PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA...
Transcript of PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA...
PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.pd.i)
Oleh:
IDA FARIDA
106011000104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H /2010 M
PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA
PADA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI
SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh:
Ida Farida
Nim: 106011000104
Di Bawah Bimbingan:
Dr. H. A. Syafi’ie Noor
NIP:19470902 196712 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN
PENGUJI SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman”
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada
tanggal 16 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Bahrissalim, M.Ag
NIP: 19680307 199803 1 002 ……….. ………………
Sekretaris Jurusan (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag
NIP: 19670308 200003 1 001 ……….. ………………
Penguji I
Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi
NIP: 19690206 199503 1 001 ……….. ………………
Penguji II
Drs. Rusydi Jamil, MA
NIP: 19621231 199503 1 005 ……….. ………………
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP: 19571005 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ida Farida
NIM : 106011000104
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 November 2010
Ida Farida
ABSTRAK
Nama : Ida Farida
NIM : 106011000104
Fak/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/PAI
Judul : Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan
membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, sekaligus sebagai sumber
ajaran Islam yang paling utama yang menjadi pedoman hidup bagi para
pemeluknya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi umat Islam untuk dapat
membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan ajaran yang terkandung
didalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-
Quran di SMP Islam Bait Al-Rahman, untuk mengetahui kemampuan membaca
Al-Qur’an siswa dan untuk mengetahui hubungan antara implementasi
pembelajaran Al-Qur’an dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP
Islam Bait Al-Rahman
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif,
sedangkan jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah kolerasional yaitu untuk
mencari hubungan antara dua variabel. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an
di SMP Islam Bait Al-Rahman secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam
meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara
umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian
memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik
dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Dengan memeriksa table ”r” product moment dengan df 60 diperoleh rtabel
pada taraf signifikan 5% sebesar 0,250, sedangkan pada taraf signifikan 1%
diperoleh rtabel 0,372. Ternyata rxy (yang besarnya=0,502) adalah jauh lebih besar
dari pada rtabel. Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa erat hubungannya dengan proses pembelajaran di
kelas, dimana hubungan itu sifatnya searah
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an
di SMP Islam Bait Al-Rahman berada pada taraf nilai KD 6,25% sedangkan
sisanya 93,7% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya faktor lingkungan
khususnya orang tua dan pembiasaan serta motivasi siswa
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta
sahabatnya.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,
baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan
dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK) bapak Prof. Dr. H. Dede
Rosyada, M. A, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh
staffnya.
3. Bapak Dr. A. Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu
dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat dikemudian hari.
5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang
tercinta, Ayahanda H. Saleh Ali dan ibunda Munawaroh serta keluarga penulis
yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas
jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya
merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis
hingga saat ini.
6. Kepala sekolah SMP Islam Bait Al-Rahman beserta staffnya yang telah
memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam penelitian.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan
Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan
kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan
pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku vera, lb, lili,
mery dan dadut yang selalu memberikan support kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’lamin.
Jakarta, 29 November 2010
Ida Farida
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan masalah .............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 6
2. Pengertian Al-Qur’an .................................................................. 7
3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an ................................................. 9
4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an ........................ 10
5. Metode pembelajaran Al-Qur’an ............................................... 13
6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an ............................................. 17
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an ............................ 19
2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an .............................................. 21
3. Adab Membaca Al-Qur’an ........................................................ 22
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
membaca Al-Qur’an ................................................................. 23
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 26
B. Variabel Penelitian ............................................................................. 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur'an di SMP Islam Bait Al-Rahman ..... 32
B. Deskripsi Data .................................................................................... 37
C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................................. 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 62
B. Saran .................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN
Daftar Tabel
Tabel 1 Kisi-kisi angket ................................................................................ 28
Tabel 2 Interpretasi nilai “r” product moment ............................................... 30
Tabel 3 Perhitungan angket ...................................................................... 37-50
Tabel 4 Skor kemampuan membaca Al-Qur’an siswa ................................... 51
Tabel 5 Perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman .................................. 52
Tabel 6 Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-
Rahman ............................................................................................ 53
Tabel 7 Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-
rahman kelas dua yang berbeda sekolah asalnya ............................... 54
Table 8 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada table 8 .............. 54
Tabel 9 Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar
membaca Al-Qur’an selain di sekolah .............................................. 55
Tabel 10 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10 ............. 56
Tabel 11
Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X) ............................ 57
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu mata pelajaran
yang dipelajarai di sekolah adalah Pendidikan Agama Islam, dengan maksud agar
peserta didik menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia.
Di dalam kurikulum pendidikan terdapat kompetensi dasar mata pelajaran
Pendidikan Agama yang berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus
dikuasai selama siswa menempuh pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan
yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran
dari kemampuan umum yang harus di capai di SMP yaitu:
a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlak peserta
didik dalam dimensi vertikal dan horizontal.
b. Dapat membaca Al-Qur’an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya,
menyalin dan mengartikannya.
1 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.6
c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat
Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.
d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah serta
khulafaurrasyidin.
e. Mampu mengamalkan sistem muamalah Islam dalam tata kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2
Dalam pelaksanaannya sekolah diberikan kewenangan dalam menjalankan
tugasnya, guru Pendidikan Agamapun memiliki hak dan wewenang dalam
memilih model, metode, media pengajaran yang dianggap efektif dan efesien
untuk mencapai tujuan.
Mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari huruf-hurufnya. Tentunya
tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkat selanjutnya. Berkenaan dengan
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an terdapat standar kompetensi
sebagai indikator yang akan digunakan dalam pengukuran kemampuan siswa.
Dalam PERMENDIKNAS NO. 23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi
lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat
SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari
tata cara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan
hukum bacaan mad dan waqaf.3 Dengan demikian maka kemampuan membaca
Al-Qur’an siswa lebih ditekankan kepada membaca Al-Qur’an yang menerapkan
secara praktis ilmu tajwid.
Melihat kenyataan saat ini, banyak siswa yang terpengaruh oleh arus
modernisasi yang mengakibatkan mereka mengesampingkan dan cenderung
bermalas-malasan dalam mempelajari Al-Qur’an sehingga banyak orang tua yang
2Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Rosdakarya, 2004. Hlm.150 3 PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, (Jakarta: Redaksi sinar grafika, 20060,
hlm.71.
mengeluh bahwa anak mereka belum mampu membaca Al-Qur’an, padahal
seharusnya pada tingkat SMP mereka telah mampu membaca Al-Qur’an.
Dari hasil penilaian keterampilan membaca Al-Qur’an pada salah satu
SMP Negeri di Jakarta menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu
membacanya. Di antara faktor yang mempengaruhinya menurut guru yang
bersangkutan adalah siswa masih belum memiliki dasar membaca Al-Qur’an, hal
ini disebabkan mereka tidak mau belajar membaca Al-Qur’an di rumah, selain itu
sebagian besar mereka berasal dari Sekolah Dasar yang diduga pengalaman
belajar membaca Al-Qur’an yang diperolehnya sangat sedikit, walaupun diantara
mereka sebelumnya pernah belajar membaca Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-
Qur’an (TPA) tetapi mereka tidak pernah mengulang kembali sehingga mereka
tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an.
Pada dasarnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh lembaga yang
menyiapkannya, dalam konteks ini perlu dipahami bahwa prestasi yang dimiliki
siswa sebagian besar bertumpu pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh tenaga pendidik disamping komponen-komponen pendidikan di sekolah yang
meliputi sistem pendidikan serta sarana dan prasarana yang memadai.
SMP Islam Bait Al-Rahman merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang memandang betapa pentingnya untuk memberikan pelajaran Al-Qur’an
kepada siswa, sehingga SMP Islam Bait Al-Rahman selalu berupaya membimbing
siswanya untuk bisa membaca Al-Qur’an. Dari latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung di SMP Islam Bait
Al-Rahaman dengan judul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya Pada
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Al-Rahman”.
B. Identifikasi Masalah
1. Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.
2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung efektifitas pembelajaran
Al-Qur’an di SMP Bait Al-Rahman.
3. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi siswa SMP Bait Al-
Rahman dalam membaca Al-Qur’an.
4. Perbedaan tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa berdasarkan
latar belakang pendidikan.
5. Kaitan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan pembelajaran Al-
Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dari pengertian judul dan
isi bahasan dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan
batasan untuk mempertegas maksud dan tujuan. Pembelajaran disini yaitu suatu
aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan
melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi didalam mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an.
Dan pembelajaran Al-Qur’an disini yaitu pembelajaran Al-Qur’an yang berkaitan
dengan materi mengenai ilmu tajwid.
Sedangkan yang dimaksud kemampuan membaca Al-Qur’an disini yaitu
kesanggupan membaca/melafalkan huruf Al-Qur’an yang dilihat dari segi
kelancaran dan pemahaman siswa tentang tajwid.
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pembelajaran Al-
Qur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas
dua SMP Islam Bait Al-Rahman.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti
adalah “Apakah terdapat kolerasi antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an
dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa?”
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam
Bait Al-Rahman.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam
Bait Al-Rahman.
3. Untuk mengetahui hubungan antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an
pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait Al-
Rahman.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berkaitan.
Konsep belajar berakar pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada
pihak guru dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu, bergantung
kepada situasi dari kedua kegiatan itu terjadi.4
Menurut Hilgard dan Marquis yang dikutip oleh Aminudin Rasyad
learning is the process by which an activity originates or is changed through
training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as
distringuished from changes by factor not attributable to training. Menurut
Hilgart dan Marquis belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam
diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi
perubahan dalam diri.5
Menurut Muhibbin Syah “Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan
perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagi hasil interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”6
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah “proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.”7
4 Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003),
Cet.4, h.1. 5Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.29. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, (Bandung: Rosda
Karya,2005), Cet.12, h.92.
Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah
“proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.”8
Beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran, diantaranya
menurut Tohirin pembelajaran merupakan upaya membelajarkan atau upaya
mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar.9
Menurut Aminuddin Rasyad pembelajaran adalah “proses yang terjadi
yang membuat seseorang atau sejumlah orang yaitu siswa melakukan proses
belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.”10
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, yang dimaksud dengan
pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa
melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
2. Pengertian Al-Qur’an
Lafal Al-Qur’an secara bahasa sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari
qara’a, qira’atan wa qur’anan, ia merupakan bentuk mashdar menurut wazan
dari kata fu’lan, seperti qufran dan syukron. Bentuk kata kerjanya adalah qara’a
yang berarti mengumpulkan dan menghimpun.12
Dengan demikian lafal Qur’an
dan qira’ah secara bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian huruf-
huruf dan kata-kata dengan sebagian lainnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai pustaka, 1989), h. 17. 8 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.4 9 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h.8. 10
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.14.
11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 1999), h.57. 12
Manna’ Al-Qaththanan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terj. Mabahits fi ‘Ulumil
Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006), cet.1, h.12.
¨βÎ) $ uΖøŠ n= tã …çµyè ÷Η sd …çµ tΡ# u ö�è% uρ ∩⊇∠∪ #sŒ Î* sù çµ≈tΡ ù& t�s% ôì Î7¨?$$ sù …çµ tΡ#u ö�è% ∩⊇∇∪
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu)
dan (membuat pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai
membacaknnya maka itulah bacaan itu.” (Q.S Al-Qiyamah:17-18).13
Pengertian Al-Qur’an menurut Hasbi Ash Shidieqy adalah “wahyu Ilahi
yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita
ummatnya dengan jalan mutawattir, yang dihukum kafir orang yang
mengingkarinya.”14
Pengertian Al-Qur’an menurut Ali Ash-Shabuni yaitu:
������� ����� �� ����������� ���������� ��������������� ������ ����� ������ �!�� "#��������� �$��%����� &� ��'(
������� �����)� ����� ������'��� �)* %������� ��+����#���� ��������� "��+,������� �-�.�/���� !�0 �1�+��(���� ���'*����2
�3��4�#��� �2����� ������� ����� ���.���15 "Firman Allah yang bersifat mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi
terakhir (Nabi Muhammad) dengan perantara malaikat jibril, yang ditulis
di dalam mushaf, dinukilkan dengan cara muttawatir serta di pandang
sebagai suatu ibadah bagi orang yang membacanya yang dimulai dari
surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas."
Sedangkan menurut Subhi As-Shalih Al-Qur’an adalah “kalam Ilahi yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis didalam mushaf
berdasarkan sumber-sumber muttawatir yang bersifat pasti kebenarannya, dan
yang dibaca umat Islam dalam rangka ibadah.”16
Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ulama lebih banyak unsur-
unsur yang sama dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Dan jika kita cermati tampak
adanya beberapa perbedaan diantara definisi-definisi yang mereka ungkapkan.
Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadikan pertentangan dan juga tidak
13
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung: Jum’atul ali Art,
2007), h. 577 14
M.Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet.1, h.5 15
Muhammad Ali Ashabuni, Al-tibyan Fial-‘ulum Al- Qu’ran, (Beirut : Al-Mazzroah,
1985), h.8.
16
Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Jakarta: pustaka Firdausi, 1996),
Cet.6, h.15.
menjadi masalah yang tidak bisa dikompromikan, yang ada justru sebaliknya
perbedaan yang ada saling melengkapi pengertian-pengertian yang diungkapkan
diantara mereka.
Dari beberapa pengertian yang diuraikan oleh para ulama, dapat di
simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan
kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang menjadi mu’jizat atas
kerasulannya untuk dijadikan petunjuk bagi manusia disampaikan dengan cara
muttawattir dalam mushaf dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Naas serta menjadi ibadah bagi yang membacanya.
3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an
Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran
menjadi jelas.
Pembelajaran Al-Qur’an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar
juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana
diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar
dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar
dapat membiasakan Al-Qur’an dalam kehidupannya. 3) memperkaya
pembendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang indah dan menarik hati.”17
Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan
pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi, dengan demikian tujuan yang
diharapkan adalah sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam
PERMENDIKNAS NO.23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP,
yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari
tatacara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan
hukum bacaan mad dan waqaf.
17
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta:Hida Karya
agung,1990), Cet.12, h.91.
4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an
Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada hakikatnya merupakan unsur-
unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam
bukunya Kurikulum dan Pembelajaran, mengemukakan unsur–unsur
pembelajaran sebagai berikut :
1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi
membelajarkan siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa.
2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar meliputi: motivasi
belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan
subyek yang belajar.18
Dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa unsur-unsur dinamis
dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya: Motivasi belajar, bahan
belajar, alat bantu belajar dan suasana belajar.
a. Motivasi Belajar
Dalam konsep pembelajaran motivasi berarti seni mendorong siswa untuk
terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tercapai tujuan belajar.19
Motivasi
bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam
diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar
(ekstrinsik) merupakan hal atau keadaan yang berasal dari luar diri siswa yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah,
peraturan sekolah, suri tauladan, dan lain sebaginya.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi disebabkan tidak adanya motivasi untuk
belajar sehingga ia tidak berusaha mengarahkan kemampuannya. Adapun ciri
siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dikelas sebagaimana dikemukakan oleh
Sadirman, yaitu:
1) Tekun dalam menghadapi tugas dan dapat belajar dalam waktu yang
lama.
18
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran…h.67 19
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.92.
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, juga tidak cepat
puas atas prestasi yang dimiliki.
3) Menunjukan minat yang besar terhadap masalah belajar.
4) Lebih suka belajar sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepas apa
yang diyakininya.
6) Senang mencari dan memecahkan masalah.20
Jika melihat ciri motivasi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan
keberhasilan suatu proses pembelajaran.
b. Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Dengan bahan belajar, para siswa dapat mempelajari hal-hal
yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran Al-
Qur’an guru memiliki peranan yang sangat penting, karena didalam pembelajaran
Al-Qur’an terdapat materi-materi yang harus dipraktekan secara langsung agar
tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam membacanya.
Adapun materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an menurut Zakiah
Darajat, antara lain mengenai:
1) Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya
(alifbata)
2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah, dan sifat-sifat huruf, ini
dibicarakan dalam ilmu makhraj.
3) Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
(maad), tanwin dan sebagainya.
4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlaq,
waqaf jawaz dan sebagainya.
5) Cara membaca, melagukan dengan beragai macam irama dan bermacam-
macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.
6) Adabut Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-Quran sesuai
dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.21
Materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk siswa tingkat SMP
lebih kepada masalah tajwid mengenai hubungan antar huruf, masalah panjang
pendek ucapan dan masalah memulai dan menghentikan bacaan.
20
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1986), h.81. 21
Zakiah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, (Jakarta: Bumi aksara,
2008), cet.4, h.91.
c. Alat bantu belajar
Alat/media merupakan salah satu sarana yang dapat membantu proses
pembelajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan
berbagai situasi kelas, menentukan metode atau strategi yang ia pakai dalam
situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara
siswanya.
Ramayulis membagi alat/media pembelajaran kepada dua bagian, yaitu
alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan
benda (non materil).22
Menurut Zakiah Darajat alat pendidikan yang berupa benda meliputi: 1)
bahan bacaan atau bahan cetakan. 2) alat pandang dengar. 3) contoh-contoh
kelakuan, seperti mimik, berbagai gerakan badan, dramatisasi. 4) media
pendidikan yang bersumber dari masyarakat dan alam sekitar.23
Diantara
alat/media yang bukan berupa benda, yaitu: keteladanan, perintah/larangan,
ganjaran dan hukuman.
d. Suasana Belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempunyai
pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana
pergaulan disekolah juga berpengaruh pada kegitan belajar. Oleh karena itu, guru
dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan
menyenangkan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa didalam
membina suasana belajar yang efektif antara lain:
1) Guru diharapakan dapat bersikap menunjang, membantu, adil, dan
terbuka.
2) kesadaran siswa untuk membina disiplin dan tata tertib dalam kelas.
3) Menciptakan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, yang dijiwai
oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.24
22 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2002), h.182. 23
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam..h.230-231. 24
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..h.69-70.
5. Metode pembelajaran Al-Qur’an
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”.
Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.25
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud”.26
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara
yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode memegang peranan yang tidak
kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode pembelajaran Al-Quran
adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan dalam pembelajaran Al-Qur’an.
Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an dapat
dibedakan menjadi dua, yakni metode umum dan metode khusus. Yang termasuk
dalam metode umum yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an antara lain:
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara
penyampaian materi-materi pelajaran kepada siswa dilakukan dengan cara
penuturan secara lisan.27
Pelaksanaan metode ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta
atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan
apabila cara lain tidak mungkin ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan
bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan untuk memperkenalkan sesuatu yang
baru.
Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dulu hingga sekarang terus
berjalan dan paling banyak dilakukan, namun usaha peningkatan teknik mengajar
tersebut terus mengalami peningkatan dan para ahli menemukan beberapa
kelemahannya, diantaranya: 1) membuat siswa pasif. 2) mengandung unsure
paksaan kepada siswa. 3) menghambat daya kritis siswa.28
25
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran..h. 26
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h. 27 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional,
1983), cet.8, h.83. 28
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.289.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode ini tepat untuk digunakan,
misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain
sebagainya.
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalam
pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi
yang ingin diperolehnya.29
Metode Tanya jawab tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk
menetapkan kadar pengetahuan setiap anak dalam satu kelas, karena metode ini
tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab
pertanyaan.
Metode Tanya jawab tepat dipergunakan apabila:
1) untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah
yang sedang dibicarakan
2) untuk mengarahkan proses berpikir anak
3) sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan
4) sebagai selingan dalam ceramah atau pembicaraan.30
Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode Tanya jawab
terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) pertanyaan harus singkat, jelas dan merangsang berpikir.
2) Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima
pertanyaan.
3) Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang
bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak
4) Usahakan pertanyaan yang mempunyai jawaban pasti bukan
pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.31
c. Metode drill/latihan
Metode drill adalah “suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih
siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.32
29 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.86 30
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.87 31
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.309.
Zakiyah Darajat dkk. mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan”
sering disamakan dengan istilah “ulangan” padahal maksudnya berbeda. Latihan
dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak
didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk
mengukur sudah sejauhmana dia telah menyerap pengajaran tersebut.33
Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode drill/latihan dapat dilaksanakan
misalnya untuk melatih siswa agar terampil dalam pengucapan bunyi huruf
hijaiyah dalam Al-Qur’an, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaannya metode drill/latihan, tentunya siswa telah dibekali
pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekannya
atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil.
Dalam menerapkan metode drill, hendaknya guru siap terlebih dahulu,
tidak secara spontanitas saja memberi latihan, sehingga pada saat memberikan
evaluasi terhadap hasil latihan, seorang guru dapat melihat segi-segi kemajuan
siswa diantaranya daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap
siswa yang diberi tugas latihan.34
Diantara metode khusus, yang dapat digunakan untuk mempermudah
siswa dalam membaca Al-Qur’an antara lain:
a. Metode talaqqi (Musyafahah/meniru)
Yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid berhadap-hadapan secara
langsung. pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan cara guru membaca terlebih
dahulu, kemudian disusul siswa. Dengan penyampaian seperti ini, guru dapat
menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak
dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru
untuk ditirukannya, yang disebut musyafahah (adu lidah). Penyampaian seperti ini
diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kalangan sahabat.35
Penyampaian
ini cocok digunakan untuk tahap awal, proses pengenalan kepada anak-anak
32
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.106 33 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.302 34
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.304 35
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, menulis, dan mencintai Al-Qura..h.81.
pemula, sehingga siswa mampu mengekspresikan bacaan-bacaan huruf hijaiyah
secara tepat dan benar.
b. Pengajaran sistem iqra’
Cara belajar dengan model iqra ini pernah dijadikan proyek oleh
Departemen Agama RI sebagai upaya untuk mengembangkan minat baca
terhadap Al-Qur’an. Secara umum pembelajaran sistem iqra adalah:
1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh beberapa
petunjuk teknis pembelajaran bagi guru.
2) Cara belajar siswa Aktif (CBSA).
3) Bersifat privat (individual).
4) Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif.
5) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian
religius.
6) Menggunakan bacaan secara langsung sehingga lebih mudah diingat.
7) Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke
yang sulit, dari yang sering didengar yang mudah diingat ke yang sulit
didengar dan diingat.
8) Buku iqro bersifat fleksibel untuk segala umur.36
c. Pengajaran sistem Qiro’ati
Metode Qira’ati ditemukan oleh K.H Dahlan Salim Zakasyi. Qiraati
disusun dengan system modul/ paket, artinya paket pengajaran yang memuat satu
unit konsep dari materi pelajaran. Dalam hal ini murid dituntut harus menguasai
satu unit pelajaran sebelum ia beralih pada unit berikutnya.
Tujuan sistem pengajaran Qira’ati adalah agar siswa dapat membaca Al-
Qur’an dengan tartil. Secara umum pengajaran sistem Qiro’ati adalah:
1) Klasikal dan privat
2) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan,
selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA)
3) Siswa membaca tanpa mengeja.
4) Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan
cepat.
36
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKIS, 2009), h.104-105.
d. Pengajaran system Al-Barqy
Metode Al-Barqy dapat dinilai sebagai metode paling cepat membaca Al-
Qur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan oleh dosen fakultas Adab IAIN
Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulthon pada 1965.
Metode ini di sebut juga metode ANTI LUPA karena mempunyai struktur
yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/ suku kata yang telah
dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan
guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah hasil penelitian yang dilakukan
Departemen Agama RI.
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah:
1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar
dengan lebih baik).
2) Bagi murid (murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan
menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan
menguasainya dalam waktu singkat hanya satu level sehingga biayanya
lebih murah)
3) Bagi sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya
mempunyai kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat
dibandingkan dengan sekolah lain).37
6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam
bahasa arab: al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Sedangkan
menurut istilah evaluasi mengandung pengertian “suatu tindakan atas suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu.”38
Dalam kaitannya dengan pembelajaran Al-Qur’an berarti evaluasi ini
dilakukan untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.
37
Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2 juli
2010. 38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo
persada,2008), h. 1.
Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil
belajar, yaitu dengan teknik tes dan non tes. Untuk mengukur perkembangan
belajar siswa, terdapat beberapa bentuk tes yang dapat digunakan diantaranya:
a. Tes awal/Pre-test dan Tes akhir/Post-test
Kegiatan tes awal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh manakah materi
yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Isi atau materi tes awal pada
umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui
atau dikuasai siswa sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Evaluasi ini
berlangsung singkat tidak memerlukan instrument teertulis.
Post-test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
materi pelajaran yang tergolong penting telah dapat dikuasai dengan sebaik-
baiknya oleh siswa. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan
menggunakn instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat
terbatas, seperti membuat soal-soal isian yang didalamnya terdapat materi bacaan
Al-Qur’an yang sudah diajarkan.
b. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh siswa dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Materi yang ditanyakan pada tes diagnostik pada umumnya ditekankan
pada materi tertentu yang menurut pengalaman sulit dipahami siswa.39
Seperti
contohnya siswa disuruh membaca ayat Al-Qur’an yang didalamnya mengandung
hukum bacaan mad, kemudian jika hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tingkat
penguasaan siswa terhadap hukum bacaan mad rendah, maka siswa tersebut harus
diberi bimbingan agar dapat memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap hukum
bacaan mad.
c. Tes formatif
Kegiatan tes ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah program
pengajaran, yaitu dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan. Tes
formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tujuannya adalah untuk
39
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.70
mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan hasilnya akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan rekayasa pengajaran remedial.
d. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara
tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Bentuk-bentuk soal yang
dikemukakan pada umumnya lebih sulit dari pada butir-butir soal tes formatif.
Jika ditinjau dari segi cara mengajukan dan cara memberikan jawabannya,
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes
tertulis yaitu tes ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara
serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam
waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan tes lisan yaitu apabila sejumlah siswa
diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.40
Tes lisan sangat cocok
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.
Dengan teknik non-tes penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa dapat
dilakukan dengan tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan
pengamatan, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti
dokumen-dokumen.41
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan mempunyai arti
“kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri sendiri.”42
Kemampuan juga dapat dikatakan kompetensi. Kompetensi yaitu
“kemampuan berperilaku rasional untuk mencapai tujuan yang di persyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapakan.”43
40
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.212-213, 41
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.76 42 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.707. 43
Moh. Uzer Usman, menjadi Guru professional, Bandung: PT Remaja Rosda
karya,2006), Cet.20, h.14.
Sedangkan pengertian membaca di dalam kamus lengkap Bahasa
Indonesia yaitu “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dihati).”44
Menurut Tampubolon, membaca adalah “satu dari empat kemampuan
bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi
tulisan.”45
Menurut Crawley dan Mountain yang dikutip oleh Farida Rahim membaca
pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan
proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan, sebagai suatu
proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
litelar, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.46
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu
kegiatan didalam mengolah bacaan secara kritis dan kreatif dari apa yang tertulis
agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan itu.
Dalam membaca Al-Qur’an melafalkan apa yang tertulis adalah termasuk
melafalkan huruf hijaiyah, melafalkan Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid, dan
semua yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dalam
artian luas, bukan hanya melisankan huruf, akan tetapi mengerti apa yang di
ucapkan, diresapi isinya serta diamalkan.
Secara keseluruhan yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-
Qur’an yaitu kecakapan atau kemampuan melafalkan apa yang tertulis dalam Al-
Qur’an serta memahami isi yang terkandung didalamnya. Kemampuan membaca
Al-Qur’an dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada kemampuan dalam
melafalkan huruf Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid.
44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…h.83.
45 Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, (Bandung:
Angkasa, 1987), h.5.
46
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
h.2.
2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang menunjukan keutamaan-
keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, diantaranya adalah:
a. Membaca Al-Qur’an dapat dapat menjadi Obat bagi jiwa yang gunda
ãΑÍi”t∴çΡ uρ zÏΒ Èβ#u ö�à) ø9 $# $ tΒ uθ èδ Ö !$x� Ï© ×π uΗ÷qu‘uρ tÏΖ ÏΒ÷σ ßϑù=Ïj9 .......∩∇⊄∪
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman….”(Q.S Al-Isra:82)47
b. Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi orang yang membacanya.
7 &� ��� +8�%��� �9 &� :;� ����+� ! �� ����. =� ��#�>0 �?�+,����"@���9A " ��+,�� ��� �.�/��� B�%��3C ������,�� ���� �:��48
“Dari Abi Umamah r.a aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nanti akan
datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat bagi orang-orang
yang membacanya.” (H.R Muslim)
c. Orang yang membaca Al-Qur’an dania mengalami kesulitan dalam
membacanya juga dijanjikan nilai pahala.
8��9 �CF�� ��:7 &���� �9.�:� �����(�� �2��3*��� �H� ��?��+,��� ���I����
�������� ��� JK��C ������� ��I� �����0 �H��%����� ��?��+,�� "@���,� L�M#���N�2���� ��49
“Dari Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda: orang yang mahir
dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul beserta para malaikat yang
mulia-mulia dan baik, sedang bagi orang yang membaca Al-Qur’an
secara gagap dan susah, maka baginya diberikan dua pahala.” (HR
Bukhari dan Muslim).
d. Rasulullah mengumpamakan pembaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang
baunya harum dan rasanya enak.
�9 PL�%CQ� !��� ! @ ��:7 &� ��� �9. � ��?�+,�� "@��,� L�M#�� ����RS���� "�T�U1P�� �V���%��� U1W�� ��V�.��� ��X����J�� "T�. ����RS���� "T� � ?�,�� "@��,�� � L�M#�� �T�( ��
U���.��V���%�� �V� �Y��� � �2���#���. ��,� L�M#�� �K0������ "T�� ����.��*��� "T� ��?�+,�� "@�V���%��� U1W�� ��V�.��� Z���. �K0������ "T�� �4��� ����[���.�� �T�( ��?�,�� "@��,�� � L�M#��Z��� �V���%��� UY��� ��V��50
47 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.290. 48
Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim,
(Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995), Juz.1, h.463. 49
Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih
Muslim….h.460. 50
Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih
Muslim…h.460.
“Dari Abu Musa Asy’ari berkata, Rasulullah SAW bersabda:
perumpamaan orang yang beriman yang membaca Al-Qur’an itu seperti
utrujjah (jeruk wangi). Baunya sedap dan rasanyapun enak. Orang
beriman yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma. Tidak ada
baunya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an
bagaikan kemangi. Baunya sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan
orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an laksana bratawali (sejenis
labu). Tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari Muslim).
3. Adab Membaca Al-Qur’an
Dalam pembelajaran Al-Qur’an, siswa sepatutnya diajarkan mengenai
adab-adab dalam membaca Al-Qur’an agar mereka terbiasa melakukannya. Hal
ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan Al-Qur’an sebagai kitab
suci, wahyu Ilahi, dan pedoman hidup manusia. Diantara adab-adab dalam
membaca Al-Qur’an antara lain sebagai berikut:
a. Sebelum membaca Al-Qur’an disunahkan untuk berwudhu, dalam keadaan
bersih dan menghadap kiblat.
b. Di sunahkan untuk membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih, seperti di
rumah, di surau, di mushallah atau di masjid.
c. Ketika membaca Al-Qur’an disunahkan membersihkan mulut terlebih
dahulu.
d. Sebelum membaca Al-Qur’an di sunahkan membaca ta’awwudz dan
membaca basmalah pada permulaannya.
#sŒ Î* sù |Nù&t�s% tβ#u ö�à)ø9 $# õ‹ ÏètG ó™$$ sù «!$$ Î/ zÏΒ Ç≈ sÜø‹¤±9$# ÉΟŠ Å_ §�9 $# ∩∇∪
“Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S An-
Nahl:98).51
e. Disunahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil.
f. Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena
hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan
samapai ke batas yang telah ditentukan, barulah di sudahi.52
51
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.278. 52
Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Quran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta. 1992), hlm.148-149.
g. Merenungkan ayat-ayat yang dibacanya.
ë=≈tG Ï. çµ≈oΨø9 t“Ρr& y7 ø‹s9 Î) Ô8t�≈ t6ãΒ (#ÿρã�−/ £‰ u‹Ïj9 ϵÏG≈ tƒ#u t�©. x‹ tFuŠ Ï9 uρ (#θä9 'ρé& É=≈t6 ø9F{$# ∩⊄∪
“ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad:29)53
h. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Al-Qur’an, yang berhubungan
dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis
ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut
dan ngeri.
tβρ ”�σ s† uρ Èβ$s%øŒ F| Ï9 šχθä3ö7tƒ óΟèδ ߉ƒÌ“ tƒuρ %Yæθà±äz ) ∩⊇⊃∪
“dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyu'.” (Q.S Al-Isra:109).54
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca Al-
Qur’an
Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, banyak sekali faktor yang
mempengaruhinya. Baik membaca permulaan maupun dalam membaca lanjut
(pemahaman). Menurut Lamb dan Arnold yang dikutip oleh Farida Rahim,
diantara faktor yang mempengaruhi membaca permulaan adalah faktor fisiologis,
intelektual, lingkungan dan psikologis.
a. Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot), dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh
yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajaripun
kurang atau tidak berbekas.55
53 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.455. 54
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.292.
55
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru…h.132.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperi indera pendengar, indra
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa,
dalam analisis bunyi misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai
masalah pada alat bicara dan alat pendengaran.
b. Intelektual
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan hasil belajar. Dalam
situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil
dari siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Meskipun demikian,
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam
belajar. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks
dengan faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah
satu faktor yang lain.56
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil
atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru,
prosedur, dan kemampuan guru juga mempengaruhi kemampuan membaca
permulaan anak.57
c. Lingkungan
Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli psikologi menunjukan
bahwa faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, reaksi
dan pengindraan, sedangkan faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal
pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai-nilai.58
Lingkungan yang terbiasa
menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan memberikan dampak positif pada
kebiasaan siswa untuk membaca Al-Qur’an.
d. Faktor Psikologis
Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa
adalah faktor psikologis, diantaranya yaitu:
1) Motivasi
Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca Al-Qur’an.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan
56 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam….hlm.129.
57
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar….h.17. 58
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.129.
menyebabkan siswa kurang semangat untuk melakukan kegiatan belajar. Dampak
lanjutannya adalah pencapaian hasil belajar kurang memuaskan.
2) Minat
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang
untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca Al-Qur’an yang kuat
akan diwujudkan dalam kesediaan membaca Al-Qur’an atas kesediaan sendiri.
3) Kematangan Emosi dan Sosial
Seorang siswa yang mempunyai kematangan emosi pada tingkat tertentu.
Siswa yang mudah marah, menangis bereaksi berlebihan akan mendapat kesulitan
dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, siswa yang lebih mudah mengontrol
emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya.
C. Kerangka Berpikir
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat
bergantung pada proses yang dialami siswa.
Setiap perbuatan belajar terdapat beberapa unsur yang sifatnya sering
berubah, diantaranya motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar,
suasana belajar dan subyek yang belajar. unsur-unsur tersebut besar pengaruhnya
terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar serta kelancaran dan mutu
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu dalam program pembelajaran guru
dituntut untuk mengelola dan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan unsur-
unsur tersebut.
Membaca Al-Qur’an dengan fasih sesuai dengan aturan/kaidah dalam ilmu
tajwid merupakan salah satu kemahiran utama yang hendak dicapai dalam
pembelajaran Al-Qur’an. Kualitas hasil akhir mengacu pada kualitas unjuk kerja
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin baik kualitas pembelajaran Al-
Qur’an maka tingkat keberhasilannya semakin tinggi, semakin rendah kualitas
pembelajaran Al-Qur’an maka tingkat keberhasilannya akan semakin rendah.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman jalan Duren
Tiga Jakarta Selatan VII Kecamatan Pancoran Kelurahan Duren Tiga Jakarta
Selatan. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 4-26 November 2010.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik
penelitian.59
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:
1. Variabel bebas (Independent variabel), yaitu pembelajaran Al-Qur’an.
Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.
2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu kemampuan membaca Al-
Qur’an Siswa. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.60
Adapun populasi yang
terdapat pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-
Rahman Jakarta yang berjumlah 60 orang. Alasan kenapa yang dipilih kelas dua,
59 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek, (Jakarta: PT Rineka
cipta,2002), Cet.12, h.96. 60
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek…h.108.
karena kelas dua dipandang cukup representatif dibandingkan kelas satu, begitu
pula kelas tiga yang sedang konsentrasi mempersiapkan UN.
Menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.61
Oleh
karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi dan tidak menggunakan
sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif.
Sedangkan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini
dilakukan riset kepustakaan dan riset lapangan.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
a. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian guna
mendapatkan data yang akurat. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan
data tentang gambaran umum, keadaan guru serta sarana dan prasarana yang
menunjang pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.
b. Wawancara
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada berbagai pihak yang
terkait dengan masalah yang diteliti, diantaranya dengan guru bidang studi Agama
Islam dan guru bidang studi Al-Qur’an mengenai pelaksanaan pembelajaran Al-
Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.
c. Dokumentasi
Dalam hal ini penulis melihat data-data atau berbagai dokumen yang
bertalian dengan masalah yang diteliti sebagai pelengkap hasil wawancara.
Diantaranya dokumentasi mengenai profil sekolah, dokumen hasil tes membaca
Al-Qur’an pada saat penerimaan siswa baru tahun 2009/2010.
61
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek…h.108.
d. Angket
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai proses
pembelajaran Al-Qur’an, dalam hal ini penulis memberikan 30 pertanyaan yang
diberikan kepada responden untuk bersedia memilih salah satu jawaban yang
dianggap paling tepat baginya.
Tabel 1
Kisi-kisi Angket Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya terhadap
kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Ar-rahman
Pokok
Pertanyaan
Sub Pokok Indikator Butir
Item
Pembelajaran
Al-Qur’an
Motivasi belajar
Siswa
� menyukai pembelajaran Al-
Qur’an.
� Keinginan siswa untuk
menguasai pembelajaran Al-
Qur’an
1, 2
3, 4
Bahan belajar � Penguasaan bahan
� Kegunaan bahan
5, 6, 9
8
Metode belajar � Penggunaan metode 7, 10, 11
Alat belajar � Penggunaan alat
� Penyediaan alat
12
13
Suasana belajar � Perilaku disiplin
� Pengorganisasian kelas
14, 15
16,17,18
Evaluasi/
penilaian
� Pelaksanaan penilaian
� tindak lanjut guru setelah
penilaian
19, 20,
21
Kemampuan
membaca Al-
Qur’an siswa
Pengetahuan
dalam membaca
Al-Qur’an
� kesulitan dalam membaca Al-
Qur’an
� sikap siswa ketika membaca
Al-Qur’an
22,23
24, 25
Faktor
pendukung
� faktor intern
� faktor ekstern
26,
27,28
29, 30
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Untuk mengelolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Editing
Yang dimaksud dengan editing dalam penelitian ini adalah memeriksa
daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi
oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu
persatu angket tersebut. Hal tersebut dilakukan agar daftar pertanyaan atau angket
terhindar dari kesalahan atau kekurangan dan diharapkan nantinya hasil yang
diperoleh benar-benar obyektif.
2. Skoring
Data-data yag telah diperoleh penulis, lalu dikelompokan untuk
mempermudah dilakukannya analisa data.
3. Tabulating
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, setelah pemberian kode,
langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan memindahkan data-data
tersebut ke dalam table frekuensi. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah
interprestasi data.
Untuk menghitung prosentase digunakan rumus sebagai berikut:62
%100xN
FP =
Keterangan :
P : Angka persentase
F : Frekuensi yang dicari persentasenya
N : Number of Case (jumlah responden)
Selanjutnya untuk mengetahui seberapabesar hubungan antara
pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Penulis
menggunakan rumus Kolerasi Pearson Product Moment . Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
( )( )
( )( )yx
yx
xySDSD
CCN
yx
r''
,,
−∑
=
62
Anas Sudijono, Pengantar Statistis Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada),
2008, h.43.
Keterangan:
rxy = Angka indeks kolerasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
∑X'Y' = jumlah hasil perkalian silang antara frekuensi sel (f) dengan x'
dan y'
Cx' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus:
N
fxC
x
∑=
,
1
Cy' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus:
N
fxC
x
∑=
,
1
SDx' = Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit
SDy' = Deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit
Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah:
1. Menyiapkan peta kolerasi (Scatter Diagram).
2. Mencari Cx, dengan rumus: N
fxC
x
∑=
,
1
3. Mencari Cy, dengan rumus: N
fxC
x
∑=
,
1
4. Mencari SDx, dengan rumus: SDx= 2
'2'
−
∑∑N
fx
N
fx
5. Mencari SDy, dengan rumus: SDy= 2
'2'
−
∑∑N
fx
N
fx
6. Mencari rxy, dengan rumus yang telah disebutkan diatas.63
Selanjutnya arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi
Nilai r sebagai berikut:
Tabel 2
Interprestasi nilai “r” produc moment
Besarnya “r” product Moment Interprestasi
0,90-1,00 Sangat kuat atau Sangat tinggi
0,70-0,90 Kuat atau Tinggi
0,40-0,70 Sedang atau Cukup
0,20-0,40 Lemah atau Rendah
0,00- 0,20 Sangat lemah atau Sangat rendah
63
Anas Sudijono, Pengantar Statistis Pendidikan….h.220-221.
Kemudian untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
(pembelajaran al-Qur’an) terhadap variabel Y (Kemampuan membaca Al-Qur’an
Siswa) dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:
Selanjutnya untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel
Y, maka kolerasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:
KD = r2
x 100%
r
nrt o
−
−=
1
2
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman
1. Kurikulum
Kurikulum SMP Bait Al-Rahman Jakarta, dikembangkan mengacu kepada
SI dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BNSP serta memperhatikankan pertimbangan Yayasan dan komite sekolah.
SMP Bait Al-Rahman berusaha memberikan pengetahuan yang
komprehensip kepada para peserta didik, agar mereka mampu menjadi orang yang
berakhlak karimah, cerdas dan berprestasi. Oleh karena itu, mata pelajaran yang
disajikan oleh SMP Bait Al-Rahman adalah mata pelajaran yang ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan dengan menambah jumlah jam pelajaran pada mata
pelajaran tertentu terutama mata pelajaran yang diuji nasionalkan. Disamping itu
SMP Bait Al-Rahman juga menyajikan materi muatan lokal kedaerahan, yaitu
PLKJ (Pengetahuan Lingkungan Jakarta) dan materi muatan lokal yang bersifat
islami yang merupakan ciri khas dari SMP, yaitu Bahasa Arab, Al-Qur’an, serta
Sejarah Kebudayaan Islam.64
KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Bait Al-Rahman. Dengan demikian,
materi Al-Qur’an dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam disajikan sesuai
64
Dokumentasi KTSP SMP Islam Bait Al-Rahman tahun pelajaran 2009-2010.
dengan kurikulum yang ada, artinya mengacu pada standar isi, namun telah di
sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dalam KTSP. Sedangkan muatan
lokal yang diberikan di SMP Bait Al-Rahman, disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik serta keinginan para wali murid.
Agar pembelajaran Al-Qur’an lebih efektif, SMP Islam Bait Al-Rahman
juga menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan diantaranya: tersedianya
masjid (selain digunakan untuk ibadah dan kegiatan rohis, masjid juga
dipergunakan guru untuk pembelajaran Al-Qur’an), tersedianya ruang
perpustakaan yang menyediakan buku-buku penunjang pembelajaran Al-Qur’an,
tersedianya media/alat yang dapat menunjang efektifitas siswa dalam
pembelajaran Al-Qur’an. Diantaranya Al-Qur’an, buku pegangan guru serta siswa
dan beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD berkenaan dengan
kandungan Al-Qur’an, CD Al-Barqi, CD Quantum reading Qur’an (CD ini
biasanya dipergunakan untuk membantu siswa yang belum mengenal huruf
hijaiyah).
Guru bidang studi mata pelajaran Al-Qur’an pada SMP Islam Bait Al-
Rahman berjumlah 2 orang.
Adapun buku yang menjadi acuan guru dan siswa dalam pembelajaran Al-
Qur’an diantaranya:
a. Muhajir Sulthon, Al-Barqy system 8 jam, Surabaya: CV pena suci.
b. Sahabudin Somadani, Metode Praktis Belajar Tajwid (untuk pemula), Tim
Kajian dan pengembangan Agama Islam SLTP Islam Bait Al-Rahman,
2002.
c. Sofwan Iskandar, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Arya duta, 2007.
2. Strategi pembelajaran Al-Qur’an yang digunakan di SMP Bait Al-Rahman
Salah satu kendala yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an adalah
kurangnya waktu pembelajaran. Alokasi waktu pembelajaran Al-Qur’an pada
setiap semesternya adalah 4 atau 5 kali pertemuan, sangat tidak memungkinkan
mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an di sekolah. Untuk mendukung
efektifitas pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an, sekolah menetapkan beberapa
program kegiatan, diantaranya:
a. Ketika pelaksanaan penerimaan siswa baru dilakukan tes Al-Qur’an untuk
mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dibidang tersebut, agar
kemudian lebih mudah untuk ditindaklanjuti.
b. Menetapkan materi pelajaran Al-Qur’an sebagai materi muatan lokal.
Dengan tujuan agar peserta didik dapat:
1) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
2) Memahami ilmu tajwid atau hukum-hukum bacaan yang terdapat
dalam Al-Qur’an.
3) Mengamalkan pokok-pokok ajaran Islam, baik yang menyangkut
ibadah, akhlak, maupun muamalah.
4) Mengkhatamkan Al-Qur’an selama menempuh pendidikan di SMP
Bait Al-Rahman.
c. Melaksanakan kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an sebelum kegiatan
belajar dimulai.
d. Melaksanakan kegiatan pembiasaan membaca surat yasin bersama pada
hari jumat.
Adapun metode atau teknik yang dipakai dalam menyampaikan materi Al-
Qur’an di SMP Bait Al-Rahman, diantaranya:
a. Metode ceramah,
Metode ini lebih banyak digunakan ketika guru menjelaskan materi yang
memang membutuhkan penjelasan, seperti pengertian-pengertian, misalnya ketika
menjelaskan pengertian ikhfa.
b. Metode Tanya jawab,
Dalam pembelajaran Al-Qur’an, metode ini biasa digunakan disela-sela
pembelajaran. Dengan metode tanya jawab guru dapat mengetahui sampai dimana
siswa telah memahami materi yang diberikan, selain itu agar siswa tidak terlalu
jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung.
Metode ini juga cocok digunakan ketika guru sedang menjelaskan
mengenai isi kandungan Al-Qur’an, dengan metode ini dapat memancing siswa
untuk berpikir.
c. Metode demonstrasi,
Metode ini lebih sering digunakan oleh guru Al-Qur’an, alasannya karena
didalam materi Al-Qur’an, terdapat beberapa materi yang harus diterapkan secara
langsung agar tidak terjadi kekeliruan. Jadi ketika guru menjelaskan tentang
tajwid, guru menggambarkan dalam sebuah bagan selanjutnya guru
mendemonstrasikan dihadapan siswa, kemudian guru meminta beberapa siswa
untuk mendemonstrasikan dihadapan teman-temannya.
d. Metode Al-Barqi,
Metode al-barqi merupakan salah satu metode yang dapat membantu
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an, metode ini dipilih
karena menurut hasil penelitian guru PAI mengenai perbandingan antara metode
Iqro dengan metode Al-Barqi menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara keduanya, metode Al-Barqi di anggap metode yang hemat waktu
dan biaya, dalam penerapannya metode ini bisa dikatakan seperti metode tutor
sebaya, jadi siswa yang dianggap telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik
dapat membantu siswa yang kurang mampu sehingga bisa meminimalisir
penggunaan waktu, selain itu kata-kata dalam pengenalan huruf lebih mudah,
sehingga mudah untuk diingat siswa.
Kemudian untuk memberikan penilaian dalam kegiatan pembelajaran Al-
Qur’an terhadap materi yang dipelajari, guru menggunakan beberapa cara,
diantarnya:
a. Pre-test
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan pertanyaan mengenai materi
sebelumnya, dengan tujuan agar guru mengetahui sejauhmana siswa telah
menguasai materi yang telah diberikan sebelumnya.
b. Latihan
Setelah guru mendemonstrasikan materi kepada siswa, guru memberikan
beberapa potongan ayat untuk dicari hukum bacaan yang telah guru terangkan
sebelumnya dengan menentukan jumlah hukum bacaan yang terdapat dalam ayat
yang telah ditentukan. Disela siswa mengerjakan latihan yang diberikan, siswa
lain mempraktekan bacaan Al-Qur’an dihadapan guru.
Sesekali untuk membuat siswa agar tidak jenuh dalam pembelajaran, guru
menggunakan permainan, diantaranya dengan permainan kartu (card short), Guru
membagikan potongan-potongan kertas berisikan ayat tertentu kepada siswa,
kemudian siswa secara bergiliran membuka kertas dan membacakannya sambil
menyebutkan hukum bacaannya.
c. Tes formatif dan tes sumatif
Tes formatif dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan,
dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa “telah terbentuk”, sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan tes sumatif
dilaksanakan setelah sekumpulan program pembelajaran selesai. Tes formatif
maupun tes sumatif dalam pelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman
dilakukan dalam bentuk tes tertulis.
3. Upaya sekolah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam membaca Al-
Qur’an.
Melihat keadaan yang sedang terjadi saat ini banyak siswa yang kurang
berminat untuk mempelajari Al-Qur’an sehingga akan berpengaruh terhadap
kemampuan mereka dalam membacanya. SMP Islam Bait Al-Rahman berusaha
menumbuhkan dan mendorong motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan
mereka dalam membaca Al-Qur’an. Diantaranya:
a. Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan pentingnya
belajar Al-Qur’an. Dengan meyakini tujuan dan pentingnya belajar Al-
Qur’an, siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh
itulah diharapkan muncul motivasi untuk belajar Al-Qur’an.
b. Menghatamkan Qur’an merupakan salah satu syarat kelulusan siswa,
untuk mengontrol bacaan siswa, sekolah memberikan buku control siswa
dalam membaca Al-Qur’an, buku tersebut berisikan tempat, tanggal, ayat
dan juz Al-Qur’an yang dibaca siswa, serta tanda tangan yang menyimak
siswa membaca Al-Qur’an.
c. Setiap bulan Ramadhan, sekolah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjadi tutor dalam membaca Al-Qur’an, sekolah hanya
menargetkan sebanyak 15 orang yang dipilih menjadi tutor, setiap tutor
tutor akan diberikan hadiah yang biasanya berupa uang, dan bagi tutor
yang terbaik akan mendapatkan hadiah tambahan, dengan demikian siswa
diharapkan dapat termotivasi untuk giat belajar membaca Al-Qur’an.
B. Deskripsi Data
Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan
angket. Angket yang dibuat terdiri dari 21 item mengenai proses pembelajaran Al-
Qur’an dan 9 item mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik
dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasekan setelah ditabulasikan
dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban. Untuk memudahkan dalam
menganalisis dan menginterpretasikan data, tiap-tiap item dikemukakan dalam
bentuk table.
1. Proses Pembelajaran Al-Qur’an
Tabel 4.1
Mengikuti Pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
1.
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
36
21
3
-
60
60%
35%
5%
-
100%
Data di atas menunjukan terdapat 60% yang menjawab sangat setuju
dengan senang hati mengikuti pembelajaran Al-Qur’an, 35% setuju, dan hanya
5% yang menjawab kurang setuju. Hal ini menggambarkan bahwa hampir secara
keseluruhan siswa berantusias mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.
Tabel 4.2
Ketidakpedulian terhadap hasil belajar Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
2.
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
1
4
21
34
60
1,7%
6,7%
1,7%
50%
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diungkapkan bahwa motivasi siswa untuk
berprestasi dalam pembelajaran Al-Qur’an cukup tinggi. Hal ini nampak pada
jawaban responden yang menyatakan ketidakpedulian mereka terhadap hasil
belajar Al-Qur’an sebanyak 50% responden yang menyatakan tidak setuju, 6,7%
setuju, 1,7% responden yang menyatakan setuju dan 1,7% pula yang menyatakan
kurang setuju.
Tabel 4.3
Mempelajari materi sebelum pembelajaran di kelas
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
3.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
16
17
25
2
60
26,7%
28,3%
41,7%
3,3%
100%
Dari tabel di atas menunjukan bahwa 26,7% responden menjawab sangat
sering mempelajari materi sebelum mengikuti pembelajaran di kelas, 28,3%
sering, 41,7% kadang-kadang dan hanya 3,3% menjawab tidak pernah. Hal ini
menggambarkan bahwa hampir sebagian besar responden kurang bermotivasi
untuk mempelajari materi sebelum mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.
Tabel 4.4
Menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
4. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
5
14
40
5
64
8,3%
23,3%
61,7%
6,7%
100%
Sebanyak 8,3% responden menyatakan sangat sering menyelesaikan tugas
lebih cepat dari waktu yang ditentukan oleh guru, 23,3% menyatakan sering,
61,7% kadang-kadang dan 6,7% responden yang menyatakan tidak pernah. Data
di atas menunjukan bahwa siswa kurang berantusias untuk segera menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru.
Tabel 4.5
Guru menguasai materi dengan baik
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
5. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
37
14
9
-
60
61,7%
23,3%
15%
-
100%
Dengan modal penguasaan bahan, guru dapat menyampaikan materi
dengan mantap dan dinamis. Sebagian responden yaitu 61,7% menyatakan sering
sekali guru menguasai materi dengan baik, 23,3% sering, dan hanya 15%
responden yang menyatakan kadang-kadang. Data diatas menunjukan bahwa guru
sudah cukup baik dalam menguasai materi.
Tabel 4.6
Menjelaskan materi dengan bertele-tele
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
6. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
2
20
37
60
1,7%
3,3%
33,3%
61,7%
100%
Jawaban yang hampir sama seperti tabel 7 juga diberikan ketika responden
ditanya mengenai penjelaskan guru yang bertele-tele, 1,7% responden
menyatakan sangat sering, 3,3% menyatakan sering, 33,3% responden
menyatakan kadang-kadang dan 61,7% responden yang menyatakan bahwa guru
tidak pernah memberikan penjelasan bertele-tele.
Tabel 4.7
Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
7. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
35
19
5
1
60
58,3%
31,7%
8,3%
1,7%
100%
Dari pertanyaan siswa, akan nyata mengenai hal-hal yang belum dipahami.
Semakin banyak siswa berpikir dan bertanya semakin besar kemungkinan mereka
untuk belajar. Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 58,3%
yang menyatakan guru sangat sering memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya, 31,7% menyatakan sering, 8,3% kadang-kadang dan 1,7 % responden
yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.8
Setelah mempelajari materi Al-Qur’an yang diberikan di sekolah siswa merasa
lebih baik dalam membaca Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
8. Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
30
29
1
-
60
50%
48,3%
1,7%
-
100%
Hasil prosentase di atas menunjukan bahwa mempelajari materi Al-Qur’an
di sekolah membantu responden dalam melancarkan bacaan Al-Qur’annya. Hal
ini dapat dilihat dari 50% responden yang menyatakan sangat setuju, 48,3%
menyatakan setuju, 1,7% responden yang menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.9
Siswa dapat memahami materi tajwid dengan baik
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
9. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
23
17
18
2
60
38%
28,3%
30%
3,3%
100%
Salah satu kompetensi yang hendak dicapai pada materi Al-Qur’an yaitu
siswa mampu menerapakan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid.
Sebanyak 38% responden yang menyatakan sangat sering dalam memahami
materi tajwid dengan baik, 28,3% sering, 30% kadang-kadang, dan 3,3%
menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.10
Guru mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata
cara membaca Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
10.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
18
32
10
-
60
30%
5,3%
16,7%
-
100%
Dalam pembelajaran Al-Qur’an guru memiliki peranan yang sangat
penting, karena di dalam pembelajaran Al-Qur’an terdapat materi-materi yang
harus dipraktekan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan
dalam membacanya. Sebanyak 30% responden yang menyatakan guru sangat
sering mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata
cara membaca Al-Qur’an, 53,3% sering, dan hanya 16,7% responden yang
menyatakan kadang-kadang.
Tabel 4.11
Guru memberikan uraian materi Al-Qur’an diikuti dengan latihan
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
11.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
27
24
9
-
60
45%
40%
15%
-
100%
Latihan dalam pembelajaran Al-Qur’an sangat cocok digunakan dengan
maksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dikuasai sepenuhnya.
Table di atas menunjukan bahwa 45% responden yang menyatakan bahwa guru
dalam memberikan uraian materi diikuti dengan latihan, 40% sering, dan 15%
responden yang menyatakan kadang-kadang.
Tabel 4.12
Menegur siswa yang bercengkrama saat pelajaran berlangsung
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
12.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
18
19
18
5
60
30%
31,7%
30%
8,3%
100%
Bercengkrama saat pelajaran belangsung merupakan salah satu perbuatan
yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran. 30% responden yang
menyatakan bahwa guru sangat sering menegur siswa yang bercengkrama saat
pembelajaran berlangsung, 31,7% menjawab sering, 30% kadang-kadang dan
8,3% responden menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.13
Sekolah menyediakan media seperti Iqro, Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
13.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
28
23
7
2
60
46,7%
38,3%
11,7%
3,3%
100%
Di dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Al-Qur’an diperlukan
adanya sarana pendukung, diantaranya media pembelajaran Al-Qur’an. 46,7%
menyatakan sekolah sering sekali menyediakan media, 38,3% sering, 11,7%
kadang-kadang, dan 3,3% responden yang menyatakan tidak pernah. Data di atas
menunjukan bahwa masih terdapat siswa yang belum mengetahui sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah.
Tabel 4.14
Tanggung jawab siswa terhadap keamanan dan kebersihan kelas
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
14.
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
3
9
17
31
60
5%
15%
28,3%
51,7%
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa hampir semua responden memiliki rasa
tanggung jawab terhadap keamanan dan kebersihan kelas mereka. Hal ini terlihat
dari 5% responden yang menjawab sangat setuju, 15% setuju, 28,3% kurang
setuju, dan 51,7% menjawab tidak setuju jika mereka tidak bertanggung jawab
terhadap keamanan dan kebersihan kelas mereka.
Tabel 4.15
Guru terlambat masuk kelas
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
15.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
4
26
29
60
1,7%
6,7%
43,3%
48,3%
100%
Keterlambatan guru ketika masuk kelas dapat menghambat efektifitas
kegiatan belajar mengajar, sehingga waktu guru untuk mengajar siswanya dapat
terbuang. Dari data di atas terdapat 1,7% responden yang menyatakan sangat
sering, 6,7% sering, 48,3% kadang-kadang dan 48,3% responden yang
menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.16
Guru mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
16.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
13
28
16
3
60
21,6%
46,7%
26,7%
5%
100%
Banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk
hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Begitu pula sebelum seorang guru membuka pelajaran hendaknya guru dapat
mengkondisikan situasi belajar sehingga dapat tumbuh dalam diri siswa rasa
tentram dan bergairah dalam belajar. Hasil prosentase di atas menunjukan bahwa
21,6% responden yang menyatakan guru sangat sering mengkondisikan situasi
belajar sebelum menjelaskan pelajaran, 46,7% sering, 26,7% kadang-kadang, dan
5% responden yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.17
Mendisain tata ruang kelas secara berkala
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
17.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
2
9
39
10
60
3,3%
15%
65%
16,7%
100%
Dengan mengatur atau mendisain tata ruang kelas sedemikian rupa dapat
membuat guru dan siswa kreatif dan merasa lebih nyaman berada dalam ruang
kelas. 3,3% responden menyatakan guru sangat sering mendisain kelas secara
berkala, 15% sering, 65% kadang-kadang dan 16,7% menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.18
Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
18.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
21
28
11
-
60
35%
46,7%
18,3%
-
100%
Komunikasi yang baik antara guru dan siswa dapat memudahkan
terciptanya iklim kelas yang menyenangkan, yang tentunya akan berpengaruh
dalam proses pembelajaran. 35% menyatakan komunikasi siswa dan guru sering
sekali terjalin dengan baik, 46,7% sering, 18,3% responden yang menyatakan
kadang-kadang.
Tabel 4.19
Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi
sebelumnya
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
19.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
13
21
16
10
60
21,6%
35%
26,7%
16,7%
100%
Salah satu tujuan dari pertanyaan yang guru berikan kepada siswa adalah
untuk mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar. Dengan memberikan
pertanyaan sebelum memberikan materi baru, guru dapat menyelidiki penguasaan
siswa serta dapat mengarahkan dan menarik perhatian siswa. Tabel di atas
menunjukan bahwa 21,6% siswa yang menyatakan sebelum memulai pelajaran
sangat sering guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, 35%
sering, 26,7% kadang-kadang dan 16,7% responden yang menyatakan tidak
pernah.
Tabel 4.20
Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan tes pembelajaran Al-
Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
20.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
12
21
22
5
60
20%
35%
36,7%
8,3%
100%
Salah satu fungsi tes adalah sebagai alat pengukur keberhasilan program
pengajaran, sebab melalui tes akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pembelajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Tabel di atas menunjukan
bahwa 20% responden menyatakan setelah kegiatan pembelajaran selesai guru
sangat sering mengadakan tes pembelajaran Al-Qur’an, 35% sering, 36,7%
kadang-kadang dan 8,3% responden yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.21
Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-
Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
21. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
21
26
10
3
60
35%
43,3%
16,7%
5%
100%
Salah satu tindakan yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah dengan cara
memberikan bimbingan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan atau
kesalahan ketika siswa membaca Al-Qur’an. 35% responden menyatakan bahwa
sangat sering guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran Al-Qur’an, 43,3% responden menyatakan sering, 16,7% kadang-
kadang dan 5% menyatakan tidak pernah.
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa
Tabel 4.22
Kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
22.
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
6
12
35
7
60
10%
20%
58,3%
11,7%
100%
Setiap siswa pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang
lainnya, diantaranya perbedaan dalam menangkap bahan pelajaran. Persoalan ini
perlu diketahui oleh seorang guru, agar guru bisa mengambil tindakan-tindakan
yang tepat untuk mengatasinya. 10% responden menyatakan sangat sering
mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, 20% sering, 58,3% kadang-
kadang dan 11,7% menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.23
Jenis kesulitan yang dialami siswa
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
23. Makharijul huruf
Tanda berhenti (waqaf)
Hukum nun mati dan tanwin
Tanda panjang (mad)
24
6
23
7
60
40%
10%
38,3%
11,7%
100%
Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang berbeda.
Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan belajar siswa. Bahan
yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang lebih intensif, sedangkan bahan yang
sederhana mengurangi intensitas belajar siswa.
Setelah diidentifikasi mengenai jenis kesulitan yang mereka alami
khususnya dalam membaca Al-Qur’an sebanyak 40% responden yang
menyatakan kesulitan dalam mempelajari makharijul huruf, 10% responden
mengalami kesulitan dalam tanda berhenti (waqaf), 38,3% responden mengalami
kesulitan mengenai hukum nun mati dan tanwin, dan 11,7% responden mengalami
kesulitan mengenai tanda panjang (mad).
Tabel 4.24
Perasaan damai setelah membaca Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
24. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
27
27
6
-
64
45%
45%
10%
-
100%
Diantara bukti yang menunjukan bahwa Al-Qur’an merupakan pedoman
hidup adalah bahwa Ia mewujudkan ketenangan jiwa bagi setiap orang dan
ketenangan merupakan hal yang selalu dicari manusia. 45% responden
menyatakan sangat sering merasakan perasaan damai setelah membaca Al-
Qur’an, 45% sering dan 19% responden menyatakan kadang-kadang. Hal ini
menunjukan bahwa siswa telah merasakan salah satu keutamaan membaca Al-
Qur’an.
Tabel 4.25
Membaca Al-Qur’an dengan tartil
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
25. Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
34
23
-
3
64
56,6%
38,4%
-
5%
100%
Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh ucapan makhluk atau apapun dan
tidak dapat ditandingi oleh siapapun, oleh karena itu Al-Qur’an wajib dimuliakan,
dihormati dan dibaca dengan sebaik-baiknya. Dalam membaca Al-Qur’an kita
dianjurkan untuk membacanya dengan tartil. Seseorang yang membaca Al-Qur’an
dengan tartil dan baik, selain dapat mengurangi rasa lelah akalpun akan
mendapatkan energi baru.
Sebanyak 56,6% responden yang menyatakan sangat setuju jika Al-Qur’an
dibaca dengan tartil, 38,4% responden menyatakan setuju, dan 5% responden
yang menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.26
Selain di sekolah siswa malas untuk membaca Al-Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
26. Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
2
10
25
23
60
3,3%
16,7%
41,7%
38,3%
100%
Data di atas menunjukan, sebanyak 3,3% responden yang menyatakan
sangat setuju, 16,7% setuju, 41,7% kurang setuju, dan 38,3% responden yang
menyatakan tidak setuju jika selain di sekolah mereka malas untuk membaca Al-
Qur’an. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat beberapa responden yang
menganggap sekolah sebagai tempat satu-satunya untuk membaca Al-Qur’an.
Tabel 4.27
Setelah pembelajaran selesai, siswa berusaha menerapkan materi Al-Qur’an yang
telah diberikan guru
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
27. Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
17
26
16
1
60
28,3%
43,3%
26,7%
1,7%
100%
Dengan berusaha menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan
sebelumnya kedalam bacaan siswa, akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk mengingat kembali bahan
pelajaran yang telah diberikan. Sebanyak 28,3% responden yang menyatakan
sering sekali menerapkan materi yang telah diberikan sebelumnya, 43,3% sering,
26,7% kadang-kadang dan 1,7% tidak pernah.
Tabel 4.28
Pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca Al-
Qur’an
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
28. Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
29
30
1
-
60
48,3%
50%
1,7%
-
100%
Data di atas menunjukan 48,3% responden yang menyatakan sangat setuju
jika pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca Al-
Qur’an, 50% responden menyatakan setuju dan 1,7% menyatakan kurang setuju.
Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pembelajaran Al-Qur’an secara tidak
langsung dapat membiasakan siswa untuk membacanya.
Tabel 4.29
Orang tua membaca Al-Qur’an di rumah
No Alternative Jawaban Jumlah Presentase
29. Sangat Sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
15
33
11
1
60
25%
55%
18,3%
1,7%
100%
Lingkungan merupakan salah satu faktor ekstenal yang mendukung
kemampuan siswa dalam membaca. Orang tua yang selalu memperlihatkan suri
tauladan yang baik dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
anaknya. Orang tua yang menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan
memberikan dampak positif pada kebiasaan anaknya membaca Al-Qur’an. 25%
responden menyatakan sangat sering orang tua mereka membaca Al-Qur’an di
rumah, 55% sering, 18,3% kadang-kadang dan 1,7% menyatakan tidak pernah.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar orang tua siswa secara tidak langsung
telah memberikan dorongan yang kuat kepada anaknya untuk membiasakan diri
membaca Al-Qur’an.
Tabel 4.30
Tempat siswa belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah
No Alternatife jawaban Jumlah Presentase
30. TPA
Rumah guru ngaji
Rumah
Masjid/mushallah
11
13
26
10
60
18,3%
21,7%
43,3%
16,7%
100%
Hasil prosentase di atas menunjukan 18,3% responden belajar membaca
Al-Qur’an di TPA, 21,7% belajar di rumah guru ngaji, 43,3% belajar di rumah,
dan 16,7% responden belajar membaca Al-Qur’an di masjid/mushallah. Hal ini
menunjukan bahwa untuk melatih dan membiasakan diri membaca Al-Qur’an
para responden tidak hanya mengandalkan sekolah semata.
C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa
Pada dasarnya untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa ditempuh melalui pendekatan kuantitatif. Untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa SMP Islam Bait Al-Rahman dalam
membaca Al-Qur’an, penulis menggunakan tes prestasi. Instrument yang
digunakan yaitu dengan menggunakan tes lisan membaca Al-Qur’an yang diambil
dari beberapa ayat Al-Qur’an, sesuai dengan persetujuan guru yang bersangkutan.
Data yang terkumpul dari tes prestasi kemudian diberi skor, kemudian
dikatagorikan menjadi 4 tingkat kemampuan membaca yaitu:
a) Bila membaca dengan lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan
sesuai tajwid, diberi skor 80-89. Katagori sangat baik dalam penguasaan
ilmu tajwid.
b) Bila membaca dengan lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan
agak sedikit kurang sesuai dengan tajwid, diberi skor 70-79. Katagori baik
dalam penguasaan ilmu tajwid.
c) Bila membaca kurang lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan
kurang sesuai dengan tajwid, diberi skor 60-69. Katagori cukup dalam
penguasaan ilmu tajwid.
d) Bila membaca terbata-bata (masih pengenalan huruf hijaiyah), kurang
memahami tajwid, penerapan dalam bacaan tidak sesuai tajwid, diberi skor
50-59. Katagori kurang dalam penguasaan tajwid.
e) Bila tidak bisa membaca Al-Qur’an sama sekali, diberi skor <50. Katagori
gagal dalam mengetahui ilmu tajwid.
Berikut ini adalah skor tes lisan membaca Al-Qur’an yang diperoleh 60
siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman.
Tabel 5
Skor prestasi kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas dua SMP Islam
Bait Al-Rahman
No Nama Skor No Nama Skor
1. Ahamad Rizaldi 70 31. M. Fariz Maulana 69
2. Ahmad Romdoni 65 32. Maulidia Permata Sari 60
3. Adinda Ariza Pratiwi 75 33. Maulida Qotrun Nada 75
4. Adinda Nurjannah 75 34. Maya Asriani 60
5. Ahmad Egi Maulana 75 35. Mega Wati 69
6. Ahmad Haninurrahman 79 36. Meta Tri Setya 55
7. Ahamad Nurul Hidayah 65 37. M. Fajar Hiwawan 59
8. Ahmad Rifai 65 38. M. Abdul Rofi 80
9. Ahmad Robi 79 39. M. Rian Dani 79
10. Ahmad Zilham Fatoni 50 40. M. Rizki Akbar 55
11. Aminah 80 41. M. Hasyim 50
12. Andra Dwi 79 42. M. Khoiril Akbar 85
13. Anggun Astiana 50 43. M. Rizki 55
14. Arman Reza Maulana 79 44. Novianti 79
15. Asep Djohari 69 45. Nurfitra 65
16. Anisa Aprilia 70 46. Nur Indra Apriliyanti 75
17. Boby Saputra 75 47. Nur oktaviani 75
18. Daisy 75 48. Nurul aini putrid 69
19. Diah Novia 75 49. Nida Alya 65
20. Dita Hikmah 75 50. Putri anjani 85
21. Dwiki Ridwansyah 69 51. Raka Arya Putra 70
22. Epa Setiana 69 52. Santy Puspita Sari 60
23. Evi Nursafitri 75 53. Shidney Anindita 59
24. Etika 50 54. Siti Zahara 75
25. Fadillah aditya 55 55. Susi Kamalia 60
26. Gatot Aji Waluyo 69 56. Susri Miswa 85
27. Hikmawati 89 57. Tia amalia 80
28. Listiana 70 58. Wahyuningsih 79
29. Elsa Anggia 75 59. Yuliana 75
30. Kurnia Setiawan 60 60. Zulfah 70
Untuk mengetahui rata-rata nilai prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an
siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman, kemudian penulis mencari mean rata-
ratanya, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Tabel perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa kelas II SMP Bait Al-Rahman
Dari tabel 33 telah berhasil diperoleh ∑fx=4187, sedangkan N=60.
Dengan demikian mean dapat diperoleh dengan mudah, dengan menggunakan
rumus: 78,6960
4187===
∑N
fxMx
0
2
4
6
8
10
12
14
16
50 55 59 60 65 69 70 75 79 80 85 89
poligon frekuensi tentang skor kemampuan membaca Al-Qur'an
siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman
X f fX
89 1 89
85 3 255
80 3 240
79 7 553
75 14 1050
70 5 350
69 8 552
65 4 260
60 5 300
59 2 118
55 4 220
50 4 200
Total 60=N 4187=∑fX
Kemampuan membaca Al
No Kemampuan Membaca
1. Gagal dalam penguas
2. Kurang dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 50
3. Cukup dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 60
4. Baik dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 70
5. Amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid(
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel
dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan
ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang
(41,6%) baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7
orang (11,7%) dikatagorikan amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid.
Hasil penilaian kemampuan membaca Al
seleksi penerimaan siswa baru tahun 2009/2010
orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14
orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik,
14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dal
katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan
nilai tes membaca Al-Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al
di SMP Islam Bait Al-Rahman.
0
5
10
15
20
25
sangat baik
Grafik perbandingan hasil Tes membaca Al
Tabel 7
Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al
Kemampuan Membaca f
Gagal dalam penguasaan tajwid (skor <50) 0
Kurang dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 50-59) 9
Cukup dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 60-69) 19
Baik dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 70-79) 25
Amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid(skor 80-89) 7
Total 60
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel
dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan
ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang
baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7
orang (11,7%) dikatagorikan amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid.
Hasil penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pada saat te
seleksi penerimaan siswa baru tahun 2009/2010 menunjukan bahwa sebanyak
orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14
orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik,
14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dal
katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan
Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al
Rahman.
Baik Cukup baik kurang gagal
Grafik perbandingan hasil Tes membaca Al-Qur'an siswa sebelum dan
setelah pembelajaran Al-Qur'an
Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman
%
0
15%
31,7%
41,6%
11,7%
100%
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel
dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan
ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang
baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7
Qur’an siswa pada saat tes
kan bahwa sebanyak 3
orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14
orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik,
14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dalam
katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan
Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al-Qur’an
Qur'an siswa sebelum dan
Sebelum
Setelah
Sedangkan untuk membandingkan perbedaan kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa berdasarkan latar belakang pendidikan sebelumnya, penulis
menggunakan teknik analisis komparasional dengan tes kai kuadrat dengan rumus
sebagai berikut:
( ) ( ) ( )
t
to
t
to
t
to
f
ff
f
ff
f
ff ++
++
−Σ=Χ
22
2
Keterangan: fo = frekuensi yang diobservasi
ft = frekuensi yang diharapkan jika seandainya tidak terdapat
perbedaan frekuensi
Dari hasil penelitian didapat rincian 45 siswa berasal dari SD dan
sebanyak 15 siswa yang berasal dari MI. Hipotesis yang diuji:
Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda
sekolah asal dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.
Hi = terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda sekolah
asal dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.
Tabel 8
Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-Rahman kelas
dua yang berbeda sekolah asalnya
Prestasi/
Sekolah asal 80-89 70-79 60-69 50-59 Total
SD 6 16 18 5 45
MI 1 9 1 4 15
Total 7 25 19 9 60
Table 9
Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 8
Sel fo ft (fo-ft) (fo-ft)2 (fo-ft)
2
ft
1 6 5.25 0.75 0.5625 0.107
2 16 18.75 -2.75 7.5625 0.403
3 18 14.25 3.75 14.0625 0.987
4 5 6.75 -1.75 3.0625 0.454
5 1 1.75 -0.75 0.5625 0.321
6 9 6.25 2.75 7.5625 1.210
7 1 4.75 -3.75 14.0625 2.961
8 4 2.25 1.75 3.0625 1.361
60=N N=60
7.804=X2
Jadi, X2
hitung = 7,804, dengan derajat kebebasan (db) = (2-1).(4-1) = 3.
Dengan menggunakan df sebesar 3, diperoleh harga kai kuadrat pada tabel
nilai kai kuadrat untuk taraf signifikan 5% = 7,815 dan untuk taraf signifikan 1%
= 11,345. Karena X2hitung<X
2tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa sekolah asal para siswa tidak membawa perbedaan yang
signifikan dalam prestasi kemampuan siswa membaca Al-Qur’an jadi perbedaan
yang tampak antara frekuensi yang diobserfasi dengan frekuensi teoritis bukan
merupakan perbedaan yang berarti
Kemudian hasil penelitian mengenai tempat siswa belajar membaca Al-
Qur’an selain di sekolah menunjukan bahwa sebanyak 26 siswa yang belajar
dirumah, 11 siswa di TPA, 13 siswa di rumah guru ngaji, dan 10 siswa belajar di
mushallah/masjid. Hipotesis yang di uji:
Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda
tempat dimana mereka belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah
dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.
Hi = terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda tempat
dimana mereka belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah dengan
prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an.
Adapun proses perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar membaca
Al-Qur’an selain di sekolah
nilai
tempat 80-89 70-79 60-69 50-59 Total
Rumah 4 8 8 6 26
Masjid/Mushallah 0 5 4 1 10
Rumah guru ngaji 2 7 3 1 13
TPA/TPQ 1 6 2 2 11
Total 7 26 17 10 60
Tabel 11
Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10
Sel fo ft (fo-ft) (fo-ft)2
(fo-ft)2
ft
1 4 3.033 0.967 0.934 0.308
2 8 11.267 -3.267 10.671 0.947
3 8 7.367 0.633 0.401 0.054
4 6 4.333 1.667 2.778 0.641
5 0 1.167 -1.167 1.361 1.167
6 5 4.333 0.667 0.444 0.103
7 4 2.833 1.167 1.361 0.480
8 1 1.667 -0.667 0.444 0.267
9 2 1.517 0.483 0.234 0.154
10 7 5.633 1.367 1.868 0.332
11 3 3.683 -0.683 0.467 0.127
12 1 2.167 -1.167 1.361 0.628
13 1 1.283 -0.283 0.080 0.063
14 6 4.767 1.233 1.521 0.319
15 2 3.117 -1.117 1.247 0.400
16 2 1.833 0.167 0.028 0.015
60=N N=60 6.004=X2
Jadi, X2
hitung = 6,004, dengan derajat kebebasan (db) = (4-1).(4-1) = 9.
Dengan menggunakan df sebesar 9, diperoleh harga kai kuadrat pada tabel
nilai kai kuadrat untuk taraf signifikan 5% = 16,919 dan untuk taraf signifikan 1%
= 21,666. Karena X2hitung<X
2tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa tempat belajar siswa membaca Al-Qur’an selain di
sekolah tidak membawa perbedaan yang signifikan dalam prestasi kemampuan
siswa dalam membaca Al-Qur’an jadi perbedaan yang tampak antara frekuensi
yang diobservasi dengan frekuensi teoritis bukan merupakan perbedaan yang
berarti.
Tabel 12
Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X)
Responden Skor Responden Skor
1 62 31 60
2 65 32 62
3 61 33 61
4 67 34 69
5 59 35 60
6 68 36 62
7 61 37 57
8 61 38 59
9 59 39 69
10 62 40 68
11 61 41 57
12 60 42 56
13 65 43 69
14 61 44 67
15 68 45 68
16 72 46 62
17 69 47 72
18 67 48 67
19 61 49 67
20 62 50 72
21 62 51 62
22 65 52 60
23 62 53 73
24 62 54 67
25 57 55 72
26 62 56 73
27 67 57 69
28 73 58 72
29 65 59 73
30 67 60 65
2. Hubungan pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa.
Rumusan hipotesis yang penulis ajukan adalah:
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an dengan
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an
dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Adapun hipotesis dalam bentuk statistik:
Ha : r ≠ 0
Ho : r = 0
Untuk mengetahui hubungan pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa, maka penulis menganalisa data dalam bentuk analisis
kuantitatif dengan rumus product moment adapun langkah-langkah yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Mencari CX` dengan rumus:
5,6960
57,
1 ===∑
N
fxC
x
Mencari Cy` dengan rumus:
52,060
31,
1 ===∑
N
fxC
y
Mencari SDx dengan rumus:
82,281,219025,085,81
60
57
60
5311
22
,2,
,
=×=−=
−=
−=∑∑
N
fx
N
fxiSD
X
Mencari SDy dengan rumus:
81,281,212704,015,81
60
31
60
4891
22
,2,
,
=×=−=
−=
−=∑∑
N
fy
N
fyiSD
y
Mencari rxy dengan rumus:
( )( )
( )( )
( )( )
( )( )502,0
9242,7
976,3
81,282,2
52,095,060
268''
,,
==
−
=
−∑
=yx
yx
xySDSD
CCN
yx
r
Setelah diketahui adanya kolerasi, maka akan dihitung berapa konstribusi
pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-Rahman dengan menggunakan rumus koefisien
determinan (KD) sebagai berikut:
( )
%25,6%1000625,0
%100250,0
%100
2
2
=×=
×=
= xrP
Perhitungan di atas diperoleh koefisien determinan (KD) sebesar 6,25%,
maka dapat dikatakan bahwa konstribusi yang diberikan pembelajaran Al-Qur’an
pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sebesar 6,25% sedangkan sisanya
93,75% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya berdasarkan penganalisaan data
di atas, faktor lingkungan khususnya orang tua, pembiasaan serta motivasi siswa
yang membentuk konstribusi terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang kebanyakan diantara responden
menyatakan bahwa orang tua mereka sering membaca Al-Qur’an di rumah, ini
dapat memberikan dampak positif bagi anak untuk menirunya. Pernyataan ini
diperkuat oleh pernyataan responden yang sebagian besar menyatakan bahwa
sekolah bukan salah satunya tempat untuk belajar Al-Qur’an. Selain itu, motivasi
siswa untuk menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan dapat membantu
mereka untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an, hal ini dapat dilihat dari
pernyataan responden yang sebagian besar sering menerapkan materi yang telah
diberikan di sekolah ketika membaca Al-Qur’an.
Kemudian untuk menguji signifikansi hasil perhitungan kolerasi di atas
digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
( )420,4
502,01
260502,0
1
222
=−
−=
−
−=
r
nrto
Kaidah pengujian:
Jika to > t table, maka tolak Ho artinya signifikan dan
to < t table, terima Ho artinya tidak signifikan
Berdasarkan perhitungan diatas, α = 0,05 dan n = 60, dk = n-2 = 60-2= 58
sehingga diperoleh ttabel = 2,000.
Ternyata t0=4,420 > ttabel=2,000 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan
yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa.
D. Diskusi Hasil
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti bahwa
implementasi pembelajaran Al-Qur’an berpengaruh secara signifikan pada
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Pembelajaran Al-Qur’an merujuk kepada proses menciptakan suasana
belajar yang diprogramkan, sehingga terjadi perubahan tingkahlaku yang terkait
dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran Al-Qur’an. Walaupun
kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang, tetapi kita dapat membandingkan kondisi sebelum dan sesudah
pembelajaran berlangsung. Jika kita memperhatikan hasil perbandingan tes
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al-
Qur’an dilaksanakan, hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an yang
dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman telah menunjukan efektifitasnya
yang nyata dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
Proses pembelajaran Al-Qur’an dengan melibatkan unsur-unsur belajar
yang dilaksanakan dengan efektif dan produktif akan mempengaruhi kepada
kualitas kemampuan membaca Al-Qur’an.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Islam Bait Al-
Rahman mengenai pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya terhadap
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, penulis memperoleh kesimpulan bahwa
Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman secara
umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah berjalannya
beberapa program yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an
dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif.
Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara
umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian
memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik
dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca Al-
Qur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Tinggi rendahnya nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa erat
hubungannya dengan proses pembelajaran di kelas, dimana hubungan itu sifatnya
searah. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan di
SMP Islam Bait Al-Rahman telah menunjukan efektifitasnya yang nyata dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis dalam melakukan penelitian, penulis
ingin mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk pihak sekolah, hendaknya terus mempertahankan dan terus
meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an, khususnya mengenai
bacaan Al-Qur’an siswa.
2. Ketika memberikan evaluasi mengenai materi tajwid, hendaknya guru Al-
Qur’an tidak hanya melihat dari segi kognitif siswa saja, tetapi juga
memperhatikan ranah psikomotorik siswa, sehingga siswa bisa lebih
maksimal dalam penerapannya.
3. Jika dilihat dari proses pembelajaran yang terjadi, Siswa dan guru
hendaknya meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik sehingga dapat
membangkitkan semangat belajar siswa untuk bersikap positif terhadap
pembelajaran Al-Qur’an.
4. Untuk mengasah keterampilan siswa dalam membaca Al-Qur’an
diperlukan adanya partisipasi orang tua siswa, orang tua diharapkan dapat
membiasakan sejak dini membiasakan anak untuk melestarikan bacaan Al-
Qur’an.
5. Untuk para siswa, hendaknya untuk lebih menggiatkan diri untuk
membiasakan diri membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Bandung: CV J-Art, 2007.
Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Imam, Shahih
Muslim, Juz.1, Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995.
Abidin, Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992.
Ali Ashabuni, Muhammad, Al-tibyan Fi al-‘ulum Al-Qu’ran, Beirut: Al-
Mazzroah, 1985.
Al-Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Mabahits fi ‘Ulumil
Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, Cet.1, Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian,Jakarta:Rieneka Cipta, 2002.
As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qu’ran, Cet.6, Jakarta: pustaka
Firdausi, 1996.
Darajat, Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, Cet.4, Jakarta: Bumi
aksara, 2008.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai pustaka, 1989.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet.2, Jakarta: bumi Aksara,
1999.
Hasby Ash Shiddieqy, M, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,
Cet.1, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997.
Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2
Juli 2010.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: Rosdakarya, 2004.
PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, Jakarta: Redaksi sinar grafika, 2006.
Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di
Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: LKIS, 2009.
Rasyad, Aminuddin, teori Belajar dan Pembelajaran, Cet.4, Jakarta: Uhamka
Press, 2003.
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, Jakarta: Rajawali, 1986.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.
Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-
Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, Cet.12, Bandung:
Rosda Karya,2005.
Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien,
Bandung: Angkasa, 1987.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional , T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t.
Uzer Usman, Moh, menjadi Guru professional, cet.20, Bandung: PT Remaja
Rosda karya,2006.
Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Cet.12, Jakarta: Hida
Karya agung, 1990.
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet.8, Surabaya: Usaha
nasional, 1993.
PEDOMAN WAWANCARA
Hari, Tanggal : Rabu, 10 November 2010
Tempat : SMP Islam Bait Al-Rahman
Yang di wawancarai : Bapak Sahabudin MA
Jabatan : wakil Kepala Sekolah/ Guru PAI
1. Hal apa saja yang bapak lakukan dalam memotivasi belajar Al-Qur’an siswa?
Jawab:
Beberapa hal yang saya lakukan dalam memotivasi siswa khususnya dalam
pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya:
• Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dari belajar Al-
Qur’an itu sendiri.
• Memberi semangat kepada siswa bahwa Al-Qur’an mempunyai manfaat
yang luar biasa, baik itu dari segi akhirat maupun keduniaan.
• Setiap bulan Ramadhan, kami memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjadi tutor dalam membaca Al-Qur’an, yang kami targetkan
sebanyak 15 orang, yang menjadi tutor akan kami berikan hadiah yang
biasanya berupa uang, dan siapa yang menajadi tutor terbaik akan
mendapatkan hadiah tambahan, dengan demikian siswa akan berlomba-
lomba untuk giat belajar membaca Al-Qur’an.
2. Usaha apa saja yang bapak lakukan dalam menciptakan suasana kondusif
dalam kelas?
Jawab:
• Ketika berinteraksi dengan siswa saya berusaha untuk lebih santai agar
mereka tidak terlalu tegang ketika belajar.
• Jika saya merasa mereka kelihatan mulai jenuh pada saat pembelajaran,
saya sekilas memberikan cerita yang mendidik kepada siswa untuk
mengembalikan konsentrasi mereka dalam belajar, setelah itu saya
melanjutkan pembelajaran.
3. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam menyampaikan materi Al-
Qur’an?
Jawab:
Metode yang saya gunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya:
• Demonstrasi, dalam pembelajaran Al-Qur’an saya lebih banyak
menggunakan demonstrasi dari pada ceramah, yah meskipun demikian
metode ceramah tetap saya gunakan
• Tanya jawab
• Latihan atau praktek, jadi pada saat salah satu siswa praktek membaca Al-
Qur’an, siswa yang lain mencari hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang
saya tentukan suratnya dan jumlah hukum dalam bacaan tersebut.
• Mengenai materi yang berhubungan dengan kandungan Al-Qur’an
(biasanya materi ajar kelas tiga) saya menggunakan metode dialog.
• Dan untuk pembelajaran Al-Qur’an, saya memegang kelas satu, dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa metode yang saya gunakan
adalah metode Al-Barqi, metode ini sangat bagus untuk digunakan,
khususnya bagi siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an, menurut saya
antara metode Iqro dan metode Al-barqi tidak terdapat perbedaan yang
signifikan, selain itu metode Al-barqi lebih hemat waktu dan biaya,
dengan menggunakan metode Al-Barqi anak lebih mudah untuk
memahami bacaan karena kalimatnya mudah diingat, sedangkan bagi
siswa yang sudah mampu membaca dapat langsung menggunakan Al-
Qur’an.
4. Sarana dan prasarana apa saja yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang
pembelajaran Al-Qur’an?
Jawab:
Diantaranya sarana dan prasarana yang sekolah sediakan dalam pembelajaran
Al-Qur’an diantaranya:
• Sekolah menyediakan Al-Qur’an
• Buku paket dan buku mengenai tajwid
• Masjid untuk latihan membaca Al-Qur’an
• Beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD Qira’ati, CD
Quantum Reading Qur’an (CD ini biasanya diperuntukan bagi anak yang
belum mengenal huruf hijaiyah), CD yang berhubungan dengan beberapa
materi mengenai kandungan Al-Qur’an.
5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an di SMP
Baiturrahman? Kemudian bagaimana cara bapak mengatasinya?
Jawab:
Faktor yang menghambat diantaranya:
• Kurangnya waktu pembelajaran Al-Qur’an, waktu yang diberikan hanya
tiga jam dalam seminggu sedangkan jumlah anak cukup banyak. Berbeda
dengan setahun yang lalu, pada saat itu setiap sabtu terdapat
ekstrakulikuler Al-Qur’an selama 2 jam bagi mereka yang belum bisa
membaca Al-Qur’an menurut saya hal ini lebih efektif, hal ini ditiadakan
karena terdapat beberapa kendala, diantaranya dari segi biaya.
• Umumnya siswa berasal dari Sekolah Dasar (SD)
• Mereka kurang latihan dan kurang membiasakan diri untuk membaca Al-
Qur’an dirumah.
Diantara cara yang saya lakukan dalam mengatasi hal tersebut diantaranya:
• Pada saat pembelajaran Al-Qur’an saya meminta siswa yang lebih pandai
membaca Al-Qur’an membimbing siswa yang belum bisa (tutor sebaya)
• Saya menghimbau kepada siswa untuk berlatih membaca Al-Qur’an di
rumah.
6. Bagaimana pelaksanaan Evaluasi yang bapak lakukan khususnya dalam
pembelajaran Al-Qur’an?
Jawab:
• Pada saat penerimaan calon siswa baru, kami melakukan tes seleksi,
diantara materi yang diujikan yaitu: bahasa inggris, matematika dan Al-
Qur’an.
• Post test
• Pada akhir pelajaran diadakan praktek.
• Salah satu syarat kelulusan anak kelas tiga, mereka minimal lulus satu kali
khatam membaca Al-Qur’an, hal ini dapat diketahui dari buku kontrol
siswa dalam membaca Al-Qur’an.
Mengetahui,
Interwiewer interwiewee
(Ida Farida) (Sahabudin MA)
PEDOMAN WAWANCARA
Hari, Tanggal : Rabu, 10 November 2010
Yang di wawancarai : Bapak M. Rosyid MPdi
Jabatan : Guru Al-Qur’an kelas dua
1. Hal apa saja yang bapak lakukan dalam memotivasi belajar siswa?
Jawab:
Sebelum pembelajaran Al-Qur’an saya mengingatkan kepada siswa, bahwa
yang namanya orang menuntut ilmu, perlu diingat 7 perkara, diantaranya
cerdas, teman, semangat yang tinggi dalam belajar, harta/uang, hormat kepada
guru, berkesinambungan
2. Usaha apa saja yang bapak lakukan dalam menciptakan suasana kondusif
dalam kelas?
Jawab:
• Saya berusaha bersikap terbuka dengan siswa, pada usia seperti mereka
saat ini jika dikerasin semakin menjadi.
• Sesekali saya mengadakan permainan kartu (card short), misalnya siswa
mencari hukum yang sesuai dengan potongan Al-Qur’an yang terdapat
pada kartu.
3. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran Al-Qur’an?
Jawab:
Saya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, kemudian saya menyuruh
siswa untuk membaca langsung dalam menerapkan tajwid (latihan/praktek).
4. Menurut bapak, kesulitan apa yang lebih condong siswa rasakan mengenai
materi tajwid?
Jawab;
Mereka umumnya kesulitan mengenai mad, dan kebetulan untuk anak kelas
hanya beberapa jenis mad yang baru diajarkan, seperti mad thabi’i, mad wajib
muttashil, dan mad jaiz munfashil.
5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an di SMP
Baiturrahman? Bagaimana cara bapak untuk mengatasi hal tersebut?
• Latar belakang sekolah siswa
• Kebiasaan mereka untuk mengaji di rumah kurang
• Daya ingat/ daya tangkap anak yang berbeda
Untuk mengatasinya saya melakukan pengulangan, kemudian saya menyuruh
siswa yang bisa membaca Al-Qur’an, untuk membimbing siswa yang belum
bisa membaca Al-Qur’an.
6. Bagaimana pelaksanaan Evaluasi yang bapak lakukan khususnya dalam
pembelajaran Al-Qur’an?
Jawab:
Saya menyuruh siswa untuk baca satu persatu, selain itu saya memberikan
contoh surat untuk dicari hukum bacaan yang terdapat dalam surat tersebut.
Mengetahui,
Interwiewer interwiewee
(Ida Farida) (M. Rosyid M,pdi)
DAFTAR QUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN QUESIONER
1. mohon dijawab semua pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya dengan
mengisi jawaban sesuai dengan keadaan anda, dengan memberikan tanda
silang (x) pada jawaban yang cocok
2. jawaban ada pada questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda
sebagai siswa
IDENTITAS RESPPONDEN
Nama : kelas :
Jenis kelamin : Sekolah asal : MI/ SD (lingkari salah satu)
1. Saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati
a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
2. Saya kurang peduli terhadap prestasi hasil belajar Al-Qur’an
a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
3. Saya mempelajari materi Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum mengikuti
pembelajaran Al-Qur’an di kelas
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
4. Saya menyelesaikan tugas yang diberikan guru lebih cepat dari waktu yang
ditetapkan
a. Sangat sering b. sering c.kadang-kadang d.tidak pernah
5. Guru menguasai materi dengan baik
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
6. Guru memberikan penjelasan materi dengan bertele-tele
a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
yang disampaikan
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
8. Setelah mempelajari materi Al-Qur’an yang diberikan di sekolah, saya merasa
lebih baik dalam membaca Al-Qur’an
a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
9. Saya dapat memahami materi tajwid dengan baik
a. Sering sekali b. sering c. kadang-kadang d.tidak pernah
10. Guru mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata
cara membaca Al-Qur’an
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
11. Guru dalam memberikan uraian materi Al-Qur’an dikuti dengan latihan
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
12. Guru akan menegur saya, jika saya berbicara dengan teman saya ketika
pelajaran berlangsung
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
13. Sekolah menyediakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an seperti Iqro, Al-
Qur’an ataupun lainnya
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
14. Setiap siswa tidak bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan kelas
b. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
15. Guru Al-Qur’an terlambat ketika masuk kelas
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
16. Guru mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
17. Saya dan guru mendisain tata ruang kelas secara berkala
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
18. Komunikasi siswa dengan guru dikelas ini terjalin dengan baik
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
19. Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan pertanyaan mengenai materi
pembelajaran Al-Qur’an sebelumnya
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
20. Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan ujian/tes
pembelajaran Al-Qur’an
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
21. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
membaca Al-Qur’an
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
22. Saya mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an
a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
23. Jika anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, kesulitan apa
yang anda alami?
a. Makharijul huruf (cara membunyikan huruf) c. tanda berhenti (waqaf)
b. Hukum nun mati dan tanwin d. tanda panjang (mad)
24. Saya merasakan kedamaian setelah membaca Al-Qur’an
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
25. Al-Qur’an sebaiknya dibaca secara tartil (tidak tergesa-gesa)
a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
26. Selain di sekolah saya malas untuk membaca Al-Qur’an
a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
27. pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca Al-
Qur’an
a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
28. Setelah guru memberikan materi Al-Qur’an, saya berusaha untuk
menerapkannya dalam membaca Al-Qur’an
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
29. Di rumah orang tua saya membaca Al-Qur’an
a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
30. Selain di sekolah, dimana tempat anda belajar membaca Al-Qur’an?
a. TPA/TPQ b. rumah guru ngaji c. rumah d. masjid/mushallah