Pembahasan Nyeri

10
I. PEMBAHASAN 1. Mekanisme terjadinya nyeri dan penyebab nyeri yang dirasakan sampai ke pelipis hingga telinga Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang disebut sebagai nosiseptif. Terdapat 4 proses, yaitu: a. Transduksi Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Rangsangan yang menyebabkan trauma membuat luka pada dinding sel yang terdiri atas fosfolipid,lalu dinding sel tersebut melepaskan enzim fosfolipase A2 yang akan memproduksi asam arakidonat (ARA) ke dalam darah, lalu oleh enzim sikooksigenase (COX) diubah menjadi mediator nyeri antara lain prostaglandin (PG), prosasiklin (PGI), dan tromboksan A2 (TX), sementara oleh enzim-enzim lain asam arakidonat dapat diubah menjadi leukotrien (LTI), kemudian mediator-mediator nyeri/autakoid tersebut akan meningkatkan potensial saraf, khususnya pada serabut A- delta dan C di sumsum tulang belakang/spinothalamic chord b. Transmisi Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis. Impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis : Berperan dalam membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi. c. Modulasi

Transcript of Pembahasan Nyeri

Page 1: Pembahasan Nyeri

I. PEMBAHASAN

1. Mekanisme terjadinya nyeri dan penyebab nyeri yang dirasakan sampai ke pelipis hingga telinga Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis

kompleks yang disebut sebagai nosiseptif. Terdapat 4 proses, yaitu:a. Transduksi

Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Rangsangan yang menyebabkan trauma membuat luka pada dinding sel yang terdiri atas fosfolipid,lalu dinding sel tersebut melepaskan enzim fosfolipase A2 yang akan memproduksi asam arakidonat (ARA) ke dalam darah, lalu oleh enzim sikooksigenase (COX) diubah menjadi mediator nyeri  antara lain prostaglandin  (PG), prosasiklin (PGI), dan tromboksan A2 (TX), sementara oleh enzim-enzim lain asam arakidonat dapat diubah menjadi leukotrien (LTI), kemudian mediator-mediator nyeri/autakoid tersebut akan meningkatkan potensial saraf, khususnya pada serabut A-delta dan C di sumsum tulang belakang/spinothalamic chord

b. TransmisiProses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai

lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis. Impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis.Traktus spinoretikularis :Berperan dalam membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi.

c. ModulasiProses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan

saraf pusat (medulla spinalis dan otak). Terjadi suatu interaksi dengan sistem inhibisi dari transmisi nosiseptik berupa suatu analgesik endogen. Analgesik endogendapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektik pada setiap orang.

d. Persepsi Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap

nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan adanya suatu nyeri, maka akan terjadi suatu reaksi yang kompleks. Persepsi ini menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu itu dapat bereaksi.

Penyebab nyeri yang dirasakan sampai ke pelipis hingga telinga

Page 2: Pembahasan Nyeri

Gigi 17 fraktur lalu adanya impuls, impuls nyeri tiba di Rr. Alveolares superiores poesterior disalurkan ke N. Infraorbitalis lalu ke n. Maxillaris lalu ke n. Tympany, chorda tympani, dan cavitas tympani. Penjelasan :

Rr. Alveolares superiores posteriores mampu menghantarkan impuls hingga N.tympani dll, dikarenakan mereka berada pada satu ganglion, yaitu ganglion trigeminal. Dimana ganglion sendiri artinya adalah suatu simpul yang berisi beberapa badan sel saraf sensorik dari N. Trigeminal.  Semua sel saraf yang bekerja ini merupakan sel saraf sensorik dimana sel saraf sensorik mampu menghantarkan impuls ke sel saraf lain karena dendrit badan sel saraf dengan neurit badan sel saraf lain saling berhubungan, sehingga nyeri yang dirasakan bisa samapai ke pelipis hingga telinga.

2. Pengertian nyeri orofacialNyeri pada kepala, wajah, dan daerah disekitar mulut karena terdapat sensory yang tidak menyenangkan dan terkait dengan emosional disertai dengan potensial kerusakan jaringan.

3. Klasifikasi nyeri dan nyeri orofacial Klasifikasi nyeri

1. Berdasarkan asala. Nyeri nosiseptik

Terjadi karena aktifator dari reseptor nyeri yang berasal dari reseptor yang ada pada permukaan tubuh. Nyeri nosiseptik ada 2, yaitu :- Nyeri somatik : nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh

darah, saraf, otot, dan jaringan penyengga lainnya- Nyeri viseral : nyeri yang terdapat pada organ-organ

viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal, dan sebagainyab. Nyeri neuropatik

Perubahan yang terjadi dari sistem saraf pusat dan perifer. Nyeri neuropatik ada 2, yaitu :- Perifer : letak lesi terdapat di sistem saraf perifer.- Central : letak lesi terdapat di medulla spinalais sampai ke

otak.2. Berdasarkan mekanismenya

a. Nyeri fisiologis : stimulus ringan sehingga tidak merusak jaringan.

b. Nyeri inflamasi : stimulus lebih kuat sehingga dapat merusak jaringan.

c. Nyeri neuropatik : adanya lesi primer3. Berdasarkan durasi

a. Nyeri akut : nyeri yang berlangsung secara tiba-tiba dan tidak berlangsung lama, berlangsung kurang dari 6 bulan, juga

Page 3: Pembahasan Nyeri

dihubungkan dengan cidera yang spesifik, tidak menyebabkan ketergantungan obat.

b. Nyeri kronis : rasa nyeri yang timbul tidak diketahui sejak kapan terjadinya nyeri, berlangsung lebih dari 6 bulan, tidak memberi respon terhadap pengobatan, konsumsi obat yang terus-menerus bisa terjadi ketergantungan terhadap obat.

4. Berdasarkan sifata. Nyeri insidentil : nyeri yang hilangnya cepat dan munculnya

secara tiba-tiba, timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang.

b. Nyeri steady : nyeri yang timbulnya menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama.

c. Paroxysimal : nyeri berintensitas tinggi dan sangat kuat, menetap 10-15 menit.

d. Intractibel pain : nyeri yang resisten yang diobati atau di kurangi. Contoh : pemberian analgetik.

5. Berdasarkan berat ringannyaa. Nyeri ringan : nyeri dalam intensitas rendah, dalam skal 1-3.b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu rekasi fisiologis dan

psikologis, skala 4-6 , cirinya masih dapat merespon dan berkomukasi dg baik

c. Nyeri berat : nyeri dalam intensitas tinggi, skal 7-9, cirinya tidak dapat melakukan perintah tetapi dapat merespon.

d. Nyeri sangat berat : nyeri dalam intensitas sangat tinggi, skala lebih dari 10, cirinya tidak dapat merespon dan tidak dapat berkomunikasi.

Klasifikasi nyeri orofaciala. Neurotrigeminal : nyeri yang terjadi disepanjang nervus ke V,

biasanya mendadak dan menusuk, karakteristik bersifat unilateral lebih sering dikanan dari pada yg dikiri.

b. Pulpa : sakitnya spontan, semakin lama semakin meningkatc. Dentin : sakitnya masih ringan

Menurut tempatnya :a. Pembuluh darah : akibatnya pusing Intra cranial (didalam

selaput otak): akibatnya nyerib. Saraf : akibatnya trigeminal neuralgiac. Nyeri ekstracranial : nyeri disekitar matad. Nyeri intra oral : didalam mulut bisa di gigi, jaringan

intadental

4. Penyebab timbulnya nyeriPenyebab dari nyeri orofacial pun beragam antara lain - Inflamasi pada pulpa- Kondisi oklusi - Gangguan otot jaringan dan saraf - Trauma pada orofacial

Page 4: Pembahasan Nyeri

- Rusaknya ujung-ujung saraf reseptor- Karena trauma (suhu, kimia, elektrik, mekanik)

5. Faktor yang mempengaruhi reaksi nyeriFaktor-faktor yang mempengaruhi nyeri ada beberapa macam. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri dan diantaranya yaitu :a. Usia. Usia dalam hal ini merupakan variabel yang penting yang

mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa (Potter & Perry (1993). Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).

b. Jenis Kelamin. Faktor jenis kelamin ini dalam hubungannya dengan faktor yang mempengaruhi nyeri adalah bahwasannya laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk. (1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari kebutuhan narkotik post operative pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.

c. Budaya. Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991).Mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan harapan dan nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam menghilangkan nyeri pasien (Smeltzer& Bare, 2003).

d. Keluarga dan Support Sosial. Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter & Perry, 1993).

Page 5: Pembahasan Nyeri

e. Ansietas ( Cemas ). Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2002).

6. Macam-macam obat anti nyeri Analgetik

Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat analgetik pada dasarnya terbagi dua, yaitu yang bekerja di perifer dan yang bekerja di sentral.1. Analgesik non-opioid

Obat analgetik non-opioid dalam ilmu farmakologi juga sering dikenal dengan istilah analgesik perifer. Analgetika perifer terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotika dan tidak bekerja sentral. Penggunaan obat analgetika perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaryh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efaek menurunkan tingkat kesdaran.

Mekanisme kerja golongan obat AINS (anti inflamasi non steroid) berkerja di perifer dengan cara menghambat pelepasan mediator sehingga aktivitas enzim siklooksigenase terhambat dan sintesa prostaglandin tidak terjadi.macam-macam obat analgetik non-opioid :

- Ibupropen- Paracetamol- Asam mefenamat

2. Analgesik opioidAnalgetik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-

sifat seperti opium atau morfin, golongan obat ini digunakan untuk meraedakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker. Mekanisme kerja pada golongan opioid, bekerja di sentral dengan cara menempati reseptor di kornu dorsalis medulla spinalis sehingga terjadi penghambatan pelepasan transmitter dan perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi. Macam-macam obat analgetik opioid :

- Metadon- Fentanil- Kodein

Antipiretik

Page 6: Pembahasan Nyeri

Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostaglandin pada CNS. Macam-macam obat antipiretik :- Benorylate- Piralozon

NSAID (Anti Inflamasi)Obat ini hanya mengurangi gejala klinis yang utama. Contoh dari NSAID:- Gol. Endomethacine- Gol. Arylacetic acid- Gol. Arylpropionic acid- Gol. Piroxicam- Gol. Nimesulide

7. Efek samping dari obat anti nyeri berkhasiat meredakan nyeri dan menurunkan panas, namun pada

dosis yang diperbolehkan sebagai obat bebas (yang dapat dibeli tanpa resep dokter), ibuprofen tidak berkhasiat sebagai anti radang. Jangan mengonsumsi obat-obat yang mengandung ibuprofen jika Anda sakit maag, asma, tekanan darah tinggi, sakit jantung atau ginjal. Demikian pula jangan konsumsi ibuprofen jika Anda alergi terhadap aspirin. Ibu hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter.

Asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak atau pasien usia lanjut, sebab dapat memberikan efek samping berupa diare terutama pada lansia. Seperti aspirin, asam mefenamat juga dapat merangsang lambung, oleh sebab itu jangan diberikan pada pasien yang cenderung mempunyai sakit maag atau gangguan lambung lainnya, juga pada orang yang alergi terhadap aspirin. Obat-obat mengandung asam mefenamat sebaiknya tidak dikonsumsi lebih dari satu minggu, kecuali dokter Anda menganjurkannya.

Metadon salah satu obat analgesik opioid dapat meninmbulkan efek samping yang tidak diinginkan, spert depresi pernapasan, konstipasi, gangguan SSP, hipotensi ortostatik, mual dan muntah pada dosis awal.

Golongan indomethacine dapat menimbulkan efek samping reaksi gastrointestinal, seperti kehilangan nafsu makan, mual, sakit badominal, diare, dan juga dapat menyebabkan alergi pada kulit dan dapat menyebabkan asma.

8. Tindakan untuk mengatasi nyeri dan gigi yang fraktur- Pemberian analgesik sebelum dan saat dilakukan pemberian

rangsang nyeri yang bertujuan untuk mencegah berkembangnya status hipersensitifitas terhadap nyeri.

- Penambalan menggunakan diantaranya dengan GIC- Rontgen

Page 7: Pembahasan Nyeri

- Pemeriksaan intraoral- Ditentukan klasifikasi dari fraktur- Blok transmisi saraf

Ireversibel : dengan oprasiReversibel : dengan anastesi