pbl blok 10

10
Perkembangan Genitalia pada Pria Maria Firstly Lorincia Awarawi 102012162 F 9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat korespodensi: [email protected] Pendahuluan Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas terjadi pada saat wanita saat berusia 8 tahun keatas dan pada laki-laki saat berusia 9 tahun keatas. Masa pubertas yang terjadi sebelum usia tersebut maka disebut pubertas dini (prekoks). Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah agar kita semakin mengetahui dan mengerti dengan baik bagaimana perkembangan genitalia pria. Pembahasan Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas terjadi pada saat wanita berusia 8 tahun keatas dan pada laki- laki saat berusia 9 tahun keatas. Masa pubertas yang terjadi sebelum usia tersebut maka disebut pubertas dini (prekoks). 1 Pubertas terjadi karena gonadotropin releasing hormone (GnRH ) di hipotalamus pada massa pencapaian tubuh tertentu yang meningkat jumlahnya daripada jumlah sebelum pubertas yang sangat rendah. GnRH ini akan merangsang gonadotropin (hormon 1

description

makalah

Transcript of pbl blok 10

Page 1: pbl blok 10

Perkembangan Genitalia pada Pria

Maria Firstly Lorincia Awarawi

102012162

F 9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat korespodensi: [email protected]

Pendahuluan

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas terjadi pada saat wanita saat berusia 8 tahun keatas dan pada laki-laki saat berusia 9 tahun keatas. Masa pubertas yang terjadi sebelum usia tersebut maka disebut pubertas dini (prekoks).

Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah agar kita semakin mengetahui dan mengerti dengan baik bagaimana perkembangan genitalia pria.

Pembahasan

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas terjadi pada saat wanita berusia 8 tahun keatas dan pada laki-laki saat berusia 9 tahun keatas. Masa pubertas yang terjadi sebelum usia tersebut maka disebut pubertas dini (prekoks).1

Pubertas terjadi karena gonadotropin releasing hormone (GnRH ) di hipotalamus pada massa pencapaian tubuh tertentu yang meningkat jumlahnya daripada jumlah sebelum pubertas yang sangat rendah. GnRH ini akan merangsang gonadotropin (hormon yang merangsang pertumbuhan dan aktivitas gonad) untuk mensekresikan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH).2

Jaringan target LH dan FSH adalah ovarium pada wanita dan testis pada pria. Pada wanita sebagai respons terhadap LH dan FSH, ovarium akan mensekresikan hormon estrogen dan progesteron. Estrogen memberi umpan balik terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior dengan efek negatif pada peningkatan penglepasan FSH dan efek positif pada penglepasan LH yang akan menyebabkan ovulasi. Progesteron juga memberi umpan balik terhadap hipofisis anterior untuk membatasi sekresi FSH dan LH.2

1

Page 2: pbl blok 10

Pada laki-laki FSH menstimulasi sel testis untuk memulai dan mendukung spermatogenesis (produksi sperma). Sel testis yang paling banyak dipengaruhi oleh FSH adalah sel sertoli. Sel sertoli membentuk lapisan dalam tubulus seminiferus tempat terjadinya spermatogenesis dan juga memberi zat gizi kepada sperma yang berkembang. Hormon yang dihasilkan sel sertoli yakni inhibin, mempengaruhi produksi testoteron dengan bekerja secara langsung pada kelenjar hipofisis untuk menurunkan penglepasan FSH. LH pada pria menyebabkan sel interstisial testis menghasilkan dan mensekresikan testosteron. Estrogen dan testosteron juga disintesis oleh kelenjar adrenal pada pria dan wanita sebagai respon terhadap stimulasi ACTH.2

Gambar 1. Regulasi hormon sex3

Testosteron pada pria sebelum lahir berfungsi sebagai maskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eksterna serta memacu penurunan testis kedalam skrotum. Setelah pubertas testosteron berfungsi untuk spermatogenesis dan karakteristik seks sekunder pria (pertumbuhan rambut berpola pria, suara berat, pertumbuhan otot).4

Pada janin laki-laki duktus wolff (duktus mesonefros) berdiferensiasi sedangkan duktus muller (duktus paramesonefros) mengalami degenarasi karena pengaruh anti mullerian hormon (AMH) yang dibentuk oleh sel sertoli. Mesonefros didaerah bakal gonad terus berdiferensiasi menjadi epididimis sedangkan duktus wolf berkembang menjadi vas deferens.5

2

Page 3: pbl blok 10

Gambar 2. Perkembangan saluran reproduksi6

Genitalia pria terdiri dari bagian dalam dan bagian luar. Genitalia eksterna pria terdiri dari penis dan skrotum. Penis merupakan suatu organ kopulatorius sedangkan skrotum adalah kantong dari fascia dan kutaneus yang berisi testis. Penis digantung oleh ligamentum suspensorium penis pada simphifisis ossis pubis. Penis dibagi menjadi tiga bagian yakni radix, corpus dan glans penis. Radix terdiri dari 3 massa jaringan erektil yaitu bulbus penis serta crus penis kanan dan kiri.6

3

Page 4: pbl blok 10

Gambar 2. Genitalia maskulina7

Skrotum ditutupi oleh rambut-rambut kasar dan bentuknya keriput. Scrotum berisi testis dan epididimis. Testis berkembang pada awal kehidupan embrionik dibawah peritonium pada dinding dorsal rongga abdominalis kemudian turun kedalam skrotum. Pada kelainan kriptorkismus testis tidak turun kedalam skrotum dan harus segera mengambil tindakan operasi sedini mungkin.8

Testis berbentuk oval, dengan panjang 4-5 cm dan diameter anteroposterior 3 cm. Berat rata-rata testis 14 gram. Testis dibungkus oleh tunika albugenia dipaling dalam, kemudian dibungkus lagi oleh tunika vaginalis. Tunika vaginalis terdiri dari dua bagian yakni lamina visceralis dan lamina parietalis. Diluar tunika vaginalis terdapat fascia spermatika interna dan fascia spermatika eksterna. Diantara kedua fascia ini terdapat lapisan otot yang disebut otot cremaster. Setelah fascia spermatika eksterna ada tunika dartos dan yang menutup dipaling luar adalah kulit.8

4

Page 5: pbl blok 10

Gambar 3. Testis9

Selain testis di penis juga terdapat epididimis. Epididimis merupakan saluran panjang dengan panjang sekitar 6 meter. Epididimis terletak di sebelah dorsal testis dan terdiri dari 3 bagian. Bagian epididimis ialah caput, corpus dan cauda.8

Gambar 4. Epididimis10

5

Page 6: pbl blok 10

Genitalia interna terdiri dari glandula vesiculosa dan glandula prostat. Glandula vesiculosa atau yang biasa disebut juga vesicula seminalis berfungsi untuk memproduksi cairan essential untuk makanan sperma. Glandula vesiculosa memiliki panjang 5 cm dan dibagian atas ditutupi oleh peritonium. Glandula vesiculosa terdiri atas 2 gelembung yang disebut lobus kanan dan lobus kiri. Glandula vesiculosa berbatasan dengan permukaan dorsal fundus vesica urinaria, dibagian belakang berbatasan dengan rektum, dibagian medial berbatasan dengan ductus defferens dan bagian mediocranial berbatasan dengan ureter.11

Gambar 6. Glandula vesiculosa12

Glandula prostat berbentuk limas yang berfungsi sebagai penghasil cairan encer putih yang bersifat alkalis untuk menetralkan keasaman cairan vagina. Batas glandula prostat bagian atas yaitu vesica urinaria, dibagian bawah berbatasan dengan simpifisis pubis, bagian belakang berbatasan dengan pars analis recti dan bagian lateral berbatasan dengan muskulus levator ani. Glandula prostat terdiri dari 5 lobus yakni lobus anterior, lobus medius, lobus posterior dan 2 lobus lateralis.11

6

Page 7: pbl blok 10

Gambar 7. Glandula prostat13

Penutup

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pubertas terjadi karena GnRH di hipotalamus pada masa pencapain umur tertentu yang meningkat dari jumlah biasanya. GnRH ini akan merangsang LH dan FSH untuk membentuk testosteron pada pria dan ovarium pada perempuan. Testosteron pada pria merangsang pertumbuhan seks sekunder yang ditandai dengan penumbuhan rambut, pertumbuhan otot dan perubahan suara. Apabila pubertas terjadi sebelum usia yang seharusnya maka disebut pubertas prekoks.

Pada kasus yang didapat anak tersebut mengalami pubertas prekoks sehingga sebelum umur yang seharusnya anak tersebut sudah mengalami tanda-tanda pada pubertas.

7

Page 8: pbl blok 10

Daftar pustaka

1. Wong D L. Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC; 2008. p. 585

2. Corwin E J. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009. p. 285-9

3. http://maryabidan.wordpress.com/sistem-endokrin-pada-manusia .

4. Santrock J W. Adolescence. Jakarta: Erlanga; 2003. p. 90

5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. p. 352

6. http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/alat-reproduksi-dan-proses.html&docid .

7. http://malanotelife.blogspot.com/2012/05/peran-amh-part-2.html&docid .

8. Fawcett D W. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002. p. 687

9. http://noeralight.blogspot.com/2010/10/hormon-reproduksi-pria.html&docid .

10. http://radiographics.rsna.org/content/23/6/1461/F2.expansion&docid .

11. Rohen J W. Embriologi fungsional. Jakarta: EGC; 2008. p. 113-5

12. http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/torsio-testis/&docid .

13. http://cantik-pernik.blogspot.com/2011/08/bph-benigna-prostate-

hyperplasia.html&docid.

8