Pembahasan Edema Serebri

9
4.1 Anamnesis Teori Fakta a. Kejang Kejang dapat merupakan tanda awal (aura) atau merupakan efek samping dari peningkatan tekanan intracranial sehingga turunya suplai O 2 ke jaringan otak, Hal ini akan mengganggu metabolisme jaringan otak sehingga timbul gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit akhirnya timbul aktivitas listrik yang abnormal (kejang). b. Nyeri kepala hebat. 1. Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri kepala adalah ; Lokal : - Kontraksi otot-otot di sekitar kepala - Peningkatan tekanan - Kejang dirumah satu kali pada 1 ½ jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari pengakuan ibu pasien, pasien mengalami kejang selama 1 jam terus-menerus, pasien tidak sadar, mata pasien menghadap ke atas, tangan dan kaki pasien seperti orang menyentak Setelah satu jam, kejang berhenti dengan sendirinya. Kejang ini merupakan kejang yang pertama kali dialami oleh pasien -1 hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien mengeluh sakit kepala hebat, muntah menyemprot sebanyak 2 kali dirumah, pada saat di IGD pasien mengalami muntah menyemprot kembali sebanyak 4 kali dan demam

description

EDEMA SEREBRI

Transcript of Pembahasan Edema Serebri

4.1Anamnesis

4.1Anamnesis

TeoriFakta

Kejang

Kejang dapat merupakan tanda awal (aura) atau merupakan efek samping dari peningkatan tekanan intracranial sehingga turunya suplai O2 ke jaringan otak, Hal ini akan mengganggu metabolisme jaringan otak sehingga timbul gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit akhirnya timbul aktivitas listrik yang abnormal (kejang).

Nyeri kepala hebat.

Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri kepala adalah ;

Lokal :

Kontraksi otot-otot di sekitar kepala

Peningkatan tekanan intracranial, karena edema otak, abses, tumor dan infrak yang luas karena stroke, dan hematom karena perdarahan selaput otak ( perdarahan subaraknoid ). Sehingga menyebabkan pendesakkan yang hebat pada jaringan saraf disekitarnya dan menimbulkan nyeri yang hebat

Sistemik :

Hipertensi

Muntah; dapat proyektil maupun tidak.

Penglihatan kabur.Kejang dirumah satu kali pada 1 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari pengakuan ibu pasien, pasien mengalami kejang selama 1 jam terus-menerus, pasien tidak sadar, mata pasien menghadap ke atas, tangan dan kaki pasien seperti orang menyentak Setelah satu jam, kejang berhenti dengan sendirinya. Kejang ini merupakan kejang yang pertama kali dialami oleh pasien1 hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien mengeluh sakit kepala hebat, muntah menyemprot sebanyak 2 kali dirumah, pada saat di IGD pasien mengalami muntah menyemprot kembali sebanyak 4 kali dan demam tinggi secara mendadak sejak 2 hari yang lalu, demam terjadi terus-menerus. Pasien tidak mengalami batuk dan pilek. BAB dan BAK dalam batas normal.

4.2Pemeriksaan FisikTeoriFakta

Penglihatan kabur.

Bradikardi dan hipertensi; terjadi akibat iskemi dan terganggunya pusat vasomotor medular.

Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadi lambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan intracranial (TIK).

Saat terjadi kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.

Gambaran papiledema pada funduskopi; ditandai dengan batas papil yang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2.Tanda Vital:

Kesadaran Apatis pada saat pasien pertama kali masuk, namun membaik menjadi komposmentis selama perawatan

Tekanan darah 100/70 mmHg

Nadi 88x/menit, regular, kuat angkat

Pernafasan 24x/menit, reguler

Temperatur axila 37,6o C

Pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+) d=s

Tanda meningeal: Kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinski I (-), brudzinski II (-)

Refleks Fisiologis:

Reflex biceps (+/+) normal

Refleks triceps (+/+) normal

Refleks patella (+/+) normal

Refleks achiles (+/+) normal

Refleks patologis:

Babinsky (-/-)

Hoffman (-/-)

Chaddock (-/-)

Tromer (-/-)

Openheim (-/-)

Klonus pergelangan kaki (-/-)

Pada pemeriksaan funduskopi, didapatkan hasil kesan normal, tidak ada tanda papiledema, cup dan disk ratio lebih dari 0,2.

4.4Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosa

TeoriFakta

Laboratorium

Darah Lengkap, Elektrolit, Gula Darah, Serologic darah, Biakan Darah, Lumbal Pungsi

Radiologi

CT scan atau MRI otak untuk melihat etiologi dan luas edema serebri.Pada iskemia fokal serebri, edema dapat terlihat karena pengurangan radiodensitas pada jaringan pada daerah infark dan karena ada midline shift dan desakan serta distorsi ventrikular.

Laboratorium

Tanggal

09/06/13

10/05/13

Darah Lengkap

Leukosit

39.100

9.110Hb

13,7

11,8

Hct

37,3%

33,8%

Plt

348.000

98.000Kimia Darah Lengkap

GDS

176

-

Ureum

48,3

-

Creatinin

1,4

-

ElektrolitNa

136

-

K

3,0

-

Cl

100

-

Pemeriksaan Hematologi

Malaria

(-) Negatif-

Hapusan Darah Tepi

Tanggal

10/06/13

Kesan

Eritrosit Normokrom normositik, leukosit kesan jumlah dan morfologi normal, trombosit kesan jumlah menurun (trombositopenia)

Radiologi

Foto Thorax ( Kesan : Normal

CT-Scan Kepala ( Kesan : Tanda-tanda perdarahan (-), Edema Serebri (+)

Funduscopy : Kesan Normal

Dari Hasil Anamnesa , Pemeriksaan Fisik dan Penunjang (Lab, Radiologi) dapat didiagnosis Edema Serebri ec Susp Encefalitis

4.5Penatalaksanaan

TeoriKasus

a. Posisikan kepala dan Leher 30 derajatb. Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik.c. Ventilasi dan Oksigenasi.d. Penatalaksanaan Cairan. Osmolalitas serum yang rendah dapat menyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan ini dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan hipotonik (balans 200 ml).

e. Penatalaksanaan Tekanan Darah.f. Penanganganan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi. Kejang, demam, dan hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan antikonvulsan dan antipiretik yang sesuai.

h. antibiotic (tergantung penyebab)

Terapi OsmotikManitol

Dosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek mak-simum terjadi setelah 20 menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.

Salin Hipertonik

Cairan salin hipertonik (NaC1 3%) juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti manitol dalam terapi edema otak. Mekanisme kerjanya kurang lebih sama dengan manitol, yaitu dehidrasi osmotik.

SteroidGlukokortikoid

Deksametason paling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yang sangat rendah. Burfungsi mengatasi edema vasogenik yang menyertai tumor, peradangan, dan kelainan lain yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas sawar darah-otak Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan dengan 4 mg setiap 6 jam.- IVFD D5 1/2 NS 16 tpm

- Inj. Ceftriaxone 2 x 650 mg i.v.

- Inj. Cortidex 3 x 3 mg i.v.

- Inj. Dilantin 2 x 70 mg

- Drip Manitol 4 x 20 cc