PBL

8
Hubungan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik terhadap Berat Badan pada Ibu di Desa Cihanjuang Kp Cisasawi Abstrak Salah satu bentuk program Keluarga Berencana yang bertujuan mengatur kelahiran anak adalah penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia subur memberikan efek terhadap peningkatan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi dengan peningkatan berat badan di Desa Cihanjuang Kp. Cisasawi.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan dilakukan di Desa Cihanjuang Kp.Cisasawi dengan melibatkan 45 sampel. Variabel penelitian ini adalah lama penggunaan dan perubahan berat badan dari sebelum menggunakan alat kontrasepsi dan setelah menggunakan alat kontrasepsi. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji statistik spearman dan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi dengan peningkatan berat badan ( sig = 0,002 dan korelasi koefisien 0,450). Kata kunci : Alat kontrasepsi, lama penggunaan alat kontrasepsi, peningkatan berat badan . PENDAHULUAN

description

pbl

Transcript of PBL

Hubungan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik terhadap Berat Badan pada Ibu di Desa Cihanjuang Kp Cisasawi

Abstrak

Salah satu bentuk program Keluarga Berencana yang bertujuan mengatur kelahiran anak adalah penggunaan alat kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia subur memberikan efek terhadap peningkatan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi dengan peningkatan berat badan di Desa Cihanjuang Kp. Cisasawi.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan dilakukan di Desa Cihanjuang Kp.Cisasawi dengan melibatkan 45 sampel. Variabel penelitian ini adalah lama penggunaan dan perubahan berat badan dari sebelum menggunakan alat kontrasepsi dan setelah menggunakan alat kontrasepsi. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji statistik spearman dan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi dengan peningkatan berat badan ( sig = 0,002 dan korelasi koefisien 0,450).

Kata kunci : Alat kontrasepsi, lama penggunaan alat kontrasepsi, peningkatan berat badan.

PENDAHULUANJumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 255 juta jiwa yang menjadikan Indonesia sebagai negara keempat terbesar penduduknya.. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah menerapkan program keluarga berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968. Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (UU No 52 Tahun 2009).Salah satu upaya dalam program KB adalah penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jumlah pengguna kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate) di Indonesia adalah 61,4 % pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi merupakan angka yang menunjukkan berapa banyaknya PUS (Pasangan Usia Subur) yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan dibandingkan dengan seluruh PUS. (BKKBN, 2008). Pengguna terbanyak alat kontrasepsi ini adalah wanita usia subur (WUS). Jenis alat kontrasepsi dibedakan menjadi 2 yaitu kontrasepsi hormonal dan non hormonal (BKKBN dan Kemenkes, 2012). Jenis kontrasepsi metoda non hormonal antara lain kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Vasektomi dan Tubektomi. Sedangkan untuk kontrasepsi hormonal jenisnya antara lain pil, suntik/injeksi dan implan. Manfaat besar dari alat kontrasepsi ini adalah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tetapi juga memberikan efek samping pagi para penggunanya. Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi diantaranya yaitu nausea, nyeri payudara, hematoma, gangguan haid, hipertensi, acne, dan penambahan berat badan (Harnawatiaj, 2008). Penambahan berat badan ini menjadi suatu efek samping yang tidak baik bagi kesehatan karena beresiko terjadinya beberapa penyakit degenerative ( Tapan, 2005).Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang banyak. Kabupaten Bandung merupakan kabupaten yang termasuk di dalam Provinsi Jawa barat . Dengan banyaknya penduduk yang ada di Kabupaten Bandung ini maka ini mengindikasikan angka kelahiran di Kabupaten Bandung ini cukup tinggi sehingga penggunaan kontrasepsi pun cukup tinggi . Efek perubahan berat badan merupakan salah satu efek yang tidak menyehatkan. Kontrasepsi suntik umumnya mempunyai efek samping berupa gangguan haid, kenaikan berat badan, pusing atau sakit kepla, gangguan kadrdiovaskuler (Hartanto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Desa Cihanjuang Kp. Cisasawi Kota Cimahi. Berdasarkan data dari Desa Cihanjuang penggunaan alat kontrasepsi yang paling banyak adalah kontrasepsi suntik dibandingkan kontrasepsi yang lain dan sebagian mengeluh peningkatan berat badan dan berhentinya siklus haid. Salah satu dampak penggunaan kontrasepsi suntik adalah peningkatan berat badan. Fenomena ini menunjukkan bahwa efek kontrasepsi perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar efek penggunaan kontrasepsi suntik terhadap penggunanya. Dengan mengetahui ada tidaknya hubungan lama pemakaian kontrasepsi dengan peningkatan berat badan maka perawat dapat mengoptimalkan pelayanan kesehatan serta memberikan informasi yang tepat terkait pemilihan kontrasepsi yang sesuai dan baik terhadap kesehatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan lama penggunaan alat kontarsepsi dengan berat badan ibu .Penelitian ini hanya dibatasi untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara lama pemakaian alat kontrasepsi dengan peningkatan berat badan. Adapun rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian adalah Apakah ada hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi terhadap berat badan ?.

METODE PENELITIANJenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskrptif analitik yaitu menghubungkan antara berat badan ibu dan lama penggunaan alat kontrasepsi. Model pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional.

Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah dan menggunakan alat kontasepsi dengan jenis kontrasepsi suntik di Wilayah Desa Cihanjuang Kp. Cisasawi RT 01/ RW 06. Sebanyak 45 responden.Pada penelitian ini adalah menggunakan metode total sampling, berarti semua populasi dijadikan sampel

Instrumen PenelitianPenelitian dilakukan dengan menggunakan lembar wawancara dan timbangan berat badan digital yang telah terkalibrasi.

Prosedur Pengumpulan dataPengumpulan data melalui wawancara langsung dengan menggunakan instrumen lembar wawancara untuk memperoleh data primer yang meliputi nama, umur, serta lama penggunaan alat kontrasepsi yang dipakai saat dilakukan penelitian.Lalu setelah itu dilakukan pengukuran berat badan saat ini (setelah menggunakan alat kontrasepsi) oleh peneliti saat wawancara yang kemudian dicatat dalam instrument

Analisis DataAnalisis data dilakukan dengan cara Analisis bivariat. Analisis untuk menilai hubungan variabel terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik terhadap selisih berat badan. Setelah menghitung didapatkan distribusi tidak normal maka dilanjutkan dengan uji Rank Sperman, karena distribusi tidak normal. Hasil penelitian dikatakan korelasi atau berhubungan karena P value < a (0,05)

HASIL PENELITIAN Data mengenai pengguna KB suntik di desa Cihanjuang Kp Cisasawi, diperoleh sebanyak 45 orang. Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi : nama, umur, lama penggunaan KB suntik, berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik yang diperoleh dari hasil wawancara dan penimbangan berat badan secara langsung menggunakan timbangan digital yang telah terkalibrasi. Berdasarkan lama penggunaan alat kontrasepsi menunjukan bahwa rata rata lama penggunaan sebesar 32,64 dan rata-rata peningkatan berat badan sebesar 7,16 kg. Responden yang mengalami peningkatan berat badan selama menggunakan alat kontrasepsi suntik sebesar 100%. Berdasarkan uji statistik Spearman dengan menggunakan tabel 2x2 diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0.002 maka disimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan KB suntik dengan peningkatan berat badan. Selanjutnya diketahui korelasi koefision (correlation coefficient) sebesar 0.450 maka nilai ini menandakan hubungan yang tinggi antara lama penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan.

PEMBAHASANMenurut BKKBN (2007), kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan atau progesteron yang diberikan kepada pengguna KB untuk mencegah terjadinya kehamilan. Komponen estrogen dapat memberikan efek pertambahan berat badan akibat restensi cairan, sedangkan komponen progestin memberikan efek pada nafsu makan dan berat badan yang bertambah besar (Hartanto, 2004). Hasil penelitian ini didapatkan 100% responden mengalami peningkatan berat badan. Uji prank-spearman menggunakan tabel 2x2 diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0.002 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan penggunaan alat kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden yang menggunakan alat kontrasepsi suntik mengalami peningkatan berat badan sebesar 100% dan berdasarkan uji prank-spearman dengan menggunakan tabel 2x2 diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0.002 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi suntik terhadap peningkatan berat badan. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama (Hartanto,2004). Berdasarkan hasil penelitian dari penelitian Sugiharti dkk. (2005), lama pemakaianalat kontrasepsi hormonal berhubungan dengan resiko kegemukan. Pada pemakaian alat kontrasepsi hormonal lebih dari satui tahun resiko kegemukan meningkat 1,36 kali dan resiko ini akan mengalami peningkatan setiap tahunnya yakni pada pemakaian lebih dari tujuh tahun resiko kegemukan akan meningkat 8,3 kali pada pemakai alat kontrasepsi hormonal. Kelebihan berat badan ini terjadi karena adanya penambahan berat badan secara terus menerus yang disebut kegemukan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi hormonal suntik dengan peningkatan berat badan dengan rata-rata peningkatan 7,16 kg.