80051025-Edema-Serebri (1)
-
Upload
agus-listin-irazorl -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of 80051025-Edema-Serebri (1)
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
1/25
PATOFISIOLOGIEDEMA CEREBRI
DISUSUN OLEH:Caesario Arlingga Nurul Ekayanti
Ernawati Pradika Sangga PramanaImelda Wijayanti Prajatiya HarwokoIntan Kataliya D Puput Riana SariKukuh Prakosa Putik Kusumasari
Muhamad Suryo N Riana Puspita SariNinik Retno Sudaryanti Sugiyarto
Novi Dwi Afita S Tatik SugiyantiNurhayati Tri Rahmawati
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN
DIV KEPERAWATAN
2011
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
2/25
TINJAUAN KONSEP1. PENGERTIAN
Edema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis
terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan
volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler (lebih banyak
di daerah substansia grisea) maupuri ekstraseluler (daerah substansia
alba), yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial.Edema serebri ialah pembengkakan otak akibat bertambahnya
volume air dalam jaringannya (Miller, 1976).Volume air (ml/100 gr otak) pada otak normal dan edema serebri
Substansi grisea Substansi alba TotalOtak normal 80 70 77
Edema serebri 82 76 792. ETIOLOGI
Edema otak dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis:a. Kondisi neurologis : Stroke iskemik dan perdarahan
intraserebral, trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.
b. Kondisi non neurologis : Ketoasidosis diabetikum, koma asidosis
laktat, hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia,
ketergantungan pada opioid, gigitan reptil tertentu, atau high
altitude cerebral edema (HACE).
3. KLASIFIKASI
Edema serebri dibagi atas dua bagian besar, yaitu :a. Berdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak
1). Edema serebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama dalam
substansia alba
2). Edema serebri intraseluler, bila kelebihan air terutama dalam
substansia grisea
b. Berdasarkan patofisiologi
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
3/25
1). Edema serebri vasogenikPaling sering dijumpai di klinik. Gangguan utama pada blood
brain barrier (sawar darah-otak). Permeabilitas sel endotel kapiler
meningkat sehingga air dan komponen yang terlarut keluar dari
kapiler masuk ruangan ekstraseluler, sehingga cairan ekstraseluler
bertambah. Dugaan bahwa serotonin memegang peranan penting
pada perubahan permeabilitas sel-sel endotel masih memerlukan
penelitian lebih lanjut. Jenis edema ini dijumpai pada trauma
kepala, iskemia otak,tumor tak, hipertensi maligna, perdarahan otak
dan ber-bagai penyakit yang merusak pembuluh darah otak
2). Edema serebri sitotoksikKelainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak
(neuron, glia dan endotel kapiler). Pompa Na tidak berfungsi dengan
baik, sehingga ion Na tertimbun dalam sel,mengakibatkan kenaikan
tekanan osmotik intraseluler yangakan menarik cairan masuk ke dalam
sel. Sel makin lamamakin membengkak dan akhirnya pecah. Akibat
pembengkakan endotel kapiler, lumen menjadi sempit, iskemia
otakmakin hebat karena perfusi darah terganggu.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
4/25
Pada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang luas
pada kulit seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung and,
seperti trietil tin, dapat menimbulkan edema sitotoksik.Edema serebri sitotoksik sering ditemukan pada
hipoksia/ anoksia (cardiac arrest),iskemia otak, keracunan air
dan intoksikasi zat-zat kimia tertentu. Juga sering bersama-
samadengan edema serebri vasogenik, misalnya pada stroke
obstruktif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis
3). Edema serebri osmotic
Edema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotic
antara plasma darah (intravaskuler) dan jaringan otak (ekstravaskuler).
4). Edema serebri hidrostatik/interstisial
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
5/25
Dijumpai pada hidrosefalus obstruktif. Karena sirkulasi
terhambat, cairan srebrospinal merembes melalui dinding
ventrikel, meningkatkan volume ruang ekstraseluler.
Pembagian edema serebri menurut GroningenEdema Serebri Vasogenik Sitotoksik Osmotik Hidrostatik
ProblemGangguan primer Blood brain Gangguan Obstruksi Sirkulasi
sodium barrier pump-cell osmotikLokalisasi :Bag. Putih otak + + + +Bag. Kelabu otak + +Permeabilitas Bertambah Normal Normal NormalvaskulerUltrastruktur :Ekstraseluler
+
+
+
Infraseluler + +Komposisi cairan Filtrat plasma Plasma Hanya kadar Air + Na
(protein) air bertambahTerapi Dexametason ? Bahan Operasi
osmotik4. PATOFISIOLOGI DENGAN PATHWAYS
a. Vasogenic edema
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
6/25
Pada vasogenic edema, terdapat peningkatan volume cairan
ekstrasel yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler.
Vasogenic edema ini disebabkan oleh faktor tekanan hidrostatik,
terutama meningkatnya tekanan darah dan aliran darah dan oleh factor
osmotic. Ketika protein dan makromolekur lain memasuki rongga
ekstraseluler otak karena kerusakan sawar darah otak, kadar air dan
natrium pada rongga ekstraseluler juga meningkat.Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba
cerebral karena perbedaan compliance antara substansia abla dan
grisea. Edema vasogenic ini juga disebut edema basah karena pada
beberapa kasus, potongan permukaan otak nampak cairan edema.Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma, tumor,
inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebral.b. Edema Sititoksik
Pada edema sitotoksik terdapat peningkatan volume cairan intrasel,
yang berhubungan dengan kegagalan dari mekanisme energy yang secara
normal tetap mencegah air memasuki sel, mencakup fungsi yang
inadekuat dari pompa natrium dan kalium pada membrane sel glia.Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan grisea
menyerap air dan membengkak.Pembengkakan otak berhubungan dengan edema sititoksik yang
berarti terdapat volume yang besar dari sel otak yang mati. Yang akan
berakibat sangat buruk, edema sitotoksik ini sering di istilahkan dengan
edema kering. Edema sitotoksik terjadi bila otak mengalami kerusakan
yang berhubungan dengan hipoksia, iskemia, abnormalitas metabolic
(uremia, ketoasidosis, metabolic), intoksikasi (dimetrofenol, triethylitin,
hexachlrophenol, isoniazid) dan pada sindrom reye, Hipoksia Berat. c. Edema Osmotic
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
7/25
Apabila tekanan osmotik plasma turun > 12%, akan terjadi
edema serebri dan kenaikan TIK. Hal ini dapat dibuktikan pada
binatang percobaan dengan infus air suling, yang menunjukkan
kenaikan volume air. Pada edema serebri osmotik tidak ada kelainan
pada pembuluh darah dan membran sel.d. Edema Interstitial
Edema interstisial adalah peningkatan volume cairan ekstrasel
yang terjadi pada substansia alba periventrikuler karena transudasi
cairan serebrospinal melalui dinding ventrikel ketika tekanan
intraventrikuler meningkat.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
8/25
PathwayNeorologis Non neorologis
Luka tembus, Cedera primer/langsung Cedera sekunder/luka lecet tak langsung
Kerusakan jaringan kulit Laserasi Kerusakan syaraf otakkepala
Reflek batuk perubahan polaAliran darah ke otak menurunmenurun pernapasanRisiko tinggi infeksi
Suplai nutrien ke otak menurun(O2,glukosa)
Fraktur tulang tengkorak Bersihan jalan nafastidak efektifPerubahan metabolisme aerob menjadi
anaerob
Asam laktat meningkat Hipoksia Produksi ATP berkurang e a o sme s os sOedema Jaringan otak
Vasodilatasi cerebral Energi berkurang Peningkatanasam laktat
Gangguanperfusi serebralAliran darah ke otak
Depresi sistem pernapasanbertambah TIK meningkat Lemah,lesu
Penekanan pembuluh darah dan Gangguan mobilitasNyeri kepalajaringan cerebral fisik/intoleran aktivitas
Pola nafastak efektif
Kurang Perawatan DiriGangguan rasaGangguannyaman: nyeripersepsi-sensori
Mual, muntah, nafsu Risiko kurang nutrisimakan turun dari
kebutuhan(Doengoes,2000)(Hudak dan Gallo,1996)(Brunner dan Suddarth,2001)
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
9/25
5. MANIFESTASI KLINIKPada kondisi terjadi peningkatan tekanan intrakranial dapat
ditemukan tanda dan gejala berupa:a. Nyeri kepala hebat.
b. Muntah; dapat proyektil maupun tidak.
c. Penglihatan kabur.
d. Bradikardi dan hipertensi; terjadi akibat iskemi dan terganggunya
pusat vasomotor medular. Hal ini merupakan mekanisme untuk
mempertahankan aliran darah otak tetap konstan pada keadaan
meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi
pembuluh darah kapiler serebral oleh edema.
e. Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadi
lambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan
intracranial (TIK) yang menyebabkan herniasi unkal. Saat terjadi
kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi
pola Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan
respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.
f. Gambaran papiledema pada funduskopi; ditandai dengan batas
papil yang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKDapat dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI otak untuk
melihat etiologi dan luas edema serebri.Pada iskemia fokal serebri, edema dapat terlihat karena
pengurangan radiodensitas pada jaringan pada daerah infark dan
karena ada midline shift dan desakan serta distorsi ventrikular.7. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Posisi Kepala dan Leher. Posisi kepala harus netral dan kompresi vena
jugularis harus dihindari. Fiksasi endotracheal tube (ETT) dilakukan
dengan menggunakan perekat yang kuat dan jika posisi kepala perlu
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
10/25
diubah harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu
sesingkat mungkin. Untuk mengurangi edema otak dapat dilakukan
elevasi kepala 30.b. Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik. Nyeri, kecemasan, dan agitasi
meningkatkan kebutuhan metabolisme otak, aliran darah otak, dan
tekanan intrakranial. Oleh karena itu, analgesik dan sedasi yang tepat
diperlukan untuk pasien edema otak. Pasien yang menggunakan
ventilator atau ETT harus diberi sedasi supaya tidak memperberat
TIK. Obat sedasi yang sering digunakan untuk pasien neurologi
diantaranya adalah opiat, benzodiazepin, dan propofol.
c. Ventilasi dan Oksigenasi. Keadaan hipoksia dan hiperkapnia
harusdihindari karena merupakan vasodilator serebral poten yang
menyebabkan penambahan volume darah otak sehingga terjadi
peningkatan TIK, terutama pada pasienm dengan pernicabilitas
kapilcr yang abnormal. Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan
jika ventilasi atau oksigenasi pada pasien edema otak buruk.
d. Penatalaksanaan Cairan. Osmolalitas serum yang rendah dapat
menyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari. Keadaan
ini dapat dicegah dengan pembatasan ketat pemberian cairan
hipotonik (balans 200 ml).
e. Penatalaksanaan Tekanan Darah. Tekanan darah yang ideal
dipengaruhi oleh penyebab edema otak. Pada pasien stroke dan
trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari
kenaikan tekanan darah tiba-tiba dan hipertensi yang sangat tinggi
untuk menjaga perfusi tetap adekuat. Tekanan perfusi serebral
harus tetap terjaga di atas 60-70 mmHg pascatrauma otak.
f. Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi. Kejang, de-mam, dan
hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga
harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan
antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam praktek klinis. Suhu
tubuh dan kadar glukosa darah kapiler harus tetap diukur.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
11/25
Terapi OsmotikTerapi osmotik menggunakan manitol dan salin hipertonik.a. Manitol
b. Efek Ostnotik
c. Efek Hemodinamik
d. Efek Oxygen Free Radical Scavenging
Manitol
Dosis awal manitol 20% 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan
0,25-0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek mak-simum terjadi setelah
20 menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.
Pernberian manitol ini harus disertai pemantauan kadar osmolalitas
serum. Osmolalitas darah yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko gagal
ginjal (terutama pada pasien yang sebelumnya sudah mengalami vollyrfg
depletion). Kadar osmolalitas serum tidak boleh lebih dan 320 mOsmol/L.
Salin Hipertonik
Cairan salin hipertonik (NaC1 3%) juga dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti manitol dalam terapi edema otak. Mekanisme
kerjanya kurang lebih sama dengan manitol, yaitu dehidrasi osmotik.
Steroid
Glukokortikoid efektif untuk mengatasi edema vasogenik yang menyertai
tumor, peradangan, dan kelainan lain yang berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas sawar darah-otak, termasuk akibat manipulasi
pembedahan. Namun, steroid tidak berguna untuk mengatasi edema
sitotoksik dan berakibat buruk pada pasien iskemi otak.
Deksametason paling disukai karena aktivitas mineralokorti-koidnya yangsangat
rendah. Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan dengan 4 mg setiap
6 jam. Dosis ini ekuivalen dengan 20 kali lipat produksi kortisol normal yang
fisiologis. Responsnya seringkali muncul dengan cepat namun pada beberapa
jenis tumor hasilnya kurang responsif. Dosis yang lebih tinggi, hingga 90 mg/hari,
dapat diberikan pada kasus yang refrakter. Setelah penggunaan selama berapa
hari, dosis steroid harus diturunkan secara bertahap
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
12/25
(tape* off) untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin timbul,
yaitu edema rekuren dan supresi kelenjar adrenal.Deksametason kini direkomendasikan untuk anak > 2 bulan
penderita meningitis bakterialis. Dosis yang dianjurkan adalah 0,15
mg/kg IV setiap 6 jam pada 4 hari pertama pengobatan disertai dengan
terapi antibiotik. Dosis pertama harus diberikan sebelum atau
bersamaan dengan terapi antibiotik (lihat bab meningitis bakterialis).HiperventilasiSasaran pCO2, yang diharapkan adalah 30-35 mmHg agar menimbulkan
vasokonstriksi serebral sehingga menurunkan volume darah serebral.BarbituratBarbiturat dapat menurunkan tekanan intrakranial secara efektif pada
pasien cedera kepala berat dengan hemodinamik yang stabil. Terapi ini
biasanya digunakan pada kasus yang refrakter terhadap pengobatan
lain maupun penanganan TIK dengan pembedahan.FurosemidTerkadang dikombinasikan dengan manitol. Terapi kombinasi ini telah
terbukti berhasil pada beberapa penelitian. Furosemid dapat meningkatkan
efek manitol, namun harus diberikan dalam dosis tinggi, sehingga risiko
terjadinya kontraksi volume melampaui manfaat yang diharapkan. Peranan
asetasolamid, penghambat karbonik anhidrase yang mengurangi produksi
CSS, terbatas pada pasien high-altitude illness dan hipertensi intrakranial
benigna. Induksi hipotermi telah digunakan sebagai intervensi
neuroproteksi pada pasien. dengan lesi serebral akut.8. KOMPLIKASI
Pada edema serebri, tekanan intrakranial meningkat, yang menyebabkan
meningkatnya morbiditas dan menurunnya cerebral blood flow (CBF).
Peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan tekanan tambahan pada sistem,
memaksa aliran yang banyak untuk kebutuhan jaringan. Edema serebri dapat
menyebabkan sakit kepala, penurunan kesadaran dan muntah, pupil
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
13/25
edema. Herniasi dapat menyebabkan kerusakan yang berhubungan
dengan tekanan kepada jaringan yang bersangkutan dan tanda-tanda
dari disfungsi struktur yang tertekan.a. Fungsi Otak
Pada edema serebri dapat terjadi gangguan fungsi otak, baik oleh
edema serebri sendiri sehingga neuron-neuron tidak berfungsi sepenuhnya
maupun oleh kenaikan TIK akibat edema serebri. Otak terletak dalam
rongga tengkorak yang dibatasi oleh tulang-tulang keras; dengan adanya
edema serebri, mudah sekali terjadi kenaikan TIK dengan akibat-akibat
seperti herniasi, torsi dan lain-lain yang akan mengganggu fungsi otak.b. Aliran Darah ke Otak
Berdasarkan hasil percobaan, terdapat hubungan antara TIK dan
aliran darah yang menuju ke otak. Perfusi darah ke jaringan otak
dipengaruhi oleh tekanan arteri (tekanan sistemik), TIK dan mekanisme
otoregulasi otak. Perfusi darah ke jaringan otak hanya dapat berlangsung
apabila tekanan arteri lebih besar daripada TIK. Perbedaan minimal antara
tekanan arteri dan TIK yang masih menjamin perfusi darah ialah 40 mmHg.
Kurang dari nilai tersebut, perfusi akan berkurang/ terhenti sama sekali.Sampai pada batas-batas tertentu perubahan tekanan arteri
TIK dapat diimbangi oleh mekanisme otoregulasi otak, sehingga
perfusi darah tidak terganggu dan fungsi otak dapat berlangsung
seperti biasa. Mekanisme otoregulasi mudah mengalami kerusakan
oleh trauma, tumor otak, perdarahan, iskemia dan hipoksia.c. Kenaikan Tekanan Intrakranial
Karena mekanisme kompensasi ruang serebrospinalis dan
sistem vena, maka pada awal penambahan volume cairan jaringan otak
belum ada kenaikan TIK. Mekanisme kompensasi tersebut terbatas
kemampuannya sehingga penambahan volume intrakranial selanjutnya
akan segera disertai kenaikan TIK. Pertambahan volume 2% atau 10 -
15 ml tiap hemisfer sudah menimbulkan kenaikan TIK yang hebat
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
14/25
d. Herniasi Jaringan OtakEdema serebri yang hebat menyebabkan terjadinya herniasi
jaringan otak terutama pada tentorium serebellum dan foramen magnum.1). Herniasi tentorium serebelum
Akibat herniasi tentorium serebelum ialah tertekannya
bangunan-bangunan pada daerah tersebut seperti
mesensefalon, N. III, A. serebri posterior, lobus temporalis dan
unkus. Yang mungkin terjadi akibat herniasi ini ialah :a) Unkus lobus temporalis tertekan ke bawah dan menekan
bangunan pada hiatus.
b) N. III yang mengandung serabut parasimpatis untuk
konstriksi pupil mata tertekan sehingga pupil berdilatasi dan
refleks cahaya negatif.
Tekanan pada mesensefalon antara lain dapat menimbulkan
gangguan kesadaran, sebab di sini terdapat formatio retikularis. Penderita
menjadi somnolen, sopor atau koma. tekanan pada A. serebri posterior
menyebabkan iskemia dan infark pada korteks oksipitalis.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
15/25
2). Herniasi foramen magnumPeninggian TIK terutama pada fossa posterior akan
mendorong tonsil serebelum ke arah foramen magnum. Herniasi
ini dapat mencapai servikal 1 dan 2 dan akan menekan medulla
oblongata, tempatnya pusat-pusat vital. Akibatnya antara lain
gangguan pernapasan dan kardiovaskuler.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
16/25
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
17/25
TINJAUAN KEPERAWATANA. Pengkajian
1. PengkajianPengkajian pola fungsional menurut Doenges (2001) :
a. Aktivitas/IstirahatGejala : Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.Tanda: Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese,
quadreplegia, ataksia cara berjalan tak tegap, masalahdalam keseimbangan,ce dera(t auma) ortopedi,
kehilangan tonus otot, otot spastik.b. Sirkulasi
Gejala: Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi),
perubahan frekuensi jantung (bradikardi, takikardi
yang diselingi dengan bradikardi, disritmia).
c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
(tenang atau dramatis).Tanda: Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi,
bingung, depresi dan inpulsif.d. Eliminasi
Gejala: Inkontinensia kandung kemih/usus ataumengalami gangguan fungsi.
e. Makanan/CairanGejala: Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera.
Tanda: Muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan(batuk, air liur keluar, disfagia).
f. NeurosensoriGejala: Kehilangan kesadaran sementara, amnesia
seputar kejadian. Vertigo, sinkope, tinitus,kehilangan pendengaran, tingling, baal pada
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
18/25
ekstermitas. Perubahan dalam penglihatan,
seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan
sebagian lapang pandang, fotofobia.
Gangguan pengecapan dan juga penciuman.Tanda: Perubahan kesadaran bisa sampai koma,
perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan,
perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah,
pengaruh emosi/tingkah laku dan memori).
Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri),
deviasi pada mata, ketidakmampuan mengikuti.
Kehilangan pengindraan, seperti: pengecapan,
penciuman dan pendengaran. Wajah tidak simetris.
Genggaman lemah, tidak seimbang. Reflek tendon
dalam tidak ada atau lemah. Apraksia, hemiparase,
quadreplegia. Postur (dekortikasi, deserebrasi),
kejang. Sangat sensitive terhadap sentuhan dan
gerakan. Kehilangan sensasi sebagian tubuh,
kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
g. Nyeri/kenyamananGejala: Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi
yang berbeda, biasanya lama.Tanda: Wajah menyeringai, respon menarik pada
rangsangan nyeri yang hebat, gelisah tidak
bisa beristirahat, merintih.h. Pernafasan
Tanda: Perubahan pola nafas (apnea yang diselingioleh hiperventilasi). Napas berbunyi, stridor,
tersedak. Ronkhi, mengi positif
(kemungkinan karena respirasi).
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
19/25
i. KeamananGejala: Trauma baru/trauma karena kecelakaan.Tanda: Fraktur/dislokasi, gangguan penglihatan.
Kulit: Laserasi,abr asi, perubahan warna,sepertiraccoon eye, Tanda battle disekitar telinga(merupakan Tanda adanya trauma). Adanyaaliran cairan (drainase) dari telinga/hidung (CSS).Gangguan kognitif, gangguan rentang gerak,tonus otot hilang, kekuatan secara umummengalami paralisis. Demam, gangguan dalamregulasi suhu tubuh.
j. Interaksi Sosial
Tanda: Afasia motorik dan sensorik, bicara tanpaarti, bicara berulang-ulang, disartria, anomia.
k. Penyuluhan/pembelajaranGejala: Penggunaan alkohol/obat lain
Pertimbangan rencana pemulangan:
Membutuhkan bantuan pada perawatan diri,
ambulasi, transportasi, menyiapkan makan,
belanja, perawatan, pengobatan, tugas-tugas
rumah tangga, perubahan tata ruang, ataupenempatan fasilitas lainnya dirumah.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Resiko tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan tidak efektifnya
pola nafas berhubungan dengan gagal nafas, adanya sekresi,
gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan
intracranial2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial. 3.
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan
menurunnya kesadaran.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
20/25
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan mual dan muntah.
5. Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau
meningkatnya tekanan intrakranial.
6. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.
8. Kecemasan orang tua-anak berhubungan dengan kondisi penyakit
akibat trauma kepala.
9. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.
C. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tidak efektifnya jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas
berhubungan dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan
fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan intrakranial. Tujuan :
Pola nafas dan bersihan jalan nafas efektif yang ditandai dengan
tidak ada sesak atau kesukaran bernafas, jalan nafas bersih, dan
pernafasan dalam batas normal. Intervensi
a. Kaji Airway, Breathing, Circulasi.
b. Kaji anak, apakah ada fraktur cervical dan vertebra. Bila ada
hindari memposisikan kepala ekstensi dan hati-hati dalam
mengatur posisi bila ada cedera vertebra.
c. Pastikan jalan nafas tetap terbuka dan kaji adanya sekret. Bila
ada sekret segera lakukan pengisapan lendir.
d. Kaji status pernafasan kedalamannya, usaha dalam bernafas.
e. Bila tidak ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit
ekstensi dan tinggikan 1530 derajat.
f. Pemberian oksigen sesuai program.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema
serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.
Intervensi
Tinggikan posisi kepala 15 30 derajat dengan posisi
midline untuk menurunkan tekanan vena jugularis.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
21/25
Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan intrakranial: fleksi atau hiperekstensi pada leher, rotasi kepala,
valsava meneuver, rangsangan nyeri, prosedur (peningkatan lendir atau
suction, perkusi). tekanan pada vena leher pembalikan posisi dari
samping ke samping (dapat menyebabkan kompresi pada vena leher).Bila akan memiringkan anak, harus menghindari adanya
tekukan pada anggota badan, fleksi (harus bersamaan). Berikan
pelembek tinja untuk mencegah adanya valsava maneuver.a. Hindari tangisan pada anak, ciptakan lingkungan yang tenang,
gunakan sentuhan therapeutic, hindari percakapan yang emosional.
b. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi edema atau
tekanan intrakranial sesuai program.
c. Pemberian terapi cairan intravena dan antisipasi kelebihan
cairan karena dapat meningkatkan edema serebral.
d. Monitor intake dan out put.
e. Lakukan kateterisasi bila ada indikasi.
f. Lakukan pemasangan NGT bila indikasi untuk mencegah
aspirasi dan pemenuhan nutrisi.
g. Libatkan orang tua dalam perawatan anak dan jelaskan hal-
hal yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
3. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan
menurunnya kesadaran. Tujuan : Kebutuhan sehari-hari anak terpenuhi
yang ditandai dengan berat badan stabil atau tidak menunjukkan
penurunan berat badan, tempat tidur bersih, tubuh anak bersih, tidak ada
iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat
dibantu. Intervensi :a. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktivitas, makan
minum, mengenakan pakaian, BAK dan BAB, membersihkan
tempat tidur, dan kebersihan perseorangan.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
22/25
b. Berikanmakanan viaparenteral bila ada indikasi. Perawatan kateter bila terpasang.
c. Kaji adanyakonstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkanBAB.d. Libatkan orang tuadalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
demonstrasikan, seperti bagaimana cara memandikan anak.4. Resiko kurangnnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cayran atau
dehidrasi yang ditandai dengan membran mukosa lembab, integritas kulit
baik, dan nilai elektrolit dalam batas normal. Intervensi : Kaji intake dan out
put. Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit, membran mukosa,
dan ubun-ubun atau mata cekung dan out put urine. Berikan
cairan intra vena sesuai program.5. Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau
meningkatnya tekanan intrakranial.
Tujuan : Anak terbebas dari injuri. Intervensi : Kaji status neurologis
anak: perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri,
menurunnya refleks, perubahan pupil, aktivitas pergerakan menurun, dan
kejang. Kaji tingkat kesadaran dengan GCSMonitor tanda-tanda vital
anak setiap jam atau sesuai dengan protokol. Berikan istirahat antara
intervensi atau pengobatan. Berikan analgetik sesuai program.
6. Nyeri berhubungan dengan trauma kepala Tujuan : Anak akan merasa
nyaman yang ditandai dengan anak tidak mengeluh nyeri, dan tanda-
tanda vital dalam batas normal. Intervensi : Kaji keluhan nyeri dengan
menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya, serangannya,
peningkatan nadi, nafas cepat atau lambat, berkeringat dingin.
Mengatur posisi sesuai kebutuhan anak untuk mengurangi nyeri.
Kurangi rangsangan. Pemberian obat analgetik sesuai dengan program.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
23/25
Ciptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur.
Berikan sentuhan terapeutik, lakukan distraksi dan relaksasi.7. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya injuri. Tujuan : Anak akan
terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi: suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada pus dari luka, leukosit
dalam batas normal. Intervensi : Kaji adanya drainage pada area luka.
Monitor tanda-tanda vital: suhu tubuh. Lakukan perawatan luka
dengan steril dan hati-hati. Kaji tanda dan gejala adanya meningitis,
termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala, demam, muntah dan kenjang.
8. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit akibat
trauma kepala. Tujuan : Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa
cemas berkurang yang ditandai dengan tidak gelisah dan orang tua dapat
mengekspresikan perasaan tentang kondisi dan aktif dalam perawatan
anak. Intervensi : Jelaskan pada anak dan orang tua tentang
prosedur yang akan dilakukan, dan tujuannya. Anjurkan orang tua
untuk selalu berada di samping anak. Ajarkan anak dan orang tuauntuk mengekspresikan perasaan. Gunakan komunikasi terapeutik.
9. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.
Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang
ditandai dengan kulit tetap utuh. Intervensi : Lakukan latihan
pergerakan (ROM). Pertahankan posisi postur tubuh yang sesuai.
Rubah Kaji area kulit: adanya lecet. Lakukan back rub
setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan pelan-
pelan agar tidak menimbulkan nyeri.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
24/25
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Chandra.1979. Diagnostik dan Penanggulangan Penderita
dalam Coma Cermin KedokteranBerkow R. Talbott JH. 1977. The Merck Manual of Diagnosis and
Therapy 13th ed. New York: Merck & Co RahwayBrunner & Suddart, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Volume 1, Jakarta : EGCBrunner & Suddart, 2001, Keperawatan Medikel Bedah Volume 2, Jakarta : EGCCarpenito LJ, 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik,
Edisi6, Jakarata: EGCDoenges M.E., 2001, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi
3 ,Jakarta: EGC.Fisman R. 1984. Steroid in the Treatment of Brain Edema (Abstract)
Medical CurrentsKrupp MA, Chatton MJ. 1976. Current Medical Diagnosis and Treatment,
13th ed., Los Altos, California: Lange Medical Publications..Lumbantobing SM. 1981. Edema Otak dalam Kedaruratan dan
Kegawatan Medik Editor: Arjatmo Tjokronegoro dan H. Ahmad
Husen Markum FK-UI Jakarta.Mansjoer A, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid II, Jakarta:
Media Aesculapis FKUIMarkam, S.(1999). Cedera tertutup kepala. Jakarta : FKUIMenkes JH. 1980.Texbook of Child Neurology 2nd ed., Philadelphia:
Lea & Febiger.Miller JD. 1976.Cerebral Oedema Rassegna Medics, LIII.
-
7/22/2019 80051025-Edema-Serebri (1)
25/25
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
SistemPersarafan. Salemba Medika : JakartaNur Jannah, Intansari. 2005. Aplikasi Proses Keperawatan. Mocomedia :
YogyakartaRosjidi, Cholik Harun dan Saiful Nurhidayat. 2009. Buku Ajar Perawatan
Cedera Kepala dan Stroke untuk Mahasiswa D III
Keperawatan. Yogyakarta :Ardana Media.Shirkey HC. 1972.Pediatric Therapy 4th ed. Saint Louis: CV Mosby Co,.Wilkinson, Juditth M. , 2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta: EGC.........2007. DIAGNOSA NANDA NIC NOC.Panduan Praktis Diagnosis dan tata Laksana Penyakit Saraf Oleh dr.
George Dewanto, SpS, dr. Wita J. Suwono, SpS, dr. Budi
Riyanto, SpS, & dr. Yuda Turana, SpS