Tumor Serebri Dan Kraniotomi

42
TUMOR SEREBRI DAN KRANIOTOMI Nama kelompok : Maria Fransiska boro Mawar Oktaviani Meilga Citi Nisa Apriani Priskila Pelita Veronika Sri

description

tumor

Transcript of Tumor Serebri Dan Kraniotomi

TUMOR SEREBRI DAN KRANIOTOMI

TUMOR SEREBRI DAN KRANIOTOMINama kelompok :Maria Fransiska boroMawar OktavianiMeilga CitiNisa AprianiPriskila Pelita Veronika Sri

TUMOR OTAKTumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030).

ANATOMI DAN FISIOLOGIOtak terbagi atas serebrum (otak besar), dan serebelum (otak kecil). A. Serebrum Serebrum terdiri atas korteks serebri, basal ganglia dan rinensefalon.1. Korteks serebriKorteks serebri adalah lapisan permukaan hemisfer yang disusun oleh substansiagrisea. 2. Basal ganglia Basal ganglia merupakan nukleis subkortikalis yang berasal dari telen sefalon.

.ANATOMI &FISIOLOGI3. RinensefalonBagian otak yang terdiri atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus, hemisfer serebri serta bagian struktur lain yang lebih dalam yaitu amidala hipokampus dan nukleis septal.B. SerebelumSerebelum berfungsi dalam mengadakan tonus otot dan mengkoordinasikan gerakan otot pada sisi tubuh yang sama.

Tanda dan Gejala

1. Nyeri kepala2. muntah4. kejang3. Edema papil

Komplikasi 1. Ganguan Fungsi Luhura. Komplikasi tumor otak yang paling ditakuti selain kematian adalah gangguan fungsi luhur.b. Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak. 2. Gangguan KognitifKomponen kognitif yang dievaluasi adalah kesadaran, orientasi lingkungan, level aktivitas, kemampuan bicara dan bahasa, memori dan kemampuan berpikir, emosional afeksi serta persepsi.

.Komplikasi3. Ganguan WicaraGangguan wicara sering menjadi komplikasi pasien tumor otak. Dalam hal ini kita mengenal istilah disartria dan afhasia.Disartria adalah gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular perifer yang bertanggung jawab dalam proses bicara.Afasia merupakan gangguan bahasa, bisa berbentuk afasia motorik atau sensorik tergantung dari area pusat bahasa di otak yang mengalami kerusakan.

.Komplikasi4. Ganguan Pola MakanDisfagi merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan menelan makanan karena hilangnya refleks menelan. Diagnosis ditegakkan dengan videofluoroscopy. Gejala ini sering bersamaan dengan dispepsia karena space occupying process dan kemoterapi yang menyebabkan hilangnya selera makan serta iritasi lambung.

.Komplikasi5. Kelemahan OtotKelemahan otot pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis. 6. Ganguan Penglihatan Dan PendengaranTumor otak yang merusak saraf yang terhubung ke mata atau bagian dari otak yang memproses informasi visual (visual korteks)

.Komplikasi7. StrokeSeseorang dengan stroke memiliki gangguan dalam suplai darah ke area otak, yang m8. EpilepsiKejadian sekitar 30% dari tumor otak. Alasannya sebagian besar disebabkan karena rangsangan langsung atau represi dari tumor yang menyebabkan ganguan listrik pada otak dan juga tumor otak dapat menyebabkan iritasi pada otak yang dapat menyebabkan kejangmenyebabkan otak tidak berfungsi.

Komplikasi9. DepresiDepresi dapat disebabkan karena tumor pada pusat emosi (system limbic) atau karena keadaan klinis yang disebabkan oleh tumor tersebut, Gejala yang timbul dapat berupa menangis terus-menerus, kesedihan yang mendalam, social withdrawal, Mudah marah, kecemasan, penurunan libido, gangguan tidur, tingkah laku yang tidak wajar. Dapat juga karena efek steroid : mood and sleep changes, ganguan bipolar (manicdepression).

.Komplikasi10. Hidrosephalus Hidrosephalus terjadi apabila tumor yang terbentuk menghalangi aliran LCS, akibatnya aliran LCS akan terhambat dan mengakibatkan terbentuknya hidrosephalus. Selain itu peningkatan tekanan intrakranial juga dapat menghambat aliran LCS.

..Komplikasi11. Cerebral Hernia Cerebral hernia adalah kondisi, progresif fatal di mana otak terpaksa melalui pembukaan dalam tengkorak. Tumor otak akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yang kemudian menyebabkan penggeseran parenkim otak ke foramen Magnum atau transtentorial

.Komplikasi12. Ganguan Seksualitas Tumor otak sendiri dapat mempengaruhi seksualitas, terutama jika tumor melibatkan daerah otak yang mengontrol pelepasan hormon yang mempengaruhi libido, termasuk estrogen, progesteron testosteron, dan. Daerah-daerah yang sama dari otak dapat rusak oleh terapi radiasi, yang yang dapat juga mengurangi kesuburan dan libido selain itu dapat pula

Komplikasi13. Terbentuknya Gumpalan Darah Adanya Tumor otak mempunyai resiko tinggi terjadinya pembekuan darah. Pembekuan ini disebut "trombosis vena dalam" (DVT) dan terjadi di pembuluh darah kaki.

Tes diangnostik dan LabolatoriumComputer Tomografik Scaning (CT SCAN)Magnetic Resonance Imaging (MRI)Elektroensefalogram (EEG)Stereotatic Radiosurgery

Pemeriksaan cytologiFoto polos dadaPemeriksaan cairan serebrospinaBiopsi stereotaktifAngiografi Serebral

Tata Laksana Medis 1. Pembedahan Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk tumor otak. Tujuannya adalah untuk mengangkat sebanyak tumor dan meminimalisir sebisa mungkin peluang kehilangan fungsi otak. Operasi untuk membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi.

2. Radiosurgery stereotactic Radiosurgery stereotactic adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak tanpa membuka tengkorak. Radioterapi3. Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.

Tata Laksana Medis

Tata Laksana Medis 4. KemoterapiKemoterapi yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab (Avastin)

Asuhan keperawatan Tumor CerebriPengkajian Data DemografiRiwayat Sakit dan KesehatanKeluhan utamaRiwayat penyakit saat iniRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluarga3. Pengkajian psiko-sosio-spiritual

4. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).

5. Pengkajian pola gordona. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatanRiwayat hipertensi, jantung, stroke, DM dalam keluargaTrauma

Diagnosa KeperawatanNyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan medula oblongata.Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi atau interpretasi.Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek kemoterapi dan radioterapi.

Intervensi dan Hasil yang diharapkan1. Nyeriberhubungan denganpeningkatan tekanan intracranialTujuan: Nyeri yang dirasakan berkurang`1 atau dapat diadaptasi oleh klien.Kriteria hasil :Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi ditunjukkan penurunan skala nyeri. Skala = 2Klien tidak merasa kesakitan.Klien tidak gelisah

LanjutanIntervensiRasionalKaji keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk dan meredakan.Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul.Berikan kompres dingin pada kepala.Kolaborasi pemberian analgesic.Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital.Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan.Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.Akan melancarkan peredaran darah, dan dapat mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkaAnalgesik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri berkurangIdentifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

Lanjutan2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan denga penekanan medula oblongata.Tujuan : Pola pernafasan kembali normalKriteria Hasil :Pola nafas efekif 18x/mntGDA normalTidak terjadi sianosis

Lanjutan

IntervensiRasionalPantau frekuensi, irama, kedalaman pernafasan. Catat ketidakteraturan pernafasanPosisikan semi fowlerAnjurkan pasien untuk melakukan nafas dalamAuskultasi suara nafas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara-suara tambahan yang tidak normalKolaborasi. Berikan terapi oksigenMengidentifkasi adanya masalah paruatau obstruksi jalan nafas yang membahayakan oksigenasi serebral atau menandakan infeksi paru.Memaksimalkan oksigen pada darah arteri dan membantu dalam pencegahan hipoksia. Jika pusat pernafasan tertekan, mungkin diperlukan ventilasi mekanik.Memudahkan ekspansi paru dan menurunkan kemungkinan lidah jatuh yang menyumbat jalan nafas.Perubahan dapat menandakan awitan kompliasi pulmonal atau menandakan lokalisasi keterlibatan otak. Pernapasan lambat , periode apnea dapat perlunya ventilasi mekanis.Membuat pola nafas lebih teratur.

Lanjutan3. Perubahan perfusi jaringanserebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.Tujuan : Perfusi jaringan membaik ditandai dengan tanda-tanda vital stabil.Kriteria hasil :Tekanan perfusi serebral >60mmHg, tekanan intrakranial 80mmHgIstirahatkan pasien, hindari tindakan keperawatan yang dapat mengganggu tidur pasienBerikan sedative atau analgetik dengan kolaboratif.Mengetahui fungsi retikuler aktivasi sistem dalam batang otak, tingkat kesadaran memberikan gambaran adanya perubahan TIKMengetahui keadaan umum pasien, karena pada stadium awal tanda vital tidak berkolerasi langsung dengan kemunduran status neurologi.Mengetahui perkembangan pemulihan kesehatan.Respon pupil dapat melihat keutuhan fungsi batang otak dan ponsMerupakan tanda peningkatan TIKPeninggian bagian kepala akan mempercepat aliran darah balik dari otak, posisi fleksi tungkai akan meninggikan tekanan intraabomen atau intratorakal yang akan mempengaruhi aliran darah balik dari otakMenurunnya CO2 menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darahKeadaan istirahat mengurangi kebutuhan oksigenMengurangi peningkatan TIK

Lanjutan4. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.Tujuan : Diagnosa tidak menjadi masalah aktualKriteria hasil :Pasien dapat mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang menyebabkan vertigoPasien dapat menjelaskan metode pencegahan penurunan aliran darah di otak tiba-tiba yang berhubungan dengan ortostatik.Pasien dapat melaksanakan gerakan mengubah posisi dan mencegah drop tekanan di otak yang tiba-tiba.

Lanjutan

IntervensiRasionalKaji tekanan darah pasien saat pasien mengadakan perubahan posisi tubuh.Diskusikan dengan klien tentang fisiologi hipotensi ortostatik.Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi hipotensi ortostatikUntuk mengetahui pasien mengakami hipotensi ortostatik ataukah tidak.Untuk menambah pengetahuan klien tentang hipotensi ortostatikMelatih kemampuan klien dan memberikan rasa nyaman ketika mengalami hipotensi ortostatik.

Lanjutan5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi atau interpretasi.Tujuan : Tidak mengalami kerusakan komunikasi verbal dan menunjukkan kemampuan komunikasi verbal dengan orang lain dengan cara yang dapat di terima.Kriteria Hasil:Pasien dapat mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi.Pasien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikanPasien dapat menggunakan sumber-sumber dengan tepat

Lanjutan

IntervensiRasionalPerhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik.Minta pasien untuk menulis nama atau kalimat yang pendek. Jika tidak dapat menulis, mintalah pasien untuk membaca kalimat yang pendek.Berika metode komunikasi alternative, seperti menulis di papan tulis, gambar. Berikan petunjuk visual (gerakan tangan, gambar-gambar, daftar kebutuhan, demonstrasi).Katakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan, dan dengan tenang. Gunakan pertanyaan terbuka dengan jawaban ya/tidak selanjutnya kembangkan pada pertanyaan yang lebih komplek sesuai dengan respon pasien.Menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi dan berespons pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapan yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkannya tidak nyata.Menilai kemampuan menulis dan kekurangan dalam membaca yang benar yang juga merupakan bagian dari afasia sensorik dan afasia motorik.Memberikan komunikasi tentang kebutuhan berdasarkan keadaan/ deficit yang mendasarinya.

Lanjutan6. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan denganefek kemoterapi dan radioterapi.Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuatKriteria hasil:Antropometri: berat badan tidak turun (stabil)Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dlHb normal (laki-laki 13,5-18 g/dl, perempuan 12-16 g/dl)Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak jarang dan merahDiet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan bertambah

Lanjutan

IntervensiRasional1.Kaji tanda dan gejala kekurangan nutrisi: penurunan berat badan, tanda-tanda anemia, tanda vital

2. Monitor intake nutrisi pasien3. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

4. Timbang berat badan 3 hari sekali

5. Monitor hasil laboratorium: Hb, albuminMenentukan adanya kekurangan nutrisi pasienSalah satu efek kemoterapi dan radioterapi adalah tidak nafsu makanMengurangi mual dan terpenuhinya kebutuhan nutrisi.Berat badan salah satu indikator kebutuhan nutrisi.Menentukan status nutrisi

Discharge PlaningAnjurkan pada keluarga agar tidak merubah posisi/letak barang-barang yang ada di rumah khususnya kamar pasien.Anjurkan pada keluarga untuk membantu pasien dalam perawatan diri dan pemenuhan kebutuhan dasar

patoflowdiagram

KRANIOTOMI

Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakanial.

Evaluasi Diagnostik

Prosedur diagnostic praoperasi dapat meliputi tomografi koputer (pemindaian CT) untuk menunjukkan lesi dan memperlihatkan derajat edema otak sekitarnya, ukuran ventrikel, dan perubahan posisinya. Pencitraan resonans magnetic (MRI) memberikan informasi serupa dengan pemindaian CT, dengan tambahan keuntungan pemeriksaan lesi dipotongan lain. Angiografi serebral dapat digunakan untuk meneliti suplai darah tumor atau member informasi mengenai lesi vascular. Pemeriksaan aliran Doppler transkranial mengevaluasi aliran darah pembuluh darah intracranial.

Penatalaksanaan

Penatalaksaan praoperasiPentalaksanaan pascaoperasiMengurangi edema serebralMeredakan nyeri dan mencegah kejangMemantau TIK

Komplikasi Peningkatan TIK Infeksi Deficit neurologik

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marylin (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGCEngram, Barbara (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGCFKUI, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media GesapiusReeves C, J, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba MedikaSuddart, Brunner (2000), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGCGanong, WF, (1996), Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGCTalbot, LA (1997), Pengkajian Keperawatan Kritis, Jakarta, EGCsmeltzer, C. S. (1996). Keperawatan medikal bedah edisi 8. jakarta : EGC.Black, M. J., & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing volume 3. America: Elsevier Inc.