ekstraksi nematoda parasit
-
Upload
andrixinata-b -
Category
Documents
-
view
1.528 -
download
5
Transcript of ekstraksi nematoda parasit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nematoda merupakan salah satu karyotida yang multiseluler dan
heterotrofik. Tubuhnya tidak bersegmen dan berbentuk silindris
memanjang. Selain itu, tubuhnya simetris bilateral dengan tubuh warna
tubuh yang transparan. Hewan yang mempunyai tiga blastula atau tiga
lapisan (triploblastik) ini, mempunyai rongga tubuh yang semu. Sistem
tubuhnya pun lengkap, berupa sistem pencernaan, sistem ekskresi,
sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Dinding
tubuhnya terdiri dari, kutikula luar, lapisan antara, hypodermis, dan
bagian dalam otot membujur. Nematoda ada yang memiliki stilet pada
alat mulutnya, yang menunjukkan nematoda tersebut parasit tanaman
ataukah bukan merupakan parasit.
Klasifikasi nematoda ke dalam marga dan jenis tertentu
berkembang dari adanya keinginan mengorganisasikan sejumlah
informasi menjadi suatu unit yang berguna. Perbedaan struktur yang
terlihat dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan nematoda ke
dalam marga dan jenis tertentu. Tanda-tanda yang terdapat pada
permukaan kutikula dan struktur dalam sangat penting untuk
membedakan jenis nematoda.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini adalah :
1. Dapat mengekstraksi tanah dan akar untuk membuat suspensi
nematoda
2. Dapat mengenal dan mengidentifikasi jenis-jenis nematoda yang
hidup di tanah atau akar tanaman
3. Dapat mengetahui struktur tubuh nematoda, serta mengidentifikasi
nematoda parasit tumbuhan.
1
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Pada ekstraksi tanah
5 gram tanah
800 ml air
Saringan kasar ukuran 20 mesh
Saringan halus ukuran 400 mesh
Pada ekstraksi akar :
5 gram akar
Air
Saringan ukuran 500 mesh
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Alat untuk mensuspensi nematoda
Mikroskop cahaya
Mikroskop stereo
Lampu 220 V/50 Hz
Kaca preparat
Kaca penutup
Pipet
Cawan
Jarum inokulasi
2.2 Metode
2
Pada ekstraksi tanah, metode yang dilakukan diawali dengan
mengambil tanah di sekitar tanaman yang telah ditentukan sebanyak 5
gram. Tanah tersebut dicampur dengan 800 ml air, kemudian disaring
dengan saringan kasar ukuran 20 mesh dan diambil airnya. Setelah itu,
disaring kembali dengan saringan halus ukuran 400 mesh dan diambil
kembali airnya. Air tanah yang telah disaring tersebut di sentrifikasi
dengan tekanan 1.700 r.p.m selama ± 5 menit, kemudian airnya di
buang dan diberi larutan gula 40-50 %. Setelah itu, dilakukan kembali
sentrifikasi dengan tekanan yang sama selama ± 1 menit. Kemudian
hasil dari sentrifikasi itu, disaring dengan saringan ukuran 400 mesh
dan 500 mesh, lalu hasil saringan itu disimpan dalam kulkas dengan
suhu ± 12° C. Suspensi nematoda dari tanah pun jadi.
Pada ekstraksi akar, metode yang dilakukan diawali dengan
mengambil akar yang telah ditentukan sebanyak 5 gram. Akar tersebut
dicuci menggunakan air dan dipotong dengan ukuran ± 1 cm. Setelah
air di akar tiris, akar tersebut dimasukkan ke dalam alat fogging dan
dilakukan pengabutan (mistifier). Suspensi nematoda dari akar pun jadi.
Setelah suspensi nematoda jadi, metode yang dilakukan
selanjutnya adalah “Metode Pemancingan”. Metode pemancingan
merupakan metode yang digunakan untuk mengambil nematoda dari
cawan ke kaca preparat untuk diamati di bawah mikroskop. Dalam
metode dibutuhkan kesabaran dan ketelitian karena tingkat kesulitan
dalam proses pemancingan sangat tinggi. Suspensi nematoda dalam
cawan diamati dengan menggunakan mikroskop stereo dengan bantuan
lampu sebagai sumber cahaya untuk mempermudah dalam melihat
nematoda yang akan dipancing. Dalam proses pemancingan digunakan
jarum inokulasi sebagai alat pancing nematoda. Setelah proses
pemancingan dan nematoda telah diperoleh, maka nematoda tersebut
diletakkan di kaca preparat yang sebelumnya telah ditetesi air steril.
Kemudian kaca preparat itu ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan
pun dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya.
BAB III
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil ekstraksi tanah
Nama Tanaman Bentuk
Nematoda
Nama Nematoda Jumlah
Nematoda
Kana │
│
Scotellenoma brachyurum
Pratylencus
5
Pisang │
G
│
Trichodorus primitivas
Tylencorhyncus dubius
Heterodera schochtli
7
Jarak │ Rotylencus robustus (2) 10
Jeruk G
G
│
C
C
Pratylenchus
Hirschmanniella
Pettamigatus
Helicorylenchus
Tylencus
7
Nanas C
C
│
C
G
Rotylenchulus (1)
Helicorylenchus (2)
Rodopholus (3)
Trichodorus (1)
Pratylenchus penetrans (1)
72
Rumput C
│
Rotylenchulus
Scotellenoma
13
Mahkota Dewa Logidorus
Belonolaimus
Hirshmanniella
Hemicycliophora
17
Hasil ekstraksi akar
4
Nama Tanaman Bentuk
Nematoda
Nama Nematoda Jumlah
Nematoda
Kana C
│
Tidak berhasil dipancing 1
4
Pisang G
C
│panjang
│pendek
S
Pratylenchus penetrans
Rotyrenchulus reniformis
-
-
-
40
87
12
19
35
Jarak C Ditylenchus dipsaci 2
Jeruk │
J
│
Pratylenchus penetrans
Pratylenchus vereculatus
Rotyrenchulus reniformis
19
7
1
Nanas │
C
G
Ditylenchus dipsaci
Tidak berhasil dipancing
Tidak berhasil dipancing
12
2
3
Rumput C
│
G
Rotyrenchulus reniformis
Nematoda non-parasit
Peltamigratus holdemani
5
4
6
Mahkota Dewa - - -
Hasil pengamatan ekstraksi akar nanas di bawah mikroskop cahaya
Gambar diambil oleh : kelompok 4
Literatur
5
http://www.inra.fr/hyppz/RAVAGEUR6dit http://www.agroatlas.spb.ru/en/cont
dip.htm (diakses 14 November 2008) ent/pests/Ditylenchus _dipsaci/
(diakses 14 November 2008)
3.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, praktikan membuat ekstraksi dari akar
nanas. Nematoda yang didapat dari ekstraksi tersebut hanya satu jenis,
dan bedasarkan hasil pengamatan morfologi nemtoda tersebut adalah
Ditylenchus dipsaci yang berbentuk │.
Ditylenchus dipsaci merupakan salah satu nematoda yang berasal
dari kelas Tylenchoidea, genus Ditylenchus, dan family Anguinidae.
Nematoda ini menyerang hampir 1.200 jenis tanaman liar dan tanaman
perkebunan. D. dipsaci merupakan nematoda batang dan kuncup yang
tergolong dalam nematoda endoparasitik yang berpindah-pindah
memakan jaringan batang, petiol, daun, polong, dan biji. D. dipsaci
sebagai penyebab kerusakan yang berasal dari tanah larva stadium ke-4
yang melakukan penetrasi pada bibit muda pada bagian tanaman di
bawah permukaan tanah setelah biji berkecambah. Kerusakan akan
lebih parah apabila populasi nematoda tersebut berada di dalam jaringan
pada saat tanam. Keadaan yang dingin dan lembab merupakan keadaan
yang sangat sesuai untuk infeksi nematoda dan perkembangan penyakit.
Apabila suhu meningkat selama periode tanam, maka perkembangan
tidak tampak lagi dan tanaman seolah-olah pulih kembali.
6
Tubuh Ditylenchus dipsaci berukuran 0.9-1.8 mm. D. dipsaci
dapat bertahan hidup di dalam tanah dalam keadaan diapause selama 8-
9 tahun. D. dipsaci meletakkan telur dimulai pada suhu 1-5° C dengan
suhu optimum pada 13-18° C. Pada suhu optimum tersebut, D. dipsaci
betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 250 telur. D. dipsaci
menyelesaikan satu generasinya dalam waktu 19-23 hari pada suhu 15°
C. Aktivitas nematoda ini terhenti pada suhu 36° C. Nematoda ini
mampu menyerang tanaman pada tanah yang berat maupun yang
ringan, walaupun demikian serangan lebih banyak terjadi pada tanah-
tanah yang berat.
Ditylenchus dipsaci juga mampu hidup di dalam tanah tanpa
tanaman inang selama lebih dari satu tahun dan stadium larva ke-4
mampu hidup dalam keadaan anabiosis selama bertahun-tahun.
Nematoda ini sering menggerombol bersama membentuk “wol
nematoda” apabila jaringan tanaman mulai mengering. Wol tersebut
sering dapat diamati pada biji di dalam polong yang mendapat serangan
berat. Kehadiran larva stadium ke-4 di dalam biji mapun di dalam sisa-
sisa tanaman merupakan penyebaran pasif yang sangat penting untuk
nematoda tersebut terutama untuk penyebaran jarak jauh.
Pada pengamatan ini terdapat sedikit kejanggalan yang terjadi
karena pengamatan berdasarkan morfologinya nematoda yang
ditemukan di akar tanaman nanas ini adalah Ditylenchus dipsaci.
Sementara itu berdasarkan studi pustaka yang kami lakukan, sedikit
janggal. Ditylenchus dipsaci adalah nematoda yang umumnya hidup
parasit pada tanaman terutama pada spesies allium, khususnya bawang
merah danbawang putih. Sementara itu nanas tidak termasuk kedalam
spesies tersebut.
Jika dilihat tanaman-tanaman yang menjadi inang dari Ditylenchus
dipsaci pada umumnya adalah tanaman yang memiliki struktur akar
yang lunak. Sementara itu nanas merupakan tanaman yang memiliki
akar yang kokoh dan berstruktur keras.
7
Namun berdasarkan studi pustaka tersebut, dikatakan bahwa
Ditylenchus dipsaci menyerang sekitar 1.200 tanaman. Maka bukan
sesuatu hal yang mustahil apabila Ditylenchus dipsaci dapat menyerang
nanas yang menjadi sample kami, sebab sampel kami berasal dari
tanaman nanas yang ditanam di dalam polibag dan ditempatkan pada
lokasi yang ternaungi. Dengan keadaan ternaungi dan di polibag, maka
kelembaban tanah dan kandungan air dalam polibag tersebut
kemungkian tinggi. Sementara itu Ditylenchus dipsaci adalah nematoda
yang sangat mudah tumbuh dalam kondisi suhu rendah kelembaban
tinggi serta kadar air yang cukup.
Berdasarkan hasil pengamatan juga diidentifikasi bahwa jumlah
nematoda yang terdapat dalam akar lebih banyak dari yang terdapat di
dalam tanah. Hal tersebut terjadi karena pada umumnya nematoda
adalah parasit. kemudian nematoda parasit tersebut lebih banyak hidup
di dalam tubuh inangnya daripada hidup di dalam tanah. Hanya
sebagian kecil nematoda yang bukan merupakan parasit dan hidup di
tanah. Akan tetapi ragam spesies nematoda yang berada di dalam tanah
lebih banyak dibandingkan dengan yang berada di dalam akar. Hal ini
mungkin karena ragam kebanyakan tumbuhan yang diamati adalah
tumbuhan yang bukan merupakan inang nematoda tersebut.
Namun tidak menutup kemungkinan ragan tersebut dikarenakan
kesalalan praktikan dalam melakukan prosedur pengambilan sampel
atau dalam penghitungan jumlah nematoda dan identifikasi jenis
nematoda. Misalkan pada saat pengambilan tanah, banyak akar yang
ikut terambil dan hancur, sehingga nematoda yang berada dalam akar
yang terambil ikut bersamaan dengan tanah.
8
KESIMPULAN
Dari hasil ekstraksi hingga menjadi suspensi,banyak sekali nematoda
yang ditemukan. Hal ini berguna dalam identifikasi dan untuk pengendalian.
Fase istirahatnya pun beragam, ada yang berbentuk │, C, dan G. jumlah
nematoda yang ada di dalam akar lebih banyak dari jumlah nematoda yang
berada di dalam tanah. Sementara jenis nematoda yang berada di dalam tanah
lebih banyak daripada jenis nematoda yang berada di dalam akar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dropkin V. H. 1998. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Supratoyo,
penerjemah. Terjemahan Dari : Introduction to Plant Nematology.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ditylenchus_dipsaci (diakses tanggal 14
November 2008)
http://plpnemweb.ucdavis.edu/Nemaplex/Taxadata/G042S1.HTM (diakses
tanggal 14 November 2008)
http://www.agroatlas.spb.ru/en/content/pests/Ditylenchus_dipsaci/ (diakses
tanggal 14 November 2008)
http://www.inra.fr/hyppz/RAVAGEUR/6ditdip.htm (diakses tanggal 14
November 2008)
Luc M. , Sikora R. A. , dan Bridge J. 1995. Nematoda Parasitik Tumbuhan di
Pertanian Subtropik dan Tropik. Supratoyo, penerjemah. . terjemahan
Dari : Plant Parasitic Nematodos in Subtropical and Tropical
Agriculture. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
10