PEMBAHASAN Kreatinin Dalam Urine
-
Upload
aprilia-ayuwidiarti -
Category
Documents
-
view
1.091 -
download
4
description
Transcript of PEMBAHASAN Kreatinin Dalam Urine
PEMBAHASAN
Ginjal memiliki bagian-bagian tertentu yang melakukan fungsi tertentu, sehingga ciri-ciri dan lokasi penyakit ginjal dapat diketahui dengan memperhatikan aspek-aspek cara pembentukan urine dan cara pengaturan metabolisme [1].
Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mereka mengerekresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh dan kedua, mereka mengatur konsentrasi kebanyakan unsure cairan tubuh.
Banyakan Urine merupakan cairan eksresi utama yang dikeluarkan lewat perantaraan ginjal. Sebagian besar produk sisa tersebut dibuang melalui urine yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik . Komposisi urine sangat bervariasi dan terutama tergantung pada sifat alami diet yang dilakukan oleh individu. Komposisi urine normal mengandung senyawa yang dinamakan komponen normal. Dalam keadaan patologis, senyawa-senyawa lain dapat dijumpai dalam urine (komponen abnormal). Perubahan yang besar dapat terjadi pada komponen urine normal [2].
Buruknya reabsorbsi produk-produk akhir metabolisme seperti ureum, kreatinin dan ion urat. Kreatinin sama sekali tidak diabsorbsi di tubulus, malahan sejumlah kecil kreatinin benar-benar diekskresikan ke dalam tubulus oleh tubulus proksimal sehingga jumlah total kreatinin meningkat sekitar 20 persen.
Salah satu Efek kegagalan ginjal pada cairan tubuh adalah meningkatnaya konsentrasi nitrogen non-protein, terutama ureum, yang disebabkan oleh kegagalan tubuh untuk mengekskresikan produk akhir metabolisme. Hal ini ditunjukkan dari tingginya produk hasil akhir retensi urin, kreatinin, asam urat, fenol, basa guanidin, sulfat, fosfat, dan kalium. Keadaan ini disebut uremia karena tingginya konsentrasi produk ekskresi urin normal yang berkumpul di dalam cairan tubuh.
Kreatinin adalah bahan yang berasal dari pemecahan otot. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus dan sedikit sekali yang diekskresikan kedalam tubulus ginjal, sehinggga klerens kreatinin kira-kira sebanding dengan kecepatan filtrasi glomerulus. Karena produksi kreatinin ada hubungannya dengan banyaknya jaringan otot, maka tidak heran apabila kadar kreatinin serum anak normal yang sehat lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar pada orang dewasa . Pada masa pubertas produksi kreatinin mengalami peningkatan yang tinggi dan sebaliknya pada keadaan sakit yang lama, dengan berkurangnya jaringan otot maka kadar keratinin akan menurun. Deviasi ini dapat terlihat dengan adanya penurunan kadar kreatinin dalam serum meskipun kecepatan filtrasi glomerulus tidak berubah. Pada keadaan-keadaan tersebut akan lebih
baik bila dilakukan pemeriksaan klerens kreatinin. Ikhtisar Penyakit anak jilid 2 . 1994. Short J R, Gray, Dodge. Binarupa aksara:Jakarta.
Kreatinin merupakan hasil pemecahan keratin fosfat dalam otot, pada pemecahan ini akan
dihasilkan kreatinin dan energi fosfat (Pi). Jadi, keratin fosfat merupakan salah satu senyawa
karier energi. Karier energi yang lain 1,2 Bifosfogliserat, Fosfoenolpiruvat, dan Asetil KoA [6].
Kontraksi otot
Kreatin fosfat + ADP Kreatinin + ATP
Kreatin tergolong nonprotein nitrogen yang secara kontinyu diekskresi ke urin. Jumlah
ekskresi per 24 jam dipengaruhi oleh massa otot dan kontraksinya. Pada keadaan normal tubuli
ginjal aktif mengekskresi kreatinin dan jumlahnya akan ditambah dengan kreatinin yang berasal
dari darah. Jadi, peranan diagnostik kreatinin darah berfungsi ganda, yakni terhadap faal ekskresi
ginjal dan kontraksi otot. Pada penelitian dengan menggunakan teknik radioisotop N15, kreatinin
berasal dari asam amino arginin, glisin, dan metionin [6].
Teknik pemeriksaan kreatinin yang sering digunakan adalah metode Jaffe. Yaitu
pembentukan kreatinin pikrat yang berwarna merah jika kreatinin direaksikan dengan pikrat
álkalis. Warna yang terbentuk diukur dengan fotometer atau spektrofotometer pada 530 nm.
Kalkulasi dihitung dengan membandingkan absorbansi sampel dan standar yang telah diketahui
kadarnya [6].
Harga normal untuk metode ini adalah 0,6-1,1 mg / 100 ml serum dan 0,7-1,5 mg / 100
ml darah lengkap. Untuk pemeriksaan kreatinin harus dilakukan deproteinisasi yaitu
menggunakan Na-Tungstat dan H2SO4. Filtrat disebut dengan bebas protein (FBP) atau lebih
populer dengan filtrat Folin Wu. Filtrat juga bisa digunakan untuk pemeriksaan asam urat [6].
Tes kreatinin serum adalah tes yang murah, cepat dan mudah. Tes kreatinin serum secara
tunggal kurang akurat untuk memprediksi LFG karena kreatinin selain difiltrasi bebas oleh
glomerulus juga disekresi oleh tubulus proksimal, kadarnya dalam serum dipengaruhi oleh
senyawa-senyawa tertentu dalam darah (kromogen non kreatinin), perubahan massa otot dan
proses inflamasi, sehingga dikembangkan berbagai persamaan yang menggunakan kadar
kreatinin serumdisertai beberapa faktor koreksi. JURNAL LJU FLTRASI
Pada praktikum pemeriksaan kreatinin dalam urin ini, untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan probandus yang diambil sampel urinnya harus dalam keadaan sehat. Hal ini penting
karena dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan. Pada praktikum pemeriksaan kreatinin dalam
urine yang menggunakan metode Jaffe ini, Dimana hasil akhir yang didapatkan dari praktikum
ini adalah larutan berwarna merah. prinsip kerjanya, kreatinin yang bereaksi dengan pikrat alkali
akan menimbulkan warna khas dari kreatinin pikrat iru sendiri. Dari hasil akhir yang diperoleh
telah cukup membuktikan bahwa memang ada kreatinin dalam urine. Keadaan ini juga
memberikan penjelasan bahwa makin merah warna larutan urine, maka kadar kreatinin dalam
darah makin banyak.
Kreatinin plasma dan konsentrasi kreatinin urine diperiksa menggunakan metode Jaffe.
Koefisien variasi dari pengukuran kreatinin plasma adalah 3,9%, dari 44 mmol/L dan 1,9% dari
530 mmol/L konsentrasi kreatinin plasma.(1581 HAL 2)