101280-ika rohmawati-fitk.pdf

177
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DENGAN METODE PENUGASAN PETA KONSEP PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH (Penelitian Tindakan Kelas di MTsN Tangerang II Pamulang) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun Oleh: IKA ROHMAWATI 106016100579 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Page 1: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DENGAN METODE

PENUGASAN PETA KONSEP PADA KONSEP SISTEM

PEREDARAN DARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di MTsN Tangerang II Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:

IKA ROHMAWATI

106016100579

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf
Page 3: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf
Page 4: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf
Page 5: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

ABSTRAK

Ika Rohmawati, Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Metode Penugasan

Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah, Skripsi Program Studi

Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dengan

metode penugasan peta konsep pada konsep sistem peredaran darah. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri

dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian

dilaksanakan di MTsN Tangerang II Pamulang pada tahun ajaran 2010/2011 di

kelas VIII Bina Prestasi 3 yang terdiri dari 21 siswa. Penelitian ini dilakukan

dalam 2 siklus, adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah tes

objektif, lembar observasi siswa. Melalui analisis data pada siklus I dan siklus II

diperoleh nilai N-Gain siklus I sebesar 0,51 dan nilai N-Gain siklus II sebesar

0,68. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa.

Hal tersebut juga didukung dengan penghitungan statistik menggunakan Uji

Wilcoxon, dan dihasilkan Jhitung 24 ≤ Jtabel yaitu 59 dengan taraf signifikansi α

(0,5), Sehingga Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

pemahaman konsep dengan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem

peredaran darah.

Kata kunci: Metode Penugasan, Peta Konsep, Pemahaman Konsep

Page 6: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

ABSTRACT

Ika Rohmawati, The Improvement Of Students’ Understanding With Concept

Map Exercise Method Toward The Concept Of Blood Circulation System, BA

Thesis, Biology Education Study Program, Faculty Of Tarbiyah And Teachers’

Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research is aimed at knowing the improvement of students’ understanding

with concept map exercise method toward the concept of blood circulation system.

The method implemented in this study is classroom action research concerning 4

phases. Those are planning, acting, observing and reflecting. This research is

implemented at MTsN Tangerang II Pamulang, academic year 2010/2011 at Bina

Prestasi 3 eight grade which consists of 21 students. This study is done within 2

cycles. Meanwhile, the technique of data gathering is trough objective test,

students’ observation sheet. Trough data analysis in cycle I and II reached N-

Gain 0,51 in cycle I and N-Gain 0,68 in cycle II. So it can be concluded that it

shows the improvement of students’ understanding considering concept map. That

circumstance is also supported by the calculation trough Wilcoxon test

statistically, resulted about Jcount 24 ≤ Jtable that is 59 accordance with significance

level α (0,5), so H0 is rejected. As the result, there is an improvement of concept

understanding trough concept map exercise toward the concept of blood

circulation system.

Key words: Exercise Method, Concept Map, Concept Understanding

Page 7: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan limpahan hidayahNYA serta karuniaNYA sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

beliau junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabatnya.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

untuk menyelesaikan studi S1 program studi pendidikan biologi fakultas ilmu

tarbiyah dan keguruan, dengan judul “Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan

Metode Penugasan Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah”.

Pada kesempatan kali ini saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan dengan

segala penuh keikhlasan telah membantu dalam penyusunan skripsi ini semoga

menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik.

Secara khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA.

3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd, Dosen pembimbing I dan Ibu Eny Supriyati

Rosyidatun, S.Si, MA, Dosen pembimbing II, yang senantiasa memberikan

bimbingan dan arahan yang bermanfaat kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen UIN khususnya dosen pendidikan IPA beserta staf-stafnya yang

telah banyak membantu.

6. Bapak Suhardi, S.Ag, Kepala Sekolah MTsN Tangerang II Pamulang yang

telah mengizinkan penulis untuk penelitian di MTsN Tangerang II Pamulang.

7. Ibu Nurlena Hayati, M.Si, selaku guru pamong mata pelajaran Biologi di

MTsN Tangerang II Pamulang, yang telah memberikan arahan dan bimbingan

Page 8: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

selama penelitian berlangsung. Seluruh guru-guru MTsN Tangerang II

Pamulang dan seluruh siswa kelas VIII Bina Prestasi 3 yang telah

berpartisipasi dalam penelitian.

8. Kepada orang tuaku tercinta ayahanda H. Ipar Wijaya, S.Ag, dan Ibunda Hj.

Rositawati yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, serta

do’a yang tiada henti-hentinya. Adik-adikku tercinta Elis Sya’adah dan Dina

Kurniati yang selalu memberikan semangat serta dukungan. Seluruh keluarga

besar Ayahanda dan Ibunda, terimakasih atas nasihat, do’a dan motivasinya.

9. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA maupun program studi

pendidikan Biologi angkatan 2006, khususnya kepada sahabatku Zuliah

Khaerani dan Fithrotul Faizah yang selalu bersama dan menjadi tempat

berbagi dalam penyusunan skripsi.

10. Teman-teman Kost, Tuti Alawiyah, Neng Syifa Fauziah, Yeni Gustri, Rela

Agustin, Siti Habibah Egiantina, Dini Khoirunnisa, Iis, kakak oie, terimakasih

atas dukungan, bantuan dan motivasi selama penyusunan skripsi.

11. Sahabat-sahabat terbaikku khususnya Arista, Arafat, Arif, Firman, Ira, Yulis,

Eva, Dita, dan umumnya teman-teman Progressive 606 yang selalu

memberikan dukungan, arahan, nasihat, do’a, motivasi, dan telah memberikan

yang terbaik kepada penulis. Seluruh keluarga besar KOPMA UIN JKT,

terimakasih atas keceriaan dan kebersamaannya.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kritik

dan saran secara konstruktif diharapkan penulis untuk mengevaluasi skripsi ini

agar lebih sempurna. Kami berharap skripsi ini menjadi kebutuhan serta

menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, April 2011

Penulis

Ika Rohmawati

Page 9: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK .............................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ....................................................... 4

D. Perumusan Masalah ........................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN

KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN .................. 6

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ....................... 6

1. Hakikat Pemahaman Konsep ...................................... 6

2. Metode Penugasan Peta Konsep ................................. 9

3. Hakikat Peta Konsep .................................................. 12

4. Jenis-jenis Konsep ...................................................... 15

5. Ciri-ciri Peta Konsep ................................................. 20

6. Membuat Peta Konsep ............................................... 22

7. Kegunaan Peta Konsep ............................................. 22

8. Fungsi Peta Konsep dalam KBM ............................... 24

9. Urgensi Peta Konsep .................................................. 25

Page 10: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

10. Kekuatan Peta Konsep ............................................... 26

11. Penilaian Peta Konsep ................................................ 26

B. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ................. 27

C. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................... 28

D. Kerangka Berpikir ........................................................... 31

E. Hipotesis Tindakan .......................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 33

B. Metode dan Desain Penelitian ......................................... 33

C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ............ 35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................... 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................... 36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................... 37

G. Data dan Sumber Data ...................................................... 38

H. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 38

I. Instrumen Penelitian ........................................................ 39

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Studi (Trusworthiness) ..................................................... 41

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................... 44

L. Indikator Keberhasilan ..................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 49

A. Temuan Hasil Penelitian ................................................... 49

1. Siklus I ....................................................................... 49

2. Siklus II ....................................................................... 53

B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................... 57

1. Uji Normalitas ............................................................. 57

2. Uji Wilcoxon ............................................................... 58

C. Pembahasan ...................................................................... 59

Page 11: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

BAB V PENUTUP ............................................................................ 63

A. Kesimpulan ...................................................................... 63

B. Saran ................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Rantai Kejadian Suksesi Primer ....................... 16

Gambar 2.2 Peta Konsep Pohon Jaringan Komponen Ekosistem ............. 17

Gambar 2.3 Peta Konsep Siklus Air ........................................................... 18

Gambar 2.4 Peta Konsep Siklus ................................................................. 18

Gambar 2.5 Peta Konsep Laba-laba Tentang Pencemaran Lingkungan .... 19

Gambar 2.6 Peta Konsep Laba-laba Tentang Tumbuhan ........................... 20

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis dan McTaggart .................................... 34

Page 13: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data dan Sumber Data ........................................................ 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian pada Konsep Sistem Peredaran

Darah .................................................................................... 40

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran ........................................... 43

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda ................................................. 44

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Tingkat Gain ........................................ 46

Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan Siklus I .......................................... 49

Tabel 4.2 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus I ....................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Pretest dan Posttest Siklus I ....................................... 52

Tabel 4.4 Hasil Catatan Lapangan Siklus II ......................................... 53

Tabel 4.5 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus I ........................................ 54

Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Siklus II ....................................... 56

Tabel 4.7 Uji Normalitas ..................................................................... 58

Tabel 4.8 Uji Wilcoxon ......................................................................... 58

Page 14: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen

Penelitian ................................................................ 68

Lampiran A. 1.1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Penelitian ................. 69

Lampiran A. 1.2 Rekapitulasi Kisi-kisi Instrumen ........................... 80

Lampiran A. 1.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .............................. 84

Lampiran A. 2.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ...................... 95

Lampiran A. 2.2 Penilaian Peta Konsep .......................................... 108

Lampiran A. 2.3 Catatan Lapangan ................................................. 109

Lampiran B Perangkat Pembelajaran ......................................... 111

Lampiran B. 1 Silabus .................................................................. 112

Lampiran B. 2 RPP Siklus I dan Siklus II .................................... 120

Lampiran B. 3 LKS ...................................................................... 136

Lampiran C Hasil Penelitian dan Hasil Uji Analisis Data ....... 140

Lampiran C. 1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest ................ 141

Lampiran C. 2 Uji Normalitas N-Gain ......................................... 142

Lampiran C. 3 Uji Wilcoxon ........................................................ 144

Lampiran C. 4 Peta Konsep Siswa ............................................... 146

Lampiran D Tabel Uji Referensi, dan Surat Keterangan .......... 154

Page 15: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu rencana pekerjaan kemanusiaan yang tiada

henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari

waktu ke waktu. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi

umat manusia, sekaligus sebagai bukti faktual-fenomenal, bahwa pendidikan

tidak hanya akan berhenti pada satu generasi lampau, generasi kini sampai

generasi mendatang. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas salah satunya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Selama

proses pembelajaran, siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar

memperoleh pengalaman belajar dari proses pembelajaran.

Secara umum kegiatan belajar memiliki 3 jenis tujuan, yaitu untuk

mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta

pembentukan sikap.1 Untuk mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut,

maka guru dalam mengajar sudah harus memiliki rencana dan menetapkan

strategi belajar mengajar.

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan tugas utama

guru. Dengan demikian harus ditemukan suatu pendekatan, model maupun

strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk lebih memberdayakan siswa.

Sebuah strategi belajar atau pendekatan yang tidak mengharuskan siswa

menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi atau pendekatan yang mendorong

siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang ada ke dalam situasi nyata.

Sebagai seorang pendidik sangatlah penting mengetahui pendekatan

atau metode yang terbaik dalam menyampaikan pembelajaran yang berpusat

pada siswa. Guru tidak berperan sebagai buku berjalan, yang menyampaikan

konsep tanpa tahu siswa memahami atau tidak. Tetapi guru berperan sebagai

1 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, cet ke-18, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 26-28.

Page 16: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

2

pembimbing siswa, mengarahkan siswa agar dapat menemukan sendiri ilmu

tersebut.

Salah satu penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu

konsep adalah pembelajaran yang hingga kini masih terpusat pada guru.

“Umumnya guru mengajar hanya sebagai penyampai informasi dan siswa

hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru tanpa memahami dan

mengetahui makna apa yang diterimanya tersebut”.2

Tujuan pengajaran biologi di SMP atau SMA adalah agar siswa

memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitan serta mampu

menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi sehingga lebih menyadari kebenaran dan kekuasaan

penciptanya. Berdasarkan sifat dari mata pelajaran biologi tersebut

maka dalam kegiatan belajar mengajar siswa hendaknya dilatih untuk

menyatukan konsep-konsep, siswa dapat melihat bahwa konsep

tersebut tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan

bermakna.3

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran siswa harus mampu memahami konsep-konsep yang

dipelajarinya agar pembelajaran menjadi lebih mudah sehingga siswa

merasakan kebermaknaan dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang didapat bahwa di MTsN Tangerang

II Pamulang terdapat kelas Bina Prestasi yang terdiri dari tiga kelas yaitu Bina

Prestasi 1, 2, dan 3. Diatara ketiga kelas VIII Bina Prestasi tersebut, kelas VIII

Bina prestasi 3 memiliki nilai terendah pada mata pelajaran biologi. Konsep

sistem peredaran darah dianggap sulit pada kelas VIII Bina Prestasi

sebelumnya dengan perolehan nilai di bawah KKM. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan konsep sistem peredaran darah sebagai bahan penelitian.

2 Jufri, Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Lingkungan dan Pelestarian

Sumber Daya Alam Hayati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 MAN 3 Malang,

(Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 14, No. 1, Juni 2004), hal. 20. 3 Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui

Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran

2004/2005, (Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal. 59.

Page 17: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

3

Siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami konsep,

mengingat mekanisme peredaran darah, fungsi-fungsi, dan bagian-bagian pada

sistem peredaran darah. Siswa beranggapan bahwa materi biologi merupakan

materi yang hanya perlu dihafal sehingga pembelajaran biologi kurang

bermakna bagi siswa.

Berangkat dari masalah tersebut penulis mengambil konsep sistem

peredaran darah sebagai bahan penelitian untuk ditindaklanjuti dengan

menggunakan pendekatan peta konsep.

Peta konsep/pemetaan konsep adalah alat peraga untuk

memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep. Hubungan antar

konsep dapat dirinci dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Peta konsep

digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-

konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi

merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-

kata dalam suatu unit semantik.4

Peneliti ingin mencoba menerapkan metode penugasan peta konsep

untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem peredaran darah di

kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang. Hasil prapenelitian

pada saat observasi kegiatan belajar mengajar di kelas VIII Bina Prestasi 3

mengemukakan bahwa guru bidang studi menggunakan metode konvensional,

belum efektif karena berpusat pada guru (Teacher centered), tidak adanya

keinginan siswa untuk membaca, kurangnya pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran biologi, dan siswa pasif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Nilai yang rendah disebabkan oleh siswa yang kurang berpartisipasi dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga mengalami kesulitan dalam belajar.

Permasalahan di atas menjadi alasan untuk penulis melanjutkan

penelitian pada kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang.

Kualitas pembelajaran di atas tidak mendorong siswa untuk berfikir aktif dan

kreatif juga dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran yang selama ini

berkesan kurang menarik, menjenuhkan/membosankan dan kurang menantang

bagi siswa sehingga pemahaman tidak maksimal.

4 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 122-123.

Page 18: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

4

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa

dengan menggunakan pendekatan peta konsep pada konsep sistem peredaran

darah maka diperlukan adanya penelitian tindakan kelas untuk menemukan

solusi dari masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

membahas tentang “Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan

Peta Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah di Kelas VIII Bina

Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi adalah:

1. Kurangnya minat siswa dalam membaca menyebabkan ketidakpahaman

terhadap materi yang diajarkan

2. Pembelajaran biologi di kelas masih berpusat pada guru (Teacher

centered) sehingga siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam

kegiatan pembelajaran

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi tersebut di atas, maka

dibatasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode penugasan peta

konsep

2. Hasil yang diukur adalah pemahaman siswa

3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep sistem

peredaran darah

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, permasalahan

yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dengan metode penugasan

peta konsep pada konsep sistem peredaran darah?”

Page 19: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

5

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

pemahaman siswa dengan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem

peredaran darah di kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang.

F. Manfaat Penelitian

1. Memberi masukan bagi guru dalam menyajikan materi pelajaran biologi

agar mudah diserap dan dimengerti oleh siswa yang memiliki kemampuan

dan minat yang berbeda satu dengan yang lainnya

2. Sebagai bahan studi lebih lanjut mengenai pemanfaatan penggunaan

metode penugasan peta konsep khususnya untuk konsep sistem peredaran

darah

3. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk memberikan informasi dan acuan untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya

Page 20: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

6

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hakikat Pemahaman Konsep

Salah satu tujuan pengajaran ilmu biologi di SMP maupun jenjang

lainnya adalah agar siswa memahami konsep-konsep biologi sehingga ia

dapat memecahkan masalah baik dalam kehidupan sehari-hari maupun

teknologi secara ilmiah.

“Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,

karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta,

baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam

yang membedakannya dari kelompok lainnya.”1

Menurut Rosser seperti dikutip Dahar menyatakan bahwa “konsep

adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-

kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan, yang mempunyai

atribut yang sama.”2 Sedangkan menurut Zacks & Tversky seperti dikutip

Santrock mengemukakan bahwa “konsep adalah kategori-kategori yang

mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti

umum.”3

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep mewakili

sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam

bentuk suatu kata atau bahasa. Sesorang dikatakan memahami suatu

konsep jika dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang

telah dipelajarinya.

1 Nuryani Y. Rustaman dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas

Negeri Malang Press, 2005), hal. 51. 2 Ratna Wilis Dahar. Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 80.

3 John W. Santrock. Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri

Wibowo B.S, cet ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008), hal. 352.

Page 21: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

7

Menurut Bloom seperti dikutip Rosyada pemahaman adalah

“kemampuan untuk memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan

mampu mengimplementasikan ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide

lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam.”4

Menurut Bloom seperti dikutip Sagala “Pemahaman

(comprehension), aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan untuk

mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat

dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari.”5

Dengan demikian memahami suatu konsep bukanlah hanya sekedar

mengetahui dan mengingat melainkan mengerti benar-benar dan dapat

menggambarkan dengan jelas konsep yang telah dipahami. Seseorang

yang telah memahami suatu konsep maka akan mengerti maksud dari

konsep tersebut. Jadi, pemahaman terjadi setelah siswa mengenal konsep

dengan baik dan dapat menghubungkannya dengan fakta atau konsep

lainnya. Pemahaman juga menyangkut kemampuan menangkap makna

suatu konsep dengan kata-kata sendiri.

Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika

terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan

antara informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur

kognitif siswa atau pada pengetahuan siswa.

Menurut Chaplin seperti dikutip Syah “Pemahaman merupakan

salah satu ranah kejiwaan yang berpusat di otak yang berhubungan dengan

konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa.

Pemahaman merupakan bagian dari kognitif manusia.”6

4 Dede Rosyada. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 69. 5 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar Dan Mengajar, cet ke-8, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 157. 6 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, Edisi I, cet ke-6, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2007), hal. 22.

Page 22: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

8

Menurut Sardiman “Pemahaman diartikan menguasai sesuatu

dengan pikiran yaitu memahami maksudnya dan menangkap maknanya.”7

Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-

bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap

tidak akan bermakna.

Pemahaman merupakan tingkatan kedua dalam tujuan pengajaran

pada kawasan ranah kognitif. Kawasan kognitif meliputi tujuan-tujuan

yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan

masalah. Menurut Bloom seperti dikutip Dimyati dan Mudjiono

“Pemahaman siswa mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.”8

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa pemahaman merupakan suatu proses cara dan

kemampuan seseorang dalam menangkap makna dan arti dari apa yang

telah dipelajari dengan cara menguraikan kembali apa yang telah ia

dapatkan ke dalam bentuk lain.

Adapun penilaian pemahaman konsep ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana siswa menerima dan memahami konsep dasar

yang telah diterima oleh siswa. Konsep menunjuk pada pemahaman dasar.

Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu

mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika

mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda

tertentu. Jadi siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila siswa dapat

menjelaskan kembali atau menguraikan kembali apa yang telah ia pelajari.

Bloom mengemukakan bahwa pemahaman dapat dibedakan

menjadi tiga kategori, yaitu:

7 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, cet ke-18, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 42. 8 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan bekerja sama dengan Rineka Cipta, 1999), hal. 27.

Page 23: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

9

a) Penerjemahan (translation) yaitu pemahaman yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi

bentuk kalimat lain, misalnya dari lambang ke arti.

b) Penafsiran (interpretation) yaitu pemahaman yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk

digunakan dalam menyelesaikan soal.

c) Ekstrapolasi (extrapolation) yaitu pemahaman yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menyimpulkan dari sesuatu yang telah

diketahui.9

Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep,

paling tidak ada 4 hal yang dapat diperbuatnya, yaitu sebagai berikut:

a) Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya.

b) Ia dapat menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.

c) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan

contoh.

d) Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan

dengan konsep tersebut.10

2. Metode Pemberian Tugas

Kata metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitu “Metha”

artinya melalui dan “Hodos” artinya jalan atau cara. Jadi secara etimologi

metode mempunyai pengertian sebagai cara atau jalan yang terus dilalui.11

Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan

strategi.12

Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru

member tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan

9 Syaiful Sagala. Loc Cit.

10 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2003), hal. 166. 11

R. Ibrahim dan Nana Syaodih Sukmadinata. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, hal. 107. 12

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-5, hal. 127.

Page 24: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

10

adanya pemberian tugas, siswa akan lebih berperan aktif dalam kegiatan

belajar mengajarnya karena siswa memiliki kesempatan yang lebih luas

untuk menggunakan pengetahuannya dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru. Metode penugasan ini dapat mengembangkan

kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina

kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dalam mencari dan mengolah sendiri

informasi yang mereka dapat.13

Menurut Djamarah dan Zain metode penugasan adalah metode

penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar.14

Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di

sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dapat merangsang

anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.

Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara

kelompok.

Metode pemberian tugas dapat diartikan dengan dengan guru

memerintah peserta didik untuk membaca tetapi dengan menambahkan

tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku sumber lain

sebagainperbandingan atau dengan mengamati orang/masyarakat yang

telah membaca buku tersebut, dengan cara seperti ini suatu pekerjaan

peserta didik dapat diselesaikan tanpa terkait dengan tempat. Metode

inipun juga merupakan suatu metode mengajardimana siswa diharuskan

membuat resume dengan kalimat sendiri.15

Dengan pemberian tugas siswa

dapat memperdalam konsep-konsep secara leluasa dan memperkaya

pengalamannya di sekolah.

13

Nuryani Y. Rustaman dkk. Op, Cit. hal. 108 14

Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. Ke-3, hal. 85. 15

Dossuwanda. Ragam Metode Pembelajaran Aktif, http://dossuwanda.wordpress.com .

di akses bulan juni 2011.

Page 25: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

11

Metode penugasan adalah metode mengajardengan cara

memberikan sejumlah tugas terstruktur pada siswa untuk dikerjakan di

luar jam pelajaran sekolah.16

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian

tugas atau penugasan merupakan metode yang dapat membuat proses

belajar mengajar menjadi menyenangkan, efektif, fisien, karena tugas

tersebut dapat merangsang siswa untuk aktif belajarsecara individual atau

secara kelompok dan member kesempatan kepada siswa untuk menerima

informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis, bahkan mengevaluasi

informasi tersebut.

Adapun langkah-langkah yang haus diikuti dalam penggunaan

metode penugasan yaitu:17

a) Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan siswa hendaknya mempertimbangkan:

1. Tujuan yang akan dicapai

2. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang

ditugaskan tersebut

3. Sesuai dengan kemampuan siswa

4. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

5. Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut

b) Langkah Pelaksanaan Tugas

1. Guru memberikan bimbingan dan pengawasan

2. Guru memberikan dorongan atau motivasi sehingga siswa mau

bekerja

3. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang

lain

4. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan

baik dan sistematik

16

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), hal. 105. 17

Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Op. Cit., hal. 86.

Page 26: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

12

c) Fase Mempertanggungjawabkan

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:

1. Laporan siswa baik lisan maupun tulisan dari apa yang telah ia

kerjakan

2. Ada Tanya jawab dan diskusi di kelas

3. Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes ataupun dengan

non tes

Metode penugasan mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan, antara lain:18

a) Kelebihan Metode Penugasan

1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar

individual ataupun kelompok

2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan

guru

3. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin

4. Dapat mengembangkan kreativitas siswa

b) Kekurangan Metode Penugasan

1. Siswa suli dikontrol, apakah benar tugas dikerjakan sendiri atau

orang lain

2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif

mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja,

sedangkan anggota yang lain tidak berpartisipasi dengan baik

3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan

individu siswa

4. Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat

menimbulkan kebosanan siswa

3. Hakikat Peta Konsep

Penggunaan pendekatan dalam mengajar pada dasarnya merupakan

sarana interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar

18

Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Op. Cit., hal. 87.

Page 27: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

13

mengajar. Pendekatan yang kurang sesuai dengan sifat materi dan tujuan

pengajaran dapat mengakibatkan siswa kurang bergairah sehingga malas

mengikuti pembelajaran dan kurang efektif.

Agar pembelajaran tidak menjenuhkan dan menyulitkan maka peta

konsep salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa dalam

memahami pelajaran/konsep tersebut.

Ausubel menekankan dan menyarankan para guru dalam

mentransfer materi pelajaran kepada siswa-siswa dengan

memanfaatkan melalui belajar kebermaknaan, setiap pembelajaran

yang dilakukan oleh guru memberi makna secara langsung. Peta

konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna

antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.19

Peta konsep merupakan salah satu teknik belajar yang

dikembangkan Tony Buzon tahun 1970-an yang di dasarkan pada

bekerjanya otak. Peta konsep menggunakan pengingat-ingat visual

dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti

peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan

merencanakan.20

Menurut Dahar “Peta konsep digunakan untuk menyatakan

hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-

proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep

yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.”21

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peta konsep

merupakan suatu pola dari ide-ide dalam konsep yang berbentuk proposisi-

proposisi dan dihubungkan oleh kata-kata penghubung. Peta konsep

memegang peranan penting dalam belajar bermakna karena dapat

membantu siswa dalam memahami suatu konsep yang dipelajarinya.

Di sisi lain peta konsep dapat membantu guru memahami macam-

macam konsep yang ditanamkan di topik yang lebih besar yang diajarkan

pada siswa. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi

19

Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, cet ke-6, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2009), hal. 117. 20

Sugiyanto. Model-model Pembelajaran Inovatif, cet ke-2, (Surakarta: Yuma Pustaka

bekerja sama dengan FKIP UNS, 2010), hal. 104. 21

Ratna Wilis Dahar. Op Cit., hal. 122-123.

Page 28: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

14

guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi

yang dibentuk siswa, tanpa peta konsep guru memilih untuk mengajar apa

yang diingat atau disukai.

Menurut Martin seperti dikutip Trianto Pemetaan konsep

merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak

menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep

menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu

mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut

dipelajari.22

Menurut Kinchin seperti dikutip Santrock “Peta konsep adalah

presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarkis konsep.”23

Menurut Ponser seperti dikutip Arono Peta konsep mirip

peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan

antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan

hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga

menghubungkan antara konsep-konsep itu.24

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peta konsep

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa

mengorganisasikan informasi atau konsep-konsep sebelum mereka

mempelajarinya dan sebagai alat peraga untuk membantu memahami

hubungan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya. Selain dapat

membantu siswa memahami konsep-konsep tersebut siswa pun dapat

merasakan kebermaknaan dalam belajar.

Peta konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan berbeda

dengan peta konsep yang dikembangkan oleh orang lain, sebab dalam

pikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan konsep-konsep itu

yang akan dituangkan secara individu.

22

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Edisi I, cet ke-2, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 157. 23

John W. Santrock. Op Cit., hal. 353. 24

Arono. Mengorganisasi Informasi Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Tutorial, http://Arono.Wordpress.Com/2009/08/05/Mengorganisasi-Informasi-

Dengan-Peta-Konsep-Dalam-Meningkatkan-Kualitas-Pembelajaran-Tutorial/, di akses tanggal 20

Januari 2010.

Page 29: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

15

Menurut Tony Buzan Peta konsep akan (1) mengaktifkan

seluruh otak; (2) membereskan akal dari kekusutan mental; (3)

memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; (4) membantu

menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang

saling terpisah; (5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan

dan perincian; (6) memungkinkan kita mengelompokan konsep; (7)

mensyaratkan siswa untuk memusatkan perhatian pada pokok

bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari

ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.25

Dengan penggunaan peta konsep siswa tidak lagi banyak

menghafal materi untuk belajar, siswa cukup memahami konsep kemudian

menghubungkannya dengan konsep yang ada sebelumnya. Dengan kata

lain, siswa dapat mengatur sejumlah konsep atau kata-kata kunci pada

satu halaman kertas, kemudian menghubungkannya dengan garis-garis dan

sepanjang garis itu ditulis suatu kata atau ungkapan yang menjelaskan

kaitan antar kata-kata/konsep-konsep.

4. Jenis-jenis Peta Konsep

Jenis peta konsep ada empat macam yaitu: rantai kejadian (events

chain), pohon jaringan (network tree), peta konsep siklus (cycle concept

map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).

a. Rantai Kejadian

Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk

memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu

prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam

melakukan eksperimen.

Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:

- Memberikan tahap-tahap suatu proses

- Langkah-langkah dalam suatu prosedur

- Suatu urutan kejadian.

25

Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Terj. The Untimate Book Of Mind Maps oleh Susi

Purwoko, cet ke-8, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hal. 6-7.

Page 30: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

16

Contoh peta konsep model rantai kejadian dapat dilihat pada

gambar 2.1 berikut ini.26

Kejadian awal

Gambar 2.1 Peta Konsep Rantai Kejadian Suksesi Primer

b. Pohon Jaringan

Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa

kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis

penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat

mengkonstruksi suatu pohon jaringan, terlebih dahulu menuliskan

topik itu dan mendaftarkan konsep-konsep utama yang berkaitan

dengan topik tersebut. Mendaftar dan memulai dengan menempatkan

ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan berawal dari konsep

yang umum hingga yang khusus. Mencabangkan konsep-konsep yang

berkaitan dari konsep utama dan memberikan hubungannya pada garis-

garis konsep tersebut.

Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:

26

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,

Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 161-163.

Batuan lava yang mendingin

Tumbuhan perintis

Melapukan batuan

Tumbuhan

lumut

Semak-semak

Hutan

Page 31: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

17

- Menunjukkan informasi sebab-akibat

- Suatu hierarki

- Prosedur yang bercabang

Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan

hubungan-hubungan antar konsep.

Contoh peta konsep model pohon jaringan dapat dilihat pada

gambar 2.2 berikut ini.27

Terdiri dari

Berdasarkan fungsi

Contoh

Berdasarkan jenis makanan

contoh contoh

contoh

Gambar 2.2 Peta Konsep Pohon Jaringan Komponen Ekosistem

c. Peta Konsep Siklus

Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak

menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian terakhir pada rantai itu

menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan

kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus

27

Ibid., hal. 161-162.

Komponen Ekosistem

Biotik Abiotik

Konsumen Produsen Dekomposer

Herbivor Omnivor Karnivor

Kelinci Harimau

Manusia

Air, tanah, cahaya,

matahari

Page 32: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

18

itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan

untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian

berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-

ulang.

Contoh peta konsep siklus dapat dilihat pada gambar 2.3

berikut ini.28

Gambar 2.3 Peta Konsep Siklus Air

Adapun contoh peta konsep siklus yang saling berkaitan dapat

dilihat pada gambar 2.4 berikut ini:29

Gambar 2.4 Peta Konsep Siklus yang memperlihatkan konsep

yang berkaitan

28

Ibid., hal. 163-164. 29

Ratna Wilis Dahar. Op. Cit., hal. 124.

Air

Evaporasi

Uap Air

Kondensasi

Makhluk

hidup

Tumbuhan

Air

hewan

dapat

mengandung

dapat

mengandung

Page 33: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

19

d. Peta Konsep Laba-laba

Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk mencurahkan

pendapat. Dalam mencurahkan pendapat ide-ide berasal dari suatu ide

sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang

bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide

sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita

dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan

istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih

berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep

laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:

a) Tidak menurut hierarki, kecuali berada dalam suatu kategori

b) Kategori yang tidak paralel

c) Hasil curah pendapat

Contoh peta konsep laba-laba dapat dilihat pada gambar 2.5

berikut ini.30

Air

Biologis

Fisik Tanah

Kimiawi Udara

Suara

Penipisan lapisan ozon Reboisasi

Hujan Asam

Pemanasan Global Daur Ulang

Gambar 2.5 Peta Konsep Laba-laba Tentang Pencemaran

Lingkungan

30

Trianto. Op Cit., hal. 164-165.

Pencemaran Lingkungan

Page 34: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

20

Adapun contoh peta konsep laba-laba menurut Novak, dapat

dilihat pada gambar 2.6 berikut ini:31

Gambar 2.6 Peta Konsep Laba-laba Tentang Tumbuhan

5. Ciri-ciri Peta Konsep

Adapun ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:

a. Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisi-proposisi

suatu bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnya dalam

bidang studi Biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam, dan lain

sebagainya.

31

Joseph D. Novak. http://cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/TheoryCmaps/

TheoryUnderlyingConceptMaps.htm. Diakses 11 September 2010.

Plants

Roots

Stems

Flowers

Leaves

Green

Seeds

Food

Petals

Color

have

support

May have

Modified to form

May have

are modified

Produce

are usually

Store

Produce

Page 35: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

21

b. Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi dari

suatu bidang studi, atau dari bidang studi yang memperlihatkan

hubungan antara konsep-konsep. Di samping itu juga memperlihatkan

belajar kebermaknaan dibanding dari cara belajar bentuk lain dengan

tidak memperlihatkan hubungan-hubungan konsep-konsep. Peta

konsep memperlihatkan hubungan konsep antara satu dengan lainnya.

c. Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan

lainnya, ia dapat berbentuk aliran, air, cabang pohon, urutan-urutan

kronologis, dan lain sebagainya.

d. Peta konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep di bawahnya

terdapat beberapa konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara

jelas sehingga apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan

timbul, seperti; fungsi, bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.32

Berdasarkan ciri tersebut di atas, maka sebaiknya peta konsep

disusun secara hierarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada

puncak peta. Dalam IPA peta konsep membuat informasi abstrak menjadi

konkret dan sangat bermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep

pembelajaran, dan menunjukkan pada siswa bahwa pemikiran itu

mempunyai bentuk.

6. Membuat/Menyusun Peta Konsep

Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian

visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu

topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Arends dalam Trianto

memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai

berikut:

a. Langkah 1: Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi

sejumlah konsep. Contoh: ekosistem.

b. Langkah 2: Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder

yang menunjang ide utama. Contoh: individu, populasi, komunitas.

32

Martinis Yamin. Op. Cit., hal. 125.

Page 36: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

22

c. Langkah 3: menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta

tersebut.

d. Langkah 4: Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama

yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide

utama.33

Menurut Arends seperti dikutip Arono Peta konsep dapat

menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh

dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam

permasalahannya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu

guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk

memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin

ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik

bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi

baru.34

7. Kegunaan Peta Konsep

Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai

tujuan, diantaranya:

a. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa

Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa belajar bermakna

membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk

menghubungkan pengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan

yang telah mereka miliki. Untuk memperlancar proses ini, baik guru

maupun siswa perlu mengetahui “tempat awal konseptual”. Dengan

lain perkataan guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang telah

dimiliki siswa waktu pelajaran baru akan dimulai, sedangkan para

siswa diharapkan dapat menunjukkan di mana mereka berada, atau

konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi

pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep guru dapat

melaksanakan apa yang telah dikemukakan di atas, dan dengan

demikian para siswa diharapkan akan mengalami belajar bermakna.

33

Trianto. Op.Cit., hal. 160. 34

Arono, Mengorganisasi Informasi Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Tutorial, http://arono.wordpress.com/2009/08/05/mengorganisasi-informasi-

dengan-peta-konsep-dalam-meningkatkan-kualitas-pembelajaran-tutorial/, 20 Januari 2010.

Page 37: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

23

b. Mempelajari cara belajar

Perlu disadari bahwa belajar bermakna baru terjadi bila

pembuatan peta konsep itu bukan untuk memenuhi keinginan guru,

jadi seakan-akan mau memahami isi pelajaran bagi dirinya sendiri.

Siswa benar-benar harus mempunyai kesiapan dan minat untuk belajar

bermakna, seperti dikatakan oleh Ausubel. Sikap ini harus dimiliki

para siswa agar belajar bermakna dapat terjadi. Jadi, peta konsep

berfungsi untuk menolong siswa mempelajari cara belajar.

c. Mengungkapkan konsepsi salah

Peta konsep dapat pula mengungkapkan konsepsi salah

(misconception) yang terjadi pada siswa. Konsepsi salah biasanya

timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang

mengakibatkan proposisi yang salah. Sebagai contoh proposisi yang

salah ini diberikan suatu proposisi yang dikemukakan siswa dalam

peta konsepnya. Proposisi itu berbunyi: Bayangan bumi menghasilkan

bentuk bulan. Hal ini disebabkan karena dalam kerangka konseptual

siswa itu tidak terdapat konsep-konsep yang menyangkut posisi relatif

bulan dan bumi terhadap matahari.

d. Alat Evaluasi

Selama ini alat-alat evaluasi yang dikenal oleh guru dan siswa

terutama berbentuk tes objektif atau tes esai. Walaupun cara evaluasi

ini akan terus memegang peranan dalam dunia pendidikan, teknik-

teknik evaluasi baru perlu dipikirkan untuk memecahkan masalah-

masalah evaluasi yang kita hadapi dewasa ini. Salah satu teknik

evaluasi yang disarankan dalam buku ini ialah penggunaan peta

konsep. Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada

tiga gagasan dalam teori kognitif Ausubel: (a) struktur kognitif itu

diatur secara hirarkis, (b) konsep-konsep dalam struktur kognitif

mengalami diferensiasi progresif, (c) penyesuaian integratif.35

35

Ratna Wilis Dahar. Op Cit., hal. 129-132.

Page 38: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

24

8. Fungsi Peta Konsep dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Berikut ini fungsi peta konsep dalam kegiatan belajar mengajar:

a. Merencanakan pembelajaran: Peta konsep dapat digunakan untuk

merencanakan pembelajaran sains. Caranya ialah dengan membagikan

versi sederhana peta konsep yang dibuat guru untuk siswa sebagai

catatan.

b. Perencanaan kurikulum dan evaluasi kurikulum: Siswa perlu

mengetahui organisasi topik yang akan diajarkan oleh satu mata

pelajaran/satu buku yang digunakan sekolah.

c. Mengembangkan pengajaran: Saat awal pembelajaran dimulai guru

dapat memberikan konsep utama dari pokok bahasan baru, kemudian

meminta siswa untuk membuat peta konsep yang memperlihatkan

semua konsep yang relevan dengan konsep utama itu serta hubungan-

hubungan yang dapat mengaitkan konsep-konsep itu dengan konsep

utama yang telah diajarkan guru.

d. Diskusi: siswa diberi kesempatan untuk membuat peta konsep terhadap

suatu topik biologi, fisika, kimia, secara berkelompok kemudian

menyajikannya di kelas untuk mendapatkan perbaikan baik dari teman-

temannya maupun guru dengan bentuk diskusi kelas.

e. Laporan Praktikum: Sebelum praktikum berlangsung, siswa diminta

untuk membuat peta konsep yang berisi latar belakang

pengetahuan/teori.

f. Belajar Buku Teks: Siswa diminta untuk membuat peta konsep untuk

unit yang berbeda-beda luasnya dari buku teks.

g. Tes: Soal bentuk uraian dapat menggunakan bentuk tugas pembuatan

peta konsep.

h. Instruksi Melalui Komputer: Peta konsep dapat dengan mudah dibuat

dengan menggunakan fasilitas komputer.

i. Gambar Pengetahuan Sendiri: Siswa dapat diminta untuk membuat

sendiri peta konsep berdasarkan pemahaman konsep yang telah

dikuasainya.

Page 39: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

25

j. Analisis Miskonsepsi Siswa: Konsepsi siswa berdasarkan hasil tes

tertulis atau tes lisan dapat dibuat dalam bentuk peta konsep.

k. Menganalisis Buku Teks: Analisis buku teks dengan peta konsep

dilakukan dengan membandingkan dan menilai bagaimana konsep-

konsep dalam topik tersebut dikembangkan dan dijelaskan.36

9. Urgensi Peta Konsep (Concept Map)

Ada beberapa urgensi peta konsep (Concept Map) ditinjau dari

beberapa kepentingan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Concept map merupakan representasi secara visual ide-ide kunci yang

berhubungan. Artinya bahwa peta konsep merupakan (1) bentuk

diagram atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling

berhubungan, dan (2) mampu menunjukkan arti hubungan dalam

bentuk label.

2. Concept map dapat digunakan untuk mengajar.

a. Concept map dapat digunakan untuk memperkenalkan mata kuliah.

b. Concept map dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pemilihan urutan materi perkuliahan.

c. Concept map dapat berperan sebagai satu paduan proses

pembelajaran materi-materi perkuliahan.

d. Concept map dapat membuat transisi antar unit materi-materi

perkuliahan.

e. Concept map dapat berperan untuk meringkas materi kuliah karena

concept map hanya menunjukkan butir-butir penting materi-materi

perkuliahan.

f. Concept map juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan

dalam pemilihan strategi-strategi pembelajaran yang tepat.37

36

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains, Op. Cit., hal. 34-36. 37

Hisyam Zaini, dkk. Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD

IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hal. 42-44.

Page 40: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

26

10. Kekuatan Peta Konsep (Concept Map)

Kekuatan pembuatan Concept map terletak pada:

a. Pemahaman

b. Proses pembuatan Concept map

c. Membantu memfasilitasi hubungan yang lebih sepadan.38

Dengan demikian kekuatan peta konsep terletak pada pemahaman,

dengan memahami suatu konsep maka siswa telah mengerti benar konsep

tersebut sehingga dapat memvisualisasikan melalui peta konsep. Pada saat

proses pembuatan peta konsep siswa akan mudah membuatnya jika ia

memahami konsep tersebut sehingga dapat membantu memfasilitasi

hubungan-hubungan yang lebih sepadan antar konsep-konsep tersebut.

11. Penilaian Peta Konsep

Menurut Novak dan Gowin (1985) kriteria penilaian peta konsep adalah:39

a. Proposisi adalah dua konsep yang dihubungkan oleh kata penghubung.

Proposisi dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung yang

tepat. Untuk setiap proposisi yang sahih diberi skor 1.

b. Hierarki adalah tingkatan dari konsep yang paling umum sampai

konsep yang paling khusus. Urutan penempatan konsep yang lebih

umum dituliskan di atas dan konsep yang lebih khusus dituliskan di

bawahnya. Hierarki dikatakan sahih jika urutan penenmpatan

konsepnya benar. Untuk setiap hierarki yang sahih diberi skor 5.

c. Kaitan silang adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep

pada satu hierarki dengan konsep lain pada hierarki yang lainnya.

Kaitan silang dikatakan sahih jika menggunakan kata penghubung

yang tepat dalam menghubungkan kedua konsep pada hierarki yang

berbeda. Sementara itu, kaitan silang dikatakan kurang sahih jika tidak

menggunakan kata penghubung yang tepat dalam menghubungkan

38

Ibid. hal. 48-49. 39

http://www.google.co.id/#q=kriteria+penilaian+peta+konsep+menurut+Novak+dan+Go

win&hl=id&prmd=ivns&ei=Y_ELTv3FIMXprQepo5igCw&start=0&sa=N&fp=884a2d1ae6a28ba

9&biw=1366&bih=546.

Page 41: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

27

kedua konsep sehingga antara kedua konsep tersebut menjadi kurang

jelas. Untuk setiap kaitan silang yang sahih diberi skor 10. Sedangkan

untuk setiap kaitan silang yang kurang sahih diberi skor 2.

d. Contoh adalah kejadian atau objek yang spesifik yang sesuai dengan

atribut konsep. Contoh dikatakan sahih jika contoh tersebut tidak

dituliskan di dalam kotak karena contoh bukanlah konsep. Untuk

setiap contoh yang sahih diberi skor 1.

B. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Pada penelitian ini materi yang akan disampaikan adalah mengenai

konsep sistem peredaran darah, karena di sekolah yang akan diteliti

mengalami kesulitan dalam menyampaikan konsep-konsep biologi terutama

pada konsep sistem peredaran darah. Penulis mengambil konsep sistem

peredaran darah karena pada siswa kelas VIII Bina prestasi 3 MTsN

Tangerang II Pamulang kurang memahami konsep tersebut dan mengalami

kesulitan dalam belajar. Dengan menggunakan metode penugasan peta konsep

diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari sehingga siswa dapat merasakan kebermaknaan dalam belajar

dan mendapatkan hasil yang baik serta memuaskan seperti yang diharapkan.

Peta konsep merupakan salah satu teknik belajar yang dikembangkan

Tony Buzon tahun 1970-an yang di dasarkan pada bekerjanya otak. Peta

konsep menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola

dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,

mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide

orisinil dan memicu ingatan dengan mudah, jauh lebih mudah daripada

pencatatan tradisional.

Agar pembelajaran tidak menjenuhkan dan menyulitkan maka peta

konsep salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa dalam memahami

pelajaran/konsep tersebut.

Ausubel menekankan dan menyarankan para guru dalam mentransfer

materi pelajaran kepada siswa-siswa dengan memanfaatkan melalui belajar

Page 42: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

28

kebermaknaan, setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru memberi makna

secara langsung. Peta konsep adalah menyatakan hubungan-hubungan yang

bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Peta

konsep dapat disusun seperti cabang pohon, siklus air, rantai kejadian, dan

bentuk laba-laba.

Dengan demikian siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya

dan memvisualisasikan melalui peta konsep. Peta konsep yang dikembangkan

oleh seseorang tidak akan sama dengan peta konsep yang dikembangkan oleh

orang lain, karena dalam fikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan

konsep-konsep itu yang akan dituangkan secara individu.

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Irmawati dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode

Pemberian Tugas Membuat Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi

Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada

kelompok eksperimen sebesar 71,23 sedangkan pada kelompok kontrol

sebesar 60,73 dari pengujian prasyarat analisis diperoleh data terdistribusi

normal dan homogen maka dapat dilakukan uji-t dan taraf signifikan α = 0,05,

diperoleh data thitung > ttabel yaitu 4,25 > 2,00, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian penggunaan metode pemberian tugas membuat peta konsep

dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi

siswa.40

Mia Aina mengemukakan dari hasil penelitian bahwa pada siklus I

hasil belajar siswa belum tuntas, karena hasil belajar siswa masih rendah yaitu

dengan rata-rata kelas 5,24. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II

dengan menerapkan penggunaan teknik peta konsep hasil belajar siswa

meningkat dengan rata-rata 6,39 pada siklus II dan pada siklus III meningkat

menjadi 7,16. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 6,5 pada siklus III

40

Irmawati. Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Membuat Peta Konsep

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi, (Jakarta: Program Studi Biologi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 63.

Page 43: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

29

sebanyak 6 orang dan yang memperoleh nilai > 6,5 sebanyak 39 orang yang

artinya secara klasikal proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan.41

Jufri mengemukakan bahwa bentuk pembelajaran menggunakan peta

konsep dengan pembentukan kelompok belajar, dan waktu yang cukup dapat

membantu siswa MAN 3 Malang memahami konsep Lingkungan dan

Pelestarian SDAH. Hasil belajar siswa dengan menggunakan peta konsep

dapat meningkat nyata, dengan rata-rata nilai 66,72 pada siklus I, 72,43 pada

siklus II, dan 82,4 pada siklus III. Secara umum respon siswa terhadap strategi

pembelajaran dengan peta konsep dalam pembelajaran konsep Lingkungan

dan Pelestarian SDAH berada pada skala sikap setuju (3,73) untuk pertanyaan

positif. Sedangkan untuk pertanyaan negatif sebesar 2,27 atau berada pada

skala sikap ragu-ragu.42

Yustini Yusuf dkk mengemukakan bahwa terjadi peningkatan

presentase aktifitas yaitu 72,42% (baik) siklus I menjadi 81,05% (baik sekali)

pada siklus II. Rata-rata hasil belajar siswa dari nilai posttest pada siklus

pertama pokok bahasan sistem pencernaan yaitu 79,18% (tinggi) dan siklus

kedua pokok bahasan sistem pernafasan yaitu 84,04% (tinggi). Sedangkan

rata-rata ketuntasan belajar siswa dari nilai ulangan harian mengalami

peningkatan, pada siklus pertama 82,05% (tidak tuntas) dan siklus kedua yaitu

92,31 (tuntas).43

Suhirman mengemukakan bahwa pembelajaran IPA biologi dengan

menggunakan pendekatan peta konsep dan penerapan handout dapat

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sekaligus dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 1 SMPN 4 Mataram. Peningkatan kualitas proses

belajar mengajar tersebut dilihat dari hasil evaluasi pada kelas perlakuan dan

41

Mia Aina. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Invertebrata Dengan

Menggunakan Teknik Peta Konsep Di Kelas 1E SMA Negeri 3 Sungai Penuh, (Percikan: Vol. 87,

Edisi April 2008), hal. 39. 42

Jufri, Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Lingkungan Dan Pelestarian

Sumber Daya Alam Hayati Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 MAN 3 Malang,

(Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 14, No. 1, Juni 2004), hal. 36. 43

Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui

Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran

2004/2005, (Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal. 63.

Page 44: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

30

kontrol dimana kelas perlakuan mempunyai niali rata-rata kelas 74, nilai

terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai

rata-rata kelas 61, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85.44

Agus Adiarta dan Ni Ketut Rapi mengemukakan bahwa penelitiannya

bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi, hasil belajar, aktifitas, dan respon

siswa sebagai implementasi pembelajaran dengan strategi siklus belajar

hipotesis-deduktif dengan peta konsep. Miskonsepsi siswa yang berkaitan

dengan konsep fisika dikumpulkan melalui tes tulis bentuk uraian dan

wawancara klinis dan dianalisis secara deskriptif. Data tentang hasil belajar

siswa dikumpulkan melalui tes dan dianalisis dengan metode konversi skor.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) pembelajaran dengan strategi

siklus belajar hipotesis-deduktif dengan peta konsep dapat menurunkan

proporsi miskonsepsi siswa, (2) pembelajaran dengan strategi siklus belajar

hipotesis-deduktif dengan peta konsep dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa, dan (3) respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan

strategi siklus belajar hipotesis-deduktif dengan peta konsep termasuk kategori

baik.45

Tahmidah Rahmi dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan

Pemahaman Konsep Ekosistem Berbasis Nilai Melalui Strategi Pembelajaran

Peta Konsep”, memberikan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan

pemahaman konsep siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan

strategi peta konsep pada konsep ekosistem berbasis nilai. Sebagian besar

siswa bersikap positif terhadap konsep ekosistem berbasis nilai.46

Rahmat Nauli mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya bahwa

interaksi dan hasil belajar siswa SMA dalam pokok bahasan struktur atom

44

Suhirman. Penerapan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Peta Konsep Dan

Penggunaan Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar Biologi Di SLTP Negeri 4

Mataram, (Jurnal Kependidikan, Mei 2005, Volume 4, Nomor 1), hal. 11. 45

Agus Adiarta dan Ni Ketut Rapi. Implementasi Strategi Siklus Belajar Hipotesis-

Deduktif Dengan Peta Konsep Dalam Pengubahan Konseptual Pada Pembelajaran Fisika, (Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 tahun XXXVII, Juli 2004), hal. 71. 46

Tahmidah Rahmi. Peningkatan Pemahaman Konsep Ekosistem Berbasis Nilai Melalui

Strategi Pembelajaran Peta Konsep, Skripsi, (Jakarta: Program Studi Biologi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 58.

Page 45: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

31

dapat meningkat melalui belajar kooperatif dengan bantuan media peta konsep

dan alat peraga dari 5,5 (kategori kurang) menjadi 7,3 (kategori baik).

Evaluasi pembelajaran kooperatif dengan bantuan peta konsep dan alat peraga

dapat dilakukan melalui monitoring aktifitas interaksi antar siswa, siswa

dengan guru, pemberian tugas kelompok dan tugas individu serta pemberian

tes pada akhir pembelajaran.47

D. Kerangka Berpikir

Saat proses belajar mengajar, guru mengalami kesulitan mencari

pendekatan atau metode yang dapat digunakan agar siswa dapat memahami

dan mengerti terhadap materi yang disampaikan.

Untuk meningkatkan pemahaman konsep biologi, guru dapat

menggunakan metode penugasan peta konsep agar dapat membantu siswa

pada saat pembelajaran terutama pada konsep sistem peredaran darah. Karena

peta konsep dapat menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-

konsep dalam bentuk proposisi-proposisi, pengungkapan ini dapat dilakukan

guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui para siswa sebelum guru

memulai mengajarkan pokok bahasan baru.

Peta konsep merupakan suatu cara atau pendekatan belajar yang

efektif, karena peta konsep akan membantu ingatan siswa lebih kuat dalam

mengingat konsep pelajaran terutama konsep sistem peredaran darah. Peta

konsep disusun secara hierarkis dimulai dari konsep yang umum hingga

konsep yang khusus dengan dihubungkan oleh garis penghubung (tanda

panah), dan setiap penghubung dibubuhi dengan kata penghubung yang

relevan, peta konsep juga merupakan rangkuman dari konsep-konsep yang

dipetakan (jaring-jaring konsep).

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa tidak menguasai konsep

dasar biologi, sedangkan konsep dasar biologi sangat penting dan erat

kaitannya dengan mata pelajaran lainnya seperti fisika, kimia, dan

47

Rahmat Nauli. Upaya Peningkatan Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMA Melalui

Belajar Kooperatif dengan Menggunakan Media Peta Konsep dan Alat Peraga, (Jurnal

Pendidikan Matematika dan Sains ISSN: 1907-7157, vol 2 (1) 2007), hal. 18.

Page 46: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

32

matematika. Pada dasarnya, untuk mengembangkan penguasaan konsep yang

baik dibutuhkan komitmen siswa dalam memilih belajar sebagai sesuatu yang

bermakna lebih dari hanya menghafal. Diharapkan siswa dapat menyusun peta

konsep dengan baik sehingga dapat membantu siswa dalam belajar serta

memahami konsep-konsep biologi. Dengan kata lain, peta konsep yang dibuat

oleh siswa akan mencerminkan penguasaan dan pemahaman konsep-konsep

pada siswa. Dengan metode penugasan peta konsep, diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode penugasan peta

konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem peredaran

darah.

Page 47: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN

Tangerang II Pamulang pada bulan November di semester ganjil tahun ajaran

2010/2011.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penugasan peta konsep. Metode

penugasan peta konsep ini merupakan metode yang dapat membantu siswa

dalam memahami konsep-konsep, peta konsep juga dapat dikembangkan

secara individual atau dalam kelompok kecil.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana

guru melakukan tindakan melalui pemberian tugas peta konsep, yang terdiri

dari beberapa siklus dan masing-masing siklus memiliki beberapa tahap.

Tahap-tahap yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Observasi proses pembelajaran

b. Wawancara dengan guru dan siswa

2. Kegiatan siklus I

a. Tahap Perencanaan: Membuat skenario pembelajaran dengan

menggunakan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem

peredaran darah.

b. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar biologi dengan

menggunakan peta konsep.

c. Tahap Analisis Data: Menganalisis proses pembelajaran dan hasil

belajar siswa.

d. Tahap Refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I.

Page 48: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

34

3. Kegiatan Siklus II

a. Tahap Perencanaan: Membuat skenario pembelajaran dengan

menggunakan metode penugasan peta konsep pada konsep sistem

peredaran darah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan belajar biologi dengan

menggunakan peta konsep berdasarkan rencana pembelajaran hasil

refleksi pada siklus I.

c. Tahap Analisis Data: Menganalisis proses pembelajaran dan hasil

belajar siswa.

d. Tahap Refleksi: Mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II.

Gambar di bawah ini merupakan desain penelitian yang digunakan oleh Kemmis

dan McTaggart seperti dikutip Nunan:1

1 David Nunan, Understanding Language Classrooms: A guide for teacher-initiated

actions, (London: Cambridge University Press, 1989), hal. 13.

Page 49: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

35

Gambar 3.1

Siklus model Kemmis dan McTaggart

C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru biologi dan siswa

kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang. Dengan jumlah

siswa sebanyak 21 orang yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 8 orang

siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi

Biologi kelas VIII Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang. Peneliti

PLAN

ACT & OBSERVE

REFLECT

REVISED

PLAN

ACT & OBSERVE

REFLECT

Page 50: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

36

bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti bekerja

melakukan pengamatan, merencanakan tindakan, melaksanakan kegiatan,

mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian.

Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu seorang guru dan teman sejawat.

Guru tersebut adalah guru biologi yang memegang kelas penelitian dan teman

sejawat yang bertindak sebagai observer atau pengamat kegiatan yang telah

disiapkan oleh peneliti.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Prosedur penelitian ini berlangsung secara siklik. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan

yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi.

Siklus pertama digambarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.

Peneliti mempersiapkan skenario pembelajaran dan instrumen penelitian

yang terdiri atas: soal yang harus dikerjakan siswa, lembar observasi, RPP

dan LKS.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap pembelajaran ini

terdiri dari pendahuluan meliputi guru menertibkan suasana kelas,

apersepsi dan motivasi, guru menuliskan judul pembelajaran yang akan

dibahas dan menulis tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa

sehingga siswa lebih terpusat pada hal-hal yang dipentingkan dari materi

pembelajaran. Kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran melalui

penggunaaan peta konsep. Penutup yaitu memberikan kesimpulan dan

evaluasi.

3. Tahap Evaluasi dan Analisis

Dilaksanakan oleh observer dan sejalan dengan pelaksanaan

tindakan. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi terhadap aktifitas dan hasil

Page 51: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

37

belajar siswa. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas terdiri

dari dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif terdiri dari

hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif terdiri dari data tentang

aktivitas belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi keaktifan

siswa dan pendapat siswa dari hasil angket. Data tersebut kemudian

dianalisis.

4. Tahap refleksi

Hasil yang dapat dilakukan setelah data pada siklus pertama

dianalisis bersama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui apakah

kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan, dan dapat

dijadikan acuan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Selama menerapkan metode penugasan peta konsep, tindakan yang

dilakukan adalah: guru menjelaskan materi biologi dengan menggunakan

metode ceramah, pemberian tugas peta konsep dan tanya jawab. Sebelum guru

meminta siswa untuk membuat peta konsep terlebih dahulu guru menjelaskan

maksud dari peta konsep, bagaimana cara membuatnya, macam-macamnya.

Setelah dijelaskan kemudian siswa diarahkan untuk membuat peta konsep,

setelah siswa memahami bagaimana cara membuat peta konsep barulah siswa

diperintahkan untuk membuat peta konsep, dimulai dari membuat peta konsep

secara individu kemudian membuat peta konsep dalam kelompok kecil.

Indikator pemahaman konsep yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan belajar

mengajar, dapat memvisualisasikan pemahaman melalui peta konsep dan

mendapatkan hasil yang memuaskan karena dari hasil tersebut dapat terlihat

bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Adapun

indikator proses pembelajaran pada penelitian ini yaitu siswa memperhatikan

saat guru menjelaskan, dapat melakukan tanya jawab dengan guru. Sedangkan

indikator ketercapaian pembelajaran yang diharapkan yaitu dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) untuk materi sistem peredaran darah adalah

sebesar 72,00. Apabila hasil pada siklus I belum tercapai indikator

Page 52: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

38

ketercapaian pembelajaran yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus

berikutnya. Adanya peningkatan dari siklus pertama ke siklus berikutnya,

ditandai dengan adanya peningkatan nilai atau hasil belajar siswa dan

peningkatan pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajarinya. Akan

tetapi, jika pada siklus I sudah tercapai maka tetap dilaksanakan siklus II

untuk memantapkan hasil yang tercapai pada siklus I.

G. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh

baik dari siswa maupun guru bidang studi biologi. Data dan sumber data dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Data Dan Sumber Data

No Data Sumber Data Instrumen yang digunakan

1 Permasalahan yang dihadapi

siswa dalam pembelajaran

Siswa kelas VIII

Bina Prestasi 3

Wawancara

2 Proses pembelajaran Siswa kelas VIII

Bina Prestasi 3

dan guru biologi

Lembar observasi siswa dan

catatan lapangan

3 Pemahaman konsep Siswa kelas VIII

Bina Prestasi 3

Tes hasil belajar, penilaian

peta konsep

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data penelitian, maka penulis melakukan tahap

pengumpulan data berikut ini:

1. Dokumentasi

Dalam dokumentasi, peneliti melakukan wawancara terhadap guru

dan siswa yang menjadi subjek penelitian, membuat catatan lapangan,

observasi kegiatan siswa pada setiap kegiatan pembelajaran, membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), laporan tugas siswa, dan ujian

akhir yang berupa pilihan ganda. Siswa menyelesaikan soal tes yang

Page 53: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

39

diberikan oleh peneliti pada setiap akhir siklus serta observasi yang

dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap

pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan guru pada saat menganalisis

data dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus

selanjutnya.

2. Tes

Tes hasil belajar berupa pretest dan posttest. Pretest untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

3. Teknik penilaian peta konsep

I. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Lembar wawancara: Lembar wawancara ini digunakan pada saat awal

observasi, wawancara dilakukan kepada siswa dan guru.

2. RPP: RPP digunakan sebagai rencana guru dalam proses pembelajaran.

3. Tes: Tes yang berupa tes objektif digunakan untuk mengetahui

kemampuan serta pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal yang

diberikan oleh guru.

4. Lembar observasi: Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

5. Kriteria Penilaian Peta Konsep

Page 54: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

40

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian pada konsep Sistem

peredaran darah

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia

Kompetensi

Dasar

Sub Konsep Aspek Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4

1.6

Mendeskripsika

n sistem

peredaran darah

pada manusia

dan

hubungannya

dengan

kesehatan

Komponen

Darah

2 1,3,4,5,6,7,8 8

Fungsi Darah 11 9,10,12,13 5

Alat-alat pada

sistem

peredaran darah

15 14,16,17 4

Sistem

peredaran darah

20 18,19,21,22 5

Sistem

peredaran getah

bening (Limfa)

24 23 2

Penggolongan

Darah

25 1

Transfusi Darah 26 1

Gangguan atau

penyakit pada

sistem

peredaran darah

27,29,30 28 4

Jumlah 8 21 0 1 30

Page 55: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

41

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi (Trustworthiness)

1. Validitas

Validitas yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurannya.2

Sebuah tes dikatakan baik apabila tes itu dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur atau istilahnya valid/sahih. Rumus yang digunakan

untuk menghitung validitas dari angket dan soal adalah sebagai berikut:3

Rumus Point Biserial adalah:

γpbi = 𝑀𝑝−𝑀𝑡

𝑆𝑡

𝑝

𝑞

Keterangan:

γpbi : Koefisien korelasi biserial

Mp : Rerata skor yang menjawab benar bagi item yang dicari

validitasnya

Mt : Rerata skor total

St : Standar deviasi dari skor total

P : Proporsi siswa yang menjawab benar

(𝑝 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎)

q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 60 soal yang

telah digunakan pada uji validitas, sebanyak 30 butir soal dinyatakan

valid.4

2 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta bekerja sama dengan UIN Jakarta Press, 2006), hal. 105. 3 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, cet ke-7, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), hal. 79. 4 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 68-71.

Page 56: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

42

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan, keajegan, keterpercayaan atau

ketelitian suatu alat evaluasi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.5

Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-

Richardson 20) yaitu:6

r11 = 𝑛

𝑛−1

𝑆2−Σ𝑝𝑞

𝑆2

Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : Banyaknya soal atau item

S

: Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Berdasarkan hasil penghitungan uji reliabilitas instrument tes yang

dihitung dengan menggunakan program ANATES diperoleh hasil

reliabilitas tes sebesar 0.82.7

3. Analisis Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran butir soal digunakan untuk mengetahui kriteria

bobot soal yang dijadikan instrumen tes pada penelitian ini termasuk

kategori sukar, sedang, atau mudah.

Taraf kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:8

P = 𝐵

𝐽𝑆

5 Ahmad Sofyan, dkk. Loc Cit.

6 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 100-101.

7 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 72.

8 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 208.

Page 57: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

43

Keterangan:

P : Proporsi (indeks kesukaran)

B : Jumlah siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah peserta tes

Adapun tingkat kesukaran dari setiap butir soal pada instrumen

yang digunakan memiliki 3 tingkatan yaitu sukar, sedang, dan mudah.

Hasil penghitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan kriteria

indeks kesukaran butir soal yang diperoleh dapat dilihat pada tabel

berikut:9

Tabel 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat

Kesukaran

Kriteria Tingkat

Kesukaran

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh indeks

tingkat kesukaran yang termasuk kriteria sukar sebanyak 8 soal, kriteria

sedang sebanyak 25 soal, dan kriteria mudah 11 soal. 10

4. Analisis Daya Pembeda

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam

membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan

kelompok siswa kurang pandai.11

Cara perhitungan daya pembeda adalah

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D = (Ba – Bb) / 0,5 N

Keterangan:

Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas

9 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 210.

10 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 72-73.

11 Ahmad Sofyan, dkk. Op. Cit., hal. 104.

Page 58: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

44

Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah

N : Jumlah peserta

Klasifikasi atau kriteria daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut:12

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Validitas

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 < D ≤ 0,20 Buruk (poor)

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 < D ≤ 0.70 Baik (good)

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh indeks

daya pembeda yang termasuk kriteria sangat buruk yaitu 7 soal, kriteria

buruk sebanyak 19 soal, kriteria cukup sebanyak 16 soal, kriteria baik

sebanyak 11 soal, dan kriteria baik sekali sebanyak 7 soal.13

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu

pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data

yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara, hasil observasi, hasil tes

siswa, dan catatan lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data

yang digunakan berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi

berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa yang

berkaitan dengan keaktifan selama proses pembelajaran. Analisis ini

dilaksanakan terhadap hasil observasi, penghitungan peta konsep dan

catatan lapangan.

12

Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 218. 13

Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1. 1, hal 76-78.

Page 59: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

45

Hasil peta konsep yang telah dibuat siswa kemudian dianalisis

berdasarkan kriteria penilaian Novak dan Gowin yang tersusun atas nilai

proposisi sahih, hierarki sahih, kaitan silang sahih, dan contoh yang sahih.

Setiap proposisi sahih bernilai 1, hierarki sahih bernilai 5, kaitan silang

yang sahih bernilai 10 dan kaitan silang yang kurang sahih bernilai 2, serta

mencantumkan contoh bernilai 1. Selanjutnya peta konsep siswa dinilai

berdasarkan rumus di bawah ini:14

Nilai Peta Konsep = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛 𝑔 x 100%

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil tes kemampuan awal

(pretest) dan akhir siklus (posttest).

a. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif berupa skor rata-rata (mean), daya

serap, dan ketuntasan belajar. Untuk menghitung skor rata-rata hasil

tes kemampuan siswa menggunakan rumus:

𝑀𝑥=

𝑋𝑁

Keterangan:

Mx : Mean (skor rata-rata)

𝑋 : Jumlah skor siswa

N : Number of Cases (banyak skor)

Untuk menghitung daya serap siswa dengan rumus:

Daya serap = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%

Untuk ketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas jika mencapai skor

minimal 72%.

14

http://www.google.co.id/#q=kriteria+penilaian+peta+konsep+menurut+Novak+dan+

Gowin&hl=id&prmd=ivns&ei=Y_ELTv3FIMXprQepo5igCw&start=0&sa=N&fp=884a2d1ae6a2

8ba9&biw=1366&bih=546. Diakses 28 juni 20011, jam 10.

Page 60: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

46

b. Analisis Efektivitas Tindakan

Analisis efektivitas tindakan yang telah dilakukan oleh guru

dapat dihitung dengan rumus Gain. Gain adalah selisih antara nilai

posttest dan pretest, gain menunjukan peningkatan pemahaman konsep

setelah pembelajaran dilakukan guru.15

Rumus yang digunakan untuk

mengetahui indeks N-Gain adalah:

Indeks N-Gain = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙

Berdasarkan rentang normalitas indeks N-Gain, maka dapat

dibuat kategori sebagai berikut:16

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Tingkat Gain

Rentang Indeks N-Gain Kategori Peningkatan

>0,7 Tinggi

0,3-0,7 Sedang

<0,3 Rendah

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan rumus Lilliefors.

Langkah-langah pengujian uji normalitas menggunakan

Lilliefors sebagai berikut: 17

Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom XA)

Menentukan nilai Zi dari setiap data (kolom Zi) dengan rumus

SD

XXi

dengan X adalah rata-rata (mean)

Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt)

15

Yanti Herlanti, Science Education Research, (Jakarta: Tanya Jawab Seputar Penelitian

Pendidikan Sains, 2006), hal. 71. 16

Richard R. Hake, “Analyzing Change/Gain Scores,“ American Educational Research

Assosiation’s Division D, Measurrement and Research Methodology, 1999, hal. 1. Diakses dari

(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzingchange-Gain.pdf). 17

Sudjana. Metode Statistika, Edisi VI, (Bandung: Tarsito, 1996), hal. 466-467.

Page 61: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

47

Untuk kolom F(Zi) = 0,5 – Zi

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zi

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zi

Untuk kolom S(Zi)

respondenjumlah

respondennomorZiS

Kolom ZiSZiF merupakan harga mutlak dari selisih antara

F(Zi) – S(Zi).

Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk

mendapatkan Lo hitung.

Apabila Lohitung < Lotabel berarti data tersebut berdistribusi normal.

Apabila Lohitung > Lotabel berarti data tersebut tidak berdistribusi

normal.

Setelah data dinyatakan terdistribusi normal, maka dilakukan uji

homogenitas melalui Uji Fisher dan dilakukan analisis data secara

parametik dengan menggunakan Uji-t. Jika data tidak terdistribusi

normal maka akan dilakukan analisis data dengan teknik

nonparametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon.

d. Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon atau uji peringkat bertanda adalah uji

nonparametrik. Uji Wilcoxon sebagai pengganti Uji-t bila datanya

tidak memenuhi syarat uji-t.18

Langkah-langkah dalam Uji Wilcoxon

adalah sebagai berikut:19

- Memberi nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi – Yi).

Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1,

harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya

harga mutlak terbesar diberi nomor urutan n. Jika terdapat selisih

18

Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, cet-pertama, (Bandung:

IKIP Bandung Press, 1998), hal. 402. 19

Sudjana. Op Cit., hal. 450.

Page 62: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

48

yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diberi rata-

ratanya.

- Untuk setiap nomor urut memberi tanda yang didapat dari selisih

(X – Y).

- Menghitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga

jumlah nomor urut yang bertanda negatif.

- Mengambil jumlah dari harga mutlak yang paling kecil. Sebutlah

jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk

menguji hipotesis.

- Jika J dari penghitungan lebih kecil atau sama dengan J dari daftar

berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak.

L. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa denyatakan mengalami

peningkatan pemahaman konsep terhadap konsep sistem peredaran darah

apabila mencapai indikator yaitu kelas mencapai ketuntasan 100% dengan

nilai KKM 72.

Page 63: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran

diperoleh catatan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan

Tindakan Kondisi Siswa

Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk

mengukur kemampuan awal siswa

Siswa mulai terkondisikan

Proses Pembelajaran Beberapa siswa masih terlihat bercanda

dan berbicara dengan temannya

Siswa sudah mulai membuat peta konsep

di kertas

Melalui penugasan membuat peta

konsep, tampak siswa mulai memahami

konsep-konsep yang telah diajarkan

Masih banyak siswa yang belum

mencantumkan kata penghubung pada

peta konsep yang dibuatnya

Mengajukan Pertanyaan Masih sedikit siswa yang bertanya

Ragu dalam menyampaikan gagasan-

gagasannya

Menjawab Pertanyaan Belum ada keberanian dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan guru sehingga

guru harus menunjuk siswa terlebih

Page 64: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

50

dahulu

Penugasan Dalam

Kelompok

Pada saat mengerjakan LKS dalam

bentuk kelompok, beberapa siswa masih

mengandalkan teman kelompoknya

Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah dilaksanakannya pembelajaran

dengan metode penugasan peta konsep

b. Hasil Peta Konsep Siswa

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai atau

hasil peta konsep yang telah dibuat siswa pada konsep sistem

peredaran darah, Adapun hasil peta konsep yang telah dibuat siswa

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus I

Kode

Siswa

Peta Konsep

Jumlah

PS

(22)

% HS

(30)

% KS

(0)

% C

(0)

% Total

(52)

%

S1 17 77.3 15 50 0 0 0 0 32 61.5

S2 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53

S3 16 72.7 15 50 0 0 0 0 31 59.6

S4 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51

S5 24 100 25 83.3 0 0 0 0 49 94.2

S6 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53

S7 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53

S8 19 86.4 15 50 0 0 0 0 34 65

S9 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53

S10 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53

S11 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51

S12 18 81.8 15 50 0 0 0 0 33 63.5

S13 16 72.7 15 50 0 0 0 0 31 59.6

S14 19 86.4 25 83.3 0 0 0 0 44 84.6

S15 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51

S16 14 63.6 15 50 0 0 0 0 29 55.7

S17 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51

S18 23 100 15 50 0 0 0 0 38 73

Page 65: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

51

S19 12 54.5 15 50 0 0 0 0 27 51

S20 13 59.1 15 50 0 0 0 0 28 53

S21 19 86.4 15 50 0 0 0 0 35 65

Rata-

rata

69.3 53.2 0 0 59.7

Berdasarkan tabel 4.2 ditinjau dari segi jumlah proposisi

yang bermakna pada 21 siswa, kemampuan membuat proposisi

sahih (PS) pada masing-masing siswa mencapai 54,5 – 100%

dengan rata-rata mencapai 69,3%. Adapun jumlah proposisi

terkecil yaitu 12 yang dibuat oleh siswa no 4, 11, 15, 17, dan 19.

Sedangkan jumlah proposisi terbesar yaitu 24 dan 23 yang dibuat

oleh siswa no 5 dan 18.

Ditinjau dari segi jumlah hierarki sahih yang bermakna

pada 21 siswa, kemampuan membuat hierarki sahih (HS) pada

masing-masing siswa mencapai 50 – 83,3% dengan rata-rata

mencapai 53,2%. Adapun jumlah hierarki terkecil yaitu 15 dan

hierarki terbesar yaitu 25 yang dibuat oleh siswa no 5 dan 14.

Nilai total peta konsep siklus I dari 21 siswa diperoleh nilai

terbesar yaitu 49 terdapat pada siswa no 5 dan nilai terkecil yaitu

27 terdapat pada siswa no 4, 11, 15, 17, dan 19, sehingga secara

keseluruhan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep

mencapai 51 – 94,2% dengan rata-rata 59,7%.

c. Hasil Belajar Siswa

Pemahaman konsep siswa dilihat dari hasil pretest dan

posttest pada siklus I mengenai subkonsep komponen darah, fungsi

darah dan alat-alat pada sistem peredaran darah. Pemahaman

konsep berdasarkan pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.2

di bawah ini.

Page 66: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

52

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa Siklus I

Siswa Siklus I

N-Gain Nilai Pretest Nilai Postest

Rata-rata 35 69 0.51

SD 6.87 8.24 0.15

Berdasarkan tabel 4.3 perolehan nilai pretest terendah

adalah sebesar 25 dan nilai tertingginya adalah sebesar 50. Pada

posttest siklus I terdapat 15 siswa yang belum mencapai KKM

yaitu 72. Rata-rata nilai N-Gain adalah sebesar 0,51 yang

menunjukkan bahwa nilai N-Gain berada dalam kategorisasi

sedang dan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode

penugasan cukup efektif pada subkonsep komponen darah, fungsi

darah serta alat-alat pada sistem peredaran darah. Pada

pembelajaran siklus I telah terjadi peningkatan pemahaman siswa

setelah digunakannya metode penugasan peta konsep pada konsep

sistem peredaran darah. Namun, penelitian ini harus dilanjutkan ke

siklus selanjutnya karena hasil posttest belum mencapai indikator

keberhasilan, siswa yang belum tuntas sebanyak 71,43%.

d. Refleksi

Berdasarkan refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

penugasan peta konsep dapat membantu siswa memahami

materi yang telah disampaikan.

2) Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran namun,

belum seluruhnya siswa memahami dan antusias pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Pada saat mengerjakan tugas kelompok, banyak siswa yang

masih mengandalkan teman satu kelompoknya. Seharusnya

bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Page 67: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

53

4) Pada saat membuat peta konsep masih banyak siswa yang

belum mencantumkan kata penghubung antara proposisi yang

satu dengan yang lainnya.

5) Peta konsep memudahkan guru dalam menyampaikan materi

tanpa harus menulis berupa paragraf tetapi tidak mengurangi

muatan konsep tersebut.

Berdasarkan hasil belajar siswa dan refleksi yang dilakukan

maka dilakukan perbaikan tindakan untuk siklus selanjutnya yaitu:

lebih ditingkatkan lagi minat dan motivasi siswa dalam belajar,

siswa lebih berani dalam menjawab pertanyaan atau dalam

mengajukan gagasan-gagasan yang mereka miliki.

e. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil

belajar pemahaman konsep siklus I belum memenuhi indikator

keberhasilan intervensi tindakan, oleh karena itu penelitian

dilanjutkan ke siklus II.

2. Siklus II

a. Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran

diperoleh catatan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Catatan Lapangan

Tindakan Kondisi Siswa

Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk

mengukur kemampuan awal siswa

Siswa sudah mulai terbiasa dengan

pembelajaran menggunakan metode

penugasan peta konsep

Page 68: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

54

Proses Pembelajaran Siswa ditugaskan membuat peta konsep

secara keseluruhan

Peta konsep yang telah dibuat siswa

mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya

Sudah banyak siswa yang

mencantumkan kata penghubung antara

proposisi yang satu dengan yang

lainnya

Mengajukan Pertanyaan Siswa tidak perlu lagi ditunjuk dalam

mengajukan pertanyaan

Menjawab Pertanyaan Siswa tidak lagi takut dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan guru

Penugasan Dalam

Kelompok

Banyak siswa yang terlibat secara aktif

dalam menyelesaikan tugas dan LKS

Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah dilaksanakannya pembelajaran

dengan metode penugasan peta konsep

b. Hasil Peta Konsep Siswa

Pada pembelajaran di siklus II, siswa mengalami

peningkatan dalam pembuatan peta konsep terlihat dari hasil total

peta konsep yang siswa buat.

Tabel 4.5 Hasil Peta Konsep Siswa Siklus II

Kode

Siswa

Peta Konsep

Jumlah

PS

(41)

% HS

(45)

% KS

(0)

% C

(6)

% Total

(92)

%

S1 29 77.7 30 66.7 0 0 8 100 67 72

S2 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72

S3 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4

Page 69: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

55

S4 33 80.4 20 44.4 0 0 9 100 62 68

S5 35 85.3 30 66.7 0 0 8 100 73 79

S6 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72

S7 34 82.9 30 66.7 0 0 11 100 75 81

S8 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72

S9 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72

S10 25 60.9 30 66.7 0 0 7 100 66 71

S11 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4

S12 33 80.4 25 55.6 0 0 9 100 67 72

S13 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4

S14 32 78 35 77.8 0 0 8 100 75 81

S15 23 56.1 20 44.4 0 0 8 100 51 55.4

S16 31 80.4 25 55.6 0 0 10 100 67 72

S17 22 53.6 25 55.6 0 0 4 66.7 51 55.4

S18 32 78 35 77.8 0 0 8 100 75 81

S19 31 75.6 25 55.6 0 0 9 100 65 70

S20 29 70.7 35 77.8 0 0 10 100 74 80

S21 36 87.8 40 88.9 0 0 9 100 85 92

Rata-rata 73.2 59.8 0 98.4 70.7

Berdasarkan tabel 4.5 ditinjau dari segi jumlah proposisi

yang bermakna pada 21 siswa, kemampuan membuat proposisi

sahih (PS) pada masing-masing siswa mencapai 53,6 – 87,8%

dengan rata-rata mencapai 73,2%. Adapun jumlah proposisi

terkecil yaitu 22 yang dibuat oleh siswa no 17. Sedangkan jumlah

proposisi terbesar yaitu 36 yang dibuat oleh siswa no 21.

Ditinjau dari segi jumlah hierarki sahih yang bermakna

pada 21 siswa, kemampuan membuat hierarki sahih (HS) pada

masing-masing siswa mencapai 44,4 – 88,9% dengan rata-rata

mencapai 59,8%. Adapun jumlah hierarki terkecil yaitu 20 yang

dibuat siswa pada no 3, 4, 11, 13, dan 15 sedangkan hierarki

terbesar yaitu 40 yang dibuat oleh siswa no 21.

Ditinjau dari segi jumlah contoh yang bermakna pada 21

siswa, kemampuan membuat contoh yang sahih (C) pada masing-

masing siswa mencapai 66,7 – 100% dengan rata-rata mencapai

98,4%. Adapun jumlah contoh terkecil yaitu 4 yang dibuat siswa

no 17 sedangkan jumlah contoh terbesar 11 yang dibuat siswa no 7.

Page 70: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

56

Nilai total peta konsep siklus II dari 21 siswa diperoleh

nilai terbesar yaitu 85 terdapat pada siswa no 21 dan nilai terkecil

yaitu 51 terdapat pada siswa no 3, 11, 13, 15, dan 17, sehingga

secara keseluruhan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep

mencapai 55,4 – 92% dengan rata-rata 70,7%.

c. Hasil Belajar Siswa

Pemahaman konsep siswa dilihat dari hasil pretest dan

posttest pada siklus II mengenai subkonsep sistem peredaran darah,

penggolongan darah, transfusi darah, peredaran getah bening, serta

gangguan pada sistem peredaran darah. Pemahaman konsep

berdasarkan pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.6 di

bawah ini.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa

Siklus II

Siswa Siklus II

N-Gain Nilai Pretest Nilai Postest

Rata-rata 40 81 0.68

SD 12.47 8.35 0.14

Berdasarkan tabel 4.3 perolehan nilai pretest terendah

adalah sebesar 21 dan nilai tertingginya adalah sebesar 64. Pada

posttest siklus II siswa mengalami ketuntasan belajar dengan hasil

posttest terendah sebesar 72. Rata-rata nilai N-Gain adalah sebesar

0,68 yang menunjukkan bahwa nilai N-Gain berada dalam

kategorisasi sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa sebelum

dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

penugasan peta konsep siswa mengalami kesulitan dalam

memahami konsep sistem peredaran darah dan menjadi lebih

paham setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode

penugasan peta konsep. Dari data yang diperoleh pada siklus II

Page 71: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

57

ternyata siswa telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 100%

yaitu nilai siswa ≥72.

d. Refleksi

Berdasarkan refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran yang terjadi di siklus II mengalami peningkatan

dari siklus I mengenai kondisi siswa maupun hasil belajar

siswa.

2) Siswa tidak lagi saling mengandalkan pada saat mengerjakan

tugas.

3) Siswa dapat membuat peta konsep lebih baik lagi dari

pertemuan sebelumnya.

4) Siswa tidak merasa kesulitan lagi dalam memahami konsep-

konsep.

5) Siswa masih terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

e. Keputusan

Setelah dilakukan intervensi tindakan pada siklus I dan

siklus II, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Terdapat peningkatan nilai yang signifikan antara pretest dan

posttest terhadap pemahaman konsep siswa pada setiap

siklusnya.

2) Dari indikator keberhasilan intervensi tindakan siklus I dan

siklus II yang sudah terpenuhi 100% pada pemahaman konsep

siswa, maka intervensi tindakan dicukupkan sampai siklus II.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Pada uji

normalitas diperoleh nilai Lo (Lhitung) yang selanjutnya dibandingkan

Page 72: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

58

dengan Ltabel. Apabila Lhitung < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa

data tersebut tidak berdistribusi normal.1

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Lilliefors

α N

Lo (Lhitung)

Ltabel Kesimpulan N-Gain Siklus

I

N-Gain Siklus

II

0,05 21 0.194081 0.12500 0.04146

Data Tidak

Berdistribusi

Normal

2. Uji Wilcoxon

Pada penelitian ini menggunakan uji wilcoxon dikarenakan

data tidak berdistribusi normal. Hasil uji wilcoxon menunjukkan

terdapat perbedaan N-Gain pada siklus I dan siklus II yang signifikan.

Hasil penghitungan uji wilcoxon dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Tabel Uji Wilcoxon

N Pasang Jhitung Jtabel Keterangan

21 24 59 Ha diterima

Berdasarkan penghitungan pada tabel 4.8 Ho ditolak bila Jhitung

≤ Jtabel, maka 24 ≤ 59 sehingga Ho ditolak artinya terdapat perbedaan

yang signifikan antara N-Gain Siklus 1 dan Siklus II.2

1 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 2, hal 139-140.

2 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 3, hal 141-142.

Page 73: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

59

C. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian, pembelajaran biologi dengan

menggunakan metode penugasan peta konsep dapat meningkatkan

pemahaman siswa. Hal ini terlihat dari lembar observasi kegiatan beajar

mengajar, lembar aktivitas belajar siswa, dan dari peningkatan perolehan

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan

setiap siklusnya. Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode

penugasan peta konsep pada siklus I belum sesuai yang diharapkan.

Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum maksimal dan kegiatan belajar

mengajar belum berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang

berbicara, bercanda, pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa

masih mengandalkan teman dan hanya siswa tertentu saja yang terlibat

secara aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa belum siap mengikuti kegiatan pembelajaran di

dalam kelas. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam

memahami konsep sistem peredaran darah. Setelah dilaksanakannya

pembelajaran dengan metode penugasan peta konsep siswa terbantu dalam

memahami konsep tersebut sehingga nilai siswa meningkat tetapi siswa

masih ada yang belum terlibat secara aktif dalam mengerjakan tugas.

Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan penelitian pada siklus I

mengenai pembuatan peta konsep, nilai total peta konsep siklus I dari 21

siswa diperoleh nilai terbesar yaitu 49 dan nilai terkecil yaitu 27, sehingga

secara keseluruhan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep

mencapai 51 – 94,2% dengan rata-rata 59,7%. Adapun rata-rata hasil

pretest yang dapat dicapai oleh siswa adalah sebesar 35 sedangkan rata-

rata posttest sebesar 69 dengan N-Gain sebesar 0,51 yang termasuk

kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa belum

mencapai KKM yang diharapkan dengan ketuntasan belajar 100%,

sehingga perlu dilakukan siklus II.

Page 74: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

60

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan perbaikan

dari siklus I. Pada siklus II siswa mulai terbiasa dengan metode penugasan

peta konsep. Sehingga siswa mampu membuat peta konsep dengan baik

yaitu dapat menyusun peta konsep secara hierarki, memberikan kata

penghubung diantara konsep-konsep dan dapat memberikan contoh. Nilai

total peta konsep siklus II dari 21 siswa diperoleh nilai terbesar yaitu 85

dan nilai terkecil yaitu 51, sehingga secara keseluruhan kemampuan siswa

dalam membuat peta konsep mencapai 55,4 – 92% dengan rata-rata

70,7%.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest

pada siklus II yaitu dengan rata-rata pretest diperoleh sebesar 40 dan rata-

rata posttest sebesar 81 dengan N-Gain sebesar 0,68 yang termasuk ke

dalam kategori sedang. Adapun nilai peta konsep yang dibuat siswa pada

siklus II diperoleh nilai terendah sebesar 54 dan nilai tertinggi sebesar 87.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II telah terjadi

peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman siswa pada konsep

sistem peredaran darah dan ketuntasan belajar siswa sudah tercapai dengan

hasil siswa mencapai nilai 72 atau tidak ada siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM.

Meningkatnya pemahaman konsep dan hasil belajar siswa dari

siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa metode penugasan peta konsep

dapat dijadikan salah satu alternatif dalam penyampaian materi pelajaran

dan mengurangi cara belajar siswa yang bersifat hafalan serta dapat

membantu guru dalam penyampaian materi tanpa harus menulis berupa

paragraf tetapi tidak mengurangi muatan konsep tersebut. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Irmawati yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi.3 Selain dapat

membantu guru dalam menyampaikan materi, peta konsep dapat

meningkatkan kualitas belajar yang dapat dilihat dari aktivitas siswa. Pada

3 Irmawati. Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Membuat Peta

Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi, (Jakarta: Program Studi Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 63.

Page 75: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

61

pembelajaran ini guru menekankan kemampuan siswa dan kreatifitas

siswa sehingga siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan

oleh guru dan hasil belajar yang mamuaskan. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Yustini Yusuf dkk yang menyatakan

bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui

penggunaan peta konsep.4

Dalam dunia pendidikan peta konsep dapat diterapkan untuk

berbagai macam kegunaan, antara lain siswa mampu menuangkan

pengetahuan apa yang telah mereka ketahui dalam bentuk peta konsep

kemudian mereka dapat mengalami belajar bermakna. Belajar bermakna

membutuhkan kesungguhan dalam diri siswa untuk menghubungkan

pengetahuan baru dengan konsep-konsep yang sesuai yang dimilikinya.

Hal ini akan membantu ingatan siswa menjadi lebih kuat. Semakin sering

siswa menggunakan peta konsep maka, semakin kuat ingatan siswa dan

semakin memahami konsep-konsep yang mereka pelajari sehingga, tidak

terjadi miskonsepsi. Konsepsi yang salah akan mengganggu perolehan

pemahaman konsep yang benar. Selain itu, peta konsep juga dapat

digunakan sebagai alat evaluasi. Salah satu kekuatan penggunaan peta

konsep tidak hanya sebagai alat pembelajaran tetapi juga sebagai alat

evaluasi karena menganjurkan siswa untuk menggunakan bentuk

pembelajaran yang bermakna. Peta konsep juga efektif dalam

mengidentifikasi baik itu valid atau tidaknya rencana/gagasan yang

digunakan siswa.

Adanya aktivitas interaksi antar siswa, guru dan siswa, membantu

siswa memahami materi yang disampaikan. Siswa aktif bertanya, mampu

mengungkapkan gagasan-gagasan atau ide-ide yang mereka miliki

sehingga mereka menjadi disiplin dan bertanggungjawab terhadap belajar.

Dengan menyusun peta konsep dapat memberikan pengalaman langsung

4 Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi

Melalui Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun

Ajaran 2004/2005, (Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006. Program Studi Pendidikan

Biologi FKIP Universitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal. 63.

Page 76: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

62

bagi siswa, mengarahkan siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada

sehingga siswa tidak sekedar menghapal tetapi memahami betul konsep-

konsep yang dipelajari.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

pemahaman siswa yang signifikan dengan menggunakan metode

penugasan peta konsep pada konsep sistem peredaran darah di kelas VIII

Bina Prestasi 3 MTsN Tangerang II Pamulang.

Page 77: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan peta

konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep sistem

peredaran darah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata N-Gain siklus I

sebesar 0,51 dengan kategori sedang dan terjadi peningkatan pada siklus II

dengan rata-rata N-Gain sebesar 0,68 dengan kategori sedang.

B. Saran

1. Setiap guru dapat memberikan variasi pendekatan dan metode

pembelajaran untuk menghindari kejenuhan siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

2. Metode penugasan peta konsep dapat diterapkan pada semua mata

pelajaran.

3. Siswa lebih banyak dilatih dalam pembuatan peta konsep terutama

dalam memberikan kata penghubung.

4. Alokasi pengajaran yang cukup agar pembelajaran dapat tersampaikan

sesuai rencana.

Page 78: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

64

DAFTAR PUSTAKA

Adiarta, Agus dan Ni Ketut Rapi. Implementasi Strategi Siklus Belajar Hipotesis-

Deduktif Dengan Peta Konsep Dalam Pengubahan Konseptual Pada

Pembelajaran Fisika, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No. 3 tahun XXXVII, Juli 2004.

Aina, Mia. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Invertebrata Dengan

Menggunakan Teknik Peta Konsep Di Kelas 1E SMA Negeri 3 Sungai

Penuh, Percikan: Vol. 87, Edisi April 2008.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, cet ke-7,

Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Arono, Mengorganisasi Informasi Dengan Peta Konsep Dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Tutorial,

http://arono.wordpress.com/2009/08/05/mengorganisasi-informasi-

dengan-peta-konsep-dalam-meningkatkan-kualitas-pembelajaran-tutorial/,

di akses pada tanggal 20 Januari 2010.

Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map, Terj. The Untimate Book Of Mind Maps

oleh Susi Purwoko, cet ke-8, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1996.

Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Cet. Ke-3,

Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Rineka Cipta, 1999.

Dossuwanda. Ragam Metode Pembelajaran Aktif,

http://dossuwanda.wordpress.com . di akses bulan juni 2011.

Hake, Richard R. “Analyzing change/gain scores,“ American Educational

Research Assosiation’s Division D, Measurrement and Research

Methodology, 1999, hal. 1. Diakses dari

(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzingchange-Gain.pdf).

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,

Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Herlanti, Yanti. Science Education Research, Jakarta: Tanya Jawab Seputar

Penelitian Pendidikan Sains, 2006.

64

Page 79: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

65

http://www.google.co.id/#q=kriteria+penilaian+peta+konsep+menurut+Novak+da

n+Gowin&hl=id&prmd=ivns&ei=Y_ELTv3FIMXprQepo5igCw&start=0

&sa=N&fp=884a2d1ae6a28ba9&biw=1366&bih=546. Diakses 28 juni

20011, jam 10.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih Sukmadinata. Perencanaan Pengajaran, Cet. Ke-2,

Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Irmawati. Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Membuat Peta

Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi, Jakarta: Program

Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah, 2010.

Jufri. Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Lingkungan dan Pelestarian

Sumber Daya Alam Hayati untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

1 MAN 3 Malang, Jurnal Penelitian Kependidikan, TH. 14, No. 1, Juni

2004.

Nauli, Rahmat. Upaya Peningkatan Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMA

Melalui Belajar Kooperatif dengan Menggunakan Media Peta Konsep dan

Alat Peraga, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN: 1907-7157,

vol 2 (1) 2007.

Novak, Joseph D. http://cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/

TheoryCmaps/TheoryUnderlyingConceptMaps.htm. diakses 11 September

2010.

Nunan, David. Understanding Language Classrooms: A guide for teacher-

initiated actions, London: Cambridge University Press, 1989.

Rahmi, Tahmidah. Peningkatan Pemahaman Konsep Ekosistem Berbasis Nilai

Melalui Strategi Pembelajaran Peta Konsep, Skripsi, Jakarta: Program

Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah, 2010.

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004.

Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, cet-pertama, Bandung:

IKIP Bandung Press, 1998.

Rustaman, Nuryani Y, Soendjojo Dirdjosoemarto, Suroso Adi Yudianto, Yusnani

Achmad, Ruchji Subekti, Diana Rochintaniawati, dan Mimin Nurjhani K.

Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang,

2005.

Page 80: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

66

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar Dan Mengajar, cet ke-8, Bandung:

Alfabeta, 2010.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Cet. Ke-5, Jakarta: Kencana, 2008.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri

Wibowo B.S, cet ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet ke-18, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2010.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta bekerja sama dengan UIN Jakarta Press, 2006.

Sudjana. Metode Statistika, Edisi VI, Bandung: Tarsito, 1996.

Sugiyanto. Model-model Pembelajaran Inovatif, cet ke-2, Surakarta: Yuma

Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS, 2010.

Suhirman. Penerapan Model Pembelajaran dengan Pendekatan Peta Konsep dan

Penggunaan Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar

Biologi Di SLTP Negeri 4 Mataram, Jurnal Kependidikan, Mei 2005,

Volume 4, Nomor 1.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Edisi I, cet ke-6, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:

Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,

dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Edisi I, cet ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, cet ke-6, Jakarta:

Gaung Persada Press, 2009.

Yusuf, Yustini, Mariani Natalina, Evi Suryawati, Sri Wulandari, Nur Asiah, dan

Kamilia Sari. Upaya Peningkatan Aktifitas Dan Hasil Belajar Biologi

Melalui Penggunaan Peta Konsep Pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2

Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005, Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63,

Page 81: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

67

2006. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau .ISSN :

1829-5460.

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Amin Djamaluddin, dan

Rifqi Rosyad. Desain Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, Yogyakarta:

CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Page 82: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf
Page 83: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

LAMPIRAN A INSTRUMEN DAN UJI COBA INSTRUMEN

PENELITIAN

A. 1 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

A. 1. 1 REKAPITULASI HASIL UJI COBA

PENELITIAN

A. 1.2 REKAPITULASI KISI-KISI INSTRUMEN

PENELITIAN

A. 1. 3 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

A. 2 INSTRUMEN NON TES

A. 2. 1 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

SISWA

A. 2. 2 PENILAIAN PETA KONSEP

A. 2. 3 CATATAN LAPANGAN

68

Page 84: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

REKAPITULASI HASIL UJI COBA PENELITIAN

Satuan Pelajaran : MTsN Tangerang II Pamulang

Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI

Kelas/Semester : VIII/I

Standar kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan

Konsep : Sistem peredaran darah

Indikator Jenjang Kognitif

Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6

Menjelaskan bahan-bahan yang

berperan pada saat proses

pembekuan darah

1* 1

Menyebutkan karakteristik sel

darah merah

2* 1

Menyebutkan tempat produksi

leukosit

3 1

Mengklasifikasikan bagian

plasma darah

4 1

Menjelaskan protein yang

terdapat dalam plasma darah

5 1

Menjelaskan protein pelawan

benda asing (kuman) yang masuk

ke dalam tubuh

6* 1

Menjelaskan penyebab darah

berwarna merah

7 1

Mengklasifikasikan ciri-ciri

komponen darah

8* 1

Menjelaskan organ tubuh yang

memproduksi sel darah merah

9 1

Menjelaskan kandungan Hb 10* 1

Menjelaskan proses terjadinya

pembekuan darah

11* 1

Mendeskripsikan bagian dari

plasma darah

12* 1

Menjelaskan komponen darah

yang mengedarkan sari makanan

ke seluruh tubuh

13* 1

Menjelaskan fungsi sel darah

putih (Leukosit)

14* 1

Menjelaskan kegunaan 15* 1

Lampiran A. 1. 1

69

Page 85: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Hemoglobin pada sel darah

merah

Menjelaskan komponen darah

yang berfungsi membunuh

kuman

16 1

Menyebutkan zat yang

berfungsi paling akhir dalam

menutup luka

17* 1

Menjelaskan peranan

fibrinogen

18 1

Menjelaskan alasan salah satu

fungsi darah sebagai pembunuh

kuman

19* 1

Menjelaskan fungsi

tromboplastin

20* 1

Menjelaskan fungsi zat besi

bagi darah

21* 1

Menyebutkan denyut jantung

orang normal pada saat istirahat

22 1

Menjelaskan pemisah ruang

pada jantung

23* 1

Menjelaskan fungsi valvula

trikuspidalis

24* 1

Menjelaskan pembuluh darah

yang kaya akan oksigen

25 1

Menjelaskan dampak pada

pembuluh darah arteri jika

terjadi luka

26 1

Menjelaskan pembuluh arteri

yang membawa darah miskin

oksigen

27 1

Menyebutkan nama alat yang

dapat mengukur tekanan

darah

28 1

Menyebutkan faktor-faktor

yang mempengaruhi tekanan

darah

29* 1

Menjelaskan fungsi pada katup-

katup vena

30* 1

Menjelaskan tekanan darah

seseorang

31* 1

Mengidentifikasi karakteristik

pembuluh nadi

32 1

Menjelaskan mengenai 33 1

70

Page 86: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Pembuluh darah yang

meninggalkan jantung

Menjelaskan terjadinya

pertukaran gas oksigen dan

karbon dioksida di dalam

pembuluh darah

34* 1

Membedakan antara arteri dan

vena

35 1

Menjelaskan denyut jantung per

menit setelah berlari

36 1

Menjelaskan perbedaan darah di

pembuluh balik (vena)

37* 1

Menjelaskan penyebab

terjadinya peredaran darah

38* 1

Menjelaskan lintasa peredaran

darah

39 1

Menyebutkan fungsi sistem

peredaran darah manusia

40* 1

Mengurutkan aliran darah ke

seluruh tubuh

41* 1

Menjelaskan sistem peredaran

darah manusia yang disebut

sistem peredaran darah

rangkap

42 1

Mengurutkan sistem peredaran

darah kecil

43* 1

Menjelaskan pembuluh limfa

kiri

44 1

Menjelaskan penyebab

peredaran limfa yang

merupakan peredaran terbuka

45* 1

Menyebutkan fungsi pembuluh

limfa

46* 1

Menyebutkan golongan darah

resipien universal

47 1

Menyebutkan golongan darah

univeresal

48 1

Menjelaskan letak aglutinin a

dan aglutinin b

49 1

Menjelaskan golongan darah

yang tidak tepat untuk di

donorkan

50* 1

Menjelaskan bahaya yang

terjadi pada saat transfusi

darah

51* 1

71

Page 87: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Menyebutkan golongan darah

yang dapat ditransfusikan oleh

golongan darah B

52 1

Menjelaskan kelainan pada

sistem peredaran darah yang

menyebabkan darah sukar

membeku

53 1

Menyebutkan penyakit yang

berhubungan dengan sistem

peredaran darah

54* 1

Menyebutkan penyakit

penyempitan pembuluh arteri

55 1

Menganalisis penyebab

terjadinya kelainan jantung

56* 1

Menyebutkan gangguan yang

disebabkan oleh pelebaran

pembuluh darah

57* 1

Mengidentifikasi penyebab

anemia

58 1

Menjelaskan penyebab penyakit

stroke

59 1

Menyebabkan penyakit yang

disebabkan melebarnya

pembuluh vena

60* 1

JUMLAH SOAL 60

Keterangan:

Tanda *: adalah soal yang valid/signifikan

Soal yang dinyatakan valid adalah nomor: 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

17, 19, 20, 21, 23, 24, 29, 30, 31, 34, 37, 38, 40, 41, 43, 45, 46, 50, 51, 54,

56, 57 dan 60

Jumlah: 33 soal

72

Page 88: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

n a1 J

REKAP ANALIS]S BUTIR

R a t a 2 = 3 5 . 5 9

S impang Baku : 6 .31

K o r e l a s i X Y : 0 . 7 0

R e l - i a b i l i t a s T e s : 0 . 8 2

But i r Soal- : 60

Jumlah Subyek: 59

Nama beTkas : G : \HASIL VAL ID ITAS.ANA

Bt r Ba ru B t r As I i D .Pembeda(? ) T . Kesuka ran Ko re l -as i S ign . Ko re l -as i

1 1 5 6 . 2 5 M u d a h 0 . 4 6 6 S a n g a t S i g n i f i k a n

2 2 1 ,2 . 50 Sanga t Mudah 0 . 2 ' 73 S ign i f i kan

3 3 1 2 . 5 0 M u d a h 0 . 1 7 6

4 4 - 6 . 2 5 S a n g a t S u k a r - 0 . 1 2 6 -

5 5 6 . 2 5 S a n g a t S u k a r 0 . 2 1 0

6 6 2 5 . 0 0 S a n g a t M u d a h 0 . 3 9 8 S a n g a t S i g n i f i k a n'7

1 6 .25 Sanga t Mudah 0 . 1 "25

8 8 75 . 00 Sedang 0 . 61 , .4 Sanga t S ign i f i kan

9 9 6 . 2 5 M u d a h 0 . 1 8 2

1 0 1 0 1 8 . 7 5 S a n g a t M u d a h 0 . 3 3 0 S a n g a t S i g n i f i k a n

1 1 1 1 3 I . 2 5 S e d a n g 0 . 3 0 4 S i g n i f i k a n

1 2 L 2 4 3 . 7 5 M u d a h 0 , 4 4 9 S a n g a t S i g n i f i k a n

1 3 1 3 1 " 8 . 7 5 S u k a r 0 . 2 5 5 S i g n i f i k a n

1 4 1 4 2 5 . 0 0 S e d a n g A . 3 2 ' 7 S a n g a t S i g n i f i k a n

1 5 1 5 5 0 . 0 0 M u d a h 0 . 3 8 4 S a n g a t S i g n i f i k a n

L 6 1 6 2 5 . 0 0 S e d a n g 0 . 2 3 9

L 7 I 7 9 3 . 7 5 S e d a n g 0 . 7 0 9 S a n g a t S i g n i f i k a n

1 8 1 8 1 2 . 5 0 S a n g a t M u d a h 0 . 1 4 5

1 9 1 9 1 2 . 5 0 S a n g a t M u d a h 0 . 2 6 2 S i g n i f i k a n

2 0 2 0 5 0 . 0 0 S e d a n g 0 . 4 7 6 S a n g a t S i g n i f i k a n

2 1 2 1 , 3 7 . 5 0 M u d a h 0 . 2 6 I S i g n i f i k a n

2 2 2 2 0 . 0 0 M u d a h 0 . 0 0 7

2 3 2 3 7 5 . 0 0 S e d a n g 0 . 5 9 3 S a n g a t S i g n i f i k a n

2 4 2 4 7 5 . 0 0 S e d a n g 0 . 5 6 5 S a n g a t S i g n i f i k a n

2 5 2 5 1 2 . 5 0 S a n g a t M u d a h 0 . 2 3 1 ,

2 6 2 6 6 . 2 5 S e d a n g - 0 . 0 2 3

2 7 2 7 6 . 2 5 S u k a r 0 . 0 4 6

2 8 2 8 0 . 0 0 S a n q a t M u d a h 0 . 0 5 4

Page 89: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

.......--l -

z t

? n

3 1

3 2

J J

3 4

3 5

3 6

3'7

3 9

4 0

4 I

4 2

4 3

4 44t r ,

. + o

4 7

4 8

4 9q ,n

5 2

5 3

R A

5 6

5 8

O U

Z Y

? n

3 1

5 Z

J J

3 4

3 6

5 9

4 0

4 L

4 2

4 3

4 4

4 5

4 6

4 7

4 8

4 9

5 0

5 l

5 2

5 5

5 6

5 7

5 9

6 0

6 2 . 5 0

6 . 2 5- 2 5 . 0 0

7 5 . 0 0

L Z . 3 V

0 . 0 0

J / . 5 U

5 0 . 0 0

- 1 2 . 5 0

2 5 . 0 0

4 3 . 7 5

- 1 8 . 7 5

3 7 . 5 0

1 2 . 5 0

3 7 . 5 0

1 C ? q

1 2 . 5 0

0 . 0 0

2 5 . 0 0

5 6 . 2 5

2 5 . 0 0

6 . 2 s

2 5 . 0 0

1 2 . 5 0

J / . J U

7 5 . 0 0

- 2 5 . 0 0

2 5 . 0 0

Sedang

Mudah

Sedang

Sukar

Sedang

Sedang

Sedang

Sangat

Sangat

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sukar

Sedang

Sangat

Sukar

Sukar

Sangat

Sangat

Sukar

Mudah

Mudah

Mudah

Sedang

Sedang

Sedang

Sukar

Sedang

Sedang

Sedang

Sangat

Mudah

Mudah

Suka r

Mudah

Mudah

Mudah

0 . 2 8 6

0 . 3 5 8

0 . 4 L ' t

0 . 1 0 0

- 0 . 1 6 9

0 . 5 2 6

0 . 0 6 7

0 . 0 7 5

0 . 2 - 7 2

0 . 2 5 8

- 0 . 1 0 0

0 . 3 1 0

0 . 3 9 2

U . J Y O

0 . 2 ] - 0

U . J 6 Z

0 . 2 7 4

0 . 1 9 4

NAN

U . I Z O

0 . 4 2 3

v . z t 5

4 .144

0 .205

u . 5 4 2

0 . 1 4 9

0 . 4 6 4

- 0 . 1 " 4 9

- 0 . 1 9 9

0 . 4 5 6

Sign i f i kan

Sangat Signi f ikan

Sanga t S ign i f i kan

Sangat Signi f ikan

\ 1 d h 1 l 1 P a h

Sign i f i kan

\ 1 d n f i l r t n

Sangat Signi f ikan

Sangat Signi f ikan

Sanga t S ign i f i kan

\ 1 d n l t 1 - r t n

NAN

Sangat Signi f ikan

S ign i f i kan

Sanga t S ign i f i kan

Sangat Signi f ikan

Sangat Signi f ikan

Sangat Signi f ikan

Page 90: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

75

DAYA PEMBEDA

Jumlah Subyek: 59

K1p a tas , l bawah(n ) : 16

Butir Soa-l-= 60

Nama berkas: D:\MY DOCUMENTS\MfDOCT'MENTS\GOTA' S DOCI'MENT\OTHER DOCUMEN\HASIL VA

No But i r Baru

1

4z

4

5

6

7

I

I

1 0

l_1

! z

1 31 ^1 a

l_5

I 6

L 7

l_8

1 9

2 0

2 T

2 2

z 5

2 4

2 5

z o

a a

2 8

z >

3 0

No But i r Asl i

1

2

4

5

6

7

8

9

1 0

t_1

1 aL Z

13

T 4

1 5

L 6

L 7

L 8

l_9

2 0

2 T

2 2

z 5

2 4

t o

2 7

2 8

2 9

3 0

5 l

Kel-. Atas

1 6

L6

0

L 6

t_5

! 4

1 3

.t_5

6

6

t 6

l 2

16

L 5

t 4

L 4

l <

1 4

T 4

L 6

1"2

J

1 6

I I

1 q

t 6

Kel . Bawah

7

L 4

l_3

1

a4

1 21 AI =

2

L2

L 3

I

9

J

2' 8

I

t_

L 3

L 4

o

8

l-3

2

2

I 4

1 1.)

1 6

R

U

6

T n A a l r c T ' \ D / 9 1\ v /

5 6 . 2 5

1 2 . 5 0

1 t E nL L . J V

- 6 . 2 5

6 . 2 5

2 5 . 0 0

6 . 2 s.7 E, nn

6 . 2 5

3 l _ . 2 5

4 3 . 7 5

1 C ? q

2 5 . 0 0

5 0 . 0 0

2 5 . 0 0

9 3 . ? 5

1 2 . 5 0

t - 2 . 5 0

5 0 . 0 0

{ , h t l

0 . 0 0? F, n n

7 5 . 0 0

1 2 . 5 0

6 . 2 5

6 . 2 5

0 . 0 0

1 8 . 7 s

4 5 . / 5

O Z . J U

Beda

2

2

- 1

1

4

L

L 21a

n

5

4

I

4

2

2

8

5

0

L2

L2

11

0

3

7

1 0

Page 91: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

3 2

J J

A A

3 5

J O

J /

3 B

3 9

4 0

4 \

4 2

4 3

4 4

4 6

4' l

4 B

4 9

5 0

5 1

5 2

5 3

q /

5 5

5 6

5 7

5 B

5 9

6 0

3 2

3 4

3 5

3 6

3 7

3 B

3 9

4 0

4 I

4 2

4 4

l q

4 6

4 l

4 B

4 9

5 0

5 1

5 3

E A

5 5

5 6

5 1

5 8

5 9

6 0

4

9

L 4

7

7 6

9

7 2

7

t-3

t 4

a

1 6

3

B

5

L 6

1 6

O

1 5

l-3

T 2

1 3

1 0

1 0

b

1 5

9

I 6

l 3a

5

1 6

4

9

9

7

5

1 O

1

2

2

L 4

T 6

2

6

9

1 1

9

3

I

0

3

I 5

1 1

1 t

1

- 4

L 2

a

0

o

o

a

4'7

- 3

6

a

6

3

2

0

4

9

4

1

4

7

2

Ct

L 2

_ A

* 3

4

76

6 . 2 5

- 2 5 . 0 0

? E , n n

7 2 . 5 0

0 . 0 0

3 7 . 5 0

5 0 . 0 0

2 5 . 0 0

1 ? ? q

- 1 8 . 7 5

3 7 . 5 0

1 2 . 5 0

3 7 . 5 0

1 8 . 7 5

L 2 . 5 0

0 . 0 0

2 5 . 0 0

5 6 . 2 5

2 5 . 0 0

6 . 2 5

2 5 . 0 0

A ? 7 \

1 ) q n

3 7 . 5 0

7 5 . 0 0

- 2 5 . 0 0

- 1 8 . 7 5

2 5 . 0 0

Page 92: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

i -

77

E

3

z!.-r

3

Page 93: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

78

Page 94: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

79

Page 95: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

80

REKAPITULASI

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

Satuan Pelajaran : MTsN Tangerang II Pamulang

Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI

Kelas/Semester : VIII / 1

Standar Kompetensi :Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan

hubungannya dengan kesehatan

Konsep : Sistem peredaran darah pada manusia

Materi

Pembelajaran Indikator

Jenjang Kognitif Jumlah C1 C2 C3 C4

Komponen

Darah

Menjelaskan bahan-bahan yang

berperan pada saat proses

pembekuan darah

1 1

Menyebutkan karakteristik sel

darah merah

2 1

Menjelaskan protein pelawan

benda asing (kuman) yang

masuk ke dalam tubuh

3 1

Mengklasifikasikan ciri-ciri

komponen darah

4 1

Menjelaskan kandungan Hb 5 1

Menjelaskan proses terjadinya

pembekuan darah

6 1

Mendeskripsikan bagian dari

plasma darah

7 1

Menjelaskan komponen darah

yang mengedarkan sari makan

ke seluruh tubuh

8 1

Fungsi Darah Menjelaskan fungsi sel darah

putih (leukosit)

9 1

Menjelaskan kegunaan

hemoglobin pada sel darah

merah

10 1

Menyebutkan zat yang

berfungsi paling akhir dalam

menutup luka

11 1

Menjelaskan fungsi

tromboplastin

12 1

Menjelaskan fungsi zat besi

bagi darah

13 1

Lampiran A. 1. 2

Page 96: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

81

Alat-alat pada

sistem

peredaran darah

Menjelaskan pemisah ruang

pada jantung

14 1

Menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi tekanan darah

seseorang

15 1

Menjelaskan tekanan darah

seseorang

16 1

Menjelaskan terjadinya

pertukaran gas oksigen dan

karbon dioksida di dalam

pembuluh darah

17 1

Sistem

peredaran darah

pada manusia

Menjelaskan peredaran darah di

pembuluh balik (vena)

18 1

Menjelaskan penyebab

terjadinya peredaran darah

19 1

Menyebutkan fungsi sistem

peredaran darah manusia

20 1

Mengurutkan aliran darah ke

seluruh tubuh

21 1

Mengurutkan sistem peredaran

darah kecil

22 1

Sistem

peredaran getah

bening (limfa)

Menjelaskan penyebab

peredaran limfa yang

merupakan peredaran terbuka

23 1

Menyebutkan fungsi pembuluh

limfa

24 1

Penggolongan

darah

Menjelaskan golongan darah

yang tidak tepat untuk di

donorkan

25 1

Transfusi darah Menjelaskan bahaya yang

terjadi pada saat transfusi darah

26 1

Gangguan atau

Penyakit pada

sistem

peredaran darah

manusia

Menyebutkan penyakit yang

berhubungan dengan sistem

peredaran darah

27 1

Menganalisis penyebab

terjadinya kelainan jantung

28 1

Menyebutkan gangguan yang

disebabkan oleh pelebaran

pembuluh darah

29 1

Menyebutkan penyakit yang

disebabkan melebarnya

pembuluh vena

30 1

JUMLAH SOAL 8 21 0 1 30

Page 97: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

82

Rekap Analisis Butir

Rata-rata: 35.59

Simpang baku: 6.31

Korelasi XY: 0.70

Reliabilitas Tes: 0.82

Jumlah Subyek: 59

Butir

Soal

Daya

Pembeda (%) Tingkat Kesukaran Korelasi Signifikan Korelasi

1 56.25 Mudah 0.466 Sangat signifikan

2 12.50 Sangat mudah 0.273 Signifikan

3 25.00 Sangat mudah 0.398 Sangat signifikan

4 75.00 Sedang 0.614 Sangat signifikan

5 18.75 Sangat mudah 0.330 Sangat signifikan

6 31.25 Sedang 0.304 Signifikan

7 43.75 Mudah 0.449 Sangat signifikan

8 18.75 Sukar 0.255 Signifikan

9 25.00 Sedang 0.327 Sangat signifikan

10 50.00 Mudah 0.384 Sangat signifikan

11 93.75 Sedang 0.709 Sangat signifikan

12 50.00 Sedang 0.476 Sangat signifikan

13 37.50 Mudah 0.261 Signifikan

14 75.00 Sedang 0.593 Sangat signifikan

15 18.75 Sedang 0.286 Signifikan

16 62.50 Sedang 0.417 Sangat signifikan

Page 98: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

83

17 75.00 Sedang 0.526 Sangat signifikan

18 37.50 Sangat mudah 0.272 Signifikan

19 50.00 Sedang 0.258 Signifikan

20 25.00 Sedang 0.310 Signifikan

21 43.75 Sedang 0.392 Sangat signifikan

22 37.50 Sedang 0.396 Sangat signifikan

23 37.50 Sukar 0.382 Sangat signifikan

24 18.75 Sukar 0.274 Signifikan

25 56.25 Mudah 0.423 Sangat signifikan

26 25.00 Mudah 0.273 Signifikan

27 43.75 Sedang 0.342 Sangat signifikan

28 37.50 Sukar 0.365 Sangat signifikan

29 75.00 Sedang 0.464 Sangat signifikan

30 25.00 Sangat mudah 0.456 Sangat signifikan

Page 99: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang

Kelas : VIII Bina Prestasi 3

Mata Pelajaran : Biologi

Semester : 1 (satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Indikator Pertanyaan Aspek

Kognitif

1.6

Mendeskripsikan

sistem peredaran

darah pada

manusia dan

hubungannya

dengan

kesehatan

Komponen

darah

Menjelaskan

bahan-bahan yang

berperan pada saat

proses pembekuan

darah

1. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan

darah, kecuali….

a. keping darah

b. fibrinogen

c. ion Ca

d. ion Na

Jawab: D

C2

Menyebutkan

karakteristik sel

darah merah

2. Perhatikan kriteria-kriteria berikut:

1) Mengandung hemoglobin

C2

Lam

pira

n A

. 1. 3

84

Page 100: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

2) Memiliki nukleus

3) Di bentuk di dalam sumsum merah tulang

4) Dapat menghancurkan kuman

Karakteristik dari sel darah merah manusia adalah….

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 2 dan 4

Jawab: B

Menjelaskan

protein pelawan

benda asing

(kuman) yang

masuk ke dalam

tubuh

3. Sel darah putih dapat membantu melindungi tubuh dari

serangan kuman penyakit karena menghasilkan….

a. antigen c. antibodi

b. vaksin d. antibiotik

Jawab: C

C1

Mengklasifikasikan

ciri-ciri komponen

darah

4. Bentuknya tidak tetap, bisa bergerak bebas di luar

pembuluh darah, jumlah normalnya 8000 tiap 1 mm3

darah.

Hal tersebut adalah ciri-ciri….

a. leukosit c. eritrosit

b. trombosit d. plasma darah

Jawab: A

C2

Menjelaskan

kandungan Hb

5. Hb mengandung unsur….

a. zat lemak c. zat protein

C1

85

Page 101: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

b. zat besi d. zat kapur

Jawab: B

Menjelaskan

proses terjadinya

pembekuan darah

6. Sewaktu luka darah tidak akan mengalir terus, tetapi

pendarahan dapat berhenti atau darah membeku. Kejadian

itu disebabkan oleh….

a. trombin mengubah protrombin

b. protrombin mengubah trombokinase

c. trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin

d. fibrinogen mengubah trombin

Jawab: C

C4

Mendeskripsikan

bagian dari plasma

darah

7. Plasma darah merupakan bagian darah yang berupa….

a. cairan kekuning-kuningan

b. cairan yang merah

c. padat kekuning-kuningan

d. padat yang merah

Jawab: A

C1

Menjelaskan

komponen darah

yang mengedarkan

sari makan ke

seluruh tubuh

8. Sari makanan di edarkan ke seluruh tubuh oleh….

a. sel darah merah c. sel darah putih

b. plasma darah d. keping darah

Jawab: B

C1

86

Page 102: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Fungsi darah Menjelaskan fungsi

sel darah putih

(leukosit)

9. Sel darah putih (leukosit) yang dapat bersifat memakan

bibit penyakit disebut….

a. limfosit c. fagosit

b. eritrosit d. trombosit

Jawab: C

C1

Menjelaskan

kegunaan

hemoglobin pada

sel darah merah

10. Sel darah merah yang telah mati akan dirombak oleh hati

dan limfa, sedangkan hemoglobinnya digunakan untuk….

a. menawarkan racun di tubuh

b. membentuk urea

c. membunuh bibit penyakit

d. membentuk zat warna empedu

Jawab: D

C2

Menyebutkan zat

yang berfungsi

paling akhir dalam

menutup luka

11. Zat yang berfungsi paling akhir dalam menutup luka

adalah….

a. protombin c. fibrinogen

b. trombin d. fibrin

Jawab: D

C1

Menjelaskan fungsi

tromboplastin

12. Dalam proses pembekuan darah, tromboplastin berfungsi

mengubah….

C2

87

Page 103: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

a. fibrin menjadi fibrinogen

b. fibrinogen menjadi fibrin

c. trombin menjadi protrombin

d. protrombin menjadi trombin

Jawab: D

Menjelaskan fungsi

zat besi bagi darah

13. Fungsi zat besi bagi darah adalah….

a. mempertahankan bentuk sel darah

b. bahan pembentuk sel darah merah

c. membantu pembekuan darah

d. sumber gizi bagi darah

Jawab: B

C2

Alat-alat pada

sistem

peredaran darah

Menjelaskan

pemisah ruang

pada jantung

14. Yang memisahkan ruang kanan dan kiri pada jantung

adalah….

a. katup c. serambi

b. bilik d. sekat

Jawab: D

C1

Menyebutkan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

tekanan darah

15. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

tekanan darah seseorang, kecuali….

a. jenis kelamin c. umur

C2

88

Page 104: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

seseorang b. berat badan d. tinggi badan

Jawab: D

Menjelaskan

tekanan darah

seseorang

16. Seseorang memiliki tekanan darah 110/80 mmHg. Hal itu

berarti….

a. 110 adalah tekanan diastole, sedangkan 80 adalah

tekanan sistole

b. 110 adalah tekanan sistole, sedangkan 80 adalah

tekanan diastole

c. 110/80 mmHg adalah tekanan sistole

d. 110/80 mmHg adalah tekanan diastole

Jawab: B

C2

Menjelaskan

terjadinya

pertukaran gas

oksigen dan karbon

dioksida di dalam

pembuluh darah

17. Pembuluh darah yang memungkinkan terjadinya

pertukaran oksigen dan karbon dioksida adalah….

a. aorta c. arteriola

b. vena d. kapiler

Jawab: D

C2

Sistem

peredaran darah

pada manusia

Menjelaskan

peredaran darah di

pembuluh balik

(vena)

18. Darah dari dalam tubuh akan dikumpulkan oleh kapiler dan

akhirnya bersatu di pembuluh balik atau vena. Dari vena

besar darah akan masuk ke….

C1

89

Page 105: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

a. bilik kanan c. serambi kanan

b. bilik kiri d. serambi kiri

Jawab: C

Menjelaskan

penyebab

terjadinya

peredaran darah

19. Beredarnya darah ke seluruh tubuh dapat terjadi karena….

a. pembuluh nadi berkontraksi

b. otot jantung berkontraksi

c. pembuluh balik berkontraksi

d. otot jantung relaksasi

Jawab: B

C4

Menyebutkan

fungsi sistem

peredaran darah

manusia

20. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai

berikut, kecuali….

a. mengangkut sari makanan ke dalam sel-sel tubuh

b. mengatur suhu tubuh

c. menetralkan racun

d. mengangkut sisa pembakaran ke alat pembuangan

Jawab: D

C2

Mengurutkan

aliran darah ke

seluruh tubuh

21. Apabila darah beredar ke seluruh tubuh, maka urutan aliran

darah yang benar adalah….

a. bilik kiri seluruh tubuh paru-paru serambi

C4

90

Page 106: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

kanan bilik kanan serambi kiri

b. bilik kiri seluruh tubuh serambi kanan

bilik kanan paru-paru serambi kiri

c. bilik kiri paru-paru jaringan tubuh serambi

kanan bilik kanan serambi kiri

d. bilik kiri paru-paru serambi kanan bilik

kanan jaringan tubuh serambi kanan

Jawab: B

Mengurutkan

sistem peredaran

darah kecil

22. Urutan yang benar dari sistem peredaran darah kecil

adalah….

a. bilik kanan jantung paru-paru serambi kiri

b. bilik kiri paru-paru kiri serambi kiri

c. bilik kanan paru-paru kanan serambi kanan

d. jantung bilik kanan serambi kanan

Jawab: A

C4

Sistem

peredaran getah

bening (limfa)

Menjelaskan

penyebab

peredaran limfa

yang merupakan

peredaran terbuka

23. Peredaran limfa disebut peredaran terbuka. Hal itu

disebabkan….

a. limfa dapat menembus pembuluh darah

b. limfa ikut dalam aliran darah

C4

91

Page 107: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

c. limfa tidak memiliki pembuluh

d. ujung pembuluh limfa yang terbuka

Jawab: D

Menyebutkan

fungsi pembuluh

limfa

24. Pembuluh limfa memiliki fungsi untuk mengangkut….

a. glukosa dari usus halus

b. protein dari usus halus

c. lemak dari usus halus

d. karbon dioksida ke paru-paru

Jawab: C

C2

Penggolongan

darah

Menjelaskan

golongan darah

yang tidak tepat

untuk di donorkan

25. Perhatikan data berikut:

I. K bergolongan darah A

II. L bergolongan darah B

III. M bergolongan darah AB

IV. N bergolongan darah O

Berdasarkan data tersebut, pernyataan berikut yang tidak

tepat adalah….

a. L dapat menjadi donor bagi M

b. M dapat menjadi donor bagi K

c. N dapat menjadi donor bagi M

C4

92

Page 108: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

d. N dapat menjadi donor bagi K

Jawab: B

Transfusi darah Menjelaskan

bahaya yang terjadi

pada saat transfusi

darah

26. Bahaya yang terjadi jika resipien menerima transfusi darah

dari donor yang golongan darahnya tidak sama adalah….

a. aliran darah tidak akan berhenti jika ada luka

b. tubuh resipien akan melemah

c. mengakibatkan anemia

d. terjadi penggumpalan darah

Jawab: D

C3

Gangguan atau

Penyakit pada

sistem

peredaran darah

manusia

Menyebutkan

penyakit yang

berhubungan

dengan sistem

peredaran darah

27. Berikut ini yang termasuk penyakit yang berhubungan

dengan sistem peredaran darah adalah….

a. anemia, wasir, arteriosklerosis, varises

b. sinkop, hipotensi, pneumoni, anemia

c. leukemia, gastritis, hipertensi, sifilis

d. hemofilia, wasir, pertusis, stroke

Jawab: A

C3

Menganalisis

penyebab

terjadinya kelainan

jantung

28. Penderita kelainan jantung sering mengalami sesak, dada

nyeri, dan cepat lelah. Hal ini terjadi karena….

a. jantung kelebihan kolesterol

C4

93

Page 109: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

b. pertumbuhan sel darah merah melebihi normal

c. darah kekurangan Hb

d. kemampuan jantung memompa darah berkurang

Jawab: A

Menyebutkan

gangguan yang

disebabkan oleh

pelebaran

pembuluh darah

29. Penyakit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah

adalah….

a. varises dan hipertensi

b. hipertensi dan sklerosis

c. ambeien dan varises

d. anemia dan leukemia

Jawab: C

C2

Menyebutkan

penyakit yang

disebabkan

melebarnya

pembuluh vena

30. Penyakit yang menyebabkan melebarnya pembuluh vena di

kaki adalah….

a. varises c. stroke

b. hipotensi d. anemia

Jawab: A

C1

94

Page 110: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

l

Lampiran A.2. I

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-l Pada Siklus I

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati,bacalahsetiap pemyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checktist (4)

pada kolom yang tersedia berikut:

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

I

2

3

4

I akarta, H. MW+.^l!-{ . ..20 to

Observer

ni l1tn,t&^^

r.Myrty*. Wy.$t,,.U.1l;

Aspek yang diamati I 2 ' 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanva

Keaktifan siswa dalam meniawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

95,

Page 111: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

l-sft '

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-2 Pada Siklus I

Sekolah : MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checktist ([

pada kolom yang tersedia berikut:

1.

2.

3 .

4.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

J akarta, M .N!.,tp#k. ..201 o

Observer

At h"l'^^'

Aspek yang diamati I 2 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

fV*lem./!*v.$,frll

Page 112: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

l

9l

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-3 Pada Siklus I

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (tl)

pada kolom yang tersedia berikut:

1 .

2.

J .

4.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

J akarta, 19 .lhtfuklr. . ..20 r 0

Observer

Aspek yang diamati I 2 ' 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

Page 113: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

410) a

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-l Pada Siklus II

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalahsetiap pemyataarrdari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (,,1)pada kolom yang tersedia berikut:

1.

2.

4.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

I akana, l! . !\'b/sfu. ..20 | oObserver

A( \4/^Ir^^-

Aspek yang diamati I 2 ' 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanva\,/

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

rtrfu.er* !!r.r{,|!.{i

Page 114: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

t -l

99

Sekolah

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-2 Pada Siklus II

: MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (4)

pada kolom

1.

2.a

4.

yang tersedia berikut:

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

J akarta, 06. ̂ ln V efu't" ..20 I 0

Observer

t hro^^

ftrt,,e4{ .(*rr.A !!..$: .)

Aspek yang diamati I 2' 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

Page 115: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

1 '

100

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-3 Pada Siklus II

Sekolah : MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pemyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checklist (4)

pada kolom yang tersedia berikut:

1.

2.a

4.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

I akarta. 8'* Pare,n','{v ..201 0

Observer

(\'^

Aspek yang diamati I ' r ' 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

r N(arbne f&^yo6", fu -!it\ " ' " '

Page 116: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

101

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-l Pada Siklus I

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (l)

pada kolom yang tersedia berikut:

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

I

2aJ

4

Jakarta, 9{ . Irber[hc ..2otoObserver

Aspek yang diamati I 2- 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanva

Keaktifan siswa dalam meniawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

4tur NE 1{rfu.{:|,>

Page 117: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

102

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-2 Pada Siklus I

Sekolah : MTsN Tangerang II PamulangJumlah Siswa : 2l siswaKonsep : Sistem Peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataan

dari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara member checktist ([

pada kolom yang tersedia berikut:

l .

2.

J .

4.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

J akarta, .ffi . J,W4$W.2O 1 o

Observer

Aspek yang diamati I 2 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

Page 118: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

t -

103

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-3 Pada Siklus I

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (-,1)pada kolom yang tersedia berikut:

l .

2 .

3 .

4.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua siswa

Jakarta, tP. .N).4/s!t.kc ..20 I o

Observer

+e

Aspek yang diamati I 2 ' 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan rnateri

d\hg s.'?s^.fnlt-&l

Page 119: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

104

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIF'AN SISWA

Pertemuan ke-l pada Siklus II

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa :21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (l)pada kolom yang tersedia berikut:

1. : tidak sama sekali

2. : kadang-kadang

3. : sebagian siswa

4. : hampir semua siswa

Jakarta, ({.. .\blls$.b. ..2oroObserver

Aspek yang diamati I ) 3 4r\eaKuran slswa dalam bertanya

a.eaKuran slswa dalam menjawab

penanyaan

Keaktifan siswa dalam mengefiakan

tugas yang diberikan oleh guru

NeaKuran slswa dalam

mengemukakan pendapat

a.caKrtran slswa clalam

menyimpulkan materi

(\!sgsr tu& t

Page 120: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

105

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIF,AN SISWAPertemuan ke-2 pada Siklus II

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa :21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checklist (.,1)pada kolom yang tersedia berikut:

l. : tidak sama sekali

2. : kadang-kadang

3. : sebagian siswa

4. : hampir semua siswa

Jakarra, !9.\h{Etrlpf. ...2oroObserver

I

i l l l

a#&,l I -

lJ

Aspek yang diamati I 2 ' 3 4Keaktifan siswa dalam bertanva

Keaktifan siswa dalam meniawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam *eng.rjukan

tugas yang diberikan oleh guru

\eaKrlran slswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

d{e{b W^,ftr,a{-- I

Page 121: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

1Oit

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Pertemuan ke-3 Pada Siklus II

Sekolah : MTsN Tangerang II pamulangJumlah Siswa : 21 siswaKonsep : Sistem peredaran Darah

Di bawah ini terdapat aspek-aspek yang diamati, bacalah setiap pernyataandari aspek tersebut kemudian berikan jawaban dengan cara memb er checktist (.,1)pada kolom yang tersedia berikut:

1.

2 .

3 .A.t.

tidak sama sekali

kadang-kadang

sebagian siswa

hampir semua sisrva

Jakarta, Lz.Nalwtk>0rc

Aspek yang diamati I 2- 3 4

Keaktifan siswa dalam bertanya

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan

Keaktifan siswa dalam mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi

Observer

Page 122: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

107

REKAPITULASI

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA

Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang

Jumlah Siswa : 21 siswa

Konsep : Sistem Peredaran Darah

Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

Keaktifan siswa dalam bertanya 79,17 % 87,5 %

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan 75 % 95,83 %

Keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru

70,83 % 91,67 %

Keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapat 70,83 % 91,67 %

Keaktifan siswa dalam

menyimpulkan materi 91,67% 100 %

Page 123: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

108

Lampiran A. 2. 2

PENILAIAN/SKORING PETA KONSEP

Penghitungan atau cara penskoran untuk peta konsep di atas adalah sebagai

berikut:

Proposisi sahih : 12 x 1 = 12

Hierarki sahih : 4 x 5 = 20

Kaitan silang : 2 x 10 = 20

Contoh : 4 x 1 = 4 +

Skor total 56

Konsep

Kunci

Konsep

umum

Konsep

Objek

Contoh

Konsep

umum

Konsep

umum

Konsep

Konsep

Konsep

Konsep Konsep

Contoh

Contoh Contoh

Objek

Objek Objek

Proposisi

Konsep

khusus

Konsep

khusus

Konsep

khusus

Proposisi

Kaitan

Silang

Proposisi

Proposisi

Proposisi

Proposisi Proposisi

Proposisi

Proposisi

Proposisi Proposisi

Proposisi Proposisi

Page 124: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

109

Lampiran A. 2. 3

CATATAN LAPANGAN

A. Siklus I

Tindakan Kondisi Siswa

Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk mengukur

kemampuan awal siswa

Siswa mulai terkondisikan

Proses Pembelajaran Beberapa siswa masih terlihat bercanda dan

berbicara dengan temannya

Siswa sudah mulai membuat peta konsep di

kertas

Melalui penugasan membuat peta konsep,

tampak siswa mulai memahami konsep-

konsep yang telah diajarkan

Masih banyak siswa yang belum

mencantumkan kata penghubung pada peta

konsep yang dibuatnya

Mengajukan Pertanyaan Masih sedikit siswa yang bertanya

Ragu dalam menyampaikan gagasan-

gagasannya

Menjawab Pertanyaan Belum ada keberanian dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan guru sehingga

guru harus menunjuk siswa terlebih dahulu

Penugasan Dalam Kelompok Pada saat mengerjakan LKS dalam bentuk

kelompok, beberapa siswa masih

mengandalkan teman kelompoknya

Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

dilaksanakannya pembelajaran dengan

metode penugasan peta konsep

Page 125: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

110

B. Siklus II

Tindakan Kondisi Siswa

Awal Pembelajaran Siswa mengerjakan pretest untuk mengukur

kemampuan awal siswa

Siswa sudah mulai terbiasa dengan

pembelajaran menggunakan metode

penugasan peta konsep

Proses Pembelajaran Siswa ditugaskan membuat peta konsep

secara keseluruhan

Peta konsep yang telah dibuat siswa

mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya

Sudah banyak siswa yang mencantumkan

kata penghubung antara proposisi yang satu

dengan yang lainnya

Mengajukan Pertanyaan Siswa tidak perlu lagi ditunjuk dalam

mengajukan pertanyaan

Menjawab Pertanyaan Siswa tidak lagi takut dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan guru

Penugasan Dalam Kelompok Banyak siswa yang terlibat secara aktif

dalam menyelesaikan tugas dan LKS

Akhir Pembelajaran Siswa mengerjakan posttest untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

dilaksanakannya pembelajaran dengan

metode penugasan peta konsep

Page 126: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

111

LAMPIRAN B PERANGKAT PEMBELAJARAN

B. 1 SILABUS

B. 2 RPP SIKLUS I DAN SIKLUS II

B. 3 LKS

111

Page 127: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

SILABUS

Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang

Kelas : VIII Bina Prestasi 3

Mata Pelajaran : Biologi

Semester : 1 (satu)

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

1.6

Mendeskripsi

kan sistem

peredaran

darah pada

manusia dan

hubungannya

dengan

kesehatan

Sistem

peredaran

darah

Menjelaskan

mengenai

komponen

darah

Menjelaskan

fungsi darah

Menjelaskan

komponen

darah yang

mengedarkan

sari makanan

ke seluruh

tubuh

Menjelaskan

fungsi sel

darah putih

Tes

Tulis

Tes

Tulis

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Sari makanan di

edarkan ke seluruh

tubuh oleh….

a. Sel darah merah

b. Plasma darah

c. Sel darah putih

d. Keeping darah

Sel darah putih

(leukosit) yang

dapat bersifat

6 x 40’ Buku

paket,

Video

sistem

peredaran

darah,

LKS

Lam

pira

n B

. 1

112

Page 128: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Menjelaskan

alat-alat

peredaran darah

serta fungsinya

Menjelaskan

penggolongan

darah manusia

Menjelaskan

pemisah ruang

pada jantung

Menjelaskan

golongan

darah yang

tidak tepat

Tes

Tulis

Tes

Tulis

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

memakan bibit

penyakit

disebut….

a. Limfosit

b. Eritrosit

c. Fagosit

d. Trombosit

Yang memisahkan

ruang kanan dan

kiri pada jantung

adalah…

a. Katup

b. Bilik

c. Serambi

d. Sekat

Perhatikan data

berikut:

I. K bergolongan

darah A

113

Page 129: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

untuk

didonorkan

II. L bergolongan

darah B

III. M bergolongan

darah AB

IV. N bergolongan

darah O

Berdasarkan data

tersebut,

pernyataan

berikut yang

tidak tepat

adalah….

a. L dapat

menjadi donor

bagi M

b. M dapat

menjadi donor

bagi K

c. N dapat

114

Page 130: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Menjelaskan

mengenai

sistem

peredaran darah

dengan

memperlihatkan

video sistem

peredaran darah

Menjelaskan

transfusi darah

Menjelaskan

penyebab

terjadinya

peredaran

darah pada

manusia

Menjelaskan

bahaya yang

Tes

Tulis

Tes

Tulis

Pilihan

ganda

Pilihan

menjadi donor

bagi M

d. N dapat

menjadi donor

bagi K

Beredarnya darah

ke seluruh tubuh

dapat terjadi

karena….

a. Pembuluh nadi

berkontraksi

b. Otot jantung

berkontraksi

c. Pembuluh balik

berkontraksi

d. Otot jantung

relaksasi

Bahaya yang

terjadi jika resipien

115

Page 131: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Menjelaskan

sistem

peredaran getah

terjadi pada

saat transfusi

darah

Menjelaskan

penyebab

peredaran

Tes

Tulis

ganda

Pilihan

menerima transfusi

darah dari donor

yang golongan

darahnya tidak

sama adalah…

a. Aliran darah

tidak akan

berhenti jika

ada luka

b. Tubuh resipien

akan melemah

c. Mengakibatkan

anemia

d. Terjadi

penggumpalan

darah

Peredaran limfa

disebut peredaran

terbuka. Hal itu

116

Page 132: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

bening (limfa)

Menjelaskan

kelainan pada

sistem

peredaran darah

limfa yang

merupakan

peredaran

terbuka

Menyebutkan

penyakit yang

berhubungan

dengan system

peredaran

darah

Tes

Tulis

ganda

Pilihan

ganda

disebabkan….

a. Limfa dapat

menembus

pembuluh darah

b. Limfa ikut

dalam aliran

darah

c. Limfa tidak

memiliki

pembuluh

d. Ujung

pembuluh limfa

yang terbuka

Berikut ini yang

termasuk penyakit

yang berhubungan

dengan system

peredaran darah

adalah….

117

Page 133: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

a. Anemia, wasir,

arteriosklerosis

, varises

b. Sinkop,

hipotensi,

pneumoni,

anemia

c. Leukimia,

gastritis,

hipertensi,

sifilis

d. Hemofilia,

wasir, pertusis,

stoke

118

Page 134: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Mengetahui

Guru Bidang Studi

(………………………)

119

Page 135: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS I

Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang

Kelas/semester : VIII Bina Prestasi 3/ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 4x40 menit (4 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan

hubungannya dengan kesehatan

Indikator :

1. Menjelaskan komponen darah pada manusia

2. Menjelaskan fungsi darah

3. Menjelaskan alat-alat peredaran darah manusia

4. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan mengenai plasma darah serta fungsinya

2. Menyebutkan macam-macam sel-sel darah

3. Menjelaskan macam-macam sel darah serta fungsinya masing-masing

4. Mendeskripsikan fungsi darah

5. Menyebutkan alat-alat peredaran darah

6. Menjelaskan fungsi dari alat-alat peredaran darah

B. Materi Pembelajaran : - Darah

- Fungsi darah

- Alat-alat peredaran darah

Lampiran B. 2

Page 136: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

121

C. Metode Pembelajaran : Ceramah, Penugasan dan Tanya jawab

D. Pendekatan Pembelajaran : Peta Konsep

E. Skenario Pembelajaran :

Pertemuan ke-1

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memperkenalkan

diri

Guru menyampaikan

Siswa menyimak apa

yang telah

disampaikan guru

Siswa menyimak apa

5 menit

System peredaran

darah manusia

Terdiri atas

Darah Alat-alat peredaran darah

Jantung Pembuluh darah Plasma darah Sel darah

Mengedarkan

sari-sari

makanan dan

sisa

metabolisme

Sel darah

putih

Sel darah

merah

Keping

darah

Berdasarkan fungsinya Terdiri atas

Terdiri atas

Arteri Vena

Kapiler

Terdiri atas

Mengangkut O2 dari

paru-paru ke seluruh

tubuh dan

mengangkut CO2

dari seluruh tubuh

ke paru-paru

Berperan

penting dalam

proses

pembekuan

darah

Sebagai

alat

pertahanan

tubuh

Berdasarkan

fungsinya

Berdasarkan

fungsinya

Berdasarkan

fungsinya

Meliputi

Page 137: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

122

tujuan pembelajaran yang telah

disampaikan guru

Inti Guru memberikan

Pretest kepada siswa

sebagai pengetahuan

awal siswa mengenai

materi sistem peredaran

darah

Guru menjelaskan cara

membuat peta konsep

Siswa menjawab soal

Pretest yang

diberikan oleh guru

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

30 menit

Penutup Guru meminta siswa

untuk mengumpulkan

Pretest yang telah diisi

oleh siswa

Siswa mengumpulkan

soal Pretest yang

telah diisi

5 menit

Pertemuan ke-2

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Apersepsi

Guru menunjukkan

gambar darah. Lalu

mengajukan pertanyaan

kepada siswa “apa yang

kalian lihat pada

gambar di papan

tulis?manakah yang

disebut sel darah merah

dan sel darah putih?”.

Siswa menyimak

gambar dan

menjawab pertanyaan

guru

5 menit

Page 138: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

123

Guru menuliskan tujuan

pembelajaran di papan

tulis

Siswa menyimak

tujuan pembelajaran

yang disampaikan

guru

Inti Guru menjelaskan

mengenai plasma darah

serta fungsinya

Guru menjelaskan sel-

sel darah serta

fungsinya

Guru meminta siswa

untuk membaca buku

pelajaran masing-

masing

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membaca buku

pelajaran

Siswa bertanya

kepada guru

30 menit

Penutup Guru meminta siswa

untuk menyimpulkan

materi pelajaran yang

Siswa menyimpulkan

materi dengan

membuat peta konsep

5 menit

Page 139: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

124

telah disampaikan

dengan membuat peta

konsep di papan tulis.

di papan tulis

Pertemuan ke-3

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

waktu

Pendahuluan Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi yang

lalu

Guru menunjukkan

gambar jantung. Lalu

mengajukan pertanyaan

kepada siswa “apa yang

kalian lihat pada

gambar di papan

tulis?bagian apakah

itu?sebutkan!”.

Guru menuliskan tujuan

pembelajaran di papan

tulis

Siswa menyimak

gambar dan menjawab

pertanyaan dari guru

Siswa menyimak

tujuan pembelajaran

yang disampaikan

guru

5 menit

Page 140: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

125

Inti Guru menjelaskan

fungsi darah dan

memperlihatkan video

proses pembekuan darah

Guru menjelaskan alat-

alat peredaran darah

serta fungsinya

Guru menjelaskan

macam-macam

pembuluh darah

Guru melakukan Tanya

jawab dengan siswa

mengenai fungsi darah

dan alat-alat peredaran

darah

Siswa mendengarkan

dan memperhatikan

penjelasan guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Siswa menjawab

pertanyaan yang yang

diberikan guru

30 menit

Penutup Guru meminta siswa

untuk menyimpulkan

materi pelajaran yang

telah disampaikan

Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk

membuat peta konsep

mengenai materi yang

lalu dan materi hari ini

Siswa menyimpulkan

materi yang telah

disampaikan guru

Siswa menyimak

tugas yang diberikan

guru

5 menit

Page 141: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

126

Pertemuan ke-4

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi

sebelumnya

Guru menuliskan tujuan

pembelajaran di papan

tulis

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

Siswa menyimak

tujuan pembelajaran

yang disampaikan

guru

5 menit

Inti Guru membagi siswa ke

dalam kelompok

Guru memberikan LKS

kepada setiap kelompok

untuk dikerjakan

Guru meminta salah

satu kelompok

mempresentasikan

jawaban LKS

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Guru membahas peta

konsep yang telah

dibuat siswa di

pertemuan sebelumya

Guru memberikan

Siswa mengikuti

instruksi dari guru

Siswa mengerjakan

LKS dengan anggota

kelompoknya masing-

masing

Salah satu kelompok

mempresentasikan

jawaban LKS

Siswa bertanya kepada

guru

Salah satu siswa

mempresentasikan

peta konsep yang telah

dibuat

Siswa mengerjakan

30 menit

Page 142: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

127

posttest kepada siswa posttest

Penutup Guru melakukan

evaluasi dari mata

pelajaran yang lalu

hingga hari ini

Siswa menyimak

penjelasan dari guru

5 menit

F. Sumber Pembelajaran

1) Istamar Syamsuri, dkk. IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga.

2) Kadaryanto, SPd. Dkk. Biologi 2 Mengungkap Rahasia Alam

Kehidupan SMP Kelas VIII, Yudhistira.

3) Drs. Bambang K. Karnoto, M.Si dan Dr. Rusdi, M.Biomed. Seribu

Pena Biologi SMP Kelas VIII, Erlangga.

4) Budi Purrwanto dan Arinto Nugroho. Eksplorasi Ilmu Alam Untuk

Kelas VIII SMP dan MTs, Platinum.

5) LKS

G. Penilaian

Tes tertulis berupa pilihan ganda

Ciputat, Oktober 2010

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurlena Hayati, M.Si Ika Rohmawati

Page 143: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS II

Sekolah : MTsN Tangerang II Pamulang

Kelas/semester : VIII Bina Prestasi 3/ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah

Alokasi Waktu : 4x40 menit (4 kali pertemuan)

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan

Indikator :

1. Menjelaskan sistem peredaran darah

2. Menjelaskan sistem peredaran getah bening (Limfa)

3. Menjelaskan penggolongan darah

4. Menjelaskan transfusi darah

5. Menjelaskan kelainan pada sistem peredaran darah

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu:

1. Menjelaskan mekanisme peredaran darah pada manusia

2. Membedakan peredaran darah kecil dan peredaran darah besar

3. Menjelaskan peredaran getah bening (Limfa)

4. Menyebutkan macam-macam pembuluh limfa

5. Menjelaskan penggolongan darah manusia

6. Menjelaskan transfusi darah pada manusia

7. Menjelaskan kelainan/gangguan pada sistem peredaran darah

B. Materi Pembelajaran : - Sistem peredaran darah

- Peredaran darah getah bening

- Penggolongan darah

- Transfusi darah

- Gangguan pada sistem peredaran darah

Page 144: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

PETA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH

129

Sistem peredaran darah

pada manusia

Darah Alat-alat peredaran

darah Gangguan pada sistem peredaran

darah

Plasma darah Sel Darah

Mengedarkan sari-

sari makanan dan

sisa metabolisme

Sel darah putih Sel darah

merah

Keping

darah

Mengangkut O2

dari paru-paru

ke seluruh tubuh

dan mengangkut

CO2 dari

seluruh tubuh ke

paru-paru

Alat

pertahanan

tubuh

Proses

pembekuan

darah

Jantung Pembuluh darah

Arteri Vena Kapiler

Anemi

a

Leukimia

Hemofili

a

Arteriosklerosi

s

Hipertens

i

Varises

Peredaran

darah

besar Peredaran

darah kecil

A B

AB

O

Terdiri atas

Antara lain

Berdasarkan

fungsinya Berdasarkan

fungsinya

Berdasarkan

fungsinya

Berdasarkan

golongan darah

Terdiri atas

Meliputi

Terdiri atas

Terdiri atas

Terdiri atas

Berdasarkan

fungsinya

Page 145: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

A. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan

B. Pendekatan pembelajaran : Peta Konsep

C. Skenario Pembelajaran :

Prtemuan ke-1

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi

sebelumnya

Guru menunjukkan

gambar peredaran darah.

Lalu mengajukan

pertanyaan kepada siswa

“apa yang kalian lihat

pada gambar di papan

tulis?manakah bagian

peredaran darah kecil

dan peredaran darah

besar?”.

Siswa menyimak

gambar dan menjawab

pertanyaan dari guru

5 menit

107 130

Page 146: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

121

Guru menuliskan tujuan

pembelajaran di papan

tulis

Siswa menyimak

tujuan pembelajaran

yang disampaikan

guru

Inti Guru menjelaskan

mengenai sistem

peredaran darah dengan

memperlihatkan video

sistem peredaran darah

Guru menjelaskan

perbedaan peredaran

darah besar dan

peredaran darah kecil

Guru menjelaskan

mengenai penggolongan

darah pada manusia

Guru menjelaskan

transfusi darah

Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi yang

telah disampaikan

Siswa menyimak

video dan penjelasan

dari guru

Siswa menyimak

penjelasan guru

Siswa menyimak

penjelasan guru

Siswa memperhatikan

penjelasan guru

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

30 menit

Penutup Guru meminta siswa

untuk menyimpulkan

materi pelajaran yang

telah disampaikan

dengan membuat peta

konsep di papan tulis

Siswa menyimpulkan

materi yang telah

disampaikan guru

dengan membuat peta

konsep di papan tulis

5 menit

131

Page 147: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

122

Pertemuan ke-2

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi

sebelumnya

Guru menuliskan tujuan

pembelajaran di papan

tulis

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

Siswa menyimak

tujuan pembelajaran

yang disampaikan

guru

5 menit

Inti Guru menjelaskan

sistem peredaran getah

bening (Limfa)

Guru menjelaskan

macam-macam

pembuluh limfa

Guru menjelaskan

kelainan pada sistem

peredaran darah

Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi yang

telah disampaikan

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

30 menit

Penutup Guru meminta siswa

untuk menyimpulkan

materi pelajaran yang

telah disampaikan

Siswa menyimpulkan

materi yang telah

disampaikan guru

5 menit

132

Page 148: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

123

Pertemuan ke-3

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan

pertanyaan kepada siswa

mengenai materi

sebelumnya

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

5 menit

Inti Guru memberikan LKS

kepada siswa untuk

dikerjakan

Guru meminta salah satu

siswa mempresentasikan

jawaban LKSnya

Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Siswa mengerjakan

LKS

Salah satu siswa

mempresentasikan

jawaban LKS

Siswa bertanya kepada

guru

30 menit

Penutup Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk

membuat peta konsep

secara keseluruhan di

kertas

Siswa menyimak tugas

yang diberikan guru

5 menit

Pertemuan ke-4

1 jp (40 menit)

Kegiatan Guru Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru meminta siswa

untuk mengumpulkan

tugas peta konsep

Siswa mengumpulkan

tugas peta konsep

5 menit

133

Page 149: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

124

Inti Guru membahas secara

keseluruhan materi

sistem peredaran darah

dengan peta konsep

Guru meminta beberapa

siswa untuk

mempresentasikan hasil

pet konsep yamg dibuat

Guru memberikan

posttest pada siswa

Siswa menyimak

penjelasan guru

Siswa yang ditunjuk

oleh guru

mempresentasikan

peta konsep yang telah

dibuatnya

Siswa mengerjakan

posttest

30 menit

Penutup Guru memberikan

reward kepada

kelompok terbaik dan

siswa terbaik dalam

membuat peta konsep

Salah satu siswa dan

kelompok menerima

reward dari guru

5 menit

D. Sumber Pembelajaran :

1) Istamar Syamsuri, dkk. IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Erlangga.

2) Kadaryanto, SPd. Dkk. Biologi 2 Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan

SMP Kelas VIII, Yudhistira.

3) Drs. Bambang K. Karnoto, M.Si dan Dr. Rusdi, M.Biomed. Seribu Pena

Biologi SMP Kelas VIII, Erlangga.

4) Budi Purrwanto dan Arinto Nugroho. Eksplorasi Ilmu Alam Untuk Kelas

VIII SMP dan MTs, Platinum.

5) Video sistem peredaran darah

6) LKS

E. Penilaian :

Tes tertulis berupa pilihan ganda

134

Page 150: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

125

Ciputat, Oktober 2010

Mengetahui,

Guru Bidang Studi Peneliti

Nurlena Hayati, M.Si Ika Rohmawati

135

Page 151: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

136

Lampiran B. 3

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Nama Kelompok : 1.

2.

3.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat!

Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Jika

darah …. dengan sentrifugasi, maka darah akan terpisah menjadi bagian yang cair

dan bagian yang padat. Darah berfungsi sebagai alat …. sari-sari makanan dan

oksigen ke seluruh tubuh dan menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan

panas dari organ tubuh yang …. ke organ tubuh yang …. sehingga suhu tubuh

tetap stabil.

Plasma darah merupakan cairan darah berwarna …., terdiri atas 90% air

dan sisanya zat-zat yang terlarut di dalam air. Eritrosit merupakan bagian utama

sel-sel darah, fungsinya adalah mengangkut …. dari paru-paru ke seluruh tubuh

dan mengangkut …. dari seluruh tubuh ke paru-paru. Leukosit dapat melawan

kuman dengan cara memakannya yang disebut ….. Trombosit berperan dalam

pembekuan darah ketika terjadi luka. Trombosit akan pecah dan mengeluarkan

enzim …., dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K, trombokinase akan

mengubah …. menjadi …. dan akan mengubah …. menjadi ….. Pada pembuluh

darah, jika terjadi luka darah pada arteri akan …. dan pada vena akan …..

Page 152: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

137

JAWABAN:

1. Diendapkan

2. Pengangkut

3. Aktif

4. Kurang aktif

5. Jernih kekuningan

6. O2

7. CO2

8. Fagositosis

9. Trombokinase

10. Protombin

11. Thrombin

12. Fibrinogen

13. Fibrin

14. Memancar

15. Menetes

Page 153: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

138

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Nama:

Isilah titik-titik di bawah ini kemudian cari jawaban tersebut pada kolom di

bawah ini dengan cara menghubungkan huruf membentuk garis mendatar,

horizontal, atau diagonal!

1. Pada peredaran darah kecil darah kembali masuk ke dalam jantung melalui….

2. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah yang kaya….

3. Getah bening berfungsi untuk mengangkut….

4. Pembuluh getah bening terdiri atas dinding-dinding yang….

5. Getah bening (limfa) merupakan cairan jaringan tubuh yang berwarna….

6. Aglutinogen merupakan protein di dalam sel darah merah yang dapat

digumpalkan oleh….

7. …. Darah adalah proses pemindahan darah dari donor ke resipien.

8. Membesarnya vena yang terdapat di sekitar lubang anus disebut penyakit….

9. Penimbunan lemak pada pembuluh darah disebut….

10. Melebarnya pembuluh vena di kaki disebut….

A O E R W A B T E F O V A Z E

D K Y T E N I M I Q R A X C Y

O S U E R A B O K P O R O S E

R I F E T A D K I V A I R U Z

A G L U T I N I N E V S A M O

R E V E R E N S T I N E W O A

U N I A M R U V F O O S T Y N

G O A L N A T R I U M K I R I

Y G U A N O K U L A S I R I S

P U R I N A W N A D D I K O E

O V U L A S A N O N A V E N A

A T H E R O S K L E R O S I S

N O O D L E I D A R R A H I U

I L E U M T R O M B O K A S T

A S O K E K U N I N G A N I A

Page 154: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

139

JAWABAN:

1. Atrium kiri

2. Oksigen

3. Lemak

4. Tipis

5. Kekuningan

6. Aglutinin

7. Transfusi

8. Wasir

9. Atherosklerosis

10. Varises

A O E R W A B T E F O V A Z E

D K Y T E N I M I Q R A X C Y

O S U E R A B O K P O R O S E

R I F E T A D K I V I I R U Z

A G L U T I N I N E V S A M O

R E V E R E N S T I N E W O A

U N I A M R U V F O O S T Y N

G O A L N A T R I U M K I R I

Y G U A N O K U L A S I R I S

P U R I N A W N A D D I K O E

O V U L A S A N O N A V E N A

A T H E R O S K L E R O S I S

N O O D L E I D A R R A H I U

I L E U M T R O M B O K A S T

A S O K E K U N I N G A N I A

Page 155: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

140

LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN DAN HASIL UJI ANALISIS

DATA

C. 1 REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN

POSTTEST

C. 2 UJI NORMALITAS N-GAIN

C. 3 UJI WILCOXON

C. 4 PETA KONSEP SISWA

Page 156: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

141

REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST

Siswa Siklus I Siklus II

Nilai Pretest Nilai Postest Nilai Pretest Nilai Postest

S1 44 69 64 86

S2 43 69 57 79

S3 38 63 57 86

S4 38 63 29 79

S5 38 75 64 93

S6 44 63 43 72

S7 50 63 29 72

S8 38 69 43 72

S9 38 69 43 86

S10 38 75 36 72

S11 31 81 43 93

S12 38 63 36 79

S13 31 88 43 72

S14 31 69 36 86

S15 33 81 29 93

S16 25 69 43 72

S17 38 63 21 72

S18 25 50 29 93

S19 25 69 21 79

S20 25 75 36 86

S21 38 69 36 93

Jumlah 745 1449 835 1711

Rata-rata 35 69 40 81

SD 6.87 8.24 12.47 8.35

Lampiran C. 1

Page 157: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

142

Lampiran C. 2

UJI NORMALITAS N-GAIN SIKLUS I

N-Gain f fi zi Ztabel F(z) S(z) (Fz-Sz)

0.25 1 1 -1.73 0.2583 0.2417 0.04762 0.194081

0.33 2 3 -1.20 0.3849 0.1151 0.14286 -0.02776

0.40 4 7 -0.73 0.2673 0.2327 0.33333 -0.10063

0.44 1 8 -0.47 0.1808 0.3192 0.38095 -0.06175

0.45 1 9 -0.40 0.1554 0.3446 0.42857 -0.08397

0.50 3 12 -0.07 0.0279 0.4721 0.57143 -0.09933

0.55 1 13 0.27 0.1064 0.6064 0.61905 -0.01265

0.58 2 15 0.47 0.1808 0.6808 0.71429 -0.03349

0.60 2 17 0.60 0.2258 0.7258 0.80952 -0.08372

0.67 1 18 1.07 0.3577 0.8577 0.85714 0.000557

0.72 2 20 1.40 0.4192 0.9192 0.95238 -0.03318

0.82 1 21 2.07 0.4812 0.9812 1 -0.0188

jumlah 21 144

Lhitung > Ltabel

0.194081 > 0.04146 Artinya data tidak berdistribusi normal

Page 158: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

143

UJI NORMALITAS N-GAIN SIKLUS II

N-Gain f fi zi Ztabel F(z) S(z) (Fz-Sz)

0.50 1 1 -1.29 0.4015 0.10 0.04762 0.05088

0.51 4 5 -1.21 0.3869 0.1131 0.2381 -0.12500

0.56 1 6 -0.86 0.3051 0.1949 0.28571 -0.09081

0.60 1 7 -0.57 0.2157 0.2843 0.33333 -0.04903

0.61 1 8 -0.50 0.1915 0.3085 0.38095 -0.07245

0.64 1 9 -0.29 0.1141 0.3859 0.42857 -0.04267

0.67 2 11 -0.07 0.0279 0.4721 0.52381 -0.05171

0.70 1 12 0.14 0.0557 0.5557 0.57143 -0.01573

0.73 1 13 0.36 0.1406 0.6406 0.61905 0.02155

0.75 1 14 0.50 0.1915 0.6915 0.66667 0.02483

0.78 2 16 0.71 0.2612 0.7612 0.7619 -0.00070

0.80 1 17 0.86 0.3051 0.8051 0.80952 -0.00442

0.87 1 18 1.36 0.4131 0.9131 0.85714 0.05596

0.89 1 19 1.50 0.4332 0.9332 0.90476 0.02844

0.90 2 21 1.57 0.4418 0.9418 1 -0.05820

Jumlah 21 177

Lhitung > Ltabel

0.12500 > 0.04146 Artinya data tidak berdistribusi normal

143

Page 159: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

144

Lampiran C. 3

Uji Wilcoxon

No N-Gain

Siklus I

N-Gain

Siklus II Selisih Rangking Tanda Peringkat

Positif Negatif

1 0.44 0.60 0.16 8 +8

2 0.45 0.50 0.05 3 +3

3 0.40 0.67 0.27 15.5 +15.5

4 0.40 0.70 0.30 17 +17

5 0.60 0.80 0.20 11 +11

6 0.33 0.51 0.18 9.5 +9.5

7 0.25 0.61 0.36 19 +19

8 0.50 0.51 0.01 1 +1

9 0.50 0.75 0.25 14 +14

10 0.60 0.56 -0.04 2 -2

11 0.72 0.87 0.15 6.5 +6.5

12 0.40 0.67 0.27 15.5 +15.5

13 0.82 0.51 -0.31 18 -18

14 0.55 0.78 0.23 12 +12

15 0.72 0.90 0.18 9.5 +9.5

16 0.58 0.51 -0.07 4 -4

17 0.40 0.64 0.24 13 +13

18 0.33 0.90 0.57 21 +21

19 0.58 0.73 0.15 6.5 +6.5

20 0.67 0.78 0.11 5 +5

21 0.50 0.89 0.39 20 +20

Jumlah 10.74 14.39 207 -24

Page 160: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

145

Keterangan:

J : 24

α : 0,05

n : 21

Jtabel : 59

J < Jtabel : 24<59

Jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara N-Gain siklus I dan N-Gain siklus

II

145

Page 161: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Nama: Syifa Nurbaiti

Kelas:8 Bp 3

Tugas: IPA Biologi

Sistem Peredaran Darah Manusia

Alat-alat

Peredaran

Darah Manusia

R'cttr ctan-

\ l ( '

Page 162: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

l

'€l'drt'r

\

Rilik kanan

Rilik kiri

Sel-sel darah

Pembuiuh baiik tubuh'System peredaxan darahmanusia

Jantung (bilik kanan) *arteri pulmonalis @. nadiparu2)- paru2- venapulmonalis- jantung(sermabi kanan)

iantung Qilik kiri)- aorta-art€ri tubuh- selwuh tubuh -vena tubuh- vena cavasuperior- jantung (serambikanan)

[.euconenia

lenkosifnsis

Penyakit dan kelainan padasystem peredaran darah

i t"

; l : , t

' r,,lt

:r il

, i {

1 : U :

;

l

il I,r . 1 r i ; . . i - : -

n ,' t *

Put^ prarrwi

8bp3

Page 163: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

i 5 te. rt"l

nsks*"#Msffi"

-fttsP;l"Wrn'5t"e;1

iC t 6ttt ah

f"r{e:* ?' tt:'r.r-clsrt t"8f1\rt*t'*utr't''trtal\t f t

i rouv+ s'tf,{t'[6'\" {ig1

b;ltk }1}:)t$drt',\bi hif\p"dtdrM*

Bil"l':. \ffiSt"tr,*,lr i::h*

I

t€to\ti oAas :

*i:,.1,x

Ll*Kecr*t

Pc,nu*[*[r,-n{ ,

ry{r:e{"eil"* p'}J ttfi rl j }

jq\

' /1 ,L,1

I

fe( uaqErhtau.r'6ih(fni\msrl)

_. ' v: \o(,]

?{

tt..l

\

" 1"1

,9 - i -

Page 164: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

l

|tilarl .paq[awn c{amh vmnvsio-t .1I

f-rM-tVar^h \

r-----1LV ra-.

Cgn W^,

Suwl" W\- t*'

lq<,n^bo'fi')

W^nqard,wt

Ok*:Yn k'9\ lcJ^,h E'"

\crenry"efi^rt

Atcut? PercAarw aL*rou

V^/Wt

V\*@lA,ot Aoxal^"Mexah

L a,rfrrrnt)

\.nh/\"

Dr--y Sn*"^*^

\s qjr

Page 165: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf
Page 166: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

Nama : lrzva ftrarnidtc

k{as - v !r 9? tlr

?twiq&tu[,

9ter ern pssdorarl Dar^h

u-sa/"^nJ.

\.,,.i

1 ; l r

' ; t l o > : \

o' ) xb

: 9

, I s

0 y t{..

f J r l

l a t' l & r r ' l . . r V r \a^q " .

|^ ;g, . ' Q- , ,c , . , , i . ; , . t * , , . o

) r

Page 167: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

r\ ^$\5

.y'FN' \

$1Efoh lereAqm\ V ot^h l\Aanvsro'

0."'N aso'

nne{f Put\

I kgnolSqntrrt$

l,letlrootiti, \eutqniadn0hiq 1 lav [cpgx1q,t gut{. ostts$9, Vgf ,t ft ShQetUnt\, toto Sehlq

lunts

Srarbi-m

Q tiputi

'(-,fa,n9frtTt

NSuqnu \q,!b

Ge,tovr5un mi

$Po Slz.ktXri, da6e

Page 168: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

0u{b ta lch cn /f

tbr ? S\stam patt&fotr dcrt$ m6n\ls'6'

Fhtnuf,tL \tvkinnio,afiOtnlo. (tuloprnlatouh lifusir, Vcfisot

'('

n, plr to$ ., \o\a $rnic"crurto i[lttb91,

t,t\ui0o\ nqon fenv:Rkfl

tct6

- r '

i : i ,

k t

i ' .

i t \ \ :/

" . t , I

r:..3 ril' \(") :

d ' 1 \ J { :

.r'|.b ;?

l { -

*_.

9:u") i '

) - iL l# " r ?: -

Page 169: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

LAMPIRAN D LEMBAR UJI REFERENSI, DAN SURAT

KETERANGAN

Page 170: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Ika Rohmawati

Nim : 106016100579

Jurusan : Pendidikan IPA Biologi

Judul : Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan Peta

Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah

NoReferensi

Paraf

Pembimbing I Pembimbing IIBAB I

I Sardiman A.M. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, Cet ke-18, (Jakarta: PTRaiaGrafindo Persada, 20 1 0), ha]^ 26-28.

( hr2 Jufri, Penggunaan Peta Konsep dalam

P embelaj aran Lingkungan dan P elestarianSumber Daya Alam Hayati untukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IMAN 3 Malang, (Jurnal PenelitianKependidikan, TH. 14, No. 1, Juni 2004),hal.20.

t,aJ Yustini Yusuf, dkk. Upaya Peningkatan

Aktifitas Dan Hasil Belajar BiologiMelalui Penggunaan Peta Konsep PadaSiswa Kelas II4 SMP Negeri 2 PekanbaruTahun Ajaran 2004/2005, (JurnalBiogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006.Program Studi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Riau .ISSN : t829-5460), hal.59.

t^4 Ratna Wilis Dahar, Teorileori Belaiar,

(J akarta: Erlangga, 199 6), hal. 122-123 . f l'I

th

BAB II5 Nuryani Y, Rustaman dkk. Strategi Belajar

Mengajar Biologi, (Malang: UniversitasNegeri Malang Press, 2005), hal. 51.

( t,6 Ratna Wilis Dahar. Teori-teori Belaiar,

(Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 80. f ;

Page 171: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

I John W, Santrock. Psikologt Pendidikqn,Tetj. Educational Psychologt oleh TriWibowo B.S, cet ke-2, (Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2008), ha|.352.

r"/ t,8 Dede Rosyada. Paradigma Pendidikan

Demokrqtis: Sebuah Model PelibatanMasyarakat Dalam PenyelenggaraanPendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), hal.69.

k9 Syaiful Sagala. Konsep dan Mahto

Pembelajaran: Untuk MembantuMemecahkan Problematika Belajar DanMengajar, cet ke-8, (Bandung: Alfabeta,2010), hal. 157.

L10 Muhibbin Syah. Psiftologi Belajar, Edisi I,

cet ke-6, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada. 2007\. hal. 22. E

l 1 Sardiman A.M. Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, Cet ke-l8, (Jakarta: PTRaiaGrafindo Persada" 2010). hal 42.

IIF

t2 Dimyati dan Mudjiono. Belajar danPembelajaran, (Jakarta. DepartemenPendidikan dan Kebudayadn bekerja samadensan Rineka Cipta. 1999). hal.27.

hl 3 Syaiful Sagala. Loc Cit. kt4 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran

Berdasarlmn Pendekatan Sistem, (Jakarta:Bumi Aksara,2003), hal. 166.

tr15 Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran

Berbasis Kompetensi, cet ke-6, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2009), hal. lI7.

t,16 Sugiyanto. Model-model Pembelajaran

InovatiJ cet ke-2, (Surakarta: YumaPustaka bekerja sama dengan FKIP UNS,2010), hal. 104.

l"t7 Ratna Wilis Dahar. Op Cit.,hal. 122-123. L18 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif-Progre srf Konsep, Landasan, danImplementasinya Psda Kurikulum TingkatSatuqn Pendidilcan (KTSP), Edisi I, cet ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup. 2010). hal. 157.

l^

Page 172: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

l 9 John W, Santrock. Op Cil., hal. 353.(,

20 Arono. Mengorganisasi Informasi DenganPeto Konsep Dalam MeningkatlcanKualitas Pembelajaran Tutorial,http ://Arono.Wordpress. Com/200 9 / 08 I A5 IMengorgani sasi -Informasi-Dengan-Peta-Ko n sep -D al am-Menin gkatkan-Kualitas-Pembelajaran-Tutorial/, di akses tanggal 2AJanuari 2010.

l^21 Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Terj.

The Untimate Book Af Mind Maps olehSusi Furwoko, cet ke-8, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama. 2010). hal. 6-7 .

Ib-

22 Trianto. Model-model PembelajaranInovatf Berorientasi KonstruWivistik:Konsep, Landssan Teoritis-Prahis danImplementasinya, (Jakarta: PrestasiPustaka, 2007\, hal. I 6l -l 63.

h23 Ibid.. hal. 16l-162. u24 Ibid., hal. 163-164. t,25 Ratna Wilis Dahar. Op. Cit.,hal. 124. h26 Trianto. OpCit., hal. 164-165. t^27 Joseph D. Novak.

http : I I cmap. i hmc. u s/Pub I i cat i on s/Re searchPapers/TheoryCmaps/ The ory Unde r lyingC onceptMaps.htm. diakses 11 September2010.

1,.28 l^29 Trianto. Op.Cit., hal. 160.

k30 Arono, Mengorganisasi Informasi Dengan

Peta Konsep Dalam MeningkatkanKualitas Pembelaiaran Tutoriql, t,

Page 173: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

http.llarono.wordpress .com/20}9 108/05lmengorgani sasi-informasi-dengan-peta-konsep-dalam-meningkatkan-kualitas-pembelaiaran-tutorial/. 20 Januari 2010.

31 Ratna Wilis Dahar. Op Cit., hal. 129-132. [r:32 Zulfrani, dl<k. Strategi Pembelajaran Sains,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009), hal. 34-36. h

J J Hisyam Zaini, dkk. Desain PembelajaranDi Perguruan Tinggi, (Yogyakarta. CTSDIAIN Sunan Kalijaga, 2AA2), hal. 42-44.

/

Ib"t

34 Ibid. hal. 48-49. (t-

35 Mia Nna. Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Pada Konsep Invertebrata DenganMenggunalcan Teknik Peta Konsep DiKelas IE SMA 3 Negeri Sungai Penuh,(Percikan: Vol. 87, Edisi April 2008), hal.39.

t,36 Jufri. Penggunaan Peta Konsep dolam

P embe lajaran Lingkungan dan P e lestarianSumber Daya Alam Hayati untukMeninglcatlmn Hasil Belajar Siswa Kelas IMAN 3 Malang, (Jurnal PenelitianKependidikan, TtI. 14, No. 1, Juni 2004),hal. 36.

37 Yustini Yusu{, dkk. Upsya PeningkatanAHifitas Dan Hasil Belajar BiologtMelalui Penggunaan Peta Konsep PadaSiswa Kelas II4 SMP Negeri 2 PekanbaruTahun Ajaran 2004/20A5, (JurnalBiogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006.Program Studi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Riau .ISSN : 1829-5460), hal.63.

t,38 Suhirman. Penerapan Model

Pembelajaran Dengan Pendekatan PetaKonsep Dan Penggunaan Handout UntukMeningkatkan Kualitos Belajar MengajarBiologi Di SLTP Negeri 4 Mataram,(Jurnal Kependidikan. Mei 2005. Volume

I;

Page 174: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

4, Nomor 1), hal. 1139 Agus Adiarta dan Ni Ketut Rapt.

Implementasi Strategi Siklus BelajarHipotesis-Deduktif Dengan Peta KonsepDalam Pengubahan Konseptual PadaPembelajaran Fisika, (Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 tahun XXXVII, Juli 2004), hal.7l.

h40 Tahmidah Rahmi. Peningkatan

Pemahaman Konsep Ekosistem BerbasisNilai Melalui Strategi Pembelajaran PetaKonsep, Skripsi, (Jakarta: Program StudiBiologi Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010),hal. 58.

c,4 l Irmawati. Pengaruh penggunaan metode

pemberian tugas membuat peta kon,septerhadap hasil belajar biologi siswa,Skripsi, (Jakarta: Program Studi BiologiFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah, 2010), hal. 63.

l^42 Rahmat Nauli. Upaya Peningkatan

Interalrsi dan Hasil Belajar Siswa SWMelalui Belajar Kooperatif denganMenggunakan Media Peta Konsep danAlat Peraga, (Jurnal PendidikanMatematika dan Sains ISSN: 1907-7157,vol 2 (1) 2007), hal. 18.

BAB III43 David Nunan, Understanding Language

Classrooms: A guide for teacher-initiatedactions, (London: Cambridge UniversityPress, 1989), hal. 13.

t,44 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakartabekerja sama dengan UIN Jakarta Press,2006). hal. 105.

45 Suharsimi arikunto. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan Edisi Revisi, cetke-7, (Jakarta:Bumi aksara, 2007\, hal 7 9. a

46 Penghitungan lengkap pada lampiran A. II , ha l 68-71. |"

v -

47 Ahmad Sofuan, dkk. Loc Cit. t*

Page 175: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

48 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 100-101.

,r/ lr49 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1.

l , ha l72 . (^

50 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 208. /t,ll9'

51 Penghitungan lengkap pada lampiran A. 1.T .ha l72 -73 . I^

52 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 210. II(A

53 It

54 Suharsimi Arikunto. Op Cit., hal. 218. L55 Perhitungan lengkap pada lampiran A. 1.1

hal76-78. lI

A56 Yanti Herlanti, Science Education

Research, (Jakarta: Tanya Jawab SeputarPenelitian Pendidikan Sains, 2006), hal.7l.

I(^

57 Richard R. Hake, "Analyzing change/gainscores," American Educational ResearchAssosiation's Division D. Measurrementand Research Methodologt, 1999, hal. 1.Diakses dari(http ://www.physics. indiana.edu/-s dr/ analyzinschanse-Gain.pdfl.

58 Sudjana. Metode Statistikn, Edisi VI,(Bandung: Tarsito, 1996), hal. 466-467. I

IA59 Ruseffendi. Statistika Dasar Untuk

Penelitian Pendidikon, cet-pertam4(Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), hal.402.

\h60 Sudjana. Op Cit., hal. 450. b

Page 176: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

BAB IV61 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 2,

hal 139-140.II

It\62 Penghitungan lengkap pada lampiran C. 3,

hal l4l-142.It '

63 Tahmidah Rahmi. PeninglutanPemahaman Konsep Ekosistem BerbssisNilai Melalui Strategi Pembelajaran PetaKonsep, Skripsi, (Jakarta: Program StudiBiologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanIIIN Svarif Hidavatullah. 2010). hal. 58.

Ilrr

65 Suhirman. Penerapan ModelPembelajaran Dengan Pendekatan PetaKonsep Dan Penggunaan Handout UntukMeninglcatkan Kualitas Belajar MengajarBiologi Di SLTP Negeri 4 Mataram ,(Jurnal Kependidikan, Mei 2005, Volume4. Nomor l). hal. I -.

II

W

66 Yustini Yusuf, dkk. Upaya PeningkatanAhifitas Dan Hasil Belajar BiologiMelalui Penggunaan Peta Konsep PadaSiswa Kelas IIt SMP Negeri 2 PekanbaruTahun Ajaran 2004/2005, (JurnalBiogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006.Program Studi Pendidikan Biologi FKIPUniversitas Riau .ISSN . 1829-5460), hal.63.

fIlf.

67 Agus Adiarta dan Ni Ketut RapiImplementasi Strategi Siklus BelajarHipotesis-DeduHif Dengan Peta KonsepDalam Pengubahan Konseptual PadoPembelajaran Fisika, (Jurnal Pendidikandan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 tahun XXXVIL Juli 2004). hal. 83.

L68 Rahmat Nauli. Upaya Peningkatan

Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMAMelalui Belajar Kooperatif denganMenggunalran Media Peta Konsep danAIat Peraga, (Jurnal PendidikanMatematika dan Sains ISSN. 1907-7157.vol 2 (1) 20A7\. hal.18.

;

Page 177: 101280-ika rohmawati-fitk.pdf

v'" ] \ \\ 1.. I\i

I

Disahkarr oleh:

. . . .3o . . Apr .u . . . . . . . . . 201 1

15 198703 1 020

Pembimbing II

NIP: 19750924 200604 2 001