Patofisiologi Refluks Gastroesofagus.docx

5
Patofisiologi Refluks Gastroesofagus (RGE) Istilah refluks gastroesofagus (RGE) diartikan sebagai pengaliran isi lambung ke dalam esophagus (Wong, 2008). RGE merupakan kondisi normal pada bayi berusia 1 minggu sampai 18 bulan (Hatfield, 2008) dengan ketentuan: 1. Regurgitasi dengan BB normal 2. Gejala dan tanda esofagitis tidak ada 3. Gejala ganguan pernapasan tidak ada 4. Gejala ganguan neurologis tidak ada Manifestasi klinis 1. Muntah dan regurgitasi (gumoh) atau naiknya makanan dari esofagus/lambung tanpa disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat kuat. 2. Rewel dan menangisterus-menerus 3. Bersendawa (pirosis) 4. Meludah. Etiologi 1. Bayi yang sehat bisa mengalami refluks karena berbagai sebab. pada bagian yang menghubungkan esophagus dengan lambung terdapat otot yang melingkar, yaitu lower esophageal sphincter (LES). Otot ini normalnya menjaga isi lambung agar tidak berbalik masuk ke esophagus. Pada bayi, otot ini mungkin belum berkembang dengan sempurna, atau bisa mengalami relaksasi pada waktu yang tidak tepat, sehingga

description

GER

Transcript of Patofisiologi Refluks Gastroesofagus.docx

Patofisiologi Refluks Gastroesofagus (RGE)

Istilah refluks gastroesofagus (RGE) diartikan sebagai pengaliran isi lambung ke dalam esophagus (Wong, 2008). RGE merupakan kondisi normal pada bayi berusia 1 minggu sampai 18 bulan (Hatfield, 2008) dengan ketentuan:1. Regurgitasi dengan BB normal2. Gejala dan tanda esofagitis tidak ada3. Gejala ganguan pernapasan tidak ada4. Gejala ganguan neurologis tidak ada

Manifestasi klinis1. Muntah dan regurgitasi (gumoh) atau naiknya makanan dari esofagus/lambung tanpa disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat kuat. 2. Rewel dan menangisterus-menerus3. Bersendawa (pirosis)4. Meludah.

Etiologi1. Bayi yang sehat bisa mengalami refluks karena berbagai sebab. pada bagian yang menghubungkan esophagus dengan lambung terdapat otot yang melingkar, yaitu lower esophageal sphincter (LES). Otot ini normalnya menjaga isi lambung agar tidak berbalik masuk ke esophagus. Pada bayi, otot ini mungkin belum berkembang dengan sempurna, atau bisa mengalami relaksasi pada waktu yang tidak tepat, sehingga dapat terjadi refluks (isi lambung dapat masuk ke dalam esophagus)2. Gangguan motilitas seperti kelambatan pengosongan lambung3. Obesitas4. Posisi bayi supine (mendatar) saat diberi makan atau dibaringkan terlentang setelah makan dapat menyebabkan refluks. Hal tersebut dikarenakan gaya gravitasi tidak mampu menjaga isi lambung agar tidak berbalik ke esophagus.5. Pola makan yang buruk seperti makan makanan yang berlebihan dan minum minuman berkarbonasi. Hal tersebut dapat memicu peningkatan tekanan di dalam lambung6. Asap rokok (sebagai perokok pasif) dan kafein pada minuman bisa menyebabkan LES mengalami relaksasi, sehingga mudah terjadi refluks. Nikotin dan kafein juga menstimulasi produksi asam lambung, sehingga refluks yang terjadi bersifat lebih asam.

Komplikasi adalah GERD (apabila GER menunjukkan ketidaknormalan)Etiologi :1. Bayi premature2. Bayi dengan dysplasia bronkopulmonal3. The angle of his dengan sudut yang tumpul pada bayi baru lahir namun akan berkembang seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi4. Adanya hernia hiatus yang memungkinkan LES bergeser ke rongga dada di mana tekanan bawah intratoraks dapat memicu RGE. Namun adanya hernia hiatus tidak dapat memprediksinya adanya RGE karena banyak klien dengan kasus hernia hiatus yang tidak mengalami RGE.5. Aliran lambung resisten dapat meningkatkan tekanan intralambung dan memicu refluks dan muntah. Seperti contoh gastroparesis (lambung tidak bisa berkontraksi), obstruksi lambung, dan stenosis pylorus (penyempitan sfingfer pylorus/otot bagian bawah lambung)6. Anak-anak yang menderita kelainan neurologi seperti Down Sindrome dan Cerebral Palsy dimana dapat menyebabkan LSE relaksasi pada waktu yang tidak tepat. Selain itu klien dengan kelainan neurologi juga mengalami perlambatan perkembangan.

Manifestasi klinisnya1. Pirosis (heartburn)2. Berat badan turun, gagal tumbuh kembang akibat disfagia (suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan menelan, biasanya dikarenakan oleh rusaknya kemampuan esophagus untuk mengangkut makanan padat maupun cair)3. Hematemesis (muntah darah) atau melena (adanya darah dalam feses)4. Gangguan respirasi seperti asma, batuk, stridor, apnea, bronkospasme, laringospasme, dan pneumonia akibat aspirasi (masuknya cairan/isi lambung ke saluran pernapasan)5. Sianosis6. Esofagitis (adanya iritasi dan kerusakan pada esophagus)7. Fistula lambung8. Hernia hiatus dimana sebagian isi lambung memasuki rongga dada dan menyebabkan posisi lambung tidak normal

Referensi :Behrman, R. E., Kliegman, R. M., Arvin, A. M. (1996/2000). Ilmu kesehatan anak nelson (Ed. 15, Vol. 2) (A. Samanik Wahab, Penerjemah). Jakarta: EGC Betz, C. L., Sowden, L. A. (2004/2009). Buku saku keperawatan pediatri (Ed. 5) (Eny Meiliya, Penerjemah). Jakarta: EGC.Doengoes, M. E., Moorhouse, M. F., Muur, A. C. (2010). Nursing care plan guidelines for individualizing client care across the life span. Philadelpia : F.A Davis CompanyGrace, P. A., Borley, N. R. (2005/2006). At a glance: ilmu bedah (Ed. 3) (Vidhia Umami, Penerjemah). Jakarta: Erlangga Hatfield, N. T. (2008). Broadribbs introductory pediatric nursing (7th Ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins.Kliegman, Stanton, st. Geme Schor, Berman. (2011). Nelson textbook of pediatrics (19th Ed.) Philadelphia: ElsevierKyle, T., Carman, S. (2013). Essentials of pediatric nursing (2nd Ed). Philadelphia: LippincottMacGregor, J. (2008). Introduction to the anantomy and physiology of children: a guide for students of nursing, child care and health (2nd Ed). New York: RoutledgeMedicastore. (2014). Refluks gastroesofageal pada anak. 19 September 2014. http://medicastore.com/penyakit/3303/Refluks_Gastroesofageal_Pada_Anak.htmlMuscari, Mary. (2001/2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan oleh Alfrina Hany. Jakarta:EGC.Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: PT Gramedia Schwarz, S. M. (2014). Pediatric gastroesophageal reflux. 19 September 2014. http://emedicine.medscape.com/article/930029-overview#aw2aab6b2b2aaTurkington, C., Tzeel, A. (2004). The encyclopedia of childrens health and wellness (1st Vol.). New York: Facts On File, Inc.Watson, R. (2002). Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta:EGCWilkinson, J. M., Ahern, N. R. (2009/2012). Buku saku diagnosis keperawatan (Ed. 9) (Esty Wahyuningsih, Penerjemah). Jakarta: EGC.Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., Schwartz, P. (2001/2009). Wong buku ajar keperawatan pediatric (Ed. 6) (Andry Hartono, Sari Kurnianingsih & Setiawan, Penerjemah). Jakarta: EGC.