ekstraksi nematoda parasit

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nematoda merupakan salah satu karyotida yang multiseluler dan heterotrofik. Tubuhnya tidak bersegmen dan berbentuk silindris memanjang. Selain itu, tubuhnya simetris bilateral dengan tubuh warna tubuh yang transparan. Hewan yang mempunyai tiga blastula atau tiga lapisan (triploblastik) ini, mempunyai rongga tubuh yang semu. Sistem tubuhnya pun lengkap, berupa sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Dinding tubuhnya terdiri dari, kutikula luar, lapisan antara, hypodermis, dan bagian dalam otot membujur. Nematoda ada yang memiliki stilet pada alat mulutnya, yang menunjukkan nematoda tersebut parasit tanaman ataukah bukan merupakan parasit. Klasifikasi nematoda ke dalam marga dan jenis tertentu berkembang dari adanya keinginan mengorganisasikan sejumlah informasi menjadi suatu unit yang berguna. Perbedaan struktur yang terlihat dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan nematoda ke dalam marga dan 1

Transcript of ekstraksi nematoda parasit

Page 1: ekstraksi nematoda parasit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nematoda merupakan salah satu karyotida yang multiseluler dan

heterotrofik. Tubuhnya tidak bersegmen dan berbentuk silindris

memanjang. Selain itu, tubuhnya simetris bilateral dengan tubuh warna

tubuh yang transparan. Hewan yang mempunyai tiga blastula atau tiga

lapisan (triploblastik) ini, mempunyai rongga tubuh yang semu. Sistem

tubuhnya pun lengkap, berupa sistem pencernaan, sistem ekskresi,

sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Dinding

tubuhnya terdiri dari, kutikula luar, lapisan antara, hypodermis, dan

bagian dalam otot membujur. Nematoda ada yang memiliki stilet pada

alat mulutnya, yang menunjukkan nematoda tersebut parasit tanaman

ataukah bukan merupakan parasit.

Klasifikasi nematoda ke dalam marga dan jenis tertentu

berkembang dari adanya keinginan mengorganisasikan sejumlah

informasi menjadi suatu unit yang berguna. Perbedaan struktur yang

terlihat dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan nematoda ke

dalam marga dan jenis tertentu. Tanda-tanda yang terdapat pada

permukaan kutikula dan struktur dalam sangat penting untuk

membedakan jenis nematoda.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan laporan ini adalah :

1. Dapat mengekstraksi tanah dan akar untuk membuat suspensi

nematoda

2. Dapat mengenal dan mengidentifikasi jenis-jenis nematoda yang

hidup di tanah atau akar tanaman

3. Dapat mengetahui struktur tubuh nematoda, serta mengidentifikasi

nematoda parasit tumbuhan.

1

Page 2: ekstraksi nematoda parasit

BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Pada ekstraksi tanah

5 gram tanah

800 ml air

Saringan kasar ukuran 20 mesh

Saringan halus ukuran 400 mesh

Pada ekstraksi akar :

5 gram akar

Air

Saringan ukuran 500 mesh

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Alat untuk mensuspensi nematoda

Mikroskop cahaya

Mikroskop stereo

Lampu 220 V/50 Hz

Kaca preparat

Kaca penutup

Pipet

Cawan

Jarum inokulasi

2.2 Metode

2

Page 3: ekstraksi nematoda parasit

Pada ekstraksi tanah, metode yang dilakukan diawali dengan

mengambil tanah di sekitar tanaman yang telah ditentukan sebanyak 5

gram. Tanah tersebut dicampur dengan 800 ml air, kemudian disaring

dengan saringan kasar ukuran 20 mesh dan diambil airnya. Setelah itu,

disaring kembali dengan saringan halus ukuran 400 mesh dan diambil

kembali airnya. Air tanah yang telah disaring tersebut di sentrifikasi

dengan tekanan 1.700 r.p.m selama ± 5 menit, kemudian airnya di

buang dan diberi larutan gula 40-50 %. Setelah itu, dilakukan kembali

sentrifikasi dengan tekanan yang sama selama ± 1 menit. Kemudian

hasil dari sentrifikasi itu, disaring dengan saringan ukuran 400 mesh

dan 500 mesh, lalu hasil saringan itu disimpan dalam kulkas dengan

suhu ± 12° C. Suspensi nematoda dari tanah pun jadi.

Pada ekstraksi akar, metode yang dilakukan diawali dengan

mengambil akar yang telah ditentukan sebanyak 5 gram. Akar tersebut

dicuci menggunakan air dan dipotong dengan ukuran ± 1 cm. Setelah

air di akar tiris, akar tersebut dimasukkan ke dalam alat fogging dan

dilakukan pengabutan (mistifier). Suspensi nematoda dari akar pun jadi.

Setelah suspensi nematoda jadi, metode yang dilakukan

selanjutnya adalah “Metode Pemancingan”. Metode pemancingan

merupakan metode yang digunakan untuk mengambil nematoda dari

cawan ke kaca preparat untuk diamati di bawah mikroskop. Dalam

metode dibutuhkan kesabaran dan ketelitian karena tingkat kesulitan

dalam proses pemancingan sangat tinggi. Suspensi nematoda dalam

cawan diamati dengan menggunakan mikroskop stereo dengan bantuan

lampu sebagai sumber cahaya untuk mempermudah dalam melihat

nematoda yang akan dipancing. Dalam proses pemancingan digunakan

jarum inokulasi sebagai alat pancing nematoda. Setelah proses

pemancingan dan nematoda telah diperoleh, maka nematoda tersebut

diletakkan di kaca preparat yang sebelumnya telah ditetesi air steril.

Kemudian kaca preparat itu ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan

pun dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya.

BAB III

3

Page 4: ekstraksi nematoda parasit

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil ekstraksi tanah

Nama Tanaman Bentuk

Nematoda

Nama Nematoda Jumlah

Nematoda

Kana │

Scotellenoma brachyurum

Pratylencus

5

Pisang │

G

Trichodorus primitivas

Tylencorhyncus dubius

Heterodera schochtli

7

Jarak │ Rotylencus robustus (2) 10

Jeruk G

G

C

C

Pratylenchus

Hirschmanniella

Pettamigatus

Helicorylenchus

Tylencus

7

Nanas C

C

C

G

Rotylenchulus (1)

Helicorylenchus (2)

Rodopholus (3)

Trichodorus (1)

Pratylenchus penetrans (1)

72

Rumput C

Rotylenchulus

Scotellenoma

13

Mahkota Dewa Logidorus

Belonolaimus

Hirshmanniella

Hemicycliophora

17

Hasil ekstraksi akar

4

Page 5: ekstraksi nematoda parasit

Nama Tanaman Bentuk

Nematoda

Nama Nematoda Jumlah

Nematoda

Kana C

Tidak berhasil dipancing 1

4

Pisang G

C

│panjang

│pendek

S

Pratylenchus penetrans

Rotyrenchulus reniformis

-

-

-

40

87

12

19

35

Jarak C Ditylenchus dipsaci 2

Jeruk │

J

Pratylenchus penetrans

Pratylenchus vereculatus

Rotyrenchulus reniformis

19

7

1

Nanas │

C

G

Ditylenchus dipsaci

Tidak berhasil dipancing

Tidak berhasil dipancing

12

2

3

Rumput C

G

Rotyrenchulus reniformis

Nematoda non-parasit

Peltamigratus holdemani

5

4

6

Mahkota Dewa - - -

Hasil pengamatan ekstraksi akar nanas di bawah mikroskop cahaya

Gambar diambil oleh : kelompok 4

Literatur

5

Page 6: ekstraksi nematoda parasit

http://www.inra.fr/hyppz/RAVAGEUR6dit http://www.agroatlas.spb.ru/en/cont

dip.htm (diakses 14 November 2008) ent/pests/Ditylenchus _dipsaci/

(diakses 14 November 2008)

3.2 Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, praktikan membuat ekstraksi dari akar

nanas. Nematoda yang didapat dari ekstraksi tersebut hanya satu jenis,

dan bedasarkan hasil pengamatan morfologi nemtoda tersebut adalah

Ditylenchus dipsaci yang berbentuk │.

Ditylenchus dipsaci merupakan salah satu nematoda yang berasal

dari kelas Tylenchoidea, genus Ditylenchus, dan family Anguinidae.

Nematoda ini menyerang hampir 1.200 jenis tanaman liar dan tanaman

perkebunan. D. dipsaci merupakan nematoda batang dan kuncup yang

tergolong dalam nematoda endoparasitik yang berpindah-pindah

memakan jaringan batang, petiol, daun, polong, dan biji. D. dipsaci

sebagai penyebab kerusakan yang berasal dari tanah larva stadium ke-4

yang melakukan penetrasi pada bibit muda pada bagian tanaman di

bawah permukaan tanah setelah biji berkecambah. Kerusakan akan

lebih parah apabila populasi nematoda tersebut berada di dalam jaringan

pada saat tanam. Keadaan yang dingin dan lembab merupakan keadaan

yang sangat sesuai untuk infeksi nematoda dan perkembangan penyakit.

Apabila suhu meningkat selama periode tanam, maka perkembangan

tidak tampak lagi dan tanaman seolah-olah pulih kembali.

6

Page 7: ekstraksi nematoda parasit

Tubuh Ditylenchus dipsaci berukuran 0.9-1.8 mm. D. dipsaci

dapat bertahan hidup di dalam tanah dalam keadaan diapause selama 8-

9 tahun. D. dipsaci meletakkan telur dimulai pada suhu 1-5° C dengan

suhu optimum pada 13-18° C. Pada suhu optimum tersebut, D. dipsaci

betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 250 telur. D. dipsaci

menyelesaikan satu generasinya dalam waktu 19-23 hari pada suhu 15°

C. Aktivitas nematoda ini terhenti pada suhu 36° C. Nematoda ini

mampu menyerang tanaman pada tanah yang berat maupun yang

ringan, walaupun demikian serangan lebih banyak terjadi pada tanah-

tanah yang berat.

Ditylenchus dipsaci juga mampu hidup di dalam tanah tanpa

tanaman inang selama lebih dari satu tahun dan stadium larva ke-4

mampu hidup dalam keadaan anabiosis selama bertahun-tahun.

Nematoda ini sering menggerombol bersama membentuk “wol

nematoda” apabila jaringan tanaman mulai mengering. Wol tersebut

sering dapat diamati pada biji di dalam polong yang mendapat serangan

berat. Kehadiran larva stadium ke-4 di dalam biji mapun di dalam sisa-

sisa tanaman merupakan penyebaran pasif yang sangat penting untuk

nematoda tersebut terutama untuk penyebaran jarak jauh.

Pada pengamatan ini terdapat sedikit kejanggalan yang terjadi

karena pengamatan berdasarkan morfologinya nematoda yang

ditemukan di akar tanaman nanas ini adalah Ditylenchus dipsaci.

Sementara itu berdasarkan studi pustaka yang kami lakukan, sedikit

janggal. Ditylenchus dipsaci adalah nematoda yang umumnya hidup

parasit pada tanaman terutama pada spesies allium, khususnya bawang

merah danbawang putih. Sementara itu nanas tidak termasuk kedalam

spesies tersebut.

Jika dilihat tanaman-tanaman yang menjadi inang dari Ditylenchus

dipsaci pada umumnya adalah tanaman yang memiliki struktur akar

yang lunak. Sementara itu nanas merupakan tanaman yang memiliki

akar yang kokoh dan berstruktur keras.

7

Page 8: ekstraksi nematoda parasit

Namun berdasarkan studi pustaka tersebut, dikatakan bahwa

Ditylenchus dipsaci menyerang sekitar 1.200 tanaman. Maka bukan

sesuatu hal yang mustahil apabila Ditylenchus dipsaci dapat menyerang

nanas yang menjadi sample kami, sebab sampel kami berasal dari

tanaman nanas yang ditanam di dalam polibag dan ditempatkan pada

lokasi yang ternaungi. Dengan keadaan ternaungi dan di polibag, maka

kelembaban tanah dan kandungan air dalam polibag tersebut

kemungkian tinggi. Sementara itu Ditylenchus dipsaci adalah nematoda

yang sangat mudah tumbuh dalam kondisi suhu rendah kelembaban

tinggi serta kadar air yang cukup.

Berdasarkan hasil pengamatan juga diidentifikasi bahwa jumlah

nematoda yang terdapat dalam akar lebih banyak dari yang terdapat di

dalam tanah. Hal tersebut terjadi karena pada umumnya nematoda

adalah parasit. kemudian nematoda parasit tersebut lebih banyak hidup

di dalam tubuh inangnya daripada hidup di dalam tanah. Hanya

sebagian kecil nematoda yang bukan merupakan parasit dan hidup di

tanah. Akan tetapi ragam spesies nematoda yang berada di dalam tanah

lebih banyak dibandingkan dengan yang berada di dalam akar. Hal ini

mungkin karena ragam kebanyakan tumbuhan yang diamati adalah

tumbuhan yang bukan merupakan inang nematoda tersebut.

Namun tidak menutup kemungkinan ragan tersebut dikarenakan

kesalalan praktikan dalam melakukan prosedur pengambilan sampel

atau dalam penghitungan jumlah nematoda dan identifikasi jenis

nematoda. Misalkan pada saat pengambilan tanah, banyak akar yang

ikut terambil dan hancur, sehingga nematoda yang berada dalam akar

yang terambil ikut bersamaan dengan tanah.

8

Page 9: ekstraksi nematoda parasit

KESIMPULAN

Dari hasil ekstraksi hingga menjadi suspensi,banyak sekali nematoda

yang ditemukan. Hal ini berguna dalam identifikasi dan untuk pengendalian.

Fase istirahatnya pun beragam, ada yang berbentuk │, C, dan G. jumlah

nematoda yang ada di dalam akar lebih banyak dari jumlah nematoda yang

berada di dalam tanah. Sementara jenis nematoda yang berada di dalam tanah

lebih banyak daripada jenis nematoda yang berada di dalam akar.

9

Page 10: ekstraksi nematoda parasit

DAFTAR PUSTAKA

Dropkin V. H. 1998. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Supratoyo,

penerjemah. Terjemahan Dari : Introduction to Plant Nematology.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

http://en.wikipedia.org/wiki/Ditylenchus_dipsaci (diakses tanggal 14

November 2008)

http://plpnemweb.ucdavis.edu/Nemaplex/Taxadata/G042S1.HTM (diakses

tanggal 14 November 2008)

http://www.agroatlas.spb.ru/en/content/pests/Ditylenchus_dipsaci/ (diakses

tanggal 14 November 2008)

http://www.inra.fr/hyppz/RAVAGEUR/6ditdip.htm (diakses tanggal 14

November 2008)

Luc M. , Sikora R. A. , dan Bridge J. 1995. Nematoda Parasitik Tumbuhan di

Pertanian Subtropik dan Tropik. Supratoyo, penerjemah. . terjemahan

Dari : Plant Parasitic Nematodos in Subtropical and Tropical

Agriculture. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

10