Tiket Masuk Nematoda

6
Nama : Asmidyah Dwi Rahayu NIM : 125040201111019 Kelompok : Kamis, 11.00-12.40 Asisten : Ghassani Anggiah 1. Meloidogyne spp. Menurut Durahman, dkk, 2014 Meloidogyne spp. memiliki bentuk tubuh sedikit gemuk, dan memanjang. Di bagian kepala nampak seperti topi yang sedikit menonjol dan ada pula yang berbentuk lembah pada bagian tengah bibir. Memiliki stilet yang kuat disertai dengan knob berukuran kecil hingga sedang. Memiliki ekor tumpul dibagian ujungnya, dan pada beberapa nematoda lain dari genus ini umumnya memiliki ujung ekor membulat, dan pada nematoda jantan kadang terdapat bursa. Nematoda ini memiliki panjang tubuh rata-rata 14,47 µm. Nematoda Meloidogyne memiliki spektrum inang yang sangat luas. Bahkan diseluruh dunia. Inang-inang tersebut diantaranya sayuran, kacang-kacangan, sereal, rerumputan, semak, pohon, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman berkayu. Menurut Siddiqi, 2000 dalam Durahman, dkk, 2014 nematoda Meloidogyne memiliki kutikula yang tebal, stilet bulat atau silindris yang biasanya berukuran 12-15 µm dengan knob yang kecil. Dropkin, 1991 dalam Durahman, dkk, 2014 juga menyebutkan bahwa nematode Meloidogyne memiliki panjang tubuh lebih dari 0,5 mm dan lebarnya antara 0,3-0,4 mm. Nematoda betina memiliki bentuk seperti botol, mempunyai leher pendek, dan tidak memiliki ekor. Memiliki juvenil mirip seperti pada Heterodera, namun berukuran lebih kecil, dan memiliki stilet yang lebih pendek dan lebih kecil.

description

tiket masuk praktikum IPT materi nematoda

Transcript of Tiket Masuk Nematoda

Nama: Asmidyah Dwi Rahayu

NIM: 125040201111019

Kelompok: Kamis, 11.00-12.40

Asisten: Ghassani Anggiah

1. Meloidogyne spp.

Menurut Durahman, dkk, 2014 Meloidogyne spp. memiliki bentuk tubuh sedikit gemuk, dan memanjang. Di bagian kepala nampak seperti topi yang sedikit menonjol dan ada pula yang berbentuk lembah pada bagian tengah bibir. Memiliki stilet yang kuat disertai dengan knob berukuran kecil hingga sedang. Memiliki ekor tumpul dibagian ujungnya, dan pada beberapa nematoda lain dari genus ini umumnya memiliki ujung ekor membulat, dan pada nematoda jantan kadang terdapat bursa. Nematoda ini memiliki panjang tubuh rata-rata 14,47 m. Nematoda Meloidogyne memiliki spektrum inang yang sangat luas. Bahkan diseluruh dunia. Inang-inang tersebut diantaranya sayuran, kacang-kacangan, sereal, rerumputan, semak, pohon, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman berkayu.

Menurut Siddiqi, 2000 dalam Durahman, dkk, 2014 nematoda Meloidogyne memiliki kutikula yang tebal, stilet bulat atau silindris yang biasanya berukuran 12-15 m dengan knob yang kecil. Dropkin, 1991 dalam Durahman, dkk, 2014 juga menyebutkan bahwa nematode Meloidogyne memiliki panjang tubuh lebih dari 0,5 mm dan lebarnya antara 0,3-0,4 mm. Nematoda betina memiliki bentuk seperti botol, mempunyai leher pendek, dan tidak memiliki ekor. Memiliki juvenil mirip seperti pada Heterodera, namun berukuran lebih kecil, dan memiliki stilet yang lebih pendek dan lebih kecil. Sedangkan nematoda jantan menurut Mulyadi, 1995 dalam Durahman, 2014 memiliki bentuk seperti cacing, berhabitat didalam tanah, dan memiliki panjang antara 1-2 mm. Dan apabila diperlakukan menggunakan panas, tubuh nematoda akan mati dan tubuhnya bereaksi membentuk lingkaran 180. Memiliki stilet dan kerangkan kepala yang kuat dan tidak berlekuk. Panjang stilet hampir dua kali lipat panjang stilet betina. Memiliki ekor yang pendek dan membulat membentuk setengah lingkaran. Memiliki spikula yang kuat dan tidak memiliki bursa. Larva instar kedua berbentuk silindris seperti cacing, dimana memiliki panjang 450 m. Memiliki ekor berbentuk kerucut, dimana memiliki bagian yang berwarna hialin dan dimulai dari bagian yang dekat dengan ujung ekor.

Sumber: Durahman, dkk, 2014

2. Nematoda Sista Kuning

Menurut Achrom, dkk, 2011 NSK atau nematoda sista kuning pertama kali ditemukan di Jerman pada tahun 1913 dan sekarang tersebar di berbagai daerah di Eropa. G. pallida merupakan spesies nematoda yang sangat mirip dengan G. rostochiensis, namun terdapat perbedaan pada beberapa morfologinya. Penyebaran NSK ini dapat melalui bibit/umbi kentang, tanah, alat pertanian dan dapat pula terbawa oleh aktivitas manusia dan oleh air. Perbedaan utama kedua spesies Globodera terletak pada warna sista dewasa betina dan stiletnya. Betina dewasa G. rostochiensis berwarna putih kemudian menjadi kuning keemasan, sedangkan G. pallida dewasa betinanya berwarna putih tetapi pada beberapa populasi ada yang berubah menjadi krem. Stilet G. rostochiensis memiliki pangkal (knob) membulat ke arah posterior, sedangkan G. pallida meruncing ke arah anterior.

Gambar Knob pada G. rostochiensis dan G. pallida, Sumber: Departemen Pertanian, 2005

3. Gejala Tanaman Terserang Nematoda

Menurut Luc et al, 1995 dalam Rahmad, 2009 gejala yang ditimbulkan lapang pada tanaman yang terserang nematoda Meloidogyne sp. adalah tanaman menjadi berukuran kerdil, daunnya berubah menjadi kekuningan dan ketahanannya menjadi hilang, terjadi pembengkaan dan puru pada perakaran, dan cenderung layu pada saat cuaca panas. Ujung akar yang terserang akan menunjukkan pembengkakan dan pembengkokan, dimana merupakan gejala serangan khas yang ditimbulkan akibat serangan nematoda M. Graminicola dan M. Oryza. Sedangkan pada lahan yang kering dan lahan yang kadangkala tergenang air dangkal, semua spesimen mampu menyebabkan hambatan pertumbuhan yang parah, dapat mengakibatkan tidak berisinya gabah, jumlah anakan yang dihasilkan berkurang, terjadinya klorosis, layu dan rendahnya hasil panen.

Gambar Akar Tanaman yang Terserang Meloidogyne spp., Sumber: Harni, dkk, 2007

Gejala yang nampak akibat serangan NSK adalah terjadinya kerusakan sistem perakaran yang menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan unsur hara. Pada perakaran tanaman yang terserang terdapat nematoda betina berwarna putih dan sista berwarna putih, kuning emas sampai coklat mengkilat. Sista muda G. rostochiensis berwarna coklat mengkilat, bulat dan mempunyai projecting neck, sista G. rostochiensis melalui fase berwarna kuning sebelum pecah pada kortek akar sedangkan G. pallida tetap berwarna krem sampai menjadi sista berwarna coklat. Permukaan umbi yang terserang pecah-pecah atau terdapat lekuk-lekuk kecil. Tanaman kerdil (pertumbuhan terhambat) dan daunnya menguning (klorosis) serta layu pada siang hari. Interaksi antara NSK dengan patogen lainnya menyababkan kerusakan tanaman lebih parah. Keparahan penyakit dalam hubungannya dengan berat umbi kentang yang dihasilkan adalah tergantung dari jumlah telur NSK per unit tanah (CABI 2007).

4. Metode Ekstraksi Nematoda

Menurut Durahman, 2014 teknik ekstraksi yang digunakan adalah Metode Corong Baerman. Sampel tanah maupun bagian akar dibersihkan dari kotoran lain. Sampel akar tanaman diiris hingga berukuran 0,5-1 cm dan ditimbang sebanyak 50 gr, sedangkan sampel tanah sebanyak 100 gr. Kemudian masing-masing sampel perlahan-lahan dituangkan ke dalam saringan yang telah dilapisi kertas saring dan terpasang pada Corong Baerman. Setelah itu disiram air sampai membasahi permukaan sampel, kemudian didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, suspensi diambil dan ditampung pada wadah/botol. Dalam hal ini ektraksi akar tanaman dan tanah dilakukan pada Corong Baerman yang berbeda. Hasil ekstraksi dalam bentuk suspensi dituangkan dalam cawan petri dan diamati di bawah mikroskop stereo. Kemudian nematoda diambil menggunakan kait nematoda dan diletakan di atas objek glass yang sebelumnya telah ditetesi larutan fiksatif formal gliserin (FG 4-1). Kemudian ditutup dengan cover glass dan diberi kutek, kemudian diamati di bawah mikroskop kompon dengan camera digital OLYMPUS CX31, untuk dilakukan identifikasi.

Menurut Prabowo, 2015 isolasi nematoda juga dapat dilakukan dengan metode pengkabutan/Funnel Spray. Pertam-tama akar dan daun dicuci bersih, kemudian dipotong sepanjang 0,5 cm. Akar dan daun tadi ditempatkan dalam seperangkat alat isolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam alat pengkabutan. Setelah itu didiamkan selama 3 hari, yang kemudian dapat dipanen dengan menggunakan saringan yang berdiameter 35 mikron dan botol semprot. Dimana hasil dari saringan tadi disimpan dalam botol sampel lalu diamati dibawah mikroskop.

DAFTAR PUSTAKA

Achrom, M., dkk. 2011. Analisis Dampak Ekonomi Nematoda Sista Kentang (Globodera rostochiensis (Woll) Behrens dan Globodera pallida (Stone) Behrens). Hal 1-23.

CAB International. 2007. Crop Protection Compedium [CD-ROM], Wallingford, UK: CAB International, 2 CD-ROM dengan penuntun di dalamnya.

Durahman, Dede, Hagus Tarno, dan Bambang Tri Rahardjo. 2014. Eksplorasi Nematoda Parasit Tumbuhan pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth) di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar. Vol 2 No 4. Hal 1-10.

Harni, Rita, Abdul Munif, Supramana., Mustika, Ika. 2007. Potensi Bakteri Endofit Pengendali Nematoda Peluka Akar (Pratylenchus Brachyurus) Pada Nilam. Journal of Bioscience. Vol. 14, No. 1

Prabowo, Heri. 2012. Jenis Nematoda yang Ditemukan pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum) dan Rhizosfer Sekitarnya di Area Persawahan Niten, Bantul, Yogyakarta. Vol 5, No 2, Hal 76.

Rahmad, Lingga. 2009. Uji Nematisida Jamur Endofit Tanaman Padi (Oryza sativa L) terhadap Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp).