patofisiologi hipertensi
-
Upload
franze-tambunan -
Category
Documents
-
view
374 -
download
0
Transcript of patofisiologi hipertensi
5/14/2018 patofisiologi hipertensi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-hipertensi-55a930d4e4f28 1/3
Hemodinamik pada hipertensi
Keseimbangan antaaara curah jantung dan resistensi vaskular perifer berperan penting dalam
pengaturan tekanan darah normal. Pada hipertensi esensial, pasien mempunyai curah jantung
normal namun terjadi peningkatan resistensi perifer. Resistensi perifer ditentukan oleh arteriol kecil.
Kontraksi otot polos berkepanjangan mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah arteriol,
sehingga menyebabkan peningkatan resistensi perifer yang tidak dapat pulih kembali. Setelah
mencapai usia 50 hingga 60 tahun, tekanan diastol menurun, dan tekanan detak jantung meningkat.
Tekanan darah sistol mengalami peningkatan pada usia lanjut.
Sistem renin-angiotensin
Renin merupakan enzim yang dihasilkan oleh sel justaglomerular ginjal. Berbagai faktor seperti
status volume, asupan natrium, dan stimulai saraf simpatik menentukan kecepatan sekresi renin.
Hampir 20% pasien dengan hipertensi esensial mengalami penekanan aktivitas renin. Sistem renin-
angiotensin adalah salah satu sistem endokrin penting dapat mengatur tekanan darah secara efektif.Renin berperan mengubah angitensin menjadi angiotensin I, yang dengan cepat diubah menjadi
angitensin II pada paru-paru oleh enzim pengubah angiotensin angiotensin II adalah vasokontriktor
kuat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Angiotensin II juga menstimulasi pelepasan
aldosteron dari bagian glomerulus kelenjar adrenal yang menyebabkan retensi natrium dan air,
sehingga meningkatkan tekanan darah.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom memegang peranan penting dalam pengaturan tekanan arteri. Peningkatan
aktivitas sistem saraf simpatik telah diimplikasikan sebagai prekkusor utama hipertensi. Terjadi
ketidakseimbangan beberapa neurotransmitter dan neuromodulator pada kondisi hipertensi, yang
secara langsung atau tidak langsung menyebabkan peningkatan pelepasan noradrenalin dari pasca-
sinap saraf simpatik. Pada subjek yang sensitif dan hipersensitif terhadapa NaCl, asupan NaCl
meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik. Stimulasi saraf simpatik dapat menyebabkan kontriksi
arteriolar dan juga dilatasi. Hal ini menyebabkan perubahan tekanan darah jangka pendek akibat
stres dan olahraga.
Disfungsi endotel
Sel endotel merupakan faktor relaksasi dan faktor konstriksi yang mempengaruhi tonus otot polos
pembuluh darah yang juga berperan dalam patofisiologi hipertensi esensial. Vasodilatasi akibat
endotelium diatur terutam oleh nitrit oksida dan prostasiklin. Faktor konstriksi turunan endotel
adalah endotelin-1, prostanoid vasokonstriktor, angitensin II dan anion superoksida. Pelepasan
faktor relaksasi dan konstraksi terjadi secara seimbang pada keadaan fisiologis. Keseimbangan ini
terganggu pada penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, aterosklerosis dan diabetes, sehingga
menyebabkan perkembangan kerusakan pembuluh darah dan organ yang lebih lanjut. Penurunan
bioavailabilitas nitrit oksida pada keadaan disfungsi endotel menyebabkan vasodilatasi pada
hipertensi esensial, dan dapat juga menjadi faktor perkembangan aterosklerosis.
5/14/2018 patofisiologi hipertensi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-hipertensi-55a930d4e4f28 2/3
Sensifitas insulin
Pada pasien hipertensi, adanya kondisi resistensi insulin atau hiperinsulinemia berperan dalam
peningkatan tekanan arteri. Hal ini diperkirakan merupakan bagian dari sindrom Reaven. Dan juga
disebabkan oleh obesitas sentral, dislipidemia, dan tekanan darah tinggi. Kebanyakan dari populasi
dengan hipertensi mengalami resisten insulin atau hiperinsulinemia. Peningkatan tekanan arteri
pada keadaan hiperinsulinemia kemungkinan disebabkan oleh 4 mekanisme, yaitu :
1. Peningkatan aktivitas simpatik sebagai hasil peningkatan retensi natrium akibat
hiperinsulinemia
2. Hipertropi otot polos sebagai akibat aksi mitogenik insulin
3. Peningkatan kadar kalsium sistolik pada pembuluh darah yang sensitif terhadap insulin dan
jaringan ginjal
4. Nomodulasi akibat resistensi insulin
Faktor genetik
Gen yang berperan pada patofisiologi penyakit hipertensi adalah :
Gen simerik yang mengandung promotor gen 11beta hidroksilase dan gen urutan
selanjutnya untuk memberi kode pada gen aldosteron sintase, sehingga menghasilkan
produksi ektopik aldosteron.
Saluuran natrium endotel yang sensitif terhadap amilorid yang terdapat pada tubulus
pengumpul. Mutasi gen ini mengakibatkan peningkatan aktivitas aldosteron penekanan
aktivitas renin plasma dan hipokalemia.
Kerusakan gen 11betahidroksilase dehidrogenase menyebabkan sirkulasi konsentrasikortisol normal untuk mengaktifkan reseptor mineralkortikoid, sehingga menyebabkan
sindrom kelebihan mineralkortikoid
Ginjal dan obesitas
Tekanan ginjal natriuresis memegang peranan penting dalam patogenesis hipertensi. Penelitian
menunjukan pada hipertensi kronis terdapat gangguan tekanan natriuresis. Pencegahan tekanan
natriuresis dengan mengatur tekanan perfusi ginjal dapat mencegah ketidakseimbangan natrium
dan karenanya mencegah hipertensi.
Terdapat penelitian yang menunjukan bahwa kelebihan berat badan dan obesitas memegangperanan penting pada patofisiologi hipertensi. Hipertensi terkait dengan obesitas disertai dengan
gangguan tekanan natriuresis. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan reabsorpsi natrium akibat
kecepatan filtrasi glomerular dan aliran plasma ginjal yang meningkat. Pada obesitas yang
berkepanjangan terdapat kerusakan glomerular dan gangguan tekanan natriuresis ginjal akibat
peningkatan tekanan arteri, vasodilatasi ginjal, hiperfiltrasi glomerular, dan aktivitasi neurohumoral.
Kesemuanya ini mengakibatkan terjadinya pengurangan fungsi ginjal dan hipertensi yang lebih berat.
Reabsorpsi natrium terkait dengan penambahan berat badan adalah akibat :
Peningkatan aktivitas simpatik ginjal
Aktivitasi sistem renin-angiotensin