Penelitian Urine

40
Pertanyaan : Apa saja yang digunakan utk menguji urin ? Siapa saja yang paling sering melakukan tes urin ? Berapa lama waktu yang digunakan utk mnguji urin ? Mgapa urin dpt menguji glukosa, kehamilan ? Dimana saja tmpt mnguji urin ? Cara menguji urin ?

description

1

Transcript of Penelitian Urine

Pertanyaan :Apa saja yang digunakan utk menguji urin ?Siapa saja yang paling sering melakukan tes urin ?Berapa lama waktu yang digunakan utk mnguji urin ?Mgapa urin dpt menguji glukosa, kehamilan ?Dimana saja tmpt mnguji urin ?Cara menguji urin ?

Pemeriksaan URINE (AIR KENCING)Glucose : NegatifBillirubin : NegatifKeton : < 5 mg/dlBerat Jenis : 1,001-1,035pH : 4,6 8,0Protein : < 30 mg/dlUrobilinogen : < 1,0 EU/dlNitrit : NegatifBlood : NegatifLeukosit : NegatifSedimenSel epitel : NegatifLeukosit ; < 5 LPBEritrosit ; < 5 LPBSilinder, Kristal dan Bakteri ; Negatif

INI HORMON YANG DIHASILKAN OLEH WANITA HAMILBila terjadi pertemuan sel sperma dan sel telur (konsepsi) dan konsepsi ini tertanam dalam endometrium, ia akan membentuk sel yang kita sebut sinsitiotropoblas. Nah, sel ini yang akan menghasilkan hormon kehamilan yang disebut sebagai human chorionic gonadotrophin (hCG). Hormon kehamilan ini dapat dideteksi dalam darah dan urin kira-kira hari ke-8 dan 9 SETELAH terjadi konsepsi. Pemeriksaan dalam darah atau urin dapat berupa kualitatif atau kuantitatif.Tes kehamilan dalam urin biasanya positif bila kadarnya diatas 20 mIU/mL. Kadar ini akan muncul 2-3 hari sebelum hari menjelang haid. Tes ini dapat dilakukan 3-5 menit. Bila hasilnya positif, diduga kuat anda hamil. Namun bisa juga negatif, namun anda mengalami suatu keadaan yang disebut hamil anggur atau mola hidatidosa. Perlu diingat juga, produk tes kehamilan ini berbeda-beda sensitifitasnya, tergantung pabrik yang membuatnya. Jadi jangan segan-segan untuk mencoba produk yang berbeda-beda.

INI ADO BERBAGAI KUTIPAN DARI AHLI

Urine bisa mengungkapkan apa saja yang kita makan, berapa banyak air yang sudah diminum, dan penyakit apa yang sedang diderita. Urine ibarat jendela untuk melihat apa yang terjadi dalam tubuh.

Berbagai hal yang bersikulasi dalam tubuh, termasuk bakteri, jamur, protein, dan gula akan keluar lewat air seni atau urine, kata Tomas Griebling, MD, MPH, ahli urologi (Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kelainan pada saluran kemih dan genital pada laki-laki dan saluran kemih wanita.) dari University of Kansas.

Fungsi utama urine adalah membawa zat-zat toksin keluar dari tubuh agar tidak menumpuk di tubuh dan berdampak buruk bagi kesehatan, papar Anthony Smith, MD, seorang ahli urologi.

Bila kita menemukan adanya perubahan warna atau bau yang tidak biasa dari urine, bisa jadi itu pertanda ada gangguan kesehatan.

Warna urine yang normal adalah kuning hingga kuning pucat. Warna kuning ini berasal dari pigmen warna yang disebut urochorme. Jika warna urine terlalu bening, bisa menjadi tanda bahwa Anda terlalu banyak minum air atau sedang mengkonsumsi obat diuretic (penyerap air yang membuat volume urine bertambah).

Warna urine juga bisa berubah-ubah sesuai dengan makanan yang kita asup. Misal, makan wortel bisa membuat warna urine menjadi agak oranye, begitu juga dengan makan obat-obatan bisa merubah warna urine.

Bila Anda melihat ada darah dan warna urine agak gelap, itu bisa menjadi tanda adanya infeksi, kata Smith kemudian. Anda harus waspada bila warna urine Anda seperti ini. Urine pada umumnya tidak punya bau yang kuat. Bila Anda mendapati bau yang tajam, bisa jadi Anda terkena infeksi atau batu ginjal yang sering menimbulkan bau ammonia. Adapun bau manis yang menguap dari urine bisa menjadi tanda penyakit diabetes.

Jadi perhatikan asupan makanan yang Anda makan dan perhatikan air seni yang Anda buang. Jika terdapat penyimpangan dari biasanya, bau yang terlalu kuat atau warna yang berbeda, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Pemeriksaan umum urine terdiri dari warna,berat jenis,pH,protein dan beberapa zat hasil metabolisme tubuh.Pemeriksaan sedimen urine memperlihatkan adanya erytrosit atau sel darah merah,leukosit atau sel darah putih,adanya kristal,epitel,bakteri maupun jamur.Lalu apa pentingnya pemeriksaan urine lengkap ini?Kondisi apa saja yang perlu dilakukan pemeriksaan ini? Bagaimana membaca hasil pemeriksaan ini? Ayo kita berselancar membahas urine ini.Kita mulai saja dengan pemeriksaan umum urine,disini pemeriksa akan melihat warna urine apakah merah yang menandakan adanya darah, berwarna seperti teh seperti pada kasus kelainan hati atau kehijauan akibat mengkonsumsi obat-obat tertentu.Setelah melihat warna urine,pemeriksa akan memeriksa berat jenis urine, harga normal berat jenis urine ini adalah 1,005-1,030. Berat jenis yang menurun terjadi pada kasus-kasus yang membuat urine lebih encer, seperti overload cairan, hipotermi (penurunan suhu tubuh) dan penyakit diabetes insipidus.Sedangkan berat jenis yang meningkat dapat terjadi pada kondisi yang membuat urine lebih pekat, seperti dehidrasi, demam, luka bakar dan gangguan ginjal.pH urine juga diperiksa,normalnya pH urine berkisar antara 5-8. Urine yang asam dapat terjadi pada kasus acidosis, diabetes yang tidak terkontrol, diare, kelaparan, dehidrasi, penyakit pernafasan seperti kasus sesak nafas.Sedangkan pada kondisi infeksi saluran kencing karena kuman proteus, obstruksi pyloric, keracunan salisilat (aspirin), gagal ginjal kronik dan penyakit ginjal lainnya, membuat urine lebih basa dari pH normal urine yang berkisar antara 5-8. Setelah memeriksa hal diatas, pemeriksaan selanjutnya adalah melihat adanya bahan-bahan hasil metabolisme tubuh. Protein adalah bahan yang dibutuhkan tubuh,sehingga tidak boleh dibuang dalam urine. Apabila terdapat protein dalam urine maka patut dicurigai ada masalah dengan organ yang bertugas menyeleksi keluarnya protein ini yaitu ginjal (selengkapnya bisa dibaca artikel saya tentang mikroalbuminuria). Meskipun begitu kondisi panas tinggi dan dehidrasi berat juga dapat memberikan protein urine yang positif. Selanjutnya pemeriksaan urine ini akan mendeteksi adanya nitrite dalam urine. Berbeda dengan protein, nitrite ini lebih mengarah pada adanya infeksi karena kuman akan merubah nitrat dalam urine menjadi nitrit. Produk metabolisme tubuh lainnya yang diperiksa adalah adanya biliribun dan urobilinogen. Kedua bahan ini adalah produk dari liver atau hati, salah satu fungsinya adalah memberi warna kuning pada urine. Kadarnya dalam urine akan meningkat sehingga urine tampak seperti teh. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus gangguan hati seperti hepatitis, tumor hati dan gangguan di sistem empedu.Kita lanjutkan bagaimana membaca tes urine lengkap ini. Kita sudah mengetahui bahwa pemeriksaan urine ini penting untuk mengetahui penyakit saluran kemih dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan metabolisme tubuh. Selanjutnya yang diperiksa dalam pemeriksaan urine adalah pemeriksaan reduksi urine, pemeriksaan ini dulu sering dilakukan sebagai pertanda adanya gula di dalam urine, apabila positif menunjukkan adanya kadar gula dalam tubuh seseorang. Kelemahannya adalah pemeriksaan ini tidak menggambarkan kadar gula dalam darah,sehingga saat ini tidak dapat dijadikan dasar penegakan diagnosis kencing manis. Kita lanjutkan dengan pemeriksaan lainnya, Dalam keadaan normal tidak didapatkan adanya darah didalam urine, adanya darah (erytrosit) dalam urine mungkin akibat perdarahan di saluran kencing(adanya batu,tumor yang berdarah,infeksi saluran kencing,ginjal yg kekurangan darah/infark) atau pada wanita yang sedang haid akibat kontaminasi, itulah sebabnya pemeriksaan urine ini tidak disarankan untuk wanita yang sedang haid. Lekosit adalah tentaranya tubuh kita, apabila ada infeksi atau luka di saluran kencing,maka jumlah lekosit akan meningkat, leukosit juga akan meningkat akibat kontaminan misalnya akibat keputihan. Secara normal kadar lekosit dalam urine adalah 0-5 per lapangan pandang bila dilihat dengan mukroskop. Setelah mencari adanya darah dan leukosit, yang kita cari adalah adanya silinder. Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal,adanya silinder ini menunjukkan adanya penyakit yang serius dari ginjal misalnya radang pada ginjal.Kristal dalam urine tidak selalu berhubungan dengan adanya batu di saluran kemih, kristal merupakan hasil metabolisme normal dari tubuh. Jenis makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin serta banyaknya makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi adanya kristal dalam urine. Epitel ibarat batu bata di dinding saluran kemih kita, jumlahnya akan meningkat apabila didapatkan adanya infeksi,radang dan batu saluran kemih. Bahan terakhir yang diperiksa dari urine lengkap ini adalah adanya benda-benda keton (keton bodies). Benda ini terdiri dari aseton,asam asetoasetat dan asam 13-hidroksibutirat. Puasa yang lama,diabetes mellitus (kencing manis) dan gangguan metabolisme lemak akan meningkatkan jumlah benda keton dalam urine.

Sebelum menilai hasil analisa urine, perlu diketahui tentang proses pembentukan urine. Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.

Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain.

Faktor-Faktor Yang Turut Mempengaruhi Susunan Urin

Untuk mendapatkan hasil analisa urin yang baik perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain persiapan penderita dan cara pengambilan contoh urin.

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam persiapan penderita untuk analisa urin misalnya pada pemeriksaan glukosa urin sebaiknya penderita jangan makan zat reduktor seperti vitamin C, karena zat tersebut dapat memberikan hasil positif palsu dengan cara reduksi dan hasil negatif palsu dengan cara enzimatik.

Pada pemeriksaan urobilin, urobilinogen dan bilirubin sebaiknya tidak diberikan obat yang memberi warna pada urin, seperti vitamin B2 (riboflavin), pyridium dan lain lain.

Pada tes kehamilan dianjurkan agar mengurangi minum supaya urin menjadi lebih pekat.

Susunan urin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, tetapi pada pihak lain mungkin banyak berbeda dari waktu ke waktu sepanjang hari, karena itu penting untuk mengambil contoh urin menurut tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan urin seperti pemeriksaan protein, glukosa dan sedimen dapat dipergunakan urin - sewaktu, ialah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan dengan khusus, kadang kadang bila unsur sedimen tidak ditemukan karena urin- sewaktu terlalu encer, maka dianjurkan memakai urin pagi.

Urin pagi ialah urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari, urin ini baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein sedimen dan tes kehamilan.

Pada penderita yang sedang haid atau "leucorrhoe" untuk mencegah kontaminasi dianjurkan pengambilan contoh urin dengan cara clean voided specimen yaitu dengan melakukan kateterisasi, punksi suprapubik atau pengambilan urin midstream dimana urin yang pertama keluar tidak ditampung, tapi urin yang keluar kemudian ditampung dan yang terakhir tidak turut ditampung.

Pemeriksaan Makroskopik, Mikroskopik Dan Kimia Urin

Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.

Pemeriksaan Makroskopik

Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan. Pengukuran volume urin yang dikerjakan bersama dengan berat jenis urin bermanfaat untuk menentukan gangguan faal ginjal.

Volume urinBanyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.

Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri.

Keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.

Warna urinPemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat.

Disamping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti hemoglobin yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan warna coklat. Warna urin yang dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang diberikan kepada orang sakit seperti obat dirivat fenol yang memberikan warna coklat kehitaman pada urin.

Kejernihan dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Biasanya urin segar pada orang normal jernih. Kekeruhan ringan disebut nubecula yang terdiri dari lendir, sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap. Dapat pula disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf yang mengendap dan bakteri dari botol penampung. Urin yang telah keruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri, sedimen seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak.

Berat jenis urinPemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita'. Berat jenis urin sewaktu pada orang normal antara 1,003 -- 1,030. Berat jenis urin herhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun.

Bau urinUntuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urin yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

pH urinPenetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 -- 8,0. Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa. Dalam pengobatan batu karbonat atau kalsium fosfat urin dipertahankan asam, sedangkan untuk mencegah terbentuknya batu urat atau oksalat pH urin sebaiknya dipertahankan basa.

Pemeriksaan Mikroskopik

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit. Urin yang dipakai ialah urin sewaktu yang segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet formalin. Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan memakai lensa objektif kecil (10X) yang dinamakan lapangan penglihatan kecil atau LPK. Selain itu dipakai lensa objektif besar (40X) yang dinamakan lapangan penglihatan besar atau LPB.

Jumlah unsur sedimen bermakna dilaporkan secara semi kuantitatif, yaitu jumlah rata-rata per LPK untuk silinder dan per LPB untuk eritrosit dan leukosit. Unsur sedimen yang kurang bermakna seperti epitel atau kristal cukup dilaporkan dengan + (ada), ++ (banyak) dan +++ (banyak sekali). Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu unsur organik dan tak organik. Unsur organik berasal dari sesuatu organ atau jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan, sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ atau jaringan seperti urat amorf dan kristal.

Eritrosit atau leukositEritrosit atau leukosit di dalam sedimen urin mungkin terdapat dalam urin wanita yang haid atau berasal dari saluran kernih. Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin, sedangkan leukosit hanya terdapat 0 - 5/LPK dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genitalia.

Adanya eritrosit dalam urin disebut hematuria. Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan dalam saluran kemih, seperti infark ginjal, nephrolithiasis, infeksi saluran kemih dan pada penyakit dengan diatesa hemoragik. Terdapatnya leukosit dalam jumlah banyak di urin disebut piuria. Keadaan ini sering dijumpai pada infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita dengan fluor albus.

SilinderSilinder adalah endapan protein yang terbentuk di dalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH dan adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal.

Dikenal bermacam-macam silinder yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti setuju bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit eritrosit, leukosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler seperti silinder leukosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder berbutir selalu menunjukkan penyakit yang serius. Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit dan pada glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

KristalKristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu di dalam saluran kemih. Kristal asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil metabolisme yang normal. Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. Di samping itu mungkin didapatkan kristal lain yang berasal dari obat-obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin.

EpitelMerupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan dalam sedimen urin. Dalam keadaan patologik jumlah epitel ini dapat meningkat, seperti pada infeksi, radang dan batu dalam saluran kemih. Pada sindroma nefrotik di dalam sedimen urin mungkin didapatkan oval fat bodies. Ini merupakan epitel tubuli ginjal yang telah mengalami degenerasi lemak, dapat dilihat dengan memakai zat warna Sudan III/IV atau diperiksa dengan menggunakan mikroskop polarisasi.

Pemeriksaan Kimia Urin

Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimum, aktivitas reagens harus dipertahankan, penggunaan haruslah mengikuti petunjuk dengan tepat; baik mengenai cara penyimpanan, pemakaian reagnes pita dan bahan pemeriksaan.

Urin dikumpulkan dalam penampung yang bersih dan pemeriksaan baiknya segera dilakukan. Bila pemeriksaan harus ditunda selama lebih dari satu jam, sebaiknya urin tersebut disimpan dulu dalam lemari es, dan bila akan dilakukan pemeriksaan, suhu urin disesuaikan dulu dengan suhu kamar.

Agar didapatkan hasil yang optimal pada tes nitrit, hendaknya dipakai urin pagi atau urin yang telah berada dalam buli-buli minimal selama 4 jam. Untuk pemeriksaan bilirubin, urobilinogen dipergunakan urin segar karena zat-zat ini bersifat labil, pada suhu kamar bila kena cahaya. Bila urin dibiarkan pada suhu kamar, bakteri akan berkembang biak yang menyebabkan pH menjadi alkali dan menyebabkan hasil positif palsu untuk protein. Pertumbuhan bakteri karena kontaminasi dapat memberikan basil positif palsu untuk pemeriksaan darah samar dalam urin karena terbentuknya peroksidase dari bakteri.

Reagens pita untuk pemeriksaan protein lebih peka terhadap albumin dibandingkan protein lain seperti globulin, hemoglobin, protein Bence Jones dan mukoprotein. Oleh karena itu hasil pemeriksaan proteinuri yang negatif tidak dapat menyingkirkan kemungkinan terdapatnya protein tersebut didalam urin. Urin yang terlalu lindi, misalnya urin yang mengandung amonium kuartener dan urin yang terkontaminasi oleh kuman, dapat memberikan hasil positif palsu dengan cara ini. Proteinuria dapat terjadi karena kelainan prerenal, renal dan post-renal. Kelainan pre-renal disebabkan karena penyakit sistemik seperti anemia hemolitik yang disertai hemoglobinuria, mieloma, makroglobulinemia dan dapat timbul karena gangguan perfusi glomerulus seperti pada hipertensi dan payah jantung. Proteinuria karena kelainan ginjal dapat disebabkan karena kelainan glomerulus atau tubuli ginjal seperti pada penyakit glomerulunofritis akut atau kronik, sindroma nefrotik, pielonefritis akut atau kronik, nekrosis tubuler akut dan lain-lain.

Pemeriksaan glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.

Juga cara ini lebih spesifik untuk glukosa, karena gula lain seperti galaktosa, laktosa, fruktosa dan pentosa tidak bereaksi. Dengan cara enzimatik mungkin didapatkan hasil negatip palsu pada urin yang mengandung kadar vitamin C melebihi 75 mg/dl atau benda keton melebihi 40 mg/dl.

Pada orang normal tidak didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa seperti pada diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma Cushing, phaeochromocytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau karena ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal glukosuria, kehamilan dan sindroma Fanconi.

Benda- benda keton dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.

Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi. Hal ini terjadi sebelum kadar benda keton dalam serum meningkat.

Pemeriksaan bilirubin dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.

Pemeriksaan urobilinogen dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin.

Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.

Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.

Dalam keadaan normal urin bersifat steril. Adanya bakteriura dapat ditentukan dengan tes nitrit. Dalam keadaan normal tidak terdapat nitrit dalam urin. Tes akan berhasil positif bila terdapat lebih dari 105 mikroorganisme per ml urin. Perlu diperhatikan bahwa urin yang diperiksa hendaklah urin yang telah berada dalam buli-buli minimal 4 jam, sehingga telah terjadi perubahan nitrat menjadi nitrit oleh bakteri. Urin yang terkumpul dalam buli-buli kurang dari 4 jam akan memberikan basil positif pada 40% kasus.

Hasil positif akan mencapai 80% kasus bila urin terkumpul dalam buli-buli lebih dari 4 jam. Hasil yang negatif belum dapat menyingkirkan adanya bakteriurea, karena basil negatif mungkin disebabkan infeksi saluran kemih oleh kuman yang tidak mengandung reduktase, sehingga kuman tidak dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Bila urin yang akan diperiksa berada dalam buli-buli kurang dari 4 jam atau tidak terdapat nitrat dalam urin, basil tes akan negatif.

Kepekaan tes ini berkurang dengan peningkatan berat jenis urin. Hasil negatif palsu terjadi bila urin mengandung vitamin C melebihi 25 mg/dl dan konsentrasi ion nitrat dalam urin kurang dari 0,03 mg/dl.

dr. R. Wirawan, dr. S. Immanuel, dr. R. DharmaBagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, JakartaCermin Dunia Kedokteran No. 30 (http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine)

Tilik Kesehatan Melalui UrinHealth News Tue, 24 Jun 2008 10:00:00 WIB Air seni alias air kencing atau urin adalah cairan sisa yang dilepaskan oleh ginjal, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui proses urinasi (berkemih). Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring ginjal dan untuk menjaga kestabilan cairan tubuh.

Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Komposisi urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (jaringan penyokong).

Tahu kondisi organ

Materi yang terkandung di dalam urin bisa diketahui melalui urinalisis atau pemeriksaan urin. "Lewat urinalisis kita dapat mengetahui fakta tentang ginjal dan saluran urin. Selain itu, juga dapat diketahui mengenai faal berbagai organ tubuh, seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dan lain sebagainya," ungkap Dr. Yulia Anggraini dari Klinik Bina Insani, Jakarta Selatan.

Namun, ditambahkannya, memilih contoh (sampel) urin harus disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan. Ketika melakukan urinalisis memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang, ternyata susunan urin itu tidak banyak berbeda dari susunan urin 24 jam berikutnya. Namun, bila mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin pada saat yang tidak menentu, seperti di waktu siang atau malam, dapat dilihat perbedaan yang jauh dari sampel-sampel itu.

Pemeriksaan urin lengkap di laboratorium akan melihat warna urin, kepekatannya, pH, berat jenis, sel darah putih, sel darah merah, sedimen, sel epitelial, bakteri, kristal, glukosa, protein, keton, bilirubin, darah samar, nitrit, dan urobilinogen.

Infeksi saluran kemih

Diabetes, seperti diungkapkan Dr. Lenni Damayanti dari bagian Medical Check Up RS Internasional Bintaro, Tangerang, Banten, adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi lewat sampel-sampel urin. Urin seorang penderita diabetes (diabetesi) mengandung gula, yang tidak bakal ditemukan dalam urin orang yang sehat.

Tes urin bisa juga dipakai untuk melihat apakah seseorang mengalami gangguan hati atau tidak. Bisa dilihat dari bilirubin dan urobilinogennya negatif atau tidak. Lewat pemeriksaan urin pula, dapat diketahui apakah seseorang mengalami infeksi saluran kemih.

Seperti dilakukan Widyawati (45). Ia memeriksakan urin anaknya, Cahaya (10), di sebuah laboratorium di Jakarta Selatan. Kata Widyawati, anaknya mengalami panas tinggi dan mengeluh sakit saat buang air kecil.

Tiga minggu lalu Cahaya keluar dari rumah sakit karena menderita demam berdarah dan gejala tifus. "Waktu di rumah sakit, air seninya berwarna keruh seperti susu cair dalam kaleng. Sekarang, saya amati, buang air kecilnya keruh dan ada butiran-butiran putih kecil," ujar ibu dua anak ini.

Atas usul adiknya yang kebetulan seorang dokter, Widya mengambil sampel urin putrinya dan membawanya ke laboratorium. Hasilnya, dalam urin tersebut ada kandungan protein (albumin) dan sejumlah bakteri.

Selanjutnya, sambil membawa hasil pemeriksaan, Widya membawa Cahaya ke dokter spesialis anak. Diagnosis dokter, Cahaya mengalami infeksi saluran kemih. Dokter pun memberinya antibiotik dan obat penurun panas.

"Kira-kira empat hari kemudian, Cahaya tidak lagi mengeluh sakit ketika pipis. Warna urinnya pun kembali normal. Untuk memastikannya, saya kembali mengambil sampel air seni Cahaya untuk dibawa ke laboratorium. Tak lagi ada kandungan protein dalam air seninya," katanya lagi.

Tanda dehidrasi

Urin juga menjadi penunjuk dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin bening seperti air. Sebaliknya, orang yang mengalami dehidrasi, urinnya berwarna kuning pekat atau cokelat karena tubuh kehilangan garam dan mineral dalam jumlah yang banyak.

Untuk mengembalikan urin Anda ke warna semula, cobalah minum larutan garam elektrolit, misalnya oralit.

Bila oralit tak tersedia, cobalah larutan gula-garam. Cara membuatnya mudah saja, yakni larutkan satu sendok teh gula dan sejumput garam ke dalam 200 cc air matang. Bila dehidrasi tak membaik, perlu pemberian cairan infus.

Nah, berwarna apakah urin Anda?

Pengambilan Sampel Air Seni

Menurut Wachyuni dari bagian Mikrobiologi RSVP Fatmawati, Jakarta Selatan, aria beberapa cara pengambilan sampel urin, yakni:

1. Urin sewaktuUntuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus.

2. Urin pagiMaksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.

3. Urin postprandialMaksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 - 3 jam sehabis makan. Sampel ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria.

4. Urin 24 jamSampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.

Cara mengumpulkan urin ini dikenal juga sebagai timed specimen, yakni urin siang 12 jam, dan urin malam 12 jam. Urin siang 12 jam dikumpulkan dari pukul 07.00 sampai 19.00.

Sementara urin malam 12 jam, dikumpulkan dari pukul 19.00 sampai pukul 7.00 keesokan harinya. Adakalanya urin 24 jam ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Contohnya, pada penderita diabetes melitus untuk melihat banyaknya glukosa dari santapan satu hingga santapan berikutnya.

5. Urin 3 gelas dan 2 gelas pada laki-lakiUrin jenis ini digunakan untuk pemeriksaan urologis. Selain itu, juga untuk mendapatkan gambaran tentang letak radang atau lesi lain, yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam air kencing pria.

Tes HIV Lewat Urin

Tes urin menjadi cara sederhana dan efektif untuk mengidentifikasi infeksi HIV, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Demikian yang dilaporkan para peneliti dalam jurnal Acquired Immune Deficiency Syndromes, beberapa waktu lalu.

"Kami yakin, tes urin berguna untuk mengidentifikasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tidak mau dites darah," kata Dr. Joseph B. Margolick dari The Johns Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat, seperti dikutip Reuters Health.

Margolick dan koleganya memberikan hipotesis bahwa metode skrining yang nyaman dan tidak melukai dapat mendeteksi ODHA yang tidak mau mengikuti prosedur tes darah. Metode tersebut diterapkan di daerah yang berisiko tinggi.

Untuk menyelidiki manfaat tes urin, selama periode waktu tiga tahun, peneliti melakukan skrining terhadap lebih dari 1.700 orang. Penelitian dilakukan 1 sampai 2 sesi di gereja, dapur restoran, balai pertemuan masyarakat, serta tempat berlangsungnya tes.

Secara keseluruhan diketahui 210 orang (12 persen) positif HIV. Di antara mereka yang diketahui positif ini 169 orang (80 persen) sebelumnya pernah mengikuti tes, tetapi hasilnya negatif.

Secara keseluruhan 87 persen dari mereka yang hasil tesnya positif mau kembali untuk mengambil hasilnya. Kebanyakan dari mereka mau dirujuk ke pelayanan kesehatan.

Para peneliti menekankan, orang yang dites di pusat pelayanan kesehatan masyarakat cenderung kembali untuk mengambil hasil tesnya. Menurut Margolick, pendekatan tersebut dapat meningkatkan pengawasan di daerah yang termasuk tinggi infeksi HIV. Diharapkan mereka bisa membantu orang untuk mendapatkan akses pengobatan HIV, sehingga akan meningkatkan kesehatan penderitanya secara bermakna.

Membaca Arti Warna Urin

Dijelaskan Dr. Lenni Damayanti, umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis (peningkatan pembentukan kencing). Makin besar diuresis, makin muda warna urin.

Warna normal urin berkisar antara kuning muda hingga kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa zat, terutama urochrom dan urobilin. jika contoh urin bukan dalam gradasi kuning, bisa disebut abnormal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Meski demikian, warna abnormal juga belum tentu karena penyakit berat. Bisa saja disebabkan hasil metabolisme abnormal yang berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan.

Apa yang berkaitan dengan warna urin?

1. KuningZat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrom.Zat warna abnormal: bilirubin.Pengaruh obat-obat: santonin, riboflavin, atau pengaruh permen.Indikasi penyakit: tidak ada (normal).

2. HijauZat warna normal dalam jumlah besar: indikan (indoxilsulfat).Pengaruh obat-obat: methyleneblue, evan's blue.Indikasi penyakit: obstruksi (penyumbatan usus kecil).

3. MerahZat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin.Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin, porfobilin.Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin, congored, atau juga zat warna makanan.Indikasi penyakit: glomerulonevitis nefitit akut (penyakit ginjal), kanker kandung kencing.

4. CokelatZat warna normal dalam jumlah besar: urobilin.Zat warna abnormal: bilirubin, hematin, porfobilin.Indikasi penyakit: hepatitis.

5. Cokelat tua atau hitamZat warna normal dalam jumlah besar: indikan.Zat warna abnormal: darah tua, alkapton, melamin.Pengaruh obat-obat: derivat fenol, argyrol.Indikasi penyakit: sindroma nefrotika (penyakit ginjal).

6. Serupa susuZat warna normal dalam jumlah besar: fosfat, urat.Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-bakteri, protein yang membeku.Indikasi penyakit: infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa.

Sumber: http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health%20News&y=cybermed|0|0|5|4580

ANALISA PEMERIKSAAN URINE

1. Pemeriksaan Berdasarkan Warna UrineNo Warna urine Penyebab patologis Penyebab non patologis1 Merah Ada hemonglobin, mioglobin dan porfirin ( berarti ada perdarahan saluran kencing ) - Oleh karena obat tertentu- Karena zat warna dari makanan tertentu, misal biet, senna, robarber2 Jingga Zat warna empedu - Karena obat-obat: antiseptic saluran kencing, pyridium, dan obat fenothiazin3 Kuning - Urine pekat- Keberadaan urobilin dan bilirubin - Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif4 Hijau - Keberadaan biliverdin- Keradaan bakteri pseudomonas - Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif

5 Biru Tak patologis Deuretika tertentu6 Coklat - Keberadaanhematin asam, mioglobin dan zat warna empedu - Obat-obat nitrofurantioin, levodova7 Hitam/ hampir hitam Keberadaab melanin, kaskara, senyawa besi dan fenol - Obat levodova, kaskara, senyawa besi dan fenol

2. Analisa berdasarkan keberadaan gula dalam urineNo Gula dalam urine Penafsiran1 Urine+bersama hiperglikemi - Penyakit DM- Penyakit endokrien, hipertiroidisme, dan feokromositosis- Pankreatits, Ca pancreas- Dispusi SSF: asfiksia, perdarahan/ tumor hipotalamus- Gangguan metabolismeberat: luka bakar berat, uremia, penyakit hati berat, sepsis- Obat kortikosteroid dan thiazid2 Urine+, tanpa hiperklikimia Disfungsi tubulus ginjal, kehamilan, gu;la non glucose

3. Penafsiran keberadaan protein dalam urineNo Keberadaan protein dalam urine Tafsiran gangguan organ/ penyakit1 Proteinurea ringan

dari 3,5 % glukosa)http://mahasiswakedokteranonline.wordpress.com/tag/uji-glukosa/