Paper Filsafat Kelompok 4

22
POLICY MAKING ABTRAKSI Geoffrey Vickers (dalam Hayat,) berpendapat bahwa pembuatan kebijakan secara rinci adalah ”sekumpulan hubungan atau norma dalam memerintah yang biasanya disebut sebagai sekumpulan tujuan, sasaran yang ingin dicapai dan hasil...” Menurut Nigro dan Nigro faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan : Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi Adanya pengaruh dari kelompok luar Adanya pengaruh keadaan masa lalu Public relations adalah keseluruhan kegiatan yang dijalankan oleh suatu organisasi terhadap fihak- fihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan memperoleh dukungan fihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya dan sebaik-baiknya kepada fihak lain itu mengenai semua segi aktivitas organisasi agar supaya fihak-fihak lain itu mempunyai gambaran yang tepat serta pengertian yang benar tentang organisasi sehingga fihak-fihak lain itu dengan sukarela memberikan dukungan terhadap organisasi serta kegiatan-kegiatannya.

Transcript of Paper Filsafat Kelompok 4

Page 1: Paper Filsafat Kelompok 4

POLICY MAKING

ABTRAKSI

Geoffrey Vickers (dalam Hayat,) berpendapat bahwa pembuatan kebijakan

secara rinci adalah ”sekumpulan hubungan atau norma dalam memerintah yang

biasanya disebut sebagai sekumpulan tujuan, sasaran yang ingin dicapai dan

hasil...”

Menurut Nigro dan Nigro faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan

kebijakan :

● Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar

● Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi

● Adanya pengaruh dari kelompok luar

● Adanya pengaruh keadaan masa lalu

Public relations adalah keseluruhan kegiatan yang dijalankan oleh suatu

organisasi terhadap fihak-fihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan

memperoleh dukungan fihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan

sebaik-baiknya. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-

jelasnya dan sebaik-baiknya kepada fihak lain itu mengenai semua segi aktivitas

organisasi agar supaya fihak-fihak lain itu mempunyai gambaran yang tepat serta

pengertian yang benar tentang organisasi sehingga fihak-fihak lain itu dengan

sukarela memberikan dukungan terhadap organisasi serta kegiatan-kegiatannya.

Dalam pembuatan kebijakan diperlukan berbagai macam unsur pendukung

untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Aktor pembuat kebijakan seperti para

administrator harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan menjalin human relations

yang baik dalam suatu wadah organisasi. Dan para administrator harus

mementingkan kepentingan publik dalam menjalankan tugasnya. Sehingga jika

semua unsur itu digabung akan tercipta tujuan organisasi yang maksimal.

Oleh sebab itu, titik tolak dari semua pembahasan di atas tentang proses,

pola dan teknik pengambilan kebijakan adalah manusia, baik ia berperan sebagai

subyek maupun objek keputusan. Pendapat ini sesuai filsafat administrasi modern

yang mengatakan bahwa manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap

Page 2: Paper Filsafat Kelompok 4

organisasi, apapun tujuannya, bagaimanapun strukturnya, dari betapa beraneka

ragampun kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakannya.

2

Page 3: Paper Filsafat Kelompok 4

BAB I

PEMBAHASAN

Pengertian Kebijakan

Menurut Amara Raksasataya (dalam Islamy,2007: 17) : suatu taktik dan

strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan mempunyai 3 elemen yaitu:

1. Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

2. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

3. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata

dari taktik atau strategi.

Geoffrey Vickers (dalam Hayat,) berpendapat bahwa pembuatan kebijakan secara

rinci adalah ”sekumpulan hubungan atau norma dalam memerintah yang biasanya

disebut sebagai sekumpulan tujuan, sasaran yang ingin dicapai dan hasil...”

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan :

Menurut Nigro dan Nigro faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan

kebijakan :

● Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar

● Adanya pengaruh kebiasaan lama (konservatisme) dan nigro menyebutnya

sunk costs seperti kebiasaan investasi modal

● Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi

● Adanya pengaruh dari kelompok luar

● Adanya pengaruh keadaan masa lalu

Menurut Nigro dan Nigro kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses

pembuatan keputusan :

● Cara berpikir yang sempit (cognitive nearsightedness)

● Adanya asumsi bahwa masa depan akan mengulangi masa lalu (assumption

that future will repeat past)

● Terlampau menyederhanakan sesuatu (over simplification)

● Terlampau menggantungkan pada pengalaman satu orang (overreliance on

one’s own experience)

3

Page 4: Paper Filsafat Kelompok 4

● Keputusan-keputusan yang dilandasi oleh pra konsepsi pembuat keputusan

(preconceived nations)

● Tidak adanya keinginan untuk melakukan percobaan (unwillingness to

experiment)

● Keengganan untuk membuat keputusan (reluctance to decide)

Aktor-aktor Pembuat Kebijakan

Menurut Goerl memberikan gambaran tentang adanya tiga macam perbedaan

administrasi publik yaitu:

● Administrator publik sebagai birokrat mempunyai karakteristik sebagai

pelaksana kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh superior politiknya

(pembuat kebijaksanaan). Dengan demikian ia tidak memiliki peran politik,

tetapi semata-mata instrumental yang mempunyai tanggungjawab

administratif. Ia hanya pelaksana kepentingan publik dan bukan yang berperan

dalam menerjemahkan/merumuskan kepentingan publik tersebut.

● Administrator publik sebagai pemain politik dalam artian bahwa ia berusaha

bekerja untuk memuaskan kepentingan publik atas dasar nilai-nilai

kemanusiaan dan selalu mempertahankan kepentingan orang tidak punya.

Dengan demikian ia terlibat dalam proses perumusan kebijakan negara. Dan

dalam memainkan peran politiknya tersebut ia selalu disemangati dengan

kepentingan publik.

● Administrator publik sebagai profesional mempunyai pengertian bahwa ia

memiliki kemampuan teknis dalam menjalankan tugas-tugasnya dan selalu

berorientasi pada pemberian pelayanan yang baik yang baik pada masyarakat.

Sesuai dengan profesionalisme yang dimiliki ia berfungsi dan mempunyai

posisi sebagai perumus kebijaksanaan negara yang berorientasi pada

kepentingan publik. Peran administrasi publik sebagai profesional ini adalah

merupakan potret administrator publik yang benar-benar berfungsi sebagai

abdi masyarakat, dimana di dalam melayani kepentingan publik didasarkan

pada etika profesionalnya. Kalau kepentingan publik adalah sentral maka

menjadikan administrator publik sebagai profesional yang proaktif adalah

mutlak, yaitu administrator publik yang selalu berusaha meningkatkan

4

Page 5: Paper Filsafat Kelompok 4

responsibilitas obyektif dan subyektifnya serta meningkatkan aktualisasi

dirinya.

Dalam proses kebijaksanaan, menurut Charles O. Jones (dalam Wahab,2008: 29-

32), sedikitnya ada empat tipe aktor yang terlibat yakni:

● Golongan Rasionalis

Ciri utama dari golongan ini adalah bahwa dalam melakukan pilihan

alternatif kebijaksanaan menempuh langkah-langkah:

1. mengidentifikasikan masalah

2. merumuskan tujuan dan menyusunnya dalam jenjang tertentu

3. mengidentifikasikan semua alternatif kebijaksanaan

4. meramalkan atau memprediksi akibat-akibat dari tiap alternatif

5. membandingkan akibat-akibat tersebut dengan selalu mengacu pada tujuan

6. memilih alternatif terbaik

perilaku golongan aktor rasionalis ini identik dengan peran yang

dimainkan oleh para perencana dan analis kebijaksanaan yang professional

yang amat terlatih dalam menggunakan metode-metode rasional apabila

menghadapi masalah-masalah publik.

● Golongan Teknisi

Peran yang dimainkan dalam hubungan ini ialah sebagai seorang spesialis

atau ahli yang dibutuhkan tenaganya untuk menangani tugas-tugas tertentu.

Nilai-nilai yang diyakini adalah nilai-nilai yang berkaitan erat dengan latar

belakang keahlian profesional mereka. Tujuan yang ingin dicapai biasanya

ditetapkan oleh pihak lain, mungkin oleh satu di antara golongan aktor yang

telah disebutkan di atas, atau boleh jadi gabungan dari golongan-golongan

aktor tersebut. Golongan teknisi umumnya menunjukkan rasa antusiasme dan

rasa percaya diri yang tinggi apabila mereka diminta untuk bekerja dalam

batas-batas pendidikan dan keahliannya, namun cenderung enggan untuk

melakukan peran pertimbangan-pertimbangan yang amat luas melampaui

batas-batas keahliannya tersebut.

● Golongan Inkrementalis

Golongan ini pada umumnya meragukan bahwa sifat yang komprehensif

dan serba rasional itu merupakan sesuatu yang mungkin dalam dunia yang

5

Page 6: Paper Filsafat Kelompok 4

amat penuh dengan ketidaksempurnaan ini. Golongan ini memandang tahap-

tahap perkembangan kebijaksanaan dan implementasinya sebagai suatu

rangkaian proses penyesuaian yang terus menerus terhadap hasil akhir dari

suatu tindakan. Dalam hubungan ini tujuan kebijaksanaan dianggap sebagai

konsekuensi dari adanya tuntutan-tuntutan, baik karena didorong kebutuhan

untuk melakukan sesuatu yang baru atau karena didorong kebutuhan untuk

menyesuaikan dengan apa yang sudah dikembangkan dalam teori.

● Golongan Reformis (Pembaharu)

Menurut Braybrooke dan Lindblom mengatakan bahwa hanyalah

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang sebelumnya telah dikenal dan yang akibat-

akibatnya menimbulkan perubahan kecil pada apa yang sudah ada yang akan

dipertimbangkan.

2.4 Teori-teori Pembuatan Kebijakan

● Teori Rasional Komprehensif

Unsur-unsur utama dari teori ini adalah

1. pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat

dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai

masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain.

2. tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat

keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rankingnya sesuai dengan

urutan kepentingannya.

3. berbagai alternatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara

seksama.

4. akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap alternatif

yang dipilih diteliti.

5. setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya, dapat

diperbandingkan dengan alternatif-alternatif lainnya.

6. pembuat keputusan akan memilih alternatif dan akibat-akibatnya yang

dapat memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang telah

digariskan.

Hasil dari proses tersebut adalah keputusan yang rasional, yakni suatu

keputusan yang dapat mencapai suatu tujuan yang paling efektif. Seorang ahli

6

Page 7: Paper Filsafat Kelompok 4

ekonomi dan matematika charles lindblom secara tegas menyatakan bahwa

para pembuat keputusan itu sebetulnya tidaklah berhadapan dengan masalah-

masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas. Kritik lain menyebutkan

bahwa teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional

pada diri pembuat keputusan. Biasanya diasumsikan bahwa seorang pembuat

keputusan akan memiliki cukup informasi mengenai berbagai alternatif yang

berkaitan dengan masalah yang dihadapinya dan selanjutnya ia akan sanggup

untuk meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif tersebur, di

samping sanggup untuk menyusun secara tepat suatu perbandingan biaya dan

manfaat dari alternatif-alternatif tersebut.

Untuk konteks negara-negara berkembang menurut R.S Milne (1972)

model ini jelas tidak akan mudah diterapkan. Sebabnya adalah informasi/data

statistik tidak memadai, tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai

untuk kondisi-kondisi negara sedang berkembang, ekologi budaya dimana

sistem pembuatan keputusan itu beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di

negara sedang berkembang umumnya dikenal amat lemah dan tidak sanggup

memasok unsur-unsur rasional dalam pengambilan keputusan.

● Teori Inkremental

Teori ini dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori

pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus

dipertimbangkan dan pada saat yang sama merupakan teori yang lebih banyak

menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam

mengambil keputusan sehari-hari. Pokok-pokok teori inkremental sebagai

berikut:

1. pemilihan tujuan dan sasaran dan analisis tindakan empiris yang

diperlukan untuk mencapainya dipandang sesuatu hal yang saling terkait

daripada sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu

hal yang saling terpisah.

2. pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa

alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan

alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau

marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada sekarang.

7

Page 8: Paper Filsafat Kelompok 4

3. bagi tiap alternatif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja

yang akan dievaluasi.

4. masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan diredifinisikan

secara teratur.

5. bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap

masalah.

6. pembuatan keputusan yang inkremental pada hakekatnya bersifat

perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki

ketidaksempurnaan dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi masalah

sosial yang ada sekarang daripada sebgai upaya untuk menyodorkan

tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa sekarang.

Lindblom yakin bahwa paham inkremental ini merupakan ciri khas proses

pembuatan keputusan dalam masyarakat yang strukturnya majemuk, seperti

amerika serikat. Tambahan pula, orang pada dasarnya bersikap pragmatis,

yakni tidak selalu berusaha menemukan satu-satunya cara yang terbaik untuk

mengatasi masalah, melainkan selalu berusaha menemukan cara pemecahan

masalah yang sekiranya dapat dilaksanakan. Dengan singkat dapat dikatakan

bahwa pandangan inkremental adalah model pembuatan keputusan yang

membuahkan hasil yang terbatas, praktis dan dapat diterima.

● Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)

Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni

menyodorkan konsepsi mixed scanning (pengamatan terpadu) sebagai suatu

pendekatan untuk pengambilan keputusan, yang memperhitungkan baik

keputusan-keputusan yang bersifat fundamental maupun keputusan-keputusan

yang bersifat inkremental dan memberikan urutan teratas bagi proses

pembuatan kebijaksanaan fundamental yang memberikan arahan dasar dan…..

proses-proses pembuatan kebijaksanaan inkremental yang melapangkan jalan

bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan ini

tercapai.

Model pengamatan terpadu ini, menurut Etzioni akan memungkinkan para

pembuat keputusan untuk memanfaatkan baik teori rasional komprehensif

maupun teori inkremental pada situasi yang berbada-beda. Dengan demikian,

8

Page 9: Paper Filsafat Kelompok 4

model pengamatan terpadu ini pada hakekatnya merupakan pendekatan

kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif

dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

Titik tolak dari semua pembahasan tentang proses, pola dan teknik

pengambilan keputusan adalah manusia, baik ia berperan selaku subjek

(pengambilan) keputusan selaku objek (pelaksana) keputusan. Pendapat ini

memang sesuai dengan filsafat administrasi modern yang mengatakan bahwa

manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap organisasi, apapun tujuannya,

bagaimanapun strukturnya, dari betapa beraneka ragampun kegiatan-kegiatan

yang harus dilaksanakannya.

Contoh : Bagan proses pembuatan kebijakan menurut wiliam dunn.

Sumber : (Wiliam dum dalam kencana,2006,115)

9

Policy Performance

Evaluating forecasting

Problem strukture

Policy problemProblem strukture

Policy outcomes Problem strukture

Policy futures

Problem strukture

monitoring recomendation

Policy action

Page 10: Paper Filsafat Kelompok 4

1. policy performance

yaitu kinerja kebijakan

2. Policy features

yaitu masa depan kebijakan

3. Policy actions

yaitu tindakan kebijakan

4. Policy Outcomes

yaitu hasil kebijakan

5. Forecasting yaitu

Ramalan perkiraan

6. Recommendation

yaitu legitimasi kebijakan

7. Monitoring

yaitu Pemantauan

8. Evaluating

yaitu penilaian Baik buruk.

Maksud dari gambar diatas adalah Tampak bahwa sebelum menentukan

apa masalah masalah kebijakan perlu ditentukan atruktur wujudnya, sebelum

menentukan kebijakan yang akan dibuat perlu pernyataan persetujuan dari yang

berwenang, sebelum itu berakibat perlu persiapan antisipatif,dan sebelum

kebijakan itu ditampilkan perlu nilai baik buruknya ( Kencana, 2006, 115)

Pada intinya suatu kebijakan akan diimplementasikan oleh unit unit

administrative tertentu dengan memobilisasi dana dan suberdaya yang ada setelah

melalui adopsi kebijakan yang merupakan tahapan dimana ditentukan pilihan

1

Page 11: Paper Filsafat Kelompok 4

kebijakan melalui dukungan administrator dan legislatif. Tahap ini ditentukan

setelah melalui suatu proses rekomendasi ( Keban, 2008 ; 67 )

Pengertian human relation

Menurut Siagian (1985 : 91) human relation adalah keseluruhan hubungan

baik yang formal maupun yang informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam

suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork yang intim

dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan.

Prinsip-prinsip human relation :

● Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan individu

di dalam organisasi tersebut

● Suasana kerja yang menyenangkan

● Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja

● Manusia bawahan bukan mesin

● Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang maksimal

● Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan

● Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik

● Alat perlengkapan yang cukup

● The right man in the right place

● Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan

Peranan public relations dalam proses administrasi

Public relations adalah keseluruhan kegiatan yang dijalankan oleh suatu

organisasi terhadap fihak-fihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan

memperoleh dukungan fihak lain itu demi tercapainya tujuan organisasi dengan

sebaik-baiknya. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-

jelasnya dan sebaik-baiknya kepada fihak lain itu mengenai semua segi aktivitas

organisasi agar supaya fihak-fihak lain itu mempunyai gambaran yang tepat serta

pengertian yang benar tentang organisasi sehingga fihak-fihak lain itu dengan

sukarela memberikan dukungan terhadap organisasi serta kegiatan-kegiatannya.

Kegiatan-kegiatan public relations dapat digolongkan menjadi:

● Public relations yang formal

1

Page 12: Paper Filsafat Kelompok 4

Golongan kegiatan-kegiatan inilah yang dijalankan oleh pimpinan suatu

organisasi yang dalam prakteknya sehari-hari pelaksanaannya diserahkan

kepada biro/bagian/seksi public relations

● Public relations yang informal

Jika kegiatan-kegiatan public relations hanya dibatasi pada kegiatan-kegiatan

formal saja, maka sangat disangsikan apakah masyarakat dan fihak-fihak luar

lainnya sungguh-sumgguh memperoleh gambaran yang setepat-tepatnya

mengenai aktivitas-aktivitas organisasi.

Syarat-syarat seorang pejabat public relations:

● Pejabat tersebut harus mengetahui dengan jelas tujuan organisasi

● Mengetahui dengan jelas kebijaksanaan pimpinan organisasi

● Ia harus mengetahui dengan jelas latar belakang perumusan kebijaksanaan

yang telah selesai dirumuskan

● Ia harus memahami dengan mendalam filsafat administrasi yang dianut oleh

pimpinan organisasi

● Menguasai secara mendalam sistem, prosedur dan metode kerja dari setiap

unit pada organisasi

● Harus dapat berkomunikasi dengan fihak luar, baik secara tertulis maupun

lisan

● Harus sabar dan tabah menghadapi fihak luar, terutama fihak-fihak yang

bersifat antagonis

● Mempunyai kepribadian yang menarik

Jadi, untuk mempermudah proses pencapaian tujuan, hubungan-hubungan

yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern harus diciptakan, dikembangkan

dan dibina.

Perencanaan

Fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara. Cara-cara

itu ialah :

● Mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik. Ciri-ciri itu

adalah

1

Page 13: Paper Filsafat Kelompok 4

1. rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami

tujuan organisasi

3. rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami

teknik-teknik perencanaan

4. rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti

5. rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan

6. rencana harus bersifat sederhana

7. rencana harus luwes

8. di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko

9. rencana harus bersifat praktis (pragmatis)

10. rencana harus merupakan forecasting

● memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian perencanaan yang

harus dijawab dengan memuaskan.

● Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus

dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Pembuatan suatu

rencana dapat dipandang sebagai masalah yang harus terpecahkan dengan

sistematis, serta didasarkan kepada tujuh langkah tertentu yaitu :

a) Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi.

b) Kumpulkan data-data

c) Penganalisaan data-data

d) Penetuan beberapa alternatif

e) Memilih cara yang kelihatannya terbaik

f) Pelaksanaan

g) Penilaian hasil yang dicapai

1

Page 14: Paper Filsafat Kelompok 4

BAB IIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pembuatan kebijakan diperlukan berbagai macam unsur pendukung

untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Aktor pembuat kebijakan seperti para

administrator harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan menjalin human relations

yang baik dalam suatu wadah organisasi. Dan para administrator harus

mementingkan kepentingan publik dalam menjalankan tugasnya. Sehingga jika

semua unsur itu digabung akan tercipta tujuan organisasi yang maksimal.

Oleh sebab itu, titik tolak dari semua pembahasan di atas tentang proses,

pola dan teknik pengambilan kebijakan adalah manusia, baik ia berperan sebagai

subyek maupun objek keputusan. Pendapat ini sesuai filsafat administrasi modern

yang mengatakan bahwa manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap

organisasi, apapun tujuannya, bagaimanapun strukturnya, dari betapa beraneka

ragampun kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakannya.

3.2 SARAN

● Bagi para pemimpin hendaknya mementingkan kepentingan publik karena

itu merupakan tugasnya

● Bagi para bawahan hendaknya selalu mempunyai sifat kreatif untuk

menunjukkan keahliannya dan tidak selalu tergantung pada atasan

1

Page 15: Paper Filsafat Kelompok 4

DAFTAR PUSTAKA

Hayat, Ainul.2005.Philosophy of administration.Malang:PT Bumi Aksara

Islamy, M Irfan.2007. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Keban, Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Yogyakarta

: Gava media.

Santoso,Slamet.2007.Kelompok Filsuf dalam Analisis Kebijakan, (online),

(http://www.kompas.com), diakses 28 Maret 2009

Siagian, Sondang P.1985.Filsafat Administrasi.Jakarta: PT Gunung Agung.

Syafiie Kencana, Inu. 2006. Ilmu administrasi Publik, Jakarta: Rineka Cipta.

Wahab, Solichin Abdul.2008.Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara.Jakarta: PT Bumi Aksara.

1