101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

148
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMAIKA SISWA SMP KELAS IX Disusun Oleh : Nama : DARMAN AFFANDI NIM : 103017027227 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

Transcript of 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Page 1: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMAIKA

SISWA SMP KELAS IX

Disusun Oleh :

Nama : DARMAN AFFANDI

NIM : 103017027227

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay

Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada

tanggal 14 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP : 19700528 199603 2002

..........................

..........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Otong Suhyanto, M.Si

NIP : 19681104 199903 1001

..........................

..........................

Penguji I

Dr. Kadir, M.Pd

NIP : 19670812 199402 1001

..........................

..........................

Penguji II

Abd. Muin, S.Si., M.Pd

NIP : 1975120 1200604 1003

..........................

..........................

Mengetahui:

Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP : 19571005 198703 1003

Page 3: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul: “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay

Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX” disusun

oleh Darman Affandi, Nomor Induk Mahasiswa 103017027227, Jurusan

Pendidikan Matematika. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai

karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, Februari 2011

Yang Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 194803231982031001 NIP. 19681104 199903 1001

Page 4: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Darman Affandi

NIM : 103017027227

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2003 / 2004

Alamat : Jl. Baru GG.1 no. 49. Rt.011/001 Cilincing –Jakarta Utara

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course

Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa

SMP kelas IX” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Drs. H. M. Ali Hamzah, Mpd

NIP : 19480323 198203 1001

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Otong Suhyanto, Msi

NIP : 19681104 199903 1001

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Februari 2011

Yang Menyatakan

Darman Affandi

Page 5: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesata

alam yang menggenggam setiap kehidupan, penyempurna setiap

kebahagiaan, tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa

batas bilangan dan pemurah tanpa limit batasan. Shalawat dan Salam

senantiasa menyelimuti Rasulullah Muhammad SAW tercinta beserta

seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja

keras, do’a, dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak

untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing selama

masa perkuliahan.

3. Bpk Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

sekaligus Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan

dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bpk. Drs.H. M. Ali Hamzah, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang penuh

kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu

yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah

SWT.

Page 6: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

6. Bpk Drs. Syaiful A’la, Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Cilincing

Jakarta utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

7. Seluruh Staf dan teman-teman dewan guru SMP Darul Ma’arif Cilincing

Jakarta utara khususnya ibu Ati Nurfiana selaku Kurikulum serta Bpk.

Aris Susanto selaku kolaborator yang telah membantu penulis

melaksanakan penelitian ini.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku Bapak Maswan (alm.) dan Ibu

Mahduriyah yang selalu penulis banggakan yang telah memberikan

dukungan secara moril dan materil. Berkat do’a dan hembusan kasih

sayang yang tiada hentinya untukku. Semoga Allah membalas kebaikan

dan cinta yang mereka berikan kepada penulis.

9. Teristimewa untuk Kakakku Puaris, Mba Sahmina, Mba iin dan

kelauarga Bpk. Amiruddin dan ibu Hj. A. Sukin . Untuk keponakanku

Iknan diyanto yang telah memberi keceriaan dan senyum indah yang

mampu menghilangkan penatku.

10. Sahabat-sahabat sejatiku, di Formad, ical koma, yek irfan, sa’i, amir,

Siqqil Arafat, Mukhlis, Nopan, imam dan seluruh penghuni alhusaini.

Wabil khusus untuk M. Yudi dan M. Rusdi Terimakasih atas doa,

dukungan, bantuan dan kebersamaan selama ini yang kalian berikan

pada penulis.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika

Angkatan 2003, kelas A dan B. Khususnya Fatkhul Hakim, Lukman dan

semuanya. Terima kasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan dan

motivasinya. Tiada hal terindah kecuali mengenang masa kita berjuang

bersama di kampus.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-

mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang telah

diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di

dunia dan akhirat.

Page 7: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

khazanah ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Jakarta, Februari 2011

Penulis

Page 8: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

ABSTRAK

DARMAN AFFANDI (103017027227), “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course

Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP

kelas IX” . Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui keaktifan

siswa dalam belajar matematika melalui metode Course Review Horay. 2) Untuk

mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review

horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa-siswi SMP Darul

Ma’arif Kelas IX.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keaktifan

belajar, hasil belajar kelompok, dan wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari

tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata keaktifan belajar siswa tiap

siklusnya yaitu pada siklus I sebesar 1,65 dengan keaktifan dalam kategori

Sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi 2,21 dengan keaktifan dalam

kategori Baik. Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Course

Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Course

Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dan keaktifan

Belajar

Page 9: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

ABSTRACT

DARMAN AFFANDI (103017027227), "Cooperative Learning Course Review

Type Horay Matemaika To Improve Student Learning Activity junior class IX."

Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Science and Teacher

Training Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

The purpose of this study is to determine: 1) To determine students' activeness in

learning mathematics through the method Horay Review Course. 2) To determine

whether the implementation of cooperative learning model horay Review Course

type can increase the activity of learning mathematics students of Class IX SMP

Darul Ma’arif.

The method used in research is a Class Action Research (CAR), which consists of

4 stages, namely planning, execution, observation, and reflection. The research

instrument used is the observation sheet active learning, group learning outcomes,

and interviews.

The results of this study showed significant improvement from each cycle. This is

evident from the average value of students' learning activeness of each cycle is on

the first cycle of 1.65 with a liveliness in the category of Medium, and on the

second cycle increased to 2.21 with a liveliness in the Good category. It can be

concluded that Cooperative Learning Course Review Type Horay can enhance

mathematics learning activeness.

Research results revealed that the type of Cooperative Learning Course Review

Horay can enhance mathematics learning activeness.

Keywords: Cooperative Learning Course Review Type Horay and Learning

activeness

Page 10: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................4

C. Pembatasan Masalah....................................................................................4

D. Rumusan Masalah........................................................................................4

E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

F. Manfaat Penelitian.......................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori ..................................................................................6

1. Pembelajaran Matematika. ......................................................................6

2. Pembelajaran Konvensional..................................................................11

3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa.....................................................13

a. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar

Siswa.................................................................................................16

b. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar

Siswa.................................................................................................17

c. Interaksi Pembelajaran Matemtika....................................................21

4. Model Pembelajaran Kooperatif............................................................24

a. Pembelajaran Kooperatif..................................................................24

b. Metode Course Review Horay.........................................................27

1). pengertian Course Review Horay................................................27

Page 11: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

2). langkah-langkah metode Course Review Horay.........................28

5. Statistika dan peluang.............................................................................29

a. Statistika.............................................................................................29

b. Peluang...............................................................................................30

B. Kerangka konseptual.................................................................................31

C. Hipotesis Tindakan.....................................................................................32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33

B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34

D. Desain Penelitian........................................................................................34

1.Siklul I ................................................................................................ 34

a. Perencanaan Tindakan...................................................................34

b. Pelaksanaan Tindakan....................................................................34

c. Observasi........................................................................................36

d. Refleksi..........................................................................................36

2. Siklus II...............................................................................................36

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 37

1. Instrumen.............................................................................................37

a. Peneliti.............................................................................................37

b. Lembar Observasi...........................................................................37

c. Pedoman Wawancara......................................................................37

2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................38

a. Metode Observasi...........................................................................38

b. Metode Wawancara........................................................................38

c. Dukomentasi..................................................................................38

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 38

1. Analisis Data Hasil Observasi..............................................................39

G. Indikator Keberhasilan...............................................................................49

Page 12: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Pra Penelitian Tindakan Kelas.............................................................40

B. Hasil Penelitian....................................................................................41

1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I..................................................42

a. Perencanaan...................................................................................42

b. Pelaksanaan...................................................................................42

c. Observasi.......................................................................................47

d. Refleksi.........................................................................................50

2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II................................................51

a. Perencanaan..................................................................................51

b. Pelaksanaan..................................................................................52

c. Observasi......................................................................................56

d. Refleksi........................................................................................59

C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..........................................................................................61

B. Saran....................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan

Indvidu siklus I.

2. Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan

Indvidu siklus II.

3. Rencana Pembelajaran Siklus I.

4. Rencana Pembelajaran Siklus II.

5. Lembar Kerja Siswa (L K S I).

6. Lembar Kerja Siswa (L K S I I).

7. Lembar Kerja Siswa (L K S III).

8. Lembar Kerja Siswa (L K S IV).

9. Lembar Kerja Siswa (L K S V).

10. Lembar Kerja Siswa (L K S V I).

11. Soal latihan dan soal kompetisi.

12. Surat Ijin Penelitian.

13. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian.

14. Piagam Penghargaan.

Page 14: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel I Perbedaan belajar aktif dan pasif .................................................... 15

Tabel 2 Kriteria penentuan penghargaan kelompok ................................... 36

Tabel 3 Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ........ 38

Tabel 4 Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2............................................42

Tabel 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 42

Tabel 6 hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi

pada siklus I...........................................................................................48

Tabel 7 Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus

Dan per aspek Pada Siklus I....................................................................49

Tabel 8 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I........................................51

Tabel 9 Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II.........57

Tabel10 Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa

Persiklus Dan per aspek Pada Siklus II......................................................58

Tabel11 Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan

Indvidu siklus I ( lampiran )

Tabel12 Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan

Indvidu siklus II ( lampiran )

Page 15: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Guru mempresentasikan materi................................................ 44

Gambar 2 Siswa-siswi belajar kelompok.................................................. 45

Gambar 3 Guru memberikan penghargaan kepada siswa.......................... 48

Gambar 4 Siswa-siswi belajar kelompok................................................... 54

Gambar 5 Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar.... 55

Page 16: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi

antara guru dan siswa. Dalam hal ini, kegiatan yang terjadi adalah guru mengajar

dan siswa belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif,

baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan

rasa percaya pada diri sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, upaya guru dalam

mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting, sebab keaktifan

belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

dilaksanakan..

Menurut Agus Suprijono: bahwa pembelajarn aktif pada hakikatnya adalah

untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.

Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehinngga peserta

didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar

memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun

pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru

tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang

menumbuhkan dinamka belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk

mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas

yang dihadapinya.1 Belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat

tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca,

bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas, menggambar,

mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan

peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan matematika dan

mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari pemecahan,

menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas guru sebagai

1 Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar

Yogyakarta 2009) hal. 10

Page 17: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan. Ketika siswa

menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas, selain berinteraksi dengan

guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan siswa lain.

Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi aktivitas

pembelajaran. Siswa secara aktif mengunakan otak, baik untuk menemukan ide

pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang

dipelajari. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif

belajar tetapi di lain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang

dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha yang

dapat dilakukan guru adalah merencanakan dan menggunakan model

pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar

mengajar yaitu pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran sendiri

terdiri dari berbagai macam, yang masing-masing metode mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Sampai sekarang masih banyak siswa yang menganggap bahwa

pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga

siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal ini mungkin

terjadi dikarenakan metode mengajar guru yang kurang tepat dan penampilan guru

yang kurang simpatik.

Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah

pembelajaran matematika berlangsung secara konvensional. Guru bertindak

sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa cenderung bersikap pasif atau

sekedar menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan

untuk mengembangkan keterampilan dalam menerapkan, memproses dan

mengembangkan konsep matematika. Metode pengajaran konvensional tersebut

perlu diganti dengan metode pengajaran yang lebih baru dan inovatif yang dapat

mendorong siswa untuk ikut aktif serta dapat terjadi interaksi antara guru dengan

siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran matematika sangat penting karena dalam matematika banyak

kegiatan pemecahan masalah yang menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa.

Page 18: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang

melaksanakan belajar.

Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat

mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini

merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada siswa untuk aktif

dalam belajar serta pemahaman materi yang diajarkan guru dengan

menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Course Review

Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar ketrampilan dan isi

akademik. Pembelajaran dengan metode Course Review Horay juga melatih siswa

untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya

mempengaruhiprestasi akademik siswa.

Pembelajaran melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di

antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan

mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini

akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang

kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya

setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak

berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya

bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana

belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati

pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Hal ini dapat

memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika, yang pada

akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap keaktifan belajar siswa.

Peneliti dalam hal ini mengadakan observasi pada siswa-siswi SMP Darul

Ma’arif kelas IX yang merupakan tempat peneliti sendiri mengajar. Berdasar dari

hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar mereka waktu kelas VIII

serta peneliti sendiri yang merupakan pengajar dikelas, mereka memang terlihat

kurang aktif dalam belajar. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar

siswa tidak menggunakan buku yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas

Page 19: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

yang diberikan oleh guru. Mereka hanya menggunakan catatan yang diberikan

guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya,

tetapi hanya dibahas bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang

berani mempresentasikan hasil tugas mereka. Berdasar hasil observasi tersebut,

siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga keaktifan belajar siswa

perlu ditingkatkan.

Bertolak dari latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengadakan

penelitian tentang “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay

Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru matematika

dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu.

2. Penggunaan metode pembelajaran mempengaruhi keaktifan belajar siswa.

3. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4. Siswa kurang memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil tugas

mereka.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan

kesalahpahaman, serta demi keefektifan dan keefisienan penelitian ini, maka

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan metode

Course Review Horay.

2. Penelitian ini dibatasi pada keaktifan siswa belajar matematika pada pokok

bahasan Statistika dan peluang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran

Page 20: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar

matematika siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif pada pokok bahasan Statistika dan

peluang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika melalui

metode Course Review Horay.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Course Review horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika

siswa-siswa SMP Darul Ma’arif Kelas IX.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru khususnya bidang

studi matematika dalam upaya mencari alternatif dalam pembelajaran.

2. Memberi masukan kepada siswa untuk meningkatkan minat dan keaktifan

belajar khususnya bidang studi matematika sehingga hasilnya optimal.

3. Dapat digunakan sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi

para peneliti yang melakukan penelitian sejenis.

Page 21: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,

PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan

siswa. 2 Pembelajaran juga proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah sesuatu

yang dilakukan oleh siawa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada

dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan

kegiaatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan

efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik.3 Upaya untuk

menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat

dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal

antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Juga merupakan

suatu pembelajaran.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata

benda yang diartikan sebagai “proses, cara menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar”. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti ”berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman”. Pengertian belajar adalah, ”proses perubahan

tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Skinner,

seperti yang dikutip dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-

Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Wittig dalam

bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: “any

relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that

occurs as a result of experience”.

2 Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,

(Jakarta: Kencana, 2006), h. 49

3 Isjoni, Cooperative Learning mengembangkan kemampuan belajar berkelompok,

(Bandung : ALFABETA, 2010), h. 11

Page 22: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Belajar adalah perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus

sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keharusan bagi setiap

manusia untuk melakukannnya demi maningkatkan bobot dan kualitas

hidupnya. Belajar berakar berakar kepada siswa atau peserta didik karena yang

bersangkutanlah yang sangat merasa membutuhkan berdasarkan fitrah atau

bakat, talent, bawaan dan potensi terpendam yang dimilikinya untuk

diwujudkan dalam bentuk dorongan keingintahuan atau curiorcity dan sifat

ingin meniru yang kuat yang dimilikinya.4 Belajar ialah perubahan yang relatif

menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu

organisme sebagai hasil pengalaman. Kata belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang unuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5

Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikutip

oleh Alisuf Sabri, seperti pendapatnya Hilgard, Harold Spears, James O .

Wittaker, dan Silverman:6

1. Menurut Hilgard

”Learning is the process by which an activity originated or is changed

through training procedures (wether in the laboratory or in the natural

environment) is distinguished from change by factors not attributable to

training.” (Pembelajaran merupakan sebuah aktifitas yang menghasilkan

perubahan karena latihan baik dipengaruhi atau tidak oleh faktor-faktor

yang ada )

2. Menurut Harold Spears

”learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to

listen, to follow direction.” (Pembelajaran adalah mengamati, membaca,

meniru, mendengar, untuk mengikuti perintah)

4 Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan forum para pendidik dan guru-

guru dari lembaga pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012, pada tanggal 29 September

2007. td

5 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta,

1995 ), hal. 2

6 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 54-56

Page 23: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3. Menurut James O. Wittaker

”learning maybe defined as a process by wich behavior originates or is

altered through training or experience.” (Pembelajaran didefinisikan

sebagai proses tindakan mengubah dari latihan atau pengalaman )

4. Menurut Silverman

”learning is a process in wich past experience or pratice result in

relatively permanent changes in individual’s repertory of

responses.”changes” in this definition can be desirable or undersirable.

”Experience” and ”practice” mean that the change in responses

cannot be result of maturation, ilness, injury, or bodilygrowht. The

limitation expressed by ”relatively permanent” means that tentave

behavior changes such as the caused by fatigu, drug, or alcoholed,

cannot classed as learning.” (Pembelajaran adalah sebuah proses yang

terjadi pada masa lalu atau tindakan yang menghasilkan nilai perubahan

yang tetap pada setiap manusia)

Secara umum pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya

adalah membantu orang untuk belajar”, dan secara lebih terperinci lagi bahwa

pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang

untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar

sebagai berikut:

1. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

pengalaman atau latihan

2. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh

perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah

ada

3. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa

perilaku yang baik atau perilaku yang buruk

4. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha

dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati,

memikirkan, menghayati, meniru melatih dan mencoba sendiri atau

Page 24: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan perilaku akibat

kematangan atau pertumbuhan fisik itu bukan hasil belajar.

5. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan

perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat

hilang kembali.

6. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut

semua aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik perubahan dalam

pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek

perilaku lainnya.

7. Belajar itu dalam praktiknya dapat dilakukan disekolah atau diluar

sekolah. Belajar disekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada

perubahan perilaku yang baik, sedangkan belajar diluar sekolah

dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan

perilaku yang baik atau buruk.

Setelah dikemukakan pengertian pembelajaran, selanjutnya akan

dibahas mengenai pengertian matematika. Istilah Mathematics (Inggris),

mathematik (Jerman), mathematique (Prancis), matematiceski (Rusia), atau

mathematik (Belanda), berasal dari bahasa latin mathematica yang diambil dari

bahasa yunani mathematike yang berhubungan erat dengan sebuah kata yang

mengandung arti belajar (berfikir).7 Matematika dalam kamus besar bahasa

Indonesia diartikan sebagai ilmu bilangan, hubungan antar bilangan dan

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Matematika menurut Kline merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya

adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara

bernalar induktif.8 James sebagaimana dikutip oleh Suherman berpendapat

bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,

besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

dengan jumlah yang banyak yang terbagi tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan

7 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

IMSTEP UPI, 2003), h. 15 8 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), Cet.2, h. 252

Page 25: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

geometri.”9 Sedangkan Johson dan Rising dalam bukunya mengatakan bahwa

“matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang

logik, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan

dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,

lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.”10

Menurut Reys, matematika merupakan pola tentang hubungan, suatu

jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.11

Sedangkan

menurut Lerner matematika selain sebagai bahasa simbolis juga sebagai bahasa

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.12

Dari beberapa

pengertian matematika yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah cara berpikir dengan bahasa simbolis yang bernalar

deduktif dan induktif yang terdiri dari pengetahuan tentang bilangan-bilangan,

bentuk, susunan besaran, konsep-konsep yang berhubungan dan terbagi ke

dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Matematika merupakan ilmu yang dipelajari di semua pendidikan, ada

banyak alasan perlunya belajar matematika. Menurut Cockroft ada 6 alasan

mengapa matematika perlu dipelajari, yaitu: (1) selalu digunakan dalam segi

kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika, (3)

merupakan sarana komununikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat

digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan

kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6)

memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Dengan demikian pembelajaran matematika adalah proses yang harus

lebih dulu dirancang oleh guru agar mampu mengorganisir semua komponen

dalam belajar matematika dan hendaknya antara komponen yang satu dengan

9 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung,

IMSTEP upi, 2003), h. 16 10 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung,

IMSTEP upi, 2003), h. 17 11 Mulyono, Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2003), h. 253

Page 26: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis dengan tujuan untuk

menciptakan belajar matematika yang efektif.

2. Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran

yang kegiatannya meliputi :

1) Guru menerangkan suatu konsep

2) Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya

3) Guru memberikan soal latihan

4) Siswa menyimak, mengerjakan tugas-tugas serta ulangan atas tes yang

diberikan guru.

Selanjutnya Nasution memberikan ciri-ciri pembelajaran konvensional

yaitu :

1) Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa

secara individual.

2) Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan

media lainnya menurut pertimbangan guru.

3) Siswa bersifat pasif karena harus mendengarkan penjelasan guru.

4) Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada

umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.

5) Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif.

6) Hanya sebagian kecil yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas.

7) Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan.

Jadi pada pembelajaran konvensional diutamakan hasil bukan

proses. Guru mendominasi kegiatan dikelas dan siswa dianggap sebagai

penonton. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori.

Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara

rapi, matematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan

mencernanya saja secara tertib dan teratur , secara garis besar prosedur ini

adalah:13

13 Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2006), h.21

Page 27: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

1) Preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara

sistematis an rapi

2) Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk

mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan

3) Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau

menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks

tertentu atau yang ditulis guru sendiri

4) Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan

yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-

kata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari,

baik yang telah dipelajari secara lisan atau tulisan.

Demikian juga dalam metode drill, dari waktu ke waktu soal yang

diberikan adalah soal-soal dengan tipe yang sama dan tidak bervariasi sehingga

soal-soal latihan tahun sebelumnya bisa dipakai dan guru tidak perlu membuat

lagi yang baru. Dengan menggunakan metode ini materi ini bisa cepat selesai

dan informasi yang diberikan lebih banyak daripada model lainnya, serta guru

bisa santai karena tidak usah membuat persiapan-persiapan pembelajaran yang

rumit. Oleh karena itu metode ini sering dipakai di sekolah-sekolah sampai

saat ini. Karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung

oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi seakan-

akan sudah jadi.14

Pembelajaran konvensional sama dengan pembelajaran tradisional yaitu

proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori.

Siswa dalam kelas ini dianggap memiliki kemampuan pada syarat minimal,

minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajar yang diasumsikan relatif

sama.

Berdasarkan pengertian di atas, dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran konvensional guru menyajikan

pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang telah dipersipkan secara rapi,

14 Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses

Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 177

Page 28: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

sistematis, dan lengkap. Sehingga anak didik tinggal menyimak dan

mencernanya saja secara tertib dan teratur. Tetapi pada strategi pembelajaran

konvensional ini dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus

bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh

soal pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Pada pembelajaran dengan

strategi konvensional ini siswa belajar lebih aktif seperti siswa mengerjakan

latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya

bersama dengan temannya atau disuruh membuatnya di papan tulis.

Ciri umum strategi pembelajaran konvensional adalah definisi dan

teorema disajikan oleh pengajar, contoh soal diberikan oleh pengajar kemudian

latihansoal. Secara garis besar, prosedur pelaksanaannya kurang menekankan

aktivitas fisik siswa, yang diutamakan adalah aktivitas mental siswa, sehingga

banyak orang beranggapan bahwa strategi pembelajaran konvensional

menghasilkan belajar menghafal dan kurang efektif belajar bermakna. Secara

umum strategi pembelajaran konvensional sama dengan cara mengajar biasa

(tradisional), namun di dalam strategi pembelajaran konvensional dominasi

guru berkurang, guru tidak terus berbicara, guru hanya menjelaskan pada

bagian-bagian yang diperlukan saja.

3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa

a. Keaktifan Belajar Siwa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Aktif adalah giat (bekerja,

berusaha)”, sedangkan keaktifan adalah suatu keadaan atau hal di mana siswa

dapat aktif. Pada penelitian ini keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan belajar

siswa. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan

relatif tetap, serta ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Jadi keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan di mana siswa aktif dalam

belajar. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, mengemukakan bahwa Jika

pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Salah satunya, aktif

Page 29: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

dimaksudkan bahwa pada prose pembelajaran guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan.15

Keaktifan belajar Matematika siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa

dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam seperti pada saat siswa

mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat laporan

pelaksanaan tugas dan sebagainya. Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik

membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok, yaitu:16

1. Visual activeties (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau

bermain.

2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti mengemukakan suatu fakta,

menghubungkan sutu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan) seperti mendengarkan

uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.

4. Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan,

laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagaianya.

5. Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar,

membuat grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya.

6. Motor activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan

sebagainya.

7. Mental activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti merenungkan, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan, dan sebagainya.

15 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran” (PT

Prestasi Pustakaraya), Cet 1, Jakarta 2010. hal.237 16 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. ( Sinar Baru Algesindo), Bandung 2005,

hal.172

Page 30: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

8. Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat,

merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Klasifikasi aktivitas belajar dari Diedrich di atas menunjukkan bahwa

aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas di sini

tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung

diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani. Keadaan di mana siswa

melaksanakan aktivitas belajar inilah yang disebut keaktifan belajar. Ketika

matapelajaran tidak menarik, seringkali siswa jenuh dan membuat mereka tidak

dalam belajar. 17

Untuk itu keaktifan siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa sebagai subjek didik itu sendiri

yang melaksanakan belajar, sehingga siswalah yang seharusnya lebih banyak

aktif, bukan gurunya. Perbedaan antara belajar aktif dan pasif menurut Bobby De

Potter dan Mike Hernacki seperti dikutip oleh Heni Purwanti (2006:25) dapat

dilihat pada tabel berikut:

Table 1: perbedaan belajar aktif dan belajar pasif

Aktif Pasif

Belajar apa saja dari setiap situasi Tidak dapat melihat adanya potensi

belajar

Menggunakan apa yang dipelajari

untuk mendapatkan manfaat atau

keuntungan

Mengabaikan kesempatan untuk

berkembang dari suatu pengalaman

belajar

Mengupayakan agar segalanya

terlaksana Membiarkan segalanya terjadi

Bersandar pada kehidupan

Menarik diri dari kehidupan

Berdasar dari perbedaan tersebut, seorang siswa aktif dalam belajar jika

siswa tersebut dapat belajar dari situasi apapun, siswa dapat menggunakan apa

yang dipelajari sehingga apa yang dipelajari tidak sia-sia. Selain itu siswa yang

aktif dalam belajar akan melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuannya.

Siswa yang aktif tidak akan menarik diri dari kehidupan karena dari kehidupan

tersebut siswa dapat belajar banyak hal.

17 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Nusa Media, Cet

ke-3, Bandung 2006.

Page 31: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Dalam rangka menumbuhkan keaktifan belajar matematika siswa

disamping metode pembelajaran yang tepat, maka peran guru dalam kelas

mempunyai peran yang sangat penting yaitu :

a. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa

Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di

dalam kelas. Sebab gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi para

siswa belajar dengan efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya. Dalam

konteks ini Nana Sudjana yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani

mengemukakan bahwa kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau

pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses

pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun

komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi

seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang

merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat

tersebut.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting

terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu

guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi

yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar

dengan efektif. Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan

profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk

membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala

keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian

tujuan pembelajaran.

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya mengemukakan bahwa “proses belajar

yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para

siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar

mengajar tersebut.”Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses

pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri.

Mengenai hal ini E.Mulyasa mengatakanbahwa:Pembelajaran dikatakan berhasil

dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta

Page 32: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat

belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan

berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka.

Sehubungan dengan pentingnya upaya guru dalam membangkitkan keaktifan

siswa dalam belajar, R. Ibrahim dan Nana Syaodih mengemukakan bahwa:

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam

pengajaran siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar.

Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka

hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak

melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas.

Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa,

dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa

depannya.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran upaya guru

dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting. Sebab

keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

dilaksanakan.18

b. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.

Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi

pelaku kegiatan belajar. Demikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan

sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan

pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar.

Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan

keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya dengan

meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip

individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.

18 Ilham, http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB

Page 33: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

1. Meningkatkan minat siswa, kondisi pembelajaran yang efektif adalah

dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat sangat

besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan

melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat

seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki

minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif untuk

mempelajarinya dan sebaliknya, siswa akan kurang keaktifannya dalam

mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya. Oleh karena itu, William

Jams, seperti di kemukakan Moh. Uzer Usman, yang melihat bahwa minat

siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar

siswa. jadi, minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa

secaraaktifdalambelajar.

Sementara Syaiful Bahri Djamarah juga mengemukakan

upaya-upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat

siswa dalam belajar yaitu:

a. Membangkitkanadanyasuatukebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa upaya guru

dalam mengembangkan minat belajar siswa sangat penting dilakukan agar

dia ikut belajar aktif dalam pembelajarannya.

2. Membangkitkan motivasisiswa, setiap perbuatan individu, termasuk

perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif

merupakan suatu tenaga yang berada pada diri siswa yang mendorongnya

untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi menurut Muh.

Uzer Usman adalah “suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi

perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong

tingkah lakunya untuk membuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”

Seseorang siswa yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan

Page 34: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh, gairah atau

semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas

bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan

pelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi sangat diperlukan

seseorang dalam melakukan aktivitas belajar.

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau

belajar secara aktif. Motivasi belajar siswa dapat timbul dari dalam

individu siswa dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.

Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa sendiri tanpa ada ajakan atau

pengeruh dari orang lain disebut motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi

yang timbul akibat pengeruh dari luar diri siswa, apakah karena adanya

ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain disebut motivasi ekstrinsik.

Dari hal tersebut jelas bahwa dalam belajar, siswa mesti memiliki

motivasi belajar yang tinggi, baik yang berasal dari dalam diri maupun

dari luar diri siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk

membangkitkan motivasi siswa dan menjadikannya aktif dalam mengikuti

pembelajaran.

3. Menerapkan prinsip individualitas, salah satu masalah utama dalam

pembelajaran ialah masalah perbedaan individual. Seorang guru yang

menghadapi 40 orang siswa di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi

ciri-ciri satu kelas, tetapi juga menghadapi 40 perangkat ciri-ciri siswa.

Tiap orang siswa memiliki pembawaan-pembawaan yang berbeda, dan

menerima pengaruh dan perlakukan dari keluarganya yang masing-masing

juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila setiap siswa memiliki

ciri-ciri individu sendiri. Ada siswa yang badannya tinggi kurus, atau

pendek gemuk, cekatan atau lambat, kecerdasan tinggi, sedang atau

rendah, berbakat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat

dalam mata pelajaran tertentu, tabah, ulet atau mudah putus asa, periang

atau perenung, bersemangat atau acuh tak acuh, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, pemahaman guru terhadap setiap

individu siswa sangat penting dalam upaya mengembangkan keaktifan

Page 35: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

belajar mereka. Sementara Bloom yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman

menyatakan bahwa: Jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri

sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri pada diri

siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian besar siswa akan dapat

mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab

itu, hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan

kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar secara

individual. Maka sangat penting bagi guru untuk melayani perbedaan-

perbedaan siswa sehingga memungkinkan berkembangnya potensi masing-

masing siswa secara optimal dalam pembelajaran.

4. Menggunakan media dalam pembelajaran.Media pembelajaran adalah

“segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.” Media pembelajaran

sebagai perantara sumber pesan dengan penerima pesan yang berperan

penting dalam proses pembelajaran. Dalam upaya untuk mengembangkan

keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran , hendaknya guru dapat

menggunakan media dalam pembelajaran , di samping untuk memperjelas

materi yang disampaikan juga akan dapat menarik minat siswa.

Media pembelajaran memiliki arti yang cukup penting dalam

kegiatan pembelajaran . Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan

materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran yang disampaikan kepada

siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dengan demikian

siswa akan lebih mudah menerima bahan pelajaran dari pada tanpa

penggunaan media.

Berdasarkan beberapa hal yang telah di kemukakan bahwa jika

guru mampu penggunaan media dalam pembelajaran secara tepat, maka

hal tersebut dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan para siswa

Page 36: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

untuk belajar . Dengan demikian, maka dengan sendirinya keaktifan

belajar para siswa dalam kegiatan pemberbelajaran akan meningkat pula.19

c. Interaksi Pembelajaran

Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari

pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan

kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar peserta didik/subjek

belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat

membawa perubahan tingkah laku serta kesadaran diri sebagai pribadi.20

Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan

interaksi antara dua unsur manusiawi yakni sebagai pihak yang belajar dan guru

sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik sebagai subjek pokoknya.

Ciri-ciri interaksi belajar mengajar, yakni memiliki tujuan, ada suatu prosedur

(jalannya interaksi) yang direncana, ditandai dengan adanya aktivitas, ada guru

yang berperan sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu

untuk pencapaian tujuan serta sudah barang tentu perlu adanya kegiatan penilaian.

Interaksi belajar mengajar yang baik, khususnya dalam pembelajaran matematika

adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu

menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan

agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui

kegiatan belajar.

Bruner berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi

yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan

struktur-struktur matematika itu. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu

materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehenshif, peserta didik

lebih mudah mengingat materi itu bila yang dipelajari merupakan pola yang

berstruktur.

19 http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalam-mengembangkan-

keaktifan-belajar-siswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB

20 Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

2006

Page 37: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Dalam belajar matematika peserta didik harus berperan aktif. Peran

aktif ini dapat terlaksana apabila menggunakan cara belajar yang sesuai, sehingga

diharapkan dapat menyebabkan perkembangan potensi intelektualnya, rasa

puasnya serta motivasinya. Ini berati ganjaran diperoleh dari dalam. Menurut

Bruner, belajar dari luar biasanya mengakobatkan belajar hafalan sehingga

pengertian terhadap matematika yang dipelajari sangat minim.

Konsep-konsep matematika dipelajari menurut tahap-tahap bertingkat

seperti halnya dengan tahap periode perkembangan intelektualnya. Menurut

Hudoyo, tahap-tahap itu adalah:

a. Permainan bebas (Free Play). Permainan bebas adalah tahap belajar konsep

yang terdiri dari aktifitas yang tidak terstruktur dan tidak diharapkan yang

memungkinkan peserta didik mengadakan eksperimen dan memanipulasi

benda-benda konkrit dan abstrak dari unsur-unsur konsep yang dipelajari

itu.

b. Permainan yang menggunakan aturan (Games). Di dalam tahap ini peseta

didik mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat di dalam

konsep (peristiwa-peristiwa).

c. Permainan mencari kesamaan sifat (Searching for communalities).

Membantu peserta didik dalam permainan yang menggunakan aturan untuk

dapat melihat kesamaan struktur dengan mentranslasikan dari suatu

permainan kebentuk permainan yang lain, sedang sifat-sifat abstrak yang

diwujudkan dalam permainan itu tetap tidak berubah dengan translasi itu.

d. Permainan dengan representasi (Representation). Dalam tahap ini peserta

didik mencari kesamaan sifat dari situasi yang serupa.

e. Permainan dengan simbolisasi (Simbolization). Permainan dengan

menggunakan simbol ini merupakan tahap belajar konsep dimana peserta

didik perlu merumuskan representasi dari tiap konsep dengan menggunakan

simbol matematika.

f. Formalisasi (Formalization). Setelah peserta didik mempelajari suatu

konsep dan struktur matematika yang saling berhubungan, peserta didik

harus mengurut sifat-sifat itu untuk dapat merumuskan sifat-sifat baru.

Page 38: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Belajar dari luar biasanya mengakibatkan belajar hafalan sehingga

pengertian terhadap matematika yang dipelajari sangat minim. Oleh karena itu

terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, yaitu:

a. Peserta didik

Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada peserta

didik. Bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap matematika,

bagaimana kesiapan dan kemampuan peserta didik untuk mengikuti kegiatan

belajar matematika, bagaimana kondisi fisiologis dan psikologis pada saat

belajar matematika. Semua itu sangat menentukan tingkat dan keberhasilan

proses dan hasil belajar matematika.

b. Pengajar

Faktor lain setelah peserta didik adalah pengajar. Apabila pengajar

mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi matematika,

menguasai materi dengan baik, memiliki pengalaman cukup, kepribadian

yang disegani peserta didik, dan memiliki motivasi yang selalu disalurkan

kepada peserta didik, maka proses belajar matematika akan belajar efektif

karena mutu pengajaran yang tinggi, sehingga peserta tidak mengalami

kesulitan dalam belajar matematika.

c. Sarana dan prasarana

Saran yang baik diperlukan untuk menunjang proses belajar yang

efektif, seperti buku paket, persediaan perpustakaan dan alat bantu belajar

sebagai alat penunjang untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Selain sarana diperlukan pula prasarana yang mapan, seperti tata ruang yang

bagus, sejuk, bersih, dan tempat duduk yang nyaman. Hal ini akan lebih

memperlancar terjadinya proses belajar.

d.Penilaian

Penilaian merupakan tolak ukur bagaimana berlangsungnya proses

pembelajaran. Dari hasil penilain ini pendidik dapat melihat perubahan hasil

belajar peserta didik. Tugas pendidik terhadap hasil penilaian ini adalah

memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih meningkatkan hasil

Page 39: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

belajar matematika atau terus mempertahankan hasil yang diperoleh dengan

maksimal.

Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan, karena mata pelajaran matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bilangan simbol.

Matematika juga merupakan dasar dalam menguasai pelajaran lain. Tujuan

belajar matematika adalah untuk menpersiapkan siswa agar sanggup

menghadapi perubahan ke depan melalui latihan atas dasar pemikiran secara

logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan koefisien. Untuk mencapai hasil

belajar matematika, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Cara penyampaian belajar matematika

Untuk menanamkan pemahaman akan konsep matematika perlu

model pembelajaran yang baik. Matematika bukan pelajaran yang sulit

asalkan metode pembelajaran sesuai, dan guru harus menguasai materi yang

diajarkan agar tidak timbul kesalahpahaman persepsi dan bila persepsi

pembelajaran matematika terjadi dengan lancar dan disampaikan secara

kontinu (bertahap dan berurutan) maka hasil belajar matematika dapat lebih

baik.

2. Batas kemampuan siswa dalam menerima pelajaran matematika

Dalam proses belajar mengajar, guru akan menghadapi siswa yang

berbeda dalam penyerapan pelajaran, sehingga guru harus mengetahui apakah

siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang atau lambat.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pembelajaran Kooperatif

Erman Suherman, menyatakan bahwa pembelajarankooperatif mencakup

suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah timuntuk menyelesaikan

sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk

mencapai tujuan bersama.21

Menurut Anita Lie, sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

21 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan

Pendidikan Matematika FMIPA UPI. 2003, hal.218

Page 40: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

tugas-tugas terstruktur disebut sebagaisistem “pembelajaran gotong royong” atau

pembelajaran kooperatif22

. Posamentier secara sederhana menyebutkan

cooverative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa

siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa

tugas.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil

atau tim untuk salingmembantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam

menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan

sesuatu untukmencapai tujuan bersama dalam pembelajaran. Pengelompokan

yang dikembangkan oleh Gabriele Rico adalah suatu cara memilah pemikiran-

pemikiran yang saling berkaitan dan menuangkannya.24

kebanyakan pembelajaran

yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-cirisebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,

danrendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jeniskelamin berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.Menurut

Roger dan David Johson seperti yang dinyatakan oleh Anita Lie, bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajarankooperatif sehingga

untuk mencapai hasil yang maksimal perlu diterapkan limaunsur model

pembelajaran kooperatif, yaitu:

a) Saling ketergantungan positif, artinya keberhasilan kelompok

sangatdipengaruhi oleh usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan

kelompokkerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian

22 Anita Lie, Cooperative Learning mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang

kelas, (Grasindo) cet. 8, Jakarta 2008, hal. 12 23 Rachmadi Widdiharto, Model-model pembelajaran matematika SMP, disampaikan pada

diklat instruktur/pengembang matematika SMP jenjang dasar tanggal 10–23 Oktober 2004.hal. 13 24 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning membiasakan belajar nyaman

dan menyenangkan, Kaifa, Bandung 1999. hal. 180

Page 41: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

rupa, sehinggasetiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya

sendiri agar yang laindapat mencapai tujuan mereka.

b) Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap anggota kelompok

harusmelaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan

kelompok.

c) Tatap muka, artinya setiap kelompok harus diberikan kesempatan

untukbertemu dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan mendorong

siswa untukmembentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota

kelompoknya. Intidari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, danmengisi kekurangan masing-masing.

d) Komunikasi antar anggota, unsur ini menghendaki agar siswa dibekali

denganberbagai ketrampilan berkomunikasi, karena keberhasilan

kelompok jugabergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling

mendengarkan dankemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat

mereka.

e) Evaluasi proses kelompok, guru perlu menjadwalkan waktu khusus

bagikelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil

kerja samamereka agar selanjutnya bisa bekerja sama secara efektif.

Menurut Muslimin Ibrahim, model pembelajaran kooperatifsetidak-

tidaknya mempunyai tiga tujuan pembelajaran.

Tujuan yang pertama yaitu meningkatkan hasil belajar akademik di

mana siswa dituntut untuk menyelesaikantugas-tugas akademik.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalammembantu

siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang modelini

telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah

dapatmeningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan

perubahan norma yangberhubungan dengan hasil belajar.

Tujuan kedua yaitu pembelajaran kooperatifmemberi peluang pada

siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuksaling bergantung

satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melaluipenggunaan

Page 42: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu

samalain.

Tujuan ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk

mengajarkan kepadasiswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan ini penting untukdimiliki di dalam masyarakat di mana

kerja orang dewasa sebagian besardilakukan dalam organisasi yang

saling bergantung satu sama lain.Terdapat enam langkah utama di

dalam menggunakan pembelajarankooperatif.

Adapun Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif adalah:

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasisiswa

2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajarantersebut dan memotivasi siswa belajar.

3) Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswadengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

4) Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajarGuru

menjelaskan kepada siswa bagaimanacaranya membentuk kelompok

belajar danmembantu setiap kelompok agarmelakukan transisi secara

efisien.

5) Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-

kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakantugas mereka.

6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentangmateri yang telah dipelajari atau

masingmasing

7) kelompok mempresentasikan hasilkerjanya.

8) Memberikan penghargaan.

b. Metode Course Review Horay

1. pengertian Course Review Horay

Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat

mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini

merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahamanmateri

yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode

pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk

Page 43: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

belajar ketrampilan dan isi akademik. Pembelajaran dengan metode Course

Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial

yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran

melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan

kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama

siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan

bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi

yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari

konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal.

Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak

berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya

bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana

belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati

pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar

2. langkah-langkah metode Course Review Horay

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru mendemontrasikan/menyajikan materi

3. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai

dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera

masing-masing siswa.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak

yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda

benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x).

6. Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal

harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.

8. penutup25

25 Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar

Yogyakarta 2009) hal.129

Page 44: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

5. Statistika dan peluang

a. Statistika

1. Pengertian populasi

Populasi adalah kumpulan atau sekelompok objek yang akan menjadi

penelitian, tentu saja tiap anggota populasi itu harus mempunyai sifat-sifat

yang sama.

2. sampel

Sampel merupakan bagia dari populasi, misalkan pada suatu penelitian

yang melibatkan poupulasi dalam jumlah yang banyak, tentu akan memakan

biaya dan waktu yang banyak pula oleh karena itu, diambil sampel saja sebagai

wakil dari populasi.

3. Penyajian data Statistik

a. Penyajian data tunggal

b. Penyajian data kelompok

4. Mean(rata-ata), Median dan Modus

Mean, Median dan Modus merupakan ukuran pemusatan data dalam

statistik yaitu untuk mencari nilai rata-rata, nilai tengah dan angka yang sering

muncul pada sebuah data.26

5. Jangkaun data dan Quartil

Jangkauan (rentangan) selisih antara data terbesar dan data terkecil,

sedangkan jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas dengan

kuartil bawah.

Quartil berarti pengelompokan empat-empat, membagi data yang

telah diurutkan menjadi empat bagian sama banyak. Untuk menyatakan

quartil digunakan huruf Q, yang terdiri dari Q1, Q2 dan Q3.

6. Menyajikan data Tunggal dalam Tabel dan Diagram.

a. Tabel Frekuensi

26 Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, (Dwi

Pustaka Jaya), Jakarta 2010, hal. 37

Page 45: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

yaitu dengan mengubah data tunggal menjadi data kelompok yang disusun

dalam bentuk tabel, sehingga data yang sangat banyak lebih mudah

dimengerti.

b. Histogram (Diagram batang)

Histogram adalah sebuah Grafik yang disajikan dalam bentuk

batang dan ukuran lebarnya sama.

c. Poligon Frekuensi (Diagram Garis)

Poligon Frekuensi adalah sebuah grafik yang disajikan berupa

garis-garis yang menghubungkan antara titik satu dengan yang lain.

d. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran adalah sebuah grafik yang disajikan dalam

bentuk lingkaran dengan terlebih dahulu menghitung besar sudut pusat

pada setiap juring lingkaran sebagai penempatan setiap bagian data.

b. Peluang

1. Pengertian Peluang

Jika kita mengetos (melempar undi) mata uang logam maka

permukaanmata uang yang akan nampak (muncul) tidak dapat ditentukan

sebelumnya. Jadi munculnya salah satu permukaaan merupakan suatu

kemungkinan.

2. Pengertian Percobaan, Ruang Sampel, dan Titik Sampel

Untuk memahami masalah ini, mari kita perhatikan dua benda

yang ditunjukkan pada Gambar Mata Uang dan Dadu. Jika uang logam

kita lempar ke udara dan jatuh maka hasilnya akan muncul

Gambar (G) atau Angka (A). Jika dadu kita gulirkan ke lantai maka

hasilnya akan muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.

a) Percobaan melempar uang logam

Himpunan dari semua hasil percobaan yang muncul pada

melempar uang

logam, yaitu himpunan {G, A}

Himpunan {G, A} disebut ruang sampel.

G dan A merupakan titik sampel.

Page 46: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Teori yang berkaitan dengan meramalkan sesuatu kejadian disebut

teorikemungkinan atau teori peluang atau probabilitas.

Kegiatan melempar uang logam, menggulirkan mata dadu disebut

b) Percobaan menggulirkan dadu

Pada percobaan menggulirkan dadu, ruang sampelnya adalah {1, 2,

3, 4,5, 6}

Titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

c).Pengertian Tindakan Acak atau Kejadian Acak melalui Beberapa

Percobaan Kita tahu bahwa dalam percobaan, misalnya melempar uang

berkali-kali secara acak akan muncul gambar atau angka. Tindakan

melempar uang berkalikali secara acak disebut tindakan acak.

Seringnya muncul gambar atau angka disebut kejadian acak.

3. Menghitung Peluang

a) Menghitung Peluang dengan Pendekatan Frekuensi Nisbi.

Daripercobaan melempar mata uang logam sebanyak 50 kali diperoleh

muncul angka 20 kali.

Tentukan:

1) frekuensi nisbi muncul angka

2) frekuensi nisbi muncul gambar!

Penyelesaian:

Dari hasil percobaan 50 kali lemparan diperoleh:

Muncul angka = 1 kali

Muncul gambar = 1 kali

d. Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin

muncul dalam suatu percobaan.

e. Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel.

B. Kerangka Konseptual

Keaktifan belajar matematika siswa sangat penting untuk ditingkatkan

karena keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran

yang dilaksanakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran masih

Page 47: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Oleh karena itu, diperlukan

usaha perbaikan yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

menekankan pada interaksi siswa dan kerjasama kelompok. Salah satu tipe

pembelajaran kooperatif adalah tipe Course Review Horay, dimana dalam proses

pembelajarannya siswa lebih banyak belajar pada teman sebaya. Siswa dapat

saling mengungkapkan ide bersama temannya, melakukan diskusi dan

mengerjakan soal bersama, sehingga diharapkan dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar

matematika siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar

matematika siswa pada pokok bahasan Statistika dan peluang di SMP Darul

Ma’arif Cilincing Jakarta Utara.

Page 48: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Identifikasi

Masalah

(Refleksi Awal)

Perumusan

Masalah

Hipotesis

Tindakan

Perencanaan

Tindakan

Pelaksanaan

Tindakan

dan Observasi

Analisis Data

Refleksi

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Indikator Keberhasilan

BelumTercapai Tercapai

STOP

Dan refleksi

Pemantapan

Tujuan/Indikator

Keberhasilan.

Kajian

Teori dan

Empiris

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian

yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang

untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses

perbaikan dan perubahan .27

Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta

memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :28

27 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja

Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005.hal 11 28http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=546&q=Konsep+Dasar+Penelitian+Tin

dakan+Kelas+Classroom+Action+Research&aq=f&aqi=&aql=&oq=Konsep+Dasar+Penelitian+Ti

ndakan+Kelas+Classroom+Action+Research&fp=1102bc494991dbbe di akses januari 2011: 20:15

WIB

Page 49: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta

Utara. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX SMP Darul Ma’arif Cilincing

Jakarta Utara semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.

D. Desain Penelitian

Menurut model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat

langkah, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan

(observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral

dan dipandang sebagai satu siklus.29

PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan

belajar matematika siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta Utara pada

pokok bahasan Statistika dan peluang melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay. Secara rinci prosedur penelitian tindakan

ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah

menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah

dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana

pembelajaran, LKS, lembar observasi, dan pedoman wawancara di bawah

bimbingan dosen. Pembuatan rencana pembelajaran dan LKS dikonsultasikan

dengan guru dan dosen.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru melaksanakan desain pembelajaran kooperatif tipe

Course Review Horay yang telah direncanakan. Dalam usaha kearah perbaikan

suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa

29 Rochiati Wiriaatmadja,............................hal. 66

Page 50: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Tahap pelaksanaan dalam

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay ini meliputi:

1) Tahap mengajar

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b) Guru mendemontrasikan/menyajikan materi

c) Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab

d) penutup30

2) Tahap kompetisi

a) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai

dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera

masing-masing siswa.

b) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak

yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda

benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x).

c) Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal

harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.

d) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.

3) Tahap penghargaan

Penghargaan diberikan kepada:

a) Kelompok yang terbanyak mendapat jawaban benar jumlah horenya.

b) Kelompok yang mempunyai nilai sesuai kriteria yang sudah ditentukan.

Berikut kriteria penentuan penghargaan:

Tabel 2 : Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok

Rata-rata Kelompok Penghargaan Kelompok

45 ≤ rata-rata kelompok < 50 Good Team (Kelompok Baik)

50 ≤ rata-rata kelompok < 60 Great Team (Kelompok Hebat)

rata-rata kelompok ≥ 60 Super Team (Kelompok Super)

(Sumber: Slavin (1995: 90) dengan beberapa perubahan)31

30 Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”Pustaka pelajar

Yogyakarta 2009, hal.129

Page 51: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

c. Observasi

Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini sebagai

upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam melakukan observasi,

peneliti dan observer (kolaborator) mengamati jalannya pembelajaran

berdasarkan lembar observasi keaktifan siswa yang telah disiapkan oleh

peneliti.

d. Refleksi

Pada tahap ini kolaborator berdiskusi dengan guru (peneliti sendiri)

mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi

bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat

pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan akan digunakan

sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus berikutnya.

2. Siklus II

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan sebagai

perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode Course Review

Horay pada siklus I. Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama

dengan siklus I yaitu diawali dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi. Perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan oleh

peneliti dengan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Menurut Rochiati

Wiriaatmadja, apabila perubahan yang bertujuan meningkatkan kualitas

pembelajaran telah tercapai, atau apa yang diteliti telah menunjukkan

keberhasilan, siklus dapat diakhiri.32

31 Slavin, Robert E, Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston:

Allyn&Bacon.1995). hal 90.

32 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja

Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.2005. hal 66

Page 52: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Peneliti (guru bidang studi) dan kolaborator

Peneliti dan kolaborator merupakan instrumen dalam penelitian

kualitatif karena peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,

penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil

penelitiannya.33

b. Lembar Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan

siswa. Lembar observasi keaktifan siswa merupakan lembar yang berisi

pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa pada saat

pembelajaran di dalam kelas dan kelompok. Peneliti menetapkan 3 indikator

untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap indikator

diberikan nilai sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa dalam satu

kelompok dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3 : Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Nilai Keterangan

0 -1siswa

melakukan

Keaktifan siswa (Kurang)

2 – 3 siswa

melakukan

Keaktifan siswa (Sedang)

4 – 5 siswa

melakukan

Keaktifan siswa (Baik)

c. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk menanyakan dan megetahui hal-hal

yang tidak dapat/kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu, untuk

33 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002.

hal 121

Page 53: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana

tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Course Review Horay untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran

tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifa

belajar siswa yang telah dipersiapkan.

b. Metode Wawancara

Rochiati Wiriaatmadja34

menjelaskan bahwa wawancara merupakan

pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang

dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap kolaborator dan

siswa. Wawancara untuk mengungkap data yang sulit dicari/ditemukan pada

saat observasi serta untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan Course Review Horay. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa, daftar

nilai siswa, foto kegiatan pembelajaran, . Dokumentasi dilakukan untuk

memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Dokumentasi foto

memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan kelompok siswa

dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus

tindakan. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus

berikutnya.

34 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja

Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.2005. hal 117

Page 54: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

1. Analisis Data Hasil Observasi

Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali

kelengkapan data dari berbagai sumber, kemudian analisis data dilakukan pada

semua data yang sudah terkumpul yaitu : hasil observasi, hasil belajar

kelompok siswa, dan hasil catatan lapangan. Semua data dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif.

Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi

terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses

aktivitas belajar siswa. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan

baik (3), sedang (2), kurang (1). Sedangkan klasifikasi rata-rata aktivitas

belajar siswa menggunakan kategori sebagai berikut:

0 – 1 : Keaktifan siswa kurang

1,1 – 2 : Keaktifan siswa Sedang

2,1 – 3 : Keaktifan siswa baik

Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang

diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, yang sudah dikonsultasikan

seebelumnya dengan kolaborator, kemudian mengadakan rekapitulasi data dan

menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan skala

penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna.

G. Indikator Keberhasilan

Keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan Statistika dan

peluang di SMP Darul Ma’arif Jakarta kelas IX setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay akan dikatakan meningkat

jika hasil rata-rata sebagai berikut:

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan

sebagai berikut:

1. Rata-rata aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap

siklus harus dalam kategori baik.

2. Rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang diberikan pada setiap siklus

harus mencapai lebih atau sama dengan 60. (sesuai dengan KKM sekolah).

Page 55: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Pra Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati proses

pembelajaran matematika di kelas. Peneliti (guru) dalam hal ini mengamati proses

pembelajaran terhadap kelas IX-1 dan IX-2 dari awal semester pertama,

berdasarkan pengamatan dari peneliti (guru kelas), maka kelas IX-2 masih banyak

siswa yang kurang aktif dalam mengikuti poses pembelajaran matematika

dibandingkan dengan kelas IX-1. Hal ini terlihat dari tugas yang diberikan oleh

guru, pada kelas IX-2 kalau diberikan tugas oleh guru masih banyak yang tidak

mengumpulkan.

Peneliti (guru kelas) melihat bahwa kelas IX-2 berbeda dengan kelas IX-1,

Perbedaan terlihat ketika guru menginstruksikan siswa untuk mengerjakan soal

latihan. Siswa-siswa kelas IX-1 cenderung tetap tenang ketika megerjakan soal

latihan, sedangkan siswa kelas IX-2 cenderung lebih ramai. Pada saat guru tidak

ada di kelas suasana di kelas IX-2 juga lebih gaduh dibandingkan dengan kelas

IX-1.Kemudian peneliti menanyakan kepada beberapa siswa kelas IX-2 mengapa

mereka hanya diam jika guru bertanya atau memberi kesempatan bertanya, tetapi

mereka ramai saat guru tidak ada atau diberi tugas menyelesaikan soal. Beberapa

siswa tersebut menjawab bahwa mereka takut salah jika bertanya atau menjawab

pertanyaan dari guru secara langsung. Ketika mereka diminta mengerjakan soal,

mereka berusaha bertanya kepada teman yang lain sehingga kelas menjadi gaduh.

Tetapi ada juga yang hanya ngobrol-ngobrol dan tidak ada inisiatif untuk bertanya

kepada temannya yang lain, mereka hanya menunggu contekan dari temannya

yang sudah selesai mengerjakan soal.

Berdasar pengamatan tersebut, peneliti(guru kelas) melihat bahwa siswa

kelas IX-2 sudah cukup aktif karena ada keinginan bertanya kepada teman ketika

mereka tidak paham. Meskipun demikian, keaktifan belajar matematika siswa

kelas IX-2 masih perlu ditingkatkan dengan harapan prestasi belajar juga

meningkat.

Page 56: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Peneliti membentuk 9 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 5

sampai 6 orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-

beda. Karena jumlah siswa putra lebih sedikit, maka untuk setiap kelompok ada

yang beranggotakan 2 siswa putra atau hanya terdapat 1 siswa putra. Tidak ada

siswa yang berkomentar tentang pembagian kelompok tersebut.

Berdasarkan kesepakatan dengan kolaborator, pelaksanaan penelitian

dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas IX-2. Secara rinci

jadwal pelajaran matematika kelas IX-2 adalah sebagai berikut:

Tabel. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2

Hari Jam Pelajaran ke- Waktu

Rabu 1, 2 07:00 – 08:20

Kamis 7, 8 11:20 – 12:40

Sabtu 2, 3 07:40 – 09:00

B. Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai pada hari Rabu tanggal 10 November

2010 samapi tanggal 02 Desember 2010. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2

siklus. Adapun pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel berikut:

Tabel . Waktu Pelaksanaan Penelitian

Siklus Pertemuan

ke-

Hari / Tanggal Kegiatan

I 1 Rabu, 10 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS I)

2 Kamis, 11 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 2)

3 Sabtu, 13 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 3)

4 Kamis, 18 November

2010

Kompetisi Course Review Horay

Page 57: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan yang telah dibuat, dikonsultasikan juga dengan Dosen

Pembimbing dan kolaborator. Berdasarkan hasil diskusi antara kolaborator dan

peneliti, disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah

tentang Statistika dan peluang. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini

antara lain sebagai berikut:

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran

2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 1, 2, dan 3

3) Menyusun dan mempersiapkan soal-soal kompetisi.

4) Menyiapkan daftar kelompok yang telah disiapkan sebelumnya.

5) Menyiapkan sertifikat penghargaan.

6) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi.

7) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatankegiatan

selama proses pembelajaran berlangsung seperti kamera dan lain-lain.

b. Pelaksanaan

1. Belajar Kelompok

Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

5 Sabtu, 20 November

2010

Penghargaan dan perbaikan pada

Siklus I

II 1 Rabu, 24 Novemberr

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 4)

2

Kamis, 25 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 5)

3 Sabtu, 27 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 6)

4 Rabu, 01 Desember

2010

Kompetisi Course Review Horay

5 Kamis, 02 Desember

2010

Penghargaan kelompok

Page 58: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun. Peneliti (guru kelas) dibantu oleh seorang kolaborator yang juga

merupakan staf di di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran,

peneliti dan kolaborator ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok

membantu guru membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Kolaborator

membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar

observasi.

Deskripsi pelaksanan dan pengamatan pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay di kelas

IX-2 adalah sebagai berikut:

2) Presentasi Kelas

Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 November 2010.

Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam,kemudian meminta siswa

untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Guru

menjelaskan kepada siswa bahwa mulai hari ini pelaksanan pembelajaran akan

dilaksanakan berbeda dengan pembelajaran biasanya, yaitu dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, Kemudian guru memotivasi

siswa agar lebih aktif pada saat belajar berkelompok.

Guru juga menyampaikan bahwa siswa tidak perlu merasa terganggu

dengan kehadiran kolaborator karena koaborator akan ikut membantu guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. Kemudian guru mempresentasikan materi tentang

Statistika secara garis besarnya saja. Guru menyampaikan materi tentang

populasi,sampel dan titik sampel dan penyajian data tunggal dan data kelompok.

Setelah selesai mempresentasikan materi selama kurang lebih 15 menit, guru

menginstruksikan kepada siswa untuk mendiskusikan LKS 1 dan

mengerjakannya. Pada akhir pertemua siswa disuruh membuat kotak jawaban

untuk melakukan kompetisi course Review Hoaray.

Page 59: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 1: Guru mempresentasikan materi.

Pada pertemuan kedua, siswa sudah berkelompok karena pada pertemuan

sebelumnya pada hari Rabu sudah diinstruksikan oleh guru untuk langsung

berkelompok jika pelajaran matematika dimulai. Materi yang disajikan pada

pertemuan kedua adalah menentukan nilai rata-rata, median dan modus. Guru

mengawali pertemuan dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan

untuk mengingat materi pada pertemuan sebelumnya. Guru menenangkan siswa

dan mempertegas kesimpulan yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya.

Setelah mempresentasikan materi, guru dan kolaborator membagikan LKS 2 pada

setiap kelompok untuk mendiskusikannya. Selama kurang lebih 30 menit stiap

kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh

kelompok yang lain. Untuk menguji pemahanan siswa terhadap materi yang di

diskusikannya, siswa diminta membuat kotak jawaban untuk melakukan

kompetisi sebagaimana langkah-langkah pada pembelajaran Course Review

Horay.

Gambar 2 : Siswa-siswi belajar kelompok

Page 60: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Pada pertemuan ketiga, guru tidak banyak memberikan pengantar. Guru

hanya menyampaikan bahwa pada hari itu materi yang akan dipelajari adalah

tentang Jangkauan data, kuatil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Untuk

lebih jelasnya dalam memahami materi guru meminta siswa agar mengerjakan

LKS 3 dengan berdiskusi. Guru menyampaikan bahwa terdapat soal-soal latihan

dalam LKS 3 yang harus diselesaikan dan dipresentasikan hasilnya.

Pertemuan keempat pada siklus pertama adalah kegiatan kompetisi course

review horay dan materi yang akan dikompetisikan adalah materi dari LKS I

sampai LKS 3 pada pertemuan keempat siswa diminta untuk membuat kotak

jawaban sebanyak 25 kotak dengan catatan mendatar dan menurun sebanyak 5

kotak jawaban ini lebih banyak dari pertemuan sebelumnya yang hanya 9 kotak.

Pada pertemuan keempat ini siswa tampak lebih aktif dari pertemuan sebelunya

dikarenakan mereka sama-sama ingin menunjukkan kelompok mereka menjadi

yang terbaik dan mendapat penghargaan.

Pertmuan kelima pada siklus I adalah pemberian penghargaan terhadap

kelompok yang terbaik. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru

lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok

terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai

motivasi kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Kelompok yang mendapat

pengharggaan pada siklus I adalah kelompok 1, 3 dan 8. Kemudian tiap kelompok

yang mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan

untuk menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai

dengan tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat

penghargaan.Selanjutnya mereka disuruh berkemlompok kembali untuk

membahas soal-soal latihan yang berkaitan dengan pelajaran dari LKS 1 sampai

LKS 3. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi hal-hal yang

perlu diperbaiki pada siklus II sehingga problem-problem yang kurang pada siklus

I dapat dipecahkan pada siklus II.

3) Kompetisi

Kegiatan kompetisi dilaksanakan pada pertemuan keempat, yaitu hari

Kamis 18 November 2010. Turnamen diikuti oleh 47 siswa, Pada pertemuan

Page 61: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

sebelumnya guru telah meminta semua siswa mempersiapkan diri, agar dapat

mengerjakan soal kompetisi dengan baik. Sebelum kompetisi dimulai, guru

menjelaskan bahwa setiap siswa akan mewakili kelompok mereka masing-masing.

Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian grup yang

telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan kolaborator membantu

mengkondisikan siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Langkah selajutunya

guru memberikan penjelasan mengenai aturan kompetisi yang harus dilakukan

oleh setiap siswa dan kelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya

sebelum kompetisi dimulai agar pelaksanaan kompetisi ini berjalan dengan lancar.

Guru juga menjelaskan bahwa materi kompetisi adalah materi dari LKS 1 sampai

LKS 3, kemudian tiap kelompok diminta membuat 25 kotak jawaban dengan

nomer tiap kotak diisi dengan acak, ini sesuai dengan langkah-langkah pada

pembelajaran course review horay. selanjutnya guru langsung membacakan soal

secara acak, kelompok yang sudah mendapatkan jawaban benar mendatar ,

menurun ataupun diagonal langsung bertirak horay. Setelah 5 soal dibacakan oleh

guru ternyata dari kelompok satu langsung berteriak horay dan suasana kelas

menjadi rame, ternyata setelah dicek olekh guru kelompok mereka sudah

mendapatkan jawaban mendatar dengan benar dan semuanya ditandai dengan

ceklis. Suasana tanpak tambah rame dengan tepuk tangan dengan kata-kata horay

saat kelompok 8 dan 3 juga bisa menjawab dengan benar. Diakhir kompetsi

kelompok yang dapat menjawab dengan benar dan jawabannya bisa lurus,

mendatar, menurun dan mendatar terdapat pada kelompok 1, 3 dan 8 kelompok

yang lain bisa menjawab dengan benar akan tetapi kelompok mereka jawabannya

tidak pas mendatar, menurun ataupun diagonal. Setelah selesai kompetisi setiap

kelompok diminta untuk menyerahkan hasil kompetisi yang selanjutnya untuk

dinilai oleh guru sebagai acuan untuk menentukan kelompok terbaik pada

peremuan selanjutnya. Karena guru telah menjelaskan sebelumnya bahwa

kelompok terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan.

4) Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang telah memenuhi

kriteria. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru lansung

Page 62: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok terbaik

berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai motivasi

kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Kelompok yang mendapat

pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3 dan 8. Kemudian tiap kelompok yang

mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk

menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan

tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat penghargaan.

Gambar 3 : Guru memberikan Penghargaan kepada siswa.

Selanjutnya selama kurang lebih 15 menit guru pemberian penghargaan

dan motivasi kepada siswa, mereka disuruh berkemlompok kembali untuk

membahas soal-soal latihan yang berkaitan dengan pelajaran dari LKS 1 sampai

LKS 3. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi hal-hal yang

perlu diperbaiki pada siklus II sehingga problem-problem yang kurang pada siklus

I dapat dipecahkan pada siklus II.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti (guru kelas) dan dibantu oleh

seorang kolaborator. Berdasarkan hasil penenelitian pada siklus I, maka diperoleh

hasil rata-rata poin sebagai berikut:

Hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I

Kelompok Poin latihan soal kelompok

(Siklus I)

Poin kompetisi

(Siklus I) Penghargaan

1 68,50 65,50 Super Team

2 48,25 40,50 -

Page 63: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3 62,50 59,50 Supert Team

4 49,50 42,25 -

5 47,75 46,50 -

6 50,50 52,25 -

7 58,25 53,50 -

8 60,25 60,50 Super Team

9 57,50 56,75 -

Jumlah 503,00 477,25

Rata-rata

kelompok 55,89 53,03

Berdasarkan dari data diatas, maka kelompok yang mendapat

penghargaan adalah kelompok 1, 3 dan kelompok 8. Nilai rata-rata ini diambil

dari hasil belajar kelompok dari LKS I sampai LKS 3 kemudian nilai dari hasil

kompetisi pada siklus I. dari nilai yang ada terlihat bahwa keaktifan belajar siswa

masih kurang indikatornya adalah nilai mereka masih banyak yang rendah, oleh

karenma itu perlu adanya perbaikan pada siklus II. Dalam hal ini setiap akhir

pertemuan peneliti (guru) dan kolaborator membahas hasil dari observasi yang

baru didapat, ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan setiap siswa dan

kelompok. Selajutnya peneliti dan kolaborator mempersiapakan langkah-langkah

untuk perbaikan pada siklus berikutnya agar keatifan dan nilai mereka manjadi

lebih baik dari pada siklus I.

Table Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus

Dan per aspek Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan Total

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Jumlah Rata-

rata Ket.

1. Mencatat materi,

Merespon

pertanyaan/intruksi guru.

1,68 1,70 1,72 1,81 1.48 8.39 1,68 S

2.

Berdiskusi dalam

kelompok, mengerjakan

soal LKS dan kompetisi 1.63 1.70 2.11 1.81 1.72 8.97 1.79 S

Page 64: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3. mempresentaisikan hasil

kerja kelompok dan

memamfaatkan sumber

belajar yang ada.

1.15 1.49 1.60 1.62 1.39 7.25 1.45 S

Jumlah 4.46 4.89 5.43 5.24 4.59 24,61 4.92

Rata-rata 1.49 1.63 1.81 1.75 1.53 8.21 1.65 S

Keterangan S S S S S Keaktifan siswa

Sedang

Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 1

Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar

siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada

siklus I adalah mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,68

dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok,

mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 1,79 dengan kategori Sedang. Dan

pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber

belajar yang ada sebesar 1,45 dengan kategori Sedang.

Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati sebesar 1,65

dengan kategori keaktifan belajar siswa sedang. Dengan demikian keaktifan

belajar siswa pada siklus I ini secara keseluruhan masih dalam kategori sedang,

sehingga penelitian tetap dilanjutkan pada siklus ke II. ( Hasil observasi Untuk

keseluruhan perindividu terlampir).

Menurut pengamatan peneliti sedikit siswa yang mempunyai inisiatif

untuk mencatat materi baik setelah guru selesai presentasi atau dalam belajar

0

0,5

1

1,5

2

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5

Rata-rata

Rata-rata

Page 65: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

kelompok. Sebagian besar siswa menunggu instruksi guru untuk mencatat. Selain

itu siswa dalam hal ini hanya memamfaatkan LKS dan buku catatan yang

diberikan oleh guru saja, siswa belum memanfaatkan sumber buku yang lain.

Kurangnya keberanian dari tiap siswa juga terlihat ketika dalam

mempresentasikan hasil kerja mereka juga saling tunjuk diantara kelompoknya,

kebanyakan dari kelompok mereka masik takut untuk maju kedepan. Setelah

ditanya oleh guru mereka takut salah. Keaktifan terlihat pada saat kompetisi

karena mereka ingin menjadi yang terbaik dari pada kelompok yang lain.

Untuk mengatasi permasalahan diatas maka perlu dilakukan adanya

perbaikan pada siklus-siklus berikutnya. Dalam hal ini Seorang guru harus

memberika motivasi dan dorongan dengan harapan sikap dan minat siswa dalam

belajar menjadi aktif, sehingga mereka berhasil dalam pembelajarannya dan

mereka tidak lagi merasa takut dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok

mereka di depan kelas. Dengan demikian meraka akan berhasil dalam belajar.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil analisis pada siklus I pembelajaran dengan model

kooperatif tipe Course review Horay sudah berjalan sesuai prosedur yang telah

direncanakan. Walaupun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang

harus diselesaikan supaya pada siklus II dapat diperbaiki. Permasalahan tersebut

antara lain:

Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I

No Permasalahan Rencana Perbaikan

1. Masih terdapat siswa yang malas untuk

mencatat matei pelajaran dan siswa masih

terlihat malu-malu untuk bertanya

kepada guru.

Memeriksa catatan siswa setiap akhir

pembelajaran dan memberikan nilai agar siswa

lebih rajin mencatat materi pelajaran

serta memberika reword bagi mereka yang

bertanya dan menanggapi intruksi guru.

2. Pada tahap belajar kelompok masih

terdapat siswa yang hanya diam meliahat

temannya mengerjakan soal-soal LKS.

Memberikan sanksi kepada siswa tidak ikut serta

mengerjakan LKS dengan disuruh mengerjakan

soal di papan tulis.

3. Dalam mempresentasikan hasil kerja Meningkatkan keberanian siswa dan rasa percaya

Page 66: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

kelompok masih saling tunjuk antara

siswa dalam kelompoknya, serta tiap

kelompok masih kurang memamfaatkan

sumber belajar yang ada.

diri siswa dengan cara memberikan point

tambahan pada siswa yang berani

mempresentasikan hasil kerja kelompok di papan

tulis. Juga memberikan tambahan poin bagi

kelompok yang membawa sumber referensi yang

lain selain buku LKS dan catatan.

2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, perencanaan yang disusun untuk

siklus II dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Guru harus selalu memotivasi siswa agar aktif dalam belajar kelompok. Guru

juga menekankan agar siswa lebih berani mengungkapkan pendapat atau bertanya.

Walaupun pendapat yang diungkapkan salah guru tidak akan menertawakan

ataupun marah, bahkan guru akan bangga dengan keberanian siswa.

2) Untuk meningkatkan kerjasama antar anggota, pada pertemuan selanjutnya

siswa diberikan poin tambahan supaya mereka termotivasi dalam belajar.

3) Guru mengingatkan pada siswa bahwa dalam mempelajari materi, siswa boleh

menggunakan buku Matematika selain LKS yang diberikan. Hal ini dimaksudkan

agar siswa aktif mencari sumber belajar yang lain selain LKS yang diberikan.

LKS untuk siklus II dibuat agar siswa tidak hanya menggunakan buku sebagai

sumber belajar tetapi juga peralatan lain yang mendukung pembelajaran. Pada

perencanaan siklus II juga disusun Rencana Pembelajaran (RP), LKS, soal latihan

kompetisi, lembar observasi dengan lebih rapi lagi.

b. Pelaksanaan

1) Belajar Kelompok

Sesuai dengan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana yang telah

dibuat, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Course Review Horay. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai hasil

Page 67: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

refleksi pada siklus pertama dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Peneliti (guru kelas) dibantu oleh seorang kolaborator yang juga merupakan staf

di di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti dan

kolaborator ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok, membantu

guru membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat membantu

peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi.

2) Presentasi Kelas

Pertemuan pertama pada siklus ke 2 diawali dengan mengumumkan

kelompok yang mendapatkan penghargaan. Hal ini dilakukan supaya kelompok

mereka bisa mempertahankan prestasinya juga sebagai penyemangat bagi

kelompok lain yang belum mendapat penghargaan. Materi yang disampaikan pada

siklus II pertemuan pertama hanya garis besarnya saja yaitu pengertian tentang

menyajikan data dalam bentuk table, diagram batang, garis dan

lingkaran.kemudian guru dan kolaborator membagikan LKS 4 untuk didiskusikan

dan di presentasikan didepan kelas. Sebelum pertemuan selesai, untuk menguji

pemahanan materi yang diajarkan maka tiap kelompok diminta untuk membuat

kotak jawaban dengan langkah-langkah sperti pada siklus pertama. Pada

pertemuan ini lebih ditekankan pada persentasi tiap kelompok karena pada siklus

pertama pada tahap ini tiap kelompok belum maksimal.

Pada pertemuan kedua, Materi yang disajikan pada pertemuan kedua

adalah menentukan ruang sampel suatu percobaan dan peluang suatu kejadian

sederhana. Guru mengawali pertemuan dengan salam dan menanyakan kepada

siswa beberapa pertanyaan untuk mengingat materi pada pertemuan sebelumnya.

Guru menenangkan siswa dan mempertegas kesimpulan yang diperoleh pada

pertemuan sebelumnya. Setelah mempresentasikan materi, guru dan kolaborator

membagikan LKS 5 pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya. Selama

kurang lebih 30 menit stiap kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil

diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain. Untuk menguji pemahanan

siswa terhadap materi yang di diskusikannya, siswa diminta membuat kotak

jawaban untuk melakukan kompetisi sebagaimana langkah-langkah pada

pembelajaran Course Review Horay.

Page 68: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 4 : Siswa-siswi belajar kelompok

Pada pertemuan ketiga, guru tidak banyak memberikan pengantar. Guru

Hanya menjelaskan materi kurang lebih 15 menit dan menyampaikan bahwa pada

hari itu materi yang akan dipelajari adalah tentang menentukan peluang suatu

kejadian sederhana. Untuk lebih jelasnya dalam memahami materi guru meminta

siswa agar mengerjakan LKS 6 dengan berdiskusi. Guru menyampaikan bahwa

terdapat soal-soal latihan dalam LKS 6 yang harus diselesaikan dan

dipresentasikan hasilnya.

Pertemuan keempat pada siklus ke 2 adalah kegiatan kompetisi course

review horay dan materi yang akan dikompetisikan adalah materi dari LKS 4

sampai LKS 6 pada pertemuan keempat siswa diminta untuk membuat kotak

jawaban sebanyak 25 kotak dengan catatan mendatar dan menurun sebanyak 5

kotak jawaban ini lebih banyak dari pertemuan sebelumnya yang hanya 16 kotak.

Pada pertemuan keempat ini siswa tampak lebih aktif dari pertemuan sebelunya

dikarenakan mereka sama-sama ingin menunjukkan kelompok mereka menjadi

yang terbaik dan mendapat penghargaan.

Page 69: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 5 : Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar

Pertmuan kelima pada siklus ke 2 adalah pemberian penghargaan terhadap

kelompok yang terbaik. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru

lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok

terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai

motivasi kepada siswa. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini

adalah 1, 3, 6, 7, 8 dan 9. Dari perolehan nilai rata-rata poin latihan soal dan poin

kompetisi serta hasil dari lembar observasi maka nilai tertinggi yang diperoleh ada

pada kelompok 1. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta

perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa

sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama

kelompok mereka yang mendapat penghargaan. Guru juga memberikan semangat

kepada mereka yang mendapatkan penghargaan dan bagi kelompok yang belum

mendapat penghargaan jangan berkecil hati masih banyak kompetisi

berikutnya,Selanjutnya mereka disuruh berkemlompok kembali untuk membahas

soal-soal latihan yang merupakan materi dari LKS I sampai LKS 6. Setiap

kelompok diminta membuat kesimpulan dan hasilnya akan menjadi nilai

tambahan bagi mereka untuk tambahan nilai ulangan semester.

Page 70: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3). Kompetisi

Kegiatan kompetisi pada siklus ke 2 dilaksanakan pada pertemuan

keempat, yaitu hari Rabu 01 Desember 2010. Turnamen diikuti oleh 46 siswa,

seorang siswa dari kelompok 9 dikeluarkan dari sekolah. Pada pertemuan

sebelumnya guru telah meminta semua siswa mempersiapkan diri, agar dapat

mengerjakan soal kompetisi dengan baik. Sebelum kompetisi dimulai, guru

menjelaskan bahwa setiap siswa akan mewakili kelompok mereka masing-masing.

Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian grup yang

telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan kolaborator membantu

mengkondisikan siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Langkah selajutnya

guru memberikan penjelasan mengenai aturan kompetisi yang harus dilakukan

oleh setiap siswa dan kelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya

sebelum kompetisi dimulai agar pelaksanaan kompetisi ini berjalan dengan lancar.

Guru juga menjelaskan bahwa materi kompetisi adalah materi dari LKS 4 sampai

LKS 6, kemudian tiap kelompok diminta membuat 25 kotak jawaban dengan

nomer tiap kotak diisi dengan acak sama dengan siklus pertama, ini sesuai dengan

langkah-langkah pada pembelajaran course review horay, guru langsung

membacakan soal secara acak, kelompok yang sudah mendapatkan jawaban benar

mendatar , menurun ataupun diagonal langsung bertirak horay. Suasana kelas

agak berbeda dengan siklus pertama pada kompetisi kali ini tiap kelompok

Nampak lebih siap dari pada kompetisi sebelumya. Setelah 6 soal dibacakan oleh

guru ternyata kelompok 7 langsung berteriak horay dan suasana kelas menjadi

rame, ternyata setelah dicek oleh guru kelompok mereka sudah mendapatkan

jawaban menurun dengan benar dan semuanya ditandai dengan ceklis. Untuk soal-

soal berikutnya menyusul kelompok 1, kelompok 3, kelompok 9, kelompok 6 dan

kelompok 8. Diakhir kompetsi setip kelompok diminta untuk mengumpulkan

lembar jawaban untuk dinilai dan nantinya akan mendapatkan penghargaan.

4). Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok diberikan pada pertemua terakhir pada silus II

kepada kelompok yang telah memenuhi kriteria. Guru (peneliti) tidak memberikan

presentasi, guru lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan

Page 71: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

kepada kelompok terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini

diharapkan sebagai motivasi kepada siswa untuk pembelajaran matematika

selanjutnya. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3

6, 7, 8 dan 9. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta

perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa

sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama

kelompok mereka yang mendapat penghargaan. Selanjutnya mereka disuruh

berkemlompok kembali untuk membahas soal-soal latihan yang berkatan dengan

pelajaran dari LKS 4 sampai LKS 6. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator

juga berdiskusi untuk menyimpulkan penelitian pada siklus I dan siklus II.

c). Observasi

Observasi pada siklus II dilakukan oleh peneliti (guru kelas) dan

dibantu oleh seorang kolaborator. Data yang didapat oleh kolaborator kemudian

dikonsultasika dengan peneliti (guru kelas) pada setiap pertemuan, ini dilakukan

agar mendapatkan data yang valid baik dalam kelompok maupun perindividu.

Berdasarkan hasil penenelitian pada siklus II, maka diperoleh hasil rata-rata poin

sebagai berikut:

Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II

Kelompok Poin latihan soal kelompok

(Siklus II)

Poin kompetisi

(Siklus II) Penghargaan

1 83,50 78,25 Supert Team

2 53,50 50,50 -

3 70,25 65,50 Supert Team

4 51,25 55,50 -

5 54,50 54,75 -

6 65.00 67,50 Supert Team

7 69,50 63,75 Supert Team

8 76,25 72,50 Supert Team

Page 72: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

9 61,75 60,25 Supert Team

Jumlah 585,50 568,50

Rata-rata

kelompok 65,05 63,17

Berdasarkan dari data diatas, maka kelompok yang mendapat

penghargaan adalah kelompok 1, 3, 6, 7, 8 dan kelompok 9. Nilai rata-rata ini

diambil dari hasil belajar kelompok dari LKS 4 sampai LKS 6 kemudian nilai dari

hasil kompetisi pada siklus II. dari nilai yang ada terlihat bahwa keaktifan belajar

siswa sudah meningkat dari pada siklus I. Indikatornya adalah nilai mereka

mengalami perbaikan dan bukan cuma tiga kelompok tetapi sudah terdapat enan

kelompok yang nilainya lebih baik. Dalam PTK kalau aspek yang diteliti dalam

hal ini nilai dan keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan maka penelitian

dapat hentikan.

Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus

Dan per aspek Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan Total

Ke-6 Ke-7 Ke-8 Ke-9 Ke-10 Jumlah Rata-

rata Ket.

1. Mencatat materi,

Merespon

pertanyaan/intruksi guru 1.54 1.98 1.56 2.04 2.22 9.34 1.87 S

2.

Berdiskusi dalam

kelompok, mengerjakan

soal LKS dan kompetisi

2.04 2.48 2.02 2.83 2.91 12.28 2.46 B

3. Berpartisipasi dalam tahap

kompotisi,

mempresentaisikan hasil

kerja kelompok dan

memamfaatkan sumber

belajar yang ada.

1.67 2.09 2.15 2.67 2.91 11.49 2.30 B

Jumlah

5.25 6.55 5.73 7.54 8.04 33.11 6.63

Rata-rata 1.75 2.18 1.91 2.51 2.68 11.04 2.21 B

Keterangan S B S B B Keaktifan siswa

Baik

Page 73: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 2

Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar

siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada

siklus II adalah sebagai berikut: Mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi

guru sebesar 1,87 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam

kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 2,46 dengan kategori

Baik. Dan pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan

memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 2,30 dengan kategori Baik.

Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati pada siklus II

adalah sebesar 2,21 dengan kategori keaktifan belajar siswa Baik. Dengan

demikian keaktifan belajar siswa pada siklus II ini secara keseluruhan dalam

kategori Baik. Dengan demikian penelitian dapat dihentikan.( Hasil observasi

Untuk keseluruhan perindividu siklus II terlampir).

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) apabila tiap aspek yang diteliti

sudah mengalami peningkatan maka penelitian dapat dihentikan. Hal ini terlihat

pada peningkatan tiap aspek yang diteliti pada siklus II meningkat dibandingkan

pada siklus I.

d). Refleksi

Berdasarkan hasil analisis pada siklus II, pembelajaran dengan model

kooperatif tipe Course review Horay sudah berjalan sesuai prosedur yang telah

direncanakan. Berdasar beberapa acuan pada siklus pertama, maka pada

pembelajaran disiklus ke II sudah berjalan dengan baik. Ini terlihat pada hasil

perolehan nilai rata-rata latihan soal kelompok dan kompetisi diatas 60 hal ini

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5

Rata-rata

Rata-rata

Page 74: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

sudah diatas KKM sekolah tersebut, juga hasil dari lembar observasi keaktifan

siswa semuanya mengalami peningkatan.

Setelah mengidentifikasi dan menganalisis langkah-langkah refleksi pada

siklus I dan siklus II, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu

mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran kooperatif tipe Course

review Horay dengan memperhatikan kendala dan saran guru dari hasil temuan.

Dalam sebuah PTK apabila aspek yang diteliti sudah mengalami peningkatan

maka penelitian dapat dihentikan. Berikut ini adalah grafik rata-rata hasil

observasi keaktifan belajar pada siklus 1 dan 2 :

Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa

pada siklus 1 dan 2

R

a

t

a

-

r

a

t

a

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di kelas IX -2 SMP Darul Ma’arif Cilincing

Jakarta Utara banyak keterbasan antara lain:

1. Pengamatan yang dilakukan terhadap keaktifan siswa belum optimal karena

penelitian hanya dilaksanakan untuk dua bab dalam waktu 10 pertemuan sehingga

peningkatan keaktifan siswa belum terlihat secara maksimal.

2. Pembelajaran yang menggunakan Kompetisi (Permainan) merupakan kegiatan

yang disukai siswa tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu

yang disediakan hanya sedikit yaitu 2 X 40 menit sehingga perlu perencanaan

yang matang.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

P 1 P 2 P 3 P 4 P 5

Siklus 1

Siklus 2

Page 75: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1.Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay dalam proses pembelajaran

matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-

rata hasil lembar observasi yang terus meningkat pada setiap siklusnya. Dari tiga

aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa, Rata-rata

yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah

mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,68 dengan kategori

Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan

kompetisi sebesar 1,79 dengan kategori Sedang. Dan pada aspek

mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang

ada sebesar 1,45 dengan kategori Sedang.

Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati sebesar 1,65

dengan kategori keaktifan belajar siswa sedang. Dengan demikian keaktifan

belajar siswa pada siklus I ini secara keseluruhan masih dalam kategori sedang.

2. Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa,

Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus

II adalah sebagai berikut: Mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru

sebesar 1,87 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam

kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 2,46 dengan kategori

Baik. Dan pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan

memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 2,30 dengan kategori Baik.

Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati pada siklus II

adalah sebesar 2,21 dengan kategori keaktifan belajar siswa Baik. Dengan

demikian keaktifan belajar siswa pada siklus II ini secara keseluruhan dalam

kategori Baik.

Page 76: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3. Berdasarkan hasil observasi selama penerapan Pembelajaran dengan Metode

Course Review Horay, dalam pembelajaran tentang statistika dan peluang ternyata

aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi serta

memamfaatkan sumber belajar yang ada merupakan tahapan yang tertinggi dalam

untuk keaktifan siswa dalam belajar, sedangkan pada aspek merespon/menaggapi

intruksi guru harus terus ditingkatkan, hal ini dikarenakan siswa masih merasa

takut dan malu untuk bertanya karena takut salah. Faktor lain adalah tidak setiap

siswa mempunyai rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dan tidak

setiap siswa merasa bahwa pelajaran matematika adalah penting sehingga

otomatis kemampuan (Interesting) mereka terhadap pelajaran meatematika

kurang. Untuk itu setipa siawa harus diberi ruang gerak yang nyaman sehingga

mereka dapat mengeksplorasi kemampuan dan sekaligus dapat mengetahui

kekuragan yang dimiliki. Jadi mereka dapat mendiagnosa kesulita-keslitan yang

mereka hadapi saat pembelajaran yang sedang dipelajari.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab IV serta

kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam belajar, oleh karena itu disarankan kepada guru

terutama guru mata pelajaran matematika untuk menerapkan Metode

Course Review Horay dalam pembelajaran matematika, sebagai alternatif

model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan Metode Course

Review Horay maka dibutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan

waktu yang tepat.

3. Bagi peneliti lebih lanjut apabila ingin menerapkan model pembelajaran

dengan Metode Course Review Horay disarankan dapat menerapkan

kedelapan tahapan yang terdapat dalam Metode Course Review Horay agar

hasil dari penelitian dapat berjalan dengan baik.

Page 77: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Abror, Psikologi Pendidikan, (yogya: Tiara Wacana, 1993)

Agus Aris Subagyo, S.pd, Supriyanto, S.pd. Panduan Belajar Primagama kelas

IX, Jakarta, 2010

Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka

pelajar Yogyakarta 2009)

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996)

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

IMSTEP UPI, 2003)

Hasan Alwi (eds), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2002)

Hera Sri Mudzakkir, strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Think-Talk-Write

untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika Beragam

Siswa Sekolah Menengah Pertama, (jurnal Matematika, Vol. 1, 02

desember 2006).

http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalam-

mengembangkan-keaktifan-belajar-siswa/ diakses agustus 2010, 20:00

WIB

http://digilib.umg.ac.id/go, diakses Agustus 2010. 21:30 WIB.

Ilham, http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB

Ismail, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas

Terbuka,2000)

Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud. Jakarta, 2001

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2002

Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Nusa Media,

Bandung 2006.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:

Rosda, 2003)

Mulyono, Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2003)

Page 78: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Muslimin ibrahim dan MuhammadNur, Pembelajaran Kooperatif.Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya. 2000

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. ( Sinar Baru Algesindo), Bandung

2005

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005

Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2006

Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka

Cipta, 1995 )

Slavin, Robert E, Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston:

Allyn&Bacon.1995)

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran”

(PT Prestasi Pustakaraya), Cet 1, Jakarta 2010.

Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :

Rineka Cipta, 2006)

T. Raka , Kardiawan, Trisno Hadisubrot, Konsep Dasar Penelitian Tindakan

Kelas Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru

Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.1998

Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas

IX, (Dwi Pustaka Jaya), Jakarta 2010

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas (Jakarta:Depdiknas,

2006)

Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses

Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006)

Page 79: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELOMPOK DAN INDIVIDU SIKLUS I

No

.

Nama siswa /

Kelompok

Aspek/

Pertemua

n

Aspek/

Pertemuan

Aspek/

Pertemua

n

Aspek/

Pertemua

n

Aspek/

Pertemua

n

Ket.

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 JM

L Huru

f Angka

1 2 3 4 5

Kelompok 1

1. A1 B B S B B S B B B B B B S B S 41 B 2,73

2. A2 B B K B B S B B B B B B K B K 38 B 2,53

3. A3 B B S B B S B B B B B B S B S 41 B 2,73

4. A4 B B K K B K B B B B B B K B K 35 B 2,33

5. A5 K K K B K K B K K B B B S B S 29 S 1,93

13 13 7 13 13 8 15 13 13 15 15 15 8 15 8 Kategori

Rata-rata kelompok 1 184 B 2,45

Kelompok 2

6. B1 S S B B S B S B B S B B B B B 40 B 2,67

7. B2 S S K K K K K K K S K K K K K 18 S 1,20

8. B3 K K K K K K S K K K K K K K K 16 K 1,07

9. B4 K K K K K K S K K K K K K K K 16 K 1,07

10. B5 K K K K S K K K K K K K K K K 16 K 1,07

7 7 7 7 7 7 8 7 7 7 7 7 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 2 106 S 1,41

Kelompok 3

11. C1 K K K K K K S B S B B S S K K 24 S 1,60

12 C2 S B S S S S S B S B B S S S S 34 B 2,27

13. C3 S B S S S S S B S B B S S S S 34 B 2,27

14. C4 K B K K K K K B K B B K K K K 23 S 1,53

15. C5 K B K K K K K B K B S K K K K 22 S 1,46

7 13 7 7 7 7 8 15 8 15 14 8 8 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 3 137 S

1,83

Lampiran 1.

Page 80: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Kelompok 4

16. D1 S S K K S K S S K K K K K S K 21 S 1,40

17. D2 K K K S K K S S K K S K K K K 19 S 1,27

18. D3 S S S S S B S S B B S B B S B 36 B 2,40

19. D4 K K K K K K K K K K S K K K K 16 K 1,07

20. D5 K K K S K K K K K K K K K K K 16 K 1,07

7 7 6 8 7 7 8 8 7 7 8 7 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 4 109 S 1,45

Kelompok 5

21. E1 S S B S S S S S B S S B S S B 34 B 2,27

22. E2 S K K S K S S K K S S K S K K 22 S 1,46

23. E3 K S K K K K S S K S S K K K K 20 S 1,33

24. E4 K K K K S K K S K K K K K K K 17 S 1,13

25. E5 K K K K S K K K K K K K K S K 17 S 1,13

7 7 7 7 8 7 8 8 7 8 8 7 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 5 110 S 1,47

Kelompok 6

26. F1 S S S S K S S S S K S B S K S 27 S 1,80

27. F2 K K S S S K K S S S K K S K K 22 S 1,46

28. F3 K K K K S K K K K S K K K S K 18 S 1,20

29. F4 S S K S K K S S S S S K K K S 24 S 1,60

30. F5 K K K K K S S K K K S K K S K 19 S 1,27

7 7 7 8 7 7 8 8 8 8 8 7 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 6 110 S 1,47

Kelompok 7

31. G1 B S S B B S S B S S S S S S S 34 B 2,27

32. G2 B K K B B S S B S S K K S K K 28 S 1,87

33. G3 B S S B B S S B S S S S K S S 33 B 2,20

34. G4 K K K B B K K B K K K S K K K 22 S 1,46

35. G5 B K K K K S K B K K S K S K K 22 S 1,46

Page 81: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

13 7 7 13 13 9 8 15 8 8 8 8 8 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 7 139 S 1,85

Kelompok 8

36. H1 S S S S K S S B S S K S S B S 29 S 1,93

37. H2 S S S S S K S B S K S K S B K 28 S 1,87

38. H3 K K K S S S S B K S K K K B K 24 S 1,60

39. H4 K K K K S K K K K K K K K K K 16 K 1,07

40. H5 S K K K K S K B S K S S S B S 26 S 1,73

41. H6 K K K K K S K B K K K S K S K 19 S 1,27

9 8 8 9 9 10 9 16 9 8 8 9 9 15 7 Kategori

Rata-rata kelompok 8 142 S 1,60

Kelompok 9

42. I1 S S K K S S S S K S S K B S S 27 S 1,80

43. I2 K K K K S K K S K K K K K K K 17 S 1,13

44. I3 S S B B S S S S B K S B K S S 32 B 2,13

45. I4 K K K K K K S K K K K K - - - 13 K 1,08

46. I5 S K K K K K K K K S S K K K K 18 S 1,20

47. I6 K K K K K K K K K S K K K K K 16 K 1,07

9 8 8 8 9 8 9 9 8 9 9 8 7 7 7 Kategori

Rata-rata kelompok 9 123 S 1,41

Jumlah 79 77 54 80 80 70 81 99 75 85 85 76 68 79 64

1.160/702 = 1,65 Rata-rata/Aspek 1,6

8

1,

68

1,

15

1,7

0

1,

70

1,4

9

1,7

2

2,

11

1,

60

1,8

1

1,

81

1,

62

1,4

8

1,

72

1,

39

Kategori S S S S S S S B S S S S S S S Kategori

Rata-rata komulatif Kategori Sedang Sedang

Page 82: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELOMPOK DAN INDIVIDU SIKLUS II

No

.

Nama siswa /

Kelompok

Aspek/

Pertemua

n

Aspek/

Pertemuan

Aspek/

Pertemua

n

Aspek/

Pertemua

n

Aspek/

Pertemua

n

Ket.

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 JM

L Huru

f Angka

6 7 8 9 10

Kelompok 1

1. A1 B B B B B B S B B S B B B B B 43 B 2.87

2. A2 B B B B B B S B B S B B B B B 43 B 2,87

3. A3 B B B B B B S B B S B B B B B 43 B 2,87

4. A4 B K B B B B K B B K B B B B B 39 B 2,60

5. A5 K B K S S S K S S K B B B B B 32 B 2,13

13 13 13 14 14 14 8 14 14 8 15 15 15 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 1 200 B 2,67

Kelompok 2

6. B1 S S S S S S S B S S S S S B B 33 B 2,20

7. B2 S S K S S S S B S S S S S B B 32 B 2,13

8. B3 K K K S K S K B K K S S S B B 23 S 1,57

9. B4 K K K K S K S B S S K K K B B 25 S 1,67

10. B5 K S S K K K K S K K K K K S S 20 S 1,33

7 7 7 8 8 8 8 14 8 8 8 8 8 14 14 Kategori

Rata-rata kelompok 2 133 S 1,77

Kelompok 3

11. C1 K B B B S S K K K B B B B B B 36 B 2,40

12 C2 S B B B B B S S S B B B B B B 41 B 2,71

13. C3 S B B B B B S S S B B B B B B 41 B 2,71

14. C4 K B B B B B S S S B B B B B B 40 B 2,67

15. C5 K K K S B B K K K B B B B B B 33 B 2,20

Lampiran 2.

Page 83: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

7 13 13 14 14 14 8 8 8 15 15 15 15 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 3 181 B 2,42

Kelompok 4

16. D1 S S S S S S S B S S B S S B B 34 B 2,27

17. D2 K K K S K K K B K S B S K B B 25 S 1,67

18. D3 S S S S S S S B S S B S S B B 34 B 2,27

19. D4 K K K K S S K B K K B K K B B 25 S 1,67

20. D5 K K K K K K S S S K B K S B S 24 S 1,60

7 7 7 8 8 8 8 14 8 8 15 8 8 15 14 Kategori

Rata-rata kelompok 4 132 S 1,76

Kelompok 5

21. E1 S S S S B S S S S S B B S B B 35 B 2,33

22. E2 K K S K K S S S S S B B S B B 30 S 2,00

23. E3 S K K K B S K K K S B B S B B 29 S 1,93

24. E4 K S K S B K K K K K B B K B B 25 S 1,67

25. E5 K K K S B K S S S K B B K S S 29 S 1,93

7 7 7 8 13 8 8 8 8 8 15 15 8 14 14 Kategori

Rata-rata kelompok 5 148 S 1,97

Kelompok 6

26. F1 S B S S B S S B S S B B S B B 37 B 2,47

27. F2 K B K K B K S B S S B B S B B 33 B 2,20

28. F3 K K S K S K K S K K B B K B B 26 S 1,73

29. F4 S B K S B S S B S S B B S B B 36 B 2,40

30. F5 K B K S B K K B K K B B K B B 30 S 2,00

7 13 7 8 14 7 8 14 8 8 15 15 8 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 6 162 B 2,16

Kelompok 7

31. G1 S B S B B S S B B B B B B B B 41 B 2,73

32. G2 K B K B B S S B B B B B B B B 39 B 2,60

33. G3 S B S B B S S B B B B B B B B 41 B 2,73

34. G4 K K K B S K K B B B B B B S B 33 B 2,20

Page 84: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

35. G5 K B K S B K K S S B B B B B B 34 B 2,27

7 13 7 14 14 8 8 14 14 15 15 15 15 14 15 Kategori

Rata-rata kelompok 7 188 B 2,50

Kelompok 8

36. H1 S B S S B S S B B B B B B B B 40 B 2,67

37. H2 S B K S B S S B B B B B B B B 39 B 2,60

38. H3 K K S K B K S B B B B B B B B 33 B 2,20

39. H4 K K K S K K K B B B B B S S S 29 S 1,93

40. H5 S B K K B S K B B B B B B B B 32 B 2,13

41. H6 K B S K S K K S S S S S B B B 30 S 2,00

9 14 9 9 15 9 9 17 17 17 17 17 17 17 17 Kategori

Rata-rata kelompok 8 203 B 2,25

Kelompok 9

42. I1 S S S S B B S B B S B B S B B 38 B 2,53

43. I2 K K K S B B K B B S B B K B B 33 B 2,20

44. I3 S S S S B B S B B S B B S B B 38 B 2,53

45. I5 K K K K B B K B B K B B S B B 32 B 2,13

46. I6 K K K K S S K S S K B B K B B 27 S 1,80

7 7 7 8 14 14 7 14 14 8 15 15 8 15 15 Kategori

Rata-rata kelompok 9 178 B 2,37

Jumlah 71 94 77 91 114 96 72 93 99 94 130 123 102 134 134

1.525/690 = 2,21

Rata-rata / Aspek 1,54 2,0

4

1,6

7

1,9

8

2,4

8 2,09 1,56

2,0

2

2,1

5 2,04

2,8

3

2,6

7 2,22

2,9

1

2,9

1

Kategori S S S S B S S S B S B B B B B Kategori

Rata-rata Komulatif Kategeri Baik Baik

Page 85: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : I / 1

A. Standar Kompetensi :

Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok .

C. Indikator :

Mengumpulkan data dengan mencacah, mengukur dan mencatat data dengan

turus/tally

Mengurutkan data tunggal, mengenal data terkecil, terbesar dan jangkaun data.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mengetahui pengertian populasi dan sampel.

Siswa dapat menyajikan data tunggal dan data kelompok.

E. Materi Pokok

Statistika

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

5 menit

2.

Inti

Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.

Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan

dalam masing-masing kelompok.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi

dari LKS 1.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

70 menit

Lampiran 3.

Page 86: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

kelompok yang dipresentasikan.

Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi

Course Review Horay

3.

Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar

kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

5 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan

Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan

Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010.

Mengetahui Jakarta,

Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 87: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : I / 2

A. Standar Kompetensi :

Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal dan penafsirannya.

C. Indikator :

Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mengetahui rata-rata, median dan modus dari sebuah data

Siswa dapat mencari nilai rata-rata, modus dan median dari sebuah data.

E. Materi Pokok

Statistika

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

5 menit

2.

Inti

Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.

Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan

dalam masing-masing kelompok.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi

dari LKS 2.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

kelompok yang dipresentasikan.

70 menit

Page 88: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi

Course Review Horay

3.

Penutup

Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

5 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan

Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 89: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : I / 3

A. Standar Kompetensi :

Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil.

C. Indikator :

Siswa dapat menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan

simpangan kuartil.

Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan

kuartil.

Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

E. Materi Pokok

Statistika

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

5 menit

2.

Inti

Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.

Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan

dalam masing-masing kelompok.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi

dari LKS 3.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

70 menit

Page 90: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

kelompok yang dipresentasikan.

Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi

Course Review Horay

3.

Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar

kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

5 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan

Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan

Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010.

Mengetahui Jakarta,

Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 91: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : I / 4

A. Standar Kompetensi :

Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok .

Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data.

Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil.

C. Indikator :

Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal serta penafsirannya.

Menentukan jangkauan data, kuartil dari sebuah data.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan

kuartil.

Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

E. Materi Pokok

Statistika

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan

adalah bentuk kompetisi.

5 menit

2.

Inti

Siswa berkelompok menurut kelompok nya masing-

masingawal untuk mengikuti kompetisi

Sebelum kompetisi dimulai, guru memberikan penjelasan

tentang aturan mengikuti kompetisi

Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak

70 menit

Page 92: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban

didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan

didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x).

Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal,

atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.

Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang

diperoleh.

3.

Penutup

Guru menginformasikan kegiatan pertemuan selanjutnya

adalah pemberian penghargaan dan belajar kelompok dengan

materi selanjutnya.

Guru meminta kepada siswa untuk mempersiapkan materi

yang akan dipelajari.

5 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.

Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 93: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : I/ 5

A. Standar Kompetensi :

Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok .

Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data.

Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil.

C. Indikator :

Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal serta penafsirannya.

Menentukan jangkauan data, kuartil dari sebuah data.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data.

Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan

kuartil.

Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data.

E. Materi Pokok

Statistika

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Guru melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I untuk

melakukan observasi pada siklus II.

15 menit

2.

Inti

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan

kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Siswa merangkum materi yang telah dipelajari sebelumnya dan

didiskusikan oleh kelompoknya sebelum dipresentasikan kepada

60 menit

Page 94: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

kelompok yang lain. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil dari

rangkuman/kesimpulan kelompoknya.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang

dipresentasikan.

3.

Penutup Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar

kelompok untuk materi penyajian data dalam bentuk diagram.

Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari materi tentang penyajian data dalam bentuk diagram.

5 menit

H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan

Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.

Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta,

Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 95: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 1

A. Standar Kompetensi :

Melakukan pengolahan dan penyajian data

B. Kompetensi Dasar :

Menyajikan data dalam bentuk tabel, digram batang, garis dan lingkaran,

C. Indikator :

Menyajikan data tunggal dalam bentuk tabel, diagram batang dan garis serta

diagram batang.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat membuat tabel dalam menyikan data.

Siswa dapat membuat diagram batang, garis dan lingkaran.

E. Materi Pokok

Statistika

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

5 menit

2.

Inti

Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.

Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan

dalam masing-masing kelompok.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi

dari LKS 4.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

70 menit

Page 96: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

kelompok yang dipresentasikan.

Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi

Course Review Horay

3.

Penutup

Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar

kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

5 menit

H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan

Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.

Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 97: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 2

A. Standar Kompetensi :

Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan ruang sampel suatu percobaan.

Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :

Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan,

Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan.

Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik

sampelnya.

E. Materi Pokok

Peluang

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

5 menit

2.

Inti

Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.

Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan

dalam masing-masing kelompok.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi

dari LKS 5.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

70 menit

Page 98: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

kelompok yang dipresentasikan.

Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi

Course Review Horay

3.

Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar

kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

5 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan

Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan

Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010.

Mengetahui Jakarta,

Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 99: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 3

A. Standar Kompetensi :

Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan ruang sampel suatu percobaan.

Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :

Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu

percobaan.

Menghitung nilai peluang suatu kejadian.

Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel

suatu percobaan.

Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

E. Materi Pokok

Peluang

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

5 menit

2.

Inti

Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja.

Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab.

LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan

dalam masing-masing kelompok.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi

70 menit

Page 100: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

dari LKS 6.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

kelompok yang dipresentasikan.

Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi

Course Review Horay

3.

Penutup

Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari.

Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar

kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.

5 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 101: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : II / 4

A. Standar Kompetensi :

Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan ruang sampel suatu percobaan.

Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :

Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan,

Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.

Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu

percobaan.

Menghitung nilai peluang suatu kejadian.

Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan.

Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik

sampelnya.

Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel

suatu percobaan.

Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

E. Materi Pokok

Peluang

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan

adalah bentuk kompetisi.

5 menit

2.

Inti

Siswa berkelompok menurut kelompok nya masing-

masingawal untuk mengikuti kompetisi

70 menit

Page 102: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Sebelum kompetisi dimulai, guru memberikan penjelasan

tentang aturan mengikuti kompetisi

Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak

9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka

sesuai dengan selera masing-masing siswa.

Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban

didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi

dengan tanda silang (x).

Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal,

atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya.

Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang

diperoleh.

3.

Penutup

Guru menginformasikan kegiatan pertemuan selanjutnya

adalah pemberian penghargaan dan belajar kelompok dengan materi selanjutnya.

Guru meminta kepada siswa untuk mempersiapkan materi

yang akan dipelajari.

5 menit

H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan

Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010

Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.

Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan

Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 103: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Ma’arif

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IX/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Siklus Ke-/Pertemuan : II/ 5

A. Standar Kompetensi :

Memahami peluang kejadian sederhana

B. Kompetensi Dasar :

Menentukan ruang sampel suatu percobaan.

Menentukan peluang suatu kejadian sederhana.

C. Indikator :

Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan,

Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.

Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu

percobaan.

Menghitung nilai peluang suatu kejadian.

Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian.

D. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan.

Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik

sampelnya.

Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel

suatu percobaan.

Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian.

E. Materi Pokok

Peluang

F. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Kooperatif

Metodel : Course Review Horay

G. Langkah- langkah pembelajaran :

No. Kegiatan Waktu

1.

Pendahuluan

Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

10 menit

Page 104: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

2.

Inti

Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

Siswa merangkum materi yang telah dipelajari sebelumnya

dan didiskusikan oleh kelompoknya sebelum dipresentasikan

kepada kelompok yang lain.

Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil dari

rangkuman/kesimpulan kelompoknya.

Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok

tersebut.

Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil

kelompok yang dipresentasikan.

55 menit

3.

Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk trus semangat

dalam pembelajaran berikutnya.

15 menit

H. Sumber Belajar

Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006

Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT.

Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005

Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta,

2010.

Mengetahui Jakarta,

Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran

Drs.Syaiful A’la Darman Affandi

Page 105: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR KERJA SISWA 1

(LKS 1 )

A. Data Statistika

1. Pengumpulan Data

Contoh:

a. Data banyaknya siswa

Hitunglah banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelasmu!

Berapa banyak siswa laki-laki dalam kelasmu?

Jawab:…..

Berapa banyak siswa perempuan dalam kelasmu?

Jawab:……

Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara

mencacah.

b. Data panjang pita

Ukurlah 3 pita yang sudah disediakan!

Tuliskan hasilnya pada tabel di bawah ini!

Warna Panjang pita

Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara mengukur.

c. Data pengamatan keadaan kebersihan kelas selama 1 minggu

Amati keadaan kebersihan di kelasmu seminggu yang lalu!

Tuliskan hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel di bawah ini!

Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu

kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!

Lampiran 4.

Page 106: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Keadaan kebersihan kelas Jumlah hari

Disapu

Dipel

Meja dan kursi dibersihkan

Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara

mencatat.

Kesimpulan:

Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

………………………………………………………………...

2. Mengurutkan Data (Data Tunggal)

Data statistik yang terkumpul umumnya masih tersebar dan tak berurutan.

Untuk mengetahui nilai tertinggi dan terendah, data tersebut harus

diurutkan terlebih dahulu.

Contoh:

Diketahui hasil ulangan Matematika 10 siswa di kelas IX-2 yaitu :

5, 4, 7, 3, 6, 5, 8, 9, 6, 6.

Tentukan nilai tertinggi dan terendah dari hasil ulangan Matematika 10

siswa

kelas IX-2 tsb!

Jawab:

Untuk menjawab pertanyaan tsb ikutilah langkah-langkah berikut ini:

1) Urutkan data tsb!

Data

terurut:……………………………………………………………………………

2) Amati dan tentukan nilai tertinggi dan terendah dari data terurut yang

telah diperoleh!

Nilai Tertinggi :

Nilai Terendah :

Page 107: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3. Sampel dan Populasi

Contoh 1:

Jika kita ingin mengetahui rasa sayur dalam satu panci, maka kita cukup

mengambil satu sendok untuk dicicipi. Dalam hal ini:

a. seluruh sayur dalam satu panci disebut populasi.

b. satu sendok sayur yang diambil dan dicicipi disebut sampel.

Contoh 2 :

Dari 47 siswa kelas IX-2 akan diambil 10 siswa untuk mengikuti latihan

volley, tentukan populasi dan sampelnya?

Jawab:

a. ……………..

b. ………………

contoh 3 :

Diduga akibat akibat suatu racun maka 200 ekor ikan mati disuatu

empang, untuk mengetahui racun apa yang meracuni empang itu,

seorang peneliti mengambil 15 ekor untuk dianalisa. Dari cerita diatas

tentukan populasi dan sampelnnya?

Contoh 4 :

Hasil ulangan pertama untuk pelajaran statistika kelas IX-2 adalah

sebagai berikut :

5 2 7 4 7 5 8 9 6 6

7 8 5 3 5 9 6 4 6 8

4 8 7 5 3 5 9 7 5 7

7 8 6 5 9 4 3 8 6 8

Populasi adalah kumpulan seluruh objek yang lengkap yang akn

dijadikan objek penelitian.

Sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar dieliti atau

diamati.

Page 108: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tentukan nilai terendah fan tertinggi kemudian lengkapi tabel berikut :

Nilai Turus Frekwensi

Jumlah

Page 109: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR KERJA SISWA 2

(LKS 2 )

B. MENENTUKAN MEAN, MODUS, DAN MEDIAN

1. Rata-Rata (Mean)

Contoh 1:

Dalam 4 kali ulangan matematika, seorang siswa mendapatkan nilai

ulangannya sebagai berikut: 7, 6, 5, 8. Coba hitung berapa nilai ratarata

ulangan yang diperoleh siswa tersebut!

Jawab:

Jumlah semua nilai = …

Banyak data = …

Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai

Banyak data

Nilai rata-rata = …

Contoh 2:

Hasil ulangan Matematika kelas IX-2 adalah:

Nilai 3 4 5 6 7 8 9

frekwensi 2 3 6 15 8 4 2

Tentukan nilai rata-rata kelas IX-2 !

Jawab:

Jumlah nilai = …

Banyak Data = ….

Nilai rata-rata = …

2. Modus

Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu

kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!

Page 110: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Contoh 1:

Nilai rapor Nita adalah 6, 6, 5, 7, 6, 7, 8, 8.

Tentukan modus dari nilai rapor Nita tsb!

Jawab:

Nilai yang paling banyak muncul adalah … , maka modus data tersebut

adalah….

Contoh 2:

Tentukan modus dari data berikut: 3, 7, 5, 4, 6, 7, 5, 8!

Jawab:

Karena nilai yang paling banyak muncul adalah ….…………., maka modus

data tersebut adalah …

Contoh 3:

Tentukan modus dari data berikut: 8, 7, 4, 6, 7, 4, 5, 8, 6, 5!

Jawab:

Contoh 4:

Hasil ulangan matematika kelas IX-2 adalah:

Nilai 3 4 5 6 7 8 9

frekwensi 1 6 7 10 8 5 3

Berapa modus dari hasil ulangan Matematka kelas IX-2 ?

Jawab:

Karena frekuensi yang tertinggi adalah nilai …, maka modus hasil ulangan

matematika kelas IX-2 adalah …

Jadi modus adalah……..

3. Median

Nilai tengah (median) dari suatu data dapat ditentukan dengan:

1. Urutkan data terlebih dahulu

2. Jika data sudah urut maka nilai tengah data tersebut dapat dicari

dengan ketentuan:

a. Jika banyak data ganjil, maka median adalah data yang terletak tepat

di tengah-tengah.

Page 111: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

b. Jika banyak data genap, maka median adalah rata-rata dari dua data

yang ditengah.

Contoh 1:

Tentukan median dari data berikut: 8, 10, 8, 6, 9, 7, 9!

Jawab:

Data terurut: 6 7 8 8 9 9 10

Median = …

Contoh 2:

Tentukan median dari data berikut: 6, 7, 9, 5, 5, 4, 7, 10, 6, 8

Jawab:

Terlebih dahulu data diurutkan:

4 5 5 6 6 7 7 8 9 10

Median =

Contoh 3:

Seorang perawat mencatat perkembangan berat badan bayi dari umur 1

bulan sampai 7 bulan pertama. Catatan hasil timbangannya adalah

sebagai berikut:

Bulan 1 2 3 4 5 6 7

Berat (kg) 3,6 4,5 5 6,4 7 8,1 8,5

Berapa nilai tengah (median) dari hasil timbangan tersebut?

Jawab:

Urutkan data tersebut!

Karena banyak data adalah …. (*ganjil/genap) maka median adalah data

ke …

Jadi nilai tengah dari hasil timbangan tersebut adalah …

*) Coret yang tidak sesuai jawabanmu!

Contoh 4:

Page 112: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Hasil pengukuran tinggi badan beberapa anak ditampilkan dalam tabel di

bawah ini:

Tinggi (cm) Frekwensi

100 8

110 15

120 12

Berapa nilai tengah(median) dari pengukuran data tersebut ?

Page 113: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR KERJA SISWA 3

(LKS 3 )

C. Jangkaua Data

1. Jangkauan suatu Data

Jangkauan data adalah selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah dari

suatu data. Jangkauan sering juga disebut rentangan.

Contoh 1:

Hitunglah jangkauan dari data berikut: 8, 10, 12, 12, 14, 17

Jawab:

Nilai data tertinggi =

Nilai terendah =

Jadi, jangkauan =

2. Quartil

Data yang telah diurutkan dibagi menjadi empat bagian yang sama, maka

akan terdapat tiga nilai yang disebut quartil.

Contoh 2:

Tentukan quartil dari 12, 20, 22, 19, 18, 14, 16, 17, 20, 13, 16

Jawab:

Untuk menentukan quartil data tsb ikuti langkah-langkah berikut:

1) Urutkan data menurut garis lurus

Data terurut: …………………………….

2) Tentukan quartil tengah Q2 atau median

Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu

kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!

Jangkauan (rentangan) = ………. ……………….. --

…………………………

Page 114: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Q2 = …

3) Tentukan quartil bawah Q1 yang terletak di antara nilai terendah dan Q2

Q1 = ….

4) Tentukan quartil atas Q3 yang terletak di antara Q2 dan nilai tertinggi

Q3 = …

Contoh 3:

Tentukan quartil dari 4, 5, 2, 6, 6, 9, 4, 3. 10, 7

Jawab:

3. Jangkauan Interquartil

Jangkauan Interquartil adalah selisih antara quartil atas (Q3) dengan

quartil bawah (Q1).

Jangkauan interquartil = ………. ……………….. --

…………………………

Page 115: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR KERJA SISWA 4

(LKS 4 )

PENYAJIAN DATA STATISTIKA

Penyajian data selain disajikan dalam bentuk tabel atau daftar,

dapat pula disajikan dalam bentuk diagram atau grafik. Ada beberapa

jenis diagram, diantaranya sebagai berikut:

1. Diagram garis

Contoh 1:

Dari pendataan tentang berat badan balita diperoleh data sebagai berikut:

Usia (bulan) 1 2 3 4 5

Berat (kg) 3,5 4 4,5 4 5

1) Gambarlah diagram garisnya!

2) Pada usia berapa bulan berat badan balita menurun?

Penyelesaian:

i. Untuk menggambarkan diagram garis, lakukan kegiatan berikut:

a) Buat sumbu datar yang menunjukkan usia (bulan), dan sumbu tegak

menunjukkan berat badan (kg).

b) Tentukan letak titik-titik yang merupakan pasangan berurutan usia dan

berat badan.

c) Hubungkan titik-titik pada langkah b) sehingga diperoleh suatu garis

(patah-patah).

Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu

kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!

Gambar diagram garis berat badan balita

Page 116: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

ii. Dengan melihat pada diagram garis tersebut kita bisa menentukan berat

badan balita yang menurun.

Berat badan balita menurun pada usia … bulan.

2. Diagram batang

Contoh 2:

Dari pendataan produksi ketela di Cilincing Jakarta Utara, diperoleh data

sebagai berikut:

Tahun Jumlah produksi (ton)

2007 500

2008 1.000

2009 1.500

2010 800

Buatlah diagram batang dari data tersebut!

Penyelesaian:

Untuk menggambarkan diagram batang lakukan kegiatan berikut:

1) Buat sumbu mendatar yang merupakan kategori tahun dan sumbu

tegak yang

merupakan frekuensi jumlah produksi ketela dalam ton! Sumbu

mendatar

dan sumbu tegak yang kalian buat harus saling tegak lurus.

2) Kedua sumbu masing-masing dibagi menjadi beberapa bagian dengan

skala yang

sama. Skala pada sumbu tegak tidak harus sama dengan skala pada

sumbu datar.

3) Buatlah gambar berbentuk batang yang letaknya vertikal pada sumbu

datar.

Tinggi gambar tersebut sesuai jumlah produksi ketela yang ditunjukkan

pada sumbu tegak!

Page 117: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3. Diagram lingkaran

Contoh 3:

Dari pendataan tentang kegemaran siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif

terhadap mata pelajaran diperoleh data sebagai berikut:

1. Jumlah siswa yang gemar Matematika ada 15 orang.

2. Jumlah siswa yang gemar Fisika ada 5 orang.

3. Jumlah siswa yang gemar pelajaran lainnya ada 20 orang.

Buatlah diagram lingkarannya!

Penyelesaian:

Untuk menggambarkannya ikutilah langkah-langkah berikut ini:

1) Hitunglah berapa jumlah seluruh siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif

Jumlah seluruh siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif=

2) Kemudian untuk setiap kategori tersebut kita nyatakan dalam bentuk

derajat.

Ukuran sudut pusat dari tiap-tiap kategori tersebut adalah:

Siswa yang gemar matematika = … x 360°

Siswa yang gemar fisika = … x 360°

Siswa yang gemar pelajaran lainnya = … x 360°

Gambar diagram batang produksi ketela di Cilincing Jakut tahun 2007 - 2010

Page 118: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3) Gambarkan pada lingkaran

Diagram lingkaran kegemaran siswa terhadap mata pelajaran

Page 119: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR KERJA SISWA 5

(LKS 5 )

PELUANG A. Pengertian peluang

Jika kita mengetos (melempar undi) mata uang logam maka

permukaan mata uang yang akan nampak (muncul) tidak dapat ditentukan

sebelumnya. Jadi munculnya salah satu permukaaan merupakan suatu

kemungkinan.

Jadi peluang merupakan kemungkinan atau kesempatan suatu

kejadian yang akan berlangsung pada sebuah percobaan.

B. Ruang sampel dan titik sampel

Ruang sampel adalah himpunan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu

percobaan. Sedangkan titik sampel adalah masing-masing anggota dari ruang sampel.

Contoh 1 :

Ruang sampel untuk percobaan pelemparan satu buah mata uang adalah S = { (…), (…)

}

n(S) =…..

Contoh 2 :

Ruang sampel untuk percobaan pelemparan dua buah mata uang adalah :

S = { (…,…), (…,…),(…,…), (…,…) }

n(S) =…..

contoh 3 :

Ruang sampel untuk percobaan pelemparan satu buah mata uang dan satu buah dadu

adalah :

S = { (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…),

Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu

kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!

Page 120: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

(…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…) }

n(S) =…..

contoh 4 :

Dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan :

a. Titik sampelnya dengan melengkapi tabel dibawah ini

b. Titik sampel mata dadu berjumlah 8

c. Titik sampel mata dadu keduanya bilangan prima

Dadu II

Dadu I 1 2 3 4 5 6

1 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

2 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

3 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

4 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

5 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

6 (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…) (…,…)

C. Menghitung Peluang

Jika P(A) adalah peluang suatu kejadian dari percobaan maka munculnya

kejadian A dapat dirumuskan :

P(A) =

diman;

P(A) = peluang muncul kejadian A

n(A) = banyaknya kejadian A

n(S) = banyaknya runag sampel.

Contoh 1 :

Dalam sebuah kotak berisi 18 kelereng yang terdiri atas 5 kelereng merah,

6 kelereng kuning, dan 7 kelereng biru. Jika diambil satu secara acak,

tentukan:

a. peluang terambil kelereng merah;

b. peluang terambil kelereng kuning;

c. peluang terambil kelereng biru!

Penyelesaian:

a. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …

Page 121: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Jumlah kelereng merah = n(M) = …

Peluang terambil kelereng merah = P(M) = …

b. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …

Jumlah kelereng kuning = n(K) = …

Peluang terambil kelereng kuning = P(K) = …

c. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …

Jumlah kelereng biru = n(B) = …

Peluang terambil kelereng biru = P(B) = …

D. Batas-Batas Peluang

Kepastian dan Kemustahilan

Pada pengetosan sebuah dadu dapat ditentukan nilai-nilai peluang

sebagai berikut ini.

a. Banyak kejadian muncul mata dadu 1 = n(1)= 1

Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6

Peluang kejadian muncul mata dadu 1 = P(1) = …

b. Mata dadu genap = 2, 4, 6

Banyak kejadian muncul mata dadu genap = n(genap)= …

Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6

Peluang kejadian muncul mata dadu genap = P(genap) = …

c. Banyak kejadian muncul mata dadu 7 = n(7)= …

Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6

Peluang kejadian muncul mata dadu 7 = P(7) = …

d. Mata dadu kurang dari 7 = …, …, …, …, …, ….

Banyak kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 = n(kurang dari 7)= …

Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6

Peluang kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 = P(kurang dari 7) = …

Gambarkan letak nilai-nilai peluang tersebut pada garis bilangan di bawah

ini!

0 1

Page 122: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Dari garis bilangan tsb terlihat bahwa nilai-nilai peluang dari hasil suatu

percobaan

terletak di antara … sampai dengan …, atau dapat dituliskan dengan

…≤ P(A) ≤…

Untuk:

P(A) = … Nilai peluang dari suatu kejadian yang pasti terjadi disebut

kepastian.

Misal: Pada suatu hari manusia akan mati

P(A) = … Nilai peluang dari suatu kejadian yang mustahil terjadi disebut

kemustahilan.

Misal: besok matahari akan terbenam di timur.

Page 123: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR KERJA SISWA 6

(LKS 6 )

A. Frekwensi Harapan

Jika kalian melakukan pelemparan 100 kali sebuah mata dadu, frekwensi

harapan muncul mata dadu kelipata 2 adalah…

Maka hal ini dapat dirumuskan :

FH (A) = N x P(A)

dimana;

FH (A) = Frekwensi harapan muncul kejadian A

N = banyaknya pelemparan (percobaan)

Contoh 1 :

Jika kita melempar sebuah uang logam 200 kali, berapa kalikah kita

harapkan muncul gambar (G)?

Penyelesaian:

P(G) = …

Harapan seringnya muncul gambar adalah:

P(G) x 200 kali = …. X 200 kali

Contoh 2 :

Sebuah mata dadu dilempar 150 kali, tentukan berapa kali harapan

muncul mata

dadu 2!

Penyelesaian:

P(2) = …

Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu

kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!

Page 124: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Harapan seringnya muncul mata dadu 2 adalah: …. X …….

Contoh 3 :

Jika sebuah dadu dilempar 300 kali, berapakah frekuensi harapan dari:

a. Munculnya mata dadu 4;

b. Munculnya bilangan yang habis dibagi 2.

Jawab :

Contoh 4 :

Dari seperangkat kartu brigde dilakukan pengambilan secara acak

sebanyak 250 kali, dan setiap kali pengambilan kartu dikembalikan.

Berapa frekuensi harapan yang terambil adalah kartu K?

Penyelasaian :

Penyelasaian :

Page 125: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Kesimpulan:

Frekuensi harapan munculnya suatu kejadian = nilai peluang x

banyaknya percobaan

SOAL-SOAL kOMPETISI SIKLUS I

1. dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan ;

a. banyaknya ruang sampelnya

b. banyaknya titik sampelnya yang berjumlah 5

c. banyaknya jumlah titik sampel yang merupakan bilangan prima

2. Usia (dinyatakan dalam tahun) para penghuni Panti Jompo “Manula”

adalah

67, 63, 69, 65, 66, 69, 70, 66, 66, 68, 67.

Tentukan:

a. Rentang (jangkauan data);

b. Mean;

c. Modus;

d. Median (Q2);

e. Q1;

f. Q3;

g. Jangkauan Interquartil;

3. Rata-rata nilai ujian 25 siswa adalah 6,4. Jika seorang siswa

mengundurkan diri,

maka rata-ratanya menjadi 6,5. Nilai siswa yang mengundurkan diri

tersebut

Page 126: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

adalah …

4. Data berikut menunjukkan nilai tes matematika: 3, 5, 8, 5, 3, 7, 4, 5, 4, p

,6.

Jika nilai rata-ratanya 5 maka tentukan:

a. nilai p;

b. jangkauan data

c. Median (Q2);

d. Modus;

e. Q1;

f. Q3;

g. Jangkauan Interquartil;

5. Pada suatu ulangan diketahui nilai rata-rata kelas adalah 70. Jika nilai

rata-rata

siswa putra adalah 68 dan rata-rata nilai siswa putri adalah 65 maka

perbandingan

banyaknya siswa putra dan putri adalah …

Page 127: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

SOAL-SOAL kOMPETISI SIKLUS II

1. Hasil pendataan jumlah peternak di desa Suka Maju ditunjukkan pada

daftar

Berikut ini.

Jenis Peternakan Frekuensi

Peternak itik

30

Peternak ayam

38

Peternak kambing

15

Peternak sapi

17

Buatlah diagram batang dan diagram lingkaran dari data tersebut!

2. Jumlah peserta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) dinyatakan

dalam tabel berikut ini.

propinsi

peserta

DI Yogyakarta

25

jawa timur

100

Jawa tengah

125

Jawa barat

75

DKI Jakarta 175

Buatlah diagram batang garis dan diagram batangnya jumlah peserta

dalam PON tersebut!

Page 128: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

3. Dalam satu kelas terdapat 23 anak laki-laki dan 17 anak perempuan. Jika dipilih

satu anak untuk mewakili kelas dalam suatu lomba, berapa kemungkinan

terpilihnya anak laki-laki?

4. Dari seperangkat kartu bridge, diambil satu secara acak. Berapa besar nilai

kemungkinan terambilnya kartu bernomor 10?

5. Suatu huruf dipilih secara acak dari huruf-huruf pembentuk kata “P E L U A N

G”. Berapa besar kemungkinan terpilih konsonan?

6. Suatu huruf dipilih secara acak dari huruf-huruf pembentuk kata “P R I M A”.

Berapa besar kemungkinan terpilih vokal?

7. Suatu tim sepak bola menganalisa bahwa kemungkinan untuk menang ketika

bertanding di kandang lawan adalah 0,34. Jika dalam tahun ini tim tersebut akan

bertanding di kandang lawan sebanyak 20 kali, berapa diharapkan dapat menang?

8. Pada suatu gudang, peluang mendapatkan barang yang rusak adalah 0,10. Dari

100 barang yang ada, berapa banyak yang dapat diharapkan masih baik?

9. Berdasarkan hasil survey dengan sampel 50 orang, 40 orang menyatakan

menyukai produk baru yang akan dipasarkan. Jika jumlah penduduk suatu kota

200.000 orang, berapa orang yang diharapkan suka dengan produk baru tersebut?

10. Sembilan dari 10 peluncuran roket adalah sukses. Jika dalam tahun ini akan

dilakukan 50 kali peluncuran roket, berapa yang diharapkan sukses?

Page 129: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

SURAT KETERANGAN MENGADAKAN PENELITIAN No. 1.067/S. Ket/A/SMP-DM/XII/10

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif

menerangkan bahwa :

Nama : Darman Affandi

NIM : 103017027227

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Telah mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas IX-2 dalam

rangka pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Reveiw Horay dari

tanggal 10 November 2010 sampai dengan 02 Desember 2010. Demikian surat

keterangan ini kami buat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 04 Desember 2010

Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif

Drs. Syaiful A’la

Page 130: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

KELOMPOK TERBAIK

Dalam Rangka Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Diberikan Kepada :

Kelompok I

Ishma Nur. P Neneng. A

Dwi Putri. W Hardiansyah. P

Oman Wae

Jakarta, 04 Desember 2010 Kolaborator Guru Mata Pelajaran (Peneliti)

Aris Susanto Darman Affandi

Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif

Drs. Syaiful A’la

PIAGAM PENGHARGAAN

Page 131: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 1 : Perbedaan belajar aktif dan pasif

Aktif Pasif

Belajar apa saja dari setiap situasi Tidak dapat melihat adanya potensi

belajar

Menggunakan apa yang dipelajari

untuk mendapatkan manfaat atau

keuntungan

Mengabaikan kesempatan untuk

berkembang dari suatu pengalaman

belajar

Mengupayakan agar segalanya

terlaksana Membiarkan segalanya terjadi

Bersandar pada kehidupan

Menarik diri dari kehidupan

Lampiran 5.

Page 132: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 2 : Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok

Rata-rata Kelompok

Penghargaan Kelompok

45 ≤ rata-rata kelompok < 50

Good Team (Kelompok Baik)

50 ≤ rata-rata kelompok < 55

Great Team (Kelompok Hebat)

55 ≤ rata-rata kelompok ≤ 60

Super Team (Kelompok Super)

Lampiran 6.

Page 133: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 3 : Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Nilai Keterangan

0 -1siswa

melakukan

Keaktifan siswa (Kurang)

2 – 3 siswa

melakukan

Keaktifan siswa (Sedang)

4 – 5 siswa

melakukan

Keaktifan siswa (Baik)

Lampiran 7.

Page 134: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 4. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2

Hari Jam Pelajaran ke- Waktu

Rabu 1, 2 07:00 – 08:20

Kamis 7, 8 11:20 – 12:40

Sabtu 2, 3 07:40 – 09:00

Lampiran 8.

Page 135: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 5 : Waktu Pelaksanaan Penelitian

Siklus Pertemuan

ke-

Hari / Tanggal Kegiatan

I 1 Rabu, 10 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS I)

2 Kamis, 11 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 2)

3 Sabtu, 13 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 3)

4 Kamis, 18 November

2010

Kompetisi Course Review Horay

5 Sabtu, 20 November

2010

Penghargaan dan perbaikan pada

Siklus I

II 1 Rabu, 24 Novemberr

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 4)

2

Kamis, 25 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 5)

3 Sabtu, 27 November

2010

Presentasi dan Belajar Kelompok

(LKS 6)

4 Rabu, 01 Desember

2010

Kompetisi Course Review Horay

5 Kamis, 02 Desember

2010

Penghargaan kelompok

Lampiran 9.

Page 136: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 6 : hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I

Kelompok Poin latihan soal kelompok

(Siklus I)

Poin kompetisi

(Siklus I) Penghargaan

1 68,50 65,50 Great Team

2 48,25 40,50 -

3 62,50 59,50 Great Team

4 49,50 42,25 -

5 47,75 46,50 -

6 50,50 52,25 -

7 58,25 53,50 -

8 60,25 60,50 Great Team

9 57,50 56,75 -

Jumlah 503,00 477,25

Rata-rata

kelompok 55,89 53,03

Lampiran 10.

Page 137: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 7 : Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus

Dan per aspek Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan Total

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Jumlah Rata-

rata Ket.

1. Mencatat materi,

Merespon

pertanyaan/intruksi guru.

1,68 1,70 1,72 1,81 1.48 8.39 1,68 S

2.

Berdiskusi dalam

kelompok, mengerjakan

soal LKS dan kompetisi 1.63 1.70 2.11 1.81 1.72 8.97 1.79 S

3. mempresentaisikan hasil

kerja kelompok dan

memamfaatkan sumber

belajar yang ada. 1.15 1.49 1.60 1.62 1.39 7.25 1.45 S

Jumlah

4.46 4.89 5.43 5.24 4.59 24,61 4.92

Rata-rata

1.49 1.63 1.81 1.75 1.53 8.21 1.65 S

Keterangan

S S S S S Keaktifan siswa

Sedang

Lampiran 11.

Page 138: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 8 : Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I

No Permasalahan Rencana Perbaikan

1. Masih terdapat siswa yang malas untuk

mencatat matei pelajaran dan siswa masih

terlihat malu-malu untuk bertanya

kepada guru.

Memeriksa catatan siswa setiap akhir

pembelajaran dan memberikan nilai agar

siswa lebih rajin mencatat materi pelajaran

serta memberika reword bagi mereka yang

bertanya dan menanggapi intruksi guru.

2. Pada tahap belajar kelompok masih

terdapat siswa yang hanya diam meliahat

temannya mengerjakan soal-soal LKS.

Memberikan sanksi kepada siswa tidak ikut

serta mengerjakan LKS dengan disuruh

mengerjakan soal di papan tulis.

3. Dalam mempresentasikan hasil kerja

kelompok masih saling tunjuk antara

siswa dalam kelompoknya, serta tiap

kelompok masih kurang memamfaatkan

sumber belajar yang ada.

Meningkatkan keberanian siswa dan rasa

percaya diri siswa dengan cara memberikan

point tambahan pada siswa yang berani

mempresentasikan hasil kerja kelompok di

papan tulis. Juga memberikan tambahan

poin bagi kelompok yang membawa

sumber referensi yang lain selain buku

LKS dan catatan.

Lampiran 12.

Page 139: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 9 : Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II

Kelompok Poin latihan soal kelompok

(Siklus II)

Poin kompetisi

(Siklus II) Penghargaan

1 83,50 78,25 Great Team

2 53,50 50,50 -

3 70,25 65,50 Great Team

4 51,25 55,50 -

5 54,50 54,75 -

6 65.00 67,50 Great Team

7 69,50 63,75 Great Team

8 76,25 72,50 Great Team

9 61,75 60,25 Great Team

Jumlah 585,50 568,50

Rata-rata

kelompok 65,05 63,17

Lampiran 13.

Page 140: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Tabel 10 : Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus

Dan per aspek Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Pertemuan Rataan Total

Ke-6 Ke-7 Ke-8 Ke-9 Ke-10 Jumlah Rata-

rata Ket.

1. Mencatat materi,

Merespon

pertanyaan/intruksi guru

1.54 1.98 1.56 2.04 2.22 9.34 1.87 S

2.

Berdiskusi dalam

kelompok, mengerjakan

soal LKS dan kompetisi

2.04 2.48 2.02 2.83 2.91 12.28 2.46 B

3. Berpartisipasi dalam

tahap kompotisi,

mempresentaisikan hasil

kerja kelompok dan

memamfaatkan sumber

belajar yang ada.

1.67 2.09 2.15 2.67 2.91 11.49 2.30 B

Jumlah

5.25 6.55 5.73 7.54 8.04 33.11 6.63

Rata-rata

1.75 2.18 1.91 2.51 2.68 11.04 2.21 B

Keterangan

S B S B B Keaktifan siswa

Baik

Lampiran 14.

Page 141: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 1: Guru mempresentasikan materi.

Lampiran 15.

Page 142: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 2 : Siswa-siswi belajar kelompok

Lampiran 16.

Page 143: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 3 : Guru memberikan Penghargaan kepada siswa.

Lampiran 17.

Page 144: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 4 : Siswa-siswi belajar kelompok Siklus II

Lampiran 18.

Page 145: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Gambar 5 : Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa

dalam belajar

Lampiran 19.

Page 146: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Darman Affandi

NIM : 103017027227

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”

No Judul dan Halaman Buku/Referensi

Paraf Pembimbing

Pembimbing

I

Pembimbing

II

1. Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan

aplikasi PAIKEM” ( Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009)

hal. 10

2. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman

Ilmu Jaya, 1996), h. 54-56

3. Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan

forum para pendidik dan guru-guru dari lembaga

pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012,

pada tanggal 29 September 2007. td

4. Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan

forum para pendidik dan guru-guru dari lembaga

pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012,

pada tanggal 29 September 2007. td

5. Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning

membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan,

(Bandung: Kaifa, 1999). hal. 180

6. Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, (Bandung: IMSTEP UPI, 2003), h. 15

http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingny

Page 147: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

7. a-upaya-guru-dalam-mengembangkan-keaktifan-belajar-

siswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB

8. http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=546&q

=Konsep+Dasar+Penelitian+Tindakan+Kelas+Classroo

m+Action+Research&aq=f&aqi=&aql=&oq=Konsep+D

asar+Penelitian+Tindakan+Kelas+Classroom+Action+R

esearch&fp=1102bc494991dbbe di akses januari 2011:

20:15 WIB

9. Ilham,http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus

2010: 19:30 WIB

10. Isjoni, Cooperative Learning mengembangkan

kemampuan belajar berkelompok, (Bandung :

ALFABETA, 2010), h. 11

11. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002), hal 121

12. Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar

siswa aktif,(Bandung: Nusa Media,2006) Cet ke-3

13. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan

Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.2, h. 252

14. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar.( Bandung:

Sinar Baru Algesindo, 2005), hal.172

15. Rachmadi Widdiharto, Model-model pembelajaran

matematika SMP, disampaikan pada diklat

instruktur/pengembang matematika SMP jenjang dasar

tanggal 10–23 Oktober 2004.hal. 13

16. Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan

Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.

(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005), hal 11

17. Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar

Page 148: 101931-DARMAN AFFANDI-FITK.pdf

Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006)

18. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya,( Jakarta: Rineka Cipta, 1995 ), hal. 2

19. Slavin, Robert E,Cooperative Learning Theory Research

and Practise. (Boston: Allyn&Bacon.1995). hal 90.

20. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi

Pengembangan Pembelajaran” (Jakarta: PT Prestasi

Pustakaraya 2010), Cet 1, hal.237

21. Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP),

LKS Matematika kelas IX, (Jakarta: Dwi Pustaka Jaya,

2010), hal. 37

22. Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi

Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006),

h. 177

Jakarta, Februari 2011

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 19480323 198203 1001 NIP. 19681104 199903 1001