PBL dislokasi

of 23 /23
Dislokasi Fransiska 102013369 B6 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694- 2061, fax : (021) 563-1731 Email: [email protected] Abstrak Mandibula adalah tulang tidak teratur yang membentuk tulang rahang bawah dan berfungsi dalam proses pengunyahan, penelanan, dan untuk berbicara. Sendi pada mandibula ini adalah sendi temporomandibula. Sendi temporomandibula, sebagaimana sendi-sendi lainnya pada tubuh, merupakan sasaran dari artritis, baik atritis rheumatoid maupun penyakit degenerasi sendi (osteoarthritis). Gerak rotasi yang membuka dan menutup mulut dibentuk oleh otot depressor dan elevator sedangkan gerak translasi dibentuk oleh otot protaktor dan retractor. Meskipun demikian perlu ditegaskan kembali disini bahwa semua gerakan mandibula melibatkan semua ototnya, baik waktu berkontraksi maupun relaksasi. Kata kunci: mandibula, kontraksi dan relaksasi Abstract The mandible is irregular bones that form the lower jaw bone and functions in the process of chewing, swallowing, and to speak. The joints of the mandible is the temporomandibular 1

Embed Size (px)

Transcript of PBL dislokasi

Dislokasi Fransiska102013369B6Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, JakartaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731Email: [email protected]

AbstrakMandibula adalah tulang tidak teratur yang membentuk tulang rahang bawah dan berfungsi dalam proses pengunyahan, penelanan, dan untuk berbicara. Sendi pada mandibula ini adalah sendi temporomandibula. Sendi temporomandibula, sebagaimana sendi-sendi lainnya pada tubuh, merupakan sasaran dari artritis, baik atritis rheumatoid maupun penyakit degenerasi sendi (osteoarthritis). Gerak rotasi yang membuka dan menutup mulut dibentuk oleh otot depressor dan elevator sedangkan gerak translasi dibentuk oleh otot protaktor dan retractor. Meskipun demikian perlu ditegaskan kembali disini bahwa semua gerakan mandibula melibatkan semua ototnya, baik waktu berkontraksi maupun relaksasi.Kata kunci: mandibula, kontraksi dan relaksasiAbstractThe mandible is irregular bones that form the lower jaw bone and functions in the process of chewing, swallowing, and to speak. The joints of the mandible is the temporomandibular joint. Temporomandibular joints, as well as other joints in the body, is the target of arthritis, rheumatoid arthritis or both joint degeneration disease (osteoarthritis). The rotational motion of opening and closing the mouth is formed by the depressor and elevator muscles while the translational motion is formed by protaktor and retractor muscles. Nevertheless it needs to be reiterated here that all mandibular movements involving all muscles, both contraction and relaxation time. Keywords: mandible, contraction and relaxation.

PendahuluanAnatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia. Anatomi dibagi menjadi dua bagian yaitu anatomi makroskopikdan mikroskopik. Salah satu bagian dari anatomi makroskopik adalah tulang. Di dalam makalah ini akan membahas struktur tulang pada bagian wajah dimana pada bagian mandibula terjadi dislokasi. Mandibula adalah tulang yang tidak teratur dan merupakan satu-satunya tulang kepala yang dapat bergerak. Tulang ini membentuk rahang bawah dan membentuk tempat untuk geligi bawah yang tertanam di bagian alveolaris. Mandibula berfungsi dalam proses pengunyahan, penelanan, serta untuk berbicara. Meskipun mandibula merupakan tulang rahang yang kuat, tetapi pada tulang ini juga sering mengalami cidera yang disebabkan karena posisinya yang menonjol pada tulang wajah, salah satu cideranya adalah dislokasi.Dislokasi ialah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Seorang yang tidak dapat mengatup mulut kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Disebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula oleh patah tulang, pembentulannya harus dikerjakan di rumah sakit.1-3PembahasanStruktur Tulang TengkorakTengkorakTengkorak terdiri atas 22 tulang, 14 diantaranya bagian muka. Struktur tulang ini berfungsi sebagai penunjang dan pelindung bagi jaringan yang lebih lunak di dalamnya. Rangka muka terdiri atas tulang mandibula, maksila, nasal, palatine, lakrimal, dan vomer. Mandibula yang tunggal membentuk rahang bawah. Mandibula merupakan satu-satunya tulang yang dapat bergerak. Mandibula tersusun atas bagian badan, yang membentuk dagu dan berisi gigi bawah dan atas dua bagian tegak yang disebut ramus yaitu sebelah kiri dan kanan dan bersatu pada badan rahang pada angulus mandibulae atau sudut rahang. Disebelah atas ramus berakhir menjadi dua prossesus koronoideus di depan dan prossesus kondiloideus yang biasa sering sebut sebagai caput mandibula. Kepala mandibula membentuk sendi dengan tulang temporal dan menjadi sendi mandibula Maksila adalah tulang tidak beraturan dan membentuk rahang atas pada masing-masing sisi. (Lihat gambar 1)Gambar 1. Ossa Mandibula

Gambar 1. Ossa Mandibula

Tulang-tulang utama dari rangka kranial adalah tulang frontal, temporal, parietal, dan oksipital. Tulang frontal membentuk dahi. Tulang temporal membentuk dinding anterolateral dari otak. Tulang parietal membentuk atap dan bagian posterolateral dari tengkorak. Tulang oksipital membentuk bagian posterior tengkorak. Tulang-tulang muka dan tengkorak dilukiskan dalam gambar. (Lihat gambar 2)

Gambar 2. Ossa Cranium

Otot utama dari mulut adalah orbicularis oris. Otot tunggal ini mengelilingi bibir, dengan banyak otot muka berinsersi padanya. Fungsi orbicularis oris ialah untuk menutup bibir. Muskulus orbicularis okuli mengelilingi mata fungsinya untuk menutup kelopak mata. Platisma adalah otot superficial leher yang tipis,menyilang batas luar mandibular dan meluas sampai bagian anterior muka. Fungsi utama platisma adalah untuk menarik mandibular ke bawah dan belakang, menghasilkan ekspresi wajah sedih.Otot pengunyah terdiri atas masseter, pterigoseus, dan temporalis. Otot-otot berisersi pada mandibula dan berfungsi untuk mengunyah. Masseter adalah otot tebal dan kuat untuk menutup rahang dengan cara mengangkat dan menarik mandibula ke belakang. Ketegangan pada masseter dapat diraba dengan mengatup rahang dengan kencang. Perjalanan M. masseter dari arcus zygomaticus ke Angulusmandibulae dapat dipalpasi dengan mudah melalui kulit. Pada saat merapatkan gigi, M. temporalis dapat diraba di fossa temporalis. M. Pterygoideus medialis berinsersio pada permukaan dalam angulus mandibulae. M. pterygoideus lateralis berjalan kearah dalam dari articulatio temporomandibularis.2,3 Berikut tabel otot-otot pengunyah. (Lihat tabel 1)Tabel 1. Otot-otot pengunyah4OtotOrigoInsertioPergerakan

M. TemporalisNn. Temporalis profundi (N. mandibularis [V/3])Os temporale dibawah Linea temporalis inferior, lapisan dalam Fascia temporalisProc. Coronoideus mandibulae

Mengatup rahang (otot pengunyah yang paling kuat)Bagian anterior: menarik mandibular kedepan (=protusi)Bagian posterior: menarik mandibular ke belakang (=retrusi)

M. MasseterN. masseter (N. mandibularis [V/3])Pars superficialis: margo inferior Arcus zygomatici (tendo) Pars superficialis: Angulus mandibulae(Tuberositas masseterica)Pars profunda: margo inferior mandibulaeMengatup rahangPars superficialis: menarik mandibular ke depan (=protrusi)

M. Pterygoideus medialisN. pterygoideus medialis (N. mandibularis [V/3])Fosa pterygoideaMargo inferior mandibulae(Tuberositas pterygoidea)Mengatupkan rahang, menarik mandibulake depan (=protrusi)

M. Pterygoideus lateralisN. Pterygoideus lateralis (N. Mandibularis [V/3])Caput superius: crista infra temporalis ossis sphenoidalisCaput inferius: lamina lateralis Proc. pterygoideiCaput superius: discus dan kapsul articulatio temporomandibularisCaput inferius: proc. Condylaris mandibulae (Fovea pterygoidea) Caput superius: mengawali pembukaan rahang dengan menarik discus articularis ke depan.Caput inferius: menarik mandibular kea rah dalam (=protrusi)Aksi unilateral: ekskrusi kontra lateral

PersendianPersendian yaitu suatu artikulasi yang terjadi pada saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian di antara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut) dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).1Sendi TemporomandibulaKelainan bentuk kepala processus condylaris jenis kongenital ataupun perkembangan dapat menimbulkan gangguan fungsi dan gangguan pertumbuhan serta perkembangan mandibula yang parah. Sendi temporomandibula, sebagaimana sendi-sendi lainnya pada tubuh, merupakan sasaran dari artritis, baik atritis rheumatoid maupun penyakit degenerasi sendi (osteoarthritis). Region sendi temporomandibula seringkali menanggung akibat trauma pada mandibula, yang menimbulkan hemartrosis, dislokasi, fraktur processus condylaris dan processus subcondylaris. Dan terakhir, karena pada sendi temporomandibula terdapat discus intraarticularis, maka fungsi sendi bisa berjalan dengan baik apabila terdapat keserasian antara unsur-unsur tulang dan discus dari sendi. Pergerakan yang harmonis antara sendi bilateral juga penting untuk berfungsinya mandibular secara normal.Artikulasi Tulang dan DiscusSendi temporomandibula terdiri atas artikulasi yang dibentuk oleh tulang, yang terdiri dari fossa glenoidalis ossis temporalis dan processus condylaris mandibule. Processus condylaris ini berbentuk elips yang tidak rata pada potongan melintang, dengan lebar mediolateral duka kali lebar anteroposterior. Permukaan articular persendian dilapisi oleh jaringan fibrus avascular (fibrokartilago) yang lebih banyak daripada jaringan kartilago hialin. Permukaan articular yang cekung dari temporal dibatasi di bagian anterior oleh eminentia articularis yang cembung, dan bagian posterior dibatasi oleh labrum articular. Di antara struktur tulang tersebut terdapat meniscus artikularis (discus articularis) yang terbentuk dari jaringan ikat fibrus yang tak berpembuluh dan tak bersyaraf.

Discus dan PerlekatannyaDiscus tersusun dari tiga bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm, zona intermedial yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm. Bagian paling tipis terdapat pada bagian tengah (I mm) dan menebal pada bagian tepi, sementara tonjolan terbesar terdapat pada persendian lekatan posterior, yaitu zona bilaminar. Zona bilaminar ini sangat menonjol karena terdiri atas dua lapis serabut yang dipisahkan oleh jaringan ikat renggang areolar, yaitu bagian atas (superior) terbentuk terutama dari serabut elastis dan bagian bawah (inferior) terbentuk terutama dari jaringan fibrus. Jaringan pelekat bagian posterior mendapat banyak persarafan dari N. auriculotemporalis. Permukaan superior discus berbentuk cekung-cembung, sementara permukaan bawah berbentuk cekung anteposterior. Meniscus melekat erat pada kutub lateral dan medial processus condylaris, sementara bagian posterior dari perlekatan tersebut bersifat elastis untuk memungkinkan pergeseran ke depan bersama processus condylaris. Pada ke depan bersama dengan processus condyaris dan anterior dari zona bilaminar, meniscus mengandung banyak pembuluh darah, sehingga disebut tonjolan pembuluh (vaskuler knee). Daerah perlekatan m. pterygoideus lateralis superior di anterior dari meniscus juga bersifat vascular (mengandung banyak pembuluh darah).KapsulaKapsula merupakan struktur ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fossa glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniscus, dan mencapai bawah leher processus condylaris untuk mengelilingi seluruh sendi. Kapsula ini di bagian lateral diperkuat oleh ligamentum temporomandibularis, yang berfungsi membatasi pergerakkan processus condilaris ke anterior dan posterior. Rongga sendi superior dan inferior, yang dipisahkan oleh discus dan berada dalam kapsula dilapisi oleh jaringan sinovial yang menghasilkan cairan yang dibutuhkan untuk pelumasan permukaan persendian. Rongga sebelah atas lebih lebar, dengan kapasitas sekitar 1 mm, sementara rongga bagian bawah besarnya kurang lebih setengah dari rongga bagian atas. Jika kapsula bagian anterior tidak memadai, maka peranannya akan digantikan oleh jaringan ikat renggang areolar didekatnya.LigamenSendi temporamandibula ini berdekatan dengan meatus auditorius externus dan dengan telinga tengah serta telinga bagian dalam. Ligamen malleolar anterior melekat pada processus anterior dari malleolus di bagian superior, sementara bagian inferior menyatu dengan kapsula sendi dan ligamentum sphenomandibular, yang melekat pada lingula mandibular.Fungsi NormalInterfase antara processus kondilaris dan discus merupakan tempat gerak engsel, yang dimungkinkan terutama oleh perlekatan discus pada processus kondilaris melalui ligamen discus. Stabilitas tambahan dari discus diberikan oleh gerakan resiprokal (berbalasan) lapisan superior zona bilaminar (serabut elastis) yang melawan tarikan dari m.pterygoideus lateralis superior. M. pterygoideus laterais superior ini pada prinsipnya bersifat pasif, dan berkontraksi hanya pada penutupan paksa saja. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis inferior terjadi selama pergerakkan membuka mulut, dan mengakibatkan pergeseran processus kondilaris ke anterior. Komponen procesus kondilaris atau discus bergerak berlawanan dengan tonjolan fossa sebagai suatu sendi dengan pergerakan bebas atau translasi. Kerja sama antara sendi pada kedua sisi memungkinkan di perolehnya rentang gerakan mandibula yang menyeluruh.DislokasiDislokasi misalnya luksasi, terjadi bila kapsula (lig. Kolateral) dan lig. Temporomandibula mengalami gangguan sehingga memungkinkan processus kondilaris untuk bergerak lebih kedepan dari eminentia artikularis dan ke superior pada saat membuka mulut. Kontraksi otot dan spasme yang terjadi selanjutnya akan mengunci processus condylaris dalam posisi ini, sehingga menyebabkan terhalangnya gerakan menutup. Dislokasi dapat terjadi satu sisi (unilateral) atau dua sisi(bilateral), dari kadang terjadi secara spontan bila mulut dibuka lebar, misalnya pada saat makan, menguap, dan tertawa terlalu lebar. Dislokasi dapat juga ditimbulkan oleh trauma saat penahanan mandibula waktu dilakukan anastesi umum atau akibat pukulan.(Lihat gambar 3) 5,7

Gambar 3. Dislokasi

Gerakan MandibulaPada dasarnya ada dua gerakan kondilus yang menyebabkan terjadinya variasi dan gerak tiga dimensi dari mandibula. Keduanya adalah rotasi dan translasi dari sumbu kondilus. Gerak rotasi yang membuka dan menutup mulut dibentuk oleh otot depressor dan elevator sedangkan gerak translasi dibentuk oleh otot protaktor dan retractor. Meskipun demikian perlu ditegaskan kembali disini bahwa semua gerakan mandibula melibatkan semua ototnya, baik waktu berkontraksi maupun relaksasi.Gerak Membuka dan MenutupPada saat membuka, mandibula berotasi disekitar sumbu transversal yang melintas kira-kira melalui pertengahan kedua kondilus; gerak ini dihasilkan oleh aksi otot digastrikus anterior dan gheniohiodeus. Pada saat bersamaan, kondilus di protaksi oleh otot pterygoideus lateralis dan kedua gerakan ini akan terus berlangsung bersamaan sampai mencapai lebar pembukaan yang diperlukan. Besar gerak rotasi membuka umumnya sedang dan pada rongga mulut yang sehat tiga buah jari dapat masuk diantara gigi-gigi insisivus pada saat mulut dibuka lebar. Setelah menerima impuls menutup mulut, otot depressor dan retractor akan relaks dan elevator akan mulai berkontraksi. Kondillus bergerak kebelakang dengan cepat ketika otot temporalis berkontraksi. Ketika mulut hampir menutup, gerak diperlambat oleh resiprokasi otot pterygoideus lateralis dan temporalis saat rotasi kondilus sempurna. Kedua otot elevator berperan penting pada gerakan ini tetapi adaptasi terhadap gerak menutup yang akurat atau terhadap gerak menghindari oklusi pada siklus mengunyah tetap dilakukan oleh otot postural horizontal. Gerak membuka dan menutup dari mandibula baik untuk mastikasi, bicara, atau aktivitas lain berlangsung dalam ruang yang dibatasi oleh ligamen yang berjalan diantara mandibula dan maksila dan oleh bentuk tulang itu sendiri.Gerak Retrusi Menutup dan MembukaDengan kesabaran dan upaya, mandibula dapat didorong ke belakang dan dirotasikan di sekitar sumbunya melintasi kondilus yang berotasi dan tidak bertranslasi. Tarikan kebelakang diperoleh dari aksi serabut temporalis posterior dan venter sebelah dalam otot maseter, dengan bantuan otot digastrikus dan geniolhoideus. Kedua otot terakhir ini akan memberikan aksi membuka pada lengkung retruksi dan menarik dagu ke bawah dan ke belakang sejauh kurang lebih 20 mm. Gerak menutup berbentuk kurva diperoleh dari aksi otot elevator tetapi dengan serabut posterior otot temporalis dan serabut dalam otot masseter memberikan efek tarikan ke belakang. Luncuran Lateral (gerak Bennett)Ketika mandibula bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain, baik waktu membuka atau menutup mulut, kondilus pada sisi tempat mandibula bergerak akan berotasi minimal dan bergerak sedikit ke depan, ke bawah, dan ke lateral. Misalnya mandibula bergerak ke kanan, kondilus kiri akan bergerak ke bawah, ke depan dan ke dalam, seraya berkontrak dengan meniscus dan eminensia. Kondilus kanan hanya sedikit berotasi karena kutup lateralnya dibatasi oleh ligamen temporomandibula dan tidak dapat bergerak kebelakang lebih dari 1 mm. oleh karena itu, kondilus akan bergerak ke lateral dan sedikit ke depan serta ke bawah karena aksi kombinasi dari otot pterigoideus lateralis kiri dan pterigoideus medialis dan juga karena kontak yang terjadi antara kondilus, meniscus, dan fossa antagonis. Sicher menyebutkan keadaan ini sebagai gerak evasif dan kondilus disebutnya dalam keadaan istirahat. Tentu saja, gaya yang menimbulkan gerakan berasal dari sisi kiri dan kondilus kanan bergerak sebisa mungkin dalam batasan ligamen.8-10Kontraksi OtotOtot memiliki mekanisme khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan suatu gerakan. Otot akan berkontraksi apabila terkena rangsang. Kontraksi otot dikenal dengan nama model pergeseran filamen (sliding filament mode). Kontraksi otot diawali oleh datangnya impuls saraf. Pada saat datang impuls, sinaps atau daerah hubungan antara saraf dan serabut otot dipenuhi oleh asetil-kolin. Asetil-kolin ini akan merembeskan ion-ion kalsium (Ca2+) ke serabut otot. Ketika konsentrasi kalsium di bagian dalam sel meningkat, kalsium berikatan dengan troponin sehingga menyebabkan posisi troponin pada molekul tropomiosin bergeser, sehingga membuka tempat pengikatan untuk miosin, yang disebut jembatan silang (cross bridge). Saat tempat pengikatan pada aktin terbuka, kepala miosin (filamen tebal) segera berikatan dengan aktin (filamen tipis) dan melepaskan energi yang disimpannya dan menyampaikan energi tersebut ke arah filamen tipis, sehingga filamen bergeser satu sama lain dan otot berkontraksi. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada satu waktu, semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot.Setelah setiap kontraksi, molekul ATP yang baru berikatan dengan molekul miosin (ADP dan Pi lama telah dilepaskan). Hal ini menyebabkan jembatan silang miosin terpisah dari aktin dan serabut mengalami relaksasi. Saat mengalami relaksasi, molekul ATP baru terpecah, dan energinya kembali disimpan dalam kepala miosin. Apabila kalsium intrasel tetap tinggi, jembatan silang miosin akan kembali mengikat aktin, dan energi ini akan dilepaskan sehingga menimbulkan kontraksi kedua. Dengan tropomiosin tersingkir, aktin dan miosin dapat berikatan dan berinteraksi di jembatan silang, menyebabkan kontraksi otot.Kontraksi otot akan berlangsung selama ada rangsangan. Apabila tidak ada rangsangan, maka ion kalsium akan direabsorpsi. Pada saat itu pun troponin dan tropomiosin tidak memiliki sisi aktif lagi dan sarkomer dalam keadaan istirahat memanjang berelaksasi. Otot tidak pernah beristirahat dengan benar, meskipun kelihatannya demikian. Pada hakekatnya otot-otot tersebut selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap untuk bereaksi terhadap rangsangan.1Relaksasi OtotSetelah otot mengalami kontraksi, harus diikuti dengan adanya relaksasi. Serabut otot mengalami relaksasi ketika kalsium dipompa keluar dari sitoplasma kembali ke dalam retikulum sarkoplasma. Pemompaan kalsium adalah proses aktif yang terjadi di membran retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari pemecahan molekul ATP yang berbeda. Ketika kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7 molar, troponin kembali ke posisinya semula pada molekul tropomiosin dan tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin dan miosin, yang menyebabkan kontraksi otot berhenti (relaksasi).1,8Energi untuk Kontraksi OtotEnergi pada kontraksi otot didapati dari perubahan adenosine trifosfat (ATP) menjadi adenosine difosfat (ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan adanya tambahan persediaan oksigen, maka pemecahan ini berlangsung aerobik dan menghasilkan karbon dioksida dan air. Jika tidak tersedia cukup oksigen, maka glikogen hanya dipecahkan menjadi asam laktat (glikogen anaerobik) dan kadar asam laktat dalam darah bertambah. Ini kejadian yang biasa pada atlit-atlit. Tetapi pada penderita yang jantung atau aliran darahnya tidak sanggup mengantarkan darah dalam jumlah memadai kepada otot-otot yang sedang bekerja, hal ini terlalu cepat terjadi.ATP atau adenosine trifosfat merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa keratin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. Persedian keratin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fosfat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP. Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terus-menerus, glukosa dapat dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses aerob. Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi. Energi ini digunakan untuk membentuk kembali keratin fosfat, yang nantinya dapat menghasilkan energi dan membentuk ATP dari ADP. Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue).1Jaringan Penyambung/Jaringan IkatFungsi dari jaringan ikat adalah : (1) Memberi bentuk dan penunjang bagi tubuh. Tanpa substansi interselular dari jaringan ikat, tubuh akan tampak seperti massa-jelly. (2) Mengikat berbagai jaringan agar tetap menyatu dan menyediakan materi pembungkus antar bagian-bagian tubuh, menyimpan lemak, dan membantu dalam poerbaikan jaringan. (3) Substansi dasar dari jaringan yang renggang memberikan jalur untuk pembuluh darah dan saraf, nutrien, gas, dan sisa metabolisme ditranspor dari kapilar ke sel (dan sebaliknya) melalui substansi dasar. (4) Substansi dasar merupakan suatu barier terhadap penyebaran bakteri yang berbahaya dan juga menjadi tempat berlangsungnya perang melawan bakteri.Jenis-Jenis Jaringan Ikat1. Jaringan ikat areolar terdiri dari beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks pada susunan serat kolagen dan serat elastik yang renggang. Serat ini halus dan fleksibel, memiliki pembuluh darah yang banyak dan tahan terhadap tekanan.(1) Sel Fibroblast adalah sel yang paling lazim ditemukan pada jaringan ikat renggang. Fibroblast muda memiliki prosessus sitoplasmik bercabang irreguler dan memiliki nukleus berbentuk oval yang besar. Fibroblast bertanggung jawab untuk melakukan sintesis pada serat jaringan dan substansi dasar. Makrofag (histiosit) hampir selazim fibroblast. Sel ini berasal dari sel darah putih (monosit) yang bersirkulasi dalam darah dan bermigrasi ke dalam jaringan ikat tempatnya berkontribusi dalam pertahanan melawan agen infeksius. Sel tersebut memiliki karakteristik berikut ini : Ukuran sel besar, bentuknya ireguler dengan nukleus berbentuk oval yang terkadang identik dan lebih kecil dari nukleus fibroblast. Sel ini fagositik, artinya bahwa sel ini memliki kemampuan untuk mencerna bakteri, sel yang mati, dan benda asing. Sel mast ditemukan dalam area yang kaya pembuluh darah terbentuk dari sejenis sel darah putih yang disebut basofil Sel mast berukuran besar, berbentuk oval, dan berisi granula sitoplasma. Sel ini memproduksi histamin, zat yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah, dna heparin, suatu antikoagulan yang mencegah pembekuan darah Sel plasma pada jaringan ikat relatif jarang, kecuali pada area yang terinvasi bakteri. Sel plasma berbentuk bulat dengan sebuah nukleus yang sering dikatakan memiliki penampakan serupa jam dinding. Sek ini menyintesis antibodi. Sel adiposa adalah sel jaringan ikat yang mengalami spesialisasi untuk menyimpan lemak. Leukosit (sel darah putih) seringkali ditemukan pada jaringan ikat setelah bermigrasi dari pembuluh darah.(2) Distribusi- Jaringan ikat areolar sangat banyak didalam tuuh dan ditemukan di bawah jaringan membran epitel dan disekitar kelenjar serta duktus- Jaringan ini memenuhi ruang dalam organ epitel dan otot, serta saraf, dan pembuluh darah serta pembuluh limfe yang tidak terbungkus.2. Jaringan ikat rapat memiliki komponen yang sama dengan jaringan ikat areolar, walaupun demikian, serat kolagen dan serat elastik memiliki susunan yang lebih rapat. Jaringan ikat dapat dibagi menjadi 2, yaitu reguler dan ireguler.a. Jaringan ikat padat reguler(1) Struktur, serat kolagen (putih) tersusun dalam berkas paralel, dimaksudkan untuk membentuk suatu pola untuk menagan tekanan yang datang dengan arah paralel. (2) Distribusi- Tendon mengikat otot pada tulang- Ligamen melekatkan tulang ke tulang pada sendi- Aponeurosis adalah tendon datar yang lebar, berfungsi untuk mengikatkan otot lebar ke tulangb. Jaringan ikat padat ireguler(1) Struktur, serat kolagen predominan tersusun dalam berkas ireguler, dengan demikian, jaringan dapat emnahan tekanan yang berasal dari berbagai arah.(2) Distribusi, jaringan membentuk pelapis otot (fasia dalam), tulang (periosteum), kartilago (perikondrium) dan kapsul pembungkus organ.3. Jaringan ikat elastik(1) Struktur, jaringan ikat elastik mengandung serat elastis yang bercabang bebas (berwarna kuning), tersusun dalam serat paralel atau dalam bentuk jaring. Serat kolagen dan fibroblasmengisi ruang anatar serat elastik.(2) Distibusi, jaringan ikat elastik ditemukan dalam ligamen elastis (diantara bertebrata yang berdekatan, ligamen penahan penis, pita suara asli), dan pada dinding arteri dan jalan udara terbesar.4. Jaringan adiposa adalah jenis jaringan ikat khusus tempat jaringan adiposa menyimpan lemak dalam bentuk droplet intraselular yang besar.(1) Struktur- droplet lemak memperbesar sel sehingga sitoplasma berkurang menjadi lingkaran tipis di sekitar tepi sel. Nukleus yang terdorong droplet lemak juga menjadi gepeng dan tipis.- Suatu potongan melintang mikroskopik memperlihatkan sebuha sel lemak dnegan satu nukleus yang memiliki penampakan cincin signet- Sel lemak ditemukan tersebar dalam jaringan ikat renggang. Jika banyak sel lemak yang tersusun dalam suatu massa yang dikelililngi jaring-jaring, maka massa itu disebut jaringan adiposa.(2) Distribusi, jaringan adiposa berada di setiap persambungan dengan jaringan ikat areolar, misalnya :- Di bawah kulit- Dalam mesentrium dan mediastinum- Di sekitar ginjal dan kelenjar adrenal- Pada permukaaan jantung- Dalam sumsum tulang5. Jaringan ikat retikular tersusun dari serat-serat tipis yang bercabang banyak dan bersatu membentuk jaringan kerja yang halus untuk menyokong organ-organ lunak. Dalam proses penyembuhan luka yang pertama terrbentuk adalah serat retikular, kemudian menebal menjadi serta kolagen.11

PenutupKesimpulanTerjadinya dislokasi pada sendi temporomandibularis dikarenakan sendi ini terlepas dari mandibula. Tertawa lebar tersebut mengakibatkan gangguan fungsi gerak membuka dan menutup dari mandibula baik untuk bicara, atau aktivitas lain.Daftar Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2004.h.50, 74-8, 94, 113, 122, 126.2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologis untuk paramedic. Jakarta: Gramedia; 2009.h.44-9, 61.3. Mohamad K. Pertolongan pertama. Jakarta: Gramedia;2008.h.31.4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi manusia buku tabel ed.23. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2013.h.9. 5. Harty FJ, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 1995.h.306.6. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC; 1996.h.293-6.7. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 1995.h.79.8. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat ed.10. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2002.h.184-185, 196.9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat ed.2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2003.h. 16-20.10. Thomson H. Oklusi ed.2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2007.h.22-24.11. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi ed.12. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2002.h.145-6.1