blok 10 pbl atos.docx

35
Mekanisme Kerja Ginjal dan Sistem Kemih Albatros Wahyubramanto 10-2012-077 A2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 e-mail: [email protected] Pendahuluan Manusia hidup tidak hanya dari makanan yang dimakan dan udara yang dihirup saja,tapi semua tergantung semua organ-organ yang menunjang kehidupan dan salah satunya adalah ginjal. Ginjal sangat berguna dalam proses filtrasi zat-zat didalam darah, reabsorpsi bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh, dan sekresi hal-hal yang tidak dibutuhkan tubuh. Ginjal sangatlah penting dalam hal kesehatan tubuh,karena memberikan hal-hal yang berguna 1

Transcript of blok 10 pbl atos.docx

Page 1: blok 10 pbl atos.docx

Mekanisme Kerja Ginjal dan Sistem Kemih

Albatros Wahyubramanto

10-2012-077

A2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Manusia hidup tidak hanya dari makanan yang dimakan dan udara yang dihirup saja,tapi

semua tergantung semua organ-organ yang menunjang kehidupan dan salah satunya adalah

ginjal. Ginjal sangat berguna dalam proses filtrasi zat-zat didalam darah, reabsorpsi bahan-bahan

yang dibutuhkan oleh tubuh, dan sekresi hal-hal yang tidak dibutuhkan tubuh. Ginjal sangatlah

penting dalam hal kesehatan tubuh,karena memberikan hal-hal yang berguna dan membuang

yang tidak berguna.Maka dari itu, makalah ini dibuat agar mengetahui mekanisme kerja

ginjal,agar kita menyayangi organ tubuh kita,terutama ginjal.

Skenario

Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sulit menahan kencing

sejak 1 tahun terakhir. Dari anamnesa diketahui pasien tersebut mempunyai 7 orang anak.

1

Page 2: blok 10 pbl atos.docx

Struktur makroskopik

Gambar 1. Ginjal dan Nefron (www.ruangilmu.com)

Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk

homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan

dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri

dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum).1

Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk  seperti kacang, terdapat sepasang (masing-

masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan

terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya

hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra

T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub

bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)

sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut

dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.1

2

Page 3: blok 10 pbl atos.docx

Tabel 1. Topologi Ginjal kanan dan kiri3

Syntopi ginjal

Ginjal kiri Ginjal kanan

Anterior Dinding dorsal gaster

Pankreas

Limpa

Vasa lienalis

Usus halus

Fleksura lienalis

Lobus kanan hati

Duodenum pars descendens

Fleksura hepatica

Usus halus

Posterior Diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus

abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus,

a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12

(ginjal kiri).

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus

renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan

tubulus kontortus distalis.

Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,

lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal

Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks

Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus

memasuki/meninggalkan ginjal.

3

Page 4: blok 10 pbl atos.docx

Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix

minor.

Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.

Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.

Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix

major dan ureter.

Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.2

Ada pula pembungkus ginjal, urutan dari luar hingga dalam (rongga tubuh hingga bagian

korteks):

Fascia renalis Kapsula adiposa Capsula fibrosa/renalis

1) Capsula fibrosa; meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ren)

2) Capsula adipose; meliputi capsula fibrosa.

3) Fascia renalis; merupakan kondensasi jaringan ikat yang terletak di luar capsula adiposa

serta meliputi ren dan glandula suprarenalis. Di lateral fascia ini melanjutkan diri sebagai

fascia transversalis.3

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu

glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus

kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut

terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus)

serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat

dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks

yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada

medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi

medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-

pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.3

Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta

abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal

melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi

4

Page 5: blok 10 pbl atos.docx

segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior,

inferior serta posterior.3

Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal

melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan

n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan

simpatis melalui n.vagus.3

Perdarahan ginjal

Pada ginjal terdapat empat jenis arteri yaitu :

1. A. Renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis yang kemudian bercabang

masuk ke hilus renalis. Arteri ini juga disebut garis Broedel.

2. A. Interlobaris

3. A. Arcuata atau A. Arciformis berada pada basis renis

4. A. Interlobularis yang berada pada kortex renis.

Pembuluh darah dan ureter berhubungan dengan ginjal pada hilus ginjal. Arteri renalis berasal

dari aorta dan biasanya terbagi menjadi tiga cabang. Dua cabang berjalan di depan ureter dan

satu dibelakangnya. Lima atau enam vena kecil menyatu membentuk vena renalis, yang

meninggalkan ginjal di depan cabang anterior arteri renalis dan masuk ke vena kava inferior.

Posisi limfe bermuara di nodus limfe aorta lateral. Pembuluh balik ginjal sama dengan nadi

ginjal. Dari vena interlobularis menuju vena arcuata kemudian masuk ke vena interlobaris, vena

renalis dan pada akhirnya masuk ke vena cava inferior.4

Ureter

Ureter merupakan saluran muscular yang membentang dari ginjal sampai ke facies posterior

vesica urinaria. Ureter memasuki cavitas pelvis dengan menyilang bifurcation ateri iliaca

communis di depan articulation sacroiliaca. Selanjutnya masing-masing ureter berjalan ke bawah

pada dinding lateral pelvis di depan arteria iliaca interna ke regio spina ischiadica dan berbelok

ke depan untuk masuk sudut lateral vesica urinaria. Dekat bagian terminal, ureter disilang oleh

5

Page 6: blok 10 pbl atos.docx

ductus deferens. Ureter berjalan miring menembus dinding vesica urinaria sekitar ¾ inchi (1.9

cm) sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria.4

Dibagi menjadi tiga: pars abdominalis, pars pelvik, dan pars intravesikalis. Panjang sekitar 25-30

cm dan berjalan dari hilus menuju vesika urinaria. Dilapisi lapisan muskularis sehingga memiliki

gerakan peristaltik, yang membuatnya dapat dikenali saat pembedahan karena berdenyut. Sel

mukosanya terbentuk dari epitel transisional.4

Perjalanan Ureter 4

1) Lurus sepanjang medial m. psoas mayor di posterior dan menempel di peritoneum pada

bagian anterior menuju kebawah

2) Menyilang bifurkasio iliaka komunis ke arah spina ischiadica disepanjang dinding lateral

pelvis

3) Menyilang kedepan-medial pada spina ischiadica memasuki kandung kemih

4) Khusus : Untuk pria, ureter menyilang superfisial didekat ujungnya di atas vas deferens;

untuk wanita, ureter lewat di atas forniks lateral vagina namun di bawah ligamentum

kardinale dan pembuluh darah uterina.

Ureter mempunyai tiga penyempitan yaitu:4

1) Di tempat pelvis renalis bergabung dengan ureter di dalam abdomen

2) Di tempat ureter menekuk pada waktu menyilang aperture pelvis superior untuk masuk ke

dalam pelvis

3) Di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria.

Tabel hubungan dengan organ lain 5

Posisi Ureter dexter Ureter Sinistra

Ant. Duodenum Kolon sigmoid

  Pars terminalis ileum Mesokolon sigmoideum

  AV Colica dextra AV colica sinistra

 

AV iliocolica

AV testicularis atau

ovarica

dextra

  AV testicularis atau  

6

Page 7: blok 10 pbl atos.docx

ovarica dextra

 

Radix mesenterii

intestinum

tenue

 

Post. M. Psoas mayor dextra M. Psoas mayor sinistra

M. Psoas mayor memisahkan kedua ureter dari processus transversus vertebra lumbalis dan

bifurcatio arteria iliaka komunis.

Vaskularisasi 4

1) Ureter Atas : Cabang langsung dari aorta, A. renalis, dan A. gonadal

2) Ureter Bawah : Cabang a. iliaka interna dan a. vesikalis inferior

3) Aliran limf : Nodi aortici laterales dan nodi iliaci

Vesika urinania

Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang

dapat diregangkan dan volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot

polos di dindingnya. Secara berkala urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui

ureter. (2, 4) berfungsi sebagai reservoir urine mampu menampung sampai 200 - 400 cc. Letak

vesika urinaria ialah di belakang os pubis. Bila V.U kosong, seluruhnya terletak dalam rongga

panggul,di belakang os pubis dan bila V.U. terisi, bagian V.U. terletak di regio hypogastric.4

Vesika Urinaria terdiri atas :4

1. Apex

Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sp. ke umbilicus

membentuk. lig. vesico umbilicale mediale

Tertutup peritoneum

Berbatasan dgn ileum & colon sigmoideum

Corpus

Fundus

2. Dinding Vesika Urinaria

7

Page 8: blok 10 pbl atos.docx

Dasar vesica urinaria

berbentuk segitiga

pada sudut laterosuperior ki.& ka.terdapat ureter

pada sudut inferior terdapat urethra

3. Permukaan latero inferior

berhubungan dengan: M. obturator int.(cranial) dan M. levator ani (distal)

4. Colum Vesika Urinaria

Berbatasan dengan permukaan atas gl.prostata

Vesika urinaria tertutupi oleh tiga otot yang saling menutupi yaitu :

o M. detrusor

Terdapat pada lapisan dalam dan Dapat mengeluarkan isi vesica urinaria

o M. trigonal

Terdapat dalam segitiga Liutaudi (di fundus vesica urinaria), Ikut membentuk

uvula, dan Membuka orificium urethra interna

o M. sphincter vesica

Dapat menahan urine di dalam vesica urinaria

Bagian atas facies posterior vesicae diliputi oleh peritoneum, yang membentuk dinding anterior

excavation rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus

deferens, vesicular seminalis, dan fascia rectovesicalis.4

Facies superior diliputi peritoneum dan berbatsan dengan lengkung ileum atau colon

sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini peritoneum melipat ke dinding lateral

pelvis.4

Facies lnterolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis.

Lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus obturatorius internus dan

di bawah dengan musculus levator ani.4

Vaskularisasi 1

8

Page 9: blok 10 pbl atos.docx

1) A. iliaka externa: Aa. Vesikalis superior et inferior

2) V. iliaka interior: V. vesikalis membentuk pleksus

Urethra

Urethra adalah saluran akhir dari Tractus Urinarius, yang mengalirkan urine ke luar tubuh. Pada

laki – laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan

urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saat yang bersamaan.4

Urethra pada laki – laki dibagi menjadi 3 bagian :4

1. Urethra pars Prostatika

Dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus

ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat

2. Urethra pars Membranosa

Bagian terpendek. Berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter

urethra eksterna

3. Urethra pars Cavernosa

Bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara

pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi

kecil, yang disebut Fossa Navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh Korpus

Spongiosum yang merupakan suatu kerangka ruang vena yang besar.4

Urethra pada perempuan memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada

perempuan terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan letak

anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran

kemih.4

Struktur Mikroskopis

9

Page 10: blok 10 pbl atos.docx

Ginjal

Nefron. Di dalam tiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron. Nefron merupakan unit dasar

ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus terkait yang menuju pada duktus kolektivus.

Urin dibentuk oleh filtrasi di glomerulus yang kemudian dimodifikasi di tubulus melalui proses

reabsorpsi dan sekresi. Nefron kortikal tersebar di seluruh korteks ginjal dan memiliki ansa

Henle yang pendek. Sedangkan nefron jukstamedular bermula di dekat persambungan

kortikomedular dan memiliki ansa Henle yang panjang, yang turun jauh ke medula dan

memungkinkannya memekatkan urin dengan efektif. Perbandingan jumlah nefron kortikal dan

jukstamedular adalah 7:1.6

Glomelurus Ginjal (korpus Malphigi). Bentuknya khas bundar dengan warna yang lebih tua

dari sekitarnya karena sel-selnya tersurun lebih padat. Paling luar diliputi epitel selapis gepeng

dan disebut kapsula Bowman lapis parietal. Kadang ditemukan kapsula Bowman lapis parietal

yang bersambung dengan kontortus proksimal membentuk kutub tubular/urinari. Di bawah

kapsula Bowman lapis parietal terdapat ruangan kosong yang dalam keadaan hidup terisi cairan

ultrafiltrat.6

Pada arah yang berlawanan dari kutub tubularterdapat kutub vaskular, tempat masuk dan

keluarnya arteriol pada glomerulus. Arteriol yang masuk disebut vasa aferen yang kemudian

bercabang - cabang menjadi kapiler yang bergelung - gelung di dalam glomerulus. Kapiler ini

sebenarnya di liputi oleh podosit yang membentuk kapsula Bowman lapis viseral, namun sulit

membedakan antara sel endotel kapiler dengan podosit. Kapiler kemudian bergabung menjadi

satu lagi membentuk arteriol keluar dari glomerulus dan disebut vasa eferen.6

Pada beberapa glomerulus dapat dibedakan vasa eferen dan vasa eferen, bila terpotong pada sel –

sel yuksta glomerular. Sel-sel ini merupakan sel otot polos dinding vasa aferen di dekat

glomerulus yang berubah sifatnya menjadi epiteloid. Sel-sel tersebut tampak terang dan kadang

di dalam sitoplasmanya terdapat granula. Ditempat ini, arterioltidak mempunyai lapis elastika

interna.6

10

Page 11: blok 10 pbl atos.docx

Sel-sel yuksta glomerular disebelah luar berhimpit dengan sel-sel makula densa yang merupakan

epitel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada di bagian lain. Sel-sel makula densa dan

yuksta glomerulus bersama-sama membentuk aparatus yuksta glomerulus. Di antara aparatus

yuksta glomerulus dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel kecil-

kecil yang terang, dan disebut sel mesangial (ekstraglomerular) atau polkisen (bantalan).6

Tubulus Kontortus Proksimal. Saluran ini selalu terpotong dalam berbagai potongan karena

jalannya yang berkelok - kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas

sel yang sukar dilihat. Intinya bulat, biru dan biasanyaterletak agak berjauhan dengan inti sel di

sebelahnya. Sitoplasmanya berwarnaasidofil (merah). Permukaan sel yang menghadap lumen

mempunyai jumbai (brush border).6

Tubulus Kontortus Distal. Seperti yang proksimal, saluran ini selalu terpotong dalam berbagai

arah. Disusun oleh selapis kuboid yang batas-batas antar selnya agak lebih jelas dibandingkan

yang proksimal. lnti sel juga bulat dan berwarna biru, tLtapi bila diperhatikan, jarak antara inti

sel yang bersebelahan agak berdekatan satu sama lain. Sitoplasmanya kelihatan basofil

(kebiruan) dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai jumbai (brush border).6

Arteri dan vena interlobularis. Pembuluh ini disebut juga A/V intralobularis atau A/V kortikalis

radiata. Kedua pembuluh ini sering terlihat berjalan berdampingan dan berwujud arteriol dan

venul. Tergantung pada arah potongannya, kedua pembuluh ini dapat terpotong melintang atau

memanjang tetapi selalu berada di dalam jaringan korteks ginjal.6

Pada daerah yang berbatasan dengan jaringan medula (piramid) kadang-kadang pada beberapa

sajian dapat ditemukan a/v arkuata yang berwujud arteriol dan venul yang lebih besar dari A/V

interlobaris.

Kolumna Renalis Bertini. Merupakan jaringan korteks ginjal yang berada di antara piramid.

Kadang- kadang disinipun dapat ditemukan pembuluh darah yang berwujud arteriol/ venul yang

disebut a/v interlobaris.6

11

Page 12: blok 10 pbl atos.docx

Medula ginjal. Jaringan medula hanya terdiri atas saluran-saluran yang kurang lebih berjalan

lurus. Di dalam korteks ginjal terdapat berkas-berkas jaringan medula yang disebut Prosesus

Ferreini. Bila terpotong melintang, berkas ini tampak terdiri atas sekelompok saluran-saluran,

penampilannya berbeda dari jaringan korteks. Biasanya lumennya lebih kecil-kecil dan dinding

saluran lebih tipis. Di dalam jaringan medula, baik yang terdapat pada prosesus Ferrein maupun

pada piramid dapat di pelajari saluran-saluran sebagai berikut:

1. Ansa Henle segmen tebal turun (pars desenden/tubulus rektus proksimal). Penampilannya

mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.

2. Ansa Henle tipis. Penampilannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih

tebal sedikit sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu di dalam lumennya

tidak terdapat sel-sel darah.

3. Ansa-Henle segmen tebal naik (pars asenden/ tubulus rektus distal). Penampilannya mirip

tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.

4. Duktus koligen. Gambarannya mirip tubulus kontortus distal tetapi batas-batas sel

epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat.6

Jaringan medulla pada piramid gambarannya sama dengan yang terdapat pada Prosesus Ferreini,

tetapi didalam aiai di dekat papilla renis, saluran-saluran tampak bergaris tengah lebih besar yang

dindingnya dil apisi epitel selapis kubis tinggi sampai torak yang disebut duktus papilaris Bellini.

Saluran yang terakhir ini bermuara ke dalam kaliks minor.6

Ureter

Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju vesika urinaria

(kantong air seni). Mukosa membentuk lipatan memanjang dengan epithel peralihan, lapisan sel

lebih tebal dari pelvis renalis. Tunika propria terdiri atas jaringan ikat dimana pada kuda terdapat

kelenjar tubulo-alveolar yang bersifat mukous, dengan lumen agak luas. Tunika muskularis

tampak lebih tebal dari pelvis renalis, terdiri dari lapis dalam yang longitudinal dan lapis luar

sirkuler, sebagian lapis luar ada yang longitudinal khususnya bagian yang paling luar. Dekat

permukaan pada vesika urinaria hanya lapis longitudinal yang nampak jelas.6

12

Page 13: blok 10 pbl atos.docx

Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe

dan saraf, ganglia sering terdapat didekatnya. Selama urine melalui ureter komposisi pokok tidak

berubah, hanya ditambah lendir saja.6

Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni:6

1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :

Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat lapis, pada ureter

empat sampai lima lapis, pada vesica urinaria 6-8 lapis.

Tunika submukosa tidak jelas

Lamina propria beberapa lapisan

Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung serabut elastis dan

sedikit noduli limfatiki kecil, dalam jaringan ikat longgar

Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa ureter dan vesika

urinaria dalam keadaan kosong membentuk lipatan membujur

2. Tunika muskularis : otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh

jaringan ikat longgar dan anyaman serabut elastis. Otot membentuk tiga lapisan :

stratum longitudinale internum, stratum sirkulare dan stratum longitudinale

eksternum.

3. Tunika adventisia : jaringan ikat longgar.

Vesica urinaria6

Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua belah ginjal Urine ditampung

kemudian dibuang secara periodik.

Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri atas lima sampai sepuluh lapis sel

pada yang kendor, apabila teregang (penuh urine) lapisan nya menjadi tiga atau empat lapis sel.

Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limfonodulus

atau kelenjar. Pada sapi tampak otot polos tersusun longitudinal, mirip muskularis mukosa. Sub

mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar.

13

Page 14: blok 10 pbl atos.docx

Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot longitudinal dan sirkuler (luar), lapis

paling luar sering tersusun secara memanjang, lapisan otot tidak tampak adanya pemisah yang

jelas, sehingga sering tampak saling menjalin. Berkas otot polos di daerah trigonum vesike

membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum. Lingkaran otot

itu disebut m.sphinter internus. Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat

longgar (jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf.6

Uretra

Uretra adalah suatu tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke luar. Pada pria, sperma

juga melalui uretra selama ejakulasi. Pada wanita, uretra hanya merupakan organ perkemihan.6

Uretra pria terdiri atas 4 bagian yaitu pars prostatika, pars membranosa, pars bulosa, dan pars

pendulosa. Bagian awal uretra melalui prostat yang terletak sangat dekat dengan kandung kemih,

dan duktus yang mengangkut sekret prostat bermuara ke dalam uretra pars prostatika. Di bagian

distal dan dorsal uretra pars prostatika, terdapat bagian yang meninggi, yaitu verumontanum

yang menonjol ke bagian dalam uretra tersebut. Suatu tabung tertutup yang disebut utrikulus

prostatikus bermuara ke puncak verumontanum; tabung ini tidak diketahui fungsinya. Duktus

ejakulatorius bermuara pada sisi verumontanum. Cairan semen masuk ke dalam uretra proksimal

melalui duktus ini untuk disimpan tepat sebelum terjadinya ejakulasi. Uretra pars prostatika

dilapisi epitel transisional.6

Uretra pars membranosa hanya memiliki panjang 1 cm dan dilapisi epitel berlapis atau

bertingkat silindris. Di sekeliling uretra bagian ini terdapat sfingter otot rangka, yakni sfingter

uretra eksterna. Sfingter lurik volunter eksterna ini menambah tekanan penutupan yang telah

ditimbulkan oleh sfingter uretra involunter. Sfingter uretra involunter dibentuk oleh lanjutan

muskulus longitudinalis interna di kandung kemih.6

Uretra pars bulbosa dan pendulosa berlokasi di korpus spongiosum penis. Lumen uretra

melebar ke arah distal, yang membentuk fossa navikulare. Epitel di bagian uretra ini

kebanyakan berupa epitel bertingkat dan silindris, dengan daerah epitel gepeng dan berlapis.6

14

Page 15: blok 10 pbl atos.docx

Kelenjar Littre adalah kelenjar mukosa yang dijumpai di sepanjang uretra namun kebanyakan

berada di uretra pars pendulosa. Bagian sekresi dari beberapa kelenjar ini langsung terhubung

dengan lapisan epitel uretra; sebagian kelenjar lainnya memiliki duktus ekskretorius.6

Mekanisme pembentukan urine

Secara garis besar ada tiga mekanisme utama kerja ginjal yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.

Dimana ketiganya bekerja dalam proses pembentukan urin.

Filtrasi

Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya menuju

glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi

sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi

pada glomerulus. Cairan filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk

kedalam ansa henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan

akhirnya keluar berupa urine. Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan

lapisan pembuluh darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membranebasalis, lapisan

epitel yang melapisi permukaan capsula bowman. Permiabilitasmembarana glomerulus 100-1000

kali lebih permiabel dibandingkan denganpermiabilitas kapiler pada jaringan lain.7

Laju filtrasi glomerulus (GFR= Glomerulus Filtration Rate) dapat diukurdengan

menggunakan zat-zat yang dapat difiltrasi glomerulus, akan tetapi tidakdisekresi maupu

direabsorpsi oleh tubulus. Kemudian jumlah zat yang terdapatdalam urin diukur persatuan waktu

dan dibandingkan dengan jumlah zat yangterdapat dalam cairan plasma.7

Pengaturan GFR (Glomerulus Filtration Rate) 7

Rata-rata GFR normal pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wnita lebih rendah

dibandingkan pada pria. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya GFR antara lain ukuran

anyaman kapiler, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan osmotik yang terdapat di

dalam atau diluar lumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya

berbagai tekanan sebagai berikut:

15

Page 16: blok 10 pbl atos.docx

1. Tekanan hidrostatik kapiler pada glomerulus yang bersifat mendorong filtrasi

2. Tekanan hidrostatik pada kapsula Bowman yang bersifat melawan filtrasi

3. Tekanan onkotik protein plasma yang bersifat mendorong filtrasi

Ketiga factor diatas berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi

tekanan hidrostatik glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi

tekanan hidrostatik kapsula Bowman serta tekanan onkotik protein plasma akan

menyebabkan semakin rendahnya filtrasi yang terjadi pada glomerulus.7

Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1. Tekanan darah sistemik merupakan faktor yang paling kuat dan yang mempengaruhi

laju filtrasi.

2. Diameter arteriola aferen dan eferen, apabila terjadi vasokontriksi arteriolaferen akan

menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun.Keadaan ini akan menyebabakan

laju filtrasi glomerulus menurunbegitupun sebaliknya. Perubahan arteriol efferent,

pada kedaan vasokontriksi arteriol eferenakan terjadi peningkatan laju filtrasi

glomerulus begitupunsebaliknya.7

Autoregulasi

Autoregulasi dipengaruhi oleh dua faktor internal yaitu:5,6

1. Mekanisme Miogenik. Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri

melaluiautoregulasi akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh daraharteriol aferen

sehinnga menyebabkan penurunan laju filtrasiglomerulus dan sebaliknya

2. Tubuloglomerular feedback. Penurunan tekanan arteri akan menaikan GFR dan arus

filtrasi akan menurun. Karena arus filtrasi menurun, durasi reabsorbsi menjadi lebih lama

daripada biasanya diakibatkan karena tekanan arteri yang kurang. Lamanya durasi

reabsorbsi membuat filtrat mengandung banyak Na+ dan membuat kadar Na+ pada tubulus

proximal semakin sedikit. Sedikitnya Na+ dideteksi oleh macula densa dan kemudian

mengaktifkan RAS (Renin Angiotensin Aldosteron) dan pada akhirnya tekanan arteri,

arus darah dan juga GFR kembali meningkat.7

16

Page 17: blok 10 pbl atos.docx

Autoregulasi diatur juga oleh :

1. Sistem saraf intrinsik

2. Faktor-faktor humoral :

a. Angiotensin II merupakan vasokontriktor kuat

b. Prostaglandin Intrarenal merupakan vasodilator potent

c. Vasopressin dari hipofise posterior (ADH) yang aktif dalam arteriol juxta.7

Reabsorpsi

Hampir 99% dari cairan filtrate direabsorpsi kembali bersama zat-zat yang terlarut didalam

cairan filtrate tersebut. Akan tetapi tidak semua zat-zat yang terlarut dapat direabsorpsi dengan

sempurna, antara lain glukosa dan asam amino. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus

melalui dua cara yaitu:

Transport aktif

Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-,

NO3-, glukosa dan asam amino. Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, melalui sel

tubulus kedalam pembuluh kapiler peritubuler disebabkan perbedaan potensial listrik didalam

ep-itel tubulus (-70mvolt) dan diluar sel (-3m volt). Perbedaan electrochemical gradient ini

membentu terjadinya proses difusi. Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar

sel tubulus membantu meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium

diesbabkan permiabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini

dimungkinkan karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus. Proses

ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.7

Transport pasif

Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen

tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan

perbedaan muatan listrikpadadinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif, misalnya

ureum, sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui proses osmosis.7

17

Page 18: blok 10 pbl atos.docx

Perbedan potensial listrikdidalam lumen tubulus dibandingkandiluar lumen tubulus

menyebabkan terjadinya proses difusi ionNa+ dari lumentubulus kedalam sel epitel tubulus dan

selanjutnya menuju kedalam selperitubulus. Bersamaan dengan perpindahan ion Na+ diikuti pula

terbawanya ionCl-, HCO3- kedalam kapiler peritubuler. Kecepatan reabsorpsi ini ditentukan

pulaoleh perbedaan potensial listrik yang terdapat didalam dan diluar lumen tubulus.7

Sekresi

Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke

dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam tubulus

ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi tubulus

dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat tersebut dari

tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus maupun sekresi

tubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasi dalam urin.8

Mekanisme Kerja sekresi Tubulus : 7

Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus,

tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau

pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (H+), ion

kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah senyawa senyawa

yang asing bagi tubuh.8

Sekresi H +

Sekresi H+ ditukar dengan reabsorpsi Na+ yang menyebabkan reabsorpsi NaHCO3. Pada

keseimbangan asam basa, buffer BHCO3/H2CO3, NHCO3 diatur oleh tubuli ginjal sedangkan

H2CO3 diatur oleh paru-paru. Sekresi H+ terjadi dalam tubuli proximal diimbangi reabsorpsi 80-

85% bikarbonat dan didalam tubuli distal yang diimbangi reabsorpsi 15-20% bikarbonat, fosfat

dan pembentukan NH4+ .8

18

Page 19: blok 10 pbl atos.docx

Tubuli Proximal8

CO2 dan H2O berdifusi ke sel tubuli proximal menggunakan enzim carbonic anhidrase

(anhidrase asam karbonat) yang mengkatalisa pembentukan H2CO3 dan kemudian berionisasi

menjadi H+ dan HCO3-. H+ berdifusi ke dalam lumen tubulus sedangkan HCO3

- berdifusi kedalam

darah.8

Na dari lumen tubuli (dari filtrat) masuk ke sel tubuli dan kemudian masuk ke darah. Jadi

yang terjadi adalah sekresi H+ dan reabsorpsi NaCO3. H+ dalam lumen tubuli akan bereaksi

dengan HCO3- (hasil filtrasi glomeruli) dan menghasilkan H2CO3 yang kemudian pecah menjadi

CO2 dan H2O dan difusi dalam sel tubuli dan dipakai untuk sekresi H+. Sekresi H+ ini terjadi

sampai 80-85% HCO3- hasil filtrasi terpakai. Selanjutnya sekresi H+ terjadi didalam tubuli

distal.8

Tubuli Distal 8

Sekresi H+ diimbangi oleh HCO3- (T. Prox) terjadi sampai seluruh sisa HCO3

- (15-20%)

terpakai habis. Sekresi H+ diimbangi fosfat terjadi ketika H+ (hasil sekresi) + NaHPO4 (hasil

filtrasi) NaH2PO4 dan Na+ (direabsorpsi) mengakibatkan penurunan pH dari 7.4 menjadi 6.0.

Setelah semua fosfat habis terpakai, sekresi H+ selanjutnya diimbangi oeh NH3+ .8

Sekresi H+ diimbangi oleh NH3 dimana NH3 tersebut berasal dari reaksi deaminasi dan

deamidasi aa. glutamin. Glutamin mengalami rx. deamidasi menjadi glutamin dan NH3. H+ (hasil

sekresi) + NH3 (dari glutamin) NH4+. Dengan ditukarnya NaCl dengan NH4Cl, maka pH urin

semakin asam. Pembentukan NH4+ meningkat pada asidosis dan pembentukan NH4

+ menurun

pada alkalosis.7

Faktor yang mempengaruhi pembentukan urine

Hormon Aldosteron.

Fungsi fisiologis hormon aldosteron yaitu mengatur unsur-unsur mineral (mineralo

kottikoid / dihasilkan oleh bagian korteks glandula suprarenalis / adrenalis ) Antara lain Na+ dan

K+, yakni terutama mengatur reabsorpsi Na+ dan sekresi K+. Dalam hal ini apabila aldosteron

19

Page 20: blok 10 pbl atos.docx

meningkat, menyebabkan reabsorpsi Na+ bertambah dan sekresi K+ bertambah pula. Aldosteron

membantu ginjal mengatur volume plasma atau cairan ekstra sel.8

Anti Diuretic Hormon (ADH) Vasopresin.

Hormon ini mempuyai fungsi fisiologi sebagai anti diuretik dengan pekerjaan utama

untuk retensi cairan. Terutama untuk pengaturan volume cairan ekstra sel dan konsentrasi

Na+ dan membantu ginjal mengatur tekanan osmotik plasma.

Mekanisme pengaturan sekresi ADH dipengaruhi oleh :

1. Penurunan volume cairan ekstra sel.

2. Peningkatan osmolaritas CES ( terutama bila kadar Na+ meningkat ).8

Efek yang paling penting hormon antidiuretik adalah untuk menghemat air tubuh dengan

mengurangi hilangnya air dalam urin. Diuretik adalah agen yang meningkatkan

kecepatan pembentukan urin. Hormon antidiuretik mengikat reseptor pada sel-sel di

saluran pengumpul ginjal dan meningkatkan reabsorpsi air kembali ke dalam sirkulasi.

Dengan tidak adanya hormon antidiuretik, saluran pengumpul yang hampir impermiable

terhadap air, dan mengalir keluar sebagai urin.8

Renin

Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel aparatus

juxtaglomerularis pada waktu :

1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

4. Innervasi ginjal dihilangkan

5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya

angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang oleh ACE diubah menjadi

angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah .8

Eritropoietin

Merupakan hormone yang diproduksi di ginjal, dan berfungsi untuk

meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang.8

20

Page 21: blok 10 pbl atos.docx

Vitamin D

Merupakan hormone steroid yang dimetabolisme di ginjal menjadi bentuk aktif

1,25-dihidroksikolekakalsiferol,yang berperan meningkatkan absorpsi kalsium

dan fosfat dari usus.8

Prostaglandin

Berperan utama pada tonus pembuluh darah ginjal.8

Fungsi hormon insulin ialah:

Merangsang pengubahan glukosa ke glikogen untuk disimpan dalam hati dan

merangsang oksidasi glukosa untuk tujuan respirasi dalam sel.

Apabila kadar glukosa terlampau rendah, kurang dari jumlah normal, sel alfa pada

kelenjar pulau-pulau Langerhans akan mensekresikan lebih banyak hormon

glukagon, kadar glukosa dalam darah akan naik, proses ini akan berlanjut

sehingga kadar glukosa dalam darah berada pada jumlah normal.8

Fungsi hormon glukagon ialah:

Merangsang pengubahan glikogen ke glukosa dalam darah.Sel-sel Langerhans

terletak dalam pankreas.8

Faktor yang mempengaruhi jumlah urine

Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan

mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan

permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang

sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak,

penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan

mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan

menghasilkan urin yang sangat encer.9

Jumlah air yang diminum

Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang

dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi

kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.9

21

Page 22: blok 10 pbl atos.docx

Saraf

Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen

sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif

karena tekanan darah menurun.9

Banyak sedikitnya hormon insulin

Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam

darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus

distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering

mengeluarkan urin.9

Kesimpulan

Dalam kasus ini Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sulit

menahan kencing sejak 1 tahun terakhir. Dari anamnesa diketahui pasien tersebut mempunyai 7

orang anak. Hipotesis di terima karena apabila banyak melahirkan otot yang ada di vesika

urinaria akan melemas atau mengendor yang membuat jalannya urin untuk dikeluarkan

terganggu.

22

Page 23: blok 10 pbl atos.docx

Daftar pustaka

1. O’challaghan, CA. At a glance system ginjal. Ed 2. Jakarta: Erlangga; 2000.h.12-5,69.

2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis

Company; 2007.h.236-98.

3. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC, 2002.h.390.

4. Snell SR. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC,

2006.h.135-8.

5. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC, 2002.h.390.

6. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku ajar histologi. 5 th Ed. Jakarta: EGC;

2008.h.427-53.

7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001. p. 461-3.

8. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2005.h.682-706.

9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajarfisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: penerbit buku

kedokteran EGC. 2008. h. 340-2.

23