Fobia Referat

38
BAB I PENDAHULUAN Fobia (dalam arti klinis) adalah bentuk paling umum dari gangguan kecemasan. Sebuah studi di Amerika oleh National Institute of Mental Health (NIMH) menemukan bahwa antara 8,7% dan 18,1% dari orang Amerika menderita fobia. Broken bawah usia dan gender, penelitian ini menemukan bahwa fobia adalah penyakit mental yang paling umum di kalangan wanita di semua kelompok usia dan yang kedua penyakit yang paling umum di antara pria yang lebih tua dari 25. Penelitian epidemiologis baru-baru ini telah menemukan bahwa fobia adalah gangguan mental tunggal yang paling sering di Amerika Serikat. Diperkirakan 5 sampai 10 persen populasi menderita gangguan yang mengganggu dan kadang-kadang menimbulkan ketidakberdayaan tersebut. Perkiraan yang kurang konservatif adalah sampai 25 persen populasi. Penderitaan yang berhubungan dengan fobia, khususnya jika keadaan tersebut tidak dikenali atau dianggap sebagai gangguan mental, dapat menyebabkan komplikasi psikiatrik lain, termasuk gangguan kecemasan lain, gangguan depresi berat, dan gangguan berhubungan zat, khususnya gangguan penggunaan alkohol. Tidak dikenalinya fobia adalah disayangkan, karena penelitian riset terakhir telah menemukan bahwa 1

description

fobia

Transcript of Fobia Referat

Page 1: Fobia Referat

BAB I

PENDAHULUAN

Fobia (dalam arti klinis) adalah bentuk paling umum dari gangguan

kecemasan. Sebuah studi di Amerika oleh National Institute of Mental Health

(NIMH) menemukan bahwa antara 8,7% dan 18,1% dari orang Amerika

menderita fobia. Broken bawah usia dan gender, penelitian ini menemukan bahwa

fobia adalah penyakit mental yang paling umum di kalangan wanita di semua

kelompok usia dan yang kedua penyakit yang paling umum di antara pria yang

lebih tua dari 25.

Penelitian epidemiologis baru-baru ini telah menemukan bahwa fobia

adalah gangguan mental tunggal yang paling sering di Amerika Serikat.

Diperkirakan 5 sampai 10 persen populasi menderita gangguan yang mengganggu

dan kadang-kadang menimbulkan ketidakberdayaan tersebut.

Perkiraan yang kurang konservatif adalah sampai 25 persen populasi. Penderitaan

yang berhubungan dengan fobia, khususnya jika keadaan tersebut tidak dikenali

atau dianggap sebagai gangguan mental, dapat menyebabkan komplikasi

psikiatrik lain, termasuk gangguan kecemasan lain, gangguan depresi berat, dan

gangguan berhubungan zat, khususnya gangguan penggunaan alkohol. Tidak

dikenalinya fobia adalah disayangkan, karena penelitian riset terakhir telah

menemukan bahwa fobia seringkali responsif terhadap pengobatan dengan

psikoterapi kognitif dan perilaku dan terhadap pengobatan dengan farmakoterapi

spesifik, termasuk obat trisiklik, inhibitor monoamine oksidase, dan antagonis

reseptor beta adrenergik.

Suatu fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang

menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas, atau situasi

yang ditakuti. Adanya atau diperkirakan akan adanya situasi fobik menimbulkan

ketegangan parah pada orang yang terkena, yang mengetahui bahwa reaksi adalah

berlebihan. Namun demikian, reaksi fobik menyebabkan suatu gangguan pada

kemampuan seseorang untuk berfungsi di dalam kehidupannya.

Disamping agorafobia, Diagnostic dan Statistical Manual of Mental

Disorders edisi keempat (DSM-IV) menuliskan dua fobia lainnya : fobia spesifik

1

Page 2: Fobia Referat

dan fobia sosial. Fobia spesifik dinamakan fobia sederhana di dalam DSM edisi

ketiga yang direvisi (DSM-III-R). Fobia sosial juga disebut gangguan kecemasan

sosial, ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap penghinaan dan rasa

memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial, seperti berbicara di depan

publik, miksi dikamar kecil (disebut “shy bladder”), dan menjanjikan kencan.

Tipe umum fobia sosial seringkali suatu keadaan yang kronis dan menimbulkan

ketidakberdayaan yang ditandai oleh penghindaran fobik terhadap sebagian besar

situasi sosial. Jenis fobia sosial tersebut mungkin sulit dibedakan dari gangguan

kepribadian menghindar.

Anatomi

Fobia lebih sering daripada tidak terkait dengan amigdala, suatu wilayah otak

yang terletak di belakang kelenjar hipofisis di sistem limbik. Amigdala

mengeluarkan hormon yang mengontrol ketakutan dan agresi. Ketika rasa takut

atau respons agresi dimulai, amigdala melepaskan hormon ke dalam tubuh untuk

membuat tubuh manusia menjadi suatu "tanda", di mana mereka siap untuk

bergerak, berlari, berkelahi, dll. Ini defensif "waspada" dan respons secara umum

disebut dalam psikologi sebagai fight of flight response.

2

Page 3: Fobia Referat

Gambar A

BAB II

F O B I A

II.1. Definisi

Fobia (dari bahasa Yunani: φόβος, Phobos, rasa takut atau mengerikan

takut), adalah irasional, intens, terus-menerus takut situasi tertentu, kegiatan,

benda, atau orang. Gejala utama gangguan ini adalah yang berlebihan, tidak

masuk akal keinginan untuk menghindari subjek yang ditakuti. Ketika rasa takut

berada di luar kendali seseorang, dan jika rasa takut yang mengganggu kehidupan

sehari-hari, maka diagnosis di bawah salah satu gangguan kecemasan dapat

dibuat.

Menurut Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders, Fourth Edition

(DSM-IV), fobia sosial, fobia spesifik, dan agoraphobia adalah sub-kelompok

gangguan kecemasan.

Fobia spesifik adalah istilah umum untuk semua jenis gangguan

kecemasan yang jumlah untuk yang tidak masuk akal atau ketakutan irasional

yang berkaitan dengan pajanan terhadap objek atau situasi tertentu. Akibatnya,

orang-orang yang terpengaruh secara aktif cenderung menghindari kontak

langsung dengan objek atau situasi dan, dalam kasus yang parah, penyebutan atau

penggambaran dari mereka.

Fobia sosial merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya

kecemasan ketika berhadapan dengan situasi sosial atau melakukan performa di

depan umum. Ketika kondisi pemicu, orang secara fisik tidak dapat

mengosongkan kandung kemih.

3

Page 4: Fobia Referat

Agoraphobia - gangguan kecemasan, sering dipicu oleh rasa takut akan

mengalami serangan panik dalam lingkungan yang tidak ada cara mudah

melarikan diri.

II.2. Epidemiologi

Fobia Spesifik

Fobia spesifik adalah lebih sering dibandingkan fobia sosial. Fobia

spesifik adalah gangguan mental yang paling sering pada wanita dan nomor dua

tersering pada laki-laki, hanya setelah gangguan berhubungan dengan zat.

Prevalensi enam bulan fobia spesifik adalah kira-kira 5 sampai 10 per 100 orang.

Rasio wanita berbanding laki-laki adalah kira-kira 2 berbanding 1, walaupun rasio

adalah mendekati 1 berbanding 1 untuk jenis darah, injeksi, atau cedera. Onset

usia puncak untuk tipe lingkungan alami dan tipe darah, injeksi, dan cedera adalah

rentang 5 sampai 9 tahun, walaupun onset juga terjadi pada usia puncak untuk tipe

situasional (kecuali takut ketinggian) adalah lebih tinggi, dalam pertengahan usia

20-an, yang dekat dengan usia onset untuk agorafobia. Objek dan situasi yang

ditakuti pada fobia spesifik (dituliskan dalam frekuensi menurun) adalah binatang,

badai, ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.

Fobia Sosial

Prevalensi enam bulan untuk fobia sosial adalah kira-kira 2 sampai 3 per

100 orang. Dalam penelitian epidemiologis, wanita lebih sering terkena daripada

laki-laki, tetapi pada sampel klinis sering kali terjadi hal yang sebaliknya. Alasan

untuk observasi yang berlainan tersebut adalah tidak diketahui. Onset usia puncak

untuk fobia sosial adalah pada usia belasan tahun, walaupun onset sering kali

paling muda pada usia 5 tahun dan paling lanjut usia 35 tahun.

II.3. Etiologi

Baik fobia spesifik dan fobia sosial memiliki tipe-tipe dan penyebab tepat dari tipe

tersebut kemungkinan berbeda. Bahkan didalam tipe-tipe, seperti pada semua

gangguan mental, ditemukan heterogenisitas penyebab. Patogenesis fobia, jika

4

Page 5: Fobia Referat

dimengerti, mungkin terbukti sebagai model yang jelas untuk interaksi antara

faktor biologia dan genetika, pada satu pihak, dan peristiwa lingkungan, pada

pihak lain. Pada fobia spesifik tipe darah, injeksi, cedera, orang yang terkena

mungkin memiliki refleks vasovagal yang kuat yang diturunkan, yang menjadi

berhubungan dengan emosi fobik.

Prinsip-prinsip Umum

Faktor perilaku.

Pada tahun 1920 John b. Watson menulis suatu artikel yang berjudul

“Conditioned Emotional Reaction”, dimana ia menceritakan pengalamannya

dengan Little Albert, seorang bayi dengan ketakutan terhadap tikus dan kelinci.

Tidak seperti Little Hans dari Freud, yang memiliki gejala fobik pada perjalanan

alami kematangannya, kesulitan Little Albert merupakan akibat langsung dari

percobaan ilmiah oleh dua ahli psikologis yang menggunakan teknik yang telah

berhasil menginduksi respons yang dibiasakan pada binatang percobaan.

Rumusan Watson menggunakan model stimulus-respons tradisional dari

Pavlov tentang refleks yang dibiasakan (conditional reflex) untuk menerangkan

ciptaan fobia. Dimana, kecemasan adalah dibangkitkan oleh stimulus yang secara

alami menakutkan yang terjadi dalam hubungan dengan stimulus kedua yang

sifatnya netral. Sebagai akibat hubungan tersebut, khususnya jika dua stimuli

dipasangkan pada beberapa keadaan yang berurutan, stimulus yang pada awalnya

adalah netral memiliki kemampuan untuk membangkitkan kecemasan oleh dirinya

sendiri. Dengan demikian, stimulus netral menjadi stimulus yang dibiasakan

untuk menghasilkan kecemasan.

Dalam teori stimulus-respons klasik, stimulus yang dibiasakan secara

bertahap kehilangan potensinya untuk membangkitkan suatu respons jika tidak

diperkuat oleh pengulangan periodik stimulus yang tidak dibiasakan. Pada gejala

fobik, perlemahan respon terhadap stimulus fobik,-yaitu, stimulus yang

dibiasakan- tidak terjadi; gejala mungkin berlangsung selama bertahun-tahun

tanpa adanya pendorong eksternal yang terlihat. Teori pembiasaan pelaku (operant

5

Page 6: Fobia Referat

conditioning theory) memberikan suatu model untuk menjelaskan fenomena

tersebut. Pada teori pembiasaan pelaku, kecemasan adalah suatu dorongan yang

memotivasi organisme untuk melakukan apa yang dapat menghilangkan pengaruh

yang menyakitkan. Dalam perjalanan perilaku acaknya, organisme belajar bahwa

tindakan tertentu memungkinkan mereka menghindari stimulus yang

menyebabkan kecemasan. Pola penghindaran tersebut tetapi stabil untuk jangka

waktu yang lama sebagai akibat penguatan yang diterima organisme dari kapasitas

untuk menekan aktivitas. Model tersebut mudah diterapkan pada fobia dimana

penghindaran objek atau situasi yang menimbulkan kecemasan memainkan

peranan inti. Perilaku penghindaran tersebut menjadi terfiksasi sebagai gejala

yang stabil karena efektivitasnya dalam melindungi seseorang dari kecemasan

fobik.

Teori belajar memiliki relevansi khusus terhadap fobia dan memberikan

penjelasan sederhana dan dapat dimengerti bagi banyak aspek gejala fobik. Tetapi

kritik mengatakan bahwa teori ini sebagian besar membicarakan mekanisme

permukaan pembentukan gejala dan kurang berguna dibandingkan teori

psikoanalitik dalam memberikan pemahaman beberapa proses psikis dasar

kompleks yang terlibat.

Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud mengajukan suatu rumusan neurosi fobik yang tetap

merupakan penjelasan analitik tentang fobia spesifik dan fobia sosial. Freud

menghipotesiskan bahwa fungsi utama kecemasan adalah sebagai memberi sinyal

kepada ego bahwa suatu dorongan bawah sadar yang dilarang mendorong untuk

mendapatkan ekspresi sadar, jadi mengubah ego untuk memperkuat dan

menyusun pertahanannya melawan dorongan instingtual yang mengancam. Freud

memandang fobia-histeria kecemasan, seperti yang terus disebutnya demikian-

sebagai akibat dari konflik yang berpusat pada situasi oedipal masa anak-anak

yang tidak terpecahkan. Karena dorongan seks terus memiliki warna sumbang

yang kuat pada masa dewasa, kebangkitan seksual cenderung menyalakan suatu

kecemasan yang karakteristiknya adalah ketakutan kastrasi. Jika represi gagal, ego

harus memanggil pertahanan tambahan. Pada pasien fobik pertahanan yang

6

Page 7: Fobia Referat

terlibat terutama menggunakan pengalihan; yaitu, konflik seksual dialihkan dari

orang yang menimbulkan konflik kepada objek atau situasi yang tampaknya tidak

relevan dan tidak penting, yang selanjutnya memiliki kekuatan untuk

membangkitkan kumpulan afek, termasuk sinyal kecemasan. Objek atau situasi

fobik mungkin memiliki hubungan asosiatif langsung dengan sumber utama

konflik dan, dengan demikian, menyimbolkannya (mekanisme pertahanan

simbolisasi). Selanjutnya, situasi atau objek biasanya adalah sesuatu yang mampu

dijauhi oleh seseorang; dengan mekanisme pertahanan penghindaran tambahan

tersebut, orang dapat lolos dari kecemsan yang serius. Freud pertama kali

membicarakan rumusan teoritik tentang pembentukan fobia dalam riwayat

kasusnya yang terkenal tentang Little Hans, seorang anak berusia 5 tahun yang

memiliki ketakutan terhadap kuda.

Walaupun ahli teori pertama kali berpendapat bahwa fobia dihasilkan oleh

kecemasan kastrasi, ahli teori psikoanalitik sekarang ini telah mengajukan bahwa

kecemasan tipe lain mungkin terlibat. Sebagai contoh, pada agorafobia,

kecemasan perpisahan jelas memainkan peranan yang utama, dan pada eritrofobia

(ketakutan terhadap warna merah yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan

terhadap perdarahan), elemen rasa malu menyatakan keterlibatan kecemasan

superego. Pengamatan klinik menyebabkan pandangan bahwa kecemasan

berhubungan dengan fobia memiliki berbagai sumber dan warna.

Fobia menggambarkan interaksi antara diatesis genetika-konstitusional

dan stresor lingkungan. Penelitian longitudinal menyatakan bagwa anak-anak

tertentu memiliki predisposisi konstitusional terhadap fobia karena mereka lahir

dengan temperamen tertentu yang dikenal sebagai inhibisi perilaku terhadap yang

tidak dikenal (behavioral inhibition to the unfamiliar). Tetapi suatu bentuk stress

lingkungan kronis harus bekerja pada disposisi temperamental tersebut untuk

menciptakan fobia yang lengkap. Stresor tertentu seperti kematian orangtua,

perpisahan orangtua, kritik atau penghinaan oleh saudara kandung yang lebih tua,

dan kekerasan di rumah tangga mungkin mengaktivasi diatesis laten di dalam

anak-anak, sehingga anak menjadi simptomatik.

Sikap Fobik Balik (Counterphobic Attitude).

7

Page 8: Fobia Referat

Otto Fenichel meminta perhatian terhadap kenyataan bahwa kecemasan dapat

disembunyikan pola sikap dan perilaku yang mencerminkan suatu penyangkalan,

dimana objek atau situasi yang ditakuti adalah berbahaya atau bahwa seseorang

adalah ketakutan terhadapnya. Dasar dari fenomena tersebut adalah kebalikan dari

situasi dimana seseorang adalah korban pasif dari lingkungan luar pada suatu

posisi secara aktif berusaha untuk melawan dan menguasai apa yang ditakutinya.

Orang fobik-balik mencari-cari situasi bahaya dan melawan secara entusias

terhadap situasi tersebut. Terlibat di dalam olaharaga yang kemungkinan

berbahaya, seperti terjun payung, mendaki gunung, mungkin menunjukkan

perilaku fobik-balik. Pola tersebut mungkin sekunder terhadap kecemasan fobik

atau dapat digunakan sebagai cara normal untuk mengatasi situasi yang secara

realistis adalah berbahaya. Permainan anak-anak mungkin mengandung elemen

fobik-balik, seperti saat anak-anak bermain dokter dan memberikan pada boneka

suntikan yang diterimanya pada pagi hari di tempat praktek dokter pediatrik. Pola

perilaku tersebut mungkin melibatkan mekanisme pertahan yang berhubungan

yaitu identifikasi dengan agresor.

Fobia Spesifik

Perkembangan fobia spesifik dapat disebabkan dari pemasangan (pairing)

objek atau situasi tertentu dengan emosi ketakutan dan panik. Berbagai

mekanisme untuk pemasangan tersebut telah didalilkan. Pada umumnya, suatu

kecenderungan tidak spesifik untuk mengalami kecemasan dan ketakutan

membentuk kelompok latar (backgroup); jika suatu peristiwa spesifik (sebagai

contoh,mengemudi) dipasangkan dengan pengalaman emosional (sebagai contoh,

kecelakaan), orang adalah rentan terhadap asosiasi emosional permanen antara

mengemudikan kendaraan dan ketakutan atau kecemasan. Pengalaman emosional

sendiri dapat responsif terhadap kejadian eksternal, seperti kecelakaan lalulintas,

atau kejadian internal, paling sering adalah serangan panik. Walaupun seseorang

mungkin tidak pernah mengalami serangan panik lagi dan mungkin tidak

memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan panik, orang tersebut mungkin

memiliki ketakutan umum untuk mengemudikan dan bukan suatu ketakutan

mengalami serangan yang diekspresikan saat mengemudi. Mekanisme asosiasi

8

Page 9: Fobia Referat

lain antara objek fobik dan emosi fobik adalah modeling, dimana seseorang

mengamati reaksi pada orang lain (sebagai contoh, orang tua), dan pengalihan

informasi, dimana seseorang diajarkan atau diperingatkan tentang bahaya objek

tertentu (sebagai contoh, ular berbisa).

Faktor Genetika

Fobia spesifik cenderung berada di dalam keluarga. Tipe darah, injeksi, cedera

cenderung memiliki kecenderungan keluarga yang tinggi. Penelitian telah

melaporkan bahwa duapertiga sampai tigaperempat penderita yang terkena

memiliki sekurangnya satu sanak saudara derajat pertama dengan fobia spesifik

dari tipe yang sama. Tetapi, pemeriksaan kembar dan adopsi yang diperlukan

belum dilakukan untuk menyingkirkan peranan bermakna transmisi non genetik

pada fobia spesifik.

Fobia Sosial

Beberapa penelitian telah melaporkan kemungkinan adanya sifat pada

beberapa anak yang ditandai oleh pola inhibisi perilaku yang konsisten. Sifat

tersebut mungkin cukup sering pada anak-anak yang orang tuanya menderita

gangguan panik dan mungkin berkembang menjadi pemalu yang parah saat anak

tumbuh menjadi besar. Sekurangnya beberapa orang dengan fobia sosial mungkin

mengalami inhibisi perilaku yang terlihat selama masa anak-anak. Kemungkinan

berkaitan dengan sifat tersebut, yang diperkirakan didasarkan secara biologis,

adalah data dengan dasar psikologis yang menyatakan bahwa orang tua dari orang

denga fobia sosial, sebagai suatu kelompok adalah, kurang mengasuh, lebih

menolak, dan lebih overprotektif pada anak-ankanya dibandingkan orang tua lain.

Beberapa riset fobia sosial telah mengacu pada spektrum dari kekuasaan sampai

yang ditundukkan pada kerajaan binatang. Sebagai contoh, orang yang berkuasa

mungkin cenderung berjalan dengan dagu terangkat dan membuat kontak mata,

sedangkan orang yang dikalahkan mungkin cenderung berjalan dengan kepala

tertunduk dan menghindari kontak mata.

Faktor Neurokimiawi.

9

Page 10: Fobia Referat

Keberhasilan farmako terapi dalam mengobati fobia sosial telah menciptakan dua

hipotesisi neurokimiawi spesifik tentang dua jenis fobia sosial. Secara spesifik,

pengguanaan antagonis bet adrenergik, sebagai contoh, Propanolol (Inderal) –

untuk fobia kinerja (performance phobia), (sebagai contoh, berbicara di depan

public) telah mengembangkan teori adrenergik untuk fobia tersebut. Pasien

dengan fobia kinerja mungkin melepaskan lebih banyak norepinefrin dan

epinefrin, baik sentral maupun perifer, dibandingkan orang nonfobik, atau pasien

tersebut mungkin peka terhadap stimulasi adrenergik tingkat yang normal.

Pengamatan bahwa inhibitor monoamine oksidase (MAOI) mungkin lebih efektif

dibandingkan obat trisiklik dalam pengobatan fobia sosial umum, dikombinasikan

dengan data praklinis, telah menyebabkan beberapa peneliti menghipotesiskan

bahwa aktivitas dopaminergik adalah berhubungan dengan patogenesis gangguan.

Faktor Genetika

Sanak saudara derajat pertama orang denga fobia sosial adalah kira-kira 3 kali

lebih mungkin menderita fobia sosial dibandingkan sanak saudara derajat pertama

orang tanpa ganggguan mental. Dan beberapa data awal menyatakan bahwa

kembar monozigotik adalah lebih sering bersesuaian dibandingkan kembar

dizigotik, walaupun pada fobia sosial adalah cukup penting untuk mempelajari

kembar yang dibesarkan secara terpisah untuk membantu mengontrol faktor

lingkungan.

II. 4. Patofisiologis

Fobia Spesifik

Fobia spesifik yang umum, gangguan yang heterogen ciri utama adalah terus-

menerus, ketakutan yang tidak masuk akal dari suatu obyek atau situasi terbatas.

Artikel ini etiologi sekarang tinjauan teori dan data empiris yang tampaknya

mungkin penting dalam menyelidiki patofisiologi gangguan ini. Ini termasuk

pengkondisian, dimodifikasi conditioning, dan model nonassociative

pembangunan fobia, fisiologis terhadap rangsangan fobia, neuroimaging, primata,

dan biologis studi tantangan. Hipotesis patofisiologi disarankan oleh riset terbaru

mengenai neurocircuitry dari dikondisikan takut juga dibahas. Meskipun telah

10

Page 11: Fobia Referat

fobia spesifik kurang kesehatan masyarakat dan kepentingan klinis dari gangguan

kecemasan lain, mereka mungkin dibatasi alam dan hubungannya dengan

dikondisikan takut dapat membuat mereka menjadi subjek yang produktif bagi

penelitian ke patofisiologi dasar.

Fobia Sosial

Patofisiologi fobia sosial tidak jelas. Namun, teori-teori telah muncul didasarkan

pada kemanjuran agen farmakologi digunakan untuk mengobati fobia sosial.

Dengan demikian, fungsi serotonergic mungkin terlibat karena serotonergic

reuptake inhibitor membantu mengurangi gejala. Similary, beberapa peneliti

percaya dalam etiologi adrenergik karena keberhasilan terapi Propanolol.

Neurocircuitry amigdala, suatu struktur yang terlibat dalam ketakutan, mungkin

terlibat.

Gambar B

Cemas

Respon fisiologis tinggi dan peningkatan tingkat Catecholamine memainkan peran

penting dalam respons fisiologis normal tubuh terhadap stres dan kecemasan.

Kecemasan patologis telah dihipotesiskan sebagai akibat dari gangguan di korteks

serebral, terutama sistem limbik.

Neurotransmitter terutama terkait dengan kecemasan di daerah ini

Norepinephrine, gamma-aminobutyric acid (GABA), dan Serotonin. Kemanjuran

11

Page 12: Fobia Referat

Benzodiazepin dalam menangani GABA kecemasan telah terlibat dalam

patofisiologi gangguan kecemasan. Obat yang mempengaruhi norepinefrin

(misalnya, antidepresan trisiklik, monoamina oksidase inhibitor [MAOIs]) juga

mujarab dalam pengobatan beberapa gangguan kecemasan.

II. 5. Diagnosis

Fobia Spesifik

Nama untuk fobia spesifik di dalam DSM-III-R adalah fobia sederhana (simple

phobia). Nama ini telah diganti dalam DSM-IV untuk menyesuaikan tata nama

dalam internasional. Classification of Disease revisi ke-10 (ICD-10) dan untuk

menghindari sempitnya lingkup diagnosis. Sebagai contohnya, karena serangan

panik adalah sering ditemukan pada pasien fobia spesifik, nama “fobia sederhana”

secara tidak tepat mengesankan bahwa serangan panik adalah tidak dimungkinkan

oleh kriteria diagnostik,

Beberapa perubahan lain telah dibuat dari criteria DSM-III-R menjadi

kriteria DSM-IV untuk fobia spesifik (Tabel 16.3-1). Kriteria A dan B telah

diperbaharui untuk memungkinkan bahwa pemaparan dengan stimulus fobik

menyebabkan suatu serangan panik. Tetapi, berlawanan dengan gangguan panik,

pada fobia spesifik serangan panik adalah berikatan secara situasional dengan

stimulus fobia spesifik. Kriteria F dalam DSM-IV memasukkan kata “tidak lebih

baik disebabkan oleh” untuk menekankan perlunya pertimbangan klinisi tentang

diagnosis gejala. Isi fobia spesifik dan kekuatan hubungan (sebagai contoh,

dengan tanda atau tanpa tanda) antara stimulus dan serangan panik juga perlu

dipertimbangkan.

Karena suatu tinjauan pada literature menyatakan bahwa fobia spesifik

adalah berhubungan dengan onset usia, rasio jenis kelamin, riwayat keluarga, dan

respons fisiologis yang bervariasi, DSM-IV memasukkan tipe fobia spesifik yang

terpisah : tipe binatang : tipe lingkungan alami (sebagai contoh, badai) : tipe

darah, injeksi, cedera ; tipe situasional (sebagai contoh, mobil) ; dan tipe lain

12

Page 13: Fobia Referat

(untuk fobia spesifik yang tidak masuk ke dalam keempat tipe sebelumnya). Data

pendahuluan menyatakan bahwa tipe lingkungan alami adalah paling sering pada

anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun dan tipe situasional sering pada awal

usia 20 tahunan.

Kriteria Diagnostik untuk Fobia Spesifik

a. Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan,

ditunjukkan oleh adanya atau antisipasi suatu objek atau situasi tertentu

(misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapatkan

suntikan, melihat darah).

b. Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respons

kecemasan yang segera, yang dapat berupa serangan panik yang

berhubungan dengan situasi. Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat

diekspresikan oleh menangis, tantrum, membeku, atau mengendong.

c. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan.

Catatan : pada anak-anak, ciri ini mungkin tidak ada.

d. Situasi fobik dihindari, atau jika tidak dapat dihindari, dihadapi dengan

kecemasan atau penderitaan yang kuat.

e. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalam situasi yang

ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi

pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas sosial atau hubungan dengan

orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas karena menderita fobia.

f. Pada individu yang berusia di bawah 18 tahun, durasi sekurangnya adalah

6 bulan.

g. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan

objek atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh

gangguan mental lain, seperti gangguan obsesif-kompulsif ( misalnya,

takut kepada kotoran pada seseorang dengan obsesi tentangkontaminasi),

gangguan stres pascatraumatik (misalnya, menghindari stimuli yang

berhubungan dengan stresor yang berat), gangguan cemas perpisahan

(misalnya, menghindari sekolah), fobia sosial (misalnya, menghindari

13

Page 14: Fobia Referat

situasi sosial karena takut merasa malu), gangguan panik dengan

agorafobia, atau agorafobia tanpa riwayat gangguan panik.

Tipe darah, injeksi, cedera dibedakan dari tipe lainnya dimana bradikardia dan

hipotensi sering kali menyusul takikardia awal yang sering terjadi pada semua

fobia. Fobia spesifik tipe darah, injeksi, cedera kemungkinan mengenai banyak

anggota dan generasi dari suatu keluarga. Satu tipe fobia spesifik yang telah

dilaporkan baru-baru ini adalah fobia ruang, dimana pasien takut akan terjatuh

jika disekitarnya tidak ada penopang, seperti dinding atau sebuah kursi. Beberapa

data menyatakan bahwa pasien yang terkena mungkin memiliki fungsi yang

abnormal pada hemisfer kanan, kemungkinan menyebabkan gangguan visual-

spasial (penglihatan ruang).

Fobia Sosial

Kriteria diagnostik DSM-IV untuk fobia sosial (tabel B) telah dimodifikasi

dari kriteria diagnostik DSM-III-R. Karena fobia sosial dapat disertai dengan

serangan panik, kriteria B dan F DSM-IV telah ditulis ulang untuk menekankan

fakta tersebut (kriteria B) dan untuk mendorong penggunaan pertimbangan klinis

dalam membuat diagnosis akhir (kriteria F). DSM-IV menambahkan suatu tipe

fobia sosial, tipe umum, yang dapat digunakan untuk meramalkan perjalanan

penyakit, prognosis, dan respons pengobatan. DSM-IV mengesampingkan

diagnosis fobia sosial jika gejala adalah akibat dari penghindaran sosial yang

berakar dari rasa malu tentang kondisi medis psikiatrik atau nonpsikiatrik lainnya.

Kriteria Diagnostik untuk Fobia Sosial

a. Rasa takut yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial

atau kinerja dimana orang bertemu dengan orang yang tidak dikenal atau

dengan kemungkinan diperiksa oleh orang lain. Individu merasa takut

bahwa ia akan bertindak dalam cara (atau menunjukkan gejala kecemasan)

yang akan memalukan atau merendahkan. Catatan : untuk melakukan

hubungan sosial yang sesuai dengan usia dengan orang yang telah

14

Page 15: Fobia Referat

dikenalnya dan kecemasan harus terjadi dalam lingkungan teman sebaya,

dan tidak dalam interaksi dengan orang dewasa.

b. Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan

kecemasan, yang dapat berupa serangan panik yang berikatan dengan

situasi atau dipredisposisikan oleh situasi. Catatan : pada anak-anak,

kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis, tantrum, membeku, atau

menarik diri dari situasi sosial dengan orang yang tidak dikenal.

c. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan.

Catatan : pada anak-anak, ciri ini mungkin tidak ditemukan.

d. Situasi sosial atau kinerja yang ditakuti adalah dihindari, atau jika tidak

dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan atau penderitaan yang kuat.

e. Penghindaran, antisipasi fobik, atau penderitaan dalam situasi sosial atau

kinerja secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi

pekerjaan (akademik), atau aktivitas sosial dan hubungan dengan orang

lain, atau terdapat penderitaan dalam situasi sosial atau kinerja secara

bermakan menganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan

(akademik), atau aktivitas sosial dan berhubungan dengan orang lain, atau

terdapat penderitaan yang jelas tentang menderita fobia.

f. Pada individu di bawah 18 tahun, durasi sekurangnya adalah 6 bulan.

g. Rasa takut atau penghindaran adalah bukan karena efek fisiologis langsung

dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi

medis umum, dan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan

mental lain (misalnya, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia,

gangguan cemas perpisahan, gangguan dismorfik tubuh, gangguan

perkembangan pervasif, atau gangguan kepribadian skizoid).

h. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental lain, rasa

takut dalam kriteria A adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit

Parkinson, atau menunjukkan perilaku makan abnormal pada anoreksia

nervosa atau bulimia nervosa.

II. 6. Gambaran Klinis

15

Page 16: Fobia Referat

Fobia adalah ditandai oleh kesadaran akan kecemasan berat jika pasien terpapar

dengan situasi atau objek spesifik atau jika pasien memperkirakan akan terpapar

dengan situasi atau objek tersebut. DSM-IV menekankan kemungkinan bahwa

serangan panik dapat dan sering kali terjadi pada pasien dengan fobia spesifik dan

sosial, tetapi serangan panik, kecuali kemungkinan bagi beberapa serangan yang

pertama, adalah diperkirakan. Pemaparan dengan stimulus fobik atau

memperkirakannya hampir selalu menyebabkan serangan panik pada orang yang

rentan terhadap serangan panik (panic attack-prone person).

Pasien dengan fobia, menurut definisinya, mencoba untuk menghindari stimulus

fobik. Beberapa pasien mengalami masalah besar dalam menghindari situasi yang

menimbulkan kecemasan. Sebagai contohnya, seorang pasien fobik mungkin

menggunakan bis untuk bepergian jarak jauh, bukannya dengan pesawat terbang,

untuk menghindari kontak dengan objek fobia pasien, yaitu pesawat terbang.

Kemungkinan sebagai cara lain untuk menghindari stres dari stimulus fobik,

banyak pasien fobik menderita gangguan berhubungan dengan zat, terutama

gangguan penggunaan alkohol. Selain itu, diperkirakan sepertiga dari semua

pasien dengan fobia sosial memiliki gangguan depresi berat.

Temuan utama pada pemeriksaan status mental adalah adanya ketakutan

yang irasional dan egodistonik terhadap situasi, aktivitas, atau objek tertentu;

pasien mampu menggambarkan bagaimana mereka menghindari kontak dengan

situasi fobik. Depresi seringkali ditemukan pada pemeriksaan status mental dan

mungkin ditemukan pada sebanyak sepertiga dari semua pasien fobik.

Pada pasien 33 tahun, seorang laki-laki yang tinggal di Seattle dengan

istrinya. Ia bekerja sebagai salesman sejak lulus dari perguruan tinggi, dimana ia

pernah unggul dalam bidang matematika. Ia pergi ke dokter psikiatrik pribadi,

atas anjuran temannya, karena mengeluh “cemas pada pekerjaan.”

Pasien menggambarkan dirinya sebagai ramah tamah dan popular pada

keseluruhan masa remaja dan dewasa mudanya, tanpa masalah serius sampai

tahun ketiga di perguruan tinggi. Ia selanjutnya mulai mengalami ketegangan dan

gugup saat belajar untuk suatu ujian dan menulis karangan. Jantungnya berdebar-

debar, tangannya berkeringat dan gemetaran. Sebagai akibatnya, ia sering kali

tidak menulis karangan yang diperlukan dan jika ia mengejakannya, akan

16

Page 17: Fobia Referat

menyerahkannya setelah batas waktunya lewat. Ia tidak mengerti mengapa ia

begitu gugup dengan menulis karangan dan mengerjakan ujian dimana ia selalu

mengerjakannya dengan baik di masa lalu. Sebagai akibat dari tidak menyerahkan

karangan tertentu dan keterlambatannya dalam menyerahkan karangan lain,

tingkat perguruan tingginya sangat terpengaruhi.

Segera setelah lulus pasien bekerja sebagai saleman untuk perusahaan

asuransi. Latihan awalnya (menghadiri ceramah, menyelesaikan tugas membaca)

berjalan dengan baik, tetapi saat ia mulai bertemu klien, kecemasannya kembali

timbul. Ia menjadi gugup saat menanti telepon dari kliennya. Jika telepon

bisnisnya berbunyi, ia mulai gemetar dan kadang-kadang tidak dapat menjawab.

Akhirnya, ia menghindari kecemasan dengan tidak menjadwalkan perjanjian dan

tidak menghubungi klien yang diharapkan bertemu.

Jika ditanyakan tentang situasi apa yang menyebabkan ia gugup, ia berkata

bahwa ia khawatir tentang pikiran klien terhadap dirinya. “Klien mungkin merasa

bahwa saya gugup dan mungkin bertanya pada saya yang tidak dapat saya jawab,

dan saya akan merasa bodoh. “Sebagai akibatnya, ia secara berulang menulis

kembali dan mengatakan kembali kembali naskah penjualan untuk percakapan

telepon karena ia “sangat khawatir dalam mengatakan hal yang benar. Saya pikir

saya sangat ketakutan tentang akan dihakimi.”

Walaupun tidak pernah menganggur, pasien memperkirakan bahwa ia

hanya mengguankan 20 persen kapasitas kerjanya, yang dapat ditoleransi oleh

perusahaan karena ia hanya dibayar atas dasar komisi. Pada beberapa tahun

sebelumnya, ia pernah mendapatkan pinjaman sejumlah besar uang untuk

membuat pertemuan akhir.

Walaupun keterbatasan finansial adalah suatu beban, pasien dan istrinya

mentraktir tamu-tamu di rumahnya secara teratur dan menikmati dalam

bersosialisasi dengan teman-teman pada piknik, pesta, dan hubungan formal.

Pasien berkeluh, “ Hal ini hanya jika saya berharap untuk melakukan sesuatu.

Selanjutnya, saya seperti di atas panggung, sendirian, dengan setiap orang

menonton diri saya.”

II. 7. Diagnosis Banding

17

Page 18: Fobia Referat

Fobia spesifik dan fobia sosial masing-masing perlu dibedakan dari ketakutan

yang sesuai dan rasa malu yang normal. DSM-IV membantu dalam pembedaan

tersebut dengan mengharuskan bahwa gejala mengganggu kemampuan pasien

untuk berfungsi secara tepat. Kondisi medis nonpsikiatrik yang dapat

menyebabkan perkembangan suatu fobia adalah pemakaian zat (khususnya

halusinogen dan simpatomimetik), tumor sistem saraf pusat, dan penyakit

serebrovaskular. Gejala fobik pada keadaan tersebut tidak dapat dipercaya tanpa

adanya temuan tambahan yang mengarahkan pada pemeriksaan fisik, neurologis,

dan status mental. Skizofrenia juga merupakan diagnosis banding untuk fobia

spesifik dan fobia sosial, karena pasien skizofrenik dapat memliki gejala fobik

sebagai bagian dari psikosisnya. Tetapi, tidak seperti pasien skizofrenik, pasien

fobik memiliki tilikan terhadap irasionalitas ketakutan mereka dan tidak memiliki

kualitas aneh dan gejala pikotik lainnya yang menyertai skizofrenia.

Di dalam diagnosis banding fobia spesifik dan fobia sosial, klinisi harus

mempertimbangkan gangguan panik, agorafobia, dan gangguan kepribadian

menghindar. DSM-IV mengakui bahwa membedakan antara gangguan panik,

agorafobia, fobia sosial, dan fobia spesifik mungkin sulit pada kasus individual,

dan klinisi dianjurkan untuk mengguanakan pertimbangan klinis. Tetapi pada

umumnya, pasien dengan fobia spesifik dan fobia sosial yang tidak umum

(nongeneralized social phobia) cenderung mengalami kecemasan segera jika

dihadapkan dengan stimulus fobik. Selain itu, kecemasan atau panik mereka

adalah terbatas pada situasi yang dapat dikenali, dan pada umumnya, pasien tidak

mengalami kecemasan abnormal jika mereka tidak berhadapan dengan stimulus

fobik ataupun tidak disebabkan dalam memperkirakan datangnya stimulus.

Seorang pasien agorafobik seringkali merasa nyaman dengan adanya

orang lain di dalam situasi yang menimbulkan kecemasan, sedangkan pasien

dengan fobia sosial menjadi lebih merasa cemas daripada sebelumnya jika ada

orang lain. Bilamana sesak napas, rasa pening, rasa tercekik, dan ketakutan akan

kematian adalah sering pada ganggguan panik dan agorafobia, gejala yang

beruhubungan dengan fobia sosial biasanya berupa muka kemerahan (blushing),

kedutan otot, dan kecemasan tentang kecermatan. Perbedaan antara fobia sosial

18

Page 19: Fobia Referat

dan gangguan kepribadian menghindar mungkin sulit dan memerlukan wawancara

yang luas dan riwayat psikiatrik.

Fobia Spesifik

Diagnosis lain yang harus dipertimbangkan di dalam diagnosis banding

fobia spesifik adalah hipokondriasi, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan

kepribadian paranoid. Hipokondriasis adalah ketakutan akan menderita suatu

penyakit, sedangkan fobia spesifik tipe penyakit adalah ketakutan akan tertular

penyakit. Beberapa pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif memanifestasikan

perilaku yang tidak dapat dibedakan dari perilaku seorang pasien fobia spesifik.

Sebagai contohnya, pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif mungkin

menghindari pisau karena mereka memiliki pikiran kompulsif tentang membunuh

anak-anaknya, sedangkan pasien dengan fobia spesifik yang melibatkan pisau

mungkin menghindari pisau karena ketakutan dirinya akan terpotong. Gangguan

kepribadian paranoid dapat dibedakan dari fobia spesififk oleh adanya ketakutan

menyeluruh pada pasien dengan gangguan kepribadian paranoid.

Fobia Sosial

Dua pertimbangan diagnosis banding tambahan untuk fobia sosial adalah

gangguan depresi berat dan gangguan kepribadian skizoid. Menghindari situasi

sosial sering kali merupakan gejala depresi; tetapi, wawancara psikiatrik dengan

pasien kemungkinan mengungkapkan berbagai kumpulan gejala depresi. Pada

pasien dengan gangguan kepribadian skizoid, tidak ada minatnya dalam hal

sosialisasi, menyebabkan perilaku sosial menghindar.

II. 8. Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Tidak banyak yang diketahui tentang perjalanan penyakit dan prognosis fobia

spesifik dan fobia sosial karena mereka relatif baru dikenali sebagai gangguan

mental yang penting. Diperkenalkannya psikoterapi spesifik dan farmakoterapi

untuk mengobati fobia akan juga mempengaruhi interpretasi data tentang

19

Page 20: Fobia Referat

perjalanan penyakit dan prognosis kecuali kontrol pemeriksaan untuk strategi

pengobatan.

Gangguan fobik mungkin disertai dengan lebih banyak morbiditas

dibandingkan yang diketahui sebelumnya. Tergantung pada derajat mana perilaku

fobik mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi, pasien yang terkena

mungkin memiliki ketergantungan finansial pada orang lain semasa dewasa dan

memiliki berbagai derajat gangguan dalam kehidupan sosialnya, keberhasilan

pekerjaan, dan, pada orang muda, prestasi sekolahnya. Perkembangan gangguan

berhubungan zat yang menyertainya juga merugikan perjalanan penyakit dan

prognosis gangguan.

II. 9. Terapi

Psikoterapi Berorientasi-Tilikan

Pada awal perkembangan psikoanalisis dan psikoterapi berorientasi secara

dinamik, ahli teori percaya bahwa metoda tersebut adalah pengobatan terpilih

untuk neurosis fobik, yang selanjutnya diperkirakan berasal dari konflik genital

oedipal. Tetapi, segera kemudian, ahli terapi mengetahui bahwa, walaupun ada

kemajuan dalam mengungkapkan dan menganalisa konflik yang tidak disadari,

pasien seringkali gagal melepaskan gejala fobiknya. Selain itu, dengan terus

menghindari situasi fobik, pasien menghindari suatu derajat bermakna kecemasan

dan hubungannya dari proses analitik. Freud dan muridnya Sandor Ferenczi

mengetahui bahwa, jika diperoleh kemajuan di dalam menganalisis gejala

tersebut, ahli terapi telah melewati peranan analitiknya dan secara aktif

mendorong pasien fobik untuk mencari situasi fobik dan mengalami kecemasan

dan didapatkan tilikan. Sejak saat itu, dokter psikiatrik biasanya setuju bahwa

suatu aktivitas pada pihak ahli terapi serngkali diperlukan untuk mengobati

kecemasan fobik secara berhasil. Keputusan untuk menerapkan teknik terapi

psikodinamika berorientasi-tilikan harus didasarkan bukan pada adanya gejala

fobik saja tetapi pada indikasi positif dari struktur ego dan pola hidup pasien

untuk menggunakan metoda terapi tersebut. Terapi berorientasi-tilikan

memungkinkan pasien mengerti asal dari fobia, fenomena tujuan sekunder, dan

20

Page 21: Fobia Referat

peranan daya tahan dan memungkinkan pasien mencari cara yang sehat dalam

menghadapi stimuli yang menyebabkan kecemasan.

Terapi Lain

Hipnosis, terapi suportif, dan terapi keluarga mungkin berguna dalam

pengobatan fobia. Hipnosis digunakan untuk meningkatkan sugesti ahli terapi

bahwa objek adalah tidak berbahaya, dan hipnosis-diri (self-hypnosis) dapat

diajarkan pada pasien sebagai suatu metoda relaksasi jika berhadapan dengan

objek fobik. Psikoterapi suportif dan terapi keluarga seringkali berguna dalam

membantu pasien secara aktif menghadapi objek fobik selama pengobatan. Tidak

hanya terapi keluarga dapat menggunakan bantuan keluarga dalam mengobati

pasien, tetapi terapi ini juga dapat membantu keluarga mengerti sifat masalah

pasien. Suatu aktivitas terapeutik dan suportif tambahan bagi pasien mungkin

melibatkan Anxiety Disorders Association of America (ADAA).

Fobia Spesifik

Terapi yang paling sering digunakan digunakan untuk fobia spesifik

adalah terapi pemaparan (exposure therapy), suatu tipe terapi perlaku yang

asalnya didahului oleh Joseph Wolpe. Ahli terapi mendesensitisasi pasien, dengan

menggunakan pemaparan stimulus fobik yang serial, betahap, dan dipacu diri

sendiri. Ahli terapi mengajari pasien tentang bebagai teknik untuk menghadapi

kecemasan, termasuk relaksasi, kontrol pernafasan, dan pendekatan kognitif

terhadap gangguan. Pendekatan kognitif adalah termasuk mendorong kenyataan

bahwa situasi tersebut pada dasarnya adalah aman. Aspek kunci dari terapi

perilaku yang berhasil adalah (1) komitmen pasien terhadap pengobatan, (2)

masalah dan tujuan yang diidentifikasikan dengan jelas, dan (3) strategi alternatif

yang tersedia untuk mengatasi perasaan pasien. Pada situasi spesifik fobia darah,

injeksi, dan cedera, beberapa ahli terapi menganjurkan bahwa pasien

mengencangkan tubuhnya selama pemaparan untuk membantu menghindari

kemungkinan pingsan akibat reaksi vasovagal terhadap stimulasi fobik. Beberapa

laporan awal menyatakan bahwa antagonis beta adrenergik dapat berguna dalam

pengobatan fobia spesifik. Jika fobia spesifik adalah disertai dengan serangan

21

Page 22: Fobia Referat

panik, farmakotrapi atau psikoterapi yang diarahkan pada serangan panik

mungkin juga bermanfaat.

Fobia Sosial

Pengobatan fobia sosial menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi, dan

berbagai pendekatan adalah diindikasikan untuk tipe umum dan situasi kerja.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemakaian farmakoterapi menghasilkan

hasil yang lebih baik daripada terapi tersebut sendiri-sendiri, walaupun temuan

tersebut mungkin tidak dapat diterapkan pada semua situasi dan pasien.

Beberapa penelitian yang terkontrol dengan baik telah menemukan bahwa

inhibitor monoamine oksidase, khususnya Phenezine (Nardil), adalah efektif

dalam mengobati fobia sosial tipe umum. Obat lain yang telah dilaporkan efektif,

walaupun tidak banyak uji terkontrol baik, adalah Aprazolam (Xanax),

Clonazepam (Klonopin), dan kemungkinan inhibitor ambilan kembali Serotonin.

Dosis untuk obat tersebut adalah sama dengan yang digunakan pada gangguan

depresif, dan respons biasanya memerlukan waktu empat sampai enam minggu.

Beberapa data menyatakan bahwa obat trisiklik dan Buspirone (Buspar) mungkin

tidak efektif pada fobia sosial, walaupun data adalah terbatas dan tidak definitif.

Psikoterapi untuk fobia sosial tipe umum biasanya melibatkan suatu

kombinasi metoda perilaku dan kognitif, termasuk latihan hilang kognitif,

desensitisasi, sesion selama latihan, dan berbagai tugas pekerjaan rumah.

Pengobatan fobia sosial yang disertai dengan situasi kinerja seringkali

melibatkan pemakaian antagonis reseptor beta-adrenergik segera sebelum

pemaparan dengan stimulus fobik. Dua senyawa yang paling luas digunakan

adalah Atenolol (Tenormin), 50 sampai 100 mg tiap pagi atau satu jam sebelum

kinerja, dan Propranolol (20 sampai 40 mg). teknik kognitif, perilaku, dan

pemaparan dapat juga berguna dalam situasi kinerja.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan Kriteria Diagnostik untuk Fobia

Spesifik dan Fobia Sosial.

22

Page 23: Fobia Referat

BAB III

KESIMPULAN

Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan

penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.

Menurut Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders, Fourth Edition

(DSM-IV), fobia terbagi 3 : fobia sosial, fobia spesifik, dan agoraphobia adalah

sub-kelompok gangguan kecemasan.

Patogenesis fobia, jika dimengerti, mungkin terbukti sebagai model yang

jelas untuk interaksi antara faktor biologia dan genetika, pada satu pihak, dan

peristiwa lingkungan, pada pihak lain.

Tidak banyak yang diketahui tentang perjalanan penyakit dan prognosis

fobia spesifik dan fobia sosial karena mereka relatif baru dikenali sebagai

gangguan mental yang penting. Diperkenalkannya psikoterapi spesifik dan

farmakoterapi untuk mengobati fobia akan juga mempengaruhi interpretasi data

tentang perjalanan penyakit dan prognosis kecuali kontrol pemeriksaan untuk

strategi pengobatan.

Terapi berorientasi-tilikan memungkinkan pasien mengerti asal dari fobia,

fenomena tujuan sekunder, dan peranan daya tahan dan memungkinkan pasien

23

Page 24: Fobia Referat

mencari cara yang sehat dalam menghadapi stimuli yang menyebabkan

kecemasan.

Hipnosis, terapi suportif, dan terapi keluarga mungkin berguna dalam pengobatan

fobia

Terapi yang paling sering digunakan digunakan untuk fobia spesifik adalah terapi

pemaparan (exposure therapy).

Pengobatan fobia sosial menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi, dan

berbagai pendekatan adalah diindikasikan untuk tipe umum dan situasi kerja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock, Jack A. Grebb. Gangguan

Kecemasan. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri- Ilmu Pengetahuan

Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi-7. Jilid-2. 1997. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hal: 47-56.

2. American Psychiatric Association. Social Phobia (Social Anxiety

Disorder). Diagnostic and Statistical of Mental Disorder. Edisi-4. 1994.

Washington: R.R. Donnelly & Sons Company. Hal: 405-417.

3. http://en.wikipedia.org/wiki/Phobia

4. http://en.wikipedia.org/wiki/Specific_phobia

5. http://en.wikipedia.org/wiki/Social_anxiety_disorder

6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9861472

7. http://emedicine.medscape.com/article/290854-overview

8. http://emedicine.medscape.com/article/805265-overview

24