Pembagian Tugas Skenario D
-
Upload
mertaaulia18 -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Pembagian Tugas Skenario D
LAPORAN
TUTORIAL BLOK VII
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok
Maulia Wisda Era Chresia 04111001010
Rizky Permata Sari 04111001013
Melinda Rachmadianty 04111001014
Fitri Hidayati 04111001015
Clara AdeliaWijaya 04111001020
Lismya Wahyu Ningrum 04111001023
Mentari Indah sari 04111001024
Johannes Lie 04111001038
Zhazha Savira Herprananda 04111001081
Birgitta Fajarai 04111001090
Aini Nur Syafa’ah 04111001092
Randa Deka Putra 04111001141
Tutor : Dr. Mutiara Budi Azhar, SU, Mmed, Sc
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya Laporan
Tutorial Skenario A Blok 7 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun laporan ini bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu akan penyelesaian dari
skenario yang diberikan, sekaligus sebagai tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
pembuatan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tim Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca
akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Hasil Tutorial dan Belajar Mandiri
I. Skenario 1
II. Klarifikasi Istilah 1
III. Identifikasi Masalah 5
IV. Analisis Masalah 6
V. Hipotesis …………………...……………………………….26
VI. Keterkaitan Antar Masalah 27
VII. Identifikasi Topik Pembelajaran 27
VIII. Sintesis 29
IX. Simpulan 100
Daftar Pustaka
I. SKENARIO D (BLOK 7) Tahun 2012
Seorang wanita tua, umur 63 tahun, datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan
kesehatan rutin. Pada pemeriksaan didapati hipertensi ringan (tekanan darahnya 155/90
mmHg). Dia dianjurkan untuk diet rendah garam, tetapi setelah satu bulan kemudian tekanan
darahnya tidak turun. Maka dokter memberinya hydrochlorthiazide (HCT) 25 mg/hari. Satu
minggu kemudian dia datang kembali ke Puskesmas dengan lethargis.
Pemeriksaan fisik, didapati keadaan umum pasien lemah. Tekanan darahnya 130/80
mmHg dan berat badannya turun 2,5 kg dari seminggu sebelumnya. Pemeriksaan lain tidak
menunjukkan adanya kelainan dan tidak ditemukan kelainan-kelainan neurologis.
Pemeriksaan laboratorium didapati :
a.Ureum 20 mg/dl (9-25)
b.Creatinin 1,2 mg/dl (0,8-1,4)
c.Na+ 132 mE/l (136-142)
d.K+ 3,5 (3,5-5)
e.Cl- 90 mE/l (98-108)
II. KLARIFIKASI ISTILAH
a. Hipertensi Ringan : Tingginya tekanan darah arteri secara persisten, lebih
tinggi dari keadaan normal dengan diastolik 90-104 mmHg, sistolik 140-159 mmHg
b. Diet Rendah Garam : Diet yang mengandung sangat sedikit kalium klorida,
sering diberikan untuk penderita hipertensi dan keadaan edema
c. Hydrochlorthiazide : Diuretik dan antihipertensi yang efektif per oral
d. Lethargis : Penurunan tingkat kesadaran ditandai dengan lesu,
mengantuk dan apati
e. Kelainan Neurologis : Perbedaan yang menyimpang dari biasanya
menyangkut sistem saraf
f. Ureum : Suatu molekul kecil yang mudah mendifusi ke dalam
cairan ekstra sel tetap pada akhirnya dipekatkan (dan dieskresi) dengan rumus
molekul CO(NH2)2
g. Kreatinin : Bentuk anhidrida keratin, hasil akhir metabolism
fosfokreatin; pengukuran laju eskresi urin dipakai sebagai indicator diagnostic fungsi
ginjal dan massa otot
III. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Seorang wanita tua, 63 tahun datang ke puskesmas dengan hasil pemeriksaan TD
155/90 mmHg
2. Dia dianjurkan untuk diet rendah garam, tetapi setelah 1 bulan kemudian tekanan
darahnya tidak turun
3. Dokter memberikan HCT 25 mg/hari, namun satu minggu kemudian dia datang
kembali ke puskemas dengan lethargis
4. Pemeriksaan fisik : a. Keadaan umum pasien lemah
b. TD 130/80 mmHg
c. BB turun 2,5 Kg
d. Pemeriksaan lain tidak menunjukkan adanya kelainan dan
tidak ditemukan kelainan-kelainan neurologis
5. Pemeriksaan Laboratorium didapati : a. Ureum 20 mg/dl (9-25)
b. Creatinin 1,2 mg/dl (0,8-1,4)
c. Na+ 132 mE/l (136-142)
d. K+ 3,5 (3,5-5)
e. Cl- 90 mE/l (98-108)
IV. ANALISIS MASALAH
1. Seorang wanita tua, 63 tahun datang ke puskesmas dengan hasil pemeriksaan TD
155/90 mmHg
a. Berapa TD normal usia 63 tahun ?
b. Jelaskan bagaimana hubungan TD, umur, dan jenis kelamin ?
c. Jelaskan macam-macam hipertensi ?
d. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi ringan ?
2. Dia dianjurkan untuk diet rendah garam, tetapi setelah 1 bulan kemudian tekanan
darahnya tidak turun
a. Mengapa wanita ini dianjurkan untuk diet rendah garam ?
HUBUNGAN ANTARA DIET RENDAH GARAM DENGAN PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RESISTAN
Pilar utama penanganan hipertensi ada dua, yaitu modifikasi gaya hidup dan pemberian obat
antihipertensi. Hipertensi resistan ditandai dengan tekanan darah yang selalu di atas target,
di mana penggunaan tiga obat antihipertensi pun tidak dapat menurunkan tekanan darah.
Lalu bagaimanakah peran modifikasi gaya hidup, khususnya pembatasan jumlah garam
dalam diet (makanan sehari-hari), terhadap hipertensi resistan? Ternyata menurut penelitian
dari American Heart Association (2009), memang ada hubungan bermakna antara konsumsi
garam dengan tekanan darah.
Uji klinis menyatakan 20%-30% pasien hipertensi resistan terhadap penggunaan beberapa
obat antihipertensi. Di sinilah penurunan konsumsi garam dianggap penting untuk
pengendalian hipertensi resistan; karena konsumsi garam dalam jumlah rendah dapat
mempengaruhi penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi, dengan mempengaruhi
volume retensi dan kekakuan pembuluh darah. Adapun jumlah garam yang dianjurkan
dalam makanan sehari adalah tidak lebih dari 100 mmol natrium (setara dengan 2.4 gram
garam dapur).
Penelitian terhadap para penderita hipertensi menunjukkan adanya korelasi yang lebih kuat
antara garam dalam makanan dan tingkat hipertensi daripada orang dengan tekanan darah
normal. Pembatasan garam dalam makanan dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-10
mmHg dan diastolik 1-6 mmHg. Selain itu; pernah pula dilakukan penelitian pada pasien
hipertensi ringan-sedang (tekanan darah sistolik 120-159 mmHg, diastolik 80-95 mmHg)
yang secara acak diberikan diet DASH/Dietary Approach to Stop Hypertension (yaitu diet
kaya sayur, buah, dan rendah lemak) dan diet kontrol. Setiap kelompok diberikan diet garam
dalam beberapa tingkatan (1,2; 2,4; dan 3,6 gram/24 jam) selama 30 hari berturut-turut.
Setelah 30 hari, penderita yang mendapat diet DASH serta diet rendah garam mengalami
penurunan tekanan darah sistolik sebesar rata-rata 11,5 mmHg. Penelitian Fotherby et al
terhadap pasien-pasien dengan hipertensi berat (tekanan darah rata-rata 176/96 mmHg);
menunjukkan bahwa setelah mereka mendapat diet rendah garam (1,9-2,4 gram/24 jam)
selama 5 minggu, tekanan darah sistolik turun 5 mmHg dan diastolik turun 2 mmHg.
Sedangkan menurut Gavras et al, pada pasien yang tekanan darahnya tidak terkontrol
dengan kombinasi minimal dua obat dalam dosis maksimal (diuretik dan beta-bloker);
penurunan tekanan darah lebih nyata setelah dilakukan pembatasan ekstrim terhadap jumlah
garam dalam diet dan terapi diuretik intensif. Adapun pada pasien dengan hipertensi resistan
yang sangat sensitif terhadap garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
sebanyak rata-rata 22,7/9,1 mmHg.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diet rendah garam sangat dianjurkan bagi
pasien hipertensi resistan sebagai bagian dari pengelolaan hipertensinya.
Kepustakaan:
Pimenta E, Gaddam KK, Oparil S, et al. Effects of Dietary Sodium Reduction on Blood
Pressure in Subjects With Resistant Hypertension Results From a Randomized Trial.
Hypertension 2009; 54: 475-481.
Dr. Gregg C. Fonarow, profesor Kardiologi di Universitas Carolina, Los Angeles,
setuju bahwa garam dapat berperan di dalam resistensi hipertensi. Penelitian ini sangat
menarik karena menunjukkan bahwa pasien hipertensi resisten, dengan diet rendah garam
memiliki pengaruh besar di dalam menurunkan tekanan darahnya dengan cara mengurangi
retensi atau penumpukan cairan di intravaskuler dan memperbaiki fungsi vaskularisasi
(pembuluh darah).
Penelitian dalam skala lebih besar menunjukkan bahwa tekanan darah dapat lebih
efektif untuk diturunkan dengan mengikuti Dietary Approaches to Stop Hypertension
(DASH), suatu metode perencanaan makan dengan mengurangi garam. Konsumsi tinggi
garam, lebih dari 2.300 mg/hari sebaiknya dihindari pada pasien dengan hipertensi resisten.
[](AS
Adapun mekanisme pengaruh kadar garam yang tinggi terhadap peningkatan
tekanan darah melalui diet rendah garam adalah
kadar garam tinggi peningkatan volume cairan ekstraseluler ( lebih ke
osmolaritas) Peningkatan volume darah peningkatan tekanan pengisian
sirkulasi rata – rata peningkatan alir balik darah vena ke jantung
pkenaikan curah jantung peningkatan tekanan arteri
Kenaikan tahanan perifer total
(autoregulasi)
Skema menunjukkan bahwa seluruh mekanisme yang mengakibatkan kenaikan volume
ekstraseluler akan meningkatkan tekanan arteri. Penelitian percobaan juga menunjukkan
bahwa kenaikan asupan garam seangat berperan dalam dalam peningkatan tekanan arteri
daripada kenaikan asupan air. Penyebabnya karena air secara normal diekskresikan oleh
ginjal hampir secepat asupannya, tetapi garam tidak dieksresikan sebegitu mudah.
Jadi karena alasan yang penting itulah, jumlah garam yang terakumulasi dalam
tubuh merupakan penentu utama terhadap volume cairan ekstraseluler. Karena peningkatan
sedikit saja pada cairan ekstraseluler dan volume darah dapat meningkatkan tekanan arteri
guyton
b. Bagaimana pola makan seseorang yang menjalani diet rendah garam ?
Diet rendah garam dibagi menjadi beberapa tingkatan, sesuai dengan kondisi
penderitanya, yaitu;
- Diet rendah garam tingkat tinggi (200-400 mg Na)
Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Garam dapur sama sekali
tidak boleh ditambahkan ke dalam makanan yang disajikan.
- Diet rendah garam tingkat II (600-800 mg Na)
Pada diet ini penambahan garam hanya 1/2 sdt atau 2gr.
- Diet rendah garam tingkat III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan pada penderita hipertensi ringan. Dalam diet ini, 1 sdt atau 4gr
garam dapur boleh ditambahkan dalam pengolahan makanan.
Seperti yang sudah disinggung, garam yang didapat tubuh tidak hanya berasal dari
garam dapur, namun juga dari bahan makanan yang kita makan termasuk juga bumbu-
bumbu pengolah makanan. Nah, berikut ini akan dijelaskan tentang makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi
- Sumber Karbohidrat
Dianjurkan; Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka hungkwe, gula, makanan yang diolah
dari bahan tersebut tanpa garam dapur atau soda
Tidak Dianjurkan; Makanan yang diolah dari sumber hidrat arang dengan penambahan
garam dapur, baking powder atau soda kue seperti roti, biskuit, mie, bihun, makaroni dan
kue kering.
- Sumber Protein Hewani
Dianjurkan; Daging dan ikan maksimal 100gr/hari. Kemudian telur maksimal 1 butir/hari,
susu maksimal 200gr/hari
Tidak Dianjurkan: Otak, ginjal, lidah, sarden, daging, ikan, susu dan telur yang diawetkan
dengan garam dapur seperti daging asap, sosis, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin,
kornet, ikan kalengan, ebi, udang kering, telur asin dan ikan pindang.
- Sumber Protein Nabati
Dianjurkan; Semua kacang-kacangan dan hasil olahannya dengan catatan tanpa garam
dapur saat pengolahannya.
Tidak Dianjurkan; Kacang-kacangan dan hasil olahannya yang diolah dengan menggunakan
garam dapur. Kemudian selanjutnya adalah keju.
- Sayuran
Dianjurkan; Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur dan benzoat.
Tidak Dianjurkan; Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain
ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, acar dan asinan.
- Buah-Buahan
Dianjurkan; Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa garam dapur dan
natium benzoat.
Tidak Dianjurkan; Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan
natrium, seperti buah dalam kaleng.
- Lemak
Dianjurkan; Minyak goreng, margarine, mentega tanpa garam
Tidak Dianjurkan; Margarine dan mentega yang mengandung garam tinggi
- Minuman
Dianjurkan; teh, kopi
Tidak Dianjurkan; Minuman ringan, cokelat, cafein dan alkohol
- Bumbu
Dianjurkan; Semua bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan sumber natrium
lain
Tidak Dianjurkan; Garam dapur untuk diet rendah garam tingkat tinggi. Kemudian backing
powder, soda kue, vetsin, kecap, terasi, maggi, saus tomat, petis dan tauco
Intinya, dengan pola hidup sehat dan diet yang benar, hipertensi bisa dikendalikan dan
kenaikan tekanan darah dapat dicegah.
Read more: http://jadiberita.com/2011/09/21/diet-rendah-garam-penderita-hipertensi/
#ixzz1stwDpXxc
c. Mengapa setelah 1 bulan TDnya tidak turun walaupun sudah mengonsumsi diet rendah
garam ?
Pembatasan jumlah cairan, ataupun pemberian cairan / air minum lebih daripada
biasanya kepada penderita, juga ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap tekanan darah.
Diet rendah garam umumnya dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi. Akan tetapi
banyak ahli kedokteran yang masih meragukan efek diet rendah garam itu terhadap
penurunan tekanan darah. Lebih-lebih jika kandungan natrium dalam diet penderita di
atas 250 gram sehari. Jadi agar diet rendah garam itu membawa pengaruh berupa
penurunan tekanan darah, maka kandungan natrium dalam diet harus berkisar antara
200 – 250 mg sehari.
Jika digunakan diet Kempner dengan kadar natrium sekitar 200 mg, diet itu harus
diberikan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu, penderita hipertensi, sungguhpun ia
sudah menjalani diet pantang garam, masih juga memerlukan obat-obatan untuk
menurunkan tekanan darah.
Selain efek dari diet rendah garam ini yang relatif lama, adanya ketidakmampuan
tubuh, khususnya ginjal( yang berperan dalam regulasi cairan )untuk mengkompensasi
kenaikan tekanan arteri dengan peningkatan retensi air dan garam, sehingga cairan
dapat dikeluarkan dari tubuh, juga menjadi salah satu penyebab gagalnya diet rendah
garam yang dilakukan wanita tersebut. Faktor usia lanjut yang menyebabkan penurunan
fungsi – fungsi organ tubuh dianggap paling mungkin menjadi penyebabnya. Karena
sebenarnya pada keadaan normal, meningkat atau menurunnya volume cairan
ektraseluler dapat diatur oleh ginjal dengan bantuan renin – angiotensin yang bekerja
sebagai berikut
Peningkatan asupan garam peningkatan volume ekstraseluler
Peningkatan tekanan arteri penurunan renin dan angiotensin
Penurunan retensi air dan garam dalam ginjal pengembalian volume
ekstraseluer hampir ke nilai normal pengembalian tekanan arteri hampir ke
nilai normal
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara :
· Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang
akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke
normal.
· Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
· Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut
renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu
pelepasan hormon aldosteron
Namun jika fungsi ginjal telah mengalami penurunan, makan mekanisme kompensasi
ginjal untuk mengeluarkan banyak cairan ekstraseluer agar terbentuknya kesetimbangan
osmolaritas acairan seperti pada skema di atas juga akan mengalami penurunan bahkan
sulit terjadi, oleh karena itu untuk beberpa kasus hipertensi, anjuran diet rendah garam
saja tidak akan cukup untuk menurunan tekanan darah. Tapi harus disertai pemberian
beberapa obat antihipertensi atau obat deuritik yang dapat membantu peningkatan ekresi
cairan oleh ginjal
3. Dokter memberikan HCT 25 mg/hari, namun satu minggu kemudian dia datang
kembali ke puskemas dengan lethargis
a. Jelaskan fungsi dan komposisi HCT !
b. Mengapa HCT diberikan 25 mg/hari ?
c. Adakah hubungan pemberian HCT dengan lethargis ? Jelaskan !
d. Jelaskan patofisiologi lethargis !
4.Pemeriksaan fisik : a. Keadaan umum pasien lemah
b. TD 130/80 mmHg
c. BB turun 2,5 Kg
d. Pemeriksaan lain tidak menunjukkan adanya kelainan
dan tidak ditemukan kelainan-kelainan neurologis
a. Mengapa keadaan umum pasien lemah ?
b. Mengapa TD pasien menurun ?
c. Mengapa BB pasien menurun dari seminggu sebelumnya ?
d. Adakah hubungan ketiga hasil pemeriksaan diatas ? Jelaskan !
e. Jelaskan hubungan hasil pemeriksaan fisik dengan penatalaksanaan awal ? (HCT dan diet
rendah garam)
f. Apa saja yang menyebabkan kelainan neurologis ?
5. Pemeriksaan Laboratorium didapati : a. Ureum 20 mg/dl (9-25)
b. Creatinin 1,2 mg/dl (0,8-1,4)
c. Na+ 132 mE/l (136-142)
d. K+ 3,5 (3,5-5)
e. Cl- 90 mE/l (98-108)
Bagaimana interpretasi pada hasil pemeriksaan laboratorium ? (fungsi zat tersebut)
VI. KETERKAITAN ANTARMASALAH
Wanita Tua (63 tahun) dengan hipertensi ringan (TD 155/90 mmHg)
Dianjurkan diet rendah garam oleh dokter namun setelah satu bulan TD tidak turun
Diberi HCT 25 mg/hari
Setelah 1 minggu, mengalami Lethargis (penurunan tingkat kesadaran)
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Fisik
a. Ureum 20 mg/dl (9-25) a. Keadaan umum pasien lemah
b. Creatinin 1,2 mg/dl (0,8-1,4) b. TD 130/80 mmHg
c. Na+ 132 mE/l (136-142) c. BB turun 2,5 Kg
d. K+ 3,5 (3,5-5) d. Pemeriksaan lain tidak menunjukkan
adanya kelainan dan tidak ditemukan
kelainan-kelainan neurologis
e. Cl- 90 mE/l (98-108)
Analisis
1. Clara, fitri, ewis
2. Melinda, zhazha
3. Birgitta, lismya, kiky
4 dan 5. Aini, randa, misun,anes
LI
Hipertensi (PATOFISIOLOGI, Prinsip, akibat dan penatalaksanaan) : Clara, fitri, ewis
HCT (Cara kerja dampak), Diuretik (macam-macam) : Melinda , zhazha
Keseimbangan cairan tubuh (pokok dan dasar, focus hipoclo) : Birgitta, lismya, kiky
Diet rendah garam (Cara kerja , dampak ), Lethargis (Tingkat penurunan kesadaran) : Aini,
randa,misun, anes)