Paper Kapasitas Jalan Fix

download Paper Kapasitas Jalan Fix

of 6

description

Teknik Lalu Lintas

Transcript of Paper Kapasitas Jalan Fix

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHiruk pikuk kemacetan di Jakarta bukanlah hal yang lazim tentunya bagi para penduduk Ibukota Indonesia ini karena kemacetan merupakan masalah sehari-hari warga Jakarta. Kemacetan yang terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu-lintas di ibukota terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jalan dan pertambahan jumlah kendaraan tidak seimbang sehingga membuat lalu-lintas Jakarta begitu macet.Kemacetan lalu lintas yang menjadi masalah utama kota Jakarta sudah menjadi rahasia umum. Pada tahun 2011 Presiden SBY telah menegaskan bahwa Jakarta harus bebas dari kemacetan lalu-lintas pada tahun 2020 dan harus ada kemacuan yang signifikan pengurangan kemacetan pada tahun 2014, oleh karena itu warga Jakarta dan Pemerintah harus memikirkan hal-hal untuk memperbaiki dan mencari berbagai alternatif upaya pemecahan masalah kemacetan di Jakarta.Walaupun saat ini sudah ada transjakarta atau busway tetapi itu tidak menjamin bahwa kemacetan di Jakarta bisa di atasi. Pada tahun 2009 saja , jumlah kendaraan kembali naik menjadi 6,7 juta dengan rincian 2,4 juta mobil dan 4,3 juta motor. Pada 2010, peningkatan jumlah kendaraan menembus angka 7,29 juta dengan rincian 2,56 juta mobil dan 4,73 juta motor. Pada tahun 2011, meningkat lagi jadi 7,34 juta kendaraan, kendaraan roda empat sebesar 2,5 juta dan kendaraan roda dua hampir 5 juta. Memang tahun ke tahun jumlah volume kendaraan di ibukota bukannya semakin berkurang tapi malah semakin bertambah, tapi itulah kenyataannya. Untuk itu harus ada upaya ekstra dan tegas yang harus dilakukan oleh pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah1. Mengapa bisa terjadi kemacetan?2. Mengapa kemacetan ini terus bertambah setiap tahunnya?3. Apakah ruas jalan yang ada berpengaruh terhadap kemacetan?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui sejauh mana kemacetan ini terjadi.2. Untuk menganalisa penyebab kemacetan di Jakarta.

1.4 Sumber DataSumber data yang penulis pakai adalah data primer dalam bentuk observasi dan data sekunder dalam bentuk browsing melalui internet.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Waktu dan Asal Terjadinya KemacetanBagi Jakarta, seolah tiada hari tanpa kemacetan, kecuali pada saat hari-hari raya keagamaan seperti saat lebaran maupun natalan, karena pada saat lebaran maupun natalan ruas-ruas jalan di Ibukota Indonesia ini begitu lengang karena banyak warga ibukota yang merayakan lebaran maupun natalan bersama keluarga di luar kota Jakarta. Kebanyakan warga Jakarta dan sekitarnya pasti sering mengalami betapa besarnya perjuangan untuk mencapai tempat kerja,kampus maupun sekolahan bila keluar rumah lewat dari pukul 07.00 pagi, karena pada saat itu kemacetan sudah dimulai terjadi. Puncaknya pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja salah satunya di daerah Stasiun Kota-Kota Tua Jl. Taman Stasiun Kota No. 1, Jakarta Barat.

Mengapa kemacetan lalu lintas di Jakarta senantiasa terjadi pada jam-jam yang disebutkan di atas? Jakarta bagaikan kota sentral yang di kelilingi oleh kota-kota satelit yaitu: Tanggerang dan sekitarnya, Bogor dan sekitarnya serta Bekasi dan sekitarnya.Pada saat tertentu kendaraan keluar-masuk Jakarta banyak yang berasal dari warga Jakarta sendiri tetapi juga ditambah kendaraan yang berasal dari kota-kota satelit yang jumlah menyamai atau mungkin melebihi kendaraan asal Jakarta. Ada yang sekedar melewati (misalnya dari Tangerang menuju Bekasi akan melewati Jakarta), tetapi ada juga yang memasuki Jakarta dan berdiam atau berkeliaran selama beberapa jam sebelum kembali ke kota masing-masing.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemacetan2.2.1 Pertambahan Jumlah KendaraanPemicu utama kemacetan adalah pertambahan jumlah kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia. Hal ini membuat banyak permasalahan yang timbul sehingga pelayanan angkutan jalan raya semakin buruk seiring dengan perkembangan perkotaan. Betapa tidak, pada akhir tahun 2011 sesuai data yang dimiliki Satlantas Polrestabes Jakarta jumlah panjang jalan di seluruhnya hanya 2.096.690 meter atau 2.096,69 km saja. Namun, jumlah kendaraan bermotor meningkat pesat, dari sepeda motor, truk, mobil angkutan, dan mobil beban. Hingga September 2010, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta sudah mencapai 3.895.061 unit. Jika semua kendaraan itu dijajar di jalan raya, panjangnya bisa mencapai 10.923.543 meter atau 10.923,5 km. Secara sederhana perbandingannya menjadi 1 meter jalan untuk 5 meter panjang kendaraan atau (1:5). Jika dibayangkan semua kendaraan ada dijalan, maka bisa dibayangkan akan ada kendaraan yang berada diluar jalan. Artinya jika pertumbuhan jalan atau kapasitas jalan tidak bertambah maka Jakarta akan menjadi kota yang sangat sesak.Yang cukup menggelitik hati adalah banyak orang yang berpergian dengan menggunakan mobil dimana didalamnya hanya berisi 1 orang. Hal ini menegaskan bahwa 1 orang tersebut telah memakan jalan untuk 5-6 orang. Kenapa? Karena dilihat dari ukuran mobil yang panjangnya mencapai 3 meter dan lebar sekitar 1.5 meter yang seharusnya bisa digunakan oleh 5-6 orang hanya dipakai oleh 1 orang.Pertumbuhan pemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen setahun yang pada gilirannya digunakan di jalan sehingga beban jaringan jalan menjadi semakin berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300 an kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan kendaraan pribadi ini didominasi oleh sepeda motor dengan pangsa hampir sebesar 80 persen. Angka pemilikan kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir yang cukup serius dengan seringnya dilakukan pelanggaran parkir.

2.2.2 Kapasitas JalanKapasitas adalah volume maksimum yang melewati infrastruktur (jalandan persimpangan) dalam kondisi kondisi yang khusus. Kapasitas lebih dikenal dengan Daya tampung maksimal suatu ruas jalan terhadap kapasitas volume lalu lintas yang melintas. Kapasitas ruas jalan berbeda beda kemampuannya tergantung / dipengaruhi lebar dan penggunaan jalan tersebut (untuk satu atau dua arah). Penentuan kinerja segmen jalan akibat arus lalu lintas yang ada atau yang diramalkan dimana kapasitas dapat juga dihitung, yaitu arus maksimum yang dapat dilewatkan dengan mempertahankan tingkat kinerja tertentu. Lebar jalan atau jumlah lajur yang diperlukan untuk melewatkan arus lalu-lintas tertentu, dengan mempertahankan tingkat kinerja tertentu dapat juga dihitung untuk tujuan perencanaan. Pengaruh kapasitas dan kinerja dari segi perencanaan lain, misalnya pembuatan median atau perbaikan lebar bahu, dapat juga diperkirakan. (MKJI, 1997 ; 5-17).

2.2.3 Rasio Infrastruktur Transportasi dengan Luas Lahan Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia kota-kota di Indonesia mempunyai ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung rendah, sebagai contoh, Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan kota-kota di Amerika Utara berkisar diantara 25-35 persen di Eropa berkisar antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal jumlah kendaraan per kapita juga sudah sangat tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu permasalahan di kota-kota besar Indonesia.

BAB 3PENUTUP3.1 KesimpulanDari pembahasan di Bab 2 sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penyebab dari kemacetan disebabkan oleh:1. Pertambahan ruas jalan yang tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnya.2. Pemakaian mobil pribadi yang tidak efisien.3. Kondisi transportasi umum yang tidak memadai sehingga tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat.

3.2 SaranSaran yang dapat penulis berikan yaitu:1. Peningkatan jumlah ruas jalan atau pengurangan jumlah kendaraan pribadi agar ruas jalan sebanding dengan jumlah kendaraan.2. Peningkatan kuantitas armada busway dan peningkatan kualitas pelayanan busway agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke busway.

Teknik Lalu Lintas6