Pemeriksaan Glukosa Urine Dan Protein Pada Urine

21
PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pemeriksaan protein dan glukosa urine dan mengetahui kadar protein dan glukosa urine. II. DASAR TEORI Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawa- senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang terletak dibagian pinggang dibawah peritonium. Urine yang dihasilkan oleh ginjal akan mengalir melewati saluran ureter menuju kantung kemih. Dinding kantung kemih akan berkontraksi secara volunter mendorong urine keluar melalui uretra (Kurniati, 2009). Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian

description

Laporan Fisiologi Hewan UNLAM

Transcript of Pemeriksaan Glukosa Urine Dan Protein Pada Urine

PERCOBAAN VIPEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSAURINEI. TUJUAN PERCOBAANTujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pemeriksaan protein dan glukosa urine dan mengetahui kadar protein dan glukosa urine.II. DASAR TEORISistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah, kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia memiliki sepasang ginjal yang terletak dibagian pinggang dibawah peritonium. Urine yang dihasilkan oleh ginjal akan mengalir melewati saluran ureter menuju kantung kemih. Dinding kantung kemih akan berkontraksi secara volunter mendorong urine keluar melalui uretra (Kurniati, 2009).Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat (Campbell, 2004).Pembentukan urine dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam tubuh maupun lingkungan, misalnya minum cairan hipotonik dalam jumlah besar, tingkat stress, ketakutan, dan lain-lain. Faktor dari luar tubuh berupa pengaruh suhu lingkungan, topografi, tempat tinggal seseorang. Sekresi dan ekskresi memiliki nilai yang sangat penting dalam proses metabolisme dan kehidupan hewan dan manusia. Tanpa kedua sistem ini pastilah mahluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup dan kesintasannya tidak akan terjaga (Yuwono, 2004).Pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi oleh sel darah, dikeluarkan bersama urine keringat dan pernapasan. Salah satu sistem metabolisme yang terdapat dalam tubuh hewan adalah sistem eksresi dan osmoregulasi. Ekskresi mempunyai peranan mengeluarkan dan membuang hasil sampingan metabolisme, mencegah gangguan aktifitas metabolik dalam tubuh dan membuang zat-zat buangan, mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh dan mengatur kadar ion H+ atau pH cairan tubuh (Kusnadi, 2007).Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks yang berisi nefron (terdiri dari glomerulus dan kapsul bowman), bagian dalam lagi disebut medulla yang berisi tubulus ginjal. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medula ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula (Wulangi, 2008).Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya ammonia. Ammonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraseluler dengan jalan mengelluarkan air bila berlebihan serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekskresi dari ginjal berupa urine. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah atau keadaan urine yaitu diantaranya jumlah air yang diminum, keadaan system syaraf, hormon ADH (Antidiuretik), banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan menjadi osmotik, pada penderita diabetes mellitus pengeluaran glukosa diikuti kenaikan volume urine (Soewolo, 2005).Proses terbentuknya urine berawal pada penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomerulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk kedalam kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut filtrasi. Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi. Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolisme maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan urine, tekanan urine pada dinding kandung kamih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing (Poedjiadi, 2005).Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya aIr yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit (Kurniati, 2009).Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstisial (Poedjiadi, 2005). Urine yang dikeluarkan oleh tubuh merupakan hasil ekskresi yang berasal dari organ ginjal. Baik buruknya keadaan ginjal dapat diketahui dengan melihat dan menguji hasil urine yang dikeluarkan. Urine sehat itu berwarna kuning pucat atau kuning gelap. Hal ini tergantung pada tingkat hidrasi, sehingga urine tetap berada di koridor warna kuning. Kandungan pada urine normal adalah air, urea, amonia, zat warna empedu yang memberikan warna pada urine, dan garam mineral. Untuk ginjal yang sehat, glukosa tidak boleh ada dalam urine, jika terdapat glukosa maka menandakan terjadi kelainan pada fungsi hormon insulin yang dihasilkan oleh pulau Langerhans dalam pankreas, jika urine mengandung gula (glukosa) berarti tubulus kontortus proksimal pada ginjal tidak menyerap gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal, dapat pula akibat kadar gula dalam darah yang tinggi sehingga giinjal tidak dapat menyerap kembali semua gula. Kadar gula darah yang tinggi akibat dari proses pengubahan gula menjadi glikogen terhambat karena produksi hormos insulin terhambat. Orang yang demikian menderita kencing manis (Diabetes melitus). Bahan pengawet atau pewarna makanan juga dapat membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan atau terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan juga akan merusak ginjal (Karmana, 2007).III.WAKTU DAN TEMPATPraktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 10 April 2015 pukul 14.00-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.IV.ALAT DAN BAHANAlat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, lampu spiritus (bunzen), rak tabung reaksi, dan penjepit tabung reaksi .Bahaan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah urine, reagen robert, larutan fehling A & B. V.PROSEDUR KERJAMahasiswa

Sebagai praktikan dan naracoba harus siap dan meguasai langkah-langkah pemeriksaan Disiapkan seluruh peralatan dan bahan yang dibutuhkan Dilakukan percobaan dengan seksama Dicatat semua hasil pengamatan dan ditabulasikan menjadi data kelompok Diminta persetujuan asistenHasil

Pemeriksaan protein dan glukosa dalam urin :1. Pemeriksaan Protein dengan uji Robert2 mL reagen Robert

Dimasukkan melalui dinding tabung reaksi dengan menggunakan pipet. Di amati reaksi yang terjadi. Apabila reaksi positif maka terjadi cincin putih pada perbatasan yang menunjukkan adanya protein dalam urin yang dipresipitasikan oleh asam kuat.Hasil

1. Pemeriksaan Glukosa dalam urinUrine

Disaring terlebih dahulu.Reagen Fehling A dan Fehling B 5 mL

Dicampur Dilarutkan dalam akuades 1 liter2,5 mL urin

Ditambahkan kedalam tabung reaksi kemudian bagi kedalam dua tabung reaksi sama banyak. Dipanaskan satu tabung sampai mendidih dan yang lain sebagai pembanding Apabila dalam urin terdapat glukosa maka akan terbentuk endapan berwarna kuning atau kuning kemerahan. Dilakukan pengujian urin tanpa reagen dan dibandingkan hasilnya.Hasil

VI.HASIL DAN PEMBAHASAAN6.1HasilTabel 1. Data Pemeriksaan Protein dan Glukosa dalam urineKode SampelProtein urine (+/-)Glukosa urine (+/-)Keterangan

Foto

A(-)

(-)

Tidak terbentuk cincin putih pada uji protein. Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

B(-)

(-)

Tidak terbentuk cincin putih pada uji protein. Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

C(-)

(-)

Tidak terbentuk cincin putih pada uji protein. Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

D(-)

(-)

Tidak terbentuk cincin putih pada uji protein. Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

E

(+)

(-)Terbentuk cincin putih (sangat sedikit) pada uji protein. Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

F(-)

(-)

Tidak terbentuk cincin putih pada uji protein. Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

G(-)

(-)

Tidak terbentuk cincin putih pada uji protein Uji glukosa warna menjadi lebih tua dan tidak terdapat endapan kemerahan

6.2PembahasaanStruktur GinjalAlat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal. Ginjal atau buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan, dan berjumlah dua buah. Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150 gram. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Gambar. Struktur ginjalDi bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang rusuk ke sebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan. Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron. Saluran panjang yang berlengkung (tubulus) dikelilingi oleh pembuluh kalpiler darah. Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut tubulus proximal. Tubulus yang letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus distal. Tubulus proximal dan tubulus distal dihubungkan oleh lengkung Henle atau angsa Henle. Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut apatarus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan menjadi makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibaw ke kandung kemih melewati ureter. Lengkung Henle ini berupa pembuluh menyerupai leher angsa yang turun ke arah medula ginjal, kemudian naik lagi menuju korteks ginjal. Bagian akhir dari tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak pada sum-sum ginjal.Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla (sum-sum ginjal). Bagian paling dalam disebut pelvis (rongga ginjal), pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsul. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula atau badan mal[ighi yang dilanjutkan oleh saluran-saluran tubulus.Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsul Boeman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerullus dan kapsul Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk kedalam tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.

Fungsi GinjalFungsi ginjal berperan dalam pembentukan urine yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu : penyaringan, penyerapan kembali dan pengumpulan (agumentasi).1. Penyaringan (Filtrasi)Proses pembentukan urine diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomerulus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasi penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urine primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urine primer akan diserap kembali di tubulus kontrortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifa racun bertambah, misalnya urea.

3. AugmentasiAugmentasi adalah proses penambahan za sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui uretra.Praktikum ini dilakukan dengan dua metode yang pertama pemeriksaan protein uji Robert dengan masukkan 2 mL reagen Robert melalui dinding tabung reaksi dengan menggunakan pipet (reagen Robert terdiri dari HNO3 pekat : 1 bagian, MgSO4 jenuh : 5 bagian 770 gram dalam 1 liter aquadest). Metode kedua melakukan pemeriksaan glukosa dalam urine dengan cara mencampur reagen Fehling A dan Fehling B masing-masing 2,5 mL. Kemudian melarutkan Fehling A Kristal CuSO4 dalam aquadest sampai 1 liter dan Fehling B garam signete 173 gram, Natrium hidroksida 50 gram dilarutkan dalam aquades sampai 1 liter, kemudian kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan 1,25 mL urine, dan dibagi kedalam dua tabung reaksi sama banyak, dipanaskan satu tabung reaksi sampai mendidih dan yang lain untuk pembanding. Apabila didalam urine terdapat glukosa maka akan terbentuk endapan berwarna kuning atau kuning kemerahan. Dilakukan juga terhadap urine tanpa campuran reagen dan bandingkan hasilnya.Pemeriksaan urine menggunakan reagen Robert untuk memeriksa kandungan protein dalam urine. Reagen Robert memiliki kemampuan asam kuat untuk mempresipitasikan protein.Reaksi positifnya membentuk cincin putih menunjukan adanya protein. Adanya protein dalam urin sering disebut dengan proteinuria (albuminuria). Proteinuria yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat sekitar 0,5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Proteinuria patologis sering disebabkan oleh adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit, misalnya nefrosklerosis, yaitu suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa, arsen, bismut).Pemeriksaan glukosa dalam urine dilakukan dengan menggunakan uji Fehling. Prinsip uji Fehling adalah mereduksi glukosa terhadap CuSO4 sehingga terbentuk endapan berwarna merah bata (merah kekuningan). Untuk mendapatkan hasil yang baik sebelum digunakan sebaiknya urine dan reagen disaring terlebih dahulu. Adapun cara membuat reagen Fehling adalah sebagai berikut:Fehling I : CuSO4- kristal dilarutkan dalam 1 liter aquadestFehling II : Garam signette 173 gram dan NaOH 50 gram dilarutkan dalam 1 liter aquadestReaksi positif terhadap uji ini adalah terjadi endapan berwarna merah bata atau warna larutan berubah menjadi kuning kemerahan yang berarti bahwa di dalam urine terdapat glukosa. Endapan ini adalah endapan Cu2O berdasarkan reaksi :RCOH + 2Cu+ 2+ +5 OH- RCOOH + Cu2O + 3H2O Uji Fehling dapat digunakan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine. Sebagian glukosa akan direabsorsbsi dan sebagian akan larut dalam urine. Dalam urine yang mengandung glukosa dengan kadar yang cukup tinggi akan terbentuk endapan merah bata atau warna larutan menjadi kuning kemerahan setelah dilakukan uji Fehling. Kadar glukosa yang terlarut dalam urine tergantung pada kadar gula dalam darah. Adanya glukosa dalam urine dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut menderita diabetes, tetapi tidak semua glukosuria (adanya gula dalam urin) menunjukkan diabetes. Glukosuria dapat ditemukan pada seseorang yang mengalami strees emosi (misalnya pertandingan atletik yang sangat menegangkan). Galaktosuria dan laktosutia dapat terjadi pada ibu selama masa kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria sementara terjadi setelah makan makanan yang mengandung gula pentosa.Pada praktikum kali ini dihasilkan untuk percobaan pertama pemeriksaan protein dengan uji Robert dihasilkan urine A, B,C, D, Fdan G tidak mengandung protein atau negatif (-). Hal ini dapat dikatakan sesuai dengan teori atau urine dikatakan normal, karena urine yang normal sebenarnya tidak mengandung protein. Namun pada sampel urine E mengandung protein, hal ini disebabkan kesalahan praktikan yang memproduksi urine karena dia tidak puasa selama 3 jam sehinga hasil metabolismenya masih tersisa. Percobaan kedua pemeriksaan glukosa dalam urine dihasilkan pada urine A, B, C, D, E, F dan G tidak mengandung glukosa berarti urinenya normal. Adanya glukosa dalam urine dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut menderita diabetes, tetapi tidak semua glukosuria (adanya gula dalam urin) menunjukkan diabetes. Glukosuria dapat ditemukan pada seseorang yang mengalami strees emosi. Galaktosuria dan laktosutia dapat terjadi pada ibu selama masa kehamilan, laktasi. Pentosuria sementara terjadi setelah makan makanan yang mengandung gula pentosa. VII.KESIMPULANKesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :1. Urine digunakan sebagai indikator untuk mengetahui berbagai penyakit yang dialami tubuh kita.2. Pemeriksaan urine menggunakan reagen Robert untuk memeriksa kandungan protein dalam urine. Reaksi positifnya membentuk cincin putih menunjukan adanya protein.3. Pemeriksaan glukosa dalam urine dilakukan dengan menggunakan uji Fehling. Rekasi positifnya terbentuk endapan berwarna merah bata (merah kekuningan).4. Pemeriksaan protein dengan uji Robert dihasilkan urine A, B,C, D, F dan G tidak mengandung protein atu negatif (-), namun pada urine E terdapat protein dengan membentuk reaksi yang positif5. Pemeriksaan glukosa dalam urine dihasilkan pada urine A, B, C, D, E dan G tidak mengandung glukosa.5.2 SaranSaran dalam praktikum kali ini adalah hendaknya pada saat praktikum ketelitian dan kerjasama lebih diperhatikan, agar praktikum dapat berjalan dengan baik. Kemudian diharapkan asisten atau praktikan lebih aktif lagi dalam menjalankan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKACampbell, N.A, Jane B.C, dan Lawrence G.M. 2004. Biologi. Jilid III 2nd edition. Penerbit Erlangga : Jakarta.Karmana, O. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama: JakartaKurniati,T. 2009. Zoologi Vertebrata. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati: Bandung.Kusnadi. 2007. Biologi Umum.Piranti: Jakarta.Poedjiadi, A., & Suryati. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press: Jakarta.Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia.Malang : UM press: Malang.Wulangi, K. 2007. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.Yuwono, Edy. 2004. Fisiologi Hewan I. Depertemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Biologi. Purwokerto.