Pedoman Diagnosis Fobia

8
PEDOMAN DIAGNOSIS FOBIA A. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM-IV-TR) 1. Fobia Spesifik Revisi keempat dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM-IV-TR ), menggunakan istilah fobia spesifik untuk dicocokkan dengan hasil revisi kesepuluh dari International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems ( ICD-10 ). DSM-IV-TR 300.29 FOBIA SPESIFIK A. Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan, ditandai oleh adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau situasi spesifik (misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat suntikkan, melihat darah). B. Pemaparan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan segera, dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi atau predisposisi oleh situasi. C. Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis, diam membeku, atau melekat erat menggendong. D. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak beralasan . Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukan E. Situasi fobik dihindari atau kalau dihadapi adalah

description

fobiafobia

Transcript of Pedoman Diagnosis Fobia

PEDOMAN DIAGNOSIS FOBIAA.Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM-IV-TR)1.Fobia SpesifikRevisi keempat dariDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders( DSM-IV-TR ), menggunakan istilah fobia spesifik untuk dicocokkan dengan hasil revisi kesepuluh dariInternational Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems( ICD-10 ).DSM-IV-TR300.29 FOBIA SPESIFIK

A. Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihanatau tidak beralasan, ditandai oleh adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau situasi spesifik (misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat suntikkan, melihat darah).B. Pemaparan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan segera, dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi atau predisposisi oleh situasi.C. Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis, diam membeku, atau melekat erat menggendong.D. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak beralasan .Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukanE. Situasi fobik dihindari atau kalau dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan penderitaan yang jelas.F. Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas karena menderita fobia.G. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.H. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik dihubungkan dengan objek atau situasi spesifik tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti Gangguan Obsesif-Kompulsif (misalnya,seseorang takut kotoran dengan obsesi tentang kontaminasi), Gangguan Stres pascatrauma (misalnya,penghindaran stimulus yang berhubungan dengan stresor yang berat0, Gangguan Cemas Perpisahan (misalnya,menghindari sekolah), Fobia Sosial (misalnya,menghindari situasi sosial karena takut merasa malu), Gangguan Panik dengan Agorafobia, atau Agorafobia Tanpa Riwayat Gangguan Panik.

Sebutkan tipe : Tipe Binatang Tipe Lingkungan Alam (misalanya, ketinggan, badai, air) Tipe Darah, Injeksi, Cedera Tipe Situasional (misalnya, pesawat udara, elevator, tempat tertutup) Tipe Lainnya (misalnya, ketakutan tersedak, muntah, atau mengidap penyakit ; pada anak-anak, ketakutan pada suara keras atau karakter bertopeng).

Dalam tersebut diatas, kriteria A dan B telah disebutkan didalam DSM-IV-TR untuk memberikan kemungkinan jika suatu pajanan terhadap stimuli fobia dapat mencetuskan serangan panik. Kontras dengan gangguan serangan panik, serangan panik pada fobia spesifik sangat terikat dengan stimuli penyebabnya. Fobia darah-suntikan-sakit dibedakan dari fobia yang lain karena didapatkan respon yang berbeda dari fobia tersebut, yaitu hipotensi yang disusul dengan bradikardi. Penegakan diagnosa fobia spesifik juga harus difokuskan pada benda yang menjadi stimulus fobia. Berikut di bawah ini adalah contoh fobia spesifik yakni :AcrophobiaTakut akan ketinggian

AgoraphobiaTakut akan tempat terbuka

AilurophobiaTakut akan kucing

HydrophobiaTakut akan air

ClaustrophobiaTakut akan tempat tertutup

CynophobiaTakut akan anjing

MysophobiaTakut akan kotoran dan kuman

PyrophobiaTakut akan api

XenophobiaTakut akan orang yang asing

ZoophobiaTakut akan hewan

2.Fobia SosialMenurut DSM-IV-TR untuk fobia sosial dinyatakan bahwa fobia sosial dapat diikuti dengan serangan panik. DSM-IV-TR juga menyertakan untuk fobia sosial yang bersifat menyeluruh yang berguna untuk menentukan terapi, prognosis, dan respon terhadap terapi. DSM-IV-TR menyingkirkan diagnosa fobia sosial bila gejala yang timbul merupakan akibat dari penghindaran sosialisasi karena rasa malu dari kelainan mental atau non-mental.

DSM-IV-TR Kriteria Diagnostik Fobia Sosial

A. Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau memperlihatkan perilaku dimana orang bertemu dengan orang asing atau kemungkinan diperiksa oleh orang lain. Ketakutan bahwa ia akan bertindak dengan cara (atau menunjukkan gejala kecemasan) yang akan menghinakan atau memalukan.Catatan : pada anak-anak, harus terbukti adanya kemampuan sesuai usianya untuk melakukan hubungan sosial dengan orang yang telah dikenalnya dan kecemasan hanya terjadi dalam lingkungan teman sebaya, bukan dalam interaksi dengan orang dewasa.B. Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi atau dipredisposisi oleh situasi.Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis, diam membeku, atau bersembunyi dari situasi sosial dengan orang asing.C. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak beralasan.Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukanD. Situasi sosial atau memperlihatkan perilaku dihindari atau kalau dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan penderitaan yang jelasE. Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas karena menderita fobia.F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.G. Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat (misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain ( misalnya, Gangguan Panik Dengan atau Tanpa Agorafobia, Gangguan Cemas Perpisahan, Gangguan Dismorfik Tubuh, Gangguan Perkembangan Pervasif, atau Gangguan Kepribadian Skizoid).H. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental dengannya misalnya takut adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit Parkinson, atau memperlihatkan perilaku makan abnormal pada Anoreksia Nervosa atau Bulimia Nervosa.Sebutkan Jika :Menyeluruh : jika ketakutan termasuk situasi yang paling sosial (juga pertimbangkan diagnosis tambahan Gangguan Kepribadian Menghindar).

B.Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)

1. AgorafobiaSemua kriteria ini harus dipenuhi untuk :a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut : Banyak orang Tempat-tempat umum Bepergian keluar rumah Bepergian sendiric. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang menonjol.2. Fobia Khas (Terisolasi)Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis :a. Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan manifestasi primer dari anxietas, dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif.b. Anxietas harus terbatas pada adanya objek situasi fobik tertentu.c. Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.

3. Fobia SosialSemua kriteria di bawahini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti:a. Gejala-gejala psikologis, perilaku /otonomik harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain seperti waham / pikiran obsesif.b. Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja.c. Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol.

American Psychiatric Association (1994), Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th ed, American Psychiatric Association, Washington, DC.Maslim R, editor.Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Hal : 72-73