepada proses menciptakan suasana

belajar yang diprogramkan, sehingga terjadi perubahan tingkahlaku yang terkait

dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran Al-Qur’an. Walaupun

kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang, tetapi kita dapat membandingkan kondisi sebelum dan sesudah

pembelajaran berlangsung. Jika kita memperhatikan hasil perbandingan tes

kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al-

Qur’an dilaksanakan, hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an yang

dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman telah menunjukan efektifitasnya

yang nyata dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Proses pembelajaran Al-Qur’an dengan melibatkan unsur-unsur belajar

yang dilaksanakan dengan efektif dan produktif akan mempengaruhi kepada

kualitas kemampuan membaca Al-Qur’an.

Page 72: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Islam Bait Al-

Rahman mengenai pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya terhadap

kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, penulis memperoleh kesimpulan bahwa

Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman secara

umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah berjalannya

beberapa program yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an

dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pembelajaran

dapat berjalan dengan efektif.

Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara

umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian

memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik

dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Tinggi rendahnya nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa erat

hubungannya dengan proses pembelajaran di kelas, dimana hubungan itu sifatnya

searah. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan di

SMP Islam Bait Al-Rahman telah menunjukan efektifitasnya yang nyata dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

Page 73: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

B. Saran

Berdasarkan pengamatan penulis dalam melakukan penelitian, penulis

ingin mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk pihak sekolah, hendaknya terus mempertahankan dan terus

meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an, khususnya mengenai

bacaan Al-Qur’an siswa.

2. Ketika memberikan evaluasi mengenai materi tajwid, hendaknya guru Al-

Qur’an tidak hanya melihat dari segi kognitif siswa saja, tetapi juga

memperhatikan ranah psikomotorik siswa, sehingga siswa bisa lebih

maksimal dalam penerapannya.

3. Jika dilihat dari proses pembelajaran yang terjadi, Siswa dan guru

hendaknya meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik sehingga dapat

membangkitkan semangat belajar siswa untuk bersikap positif terhadap

pembelajaran Al-Qur’an.

4. Untuk mengasah keterampilan siswa dalam membaca Al-Qur’an

diperlukan adanya partisipasi orang tua siswa, orang tua diharapkan dapat

membiasakan sejak dini membiasakan anak untuk melestarikan bacaan Al-

Qur’an.

5. Untuk para siswa, hendaknya untuk lebih menggiatkan diri untuk

membiasakan diri membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Page 74: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Bandung: CV J-Art, 2007.

Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Imam, Shahih

Muslim, Juz.1, Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995.

Abidin, Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992.

Ali Ashabuni, Muhammad, Al-tibyan Fi al-‘ulum Al-Qu’ran, Beirut: Al-

Mazzroah, 1985.

Al-Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Mabahits fi ‘Ulumil

Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, Cet.1, Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian,Jakarta:Rieneka Cipta, 2002.

As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qu’ran, Cet.6, Jakarta: pustaka

Firdausi, 1996.

Darajat, Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, Cet.4, Jakarta: Bumi

aksara, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai pustaka, 1989.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet.2, Jakarta: bumi Aksara,

1999.

Hasby Ash Shiddieqy, M, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,

Cet.1, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997.

Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2

Juli 2010.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Bandung: Rosdakarya, 2004.

PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, Jakarta: Redaksi sinar grafika, 2006.

Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,

2005.

Page 75: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di

Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: LKIS, 2009.

Rasyad, Aminuddin, teori Belajar dan Pembelajaran, Cet.4, Jakarta: Uhamka

Press, 2003.

Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, Jakarta: Rajawali, 1986.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008.

Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-

Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, Cet.12, Bandung:

Rosda Karya,2005.

Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien,

Bandung: Angkasa, 1987.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional , T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t.

Uzer Usman, Moh, menjadi Guru professional, cet.20, Bandung: PT Remaja

Rosda karya,2006.

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Cet.12, Jakarta: Hida

Karya agung, 1990.

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet.8, Surabaya: Usaha

nasional, 1993.

Page 76: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

PEDOMAN WAWANCARA

Hari, Tanggal : Rabu, 10 November 2010

Tempat : SMP Islam Bait Al-Rahman

Yang di wawancarai : Bapak Sahabudin MA

Jabatan : wakil Kepala Sekolah/ Guru PAI

1. Hal apa saja yang bapak lakukan dalam memotivasi belajar Al-Qur’an siswa?

Jawab:

Beberapa hal yang saya lakukan dalam memotivasi siswa khususnya dalam

pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya:

• Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dari belajar Al-

Qur’an itu sendiri.

• Memberi semangat kepada siswa bahwa Al-Qur’an mempunyai manfaat

yang luar biasa, baik itu dari segi akhirat maupun keduniaan.

• Setiap bulan Ramadhan, kami memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjadi tutor dalam membaca Al-Qur’an, yang kami targetkan

sebanyak 15 orang, yang menjadi tutor akan kami berikan hadiah yang

biasanya berupa uang, dan siapa yang menajadi tutor terbaik akan

mendapatkan hadiah tambahan, dengan demikian siswa akan berlomba-

lomba untuk giat belajar membaca Al-Qur’an.

2. Usaha apa saja yang bapak lakukan dalam menciptakan suasana kondusif

dalam kelas?

Jawab:

• Ketika berinteraksi dengan siswa saya berusaha untuk lebih santai agar

mereka tidak terlalu tegang ketika belajar.

• Jika saya merasa mereka kelihatan mulai jenuh pada saat pembelajaran,

saya sekilas memberikan cerita yang mendidik kepada siswa untuk

mengembalikan konsentrasi mereka dalam belajar, setelah itu saya

melanjutkan pembelajaran.

Page 77: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

3. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam menyampaikan materi Al-

Qur’an?

Jawab:

Metode yang saya gunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya:

• Demonstrasi, dalam pembelajaran Al-Qur’an saya lebih banyak

menggunakan demonstrasi dari pada ceramah, yah meskipun demikian

metode ceramah tetap saya gunakan

• Tanya jawab

• Latihan atau praktek, jadi pada saat salah satu siswa praktek membaca Al-

Qur’an, siswa yang lain mencari hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang

saya tentukan suratnya dan jumlah hukum dalam bacaan tersebut.

• Mengenai materi yang berhubungan dengan kandungan Al-Qur’an

(biasanya materi ajar kelas tiga) saya menggunakan metode dialog.

• Dan untuk pembelajaran Al-Qur’an, saya memegang kelas satu, dalam

meningkatkan kemampuan membaca siswa metode yang saya gunakan

adalah metode Al-Barqi, metode ini sangat bagus untuk digunakan,

khususnya bagi siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an, menurut saya

antara metode Iqro dan metode Al-barqi tidak terdapat perbedaan yang

signifikan, selain itu metode Al-barqi lebih hemat waktu dan biaya,

dengan menggunakan metode Al-Barqi anak lebih mudah untuk

memahami bacaan karena kalimatnya mudah diingat, sedangkan bagi

siswa yang sudah mampu membaca dapat langsung menggunakan Al-

Qur’an.

4. Sarana dan prasarana apa saja yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang

pembelajaran Al-Qur’an?

Jawab:

Diantaranya sarana dan prasarana yang sekolah sediakan dalam pembelajaran

Al-Qur’an diantaranya:

• Sekolah menyediakan Al-Qur’an

• Buku paket dan buku mengenai tajwid

• Masjid untuk latihan membaca Al-Qur’an

Page 78: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

• Beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD Qira’ati, CD

Quantum Reading Qur’an (CD ini biasanya diperuntukan bagi anak yang

belum mengenal huruf hijaiyah), CD yang berhubungan dengan beberapa

materi mengenai kandungan Al-Qur’an.

5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an di SMP

Baiturrahman? Kemudian bagaimana cara bapak mengatasinya?

Jawab:

Faktor yang menghambat diantaranya:

• Kurangnya waktu pembelajaran Al-Qur’an, waktu yang diberikan hanya

tiga jam dalam seminggu sedangkan jumlah anak cukup banyak. Berbeda

dengan setahun yang lalu, pada saat itu setiap sabtu terdapat

ekstrakulikuler Al-Qur’an selama 2 jam bagi mereka yang belum bisa

membaca Al-Qur’an menurut saya hal ini lebih efektif, hal ini ditiadakan

karena terdapat beberapa kendala, diantaranya dari segi biaya.

• Umumnya siswa berasal dari Sekolah Dasar (SD)

• Mereka kurang latihan dan kurang membiasakan diri untuk membaca Al-

Qur’an dirumah.

Diantara cara yang saya lakukan dalam mengatasi hal tersebut diantaranya:

• Pada saat pembelajaran Al-Qur’an saya meminta siswa yang lebih pandai

membaca Al-Qur’an membimbing siswa yang belum bisa (tutor sebaya)

• Saya menghimbau kepada siswa untuk berlatih membaca Al-Qur’an di

rumah.

6. Bagaimana pelaksanaan Evaluasi yang bapak lakukan khususnya dalam

pembelajaran Al-Qur’an?

Jawab:

• Pada saat penerimaan calon siswa baru, kami melakukan tes seleksi,

diantara materi yang diujikan yaitu: bahasa inggris, matematika dan Al-

Qur’an.

• Post test

Page 79: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

• Pada akhir pelajaran diadakan praktek.

• Salah satu syarat kelulusan anak kelas tiga, mereka minimal lulus satu kali

khatam membaca Al-Qur’an, hal ini dapat diketahui dari buku kontrol

siswa dalam membaca Al-Qur’an.

Mengetahui,

Interwiewer interwiewee

(Ida Farida) (Sahabudin MA)

Page 80: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

PEDOMAN WAWANCARA

Hari, Tanggal : Rabu, 10 November 2010

Yang di wawancarai : Bapak M. Rosyid MPdi

Jabatan : Guru Al-Qur’an kelas dua

1. Hal apa saja yang bapak lakukan dalam memotivasi belajar siswa?

Jawab:

Sebelum pembelajaran Al-Qur’an saya mengingatkan kepada siswa, bahwa

yang namanya orang menuntut ilmu, perlu diingat 7 perkara, diantaranya

cerdas, teman, semangat yang tinggi dalam belajar, harta/uang, hormat kepada

guru, berkesinambungan

2. Usaha apa saja yang bapak lakukan dalam menciptakan suasana kondusif

dalam kelas?

Jawab:

• Saya berusaha bersikap terbuka dengan siswa, pada usia seperti mereka

saat ini jika dikerasin semakin menjadi.

• Sesekali saya mengadakan permainan kartu (card short), misalnya siswa

mencari hukum yang sesuai dengan potongan Al-Qur’an yang terdapat

pada kartu.

3. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam menyampaikan materi

pembelajaran Al-Qur’an?

Jawab:

Saya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, kemudian saya menyuruh

siswa untuk membaca langsung dalam menerapkan tajwid (latihan/praktek).

4. Menurut bapak, kesulitan apa yang lebih condong siswa rasakan mengenai

materi tajwid?

Jawab;

Page 81: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

Mereka umumnya kesulitan mengenai mad, dan kebetulan untuk anak kelas

hanya beberapa jenis mad yang baru diajarkan, seperti mad thabi’i, mad wajib

muttashil, dan mad jaiz munfashil.

5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an di SMP

Baiturrahman? Bagaimana cara bapak untuk mengatasi hal tersebut?

• Latar belakang sekolah siswa

• Kebiasaan mereka untuk mengaji di rumah kurang

• Daya ingat/ daya tangkap anak yang berbeda

Untuk mengatasinya saya melakukan pengulangan, kemudian saya menyuruh

siswa yang bisa membaca Al-Qur’an, untuk membimbing siswa yang belum

bisa membaca Al-Qur’an.

6. Bagaimana pelaksanaan Evaluasi yang bapak lakukan khususnya dalam

pembelajaran Al-Qur’an?

Jawab:

Saya menyuruh siswa untuk baca satu persatu, selain itu saya memberikan

contoh surat untuk dicari hukum bacaan yang terdapat dalam surat tersebut.

Mengetahui,

Interwiewer interwiewee

(Ida Farida) (M. Rosyid M,pdi)

Page 82: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

DAFTAR QUESIONER

PETUNJUK PENGISIAN QUESIONER

1. mohon dijawab semua pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya dengan

mengisi jawaban sesuai dengan keadaan anda, dengan memberikan tanda

silang (x) pada jawaban yang cocok

2. jawaban ada pada questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda

sebagai siswa

IDENTITAS RESPPONDEN

Nama : kelas :

Jenis kelamin : Sekolah asal : MI/ SD (lingkari salah satu)

1. Saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati

a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

2. Saya kurang peduli terhadap prestasi hasil belajar Al-Qur’an

a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

3. Saya mempelajari materi Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum mengikuti

pembelajaran Al-Qur’an di kelas

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Saya menyelesaikan tugas yang diberikan guru lebih cepat dari waktu yang

ditetapkan

a. Sangat sering b. sering c.kadang-kadang d.tidak pernah

5. Guru menguasai materi dengan baik

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Guru memberikan penjelasan materi dengan bertele-tele

a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang disampaikan

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Setelah mempelajari materi Al-Qur’an yang diberikan di sekolah, saya merasa

lebih baik dalam membaca Al-Qur’an

a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

Page 83: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

9. Saya dapat memahami materi tajwid dengan baik

a. Sering sekali b. sering c. kadang-kadang d.tidak pernah

10. Guru mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata

cara membaca Al-Qur’an

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

11. Guru dalam memberikan uraian materi Al-Qur’an dikuti dengan latihan

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

12. Guru akan menegur saya, jika saya berbicara dengan teman saya ketika

pelajaran berlangsung

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

13. Sekolah menyediakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an seperti Iqro, Al-

Qur’an ataupun lainnya

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

14. Setiap siswa tidak bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan kelas

b. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

15. Guru Al-Qur’an terlambat ketika masuk kelas

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

16. Guru mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

17. Saya dan guru mendisain tata ruang kelas secara berkala

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

18. Komunikasi siswa dengan guru dikelas ini terjalin dengan baik

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

19. Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan pertanyaan mengenai materi

pembelajaran Al-Qur’an sebelumnya

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

20. Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan ujian/tes

pembelajaran Al-Qur’an

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

21. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran

membaca Al-Qur’an

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

Page 84: PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3548/1/IDA FARIDA-FITK.pdf · berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

22. Saya mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an

a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

23. Jika anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, kesulitan apa

yang anda alami?

a. Makharijul huruf (cara membunyikan huruf) c. tanda berhenti (waqaf)

b. Hukum nun mati dan tanwin d. tanda panjang (mad)

24. Saya merasakan kedamaian setelah membaca Al-Qur’an

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

25. Al-Qur’an sebaiknya dibaca secara tartil (tidak tergesa-gesa)

a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

26. Selain di sekolah saya malas untuk membaca Al-Qur’an

a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

27. pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca Al-

Qur’an

a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju

28. Setelah guru memberikan materi Al-Qur’an, saya berusaha untuk

menerapkannya dalam membaca Al-Qur’an

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

29. Di rumah orang tua saya membaca Al-Qur’an

a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

30. Selain di sekolah, dimana tempat anda belajar membaca Al-Qur’an?

a. TPA/TPQ b. rumah guru ngaji c. rumah d. masjid/mushallah