Paper parasit strongy.doc

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strongyloidiasis adalah infeksi parasit yang berpotensi mematikan. Spesies pada manusia adalah Strongyloides fuelleborni ditemukan secara sporadis di Afrika dan Papua Nugini. Karakteristik khas dari parasit ini adalah kemampuannya untuk bertahan dan mereplikasi dalam host sambil menyebabkan infeksi yang mematikan dalam sebuah host immunocompromised. Infeksi manusia diperoleh melalui penetrasi kulit utuh oleh larva filariform selama kontak dengan tanah yang terkontaminasi dengan kotoran manusia. Larva kemudian masuk ke sirkulasi dan dilakukan hematogenously ke paru-paru, di mana mereka memasuki ruang alveolar. Ketika mereka mencapai usus kecil, cacing ini tumbuh menjadi betina dewasa kira 2 X 0,05 mm diameter ( Pranatharthi, 2009 ). Penyakit ini dapat menyerang ternak sapi, kuda, babi, dan anjing. umumnya tanpa gejala yang menyerang duodenum dan bagian atas jejunum. Gejala klinis yang muncul antara lain timbulnya dermatitis ringan pada saat larva cacing masuk ke dalam kulit pada awal infeksi. Gejala lain yaitu batuk, ronki, kadang-kadang pneumonitis jika larva masuk ke paru-paru atau muncul gejala-gejala abdomen yang disebabkan oleh cacing 1

Transcript of Paper parasit strongy.doc

Page 1: Paper parasit strongy.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strongyloidiasis adalah infeksi parasit yang berpotensi mematikan. Spesies

pada manusia adalah Strongyloides fuelleborni ditemukan secara sporadis di

Afrika dan Papua Nugini. Karakteristik khas dari parasit ini adalah

kemampuannya untuk bertahan dan mereplikasi dalam host sambil menyebabkan

infeksi yang mematikan dalam sebuah host immunocompromised. Infeksi

manusia diperoleh melalui penetrasi kulit utuh oleh larva filariform selama kontak

dengan tanah yang terkontaminasi dengan kotoran manusia. Larva kemudian

masuk ke sirkulasi dan dilakukan hematogenously ke paru-paru, di mana mereka

memasuki ruang alveolar. Ketika mereka mencapai usus kecil, cacing ini tumbuh

menjadi betina dewasa kira 2 X 0,05 mm diameter ( Pranatharthi, 2009 ).

Penyakit ini dapat menyerang ternak sapi, kuda, babi, dan anjing.

umumnya tanpa gejala yang menyerang duodenum dan bagian atas jejunum.

Gejala klinis yang muncul antara lain timbulnya dermatitis ringan pada saat larva

cacing masuk ke dalam kulit pada awal infeksi. Gejala lain yaitu batuk, ronki,

kadang-kadang pneumonitis jika larva masuk ke paru-paru atau muncul gejala-

gejala abdomen yang disebabkan oleh cacing betina dewasa yang menempel pada

mukosa usus. Gejala infeksi kronis tergantung kepada intensitas dari infeksi, bisa

ringan dan bisa juga berat. Strongyloidiasis disebabkan oleh Nematoda

Strongyloides. ( Concha R dkk,2005 ).

1

Page 2: Paper parasit strongy.doc

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka

munculah rumusan masalah antara lain :

1. Bagaimana deskripsi umum stronylidiosis ?

2. Apa saja ciri morfologi strongylidiosis?

3. Bagaimana klasifikasi strongylidiosis?

4. Siapa saja hospes terinfeksi dan hospes definitifnya?

5. Dimana predileksi strongylidiosis?

6. Dimana dan bagaimana siklus hidup strongylidiosis?

7. Bagaimana gejala klinis penderita strongylidiosis?

8. Bagaimana patologi anatomi strongylidiosis?

9. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit strongylidiasis?

10. Bagaimana penanganan mulai dari pencegahan, pengobatan,

sampai pemberantasan penyakit strongylidiasis?

11. Apa saja faktor lingkungan yang mempengaruhi strongylidiosis?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Menambah pengetahuan pembaca akan ilmu parasitologi khususnya

mengenai strongylidiasis

2. Mendapatkan pengetahuan lebih mengenai strongylidiosis.

3. Lebih mengenali tentang parasit – parasit pada hewan.

1.4 Manfaat

1. Hasil tugas kami dapat dimanfaatkan oleh kalangan mahasiswa

Universitas Udayana khususnya Kedokteran Hewan.

2. Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk

mengerjakan tugas yang berhubungan dengan parasitologi.

2

Page 3: Paper parasit strongy.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Umum Strongylidiosis

Strongyloidiasis disebabkan oleh Nematoda Strongyloides. Penyakit ini

dapat menyerang ternak sapi, kuda, babi, dan anjing.

Cacing ini disebut cacing benang. Cacing dewasa dapat bersifat parasit

maupun bebas. Bentuk parasitic panjangnya 2-9 mm dan hanya cacing betina

yang bersifat partenogenetik. Terdapat cacing jantan dan cacing betina, cacing ini

sangat kecil dan relative kuat, dengan esophagus rabditiform. Ekor cacing jantan

pendek dan berbentuk kerucut, sepasang spikulum pendek sama besar dan sebuah

gubernakulum. Ujung posterior cacing betina meruncing ke ujung, vulva terletak

dekat pertengahan tubuh, uterus amfidelf, dan telurnya sedikit serta telah

berembrio pada waktu dikeluarkan, kadang cacing betina viviparosa, terdapat

sekitar 40 jenis cacing dalam genis ini, kebanyakan berada pada mamalia

( Norman D.Levine,1994 ).

Strongyloides dapat ditemukan di banyak bagian dunia termasuk tropis

Aborigin Australia utara. Salah satunya, Strongyloides stercoralis adalah cacing

parasit yang menginfeksi banyak orang Aborigin yang tinggal di daerah tropis

Australia. Cacing yang infektif ditemukan dalam atau dekat kotoran dari orang

yang terinfeksi. Ketika infeksi cacing naik ke kulit, mereka masuk melalui kulit

dan menyebabkan penyakit yang disebut strongyloidiasis. Penyakit ini dapat

didiagnosis dan disembuhkan, tetapi strongyloidiasis seringkali tidak diakui.

Seseorang atau binatang dengan Strongyloides yang kekebalan tubuh lemah, akan

3

Page 4: Paper parasit strongy.doc

dalam keadaan bahaya. Dalam keadaan itu, cacing berkembang biak dengan cepat,

menyerang setiap bagian dari tubuh penderita. Infeksi sekunder bakteri, akan

meningkatkan intensitas penyakit. Jika penderita tersebut tidak segera didiagnosis

dengan benar dan diberi pengobatan khusus untuk Strongyloides maka akan

terjadi kematian.

Manusia atau hewan dengan Strongyloides akan terus memiliki cacing itu

sampai mereka mati, kecuali mereka menerima pengobatan yang efektif.

Biasanya, orang-orang dengan Strongyloidiasis kronis memiliki penyakit selama

beberapa dekade sebelum didiagnosis dan diobati. Sistem kekebalan tubuh mereka

dapat menghambat cacing tetapi tidak dapat menghilangkan cacing itu. Cacing

dewasa terhambat dan tingkat reproduksi mereka lambat.

2.2 Ciri Morfologi Strongylidiosis

Cacing ini hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Berbeda dengan

cacing nematoda lainya, dimana telur cacing gelang langsung menetas didalam

usus, sehingga yang keluar bersama tinja adalah bentuk larvanya yaitu larva

rabditiform. Larva rabditifora ini lalu berkembang menjadi larva filiform yang

dapat bergerak melalui kulit seseorang dan masuk ke dalam aliran darah ke paru-

paru dan saluran udara. Ketika cacing bertambah tua, mereka mengubur diri

dalam dinding usus. Kemudian, mereka menghasilkan telur dalam usus. Cacing

betina yang dapat bertelur ditemukan kira-kira 28 hari sesudah infeksi Siklus tidak

langsung. Daerah di mana cacing masuk melalui kulit dapat menjadi merah dan

menyakitkan. 

Hanya diketahui cacing dewasa betina yang hidup sebagai parasit di vilus

duodenun dan yeyunum. Cacing betina berbentuk filiform, halus, tidak berwarna

dan panjangnya kira-kira 2 mm. Cara berkembang biaknya diduga secara

partenogenesis. Telur bentuk parasitik diletakkan di mukosa usus, kemudian telur

tersebut menetas menjadi larva rabditiform yang masuk ke rongga usus serta

dikeluarkan bersama tinja. Cacing betina yang hidup sebagai parasit, dengan

ukuran 2,20 x 0,04 mm, adalah seekor nematoda filariform yang kecil, tak

berwarna, semi transparan dengan kutikulum yang bergaris halus. Cacing ini

mempunyai ruang mulut dan oesophagus panjang, langsing dan silindris.

4

Page 5: Paper parasit strongy.doc

Sepanjang uterus berisi sebaris telur yang berdinding tipis, jenih dan bersegmen.

Cacing betina yang hidup bebas lebih kecil dari pada yang hidup sebagai parasit,

menyerupai seekor nematoda rabditoid khas yang hidup bebas dan mempunyai

sepasang alat reproduksi. Cacing jantan yang hidup bebas lebih kecil dari pada

yang betina

Telur dari bentuk parasitik, sebesar 54 x 32 mikron berbentuk bulat oval

dengan selapis dinding yang transparan. Bentuknya mirip dengan telur cacing

tambang, biasanya diletakkan dalam mukosa usus, telur itu menetas menjadi larva

rabditiform yang menembus sel epitel kelenjar dan masuk kedalam lumen usus

serta keluar bersama tinja. Telur jarang ditemukan di dalam tinja kecuali sesudah

diberi pencahar yang kuat.

Cacing jantan yang parasitic maupun yang hidup bebas memiliki bentuk

yang sama dan berukuran 0,7 mm. Pada bagian interior tubuhnya terlihat adanya

buccal cavity yang pendek atau bahkan tidak ada. Esophagusnya bertipe

rhabditiform. Terdapat sepasang spicule yang diliput gubernaculums. Disamping

itu dapat pula ditemukan adanya anal papillae.

Cacing betina yang hidup bebas dan yang parasitic dibedakan berdasarkan

ukuran, bentuk esofagus dan letak vulvanya. Cacing betina yang parasitic

berukuran 2,2 x 0,04 mm. esofagusnya panjang bertipe filariform dan vulvanya

terletak di 1/3 anterior dari tubuhnya. Sedangkan yang free living berukuran lebih

kecil yaitu 1 x 0,06 mm, esofagusnya bertipe rhabditiform dan vulvanya terletak

di 2/5 anterior tubuhnya.

Larva rhabditiform strongyloides stercoralis dapat diidentifikasi

berdasarkan bentuk buccal cavitynya yang pendek dan genital premordialnya yang

besar mengandung banyak sel. Esophagus larva ini sesuai namanya adalah tipe

rhabditiform. Larva inilah yang merupakan diagnostic penyakit strongyloidiasis,

karena sering ditemukan dalam tinja. Bentuk larva ini perlu dibedakan dari larva

cacing tambang (hookworm) pada umunya. Larva rhabditiform hookworm

memiliki buccal cavity yang panjang dan genital premodial yang lebih kecil.

5

Page 6: Paper parasit strongy.doc

Larva filariform cacing ini memiliki buccal cavity yang pendek seperti

larva rhabditiformnya, namun memiliki esophagus bertipe filariform. Ciri khasnya

adalah ekornya yang bercabang (fork shape tail). Bentuk ekor yang bercabang

inilah yang membedakannya dari larva filariform hookworm.

2.3 Klasifikasi Strongyloidiasis

Kingdom :Animalia

Phylum :Nematoda

Class :Secernentea

Ordo :Rhabditida

Family :Strongyloididae

Genus :Strongyloides

Species :S. stercoralis

2.4 Hospes Terinfeksi dan Hospes Definitif

Manusia merupakan hospes terinfeksi utama cacing ini. Parasit ini dapat

menyebabkan penyakit strongilodiasis.

Hospes definitif dari Strongyloides papilosus adalah domba, kambing,

sapi, kelinci dan ruminansia lain.

Hospes definitif dari Strongyloides westermani adalah kuda, babi,

zebra

2.5 Tempat Predileksi Strongyloides

Strongyloides sp. berpredileksi di usus halus.

2.6 Siklus Hidup Strongyloides

Cacing ini mempunyai 3 macam siklus hidup yaitu :

1. Siklus langsung

Siklus hidup cacing ini berbeda dengan siklus hidup cacing nematoda usus

lainnya, sebab yang keluar bersama feses adalah larvanya, ini berbeda dengan

cacing nematoda usus lainya yang biasanya keluar bersama feses adalah stadium

6

Page 7: Paper parasit strongy.doc

telurnya. Jadi, contoh pada cacing Strongyloides stercoralis larvanyalah yang

keluar bersama tinja manusia. Larva ini disebut larva rabditiform, sesudah 2 – 3

hari di tanah, larva rabditiform berubah menjadi larva filariform, bila larva

filariform menembus kulit manusia atapun hewan, larva tumbuh dan masuk ke

dalam peredaran darah vena dan kemudian melalui jantung kanan sampai ke paru,

dari paru parasit yang mulai menjadi dewasa menembus alveolus, masuk ke trakea

dan laring. Sesudah sampai di laring reflek batuk, sehingga parasit tertelan,

kemudian sampai diusus halus bagian atas dan menjadi dewasa.

Skema siklus langsung: 2-3 hari di tanah → larva rabditiform → larva filariform

→ menembus kulit manusia → peredaran darah vena → jantung kanan → paru-

paru → parasit mulai menjadi dewasa → menembus alveolus → masuk trakhea

dan laring → terjadi refleks batuk & parasit tertelan → sampai di usus halus →

dewasa.

Siklus langsung terjadi bila iklim dingin atau keadaan lingkungan yang

tidak memungkinkan bagi perkembangbiakan cacing ini menjadi dewasa dialam

bebas, sehingga cacing ini langsung bentuk larva filariformnya masuk langsung

ke kulit.

2. Siklus tidak langsung

Larva rabditiform yang keluar bersama feses berubah menjadi cacing

jantan dan betina bentuk bebas, sesudah pembuahan, cacing betina menghasilkan

telur yang menetas menjadi larva rabditiform, larva rabditiform dalam waktu

beberapa hari dapat menhasilkan larva filariform yang infektif dan masuk

kedalam hospes. Jadi pada siklus ini larva rabditiform akan berkembang dahulu

menjadi cacing dewasa dialam bebas, cacing dewasa dialam bebas ini kemudian

bertelur dan menjadi larva rabditiform baru yang lalu berkembang menjadi larva

filariform yang kemudian menginfeksi manusia.

Skema siklus tidak langsung: Larva rabditiform di tanah → cacing jantan & betina

bentuk bebas → terjadi pembuahan →  telur menetas menjadi larva rabditiform →

larva filariform → masuk dalam hospes baru.

7

Page 8: Paper parasit strongy.doc

Siklus tidak langsung terjadi bila iklim tropis atau keadaan lingkunagan

yang optimal bagi perkembangbiakan cacing ini.

3. Auto infeksi

Autoinfeksi berarti memacu pada istilah siklus didalam, yaitu cacing

tersebut tidak sempat di tanah. Larva rabditiform menjadi larva filariform di usus

atau di daerah sekitar anus (perianal) bila larva filariform menembus mukosa atau

kulit perianal, mengalami suatu lingkaran perkembangan di dalam hospes. Auto

infeksi menerangkan adanya Strongyloidiasis yang persisten, mungkin selama 36

tahun, di dalam penderita yang hidup di derah non endemik. Jadi dari larva

rabdiform menjadi filaform, larva filaforma menembus lapisan kulit disekitar

perianal lalu masuk lagi siklus selanjutnya tanpa bersentuhan dengan tanah.

Skema autoinfeksi: Larva rabditiform → larva filariform di usus/ daerah perianal

→ menembus mukosa usus/ perianal → menyebabkan strongiloidiasis menahun.

Siklus autoinfeksi ini paling berbahaya, karena bisa menyebabkan

kematian, sebab dia terus berkembang jadi banyak didalam tibuh manusia tanpa

bersentuhan dengan tanah.

2.5 Gejala Klinis Penderita Strongyloidiasis

Banyak manusia dan hewan yang terinfeksi biasanya tanpa gejala pada

awalnya. Gejala meliputi dermatitis: bengkak, gatal, currens larva, dan perdarahan

ringan di tempat di mana kulit telah ditembus. Jika parasit mencapai paru-paru,

dada mungkin merasa seolah-olah itu terbakar atau nyeri epigastrium, dan mengi

atau sesak nafas dan batuk bisa terjadi, bersama dengan gejala seperti pneumonia

(sindrom Löffler ). Jika cacing menjadi dewasa di usus akhirnya bisa menyerang,

menyebabkan nyeri terbakar, kerusakan jaringan, sepsis, dan ulkus pada usus.

Dalam kasus yang parah, edema diusus dapat menyebabkan obstruksi pada

saluran usus, serta hilangnya kontraksi peristaltik.

Gejala yang paling khas adalah sakit perut, umumnya sakit pada ulu hati

seperti gejala ulcus ventriculi, diare dan urticaria; kadang-kadang timbul nausea,

8

Page 9: Paper parasit strongy.doc

berat badan turun, lemah dan konstipasi. Timbulnya dermatitis yang sangat gatal

karena gerakan larva menyebar dari arah dubur; dapat juga timbul peninggian

kulit yang stationer yang hilang dalam 1-2 hari atau ruam yang menjalar dengan

kecepatan beberapa sentimeter per jam pada tubuh. 

Walaupun jarang terjadi, autoinfeksi dengan beban jumlah cacing yang

meningkat terutama pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat

menyebabkan terjadinya strongyloidiasis diseminata, terjadi penurunan berat badan

yang drastic, timbul kelainan pada paru-paru dan berakhir dengan kematian.

Letak Gejala Klinis

Gastrointestinal Gejala gastrointestinal tidak jelas, termasuk kram

perut epigastrium, gangguan pencernaan, anoreksia,

penurunan berat badan, mual, muntah, diare kronis,

sembelit, pruritus ani, kembung dan, jarang obstruksi

usus halus. Strongyloides merupakan penyebab

penting gagal tumbuh dan cachexia di anak

imunokompeten.

Paru - paru Gejala yang dihasilkan akibat dari migrasi larva.  

Migrasi larva melalui paru-paru menghasilkan

pneumonitis yang menyerupai sindrom Loeffler.

Gejala-gejala termasuk batuk produktif, kadang

dengan dahak darah bisa bercampur darah, dyspnea,

nyeri pleuric dan demam. Strongyloidiasis juga dapat

menghasilkan sindrom klinis yang meniru baik asma

atau pneumonia.

Dermatologic Penetrasi kulit dengan larva infektif dapat

menimbulkan gatal, papul papul pada kulit atau lesi

papulovesikular. Biasanya, penetrasi larva pada kulit

terutama di kulit kaki yang sering bersentuhan

dengan tanah, tetapi mungkin juga dibagian tubuh

lain yang bersinggungan dengan tanah. bisa juga

9

Page 10: Paper parasit strongy.doc

disekitar anus, jika mengalami daur hidup

autoinfeksi

Neurologis dan lainya 

(strongyloidiasis

parah)

Gangguan mental, kejang fokal, meningitis, abses

otak atau kaku kuduk mungkin menunjukkan

keterlibatan saraf pusat (SSP). Gejala meningitis

mungkin termasuk sakit kepala, mual, muntah, dan,

dalam kasus yang ekstrim, koma.

2.6 Patologi Anatomi

Larva infektif (filaform) yang berkembang dalam tinja atau tanah lembab

yang terkontaminasi oleh tinja, menembus kulit masuk ke dalam darah vena di

bawah paru-paru. Di paru-paru larva menembus dinding kapiler masuk kedalam

alveoli, bergerak naik menuju ke trachea kemudian mencapai epiglottis.

Selanjutnya larva turun masuk kedalam saluran pencernaan mencapai bagian atas

dari intestinum, disini cacing betina menjadi dewasa. Cacing dewasa yaitu cacing

betina yang berkembang biak dengan cara partogenesis hidup menempel pada sel-

sel epitelum mukosa intestinum terutama pada duodenum, di tempat ini cacing

dewasa meletakkan telornya. Telor kemudian menetas melepaskan larva non

infektif rhabditiform. Larva rhabditiform ini bergerak masuk kedalam lumen

usus, keluar dari hospes melalui tinja dan berkembang menjadi larva infektif

filariform yang dapat menginfeksi hospes yang sama atau orang lain. Atau larva

rhabditiform  ini dapat berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina

setelah mencapai tanah. Cacing dewasa betina bebas yang telah dibuahi dapat

mengeluarkan telur yang segera mentas dan melepaskan larva non infektif

rhabditiform  yang kemudian dalam 24-36 jam berubah menjadi larva infektif

filariform. Kadangkala pada orang-orang tertentu, larva rhabditiform dapat

langsung berubah menjadi larva filariform sebelum meninggalkan tubuh orang itu

dan menembus dinding usus atau menembus kulit di daerah perianal yang

menyebabkan auotinfeksi dan dapat berlangsung bertahun-tahun.

10

Page 11: Paper parasit strongy.doc

Hiperinfeksi stongyloides stercoralis merupakan sindrom autoinfeksi yang

meningkatkan migrasi larva dan gejala gejala yang disebabkan oleh peningkatan

migrasi larva strongyloides stercoralis. Hiperinfeksi dapat berakibat fatal. Sebagai

penanda hiperinfeksi adalah peningkatan deteksi jumlah larva dalam feses.

Strongyloides stercoralis hidup pada daerah beriklim tropis dan subtropis. Hanya

cacing betina dari jenis cacing ini yang hidup sebagai parasit di usus manusia,

terutama di duodenum dan jejunum. Telurnya menetas di kelenjar usus, kemudian

keluar bersama feces dalam bentuk larva rhabditiform. Larva ini akan berubah

menjadi larva filariform apabila sudah berada di tanah. Namun demikian, larva

filariform bisa juga terbentuk di dalam usus sehingga terjadi infeksi yang disebut

autoinfeksi interna.

Ada tiga tipe strongyloidiasis (nama penyakit yang disebabkan

Strongyloides stercoralis,-red) yaitu tipe ringan, tipe sedang, dan tipe berat. Tipe

ringan tidak memberikan gejala apa-apa. Pada tipe sedang, dapat menyebabkan

gangguan pada saluran pencernaan, umumnya gejala di usus. Jika sudah pada tipe

atau infeksi berat, penderita mengalami gangguan hampir di seluruh sistem tubuh

sehingga dapat menyebabkan kematian.

2.7 Diagnosis Penyakit Strongyloidiasis

Diagnose strongyloidiasis ditegakkan dengan memeriksa tinja penderita

dan menemukan adanya larva. Namun larva ini harus dibedakan dengan larva

cacing tambang ( hookworm ).

Cara lain untuk menegakkan diagnose adalah dengan melakukan

enterotest. Pada cara pemeriksaan ini, penderita diminta untuk menelan kapsul

gelatin yang diberi benang nylon. Setelah kapsul tadi mencapai usus halus,

benang tadi ditarik dan lendir yang menempel di benang diperiksa di bawah

mikroskop untuk menemukan adanya larva.

Pada pemeriksaan hematologi dapat dilakukan pemeriksaan Tes antigen

darah untuk S. stercoralis melalui tes ELISA, Hitung darah lengkap dengan

diferensial, Jumlah jumlah eosinofil dalam darah. Selain itu dapat pula dilakukan

11

Page 12: Paper parasit strongy.doc

Aspirasi duodenum untuk memeriksa S. stercoralis dan Kultur dahak untuk

memeriksa S. stercoralis atau juga Foto toraks juga bisa dilakukan untuk bisa

menunjukkan infiltrat paru, konsolidasi atau kavitasi

2.8 Penanganan (pencegahan dan pengobatan) Penyakit Strongyloidiasis

Untuk mengurangi jumlah penyakit cacing strongyloides,  dapat dilakukan

beberapa cara yang dapat membantu mengurangi penyakit tersebut, yaitu :

a. Pencegahan

Buanglah tinja di jamban yang saniter. Lakukan penyuluhan kesehatan

kepada masyarakat untuk benar-benar memperhatikan kebersihan perorangan dan

kebersihan lingkungan. Gunakan alas kaki di daerah endemis. Sebelum

memberikan terapi imunosupresif kepada seseorang, Pastikan bahwa orang

tersebut tidak menderita strongyloidiasis.

Periksa semua anjing, kucing, kera yang kontak dekat dengan manusia,

obati binatang yang terinfeksi cacing ini. Investigasi terhadap kontak dan sumber

infeksi: Terhadap anggota keluarga penderita dan penghuni asrama dimana ada

penderita dilakukan pemeriksaan Kalau-kalau ada yang terinfeksi.

b. Pengobatan

Karena adanya potensi untuk autoinfeksi dan penularan kepada orang lain,

semua penderita tanpa melihat jumlah cacing yang dikandungnya harus dilakukan

pengobatan dengan ivermectin (Mectizan®), Thiabendazole (Mintezol®) atau

albendazole (Zentel®). Perlu diberikan pengobatan ulang.

Dahulu tiabendazol merupakan obat pilihan dengan dosis 25 mg per kg

berat badan, satu atau dua kali sehari selama 2 atau 3 hari. Sekarang albendazol

400 mg satu/dua kali sehari selama tiga hari merupakan obat pilihan. Mebendazol

100 mg tiga kali sehari selama dua atau empat minggu dapat memberikan hasil

yang baik. Mengobati orang yang mengandung parasit, meskipun kadang-kadang

tanpa gejala, adalah penting mengingat dapat terjadi autoinfeksi. Perhatian khusus

12

Page 13: Paper parasit strongy.doc

ditujukan kepada pembersihan sekitar daerah anus dan mencegah terjadinya

konstipasi

2.11 Faktor Lingkungan

Strongyloidiasis sering dijumpai di daerah tropis dan sub tropis serta

beberapa daerah yang beriklim dingin. Sampai saat ini diperkirakan lebih dari 35

juta orang yang terinfeksi setiap tahunnya. Strongyloidiasis yang disebabkan oleh

strongyloides fuelleborni lebih sering dijumpai di daerah pasifik.

Strongyloidiasis ini endemik di daerah tropis dan subtropis dan terjadi

secara sporadis di daerah beriklim sedang. Di daerah tropis dan subtropis

prevalensi daerah secara keseluruhan dapat melebihi 25 persen. Tingkat infeksi

tertinggi di Amerika Serikat adalah di antara penduduk dari negara-negara

tenggara dan di antara individu -individu yang telah di daerah endemik ( termasuk

imigran, pengungsi, wisatawan dan personil militer) ( Posey dkk,2007 ).

Sebuah penelitian di Kanada menunjukan pengungsi Asia Tenggara

diidentifikasi seroprevalensi strongyloidiasis antara Kampucheans, Laos, dan

Vietnam ( 76,56,dan 12%, masing-masing ) ( Gyorkos,1990 ). Dalam studi lain,

lebih dari 40 persen imigran Kamboja ke Australia telah atau samar-samar

strongyloides serologi positif mungkin mengindikasikan infeksi (Caruana

dkk,2006). 

13

Page 14: Paper parasit strongy.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Satu – satunya cacing yang penting dalam ilmu kedokteran dan termasuk

dalam super familia Rhabditoidea familia strongyloididae adalah strongyloides

stercoralis dan strongyloides fuelleborni.Penyakit yang ditimbulikan disebut

strongyloidiasis atau cochen china diarrhea.

Dikenal empat macam siklus hidup cacing strongyloides stercoralis yaitu :

1. Siklus hidup secara langsung

2. Siklus hidup secara tidak langsung

3. Autoinfeksi

Buanglah tinja di jamban yang saniter. Lakukan penyuluhan kesehatan

kepada masyarakat untuk benar-benar memperhatikan kebersihan perorangan dan

kebersihan lingkungan. Gunakan alas kaki di daerah endemis. Sebelum

memberikan terapi imunosupresif kepada seseorang, Pastikan bahwa orang

tersebut tidak menderita strongyloidiasis.

Thiabendazole dan mebendazole sering digunakan orang untuk mengobati

strongyloidiasis. Selain kedua jenis obat tersebut WHO juga merekomendasikan

pemberian albendazole.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna namun

penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Tidak lupa

penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar penulisan

makalah – makalah kedepannya bisa lebih baik lagi. Demikian penulis

mengucapkan terimakasi.

14

Page 15: Paper parasit strongy.doc

DAFTAR PUSTAKA

Gandasuda, Srisasi 2006. Parasit Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

F.Ganong,William.2003.Medical Physiologi.Medical publishing division

Guyton and Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Elsevisier Saunders

Maguire JW. Nematoda usus (cacing gelang). Dalam: Mandell GL, Bennett JE, Dolan R, eds. Mandell, Douglas, dan Prinsip Bennett dan Praktek of Infectious Diseases . 7th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Churchill Livingstone, 2009: chap 287

Diemert DJ. Intestinal nematode infections. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil Medicine . 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011: chap 365.

Anonim. 2012. Strongylidiosis. http://health.detik.com/readpenyakit/623/strongyloidiasis?mode_op=gejala. Diakses tanggal 2 Oktober 2013.

Anonim. 2013.Penyakit Strongylidiosis Akibat Cacing. http://sikkahoder.blogspot.com/2013/08/penyakit-strongiloidiasis-akibat-cacing.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2013.

Anonim. 2012. Infeksi Cacing Benang Strongylidiosis. http://penyakitwaswas.blogspot.com/2012/03/infeksi-cacing-benang-strongyloidiasis.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2013.

Anonim. 2011. Stronyloidiasis. http://joeveteriner.blogspot.com/2011/04/strongyloidiasis.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2013.

Anonim. 2011. Stronyloides. http://kuliah-bhn.blogspot.com/2011/06/strongyloides.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2013.

15